30
contoh laporan prinsip stratifrafi Kata pengantar Segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat yang telah diberikan sehingga pada kesempatan ini penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum acara “litostratigrafi dan litodemik” dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam kepada nabi besar Muhammad SAW sebagai rahmat tanlil ‘alamin, serta menjadi petunjuk terbaik dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat. Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, baik pikiran, materi maupun semangat, utamanya do’a dari orang tua, bimbingan dari bapak/ibu dosen, arahan dari asisten dan bantuan semangat dari teman-teman. Akhir kata, laporan ini bukanlah sesuatu yang sejatinya dapat dijadikan sebagai referensi namun sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran dari kebenaran yang ada didalamnya dan sebagai bahan kritikan atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada didalamnya. Oktober, 2012

Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

contoh laporan

Citation preview

Page 1: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

contoh laporan prinsip stratifrafi

Kata pengantar

Segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT, atas segala nikmat yang telah

diberikan sehingga pada kesempatan ini penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum

acara “litostratigrafi dan litodemik” dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

Sholawat serta salam kepada nabi besar Muhammad SAW sebagai rahmat tanlil

‘alamin, serta menjadi petunjuk terbaik dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat.

Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, baik pikiran, materi

maupun semangat, utamanya do’a dari orang tua, bimbingan dari bapak/ibu dosen, arahan

dari asisten dan bantuan semangat dari teman-teman.

Akhir kata, laporan ini bukanlah sesuatu yang sejatinya dapat dijadikan sebagai

referensi namun sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran dari kebenaran yang ada

didalamnya dan sebagai bahan kritikan atas segala kekurangan dan kesalahan yang ada

didalamnya.

Oktober, 2012

Penyusun

Page 2: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

Daftar Isi

A.    Halaman Sampul…………………………………………………..

            B.     Kata pengantar…………………………………………………….

I.       Latar Belakang…………………………………………………….

II.    Maksud dan Tujuan………………………………………………..

III. Teori Ringkas………………………………………………………

IV. Prosedur Kerja…………………………………………………..

V.    Pembahasan ………………………………………………………..

VI. Sejarah Geologi……………………………………………………..

VII.             Penutup………………………………………………..

VIII.          Daftar Pustaka……………………………………………...

IX. Lampiran

1.      Peta Geologi…………………………………………………….

2.      Kolom Stratigrafi……………………………………………….

3.      Kolom Litogenik………………………………………………..

4.      Perhitungan Ketebalan Lapisan…………………………………

Page 3: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

I.          Latar Belakang

Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan semberdaya mineral dan batuan

maka sangatlah dibutuhkan begitu banyak penelitian-penelitian yang sekiranya dapat

dijadikan sebagai alat dalam mengeksplorasi dan eksploitasi terhadap area atau daerah yang

dianggap memiliki potensi yang dapat dikembangkan, sehingga dalam hal ini dibutuhkan

begitu banyak analisis lapangan dan laboratorium agar dapat diperoleh data yang dapat

mendukung.

Dalam penyusunan peta geologi seorang geologist haruslah melakukan pengamatan

pengamatan lapangan untuk mendapatkan data-data primer mengenai jenis litologi yangb

dijumpai pada suatu area penelitian. Tentunya pada daerah pemetaan yang sangat luas

seorang geologis tidak akan mengamati meter demi meter dari daerah tersebut, melainkan

akan menentukan stasiun-stasiun pengamatan tertentu pada daerah tersebut yang dianggap

mewakili keseluruhan daerah yang akan dipetakan. Sebelum melangkah lebih jauh mengenai

pencatatan lapangan dari suatu litologi yang didapatkan maka sangat penting untuk kemudian

kita mengetahui dan mengerti tentang hakikat dari Litostratigrafi dan Litodemik.

II.       Maksud dan Tujuan

Maksud diadakannya praktikum acara litostratigraf dan litodemiki ini adalah untuk

membuat kolom stratigrafi disuatu daerah penelitia serta untuk menggolongkan batuan beku,

metamorf, sedimen dan batuan yang lainnya yang terubah kuat berdasarkan pembagian

satuan litodemik dari batuan yang didapatkan dilapangan. Sedangkan tujuan diadakannya

praktikum ini adalah sebagai berikut :

A.    Untuk mendapatkan dan mempelajari hubungan stratigrafi antar suatu batuan dan urutan-

urutan stratigrafi berdasarkan arah vertikal secara detail untuk menafsirkan lingkungan

pengendapan.

Page 4: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

B.     Mendapatken nilai ketebalan yang didapatkan dari hasil analisis pada setiap satuan

stratigrafi.

