Upload
murdani-murdaniasih
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Case 3 Neonatus
1/61
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM KARDINAH TEGAL
LAPORAN KASUS ANAK
BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA SEDANG, INFEKSI
NEONATORUM, HIPERBILIRUBINEMIA, NEONATUS ATERM
Pembimbing: dr. Herr S!"#n$%, S&.A
Di"!"!n %'e(: G!"$i A! )e$!$ M!rd#ni#"i(
*++.--.--/
FAKULTAS KEDOKTERAN UNI0ERSITAS TRISAKTI
PERIODE M#re$ 1 -2 Mei 3+-4
0
7/26/2019 Case 3 Neonatus
2/61
LEMBAR PENGESAHAN
Presentasi laporan kasus dengan judul
5BAYI BARU LAHIR DENGAN ASFIKSIA SEDANG, INFEKSI
NEONATORUM, HIPERBILIRUBINEMIA, NEONATUS ATERM6
Penyusun:
Gusti Ayu Ketut Murdaniasih
030.10.117
Telah diterima dan disetujui oleh pemiming! seagai syarat untuk menyelesaikan
kepaniteraan klinik "lmu Kesehatan Anak di #$% Kardinah Kota Tegal periode 7 Maret
& 1' Mei (01).
Tegal! 7 Maret & 1' Mei (01)
dr. *erry $usanto! $p.A
1
7/26/2019 Case 3 Neonatus
3/61
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH TEGAL
+ama Mahasis,a :Gusti Ayu Ketut -okter Pemiming : dr. *erry $usanto! $p.A
+"M : 030.10.17' Tanda tangan :
I. IDENTITAS PASIEN
DATA PASIEN AYAH IBU
N#m# y. +y. T Tn.- +y. T
Um!r 0 hari 30 tahun () tahun
7eni" Ke'#min /akilaki /akilaki Perempuan
A'#m#$ #T ( #2 07 Pegirikan! Keamatan Talang! Kota Tegal
Ag#m# "slam "slam "slam
S!)! B#ng"# 4a,a 4a,a 4a,a
Pendidi)#n -3 $MA
Pe)er8##n Pega,ai hotel Penjaga ,arung
Peng(#"i'#n #p. '.000.000!00 #p. 1.500.000!00
Ke$er#ng#n *uungan orangtua dengan anak adalah anak kandung
A"!r#n"i P4$ P"
N%. RM 6())((
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan seara alloanamnesis dengan iu dan ayah kandung
pasien pada tanggal (5 April (01)! pukul 10.00 2"! di #uang -ahlia #$%-
Kardinah.
A.Ke'!(#n U$#m# : $esak napas sesaat setelah lahir.
B. Ke'!(#n $#mb#(#n : Merintih! hipotonus ! akrosianosis.
2
7/26/2019 Case 3 Neonatus
4/61
9. Ri##$ Pen#)i$ Se)#r#ng
Pasien seorang ayi laki laki usia 0 hari! datang ke ruang +"% #$%
Kardinah tanggal (' April (01) sesaat setelah lahir. ayi lahir tanggal (' april
seara $pontan dengan kala 1 lama! iu G1P1A0 hamil 36 minggu! keadaan
ayi saat lahir #i$! n#;#" merin$i( *
7/26/2019 Case 3 Neonatus
5/61
#p.'.000.000!00 per ulan! dan iu pasien erpenghasilan #p. 1.500.000!00
per ulan. Ayah menanggung nakah untuk seorang istri dan ( orang
anaknya.
Ke"#n : S$#$!" e)%n%mi =!)!&.
H.Ri##$ Ke(#mi'#n d#n Pemeri)"##n Pren#$#'
"u pasien memeriksakan kehamilan ' kali! 1 kali saat usia kehamilan 1(
minggu! 1 kali saat usia kehamilan (0 minggu! 1 kali saat usia kehamilan 3'
minggu dan 1 kali saat usia kehamilan 36 minggu. $elama hamil kondisi iu dan
ayi dikatakan aik! mendapat suntikan imunisasi TT ( kali. "u tidak pernah
mengonsumsi oatoatan dan jamu selama hamil! tidak merokok! tidak
mengonsumsi alkohol! tidak pernah mengalami demam! sesak! muntahmuntah
atau penyakit lain selama kehamilan keuali demam menjelang persalinan.
Penyakit tekanan darah tinggi dan kening manis selama kehamilan disangkal.
#i,ayat penyakit jantung! asma! T! perdarahan dan trauma disangkal.$elama
hamil! iu makan 3 kali sehari! erupa nasi! laukpauk dengan 8ariasi telur! tahu!
tempe! sayuran dan susu. $ejak a,al kehamilan sampai usia 36 minggu! erat
adan iu meningkat 11 kg ;dari '5 kg menjadi 5) kg! tinggi adan 155 m
7/26/2019 Case 3 Neonatus
6/61
/ingkar dada : 33 m
Keadaan lahir : Tidak menangis kuat! merintih! tampak sesak.
