41
MALARIA MIX (P. FALCIPARUM & P. VIVAX) Oleh: Valentine Hursepuny NIM. 201083049 Pembimbing : dr.Denny Jolanda,Sp.PD,FINASIM LAPORAN KASUS Oktober 2015 DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RSUD DR. M HAULUSSY FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2015 BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA

Lapsus Malaria

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jnjnjknk

Citation preview

Page 1: Lapsus Malaria

MALARIA MIX(P. FALCIPARUM & P. VIVAX)

Oleh:Valentine Hursepuny

NIM. 201083049

Pembimbing : dr.Denny Jolanda,Sp.PD,FINASIM

LAPORAN KASUSOktober 2015

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKPADA BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM RSUD DR. M HAULUSSYFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

2015

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS PATTIMURA

Page 2: Lapsus Malaria

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. SDFTTL : 14 Februari 1954Umur : 61 tahunPekerjaan : Ibu Rumah TanggaAlamat : HukurilaNo. RM : 08-30-39Tanggal MRS : 3 Agustus 2015Tanggal KRS : 17 Agustus 2015

Page 3: Lapsus Malaria

ANAMNESIS• Keluhan Utama: Demam• Keluhan Tambahan: Sakit kepala, pusing, lemas dan mual.• Riwayat penyakit sekarang :Pasien datang dengan keluhan demam ± 1 minggu sebelum MRS. Pasien mengatakan demamnya muncul hilang timbul, diikuti dengan rasa menggigil. Pada malam hari pasien sering berkeringat banyak dan merasa suhu tubuhnya turun setelah berkeringat, tetapi kemudian suhu tubuhnya naik lagi. Pasien juga mengeluh sakit kepala yang muncul perlahan-lahan bersamaan dengan demam. Sakit kepala dirasakan seperti tertimpa beban berat pada seluruh bagian kepala. Pasien juga mengaku pusing dan mual, muntah tidak ada, badan terasa lemas, wajah, telapak tangan dan telapak kaki tampak pucat. Tidak ada sesak napas, tidak ada batuk, tidak ada nyeri tenggorokan, tidak nyeri dada dan tidak ada nyeri pada perut. Pasien mengatakan nafsu makannya menurun. BAB/BAK lancar normal.

Page 4: Lapsus Malaria

• Riwayat penyakit dahulu : Malaria disangkal, hipertensi disangkal, DM disangkal.

• Riwayat pengobatan : pasien minum obat paracetamol untuk menurunkan demam, namun demam tidak berkurang.

• Riwayat bepergian : pasien baru kembali 2 minggu yang lalu dari jayapura.

Page 5: Lapsus Malaria

PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan Umum: Sakit Sedang• Status Gizi: Cukup (BB 43 kg, TB 150 cm, IMT 19

kg/m2)• Kesadaran: Compos MentisTanda Vital: • Tekanan Darah : 110/60 mmHg• Nadi : 86x/menit• Pernapasan : 24x/menit• Suhu : 39,3° Celcius

Page 6: Lapsus Malaria

Kepala: • Ekspresi : tampak lemah• Simetris Wajah : simetris• Rambut : hitam beruban, sukar dicabut

Mata:• Bola mata: eksoftalmos/enoftalmos (-/-)• Gerakan: bisa ke segala arah, strabismus (-/-)• Kelopak mata: xanthelasma (-/-), edema (-/-)• Konjungtiva: Anemis (+/+), ikterus (-/-)• Pupil: isokor (3 mm/3 mm), refleks cahaya langsung (+/+),

refleks cahaya tidak langsung (+/+)• Kornea: pterigium (-/-), injeksi siliaris (-/-)

Page 7: Lapsus Malaria

Telinga:• Aurikula: tofus (-/-),

sekret (-/-), nyeri tarik aurikula (-/-)

• Pendengaran: kesan normal

• Prosesus mastoideus: nyeri tekan (-/-)

Hidung:• Cavum nasi: lapang (-/-),

sekret (-/-), darah (-/-)

Mulut:• Bibir: sianosis (-),

stomatitis (-), perdarahan (-)

