83
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2011 adalah perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, peningkatan status gizi masyarakat, pengembangan keluarga sehat sejahtera dan makin diterimanya norma keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera. ( www.google.com/search?ie=UTF-8&.oe =UTF-8&.sourceid= nauclient & gfns = 1&q = tujuan + pembangunan + kesehatan), diakses 15 Oktober 2011. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009, angka kematian neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 kelahiran hidup . Demikian pula angka kematian Ibu (AKI) sebesar 228 kematian/100.000 kelahiran hidup. Target yang ingin dicapai pada tahun

Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2011

adalah perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin

kesehatan, peningkatan status gizi masyarakat, pengembangan

keluarga sehat sejahtera dan makin diterimanya norma keluarga

kecil yang bahagia dan sejahtera.

( www.google.com/search?ie=UTF-8&.oe=UTF-8&.sourceid= nauclient &

gfns = 1&q = tujuan + pembangunan + kesehatan), diakses 15 Oktober

2011.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2009, angka kematian neonatal di Indonesia sebesar 19

kematian/1000 kelahiran hidup . Demikian pula angka kematian Ibu

(AKI) sebesar 228 kematian/100.000 kelahiran hidup. Target yang

ingin dicapai pada tahun 2015, angka kematian Ibu turun menjadi

102 kematian/100.000 kelahiran hidup.

(www.infodokterku.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=92 : kondisi-angka-kematian),

diakses 15 Oktober 2011.

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan pertama, utama,, dan

terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai

1

Page 2: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

2

zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan bayi. Terkait itu, ada suatu hal yang perlu

disayangkan, yakni rendahnya pemahaman ibu, keluarga, dan

masyarakat mengenai pentingnya ASI bagi bayi. Akibatnya, program

pemberian ASI eksklusif tidak berlangsung secara optimal.

Kurangnya pengetahuan Ibu tentang pentingnya ASI

Eksklusif dipengaruhi oleh promosi produk-produk makanan

tambahan dari formula. Menurut Adelia, iklan-iklan tersebut bisa

mengarahkan para ibu untuk berpikir bahwa ASI yang diberikannya

kepada bayi belum cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi

( Prasetyono sunar dwi, 2009 ).

Para Ibu telah menyusui bayinya selama lebih 30.000

generasi. Kini, alternatif lain dari ASI telah tersedia secara luas dan

mudah, tetapi kebanyakan ibu memilih menyusui sendiri, paling tidak

selama masa-masa awal karena mereka merasa itulah yang terbaik.

Memberi makan bayi dengan ASI bukan saja memberinya awal

kehidupan yang sehat dan bergizi, tetapi juga merupakan cara yang

hangat, penuh kasih dan menyenangkan. Ia merasa aman,

terlindungi dan disayang. ( Pitaloka ayudiah, 2001 )

Sebelum bayi tersebut memperoleh imunisasi aktif melalui

vaksinasi. ASI mempunyai khasiat anti infeksi yang unik. Kontak dini

antara ibu dan bayi juga mempunyai efek yang menguntungkan pada

pemberian ASI. Menyusui secara dini memungkinkan bayi memperoleh

Page 3: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

3

kolostrum yang memberikan proteksi terhadap infeksi, memberikan gizi

yang penting, dan mempunyai efek yang menguntungkan pada kontraksi

uterus ibu. Kulit bayi dan saluran pencernaannya padat dikolonisasi oleh

mikroorganisme yang berasal dari ibu, terhadap mana ibu telah

menyediakan antibodi di dalam Air Susu Ibu.

Keberhasilan menyusui ini dicapai apabila ibu percaya diri

(confident) mantap dan dibantu lingkungan sekeliling ibu untuk menyusui.

Saat baru lahir adalah periode emas menentukan keberhasilan menyusui

saat ini ibu membutuhkan bantuan suami, keluarga, masyarakat dan

petugas kesehatan agar ibu mampu dan mengawali dan

mempertahankan sampai berhasil menyusui. Sebaliknya bila lingkungan

tidak mendukung terutama saat bayi baru lahir ibu terganggu oleh romosi

susu formula/botol atau dot, maka menjadi sukar untuk mantap atau

berhasil menyusui. Sebaliknya terjadilah kegagalan menyusui.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi

Sulawesi Selatan pada tahun 2007 Bayi yang mengalami gizi kurang

sebanyak 31 bayi dan 467 (23,32%) kurang energi protein berat.

Berdasarkan data lokal yang diperoleh pada tahun 2008 terdapat 213

(10,63%) bayi yang mengalami gizi kurang dan pada tahun 2009

sebanyak 47 bayi yang mengalami gizi kurang (Dinkes Propinsi Sulawesi

Selatan)

Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk

meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif, namun

Page 4: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

4

kenyataannya belum dapat mencapai target Nasional yaitu 80%.

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan

pada tahun 2009 jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif sebanyak

48,4%. Khusus Kabupaten Bulukumba berturut-turut pada tahun 2008

didapatkan bahwa hanya 3402 (46,67) bayi yang mendapatkan ASI

Eksklusif dan pada tahun 2009 sebanyak 2997 (34,50%) jumlah bayi

yang diberi ASI Eksklusif. Dan lebih fokus lagi pada Puskesmas

Batang pencapaian ASI Eksklusif Tahun 2008 didapatkan hanya 237

(69%) bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif, dan pada tahun 2009

sebanyak 106 (68,8%) bayi yang diberi ASI Eksklusif. Dari data

tersebut dapat dilihat bahwa terjadi penurunan pemberian ASI

Eksklusif dari tahun ke tahun dan hal ini sangat memprihatinkan.

Berdasarkan hal-hal diatas membuat penulis merasa tertarik untuk

melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba.

Page 5: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

5

B. Rumusan Masalah

1. Apakah tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan pemberian ASI

Ekslusif pada bayi di Wilayah Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba tahun 2010 ?

2. Apakah tingkat pengetahuan ibu berhubungan dengan pemberian ASI

Ekslusif pada bayi di Wilayah Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba tahun 2010 ?

3. Apakah status pekerjaan ibu berhubungan dengan pemberian ASI

Ekslusif pada bayi di Wilayah Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba tahun 2010 ?

4. Apakah dukungan keluarga berhubungan dengan pemberian ASI

Ekslusif pada bayi di Wilayah Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba tahun 2010 ?

Page 6: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

6

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi tentang faktor–faktor yang berhubungan

dengan pemberian ASI Ekslusif pada bayi di Puskesmas Batang

Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2010.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dengan

pemberian ASI Ekslusif pada bayi di Wilayah Puskesmas Batang

Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2010.

2. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan

pemberian ASI Ekslusif pada bayi di Wilayah Puskesmas Batang

Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2010.

3. Untuk mengetahui hubungan antara status pekerjaan ibu dengan

pemberian ASI Ekslusif pada bayi di Wilayah Puskesmas Batang

Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2010.

4. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan

pemberian ASI Ekslusif pada bayi di Wilayah Puskesmas Batang

Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2010.

Page 7: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

7

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Bagi Ilmu Pengetahuan

Sebagai bahan ilmiah dalam peningkatan ilmu pengetahuan

khususnya pemberian ASI Ekslusif dan merupakan acuan bagi peneliti

selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan nantinya dapat bermanfaat dan

menjadi bahan masukan bagi institusi terkait agar dapat mengambil

kebijakan dalam meningkatkan pemberian ASI Ekslusif.

c. Manfaat Bagi Peneliti

Dapat memperoleh suatu pengalaman yang sangat berharga

dalam upaya memperluas wawasan dan menambah pengetahuan

tentang pemberian ASI Ekslusif.

