Upload
wiwiencarica
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ciri2 bakteri
Citation preview
Ciri-ciri Khusus (morfologi) Hewan
Burung perkutut mempunyai cirri-ciri morfologis :
1) Burung perkutut bertubuh kecil.Panjangnya berkisar antara 20-25 cm.
2) Kepalanya membulat kecil,berwarna abu-abu.
3) Paruhnya panjang meruncing dengan berwarna biru keabu-abuan.
4) Mata burung perkutut bulat dengan iris berwarna abu-abu kebiru-biruan.
5) Lehernya agak panjang dan ditumbuhi bulu-bulu halus.
6) Bulu disekitar dada dan leher membentuk pola garis melintang berwarna hitam dan putih.
7) Bulu yang menutupi badan perkutut berwarna kecokelatan.
8) Pada bulu sayap terdapat garis melintang berwarna cokelat tua.
9) Bulu ekornya yang juga berwarna cokelat agak panjang.
10) Jari-jari perkutut berjumlah 8 dengan kuku-kuku yang runcing.Jadi jumlah jari sebelah
kaki adalah 4.
11) Tiga dari empat jarinya ada di depan dan sebuah jari di belakang.
12) Jari-jari perkutut berguna untuk bertengger.
C. Struktur dan Fungsi Alat Tubuh
Struktur dan fungsi alat tubuh burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti
halnya jenis burung (aves) pemakan biji-bijian pada umumnya.Berikut adalah
struktur dan fungsi alat
tubuh burung :
1.Penutup tubuh
Penutup tubuh burung perkutut (Geopelia Striata) adalah bulu.
a) Struktur Bulu
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir seluruh
tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh, yang
pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal
yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada
tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit. Selaput
epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus yang halus,
sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai
bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat
makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
· Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-
cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang
ramping dan beberapa barbulae di puncak.
· Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
· Plumae, Bulu yang sempurna.
· Barbae
· Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang
berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
· Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
· Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
· Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di
dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
· Vexillum, yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral
dari rachis.
Gambar Struktur Bulu Burung
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung
calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile,
sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
· Tectrices, bulu yang menutupi badan.
· Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai
kemudi.
· Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
· remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal pada
metacarpalia.
· Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
· Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder daerah
siku.
· Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
· Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984)
b) Fungsi bulu
1. Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka
dalam cuaca dingin.
2. Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan
bulu-bulu mereka.
3. Penutup tubuh.
4. Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk
yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan mengerem.
5. Untuk memperindah tubuh.
6. Plumae berfungsi agar dapat terbang.
7. Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
8. Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
9. Mengangkat tubuh burung di udara.
10. Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.
11. Untuk melindungi kulit dari serangga.
12. Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.
2.Sistem Rangka
a) Struktur rangka
Burung memiliki struktur tulang yang beradaptasi untuk terbang.Adaptasi
tulang burung adalah sebagai berikut :
· Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada hewan
mamalia.
· Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai tempat
pelekatan otot terbang yang luas.
· Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat karena
memiliki struktur bersilang.
· Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang pada
tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika burung terbang.
· Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama ketika
mengepakkan sayap pada saat terbang.
Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota depan
berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai tempat
melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk terbang.
Berikut gambar struktur rangka pada burung (aves) :
b) Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada burung perkutut :
· Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
· Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
· Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
· Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang
lengan.
· Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang
lengan.
· Korakoid : Penghubung tulang dada.
· Tulang dada : Tempat melekatnya oto untuk terbang.
· Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
· Pelvis : Penghubung tulang ekor.
· Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
· Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
· Tulang paha : Untuk persendian.
3. Sistem Pencernaan Makanan
Pencernaan adalah penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran
pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada
pencernaan tersangkut suatu seri proses mekanis dan kimiawi dan dipengaruhi oleh banyak
faktor.
a) Jenis Makanan Burung Perkutut (Geopelia Striata) :
Burung perkutut (Geopelia Striata) adalah burung jinak.Pada umumnya ,
perkutut hidup berpasangan dan kadang-kadang bergerombol.Perkutut menyukai
tempat terbuka untuk hidup.Tempat itu misalnya kebun,tegalan,padang rumput,
atau halaman bangunan,terutama yang dekat dengan hutan.Makanan burung
perkutut adalah biji-bijian seperti padi, jagung,dan jewawut.
b) Organ-organ Pencernaan Makanan.
Organ pencernaan makanan pada burung perkutut (Geopelia Striata) sama
halnya dengan organ pencernaan burung pemakan biji-bijian lainnya.
Berikut adalah gambar organ pencernaan pada burung :
c) Fungsi organ pencernaan pada burung perkutut :
· Paruh : Mengambil makanan.
· Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok.