• Tonsil: sulit dievaluasi• Gigi: intak• Faring: sulit dievaluasi• Gusi: perdarahan (-)• Lidah: kandidiasis oral

(-), lidah kotor (+)

Page 8: Lapsus Malaria

Leher:• Kelenjar getah bening:

pembesaran (-) • Kelenjar tiroid: ukuran

normal, simetris, permukaan licin, konsistensi kenyal, massa (-), nyeri tekan (-)

• DVS: JVP = 5-2 cmH2O• Pembuluh darah: Venektasi

(-), pulsasi abnormal (-)• Kaku kuduk: negatif• Tumor: tidak ada

Dada:• Inspeksi: simetris ki =

ka, pembengkakan abnormal (-)

• Bentuk: normochest• Pembuluh darah:

venektasi (-), spider naevi (-),

• Buah dada: simetris ki = ka, tanda radang (-)

• Sela iga: pelebaran (-), retraksi (-)

Page 9: Lapsus Malaria

Paru:• Palpasi: Fremitus raba

simetris ki = ka, nyeri tekan (-)

• Perkusi: Paru kanan dan kiri sonor, batas paru hepar di ICS V, batas paru belakang kanan di vertebra torakalis X, batas paru belakang kiri di vertebra torakalis XI

• Auskultasi: bunyi pernapasan vesikuler, bunyi tambahan Ronki tidak ada, Wheezing tidak ada

Jantung:• Inspeksi: ictus cordis tidak

tampak• Palpasi: ictus cordis teraba di

ICS V linea midclavicula sinistra

• Perkusi: redup, batas jantung di ICS III-IV linea parasternalis dextra, pinggang jantung di ICS III sinistra (2-3 cm dari mid sternum), batas kiri jantung di ICS V linea midclavicularis sinistra.

• Auskultasi: bunyi jantung I, II regular murni, murmur (-), gallop (-)

Page 10: Lapsus Malaria

Perut:• Inspeksi: supel, striae

(-), caput medusae (-)• Palpasi: nyeri tekan (-),

hepar tidak teraba membesar, limpa tidak teraba membesar, ginjal tidak teraba, tidak teraba masa tumor

• Perkusi: timpani• Auskultasi: bising usus

(+) normal

Punggung:• Palpasi: Nyeri tekan (-),

Nyeri ketok CVA (-/-)Ekstremitas:• Edema: Edema pretibial

(-/-), Edema tungkai bawah & atas (-/-), tanda radang (-), hemosiderosis (-), ulkus (-)

• Kelenjar getah bening: Pembesaran (-)

Page 11: Lapsus Malaria

Diagnosis •Malaria•Pansitopenia

DiagnosisBanding

•Demam Tifoid•Demam Dengue•Leptospirosis

Page 12: Lapsus Malaria

RENCANA PEMERIKSAAN

Darah Lengkap

Darah Kimia

DDR

Uji Widal

Page 13: Lapsus Malaria

RENCANA PENGOBATAN

• IVFD RL 20 tpm• Ceftriaxone 2x1 gram/12 jam/IV• Ketorolac 2x1 gram/12 jam/IV• Ranitidin 2x 1 gram/12 jam/IV• Paracetamol 3 x500 mg PO

Page 14: Lapsus Malaria

RESUMEPasien wanita usia 61 tahun datang dengan keluhan demam sejak ±1 minggu SMRS. Demam muncul hilang timbul disertai menggigil dan keringat malam. Pasien juga mengeluh sakit kepala seperti tertimpa benda berat. Selain itu pasien juga mengeluh muntah setiap kali mau makan, lendir dan darah tidak ada. Pasien juga mengaku wajah pucat dan badannya terasa lemah. Pasien baru kembali dari Jayapura ±2 minggu yang lalu. Tidak ada sesak napas, nyeri dada ataupun jantung berdebar. Nafsu makan berkurang. BAK lancar normal. BAB encer sudah 3x, sejak 1 hari yang lalu, warna kuning tidak ada lendir dan darah.Temuan bermakna pada pemeriksaan fisik adalah KU pasien tampak sakit sedang, konjungtiva anemis.