C.     Mendapatkan data litologi secara terperinci dari urutan-urutan perlapisan suatu satuan

stratigrafi

D.    Menentukan batas-batas satuan litodemik berdasarkan jenis-jenis batuan yang telah diperoleh

yang tercantum dalam peta.

III.              Teori ringkas

PRINSIP STRATIGRAFI

Ada beberapa prinsip dasar yang berlaku didalam pembahasan mengenai stratigrafi,

yaitu:

1. Hukum atau prinsip yang dikemukakan oleh Steno (1669), terdiri dari:

  Prinsip Superposisi (Superposition Of Strata)

Didalam suatu urutan perlapisan batuan maka lapisan paling bawah relatif lebih tua

umurnya daripada lapisan yang berada diatasnya selama belum mengalami deformasi.

Konsep ini berlaku untuk perlapisan berurutan.

  Prinsip Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity)

Lapisan yang diendapkan oleh air terbentuk terus-menerus secara lateral dan hanya

membaji pada tepian pengendapan pada masa cekungan itu terbentuk.

  Prinsip Akumulasi Vertikal (Original Horizontality)

Lapisan sedimen pada mulanya diendapkan dalam keadaan mendatar (horizontal),

sedangkan akumulasi pengendapannya terjadi secara vertikal (principle of vertical

accumulation).

2. Hukum yang dikemukakan oleh James Hutton (1785)

Hukum atau prinsip ini lebih dikenal dengan azasnya yaitu uniformitarisme

Page 5: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

yaitu proses-proses yang terjadi pada masa lampau mengikuti hukum yang berlaku

pada proses-proses yang terjadi sekarang, atau dengan kata lain “masa kini merupakan kunci

dari masa lampau” (“the present is the key to the past”). Maksudnya adalah bahwa proses-

proses geologi alam yang terlihat sekarang ini dipergunakan sebagai dasar pembahasan

proses geologi masa lampau.

3. Hukum Intrusi/Penerobosan (Cross Cutting Relationship) oleh AWR Potter dan H.

Robinson.

Suatu intrusi (penerobosan) adalah lebih muda daripada batuan yang diterobosnya

4. Hukum Urutan Fauna (Law of Fauna Succession) oleh De Soulovie (1777)

Dalam urut-urutan batuan sedimen sekelompok lapisan dapat mengandung kumpulan

fosil tertentu dengan sekelompok lapisan di atas maupun di bawahnya.

5. Prinsip William Smith (1816)

Urutan lapisan sedimen dapat dilacak (secara lateral) dengan mengenali kumpulan

fosilnya yang didiagnostik jika kriteria litologinya tidak menentu.

6. Prinsip Kepunahan Organik oleh George Cuvier (1769-1832)

Dalam suatu urutan stratigrafi, lapisan batuan yang lebih muda mengandung fosil

yang mirip dengan makhluk yang hidup sekarang dibandingkan dengan lapisan batuan yang

umurnya lebih tua.

Didalam penyelidikan stratigrafi ada dua unsur penting pembentuk stratigrafi yang perlu di

ketahui, yaitu:

1. Unsur batuan

Suatu hal yang penting didalam unsur batuan adalah pengenalan dan pemerian

litologi. Seperti diketahui bahwa volume bumi diisi oleh batuan sedimen 5% dan batuan non-

sedimen 95%. Tetapi dalam penyebaran batuan, batuan sedimen mencapai 75% dan batuan

non-sedimen 25%. Unsur batuan terpenting pembentuk stratigrafi yaitu sedimen dimana sifat

Page 6: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

batuan sedimen yang berlapis-lapis memberi arti kronologis dari lapisan yang ada tentang

urut-urutan perlapisan ditinjau dari kejadian dan waktu pengendapannya maupun umur setiap

lapisan.

Dengan adanya ciri batuan yang menyusun lapisan batuan sedimen, maka dapat dipermudah

pemeriannya, pengaturannya, hubungan lapisan batuan yang satu dengan yang lainnya, yang

dibatasi oleh penyebaran ciri satuan stratigrafi yang saling berhimpit, bahkan dapat

berpotongan dengan yang lainnya.

2. Unsur perlapisan

Unsur perlapisan merupakan sifat utama dari batuan sedimen yang memperlihatkan

bidang-bidang sejajar yang diakibatkan oleh proses-proses sedimetasi. Mengingat bahwa

perlapisan batuan sedimen dibentuk oleh suatu proses pengendapan pada suatu lingkungan

pengendapan tertentu, maka Weimer berpendapat bahwa prinsip penyebaran batuan sedimen

tergantung pada proses pertumbuhaan lateral yang didasarkan pada kenyataan, yaitu bahwa:

  Akumulasi batuan pada umumnya searah dengan aliran media transport, sehingga kemiringan

endapan mengakibatkan terjadinya perlapisan selang tindih (overlap) yang dibentuk karena

tidak seragamnya massa yang diendapkannya.