Page 8: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Air Susu Ibu (ASI) ( Kristiyansari,2009)

Air Susu Ibu adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar

payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI

tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan stadium laktasi.

Produksi ASI untuk setiap ibu tidak sama karena tergantung dari

para ibu biasanya enggan memberikan ASI Ekslusif pada bayinya,

bahkan sengaja membuangnya. Bentuk ASI Ekslusif agak kasar karena

mengandung butiran–butiran lemak, dan juga sel–sel epitel.

Dalam keadaan normal, cadangan tenaga dan air dibawa sejak

lahir cukup untuk kebutuhan pertama bayi pada hari–hari pertama

kehidupannya, sementara proses menyusui belum mantap. Bayi dibiarkan

menyusu sepuasnya dan sesering mungkin tanpa jadwal yang ketat.

Hisapan bayi yang kuat akan memperlancar dan mempercepat

pemantapan proses menyusu. Hal ini menjamin bahwa bayi akan

mendapat ASI Ekslusif. Pemberian ASI Ekslusif sangat menguntungkan

karena mengandung pelindung, mengandung zat gizi yang lengkap, dan

merangsang kematangan mukosa usus bayi.

Konsentrasi kadar immunoglobulin yang terdapat di dalam ASI

Ekslusif dari ibu–ibu yang menyusui dari masyarakat yang mempunyai

8

Page 9: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

9

latar belakang social ekonomi yang berbeda, demikian pula dengan

geografis, dan suku, ternyata kurang lebih sama dan relativ sama untuk

jangka waktu beberapa bulan menyusu. Alasan utama menyusui bayi

karena adanya sifat anti infeksi di dalam ASI yang melindungi bayi

terhadap infeksi, terutama diare dalam lingkungan yang kurang sehat. ASI

Ekslusif dapat memberikan efek perlindungan pada bayi sampai 6 bulan

pertama kehidupannya. Pemberian ASI Ekslusif mempunyai implikasi

terhadap kesehatan bayi.

Sewaktu anak bertambah usianya, anjurkan keluarga agar:

1. Tetap sering memberikan ASI

2. Meningkatkan jumlah makanan yang diberikan pada waktu makan dan

memberikan sebanyak yang diinginkan anak dengan dorongan aktif.

3. Berangsur-angsur menambah jumlah makanan. Memberikan makanan

tambahan tiga kali sehari pada usia 6-7 bulan, dan meningkatkan

sedikitnya lima kali (3 kali makan dan dua kali kudapan dalam sehari)

pada usia 12 bulan.

Pada awalnya, membuat makanan yang lunak, selanjutnya

melumatkan atau mendorong makanan menjadi bagian-bagian kecil.

Adapun keuntungan bagi bayi apabila mendapat ASI Ekslusif

adalah :

1. ASI Ekslusif cukup mengandung air sehingga tidak perlu lagi memberi

air atau air gula pada bayi.

Page 10: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

10

2. ASI Ekslusif mengandung “Zat anti Infeksi” atau kekebalan yang

berguna untuk menghindari bayi dari pengaruh infeksi terutama diare.

3. ASI Ekslusif mengandung zat pencahar yang sangat baik untuk

memperlancar pengeluaran kotoran bayi yang pertama .

4. ASI Ekslusif mempersiapkan alat pencernaan bayi agar dapat

menyerap ASI.

Adapun komposisi ASI Ekslusif dan ASI Matur dibandingkan dengan

susu sapi adalah sebagai berikut :

KomposisiASI Ekslusif (hari 1 – 5)

ASI Matur (> 30 hari)

Susu Sapi

Energi (Kcal/dl)

Lemak (g/dl)

Asam Lemak Tak Jenuh

Rantai Panjang (% total lemak)

Protein (g/dl)

Kasein (g/dl)

Lactal bumin (g/dl)

Whey lactoferin (g/dl)

Ig A (g/dl)

Lakt osa (g/dl)

Vitamin A (RE) (yg/dl)

Kalsium (mg/dl)

Natrium (mg/dl)

Zat besi (mg/dl)

58,0

2,9

-

2,3

0,5

-

0,5

0,5

5,3

151

28

48

-

70,0

4,2

14

0,9

0,4

0,3

0,2

0,2

7,3

75

30

15

0,08

65,0

3,8

3

3,3

2,5

0,1

Trace

0,003

4,7

40

125

47

0,005

Sumber : Kristiyansari, 2009.

Di samping komposisi yang terkandung di dalamnya, pemberian

ASI juga mempunyai beberapa keuntungan yaitu ;

- Steril, aman dari pencemaran kuman

Page 11: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

11

- Selalu tersedia dengan suhu yang optimal

- Produksi disesuaikan dengan kebutuhan bayi

- Mengandung antibodi yang dapat menghambat pertumbuhan atau

membunuh kuman atau virus

- Bahaya alergi tidak ada.

B. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya dan masyarakat (www.google.com /search?

ie=UTF-8&.oe=UTF-8&.sourceid= nauclient &gfns=1&q=

pengertian+pendidikan, diakses 22 Maret 2011).

Secara sederhana pendidikan diartikan sebagai suatu

kehidupan berupa proses pemindahan kebudayaan dari generasi ke

generasi berikutnya. Pendidikan memegang peranan penting dalam

pembentukan sikap dan perilaku seseorang, karena pendidikan pada

hakekatnya bertujuan untuk mengubah perilaku.

Perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor dari dalam

dirinya sendiri dan dari luar. Faktor dari dalam meliputi semua

potensi yang dibawa individu sejak lahir. Setiap manusia mempunyai

potensi yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan, segi sosial,

bakat, minat dan dalam potensi ini akan tetap terpendam jika tidak

dikembangkan melalui pendidikan sehingga ditinjau dari potensi,

Page 12: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

12

pendidikan mempunyai tugas untuk mengaktualisasikan potensi

tersebut. Melalui pendidikan diharapkan terbentuk kepribadian

seseorang yang boleh dikatakan hampir semua kelakuan individu

dipengaruhi dan berkaitan dengan orang lain .

Dengan pendidikan seseoarang dapat berperilaku hidup sehat,

baik dalam pencarian pengobatan maupun dalam hal pencegahan

penyakit serta peningkatan derajat kesehatanya.

Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk menciptakan

perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan artinya

pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari

bagaimana cara memelihara kesehatan, bagaimana menghindari

atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan

kesehatan orang lain, ke mana seharusnya mencari pengobatan

bilamana sakit dan sebagainya. Kesadaran masyarakat di atas

disebut tingkat kesadaran masyarakat tentang kesehatan atau

disebut “melek kesehatan” (health literacy).

Dengan adanya diskriminasi terhadap wanita, sehingga masih

banyak dijumpai kebiasaan dikalangan masyarakat yang berkaitan

dengan adat istiadat, budaya dan sistem sosial yang kurang

memberikan kesempatan kepada perempuan untuk memperoleh

pendidikan yang memadai.

Pendidikan ibu adalah jenjang formal yang pernah ditempuh ibu

selama hidupnya, pendidikan yang diperoleh di sekolah secara

Page 13: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

13

teratur, sistematis, bertingkat dan mengikuti sarat – sarat yang jelas

dan ketat dimulai dari taman kanak – kanak (TK), sampai perguruan

tinggi (PT).