+ilai APGA# : )77
Kelainan a,aan : Tidak ada
Air ketuan : keruh
Ke"#n: Ne%n#$!" A$erm, )#'# - '#m# '#(ir "e=#r# &er >#gin#m deng#n
ind!)"i, b#i d#'#m )e#d##n $id#) b!g#r, %b"er>#"i ne%n#$#' in;e)"i.
7. Ri##$ Peme'i(#r##n P%"$n#$#'
elum dapat die8aluasi
Ke"#n : Be'!m d#$ die>#'!#"i
K.Ri##$ Ke'!#rg# Beren=#n#
"u pasien elum menggunakan alat kontrasepsi saat ini.
L. Ri##$ Per$!mb!(#n d#n Per)emb#ng#n An#)
erat adan lahir 3100 gram! panjang adan '7 m! lingkar kepala 3( m.
#i,ayat perkemangan elum dapat die8aluasi.
Ke"#n : Ber#$ b#i '#(ir n%rm#'
M. Ri##$ M#)#n d#n Min!m An#)
#i,ayat makan dan minum elum dapat die8aluasi.
N. Ri##$ Im!ni"#"i
Pasien elum pernah diimunisasi sejak lahir karena keadaannya sejak lahir
tidak sehat! sehingga imunisasi ditunda
Ke"#n : Be'!m di'#)!)#n im!ni"#"i d#"#r.
O.Si'"i'#(?I)($i"#r Ke$!r!n
5
7/26/2019 Case 3 Neonatus
7/61
Ke$er#ng#n :
: lakilaki : pasien
: perempuan
Ke"#n : Tid#) #d# #ngg%$# )e'!#rg# #ng memi'i)i ri##$ &en#)i$ #ng
"#m#.
III. PEMERIKSAAN FISIK
-ilakukan pada tanggal (5 April (01)! pukul 10.00 2" ;hari pertama
pera,atan
ayi : Tampak lemah! tampak
sesak
Menangis : Kurang kuat Kejang ; ?
#T 3 de$i) 3 de$i)
Tonus Hi&%$%n!" Hi&%$%n!"
Re;'e)" &rimi$i;
#eleks Cral
#eleks *isap : ;=< lemah
#eleks #ooting : ;Hl 13.0 & 36.0
Hem#$%)ri$ '0!( */ @ '' & 7(
Tr%mb%"i$ (51 ;I< 103>Hl (17 & '7
Eri$r%"i$ 3!6 */ 10)>Hl '!3 & )!3
RD@ 15!6 */ @ 11.5 & 1'.5
M90 10'!7 % 6 & 1((
M9H 35!' Pg 33 & '1
M9H9 33.5 g>dl 31 & 35
G'!)%"# Se#)$! 53 ;I< mg>dl 701'0
9RP PC$ '6 +egati
0. DAFTAR MASALAH
Asiksia sedang
Cser8asi neonatal ineksi
+eonatal Aterm
0I. DIAGNOSIS BANDING
Asiksia sedang Jaktor plasenta
Jaktor janin
Jaktor iu
Cser8asi neonatal "neksi "neksi peri natal
"neksi post natal "neksi ante natal
ayi erat lahir sangat rendah Prematuritas murni
-ismaturitas
+eonatus Aterm ayi sesuai untuk masa kehamilan
ayi keil untuk masa kehamilan
ayi esar untuk masa kehamilan
0II. DIAGNOSIS KER7A
12
7/26/2019 Case 3 Neonatus
14/61
Asiksia sedang
Cser8asi +eonatal ineksi
+eonatal Aterm
0III. PENATALAKSANAAN )''
#. Medi)#men$%"#
Pasang C(PAP
"J- -10@ 1( tpm
"nj. Pyin ( 9 150 mg
"nj. Aminophilin ( 9 3 mg
"nj. a Gluonas 1 9 0.) ml
b. N%nmedi)#men$%"#
#a,at intensi! monitor tanda 8ital! sesak atau kejang
-iet : tunda
Bdukasi keluarga pasien mengenai penyakit! terapi dan komplikasi
yang mungkin terjadi.
IJ. SARAN PEMERIKSAAN
1. -arah rutin(. Gula darah se,aktu
3. #P
J. PROGNOSIS
Luo ad 8itam : duia ad onan
Luo ad sanationam : duia ad onam
Luo ad ungsionam : duia ad onam
13
7/26/2019 Case 3 Neonatus
15/61
FOLLO@ UP
32 A&ri' 3+-4
H#ri Per##$#n )e+
3 A&ri' 3+-4 *NI9U/
H#ri Per##$#n )e-
S Pasien aru datang dari ruang
pera,atan ma,ar dengan / Aterm
G1P0A0 hamil 36 mgg dengan kala 1
lama! partus spontan induksi pkl 17.0.
4enis kelamin lakilaki! 3!1 kg A$
)77 Air ketuan keruh! Meonium
;=
*NI9U/
P)' -.+
*# :1)09>mnt! ##: )09>mnt! $pC(:
5@! G-$ 1'0 mg>dl! $: 3)!'