  Endapan di atas suatu sedimen pada umumnya cenderung membentuk sudut terhadap lapisan

sedimentasi di bawahnya.

PERKEMBANGAN KLASIFIKASI STRATIGRAFI

International Stratigraphic Guides, 1994 dan International Subcommission for Stratigraphic

Classification. (R.P.Koesoemadinata)

1. Perkembangan klasifikasi stratigrafi dalam dunia internasional memperlihatkan

kecenderungan untuk memisahkan kategori klasifikasi deskriptif dan interpretatif. Stratigrafi

didasarkan padafakta yang terlihat di lapangan dan tidak secara interpretatif.

Page 7: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

2. Penamaan satuan yang bersifat interpretatif sebaiknya dihindari, satuan tersebut dinyatakan

sebagai satuan tidak resmi (contoh: Seismik Stratigrafi, Sikuen Stratigrafi).

3. Kategori deskriptif dibatasi pada kriteria litologi dan kandungan fosilnya, sedangkan

criteria sifat-sifat fisik, kimia cenderung hanya dibatasi pada sifat yang dapat menentukan

waktu atau umur , seperti paleomagnetic polarity. Satuan berdasarkan karakteristik log,

penampang seismik tidak dapat dinyatakan sebagai satuan resmi, walaupun diakui

keberadaannya

4. Kategori yang bersifat interpretatif : penafsirannya dibatasi pada hal-hal yang menyangkut

waktu/ umur. Kategori satuan stratigrafi yang bersifat interpretative seperti lithogenetic units,

satuan lingkungan pengendapan, cyclothems tidak dapat diterima sebagai satuan stratigrafi

resmi

5. Keberadaan satuan tidak resmi dapat diakui walaupun sangat tidak dianjurkan.

Satuan litostratigrafi merupakan tubuh batuan sedimen, beku, metasedimen atau metammorf

yang dibedakan berdasarkan karakteristik litologi. Satuan litostratigrafi ini dapat dikenal

berdasarkan karakteristik batuan yang dapat diteliti. Batas antar setiap satuan yang berbeda

dapat diidentifikasi secara jelas dengan adanya kontak atau dapat dideskripsikan secara

arbitrer karena bersifat gradasional. Pembedaan satuan stratigrafi ini didasarkan oleh

stratotipe (tipe satuan yang ditentukan), dapat terdiri dari batuan yang ada, lokasi penemuan

singkapan, penggalian, daerah tambang, yang mana semuanya mengacu pada kriteria batuan.

Pada saat dilapangan, satuan stratigrafi yang terdiri dari hanya satu litologi saja jarang

ditemukan. Umumnya satuan-satuan tersebut terdiri dari beberapa litologi yang saling

berhubungan dan berbatasan. Hal yang penting adalah membedakan dan memahami kontak

antar litologi tersebut secara vertikal dan lateral.

Satuan litostratigrafi yang paling mendasar diantaranya :

Page 8: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

  Formasi, merupakan suatu stratigrafi yang secara litologi dapat dibedakan dengan jelas dan

dengan skala yang cukup luas cakupannya untuk dipetakan dipermukaan atau ditelusuri

dibawah permukaan. Formasi dapat terdiri dari satu litologi atau beberapa litologi yang

berbeda.

  Anggota, merupan bagian dari formasi (formasi dapat terbagi menjadi beberapa satuan

stratigrafi yang lebih kecil yang disebut anggota).

  Perlapisan, merupakan bagian dari anggota (anggota dapat terbagi menjadi beberapa satuan

stratigrafi yang lebih kecil yang disebut perlapisan).

  Kelompok/Grup, kombinasi dari beberapa formasi.

  Supergrup, kombinasi dari beberapa kelompok.

IV.             Prosedur kerja

Prosedur kerja dalam praktikum Lithostratigrafi dan litodemik ini adalah:

a)      Menarik batas litologi pada peta (p. Set 1 & 2) berdasarkan kedudukan batuan;

b)      Mewarnai peta geologi sesuai dengan jenis litologi dan simbolnya;

c)      Menarik garis sayatan yang tegak lurus dengan jurus perlapisan dan mewakili semua litologi

yang ada;

d)     Membuat penampang geologi dari garis sayatan penampang;

e)      Menghitung ketebalan tiap litologi;

f)       Membuat kolom litostratigrafi & kolom litodemik;

g)      Membuat sejarah geologi daerah penelitian;

h)      Membuat laporan sesuai format yang ada.