Pendidikan, khususnya pendidikan ibu sangat berpengaruh kuat

terhadap kelangsungan hidup anak dan bayinya. Berbagai hasil

penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan ibu dan

kematian bayi dan anak. Ibu dengan pendidikan tinggi mempunyai

tingkat kematian bayi yang rendah sebaiknya ibu yang berpendidikan

rendah mempunyai tingkat kematian bayi yang tinggi. Tingkat

kematian bayi dan anak dua kali lipat lebih tinggi pada ibu yang tidak

pernah sekolah dibandingkan pada ibu dengan pendidikan SLTP

keatas, dan tiga kali lipat dibandingkan ibu yang lulus SLTA .

C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadp suatu obyek tertentu.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Menurut Notoatmodjo (2003) membagi 6 tingkat pengetahuan

yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

Page 14: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

14

kembali suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami ( Comprehention )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi ( Application )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

4. Analisis ( Analysys )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi dan ada kaitan satu sama lain.

5. Sintesa ( Syntesis )

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru

dari informasi-informasi yang ada misalnya dapat menyusun,

menggunakan, meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu

teori atau rumusan yang telah ada.

6. Evaluasi ( Evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

Page 15: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

15

(www.google.com/search? ie=UTF-8&. oe =UTF-8&.sourceid=

nauclient &gfns= 1&q=

pengertian+pengetahuan+tingkat+pengetahuan, diakses 22 Maret

2011.

Mengukur pengetahuan dapat dilakukan wawancara atau angket

yang menyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita

ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat–tingkat tersebut. Mengukur

pengetahuan seseorang tentang apapun hanya dapat diukur dengan

membandingkan pengetahuan orang tersebut dalam kelompoknya dalam

arti luas.

D. Tinjauan Umum Tentang Pekerjaan

Bekerja/punya pekerjaan adalah mereka yang selama seminggu

sebelum pencacahan melakukan pekerjaan atau bekerja dengan

memperoleh atau membentu memperoleh penghasilan atau

keuntungan.

Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam

pekerjaan. Terdiri dari : bekerja sendiri, berusaha dibantu dengan

buruh tidak tetap, berusaha dibantu dengan buruh tetap,

buruh/karyawan/pekerja dibayar, pekerja tidak dibayar.

Jenis pekerjaan dapat berperan di dalam timbulnya penyakit melalui

beberapa jalan yakni :

Page 16: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

16

a. Adanya faktor-faktor lingkungan yang berlangsung dapat

menimbulkan kesakitan seperti bahan-bahan kimia, gas-gas

beracun, radiasi, benda-benda fisik yang dapat menimbulkan

kecelakaan dan sebagainya.

b. Situasi pekerjaan yang penuh dengan strees (yang telah dikenal

sebagai faktor yang berperan pada timbulnya Hypertensi, usus

lambung).

c. Ada tidaknya “Gerak badan”di dalam pekerjaan.

d. Karena berkerumun dalam suatu tempat yang relative sempit,

maka dapat terjadai proses penularan penyakit antara pekerja.

e. Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait

dengan pekerjaan.

Hubungan antara pekerjaan dengan masalah kesehatan

disebabkan tiga hal pkok, yaitu:

a. Adanya risiko pekerjaan

Setiap pekerjaan mempunyai risiko tertentu dan karena itulah jenis

penyakit yang dideritanya akan berbeda pula.

b. Adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan

Secara alamiah terdapat perbedaan dalam memilih pekerjaan yang

diinginkan. Seseorang yang bertubuh lemah, secara naluriah

berupaya menghindari pekerjaan yang membutuhkan kerja fisik

yang berat, demikian pula sebaliknya untuk mereka yang bertubuh

kuat.

Page 17: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

17

c. Adanya perbedaan yang berstatus sosial ekonomi

Perbedaan pekerjaan yang dimiliki seseorang yang

menyebabkan terdapatnya perbedaan status sosial ekonomi yang

dimiliki. Adanya perbedaan penyakit yang diderita.

Jenis pekerjaan sebagai salah satu variabel dalam penelitian

dianggap dapat berperan dalam timbulnya suatu penyakit atau

penyembuhannya. Timbulnya penyakit akibat pekerjaan data melalui

beberapa jalan yakni :

a. Adanya faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan

kesakitan seperti bahan-bahan kimia, gas-gas beracun, radiasi,

benda-benda fisik yang dapat menimbulkan kecelakaan dan

sebagainya.

b. Situasi pekerjaan yang penuh dengan stress

c. Ada tidaknya gerak badan dalam pekerjaan

Karena berkumpul dalam suatu tempat yang relative

sempit,maka dapat terjadi penularan penyakit antara para pekerja.

E. Tinjauan umum Tentang Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah motivasi yang diberikan oleh seseorang

kepada orang lain untuk melakukan suatu aktivitas dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi yang diberikan bisa berupa pikiran,

tenaga atau materi.

Menurut UU No. 10 Tahun 1992, keluarga adalah unit terkecil

dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anaknya, atau ayah

Page 18: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

18

dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Dalam konteks pembangunan

nasional keluarga tidak saja langsung dituntut berperan tetapi secara

bertahap dibangun menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Dukungan keluarga merupakan motivasi yang diberikan keluarga

agar ibu memberikan ASI Ekslusif pada bayi baru lahir. Dukungan yang

diberikan berupa anjuran untuk mengingatkan ibu untuk memberikan ASI

Ekslusif pada bayi baru lahir, keluarga sebagai orang terdekat ibu,

mempunyai peran yang penting dalam menentukan sikap ibu untuk

memberikan ASI Ekslusif pada bayi baru lahir.

Page 19: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

19

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya

yang merupakan landasan teoritik yang mendasari penyusunan kerangka

konsep maka telah diidentifikasi beberapa variabel yang dianggap

berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

pemberian ASI ekslusif. Dari tinjauan pustaka itu pula telah ditetapkan

variabel independent yakni ; tingkat pengetahuan ibu, status pekerjaan,

dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan.

Landasan teori yang digunakan mengacu pada pendapat , Jeda et

al 2009 yang menyatakan bahwa makin rendahnya pemberian ASI

ekslusif pada bayi baru lahir berkaitan dengan faktor pengetahuan, status

pekerjaan, dukungan keluarga terdekat, dukungan petugas yang

mewarnai perilaku ibu. Masing–masing variabel yang terlibat dalam

hubungan secara sistematis diuraikan sebagai berikut :

a. Pemberian ASI ekslusif

Pemberian ASI ekslusif pada bayi baru lahir dipengaruhi oleh

beberapa faktor yang ada pada diri responden maupun lingkungannya.

Faktor–faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap

pemberian ASI ekslusif antara lain tingkat pengetahuan ibu, status

pekerjaan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan.

19

Page 20: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

20

Seorang ibu bersalin diharapkan untuk memberikan ASI

eksklusif maksimal 30 menit setelah melahirkan. Apabila ibu bersalin

memberikan ASI ekslusif pada bayi baru lahir maka bayi mendapatkan

suatu manfaat antara lain : memperoleh kekebalan, terhindar dari

diare, tercukupi kebutuhan gizi, memperoleh kasih sayang yang

sangat berguna bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi

selanjutnya. Pemberian ASI ekslusif merupakan salah satu hak anak

dan menunjukkan bahwa bayi mendapatkan standar dalam

perawatan/asuhan bayi baru lahir sesuai dengan standarisasi.

b. Tingkat Pengetahuan Ibu

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang.