Page 15: Lapsus Malaria

• Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, pasien didiagnosis dengan Malaria Mix (tropica + tertiana) + Pansitopenia. Malaria mix didiagnosa berdasarkan riwayat penyakit pasien, riwayat bepergian ke daerah endemik malaria dan diperkuat oleh hasil pemeriksaan DDR yang positif pada plasmodium falciparum dan plasmodium vivax. Anemia didiagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan darah dimana kadar Hemoglobin pasien sebesar 6.2 gr/dL. Trombositopenia didiagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan darah dimana kadar platelet pasien sebesar 15 103/mm3. Leukopenia didiagnosa berdasarkan hasil pemeriksaan darah dimana kadar leukosit pasien sebesar 2,5 103/mm3.

• Diagnosa banding demam tifoid dipertimbangkan mengingat pada pasien terdapat bercak putih pada mulut, keluhan demam. Namun ternyata setelah bercak putih pada mulut dibersihkan hilang dan tidak tampak kelainan. Kemudian diagnosa banding demam berdarah dengue (DBD) karena terdapat demam, tetapi pada pemeriksaan Rumple leede (-) tidak ada bintik-bintik perdarahan atau petekie.

Page 16: Lapsus Malaria

• Didapatkan hasil pemeriksaan penunjang yang bermakna seperti kadar hemoglobin rendah, platelet rendah, leukosit rendah, positif malaria falciparum stadium tropozoid dan plasmodium vivax stadium ring. Sehingga diagnosis malaria mix dapat ditegakkan.

• Mengenai tatalaksana pasien di ruangan, perawatan pasien sudah cukup baik. Perawatan dilakukan sampai kondisi pasien benar-benar membaik. Dan setelah menjalani perawatan selama 2 minggu kondisi pasien membaik dan diperbolehkan pulang.

Page 17: Lapsus Malaria

HASIL DARAH RUTIN (3 Agustus 2015)

PARAMETER NILAI SATUAN NILAI RUJUKAN

Sel darah merah 2,30 106/mm3 3,8-6,5

Lym % 19,5 % 25-50Hemoglobin 7,5 g/dL 11,5-17,0Hematokrit 21,6 % 37-54,0MCV 94 µm3 80-100MCH 32,7 pg 27,0-32,0MCHC 34,7 g/dL 32,0-36,0Trombosit 15 103/mm3 150-500PCT 0,021 % 0,150-0,500PDW 28,5 % 11-18Leukosit 2,5 103/mm3 4,0-10,0

Page 18: Lapsus Malaria

PARAMETER NILAI SATUAN NILAI RUJUKAN

Ureum 32 mg/dl 10-50

Creatinin 1,0 mg/dl 0,7-1,2

b. Darah Kimia (tanggal 3 Agustus 2015)

c. Pemeriksaan DDR (tanggal 4 Agustus 2015)Malaria : Vivax stadium tropozoid(+)d. Pemeriksaan DDR (tanggal 5 Agustus 2015)Malaria : Falciparum stadium tropozoid(+)

Page 19: Lapsus Malaria

PERJALANAN PENYAKITTanggal Follow-up Tatalaksana

3 Agustus (UGD) (H-1)

TD: 110/60 mmHgN: 86x/mntP: 24x/mntS: 39,3°C

S: demam ± 1 minggu SMRS, sakit kepala, pusing dan lemas

O: KU Lemah, Kesadaran CMMata: CA +/+, SI -/-Cor: Regular, murmur (-)Paru: BP Vesikuler,Rh -/-,Wh (-)Abdomen: Supel, NT (-) Urogenital: kateter urin (-)Ext: Edema (-/-)

A: Malaria + Pansitopenia

- Diet lunak- IVFD RL 38 tpm- Inj. Cefotaxime 3x1 gram/8

jam/IV (H-1)- Drip Methylprednisolon 1

Amp/ 24 jam (H-1)- Drip Farbion 5000 1 Amp/24

jam- Paracetamol 3 x500 mg PO- Cek Darah Rutin/24 jam- Cek Darah Kimia- Cek DDR- Transfusi PRC 1 kantong

