Cerita KKN-ku

Embed Size (px)

Citation preview

Cerpen Pemenang Lomba Menulis Tingkat Kosan Pak Mudiono Kategori Cinta

Cerita Pendek (CerPen) By : afghani_chan 25/9/2011

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

Cerita KKN-ku

Hufft, hari ini begitu melelahkan. Hal yang sangat rutinintas bagiku. Seperti biasanya, aku bangun tidur pagipagi, mandi, sarapan lalu berangkat ke kampus. Sampai sore hari aku pun pulang lagi ke kosan. Itu dan itu saja yang selalu aku lakukan. Yahh, hal yang sangat membosankan bagiku. Di kala aku harus menjalani penatnya kehidupan sang mahasiswa yang merantau jauh untuk mencari ilmu. Wow, kelihatannya seperti tugas mulia, seperti cerita sungokong yang mencari kitab suci ke barat. Menghadapi segala rintangan yang ada, penuh dengan tantangan. Well, akhirnya aku pun pulang ke kosanku, menyelesaikan segala rutinintas yang ada. Aku hempaskan tubuhku ke kasurku tercinta. Ku raih boneka sponge bob kesayanganku. Berdesir suara kipas angin dalam kos ku. hmmm.., suasananya begitu menyejukkan. Menghapus segala lelah hari ini. Ingin rasanya ku pejamkan mata ini dan beristirahat sejenak. Zing.., tapi tiba-tiba pikiranku melayang jauh melintasi sang waktu. Masih ku kenang saat aku masih bisa melihat dirimu, matamu, senyum manismu yang terekam jelas dalam benakku. Cerita saat aku menjalani KKN, eittss bukan korupsi kolusi dan nepotisme seperti yang kebanyakan dilakukan oleh pejabat pemerintahan yang haus dan tidak pernah puas akan kekayaan. KKN disini kepanjangannya Kuliah kerja Nyata. KKN adalah tugas wajib yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa sepertiku. Dimana kami mahasiswa membaur dengan masyarakat sekitar tempat kami akan melaksanakan KKN. Membantu masyarakat, menyelesaikan masalah-masalah yang ada di masyarakat, dari segi pendidikan, lingkungan, moral, infrastruktur dan lain-lain. Yapp, sampai disitu dulu penjelasan tentang KKN-nya. Kalau mau lebih jelas lagi baca di buku pedoman KKN-PPM UGM 2011 yang ada pada saya. Kembali lagi ke cerita sebelumnya, jreng jreng (nada mencekam)... Sebelum KKN kami tim KKN mempersiapkan diri selama kurang lebih 3 bulan. Berkenalan satu sama lain, berdiskusi, membahas program kerja yang akan dilaksanakan, penjadwalan, dan bla bla bla masih banyak lainnya. Tim KKN yang aku ikuti berjumlah 26 orang termasuk saya sendiri. Tujuan KKN kami adalah ke provinsi Bangka Belitung, tepatnya di pulau Bangka, kabupaten Bangka barat, kecamatan muntok, kelurahan tanjung. Yeeeeyy, aku sangat tertarik sekali mendengar Bangka. Seumur-umur aku belum pernah ke sana. Bisa sekalian berlibur nich selama KKN, pikirku. *****

*Pra-KKN*Masa-masa perkenalan dengan teman KKN. Awalnya aku adalah orang yang pemalu, cuek dan kurang peduli dengan orang sekitar. Namun di KKN ini aku pun serasa dipaksa untuk bisa mengikuti teman-teman lain yang bisa dengan mudah akrab dengan orang lain. Untungnya teman-temanku baik-baik, mereka bisa mengerti sifatku yang kurang bisa bergaul. Mereka ajak aku bicara, berdiskusi, melibatkan aku dalam acara-acara, sesekali juga menggoda aku dengan gosip-gosip tidak jelas. Aku merasa senang, aku tidak pernah merasakan suasana sehangat ini, penuh dengan kegembiraan, canda tawa, senyum sapa, walaupun kadang-kadang ada perdebatan yang membuat suasana mencekam. Well, tapi kami bisa mengatasinya dengan santai.

Page 1

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

Ada satu orang yang menarik perhatianku saat kumpul dengan teman-teman KKN. Namanya adalah Metta Adityas Permata Sari. Weww, itu nama apa gerbong lokomotif kereta yahh?? Panjang amat namanya, pikirku ngaco. Dia berkacamata, rambut lurus panjang dengan poni belah pinggir, dengan gaya khasnya berkemeja rapi dengan motif kotak-kotak hitam matching dengan setelan celana jinsnya yang bewarna hitam, membawa tas ransel yang selalu dipakai walaupun dia lagi duduk, duuhh manis sekali dia pandanganku terpesona padanya. Menurutku itu adalah hal yang wajar, karena dia memang cantik, manis, cool, yahh pokoknya tipe aku bangetlah. Hanya saja, aku hampir tidak pernah mendengar suaranya saat sedang kumpul untuk rapat KKN. Dia sangat pendiam, pandangannya selalu ke bawah sesekali melihat kedepan untuk berpura-pura memperhatikan teman lainnya, melihat jam tangannya, melihat telepon genggamnya dan memainkannya. Dia sangat kurang aktif. Wahh, ternyata masih ada orang yang jauh lebih pendiam daripada aku, ckckckkk. Kami tim KKN unit 10, mengadakan rapat atau kumpul tim KKN seminggu sekali atau kadang-kadang dua kali seminggu jikalau keadaannya memang mendesak. Berbicara masalah rapat ini, bisa di katakan aku adalah orang yang paling bersemangat untuk mengikuti rapat rutinitas ini selama 3 bulan. Walau ada beberapa orang dalam tim KKN yang jarang sekali ikut rapat, bahkan selama sebulan hampir tidak pernah ikut. Well, aku bersemangat sekali karena aku jarang bisa kumpul-kumpul seperti ini, teman-temanku hampir bisa dihitung dengan jari di kampusku. Yahh, ini dikarenakan memang karena aku sangat susah untuk bergaul. Selain karena suasana kumpul KKN-nya yang buat semangat tentu saja faktor lainnya adalah dia. Dalam seminggu hal yang paling aku tunggutunggu adalah rapat KKN, saat bisa melihat dirinya, memancarkan keindahan dengan auranya, oh tuhan, inikah salah satu anugerah terindah yang kau ciptakan, hatiku kecilku berkata demikian. Yahh, walaupun dia jarang sekali bicara, tetapi aku selalu memperhatikannya. Hal yang sangat tidak mengenakan adalah saat dia tidak ikut rapat karena ada urusan lain. Aku merasa ada yang hilang. Pada suatu rapat KKN, ada hal yang membuatku sangat senang. Pada waktu itu akan ada acara wisuda di kampus kami. Kami tim KKN berencana untuk berwirausaha demi memenuhi tuntutan dana KKN kami. Kami memutuskan untuk berjualan es teh selama dilangsungkannya acara wisuda di kampus kami. Yapp, bisa ditebak, aku adalah orang yang sangat bersemangat untuk ambil bagian dalam tugas itu. Hal yang paling tidak terduga adalah ternyata dia ikut juga untuk berjualan es teh. Rasanya senang sekali saat tahu dia juga ikut. Masih teringat saat pertama kali dia memanggil namaku, lembut sekali, menyentuh kalbu. Afghan,.. Afghan, halooo Afghan, kok di panggil diem aja sich, sombong banget kamu, Seru dia dari jarak yang lumayan jauh untuk memanggilku sambil menghampiriku. Tiba-tiba aku tersentak, gelagapan dan menjadi salah tingkah. eh iiiya, maaf maaf tadi gak dengar, maklum aku memang agak masalah dengan pendengaran aku berkilah, padahal aku tidak menjawab seruannya karena aku terpesona saat dia memanggilku. Sambil menghampiriku berjalan begitu anggunnya masih dengan style-nya, berkacamata, rambut lurus panjang dengan poni belah pinggir, gaya khasnya berkemeja rapi dengan motif kotak-kotak hitam matching dengan setelan celana jinsnya yang bewarna hitam, membawa tas ransel. oh iya gak apa-apa. Aku juga minta maaf karena telat, ujarnya. santai kok, gak masalah, dari tadi juga belum ngapa-ngapain, orangnya belum pada datang, jawabku. Kami berjualan es teh dari jam 10 sampai siang jam setengah 2 siang. Alhamdulilah kami mendapatkan keuntungan bersih sekitar kurang lebih 200 ribu. Untuk itungan penjualan selama satu hari itu termasuk angka yang lumayan. Yah gimana gak, pengunjung di acara wisuda itu rame banget, udah kayak penonton sepakbola di stadion gelora bung karno saat Indonesia menghadapi Brazil pada pertandingan final piala dunia 2090, hahaaa.. Akhirnya acara jualan es teh pun selesai, kebersamaan kami pun selesai pada hari itu, berakhir dengan senyum bahagiaku. Senang rasanya bisa bersama dengan dirimu hari ini dan melakukan hal yang berguna

