Upload
arwaty
View
504
Download
67
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Teoru Buerger
Citation preview
TUGAS GERONTIK
(SERI PERTAMA)
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
ARWATY
913312906105.111
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AVICENNA
KOLAKA
2014
1. BUERGER ALLEN EXERCISES
a. Pengertian
Buerger’s disease umumnya menyerang pembuluh arteri pada extremitas
superior viscera serta pembuluh arteri pada tungkai tetapi arteri-arteri distal pada
salah satu tungkai lebih dulu terkena kecuali atherosclerosis dimana lebih dulu
menyerang arteri-arteri proksimal yang besar.
b. Tujuan
latihan khusus ini ditujukan untuk meningkatkan sirkulasi ke kaki dan kaki.
c. Prosedur
Ekstremitas bawah diangkat ke sudut 45 sampai 90 derajat dan didukung
dalam posisi ini sampai Blanches kulit (muncul mati putih). Kaki dan kaki kemudian
diturunkan di bawah tingkat sisa tubuh hingga kemerahan muncul (harus berhati-hati
bahwa tidak ada tekanan terhadap bagian belakang lutut); akhirnya, kaki
ditempatkan datar di tempat tidur selama beberapa menit. Lamanya waktu untuk
setiap posisi bervariasi dengan toleransi pasien dan kecepatan yang perubahan
warna terjadi. Biasanya latihan yang diresepkan sehingga kaki terangkat selama 2
sampai 3 menit, turun 5 sampai 10 menit, dan kemudian datar di tempat tidur selama
10 menit.
d. Gambar
Gambar 1. Buerger Allen Exercises
e. daftar Pustaka
Saunders. (2003). Miller-Keane Encyclopedia and Dictionary of Medicine, Nursing,
and Allied Health, Seventh Edition. US: Elsevier, Inc.
Das, Prodyut. (2013, 6 Nopember). “Buerger Allen Exercises” /
http://8abs.com/buerger-allen-exercises/ . Diakses 4 Oktober 2014.
2. KESEIMBANGAN TUBUH ( Body Balance )
a. Pengertian
Keseimbangan didefinisikan sebagai kemampuan untuk menjaga posisi tegak
selama seseorang berada pada posisi berdiri tenang atau diam.
b. Tujuan
Untuk meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, kecepatan, keterampilan, dan
kelenturan sendi.
c. Prosedur
Terdapat beberapa variasi alat ukur tes keseimbangan dinamis, untuk
menetapkan tingkat keseimbangan dinamis pada seorang lansia, ada beberapa tes
yang sering dipergunakan untuk menjadi alat ukur,antara lain:
1) TUGT (Time Up and Go Test)
Kriteria pengukuran:
Mengukur kecepatan terhadap aktivitas yang mungkin menyebabkan gangguan
keseimbangan.
Alat yang dibutuhkan :
Kursi dengan sandaran dan penyangga lengan, stopwatch, dinding.
Waktu tes:
10 detik – 3 menit.
Prosedur tes
Posisi awal pasien duduk bersandar pada kursi dengan lengan berada pada
penyangga lengan kursi. Pasien mengenakan alas kaki yang biasa dipakai. Pada
saat fisioterapis memberi aba-aba “mulai” pasien berdiri dari kursi, boleh
menggunakan tangan untuk mendorong berdiri jika pasien menghendaki. Pasien
terus berjalan sesuai dengan kemampuannya menempuh jarak 3 meter menuju ke
dinding, kemudian berbalik tanpa menyentuh dinding dan berjalan kembali menuju
kursi. Sesampainya di depan kursi pasien berbalik dan duduk kembali bersandar.
Waktu dihitung sejak aba-aba “mulai” hingga pasien duduk bersandar kembali.
Pasien tidak diperbolehkan mencoba atau berlatih lebih dulu, stopwatch mulai
menghitung setelah pemberian aba-aba mulai dan berhenti menghitung saat subyek
kembali pada posisi awal atau duduk. Bila kurang dari 10 detik, maka subjek
dikatakan normal. Bila kurang dari 20 detik, maka dapat dikatakan baik. Subjek
dapat berjalan sendiri tanpa membutuhkan bantuan. Namun bila lebih dari 30 detik,
maka subjek dikatakan memiliki problem dalam berjalan dan membutuhkan bantuan
saat berjalan. Sedangkan pada subjek yang lebih lama dari 40 detik harus mendapat
pengawasan yang optimal karena sangat beresiko untuk jatuh (Shumway, 2000).
