52
Powerpoint Templates Page 1 Powerpoint Templates BIOLOGICAL INDICATOR

Bio Indika Tor

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 1

Powerpoint Templates

BIOLOGICAL INDICATOR

Page 2: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 2

BIOLOGICAL INDICATOR(INDIKATOR

BIOLOGI/BIOINDIKATOR)

1. Tujuan Pembelajaran

a. Mahasiswa mengetahui tentang indikator biologi

b. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis indikator biologi yang berguna dalam menonitor pencemaran lingkungan dan dan peranannya dalam kesehatan

Page 3: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 3

2. Definisi

Indikator biologi dapat didefinisikan sebagai:

1. Satu spesies atau kelompok spesies yang keberadaannya merefleksikan keadaan biotik atau abiotik suatu lingkungan, mewakili dampak perubahan lingkungan pada suatu habitat, komunitas, atau ekosistem, atau merupakan indikasi dari keanekaragaman dari suatu subset taksa, atau keanekaragaman dalam suatu area (Mc Geoh, 1998)

2. Organisme/populasi/komunitas dari organisme,yang kehadiran (occurrence), daya tahan (vitality), dan reaksinya (response) nya dapat berubah karena dampak dari perubahan pada lingkungannya (Kovacs, 1992). Perubahan yang terjadi pada organisme tersebut dapat menjadi petunjuk terhadap kondisi ekosistem (lingkungan) secara keseluruhan

Page 4: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 4

Perubahan kondisi lingkungan sering dihubungkan dengan:

1. gangguan dari manusia (misalnya: pencemaran, perubahan penggunaan lahan)

2. tekanan lingkungan (misalnya: kekeringan, akhir musim semi yang dingin)

Bioindikator meliputi penggunaan semua taksa organisme baik pada tingkatan individu (spesies), populasi, maupun komunitas.

Namun taksa pada tingkatan individu (spesies) yang paling sering dijadikan sebagai bioindikator.

Spesies indikator adalah kehadiran atau ketidak hadiran spesies akibat faktor lingkungan tertentu.

Page 5: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 5

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) juga dapat menjadi bioindikator, yaitu bioindikator untuk menilai keberlanjutan bentang alam (landscape).

3. Fungsi Bioindikator

Bioindikator digunakan untuk:

a. Mendeteksi perubahan di lingkungan alamb. Memonitor keberadaan polutanc. Penentuan efek synergetic dan antagonistik

dari berbagai polutan dalam suatu organismed. Pengenal awal dari kerusakan polutan

terhadap organismee. Pengenal awal bahaya toxic terhadap manusiaf. Memonitor kemajuan pemulihan lingkungan

(environmental clean up) dan pengujian zat (test substances).

(Adams et al., 2005; Nkwoji et al., 2010; Saulovic, 2012)

Page 6: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 6

4. Pembagian bioindikator

(sub) organism Species Community Ecosystem Ecoregion

Biomarker Bioindikator Indikator:Kimia,Fisika,Ekonomi,Sosiologi,Bentang

Alam (landscape)

Indikator Lingkungan

Bioindikator polusi Bioindikator Ekologi

Bioindikator Keanekaragaman

Toksikologi Ekologi

Efek Bioindikator Sentinel

Stres respon Efek Bioakumulasi

Peringatan dini Kepatuhan Diagnosis

Online biomonitoring Trend biomonitoring

Page 7: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 7

Berdasarkan atas perbedaan penerapannya dalam biomonitoring, bioindikator dapat dibedakan atas 3, yaitu:

a. Bioindikator lingkunganyaitu spesies atau kelompok spesies yang diduga merespon terhadap perubahan atau gangguan lingkunganContoh: Lichen

b. Bioindikator ekologiyaitu spesies yang diketahui sensitiv terhadap polusi, fragmentasi habitat atau tekanan lainnya. Respon dari indikator ini mewakili komunitasContoh: Alang-alang, macaranga

Page 8: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 8

c. Bioindikator keanekaragamanyaitu kekayaan spesies dari suatu takson indikator, digunakan sebagai indikator kekayaan species dari suatu komunitas.

