Biosekurity Lele 2

Embed Size (px)

Citation preview

A. PENDAHULUANBiosecurityadalah tindakan perlindungan dari efek yang merugikan dari organisme seperti agen penyakit dan hama yang membahayakan bagi manusia, hewan, tanaman dan lingkungan.Biosecurity didefinisikan sebagai serangkaian usaha untuk mencegah atau mengurangi peluang masuknya suatu penyakit ke suatu sistem budidaya dan mencegah penyebarannya dari suatu tempat ke tempat lain yang masih bebas. Prinsip dasar dalam pengaplikasiannya adalah isolasi dan desinfeksi. Di Indonesia khususnya sektor perikanan, istilah dan pelaksanaan biosecurity masih sangat relatif baru sehingga konsep ini belum banyak diterapkan. Paling tidak ada dua hal yang menyebabkan para pembudidaya belum melaksanakan program ini, antara lain kurangnya pengetahuan dan miskonsepsi terutama tentang besarnya biaya dalam penerapan biosecurity tanpa mempertimbangkan keuntungan yang akan diperoleh. Efektifitas program biosecurity tergantung pada beberapa hal, baik faktor teknis, managerial maupun ekonomi. Oleh karenanya, dalam pelaksanaannya sangat memerlukan kedisiplinan dan kepedulian yang tinggi baik pada level pelaksana maupun manager. Aplikasi di tingkat farm harus dilakukan secara komprehensif sehingga dapat mencegah masuk, berkembang dan menyebarnya pathogen tertentu yang sangat berbahaya. Dalam suatu kegiatan budidaya, pelaksanaan konsep ini diharapkan mampu menjadi solusi alternatif bagi terciptanya budidaya perikanan yang berkelanjutanIkan lele atau dalam bahasa Inggrisnyacatfishadalah salah satu ikan air tawar yang paling populer dikalangan masyarakat. Ikan lele merupakann ikan air tawar yang sangat mudah dipelihara. Ikan lele bahkan dapat dipelihara di air tawar yang berkualitas kurang baik asalkan tidak mengandung zat-zat berbahaya. Ikan lele juga dapat hidup pada kolam dengan kadar oksigen rendah. Walapun begitu, untuk mendapatkan hasil yang optimal kualitas air harus tetap dijaga. Ikan lele dapat dibudidayakan dalam kolam, di sawah dengan sistem minapadi (ikan lele dipelihara bersama tanaman padi), sistem longyam (balong ayam) yaitu, kolam lele dibuat di bawah kandang ayam, keramba jaring apung atau kejapung atau KJA yang dilakukan di danau atau rawa, atau dengan keramba dasar yang dibuat dari bambu kemudian ditenggelamkan di dasar sungai/saluran/selokan.

B. Tujuan Biosecurity Pembudidaya perairan di Indonesia melakukan biosecurity dengan berbagai macam tujuan, antara lain yang umum dilakukan yaitu untuk: 1). Memperkecil resiko hewan yang dibudidayakan terserang penyakit. 2). Mendeteksi secara dini adanya wabah penyakit. 3).Menekan kerugian yang lebih besar apabila terjadi kasus wabah penyakit. 4) Efisiensi pada waktu, pakan, dan tenaga. 5). Agar kualitas hewan yang dibudidayakan lebih terjamin.

C. Penerapan Biosecurity Pada Kegiatan Budidaya LelePenerapan biosecurity pada budidaya lele khususnya ditujukan pada dua hal, yaitu upaya pencegahan dan upaya pengobatan seperti dijelaskan pada uraian di bawah ini:

Upaya PencegahanUntuk mencegah masuknya wabah penyakit ke dalam kolam pembesaran lele atau mencegah meluasnya wilayah yang terkena serangan penyakit dalam upaya mengurangi kerugian produksi akibat timbulnya wabah penyakit. Beberapa tindakan upaya pencegahan antara lain melalui sanitasi kolam, alat-alat, ikan yang dipelihara, serta lingkungan tempat pembesaran.

