Upload
athayamw
View
214
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kejang
Citation preview
BAB I
ILUSTRASI KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. Z
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 3 tahun
Alamat : Perum kota baru arjasari, kab bandung
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Tgl masuk RS : 29 Oktober 2014
No. RM : 491619
II. ANAMNESIS
Data diperoleh dari alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 30 Oktober 2014
1. Keluhan utama
Kejang
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan kejang sejak 1 hari SMRS, kejang selama 5
menit, pada saat kejang mata mendelik ke atas, tangan dan kaki kanan dan kiri
kaku, kejang berhenti, setelah kejang pasien sadar lalu menangis, lalu anak dibawa
ke bidan dan mendapat obat penurun panas badan.
Panas badan pada anak sejak 2 hari SMRS, dirasakan tinggi mendadak dan
terus menerus. Keluhan juga disertai rasa nyeri di kelaminnya, terutama saat
buang air kecil. Buang air kecil menjadi sedikit, sering dan perih. Keluhan ini
sudah sering dirasakan ada hilang timbul dan anak memiliki kebiasaan tidak
mencuci penis dengan bersih setelah buang air kecil. Anak sampai dengan saat ini
belum di sirkumsisi. Keluhan batuk dan pilek (+) sejak 2 hari SMRS, nyeri
pinggang (+) nyeri perut (+), buang air besar tidak ada kelainan.
1
Setelah 1 hari panas badan anak tidak turun, pasien dibawa ke RS dan pada
saat di RS kejang terjadi berulang saat di RS selama <1 menit sebanyak 2x dalam
jarak waktu 10 menit, lalu setelah itu pasien tertidur.
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kejang dengan panas badan pada usia 2 tahun
4. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat keluhan yang sama pada anggota keluarga yaitu kakak pasien pada saat
berusia 3 tahun
5. Riwayat pribadi
Riwayat kehamilan dan Persalinan
Pasien dikandung cukup bulan dan sesuai masa kehamilan. Ibu pasien
memeriksakan kandungannya dengan teratur. Pasien lahir secara normal dibantu
oleh bidan di rumah. Pasien lahir langsung menangis dengan berat lahir 2800gram,
ibu pasien lupa panjang badan anak saat lahir
6. Riwayat makanan
Menurut ibu pasien anaknya telah diberikan ASI selama 2 tahun, dengan dibantu
susu formula pada usia 7 bulan, dan saat ini anaknya telah mendapatkan makanan
mengikuti menu keluarga dan susu formula.
7. Riwayat tumbuh kembang
Menurut ibu pasien perkembangan anak sama dengan anak anak seusianya.
8. Riwayat imunisasi
Ibu tidak dapat mengingat kapan tepatnya anak diberikan imunisasi, tetapi
menurut ibu pasien anak telah diberikan imunisasi dasar lengkap terakhir pada
usia 9 bulan.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan umum
1. Kesadaran : Compos mentis
2. Kesan : Sakit sedang
3. Tanda Vital
2
Frekuensi nadi : 125x/menit reguler
Frekuensi nafas : 25x/menit reguler
Suhu : 38 oC axila
4. Status gizi
Berat badan : 15,2 kg
Tinggi Badan : 90 cm
BB/U : Persentil 0/1 SD
TB/U : Persentil 0/-1 SD
BB/TB : Persenil 1/2 SD
Simpulan status gizi : Baik
B. Pemeriksaan khusus
1. Kepala
Tidak ada deformitas, rambut hitam lurus, tidak mudah dicabut
2. Mata
Palpebra tidak edema, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak
terdapat sekret, pupil bulat isokor, refleks cahaya (+/+)
3. Telinga
Tidak ada kelainan bentuk, tidak ada nyeri tekan retroaurikular, tidak ada
sekret
4. Hidung
Tidak ada deformitas, tidak ada deviasi septum, sekret (+), pernafasan cuping
hidung (-/-)
5. Mulut : Bibir : tidak ada kelainan
Perioral cyanosis : tidak ada
6. Leher
KGB tidak teraba membesar, retraksi suprasternal tidak ada
7. Thorak
Simetris statis dan dinamis, retraksi sela iga tidak ada
3
Jantung : Inspeksi : iktus kordis terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba disebelah medial ICS V
LMCS
Auskultasi : BJ I dan II normal, tidak ada murmur ataupun
gallop
Paru : Inspeksi : pergerakan simetris kanan dan kiri, tidak
terdapat retraksi intercostal
Palpasi : simetris kiri-kanan
Perkusi : seluruh lapangan paru terdengar sonor
Auskultasi :vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-, slem -/-
8. Abdomen
Inspeksi : datar, retraksi epigastrium tidak ada
