14
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Undang-undang Dasar 45 tentang sistem pendidikan Nasional pada pasal 4 menegaskan bahwa pendidiakan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa dan berbudi pekerti luhur, serta memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatann jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain hal tersebut, dalam PP no. 28 tahun 1990 pasal 3 disebutkan “pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar pada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, warga negara dan umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah” Guru sebagai salah satu komponen penting sekolah harus memiliki kemampuan profesional yang memadai agar mampu mencapai tujuan pendidikan Nasional. Guru tidak mungkin berarti apa-apa tanpa kehadiran peserta didik (siswa), karena objek utama pengembangan adalah siswa, terutama sekali kemampuan profesional, keluasan dan kedalaman wawasan yang digunakan sebagai landasan dalam mengambil keputusan. Guru harus kaya dengan inovasi kreatif dalam memilih strategi (metode) pembelajaran yang digunakan. Laporan perbaikan salah satu hal yang membantu dalam usaha meningkatkan kemampuan guru melakukan penelitian tindakan kelas. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar (SD) dapat diupayakan dengan melalui peningkatan kualitas proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru sebagai pendidik mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitas pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dapat memikirkan dan merencanakan kegiatan pembelajaran yang mampu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik. Di samping hal tersebut, guru juga harus mampu memberikan rangsangan kepada siswa untuk mau belajar dan berusaha meningkatkan kemampuan belajarnya. Berangakat dari komponen-komponen yang dijabarkan di atas, maka salah satu yang menjadi persoalan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan pelajaran bahasa Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Indonesia selain bidang mata pelajaran yang lain merupakan mata pelajaran yang

Cover ptk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cover ptk

Citation preview

  • 1BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar BelakangDalam Undang-undang Dasar 45 tentang sistem pendidikan Nasional pada pasal 4menegaskan bahwa pendidiakan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsadan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman danbertaqwa kepada Tuhan Yang Mahaesa dan berbudi pekerti luhur, serta memilikipengetahuan dan ketrampilan, kesehatann jasmani dan rohani, berkepribadian yangmantap serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Selain hal tersebut, dalamPP no. 28 tahun 1990 pasal 3 disebutkan pendidikan dasar bertujuan untuk memberikanbekal kemampuan dasar pada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannyasebagai pribadi, warga negara dan umat manusia serta mempersiapkan peserta didikuntuk mengikuti pendidikan menengahGuru sebagai salah satu komponen penting sekolah harus memiliki kemampuanprofesional yang memadai agar mampu mencapai tujuan pendidikan Nasional. Gurutidak mungkin berarti apa-apa tanpa kehadiran peserta didik (siswa), karena objek utamapengembangan adalah siswa, terutama sekali kemampuan profesional, keluasan dankedalaman wawasan yang digunakan sebagai landasan dalam mengambil keputusan.Guru harus kaya dengan inovasi kreatif dalam memilih strategi (metode) pembelajaranyang digunakan. Laporan perbaikan salah satu hal yang membantu dalam usahameningkatkan kemampuan guru melakukan penelitian tindakan kelas.Peningkatan mutu pendidikan di sekolah dasar (SD) dapat diupayakan dengan melaluipeningkatan kualitas proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru sebagai pendidikmempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan kualitas dan kuantitaspembelajaran. Oleh karena itu, guru harus dapat memikirkan dan merencanakan kegiatanpembelajaran yang mampu untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anakdidik. Di samping hal tersebut, guru juga harus mampu memberikan rangsangan kepadasiswa untuk mau belajar dan berusaha meningkatkan kemampuan belajarnya.Berangakat dari komponen-komponen yang dijabarkan di atas, maka salah satu yangmenjadi persoalan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah mata pelajaran IlmuPengetahuan Alam dan pelajaran bahasa Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam dan BahasaIndonesia selain bidang mata pelajaran yang lain merupakan mata pelajaran yang