P)' 3.2
C( PAP! *# :15)9>mnt! ##:)09>mnt! $pC(:100@! $: 3)!6
O KU: Menangis kurang kuat! gerak
kurang akti! merin$i( *=
4 1( reguler! m ;
Adomen: $upel! % ;===
;>< #T F(N
A Asiksia sedang! oser8asi neonatal
ineksi! neonatal AtermP C( PAP
"J- -10@ 1( tpm
"nj. Pyin ( 9 150 mg "
"nj. Aminoilin ( 9 150 mg "
"nj. a glukonas 1 9 0!) ml "
-iet : tunda
P C( PAP
"J- -10@ 1( tpm
"nj. "nj. Pyin ( 9 150 mg "
"nj. Aminoilin ( 9 150 mg "
"nj. a glukonas 1 9 0!) ml "
-iet : tunda
G-$! darah rutin
"nj enoarital 10 mg i8 kalau
kejang.
14
7/26/2019 Case 3 Neonatus
16/61
34 A&ri' 3+-4 *NI9U/
H#ri Per##$#n )e3
3 A&ri' 3+-4 *NI9U/
H#ri Per##$#n )e
S Dem#m */, )e8#ng */ Se"#) */,AK
;=
S Dem#m */, )e8#ng */ Se"#) */,
AK ;=
O KU: Menangis kurang kuat! gerak
kurang akti! merin$i( */,re$r#)"i */,
sianosis ;< #T F(N
A Asiksia sedang! oser8asi neonatal
ineksi! neonatal Aterm
A Asiksia sedang! oser8asi neonatal
ineksi! neonatal Aterm
P C( /o, Jlo,
"J- -10@ 1( tpm
"nj. "nj. Pyin ( 9 150 mg "
"nj. Aminoilin ( 9 150 mg " "nj. a glukonas 1 9 0!) ml "
-iet : Asi>Pasi 6 9 (0 30 ml
ek iliruin
P C( /o, Jlo,
"J- -10@ 1( tpm
"nj. "nj. Pyin ( 9 150 mg "
"nj. Aminoilin ( 9 150 mg " "nj. a glukonas 1 9 0!) ml "
-iet : Asi>Pasi 6 9 (0 30 ml
15
7/26/2019 Case 3 Neonatus
17/61
3 A&ri' 3+-4 *NI9U/
H#ri Per##$#n )e2
3 A&ri' 3+-4 *NI9U/
H#ri Per##$#n )e
S Dem#m */, )e8#ng */ Se"#) */,AK
;=
S Dem#m */, )e8#ng */ Se"#) */,
AK ;=
O KU: Menangis kuat! gerak akti!
merintih ;
TT0: *#: 13(9>m! RR: 4?m! $:
3).)! $pC( 5@!
S$#$!" gener#'i":
Kepala: Mesoseali! %% datar! molase
;
A Asiksia sedang! oser8asi neonatal
ineksi! neonatal Aterm
A Asiksia sedang! hiperiliruinemia!
oser8asi neonatal ineksi! neonatal
Aterm
P C( ;klpPasi 6 9 (0 30 ml
Jototherapy (' jam
ek ulang iliruin
"nj. a glukonas 1 9 0!) ml "
-iet : Asi>Pasi 6 9 (0 30 ml
ek ulang iliruin
+ A&ri' 3+-4 *NI9U/
H#ri Per##$#n )e4
S Dem#m */, )e8#ng */ Se"#) */,AK
;=
O KU: Menangis kuat! gerak akti!merintih ;
TT0: *#: 11(9>m! RR: ?m! $:
3).6! $pC( 6@!
S$#$!" gener#'i":
Kepala: Mesoseali! %% datar! molase
;
"nj. "nj. Pyin ( 9 150 mg "
"nj. Aminoilin ( 9 150 mg "
"nj. a glukonas 1 9 0!) ml "
17
7/26/2019 Case 3 Neonatus
19/61
-iet : Asi>Pasi 6 9 (0 30 ml
oleh pulang
TIN7AUAN PUSTAKA
-. BAYI BERAT LAHIR SANGAT RENDAH *BBLSR/
ayi erat adan lahir sangat rendah ;/$#< merupakan ayi lahir hidup
dengan erat adan lahir 1000 & 1500 gr. Penyea dari /$# adalah kelahiran
prematur dan intrauterine growth restriction;"%G#
7/26/2019 Case 3 Neonatus
20/61
dilahirkan kurang ulan dan seagian esar ;7!(@< adalah /# pada kehamilan
ukup ulan proporsi teresar yaitu di daerah pedesaan.(!3
ayi dengan /$# merupakan salah satu aktor risiko terhadap kematian ayi
khususnya pada masa perinatal. Tahun (00)! "ndonesia menduduki peringkat 10
diantara 16 negara A$BA+ dan $BA#C dengan angka kematian ayi yaitu 35 per 1000
kelahiran hidup. Kalimantan $elatan pada tahun (007! angka kematian ayi yaitu 56 per
1000 kelahiran hidup.
ayi erat erat adan lahir sangat rendah ;/$#< adalah ayi aru lahir yang
erat adan pada saat kelahiran 1000 1.500 gram.
erikut adalah deinisi mengenai istilahistilah penting:
ayi kurang ulan adalah ayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu
;(5 harimenit diuat oto thoraks. *al ini untuk
mengetahui jika ada sindroma gangguan pernapasan idiopatik.
