103
BUDI DAYA KELAPA SAWIT Oleh SUDIRMAN YAHYA SUWARTO Dosen Fakultas Pertanian IPB Bahan Kuliah

Budidaya Kelapa Sawit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Budidaya Kelapa Sawit

Citation preview

  • BUDI DAYA KELAPA SAWIT

    Oleh

    SUDIRMAN YAHYA

    SUWARTO

    Dosen Fakultas Pertanian IPB

    Bahan Kuliah

  • TIU: Setelah mengikuti kuliah

    ini mahasiswa dapat

    menjelaskan prinsip dan

    teknis budidaya kelapa sawit

  • Pokok Bahasan:

    Studi Kesesuaian Lahan

    Penyediaan Bahan Tanaman

    Persiapan Areal dan Penanaman

    Pemeliharaan TBM

    Pemeliharan TM

    Panen

  • Studi Kesesuaian Lahan

    Sebelum suatu lahan dibuka utk suatu

    perkebunan terlebih dahulu dilakukan studi kesesuaian lahan (tanah dan iklim) berdasarkan syarat-syarat lingkungan tumbuh tanaman kelapa sawit (Tabel 1).

    Tingkat kesesuaian atau kelas tanah menentukan tingkat penerapan teknik budidaya, biaya produksi dan proyeksi hasil (Tabel 2 dan 3)

  • Tabel 1. Kesesuaian Iklim untuk Kelapa Sawit

    Uraian Norma Keterangan

    Suhu kisaran;

    rata-rata

    optimum

    18 32 0 C;24 28 0 C

    Tumbuh baik dengan selang

    suhu tersebut. Di atas atau di

    bawah selang suhu tersebut,

    produktivitas akan lebih rendah

    karena rendahnya proses

    asimilasi, gagalnya

    perkembangan bunga dan

    pematangan buah

    Kelembaban

    relatif (RH)

    > 75 % Kelembaban udara yang rendah

    memperlambat pertumbuhan

    dan pembentukan bunga,sedang

    pada kelembaban yang tinggi,

    tanaman rawan terhadap

    serangan penyakit

  • Uraian Norma Keterangan

    Rata-rata

    Curah

    Hujan

    Tahunan

    (dengan

    penyebaran

    merata)

    2.000 2.500 mm Data curah hujan bulanan dan jumlah hari hujan sangat

    penting karena berhubungan

    dengan sifat tanaman yang

    berbuah sepanjang tahun.

    Fluktuasi curah hujan secara

    langsung berkorelasi erat

    dengan fluktuasi hasil dari

    bulan ke bulan

    Intensitas

    Cahaya

    5 7 jam/hari Kawasan dengan curah hujan yang terlalu tinggi, akan

    mengurangi intensitas cahaya,

    sehingga produktivitas kelapa

    sawit akan rendah.

  • Tabel 2. Kriteria Lahan Untuk Budidaya Kelapa Sawit

    menurut Kelasnya (Berdasarkan Sifat Fisik Tanah dan Iklim)

    Iklim & Sifat

    Fisik Tanah

    Kriteria Lahan

    Baik

    (Kelas I)

    Sedang

    (Kelas II)

    Kurang

    Baik

    (Kelas III)

    Tidak Baik

    (Kelas IV)

    Tinggi (m

    dpl)

    25 200 200 300 300 400 400

    Topografi Datar berombak

    Bergelom

    bang

    Berbukit Curam

    Lereng (%) 0 15 16 25 25 36 > 36

  • Iklim & Sifat

    Fisik Tanah

    Kriteria Lahan

    Baik

    (Kelas I)

    Sedang

    (Kelas II)

    Kurang Baik

    (Kelas III)

    Tidak Baik

    (Kelas IV)

    Solum (cm) > 80 80 60 80 < 60

    Dalam Air (cm) > 80 60 80 50 60 40 50

    Tekstur Lempung

    + liat

    Lempung

    + pasir

    Pasir +

    lempung

    + liat

    Pasir

  • Iklim & Sifat

    Fisik Tanah

    Kriteria Lahan

    Baik

    (Kelas I)

    Sedang

    (Kelas II)

    Kurang

    Baik

    (Kelas III)

    Tidak Baik

    (Kelas IV)

    Organik

    (cm)

    5 10 5 10 5 10 < 5

    Batuan Dalam Dalam Dalam Menghambat pertumbuhan

    akar

    Erosi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Sedikit

  • Iklim & Sifat

    Fisik Tanah

    Kriteria Lahan

    Baik

    (Kelas I)

    Sedang

    (Kelas

    II)

    Kurang

    Baik

    (Kelas III)

    Tidak Baik

    (Kelas IV)

    Drainase Baik Baik Agak baik Agak baik

    Banjir Tidak ada Tidak

    ada

    Tidak ada Sedikit

    Pasang Surut Tidak ada Tidak

    ada

    Tidak ada Sedikit

  • Tabel 3. Standar Jumlah dan Bobot Tandan DxP

    Pusat Penelitian Marihat Menurut Umur dan Kelas

    Lahan

    Umur

    (tahun)

    Klasifikasi Lahan dan Produksi

    I II III IV

    T R

    B

    T

    T

    B

    S

    T R

    B

    T

    T

    B

    S

    T R

    B

    T

    T

    B

    S

    T R

    B

    T

    T

    B

    S

    3 21 3 9 16 3 7 14 3 6 14 2 5

    4 20 6 17 20 5 15 20 5 13 19 4 10

    5 48 8 21 18 7 19 18 6 16 17 6 14

    6 17 10 25 17 9 22 17 8 19 16 7 16

    7 16 12 28 16 11 25 16 10 23 15 9 19

    8 15 14 30 15 13 27 15 12 25 14 11 22

    9 13 16 30 13 15 27 13 13 25 12 13 22

  • Umur

    (tahun)