V.                Pembahasan

V.1 Lithostratigrafi

V.1.1 Stratigrafi Regional

Page 9: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

Secara regional daerah penelitian termasuk dalam Lembar Pangkajene dan

Watampone Bagian Barat, oleh Rab Sukamto (1982). Satuan batuan tertua yang telah

diketahui umurnya adalah batuan sedimen flysch Kapur Atas yang dipetakan sebagai Formasi

Marada (Km) yang terdiri dari batuan sedimen flysch yaitu peselingan antara batupasir,

batulanau dan serpih serta batuan terobosan yang bersifat trakit-andesit. Berdasarkan fosil

Globotruncana yang terdapat pada batupasir gampingan, menunjukkan umur Kapur Atas dan

di endapkan pada lingkungan laut dalam (Van Leeuwen, dalam Sukamto, 1982). Batuan

Malihan (S) belum diketahui umurnya, apakah lebih tua atau lebih muda daripada Formasi

Marada, yang jelas diterobos oleh Granodiorit yang diduga berumur Miosen. Hubungan

Formasi Marada dengan satuan batuan yang lebih muda, yaitu formasi Salo Kalupang dan

batuan Gunungapi terpropilitkan tidak begitu jelas, kemungkinan tidakselaras (Sukamto &

Supriatna,1982).

Formasi Mallawa (Tem), tersusun oleh batupasir arkosik, batulanau, batulempung,

napal, dan konglomerat yang diinterkalasi oleh layer-layer atau lensa-lensa batubara dan

batugamping. Formasi ini terdapat di bagian barat Sulawesi Selatan, yang melapis –

bawahisecara tak-selaras Formasi Balangbaru dan setempat Formasi Langi (Sukamto, 1982).

Umur Paleogen pada formasi ini diduga dari palinomorfisnya (Khan & Tschudy, dalam

Sukamto, 1982), sementara fosil ostrakoda menunjukkan umur Eosen (Hazel, dalam

Sukamto, 1982). Formasi Mallawa ini diduga terendapkan pada lingkungan

terrestrial/marginal marine yang menerus ke atas secara transgersif sampai ke lingkungan laut

dangkal (Wilson, 1995).

Formasi Salo Kalupang (Teos) yang diperkirakan berumur Eosen Awal-Oligosen

Akhir berfasies sedimen laut, dan diperkirakan setara dengan umur bagian bawah Formasi

Tonasa (Temt). Formasi Salo Kalupangterjadi di sebelah Timur Lembah Walanae dan

Formasi Tonasa terjadi disebelah Baratnya. Formasi Salo Kalupang, terdiri dari batupasir,

Page 10: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

serpih dan batu lempung berselingan dengan konglomerat gunungapi, breksi dan tufa serta

bersisipan dengan lava dan batu gamping sertan apal.

Formasi Batugamping Tonasa (Temt), melapis-bawahi secara tak-selaras Formasi

Mallawa dan Volkanik Langi. Dari bawah ke atas, formasi ini tersusun oleh anggota-anggota

A (kalkarenit berlapis baik), B (batugamping berlapis tebal sampai batugamping masif ), C

(sekuens batugamping detritus tebal dengan limpahan foraminifera), dan D (limpahan

material volkanik dan olistolit batugamping dari berbagai umur ) (van Leeuwen, 1981;

Sukamto, 1982). Formasi ini berumur Eosen sampai Miosen Tengah (van Leeuwen, 1981;

Sukamto, 1982; Wilson, 1995). Margin bagian selatan dari Formasi Tonasa diduga

merupakan margin bertipe landai, dan Platform Karbonat Tonasa disusun terutama oleh fasies

laut dangkal, sedangkan margin bagian utara didominasi oleh fasies redeposited (Wilson,

1995). Formasi Mallawa dan Tonasa tersebar luas di bagian barat Sulawesi Selatan (Wilson,

1995).

Batuan Gunungapi Kalamiseng (Tmkv) terdiri atas lava dan breksi dengan sisipan

tufa, batupasir, batulempung dan napal kebanyakan bersusunan basal dan andesitik, kelabu

tua hingga kehijauan, umumnya kasat mata, kebanyakan terubah, amigdaloidal dengan

mineral sekunder karbonat dan silikat; sebagian lavanya menunjukan struktur bantal. Satuan

batuan ini tersingkap di sepanjang pegunungan timur lembah Walanae, terpisahkan oleh jalur

sesar dari batuan sedimen dan karbonat yang berumur Eosen di bagian Baratnya, satuan ini

berumur Miosen Bawah.

