Upload
revasya-egan-gistari
View
140
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 1/32
I. Keterangan Umum
Nama : Ny. I
Usia : 54 tahun
Alamat : Ciparay
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 26 Desember 2011
II. Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri pada pipi bagian kanan
Anamnesa khusus :
Sejak 2 minggu yang lalu, pasien mengeluhkan pipi bagian kanan terasa nyeri. Nyeri
yang dirasakan bersifat terus menerus dan sangat menggangu aktivitas pasien. Nyeri yang
dirasakan pasien muncul pada saat pagi hari dan lebih terasa nyeri apabila terkena udara
dingin.
Pasien juga mengeluhkan adanya perasaan mencium bau ketika pasien bernapas,
adanya dahak yang hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu, hidung tersumbat, hidung meler
yang disertai bersin pada pagi hari, nyeri kepala terutama dibagian kanan dan pada bagian
leher. Pasien juga mengeluhkan adanya demam dan pendengaran yang kurang nyaman pada
telinga bagian kanan. Pasien mempunyai riwayat sakit gigi sebelah kanan sejak 1 minggu
yang lalu dan belum diobati.
Pasien mempunyai riwayat alergi terhadap obat. Pasien menyangkal mempunyai
riwayat penyakit asma. Pasien mengaku sudah berobat untuk keluhannya dan tidak ada
perbaikan. Pasien juga mengaku bahwa keluhan ini baru dirasakan pertama kali
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 2/32
III. Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis
Tanda Vital : tidak dilakukan
Status Generalis
Kepala : Mata : konjungtiva tidak anemi, sklera tidak ikterik
Leher :KGB tidak teraba membesar.
Thorak : Bentuk dan gerak simetris
Pulmo : sonor, VBS kiri=kanan
Cor : bunyi jantung murni reguler
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
Neurologis : Dalam batsa normal
Status Lokalis :
a) Telinga
Bagian Kelainan
Auris
Dextra Sinistra
Preaurikula Kongenital
Radang & tumor
-
-
-
-
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 3/32
Trauma
Nyeri tekan tragus
-
-
-
-
Aurikula Kongenital
Radang & tumor
Trauma
-
-
-
-
-
-
Retroaurikula Edema
Hiperemis
Nyeri tekan
Sikatriks
Fistula
Fluktuasi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Canalis
Acustikus
Externa
Kongenital
Kulit
Sekret
Serumen
Edema
Jaringan granulasi
-
Tenang
-
-
-
-
-
Tenang
-
-
-
-
Membrana
Timpani
Warna
Intak
Refleks cahaya
Putih keabuan
Intak
+
Putih keabuan
Intak
+
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 4/32
b) Hidung
Pemeriksaan
Nasal
Dextra Sinistra
Keadaan Luar Bentuk & ukuran Dalam batas normal Dalam batas normal
Rhinoskopi
Anterior
Mukosa
Sekret
Krusta
Concha Inferior
Septum deviasi
Polip/tumor
Pasase udara
Normal
-
-
Normal
Normal
-
-
Normal
Tidak ada deviasi
-
Baik
-
Baik
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 5/32
Transiluminasi
4 | 4
0 | 4
Kesan: Adanya kesuraman sinus maksilaris dekstra
d) Mulut dan Orofaring
Bagian Kelainan Keterangan
Mulut Mukosa mulut
Lidah
Palatum molle
Gigi geligi
Uvula
Halitosis
Tenang
Dalam batas normal
Tenang
Karies (-)
Simetris
-
Tonsil Mukosa
Besar
Kripta
Detritus
Perlengketan
Tenang
T1-T1
Tidak melebar
(-/-)
(-/-)
Faring Mukosa
Granula
Post nasal drip
Tenang
Tidak ada
-
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 6/32
f) Maxillofacial : Simetris, parese Nervus cranialis (-)
Nyeri tekan pada pipi kanan
g) Leher : KGB tidak teraba membesar
VII. Diagnosis kerja
Rhinosinusitis maksilaris akut dekstra
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 7/32
VIII. Usulan Pemeriksaan
1. Roentgen Waters
2. Tes Alergi (Skin Prick Test)
IX. Terapi
A. Umum
1. Kompres air hangat untuk nyeri di wajah
2. Bila ada nyeri telinga, nyeri menelan atau sakit kepala hebat segera periksa ke
dokter
B. Khusus
Amoxicillin-Klavulanat 3 x 500 mg PO 10-14 hari
Ambroxol 3x1 tab 5-7 hari
Asam Mefenamat 3 x 500 mg PO 3 hari
Pseudoefedrin 30-120 mg 2x1 tab
Loratadin 1 x 10 mg
Jika setelah 3 kali pengobatan, keluhan masih ada dilakukan:
Antrostomi
Functional Endoscopy Sinus Surgery
X. Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 8/32
A.Anatomi Paranasal Sinus
Paranasal sinus merupakan suatu rongga perluasan dari bagian respiratory tract dari nasal
cavity ke arah cranial bones.