Pengetahuan tentang pemberian ASI ekslusif diharapkan

sudah diperoleh, pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan di

pusat pelayanan yang tersedia, kampanye pemberian ASI ekslusif

dengan berbagai program di media cetak, dan elektronik, di rumah

sakit saat pemeriksaan kehamilan di poliklinik maupun saat persalinan

di kamar bersalin, serta perawatan di ruang nifas.

Dengan informasi tersebut diharapkan tingkat pengetahuan

tentang pemberian ASI ekslusif telah menyebar serta mempertinggi

pemberian ASI ekslusif pada bayi baru lahir oleh ibu bersalin.

Page 21: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

21

c. Status Pekerjaan Ibu

Yang dimaksud dengan status pekerjaan adalah kedudukan

seseorang dalam unit usaha/kegiatan dalam melakukan pekerjaan

dengan maksud memperoleh pendapatan atau keuntungan dan

lamanya bekerja paling sedikit 1 jam secara terus menerus dalam

seminggu yang lalu.

Sayang pada saat ini banyak ibu yang harus bekerja baik

karena tingkat pendidikan yang dimiliki maupun karena tuntutan

ekonomi keluarga, sehingga mengurangi waktu menyusui apalagi bila

di tempat kerja tidak memberikan cuti yang cukup dan tidak

menyediakan tempat khusus untuk menyusui.

d. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga meruapakan motivasi yang diberikan oleh

seseorang kepada orang lain untuk melakukan suatu aktivitas dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi yang diberikan bisa

berupa pikiran, tenaga dan materi. Dukungan keluarga sangat

diperlukan untuk memotivasi ibu dalam memberikan ASI ekslusif pada

bayi baru lahir.

e. Pendidikan

Pendidikan, khususnya pendidikan ibu sangat berpengaruh kuat

terhadap kelangsungan hidup anak dan bayinya. Berbagai hasil

penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan ibu dan

kematian bayi dan anak. Ibu dengan pendidikan tinggi mempunyai

Page 22: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

22

tingkat kematian bayi yang rendah sebaiknya ibu yang berpendidikan

rendah mempunyai tingkat kematian bayi yang tinggi

B. Pola Pikir Penelitian

Berdasarkan hasil pemikiran variabel yang telah dipaparkan maka

dapat digambarkan model hubungan variabel yang diteliti sebagai berikut:

Gambar 1.

Pola pikir variabel yang diteliti

Keterangan

: Variabel Dependen

: Variabel independent

Tingkat Pendidikan

Tingkat Pengetahuan Ibu

Status Pekerjaan Ibu

Dukungan Keluarga

Pemberian ASI Ekslusif

Page 23: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

23

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. ASI Ekslusif

ASI Ekslusif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemberian

ASI segera setelah lahir sampai bayi berusia 6 bulan.

Kriteria Objektif :

a. Memberikan : Apabila memberikan ASI Ekslusif pada bayi

Sampai usia 6 bulan.

b. Tidak memberikan : Apabila tidak memberikan ASI Ekslusif pada

bayi baru lahir sampai usia 6 bulan.

2. Tingkat Pengetahuan Ibu

Tingkat pengetahuan adalah tinggi rendahnya pengetahuan

responden tentang ASI Ekslusif dalam hal ini adalah arti dan manfaat

ASI Ekslusif bagi bayi baru lahir.

Kriteria Objektif :

a. Cukup : Apabila skor yang diperoleh responden ≥ 60%

b. Kurang : Apabila total skor yang diperoleh responden < 60%.

3. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan ibu adalah pendidikan formal yang pernah

ditamatkan oleh ibu dengan mengacu kepada Undang-undang

SISDIKNAS tentang wajid belajar 9 tahun

Kriteria Objektif :

a. Cukup : bila responden menamatkan pendidikan minimal

tamat SLTA

Page 24: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

24

b. Kurang : bila responden menamatkan pendidikannya maksimal

hanya tamat SLTP

4. Status Pekerjaan Ibu

Yang dimaksud dengan status pekerjaan ibu adalah kedudukan ibu

dalam unit usaha/kegiatan dalam melakukan pekerjaan dan mendapat

imbalan jasa.

Kriteria Objektif :

a. Bekerja : Apabila ibu bekerja

b. Tidak bekerja : Apabila ibu tidak bekerja

5. Dukungan Keluarga

Yang dimaksud dengan dukungan keluarga pada penelitian ini ialah

apabila keluarga (suami, saudara, orang tua, ataut orang lain)

memberitahu, mengingatkan, menganjurkan atau memberikan

bantuan pada ibu untuk memberikan ASI Ekslusif.

a. Cukup : Apabila total skor yang dicapai oleh responden ≥ 60%

b. Kurang : Apabila total skor yang dicapai oleh responden < 60%.

D. Hipotesis Penelitian

a. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian

ASI Ekslusif di Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba tahun 2010.

b. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian

ASI Ekslusif di Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba tahun 2010.

Page 25: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

25

c. Ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI

Ekslusif di Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro Kabupaten

Bulukumba tahun 2010.

d. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemberian ASI

Ekslusif di Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro Kabupaten

Bulukumba tahun 2010.

Page 26: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

26

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan Cros

sectional Study yaitu variable independent (tingkat pendidikan, tingkat

pengetahuan, status pekerjaan, dan dukungan keluarga) dan variable

dependen (pemberian ASI ekslusif pada periode waktu yang sama).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Puskesmas Batang

Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2010

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki

bayi 0 – 6 bulan di Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba tahun 2010.

26

Page 27: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

27

2. Sampel

a. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu yang memberikan

ASI Ekslusif di Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba tahun 2010.

b. Besar Sampel

Adapun besar sampel yang ditetapkan dengan menggunakan

rumus untuk satu proporsi (Stanley Lemeshow, 1997)

n = NZ2Pq

d2(N – 1)+Zpq

Keterangan :

N : Besar populasi (ibu bersalin tahun 2010) = 156

n : Besar sampel

: tingkat kepercayaan 95 % (0,05)

Z : Nilai standar normal ( = 0,05) = 1,95

P : Perkiraan proporsi sampel = 0,5

q : I – P = 0,5

d : Derajat ketepatan yang diinginkan = 0,05

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat ditentukan besar sampel

sebagai berikut :

n : 156(1,96)2(0,5(0,5)

(0,5)2(278 – 1) + )1,96)2(a5)(0,5)

n : 246,02452

1,57784

= 87

Page 28: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

28

D. Cara Penarikan Sampel

Penarikan sampel dilakukan secara “Simple Random Sampling”

dengan langkah–langkah sebagai berikut :

1. Melakukan listing terhadap semua ibu bersalin

2. Selanjutnya dari listing dibuat kerangka sampel (sample frame)

3. Menemukan satu nomor sebagai titik tolak menarik sampel

4. Menarik satu nomor sebagai titik tolak menarik sampel.

5. Melakukan observasi dan wawancara terhadap responden yang

terpilih.

E. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Diperoleh melalui teknik interview (wawancara lansung kepada

responden yang melahirkan dengan menggunakan kuesioner yang

telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian)

2. Data Sekunder

Dikumpulkan melalui laporan bulanan dan tahunan Puskesmas Batang

Kecamatan Bontotiro Kabupaten Bulukumba tahun 2010 dan instansi

yang terkait dengan penelitian ini.

F. Analisis Data

1. Analisa data dengan uji Univariat

Analisa ini dilakukan pada masing masing variable untuk

mengetahui gambaran umum secara distribusi frekuensi.

