24
CASE MALARIA PEMBIMBING : dr.Mayorita P, Sp.PD Logo Disusun Oleh : Nama : Fernia Stevani NIM : 11-2012-151 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

Case Malaria

Embed Size (px)

DESCRIPTION

case malaria

Citation preview

Page 1: Case Malaria

CASE

MALARIA

PEMBIMBING : dr.Mayorita P, Sp.PD

Logo

Disusun Oleh :

Nama : Fernia Stevani

NIM : 11-2012-151

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

RSAU dr.ESNAWAN ANTARIKSA

JAKARTA

2013

Page 2: Case Malaria

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan berkat-Nya kami

dapat menyelesaikan laporan kasus ini yang berjudul Malaria. Laporan kasus ini disusun

dalam rangka memenuhi tugas saya selama mengikuti kepaniteraan klinik Ilmu Penyakit

Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana di RSAU dr.Esnawan

Antariksa. Periode 30 September – 7 Desember 2013.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada dr.

Mayorita P, Sp.PD, selaku dokter pembimbing dalam penyusunan laporan kasus ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini jauh dari kesempurnaan karena

terbatasnya pengetahuan dan pengalaman kami sebagai mahasiswa fakultas kedokteran. Oleh

karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Akhir kata, semoga Presentasi kasus kami ini bermanfaat bagi semua.Sekian, terima

kasih.

Jakarta, November 2013

Penulis

1

Page 3: Case Malaria

I. Identitas Pasien

Nama : Tn. Sutejo

Jenis Kelamin : Laki – laki

Umur : 23 tahun

Alamat : MESS YON 461 PASKHAS Halim

Pekerjaan : TNI AU

Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum Menikah

Tanggal Masuk : 21 November 2013

Tanggal Keluar : 25 November 2013

No. RM : 121114

Dokter yang Merawat : dr. Mayorita P, Sp.PD

II. Anamnesis

Dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 21 November 2013

Keluhan Utama

Demam sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS).

Riwayat Penyakit Sekarang

Sejak 5 hari SMRS os mengeluh panas tinggi tiap hari yang disertai rasa menggigil

kurang lebih 1,5 jam kemudian os berkeringat lalu tertidur dan setelah bangun os merasa

lebih baik walaupun badan masih terasa lemah.

3 Hari SMRS os demam, menggigil perut terasa panas, mual, tidak muntah, tidak

pilek, nafsu makan berkurang, tidak batuk, tidak sesak. Os tidak berobat ke dokter, hanya

membeli obat warung yaitu panadol. Setelah itu os merasa panas itu agak berkurang. Selama

sakit os mengaku BAB dan BAK normal.

1 Hari SMRS os demam dengan menggigil lalu berkeringat, kemudian kepalanya

pusing, mual, nafsu makan makin berkurang, nyeri ulu hati, perut terasa panas dan badan

terasa nyeri. Os mengaku BAB normal, warna kekuningan, BAK normal tapi warnanya

kuning pekat. Os mengaku tidak ada mimisan atau gusi berdarah. Os juga mengaku badan

terasa pegal-pegal dan lemah, kadang-kadang sendi terasa nyeri.

2

Page 4: Case Malaria

Riwayat anggota keluarga dan lingkungan disekitar Os yang mengalami sakit demam

berdarah tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu

(-) Cacar (√) Malaria (-) Batu Ginjal / Saluran Kemih

(√) Cacar air (-) Disentri (-) Burut (Hernia)

(-) Difteri (-) Hepatitis (-) Penyakit Prostat

(-) Batuk Rejan (-) Tifus Abdominalis(-) Wasir

(-) Campak (-) Skirofula (-) Diabetes

(√) Influenza (-) Sifilis (-) Alergi

(-) Tonsilitis (-) Gonore (-) Tumor

(-) Khorea (-) Hipertensi (-) Penyakit Pembuluh

(-) Demam Rematik Akut (-) Ulkus Ventrikuli (-) Perdarahan Otak

(-) Pneumonia (-) Ulkus Duodeni (-) Psikosis

(-) Pleuritis (-) Gastritis (-) Neurosis

(-) Tuberkulosis (-) Batu Empedu Lain-lain: (-) Operasi

(-) Kecelakaan

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada

III. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan pada tanggal 21November 2013 pukul 15.30 WIB