Dinamakan sesuai dengan dimana letaknya sinus berada di cranial bones. Yaitu
1. Frontal sinuses
2. Ethmoid sinuses
3. Sphenoid sinuses
4. Maxilla sinuses
1. Frontal sinus
y berada di antara outer dan inner tables of frontal bone, dibelakang superciliarry arches
& allar hidung.
y Frontal sinus biasanya terdeteksi pada anak - anak setelah usia 7 tahun.
y Drainase : Masing-masing frontal sinus alirannya melalui frontonasal duct menuju
ethmoidal infundibulum lalu menuju semilunar hiatus di middle nasal meatus
2. Ethmoidal sinus
y Mencakup beberapa rongga ethmoidal cells
y Terletak di lateral mass ethmoid bone antara nasal cavity dan orbit. Invaginasi mucus
membrane pada superior & middle meatus
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 9/32
y Tidak terlihat pada pemeriksaan diograph sebelum usia 2 tahun, namun pada ct scan
dapat terlihat.
y Terbagi menjadi 3 cell
o Anterior ethmoidal cell drains directly/indirectly menuju ethmoidal
infundibulum middle meatus
o Middle ethmoidal cell open directly to middle meatus. Kadang disebut ³
bullar cells ³
o Poaterior ethmoidal cell open directly into superior meatus
3. Sphenoid sinus
y Terletak di body of sphenoid dipisahkan dengan struktur ± struktur seperti optic
nerve, chiasm optic, pituitary, internal carotid,& cavernous sinus, oleh sebuah tulang
tipis.
y Sphenoidal sinus dibagi dan dipisahkan secara tidak imbang oleh bony septum.
y Sphenoidal sinus berasal dari posterior ethmoidal cells yang menginvasi ke tulang
sphenoid, pada usia kurang lebih 2 tahun.
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 10/32
4. Maxillary sinus
y Merupakan sinus yang paling besar, yang terdapat di body of maxilla, dan
berhubungan dengan middle nasal meatus.
y Berbentuk suatu ruang pyramidal besar yang memenuhi body of maxilla.
Bagian ± bagian maxillary sinus :
y Bagian apex memanjang kebawah, biasanya sampai ke zygomatic bone
y Base membentuk bagian bawah dinding lateral lubang hidung.
y Roof dibentuk oleh bagain dasar dari orbit
y Floor dibentuk oleh alveolar part of maxilla.
y Drainasenya menuju maxillary ostium melalui semilunar hiatus.
Fungsi Paranasal Sinus:
Sampai saat ini belum ada persesuaian pendapat mengenai fisiologi sinus paranasal. Ada
yang berpendapat bahwa sinus paranasal ini tidak mempunyai fungsi apa ± apa, karena
terbentuknya sebagai akibat pertumbuhan tulang muka.
Beberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara lain :
1. Sebagai pengatur kondisi udara.
2. Sebagai penahan suhu.
3. Membantu keseimbangan kepala
4. Membantu resonansi suara
5. Peredam perubahan tekanan udara
6. Membantu produksi mucus untuk membersihkan rongga hidung.
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 11/32
Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning )
Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur kelembaban
udara inspirasi. Keberatan terhadap teori ini ialah karena ternyata tidak didapati pertukaran
udara yang definitive antara sinus dan rongga hidung.
Volume pertukaran udara dalam ventilasi sinus kurang lebih 1/1000 volume sinus pada tiap
kali bernapas, sehingga dibutuhkan beberapa jam untuk pertukaran udara total dalam sinus.
Lagi pula mukosa sinus tidak mempunyai vaskularisasi dan kelenjar yang sebanyak mukosa
hidung.
Sebagai penahan suhu (thermal insulators)
Sinus paranasal berfungsi sebagai penahan (buffer) panas, melindungi orbita dan fosa serebri
dari suhu rongga hidung yang berubah-ubah. Akan tetapi kenyataannya sinus ± sinus yang
besar tidak terletak di antara hidung dan organ ± organ yang dilindungi.
Membantu keseimbangan kepala
Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka. Akan tetapi
bila udara dalam sinus diganti dengan tulang, hanya akan memberikan pertambahan berat
sebesar 1% dari berat kepala, sehingga teori ini diaanggap tidak bermakna.
Memb
antu resonansi suara
Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan mempengaruhi kualitas
suara. Akan tetapi ada yang berpendapat, posisi sinus berfungsi sebagai resonator yang
efektif. Lagi pula tidak ada korelasi antara resonansi suara dan besarnya sinus pada hewan ±
hewan tingkat rendah.
Sebagai peredam perubahan tekanan udara
Fungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak, misalnya pada
waktu bersin atau membuang ingus.