    Klasifikasi Lahan Dan Produksi

    I II III IV

    T R

    B

    T

    T

    B

    S

    T R

    B

    T

    T

    B

    S

    T R

    B

    T

    T

    B

    S

    T R

    B

    T

    T

    B

    S

    10 12 18 30 11 17 27 11 16 25 10 15 22

    11 10 20 30 10 19 27 10 17 25 9 17 22

    12 10 20 30 10 19 27 10 17 25 9 17 22

    13 10 20 30 10 19 27 10 17 25 9 17 22

    14 8 23 27 8 22 25 8 20 23 8 18 21

    15 8 23 27 8 22 25 8 20 23 8 18 21

    16 7 26 25 7 24 24 7 22 22 7 20 20

    17 7 26 25 7 24 24 7 22 22 7 20 20

    18 6 28 24 6 26 22 6 23 20 6 22 19

  • Umur

    (tahun)

    Klasifikasi Lahan dan Produksi

    I II III IV

    T R

    B

    T

    T

    B

    S

    T R

    B

    T

    T

    B

    S

    T R

    B

    T

    T

    B

    S

    T R

    B

    T

    T

    B

    S

    18 6 28 24 6 26 22 6 23 20 6 22 19

    20 5 30 22 5 29 21 5 27 19 5 25 18

    21 5 30 22 5 29 21 5 27 19 5 25 18

    22 5 31 20 5 27 19 5 24 17 5 22 16

    23 5 31 20 5 27 19 5 24 17 5 22 16

    24 4 35 18 4 30 17 4 28 16 4 26 15

    25 4 35 18 4 30 17 4 28 16 4 26 15

    Rata-

    rata

    9 20 24 9 18 22 9 16 20 9 15 18

  • Keterangan :

    T = Jumlah tandan/pokok/tahun

    RBT = Rata-rata bobot satu tandan

    TBS = Tandan Buah Segar (ton/ha/ tahun)

    Sumber : PPKS, Medan (1997).

  • PENYEDIAAN BAHAN TANAMAN

    Kriteria bibit kelapa sawit

    Kriteria bibit yang baik meliputi:

    Kualitas : Germinated Seed (GS) atau kecambah bersertifikat yang dikeluarkan lembaga yang dipilih pemerintah yaitu Pusat Penelitian Marihat, BPP Medan dan PT. Socfindo Indonesia karena menyediakan bibit siap salur yang superior.

    Hati-hati terhadap penjualan bibit yang tidak jelas asal-usulnya atau bersertifikat palsu atau bibit sapuan dari kebun produksi.

  • Kriteria bibit kelapa sawit

    Kuantitas : Pemesanan bibit harus dilakukan 1 tahun dari penanaman karena mengantisipasi permintaan yang banyak dari semua kebun.

    Produsen bibit bersertifikat menerima pemesanan dalam partai besar, biasanya dalam jumlah ratusan ribu untuk areal yang luas. Bagi perkebunan rakyat permintaan sebaiknya secara berkelompok atau melalui koperasi.

  • Varietas hibrida hasil perbanyakan secara generatif. Dura x Pisifera atau

    Tenera

    Sejak tahun 1990 telah mulai diuji lapangan 16 klon sebagai varietas hasil

    perbanyakan secara vegetatif (melalui

    kultur jaringan).

  • Saat ini terdapat 26 persilangan DXP alternatif bibit hasil pengembangan teknologi pembibitan yang memiliki potensi untuk dikembangkan secara komersial; 12 jenis diantaranya tertera pada Tabel 2. Pengembangan varietas unggul baik secara generatif maupun secara vegetatif telah mulai digunakan teknik bioteknologi (kultur jaringan).

    Produsen bibit lainnya : Sinarmas Group, Asian Agri Group, Sampoerna Group dll.

  • Tabel 5. Deskripsi Varietas Kelapa Sawit

    UnggulVarietas Umum Panen

    (Bulan)

    TBS

    (ton/ha/Th)

    OER (%) CPO

    (ton/ha/Th)

    PKO

    (ton/ha/Th)

    SP 1 30 23 25 23 26 5,8 6,5 0,49

    SP 2 30 24 27 23 25 6,2 6,7 0,51

    Dolok

    Sinumbah

    30 23 24 23 25 5,5 6,7 0,56

    Bah Jambi 30 22 24 23 26 5,8 6,7

    Marihat 30 24 25 23 2 5 6,2 6,4 0,54

    RISPA 30 24 27 23 26 5,3 5,5 0,54

    La Me 30 27 23 26 5,3 5,9 0,60

    Yangambi 30 25 28 23 26 5,3 5,5 0,62

    SOCFIN 24 28,8 28,7 7,8 1,10

    Bah Was 26 30 25 30 23 26 6,2 7,8 -

    LONSUM - 27,5 27,8 4,124,3 6,7 -

    AMI 24 27,07 > 25 9,7 -

    Keterangan : OER : Oil Extraction Rate

    Sumber : PPKS, PT. SOCFIN dan PT. LONSUM (2000)

  • Produsen2006 2007

    Potensi Realisasi*) Potensi Ekspektasi *)

    PPKS 40.000.000 27.000.000 40.000.000 40.000.000

    PT Socfindo 40.000.000 37.000.000 36.000.000 33.000.000

    PT LONSUM 14.000.000 13.000.000 15.000.000 12.000.000

    PT BSM 17.000.000 10.000.000 17.000.000 17.000.000

    PT Dami Mas 12.000.000 4.000.000 20.000.000 8.000.000

    PT TYE 6.000.000 4.000.000 7.000.000 5.000.000

    PT TS 2.000.000 0 2.000.000 1.000.000

    ASD 0 1.700.000 0 ??

