Brachial Palsy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bracial

Citation preview

Brachial PalsyA. Definisi Brachial PalsyBrachial palsy adalah kelumpuhan lengan akibat cederanya pleksus brakialis. Pleksus brakialis adalah jaringan saraf tulang belakang yang berasal dari bagian belakang leher, meluas melalui aksila (ketiak), dan mempersarafi ekstremitas atas (lengan).Brachial palsy dibagi menjadi atas dan bawah, tergantung batang pleksus yang terluka. Kelumpuhan pleksus brakialis atas disebut Erbs palsy, sedangkan kelumpuhan pleksus brakialis bawah disebut Klumpke palsy, bisa juga terjadi kelumpuhan total pleksus brakialis. B. Klasifikasi Brachial Palsy1. Erb-Duchenne palsyKerusakan cabang-cabang C.5-C.6 dari pleksus brakialis yang menyebabkan kelemahan dan kelumpuhan lengan untuk fleksi, abduksi, dan memutar lengan keluar serta hilangnya refleks biseps dan moro. Lengan berada dalam posisi abduksi, putaran ke dalam, lengan bawah dalam pronasi, dan telapak tangan ke dorsal. Pada trauma lahir Erb, perlu diperhatikan kemungkinan terbukanya pula serabut saraf frenikus yang menginervasi otot diafragma.Pada trauma ringan, hanya berupa edema atau perdarahan ringan pada pangkal saraf. Secara klinis disamping gejala kelumpuhan Erb, akan terlihat pula adanya sindrom gangguan nafas. Penanganan terhadap trauma pleksus brakialis ditujukkan untuk mempercepat penyembuhan serabut saraf yang rusak dan mencegah kemungkinan komplikasi lain seperti kontraksi otot. Upaya ini dilakukan dengan imobilisasi pada posisi tertentu selama satu sampai dua minggu yang kemudian diikuti dengan program latihan. Pada trauma ini, imobilisasi dilakukan dengan cara fiksasi lengan yang sakit dalam posisi berlawanan dengan posisi karakteristik kelumpuhan Erb. Lengan yang sakit difiksasi dalam posisi abduksi 900 disertai eksorotasi pada sendi bahu, fleksi 900.

2. Erb-Duchenne-KlumpkeLesi yang melibatkan C.4 sampai T.1.

3. Klumpke palsyKerusakan cabang-cabang C.8 sampai T.1 pleksus brakialis yang menyebabkan kelemahan otot-otot pergelangan sehingga terdapat kesulitan untuk mengepal. Penyebabnya adalah penarikan lengan yang berlebihan. Pada bayi dapat dijumpai pada bayi letak sungsang atau letak kepala dengan distosia bahu. Sedangkan pada orang dewasa dijumpai pada orang yang jatuh dan untuk menyelamatkan dirinya ia menyambar tangkai pohon dan dengan demikian bergantung dengan tangan memegang tangkai tersebut terlalu lama.Gejala yang menonjol ialah gejala motorik yang terdiri atas kelumpuhan LMN pada jari-jari dan tangan, sehingga terdapat claw hand. Pola gangguan somatesianya berupa anesteia pada kawasan sempit yang membujur dari tepi ulnar jari kelingking, tangan sampai sepertiga bagian distal lengan bawah.Tatalaksana klumpke berupa imobilisasi dengan memasang bidang pada telapak tangan yang sakit pada posisi netral yang dilanjutkan dengan program latihan.

Klumpke PalsyC. EpidemiologiSaat ini, insiden Brachial palsy adalah 0.8 per 1000 kelahiran hidup. Erb-Duchenne palsy memiliki angka kejadian empat kali lebih banyak dari Klumpke palsy. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan pada kasus ini.D. Etiologi dan Faktor RisikoErb-Duchenne palsy merupakan hasil dari traksi ke bawah di bahu atau lengan, atau traksi lateral terhadap leher. Biasa terjadi akibat trauma lahir. Klumpke palsy merupakan sekunder untuk traksi ke atas pada lengan. Keduanya terjadi karena gaya yang dibutuhkan dalam ekstraksi sulit atau traksi yang dilakukan terlalu kuat dan lama. Beberapa faktor risiko Brachial palsy, yaitu: Malposisi janin Distosia bahu Disproporsi cephalopelvic Ibu diabetes

Manuver Berisiko Brachial PalsyE. Diagnosis1. Tanda dan Gejala Gangguan motorik lengan atas. Jika diangkat, lengan tampak lemas dan menggantung. Hiperekstensi dan fleksi pada jari-jari. Refleks meraih dengan tangan tidak ada. Atrofi otot yang terlibat.2. RiwayatTerdapat riwayat distosia bahu, ibu diabetes, atau disproporsi cephalopelvic sebagai faktor risiko saat kelahiran, maka dilihat apakah terdapat penurunan gerakan lengan bayi, kadang-kadang sudah terlihat sejak lahir. Dalam kasus dewasa terdapat riwayat pernah menggantung lama dengan beban tubuh.