Page 2

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

bersama-sama. Achan temanku selaku koordinator dalam jualan es teh mengucapkan terima kasih kepada temanteman KKN yang telah banyak membantu. Lumayan uang keuntungannya untuk tambahan dana tim KKN. Oh iya, ada lagi hal yang membuatku terkesan dan aku berpikir, mungkin tuhan memang sayang padaku. Pada saat rapat pembagian sub unit. Ada 3 sub unit tim KKN kami. Kami di tempatkan di kecamatan muntok, kelurahan tanjung yang dibagi 3 tempat pondokan, yaitu di Kranggan tengah, Kampung Ulu dan Teluk Rubiah. Waktu itu kamu pun tidak menghadiri rapatnya. Tapi hal yang tak terduga adalah kita berdua ada dalam satu subunit yang sama, yaitu di Kampung Ulu. Thanks god.. Padahal pembagian kelompok itu di acak, di kocok namanamanya. Tetapi mengapa kita bisa kebetulan dalam satu kelompok. Melihat namamu di daftar sub-unit kampung ulu bersamaku membuat ku tersenyum senang. Semakin ke waktu rapatnya makin di perkecil dari yang rapat unit menjadi rapat sub-unit. Bisa makin dekat dengan kamu nich kalo rapat sub unit, harapku dengan antusias. Namun apa yang terjadi?? Kamu jarang sekali datang rapat sub-unit bahkan hampir tidak pernah. Tidak seperti awal-awal rapat KKN. Aku merasa kurang bergairah, kurang bersemangat dalam mengikutin rapat. Itu karena tidak ada kamu. Ada yang hilang, kemana senyummu yang selalu ku lihat seminggu sekali, gaya cool kamu yang diam, saat kamu merapihkan poni kamu ke samping, memainkan hape, melihat jam tangan. Ingin rasanya sewaktu-watu aku menanyakan jam berapa sekarang kepadamu, namun tidak ada keberanian dalam diriku.. menyapamu saja aku tak mampu, aku hanya bisa memperhatikanmu saja Fyuuhh, dan akhirnya waktu 3 bulan pun berlalu. Kami akan bersiap-siap untuk berangkat ke tempat KKN kami. Beberapa rangkaian acara sebelum KKN pun telah selesai. Sangat melelahkan yang menguras banyak tenaga, tapi menyenangkan. Mulai dari buat kerajinan tangan untuk di jual serta latihan membuat nugget ikan di rumah ketua tim KKN, Matahari Assyakur. Saat itu Metta kebagian tugas buat nugget ikannya. Sambil menunggu selesai mengerjakan kerajinan tangan, aku menunggu Metta dan teman lainnya membuat nugget ikan. Setelah selesai, siangnya makan nugget ikan bersama-sama. Wow, ternyata nugget ikannya enak juga. Mungkin karena baru pertama kali aku memakannya atau karena Metta yang buat yah. Entahlah yang ku rasa ini rasanya enakkk. Lalu ada acara buat roti sandwich untuk di jual dan menjual makanan lainnya serta minuman mineral untuk siswasiswa yang mengikuti SNMPTN, buat plang nama di kontrakan Diaz dan Astiti, garage sale di depan kosannya Ibim. Sayangnya pada acara-acara itu kamu tidak ada, dengan alasan ada urusan lainnya. *****

*Goes To Bangka*Pukul 15.00, Sabtu, 2 juli 2011, dengan sangat terburu-buru aku mengendarai motorku dengan temanku sambil aku membawa ransel yang sangat berat. Ciiiittt, suara rem cakram depan motorku.. aku sampai di tempat teman-teman yang lain sudah berkumpul, dan ternyata aku adalah orang paling terakhir. Semua sudah lengkap berkumpul kecuali aku. Aku lihat sekelilingku, teman-temanku yang lain diantar oleh keluarganya. Sedihnya, aku hanya pergi sendiri dengan di antar temanku, itu pun dengan sangat memaksa dengan diiming-imingi oleh-oleh sepulang dari KKN di Bangka yang sangat menggiurkan. Aku meminta temanku mengantarkan aku sambil menitipkan motorku selama aku pergi melaksanakan KKN. Aku iri pada teman-temanku yang lain, mereka di antar oleh keluarganya. Ibu, Bapak, Kakak, Adik, sampai tetangga-tetangga satu RT juga ikut mengantar mereka. *catatan, yang tetangga satu RT hanya cerita lebay dari aku saja ;).

Page 3

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

Akhirnya kami akan menaiki bis juga. Tidak lupa sebelumnya foto-foto di depan bis sebelum berangkat ke Bangka. Dan berpamitan dengan keluarga bagi yang di antar oleh keluarganya, yang gak di antar jangan nangis yahh, hahaa.. ku coba menghibur diri sendiri dengan membandingkan temanku yang lain. Ternyata ada juga yang tidak di antar karena keluarganya jauh. Termasuk Metta, ternyata dia juga tidak diantar oleh keluarganya. Selama perjalanan ke tempat kumpul bisnya, aku SMS temanku barlian untuk mengamankan satu tempat duduk buatku di sebelah tempat duduknya. Untuk tujuan agar selama perjalanan di bis aku ada teman ngobrolnya yaitu barlian. Barlian adalah teman baikku, dia satu jurusan denganku, aku paling dekat dengan dia. Yahh, aku bisa ikut KKN di Bangka ini juga karena dia. Tiba-tiba keajaiban dari tuhan datang lagi. Aku tidak tahu apakah ini memang rencana tuhan, takdir atau kebetulan. Aku duduk tepat di belakang tempat duduk metta. Yah setelah lama gak melihat dia, karena dia jarang bahkan hampir tak pernah datang saat rapat sub-unit Kampung Ulu, aku melihat dirinya di depan tempat dudukku. Apa mungkin ini rencana Barlian yahh,..? pikirku menganalisis. Tapi gak mungkin, coz aku gak pernah cerita sama Barlian tentang kekagumanku sama Metta. Dan Barlian juga sama kayak Metta, hampir gak pernah datang rapat. Ahh, bodo amatlah, ngapain menganalisis keadaan yang begini, udah kayak menganalisis permasalahan fisika dengan rumus-rumus sulit yang selama ini aku jumpai di kampus. Yang terpenting bagiku saat ini adalah bisa melihat Metta, dan lagi bisa sedekat ini. Terima kasih tuhan kau telah mendekatkanku lagi dengan Metta. Diiringi dengan music MP3 yang diputar di bis kami tim KKN unit 10 berangkat ke Bangka dari Jogja. Perjalanan kami memakan waktu 3 hari 2 malam. Kami sangat menikmati perjalanan ke Bangka. Perjalanan yang menyenangkan dengan dambaan hatiku. Yah walaupun suasananya agak kaku, soalnya aku tidak begitu akrab dengannya. Dia hanya akrab dengan teman satu jurusannya saja, yaitu Irva yang kebetulan duduk di sampingnya. Lucu juga, ternyaya dia juga senasib denganku. Ikut KKN ini karena teman satu jurusannya juga ikut. sama sepertiku yang ikut KKN karena teman satu jurusanku yaitu Barlian. Sesekali aku menawarkan makanan ringan alias snack untuk teman-temanku yang duduk di depan. Kebetulan aku membawa banyak sekali makanan untuk bekal selama perjalanan. Met, mau makanan gak, aku menawarkan wafer coklat kepadanya sambil menjulurkan tanganku. gak kok, makasih, jawabnya singkat. Jawabnya begitu dingin dengan kesan yang agak cuek. Dan aku pun kembali menawarkan makanan kepada teman-temanku yang ada di depan dan sekitarnya. Mungkin Metta memang tak suka ngemil, beda dengan Irva yang makan terus. Malam hari di bus, udaranya begitu dingin menusuk sekujur tubuhku hingga ke sumsum tulang. Brrrrr, dingin amat yah ini AC. Keluhku. Ku perhatikan sekelilingku, teman-teman sudah memejamkan matanya, termasuk Metta. Aku perhatikan dia walau sangat gelap karena malam hari dan lampu bus di matikan. Malam itu aku tidak bisa tidur, selain karena begitu dinginnya AC dan juga aku merasa pusing karena supir bis mengendarai bisnya dengan begitu cepat. Aku putuskan untuk pindah kedaerah paling belakang, didekat dengan toilet. Dan tragedi itu pun terjadi. Aku mabuk darat, aku memuntahkan makanan yang tadi aku makan. Malu sekali rasanya, ada beberapa teman yang mengetahui, karena aku teriak-teriak plastik-plastik donk, gue mau muntah nich, pintaku dengan sangat panik. Dan teriakanku membangunkan beberapa teman yang ada di belakang. Akhirnya tidak ada yang mempunyai plastik, aku putuskan untuk memuntahkannya di toilet. Satu bis itu hanya aku yang mabuk. Beberapa teman yang mengetahui insiden itu menceritakannya kepada teman lainnya. Alhasil, semua teman dalam bis mengetahui kalau aku mabuk semalam. Termasuk Metta juga mengetahuinya. Aku merasa malu, aku merasa seperti anak kecil saja yang baru pertama kali naik bis untuk perjalanan jauh. 2 hari kemudian kami sampai di pelabuhan Palembang yang dekat dengan jembatan Ampera. Di pelabuhan kami sudah ditunggu oleh Koordinator utama KKN kami, Mbak Echa, bersama suami dan anaknya. Kami sampai hari Senin jam 7 pagi. Kami berisitirahat sejenak di pelabuhan. Mandi, makan dan tidur-tiduran melepas lelah selama

Page 4

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

perjalanan. Kami akan menyeberang ke pulau Bangka jam 5 sore. Lama sekali rasanya menunggu sampai jam 5 sore. Selama menunggu, kami menghabiskan waktu dengan, tidur-tiduran, main kartu, gitar-gitaran dan lain-lain. Beberapa teman juga ada yang memilih untuk berjalan-jalan sekitar jembatan Ampera, Palembang. Tetapi aku lebih memilih untuk tetap tinggal di pelabuhan, santai-santai sambil main gitar dan bermain kartu uno dengan temanteman lainnya. Dan kapal yang akan mengantar kami ke pulau Bangka pun datang. Kami bergegas untuk naik ke kapal sambil membawa barang-barang bawaan kami. Ternyata kami sudah dipesankan ruangan khusus untuk ber-26 orang. Ruangan yang khusus, ada karaokenya lengkap dengan LCD 21 inch dan sound system yang lumayan besar. Dan kapal pun meluncur meninggalkan pelabuhan Palembang. Ada yang asyik berfoto-foto di kapal, menikmati angin laut, dan ada juga yang asyik di ruangan kami dengan membawakan beberapa tembang lagu. Pukul 02.00, selasa ,5 juli 2011 kami akhirnya sampai di kepulauan Bangka Belitung. Penyambutan oleh Pemda Bangka Barat, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) begitu baik. Dari pelabuhan Tanjung Kalian, Muntok, kami di antarkan ke pondokan kami dengan bis pariwisata milik Pemda dan beberapa ada yang diantarkan dengan mobil dinas pribadi. Akhirnya kami pun tiba di Pondokan KKN kami. Untuk sementara kami satu unit dikumpulkan dalam satu pondokan di Kranggan Tengah. Perasaan Lega tentu menghinggapi perasaan ini. Perjalanan yang cukup melelahkan pun akhirnya selesai. Dan esok adalah masa awal perjuanganku menghadapi medan perang KKN. Yeaaahh, kisah KKN ku pun akan segera dimulai. *****