Page 29: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

29

2. Analisa data dengan uji Bivariat

Pengolahan data dilakukan secara elektronik dengan

menggunakan SPSS For Windows. Analisis data dilakukan dengan

mengisi hipotesis nol (Ho) dengan menggunakan rumus Chi Square

(X2) untuk mengetahui Analisa dan interpretasi data ada atau tidak

adanya hubungan variabel independen dan dependen dengan rumus

sebagai berikut :

Tabel 1. Tabel Kontigensi 2x2 Variabel

Independen

Variabel Dependen Jumlah

Kategori 1 Kategori 2

Kategori 1

Kategori 2

a

c

b

d

a + b

c + d

Jumlah a + c b + d a + b + c + d

X2 =

Keterangan :

X2 : Ukuran mengenai perbedaan yang terdapat antara frekuensi yang

diobservasi dan diharapkan

O : Frekuensi yang observasi (observasi)

E : Frekuensi yang diharapkan (expected)

DF : (C-1) (R-1) dimana: C = coloum (kolom)

R = Row (baris) Penilaian : a. Dianggap ada hubungan jika X2 hitung lebih besar dari X2 tabel

b. Dianggap tidak ada hubungan jika X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel

Page 30: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

30

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba tahun 2011, sejak bulan Desember 2010 sampai

Januari tahun 2011 , yang mana proses pengumpulan data dilakukan

dengan mengobservasi ibu bayi di Puskesmas Batang.

Banyaknya sampel yang berhasil diwawancarai berjumlah 87 ibu

yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel berdasarkan kriteria yang

telah ditetapkan. Hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut dalam

bentuk tabel:

1. Analisis univariat

Analisis univariat terutama diarahkan untuk menilai kelayakan

variabel yang telah diukur pada saat penelitian dilakukan dengan

melihat distribusi secara umum. Selain itu pula dimaksudkan untuk

melihat distribusi beberapa yang dianggap relevan dengan penelitian

yang didistribusikan dalam tabel sebagai berikut ini :

a. Pemberian ASI Ekslusif

Tabel 1 Distribusi Ibu Berdasarkan Pemberian ASI Ekslusif di

Puskesmas Batang Kabupaten BulukumbaTahun 2011

Pemberian ASI Ekslusif Frekuensi Persentase

Memberikan 62 71,2

Page 31: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

31

Tidak memberikan 25 28,8

Jumlah 87 100,0

Sumber : Data Primer, 2011

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu bersalin

di Puskesmas Batang memberikan ASI Ekslusif kepada bayi

mereka yaitu sebanyak 71,2%, dan yang tidak memberikan ASI

ekslusif kepada bayi mereka sebanyak 28,8%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

ibu bersalin sudah sadar tentang pentingnya pemberian ASI

ekslusif, terbukti dengan banyaknya ibu bersalin yang

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka.

b. Tingkat Pendidikan

Tabel 2 Distribusi Ibu Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Puskesmas Batang Kabupaten BulukumbaTahun 2011

Tingkat Pendidikan Frekuensi PersentaseCukup 57 65,5

Kurang 30 34,5

Jumlah 87 100,0

Sumber : Data Primer, 2011

Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di

Puskesmas Batang tingkat pendidikannya minimal tamat SMP

(cukup) yaitu sebanyak 65,5%, dan yang tingkat pendidikannya

kurang yaitu sebanyak 34,5%.

Page 32: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

32

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

ibu bersalin tingkat pendidikannya sudah termasuk kategori

cukup. Dengan tingkat pendidikan yang cukup, maka ibu

bersalin akan mudah untuk menerima informasi yang berkaitan

dengan ASI ekslusif.

c. Pengetahuan

Tabel 3 Distribusi Ibu Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di

Puskesmas Batang Kabupaten BulukumbaTahun 2011

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase

Cukup 64 73,5

Kurang 23 26,5

Jumlah 87 100,0

Sumber : Data Primer, 2011

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di

Puskesmas Batang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup yaitu

sebanyak 73,5%, dan yang tingkat pengetahuannnya kurang yaitu

sebanyak 26,5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

ibu bersalin sudah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

pemberian ASI ekslusif, terbukti dengan banyaknya ibu bersalin

yang tahu tentang ASI ekslusif.

Page 33: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

33

d. Status Bekerja

Tabel 4 Distribusi Ibu Berdasarkan Status Bekerja di Puskesmas Batang Kabupaten Bulukumba

Tahun 2011Status Bekerja Frekuensi Persentase

Tidak bekerja 56 64,3

Bekerja 31 35,7

Jumlah 87 100,0

Sumber : Data Primer, 2011

Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di

Puskesmas Batang tidak memiliki pekerjaan yaitu sebanyak

64,3%, dan yang memiliki pekerjaan yaitu sebanyak 35,7%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

ibu di Puskesmas Batang lebih banyak yang tidak bekerja atau

sebagai ibu rumah tangga saja, hal ini memungkinkan kepada

meraka untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka.

e. Dukungan Keluarga

Tabel 5 Distribusi Ibu Berdasarkan Dukungan Keluarga di

Puskesmas Batang Kabupaten BulukumbaTahun 2011

Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase

Cukup 60 68,9

Kurang 27 31,1

Jumlah 87 100,0

Sumber : Data Primer, 2011

Page 34: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

34

Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di

Puskesmas Batang mendapatkan dukungan keluarga (cukup)

yaitu sebanyak 68,9%, dan yang tidak mendapatkan dukungan

keluarga (kurang) yaitu sebanyak 31,1%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar

ibu sudah mendapatkan dukungan dari keluarga mereka untuk

memberikan ASI ekslusif, hal ini akan memungkinkan untuk

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka.

2. Analisis Bivariat

Pada tahap ini dilakukan tabulasi silang antara variabel

independent (pendidikan, pengetahuan, status pekerjaan, dan

dukungan keluarga) dengan variabel dependen (pemberian ASI

ekslusif), dengan hasil sebagai berikut :

a. Hubungan Pendidikan dengan Pemberian ASI Ekslusif

Tabel 6. Hubungan Pendidikan dengan Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Bayi di Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten BulukumbaTahun 2011

Pendidikan IbuPemberian ASI Ekslusif

Jumlah

X2

(p)Memberikan Tidak memberikan

N % N %Cukup 50 87,7 7 12,3 57 85,1

(0,000)Kurang 12 40,0 18 60,0 30

Jumlah 62 71,2 25 28,8 87

Sumber : Data Primer, 2011

Page 35: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

35

Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 57 ibu bayi di Puskesmas

Batang yang memiliki pendidikan yang cukup sebagian besar

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka yaitu sebanyak 87,7%,

sedangkan dari 42 ibu bayi di Puskesmas Batang yang tingkat

pendidikannya kurang sebagian besar tidak memberikan ASI ekslusif

kepada bayi mereka yaitu sebanyak 60,0%.

Hasil analisis statistik diperoleh nilai X2 hitung (85,1) > X2 tabel

(3,841) dan nilai p (0,000) < 0,05, hal ini berarti ada hubungan antara

pendidikan ibu dengan pemberian ASI ekslusif pada ibu bersalin di

Puskesmas Batang.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu

semakin memungkinkan ibu bersalin untuk memberikan ASI ekslusif

kepada bayi mereka, hal ini disebabkan karena dengan pendidikan

yang cukup ibu akan lebih mudah untuk menerima informasi yang

disampaikan kepada mereka.

b. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI Ekslusif

Tabel 7. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Bayi di Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten BulukumbaTahun 2011

Pengetahuan IbuPemberian ASI Ekslusif

JumlahX2

(p)Memberikan Tidak

memberikanN % N %

Cukup 58 90,6 6 9,4 64 79,6(0,000)Kurang 4 17,3 19 82,7 23

Jumlah 62 71,2 25 28,8 87

Sumber : Data Primer, 2011

Page 36: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

36

Tabel 7 menunjukkan bahwa dari 64 ibu di Puskesmas Batang

yang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup sebagian besar

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka yaitu sebanyak 90,6%,

sedangkan dari 23 ibu di Puskesmas Batang yang tingkat

pengetahuannya kurang sebagian besar tidak memberikan ASI

ekslusif kepada bayi mereka yaitu sebanyak 82,7%.

