9
CHAPTER 3 HUBUNGAN KERJA Oleh: Isnaeni Nurul Khusna 13/353262/SP/25966 Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada 28 April 2015

CHAPTER 3 Employmen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

powerpoint apa dah ini isinya

Citation preview

CHAPTER 3 HUBUNGAN KERJA

CHAPTER 3HUBUNGAN KERJAOleh:Isnaeni Nurul Khusna 13/353262/SP/25966 Pembangunan Sosial dan KesejahteraanFakultas Ilmu Sosial dan PolitikUniversitas Gadjah Mada28 April 2015

HUBUNGAN KERJAUU 13 Tahun 2003, Pasal 1 angka 1 mendefinisikan : Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.

Unsur Perjanjian Kerja1. Adanya Pekerjaanpekerjaan bebas asalkan tidak bertentangan dengan UU2. Adanya Perintahbersifat subordinasi dan verikal (atasan dan bawahan)3. Adanya Upahimbalan uang yang ditentukan dan dibayarkan perusahaan sesuai perjanjian kerja4. Dalam Waktu Tertentu40jam/minggu, 6 hari kerja perhari 7 jam dalam 5 hari, 5 jam dalam 1 hari Seiap 4 jam wajib isiraa jam, dsb

Subjek dan objek hukum dalam hubungan kerjaSubjek Pengusaha : pengusaha, kumpulan pengusaha dan gabungan perkumpulan pengusahaPekerja : serikat pekrja federasi serikat kerja, konfederasi serikat pekerjaObjek hukum : hak dan kewajiban masing2 pihak secara timbal balik yang meliputi syarat atau hal lain akibat hub kerja.Dengan kata lain pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/ semua yang melekat pada diri pekerja LanjutanObjek hukum tertuang dalam perjanjian kerja dan peraturan perusahaan/ kesepakatan kerja bersama.Kesepakatan /Perjanjian Kerja Bersama (KKB/PKB) idealnya dibuat secara bersama antara buruh dan majikan , biasanya perwakilan buruh melalui Serikat Pekerja namun rillnya disiapkan/ditentukan sepihak oleh perusahaan, dan memang cenderung sulit untuk melahirkan KKB secara cepat. Sehingga buruh hanya aktor produksi dan lemah dalam pemilikan saham

Perjanjian KerjaPerjanjian Kerja menurut Pasal 1 angka 14 UU No. 13 Tahun 2003 : perjanjian antara buruh dengan pengusaha yang memuat syarat2 kerja, hak dan kewajiban para pihak. Syarat2 Perjanjian Kerja-bisa lisan atau tertulis- jika tertulis harus sesuai UU yang memuat dasar Materil dan Formil a.l :Lanjutan Catatan :Syarat Formil dan Materil harus dijalankan secara kumulatif suapaya sah.MaterilFormil1.adanya sepakat (kesepakatan kedua pihak harus bebas tanpa cacat kehendak spt penipuan,paksaan/kekhilafan)Namun rillnya ??2. kecakapan berbuat hukum (berkaitan dengan umur untuk bertindak hukum)3. hal tertentu ( harus ada pekerjaan)4. causa yang dibenarkan (hub kerja boleh melakukan apa saja asal tetap dalam koridor hukum , kesusilaan dan ketertiban umum )

1.Nama. Alamat perusahaan, jenis usaha2. Nama , jenis kelamin, umur, alamat buruh3. jabatan/ jenis pekerjaan 4. Tempat pekerjaan5. Besar upah dan cara pembayarannya6. syarat2 kerja yang memuat hak kewajiban pengusaha dan buruh7. Waktu berlakunya perjanjian kerja8. Tempat tanggal perjanjian dibuat9.Ttd para pihak dalam perjanjian kerjaJenis Perjanjian KerjaMenurut pasal 56 UU no 13 Tahun 2003 : Perjanjian kerja dengan waktu tertentu (pekerja tetap) / sistem kontrak dan waktu tidak tertentu. perjanjian penyerahan pelaksanan pekerjaan kepada perusahaan lain (outsourching)

Kesimpulan Hubungan kerja seharusnya dibuat atas dasar kesepakatan pengusaha dan pekerja. Sayangnya keadaan itu masih butuh waktu yang panjang untuk direalisasikan, dan mengenai pekerja unskilled labour dan ketentuan outsourching hedaknya msih perlu diperhatikan serta perlu reformasi dibidang hukum ketenagakerjaan khususnya dibidang hub kerja.