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 12/32
Membantu produksi mucus
Mukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang jumlahnya kecil dibandingkan dengan
mucus dari rongga hidung, namun efektif untuk membersihkan partikel yang turut masuk
dengan udara inspirasi karena mucus ini keluar dari meatus medius, tempat yang paling
strategis.
Drainage sinus paranasal
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 13/32
Sinus frontal : Fronto nasal duct.
Sinus ethmoidal : Anterior infundibulum of middle meatus.
Middle on/above ethmoid bullae in middle meatus
Posterior superior meatus
Sinus sphenoid : Sphenoethmoidal recess
Sinus maxillary : Semilunar hiatus of middle meatus
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 14/32
B.Fisiologi Sinus Paranasal
Sinus paranasal secara fisiologi memiliki fungsi yang bermacam-macam. Bartholini
adalah orang pertama yang mengemukakan bahwa ronga-rongga ini adalah organ yang
penting sebagai resonansi, dan Howell mencatat bahwa suku Maori dari Selandia Baru
memiliki suara yang sangat khas oleh karena mereka tidak memiliki rongga sinus paranasal
yang luas dan lebar. Teori ini dipatahkan oleh Proetz, bahwa binatang yang memiliki suara
yang kuat, contohnya singa, tidak memiliki rongga sinus yang besar. Beradasarkan teori dari
Proetz, bahwa kerja dari sinus paranasal adalah sebagai barier pada organ vital terhadap suhu
dan bunyi yang masuk. Jadi sampai saat ini belum ada persesuaian pendapat mengenai
fisiologi sinus paranasal . Ada yang berpendapat bahwa sinus paranasal tidak mempunyai
fungsi apa-apa, karena terbentuknya sebagai akibat pertumbuhan tulang muka. (Passali ;
Lund VJ.1997 ; Mangunkusumo E., Soetjipto D. 2007)
Beberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara lain adalah :
1) Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)
Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur
kelembaban udara inspirasi. Keberatan terhadap teori ini ialah ternyata tidak didapati
pertukaran udara yangdefinitif antara sinus dan rongga hidung.
Volume pertukaran udara dalam ventilasi sinus kurang lebih 1/1000 volume sinus
pada tiap kali bernafas, sehingga dibutuhkan beberapa jam untuk pertukaran udara total
dalam sinus. Lagipula mukosa sinus tidak mempunyai vaskularisasi dan kelenjar yang
sebanyak mukosa hidung.
2) Sebagai penahan suhu (thermal insulators)
Sinus paranasal berfungsi sebagai buffer (penahan) panas , melindungi orbita dan fosa
serebri dari suhu rongga hidung yang berubah-ubah. Akan tetapi kenyataannya, sinus-
sinus yang besar tidak terletak di antara hidung dan organ-organ yang dilindungi.
3) Membantu keseimbangan kepala
Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka. Akan
tetapi bila udara dalam sinus diganti dengan tulang hanya akan memberikan pertambahan
berat sebesar 1% dari berat kepala, sehingga teori ini dianggap tidak bermakna.
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 15/32
4) Membantu resonansi suara
Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan mempengaruhi
kualitas suara. Akan tetapi ada yang berpendapat , posisi sinus dan ostiumnya tidak
memungkinkan sinus berfungsi sebagai resonator yang efektif. Tidak ada korelasi antara
resonansi suara dan besarnya sinus pada hewan-hewan tingkat rendah.
5) Sebagai peredam perubahan tekanan udara
Fungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak, misalnya
pada waktu bersin atau membuang ingus.
6) Membantu produksi mukus.
Mukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang jumlahnya kecil dibandingkan
dengan mukus dari rongga hidung, namun efektif untuk membersihkan partikel yang turut
masuk dengan udara inspirasi karena mukus ini keluar dari meatus medius, tempat yang
paling strategis.
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 16/32
SINUSITIS
Sinusitis ialah suatu keadaan inflamasi yang melibatkan membran mukosa dari sinus
paranasal serta cairan yang terdapat pada sinus. Mukosa sinus merupakan kelanjutan dari
mukosa nasal, maka sinusitis lebih tepat disebut rhinosinusitis. Berdasarkan perjalanan
penyakitnya sinusitis dibagi menjadi : sinusitis akut (gejala < 4 minggu), sinusitis subakut
(gejala 4-12 minggu), sinusitis kronik (gejala > 12 minggu)
a.Epidemologi
Sinusitis merupakan salah satu penyakit yang sering mendorong masyarakat
mengunjungi fasilitas kesehatan baik di Amerika maupun negara lainnya. Insidensi sinusitis
di Amerika dilaporkan sekitar 135 per 1000 populasi per tahun. Sinusitis mempengaruhi
kualitas hidup seseorang secara signifikan dan menjadi salah satu alasan utama penggunaan
antibiotik serta produktivitas kerja yang menurun. Insidensinya di Indonesia belum diketahui
secara pasti.
b.Etiologi
Penyebab sinusitis tergantung dari klasifikasi sinusitis yaitu akut dan kronis.