Hasil analisis statistik diperoleh nilai X2 hitung (79,6) > X2 tabel

(3,841) dan nilai p (0,000) < 0,05, hal ini berarti ada hubungan antara

tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI ekslusif pada ibu di

Puskesmas Batang.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan ibu

mengenai pemberian ASI semakin memungkinkan ibu bersalin untuk

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka, hal ini disebabkan

karena dengan pengetahuan ibu mengenai manfaat ASI ekslusif maka

cenderung mereka akan memberikan ASI ekslusif kepada bayi

mereka.

Page 37: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

37

c. Hubungan Status Bekerja dengan Pemberian ASI Ekslusif

Tabel 8. Hubungan Status Bekerja dengan Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Bayi di Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten BulukumbaTahun 2011

Status Bekerja IbuPemberian ASI Ekslusif

Jumlah

X2

(p)Memberikan Tidak memberikan

N % N %Tidak bekerja 51 91,0 5 9,0 56 90,8

(0,000)Bekerja 11 35,4 20 64,6 31

Jumlah 62 71,2 25 28,8 87

Sumber : Data Primer, 2011

Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 56 ibu di Puskesmas Batang

yang tidak bekerja sebagian besar memberikan ASI ekslusif kepada

bayi mereka yaitu sebanyak 91,0%, sedangkan dari 31 ibu di

Puskesmas Batang yang memiliki pekerjaan sebagian besar tidak

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka yaitu sebanyak 64,6%.

Hasil analisis statistik diperoleh nilai X2 hitung (90,8) > X2 tabel

(3,841) dan nilai p (0,000) < 0,05, hal ini berarti ada hubungan antara

status bekerja ibu dengan pemberian ASI ekslusif pada ibu bersalin di

Puskesmas Batang.

Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja cenderung

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka, sebaliknya ibu yang

bekerja cenderung tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayi

mereka, hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja tidak memiliki

waktu yang cukup untuk memberikan ASI kepada bayi mereka.

Page 38: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

38

d. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Ekslusif

Tabel 9. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI Ekslusif pada Ibu Bayi di Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten BulukumbaTahun 2011

Dukungan keluargaPemberian ASI Ekslusif

Jumlah

X2

(p)Memberikan Tidak memberikan

N % N %Cukup 56 93,3 4 6,7 60 107,0

(0,000)Kurang 6 22,2 21 77,8 27

Jumlah 62 71,2 25 28,8 87

Sumber : Data Primer, 2011

Tabel 9 menunjukkan bahwa dari 60 ibu di Puskesmas Batang

yang mendapatkan dukungan keluarga (cukup) sebagian besar

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka yaitu sebanyak 93,3%,

sedangkan dari 27 ibu di Puskesmas Batang yang tidak mendapatkan

dukungan keluarga sebagian besar tidak memberikan ASI ekslusif

kepada bayi mereka yaitu sebanyak 77,8%.

Hasil analisis statistik diperoleh nilai X2 hitung (110,0) > X2 tabel

(3,841) dan nilai p (0,000) < 0,05, hal ini berarti ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan pemberian ASI ekslusif pada ibu bersalin

di Puskesmas Batang.

Hal ini menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mendapatkan

dukungan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayi

mereka maka cenderung mereka akan memberikan ASI ekslusif

kepada bayi mereka, sebaliknya ibu bersalin yang tidak mendapatkan

Page 39: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

39

dukungan keluarga maka cenderung tidak memberikan ASI ekslusif

kepada bayi mereka.

B. Pembahasan

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan

harkat manusia.Pendidikan berlangsung seumur hidup dan

dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Oleh karna itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama

antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Secara sederhana pendidikan diartikan sebagai suatu

kehidupan berupa proses pemindahan kebudayaan dari generasi ke

generasi berikutnya. Pendidikan memegang peranan penting dalam

pembentukan sikap dan perilaku seseorang, karena pendidikan pada

hakekatnya bertujuan untuk mengubah perilaku.

Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar ibu di

Puskesmas Batang tingkat pendidikannya minimal tamat SMP

(cukup) yaitu sebanyak 65,5%, dan yang tingkat pendidikannnya

kurang yaitu sebanyak 34,5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu

bersalin tingkat pendidikannya sudah termasuk kategori cukup.

Dengan tingkat pendidikan yang cukup, maka ibu bersalin akan

mudah untuk menerima informasi yang berkaitan dengan ASI

Page 40: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

40

ekslusif.. Bila dikaitkan dengan pemberian ASI ekslusif diperoleh

bahwa dari 57 ibu bayi di Puskesmas Batang yang memiliki

pendidikan yang cukup sebagian besar memberikan ASI ekslusif

kepada bayi mereka yaitu sebanyak 87,7%, sedangkan dari 42 ibu

bayi di Puskesmas Batang yang tingkat pendidikannya kurang

sebagian besar tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka

yaitu sebanyak 60,0%.

Hasil analisis statistik diperoleh nilai X2 hitung (85,1) > X2 tabel

(3,841) dan nilai p (0,000) < 0,05, hal ini berarti ada hubungan antara

pendidikan ibu dengan pemberian ASI ekslusif pada ibu bersalin di

Puskesmas Batang.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan ibu

semakin memungkinkan ibu bersalin untuk memberikan ASI ekslusif

kepada bayi mereka, hal ini disebabkan karena dengan pendidikan

yang cukup ibu akan lebih mudah untuk menerima informasi yang

disampaikan kepada mereka.

Perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor dari dalam

dirinya sendiri dan dari luar. Faktor dari dalam meliputi semua

potensi yang dibawa individu sejak lahir. Setiap manusia mempunyai

potensi yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan, segi sosial,

bakat, minat dan dalam potensi ini akan tetap terpendam jika tidak

dikembangkan melalui pendidikan sehingga ditinjau dari potensi,

pendidikan mempunyai tugas untuk mengaktualisasikan potensi

Page 41: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

41

tersebut. Melalui pendidikan diharapkan terbentuk kepribadian

seseorang yang boleh dikatakan hampir semua kelakuan individu

dipengaruhi dan berkaitan dengan orang lain (Nasution, 1995).

Dengan pendidikan seseoarang dapat berperilaku hidup sehat,

baik dalam pencarian pengobatan maupun dalam hal pencegahan

penyakit serta peningkatan derajat kesehatanya.

Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk menciptakan

perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan artinya

pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari

bagaimana cara memelihara kesehatan, bagaimana menghindari

atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan

kesehatan orang lain, ke mana seharusnya mencari pengobatan

bilamana sakit dan sebagainya. Kesadaran masyarakat di atas

disebut tingkat kesadaran masyarakat tentang kesehatan atau

disebut “melek kesehatan” (health literacy) (Notoadmodjo, 2007)

Dengan adanya diskriminasi terhadap wanita, sehingga masih

banyak dijumpai kebiasaan dikalangan masyarakat yang berkaitan

dengan adat istiadat, budaya dan sistem sosial yang kurang

memberikan kesempatan kepada perempuan untuk memperoleh

pendidikan yang memadai.