Namun definisi ini telah berkembang lebih luas menjadi:

Parameter-parameter terukur untuk ke anekaragaman hayati.

Termasuk misalnya kekayaan spesies, endemisitas, parameter-parameter genetik, parameter-parameter spesifik populasi, dan parameter-parameter bentangan alam.

Contoh: Penggunaan keanekaragaman hayati sebagai indikator kualitas bentangan alam (landscape)

Page 9: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 9

Beberapa bio indikator yang sering digunakan adalah:

1. Tumbuhan Tingkat Rendah (Cryptogamae)

A. Lichens

Lichen adalah organisme yang terspesialisasi, merupakan simbiosis antara jamur dan alga yang membentuk sebuah unit nutrisional dan fisiologi

Lichen bereaksi terhadap polusi udara, beberapa spesies sangat sensitiv terhadap polusi udara.

Biasanya lichen menjadi indikator untuk pencemaran udara, terutama pencemaran oleh sulfur dioksida (SO2)

Page 10: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 10

Gas SO2 (sulfur dioksida) merupakan gas polutan

yang banyak dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung unsur belerang seperti minyak, gas, batubara, maupun kokas.

Jenis lichen yang ditemukan pada suatu area dapat menjadi bioindikator konsentrasi SO2 di udara.

Beberapa spesies lichen sangat sensitiv terhadap SO2, contohnya Lobaria amplissima yang hanya dapat hidup pada konsentrasi SO2 0 µg/m3.

Sedangkan spesies lain ada yang sangat toleran misalnya spesies Lecanora conizaeoides yang mampu hidup pada konsentrasi SO2 150 µg/m3.

Page 11: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 11

Pada daerah yang konsentrasi SO2 tinggi dapat terbentuk area yang dikenal dengan lichen desert, yaitu area yang hampir secara total tidak memiliki lichen sama sekali. Contoh kasus lichen desert ini yaitu di Paris pada tahun 1866, dimana pada saat itu ditemukan konsentrasi SO2 yang tinggi diudara

Akibat utama pencemaran gas sulfur oksida, khususnya SO2

terhadap manusia adalah terjadinya iritasi pada system pernapasan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO2 sebesar 5 ppm atau lebih.

Bahkan pada beberapa individu yang sensitive, iritasi sudah terjadi pada paparan 1-2 ppm saja

Page 12: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 12

Sumber: Wiharja, 2002

Page 13: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 13

B. Jamur

Jamur yang tumbuh secara alami dengan menyebarkan jaringan miselia secara luas di permukaan tanah sangat baik digunakan sebagai bioindikator akumulasi logam berat (seperti Cd, Hg, Pb)

Residu logam berat di tanah berasal dari :• Sumber geokimia• Pengendapan logam berat dari udara ke

permukaan tanah• Pengendapan polutan logam berat secara

langsung dari permukaan tanah• Peningkatan keasaman tanah

Jamur yang paling berguna sebagai indikator akumulasi logam berat adalah yang termasuk dalam golongan jamur dekomposer bahan organik dan mikoriza.

Page 14: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 14

Akumulasi logam berat pada jamur yang dapat dijadikan bahan pangan dapat mencapai tingkatan yang sangat tinggi, sehingga mereka menjadi tidak layak konsumsi.

Contoh jamur yang dapat mengakumulasi logam berat yaitu:

• Jamur Lycoperdon gemmatum, Mycena pura dan Collybia mengakumulasi air raksa (Hg) dari humus

• Agaricus sp, mengakumulasi Hg• Lyophyllum connatum, mengakumulasi kadmium (Cd), timbal (Pb)

• Boletus edulis, mengakumulasi Zn

Selain sebagai indikator logam berat, jamur juga dapat menjadi indikator polusi radioaktiv

Page 15: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 15

Penelitian di Swedia dan Yugoslavia setelah terjadinya tragedi Chernobyl, menunjukkan meningkatnya radioaktiv isotop (103 Ru, 106 Ru, 134 Cs) dalam jamur.