*Awal-awal KKN*Hari pertama KKN adalah penyambutan oleh pemilik Pondokan, Bu Lurah Tanjung, Bu Camat Muntok, dan Pemda Bangka Barat.khususnya Dinas ESDM. Pukul 09.00 kami di sambut di kantor Kecamatan. Banyak hal yang disampaikan untuk kami tim KKN yang akan tinggal di Muntok selama 2 bulan ke depan. Yang aku ingat adalah dari bu camat, Muntok adalah kota seribu Kue, tutur Bu camat. Weww, aku begitu antusias mendengarnya, aku mempunyai target, selama di Muntok ini ingin mencoba semua kue yang ada di Muntok dan menghapalkan namanamanya. Setelah acara penyambutan kami pun diantar ke pondokan kami masing-masing dengan didampingi koordinator sub-unit KKN. Koordinator sub-unit berasal dari orang dinas ESDM yang telah ditunjuk oleh kepala Dinas (Kadin) ESDM, Pak Amri, untuk mendamipingi kami selama KKN. Akhirnya kami sub-unit Kampung Ulu sampai di pondokan kami. Rumah yang akan menyimpan banyak cerita, kenangan manis kami. Kami sub-unit Kampung Ulu, yang berjumlah 9 orang : Aku, Matahari (Ketua Unit KKN Muntok, Bangka Barat), Dimas (Ketua Sub-unit Kampung Ulu), Rudi, Marasi, Acil, Astiti, Manda dan Metta, tinggal bersama di sini. Pondokan kami adalah rumah semipermanen. Rumah berdinding kayu dan sebagian lantainya seperti beton yang belum sempurna disemen. Hal yang sangat aku syukuri adalah pondokannya cukup besar, lengkap dengan dapur dan kamar mandi. Ku lihat kamar mandinya, air untuk bak mandi cukup banyak, dengan menggunakan pompa air maka kebutuhan air buat mandi pun terpenuhi. Alhamdulilah, selama KKN aku tidak akan kesulitan air. Pondokan kami bersebelahan dengan rumah kosong yang konon sudah ditinggalkan oleh penghuni sebelumnya. Dari balik dinding kayu yang bercelah aku dapat melihat kondisi rumah sebelah yang begitu berantakan dengan barang-barang masih berserakan. Melihat kondisi itu aku begitu tercengang. aneh, kenapa kondisinya begitu yah, apa mungkin masih ada penghuninya yah, pikirku mulai merasa janggal. Dan karena pikiranku yang

Page 5

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

begitu parno tersebut yang membuat aku pada malam pertama dipondokan tidak bisa tidur. Aku memang paling penakut di antara teman-teman lainnya. Tapi setelah malam pertama aku sudah tidak takut lagi, sudah terbiasa dengan suasananya. Kegiatan-kegiatan awal kami, kelompok KKN sub-unit Kampung Ulu, adalah bersosialisasi dengan warga sekitar. Mulai dari Pak RT, Pak RW, tetanga-tetangga sekitar serta anak-anak kecil yang ada di Kampung Ulu. Kegiatan itu kami lakukan bersama-sama. Hari-hari aku lewati bersama Metta. Waktu itu kunjungan ke kantor Camat Unit pendidikan. Perihal kami ke sana adalah untuk mendata sekolah-sekolah yang ada di kecamatan Muntok. Dalam suatu suasana, selama menunggu wakil Kepala Unit, di luar ruangan kami duduk di kursi panjang dari kayu, berhembus semilir angin yang menyejukkan panasnya Kota Muntok pada siang itu. Aku mengetahui suatu fakta tentang Metta. Ku lihat jemari tangan Metta. Aku tercengang, melihat jari manis tangan sebelah kiri Metta terlingkari oleh sesuatu logam. Yapppzz, aku melihat Cincin di jemari tangannya. Dengan iseng aku bertanya, Metta udah Tunangan yahh? itu kok ada cincinnya di tangan kamu?, tanyaku sambil menunjuk jari manisnya. Hah?? enggak kok, ini bukan dari tunanganku. Ini dari temanku, jawabnya. santai Ghan, aku gak mungkinlah tunangan. Aku mau fokus kuliah dulu. Ntar baru pas umur 22 tahun aku mau menikah langsung, sambungnya. eyaaahh, aku keceplosan. Sssssttt.. jangan bilang siapa-siapa Ghan. Ini urusan pribadi lho. Terangnya dengan suara pelan. Etttdaghhh, Metta buru-buru amat yah mau nikah. Masa umur 22 tahun sich. Kalo gua mah ogah, komentarku. Umur dia sekarang 21 tahun, berarti tahun depan habis lulus kuliah kemungkinan dia bakalan nikah donk, pikirku. Yoi, enggak apa-apa kali Met. Santai aja. Lagian memang kenapa gitu kalo bilang-bilang?, tanyaku penasaran. ya enggak sich Ghan, cuman malu aja, eheheee.. dia tersenyum. Siang itu di depan ruang unit Pendidikan kantor Camat Muntok, kami ngobrol sambil menunggu wakil kepala Unit datang ke ruangan. Karena yang bersangkutan sedang ada urusan di luar. Suasana begitu santai dan dekat. Aku mulai terbiasa duduk di sampingnya dan tidak canggung lagi ngobrol dengannya. Pada hari itu juga di kecamatan, aku mendaftarkan diri untuk ikut program donor darah dalam rangka HarGaNas (Hari Keluarga Nasional) yang jatuh pada tanggal 13 juli 2011. Bodohnya aku entah kenapa aku ikut program itu. Padahal aku paling takut dengan yang namanya jarum. Mungkin aku sok-sokan aja di depan Metta. Biar Metta terkesan denganku. ada-ada saja tingkah bodohku. Rabu, 13 Juli 2011, aku dan beberapa teman lain diantar dengan mobil dinas dari dinas ESDM menuju lapangan Terbang, Muntok, tempat dia selenggarakannya perayaan Harganas. Dan di situ jugalah tempat donor darahnya. Sepanjang perjalanan aku berdebar-debar membayangkan apa yang akan terjadi nanti. Malah saat akan berangkat aku seperti ogah-ogahan, aku sedikit terlambat. Akhirnya sampai juga di ruangan donor darah. Aku masih ingat, ruangan di sebelahnya adalah tempat sunat Massal. Terkadang aku mendengar jeritan anak-anak kecil yang sedang di sunat di ruangan sebelah. Jeritan kesakitan anak-anak tersebut makin membuat suasana mencekam. Ya silahkan mas berbaring dulu, ujar seorang petugas medis yang akan bertugas mengambil darahku. Crooottt, dan jarum itupun menusuk tepat di urat nadiku. Soal rasa? Tidak usah ditanya, rasanya sakit sekali, aku meringis kesakitan, memejamkan mata sekencang-kencangnya. Mukaku mengkerut seperti orang yang hendak menangis. awww, jeritku. Sial bagiku, mbak Echa, koordinator KKN-ku, melihat aku yang seperti otang mau menangis

Page 6

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

menahan sakit. Alhasil setelah selesai donor darah, mbak Echa menceritakan insiden tersebut kepada teman lainnya. Dan seperti virus flu burung, cerita memalukan itu pun dengan cepat menyebar. Saat pulang tiba di pondokan Kampung Ulu, teman-teman yang tadi ikut donor darah membicarakan tentang insiden itu. Metta yang tidak ikut donor darah pun jadi tahu. Konyol sekali, padahal aku ingin terlihat keren di depan Metta dengan berani mendonorkan darah, tapi malah malu yang ku dapat karena Metta tahu aku hamper menangis saat donor darah. hufftt.., nasib-nasib, keluhku. *****

*Muntok Punya Cerita*Suatu sore, aku dan Metta pergi jalan-jalan berdua. Kami pergi ke Mercusuar yang ada di dekat pelabuhan Tanjung Kalian, Muntok. Kami pergi dengan mengendarai motor dinas yang di berikan dinas ESDM untuk keperluan transportasi anak-anak peserta KKN Bangka Barat selama kegiatan KKN. Motor tersebut dipakai untuk 26 orang. Kebetulan sekali sore itu tidak ada yang menggunakannya. Jadi aku ambil kesempatan untuk jalan-jalan dengan mengendarai motor tersebut. Hitung-hitung membuang penat selama di pondokan. Aku tidak pernah menyangka Metta akan mau pergi berdua denganku saja. Perjalanan memakan waktu 15 menit dari pondokan Kampung Ulu. Selama perjalanan hatiku terasa berdebar-debar. Memang ini bukanlah pertama kali aku membonceng seorang teman wanita. Tapi bersama Metta aku merasakan rasa yang berbeda. Rasa yang tak biasa. Dan kami pun akhirnya sampai di mercusuar. Dengan membayar uang enam ribu Rupiah kami pun diijinkan oleh penjaga mercusuar untuk masuk dan naik ke atas mercusuar. Lumayan melelahkan ketika menaiki mercusuar yang lumayan tinggi. Aku perkirakan tingginya sekitar 50 meter. Mercusuarnya terlihat sangat kokoh. Konon kata warga Muntok sendiri, Mercusuar ini sudah ada sejak lama. Mercusuar tersebut merupakan buatan Belanda kira-kira pada abad-19.Tangga untuk naik ke atas begitu gelap dan terasa sesak, mungkin karena kurang adanya udara yang masuk. Suasanaya begitu sunyi hingga derap langkah aku dan Metta terdengar dengan sangat jelas. fyuuuhh, akhirnya sampai juga yah Met, celotehku ketika kami sampai di atas Mercusuar. Kami diam beberapa saat, menikmati angin sore yang sebenarnya membuat badanku menggigil kedinginan, karena di atas mercusuar anginnya begitu kencang. Tak lama, kami mulai becerita tentang lelucon-lelucon idiot yang kami karang masingmasing. Berbagi cerita tentang kehidupan kami. Satu hal yang aku ingat, kita mempunyai beberapa persamaan. Ternyata selama ini dalam masalah asmara kau tidak pernah serius selain dengan satu orang. Kau begitu menyayangi orang tersebut sampai akhirnya kau disia-siakan. Dan sejak saat itu kau bercerita kalau kau tidak akan benar-benar mencintai lelaki. Aku pun demikian tak pernah bisa serius dalam menjalin hubungan setelah kekecewaan pada cinta pertamaku. Aku memang begitu naf, tak ingin lagi rasanya ku bercinta setelah kegagalan cinta pertama. Dengan pacarku yang sekarang pun aku sebenarnya tidak serius. Aku saja tidak pernah bertemu dengan pacarku, kami berpacaran dalam dunia maya. Tentang dirimu, tentang diriku, tentang siapapun, tentang semuanya, ceritakanlah kisah yang belum diketahui untuk bisa saling memahaminya, akan ku buka hatiku. Berdua denganmu menikmati angin sore, baru kali ini aku duduk dekat denganmu. Semua terasa seperti mimpi. Kita bercerita tentang kisah kita. Menanti sang mentari terbenam meninggalkan hari ini. Sore itu tidak akan pernah aku lupakan.