  • 2sangat penting di dalam mempersiapkan murid untuk melanjutkan pendidikan ke jenjangyang lebih tinggi. Dari pembelajaran kedua mata pelajaran tersebut menunjukkan tingkatpenguasaan siswa yang sangat rendah. Hal tersebut terbukti dari nilai siswa setelahbeberapa kali diadakan ulangan (evaluasi).Secara umum, belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan prilaku (tingkah laku),pegetahuan dan mental akibat interaksi individu dengan lingkungan. Dalam rangkamengoptimalkan fungsi-fungsi kemampuan tersebut. menurut Grant (1990: 2)menyatakan cara belajar anak yang benar tidak harus berpusat kepada guru saja akantetapi peserta didiklah yang harus aktif. Konsep tersebut harus diperhatikan, maknayang terkandung di dalam pendidikan tersebut dilakukan dengan upaya memandirikanpeserta didik (siswa) untuk belajar, bekerja sama dan menilai diri sendiri. Hal itudimaksudkan agar peserta didik mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya,sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan potensi kecerdasan dan minat pesertadidik yang dilakukan secara terus menerus. Penilaian berkelanjutan dan komprehinsifyang penyajiannya disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan peserta didik melaluipembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenagkan (PAKEM) menjadi sangat pentingdalam rangka upaya tersebut.Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan oleh lingkup penguasaan siswa terhadap materipelajaran yang diberikan oleh guru serta tinggi rendahnya penguasaan materi pelajarantersebut dapat dilihat dari evaluasi yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran.Secara umum, prestasi belajar ini tercermin dari terserapnya materi pelajaran oleh anak.Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tersebut biasanya disebut sebagaiprestasi hasil belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk nilai belajar, sehingggakegiatan pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila lebih dari 70 % jumlahh anakmenguasai pelajaran dengan baik.Dalam kerangka tersebut di atas, setiap proses pembelajaran di dalam kelas, seorangguru sangat mengharapkan anak didiknya mencapai suatu target pemerolehan dalamsuatu keberhasilan, dalam arti dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. Akantetapi hal tersebut tidak mudah untuk dicapai dalam proses pembelajaran ini. Untukmengatasi hal (mencapai) tersebut, tentunya guru harus mempunyai suatu konsep strategiyang sangat jitu (baik). Salah satu di antarannya adalah penggunaan pemilihan metodeyang relevan, penggunaan media/alat peraga, cara memotivasi anak, dan teknikpengelolaan kelas.Dalam kaitannya dengan hal tersebut, kenyataan di lapangan dari hasil kegiatan evaluasi

  • 3yang dilakukan terhadap 15 murid Kelas III Sekolah Dasar Negeri Bojongsari 01 tahunpembelajaran 2014-2015 untuk mata pelajaran Sains dan bahasa Indonesia, hasil yangdiperoleh sangat kurang memuaskan. Hasil yang telah diperoleh dari kegiatan dalammata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam hanya lima belas (15) orang dari 41 siswa yangtingkat penguasaan materi pelajaran memperoleh nilai di atas 70 dan hanya tujuh belas(17) orang siswa tingkat penguasaan materi pelajaran memperoleh nilai di atas 70 padamata pelajaran bahasa Indonesia. Sedangkan sisanya rata-rata tingkat penguasaan siswaterhadap materi pelajaran di bawah 70.Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukan langkah dalam proses pembelajaran,langkah yang dimaksud adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sangat pentingdiperlukan guna pengkajian yang lebih mendalam terhadap sesuatu yang terjadi didalam kelas dan juga untuk menambah kepekaan guru terhadap dinamika pembelajarandi dalam kelas. Oleh sebab itu, penulis dibantu oleh teman sejawat melakukan perbaikanpembelajaran ini dilakukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir dalam mata kuliahPemantapan Kemampuan Profesional (PKP) pada jenjang Program Pendidikan GuruSekolah Dasar (PGSD).

    B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian-uraian masalah pada bagian pendahuluan di atas, dapat dirumuskanmasalah utama yang akan dikaji melalui penelitian tindakan kelas ini adalah sebagaiberikut:Apakah dengan penggunaan model pembelajaran pemberian tugas dapat meningkatkanpenguasaan materi pelajaran Sains/Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Indonesia muridKelas III Sekolah Dasar Negeri Bojongsari 01 tahun pembelajaran 2014-2015?

