Bundelan Gugus Fungsi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Bundelan Gugus Fungsi

    1/11

    F. Pembahasan

    1. Senyawa jenuh dan tak jenuha. Reaksi hidrokarbon dengan larutan permanganat

    Pada percobaan ini, alkana, sikloheksena, dan benzena masing-masing

    direaksikan dengan KmnO4. Alkana tidak bereaksi dengan KMnO4. Alkana

    tidak bereaksi dengan KMnO4 karena alkana tidak dapat dioksidasi pada

    suhu kamar yang disebabkan oleh tidak adanya ikatan rangkap

    (ketidakjenuhan). Sikloheksena bereaksi dengan KMnO4 dengan cepat

    dimana pada hasil pengamatan terbentuk 2 lapisan (atas=ampas,

    bawah=endapan coklat). Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan

    bahwa sampel yang engandung ikatan rangkap (tak jenuh) akan teroksidasi

    menjadi 1,2-sikloheksanadiol dan MnO2 yang berwarna coklat dengan

    reaksi:

    OH

    + KMnO4 + MnO2 + KOH

    OH

    (sikloheksena) (1,2-sikloheksanadiol)

    Adapun pada benzena yang dioksidasi oleh KMnO4 tidak terjadi reaksi. Hal ini

    sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada benzena tidak terjadi reaksi

    oksidasi oleh KMnO4 karena adanya delikalisasi elektron yang menyebabkan

    terjadinya resonansi pada cincin benzena sehingga benzena versifat stabil.

    + KMnO4

    (Benzena)

    2. Alkohol primer, sekunder, dan tersiera. Uji kelarutan

  • 7/22/2019 Bundelan Gugus Fungsi

    2/11

    Kelarutan suatu senyawa alkohol dalam air dipengaruhi oleh berat

    jenisnya. Pada etanol, fenol, dan etilen glikol terdapat OH dan

    memiliki hidrokarbon yang pendek sehingga mudah larut dalam air.

    Air yang merupakan media kelarutan merupakan cairan yang

    mempunyai ikatan hidrogen. Alkohol dengan bobot molekul rendah

    dapat dengan mudah mengganti molekul-molekul air dalam jaringan

    ikatan hidrogen.

    Hal ini menyebabkan bercampurnya alkohol seperti etanol dalam air

    dengan sempurna. Namun dengan bertambah panjang rantai alkohol,

    sifatnya cenderung menyerupai hidrokarbon sehingga selarutannya

    dalam air berkurang.

    b. Reaksi dengan alkaliPada percobaan ini, fenol, sikloheksanol, n-butil alkohol, dan 2-naftol

    direaksikan dengan larutan NaOH. Dari hasil pengamatan diperoleh

    bahwa fenol direaksikan dengan NaOH menghasilkan warna bening

    yang menandakan adanya reaksi. Pada sikloheksanol dan n-butil

    alkohol didapatkan warna tetap bening, hanya saja terbentuk 2 lapisan,

    dan pada 2 naftol menghasilkan warna larutan menjadi coklat muda

    yang menandakan telah terjadi reaksi. Pada senyawa sikloheksanol dan

    n-butil alkohol terjadi pelapisan antara sampel dengan NaOH (tidak

    terjadi reaksi). Hal ini sesuai dengan teori bahwa alkohol mempunyai

    sifat keasaman yang jauh lebih lemah daripada air sehingga sulit untuk

    bereaksi dengan lapisan basa.

  • 7/22/2019 Bundelan Gugus Fungsi

    3/11

    Fenol memiliki keasaman 10.000 kali lebih kuat daripada air sehingga

    dapat dengan mudah bereaksi dengan larutan basa. Mekanisme

    reaksinya, yaitu:

    c. Uji licasReaksi dengan masing-masing perlakuan ialah

    1. 2-butanol dengan HCl2. Sikloheksanol dengan HCl3. Tert-butil dengan HCl

    Pereaksi lucas ialah larutan ZnCl2 dan HCl. Dimana uji lucas digunakan untuk

    identifikasi alkohol primer, sekunder, dan tersier. Kemudian untuk menentukankecepatan bereaksi membentuk alkil halida yang sukat larut.