Satuan batuan yang berumur Miosen Tengah sampai Pliosen menyusun Formasi

Camba (Tmc) yang tebalnya 4250 meter dan menindih tidak selaras batuan-batuan yang lebih

tua. Formasi ini disusun oleh batuan sedimen laut berselingan dengan klastika gunungapi,

yang menyamping beralih menjadi dominan batuan gunungapi (Tmcv). Batuan sedimen laut

berasosiasi dengan karbonat mulai diendapkan sejak Miosen Akhir sampai Pliosen di

Page 11: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

cekungan Walanae, daerah Timur, dan menyusun Formasi Walanae (Tmpw) dan anggota

Selayar (Tmps). Anggota bagian bawah Formasi Camba terdiri atas batupasir tufaan yang

ber-interbedded dengan tufa, batupasir, batulempung, konglomerat volkanik dan breksi

volkanik, napal, batugamping, dan batubara (Sukamto, 1982; Sukamto & Supriatna, 1982).

Anggota Batuan Gunungapi Formasi Camba (Tmcv) berumur Miosen Tengah sampai

Miosen Akhir dengan ketebalan sekitar 2.500 m. Formasi Camba (Tmcv) ini disusun oleh

batuan gunungapi, lava, konglomerat dan tufa berbutir halus hingga lapili, bersisipan dengan

batuan sedimen laut berupa batupasir tufaan, batupasir gampingan dan batulempung yang

mengandung banyak sisa- sisa tumbuhan. Bagian bawahnya lebih banyak mengandung

breksi gunungapi dan lava yang berkomposisi andesit dan basal, konglomerat juga

berkomponen andesit dan basal dengan ukuran 3 – 50 cm, tufa kristal dan tufa vitrik. Bagian

atasnya mengandung ignimbrit bersifat trakit dan tefritleusit, ignimbrit berstruktur kekar

meniang, berwarna kelabu kecoklatan dan coklat tua, tefrit leusit berstruktur aliran dengan

permukaan berkerakroti, berwarna hitam. Satuan Tmcv ini termasuk sebagai Batuan

Gunungapi Sopo, Batuan Gunungapi Lemo. Breksi gunung api yang tersingkap di Pulau

Selayar mungkin termasuk formasi ini. Breksinya sangat kompak, sebagian gampingan,

berkomponen basal amphibol, basal piroksin dan andesit (0,5 – 30 cm), bermassa dasar tufa

yang mengandung biotit dan piroksin. Satuan ini merupakan fasies gunungapi dari Formasi

Camba yang berkembang baik di daerah sebelah Utaranya (Lembar Pangkajene dan

Watampone Bagian Barat), lapisannya kebanyakan terlipat lemah dengan kemiringan rata-

rata 20o, menindih takselaras batugamping FormasiTonasa (Temt) dan batuan yang lebihtua.

Fosil formasi ini yang dikenali yaitu Globigerina venezuelana (HEDBERG), Globorotalia

mayeri CHUSMAN & ELLISOR, Gl. menardii (D’ORBIGNY), Gl. siakensis (LEROY), Gl.

acostaensis BLOW, Globigerinoides extermus BOLLI, Gd. immaturus LEROY, Gd. Obliqus

BOLLI, Gd. Rubber (D’ORBIGNY), Gd. Sacculifer (BRADY), Gd. Trilobus (REUSS).

Page 12: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

Sedimen termuda lainnya adalah Endapan Aluvium, Rawa dan Pantai (Qac); kerikil,

pasir, lempung, lumpur dan batugamping koral. Terbentuk dalam lingkungan Sungai, rawa,

pantai dan delta.

V.1.2 Stratigrafi Daerah Penelitian

Berdasarkan pemahaman tersebut diatas, maka satuan batuan yang terdapat pada

daerah penelitian dapat dibagi menjadi 5 (lima) satuan litostratigrafi. Berikut akan diuraikan

secara berurutan dari termuda ke yang tertua adalah sebagai berikut :

-          Satuan Tufa

-          Satuan Batugamping

-          Satuan Batulempung

-          Satuan Peridotit

-          Satuan Sekis

Uraian dari tiap-tiap satuan yang terdapat di daerah penelitian akan dimulai dari

satuan tertua sampai yang termuda.

V.1.2.1 Satuan Sekis

Pembahasan tentang Satuan Sekis pada daerah penelitian meliputi uraian mengenai

penyebaran dan ketebalan, ciri litologi, lingkungan pembentukan dan umur satuan batuan

serta hubungan stratigrafi dengan satuan batuan pada daerah penelitian.

V.1.2.1.1 Penyebaran dan Ketebalan

SatuanSekisini menempati sekitar±15% dari luas keseluruhan daerah penelitian.

Satuan batuan ini penyebarannya menempati bagian Barat Laut daerah penelitian.

Berdasarkan perhitungan ketebalan SatuanSekispada penampang sayatan geologi A – B,

maka tebal satuan ini adalah ± 900 meter.