· Tembolok : Menyimpan makanan sementara.
· Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
· Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
· Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis.
· Pankreas : Menghasilkan enzim.
· Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap
oleh kapiler darah pada dinding usus halus.
· Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
· Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
· Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
· Koloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
- Pencernaan usus.
- Saluran uretra dari ginjal
- Saluran kelamin
d) Sistem Pencernaan burung
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk
mengambil makanan.Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk
kedalam rongga mulut lalu menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan
membesar berupa kantong yang disebut tembolok.Kemudian masuk ke lambung
kelenjar .Disebut lambung kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang
menghasilkan getah lambung yang berfungsi untuk mencerna makan secara
kimiawi.Kemudian makan masuk menuju lambung pengunyah.Disebut lambung
pengunyah karena dindingnya mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk
menghancurkan makanan.Didalam hati,empedal sering terdapat batu kecil atau
pasir untuk membantu mencerna makanan secara mekanis.
Kemudian,makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang dihasilkan oleh
pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan berupa sari-
sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung mem-
punyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu berguna
untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan.
Sisa makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus
(rektum) dan akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
Sistematis pencernaan makanan pada burung :
Mulut / paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar →
Lambung pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar →
Usus buntu → Poros usus (rectum) → Kloaka.
4. Sistem Pernapasan
a) Organ-organ Pernapasan pada Burung
Alat pernapasan burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti halnya jenis burung (aves)
pemakan biji-bijian pada umumnya.
Berikut adalah gambar alat pernapasan burung :
b) Sistem Pernapasan pada Burung
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paru-paru
burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang
rusuk.
Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada tempat ini, udara masuk
kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada dasar faring yang menghubungkan
trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang rawan yang berbentuk cincin, dan bagian
akhir trakea bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam
bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-
lipatan berupa selaput yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara.
Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus yang merupakan bronkus sekunder dan dapat
dibedakan menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal).
Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100 atau
lebih).
Parabronkus berupa tabung tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler sehingga
memungkinkan udara berdifusi. Selain paru-paru, burung memiliki 8 atau 9 perluasan paru-
paru atau pundi-pundi hawa (sakus pneumatikus) yang menyebar sampai ke perut, leher, dan
sayap. Pundi-pundi hawa berhubungan dengan paru-paru dan berselaput tipis. Di pundi-pundi
hawa tidak terjadi difusi gas pernapasan; pundi-pundi hawa hanya berfungsi sebagai
penyimpan cadangan oksigen dan meringankan tubuh. Karena adanya pundi-pundi hawa
maka pernapasan pada burung menjadi efisien. Pundi-pundi hawa terdapat di pangkal leher
(servikal), ruang dada bagian depan (toraks anterior), antara tulang selangka (korakoid),
ruang dada bagian belakang (toraks posterior), dan di rongga perut (kantong udara
abdominal).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan adanya kontraksi otot
antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak keluar dan tulang dada
bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap udara dengan cara memperbesar
rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam rongga dada menjadi kecil yang
mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-
paru dan sebagian besar akan diteruskan ke pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat udara (OZ) di paruparu
berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap mengepak atau
diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit sehingga oksigen pada
tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi apabila otot interkostal relaksasi
maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke posisi semula, sehingga rongga dada mengecil
dan tekanan menjadi lebih besar dari tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru
yang kaya karbon dioksida keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari
kantung hawa masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di
paru-paru. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun
inspirasi.
Kecepatan respirasi pada berbagai hewan berbeda bergantung dari berbagai hal, antara lain,
aktifitas, kesehatan, dan bobot tubuh.
Berikut adalah gambar system pernapasan pada burung :
Gambar sistem pernapasan burung
Bagan pernapasan pada burung adalah sebagai berikut.
Burung mengisap udara Þ udara mengalir lewat bronkus ke pundi-pundi hawa bagian
belakang Þ bersamaan dengan itu udara yang sudah ada di paru-paru mengalir ke pundipundi
hawa Þ udara di pundi-pundi belakang mengalir ke paru-paru Þ udara menuju pundipundi
hawa depan.
5. Sistem Sirkulasi
System sirkulasi burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti halnya jenis burung (aves)
pemakan biji-bijian pada umumnya.
a) Organ Sirkulasi pada burung perkutut
Pada burung perkutut organ sirkulasinya sama dengan mamalia/manusia. Burung perkutut
mempunyai jantung yang terdiri dari empat ruang,yaitu dua serambi,dan dua bilik.Sekat
biliknya sempurna sehingga darah bersih dan darah kotor tidak bercampur.Sistem peredaran
darah burung tertutup dan rangkap (ganda).