Page 7

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

Aku merasa bahagia mengenang saat itu. Inginku dendangkan lagu GJ (gak jelas), yang mungkin akan memekikkan telinga, membuat anak balita terbangun menangis seperti mendengar ledakan Bom nuklir, ahahahaa.. tak apalah suara ini begitu cempreng, tapi dapat melepas beban dihati. Asal aku saja yang mendengar aku pikir tidak masalah jika aku berdendang untuk menghibur diri sendiri. Aku ingin mengungkapkan betapa aku bahagia saat bersamamu, namun aku tak kuasa untuk menyampaikannya padamu.

Metta syalalalalalala intro : D/G D D/G D D ku lihat mentari F#m di penghujung sore ini G A betapa ku rasa indahnya dunia ini D ku menanti sang malam F#m menutup hari ini G A saat mengenangmu ku selalu bahagia G D ku kan slalu ingat dengan indah G D A saat-saat bersamamu dulu coda : G D G D A back to reff : reff: D F#m ohohooo...Metta syalalalalalalaa... G D A bergetar hatiku, saat ku disampingmu D F#m ohohooo... Metta syalalalalalalaa... G D A dengarkan hatiku, yang slalu mencintamu D F#m ohohooo... Metta syalalalalalalaa... G D A kuingin kau menjadi, kekasih hatiku

*****

Page 8

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

Pasti kamu baru berpikir, tebakku. Dia tidak merespon, larut dalam dunianya sendiridengan layar leptop di depannya dan selembar kertas bergambar kerangka manusia. Aku menuggu kesadarannya kembali dengan sabar. Sok tahu nich, weee.., memang kamu peramal apa? tanyanya dengan cuek dan masih asyik dengan dunianya sendiri. Ini lho, kataku sambil menyentuh rambutnya. apaan sich? Usil amat, ketusnya. Ku tarik tanganku yang seperti habis disengat listrik. Aku mulai hafal, Met. Kalau kamu sedang bengong atau berpikir keras, kamu pasti mainan rambut, entah merapihkan poni kamu ke samping atau mengurai rambutmu , terangku. Belakangan karena aku sering memperhatikannya aku jadi paham betul kebiasaannya selama ini. Aku masih ingat betul semua detil tentang dia. Cengiran senangnya, ceruk di pipi kanan kirinya ketika tersenyum, matanya yang ikut tertawa ketika dia tertawa, bahkan bekas luka di alis mata sebelah kiri akibat kecelakaan lalu lintas, tanyakan saja. Aku bisa mengidentifikasi dengan ketepatan 99,99%. Aku memang pengagum rahasianya. Ketika pertama kali aku melihatnya duduk saat rapat KKN di Kantor Pusat Tata Usaha (KPTU) di kampusku. Biarin aja, rambut rambutku sendiri kok, aku enggak pinjam rambutmu, weee.. mikir apa? tanyaku tanpa memperhatikan olokannya. apa? kamu Met, mikir apa? ulangku sambil tanganku bertelekan di dagu, mencoba menarik perhatiannya. Setelah lulus kuliah. Apa lagi? Kita kan dah semester 6, kurang dari setahun lagi kan mau lulus. Wajar bila semua mahasiswa seperti kita ini otaknya penuh dengan skripsi dan kegiatan setelah lulus. Ini aku lagi mikir tentang skripsiku. Pasti teman yang lain juga pada mikirin skripsi, jawabnya sambil menggeneralisasi. Aku menggeleng kepala. Aku enggak. Oke ralat. Semua mahasiswa, kecuali afghani_chan jawabnya spontan, sambil menaikkan alis matanya dengan senyum menggoda.aku tergelak, wajahku memerah dengan debaran hati tak menentu. Namaku jadi terdengar lebih bagus ketika Metta yang melafalkannya. Mang kamu rencananya mau ngambil tema skripsinya tentang apa Met?, tanyaku lagi.Aku sich rencananya mau ngambil tema tentang tulang kerangka tubuh manusia gitu.. terangnya, sambil menunjukkan lembaran kertas yang bergambar kerangka manusia. Aku dapat mengerti maksudnya, karena dia adalah mahasiswi Arkeologi, dia mempelajari tentang kebudayaan manusia pada masa lampau dari peninggalan-peninggalan yang ada. Yaelah.., santai aja kali bu. Kita kan lagi liburan, sempet-sempetnya mikir buat skripsi , aku menggodanya. Aku menjahilinya dengan kadang-kadang aku menyenggolnya saat dia sedang menulis agar tulisannya jadi kacau. Aku memang aslinya nakal, apa lagi kalo sudah akrab dengan seseorang. Di ruang tengah pondokan inilah kami biasanya bercengkerama. Ruang tengah adalah tempat tidur Metta, Manda, dan Astiti. Aku sering menggoda Metta saat sedang santai di ruang tengah. Di pondokan juga Metta sering menjahiliku. Seperti contohnya saat aku sedang Mandi, lampu kamar mandi iya matikan. Aku yang notebene takut gelap langsung saja keluar kamar mandi dengan hanya memakai handuk dengan rambut masih penuh shampoo dan tubuh masih berlapiskan sabun. Hufft,

Page 10

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

menyebalkan sekali aku dijahili seperti itu. soalnya kalo aku yang mematikan lampu saat dia sedang mandi dia gak keluar. Dia gak takut gelap. Aku pun jadi semakin dekat dan akrab dengannya. Aku bersyukur bisa dekat dengan dia. Semoga kita bisa terus dekat seperti ini harapku saat aku akan terlelap tidur. Tak tahu kenapa saat akan menutup hari, saat akan memejamkan mata aku selalu memikirkannya. Selain karena dia yang telah mencuri hati ini dan juga karena tempat tidurku yang berdekatan dengan tempat tidurnya. Dia tidur di ruang tengah di dekat dinding yang membatasi dengan ruang depan, tempat aku tidur. Aku tidur di ruang depan yang dekat dengan dinding pembatas itu juga. Aku tidur di atas kursi tamu. Kami hanya berbatasan dengan dinding kayu. Jadi bisa dibayangkan jarak kami saat tidur cuman beberapa cm saja. Di bagian dinding itu ada jendela yang menghubungkan ruang tengah dan ruang depan. Di jendela itulah biasanya aku sering melihat Metta dan ngobrol dengan dirinya saat malam hadir menemani kebersamaan kami. Romantis juga, kami sering berbincang antar ruang begitu dengan penghubung jendelanya. Seperti orang jaman dahulu saja yang pacaran sembunyi-sembunyi alias backstreet seperti kisah Romeo-Juliet. Aku juga sering menggodanya lewat jendela itu, kadang-kadang iseng aku melempar bantal ke arahnya atau menjahili menarik selimutnya. Saat-saat seperti itulah aku sangat merindukannya, kita sangat dekat dan hanya terpisah dinding kayu yang tipis. Mungkinkah kita mempunyai mimpi yang sama saat tidur, saat aku bermimpi bersamamu dan dengan entah kekuatan dari mana aku berani mengungkapkan isi hatiku, kalau aku suka kamu dari awal aku melihat dirimu. Apakah kau mendengar suara hatiku. Hatiku yang tersiksa memendam perasaan ini. Tiap malam, aku susah tidur memikirkan dirimu, aku ingin memastikan apakah kau juga sudah terlelap tidur, bintang hatiku. Pernah ada suatu hari yang sangat kelam, dimana Metta tidak bersemangat. Seharian dia hanya diam saja. Gak mau bicara apa-apa. Aku seperti melihat Metta yang dahulu saat pertama kali melihatnya saat rapat KKN. Belakangan aku mengetahui kalau dia habis putus dengan pacarnya. Dan alasan putusnya adalah karena pacaranya ternyata punya pacar lagi. Sungguh miris rasanya, Metta yang begitu baik ternyata dikhianati. Aku pun mengetahui kalau Metta sempat menangis waktu program KKN di SMP 3 Muntok. Hingga dia lupa kalau buku catatan KKN-nya ketinggalan di SMP 3 Muntok. Dia pasti sangat sedih sekali, hingga tak konsen ngapa-ngapain. Biasanya dia paling bersemangat bangun pagi-pagi pergi belanja, bantu-bantu masak walaupun bukan jadwalnya. Tapi belakangan ini dia sering bangun kesiangan dan malas ngapa-ngapain. Aku tak mengerti kenapa Metta begitu sedih. Padahal yang aku tahu, dia pernah cerita kalo dia gak begitu menyayangi pacarnya yang sekarang. Melihat Metta yang sedih begitu aku pun jadi sedih. Memang dikhianati adalah hal yang paling tidak menyenangkan. Kucoba untuk memahami apa yang dia rasakan saat ini. Tapi asal kamu tahu aja Met, masih banyak orang yang peduli sama kamu, yang gak akan pernah punya hati untuk menyakitimu seperti pacarmu. Menurutku pacarmu adalah orang paling bodoh, karena dia telah mengkhianatimu. Kalau aku jadi pacarmu pasti aku tidak akan melakukan hal sebodoh itu. hufft, aku pun jadi emosi melihat Metta di sakiti seperti itu. aku ingin menunjukkan kepedulianku terhadap Metta, tapi aku tidak punya cukup keberanian untuk menunjukkannya. Aku pura-pura cuek dan tidak peduli dengan urusannya. Aku pun tidak berani menanyakan secara langsung ke Metta perihal kesedihannya. Aku hanya bertanya dengan teman-teman yang deket dengannya seperti Irva atau Astiti.

kamu kenapa Met? Kok akhir-akhir ini kelihatan murung dan gak bersemangat gitu?, tanyaku seperti biasa aku mengajaknya berbicara melalui jendela. Tanganku menopang daguku di jendela, aku tertegun melihatnya, memperhatikannya, aku beranikan menanyakan kesedihannya walaupun aku sudah tahu. Aku hanya ingin menghiburnya. Aku tak ingin melihat dirinya larut terus dalam kesedihannya. Aku tak bisa melihat muka murungnya yang bagiku seperti dunia ini suram.