    PNG 0 0 0 ??

    MALAYSIA 0 1.600.000 0 ??

    TOTAL 131.000.000 98.300.000 137.000.000 116.000.000

    Sumber: FKPB-KS, Nov 2006

  • DAMI MAS

    SOCFINDO LM & YA

    BAH LIAS

    SRIWIJAYA 1

    SRIWIJAYA 2

    SRIWIJAYA 3

    SRIWIJAYA 4

    SRIWIJAYA 5

    TOPAZ 1

    TOPAZ 2

    TOPAZ 3

    TOPAZ 4

    BAH JAMBI

    AVROS

    D SINUMBAH

    SP-1

    SP-2

    YANGAMBI

    MARIHATLAME

    TANIA SELATAN 1-3

  • PEMBIBITAN

    Seleksi Lokasi Pembibitan:

    Beberapa persyaratan yang sebaiknya dimiliki oleh calon lahan antara lain :

    1. Dekat dengan sumber air dan bebas dari banjir.

    2. Datar sampai agak bergelombang.

    3. Dekat dengan areal untuk penanaman dan mudah dijangkau

    4. Tanahnya cukup top soil, subur dan gembur.

    5. Letaknya berdekatan dengan sumber tenaga kerja.

    6. Perencanaan luas bibitan disesuaikan dengan rencana penanaman.

    7. Saluran air

  • Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery) dan

    Pembibitan Utama (Main Nursery)

    Pembibitan Pendahuluan (Pre Nursery)Petakan bedengan pesemaian/pembibitan pendahuluan berukuran 8 m x 11,2 m, dalam satu satuan naungan terdapat 4 6 petakan. Setiap petakan memuat 1 000 bibit(kecambah).

    Kecambah ditanam dalam kantong plastik berukuran 14 cm x 22 cm dengan tebal 0,1 mm. Sebelum kecambah ditanam kantong plastik tersebut dilubangi dengan diameter 0,5 cm sebanyak 12 lubang.

  • Tanah yang digunakan sebagai media tanam adalah tanah berasal dari lapisan atas (top

    soil).

    Tanah tersebut terlebih dahulu disaring dengan saringan kurang lebih 1 cm.

    Satu hari sebelum waktu penanaman, kantong plastik yang telah berisi tanah

    disiram agar pada waktu penanaman dapat

    dipadatkan.

  • Pemeliharaan

    Pemeliharaan meliputi penyiraman, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, penjarangan naungan.

    # Penyiraman dilakukan dua kali satu hari jika

    tidak ada hujan.

    # Pemupukan dengan menggunakan urea atau

    pupuk majemuk dengan dosis 2 g/liter air.

    # Setelah bibit berumur 2,5 3 bulan naungan perlu dihilangkan, agar bibit dapat beradaptasi.

    # Demikian pula seleksi di persemaianpendahuluan

    dimulai saat tanaman berumur 2,5 3 bulan.

  • Pembibitan Utama (Main Nursery)

    Pekerjaan yang perlu segera dipersiapkan di pembibitan utama adalah penyediaan air untuk penyiraman, pemasangan pipa saluran air 2 3 bulan sebelum bibit dipindahkan ke pembibitan utama. Jarak tanam di pembibitan utama 85 cm x 85 cm x 85 cm, sistem segitiga sama sisi.

    Kantong plastik yang digunakan berukuran 40 cm x 50 cm dengan tebal 0,2 mm, dibuat lubang perforasi berdiameter 0,5 cm dengan jarak 5 cm x 10 cm. Tanah yang digunakan berasal dari lapisan tanah atas.

  • Persiapan Penanaman dan Menanam

    Ukuran dan mutu polybag

    Polybag yang digunakan berwarna hitam, dengan ukuran 50 cm x 40 cm dengan ketebalan 0,2 mm.

    Mutu plastik untuk polybag harus yang baik, sehingga sampai dengan 12 bulan di lapangan polybag masih cukup kuat, tidak pecah untuk menahan perlakuan-perlakuan selama pemindahan bibit ke lapangan.

  • Membuat lubang polybag

    Jumlah lubang pada setiap polybag 36 buah dengan diameter 0,3 cm

    Lubang tersusun dibuat sebagai berikut:

    - Setiap polybag terdiri atas 3 baris lubang yang per baris terdiri 6 lubang.

    - Jarak antar baris 10 cm dan paling bawah diambil 5 cm dari tepi bawah sehingga bila polybag dibuka dan diisi tanah, lubang terbawah menjadi lubang di dasar polybag.

    - Jarak lubang dalam barisan 5 cm.

    - Lubang pertama dan terakhir 5 cm dari tepi plastik.

  • Penanaman dalam kantung plastik caranya dengan membuat lubang tanam sebesar kantung plastik di pesemaian pendahuluan dengan menggunakan alat ponjo.

    Kantung plastik kecil diiris dengan silet pada kedua belah sisinya , dijaga agar bulatan tanah tidak pecah. Bibit beserta tanah yang dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibuat dan ditempatkan pada posisi yang baik.

  • Pemeliharaan tanaman di Main Nursery

    Penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian

    hama dan penyakit serta seleksi bibit.

    Penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore) jika curah hujan kurang dari 10 mm.

    Penyiangan dilakukan terhadap gulma di dalam kantong plastik dan di petakan pembibitan. Pada saat

    penyiangan sekaligus dilakukan penggemburan tanah.

    Rotasi penyiangan dilakukan dua minggu sekali.

  • Pemupukan bibit di pembibitan utama dilakukan dua minggu setelah pemindahan dari persemaian pendahuluan.