Berikut gambar bagian jantung pada burung
b) Sistem sirkulasi burung
Peredaran darah burung adalah dari paru-paru mengangkut oksigen masuk
ke serambi kiri,kemudian ke bilik kiri.Dari bilik kiri darah di pompa ke
seluruh tubuh melalui aorta.Dise-sel tubuh darah melepaskan O2 dan
mengikat CO2.Darah yang mengandung banyak CO2 ini masuk serambi kanan
melalui pembuluh balik.Selanjutnya darah masuk bilik kanan,kemudian di
pompa masuk ke paru-paru.Didalam paru-paru darah melepaskan CO2 dan
mengikat O2.
Berikut gambar system peredaran darah burung
Bagan sirkulasi pada burung
Paru-paru → Serambi kiri → Bilik kiri → Seluruh tubuh → Serambi kanan
→ Bilik kanan → Paru-paru
13
6. Sistem Syaraf Burung Perkutut
System syaraf burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti halnya jenis burung (aves)
pemakan biji-bijian pada umumnya.
System saraf burung berupa otak dan sum-sum tulang belakang pada burung.Otak besar dan
otak kecil berkembang dengan baik.Permukaan otak kecil berkembang dengan
baik.Permukaan otak kecil berlipat-lipat sehingga permukaannya semakin luas.Hal tersebut
menyebabkan burung memiliki keseimbangan yang cukup baik.
Burung mempunyai pusat penglihatan yang sangat besar.Pusat penglihatan ini merupakan
pelebaran dari otak bagin tengah yang membentuk dua gelembung.Pusat pembau berukuran
kecil sehingga indera pembau tidak berkembang dengan sempurna.
Berikut gambar otak pada burung
Gambar otak pada burung
7. Sistem Reproduksi Burung Perkutut
System reproduksi burung perkutut (Geopelia Striata) sama seperti halnya jenis burung (aves)
pemakan biji-bijian pada umumnya.
a) Organ reproduksi burung
1). Organ reproduksi pada burung jantan meliputi :
- Vasdeverens : Tempat menyalurkan sperma.
- Ureter : Saluran kelamin menuju kloaka.
- Kloaka : Saluran kelamin
- Testis : Alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin.
2) Organ reproduksi pada burung betina
Organ reproduksi pada burung betina meliputi :
- Ovarium : Tempat menghasilkan ovum
- Oviduk : Tempat berlangsungnya fertilisasi
- Kloaka : Tempat masuknya sperma jantan dan
mengeluarkan telur.
b) System Reproduksi Burung Perkutut
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat
kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling
menempelkan kloaka.
Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh
sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong
penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang
bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan
ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke dalam
oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju
kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi
cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit
telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih tertutup
matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.
Fungsi bagian-bagian telur aves :(1)Titik embrio --> bagian yang akan berkembang menjandi
embrio(2)Kuning telur --> cadangan makanan embrio(3)Kalaza --> menjaga goncangan
embrio(4)Putih telur --> menjaga embrio dari goncangan(5)Rongga udara --> cadangan
oksigen bagi embrio
8. Sistem Ekskresi Burung Perkutut
Alat Ekskresi pada burung perkutut sama halnya dengan burung pemakan biji-bijian lainnya.
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal(metanefros),paru-paru,dan kulit.Burung
memiliki sepasang ginjal yang berwarna cokelat.Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang
menyatu dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus (kloaka).
Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam.Kelebihan larutan gram akan
mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung).Burung hampir tidak
memiliki kelenjar kulit,tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada
tunggingnya.Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.
9. Organon Sensoris
Burung memiliki indra penglihatan yang sangat baik.Susunan matanya sama seperti mata
manusia.Retina mata burung mempunyai dua macam sel penerima cahaya yaitu sel batang
dan sel kerucut.
1) Sel Batang
Sel batang peka terhadap rangsang cahaya lemah.Pada burung malam,misalnya burung
hantu,retina mata mengandung banyak sel batang.Banyaknya sel batang mengakibatkan
burung hantu dapat melihat dengan baikditempat gelap (malam hari).Sebaliknya,pada siang
hari burung hantu tidak dapat melihat dengan baik.
2) Sel Kerucut
Sel kerucut bersifat peka terhadap cahaya yang kuat.Burung yang aktivitasnya pada siang
hari,misalnya perkutut dan merpati,matanya memiliki banyak sel kerucut.
Lensa mata pada burung mempunyai kemampuan mencembung dan memipih (berakomodasi)
dengan baik.
Indra pembau pada burung tidak berkembang.Indra pembau (hidung) burung jarang
digunakan,bahkan hamper tidak pernah digunakan.
Indra pendengaran pada burung berkembang dengan baik.Terbukti burung dapat
membedakan bermacam-macam kicauan