Page 11

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

gak apa-apa kok. Cuman kecapekan aja mungkin, kan kemaren abis ikut program penyuluhan bahaya narkoba di SMP 3 muntok.. terangnya dengan nada lemah dan senyum yang seperti dipaksakan. owh, kirain masalah cowok Met, ehehehee.., gak mungkinlah ya Metta sedih karena cowok, godaku dengan menaikkan alis mataku seperti gayanya biasa. ahahahhhaa, iya sich sebenarnya memang karena masalah itu. tahu aja kamu Ghan. Hahaa.. gak apa-apa kok Met, santai aja. Aku tahu kok sebenarnya masalah kamu. Aku tahu dari yang lainnya. Hemmm, menurutku wajar kok kalau kamu sedih. Yang namanya dikhianati memang paling gak ngenakin walaupun kamu gak terlalu menyayanginya. Orang dikhianati teman aja rasanya sakit apa lagi dengan pacar sendiri orang yang kita percaya lebih dari teman. Terangku dengan antusias, dengan tersenyum berharap dia juga ikut tersenyum dan melupakan kesedihannya. Udah-udah jangan sedih lagi. Nikmatin aja selama liburan di sini. Gak sah mikirin orang yang udah nyakitin kamu, sambungku melanjutkan orasiku seperti mahasiswa yang akan unjuk gigi dengan antusias dan semangat revolusi. Iya-iya Ghan. Ini juga perlahan udah mulai ngelupain kok. cuman butuh waktu aja. Perlahan tapi pasti dia mulai mencoba untuk kembali seperti tersenyum. Hmmm.., kamu sedih kenapa aku jadi seneng yah Met. Waktu denger kabar kamu putus. Ahahahaaa.. seenggaknya aku punya kesempatan, aku menggodanya. Wooo dasar, temen sedih dia malah seneng, dia malah sekarang jadi sebal cemberut, tapi setelah itu dia tertawa kecil. hihihii, bisa aja kamu Ghan. Makasih yah. hahhaa, gak kok. Bercanda doang Met. Gak mungkin kalii aku nyari kesempatan. Kan aku bukanlah lelaki yang siap menikah pada umur 22 tahun, weee.. aku mulai meledeknya. Dia pun tertawa dengan lepas. Aku senang melihatnya kembali tersenyum. Yahhh, aku pun sedikit membohongi perasaanku, kalau aku sebenernya tidak mengharapkannya. Padahal aku sungguh mengharapkannya. Its okay, bagiku asal bisa lihat senyum Metta kembali itu sudah cukup. *****

Semenjak saat itu aku dan Metta jadi lebih dekat. Aku lebih berani terang-terangan mempedulikannya. Seperti saat dia membeli sandal untuk Manda karena Sendal manda yang putus. Waktu itu aku dan beberapa teman sub-unit kampung ulu berkunjung ke pondokan teman sub unit teluk rubiah. Aku dan beberapa teman cowok berenang di pantai yang terletak tepat di belakang pondokan sub-ubit teluk rubiah. Kebetulan saat itu akan purnama, jadi air pasang lautnya cukup tinggi dan seru untuk berenang di pantai. sehabis berenang dan seusai maghrib kami pun pulang. Di pertengahan jalan, saat melintasi pasar, Teman-teman aku beli sandal dulu yah, ujar Metta. Seharusnya saat itu semua teman-teman ikut mengantar Metta beli sandal, tapi kenapa pada kabur semua, cuman menyisakan aku dan Metta saja. Ternyata selama ini kedekatan kami menjadi perhatian teman-teman lainnya. Jadi teman-teman lain sengaja membiarkan aku berdua saja dengan Metta.

Page 12

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

Mau beli sandal dimana lagi Met??, tanyaku. Sudah beberapa toko kami kunjungi tetapi hasilnya nihil, ada yang tidak menjual sandal, atau sendalnya tidak cocok. Di sepanjang jalan pasar itu kami berjalan berdua, mencari toko yang sekiranya menjual sandal. Di temani lampu jalanan pasar yang temarang. yuk, kita ke sana aja yuk!! Mungkin di sana ada toko yang jual sendal ajaknya. Hahh?? Weeww, di situ gelap amat yah Met. Mang kamu berani??, godaku. Halahh Ghan, bilang aja kamu yang takut, wekkk.., yukk kita nyebrang ke sana. Tiba-tiba dia menggandeng tanganku saat menyeberang jalan. Langsung saja aku terkesiap. Aku gemetaran. Baru kali ini Metta menggandeng tanganku. Bagiku ini adalah hal yang tidak biasa. Seharusnya aku yang pertama meggandeng tangannya. Tetapi alasan klasik lagi, aku tidak berani. Aku takut jika aku memegang tangannya duluan dia akan menolaknya dan marah padaku. Akhirnya kami sampai di seberang dan dia pun melepaskan tanganku yang seperti terasa tersetrum tegangan 220 Volt. Kami pun melewati lorong pasar yang gelap itu. kebetulan disitu penerangannya belum ada. Hihihiii.., Metttaaaaa.. Aku menyinari muka ku dengan sinar dari lampu Hapeku, memasang tampang seram bermaksud untuk menggodanya dengan menakut-nakutinya. Hahahaaa.. asli serem banget Ghan mukamu. Dia seketika tertawa lepas. Beberapa menit berlalu, aku berjalan bersamanya berdua dalam suasana pasar Muntok yang sepi malam itu hanya terisi oleh celotehan kami. Akhirnya sampai pada sebuah toko yang menjual sandal buat Manda. Yang ini berapa Bang?, tanya Metta pada seorang karyawan toko tersebut. Dua belas ribu aja dek, jawab karyawan tersebut. Akhirnya kami pun berhasil menemukan sandal untuk manda setelah berkeliling-keliling pasar. Hmmm, yang biru aja Met, gua suka yang warna biru tuh, ehehehee.. bujukku. Yeee.. memang beliin sandal buat kamu Ghan. Lah ini kan beliin sandal buat manda bukan kamu, protesnya dengan sinis tapi setelahnya tersenyum lebar. Bukan hanya malam ini saja kami jalan berdua. Kami sering berjalan berdua. Biasanya jika jalan dengan rombongan teman-teman sub-unit Kampung Ulu kami jalan berdua di bagian paling belakang. Dan setiap akan nyebrang jalan dia menggandeng tanganku. Kuanggap itu sebagai bentuk perhatiannya, pikirku tersenyum senang, berharap di dadaku tidak ada mikrofon yang bisa membocorkan seberapa keras dentingan bahagia dihatiku. Dan waktu seakan berhenti, hanya tangan yang bergenggaman, wajah yang merona merah. Tidak cuman itu saja bentuk perhatiannya. Biasanya saat jadwal aku masak dia membantu aku memasak, menemani pergi belanja, dan kadang membantu mencuci piring. Dan beberapa perhatian kecil yang terlihat manis. Masih terekam dengan jelas saat dia mengingatkanku untuk mengerjakan ibadah Sholat atau hanya sekedar mengingatkanku untuk mandi walau saat aku sudah mandi juga masih di tanya seperti itu. ahahaa.. lucu juga dia, aku tersenyum dalam lamunanku. Pesonanya yang ku puja, selalu hadir dalam benakku yang mampu menerangi sisi gelap dalam hatiku.

Page 13

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

Kedekatan kami ternyata menjadi perhatian teman-teman yang lain. Sehingga menjadi gosip tersendiri di kalangan teman-teman KKN. Kadang saat kami lagi bedua ada teman yang iseng menggoda kami. Aku jadi malu, dan bodohnya aku langsung pergi menghindar. Aku memang bodoh, tak berani jujur kalau aku suka padanya. Selain karena kurang berani, statusku pun masih berpacaran dengan teman dunia mayaku yang tidak pernah aku temui. Sampai kadang-kdang teman-teman di pondokan ngomong nyeleneh. yang deket aja. Yahh itu adalah sindiran buatku yang tidak berani memutuskan jalan hidupku. Aku dalam dilema, di sisi satu aku menyukai Metta, tapi di sisi lain aku punya pacar. Yah sindiran ini pun terdengar oleh Metta, hingga dia merasa risih mendengar sindiran ini dari teman-teman lainnya. Dan dia pun ilfeel kepadaku. Jarak kami pun kembali menjauh. Aku yang mencoba menjauh karena menjaga perasaannya. Aku sadar aku sudah punya pacar. Padahal aku ingin selalu dekat dengannya, tetapi aku masih terlalu naf untuk mendekatinya. Dan dia pun menjauh karena illfeel. Tak ada lagi perhatiannya darinya. Aku merasa hampa, setiap malam jelang tidurku, aku kepikiran Metta yang ada di sebelahku yang hanya terpisahkan oleh dinding kayu. Apa yang harus aku lakukan. Aku memang begitu pengecut untuk melangkah. Sehingga aku hanya mengikuti arus waktu dalam kekosongan ini. Hingga akhirnya jarak itu pun semakin jauh. Aku terlalu lama memendamnya. Seperti bom waktu yang nanti akan menghancurkan hatiku karena kekecewaanku sendiri. Akhirnya aku sudah putus dengan pacarku. Tetapi semua sudah terlambat. Ada lelaki yang jauh lebih baik mendapatkan hati Metta. Kabar ini aku dapat dari Astiti, Metta menceritakannya kepada Astiti dan berharap Astiti menceritakannya kepadaku. Mungkin dia tidak tega mengatakannya langsung kepadaku dan ingin agar aku tidak mengharapkannya. Sebenarnya jauh hari aku sudah sadar, tidak ada rasa sedikitpun pada Metta untukku. Hanya aku saja yang Kepede-an, hahahahaa.. Pernah suatu waktu sebelum aku tahu dia sudah jadian sama cowok lain, di pondokan aku melihat isi SMS-nya, met makan yang sayaang. Hatiku hancur tak karuan. Tanganku gemetaran memegang hapenya. Separuh tubuhku melebur menjadi kehilangan keseimbangan. Jika diperkenankan, izinkan aku berteriak-teriak seperti orang yang kesurupan. Atau mungkin berteriak-teriak seperti para ribuan demonstran. Hasrat hati ingin memilikinya tetapi kecewa kini yang kudapati. Ingin ku tanyakan secara langsung kepadanya tentang SMS itu, apa daya aku tak kuasa. Aku tak mau menciptakan halhal yang berpotensi menghadirkan konflik atau amarahnya. Tak mau dirinya mengetahui kalau diam-diam sedari dulu aku melihat isi SMS-nya, memperhatikannya diam-diam seperti paparazzi. Ternyata memang dari dulu dia tidak punya rasa sedikitpun kepadaku. Bodohnya diriku mengharapkannya. Aku kena karma mungkin, waktu itu aku menyindirnya saat ia habis putus dengan pacarnya yang terdahului, dengan nyanyi di depannya lagu dmassiv-apa salahku. apa salahku kau buat begini, tak ada sedikitpun niat untuk serius kepadaku. Dalam hal ini aku tidak mungkin menyalahkan dirinya. Memang ini semua salahku. Benar juga kata Acil, saat makan malam berdua dengan Acil, menemani hatiku yang sedih, mencoba menghiburku, dengan ditemani seporsi nasi goreng. Udahlah Ghan, sadar diri aja. Lu bukan apa-apa di matanya. Dan lu harus terima. Lu tu siapa. ganteng aja gak, dan lu juga gak tajir, pinter apa lagi. Mana mungkin dia mau, terang Acil, yang menyadarkanku. Well, aku terima semua koreksi itu. Aku coba interopeksi diri. Dan aku sadar aku memang tak pantas untuknya. Akan ku sudahi pengharapan ini, walau aku tahu ini sangat sulit untuk melupakannya.