    Pemberian pupuk selang dua minggu, caranya pupuk ditaburkan secara merata di atas permukaan tanah dalam kantong plastik, pupuk jangan sampai mengenai leher batang bibit.

    Rekomendasi pemupukan di pembibitan utama disajikan pada Tabel 6.

  • Tabel 6. Rekomendasi Pemupukan dan

    Pembibitan Utama K S

    Umur

    (minggu)Dosis (gram/pohon) Total

    CampuranUrea

    (N)

    RP

    (P)

    MOP

    (K)

    Kieserite

    (Mg)

    18, 20 1,82 1,36 1,36 0,46 5,0

    22, 24, 28 3,64 2,73 2,73 0,90 10,0

    30, 32, 34, 36 5,45 4,09 4,09 1,37 15,0

    38, 40, 42, 44 7,27 5,45 5,45 1,83 20,0

    46, 48 10,91 8,17 8,17 2,75 30,0

  • Perhitungan Kebutuhan Bahan Tanaman.

    1. kerapatan tanaman di lapang untuk 1 ha = 136 pohon/ha

    2. sulaman 10 % sehingga jumlah bibit diperlukan 150 pohon/ha

    3. jumlah bibit afkir di main nursery sekitar 20 %(serangan hama/penyakit, tumbuh kurang baik dan rusak dalam pengangkutan)

    4. seleksi awal pre nursery diperkirakan 15%

    5. dalam 1 ha main nursery (pembibitan utama) menghasilkan bibit 16.400 bibit. Jumlah ini diperkirakan cukup untuk 100 ha penanaman di lapangan.

    6. Pengelolaan pembibitan secara berkelompok lebih menghemat lahan dan biaya pemeliharaan daripada dilakukan sendiri-sendiri per petani.

  • Seleksi bibit

    Untuk mendapatkan bibit yang baik dan mengurangi biaya pemeliharaan di pembibitan

    utama.

    Bibit yang diafkir (dibuang) adalah bibit yang tumbuh tegak dan kaku, sudut pelepah dengan

    batang kecil, pelepah muda lebih pendek dari

    pelepah tua, bibit tumbuh lemah, terserang

    penyakit dengan intensitas berat, bentuk anak

    daun tidak sempurna.

    Seleksi bibit dilakukan pada umur 4 8 bulan dan pada saat dipindahkan ke lapangan.

  • PERSIAPAN AREAL DAN PENANAMAN

    Kegiatan terdiri atas :

    A.MERINTIS DAN MENGUKUR,

    B.PEMBUKAAN AREAL,

    C.PEMBERANTASAN ALANG-ALANG,

    D.PENANAMAN PENUTUP TANAH,

    E.PENGAJIRAN,

    F.PEMBUATAN PETAKAN,

    G.PEMBUATAN LUBANG TANAM.

    Bersamaan dengan kegiatan tersebut, biasanya

    dilakukan pembuatan jalan (MR dan CR) dan sarana

    penunjang lainnya.

  • A. MERINTIS DAN MENGUKUR

    Kegiatan survei di lapangan untuk

    mengetahui :

    bentuk areal, batas-batas areal, topografi

    tanah, jenis vegetasi dan keadaan

    lapangan lainnya sebagai pedoman perencanaan kegiatan selanjutnya dalam

    bentuk peta yang lebih terinci daripada

    peta dasarnya.

  • B. PEMBUKAAN AREAL

    1. Tebas-babat : Kegiatan pertama

    pembukaan areal adalah tebas-babat

    semak belukar dan pepohonan yang

    berdiameter < 5 cm, bertujuan

    membersihkan areal sehingga tahap

    kegiatan selanjutnya dapat dilakukan

    dengan lebih mudah

  • 2. penebangan pepohonan dengan gergaji mesin (chain-shaw), gergaji tangan dan kapak.

    3. Pemotongan batang dan perancahan dahan dan ranting

    4. Perumpukan dahan dan ranting yang telah kering

    5. Pembongkaran tunggul pohon jika perlu dan mungkin

    6. Metode tanpa bakar : perumpukan dan bongkar tunggul secara mekanisasi (alat-alat berat dozer dan excavator).

  • C. PEMBERANTASAN ALANG-ALANG

    Areal yang terbuka merangsang pertumbuhan alang-alang yang cepat perlu pengendalian alang-alang sedini mungkin.

    secara kimiawi dengan menggunakan herbisida secara mekanis dengan menggunakan bajak

    dan garu.

    Dowpon-M dan Roundup merupakan contoh herbisida yang sering digunakan. Selang antar aplikasi masing-masing tiga minggu. Biasanya pada aplikasi terakhir, penyemprotan dilakukan secara spot.

  • D. PENANAMAN PENUTUP TANAH

    Untuk mencegah erosi permukaan serta pertumbuhan alang-alang. Pada keadaan demikian perlu dilakukan penanaman tanaman penutup tanah (LCC).

    Penanaman penutup tanah (benih dengan dosis 14 kg/ha):

    4 kg Pureria javanica (PJ),

    6 kg Calopogonium mucunoides (CM)

    4 kg Centrosema pubescent (CP)

  • Penanaman dilakukan dengan menggunakan sistem larikan

    1. dengan mencangkul dangkal sedalam mata garu

    ( 5 - 10 cm)

    2. Benih ditabur dalam larikan tersebut, kemudian

    ditimbun kembali.

    Pemeliharaan tanaman penutup tanah:

    1. pemupukan dan

    2. pemurnian tanaman penutup tanah dengan cara

    membersihkan dari gulma yang dilakukan secara

    manual. Pemurnian dilakukan secara intensif terutama

    pada saat tanaman penutup tanah belum menutup

    sempurna.