V.1.2.1.2 Ciri Litologi

Kenampakan lapangan dari litologi ini dalam keadaan segar memperlihatkan warna

abu-abu, lapuk warna coklat, tekstur lepidoblastik, struktur berfoliasi (schistose) dengan jurus

Page 13: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

foliasi N 350o E, dan kemiringan foliasi 37o, komposisi mineral muskovit, nama batuan

Sekis muskovit (Travis, 1955).

V.1.2.1.3 Penentuan Lingkungan Pembentukan dan Umur

Penentuan lingkungan Pembentukan dari satuan sekis muskovit ini ditentukan

berdasarkan kesebandingan dengan stratigrafi regional daerah penelitian yakni sebagai

basement complecksyang terbentuk pada lingkungan zona subduksi. Sedang umur satuan ini

juga berdasarkan kesebandingan dengan stratigrafi regional daerah penelitian yakni Kapur

bawah.

V.1.2.1.4 Hubungan Stratigrafi

Hubungan stratigrafi antara satuan sekis muskovit dengan satuan batuan yang ada

diatasnya adalah kontak struktur, yaitu satuan peridotit yang sama-sama berumur Kapur

akhir.

V.1.2.2 Satuan Peridotit

V.1.2.2.1 Penyebaran dan Ketebalan

Satuan Peridotitini menempati sekitar±30% dari luas keseluruhan daerah penelitian.

Satuan batuan ini penyebarannya menempati bagian Barat Daya daerah penelitian.

V.1.2.2.2 Ciri Litologi

Kenampakan lapangan dari litologi ini dalam keadaan segar memperlihatkan warna

abu-abu kehijauan, lapuk warna coklat, tekstur kristalinitas Hipokristalin, granularitas

Porfiritik, struktur masif, komposisi mineral olivin, piroksin, nama batuan Peridotit (Travis,

1955).

V.1.2.2.3 Penentuan Lingkungan Pembentukan dan Umur

Penentuan lingkungan Pembentukan dari satuan Peridotit ini ditentukan berdasarkan

kesebandingan dengan stratigrafi regional daerah penelitian yakni sebagai basement

Page 14: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

complecksyang terbentuk pada lingkungan zona subduksi. Sedang umur satuan ini juga

berdasarkan kesebandingan dengan stratigrafi regional daerah penelitian yakni Kapur Bawah.

V.1.2.2.4 Hubungan Stratigrafi

Hubungan stratigrafi antara satuan Peridotit dengan satuan batuan yang ada di atasnya

adalah kontak tidak selaras, yaitu satuan Batulempung, sedangkan dengan satuan Sekis

Muskovit adalah kontak struktur.

V.1.2.3 Satuan Batulempung

V.1.2.3.1 Penyebaran dan Ketebalan

Satuan Batulempung ini menempati sekitar ±30% dari luas keseluruhan daerah

penelitian. Satuan batuan ini penyebarannya dari Utara ke Selatan daerah penelitian.

V.1.2.3.2 Ciri Litologi

Kenampakan lapangan dari litologi ini dalam keadaan segar memperlihatkan warna

abu-abukecoklatan, lapuk warna coklat, tekstur klastik, struktur masif, komposisi material

kuarsa, biotit, Feldspar dan Amphibol, nama batuan Batulempung.

V.1.2.3.3 Penentuan Lingkungan Pembentukan dan Umur

Penentuan lingkungan Pembentukan dari satuan Peridotit ini ditentukan berdasarkan

kesebandingan dengan stratigrafi regional daerah penelitian yakni pada Formasi

Balangbaruyang tertindih tidak selaras batuan Formasi Mallawa dan menindih tak selaras

komplek tektonik Bantimala. Sedang umur satuan ini juga berdasarkan kesebandingan

dengan stratigrafi regional daerah penelitian yakni Kapur akhir.

V.1.2.3.4 Hubungan Stratigrafi

Hubungan stratigrafi antara satuan Batulempung dengan satuan batuan yang ada di

atasnya adalah kontak tidak selaras, yaitu satuan Batugamping, sedangkan dengan satuan

Sekis Peridotit adalah kontak struktur.

V.1.2.4.2 Satuan Batugamping

Page 15: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

V.1.2.2.1 Penyebaran dan Ketebalan

Satuan Batu lempung ini menempati sekitar ±10% dari luas keseluruhan daerah

penelitian. Satuan batuan ini penyebarannya dari Utara ke Selatan daerah penelitian.

V.1.2.4.2 Ciri Litologi

Kenampakan lapangan dari litologi ini dalam keadaan segar memperlihatkan warna

kelabu muda, lapuk warna coklat, tekstur klastik, struktur berlapis,komposisi material kalsit,

fosil Foraminifera makro dan mikro, nama batuan Batugamping.