Page 14

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

Aku berusaha untuk menjauhinya sejauh-jauhnya. Seperti aku pindah ke kamar atas bersama Marasi. Agar tidak terganggu oleh bayangnya yang ada disebalahku. Tapi apa?? Aku tetap memikirkannya di atas. Dengan di temani leptop dan lagu-lagu mellow aku menulis kisah tentang kita, patah hatiku dan kecewaku. Aku mencurahkan semua isi hatiku di sudut kamar itu. bohong jika aku tidak merasa apa-apa dan stay cool seperti yang aku ceritakan dan aku tunjukkan kepada teman-teman lainnya perihal kekecewaanku setelah Metta jadian lagi dengan cowok lain. Yahh, aku memang paling pintar dalam menyembunyikan perasaanku. Tak sadar dalam renunganku aku meneteskan air mata. Hati ini hancur, dan aku begitu berantakan. Pernah aku tidak keluar-keluar dari kamar atas selama seharian karena mencoba menghindar darinya untuk tidak melihatnya. Dan akhir-akhir ini aku mencoba sangat cuek dengan dirinya. Jika di tanya dengannya aku hanya menjawab seadanya dengan dingin. Belakangan dia juga jadi jengah dengan sikapku yang berubah drastis tersebut. lewat Astiti dia menyampaikan kalau dia tidak bermaksud menyakitiku atau mempermainkanku, dia hanya ingin berteman saja denganku menganggapku sebagai temannya. Yahh, aku sadar memang begitu adanya, tapi tetap saja aku butuh waktu untuk bisa kembali bangkit seperti biasanya. Perlahan tapi pasti aku berusaha untuk seperti biasanya kepada Metta. Bersenda gurau dan tertawa bersamanya. Lewat senyum palsu ini aku ingin menyampaikan kepadanya, kalau aku baik-baik aja kok. hati nurani ku berkata, sudahlah biar kau pikirkan kebahagianmu saja. biar aku di sini dengan kesedihanku. Sedikitpun tidak ada kebencian dalam diriku. Aku tidak bisa membencimu yang telah menyia-nyiakanku, karena kebencian itu kalah dengan rasa sayangku kepadamu.

*Akhir KKN*Hari-hari di pondokan kampung ulu aku lewati dengan enjoy hingga tak terasa 2 bulan akan berlalu. Ternyata memang benar hukum relativitas Einstein. Waktu itu adalah relatif. Saat kau duduk dengan cewek cantik satu jam terasa satu detik, tapi bayangkan jika kau duduk di atas kompor, satu detik pun terasa satu jam. Dulu waktu aku Kerja Praktek selama satu bulan di Pertamina Balongan, satu bulan terasa satu tahun. Pengen rasanya semua cepet berlalu. Tapi sekarang aku KKN di Muntok, satu bulan terasa satu hari. Rasanya baru kemarin aku mengenal Metta. Sangat disayangkan semuanya akan berlalu begitu saja. Cuman saat KKN seperti inilah aku bisa dekat dengan dia. Walau dia bukan milikku, tetapi bisa dekat dengannya adalah hal terindah bagiku. Seminggu sebelum kepergian kami, sub-unit kampung Ulu, dari pondokan Kampung ulu tercinta ini, kami menyusun rencana untuk refreshing dengan jalan-jalan ke beberapa Pantai yang ada di Sungai Liat dan jalan-jalan ke Kota Pangkal Pinang, melepas penat selama KKN 2 bulan ini, dengan berbelanja oleh-oleh yang di sediakan di Kota pangkal Pinang untuk kemudian kami bawa ke kota kami masing-masing. Tidak semua anggota kelompok sub-unit kampung ulu ikut, hanya Aku, Astiti, Acil, Manda dan Metta, serta satu orang dari kelompok sub-unit Kranggan Tengah, Achan. Rencana liburan itu mendapat tanggapan yang cukup baik dari Dinas ESDM, mitra kami selama KKN ini. Mereka mengantar kami dengan dengan mobil dinas. Berjalan-jalan mengelilingi beberapa Pantai yang ada di Belinyu dan Sungai Liat. Kira-kira ada 6 pantai yang kami kunjungi pada hari itu. Setelah jalan-jalan mengelilingi pantai yang ada di Bangka, sesuai dengan rencana kami. Kami di drop di tempat tanteku. Kami berenam menginap di tempat tanteku yang ada di Sungai liat. Besoknya kami berjalan-jalan ke kota Pangkal Pinang berniat membeli oleh-oleh. Kami di antar oleh Om ku. setelah itu kami pulang kembali kota Muntok, ke Pondokan kami yang ada di kampung Ulu.

Page 15

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

Kami berenam pulang ke Muntok dari Pangkal Pinang dengan menaiki bis. Masing-masing kursi dalam bis itu untuk dua orang, Achan duduk dengan Acil, Manda duduk dengan Astiti dan Tentunya aku duduk bersebelahan dengan Metta. Mungkin ini adalah kesempatan terakhirku untuk mengungkap segala rasa yang membelengguku. Namun di hadapannya aku lemah tak berdaya. Aku selalu menyembunyikan perasaanku padanya. Seperti biasanya, aku bersenda gurau dengannya. Menikmati saat-saat bersama denganya. Berada di sampingnya. Siang itu di bis suasana begitu sepi. Mungkin karena suasana siang itu. hanya terdengar celotehan kami berdua. Tiba-tiba hujan pun turun membasahi bumi Bangka ini. Met,.. hmmm, sebenernya ada yang pengen aku tanyain ke kamu. Dengan mengumpulkan segenap keberanian yang ku kumpulkan dalam diri ini aku coba untuk menatapnya dan bertanya secara langsung kepadanya tentang perasaanya. Mau nanya apa memang Ghan?. Dia membalas tatapanku dengan senyum manisnya. Fyuuhh, aku sangat sebal sekali dengan suasana seperti ini. Saat dia menatapku, aku seperti tertekan dengan auranya. Kadang aku berpikir mungkin dia memang pintar memainkan psikologisku atau mungkin karena aku yang terlalu terpedaya oleh pesonanya. Hmm, enggak kok. Cuman mau nanya aja sekarang jam berapa? Gak sabar nich nyampe pondokan Kampung Ulu. Nyaliku ciut seketika. Jadinya aku malah menanyakan hal lain. Dan lagi-lagi membohongi perasaanku sendiri. Bohong jika aku mengatakan ingin segera sampai. Yang aku rasa, aku ingin terus begini, saat terakhir berada di sampingmu. Ingin ku dekap dirimu dan takkan ku lepas lagi. Agar kau mengerti betapa aku tak ingin berpisah darimu. Sadarilah itu Met. Owhh, kirain mau nanya apa. Sekarang jam 3. Santai Ghan, 2 jam lagi baru nyampe. Dia menjulurkan tangannya, menyikap lengannya, menunjukkan jam tangan. Saat itu ingin sekali ku raih tangannya, dan aku genggam erat-erat. sebenernya memang ada hal lain yang pengen aku tanyain, tapi gak jadi, eheheee.., kataku polos. Hayooo.. mau nanya apa sich memang?? tantangnya dengan tatapan yang makin dalam. Hahaaa.. gak ahh. Gak penting juga, LUPAKAN. Aku langsung memalingkan mukaku yang sudah merah padam. Aku mencoba menenangkan diri. ya udah dech.. dasar kamu ini. Eh, kamu gak capek tah?? Kan kita dari kemaren jalan-jalan terus. Aku langsung menimpalinya, ku coba mengalihkan topik pembicaraan. Ah, enggak. Malah seneng tahu abis jalan-jalan itu. jadi capeknya gak kerasa. Tapi lumayan pegel juga sich ni kaki. Dari tadi jalan-jalan nyari oleh-oleh terus. Aku tersenyum mendengarnya. Ternyata dia merasa senang juga. Ya udah tidur gih. Istirahat bentar. Kamu pasti capek. Entar kalo udah mau nyampe pasti aku kasih tahu, saranku. okey dech. Tanpa banyak kata dia langsung memalingkan pandangannya dan bersandar pada dinding bus. Aku merasa rileks sejenak. Akhirnya lambat laun dia pun memejamkan matanya. Aku padandangi dia. Suasananya begitu sunyi. Mungkin semua penumpang tertidur kecuali aku dan tentunya supir bis sendiri yang setia memandang