  • E. PENGAJIRAN

    Untuk mendapatkan pertanaman yang teratur, sebelum penanaman bibit di

    lapangan dilakukan pengajiran. Hal ini

    berguna dalam menentukan di mana bibit

    akan ditanam serta di mana jalan dan

    sarana lainnya akan dibuat

    Jarak tanam, jarak antar baris dan kerapatan tanaman per ha pada Tabel 7.

  • Tabel 7. Kerapatan Tanaman pd Sistem

    Tanam Segi Tiga Sama Sisi

    Jarak tanam (m) Jarak antar baris

    (m)

    Kerapatan

    tanaman/ha

    8.8 x 8.8 x 8.8 7.62 150

    9.0 x 9.0 x 9.0 7.79 143

    9.2 x 9.2 x9.2 7.97 136

    9.5 x 9.5 x 9.5 8.23 128

    10.0 x 10.0 x10.0 8.67 116

  • F. PEMBUATAN PETAKAN

    Pada areal yang merupakan tebing-tebing yang cukup terjal, untuk mengurangi erosi, dibuat sistem teras :

    teras individu dan teras bersambung.

    -Teras individu berbentuk tapal kuda dengan panjang 4 m dan lebar 3 m dengan ujung berbentuk setengah lingkaran (Gambar 3). -Teras bersambung umunya dibuat dengan mengikuti garis kontur denga jarak antar kontur sekitar 2 m.

  • Teras individu merupakan petakan di mana bibit akan ditanam.

    Petakan dibuat dengan jalan mencangkul (menggali tanah sebelah

    atas ajir dan ditimbunkan ke bagian

    bawahnya, sehingga dapat terbentuk

    tanah yang datar (Gambar 4).

  • G. PEMBUATAN LUBANG TANAM

    Pembuatan Lubang Tanam

    Lubang tanam dibuat pada ajir-ajir

    Lubang tanam berukuran

    60 cm x 60 cm x 60 cm pada segitiga atas

    40 cm x 40 cm x 40 cm pada bagian dasarnya

    kedalaman 60 cm.

  • H. PENANAMAN BIBIT

    1. Seminggu sebelum tanam dilakukan

    pemutusan akar-akar bibit yang keluar dari

    kantung plastik.

    2. Dasar kantung plastik dan salah satu pinggirnya

    ditoreh dengan pisau atau silet.

    3. Dimasukkan bersama-sama ke dalam lubang

    tanam. Setelah berada di lubang tanam,

    kantung plastik dilepaskan secara hati-hati dan

    dikeluarkan dari lubang tanam.

  • 4. Penimbunan secara bertahap, sub soil

    kemudian top soil. Tanah di sekitar bibit

    dipadatkan dengan cara menginjak-injak

    dengan hati-hati. Leher akar diusahakan tepat

    berada pada permukaan tanah

    5. Pada saat penanaman dilakukan pemupukan

    dengan pupuk Rock Phosphate (RP)

    sebanyak 500 gram/lubang tanam. Setengah

    bagian dimasukkan ke dasar lubang dan

    sisanya dicampur dengan top soil.

  • PEMELIHARAAN

    Sensus pokok, penyulaman, pemupukan, pengendalian HPT, pengendalian gulma,

    kastrasi, penunasan, pemanfaatan limbah

  • PEMUPUKAN

    Strategi pemupukan: Tepat jenis (memilih kombinasi jenis pupuk

    berdasarkan komposisi unsur hara utama & tambahan; memilh berdasarkan sifat kelarutan dan sifat tanahnya).

    Tepat waktu & frekuensi (ditentukan oleh iklim/ CH, sifat fisik tanah, logistik pupuk, adanya sifat sinergis & antagonis antar unsur hara

    Tepat cara (ditentukan berdasarkan jenis pupuk, umur tanaman, jenis tanah)

    Tepat dosis (pd TBM vs TM; diagnosis visual dan secara kimia, yakni analisis tanah, analisis daun )

    - Pemanfaatan limbah sbg penyedia hara.

  • PEMUPUKAN

    Penetapan dosis: TBM berdasarkan analisis tanah dan umur tan.(utk

    meningkatkan pertumbuhan vegetatif)

    TM berdasarkan analisis daun (utk produksi buah)

    Jenis pupuk tunggal, majemuk, slow release; organik (terutama limbah) & anorganik

    - Cara melalui tanah (tebar, larikan), melalui daun, ketiak pelepah, akar (infus)

    - Penentuan waktu dan frekuensi menurut iklim (c.hujan), tanah, pengadaan pupuk, sifat sinergis & antagonis antar unsur hara

  • Cara pemupukan :

    1.Penyebaran secara merata pada lingkar luar dan dalam batang (lihat gambar)

    2.Penempatan pupuk pd jalur lingkaran

    3.Penempatan pupuk pd larikan (lubang memanjang) mengelilingi pokok dan pupuk dibenamkan dalam larikan yg ditimbun lg dg tanah

    4.Pemupukan melalui daun

    5.Pemupukan melalui ketiak pelepah (pupuk Borate, pada daun ke-9 spi ke-17 )

    6.Pemupukan melalui infus akar (unsur mikro).

  • : pohon kelapa sawit : pohon kelapa sawit

    : daerah penyebaran pupuk N : daerah penyebaran P, K, Mg

    Gambar : Penyebaran pupuk N, P, K, dan Mg pada piringan KS

    TM

    Jari-jari

    Piringan

    0.50 m

    1.00 m

    2.75 m

  • Faktor Biotik : Hama, Penyakit dan Gulma

    Jenis Hama, Tingkat Kepentingan dan Kemudahan Diatasi

    Hama yang umumnya menyerang tanaman kelapa sawit adalah serangga. Tabel 8 berikut ini merupakan jenis hama yang umum menyerang kelapa sawit dan cara menanggulanginya.