a. Sanitasi KolamSanitasi kolam dilaksanakan melalui pengeringan, penjemuran, dan pengapuran dengan kapur tohor atau kapur pertanian sebanyak 50-100 gram/m2yang ditebar secara merata di permukaan tanah dasar kolam dan sekeliling pematang kolam. Bahan lain yang bisa digunakan untuk sanitasi kolam di antaranya methyline bluedengan dosis 20 ppm dan dibiarkan selama 2 jam. Kemudian kolam dimasuki air baru dan ditebari ikan setelah kondisi air kembali normal.Pergantian air kolam terpal budidaya lele juga diperlukan, meskipun lele termasuk jenis ikan yang tahan pada berbagai kondisi dan jenis air, tetapi dengan kondisi air yang tidak di ganti dalam jangka waktu lama akan membuat kualitas air menjadi buruk dan bau yang tidak sedap. Pergantian air sebaiknya dilakukan dengan mengganti sekitar 10-30% air setiap seminggu sekali atau 2 minggu sekali sehingga kualitas air dan kesehatan bibit ikan lele budidaya semakin terjaga. Hingga usia lele mencapai 1 bulan, maka seleksi dan pemisahan ikan lele berdasar kualitas dan ukuran sudah harus dilakukan. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan lele sama rata baik dari segi ukuran dan kualitas lele.Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah selalu periksa ketahanan pagar kolam, karena beban terpal dan air cukup besar sehingga pagar kolam yang tidak kuat akan berakibat fatal. Jika kolam yang didirikan berada di area terbuka (langsung terkena sinar matahari/ bukan tempat rindang) diusahakan untuk memakai paranet di atasnya, untuk menghindari sinar matahari langsung. Juga untuk menghindari tangan-tangan jahil atau hama manusia.b. Sanitasi Perlengkapan dan PeralatanPerlengkapan dan peralatan kerja sebaiknya selalu dalam keadaan bersih. Caranya dengan merendam peralatan dalam larutan PK atau larutan kaporit selama 30-60 menit. Pengunjung dari luarpun sebaiknya tidak sembarangan memegang atau mencelupkan bagian tubuh ke dalam media air pemeliharaan sebelum dibersihkan.c. Sanitasi Lele TebaranBenih lele yang akan ditebarkan sebaiknya selalu diperiksa dahulu. Bila menunjukkan gejala kelainan atau sakit maka lele tersebut harus dikarantina terlebih dahulu untuk diobati. Benih lele yang akan ditebar dan dianggap sehatpun sebaiknya sterilkan terlebih dahulu sebelum ditebar. Caranya dengan merendam benih dalam larutanmethyline blue20 ppm. Lama perendaman masing-masing selama 10-15 menit. Bila sanitasi ikan tebaran akan menggukan obat-obatan alam, dapat dilakukan dengan cara merendam benih lele sangkuriang dalam ekstrak cairan sambiloto dengan dosis 25 ppm, ekstrak cairan rimpang kunyit dengan dosis 15 ppm, atau ekstrak cairan daun dewa dengan dosis 25 ppm. Lama perendaman masing-masing selama 30-60 menit.d. Menjaga Lingkungan Tempat PembesaranUpaya lain perlindungan gangguan dari penyakit lele adalah dengan menjaga kondisi lingkungan atau kondisi ekologis perairan. caranya, setiap kolam pembesaran lele diusahakan mendapat air yang baru dan masih segar, telah melalui sistem filtrasi, dan bahan-bahan organik seperti sampah sedapat mungkin dihindari masuk ke dalam kolam.

Upaya PengobatanTindakan penanggulangan penyakit ikan melalui pengobatan diupayakan agar lele sembuh tanpa membahayakan keselamatannya karena keracunan obat. Untuk itu, perlu diketahui gejala-gejala umum yang timbul, kemudian dilakukan diagnosis untuk menemukan faktor penyebabnya. Setelah itu barulah ditentukan cara pengobatannya. Setelah secara pasti faktor penyebabnya diketahui, kemudian ditentukan pula jenis obat yang akan digunakan serta dosisnya yang tepat sehingga tercapai efisiensi penggunaan obat dan efektifitas pemberantasannya. Beberapa teknik pengobatan yang dianjurkan dan biasanya diterapkan dalam mengobati ikan terinfeksi suatu penyakit antara lain pencelupan, perendaman, usapan, dan pemberian obat melalui pakan.a. PencelupanPencelupan adalah cara pengobatan dengan menggunakan obat-obatan alami atau bahan kimia pada konsentrasi tinggi (ratus/ribuan ppm) dengan waktu pengobatan sangat pendek. Perlu kehati-hatian dalam pengobatan melalui cara ini, terutama melihat kondisi lele yang sakit. Bila kondisi lele sudah terlalu lemah sedangkan daya racun obat sangat tinggi maka ikan bisa mati. Cara pengobatan ini dilakukan dengan menangkap lele yang terinfeksi menggunakan serok, kemudian lele bersama serokannya dicelupkan kedalam larutan obat yang telah disiapkan selama 30-60 detik. Lele yang telah diobati kemudian dipindahkan ke tempat penampungan sambil diberi aerasi dengan air mengalir.b. PerendamanPengobatan melalui perendaman biasanya menggunakan larutan obat tertentu pada konsentrasi relatif rendah. Waktu yang digunakan untuk perendaman cukup panjang yaitu sampai 24 jam. Pengobatan dengan teknik perendaman ini dilakukan 3-5 kali berturut-turut selama 3-5 hari. Setiap kali selesai mengobati, lele dipindahkan ke tempat yang berisi air bersih sambil diberi pakan.c. Usapan/olesanPengobatan dengan cara ini dilakukan dengan mengoleskan obat tepat pada bagian yang luka. Selanjutnya, lele yang sudah diobati dipindahkan kedalam air mengalir agar sisa obat yang beracun bagi lele cepat tercuci.d. Pemberian obat melalui pakanPengobatan ini terutama ditujukan bagi lele yang terinfeksi bakteri pada organ tubuh bagian dalam. Obat yang akan digunakan dicampurkan ke dalam pakan lele sesuai dosis yang dianjurkan. Pakan yang telah dicampur obat diberikan kepada lele yang akan diobati sebanyak 2-3% biomassa, diberikan 3 kali per hari.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Penerapan Biosecurity Dalam Budidaya Udang.http://blog.unila.ac.id/supono/files/2009/09/biosecurity-materi-kuliah.pdf.Diakses pada 25 Mei 2010 pk.08.05 WIB

Basahudin, M. S. 2009. Panen Lele 2.5 Bulan. Jakarta: Penebar Swadaya.