Page 16

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

ke depan menjaga semua penumpang agar sampai pada tujuannya masing-masing. Suasananya begitu sunyi, beda dengan tadi, saat dia masih berceloteh bersamaku. Penuh dengan cekikikan yang kadang-kadang sangat keras, untung nya hujan menutupi kebisingan dari kami. Sekarang udara dingin karena hujan ini pun membelai wajah lembutnya. Membawa dia dalam alam bawah sadarnya.terkadang dia tidak sadar bersandar di bahuku. Aku merasa begitu dekat saat seperti ini. Dalam damai tidurnya, ku pandangi dia. Dia yang kupuja yang selalu menghantui pikiranku. kamu seperti bintang Met bagiku. Aku hanya bisa memandangmu, mengagumi keindahanmu. Namun aku tak akan pernah mampu menggapaimu dan memilikimu. Karena kamu begitu jauh, gumamku yang begitu kecil. Dan mustahil bagi Metta untuk mendengarnya. Mungkin inilah saat terakhir aku dapat melihat damainya tidurmu, manis bibirmu yang tak sanggup ku kecup. Biarlah rasa ini akan ku simpan sendiri dalam hati. Kisah tentang kita. Sang mentari pun kembali menampakkan sinarnya. Menghapus hujan yang tak begitu lebat. Aku merasa mungkin hujan adalah ungkapan dari diriku. Yang sedih memikirkan 3 hari lagi. Saat semua akan berakhir. Met, bangun uy. Dah mau nyampe nich kayaknya aku menggoyangkan tangannya mencoba untuk menyadarkannya. Akhirnya kami sampai di pondokan kami.dalam keadaan sangat letih dan kusam sekali. Bagiku ini adalah perjalanan yang sangat menyenangkan dan berkesan sekali, mustahil untuk dilupakan. Setidaknya hari ini sudah mewakili semuanya walaupun Metta takkan pernah tahu tentang perasaanku kepadanya yang begitu dalam, termasuk perpisahan yang akan kami alami 3 hari lagi. *****

Tiga hari pun berlalu. Setelah sebelumnya kami di sibukkan dengan acara beres-beres pondokan dan belum lagi packing buat barang-barang bawaan kami sendiri. Barang bawaan ku sendiri saja sudah banyak sekali. Aku membawa karpet kesayanganku, selimut, sprei, gosokan, printer dan barang-barang bawaan lainnya seperti oleholeh yang aku beli kemarin dan satu koper besar yang dulu aku bawa dari Jogja yang rasanya ni koper sudah seperi lemari sendiri. Tidak semua barang aku bawa. Aku meningglakan kipas angin di kamar atas, tempat aku dan Marasi biasa tidur. Dahulu aku membelinya bersama Marasi di pasar Muntok untuk menyejukkan panasnya udara di kamar atas yang menurutku sudah seperti ruang sauna saja hingga membuat kami mandi keringat jika berlama di sana. Hari ini, Kamis, 25 agustus 2011, kami direncanakan akan pergi meninggalkan kota Muntok pukul 07.00 menggunakan bis pariwisata dari Pemda Bangka Barat. Sedangkan beberapa barang kami yang besar-besar akan di bawa oleh beberapa mobil pribadi milik orang-orang dinas. Tidak seperti biasanya, sehabis sahur suasana begitu runyam dan berisik. Biasanya habis tidur anak-anak pondokan kampung Ulu tidur lagi. Namun, hari ini semua tidak berani memejamkan mata kembali. Semua harus sudah siap sebelum bisnya sampai. Konyolnya, malah aku sendiri yang belum selesai packing. Sedangkan teman-teman yang lain sudah selesai pagi itu. aku malah masih sibuk dengan printerku yang belum aku masukkan ke dalam kardus. Baju-bajuku yang masih berantakan. Memang di pondokan Kampung Ulu ini aku terlihat sekali paling payah. Beda dengan yang lainnya. Aku memang biasa apa-apa sudah beres. Mamaku selalu membereskannya. Ini karena perlakuan mama yang terlalu memanjakanku dulu. Sekarang aku malah kelabakan sendiri. Semua harus aku bereskan sendiri. Aku pun akhirnya mandi belakangan. Pukul 06.00 setelah semuanya sudah siap kecuali aku, aku baru masuk kamar mandi. Dan ada yang iseng menggedor-gedor pintu kamar mandi. cepet woyyy Ghan, lu mau di tinggal apa. Teriak salah satu temen ku yang aku sendiri tidak tahu siapa sumber suara itu. semua serba terburu-buru.

Page 17

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

Akhirnya aku pun menyelesaikan semuanya. Tentunya dengan diiringi omelan-omelan teman lainnya. Semua berpisah tidak lupa untuk berpoto-poto di pondokan. Akhirnya pukul 06.30 kami meninggalkan pondokan. Meninggalkan semua kenangan KKN kami di sini. Kami akan menunggu bis yang akan mengantar kami di dekat Masjid Jami yang juga berdekatan dengan Kelenteng Kung fuk miau yang terletak di dekat pasar. Sampai di tempat menunggu bis kami kelompok KKN sub-unit Kampung Ulu berpoto-poto di depan kelenteng. Lengkap dengan 9 personilnya, Dimas sebagai coordinator sub unit, Astiti partner ku tugas piket, Marasi teman tidurku di kamar atas, Matahari yang selalu membanyol, Rudi koki Kampung Ulu yang pasti akan selalu kurindukan masakannnya, Acil teman galauku serta teman maen Pes kalau aku sedang suntuk, Manda yang selalu asyik dengan drama dan lagulagu koreanya, Metta gadis manis dari Solo yang telah mencuri hatiku, dan Aku anak paling payah yang apa-apa serba terlambat. 2 bulan sudah kami tinggal bersama, suka duka kami lalui bersama. Kini, hari ini kami akan berpisah. Masjid Jami, Kelenteng Kung fuk miau, Pasar Muntok, Pantai Muntok, serta Pondokan Kampung Ulu menjadi saksi bisu kebersamaan kami. Akhirnya bis pun berangkat ke Pangkal Pinang, menuju Bandara Deputi Amir, Pangkal Pinang. Dari Bandara kami rombongan KKN akan pergi Jakarta, berhenti di bandara Soekarno-Hatta. Setelah itu pulang ke tempat masingmasing. Bertemu keluarga tercinta dan merayakan lebaran, hari kemenangan yang di tunggu-tunggu seluruh umat muslim yang ada di dunia ini. Setelah 1 bulan melewati bulan puasa yang penuh berkah. Aku sendiri dengan Barlian dan Hafiz tidak ikut rombongan ke Jakarta. Barlian memang rumahnya di Pangkal Pinang, Hafiz akan tinggal dengan sanak familynya di Pangkal, dan aku juga akan tinggal di Sungai Liat tempat tanteku, sampai H-2 lebaran baru aku akan pulang ke Lampung tempat Keluargaku. Tapi kami bertiga juga ikut ke Bandara untuk mengantar kepulangan teman-teman yang lainnya. Di bandara saat pesawat akan berangkat, aku mengucapkan perpisahan kepada teman lainnya. Diiringi jabat tangan teman-teman aku mengucapkan salam perpisahan. Astiti pun memelukku dengan haru, mungkin karena dia yang paling dekat denganku sebagai partner piket harian di pondokan Kampung Ulu. Dan tiba saatnya aku akan mengucapkan salam perpisahan kepada Metta. Met, hati-hati di jalan yah, entar kalo udah di Jogja jangan sombong-sombong yah. Aku menjulurkan tanganku. iya, kamu juga yahh Ghan. Ucapnya dengan senyum khasnya. Senyum inilah yang akan selalu kurindukan. Dan kami semua pun akhirnya berpisah. Aku pun setelah itu pergi ke Sungai liat tempat Tanteku. Yang memakan waktu satu jam dari Bandara. Aku akan Tinggal tempat Tanteku selama 3 hari. Di tempat Tanteku aku biasanya bermain dengan keponakanku dari anaknya sepupuku. Namanya Gazi. Gazi masih berumur kurang lebih 3 tahun. Anaknya lucu, penurut serta periang. Menghiburku yang terkadang diam, sedih memikirkan kepergian Metta. Malamnya saat Gazi tertidur, setelah aku lelah bermain seharian dengannya, aku pun kembali merenung di dalam kamar sendirian. Malam sudah sangat larut, namun aku masih belum mampu memejamkan mata ini. Aku bersandar di sudut kamar. Hingga tak kuasa meneteskan air mata. Aku merasakan rindu yang semakin dalam ketika ku sadar Metta sudah tidak ada lagi di sisiku. Met, seandainya aja kamu tahu betapa merindunya diriku akan hadirmu. Biasanya saat malam galau begini aku bermain Pes sendirian untuk mengisi malamku yang kelam. Setelah bosan maen Pes, aku melihat album-album foto selama KKN di folder yang ada dalam leptopku. Folder itu aku beri judul KKN-ku yang 2 bulan telah aku lewati bersama Metta dan teman lainnya. Air mataku pun tak tertahan menetes kembali melihat semua kenangan yang telah ku ukir hingga tak terasa mata ini mulai menutup karena tertidur. *****

Page 18

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM *Tentang Bintang di Hamparan Langit Malam*