Penyebab sinusitis akut :
- rinitis akut
- infeksi faring, seperti faringitis, adenoiditis, tonsilitis akut
- infeksi gigi rahang atas M1, M2, M3, serta P1 dan P2 (dentogen)
- berenang dan menyelam
- trauma, dapat menyebabkan perdarahan mukosa sinus paranasal
- barotrauma dapat menyebabkan nekrosis mukosa
Penyebab sinusitis kronis :
- polusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa hidung
- alergi dan defisiensi imunologi juga dapat menyebabkan perubahan mukosa hidung
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 17/32
- infeksi baik oleh virus maupun bakteri
- obstruksi osteomeatal complex
- kelainan anatomi
c.Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi dari sinusitis dapat dibagi menjadi faktor lokal, regional dan
sistemik.
1. Faktor lokal
Faktor penyebab lokal dapat mengganggu fungsi transport mukosiliar yang
menyebabkan invasi bakteri sekunder pada sinus. Contohnya adalah udara yang dingin
dan kering dapat mengubah fungsi transport mukosiliar dan dapat menyebabkan infeksi.
Selain itu, obat-obatan juga dapat mengakibatkan perubahan transport mukosiliar.
2. Faktor Regional
Penyebab regional yang juga merupakan faktor predisposisi dari sinusitis adalah :
a.
infeksi gigi
b. trauma pada nasal yang akan mengganggu anatomi dari kompleks ostia meatal
c. obstruksi mekanik yang akan menyebabkan septum deviasi
d. atresia choana, berhubungan dengan drainase dari hidung
e. edema karena infeksi saluran pernapasan atas sehingga akan mengakibatkan obstruksi
sinus
f. barotrauma (perubahan tekanan) akan menyebabkan edema
g. berenang pada air yang terkontaminasi akan menyebabkan bakteri masuk ke hidung
lalu ke sinus
h. polip nasal, benda asing akan mempengaruhi ventilasi sinus
i. tumor nasal akan menyebabkan perkembangan bakteri
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 18/32
j. sindrom silia yang tidak bergerak atau kelainan kongenital lain akan mempengaruhi
fungsi clearance mukosiliar
3. Faktor Sistemik
Faktor predisposisi sistemik yang mengakibatkan rhinosinusitis, antara lain
malnutrisi, terapi steroid jangka panjang, diabetes yang tidak terkontrol, diskrasia darah,
kemoterapi dan faktor lain yang mempengaruhi metabolisme. Hipermetabolisme, multiple
organ disfunction dan kolonisasi bakteri di saluran pencernaan atas dan saluran pernapasan
juga merupakan faktor predisposisi terhadap terjadinya infeksi.
d.Klasifikasi
Klasifikasi sinusitis menurut Newman (1994) :
1. Sinusitis akut
Bila gejala yang timbul berlangsung selama 3-4 minggu, beberapa klinisi
mengembangkannya hingga 8 minggu dan mengelompokkan ke dalam sinusitis sub akut
bila gejala yang timbul berlangsung kurang dari 3 minggu. Gejala yang timbul meliputi
infeksi saluran pernapasan atas yang menetap, adanya rhinorhea yang purulen, post nasal
drip, anosmia, sumbatan hidung, nyeri fasial, sakit kepala, demam dan batuk.
2. Sinusitis kronis
Bila gejala yang timbul berlangsung lebih dari 4 minggu dengan gejala seperti pada
sinusitis akut. Beberapa klinisi mengembangkannya hingga lebih dari 8 minggu. Pada
sinusitis kronik ini umumnya ditemukan kelainan CT atau MRI dan beberapa penderita
sinusitis kronis kadang memperlihatkan gejala yang tidak khas.
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 19/32
3. Sinusitis rekuren
Bila episode sinusitis akut berulang hingga 2-3 kali dalam satu tahun dan kemungkinan
disebabkan oleh infeksi yang berbeda pada setiap periodenya.
Klasifikasi menurut Lenza dan Kennedy (1997) :
1. Akut
- durasi 4 minggu
- anamnesa : u 2 gejala mayor, 1 gejala mayor dan 2 gejala minor atau pada
pemeriksaan ditemukan nasal purulen
- catatan khusus : demam atau nyeri wajah bukan merupakan anamnesa yang
mendukung pada keadaan tidak adanya gejala pada hidung.
