72

DAFTAR ISI - fip.unesa.ac.id · BAB IV STRATEGI DAN ARAH KEBJAKAN PENGEMBANGAN FIP UNESA ... dan Fakultas Ekonomi ... Unesa tahun 2016-2020 BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TAHUN

Embed Size (px)

Citation preview

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................1

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2 Landasan Hukum .........................................................................................3

1.3 Metode penyusunan Renstra ........................................................................4

1.4 Struktur Renstra ............................................................................................6

BAB II GAMBARAN UMUM.......................................................................................7

2.1 Kondisi Internal .............................................................................................7

2.2 Kondisi Eksternal ..........................................................................................21

2.3 Analisis SWOT ..............................................................................................28

BAB III VISI, MISI dan TUJUAN ................................................................................30

A. Visi..................................................................................................................32

B. Misi .................................................................................................................32

C. Tujuan ............................................................................................................32

D.Sasaran dan Strategi Pencapaian ...................................................................32

E.Desiminasi .......................................................................................................35

BAB IV STRATEGI DAN ARAH KEBJAKAN PENGEMBANGAN FIP UNESA .........37

4.1 Strategi Pengembangan (2016 – 2020) ........................................................37

4.2 Arah Kebijakan Pengembangan FIP UNESA Tahun 2016 - 2020 ................39

BAB V Program Pengembangan Strategis................................................................45

A.Struktur Program dan Kegiatan .......................................................................45

B. Kewenangan dan Tanggung Jawab ...............................................................45

C.Pengelompokan Program dan Kegiatan ..........................................................45

D. Indikator Kinerja Program ( IKP )....................................................................50

E. Indikator Kinerja Kunci ....................................................................................51

BAB VI Rencana Implementasi ...........................................................................52

6.1 Strategi Pendanaan Pendidikan ...................................................................52

6.2 Tata Kelola dan Pengawasan Internal ..........................................................59

6.3 Sistem Pemantauan dan Evaluasi ................................................................62

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) merupakan salah satu Fakultas diantara 7 Fakultas

di lingkungan Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Enam fakultas lain Fakultas Bahasa

dan Seni (FBS), Fakulta vbgs Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas

Ilmu Pengetahuan Sosial (FIPS), Fakultas Teknik dan Kerumahtanggaan (FTK), Fakultas

Olahraga dan Kepelatihan (FOK), dan Fakultas Ekonomi (FE)

Memperhatikan amanah dalam Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, dan berbagai produk ketentuan hukum lainnya, FIP Unesa memiliki satu tantangan

yang lebih besar sesuai peran utamanya, yakni menghasilkan guru maupun non guru yang

berkualitas dan profesional. Mengacu pada tantangan dan peran utama tersebut, FIP

Unesa selain berperan mengembangkan program non kependidikan, mengemban peran

utamanya pada tiga darma, yakni pendidikan dan pembelajaran, penelitian dan pengabdian

pada masyarakat.

Perkembangan tuntutan jaman merupakan tantangan tersendiri, dimana harus

dilakukan penyesuaian sistem. Penyesuaian sistem pendidikan nasional harus dilakukan

secara terencana, terarah dan berkesinambungan dengan tetap menjamin perluasan

kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen

pendidikan. Untuk menghadapi tantangan globalisasi, otonomi daerah, maupun tuntutan

kualitas daya saing internasional, pengembangan pendidikan tinggi telah menerapkan

paradigma baru. Pembangunan pendidikan tinggi yang dirumuskan dalam Renstra

Kementrian Pendidikan Nasional menekankan pada ketersediaan dan keterjangkauan

layanan pendidikan yang bermutu, relevan, berdaya saing internasional dan berkesetaraan

dengan menggunakan 6 strategi, yaitu : (1) penyediaan dosen yang berkompeten; (2)

peningkatan kualitas pengelolaan perguruan tinggi; (3) penyediaan data dan informasi

berbasis riset dan berstandar mutu pendidikan tinggi serta keterlaksanaan akreditasi

pendidikan tinggi; (4) penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan

sistem pembelajaran perguruan tinggi berkualitas dan berdaya saing yang merata di

seluruh propinsi; (5) peningkatan publikasi hasil penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat yang berkualitas, berdaya saing internasional, dan relevan dengan kebutuhan

bangsa dan negara; dan (6) penyediaan subsidi untuk meningkatkan keterjangkauan

layanan pendidikan perguruan tinggi berkualitas yang merata di seluruh propinsi.