Pendidikan ibu adalah jenjang formal yang pernah ditempuh ibu

selama hidupnya, pendidikan yang diperoleh di sekolah secara

teratur, sistematis, bertingkat dan mengikuti sarat – sarat yang jelas

Page 42: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

42

dan ketat dimulai dari taman kanak – kanak (TK), sampai perguruan

tinggi (PT).

Pendidikan, khususnya pendidikan ibu sangat berpengaruh kuat

terhadap kelangsungan hidup anak dan bayinya. Berbagai hasil

penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pendidikan ibu dan

kematian bayi dan anak. Ibu dengan pendidikan tinggi mempunyai

tingkat kematian bayi yang rendah sebaiknya ibu yang berpendidikan

rendah mempunyai tingkat kematian bayi yang tinggi. Tingkat

kematian bayi dan anak dua kali lipat lebih tinggi pada ibu yang tidak

pernah sekolah dibandingkan pada ibu dengan pendidikan SLTP

keatas, dan tiga kali lipat dibandingkan ibu yang lulus SLTA .

2. Pengetahuan Ibu

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang.

Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar ibu di

Puskesmas Batang memiliki tingkat pengetahuan yang cukup yaitu

sebanyak 73,5%, dan yang tingkat pengetahuannnya kurang yaitu

sebanyak 26,5%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu

bersalin sudah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai

pemberian ASI ekslusif, terbukti dengan banyaknya ibu bersalin yang

Page 43: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

43

tahu tentang ASI ekslusif. Bila dikaitkan dengan pemberian ASI

ekslusif diperoleh bahwa dari 64 ibu di Puskesmas Batang yang

memiliki tingkat pengetahuan yang cukup sebagian besar memberikan

ASI ekslusif kepada bayi mereka yaitu sebanyak 90,6%, sedangkan

dari 23 ibu di Puskesmas Batang yang tingkat pengetahuannya kurang

sebagian besar tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka

yaitu sebanyak 82,7%.

Hasil analisis statistik diperoleh nilai X2 hitung (79,6) > X2 tabel

(3,841) dan nilai p (0,000) < 0,05, hal ini berarti ada hubungan antara

tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian ASI ekslusif pada ibu di

Puskesmas Batang.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pengetahuan ibu

mengenai pemberian ASI semakin memungkinkan ibu bersalin untuk

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka, hal ini disebabkan

karena dengan pengetahuan ibu mengenai manfaat ASI ekslusif maka

cenderung mereka akan memberikan ASI ekslusif kepada bayi

mereka.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Hapsari tahun 2001 yang mengatakan bahwa pengetahuan

berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif kepada bayi mereka,

dengan pengetahuan yang cukup yang dimiliki oleh ibu tentang ASI

ekslusif maka semakin besar kemungkinannya untuk memberikan ASI

ekslusif kepada bayi mereka.

Page 44: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

44

Pengetahuan tentang pemberian ASI ekslusif diharapkan

sudah diperoleh, pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan di

pusat pelayanan yang tersedia, kampanye pemberian ASI ekslusif

dengan berbagai program di media cetak, dan elektronik, di rumah

sakit saat pemeriksaan kehamilan di poliklinik maupun saat persalinan

di kamar bersalin, serta perawatan di ruang nifas.

Dengan informasi tersebut diharapkan tingkat pengetahuan

tentang pemberian ASI ekslusif telah menyebar serta mempertinggi

pemberian ASI ekslusif pada bayi baru lahir oleh ibu bersalin.

3. Status Pekerjaan Ibu

Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam unit

usaha/kegiatan dalam melakukan pekerjaan dengan maksud

memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling

sedikit 1 jam secara terus menerus dalam seminggu yang lalu.

Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar ibu di

Puskesmas Batang tidak memiliki pekerjaan yaitu sebanyak 64,3%,

dan yang memiliki pekerjaan yaitu sebanyak 35,7%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di

Puskesmas Batang lebih banyak yang tidak bekerja atau sebagai ibu

rumah tangga saja, hal ini memungkinkan kepada meraka untuk

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka. Bila dikaitkan dengan

pemberian ASI ASI ekslusif diperoleh bahwa dari 56 ibu di Puskesmas

Batang yang tidak bekerja sebagian besar memberikan ASI ekslusif

Page 45: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

45

kepada bayi mereka yaitu sebanyak 91,0%, sedangkan dari 31 ibu di

Puskesmas Batang yang memiliki pekerjaan sebagian besar tidak

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka yaitu sebanyak 64,6%.

Hasil analisis statistik diperoleh nilai X2 hitung (90,8) > X2 tabel

(3,841) dan nilai p (0,000) < 0,05, hal ini berarti ada hubungan antara

status bekerja ibu dengan pemberian ASI ekslusif pada ibu bersalin di

Puskesmas Batang.

Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang tidak bekerja cenderung

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka, sebaliknya ibu yang

bekerja cenderung tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayi

mereka, hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja tidak memiliki

waktu yang cukup untuk memberikan ASI kepada bayi mereka.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Paiman tahun 2007 yang mengatakan bahwa pekerjaan

berhubungan dengan pemberian ASI kepada bayi mereka, ibu yang

memiliki pekerjaan cenderung tidak memiliki waktu untuk memberikan

ASI kepada bayi mereka, sebaliknya ibu yang tidak memiliki pekerjaan

cenderung memiliki waktu yang cukup untuk memberikan ASI kepada

bayi mereka.

Sayang pada saat ini banyak ibu yang harus bekerja baik

karena tingkat pendidikan yang dimiliki maupun karena tuntutan

ekonomi keluarga, sehingga mengurangi waktu menyusui apalagi bila

Page 46: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

46

di tempat kerja tidak memberikan cuti yang cukup dan tidak

menyediakan tempat khusus untuk menyusui.

4. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah motivasi yang diberikan oleh

seseorang kepada orang lain untuk melakukan suatu aktivitas dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi yang diberikan bisa

berupa pikiran, tenaga atau materi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu di

Puskesmas Batang mendapatkan dukungan keluarga (cukup) yaitu

sebanyak 68,9%, dan yang tidak mendapatkan dukungan keluarga

(kurang) yaitu sebanyak 31,1%.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu

sudah mendapatkan dukungan dari keluarga mereka untuk

memberikan ASI ekslusif, hal ini akan memungkinkan untuk

memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka. Bila dikaitkan dengan

pemberian ASI ekslusif diperoleh bahwa dari 60 ibu di Puskesmas

Batang yang mendapatkan dukungan keluarga (cukup) sebagian

besar memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka yaitu sebanyak

93,3%, sedangkan dari 27 ibu di Puskesmas Batang yang tidak

mendapatkan dukungan keluarga sebagian besar tidak memberikan

ASI ekslusif kepada bayi mereka yaitu sebanyak 77,8%.

Hasil analisis statistik diperoleh nilai X2 hitung (110,0) > X2 tabel

(3,841) dan nilai p (0,000) < 0,05, hal ini berarti ada hubungan antara

Page 47: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

47

dukungan keluarga dengan pemberian ASI ekslusif pada ibu bersalin

di Puskesmas Batang.