Palpasi : lembut, turgor kulit baik, hepar/lien tidak teraba, nyeri tekan
epigastrium (-), nyeri tekan suprapubic (+)
Perkusi : tympani pada keempat kuadran abdomen
Auskultasi : bising usus (+) normal
9. Ekstermitas
Akral hangat, CRT< 2 detik, tidak ada edema
10. Genitalia : prepusium tidak dapat ditarik ke atas (fimosis)
C. Status neurologis
- tanda rangsang meningeal (-)
- tanda rangsang patologis (-)
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah rutin :
Hemoglobin : 12,3 g/dl
Hematokrit : 36 %
4
Leukosit : 18.800/mm3
Trombosit : 203.000/mm3
2. Urin lengkap
Makroskopis
o Warna : kuning
o Kejernihan : jernih
Kimia urine
o pH : 8,0
o Berat jenis : 1,01
o Protein : negative
o Reduksi : negative
o Keton : negative
o Urobilinogen : normal
o Bilirubin : negative
o Nitrit : negative
Mikroskopis urine
o Leukosit : 3-4
o Eritrosit : 0-1
o Epitel : 3-5
o Silinder : negative
o Kristal : negative
o Bakteri : negative
o Lain-lain : -
IV. DIAGNOSIS BANDING
- Kejang demam kompleks + ISK + fimosis + ISPA + susp. Dengue fever
- Meningitis bakterialis + ISK + fimosis + ISPA + susp. Dengue fever
V. DIAGNOSIS KERJA
Kejang demam kompleks + ISK + ISPA + fimosis
VI. USULAN PEMERIKSAAN
5
- Biakan urin dan tes resistensi
VII. PENATALAKSANAAN
- IVFD RL 15 gtt/mnt
- Cefotaxime 3x400 mg IV
- Parasetamol syr 3x1 cth
- Diazepam 3x2 mg p.o (jika panas badan)
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
6
BAB II
ANALISA KASUS
1. Mengapa pasien di diagnosis kejang demam kompleks ?
Pasien di diagnosa kejang demam kompleks karena dari anamnesa pasien di dapatkan :
Berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Kejang kurang dari 15 menit Kejang umum,
dan dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda meningitis.
2. Mengapa pasien di diagnosis infeksi saluran kemih ?
Pasien di diagnose infeksi saluran kemih karena dari anamnesis pasien didapatkan :
- Nyeri saat buang air kecil- Nyeri pinggang dan perut- Buang air kecil sedikit dan sering- Keluhan ini sering hilang timbul - Terdapat faktor resiko yaitu fimosis
Kriteria diagnosis menurut American Academy of Pediatric ( AAP ), membuat patokan sederhana berdasarkan 5 gejala klinik yaitu:
1. suhu tubuh39 C atau lebih,
2. demam berlangsung dua hari atau lebih,
3. ras kulit putih,
4. umur di bawah satu tahun,
5. tidak ditemukan kemungkinan penyebab demam lainnya.
Bila ditemukan 2 atau lebih faktor risiko tersebut maka sensitivitas untuk kemungkinan ISK mencapai 95% dengan spesifisitas 31%.
3. Mengapa pasien di diagnosis ISPA ?
Karena dari anamnesis didapatkan :
- Gejala batuk pilek- Tanda peradangan di saluran nafas atas
7
4. Mengapa pasien di diagnosis suspek dengue fever ?
Karena pada anamnesis pasien didapatkan riwayat :
- Demam tinggi mendadak, kurang dari 7 hari- Nyeri kepala- Tidak ditemukan tanda kebocoran plasma
5. Bagaimana penatalaksanaan pada saat anak datang dengan kejang ?
6. Bagaimana penatalaksanaan intermiten kejang selama anak panas badan ?
- pemberian antipiretik pada saat demam dianjurkan, yaitu paracetamol dengan dosis 15mg/kgBB/dosis tiap 8 jam
8
- pemberian antikonvulsan yaitu diazepam dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB tiap 8 jam pada saat demam dapat menurunkan resiko berulangnya kejang.
7. Bagaimana penatalaksanaan infeksi saluran kemih pada anak ?
Berbagai antibiotik dapat digunakan untuk pengobatan ISK, baik antibiotic yang diberikan secara oral maupun parenteral, seperti terlihat pada tabel 1 dan tabel 2.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Garna H & Nataprawira HM. 2012. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan
Anak. ed.4, hlm. 691-694. Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD/RS Hasan
Sadikin. Bandung.
2. Pusponegoro Hardiono D, Widodo Dwi Putro, Ismael Sofyan. 2006. Konsensus
Penatalaksanaan Kejang Demam. Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak
Indonesia, Jakarta
3. Pardede, Sudung, dr. Sp.A(K), Tambunan, Taralan dr. , Sp.A(K) dkk,. 2011. Konsensus
infeksi saluran kemih pada anak. Unit kerja nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia,
Jakarta
10