2011

Akhirnya libur lebaran pun selesai. Aku pun kembali ke Jogja untuk kembali menuntut ilmu. Lebaran tahun ini pun pendapatanku dari THR keluargaku lumayan. Ini karena Kebetulan keluargaku adalah keluarga besar, dan aku adalah anak bungsu dari lima bersaudara, kakak-kakakku sebagian ada yang sudah bekerja dan berkeluarga. Belum lagi sepupu-sepupuku yang sudah bekerja. Saudaraku sangat banyak, almarhum Nenekku mempunyai 13 anak. Bisa dibayangkan betapa banyaknya sepupu-sepupuku. Jadinya aku dapat THR banyak sekali dari kelurgaku, hohooo.. Maaf, aku curhat dulu tentang keluargaku. :p Di Jogja pun aku masih banyak bengong, masih memikirkan dirimu. Pada suatu malam, aku kumpul dengan temanteman club motorku. Dalam keramaian klub itu aku menyendiri, ku pandangi langit malam sambil aku hempaskan tubuhku di depan halaman bunderan, di depan kampus kita. Aku tak mempedulikan teman lain yang asyik dan seru dengan banyolan-banyolannya. Aku lihat langit begitu kelam, sang awan yang jahat menghalangi sinar bintang. Aku seperti melihat diriku, dirimu dan kisah kita. Kamu adalah bintang hatiku, yang selalu menerangi sisi gelap dalam hatiku. Namun takdir tidak menghendaki kehadiranmu dalam diriku. Dalam hal ini takdir adalah awan gelap yang menghalangi sinar sang bintang. Tak ada yang bisa di salahkan. Awan gelap adalah ciptaan yang maha kuasa. Begitu juga takdir sudah di tentukan oleh sang pencipta alam semesta ini. Aku tidak pernah menyalahkan keadaan ini. Bintang pun mulai redup sinarnya. Yang ku tahu kau pun tak dapat membalas cintaku. Aku sadari, aku memang bukan yang terbaik bagimu. Argghh, aku merasa frustasi sendiri. Seakan-akan aku ditarik apada romantika cinta pada pandangan pertama ketika aku berlaga sok cuek sambil menyembunyikan perasaanku pada Metta, pencuri hati lelaki cupu di kelompok KKN-ku. Aku harus menelan kekecewaan mendapati kenyataan bahwa aku sama sekali tidak sepadan dengannya secara fisik : pendek, hitam, muka pun seperti parutan kelapa. Sikapku pun jauh dari lelaki sempurna. Aku begitu manja, kekanakan, banyak omong dan pengecut. Aku harus bahagia dengan kenyataan selama dua bulan lalu Metta tinggal serumah denganku hampir setiap hari aku bersamanya. Setidaknya untuk Hal ini, Tuhan cukup adil. Semakin hari aku semakin tidak berdaya dengan semakin besarnya perasaanku pada Metta, sementara aku merasa Metta sama sekali tidak sadar dan semakin larut dalam dunianya bersama si ini atau si itu. Kesabaranku ada batasnya, namun habisnya kesabaranku ini bukan membuatku berani mengungkapkan isi hatiku atau mengakhiri pertemanan ini, aku terlalu pengecut untuk keduanya, sehingga aku memilih opsi ketiga : melarikan diri. Setelah selesai KKN aku memilih untuk tinggal lebih lama di Bangka, tempat Tanteku. Saat lebaran aku pulang ke Lampung tempat orang tuaku. Sementara Metta setelah KKN tinggal di Jakarta tempat kerabatnya lalu lebaran pulang ke Solo. Aku lari dari Metta , lari dari rasa sakit karena mendamba, takut terluka karena mendengar cerita-cerita tentangnya mengenai hubungannya dengan lelaki yang rasanya ingin aku mantrai dengan voodoo. Dan setelah beberapa waktu, aku kembali menyadari bahwa selama ini hanya ragaku yang berlari tapi jiwaku terikat pada sosok yang menawanku sejak pertama kali aku melihat dirinya. Hari ini, setelah beberapa minggu berlalu, aku merasa sudah lebih dewasa dan berani mengakui kenyataan bahwa ya, aku memang mencintainya. Aku kembali dengan keberanian seorang pejuang pria yang akan memproklamirkan kemerdekaan. Aku ingin mengakui padanya perasaanku selama ini. Bahwa Metta sudah punya pacar, itu bukan soal. Yang penting bagiku, aku berani mengungkapkan perasaanku. Ku raih telepon genggam dari jaketku, aku mulai mengetik SMS. Ku putuskan untuk memberanikan diri SMS Metta setelah sekian lama tidak SMS dia. Sebenarnya aku sudah tidak ingin sms Metta lagi. Karena itu hanya membuat rinduku semakin dalam. Menyiksa relung hati ini. Yah, mungkin ini adalah terakhir kali aku SMS Metta. Hallo cinta, dengan emoticon yang menandakan bercanda. Aku ketik SMS begitu agar membuat aku rileks sedikit.

Page 19

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

Tidak lama hape ku pun bergetar. Dengan segera dia membalas SMSku. Tetapi apa yang kudapati, ternyata aku pun belum sanggup mengungkapkannya. Yang sempat aku sampaikan adalah. Met, coba lihat ke luar dech. Pandangi langit malam ini, yang begitu kelam tak ada bintang. Begitulah perasaanku saat ini . yahh, seperti biasa tanggapannya hanya datar saja. Dia masih seperti dulu, tidak pernah peduli akan perasaanku. Aku sadari itu, karena di matanya aku memang bukan siapa-siapa. Aku lelah terus mempedulikannya, tapi dia sendiri tidak pernah peduli denganku. Aku seperti orang bodoh saja, yang mempedulikan orang lain tetapi dia sendiri tidak pernah mempedulikan orang yang peduli akan dirinya. Mulai saat ini aku akan berhenti memikirkannya. I think this is the best way. Dengan tidak memikirkannya maka aku akan berhenti mengharapkannya. Kadang kamu harus berhenti peduli pada seseorang, bukan karena kamu

membencinya, tapi karena dia tak pernah menyadari kepedulianmu. #pepatahYappz, dan itulah akhir kisah KKN ku. Akhir kisah cinta tidak selamanya akan berakhir indah. Seperti cerita dongeng jaman dahulu yang menceritakan kisah sang pangeran dengan putri. Kisahku tidak seperti seorang pangeran yang menikahi sang putri lalu mereka hidup dengan bahagia selamanya. Aku harus bisa realistis. Aku tidak pernah menyesali apa yang telah terjadi. Selalu ada hikmah di balik sesuatu. Aku meyakini hal itu. Darimu aku mendapatkan inspirasi untuk berubah. Life must go on, aku tidak boleh rapuh karena kegagalan ini. Aku harus bangkit. Dari itu aku bertekad, aku ingin jadi lebih baik. aku akan lebih sering berdoa kepada Tuhan aku akan berusaha membahagiakan kedua orang tua ku aku akan berusaha selalu menghadapai semua masalah aku akan berusaha untuk bisa bersikap dewasa aku akan berusaha menjadi orang yang sukses aku akan berusaha untuk tidak gampang menyerah aku akan berusaha hidup lebih baik lagi dari sebelumnya aku akan berusaha menikmati hidup sebaik mungkin aku akan berusaha menghargai semua yang sudah diberikan tuhan padaku aku akan berusaha menjadi orang yang baik bagi siapapun aku akan berusaha meraih kebahagiaan dengan sekuat tenaga aku akan berusaha tersenyum di depan setiap orang aku akan berusaha tidak terlalu bersedih saat orang yang ku sayangi pergi aku akan berusaha berpikir bahwa dia juga menyayangi ku dan aku juga akan selalu berusaha mengingat dirinya dalam damai tanpa air mata penyesalan....

Page 20

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAM

2011

*KENANG-KENANGAN*Semua memang telah berlalu, tapi kisah kita tak kan pernah ku lupa. Ada gambar yang aku buat sendiri untuk mengenangmu dari foto-foto yang sering aku lihat. Aku juga membuat 2 lagu Biarlah Kukenang dan Nyanyian Hati yang terinspirasi darimu, serta aku membuat video kenang-kenangan tentang kita dengan lagu latar ciptaan band temanku, the Kiddink, yang berjudul gak sanggup yang cukup menghibur diriku karena selalu mengingatkan kisahku yang tak sanggup menggapai bintang hatiku.

SWEET HEART

Aku membuat gambar ini dengan background 3 warna, biru putih dan merah. U know why? Yappz, itu adalah 3 warna yang terdapat pada bendera Perancis. Aku ingat kamu sangat ingin sekali melanjutkan S-2 ke Perancis. Semangat yaahh, semoga apa yang kamu harapkan dapat terealisasikan, I believe You can Do it. n_n

Page 21

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAMNyanyian hati by: afghani_chan

2011

intro : C Em Am G F Em Dm G C masih teringat senyum manismu yang terus membayangi tiap langkah dalam hidupku ingin kuputar lagi sang waktu saat yang terindah saat bersama dengan dirimu *BRIDGE adakah rasa ini padamu rindu yang terus menyiksa relung hatiku terbacakah niat tulus ini kuingin kau mengerti cintakuuu.. huhuuu #REFF kasih dengarlah nyanyian hati ini betapa ku mencintaimu tapi mengapa tak sanggup ku menyentuh hatimu yang terindah yang selalu kupuja salahkah diri ini yang telah jatuh hati padamu oh tuhan ini kah cinta kini kusadari kenyataan bahwa hatimu tak bisa untuk membalas cintaku kecewa kini yang kudapati namun kumengerti cinta memang tak harus miliki Back to *BRIDGE, #REFF

Page 22

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAMbiarlah ku kenang by: afghani_chan

2011

intro : D A Em G F C Am G cinta biarlah pergi.. aku tak ingin lagi.. kan terluka... saat kau tinggalkanku.. aku merasa sakitnya.. hatiku... *BRIDGE: namun ternyata diriku... takkan mampu hidup tanpamuu.. huhuu.. REFF: teringat selalu... cerita kita.. saat kita bersama.. saat yang terindah... biarlah kukenang... cerita ini... takkan bisa kulupa.. semua yang terlewati.., bersamamu...huhuu.. interlude : D A Bm F#m G A BRIDGE REFF 2X D A Em G F C Am G D

Page 23

TENTANG BINTANG DI HAMPARAN LANGIT MALAMGak sanggup by: the kiddink

2011

matamu seakan tikam jiwaku senyum manismu takkan hilang seketika takjub bercampur kagum bila memandangmu kau mampu terangi sisi gelap hatiku\ *BRIDGE ada rasa ingin kau selalu dihati hingga rasa ingin memilikimu, tapi. #REFF tak sanggup kulihat dirimu tak sanggup kutatap indah matamu tak sanggup ku kecup manis bibirmu tak sanggup ku untuk rengkuh cintamu hari berganti ke hari terasa sesal dihati walau kau tak tahu tentang arah hidupku Namun ku berharapa semoga tuhan dengarkan doaku tuk jadikan engkau pelita hatiku Back to *BRIDGE, #REFF

Page 24