2. Subakut
- durasi 4-12 minggu
- anamnesa : sama dengan kronik
3. Akut rekuren
- durasi u 4 episode dalam setahun dengan masing-masing lamanya 7-10 hari dan tidak
adanya gejala rhinosinusitis kronik
- anamnesa : sama dengan akut
4. Kronik
- durasi u 12 minggu
- anamnesa : u 2 gejala mayor, 1 gejala mayor dan 2 gejala minor atau pada
pemeriksaan ditemukan nasal purulen
- catatan khusus : nyeri wajah bukan merupakan anamnesa yang mendukung pada
keadaan tidak adanya gejala pada hidung.
5. Eksaserbasi akut pada kronik
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 20/32
- durasi : kadang-kadang memburuk pada rhinosinusitis kronik.
Menurut Spector dan Benstein (1998), klasifikasi sinusitis yaitu :
1. sinusitis akut : apabila gejala berlangsung selama 3-4 minggu
2. sinusitis kronis : apabila gejala-gejala seperti pada sinusitis akut berlangsung 3-8 minggu
atau lebih dengan masing-masing gejala tingkatnya bervariasi. Pada sinusitis kronis
tampak kelainan pada rontgen foto (Waters dan atau Caldwell), lebih jelas pada CT-Scan
atau MRI. Beberapa pasien menunjukkan gejala yang tidak jelas.
Menurut Peter A. Hilger, klasifikasi sinusitis dibagi menjadi:
1. Sinusitis Infeksiosa
Biasanya diakibatkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
2. Sinusitis Akut
3. Sinusitis Kronik
4. Sinusitis non-infeksiosa
Barosinusitis
Perubahan atmosfer lingkungan dapat mempengaruhi homeostasis ostium di
sekeliling sinus paranasal. Setiap adanya kondisi patologik yang menyebabkan
edema mukosa dekat ostium sinus merupakan predisposisi terjadinya
barosinusitis. Ostium yang terganggu akan mencegah terjadinya keseimbangan
tekanan dalam sinus, sehingga bila terjadi perubahan tekanan lingkungan,
maka akan menimbulkan tekanan negatif intrasinus. Hal ini mengakibatkan
terjadinya perdarahan ke dalam sinus dan transudasi cairan dengan gejala
epistaksis ringan dan nyeri.
Sinusitis alergika
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 21/32
Sinusitis yang diakibatkan oleh reaksi alergi.
e.Patofisiologi Sinusitis
Ostium-ostium sinus diakrenakan etiologi mengalami peradangan
Salah satu proses peradangan ialah edema
Karena strukturnya berdekatan, mukosa yang saling berhadapan saling bertemu
Silia tidak dapat bergerak, ostium tersumbat
Muncul tekanan negatif
Terjadi transudasi cairan, pada tahap awal masih serous
Kondisi yang menetap sekret menjadi terkumpul
Merupakan media yang baik untuk tumbuh dan multiplikasi bakteri
Sekret menjadi purulen
Terapi tidak berhasil, proses inflamasi berlanjut
Mengalami hipoksia (bakteri anaerob berkembang)
Proses peradangan makin berlanjut, mukosa makin membengkak
Proses menjadi kronik
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 22/32
Sinusitis
f.Tanda dan Gejala
- Hidung tersumbat
- Nyeri atau rasa tekanan pada muka, nyeri tekan di daerah sinus, atau referred pain
- Ingus purulen yang terkadang turun ke tenggorokan
- Gejala sistemik seperti demam dan lesu
- Nyeri pipi (sinusitis maksila), nyeri di antara atau di belakang kedua bola
mata(etmoid), dahi atau seluruh kepala (frontal), terkadang pada gigi (maksila)
- Sakit kepala
- Halitosis
- Post nasal drip yang bisa menyebabkan batuk dan sesak pada anak
g.Diagnosis
1.Anterior Rhinoscopy
Mukosa abnormal pada rongga hidung, khususnya pada middle turbinate dan middle
meatus.mukosa edema pada middle meatus,sekret purulenta atau mukoid, dan
pembentukan polip.
3.Posterior Rhinoscopy
Posterior turbinate sekitar tulang vomer hipertropi dan mengalami penebalan yang
mengidikasikan perubahan yang kronik
4. Transiluminasi
Sinus yang sakit akan terlihat gelap. Bermakna bila salah satu sinus yang sakit sehingga
tampak lebih suram dibandingkan dengan sisi yang suram
5. Roentgen
Posisi Waters-waldron
Akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau air fluid level pada sinus yang
sakit
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 23/32
7.Kultur
Sekret sinus diambil dari meatus medianus atau meatus superior. Akan ditemukan flora
normal seperti Pneumokokus, Streptokokus, Stafilokokus dan Haemophulus influenza.
h.Terapi
SINUSITIS AKUT
Terapi
1. Medikamentosa
Antibiotik 10-14 hari, golongan penisillin
Dekongestan lokal berupa tetes hidung
Analgetika
2. Pembedahan
Bila terjadi komplikasi ke orbital atau intrakranial, atau bila ada nyeri yang hebat
akibat karena ada sekret yang tertahan akibat sumbatan.