Adanya pencemara zat radioaktif dan logam berat di tanah tentunya tidak diharapkan. Karena melalui rantai makanan, zat-zat tersebut dapat terakumulasi dan masuk kedalam tubuh manusia.

Zat radioaktiv dan logam berat dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kesehatan manusia.

kadmium: Keracunan Cd dapat mempengaruhi otot polos pembuluh darah. Akibatnya tekanan darah menjadi tinggi yang kemudian bisa menyebabkan terjadinya gagal jantung dan kerusakan ginjal

Page 16: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 16

Keracunan cadmium yang bersifat akut juga akan menyebabkan gejala gastrointestinal dan penyakit glomerulo – nephritis biasa, hanya pada fase lanjut dari keracunan Cd ditemukan pelunakan dan fraktur (patah) pada tulang-tulang punggung.

Air raksa:Air raksa memiliki sejumlah efek yang sangat merugikan pada manusia, di antaranya:

• Keracunan oleh merkuri nonorganik terutama mengakibatkan terganggunya fungsi ginjal dan hati.

• Mengganggu sistem enzim dan mekanisme sintetik apabila berupa ikatan dengan kelompok sulfur di dalam protein dan enzim.

Page 17: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 17

• Merkuri (Hg) organik dari jenis metil-merkuri dapat memasuki placenta dan merusak janin pada wanita hamil sehingga menyebabkan cacat bawaan, kerusakan DNA dan Chromosom, mengganggu saluran darah ke otak serta menyebabkan kerusakan otak.

Timah hitam (Pb) Sekali masuk ke dalam tubuh timah didistribusikan terutama ke 3 (tiga) komponen yaitu darah, jaringan lunak (ginjal, sumsum tulang, liver, otak, dan jaringan dengan mineral (tulang dan gigi). Tubuh menimbun timah selama seumur hidup dan secara normal mengeluarkan dengan cara yang lambat.

Efek yang ditimbulkan adalah gangguan pada saraf perifer dan sentral, sel darah, gangguan metabolisme Vit.D dan Calsium sebagai unsur pembentuk tulang, gangguan ginjal secara kronis, dapat menembus placenta sehingga mempengaruhi pertumbuhan janin.

Page 18: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 18

2. Tumbuhan Tingkat Tinggi (Phanerogamae)

Disamping Lichen, tumbuhan tingkat tinggi juga dapat menjadi bioindikator pencemaran SO2 yaitu beberapa jenis pohon (Ulmus sp., Salix sp., Platanus sp.).

Pohon-pohon ini bereaksi terhadap kadar SO2 yang melebihi 0,9 ppm yaitu dengan menunjukkan gejala daunnya menjadi kuning dan muncul bintik-bintik nekrosis.

Beberapa jenis tumbuhan tinggi dapat pula menjadi indikator ekologi untuk kualitas hutan.

Kehadiran spesies tertentu dapat menunjukkan suatu lokasi berada dalam tahapan suksesi, hutan sekunder atau hutan primer.

Page 19: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 19

Contohnya yaitu:

a. Kehadiran padang rumput alang-alang Alang-alang adalah salah satu tumbuhan pionir

pada proses suksesi. Suksesi terjadi karena hutan primer yang ada sebelumnya mengalami kerusakan baik karena kebakaran hutan atau dibuka untuk kegiatan perladangan berpindah.

b. Macaranga dan Mallotus Macaranga (Macaranga gigantea, Macaranga

hypoleuca, Macaranga pearsonii) dan Mallotus adalah tumbuhan yang menjadi ciri khas dari hutan sekunder.

Hutan sekunder adalah tahapan lanjutan pada proses suksesi untuk mencapai ekosistem klimaks (hutan primer).