Page 20: Lapsus Malaria

Tanggal Follow-up Tatalaksana

4 Agustus 2015(H-2) TD: 100/60 mmHgN: 82x/mntP: 22x/mntS: 39,4°C Lab Kimia:GDP: 85 mg/dLUreum: 25 mg/dLCreatinin: 0,7 mg/dLUric Acid 3,1 mg/dLChol. Tot 98 mg/dLSGOT: 28 U/LSGPT: 15 U/LBil T/D/I 1.1/0.5/0.6Malaria : vivax stadium tropozoid (+) RBC 1.90 106/mm3

HGB 6.1 g/dLHCT 17.9 %MCV 94 µm3

MCH 32,0 pgMCHC 34,1 g/dLPLT 15 103/mm3

MPV 13.4 µm3

PCT 0,020 %PDW 32.3 %WBC 3.1 103/mm3

S: Demam (+), susah tidur, nyeri kepala, mual (+), muntah (-), BAB encer, kuning, lendir (-),

O: Mata: CA +/+, SI -/-Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) Normal

Urogenital: kateter urin (-),  Ext: pitting edema -/- A: Malaria Tertiana + Pansitopenia

- Diet lunak- IVFD RL 28 tpm- Inj. Cefotaxime 1 gram/8

jam/IV (Hari ke-2)- Inj. Metilprednisolon 1

Amp/24 jam/ IV (H-2)- Inj. Ranitidin 1 amp/ 12

jam/IV- Farbion drip 5000 1 amp/ 24

jam- Paracetamol 3 x500 mg PO- Transfusi PRC 1 kantong- ADT sebelum transfuse

Page 21: Lapsus Malaria

Tanggal Follow-up Tatalaksana

5 Agustus 2015 H-3TD: 90/50 mmHgN: 88x/mntP: 30x/mntS: 40°C

 RBC 1.94 106/mm3

HGB 6.3 g/dLHCT 17.9 %MCV 93 µm3

MCH 32,4 pgMCHC 34,9 g/dLPLT 10 103/mm3

MPV 13.4 µm3

PCT 0,013 %PDW 31.3 %WBC 3.8 103/mm3

 

Malaria : falciparum stadium tropozoid (+)

S: Demam (+), susah tidur, nyeri kepala, mual (+), muntah (-), BAB encer, kuning, lendir (-)

O: Mata: CA +/+, SI -/-Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) NormalUrogenital: kateter urin (-),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat

A: Malaria Mix + Pansitopenia

- Diet lunak- IVFD RL 28 tpm- Inj. Cefotaxime 1 gram/8 jam/IV (Hari

ke-3)- Inj. Metilprednisolon 125 mg/24 jam/

IV (H-3)- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam/ IV- Farbion drip 5000 1 amp/ 24 jam- Paracetamol 3 x500 mg PO- Darplex 1x3 tab (Hari ke-1)- Transfusi PRC 1 kantong

6 Agustus 2015H-4 TD: 140/70 mmHgN: 80x/mntP: 20x/mntS: 37°C

S: Demam (+), susah tidur, nyeri kepala, pusing (+), mual (+), muntah (-), BAB encer, kuning, lendir (-)

O: Mata: CA +/+, SI -/-Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) NormalUrogenital: kateter urin (-),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat

A: Malaria Mix + Pansitopenia

- Diet lunak- IVFD RL 20 tpm- Inj. Cefotaxime 1 gram/12 jam/IV

(Hari ke-4)- Inj. Metilprednisolon 125 mg/ 24

jam/IV (H-4)- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam/ IV- Farbion drip 5000 1 amp/ 24 jam- Paracetamol 3 x500 mg PO- Tunda darplex, ganti Inj. Artem/ 12

jam IM (H-1) dilanjutkan per 24 jam 

Page 22: Lapsus Malaria

Tanggal Follow-up Tatalaksana

7 Agustus 2015 H-5TD: 120/60 mmHgN: 80x/mntP: 22x/mntS: 37,2°C

S: Demam (+),nyeri kepala, pusing (+), mual (+), muntah (-), makan/ minum kurang, BAB encer, kuning, lendir (-), darah (-)