    C. Tujuan PenelitianSecara umum, penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui kemampuanpenguasan murid Kelas III Sekolah Dasar Negeri Bojongsari 01 tahun pembelajaran2014-2015 terhadap materi mata pelajaran sains/Ilmu Pengetahuan Alam dan bahasaIndonesia. Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan1. Untuk mengetahui kemampuan murid Kelas III Sekolah Dasar Negeri Bojongsari 01

    tahun pembelajaran 2014-2015dalam materi sains/Ilmu Pengetahuan Alam denganmenggunakan metode pemberian tugas, dan

    2. Ingin mengetahui penguasaan materi bahasa Indonesia dengan menggunakan

  • 4metode pemberian tugas.

    D. Manfaat PerbaikanHasil yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas yang diadakan adalah sebagaiberikut :1. Bagi Siswa :

    a) Meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa dalam menggunakan contohmelalui pemberian tugas;

    b) Semangat dan kreativitas siswa lebih baik sehingga dapat meningkatkanpemahaman tentang materi pelajaran baik Ilmu Pengetahuan Alam maupunmateri bahasa Indonesia.

    c) Meningkatkan kreativitas berpikir dan bernalar siswa;d) Meningkatkan gairah siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan

    Bahasa Indonesia; dane) Menghilangkan kejenuhan siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

    dan Bahasa Indonesia.2. Bagi guru :

    a) Dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam pembelajaran IlmuPengetahuan Alam dan bahasa Indonesia melalui pendekatan pemberian tugas;

    b) Dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, guru akan dapat sedikitdemi sedikit lebih mengetahui metode pembelajaran yang bevariasi yang dapatmemperbaiki dan meningkatkan pembelajaran sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi murid maupun guru dalam kegitan pembelajarandapat diminimalkan.

    c) Di samping hal tersebut, dengan diberikannya contoh penelitian tindakan kelasini, guru akan terbiasa melakukan penelitian tindakan kelas yang tentunya akanmembawa manfaat bagi perbaikan pembelajaran serta guru itu sendiri.

    d) Tersusunnya prosedur pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan BahasaIndonesia yang benar-benar dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuandan pemahaman siswa serta meningkatkan keberaniannya tampil di depan kelas;

    e) Tersusunnya topik-topik. pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan bahasaIndonesia yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat siswa, yangmenarik, yang memberikan wawasan dan pengetahuan baru, serta yangmenantang kreativitas berpikir siswa.

  • 53. Bagi Sekolah :a) Sebagai bahan acuan dalam mengambil kebijakan pengembangan program

    pembelajaran baik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam maupun matapelajaran bahasa Indonesia

    b) Penelitian tindakan kelas ini akan memberikan sumbangan informasi padasekolah itu sendiri. Dengan informasi ini diharapkan sekolah tersebut dapatmengetahui kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran pada bidang tertentudan pada sub bidang tertentu pula.

    c) Akan meningkatkan kualitas lulusan;d) Meningkatkan kredibilitas sekolah yang bersangkutan; dane) Meningkatkan grade sekolah.

  • 6BAB IIKAJIAN PUSTAKA

    A. Teknik Pemberian TugasKegiatan proses pembelajaran harus selalu ditingkatkan efektifitas dan efesiensinya.Dengan banyaknya kegiatan pendidikan di sekolah, dalam usaha meningkatkan mutu danfrekuensi isi pelajaran, maka sangat menyita waktu siswa untuk melaksanakan kegiatanbelajar mengajar tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut guru perlu memberikan tugas-tugas di luar jam pelajaran. Tugas semacam tersebut dapat dikerjakan di luar jampelajaran, di rumah, maupun sebelum pulang, sehingga dapat dikerjakan bersamatemannya.Tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar sejumah pertanyaan mengenai mata pelajaranbahasa Indonesia dan Matematika, atau satu perintah yang harus dibahas dengan diskusiatau perlu dicari uraiannya pada buku pelajaran. Dapat juga berupa tugas tertulis atautugas lisan yang lain atau mengadakan observasi terhadap sesuatu dan biasa jugamelakukan eksprimen.Metode resitasipemberian tugas merupakan suat metode mengajar dan pengajarmemberikan tugas mempelajarii sesuatu kepada pembelajar, kemudian melaporkanhasilnya. Sering orang mengacaukan antara resitasi dan homework (pekerjaanrumah/PR), karena dalam percakapan sehari-hari, asal pengajar memberi tugasdikatakan memberi PR.Padahal pekerjaan rumah mempunyai pengertian yang lebih mengkhusus, ialah pekerjaanyang harus dikerjakan pembelajar di rumah. Sedangkan dengan resitasi, tugas yang diberikan oleh pegajar tidak sekedar dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakandi sekolah, perpustakaan, laboratorium atau di tempat-tempat lain dalam hubungannyadengan pelajaran yang diberikan pengajar. Jdi resitasi lebih luas daripada howeork.Akan tetapi antara keduanya terdapat persamaan ialah:1) Mempunyai unsur tugas2) Dikerjakan oleh pembelajar dan dilaporkan hasilnya3) Mempunyai unsur didaktis paedagogis