Page 20: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 20

3. Mikroorganisme

Mikroorganisme biasanya digunakan sebagai bioindikator untuk kualitas perairan.

a. Bakteri Bakteri dapat menjadi indikator alami kehadiran pencemar organik dan fecal.

Bakteri Spaerotilus, kehadirannya dalam suatu badan air dapat menjadi petunjuk tingginya kandungan senyawa organik di dalam air.

Kehadiran bakteri Coli di badan air menunjukkan bahwa badan air tersebut telah mengalami pencemaran fecal (kotoran manusia). Karena bakteri ini berasal dari fecal/tinja manusia maupun hewan berdarah panas lainnya

Page 21: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 21

Menurut ketentuan WHO dan APHA, kehadiran dan jumlah bakteri Coli di dalam air menjadi salah satu penentu kualitas air terutama untuk air minum.

Jumlah Coli maksimum yang diizinkan berada dalam air minum adalah 1/100 ml air.

Jika dalam 100 ml air minum terdapat 500 sel bakteri Coli, memungkinkan terjadinya penyakit gastro enteritis yang segera diikuti dengan demam tifus.

Salah satu contoh jenis bakteri Coli adalah Escherichia coli, bakteri ini dapat menyebabkan penyakit diarhea, septimia, peritonistis, meningitis dan infeksi-infeksi lainnya.

Page 22: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 22

B. Mikroalga

Mikroalga biasanya dijadikan sebagai bioindikator untuk tingkatan trophic perairan.

Pada perairan yang oligotrophic yaitu perairan yang masih jernih, belum mengalami pencemaran kelompok mikroalga yang mendominasi adalah:

• chlorophyceae (Desmid, Staurastrum),• Diatomaceae (Tabellaria, Cyclotella),• Chrysophyceae (Dynobryon).

Perairan yang oligotrophic sangat berguna untuk kehidupan manusia, terutama menjadi sumber bahan baku air minum.

Page 23: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 23

Perairan oligotrofik dapat menjadi perairan yang eutrofik jika mengalami peningkatan jumlah nutrien(terutama nitrogen dan fosfor).

Pada perairan eutrofik kelompok mikroalga yang biasa hidup diperairan oligotrofik tidak akan mampu bertahan hidup.

Mikroalga yang mendominasi adalah mikroalga yang mampu bertahan hidup dalam kadar nutrien yang tinggi yaitu dari kelompok:

• Cyanophyceae (Anabaena, Aphanizomenon, Mycrocystis),

• Diatomaceae (Melosira, Fragilaria, Stephanodiscus, Asterionella).

Page 24: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 24

Perairan yang mengalami eutrofikasi tidak dapat dipergunakan oleh manusia, karena dapat membahayakan kesehatan manusia yang memanfaatkannya.

Keberadaan mikroalga kelompok Diatomaceae dalam perairan menandakan adanya senyawa kimia yang bersifat toksik dalam perairan.

Mikroalga kelompok Cyanophyceae yang terdapat dalam perairan yang mengalami eutrofikasi, mengandung racun sehingga berpotensi menyebabkan terjadinya resiko keracunan pada manusia.

Page 25: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 25

4. Hewan

Kupu-kupu adalah salah satu bioindikator untuk perubahan habitat dan perubahan iklim.

Kremen (1992) menggunakan keanekaragaman kupu-kupu sebagai indikator untuk parameter-parameter ekologi di madagaskar.

Hasilnya menunjukkan kupu-kupu adalah indikator yang baik untuk heterogenity

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kupu-kupu dapat menjadi indikator kekayaan keanekaragaman species lain seperti burung, lichen dan tumbuhan.