Pemeriksaan kadar gula darah setiap 61( jam. airan inus yang dierikan yaitu
-10@.
Penegahan terhadap ineksi! karena ayi sangat rentan terhadap ineksi! karena
pemindahan "g G dari iu ke janin terganggu.
Pengelolaan temperatur agar jangan sampai kedinginan karena ayi dismatur
leih mudah menjadi hipotermi.
Pemerian makanan dini ;early !eeding< untuk menegah hipoglikemi.
Pemerian A$" leih aik selain pemerian nutrisi juga dapat menegah
nekrosis enterokolitis.
Terapi oksigen
Menjaga saturasi oksigen kisaran 65@ (@. $aturasi oksigen tidak harus
maksimal untuk melindungi kerusakan paru akiat oksigen.
airan
Pada hari pertama pera,atan! ayi /$# mendapatkan airan sekitar )060
ml>Kg. *arus dilakukan penga,asan terhadap airan yang masuk dan yang
keluar.
26
7/26/2019 Case 3 Neonatus
28/61
Blektrolit
%ntuk menegah hipokalsemia erikan a glukonas. Perlu dilakukan pemeriksaan
kadar elektrolit darah.
erdasarkan penelitian /ydia J et al! disimpulkan ah,a pemerian A$" pada
ayi /$# dapat menurunkan resiko sepsis dan +B. A$" mengandung eerapa
imunomodulator termasuk sekresi "gA! laktoerin! lisoim! dan asetilhidrolase.)!6
Pemerian antiiotik sangat penting pada ayi /$# terutama seagai
antiiotik proilaksis. erdasarkan penelitian $toll 4 et al! disimpulkan ah,a late&
sepsismerupakan aktor resiko utama penyea mortalitas dan moriditas pada ayi
/$#. #egimen antiiotik yang digunakan pada neonatus yaitu:
$epsis neonatal digunakan ampiillin dikominasikan dengan antiiotik
golongan aminoglikosida
Meningitis neonatal digunakan ampiillin dikominasikan dengan antiiotik
sealosporin generasi ketiga
27
7/26/2019 Case 3 Neonatus
29/61
"neksi pada neonates paling sering melalui kontak dengan kulit. Pada ayi /$# dan
KMK memiliki lapisan kulit yang leih tipis. $ehingga mudah mengalami kerusakan
dan menjadi jalur ineksi. Cleh karena itu! selama pera,atan dilakukan tindakan
minimal handling. $elama pera,atan di rumah sakit! ineksi juga dapat terjadi melalui
kateter inus dan pemasangan orogastric tube ;CGT
7/26/2019 Case 3 Neonatus
30/61
hiperkaria dan asidosis ;"-A"
7/26/2019 Case 3 Neonatus
31/61
dikenali atau ;sepengetahuan penolong< tidak dijumpai tetapi asiksia tetap terjadi.
Cleh karena itu! penolong harus selalu siap melakukan resusitasi ayi pada setiap
pertolongan persalinan.
/ KLASIFIKASI
Asiksia dapat diagi erdasarkan skor APGA#.
Asiksia #ingan : skor APGA# 7 & ! tidak memerlukan tindakan khusus
Asiksia $edang : skor APGA# ' & )! pada pemeriksaan isik akan terlihat
rekuensi napas meningkat! adanya retraksi dinding dada! tonus otot kurangaik dan sianosis.
Asiksia erat : skor APGA# 0 & 3! pada pemeriksaan isik ditemukan
rekuensi jantung kurang dari 100 9>menit! tonus otot uruk! sianosis erat dan
mengarah ke puat! pada asiksia dengan henti jantung yaitu unyi jantung ayi
menghilang tidak leih dari 10 menit setelah lahir.1!
2/ PATOFISIOLOGI
Proses kelahiran selalu menimulkan asiksia ringan yang ersiat
sementara! proses ini dianggap perlu untuk merangsang kemoreseptor pusat
pernaasan agar terjadi primary gasping yang kemudian erlanjut dengan
pernaasan teratur. $iat asiksia ini tidak mempunyai pengaruh uruk karena
reaksi adaptasi ayi dapat mengatasinya. Kegagalan peraasan mengakiatkan
gangguan pertukaran oksigen dan karondioksida! diikuti asidosis respiratorik.
Apaila proses erlanjut maka metaolisme sel akan erlangsung dalam suasana
aeroik yang erupa glikolisis glikogen sehingga sumer utama glikogen
terutama pada jantung dan hati akan erkurang dan asam organik yang terjadi
akan menyeakan asidosis metaolik. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi
peruahan kardio8askular yang diseakan eerapa diantaranya:
*ilangnya sumer glikogen dalam jantung akan mempengaruhi ungsi
jantung
30
7/26/2019 Case 3 Neonatus
32/61
Terjadinya asidosis metaolik mengakiatkan menurunnya sel jaringan
termasuk otot jantung sehingga menimulkan kelemahan jantung Pengisian udara a8eolus yang kurang adekuat menyeakan tetap tingginya
resistensi pemuluh darah paru! sehingga sirkulasi darah ke paru dan sistem
sirkulasi tuuh lain mengalami gangguan
$ehuungan dengan proses aali terseut maka ase a,al asiksia ditandai
dengan pernaasan epat dan dalam selama tiga menit ;periode hiperapnemenit selama eerapa menit! gasping ini semakin melemah
sehingga akhirnya timul apneu skunder. Pada keadaan normal asease ini
tidak jelas terlihat karena setelah pemersihan jalan naas ayi maka ayi akan
segera ernaas dan menangis kuat.