O: Mata: CA +/+, SI -/-Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) NormalUrogenital: kateter urin (-),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat

A: Malaria Mix + Pansitopenia 

- Diet lunak- IVFD RL 20 tpm- Inj. Cefotaxime 1 gram/12 jam/IV

(Hari ke-5)- Inj. Metilprednisolon 125 mg/ 24

jam/IV- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam/ IV- Farbion drip 5000 1 amp/ 24 jam- Paracetamol 3 x500 mg PO (suhu > 39

°C)- Transfusi PRC

8 Agustus 2015 H-6TD: 130/80 mmHgN: 72x/mntP: 20x/mntS: 37.5°CBB 43 kg TB 150 cm GDS 147mg/dL

RBC 2.03 106/mm3

HGB 6.2 g/dLHCT 17.9 %MCV 88 µm3

MCH 30.7 pgMCHC 34.9 g/dLPLT 22 103/mm3

WBC 2,8 103/mm3

 

S: Demam (+), sulit tidur, nyeri kepala, pusing (+), mual (+), muntah (-), makan/ minum kurang, BAB encer, kuning, lendir (-), tangan-tangan sakit

O: Mata: CA +/+, SI -/-Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) NormalUrogenital: kateter urin (-),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat

A: Penurunan Kesadaran +Malaria Mix + Anemia (normositik normokrom) Berat + Pansitopenia

 

- Diet cair 6 x 200cc- O2 sungkup 10 L/menit- IVFD RL/ NaCl 0,9% 38 tpm- Inj. Ceftriaxon 2 gram/24 jam/IV (H-1)- Inj. Artem/ 12 jam IM (Hari-1)- Paracetamol drips/ 8 jam (panas)- Farbion drip 5000 1 amp/ 24 jam- Transfusi PRC- Pasang kateter- Takar urin- Cek urinalisa- Cek elektrolit

Page 23: Lapsus Malaria

Tanggal Follow-up Tatalaksana

9 Agustus 2015 H-7TD : 90/50 mmHgN : 80x/minP : 24x/minS : 37,5°C

S: pasien tidak sadarO: Keadaan Umum : Somnolen GCS (E2V2M4) Mata: CA +/+, SI -/-

Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) NormalUrogenital: kateter urin (+),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat

A: Penurunan Kesadaran+Malaria Mix + Anemia Berat + Pansitopenia

- Diet cair 6 x 200cc- O2 sungkup 10 L/menit- IVFD RL/ NaCl 0,9% 38 tpm- Inj. Ceftriaxon 2 gram/24 jam/IV (H-2)- Inj. Artem/ 24 jam (H-2)- Paracetamol drips/ 8 jam (panas)- Farbion drip 5000 1 amp/ 24 jam- Cek Elektrolit 

10 Agustus 2015 H-8TD: 100/50 mmHgN: 100x/mntP: 20x/mntS: 38,4°C Pemeriksaan Elektrolit:Na : 139 mmol/LK: 3,7 mmol/LCl: 106 mmol/L   

S: pasien tidak sadarO: Keadaan Umum : Somnolen GCS (E2V2M4) Mata: CA +/+, SI -/-

Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) NormalUrogenital: kateter urin (+),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat

A: Penurunan Kesadaran+ Malaria Mix + Anemia Berat + Pansitopenia

- Diet cair 6 x 200cc- O2 sungkup 10 L/menit- IVFD RL/ NaCl 0,9% 38 tpm- Inj. Ceftriaxon 2 gram/24 jam/IV (H-3)- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam/IV- Paracetamol drips/ 8 jam (panas)- Farbion drip 5000 1 amp/ 24 jam- Transfusi PRC 1 kantong- Menunggu hasil elektrolit dan urinalisa