Page 26: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 26

Page 27: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 27

Keanekaragaman Hayati

Page 28: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 28

KEANEKARAGAMAN HAYATI

1. Tujuan Pembelajarana. Mahasiswa dapat mengetahui tipe-tipe

keanekaragaman hayati di Indonesiab. Mahasiswa dapat memahami manfaat

keanekaragaman hayati Indonesia terutama di bidang kesehatan

c. Mahasiswa dapat memahami pentingnya konservasi keanekaragaman hayati Indonesia

2. PengertianKeanekaragaman hayati adalah keadaan beragamnya ekosistem, jenis dan variabilitas genetika dari hewan, tumbuh-tumbuhan dan mikroorganisme yang hidup.

Page 29: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 29

3. Fungsi keanekaragaman hayati Fungsi dari keanekaragaman hayati adalah:

Menyediakan berbagai barang dan jasa untuk kehidupan manusia seperti sandang, pangan, papan, energi dan bahan produksi

Menyediakan sumberdaya genetik untuk bahan dasar pemuliaan tanaman komoditas dan obat

Mendukung sistem kehidupan seperti menjaga kualitas tanah, menyimpan, memurnikan, dan menjaga reservoir air, menjaga siklus pemurnian udara, siklus karbon dan nutrisi

4. Keanekaragaman hayati Indonesia

Di dunia, Indonesia termasuk salah satu dari 10 negara megabiodiversitas, dengan jumlah kekayaan keanekaragaman hayati dan endemisitas yang tinggi.

Page 30: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 30

Keanekaragaman hayati dapat dibedakan atas:a. Keanekaragaman ekosistemb. Keanekaragaman spesiesc. Keanekaragaman genetik

Keanekaragaman hayati yang tinggi akan menghasilkan kestabilan ekosistem yang mantab.Keanekaragaman hayati Indonesia antara lain:

• mamalia 515 jenis, 36% diantaranya endemik• reptil ± 600 jenis• burung 1519, 28% diantaranya endemik• amfibi ± 270 jenis• hewan tidak bertulang belakang 2827 jenis• tumbuhan ± 38000 jenis, 1260 jenis yang bernilai medis

Page 31: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 31

Tingginya keanekaragaman hayati dan endemisitas tersebut disebabkan oleh berbagai aspek geografi kepulauan seperti:

1. Pengaruh ukuran dan isolasi pulau-pulau2. Pengaruh ketinggian dan habitat3. Pengaruh geografi

Menurut teori biogeografi pulau: jumlah spesies yang terdapat pada suatu

pulau akan ditentukan oleh luas pulau. Jumlah spesies yang bertahan dalam suatu

pulau akan ditentukan pula oleh angka imbang antara rata-rata laju kepunahan setempat dengan laju migrasi

Page 32: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 32

Keanekaragaman Ekosistem

• Keanekaragaman ekosistem berkaitan dengan keanekaragaman tipe habitat, komunitas biologis, dan proses-proses ekologis dimana keanekaragaman spesies dan genetik terdapat di dalamnya.

• Di Indonesia terdapat sekitar 90 jenis ekosistem, dan sangat beranekaragam, diantaranya yaitu: Padang salju tropis di puncak jayawijaya, hutan hujan dataran rendah, hutan pantai, padang rumput, savana, lahan basah, muara dan pesisir pantai, danau, hutan mangrove, padang lamun, terumbu karang dan masih banyak yang lainnya.

• Berdasarkan data IBSAP 2003 tercatat di Indonesia terdapat beberapa tipe ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi yaitu:

Page 33: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 33

• Ekosistem hutanHutan Indonesia mencakup sekitar 4% dari frontier forest dunia.Frontier forest adalah:

luasan hutan alam yang besar, dengan komposisi ekosistem yang lemgkap dan relatif tidak terganggu, sehingga proses ekologis dan suksesi alami dapat terus berlangsung dengan baik.