Pemakaian sumer glikogen unutk energi dalam metaolisme anaero
menyeakan tuuh ayi akan menderita hipoglikemia. Pada asiksia erat
menyeakan kerusakan memran sel terutama sel susunan sara pusat sehingga
mengakiatkan gangguan elektrolit! erakiat menjadi hiperkalemia dan
pemengkakakn sel. Kerusakan sel otak terjadi setelah asiksia erlangsung
selama 615 menit.
/ DIAGNOSIS
+eonatus yang mengalami asiksia neonatorum isa didapatkan ri,ayat
gangguan lahir! lahir tidak ernaas dengan adekuat! ri,ayat ketuan erampur
mekoneum. Temuan klinis yang didapatkan pada neonatus dengan asiksia
neonatorum dapat erupa lahir tidak ernaas>megapmegap! denyut jantung
F1009>menit! kulit sianosis atau puat dan tonus otot melemah. $eara klinis
dapat digunakan skor APGA# pada menit ke 1! 5 dan 10 unutk mendiagnosa
dan mengklasiikasikan derajat asiksia seara epat. $kor APGA# merupakan
metode ojekti untuk menilai kondisi ayi aru lahir dan erguna untuk
memerikan inormasi mengenai keadaan ayi seara keseluruhan dan
keerhasilan tindak resusitasi. 2alaupun demikian! tindakan resusitasi harus
31
7/26/2019 Case 3 Neonatus
33/61
dimulai seelum perhitungan pada menit pertama. 4adi skor APGA# tidaklah
digunakan untuk menentukan apakah seorang ayi memerlukan resusitasi!
langkah mana yang diutuhkan atau kapan kita menggunakannya. Ada tiga tanda
utama yang digunakan untuk menentukan agaimana dan kapan melakukan
resusitasi ;pernaasan! rekuensi jantung! ,arna kulit< dan ini merupakan agian
dari APGA# skor.dua tanda tamahan ;tonus otot dan releks rangsanganeris pd iu
Air ketuan au! ,arna hijau
KP- leih dr 16 jam
Prematuritas /#
Jetal distres
Tanda gejala :
#elek hisap lemah
ayi tampak sakit! tidak akti! dantampaklemah
*ipotermia atau hipertermia
Merintih
-apat disertai kejang! puat! atau ikterus
Prinsip pengoatan:
Pengoatan antiiotika seara empiris dan terapeutik
Pemeriksaan laoratorium rutin
iakan darah dan uji resistensi
Pemeriksaan lain dapat dilakukan atas indikasi
b) *eningitis pada eonatus
39
7/26/2019 Case 3 Neonatus
41/61
Tanda dan gejala :
$ering didahului atau ersamaan dengan sepsis
Kejang
%% menonjol
Kaku kuduk
Pengoatan :
Gunakan antiioti yang dapat menemus sa,ar otak dan dierikan
dalam minimal 3 minggu
Pungsi lumal ;atas indikasikg "M
/ PEN9EGAHAN
Prinsip penegahan ineksi antara lain:
erikan pera,atan rutin kepada ayi aru lahir.
Pertimangkan setiap orang ; termasuk ayi dan sta < erpotensi menularkan
ineksi.
ui tangan atau gunakan pemersih tangan eralkohol.
Pakai & pakaian pelindung dan sarung tangan.
Gunakan teknik aseptik.
Pegang instrumen tajam dengan hati & hati dan ersihkan dan jika perlu
sterilkan atau desineksi instrumen dan peralatan.
ersihkan unit pera,atan khusus ayi aru lahir seara rutin dan uang
sampah.
Pisahkan ayi yang menderita ineksi untuk menegah ineksi nosokomial.3
42
7/26/2019 Case 3 Neonatus
44/61
HIPERBILIRUBINEMIA
Penger$i#n I)$er!" Ne%n#$%r!m
"kterus neonatorum adalah keadaan ikterus pada ayi aru lahir. "kterus adalah
pe,arnaan kuning di kulit! konjungti8a dan mukosa yang terjadi karena meningkatnya
kadar iliruin dalam darah. iasanya mulai tampak pada kadar iliruin serum E 5
mg>d/ atau diseut dengan hiperiliruinemia! yang dapat menjurus ke arah terjadinya
kern ikterus atau ensealopati iliruin ila kadar iliruin yang tidak dikendalikan.