Page 24: Lapsus Malaria

Tanggal Follow-up Tatalaksana

11 Agustus 2015 H-9TD: 100/60 mmHgN: 64x/mntP: 20x/mntS: 35,8°C Urin Rutin:Warna : Kuning, keruhLeukosit: negatifBilirubin: negatifDarah : negatifUrobilinogen : negatifKeton: negatifGlukosa: negatifProtein: (+)pH: 7,5Nitrit: (+)BJ: 1.010Vit.C : negatif Sedimen:Eritrosit: 0-1/LPBLeukosit: 1-2/LPBEpitel: negatifKristal: negatifSilinder: negatif

S: pasien tidak sadarO: Keadaan Umum : Somnolen GCS (E2V2M5) Mata: CA +/+, SI -/-

Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) Normal

Urogenital: kateter urin (+),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat A: Malaria Mix + Penurunan

Kesadaran + Anemia Berat + Pansitopenia + Proteinuria

- Diet cair 6 x 200cc- O2 sungkup 10 L/menit- IVFD RL/ NaCl 0,9% 38

tpm- Inj. Ceftriaxon 2 gram/24

jam/IV (H-4)- Inj. Ranitidin 1 amp/12

jam/IV- Paracetamol drips/ 8 jam

(panas)- Farbion drip 5000 1 amp/ 24

jam- Transfusi WBC- Cek DDR ulang 

Page 25: Lapsus Malaria

Tanggal Follow-up Tatalaksana

12 Agustus 2015 H-10TD: 90/50 mmHgN: 84x/mntP: 18x/mntS: 36,2°C Malaria: vivax stadium Ring (+)

S: O: Keadaan Umum : Compos Mentis GCS (E4V4M5) Mata: CA +/+, SI -/-

Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) NormalUrogenital: kateter urin (+),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat

A: Malaria Mix + Anemia Berat + Pansitopenia + Proteinuria

- Lepas NGT, Diet saring- IVFD RL/ NaCl 0,9% 30 tpm- Inj. Ceftriaxon 2 gram/24 jam/IV (H-5)- Inj. Ranitidin 1 amp/24 jam/IV- Farbion drip 5000 1 amp/ 24 jam- Transfusi PRC/ WBC

13 Agustus 2015 H-11TD: 90/50 mmHgN: 72x/mntP: 18x/mntS: 36,1°C LED : 50/105 mm/gDarah Rutin:RBC : 2.41 106/mm3

Hb : 7,1 g/dLMCV : 88 µm3

MCH : 29,3 pgMCHC : 33,5 g/dLHct : 21,1 %PLT : 139 103/mm3

WBC : 5.0 103/mm3

 

S: Demam (-), sakit kepala (+) hilang timbul, terasa seperti ditimpa beban berat. makan/minum kurang, BAB/BAK lancar.

O: Keadaan Umum : Compos Mentis GCS (E4V4M6) Mata: CA +/+, SI -/-

Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) NormalUrogenital: kateter urin (+),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat

A: Malaria Mix + Anemia dalam perbaikan + Pansitopenia

- Diet saring- IVFD RL/ NaCl 0,9% 20 tpm- Inj. Ceftriaxon 2 gram/24 jam/IV (H-6)- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam/IV- Farbion drip 5000 1 amp/ 24 jam- DHP 1 x 3 tab p.o (H-1)- Transfusi PRC 1 kantong

Page 26: Lapsus Malaria

Tanggal Follow-up Tatalaksana

14 Agustus 2015 H-12TD: 90/60 mmHgN: 72x/mntP: 20x/mntS: 35,8°C Pemeriksaan Parasitologi :Plasmodium Falciparum tropozoid (+)

S: Demam (-), sakit kepala mulai berkurang, pusing (-), mual (-), muntah (-), makan/minum baik, BAB/BAK lancar normal

O: Keadaan Umum : Compos Mentis GCS (E4V4M6) Mata: CA +/+, SI -/-

Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) NormalUrogenital: kateter urin (+),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat

A: Malaria Mix + Anemia dalam perbaikan + Pansitopenia

- Diet saring- Inj. Ceftriaxon 2 gram/24 jam/IV (H-6)- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam/IV- DHP 1 x 3 tab p.o (H-1)- Farbion drip 5000 1 x1 tab p.o  