V.1.2.4.3 Penentuan Lingkungan Pembentukan dan Umur

Penentuan lingkungan Pembentukan dari satuan Peridotit ini ditentukan berdasarkan

kesebandingan dengan stratigrafi regional daerah penelitian yakni pada Formasi Tonasayang

menindih selaras batuan Formasi Mallawa dan menindih tak selaras batuan Formasi Camba.

Sedang umur satuan ini juga berdasarkan kesebandingan dengan stratigrafi regional daerah

penelitian yakni Eosen bawah sampai Miosen tengah.

V.1.2.4.4 Hubungan Stratigrafi

Hubungan stratigrafi antara satuan Batugamping dengan satuan batuan yang ada di

atasnya adalah kontak selaras, yaitu satuan Tufa, sedangkan dengan satuan

Batulempungadalah kontak tak selaras.

V.1.2.5 Satuan Tufa

V.1.2.5.1 Penyebaran dan Ketebalan

Satuan Batulempung ini menempati sekitar ±15% dari luas keseluruhan daerah

penelitian. Satuan batuan ini menempati bagian Timur dan penyebarannya dari Utara ke

Selatan daerah penelitian.

V.1.2.5.2 Ciri Litologi

Page 16: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

Kenampakan lapangan dari litologi ini dalam keadaan segar memperlihatkan warna

kelabu muda, lapuk warna coklat, tekstur klastik, struktur berlapis,komposisi material kalsit,

fosil Foraminifera makro dan mikro, nama batuan Batugamping.

V.2 Litodemik

V.2.1 Satuan Basal Porfiri

Pembahasan tentang satuan Basal Porfiri pada daerah penelitian meliputi uraian

mengenai penyebaran dan ketebalan, ciri litologi, lingkungan pembentukan dan umur satuan

batuan serta hubungan stratigrafi dengan satuan batuan pada daerah penelitian.

Penyebaran satuan ini menempati ± 15 % dari luas keseluruhan daerah penelitian .

Penyebaran satuan Basal porfiri ini menempati bagian Timur Laut lokasi penelitian.

Kenampakan megaskopis dari Basal porfiri ini dalam keadaan segar berwarna abu-

abu kehitaman dan dalam keadaan lapuk berwarna coklat kehitaman, tekstur kristalinitas

hipokristalin, granularitasnya porfiritik, bentuk subhedral hingga anhedral dan relasi

inequigranular, struktur masif, komposisi mineral terdiri dari mineral piroksin, plagioklas,

klorit dan massa dasar kristal, nama batuan Basal Porfiri.

Berdasarkan data yang ada maka umur satuan Basal Porfiri pada daerah penelitian

adalah Oligosen.

Hubungan stratigrafi antara satuan Basal Porfiri ini dengan satuan yang lebih muda

yaitu satuan Andesit Porfiri adalah kontak Intrusi.

V.2.2 Satuan Granit

Pembahasan tentang satuan Granit pada daerah penelitian meliputi uraian mengenai

penyebaran dan ketebalan, ciri litologi, lingkungan pembentukan dan umur satuan batuan

serta hubungan stratigrafi dengan satuan batuan pada daerah penelitian.

Penyebaran satuan ini menempati ± 45 % dari luas keseluruhan daerah penelitian .

Penyebaran satuan Granit ini menempati bagian Barat lokasi penelitian tersebar dari Utara ke

Selatan.

Page 17: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

Kenampakan megaskopis dari Granit ini dalam keadaan segar berwarna putih keabu-

abuan, warna lapuk coklat, tekstur kristalinitas holokristalin, granularitas faneritik, fabrik

dengan bentuk euhedral-subhedral, dan relasinya equigranular, tersusun atas mineral, Kuarsa,

Orthoklas, Plagioklas, Piroksin, biotit, strukturnya massif, nama batuan Granit.

Berdasarkan data yang ada maka umur satuan Granit pada daerah penelitian adalah

Miosen Tengah.

Hubungan stratigrafi antara satuan Granit ini dengan satuan yang yaitu satuan andesit

porfiri adalah kontak Intrusiselaras.

V.2.3 Satuan Andesit Porfiri

Pembahasan tentang satuan andesit porfiri pada daerah penelitian meliputi uraian

mengenai penyebaran dan ketebalan, ciri litologi, lingkungan pembentukan dan umur satuan

batuan serta hubungan stratigrafi dengan satuan batuan pada daerah penelitian.

Penyebaran satuan ini menempati ± 40 % dari luas keseluruhan daerah penelitian .

Penyebaran satuan Andesit Porfiri ini menempati tersebar dari Utara ke Selatan lokasi

penelitian.