"kterus neonatorum merupakan enomena iologis yang timul akiat tingginya
produksi dan rendahnya ekskresi iliruin selama masa transisi pada neonatus. Pada
neonatus produksi iliruin ( sampai 3 kali leih tinggi dianding orang de,asa
normal. *al ini dapat terjadi karena jumlah eritrosit pada neonatus leih anyak dan
usianya leih pendek. Keadaan ayi kuning ;ikterus< sangat sering terjadi pada ayi
aru lahir! terutama pada ayi erat lahir rendah ;/#
7/26/2019 Case 3 Neonatus
45/61
reseptor memran sel hati dan masuk ke dalam sel hati. $egera setelah ada dalam sel
hati! terjadi persenya,aan dengan ligandin ;protein S< protein R dan glutation hati lain
yang mema,anya ke retikulum endoplasma hati! tempat terjadinya proses konjugasi.
Prosedur ini timul erkat adanya enim glukoronil transerase yang kemudian
menghasilkan entuk iliruin indirek. 4enis iliruin ini dapat larut dalam air dan pada
kadar tertentu dapat diekskresikan melalui ginjal. $eagian esar iliruin yang
terkonjugasi ini diekskresikan melalui duktus hepatikus ke dalam saluran penernaan
dan selanjutnya menjadi uroilinogen dan keluar dengan eses seagai sterkoilin.
-alam usus seagian diasorsi kemali oleh mukosa usus dan terentuklah proses
asorsi enterohepatik.
44
7/26/2019 Case 3 Neonatus
46/61
$eagian esar neonatus mengalami peninggian kadar iliruin indirek pada
harihari pertama kehidupan. *al ini terjadi karena terdapatnya proses isiologik tertentu
pada neonatus. Proses terseut antara lain karena tingginya kadar eritrosit neonatus!
masa hidup eritrosit yang leih pendek ;600 hari< dan elum matangnya ungsi hepar.
Peninggian kadar iliruin ini terjadi pada hari ke (3 dan menapai punaknya pada
hari ke 57! kemudian akan menurun kemali pada hari ke 101' kadar iliruin pun
iasanya tidak meleihi 10 mg>dl pada ayi ukup ulan dan kurang dari 1( mg>dl pada
ayi kurang ulan! pada keadaan ini peninggian iliruin masih dianggap normal dan
karenanya diseut ikterus isiologik. Masalah akan timul apaila produksi iliruin ini
45
7/26/2019 Case 3 Neonatus
47/61
terlalu erleihan atau konjugasi hati menurun sehingga terakumulasi di dalam darah.
Peningkatan kadar iliruin yang erleihan dapat menimulkan kerusakan sel tuuh!
misal kerusakan sel otak yang akan menyeeakan gejala sisa di kemudian hari.
E$i%'%gi I)$er!" Ne%n#$%r!m
Peningkatan kadar iliruin umumnya terjadi pada setiap ayi aru lahir! karena :
a. Meningkatnya kadar iliruin
*emolisis diseakan oleh jumlah sel darah merah leih anyak dan umur leih
pendek.
. Penurunan eksresi iliruin
*al ini dapat terjadi karena :
Jungsi hepar yang elum sempurna sehingga terjadi penurunan amilan dalam
hati dan penurunan konjugasi oleh hati
Peningkatan sirkulasi iliruin enterohepatik meningkat karena masih
erungsinya enim glukoronidase di usus! penurunan motilitas usus halus! danpenurunan akteri lora normal.
Pada ayi yang dieri minum leih a,al atau rekuensi menyusu yang sering
dan ayi dengan pengeluaran mekonium leih a,al enderung mempunyai insiden yang
rendah untuk terjadinya ikerus isiologis. Pada ayi yang dieri minum susu ormula
enderung mengeluarkan iliruin leih anyak pada mekoniumnya selama 3 hari
pertama kehidupan diandingkan dengan yang mendapat A$". ayi yang mendapat A$"!
kadar iliruin enderung leih rendah pada yang deekasinya leih sering. ayi yang
terlamat mengeluarkan mekonium leih sering terjadi ikterus isiologis.
46
7/26/2019 Case 3 Neonatus
48/61
Gamar Btiologi "kterus neonatorum isiologis
Pada ayi yang mendapat A$" terdapat dua entuk neonatal aundice yaitu early
yang erhuungan dengan breast !eeding dan lateerhuungan dengan A$". entuk
early onsetdiyakini erhuungan dengan proses pemerian minum. entuk late onset
diyakini dipengaruhi oleh kandungan A$" iu yang mempengaruhi proses konjugasi dan
eksresi iliruin. Jaktor spesiik dari A$" terseut kemungkinan adanya peningkatan
asam lemak unsaturated yang menghamat proses konjugasi atau adanya eta
glukorunidase yang menyeakan peningkatan jalur enterohepatik.
Gamar -istriusi le8el maksimal iliruin selama 1 minggu pertama pada ayi yang
mendapat A$" dan susu ormula
F#)$%r Ri"i)%
Jaktor risiko untuk timulnya ikterus neonatorum adalah :
47
7/26/2019 Case 3 Neonatus
49/61
a. Jaktor maternal
#as atau kelompok etnik tertentu
Komplikasi kehamilan ;-M! inkompatiilitas AC dan #hkg. Alumin iasanya dierikan
seelum transusi tukar dilakukan karena alumin akan memperepat keluarnya
iliruin dari ekstra8askuler ke 8askuler sehingga iliruin yang diikatnya leih
mudah dikeluarkan dengan transusi tukar. Pemerian glukosa perlu untuk konjugasi
hepar seagai sumer energi.