SINUSITIS SUBAKUT
Pungsi dan Irigasi Sinus Maksila
Dilakukan untuk mengeluarkan sekret yang terkumpul dalam rongga maksila.
Caranya adalah dengan menggunakan trokar yang ditusukan di meatus inperior, diarahkan ke
sudut luar mata atau tepi atas daun telinga. Selanjutnya dilakukan irigasi sinus dengan larutan
garam fisiologis. Sekret akan keluar melalui meatus medius dan di hembuskan keluar melalui
hidung atau mulut. Pungsi dan irigasi dapat juga dilakukan melalui fosa kanina. Pada kasus
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 24/32
yang meragukan, fungsi dapat digunakan sebagai diagnosis untuk memastikan ada tidaknya
sekret sinus maksila.
Antrostomi
Dibuat pada lubang meatus inferior yang menghubungkan rongga hidung dengan
antrum (sinus maksila). Lubang itu digunakan untuk menghisap sekret dan ventilasi sinus
maksila.
Tindakan Pencucian Proetz (P roetz Displacement Therapy)
Pada prinsipnya, membuat tekanan lebih negatif dalam rongga hidung dan sinus
paranasal untuk dapat mengisap sekret ke luar. Diteteskan larutan vasokonstriktor (HCL
Efedrin 0,5-1,5%) untuk membuka ostium yang kemudian masuk ke dalam sinus. HCL
Efedrin akan mengurangi edema mukosa dan tercampur dengan sekret di dalam rongga sinus,
kemudian dihisap keluar. Sementara itu pasien harus mengatakan kak-kak-kak supaya
palatum mole terangkat, supaya ruang antara nasofaring dan orofaring tertutup.dengan
demikian cairan tidak dapat masuk ke orofaring , sedangkan ruang nasofaring , hidung serta
sinus menjadi satu rongga yang bertekanan negatif pada saat pengiswapan, sehingga sekret
mudah keluar.
Tindakan intranasal lain yang mungkin perlu dilakukan antara lain operasi koreksi
septum bila terdapat deviasi septum, pengangkatan polip bila ada polip dan konkotomi parsial
atau total bila ada hipertropi konka. Prinsipnya adalah agar drainase skret menjadi lancar.
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 25/32
SINUSITIS KRONIK
Terapi
Pada sinusitis kronik perlu diberikan terapi antibiotika untuk mengatasi infeksinya
dan obat-obatan simtomatis lainnya. Antibiotika diberikan sekurang-kurangnya 2 minggu.
Selain itu dapat dibantu juga dengan diatermi gelombang pendek selama 10 hari di
daerah sinus yang sakit.
Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah tindakan untuk membantu drenase dan
pembersihan sekret dari sinus yang sakit. Untuk sinusitis maksila dapat dilakukan pungsi atau
antrostomi dan irigasi sinus, sedangkan untuk sinusitis etmoid, frontal dan sfenoid dilakukan
pencucian proetz. Irigasi dan pencucian sinus ini dilakukan 2 kali dalam seminggu. Bila
setelah 5 kali atau 6 kali tidak ada perbaikan dan klinis masih banyak sekret perulen, berarti
mukosa tidak dapat kembali normal (perubahan irreversible), maka perlu dilakukan operasi
radikal.
Untuk mengetahui mukosa reversible atau tidak, dapat juga dilakukan dengan
pemeriksaan rinoskopi, yaitu melihat antrum (sinus maksila) secara langsung dengan
menggunakan endoskopi.
Pembedahan Radikal
Bila pengobatan konservatif gagal, dilakukan terapi radikal, yaitu mengangkat
mukosa yang patologik dan membuat drenase dari sinus yang terkena. Untuk sinus maksila
dilakukan operasi Caldwell-luc, sedangkan untuk sinus etmoid dilakukan etmoidektomi yang
bisa dilakukan dalam hidung atau dari luar hidung.
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 26/32
Drenase sekret pada sinus frontal dapat dilakukan intranasal atau ekstranasal, seperti
pada operasi killian. Drenase sinus sfenoid dilakukan intranasal.
Pembedahan Tidak Radikal
Operasi sinus paranasal menggunakan endoskopi fungsional (BSEF). Prinsifnya ialah
membuka dan membersihkan daerah kompleks ostiomeatal yang menjadi simbol
penyumbatan dan infeksi, sehingga ventilasi dan drenase sinus dapat lancar kembali melalui
ostium alami, dengan demikian mukosa sinus akan kembali normal.
i.Komplikasi Sinusitis
A. Komplikasi Orbita
Sinus etmoidalis merupakan penyebab komplikasi pada orbita yang tersering.