15 Agustus 2015 H-13TD: 110/60 mmHgN: 80x/mntP: 20x/mntS: 35,8°C 

RBC 2.62 106/mm3

HGB 8.3 g/dLHCT 25.0 %MCV 95 µm3

MCH 31,8 pgMCHC 33,4 g/dLPLT 12 103/mm3

MPV 12.9 µm3

PCT 0,021 %PDW 28,5 %WBC 3.6 103/mm3

S: Demam (-), sulit tidur, makan/minum baik, BAB/BAK lancar normal

O: Keadaan Umum : Compos Mentis GCS (E4V4M6) Mata: CA +/+, SI -/-

Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) NormalUrogenital: kateter urin (+),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat

A: Malaria Mix + Pansitopenia

- Diet saring- Aff infus- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam/IV- DHP 1x3 tab p.o (H-2)- Farbion drip 5000 1x1 tab

Page 27: Lapsus Malaria

Tanggal Follow-up Tatalaksana

16 Agustus 2015 H-14TD: 100/50 mmHgN : 76x/minP: 20 x/minS : 36°C

S: Pasien mengeluh sulit tidur, demam (-), makan/minum baik, BAB/BAK lancar normal

O: Keadaan Umum : Compos Mentis GCS (E4V4M6) Mata: CA -/-, SI -/-

Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) NormalUrogenital: kateter urin (-),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat

A: Malaria Mix + Pansitopenia

- Diet Lunak- DHP 1x3 tab p.o (H-3)- Ranitidin 2x1 tab p.o- Farbion 5000 1x 1 tab p.o

17 Agustus 2015 H-15TD: 100/60 mmHgN : 96x/minP: 20 x/minS : 36,5°C

S: Pasien mengeluh sulit tidur, demam (-), makan/minum baik, BAB/BAK lancar normal

O: Keadaan Umum : Compos Mentis GCS (E4V4M6) Mata: CA -/-, SI -/-

Cor: BJ I & II regular, murmur (-)Paru: BP vesikuler +/+, Rh/Wh -/-

Abd: Supel, NT/NTE (-), BU (+) NormalUrogenital: kateter urin (-),  Ext: pitting edema -/-, akral hangat

A: Malaria Mix+ Pansitopenia

- Primakuin 1x1 tab p.o (14 hari)- Ranitidin 2x1 tab p.o- Farbion 5000 1x 1 tab p.o     

=Pasien Boleh Pulang=

Page 28: Lapsus Malaria

TINJAUAN PU

STAKA

Page 29: Lapsus Malaria

DEFINISI DAN EPIDEMIOLOGI

Definisi •Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah. Pembiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk, yaitu anopheles betina.

Epidemiologi•2011, 81% kasus dan 91% kematian akibat malaria di wilayah Afrika, dengan populasi terinfeksi : anak dibawah lima tahun dan wanita hamil.•Di Indonesia: malaria masih cukup banyak didapati terutama di wilayah timur Indonesia. Plasmodium falciparum (55%) di Indonesia, kemudian diikuti Plasmodium vivax (45%).•Lima provinsi dengan insiden dan prevalensi tertinggi adalah Papua (9,8% dan 28,6%), Nusa Tenggara Timur (6,8% dan 23,3%), Papua Barat (6,7% dan 19,4%), Sulawesi Tengah (5,1% dan 12,5%), dan Maluku (3,8% dan 10,7%).4

Page 30: Lapsus Malaria

ETIOLOGI

Plasmodium Falciparum

Plasmodium Vivax

Plasmodium Ovale

Plasmodium Malariae

Page 31: Lapsus Malaria

PATOFISIOLOGI

Page 32: Lapsus Malaria

MANIFESTASI KLINIS

Plasmodium Masa Inkubasi (hari) Tipe Panas (jam)

P. Falciparum 12(9-14) 24,36, 48

P. Vivax 12 (12-17) 48

P. Ovale 17 (16-18) 48

P. Malariae 28 (18-40) 72

• Keluhan prodromal sebelum terjadinya demam berupa kelesuan, malaise, sakit kepala, rasa tidak nyaman di perut dan otot, serta nyeri sendi, kemudian diikuti oleh demam, menggigil, berkeringat, anoreksia, muntah dan malaise.