Hal ini menunjukkan bahwa ibu bersalin yang mendapatkan

dukungan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayi

mereka maka cenderung mereka akan memberikan ASI ekslusif

kepada bayi mereka, sebaliknya ibu bersalin yang tidak mendapatkan

dukungan keluarga maka cenderung tidak memberikan ASI ekslusif

kepada bayi mereka.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rini tahun 2001 yang mengatakan bahwa ibu yang mendapat

dukungan keluarga untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayi

mereka cenderung akan memberikan ASI ekslusif kepada bayi

mereka sesaat setelah melahirkan.

Menurut UU No. 10 Tahun 1992, keluarga adalah unit terkecil

dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anaknya, atau ayah

dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Dalam konteks pembangunan

nasional keluarga tidak saja langsung dituntut berperan tetapi secara

bertahap dibangun menjadi keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Dukungan keluarga merupakan motivasi yang diberikan

keluarga agar ibu memberikan ASI ekslusif pada bayi baru lahir.

Dukungan yang diberikan berupa anjuran untuk mengingatkan ibu

untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi baru lahir, keluarga sebagai

Page 48: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

48

orang terdekat ibu, mempunyai peran yang penting dalam menentukan

sikap ibu untuk memberikan ASI ekslusif pada bayi baru lahir.

Page 49: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

49

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

a. Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif,

hal ini berarti bahwa ibu yang memiliki pendidikan yang cukup

cenderung akan memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka

sebaliknya ibu yang memiliki tingkat pendidikan kurang cenderung tidak

memberikan ASI esklusif kepada bayi mereka.

b. Tingkat pengetahuan ibu berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif,

hal ini berarti bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang cukup

cenderung akan memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka

sebaliknya ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang cenderung

tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka.

c. Status pekerjaan ibu berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif pada

ibu bersalin, hal ini berarti bahwa ibu yang tidak memilki pekerjaan

cenderung memiliki banyak waktu untuk menyusui bayi mereka

sebaliknya ibu yang bekerja kurang memiliki waktu untuk memberikan

ASI kepada bayi mereka.

d. Dukungan keluarga berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif pada

ibu bersalin, hal ini berarti bahwa ibu yang mendapatkan dukungan dari

keluarga cenderung akan memberikan ASI ekslusif kepada bayi

49

Page 50: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

50

mereka, sebaliknya ibu yang tidak mendapat dukungan keluarga

cenderung tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka.

B. Saran

Kesimpulan diatas disarankan :

1. Perlunya penyuluhan yang berkesinambungan kepada ibu bersalin

agar dapat memberikan ASI kepada bayi mereka sejak lahir sampai

minimal 6 bulan setelah kelahirannya.

2. Bagi ibu yang bekerja hendaknya meluangkan waktu untuk

memberikan ASI kepada bayi mereka, terutama segera setelah

melahirkan sampai usia bayi 6 bulan.

3. Perlunya sosialisasi kepada seluruh anggota keluarga mengenai

pentingnya pemberian ASI ekslusif kepada bayi mereka agar mereka

dapat mendukung ibu bersalin untuk memberikan ASI ekslusif bagi

bayi mereka.

4. Perlunya penelitian lanjutan mengenai variable lain yang dapat

mempengaruhi pemberian ASI ekslusif.

Page 51: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

51

DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan 2009 , Laporan Hasil Pemantauan Status Gizi dan Keluarga Sadar Gizi. Makassar.

Dompas robin , 2009, Ilmu Kesehatan Anak , Fakultas Kedokteran , EGC, Jakarta.

Handayani, Sri, Mengenal ASI Eksklusif, http ://www. selasi.co.id, diakses 2 Oktober 2010.

Hidayat alimul , 2008, Ilmu Kesehatan Anak. Salemba Medika, Jakarta.

http:// www.google.com /search?ie=UTF-8&.oe=UTF-8&.sourceid= nauclient &gfns=1&q= pengertian+pendidikan, diakses 22 Maret 2011

http :// www.google.com/search?ie=UTF-8&.oe=UTF-8&.sourceid= nauclient &gfns=1&q=tujuan+pembangunan+kesehatan, diakses 15 Februari 2011

http:// www.google.com/search? ie=UTF-8&. oe =UTF-8&.sourceid= nauclient &gfns= 1&q= pengertian+pengetahuan+tingkat+pengetahuan, diakses 22 Maret 2011

http :// www.google.com/search? ie=UTF-8&. oe =UTF-8&.sourceid= nauclient

&gfns=1&q=dinkes+propinsi+sulawesi+selatan+tentang+bayi+kurang+gizi, diakses 15 Februari 2011

http://www.infodokterku.com/index.php?option=com_content&view=article&id=92 : kondisi-angka-kematian, diakses 15 Februari 2011

Kristiyansari, 2009, ASI, Menyusui dan Sadari. Nuha Medika, Jakarta.

Kustiah, 2003, Psikologi Pendidikan, Universitas Negeri Makassar. Makassar.

Prasetyono Sunar Dwi , 2009, Buku Pintar ASI Eksklusif , DIVA Press,

Puskesmas Batang, 2009, Laporan Bulanan+Tahunan.

Soekidjo, 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Yoyakarta

Page 52: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

52

KUESIONER

“Faktor –faktor yang berhubungan dengan Pemberian ASI

Eksklusif di Wilayah Puskesmas Batang Kecamatan Bontotiro

Kabupaten Bulukumba Tahun 2010”

I. Identitas Responden

1. Nama KK : 4. Pendidikan ibu:

2. Pendidikan KK : 5. Pekerjaan ibu :

3. Pekerjaan KK :

II. ASI Eksklusif

1. Apakah ibu memberikan ASI kepada bayi sesaat setelah lahir ?

a.Ya

b.Tidak

2. Sampai usia berapa bayi ibu diberikan ASI ?..................... bulan

3. Apakah ibu memberikan susu formula pada bayi pada hari-hari

pertama sebelum Asinya keluar ?

a. Ya

b. Tidak

III. Pengetahuan Ibu

1. Apakah ibu mengerti arti Asi Eksklusif ?

a. Ya

Page 53: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

53

b. Tidak

2. Bila Ya, sebutkan ………………………………..

3. Apakah ibu mengatahui manfaat ASI?

a. Ya

b. Tidak

4. Bila ya, sebutkan ........................................

5. Apakah ibu tahu sampai usia berapa bayi diberikan ASI ?

a. Ya

b. Tidak

6. Bila ya, sebutkan …………………………………..

IV. Dukungan Keluarga

1.Apakah keluarga memberikan dukungan kepada ibu untuk memberikan

ASI kepada bayinya sesaat setelah lahir ?

a. Ya

b. Tidak

2. Bila ya, siapa yang mendukung ibu ?

a. Orang Tua

b. Suami

c. Keluarga lain

3.Apakah ibu atau keluarga memberikan cairan lain (madu, air gula, air

putih, susu, kopi,dsb) sebelum Asi keluar?

a. Ya

Page 54: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

54

b. Tidak

4. Apakah keluarga (suami, orang tua, keluarga yang lain) pernah

mendapat informasi tentang manfaat Asi bagi bayi dan

memberitahukan kepada ibu?

a. Ya

b. Tidak

Page 55: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

55

HASIL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI PUSKESMAS BATANG KECAMATAN

BONTOTIRO KABUPATEN BULUKUMBATAHUN 2010

OLEH:

IRAMAYA SARI

PROGRAM DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIKUNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR2011

Page 56: Copy of Skripsi ASI Baru (Iramayasari)

56

PROPOSAL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI PUSKESMAS BATANG KECAMATAN

BONTOTIRO KABUPATEN BULUKUMBATAHUN 2010

OLEH:

IRAMAYA SARI

PROGRAM DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIKUNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR2011