  • 71. Maksud Pemberian TugasMenurut pandangan tradisional: Pemberian tugas/pekerjaan rumah dilakukan lehpengajar karena suatu pelajaran/pokok bahasan tidak sempat diberikaa di kelas. Untukdapat menyelesaikan rencana pelajaran yang telah ditetapkan, maka anak diberi tugasmempelajari bahan yang ditunjuk, sekaligus mengerjakan soal-soal. Kadang-kadangjuga terkandung maksud agar anak tidak banyak bermain. Menurut pandangan modern,pemberian tugas diberikan dengan anggapn bhwa kurikulum itu merupakan sesuatuyang meliputi seluruh ekstra kurikuler.

    2. Penggunaan Metode ResitasiPerbedaan tugas dikatakan wajar bila bertujuan:1. Menambah pengertian/memperkuat hasil belajar yang telah diterirna di sekolah.2. Melatih pembelajar untuk belajar sendiri.3. Melatih pembelajar membagi waktu secara teratur.\4. Agar pembelajar dapat menggunakan waktu terluang untuk menyelesaikan tugasnya.5. Membina anak berdisiplin, tidak mengabaikan tugas.Melatih pembelajar untuk

    mencari dan menemukan cara-cara yang tepat untuk menyelesaikan tugasnya.6. Mernperkaya pengalaman-pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan-kegiatan

    luar kelas.

    3. Jenis-jenis Pemberian Tugas1) Ditinjau dari segi tingkatan sekolah:

    a. Dari TK-SD sifatnya masih sederhana, begitu pula tingkat kesukaran sertaluasnya bahan disesuaikan dengan kemmpuan setiap tingkatan kelas. Misalnya :untuk TK dapat berbentuk: gambar membersihkan kuku, menajamkan pensil,mengumpulkan gambar-gambar tertentu.

    b. Sekolah lanjutan pertama atau. sederajat. Di tingkat ini, tugas sudah harusmemperhatikan bahwa anak sudah mulai masuk masa puberteit. Tingkatkesukaran harus lebih daripada SD.

    c. Sekolah lanjutan atas, tugas harus disesuaikan dengan perkembangan anak yangsudah masuk masa puberteit, maka perlu pemikiran agar pembelajar tidakcendrung ke arah fantasi yang bukan-bukan. Waktu senggang harus diisi secarawajar.

  • 8d. Perguruan tinggi Alasan sudah kompleks, mahasiswa adalah sekelompokmanusia yang sudah mempunyai tingkat pemikiran yang kritis. Mereka sudahmampu mencari sendiri, memecahkan sendiri dan mengkritik. Oleh karena itutugas-tugas dengan sendirinya disesuaikan dengan sifat-sifat tadi.

    2) Segi mata pelajaranDalam hal ini, tugas belajar diberikan sesuai dengan organisasi kurikulum.

    3) Segi pembelajara. Tugas individual, diberikan kepada setiap pembelajar dan harus diselesaikan

    dengan kemampuan sendiri.b. Tugas secara kelompok, diberikan kepada sekelompok pembelajar yang harus

    diselesaikan oleh kelompok pula.c. Tugas khusus untuk wanita/pria.