Kenampakan megaskopis dari andesit porfiri ini dalam keadaan segar berwarna abu–

abu kehitaman dan dalam keadaan lapuk berwarna coklat kehitaman hingga coklat

kemerahan, kristalinitas hipokristalin, granularitasnya porfiritik, bentuk subhedral hingga

anhedral dan relasi inequigranular, struktur masif, komposisi mineral piroksin, plagioklas,

massa dasar. Mineral piroksin dijumpai sebagai fenokris, nama batuan Andesit Porfiri.

Satuan Andesit Porfiri pada daerah penelitian disusun oleh litologi andesit porfiri

yang berwarna abu – abu kehitaman dengan kompoisi mineral piroksin dan plagioklas.

Berdasarkan penyebaran geografisnya, batuan gunungapi ini tersebar memanjang dari Utara

hingga Selatan daerah penelitian. Berdasarkan data yang ada maka umur satuan andesit

porfiri pada daerah penelitian adalah Miosen Tengah.

Hubungan stratigrafi antara satuan andesit porfiri ini dengan satuan yang lebih tua

yaitu satuan Basal Porfiri adalah kontak Intrusi, serta selaras dengan satuan Granit.

VI.             Sejarah Geologi

Page 18: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

VI. Sejarah Geologi

VI.   1 Sejarah Geologi (Lithostratigrafi)

Berdasarkan analisis dan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa Sejarah

Geologi daerah penelitian dimulai pada kala Kapur bawah di mana daerah penelitian

merupakan zona subduksi yang mengubah mineral-mineral berupa Muskovit membentuk

batuan metamorf berupa Sekis Muskovit akibat pengaruh dari tekanan dan suhu yang tinggi.

Proses ini diikuti oleh pembentukan batuan beku ultrabasa yang membentuk satuan Peridotit.

Akibat proses tektonik menyebabkan satuan Sekis Muskovit dan satuan Peridotit mengalami

pengangkatan oleh sesar naik. Memasuki kala Kapur atas, masih pada lingkungan laut dalam,

mengendapkan material-material berukuran lempung membentuk satuan Batulempung.

Proses ini terus berlangsung dan pada tubuh lapisan disisipi material pasir seiring dengan

penurunan muka air laut membentuk daratan hingga akhir kala Kapur Atas.

Memasuki Kala Eosen Atas terjadi proses transgresi, naiknya muka air laut pada

daerah penelitian hingga membentuk lingkungan laut dangkal dan mengendapkan material

karbonat membentuk Batugamping. Proses ini berlangsung hingga Miosen Bawah.

Memasuki kala Miosen Tengah terjadi proses vulkanisme yang mengendapkan material

vulkanik berupa tufa dan membentuk satuan Tufa. Proses tersebut berlangsung hingga

Miosen Atas.

VI.2 Sejarah Geologi (Litodem)

Berdasarkan analisis dan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh bahwa Sejarah

Geologi daerah Tilamuta Kecamatan Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Prov. Gorontalo dimulai

pada kala Oligosen di mana terjadi pembekuan magma yang membentuk Satuan Basal

Porfiri.

Page 19: Contoh Laporan Prinsip Stratifrafi

Memasuki kala Miosen Tengah terbentuk satuan Andesit Porfiri yang kemudian

diintrusi oleh satuan Batuan Granit. Akibat proses tektonisme, satuan Granit mengalami

pengangkatan oleh sesar, sehingga muncul kepermukaan dalam bentuk lelehan.

VII.          Penutup

VII.1 Kesimpulan

1.      Untuk problem set 1, tepatnya pada analisa kolom litostratigrafi, jumlah Formasi yang

didapatkan berdasarkan hasil analisis adalah 3 Formasi batuan, diantaranya : Formasi Camba

yang mengandung batuan Satuan Tufa, Formasi tonasa yang mengandung Satuan Batu

Gamping dan Formasi Balangbaru mengandung Satuan Batu Lempung. Serta disusun pula

atas 2 satuan batuan yaitu Peridotit dan Sekis.

2.      Untuk problem set 2, tepatnya pada analisa kolom litodemik, jumlah satuan batuan yang

didapatkan ada 3 satuan, yaitu : Satuan Basalt Porfiri, Satuan Diorit Porfiri dan Satuan

Granit.

VII.2 Saran

1.      Sebaiknya dalam hal praktikum, asisten lebih mengutamakan profesionalisme dalam

mengarahkan praktikan agar dapat dihasilkan keluaran yang lebih baik khususnya geologi

Unhas.

2.      Keterbatasan waktu memang menjadi kendala namun sebaiknya juga didukung oleh

kuantitas serta kualitas dari asisten yang mengarahkan.

        VII.          Lampiran