Indonesia memiliki sekitar 15 formasi hutan alami dengan luas mencapi 119 juta hektarTipe hutan utama:

Hutan dataran rendah yang selalu hijau (di Kalimantan dan Sumatera)Hutan monson dan savana (di nusa tenggara)Kawasan hutan alpin (di papua)

• Ekosistem lahan basahLuas lahan basah Indonesia adalah 33.847.814 ha, yang terdiri dari:

Page 34: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 34

Lahan basah alami, dengan luasan 24.994.685 ha (manggrove, gambut, rawa air tawar, dan lain-lain)Lahan basah buatan yang mempunyai keanekaragaman hayati yang tinggi, seluas 8.853.29 ha

Lahan basah Indonesia memiliki 1423 species flora lahan basahFauna lahan basah tidak kalah banyaknya, seperti memiliki 1300 species ikan air tawar dengan jumlah endemik masing-masing 30 species di Sumatera, 149 species di Kalimantan, 12 species di Jawa dan 52 species di Sulawesi

• Ekosistem kawasan karstDi Indonesia pada umumnya berupa batu gamping atau metamofosis

Page 35: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 35

Luas kawasan berbatu gamping di Indonesia mencapai 15,4 juta hektarBeberapa kawasan berbatu gamping telah berkembang menjadi kawasan karst dan kaya akan keanekaragaman hayati.

• Ekosistem hutan mangrovePada awal 1990an, luas hutan mangrove Indonesia mencapai 2,5 juta haMemiliki 89 spesies tumbuhan di dalamnya

• Beberapa tipe ekosistem Indonesia mengalami banyak perubahan fungsi akibat aktivitas manusia

• Ancaman tersebut antara lainberupa penebangan pohon (deforestasi), fragmentasi, dan konversi dalam bentuk pemanfaatan lainnya.

Page 36: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 36

• Perubahan pada ekosistem akan mempengaruhi keanekaragaman spesies dan genetik yang berada di dalamnya

• Keanekaragaman Ekosistem memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung.

• Manfaat langsung:Ekowisata, contoh: ekowisata Taman Nasional (TN) halimun, ekowisata TN. Kepulauan Seribu, TN. Bunaken, Tahura Djuanda, dsbPengembangan pemandangan alam, fenomena alam yang menakjubkan, air terjun dan lansekap/bentang alam yang mengandung keindahan serta kenyamanan pandangPengembangan agroekosistem, contohnya adalah Taman Bunga Nusantara, Perkebunan Apel di Kota Batu Malang, Taman Buah Mekarsari, Perkebunan Teh Gunung Mas di Jawa Barat

Page 37: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 37

• Manfaat tidak langsung:Penyediaan air bersih serta udara sejuk dan bersihSumbangan dalam kesuburan tanah dan perawatannyaPenyediaan iklim mikro untuk keperluan pertanian dan ekonomi

• Pemanfaatan ekosistem juga telah memberikan kontribusi terhadap perekonomian, kegiatan tersebut antara lain:

Ekowisata/wisata alamAgroekosistemPenyediaan air (PAM, air minum dalam kemasan,dll).

Page 38: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 38

Keanekaragaman spesies

• Indonesia memiliki keanekaragaman spesies (flora dan fauna) yang tinggi, sebagian diantaranya adalah endemis.

• Keanekaragaman spesies di Indonesia saat ini terancam kepunahan karena adanya perusakan dan fragmentasi habitat, konversi lahan, eksploitasi yang berlebihan dan sebagainya.

• Daftar spesies terancam punah Indonesia saat ini sudah cukup panjang terdiri atas 63 jenis mamalia, 126 jenis burung, dan 21 jenis reptil.

Page 39: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 39

• Guna menyelamatkan dan mencegah semakin banyaknya species yang punah maka beberapa jenis satwa dan tumbuhan dikategorikan menjadi tumbuhan dan satwa yang dilindungi

• Penetapan golongan tumbuhan dan hewan yang dilindungi didasarkan atas kriteria kondisi populasi yang kecil, menunjukkan adanya penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam, serta mempunyai daerah penyebaran yang terbatas (endemik).

• Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan KonservasiAlam Kementerian Kehutanan di tahun 2009, telah menetapkan jenis flora dan fauna yang dilindungi yaitu: mamalia (127 jenis), burung (382 jenis), reptilia (31 jenis), ikan (9 jenis), serangga (20 jenis), krustasea (2 jenis), anthozoa (1 jenis) dan bivalvia (12 jenis)

Page 40: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 40

Page 41: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 41

• Spesies flora dan fauna dapat menghasilkan produk dalam bentuk barang dan/atau jasa

• Sumbangan berupa produk dapat dalam bentuk tubuh atau bagian tubuh makhluk yang dimanfaatkan atau dapat juga berupa produk yang dihasilkan dari kegiatan atau peri laku kehidupan spesies.

• Realisasi ekspor untuk jumlah satwa dan tumbuhan pada tahun 2010 sebesar Rp 4.502.353.160 dengan jumlah nilai ekspor sekitar US$ 377.725.060,42.

• ekspor satwa liar antara lain mammalia, amphibia, koral, buaya/kulit buaya dan ikan, menghasilkan dengan nilai ekspor sekitar Rp 2.918.840.600,-.

• Nilai ekspor beberapa jenis tumbuhan, diantaranya anggrek, gaharu, pakis dan ramin menghasilkan perkiraan devisa sebesar US$ 4.093.399,91.

Page 42: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 42

• Sumbangan dalam bentuk jasa antara lain:– Penyerbukan– Pengendalian hama– Penyuburan tanah– Indikator lingkungan atau kondisi suasana tetentu

Keanekaragaman Genetik

Keanekaragaman genetik adalah segala materi genetik yang mengandung faktor-faktor penentu keturunan (heredity building block) yang terdapat pada hewan, tumbuhan dan mikroorganisme, yang memiliki nilai atau berpotensi memiliki nilai untuk kehidupan manusia.

Page 43: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 43

• Keanekaragaman genetik diperlukan oleh setiap spesies untuk menjaga vitalitas reproduksi, ketahanan terhadap penyakit, dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan kondisi.

• Spesies langka umumnya memiliki variasi genetik yang lebih sedikit daripada spesies yang lebih umum dan karena itu lebih mudah punah jika kondisi lingkungan berubah

• Keanekaragaman genetik adalah suatu sumberdaya yang penting karena:

Keanekaragaman genetik/sumberdaya genetik (SDG) tidak terdistribusi secara merata.

Page 44: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 44

Hewan, dan mikroba dimana SDG ditemukan sering membentuk ekosistem yang kompleks dan seimbang, namun rapuh sehingga mudah terkena ancaman bahaya

Cara dimana sumberdaya genetik tersebut diakses dan bagaimana keuntungan dari pemanfaatannya dibagi, dapat menciptakan insentif untuk konservasi dan penggunaan yang berkelanjutan serta dapat berkontribusi pada perwujudan ekonomi yang lebih adil dan seimbang untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan

• SDG menyediakan sumber informasi penting untuk lebih memahai dunia hayati dan dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai macam produk dan jasa untuk kesejahteraan manusia seperti obat-obatan, kosmetik, praktek dan teknologi pertanian, serta lingkungan.

• .

Page 45: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 45

• SDG juga terkait erat dengan pengetahuan tradisional dari masyarakat lokal dan masyarakat hukum adat. Pengetahuan yang bernilai tinggi ini telah dibangun dan dilestarikan dari generasi ke generasi berikutnya.

• Nilai dari pengetahuan tradisional penting dipahami dan dihargai secara layak oleh mereka yang menggunakannya, dan hak-hak dari masyarakat lokal dan masyarakat hukum adat harus diperhatikan pada saat negosiasi tentang akses dan penggunaan sumberdaya genetik.