    Teknik pemberian tugas atau resitasi biasanya digunakann dengan tujuan agar siswamemiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melakukan latihan-latihan selamamelakukan tugas; sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat lebihterintegrasi. Hal itu terjadi disebabkan siswa mendalami situasi atau pengalaman yangberbeda, waktu menghadapi masalah baru. Di samping itu untuk memperolehpengetahuan secara melaksanakan tugas akan memperluas dan memperkaya pengetahuanserta keterampilan siswa di sekolah.Setelah siswa memahami tujuan dan makna tugas, maka mereka akan melaksanakantugas dengan belajar sendiri, atau mencari nara sumber sesuai dengan tujuan yang telahdigariskan dan penjelasan dari guru. Dalam proses ini guru perlu mengontrol,pelaksanaan tugas itu, apakah dikerjakan dengan baik, apakah dikerjakan oleh siswasendiri, tidak dikerjakan oleh orang lain, maka perlu diawasi dan teliti.Siswa bila telah selesai melaksanakan atau mempelajari tugas, maka mereka harusmembuat laporan (fase resitasi) yang bentuknya juga telah ditentukan sesuai dengantujuan tugas. Oleh guru harus sudah disiapkan alat evaluasi, agar dapat menilai hasilkerja siswa dan dapat memberi gambaran yang obyektif mengenai usaha siswamelaksanakan tugas itu. Evaluasi ini penting untuk siswa karena dapat menumbuhkansemangat kerja yang lebih baik; dan meningkatkan hasrat belajar .Dalam penggunaan teknik resitasi ini siswa mempunyai kesempatan untuk salingmembandingkan dengan hasil pekerjaan orang lain, dapat mempelajari dan mendalamihasil uraian orang lain. Dengan demikian, akan memperluas; memperkaya dan

  • 9memperdalam pengetahuan, serta pengalaman siswa. Tetapi kalau tugas yang diberkanatau dikerjakan oleh siswa tidak sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, maka tidakdapat digunakan teknik resitasi ini. Bila keadaan demikian guru harus memilih teknikyang lain.Namun teknik ini juga memiliki kelemahan-kelemahan seperti siswa kemungkinan hanyameniru pekerjaan temannya; itu kelemahannya bila guru tidak dapat mengawasi langsungpelaksanaan tugas tersebut. Jadi, siswa tidak menghayati sendiri proses pembelajaran itusendiri, kemungknan lain orang yang mengerjakan tugas tersebut. Oleh karena itu, perludiminta bantuan orang tua dengan memberi tahu bahwa anaknya mempuyai tugas yangharus dikerjakan di rumah; sehingga dapat turut mengawasi pelaksanaan tugas; dapatmenjadi tempat mengecek apakah itu pekerjaan siswa sebenarnya atau bukan.Jadi, berangkat dari beberapa paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa metodepemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tugastertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harusdipertanggungjawabkan. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahanpelajaran, dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari.Perlu diingat, bahwa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan BahasaIndonesia dengan menggunakan metode pemberian tugas ini dilihat ada beberapakebaikan dari metode ini adalah sebagai berikut. a) pengetahuan yang diproleh muriddari hasil belajar yang banyak berhubungan dengan minat atau bakat dan yang bergunauntuk hidup akan lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik, b) mereka berkesempatanmemupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif, bertanggungjawab danberdiri sendiri, c) tugas dapat lebih meyakinan tentang apa yang dipelajari dari guru,lebih memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yangdipelajari., dan d) metode ini dapat membuat siswa bergairah dalam belajar karenakegiatan-kegiatan belajar dilakukan dengan berbagai variasi sehingga tidakmembosankan.

  • 10

    BAB IIIMETODE ATAU PELAKSANAAN PERBAIKAN

    A. SUBJEK PENELITIANPelakasanaan kegiatan perbaikan pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas inidilakukan di Kelas III Sekolah Dasar Negeri Bojongsari 01, dimulai sejak tanggal 3Maret sampai April 2015 dengan jadwal sebagai berikut.No Hari / Tanggal Waktu Mata Pelajaran Siklus1 Selasa, 03 Maret 2015 07.30- 08.10 Sains/IPA I/I2 Jumat, 06 Maret 2015 07.30- 08.10 B. Indonesia I/II3 Selasa, 07 April 2015 07.30- 08.10 Sains/IPA II/I4 Jumat, 10 April 2015 07.30- 08.10 B. Indonesia II/II

    Catatan: - Siklus I/I (siklus pertama pada pertemuan pertama).- Siklus I/II (siklus pertama pertemuan Kedua).