JOHAN NASHRUDDIN. 2010.Penerapan Biosecurity Pada Pembesaran Udang Vannamei (Litopeneaus vannamei) Secara Intensif di PT. Centralpertiwi Bahari Kampung Bratasena Adiwarna Kecamatan Gedung Meneng Kabupaten Tulang Bawang Propinsi Lampung.http://www.aps.apsidoarjo.ac.id/index.php?option=com_rokdownloads&view=file&task=download&id=48%3Apenerapan-biosecurity-pada-pembesaran-udang-vannamei&Itemid=123&lang=enDiakses pada 24 Mei 2010 pk.07:53 WIB.

Nofiyanta, Jaka. 2010. Kajian Penerapan Biosecurity Pada Pembesaran Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)Di PT. Surya Windu Kartika Desa Bomo Kecamatan Rogojampi Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur.http://www.aps.apsidoarjo.ac.id/index.php?option=com_rokdownloads&view=file&task=download&id=49%3Akajian-penerapan-biosecurity-pada-pembesaran-udang-vannamei&Itemid=123&lang=in.Diakses pada 24 Mei 2010 pk.07:51 WIB.Sari, Rohita. 2007. Konsep Biosecurity.http://biosekuritiakuakultur.blogspot.com/2007/12/cacing-cestoda.html.Diakses pada 245 Mei 2010 pk.0756 WIB.

Sucipto, Adi. 2009. Ikan Mas Dan KHV.http://pinginsukses.wordpress.com/2009/09/04/ikan-mas-dan-khv/.Diakses pada 25 Mei 2010 pk.08.11 WIB.

Menanggulangi penyakit lele merupakan salah satu upaya mekmaksimalkan budidaya lele. Pertanyaan dan keluhan mengenai cara mengatasi penyakit pada ikan lele cukup sering kita dengar sehingga penting bagi para pembudidaya lele untuk memiliki pengetahuan di dalam hal ini. Untuk lele bibit di sawah hama lele bisa datang dari kodok, Ucrit dan burung pemakan ikan dan hewan-hewan lain. Penyakit pada ikan lele biasanya disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak kasat mata.

Penyakit pada ikan lele cukup beragam dan memerlukan penanganan yang berbeda-beda tergantung jenis penyakitnya. Untuk mengetahui jenis penyakit apa yang menimpa ikan lele peliharaan kita, bisa dilihat dari gejala-gejala luar ikan lele. Meski lele termasuk ikan yang tahan hidup dalam air yang berkualitas buruk, tetapi sanitasi air memegang peranan penting dalam menunjang kesehatan lele..Penyakit yang menimpa ikan lele biasanya terjadi karena lingkungan air yang tidak baik,misalnya tercemar oleh zat-zat berbahaya, kepadatan tebar yang terlalu besar dan perubahan suhu yang drastis. Pada kondisi demikian daya tahan ikan lele menurun dan mudah terjangkitpenyakit. Penyakit pada lele bisa juga berasal dari bibit lele sudah membawa penyakit dari asalnya, hanya belum menunjukkan gejala sakit saat ditebar. Cara lain mengatasi penyakit ikan lele adalah penakaran ikan lele sakit pada kolam karantina yang diberi garam ikan, selain dengan pengobatan-pengobatan tersebut.Pergantian air kolam terpal budidaya lele juga diperlukan, meskipun lele termasuk jenis ikan yang tahan pada berbagai kondisi dan jenis air, tetapi dengan kondisi air yang tidak di ganti dalam jangka waktu lama akan membuat kualitas air menjadi buruk dan bau yang tidak sedap. Pergantian air sebaiknya dilakukan dengan mengganti sekitar 10-30% air setiap seminggu sekali atau 2 minggu sekali sehingga kualitas air dan kesehatan bibit ikan lele budidaya semakin terjaga. Hingga usia lele mencapai 1 bulan, maka seleksi dan pemisahan ikan lele berdasar kualitas dan ukuran sudah harus dilakukan. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan lele sama rata baik dari segi ukuran dan kualitas ikan lele.Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah selalu periksa ketahanan pagar kolam, karena beban terpal dan air cukup besar sehingga pagar kolam yang tidak kuat akan berakibat fatal. Jika kolam yang didirikan berada di area terbuka (langsung terkena sinar matahari/ bukan tempat rindang) diusahakan untuk memakai paranet di atasnya, untuk menghindari sinar matahari langsung. Juga untuk menghindari tangan2 jahil atau hama manusia.Demikian beberapatips dari kami, semoga bermanfaat dan dapat diaplikasikan dengan sukses. (sumber : berbagai sumber)