Keadaan Umum

Kesan Sakit : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah : 140 / 70 mmHg

Nadi : 96 x / menit

Pernafasan : 32 x / menit

Suhu : 39,8 0 C

3

Page 5: Case Malaria

Kepala

Bentuk : Normocephali

Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut

Wajah : Simetris, Pucat (-), Sianosis (-), Ikterik (-)

Mata :

o Kelopak mata : Ptosis (-), Edema (-)

o Konjungtiva anemis (-/-)

o Sklera ikterik (-/-)

o Pupil Isokor kanan = kiri

o Refleks cahaya (+/+)

o Eksofthalmus (-) dan Nystagmus (-)

o Gerakan bola mata baik

Telinga :

o Normotia, Simetris

o Meatus akustikus eksternus lapang (+/+)

o Serumen (-/-)

o Membran timpani intak (+/+)

Hidung :

o Bentuk normal

o Tidak ada deviasi

o Sekret (-/-)

Mulut & Gigi :

o Bentuk normal, Simetris

o Bibir tidak sianostik

o Bibir tidak kering

o Tidak ada perdarahan di bibir

o Oral hygine baik

o Caries (-/-)

4

Page 6: Case Malaria

Tenggorokan :

o Tonsil T1-T1, Tidak hiperemis

o Kripta tidak melebar

o Detritus (-/-)

o Uvula ditengah

o Mukosa faring tidak hiperemis

Leher :

Bentuk normal

Deviasi Trakea (-)

JVP 5+2 cmH20

Pembesaran KGB (-)

Pembesaran Tiroid (-)

Bruit (-)

Thoraks

Paru-Paru

Inspeksi :

o Simetris baik statis maupun dinamis

o Tipe pernafasan thorako-abdominal

Palpasi :

o Vocal fremitus kanan = kiri

Perkusi :

o Sonor (+/+)

Auskultasi :

o Suara nafas vesikuler (+/+)

o Wheezing (-/-)

o Ronchi (-/-)

Jantung

Inspeksi :

o Ictus cordis terlihat

Palpasi :

5

Page 7: Case Malaria

o Teraba pulsasi ictus cordis pada 2cm medial pada garis

midklavikula kiri setinggi sela iga V

Auskultasi :

o Bunyi Jantung I - II normal irama reguler

o Murmur (-), Gallop (-)

Abdomen

Inspeksi :

o Simetris dan datar

o Umbilikus tidak tampak menonjol

o Caput medusa (-)

o ikterik (-)

Auskultasi :

o Bising usus (+) normal

Palpasi :

o Supel

o Nyeri tekan epigastrium (+)

o Pembesaran hepar (+)

o Pembesaran Lien (+)

Perkusi :

o Timpani 4 kuadran

o Shifting dullness (-)

Ekstremitas : Akral hangat

Kekuatan : +5 +5

+5 +5

Edema : _ _ Cyanosis : - -

_ _ - -

6

Page 8: Case Malaria

Riwayat Kelahiran

Tempat lahir : ( ) Di rumah ( ) Rumah Bersalin (√) RS Bersalin

Ditolong oleh : (√) Dokter ( ) Bidan ( ) Dukun

( ) Lain-lain

Riwayat Imunisasi

(√) Hepatitis (√) BCG (√) Campak (√) DPT

(√) Polio (√) Tetanus

IV. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium

o Darah Rutin tanggal 21 November 2013

Hb : 14,1 g/dl (13,2 – 17,3)

Leukosit : 7.000 /mm3 (3600 – 11.000)

Hematokrit : 42 % ( 40 – 52)

Trombosit : 64.000 /mm3 (150 – 400)

o Malaria : skizon P. Vivax : 0,7%

o Dengue NS 1 : negativ

V. Resume

Pasien laki-laki, 23 tahun, datang dengan keluhan panas badan sejak 5 hari SMRS. Panas

badan yang dirasakan naik turun. Keluhan disertai dengan mual. Keluhan tidak disertai

dengan batuk pilek, muntah, sesak, kejang, mimisan, bintik-bintik merah pada kulit,

perdarahan gusi atau tempat lain, dan penurunan kesadaran. BAB dan BAK tidak ada

keluhan.