3. Pemeriksaan Fisik Palpasi clavicula proksimal, humerus proksimal, dan tulang rusuk Uji sensasi dengan cahaya, sentuhan, dan cubitan Uji fungsi otot siku, bahu, dan tangan dengan stimulasi dan observasi Pada Erb-Duchenne palsy, bahu diputar kearah dalam, dan tidak bisa berotasi keluar. Pada Klumpke palsy, terdapat kehilangan fungsi jari dan interoseus.

4. Pemeriksaan Penunjang Foto rontgen CT scan Elektromiogram

F. Diagnosis Banding1. Fraktur klavikula2. Fraktur humeri proksimal physeal3. Arthritis septik bahu

G. Tatalaksana1. Tindakan umum Orang tua di ajarkan untuk meluruskan lengan bayi beberapa kali sehari. Pasien dirujuk ke dokter bedah ortopedi untuk pemantauan dan tatalaksana lebih lanjut Observasi dan Fisioterapi dengan gerakan dan terapi panas.

2. Tindakan khusus Terapi Fisik, dilakukan oleh terapis okupasi, untuk membantu dan mengedukasi orang tua agar dapat melakukan latihan peregangan dan ROM pasif dirumah. Operasi, rekonstruksi saraf dapat dilakukan dengan mikroskop operasi dengan perbaikan langsung atau grafting saraf terluka jika fungsi pasien tidak kembali dalam 6 bulan. Transfer tendon, dapat dilakukan untuk memulihkan rotasi eksternal ke bahu. Rilis rotator internal yang ketat, atas indikasi. Osteotomi humerus, merupakan cara lain mengembalikan posisi eksternal. Transfer otot, untuk memulihkan fleksi siku, terutama transfer Latissimus.

H. PencegahanSebagai pencegahan umum, dapat dilakukan bedan sesar jika bayi tampak sangat besar atau terdapat disproporsi cephalopelvic. Namun, tidak semua kasus dapat dicegah.I. Prognosis80% pasien dengan kelahiran Brachial palsy dapat sembuh secara spontan pada usia satu tahun. Fisioterapi dan pembedahan dapat membantu lebih banyak pada kasus anak maupun dewasa. Pasien harus kontrol setiap dua sampai tiga bulan pemantauan fungsi dan perlu perencanaan tes diagnostik yang tepat.J. Komplikasi Kontraktur bahu, siku, dan pergelangan tangan Gangguan sensoris Dislokasi bahu

Kesimpulan1. Kesimpulan Brachial palsy adalah kelumpuhan lengan akibat cederanya pleksus brakialis. Pleksus brakialis adalah jaringan saraf tulang belakang yang berasal dari bagian belakang leher, meluas melalui aksila (ketiak), dan mempersarafi ekstremitas atas (lengan). Brachial palsy dibagi menjadi atas dan bawah, tergantung batang pleksus yang terluka. Kelumpuhan pleksus brakialis atas disebut Erbs palsy, sedangkan kelumpuhan pleksus brakialis bawah disebut Klumpke palsy, bisa juga terjadi kelumpuhan total pleksus brakialis. Rehabilitasi dapat membantu dalam memperbaiki kondisi dan pemulihan akibat gangguan saraf, seperti pada kasus Cervical Root Syndrome dan Brachial Palsy.

Daftar PustakaSidharta, P. Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek Umum. PT Dian Rakyat, Jakarta. 2010Sidharta, P dan Mardjono, M. Neurologi Klinik Dasar. P.T. Dian Rakyat Jakarta. Cetakan ke-15. 2010. Hal. 77-87.Spurling, R.G. Lession of the Cervical Intervertebral Disc. Charles C. Thomas. Publication. Springfield Illinois. USA. 2008

8