• Sumber daya genetik dapat diakses untuk digunakan, namun perlu pula di perhatikan pembagian keuntungan dari pemanfaatan tersebut

Page 46: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 46

• Keuntungan yang dibagi tersebut dapat dalam bentuk:

Finansialseperti pembagian royalti ketika sumber daya digunakan untuk menghasilkan produk komersial

Non finansialpengembangan keahlian dan pengetahuan tentang penelitian

• Akses dan pembagian keuntungan ini diatur dalam Protokol Nagoya tentang akses atas sumberdaya genetik dan pembagian keuntungan yang adil dan merata yang timbul dari penggunaan atas konvensi keanekaragaman hayati.

Page 47: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 47

Keanekaragaman Hayati dan Bidang Kesehatan

• Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia memiliki peran penting di dalam bidang kesehatan.

• Berbagai tumbuhan dan hewan yang terdapat di berbagai ekosistem Indonesia memiliki manfaat di bidang kesehatan yaitu sebagai bahan baku untuk pengembangan obat-obatan.

• Di Indonesia terdapat lebih kurang 7500 tanaman yang berkhasiat obat

• Contoh tanaman berkhasiat obat dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Page 48: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 48

Page 49: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 49

5. Penghitungan keanekaragaman hayati

• Untuk menghitung keanekaragaman hayati digunakan indeks keanekaragaman.

• Salah satu indeks keanekaragaman yang sering digunakan adalah indeks keanekaragaman Shannon-Weiner

H’ = - ∑ ni ln ni

N N

H’ = indeks keanekaragaman Shannon-Weiner N = jumlah total individu ni = jumlah individu pada jenis ke i

Page 50: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 50

• Klasifikasi nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener  (H’)

Nilai Index Shannon Kategori

>3 Keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah individutiap spesies tinggi dan kestabilan komunitas tinggi

1-3 Keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah individutiap spesies sedang dan kestabilan komunitas sedang

< 1 Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah individutiap spesies rendah dan kestabilan komunitas rendah

Page 51: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 51

DAFTAR PUSTAKA

Bellinger E.G dan D.C Siegee. 2010. Freshwater Algae: Identification and Use as Bioindicators. John Wiley & Sons, Ltd. http://www.dbbe.fcen.uba.ar/new/contenido/objetos/ 2010BellingerySigeeIndicadorescap3.pdf

Harjadi, B et al. . 2010. Analisis Kerentanan Tumbuhan Hutan Akibat Perubahan Iklim. http://www.scribd.com /doc/53235319/15/Tabel-1-Klasifikasi-nilai-indeks keanekaragaman Shannon-Wiener-H%E2%80%99

Kementerian Lingkungan Hidup. 2007. Perangkat Indikator Biologi untuk Pemantauan Kelestarian Fungsi Lingkungan Hidup.

Kementerian Lingkungan Hidup. 2008. Pedoman Umum Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati bagi Duni Usaha

Kementerian Lingkungan Hidup. 2011. Paket Informasi Keanekaragaman Hayati Seri Sumberdaya Genetik.

Page 52: Bio Indika Tor

Powerpoint TemplatesPage 52

Primack, R.B et al.. 1998. Biologi Konservasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta

Purnobasuki, H. 2004. Potensi Mangrove Sebagai Tanaman Obat. Biota 9 (2).

Silk, J.W.F., P.J.A Kebler, P.C. van Welzen. 2003. Macaranga and Mallotus Species (Euphorbiaceae) as Indikators for Disturbance in The Mixed Lowland Dipterocarp Forest of East Kalimantan (Indonesia). Ecological Indikators (2)

Tanimoto, T. 1981. Vegetation of The Alang-Alang Grassland and Its Succession in The Banakat District of South Sumatera, Indonesia. Bulletin of The Forestry and Forest Products Reseach Institute (314)

Unus, S. 2008. Mikrobiologi Air dan Dasar-Dasar Pengolahan Buangan Secara Biologis. Penerbit PT Alumni. Bandung.

Wiharja. 2002. Identifikasi Kualitas Gas SO2 di Daerah Industri Pengecoran Logam Ceper. Jurnal Teknologi Lingkungan Vol 3 (3).