Kesadaran pasien Composmentis, dan pasien tampak sakit sedang, tekanan 140 / 70

mmHg, Nadi : 96 x / menit, Pernafasan : 32 x / menit, Suhu : 39,8 0 C. Tidak terdapat

7

Page 9: Case Malaria

nyeri tekan pada epigastrium dan tidak tampak petechie. Dari hasil laboratorium didapatkan

Trombosit : 141000/mm3, Leukosit : 7.000 /mm3 dan Malaria : skizon P. Vivax :

0,7%

VI. Diagnosis Kerja

Malaria tertiana

VII. Diagnosis Banding

DHF

VIII. Penatalaksaan

Umum

o Tirah Baring

Medikamentosa

o IVFD RL 4 kolf/24 jam

o Paracetamol 500mg 3x1

o doxyciclin 2x100 mg 1 minggu

o PCT 3x500mg

o primaquin 1x1 2minggu

o amodiakuin 1x4tab 3 hari

o artesunat 1x4 tab 3 hari

Pemeriksaan Anjuran

H2TL setiap hari

Lab darah malaria tiap hari

NS1

Urinalisis

8

Page 10: Case Malaria

Follow Up

22 – 11– 2013

08.00 WIB

23 – 11 – 2013

08.00 WIB

24 – 11– 2013

08.00 WIB

S Sakir kepala (+),

mual (+)

Lemas, sakit

kepala (+)

Tidak keluhan

O

Pem. Fisik

Kesadaran

TD

Nadi

Pernafasan

Suhu

NTE

Lab.

Hb

Leukosit

Ht

Trombosit

Malaria

CM

110/80mmhg

80x/menit

20x/menit

36,80 C

-

12,1

6600

41

74000

Plasmodium vivax

0,1 %

CM

120/70mmhg

80x/menit

20x/menit

360 C

-

13,7

6300

40

74.000

-

CM

120/70mmHg

80x/menit

20x/menit

36,30 C

-

Pagi sore

13 12,2

6400 7300

38 36

102.000 121.000

-

A Malaria tertiana Malaria tertiana Malaria tertiana

P - doxyciclin 2x100

mg

-DPL

-PCT 3x500mg

-primaquin 1x1

-arterakin 1x4tab

- artesunat 1x4 tab 3

hari

- doxyciclin

2x100 mg

-DPL 2xsehari

-PCT 3x500mg

-primaquin 1x1

-arterakin

1x4tab

- artesunat 1x4

tab 3 hari

- doxyciclin

2x100 mg

--PCT 3x500mg

-primaquin 1x1

9

Page 11: Case Malaria

IX. Prognosis

ad vitam : dubia ad bonam

ad functionam : bonam

ad sanactionam : bonam

10

Page 12: Case Malaria

Tinjuan Pustaka

Penyakit Malaria

Definisi

Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa

parasit yang merupakan golongan Plasmodium, yang menyerang eritrosit dan

ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Proses

penularannya melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini

banyak sekali tersebar di wilayah tropik, misalnya di Amerika, Asia dan Afrika.

Ada empat type plasmodium parasit yang dapat menginfeksi manusia, namun

yang seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah Plasmodium

falciparum dan Plasmodium vivax. Lainnya adalah Plasmodium ovale dan

Plasmodium malariae.1,2

Gejala Klinis2,3

Penyakit malaria yang ditemukan berdasarkan gejala-gejala klinis dengan

gejala utama demam, mengigil secara berkala dan sakit kepala kadang-kadang

dengan gejala klinis lain sebagai berikut : Badan terasa lemas dan pucat karena

kekurangan darah dan berkeringat. Nafsu makan menurun. Mual-mual kadang-

kadang diikuti muntah. Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada

infeksi dengan plasmodium Falciparum. Dalam keadaan menahun (kronis) gejala

diatas, disertai pembesaran limpa. Malaria berat, seperti gejala diatas disertai

kejang-kejang dan penurunan kesadaran.

Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang

menonjol adalah mencret (diare) dan pucat karena kekurangan darah (anemia)

serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.

Gejala klasik malaria merupakan suatu paroksisme biasanya terdiri atas 3

stadium yang berurutan yaitu : Stadium dingin (cold stage), stadium demam (hot

stage). Dan stadium berkeringat (sweating stage).

Ketiga gejala klinis tersebut diatas ditemukan pada penderita berasal dari daerah

non endemis yang mendapat penularan di daerah endemis atau yang pertama kali

menderita penyakit malaria. Di daerah endemis malaria ketiga stadium gejala

klinis di atas tidak berurutan dan bahkan tidak semua stadium ditemukan pada

penderita sehingga definisi malaria klinis seperti dijelaskan sebelumnya dipakai

11

Page 13: Case Malaria

untuk pedoman penemuan penderita di daerah endemisitas. Khususnya di daerah

yang tidak mempunyai fasilitas laboratorium Serangan demam yang pertama

didahului oleh masa inkubasi (intrisik). Masa inkubasi ini bervariasi antara 9 -30

hari tergantung pada species parasit, paling pendek pada plasmodium Falciparum

dan paling panjang pada plasmodium malariae. Masa inkubasi ini tergantung pada

intensitas infeksi, pengobatan yang pernah didapat sebelumnya dan tingkat

imunitas penderita. Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah,

juga mempengaruhi. Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui transfusi

darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang turut masuk

bersama darah dan tingkat imunitas penerima darah. Secara umum dapat

dikatakan bahwa masa inkubasi bagi plasmodium falciparum adalah 10 hari

setelah transfusi, plasmodium vivax setelah 16 hari dan plasmodium malariae

setelah 40 hari lebih.

Masa inkubasi pada penularan secara alamiah bagi masing-masing species

parasit adalah sebagai berikut : Plasmodium Falciparum 12 hari, Plasmodium

vivax dan Plasmodium Ovate 13 -17 hari. Plasmodium malariae 28 -30 hari.

Beberapa strain dari Plasmodium vivax mempunyai masa inkubasi yang jauh lebih

panjang yakni sampai 9 bulan. Strain ini terutama dijumpai didaerah Utara dan

Rusia. Nama yang diusulkan untuk strain ini adalah plasmodium vivax

hibernans.

Gejala Klasik Malaria2,3

Stadium dingin

Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin.

Gigi gemeretak dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segala

macam pakaian dan selimut yang tersedia, nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan

jari jemarinya pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. Penderita mungkin

muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung

antara 15 menit sampai 1 jam.

Stadium Demam

Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa

kepanasan. Muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar,

12

Page 14: Case Malaria

sakit kepala dan muntah kerap terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya

penderita merasa sangat hasil dan suhu badan dapat meningkat sampai 41°C

atau lebih. Stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam

disebabkan oleh pecahnya sison darah yang telah matang dan masuknya

merozoit darah kedalam aliran darah. Pada plasmodium vivax dan P. ovale

sison-sison dari setiap generasi menjadi matang setiap 48 jam sekali sehingga

demam timbul setiap tiga hari terhitung dari serangan demam sebelumnya.

Nama malaria tertiana bersumber dari fenomena ini. Pada plasmodium

malariaa, fenomena tersebut 72 jam sehingga disebut malaria P. vivax/P.

ovale, hanya interval demamnya tidak jelas. Serangan demam diikuti oleh

periode laten yang lamanya tergantung pada proses pertumbuhan parasit dan

tingkat kekebalan yang kemudian timbul pada penderita.

Stadium Berkeringat

Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai

tempat tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang

sampai dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada

saat bangun dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini

berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Gejala-gejala yang disebutkan diatas tidak

selalu sama pada setiap penderita, tergantung pada species parasit dan umur

dari penderita, gejala klinis yang berat biasanya teljadi pada malaria tropika

yang disebabkan oleh plasmodium falciparum. Hal ini disebabkan oleh adanya

kecenderungan parasit (bentuk trofosoit dan sison) untuk berkumpul pada

pembuluh darah organ tubuh seperti otak, hati dan ginjal sehingga

menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ tubuh tersebut.