Melakukan dekomposisi iliruin dengan ototerapi. 2alaupun ototerapi dapat
menurunkan kadar iliruin dengan epat! ara ini tidak dapat menggantikan
transusi tukar pada proses hemolisis erat. Jototerapi dapat digunakan untuk pra
dan pasa transusi tukar. "ndikasi terapi sinar adalah :
ayi kurang ulan atau ayi erat lahir rendah dengan kadar al leih
dari 10 mg>dl
ayi ukup ulan dengan kadar iliruin leih dari 15 mg>dl
/ama terapi sinar adalah selama (' jam terus menerus! istirahat 1( jam! ila perlu
dapat dierikan dosis kedua selama (' jam.
Transusi tukar pada umumnya dilakukan dengan indikasi seagai erikut :
Kadar iliruin indirek leih dari (0 mg>dl Kadar iliruin tali pusat leih dari ' mg>dl dan * kurang dari 10 mg>dl
Peningkatan iliruin leih dari 1 mg>dl
Tael agan penatalaksanaan ikterus menurut ,aktu timulnya dan kadar iliruin
iliruin
serum
;mg>dlhari
untuk eerapa hari pertama
Tidak memerikan airan tamahan rutin seperti dekstrose atau air pada
ayi yang mendapat A$" dan tidak mengalami dehidrasi
. Penegahan sekunder
2anita hamil harus diperiksa golongan darah A0 dan rhesus serta
penyaringan serum utnuk antiodi isoimun yang tidak iasa Memastikan ah,a semua ayi seara rutin dimonitor terhadap timulnya
ikterus dan menetapkan protokol terhadap penilaian ikterus yang harus
dinilai saat memeriksa tandatanda 8ital ayi! tetapi tidak kurang dari setiap
61( jam
Ter#&i Sin#r
55
7/26/2019 Case 3 Neonatus
57/61
Pengaruh sinar terhadap ikterus telah diperkenalkan oleh remer sejak 156.
anyak teori yang dikemukakan mengenai pengaruh sinar terseut. Teori teraru
mengemukakan ah,a terapi sinar menyeakan terjadinya isomerisasi iliruin.
Bnergi sinar menguah senya,a yang erentuk 'R! 15Riliruin menjadi senya,a
erentuk 'R! 15Biliruin yang merupakan entuk isomernya. entuk isomer ini
mudah larut dalam plasma dan leih mudah diekskresi oleh hepar ke dalam saluran
empedu. Peningkatan iliruin isomer dalam empedu menyeakan ertamahnya
pengeluaran airan empedu ke dalam usus! sehingga peristaltik usus meningkat dan
iliruin akan leih epat meninggalkan usus halus. -i #$% -r. $oetomo $uraaya
terapi sinar dilakukan pada semua penderita dengan kadar iliruin indirek E1( mg>d/
dan pada ayiayi dengan proses hemolisis yang ditandai dengan adanya ikterus pada
hari pertama kelahiran. Pada penderita yang direnanakan transusi tukar! terapi sinar
dilakukan pula seelum dan sesudah transusi dikerjakan.
Peralatan yang digunakan dalam terapi sinar terdiri dari eerapa uah lampu
neon yang diletakkan seara paralel dan dipasang dalam kotak yang er8entilasi. Agar
ayi mendapatkan energi ahaya yang optimal ;360'70 nm< lampu diletakkan padajarak tertentu dan agian a,ah kotak lampu dipasang pleksiglass iru yang erungsi
untuk menahan sinar ultra8iolet yang tidak ermanaat untuk penyinaran. Gantilah
lampu setiap (000 jam atau setelah penggunaan 3 ulan ,alau lampu masih menyala.
Gunakan kain pada oks ayi atau inkuator dan pasang tirai mengelilingi area
sekeliling alat terseut erada untuk memantulkan kemali sinar seanyak mungkin ke
arah ayi.
Pada saat penyinaran diusahakan agar agian tuuh yang terpapar dapat seluas
luasnya! yaitu dengan memuka pakaian ayi. Posisi ayi seaiknya diuahuah setiap
)6 jam agar agian tuuh yang terkena ahaya dapat menyeluruh. Kedua mata ditutup
namun gonad tidak perlu ditutup lagi! selama penyinaran kadar iliruin dan
hemogloin ayi dipantau seara erkala dan terapi dihentikan apaila kadar iliruin
F10 mg>d/ ;F171 mol>/
7/26/2019 Case 3 Neonatus
58/61
eerapa eek samping yang perlu diperhatikan antara lain : enteritis!
hipertermia! dehidrasi! kelainan kulit! gangguan minum! letargi dan iritailitas. Bek
samping ini iasanya ersiat sementara dan kadangkadang penyinaran dapat
diteruskan sementara keadaan yang menyertainya diperaiki.