    d. Reaksi fenol dengan FeCl3Pada percobaan ini, senyawa fenol, 2-propanol, dan resorsinol

    dilarutkan dalam air dan kemudian dengan FeCl3. Reaksi yang terjadi

    pada fenol dan resorsinol dengan FeCl3 berturut-turut menghasilkan

    larutan bening kekuning-kuningan dan coklat. Hal ini tidak sesuai

    dengan teori bahwa jika fenol direaksikan dengan FeCl3 akan bereaksi

    menghasilkan larutan berwarna merah jambu, ungu, atau hijau

    (terbentuk senyawa kompleks dengan besi). Hal ini disebabkan

    kekurangtelitian dalam mencampurkan bahan. Reaksi yang seharusnya

    terjadi, yaitu:

  • 7/22/2019 Bundelan Gugus Fungsi

    4/11

    Sedangkan pada percampuran antara 2-propanol denan FeCl3 tidak

    terjadi perubahan warna (tidak beraksi). Hal ini sesuai dengan teori

    bahwa alkohol tidak dapat bereaksi dengan FeCl3 karena alkohol (2-

    propanol) merupakan senyawa karbon yang tidak memiliki ikatan

    rangkap (jenuh).

    e. Uji Brodwell-WellmanPada 3 tabung yang berisi aseton direaksikan dengan 2-butanol (tabung

    1), tert-butil alkohol (tabung 2), dan kolesterol (tabung 3). Kemudian

    pada masing-masing tabung tersebut direaksikan dengan larutan

    Brodwell-Wellman. Tabung 1 dan 3 setelah direaksikan dengan larutan

    Brodwell-Wellman menghasilkan perubahan warna berturut-turut biru

    muda dan hijau disertai dengan terbentuknya endapan yang berarti

    bahwa terjadi reaksi. Karena menurut teori bahwa alkohol primer

    (kolesterol) dan alkohol sekunder (2-butanol) mudah dioksidasi oleh

    asam kromat. Sedangkan pada tabung 2 (tert-butil alkohol ) yang

    dicampurkan dengan larutan Brodwell-Wellman terjadi perubahan

    warna menghasilkan warna orange dan terbentuknya endapan. Hal ini

    tidak sesuai dengan teori bahwa alkohol tersier (tert-butil alkohol)

    tidak dapat bereaksi (tidak dapat dioksidasi). Hal ini dikarenakan pada

    saat percobaan tabung reksi yang digunakan (pada tabung reaksi 2)

    kotor (terdapat endapan orange)di dinding tabung sehingga pada saat

    digunakan, maka endapam tersebut akan ikut bereaksi menghasilkan

    larutan orange dan endapan yang seharusnya tidak terjadi reaksi.

    Persamaan reaksinya, yaitu:

  • 7/22/2019 Bundelan Gugus Fungsi

    5/11

    3. aldehid dan keton

    a. uji cermin kaca tollens

    dari hasil percobaan pada tabung 1 dan 2 (larutan tollens) direaksikan

    berturut-turut dengan benzaldehid dan formaledhid menghasilkan

    cermin perak (tabung 1) dan cermin perak+endapan (tabung 2) yang

    menandakan campuran tersebu bereaksi. Hal ini sesuai dengan teori

    yang menyatakan bahwa senyawa aldehid dapat bereaksi dengan

    pereaksi tollens membentuk cermin perak. Sementara pada tabung 3

    (laruta tollens) direaksikan dengan sikloheksanon membentuk endapan

    dan cermin perak. Seharusnya campuran tersebut tidak bereaksi karena

    menurut teori bahwa jika keton (sikloheksanon) direaksikan dengan

    ,pereaksi tollens tidak akan bereaksi. Hal ini dikarenakan pada saat

    percobaan, mungkin pipet yang digunakan telah terkontamnasi dengan

    senyawa aldehid sehingga larutan tersebut (sikloheksanon) bereaksi

    dengan pereaksi tollens menghasilkan cermin peran dan endapan.