Pembengkakkan orbita dapat merupakan manifestasi etmoiditis akut, namun sinus
frontalis dan sinus maksilaris juga terletak di dekat orbita dan dapat pula menimbulkan
infeksi isi orbita.
Terdapat lima tahapan :
a. Peradangan atau reaksi edema yang ringan. Terjadi pada isi orbita akibat infeksi sinus
etmoidalis di dekatnya. Seperti dinyatakan sebelumnya, keadaan ini terutama
ditemukan pada anak, karena lamina papirasea yang memisahkan orbita dan sinus
etmoidalis seringkali merekah pada kelompok umur ini.
b. Selulitis orbita. Edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif menginvasi isi
orbita namun pus belum terbentuk.
c. Abses subperiosteal. Pus terkumpul di antara periorbita dan dinding tulang orbita
menyebabkan proptosis dan kemosis.
d. Abses orbita. Pada tahap ini, pus telah menembus periosteum dan bercampur dengan
isi orbita. Tahap ini disertai gejala sisa neuritis optik dan kebutaan unilateral yang
lebih serius. Keterbatasan gerak otot ekstraokular mata yang terserang dan kemosis
konjungtiva merupakan tanda khas abses orbita, juga proptosis yang makin
bertambah.
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 27/32
e. Thrombosis sinus kavernosus. Komplikasi ini merupakan akibat penyebaran bakteri
melalui saluran vena ke dalam sinus kavernosus di mana selanjutnya terbentuk suatu
tromboflebitis septik. Secara patognomonik, thrombosis sinus kavernosus terdiri dari
oftalmoplegia, kemosis konjungtiva, gangguan penglihatan yang berat, kelemahan
pasien, dan tanda-tanda meningitis oleh karena letak sinus kavernosus yang
berdekatan dengan saraf kranial II, III, IV, dan VI, serta berdekatan juga dengan otak.
Pengobatan komplikasi orbita dari sinusitis berupa pemberian antibiotik
intravena dosis tinggi dan pendekatan bedah khusus untuk membebaskan pus dari
rongga abses. Manfaat terapi antikoagulan pada thrombosis sinus kavernosus masih
belum jelas. Pada kasus tromboflebitis septik, terapi antikoagulan hanya akan
menyebarkan (diseminata) thrombus yang terinfeksi. Angka kematian setelah
thrombosis sinus kavernosus dapat setiggi 80%. Pada penderita yang berhasil sembuh,
angka morbiditas biasanya berkisar antara 60-80%, di mana gejala sisa thrombosis
sinus kavernosus seringkali berupa atrofi optik.
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 28/32
B. Mukokel
Mukokel adalah suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam sinus.
Kista ini paling sering ditemukan pada sinus maksilaris, sering disebut sebagai kista
retensi mucus dan biasanya tidak berbahaya. Dalam sinus frontalis, etmoidalis, dan
sfenoidalis, kista ini dapat membesar dan melalui atrofi tekanan mengikis struktur di
sekitarnya. Dengan demikian kista ini dapat bermanifestasi sebagai pembengkakkan pada
dahi atau fenestra nasalis dan dapat menggeser mata ke lateral. Dalam sinus sfenoidalis,
kista menimbulkan diplopia dan gangguan penglihatan dengan menekan saraf di
dekatnya.
Piokel adalah mukokel terinfeksi. Gejala piokel hampir sama dengan mukokel
meskipun lebih akut dan lebih berat. Eksplorasi sinus secara bedah untuk mengangkat
semua mukosa yang terinfeksi dan berpenyakit serta memastikan suatu drainase yang
baik atau obliterasi sinus merupakan prinsip-prinsip terapi.
C. Komplikasi Intrakranial
1. Meningitis Akut
Di samping thrombosis sinus kavernosus, salah satu komplikasi sinusitis yang
terberat adalah meningitis akut. Infeksi dari sinus paranasalis dapat menyebar
sepanjang saluran vena atau langsung dari sinus yang berdekatan, seperti lewat
dinding posterior sinus frontalis atau melalui lamina kribiformis di dekat sistem sel
udara etmoidalis.
2. Abses Dura
Abses dura adalah kumpulan pus di antara dura dan tabula interna cranium;
seringkali mengikuti sinusitis frontalis. Proses ini mungkin timbul lambat sehingga
pasien mungkin hanya mengeluh nyeri kepala, dan sebelum pus yang terkumpul
mampu menimbulkan tekanan intrakranial yang memadai, mungkin tidak terdapat
gejala neurologic lain. Abses subdural adalah kumpulan pus di antara dura mater dan
araknoid atau permukaan otak. Gejala-gejala kondisi ini serupa dengan abses dura
yaitu nyeri kepala yang hebat dan demam tinggi dengan tanda-tanda rangsangan
meningen. Gejala utama tidak timbul sebelum tekanan intrakranial meningkat atau
sebelum abses memecah ke dalam ruang subaraknoid.