Tr#n";!"i T!)#r
Transusi tukar merupakan tindakan utama yang dapat menurunkan dengan
epat iliruin indirek dalam tuuh selain itu juga ermanaat dalam mengganti eritrosit
yang telah terhemolisis dan memuang pula antiodi yang menimulkan hemolisis.
2alaupun transusi tukar ini sangat ermanaat! tetapi eek samping dan komplikasinya
yang mungkin timul perlu di perhatikan dan karenanya tindakan hanya dilakukan ila
ada indikasi ;lihat tael 3
7/26/2019 Case 3 Neonatus
59/61
dengan serum iu. Apaila hal inipun tidak ada! maka dapat dimintakan darah C dengan
titer anti A atau anti yang rendah. 4umlah darah yang dipakai untuk transusi tukar
erkisar antara 1'0160 >kg.
Maam Transusi Tukar:
U%ouble olumeV artinya diutuhkan dua kali 8olume darah! diharapkan dapat
mengganti kurang leih 0 @ dari sirkulasi darah ayi dan 66 @mengganti * ayi.
UIso olumeV artinya hanya diutuhkan seanyak 8olume darah ayi! dapat
mengganti )5 @ * ayi.
UPartial 'xchangeV artinya memerikan airan koloid atau kristaloid pada kasuspolisitemia atau darah pada anemia.
K%m&'i)#"i
ahaya hiperiliruinemia adalah kern ikterus. Kern ikterus atau ensealopati
iliruin adalah sindrom neurologis yang diseakan oleh deposisi iliruin tidak
terkonjugasi ;iliruin tidak langsung atau iliruin indirek< di asal ganglia dan atang
otak. Patogenesis kern ikterus ersiat multiaktorial dan meliatkan interakasi antara
kadar iliruin indirek! pengikatan oleh alumin! kadar iliruin yang tidak terikat!
kemungkinan mele,ati sa,ar darah otak! dan suseptiilitas sara terhadap edera.
Keruskan sa,ar darah otak! asiksia dan peruahan permeailitas sa,ar darah otak
mempengaruhi risiko terjadinya kern ikterus.
Pada ayi sehat yang menyusu! kern ikterus terjadi saat kadar iliruin leih dari
30 mg>dl dengan rentang antara (150 mg>dl. Cnset umumnya pada minggu pertamakelahiran tapi dapat tertunda hingga umur (3 miggu.
Gamaran klinis kern ikterus! antara lain :
a. entuk akut
Jase 1 ;hari 1(< : menetek tidak kuat! hipotonia! kejang
Jase ( ;pertengahan minggu "< : hipertoni otot ekstesor! opistotonus!
retroollis! demam
58
7/26/2019 Case 3 Neonatus
60/61
Jase 3 ;setelah minggu "< : hipertoni
. entuk kronis
Tahun pertama : hipotoni! ati8e deep tendon rele9es! oligatory toni nek
rele9es! keterampilan motorik yang lamat
$etelah tahun pertama : gangguan gerakan ;horeoathetosis! allismus! tremor
gangguan pendengaran
Cleh karena itu! pada ayi yang menderita hiperiliruinemia perlu dilakukan tindak
lanjut seagai erikut :
Penilaian erkala pertumuhan dan perkemangan
Penilaian erkala pendengaran
Jisioterapi dan rehailitasi ila terjadi gejala sisa
59
7/26/2019 Case 3 Neonatus
61/61
DAFTAR PUSTAKA
1. *asan #! Alatas *. Perinatologi. -alam: "lmu Kesehatan Anak 3 edisi ke'.
4akarta : JK%"! 16510517.
(. 2iknjosastro *! $aiuddin A. ayi erat /ahir #edah. -alam: "lmu Keidanan
edisi ke3. 4akarta : yayasan ina Pustaka $ar,ono Pra,irohardjo! (00(77163.
3. Ariuddin 4! Palada P. /#/2. -alam : Perinatologi dan Tumuh Kemang.
4akarta : JK%"! (00'11.
'. ehrman! #B! Kliegman #M. The Jetus and the +eonatal "nant! "n : +elson
Te9took o pediatris 17 th ed. aliornia: $aunders. (00' 5506.
5. $aiuddin! A! Adrian! G. Masalah ayi aru /ahir. -alam : uku Auan +asional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan +eonatal edisi ke1. 4akarta : yayasan ina
Pustaka $ar,ono Pra,irohardjo! (00037)6.
). Gomella! T/! unningham M-. Management o the B9tremely /o, irth "nant
-uring the Jirst 2eeko /ie. "n : /ange +eonatology 5 th ed. +e, Sork : Medial
Pulishing -i8ision! (00( 1(031.
7. urrent : Pediatri -iagnosis and Treatment: +eonatal "ntensi8e are! page ((30.
Bdition 15 Th (001 M Gra, *ill ompanies.
6. -amanik! $yl8iati M.0lasi!i+asi Berat Badan dan Usia 0ehamilan."n: Kosim M$!
Sunanto A! -e,i #! $arosa G"! %sman A ;editors