    . - Siklus II/I (siklus Kedua pada pertemuan pertama).- Siklus II/II (siklus Kedua pertemuan Kedua).

    B. Deskripsi PerbaikanPenelitian tindakan kelas ini berlangsung disesuaikan dengan prosedur prencanaan.Hasil observasi awal menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap penerapan metodepemberian tugas masih kurang. Begitu pula bagi murid, pendekatan pemberian tugas inidalam pembelajaran materi Ilmu Pengetahuan Alam dan bahasa Indonesia masihdianggap hal baru atau siswa baru pertama kali memperolehnya. Ini berarti bahwapendekatan pemberian tugas belum pernah diterapkan. Untuk itu, melalui penelitiantindakan kelas ini dalam rangka untuk meningkatkan aktivitas pemahaman belajar,interaksi positif, dan kreatifitas berpikir siswa dalam pembelajaran pelajaran IlmuPengetahuan Alam dan Bahasa Indonesia melalui dua tahap secara berdaur ulang (dalam2 siklus) mulai dari (1) tahap perencanaan, (2) tahap tindakan, dan (3) tahap refleksi.

    1. Tahap Perencanaan TindakanPada tahap ini merupakan tahap kegiatan perencanaan tindakan yang dapat dirincisebagai berikut :

  • 11

    a. Guru melakukan pengkajian terhadap subjek untuk memperoleh gambarantentang keadaan subjek didik.

    b. Menerapkan model penerapan pemberian tugas yang dirancang pada tahappersiapan.

    c. Mengamati teknik (metode) pembelajaran yang digunakan guru dalampembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Indonesia,

    d. Mengidentifikasi faktor-faktor hambatan yang ditemui guru dalam pembelajaranIlmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Indonesia,

    e. Merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaranIlmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Indonesia sebagai upaya untukmeningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dan kreatifitasberpikir siswa,

    f. Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam danBahasa Indonesia dengan penggunaan contoh disertai memperbanyak pemberiantugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Indonesia dalamrangka meningkatkan aktivitas pemahaman belajar, interaksi positif, dankreatifitas berpikir siswa dalam pembelajaran., yang meliputi :i. Memilih topik yang benar-benar relevan dengan kebutuhan dan minat

    siswa, yang menarik perhatian siswa, yang mampu memberikan wawasandan pengetahuan baru, serta yang menantang kreativitas berpikir,

    ii. Memilih prosedur atau strategi pembelajaran ilmu pengetahuan alam danbahasa indonesia yang benar-benar efektif, efisien, dan kreatif, dan

    iii. Mengatur tata letak tempat duduk yang dapat menimbulkan suasana aman,nyaman dan rileks, sehingga siswa tidak merasa terhalangi untuk belajar.

    2. Tahap Pelaksanaan TindakanPada tahap ini dilakukan penerapan metode pemberian tugas melalui dua siklussecara berdaur ulang, pada setiap siklus kegiatannya adalah sebagai berikut:a. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan pendekatan pemberian tugas dalam

    pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Indonesaiab. Menerapkan model pendekatan pemberian tugas dalam pembelajaran Ilmu

    Pengetahuan Alam dan Bahasa Indonesaia yang telah disempurnakan pada tahappertama. Pada kegiatan ini meliputi: awal pembelajaran, pelaksanaan pendekatanpemberian tugas dan pembahasan (evaluasi).