    Reaksinya, yaitu:

    sedangkan pada tabung 4, aseton direaksikan dengan pereaksi tollens

    tidak terjadi reaksi yang ditandai dengan tidak terjadi perubahan warna

    pada campuran tersebut. Hal ini sesuai dengan teori bahwa senyawa

    keton (aseton) tidak dapat bereaksi dengan pereaksi tollens membentuk

    cermin perak. Reaksinya, yaitu:

    b. Uji benedict

  • 7/22/2019 Bundelan Gugus Fungsi

    6/11

    Dari hasil percobaan pada tabung 1 (formaldehid) dan tabung 2 (n-

    heptaldehid) direaksikan dengan larutan benedict kemidian dipanaskan,

    tidak terjadi reaksi yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna.

    Seharusnya pada kedua tanbung tersebut dapat bereaksi karena menurut

    teori bahwa senyawa aldehid (formaldehid dan n-heptaldehid) jika

    direaksikan dengan benedict akan bereaksi menghasilkan larutan orange

    terbentuk endapan merah bata karena senyawa aldehid akan mereduksi

    larutan benedict (tembaga II) menjadi endapan tembaga I yang berwarna

    merah bata. Kemungkinan hal ini terjadi karena larutan benedict rusak

    (tidak lagi digunakan). Persamaan reaksinya seharusnya:

    Kemudian pada tabung 3 (aseton) dan tabung 4 (sikloheksanon)

    dicampurkan dengan benedict tidak terjadi reaksi yang ditandai dengan

    tidak terjadinya perubahan warna. Hal ini sesuai dengan teori yang

    menyatakan bahwa senyawa keton tidak dapat bereaksi dengan benedict

    karena senyawa keton tidak dapat mereduksi tembaga II (larutan benedict).

    c. Pengujian dengan fenil hidrazinPada tabung reaksi 1 (fenil hidrazin) ditetesi dengan benzaldehid

    menghasilkan larutan panas dan terdapat endapan kristal kuning. Hal ini

    sesuai dengan teori bahwa senyawa aldehid jika direaksikan dengan fenil

    hidrazin akan bereaksi membentuk hablour dan larutannya panas.

    Reaksinya, yaitu:

  • 7/22/2019 Bundelan Gugus Fungsi

    7/11

    Sedangkan pada tabung reaksi 2 (sikloheksanon) dicampurkan dengan fenil

    hidrazin tidak terjadi reaksi yang ditandaitidak terjadi perubahan suhu pada

    campuran tersebut karena senyawa keton tidak dapat bereaksi dengan fenil

    hidrazin.

    d. Kondensasi aldolPada percobaan ini larutan NaOH ditambahkan dengan senyawa

    asetaldehid kemudian dikocok dan dipanaskan selama 3 menit

    menghasilkan bau tengik khas dari asetaldehid dan warna larutan berubah

    dari bening menjadi orange kecoklatan. Hal ini berarti bahwa aldehid yang

    menajlankan kndensasi aldol dan membentuk keton. Mekanisme reaksinya,

    yaitu:

  • 7/22/2019 Bundelan Gugus Fungsi

    8/11

    E. PENUTUP

    1. Kesimpulana. Hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dapat diidentifikasi dan dibedakan

    melalui reaksinya dengan larutan permanganat (KMnO4).

    b. Alkohol primer, sekunder, dan tersier dapat diidentifikasi dengan ujikelarutan dan uji lucas.

    c. Alkohol biasa dan fenol beserta turunannya dapat diidentifikasi denganreaksi fenol terhadap FeCl3 dan uji brodwell-wellman.

    d. Aldehid dan keton dapat diidentifikasi dengan reaksi uji benedict,pengujian dengan fenil hidrazin, dan kondensasi aldol.

    2. Sarana. Prantikan lebih memperhatikan kebersihan pipet tetes agar zat yang

    mungkin masih tertinggal di dalamnya tidak mempengaruhi larutan

    lain.

    b. Praktikan lebih memperhatikan teguran asisten sehingga hasil yangdidapat lebih maksimal

  • 7/22/2019 Bundelan Gugus Fungsi

    9/11

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2011. aldehid dan Keton.http://www.wikipedia.com. Diakses pada 3

    Juni 2011.