Gejala mungkin berupa koma/pingsan, kejang-kejang sampai tidak

berfungsinya ginjal. Kematian paling banyak disebabkan oleh jenis malaria

ini. Kadang–kadang gejalanya mirip kholera atau dysentri. Black water fever

yang merupakan gejala berat adalah munculnya hemoglobin pada air seni yang

menyebabkan warna air seni menjadi merah tua atau hitam. Gejala lain dari

black water fever adalah ikterus dan muntah-muntah yang warnanya sama

dengan warna empedu, black water fever biasanya dijumpai pada mereka yang

menderita infeksi P. falcifarum yang berulang -ulang dan infeksi yang cukup

berat.

13

Page 15: Case Malaria

Distribusi dan Insiden2,3

Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang utama di dunia.

Setiap tahun terjadi 300 – 500 juta kasus yang menyebabkan 2 juta kematian

(1 dalam 30 detik) dan lebih dari 90% penderita adalah anak balita. Lebih dari

90 juta penduduk Indonesia tinggal di daerah endemik malaria. Diperkirakan

ada 30 juta kasus malaria setiap tahunnya, kurang lebih hanya 10 % saja yang

mendapat pengobatan di fasilitas kesehatan. Angka kejadian terbesar dari

penyakit malaria ini ada di Indonesia bagian timur dimana malaria merupakan

penyakit endemik (dalam laporan WHO tahun 2005). Sebagian besar daerah

pedesaan di luar Jawa dan Bali merupakan daerah risiko malaria. Di Jawa

Tengah dan Jawa Barat, malaria merupakan penyakit yang timbul kembali (re-

emerging diseases). Menurut data dari fasilitas kesehatan pada 2001,

diperkirakan prevalensi malaria adalah 850,2 per 100.000 penduduk dengan

angka tertinggi 20 % di Gorontalo. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun

2001 yang dilakukan oleh Depatermen Kesehatan, memperkirakan angka

kematian spesifik akibat malaria di Indonesia adalah 11 per 100.000 untuk

laki-laki dan 8 per 100.000 untuk perempuan.

Penggolongan Manifestasi Penyakit Malaria2,3

Ada beberapa bentuk manifestasi penyakit malaria, antara lain :

Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita

merasakan demam muncul setiap hari ketiga. Malaria quartana, disebabkan

oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan demam setiap hari keempat.

Malaria serebral, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, penderita

mengalami demam tidak teratur dengan disertai gejala terserangnya bagian

otak, bahkan memasuki fase koma dan kematian yang mendadak. Malaria

pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul sangat

mendadak, mirip stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.

Menegakkan Diagnosa Penyakit Malaria

Dengan adanya tanda dan gejala yang dikeluhkan serta tampak oleh

tim kesehatan, maka akan segera dilakukan pemeriksaan laboratorium

14

Page 16: Case Malaria

(khususnya pemeriksaan darah tepi) untuk memastikan penyebabnya dan

diagnosa yang akan diberikan kepada penderita.1

Pengobatan Penyakit Malaria1,2

Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang

timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan

memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah

pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin untuk

meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan.

Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena

harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai

penyembuhan penyakit malaria di dunia. Namun ada beberapa penderita yang

resisten dengan pemberian Chloroquine, maka beberapa dokter akan

memberikan antimalaria lainnya seperti

Artesunate-Sulfadoxine/pyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, Artesunat-

piperquine, Artemether-lumefantrine, dan Dihidroartemisinin-piperquine.

15

Page 17: Case Malaria

Daftar Pustaka

1. Rustam. Faktor-faktor lingkungan dan Perilaku yang berhubungan dengan

kejadian malaria pada penderita yang mendapat pelayanan di Puskesmas

Kabupaten Sarolangun Propinsi jambi tahun 2002. Thesis Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia. 2002.

2. Alim, R. Hubungan Ladang Berpindah dengan Kejadian Malaria di Kabupaten

Indragiri Hilir, 2003. Thesis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia. 2003.

3. Markani. Dinamika penularan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadian malaria di Kecamatan Dusun Hilir Kabupaten Barito Selatan. Thesis

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. 2004.

16