    Berbagai jenis hama tersebut dapat dengan cepat tersebar dari suatu areal kebun ke areal lainnya. Keadaan yang demikian menghendaki adanya upaya pengendalian hama secara berkelompok dari petani-petani sehamparan.

  • Tabel 8. Jenis Hama dan Cara

    Menanggulanginya

    No. Jenis Hama Cara Menanggulanginya

    1 Serangga (kumbang malam,

    kutu daun, belalang

    dan ulat api) pada tahap

    pembibitan

    Menggunakan

    insektisida

    dengan sangat hati-

    hati karena bibit peka

    terhadap bahan-bahan

    kimia

    2 Mammalia, seperti landak

    (Porcupine), gajah, babi

    dan tikus pada tanaman muda

    dan pohon dewasa

    Dengan pestisida,

    mekanis, biologis

    (burung hantu utk tikus)

    Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)

  • Jenis Penyakit, Tingkat Kepentingan

    Penyakit, patogen penyebab, gejala dan cara menanggulangi disajikan pada Tabel 9

  • Tabel 9. Jenis Penyakit dan Cara

    Menanggulanginya

    No. Jenis Penyakit Gejala Cara Menanggulangi-

    nya

    1 Anthracnose Daun membusuk, berwarna

    kelabu dan sangat rapuh

    Fungisida

    2 Helminthosporium Bercak pada daun Fungisida

    3 Phytopthora Daun berwarna kecoklatan Fungisida

    4 Rhizotonia sp. Dan

    Phytium

    sp.

    Warna daun berubah menjadi

    coklat kemerahan seperti

    terbakar dan akar busuk

    Fungisida

    5 Botiodiplodia sp.,

    Glomaerella

    singulata,

    Melacoiem elaedis

    (Anthracnose)

    Menyerap daun (bercak daun

    hijau)

    Fungisida

    6 Culvularia sp.,

    Helminthosporium

    sp.

    Bercak daun/black spot Fungisida

    Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)

  • Jenis Gulma Dominan dan

    Pengendaliannya

    Gulma yang biasa sukar diatasi pada

    tanaman kelapa sawit umumnya adalah

    alang-alang dan pakis-pakisan. Jenis-

    jenis gulma dan cara

    menanggulanginya selengkapnya dapat

    dilihat pada Tabel 10.

  • Tabel 10. Jenis Gulma Dominan dan Cara

    Menanggulanginya

    No. Jenis Gulma Cara Menanggulanginya

    1. Alang-alang, cynodon,

    cyperus dan beberapa

    jenis rumput-rumputan

    (berdaun sempit)

    Secara manual dengan babat

    tangan dan kored dan

    secara kimia dengan

    herbisida.

    Jenis herbisida yang

    digunakan

    disesuaikan dengan kelompok

    disesuaikan dengan kelompok

    spesies pada areal yang

    sangat luas.

    2. Mikania micrantha,

    Eupathorium odoratum,

    Boreraria alata (berdaun

    lebar)

    3. Paku-pakuan

    Sumber : Vademekum Kelapa Sawit (1993)

  • Tabel 11. Perkembangan Bunga Betina

    dan Tandan Kelapa Sawit

    Umur Setelah

    Seludang

    Terbuka

    Keadaan Bunga/Tandan Daging Buah

    10 hari Bunga anthesis Belum ada

    1 bulan Buah kecil terbentuk

    pada tandan

    Putih kehijauan

    lunak berair

    2 bulan Tandan muda Putih kehijauan

    3 bulan Tandan muda Kuning kehijauan

    4 bulan Tandan mentah Kuning kemerahan

    5 bulan Hampir masak Kuning kemerahan

    Sumber : PTPN VII (1993)

  • Kastrasi : Membuang bunga

    Keuntungan kastrasi pada tanaman kelapa sawit antara lain :

    1. Merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghemat penggunaan unsur hara dan air.

    2. Menyeragamkan pembungaan.

    3. Menciptakan kondisi tanaman yang bersih sehingga dapat mengurangi serangan penyakit busuk buah.

    Kastrasi masih dilakukan sampai sekitar 6 bln sebelum panen pertama

  • Tabel 12. Bobot Tandan Rata-rata

    Menurut Umur Tanaman

    Umur (tahun) Bobot Tandan (kg)

    4 4 5

    5 6 7

    6 7 8 9

    8 9 10 11

    10 12 15

    11 13 17

    14 15 18

    16 17 20

    18 19 22

    20 21 25

    22 23 22

    24 25 20

    Sumber : PTPN. VII (1993)

  • Tabel 13. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Menurut

    Umur Tanaman dalam Kondisi Kebun Percobaan

    Balit Marihat

    Umur Di

    Lapangan

    (Tahun)

    Produksi

    TBS

    (ton/ha/

    Thn)

    Rendemen

    Minyak

    Sawit (%)

    Produksi

    Minyak

    Sawit

    (kg/ha/Thn)

    Minyak Inti

    Sawit

    Rende

    men

    (%)

    4 8 15 1.280 2,5 200

    5 15 18 2.700 3,0 450

    6 17 19 3.230 3,5 595

    7 18 21 3.780 3,5 630

    8 20 22 4.400 2,5 700

    9 21 23 4.830 3,5 735

    10 23 23 5.290 2,5 805

  • Umur Di

    Lapangan

    (Tahun)

    Produksi

    TBS

    (ton/ha/

    Thn)

    Rendemen

    Minyak

    Sawit (%)

    Produksi

    Minyak

    Sawit

    (kg/ha/Thn)