3. Abses Otak
Serelah sistem vena dalam mukoperiosteum sinus terinfeksi, maka dapat
dimengerti bahwa dapat terjadi perluasan metatastik secara hematogen ke dalam otak.
Namun, abses otak biasanya terjadi melali tromboflebitis yang meluas secara
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 29/32
langsung. Dengan demikian, lokasi abses yang lazim adalah pada ujung vena yang
pecah, meluas menembus dura dan araknoid hingga ke perbatasan antara substansia
alba dan grisea korteks serebri. Pada titik inilah akhir saluran vena permukaan otak
bergabung dengan akhir saluran vena serebralis bagian sentral.
Kontaminasi substansi otak dapat terjadi pada puncak suatu sinusitis supuratif
yang berat, dan proses pembentukan abses otak dapat berlanjut sekalipun penyakit
pada sinus telah memasuki tahap resolusi normal. Oleh karena itu, kemungkinan
terbentuknya abses otak perlu dipertimbangkan pada semua kasus sinusitis frontalis,
etmoidalis, dan sfenoidalis supuratif akut yang berat, yang pada fase akut dicirikan
oleh suhu yang meningkat tajam dan menggigil sebagai sifat infeksi intravena. Kasus
seperti ini perlu diobservasi selama beberapa bulan. Hilangnya nafsu makan,
penurunan berat badan, kakeksia sedang, demam derajat rendah sore hari, nyeri
kepala berulang, serta mual dan muntah yang tak dapat dijelaskan mungkin
merupakan satu-satunya tanda infeksi yang berlokasi dalam hemisfer serebri.
Komplikasi-komplikasi intrakranial ini sekali-sekali tidak boleh ditafsirkan
selalu berjalan mengikuti urutan dari meningitis ke abses lobus frontalis. Komplikasi
ini dapat terjadi setiap saat dengan hanya sedikit atau tanpa keterlibatan varian
lainnya. Pengobatan infeksi supuratif intrakranial yang berat kembali berupa terapi
antibiotic yang intensif, drainase secara bedah pada ruangan yang mengalami abses
dan pencegahan penyebaran infeksi.
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 30/32
D. Osteomielitis dan Abses Subperiosteal
Penyebab tersering osteomielitis dan abses subperiosteal pada tulang frontalis
adalah infeksi sinus frontalis. Nyeri dan nyeri tekan dahi setempat sangat berat. Gejala
sistemik berupa malaise, demam, dan menggigil. Pembengkakkan di atas alis mata juga
lazim terjadi dan bertambah hebat bila terbentuk abses subperiosteal, dalam hal mana
terbentuk edema supraorbita dan mata menjadi tertutup. Timbul fluktuasi dan tulang
menjadi sangat nyeri tekan. Radiogram dapat memperlihatkan erosi batas-batas tulang
dan hilangnya septa intrasinus dalam sinus yang keruh. Pada stadium lanjut, radiogram
memperlihatkan gambaran seperti digerogoti rayap pada batas-batas sinus, menunjukkan
infeksi telah meluas melampaui sinus. Destruksi tulang dan pembengkakkan jaringan
lunak, demikian pula cairan atau mukosa sinus yang membengkak paling baik dilihat
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 31/32
dengan CT scan. Sebelum penggunaan antibiotic, penyebaran infeksi ke kalvaria akan
mengangkat perikranium dan menimbulkan gambaran klasik tumor Pott yang bengkak.
Pengobatan komplikasi ini termasuk antibiotik dosis tinggi yang diberikan intravena,
diikuti insisi segera abses periosteal dan trepanasi sinus frontalis guna memungkinkan
drainase. Suatu tabung drainase atau kateter dijahitkan ke dalam sinus hingga infeksi akut
mereda sepenuhnya dan duktus frontonasalis berfungsi dengan baik. Jika duktus
frontonasalis tidak lagi dapat diperbaiki, perlu dilakukan prosedur lanjutan untuk
menciptakan suatu duktus frontonasalis baru. Pada osteomielitis kalvarium yang
menyebar, diharuskan suatu debridement yang luas dan terapi antibiotik masif.
5/12/2018 Crs Sinusitis Fix - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/crs-sinusitis-fix 32/32
Case Report Session
Rhinosinusitis Maksilaris Akut Dekstra
Oleh :
Nadia Sabrina 12100110022
Rahadian Juliansyah 12100110037
Firla Rachmina 12100110065
Ariko Rahmat Putra 12100110047
Kharina Anjarsari 12100110051
Steffi Rifasa Tohir 12
100110038
Renita Julistia 12100110009
Fidya Febriyanti 12100110066
Preceptor :
Iwan Tatang Hermawan, dr., SpTHT-KL
Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok - Kepala Leher
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
RSUD Al-Ihsan Kab
upatenB
andung2011