    Fessenden. 1986.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

    Hart, Harold. 1983.Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.

    Rasyid, Muhaedah. 2009.Kimia Organik 1. Makassar: Jurusan Kimia FMIPA

    UNM.

    Tim Dosen Kimia Dasar. 2008.Penuntun Praktikum Kimia Dasar Lanjut.

    Makassar: Jurusan Kimia FMIPA UNM.

    Tim Dosen Kimia Organik.2011.PenuntunPraktikum Kimia Organik 1.

    Makassar: Jurusan Kimia FMIPA UNM.

    http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/
  • 7/22/2019 Bundelan Gugus Fungsi

    10/11

    Lampiran Jawaban Pertanyaan

    A. Senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh1. Endapan yang berwarna coklat ialah MnO2. Reaksinya:

    B.

    Alkohol primer,sekunder, dan tersier2. Kesimpula mengenai kelarutan-kelarutan alkohol dalam air

    berdasarkan percobaan yaitu kelarutan dalam air ditentukan oleh

    beberapa faktor yaitu bagian hidrokarbon suatu alkohol bersifat

    hidrofob, gugus hidroksil alkohol bersifat hidrofil dan percabangan

    meningkatkan kelarutan. Antara 1-propanol dan 1-heptanol yang sukar

    larut dalam air ialah 1-heptanol dengan alasan tersebut diatas.

    3. Reaksi yang memperlihatkan kelarutan fenol dalam larutan 10%NaOH:

    Dari persamaan diatas, nampak bahwa fenol lebih asam.

    4. Cara membedakan isopropil dan benzena, antara sikloheksanol danfenol yaitu: secara kimia isopropil alkohol, dan benzena dapat

    dibedakan melalui reaksi dengan oksidator KMnO4. Isopropil alkohol

    yang merupakan alkohol sekunder akan teroksidasi menjadi aldehid

    dan lebih lanjut menjadi asam karboksilat, sedangkan benzena tidak

    mengalami oksidasi pada suhu kamar. Kemudian antara sikloheksanol

    dan fenol dapat direaksikan dengan NaOH. Sikloheksanol sukarbereaksi dengan NaOH dan fenol sangat mudah bereaksi dengan

    NaOH.

    5. Pengaruh reagen lucas terhadap senyawa isobutil alkohol, 1 metilsiklopentanol, dan 2 metil siklopentanol, yaitu: reagen lucas

    membutuhkan waktu untuk bereaksi dengan 1 metil siklopentanol

    lebih cepat, kemudian 2 metil siklopentanol yang bereaksi dengan

    reagen lucas membutuhkan waktu untuk bereaksi lebih cepat

    dibandingkan isobutil alkohol atau dinyatakan reagen lucas bereaksi

    dengan 1 metil siklopentanol, 2 metil siklopentanol, dan isobutil

    alkohol.

  • 7/22/2019 Bundelan Gugus Fungsi

    11/11

    6. Yang tidak bereaksi dengan larutan Brodwell-wellman, yaitu 1 metilsiklopentanol.

    C. Aldehid dan keton7. Persamaan reaksi untuk perlakuan:

    a. Pereaksi tollens dengan formaldehidb. Pereaksi benedict dengan heptaldehidc. Pembuatan benzaldehid fenil hidrazonpembuatan sikloheksanon

    oksim

    d. Pengujian iodoform terhadap 2 pentanon.8. Kondensasi aseton dengan benzaldehid yang dikatalis oleh basa.

    Persamaan reaksinya:

    9. Penggunaan praktis dari reaksi tollens ialah untuk pemurnian logamperak (Ag).

    a. Untuk membedakan 3 pentanol dengan pentanol dilakukan dengancara mengui dengan reagen lucas, sebab itu merupakan alkohol

    sekunder sedangkan pentanol hanya akan bereaksi jika suhu

    dinaikkan dengan pemanasan.

    b. Untuk membedakan benzaldehid asetofenon cukup dengan ujicermin kaca tollens sedangkan asetofenon tidak akan bereaksi

    dengan reagen tollens.