2

Khusus untuk peningkatan mutu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

(LPTK) dilakukan dengan cara (1) penyediaan dosen yang berkompeten; (2) pengetatan

persyaratan perizinan pendirian dan akreditasi; (3) penertiban LPTK yang tidak berizin

dan/atau tidak berakreditasi; dan (4) peningkatan sarana dan prasarana. Kebijakan ini

dapat dipandang sebagai penjabaran pengembangan pendidikan tinggi yang diamanatkan

oleh UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kebijakan-kebijakan

tersebut sangat erat kaitannya dengan keharusan setiap perguruan tinggi membuat laporan

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) dalam setiap tahunnya.

Berangkat dari pemikiran di atas FIP Unesa memandang perlu menyusun Rencana

Strategis (Renstra) untuk periode lima tahun (2016-2020). Renstra itu memuat lima

komponen pengembangan, yaitu (1) komponen fisik; (2) komponen akademik, (3)

komponen organisasi dan mekanisme kerja, (4) komponen manajemen administrasi dan

ketenagaan, dan (5) komponen manajemen keuangan.

Renstra FIP Unesa 2016-2020 diharapkan dapat mempertemukan top down

guidance dan bottom-up innovation. Top-down guidance diposisikan sebagai payung

kebijakan bagi unit (Jurusan dan unit penunjang lainnya) sehingga unit dapat

mengimplementasikan diri ke dalam program kinerja tahunan yang erat relevansinya

dengan tanggung jawab yang diemban dan inovasi pengembangannya. Dengan

bertemunya top-down guidance dan bottom-up innovation serta upaya mempersempit celah

terjadinya ketidakefisienan dalam implementasinya akan memudahkan semua pihak untuk

melakukan pemantauan, evaluasi, dan menyusun LAKIP. Pemantauan dan evaluasi

tersebut dilakukan dalam rangka menciptakan suatu institusi yang sehat. Hal tersebut

berkaitan dengan tersedianya data yang akurat dan mudah diakses, sehingga

mempermudah proses evaluasi diri yang berguna untuk upaya pembenahan berikutnya.

FIP Unesa dalam mengemban tugasnya tidak menutup diri apabila segala aktivitas,

kebijakan, dan keputusan yang diberlakukan di Unesa, seperti (a) penelitian yang

dilakukan oleh warga Unesa sendiri maupun dari publikasi-publikasi penelitian yang

berkualitas unggul di tingkat nasional maupun internasional, (b) kajian akademik yang

handal dan cermat, atau (c) studi kelayakan yang bertanggungjawab. Namun demikian FIP

Unesa tetap mengemban amanah sebagai fakultas berbasis ilmu pendidikan dan selalu

mendasarkan setiap aktivitasnya pada hasil-hasil penelitian/kajian/studi kelayakan yang

berkualitas di bidang pendidikan maupun non kependidikan. Hal ini berarti bahwa hasil-hasil

penelitian/kajian/studi kelayakan yang berkualitas tersebut dapat memperkuat tugas FIP

Unesa sebagai pengemban ilmu pendidikan.

3

B. Landasan Hukum

1. SK Presiden RI Nomor 93 Tahun 1999 tentang perubahan statuta IKIP Surabaya

menjadi Universitas Negeri Surabaya

2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

4. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional

5. Undang-Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

6. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional

7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah

8. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

9. Undang-Undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025

10. Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan

11. Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

12. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional

13. Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang Guru

14. Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 2009 tentang Dosen

15. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010, tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan

16. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana

17. Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 tentangStandar Nasional Pendidikan Tinggi

18. Renstra Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014

19. STATUTA Universitas Negeri Surabaya tahun 2012

C. Metode Penyusunan Renstra

Penyusunan Renstra Unesa dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap awal

dilakukan dengan menentukan visi dan misi yang sesuai dengan tupoksi lembaga.