Nilai normal pada lansia sehat umur 75 tahun, rata – rata waktu tempuh yang
dibutuhkan adalah 8,5 detik (Podsiadlo et al., 1991).
d. Gambar
Gambar 2 Latihan Keseimbangan
e. Daftar pustaka
Siti Maryam, Raden. (2009). Pengaruh Latihan Keseimbangan Fisik Terhadap
Keseimbangan Tubuh Lansia. Depok: Universitas Indonesia
3. Elderly Mobility Scale
a. Pengertian
Mobilisasi adalah pergerakan yang memberikan kebebasan dan kemandirian
bagi seseorang. Mobilisasi adalah pusat utuk berpartisipasi dalam menikmati
kehidupan.
b. Tujuan
Tujuan penatalaksanaan ini untuk mencegah terjadinya jatuh berulang dan
menerapi komplikasi yang terjadi, mengembalikan fungsi AKS terbaik,
mengembalikan kepercayaan diri penderita.
c. Prosedur
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan pemeriksaan fisik umum berupa pengukuran tekanan darah pada
waktu berbaring dan berdiri.
3. Pemeriksaan neurologis umum
4. Pemeriksaan status mini mental
5. Tanyakan riwayat jatuh
6. Subjek ditanyakan independensinya menggunakan indeks Barthel
d. Gambar
Gambar 3. Mobility Exercise
e. daftar Pustaka
Gallo,Joseph. (1998). Buku Saku Gerontologi. Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Nugroho, Wahjudi.(1995). Perawatan Lanjut Usia. Jakarta:Buku Kedokteran EGC
Nuzulul. (2011, 9 Oktober). Asuhan Keperawatan Pasien dengan Imobilitas.
Surabaya: Universitas Airlangga
4. THE MINI MENTAL STATE EXAMINATION
a. pengertian
Penurunan fungsi fisik tersebut yang ditandai dengan ketidakmampuan lansia untuk
beraktivitas atau melakukan kegiatan yang tergolong berat.
b. tujuan
untuk mengetahui kemampuan seseorang dalam berfikir atau menguji aspek
aspek kognitif apakah ada perbaikan atau semakin memburuk.
c. prosedur
1. Terapi farmakologis adalah terapi dengan menggunakan obat-obatan, bisa
bersifat herbal dan juga kimia.
2. Terapi non-farmakologis merupakan terapi alternative lebih ke arah perubahan
gaya hidup, seperti program harian untuk pasien, istirahat yang cukup, reality
orientation traning (ROT) atau orientasi realita, validasi/ rehabilitasi/
reminiscence, terapi musik, terapi rekreasi, brain movement and exercise (gerak
dan latihan otak), aroma terapi (terapi wangi-wangian).
3. Upaya menunda kepikunan:
Upaya menunda kepikunan dapat dilakukan dengan hidup sehat fisik dan rohani
(olah raga teratur dengan makanan 4 sehat 5 sempurna), latihan mempertajam
memori (kebugaran mental) seperti: mengerjakan aktivitas sehari-hari secara
rutin.
d. gambar
e. daftar pustaka
frontierpsychiatrist. (2009). Mental State Examination. http://frontierpsychiatrist.
co.uk/mental-state-examination/. Diakses tanggal 4 Oktober 2014
the Template. (2012, Januari). Pengkajian Gerontik Mini Mental State Exam (MMSE)
http://note181314.blogspot.com/2012/01/pengkajian-gerontik-mini-mental-
state.html. Diakses tanggal 9 Oktober 2014
5. NYHA functional classification
a. pengertian
kondisi dimana jantung gagal untuk mengeluarkan isinya atau kondisi patifisiologis
dimana jantung mengalami abnormal fungsi.
b. tujuan
untuk menentukan progresifitas gagal jantung
c. prosedur
Terapi Non Farmakologis
Q Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
Q Oksigenasi
Q Dukungan diit : pembatasan natrium untuk mencegah, mengontrol atau
menghilangkan oedema.
Terapi Farmakologis :
-. Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat
frekuensi jantung.
Efek yang dihasillkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan
volume darah dan peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
- Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal.
Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia
- Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi
tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki
pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian
ventrikel kiri dapat diturunkan.
d. gambar
Gambar 1.5 Faktor Penyebab Gagal Jantung
e. Daftar Pustaka
anonim. (2014). Faktor Penyebab Gagal Jantung / http://penyakitgagaljantung.com/
faktor-penyebab-gagal-jantung/. Diakses tanggal 10 Oktober 2014
Gege. (2013, Nopember). Gagal Jantung Kongestif. https://plus.google.com/
111751798837154348702. Diakses tanggal 11 Oktober 2014.