• Gejala yang klasik yaitu Trias Malaria secara berurutan fase menggigil atau fase ‘dingin’ yang bertahan 30 menit hingga 1 jam, fase demam atau fase ‘panas’ yang bertahan 1 hingga 4 jam dan fase berkeringat yang bertahan 1 sampai 2 jam.

• Anemia

Page 33: Lapsus Malaria

DIAGNOSIS

Anamnesis •Keluhan utama: Trias Malaria [demam, menggigil, berkeringat] dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.•Riwayat perjalanan berkunjung dan bermalam 1 – 4 mgu yang lalu ke daerah endemik malaria, tinggal di daerah endemik malaria, sakit malaria., minum obat malaria satu bulan terakhir, mendapat transfusi darah.

Pemeriksaan Fisik•Demam (> 37,5 C)•Konjungtiva atau telapak tangan pucat•Pembesaran limpa (splenomegali) dan pembesaran hati (hepatomegali)

Pemeriksaan Penunjang •Pemeriksaan mikroskopik•Rapid diagnostic test (RDT)

Page 34: Lapsus Malaria

DIAGNOSIS BANDING

Demam Dengue

Demam Tifoid

Leptospirosis

Page 35: Lapsus Malaria

TATALAKSANA MALARIA TANPA KOMPLIKASI

Page 36: Lapsus Malaria
Page 37: Lapsus Malaria

KOMPLIKASI• Malaria serebral. • Anemia berat (Hb <5 g/dL atau hematocrit < 15%)• Gagal ginjal akut (urin < 400 mL/ 24jam pada orang dewasa atau 12

ml/kgBB pada anak-anak) • Edema paru atau ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome).• Hipoglikemia: gula darah < 40 mg/dL.• Gagal sirkulasi atau syok: tekanan sistolik < 70 mmHg disertai keringat

dingin.• Perdarahan spontan dari hidung, gusi, alat pencernaan dan atau

disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravascular.• Kejang berulang > 2 kali per 24 jam pada hipertermia.• Asidemia (pH darah <7.25) atau asidosis (biknat plasma < 15 mmol/L).• Makroskopik hemoglobinuria karena infeksi malaria akut.

Page 38: Lapsus Malaria

PENCEGAHAN

• Memberantas nyamuk.• Menghindari gigitan nyamuk dengan kelambu

atau repellen. • Menghindari aktivitas di luar rumah pada

malam hari. • Mengobati pasien hingga sembuh misalnya

dengan pengawasan minum obat.

Page 39: Lapsus Malaria

PROGNOSIS

• Pada infeksi malaria hanya terjadi mortalitas bila mengalami malaria berat.

• Makin banyak jumlah komplikasi akan diikuti dengan peningkatan mortalitas.

• Prognosis bergantung pada derajat berat ringannya malaria. Secara umum, prognosisnya adalah dubia ad bonam.

• Penyakit ini dapat terjadi kembali apabila daya tahan tubuh seseorang menurun.

Page 40: Lapsus Malaria

DAFTAR PUSTAKA1. Arsin AA. Malaria di Indonesia tinjauan aspek epidemiologi. Makassar: Masagena press. 2012.2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna

publishing. 2010. Hal 2813-35.3. United Nation Organization. The millennium development goals report. New York. 2013.4. Badan Penelitian dan Pengembangan. Hasil riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

2013.5. Central Disease Control and Prevention. Malaria. cited 17 Sept 2015. Available from: www.cdc.gov/malaria/ 6. US Department of Health and Human Services. Understanding malaria. US: National Institute of Health; 20077. Chailand, L. Pedoman teknik dasar untuk laboratorium kesehatan. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2011.8. Kasper, Fauci. Harrison’s infectious dissease. McGraw Hill. 2010.9. World Health Organization. Guidelines for the treatment of malaria. Edisi 3th. Switzerland: WHO library. 2015.10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan

kesehatan primer. Tahun 2014.

Page 41: Lapsus Malaria

TERIMA KASIH