Selanjutnya melakukan evaluasi diri, untuk mencari dan menganalisis kekuatan,

kelemahan, peluang dan tantangan (SWOT) yang dihadapi saat ini. Secara lebih detail

mekanisme penyusunan Rentra seperti terlihat pada Gambar 1.

4

Gambar 1. Mekanisme Penyusunan FIP Renstra Unesa 2016-2020

Hasil-hasil dari kegiatan di atas menghasilkan draf awal renstra. Draf awal itu,

selanjutnya dibahas pada kegiatan Fokus Grup Diskusi (FGD) dengan mengundang Gugus

Penjaminan Mutu (GPM) FIP Unesa. FGD dimaksudkan untuk menggali pendapat dari

berbagai pihak terkait. Butir-butir pemikiran yang dihasilkan dalam FGD diintegrasikan

kedalam Draf awal. Draf tersebut selanjutnya disempurnakan dan dibahas dalam review

internal dengan mengundang SENAT FIP Unesa dan para pakar yang ditentukan oleh FIP

Unesa. Alur penyempurnaan draf Renstra itu dituangkan dalam gambar dibawah ini.

5

Analisis PENYUSUNAN

DRAF

FGD

PENYEM-

PURNAAN II

REVIEW

INTERNAL

PENYEM-

PURNAAN I

REVIEW

EKSTERNAL

PENYEM-

PURNAAN III:

FINALISASI

PENYERAHAN

KE DEKAN FIP

Gambar 2: Alur Penyusunan Renstra FIP Unesa

Gambar 1.2. Alur Penyusun Renstra FIP UNESA

Masukan-masukan selama review internal digunakan untuk menyempurnakan Draf

Renstra. Draf yang telah disempurnakan selanjutnya dibahas dalam forum review eksternal

dengan melibatkan berbagai pihak stakeholders, khususnya yang tidak berada di luar FIP

Unesa. Hasil dari review eksternal dijadikan dasar untuk penyempurnaan Draf Renstra.

Penyempurnaan tersebut merupakan finalisasi penyusunan Renstra, dan hasilnya

diserahkan kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan.

D. Struktur Renstra

Dokumen renstra FIP Unesa disusun dengan struktur sebagai berikut

BAB I PENDAHULUAN

Menguraikan tentang latar belakang, landasan hukum, metode penyusunan

renstra, dan struktur renstra.

BAB II GAMBARAN UMUM

Menguraikan kondisi internal dan eksternal FIP Unesa dan analisis SWOT

terhadap kondisi tersebut

BAB III VISI, MISI DAN TUJUAN

Menguraikan visi, misi dan tujuan arah pengembangan Unesa, tata nilai da

sasaran strategi pengembangan FIP Unesa tahun 2016-2020

BAB IV STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TAHUN 2016-2020

Menguraikan tentang strategi dan arah kebijakan pengembangan FIP

Unesa tahun 2016-2020

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TAHUN 2016-2020

Menguraikan program pengembangan FIP Unesa meliputi penyediaan

layanan akademik program studi, layanan kelembagaan, penyediaan dosen

dan tenaga kependidikan bermutu, pengembangan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat.

BAB VI KERANGKA IMPLEMENTASI

Menguraikan tentang strategi pendanaan pendidikan, tata kelola dan

pengawasan internal, serta pemantauan dan evaluasi

6

7

BAB II GAMBARAN

UMUM

2.1 Kondisi Internal

2.1.1 Perjalanan FIP Unesa

Sejak IKIP Surabaya berubah menjadi Universitas Negeri Surabaya (Unesa)

berdasarkan SK Presiden RI Nomor 93/1999 tertanggal 4 Agustus 1999, Unesa

mempunyai enam fakultas, yaitu (1) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), (2) Fakultas