  • 12

    c. Merancang intervensi yang berkaitan dengan pelaksanaan teknik (metode) dalampembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Bahasa Indonesia dengan caramengomunikasikan dan bernegosiasi dengan praktisi (guru) sehingga diperolehkesepakatan tentang rancangan tindakan yang dilaksanakan,

    d. Bekerjasama dengan praktisi dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan,e. Peneliti berperan sebagai pendamping praktisi untuk memberikan pengarahan,

    motivasi dan stimulasi agar praktisi dapat melaksanakan perannya berdasarkanrencana,

    f. Melakukan pemantauan komperhensif terhadap pelaskanaan tindakan denganmenggunakan instrumen pengumpul data yang telah dibuat sehingga diperolehdata empirik pelaksanaan tindakan pembelajaran, kendala yang dihadapi, sertakesempatan dan peluang yang berkaitan dengan teknik (metode) penggunaancontoh dengan memperbanyak pemberian tugas dalam pembelajaran IlmuPengetahuan Alam dan Bahasa Indonesia. Data tersebut akan dijadikan bahanrefleksi.

    3. Tahap RefleksiPada tahap ini, peneliti mendiskusikan hasil pengamatan tindakan yang telahdilaksanakan. Hal-hal yang dibahas adalah sebagai berikut:a. Analisis tentang pelaksanaan tindakan yang dilakukan,b. Menganalisis secara menyeluruh dengan melihat keterlibatan berbagai aspek.

    Aspek yang dimaksud adalah peran guru, efektivitas pendekatan pemberiantugas, aktivitas siswa, dan pengintegrasian materi, dan

    c. Melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data yang telah. diperoleh,serta melihat hubungannya dengan teori dan rencana yang telah ditetapkan.

    4. Analisis DataAnalisis data dalam penelitian tindakan masuk pada tahap refleksi. Pada tahaprefleksi, peneliti menganalisis hasil latihan (siklus demi siklus) yang telahdilaksanakan. Hal-hal yang dilakukan adalah .a. Analisis tentang tindakan yang dilakukan,b. Mengulas hasil analisis yang dapat memberikan gambaran tentang peranan setiap

    tahap yang telah dilakukan, danc. Melakukan intervensi, pemaknaan, dan penyimpulan data yang telah diperoleh,

  • 13

    serta melihat hubungan antara teori dan rencana yang telah ditetapkan.Data pengamatan aktivitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajardianalisis dengan menggunakan presentase (%) yakni menghitung banyaknyafrekuensi kejadian yang sering muncul selama kegiatan belajar mengajarberlangsung sesuai dengan jenis kegiatan dengan frekuensi atau keseluruhan dikali100 %.

    f %100xnfP

    Keterangan :P = Presentase jenis aktivitas guru dan siswaf = frekuensi kejadian yang munculN = Jumlah aktivitas keseluruhan

    Teknik analisis ini menggunakan penghitungan presentase keberhasilan atauketercapaian siswa secara keseluruhan, maka dilakukan penghitungan untukmenyampaikan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:

    nfxM

    Keterangan :M = mean ( nilai rata-rata ) fx = jumlah nilai siswan = jumlah seluruh siswa

    ( Soebakri,1992:25)Dengan menggunakan rumus di atas, dapat diketahui nilai rata-rata kemampuanmenulis karangan narasi siswa. Kriteria ketuntasan minimal yang sesuai denganKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2007 yang ditetapkan di SD, siswadikatakan tuntas perorangan jika siswa mendapatkan nilai minimal 75 denganindeks keberhasilan kelas 75 %.Presentase indeks keberhasilan kelas = Jumlah siswa tuntas

    X 100 %Jumlah siswa

  • 14

    DAFTAR PUSTAKA

    Depdikbud. 1993. Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdikbud_______. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :DepdikbudElang, Kusnadi. 2002. Materi Pokok Pembelajaran Pendidikan Matematika. Jakarta :

    Universitas Terbuka.Jehan, W. George 1997. Teknik Berbicara yang Meyakinkan dan Efektif. Jakarta : Gunung

    JatiN.K., Roetiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rinneka CiptaNurhadi dan Gerrad Senduk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam

    KBK. Malang : Universitas MalangSibarani, R. 1992. Hakikat Bahasa. Bandung : PT. Aditya BaktiTaufik, Agus. 2002. Teori-teori Belajar dan Implikasi dalam Pembelajaran. Jakarta :

    Universitas Terbuka.Wardani, I.G.K. dkk. 2004. Materi Pokok Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta :

    Universitas Terbuka---------------- ---- . 2005 Materi Pokok Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas

    Terbuka