    Minyak Inti Sawit

    Rende

    men

    (%)

    11 25 23 5.750 3,5 875

    12 26 23 5.980 3,5 910

    13 30 23 6.900 3,5 1.050

    14 30 23 6.900 3,5 1.050

    15 30 23 6.900 3,5 1.050

    16 30 23 6.900 3,5 1.050

    17 29 23 6.670 3,5 1.015

  • Umur Di

    Lapangan

    (Tahun)

    Produksi

    TBS

    (ton/ha/

    Thn)

    Rendemen

    Minyak

    Sawit (%)

    Produksi

    Minyak

    Sawit

    (kg/ha/Thn)

    Minyak Inti Sawit

    Rende

    men

    (%)

    18 28 23 6.440 3,5 980

    19 28 23 6.440 3,5 980

    20 25 23 5.750 3,5 875

    21 23 23 5.290 3,5 805

    22 20 23 4.600 3,5 700

    23 18 23 3.760 3,5 630

    24 18 23 3.680 3,5 560

    25 18 23 3.680 3,5 560

    Sumber : PTPN. VII (1993)

  • Beberapa gejala visual tanaman yang tumbuh tidak

    normal di lapangan dan perlu disulam antara lain

    1. Pertumbuhan pelepah daun berputar (twisted frond).

    2. Tanaman memperlihatkan gejala bercak oranye (orange spotting).

    3. Helaian daun melengkung berputar ke bawah, sebagian daunnya membusuk.

    4. Susunan anak daun pada pelepah sempit memanjang (narrow leaves).

    5. Susunan anak daun sangat rapat seperti sirip ikan.

    6. Pohon kerdil atau kurus akibat terserang penyakit.

    7. Tanaman bertunas atau bercabang (Viviparous).

    8. Anak daun keriting-kusut (Wrinckled).

  • Penunasan dilakukan

    dengan tujuan :1. Sanitasi tanaman untuk mencegah serangan

    cendawan Marasmius sp, tikus dan tumbuhnya pakis.

    2. Menghindari tersangkutnya brondolan.

    3. Memudahkan pengamatan terhadap buah matang.

    4. Memperlancar proses penyerbukan alami.

    5. Merangsang pembungaan dan perkembangan buah.

    6. Memudahkan pelaksanaan panen.

  • Tabel 14. Rotasi dan Tingkat Penunasan

    Kelapa Sawit di Kebun Kertajaya

    Umur

    Tanaman

    Tingkat Penunasan Rotasi Daun yang

    ditinggal

    15 bl 2 th 15 cm di atas tanah 6 bl Maks.

    2 3 th 2 lingkaran pelepah di bawah tandan terbawah

    6 bl Maks.

    3 5 th 2 lingkaran pelepah di bawah tandan terbawah

    8 bl Maks.

    5 10 th 2 lingkaran pelepah di bawah tandan terbawah

    8 bl Maks.

    10 th 2 lingkaran pelepah di

    bawah tandan terbawah

    8 bl Maks.

  • Tabel 15. Tingkat Kematangan Buah

    pada Tanaman Kelapa Sawit

    Fraksi Jumlah Berondolan Yang Lepas Derajat Kematangan

    00 Buah yang masih berwarna hitam *) dan belum

    ada yang memberondol

    Sangat mentah

    0 Buah sudah berwarna merah/orange dan buah

    luar sudah memberondol 1 sampai 12,5 %

    Mentah

    1 Buah luar sudah memberondol 12,5 sampai 25

    %

    Hampir matang

    2 Buah luar sudah memberondol 25 sampai 50 % Matang

    3 Buah luar sudah memberondol 50 sampai 70 % Matang

    4 Buah luar sudah memberondol 75 sampai 100 % Lewat matang

    5 Bagian dalam buah sudah ikut memberondol Lewat matang

    Sumber : Pedoman Teknis No. 40 tahun 1984, PPM Medan

  • PANEN

    Persiapan panen

    Organisasi panen

    Kriteria matang panen

    Kerapatan panen

    Rotasi panen

    Kapasitas panen

    Premi panen

    Pengawasan panen

  • Pemanenan kelapa sawit

    Memotong tandan buah masak, memungut brondolan serta mengangkut

    buah dan brondolon ke tempat

    pengumpulan hasil (TPH)

    Buah dan brondolan yg terkumpul di TPH diangkut ke pabrik untuk diolah

  • Persiapan panen

    Persiapan kondisi areal

    1. Mutasi TBM ke TM

    2. Perbaikan jalan dan jembatan

    3. Pemangkasan daun dan buah pasir

    4. Pembersihan piringan, pasar tikus dan rintis malang/tengah; satu pasar/jalan tikus/pikul selebar 1 m searah dgn arah barisan tanaman utara-selatan utk setiap 2 barisan tanaman.

    5. Pemasangan titian panen

    6. Pembuatan TPH (3 m x 5 m utk areal 2 ha)

    7. Pembuatan tangga-tangga dan tapak kuda utk areal berbukit

  • Persiapan panen

    Penyediaan tenaga kerja

    Kebutuhan tenaga panen harus mengacu pada kebutuhan tenaga pd saat panen puncak

    Peralatan kerja berbeda berdasarkan tinggi tanaman:

    Alat potong TBS (dodos kecil dan besar, pisau & bambu egrek, batu asah, kapak)

    Alat bongkar muat (gancu, tojok)

    Alat angkut TBS ke TPH (angkong, keranjang, goni, pikulan)

  • Kebutuhan tenaga pemanen dan faktor-faktor penentu:

    T = A x C x D x E

    B

    T = tenaga pemanen (HK)

    A = luas kapel (ha); luas kebun yang harus dipanen tiap

    hari (tergantung luas kebun dan rotasi)

    B = kapasitas panen (kg/orang/hari)

    C = kerapatan panen (%)

    D = Rata-rata bobot tandan (kg)

    E = tanaman per ha

    Kapasitas panen tergantung kepada kerapatan panen

    dan keadaan lahan (topografi) tempat panen

  • Organisasi panen

    Jumlah tenaga potong buah per mandoran 20 25 org. Jumlah mandoran per afdeling 1 000 ha, maks tiga mandoran.

    Mandor panen menentukan hanca setiap pemanen (jika sistem hanca tetap)

    Sistem penghancaan panen ada tiga:(1) hanca giring murni, (2) hanca giring tetap per mandoran, (3) hanca tetap

    Hanca: areal panen yang hrs dipanen oleh pemanen

  • Kriteria Panen

    Suatu areal dpt dipanen jika:

    60% dr seluruh pokok yg hidup dlm areal sdh mencapai matang panen

    Sebagian buah sdh membrondol secara alamiah, dan

    Bobot tandan rata-rata sdh mencapai 3 kg

  • Kriteria mutu buah dan potong buah

    Kualitas potong buah dan kualitas buah kualitas pekerjaan panen, pengawasan, pemeriksaan hasil panen

    Buah dikatakan masak jika terdapat dua brondolon yg lepas per kg TBS

    Kriteria matang panen pd Tabel 16; hubungan tingkat kematangan dan mutu

    buah pada Tabel 17

  • Tabel 16. Tingkat kematangan buah pada tan. KS

    Fraksi brondolan lepas Derajat kematangan

    00 Buah masih berwarna hitam, belum ada yg

    membrondol

    Sangat

    mentah

    0 Buah sdh merah/jingga dan buah luar sdh

    membrondol 1 12.5 %Mentah

    1 Buah luar sdh membrondol 12.5 - 25 % Hampir

    matang

    2 Buah luar sdh membrondol 25 50 % Matang

    3 Buah luar sdh membrondol 50 75 % Matang

    4 Buah luar sdh membrondol 75 100 % Lewat matang

    5 Buah bagian dalam buah sdh ikut

    membrondol

    Lewat

    matang

    Sumber : Pedoman Teknis No.40, 1984, PPM Medan

  • Tabel 17. Hubungan Fraksi Buah dengan Kadar

    Minyak dan Asam Lemak Bebasnya

    Fraksi Kadar Minyak Rata-rata (%) Kadar ALB Rata-rata

    (%)

    0 10,0 1,6

    1 21,4 1,7

    2 22,1 1,8

    3 22,2 2,1

    4 22,2 2,6

    5 21,9 3,8

    Sumber : Pedoman Teknis No. 40 Tahun 1984, PPM Medan

  • Kerapatan panen

    Kerapatan panen : perkiraan jumlah pohon yg dapat dipanen dr seluruh pohon yg ada dalam

    blok, dihitung secara acak dari sejumlah pohon

    tertentu dalam blok tsb

    Pekerjaan tsb disebut taksasi produksi

    Pohon yg dpt dipanen, dg kriteria 2 brondolan per kg tandan buah sdh jatuh ke tanah, diamati

    utk semua pohon contoh.

    Taksasi produksi penyediaan TK dan angkutan buah

  • Rotasi panen

    Rotasi panen : selang waktu antara satu panen dan panen berikutnya dalam satu kapel panen

    tertentu.

    Kapel : luasan areal yg dipanen dalam sekali panen oleh bbrp pemanen. Setiap afdeling

    biasanya dibagi menjadi bbrp kapel yg panen, yg

    jumlahnya sesuai dengan jumlah hari panen dalam

    satu rotasi panen.

    Contoh rotasi 3/7 3 kapel, masing2 dipanen seminggu sekali.

    Tergantung pada kelimpahan buah

  • Sistem panen

    Dua sistem panen yg dipakai : sistem giring penuh dan sistem hanca tetap.

    Pengertian :

    gawangan ruang yg berada di antara dua baris tanaman dan

    hanca : luasan areal yg dipanen oleh seorang pemanen dalam sekali panen

    Pada`sistem hanca tetap, pemanen diberi hanca dg luasan tertentu dan tidak berpindah-pindah utk

    panen berikutnya.

  • Pelaksanaan panen dan pengumpulan hasil

    Lazimnya pemikul buah adalah pemanen yg memotong tandan buah

    Untuk memudahkan potong buah pelepah daun di bawah buah dipotong terlebih

    dahulu (songgo satu atau songgo dua)

    Semua brondolan dikumpulkan

    Buah dan brondolan diangkut ke TPH,

    Selanjutnya buah dan brondolan diangkut ke pabrik utk diolah

  • Premi panen

    Premi panen diberikan kepada pemanen yang memperoleh panenan melebihi

    target yang harus dipanen oleh seorang

    pemanen

    Bertujuan meningkatkan mutu hasil panendan pendapatan karyawan sesuai dengan

    jumlah dan mutu hasil yang diperoleh.

  • Pengawasan panen

    Beberapa hal yg perlu mendapat perhatian:

    1. Terdapatnya tandan matang yg tdk dipanen

    2. Terpotongnya tandan mentah

    3. Pemungutan brondolan

    4. Terdapatnya TBS panenan dg tangkai panjang

    5. Tandan busuk atau tandan kosong agar tdk dikirim ke pabrik

    6. Panenan sedikit mungkin terkontaminasi tanah

    7. Pemotongan dan pengaturan daun

    8. Koordinasi yg baik dengan petugas transpor TBS

  • PENGOLAHAN HASIL

    Buah menjadi CPO (crude palm oil) atau minyak sawit dan PKO (palm kernel oil)

    atau minyak inti sawit