Bahasa dan Seni (FBS), (3) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

(FMIPA), (4) Fakultas Ilmu Sosial (FIS), (5) Fakultas Teknik (FT), dan (6) Fakultas

Ilmu Keolahragaan (FIK). Dalam perkembangannya, berdasar SK Rektor nomor

050/J37/HK.01.23/PP.03.02/2006 tanggal 6 Maret 2006, Jurusan Pendidikan Ekonomi

yang pada mulanya menjadi bagian dari FIS secara resmi berubah menjadi Fakultas

Ekonomi (FE), yang merupakan fakultas ketujuh di lingkungan Unesa, dan diresmikan

pada tanggal 1 Mei 2006.

Seiring dengan perkembangan yang terjadi di Unesa, FIP sebagai salah satu

fakultas di Unesa juga mengalami perkembangan yang sangat sigifikan.

Perkembangan tersebut nampak pada bertambahnya jumlah jurusan dan prodi yang

terdapat di FIP Unesa. FIP sebelum tahun 2005 hanya mengelola 2 jurusan, pada

tahun 2006 dengan mengacu pada kebutuhan pasar kerja, maka FIP

mengembangkan prodi Bimbingan Konseling menjadi Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan. Sedang pada tahun 2008 dengan diberlakukannya Undang-Undang

Sisdiknas yang mensyaratkan guru harus berkualifikasi S-1, maka FIP

mengembangkan prodi D-2 PGSD menjadi Jurusan PGSD, dan ke depan akan

dikembangkan prodi-prodi yang lain sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Saat ini FIP mengelola 5 Jurusan yang terdiri atas Jurusan Kurikulum dan

Teknologi Pendidikan, Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Pendidikan Luar Sekolah,

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, dan Pendidikan Luar Biasa. Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan terdiri atas dua prodi yaitu prodi Bimbingan dan Konseling

dan prodi Psikologi. Jurusan Pendidikan Luar Sekolah mempunyai satu prodi yaitu

prodi Pendidikan Luar Sekolah. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

mempunyai satu prodi yaitu prodi Teknologi Pendidikan. Jurusan Luar Biasa

mengelola satu prodi yaitu prodi S-1 PLB. Selain itu, FIP juga mempunyai dua prodi

yaitu prodi S-1 Pendidikan Anak Usia Dini dan prodi S-1 Manajemen Pendidikan.

Disamping program S1, FIP juga memiliki program studi S2 yang dikelola oleh

8

Pascasarjana UNESA diantaranya adalah sebegai berikut S2 Pendidikan Dasar, S2

PAUD, S2 PLS, S2 PLB, S2 MP, S3 MP, S3 TP.

Fakultas Ilmu Pendidikan selalu berusaha terus menerus secara berkelanjutan

dalam rangka peningkatan kualitas masukan, proses, maupun keluaran. Hal ini

ditunjukkan dengan berbagai usaha yang telah dilakukan oleh fakultas maupun

jurusan dan prodi di lingkungan FIP misalnya peningkatan kualitas sarana dan

prasarana perkuliahan, peningkatan kualitas layanan terhadap mahasiswa,

peningkatan kemampuan tenaga akademik dan non akademik, serta peningkatan

kualitas administrasi baik di tingkat prodi, jurusan, maupun fakultas.

Gambaran kualitas suatu jurusan atau prodi, salah satunya dapat dilihat dari

capaian skor akreditasi. Saat ini capaian akreditasi prodi atau jurusan di FIP adalah

12.5% akreditasi A, 75% akreditasi B, dan 12.5% akreditasi C. Rincian skor akreditasi

prodi dan jurusan di FIP dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Pendirian dan Akreditasi Prodi di FIP

No Jurusan/prodi SK Tahun pendirian Akreditasi

1 S1 BK 62/DIKTI/KEP/2007 2007 A

2 S1 PSIKOLOGI 172/D/T/2007 2007 C

3 TP 61/DIKTI/KEP/1984 31 JULI 1984 B

4 MP 366/D/T/2009 31 MARET 2009 C

5 PLS 61/DIKTI/KEP/1984 1984 B

6 PLB 162/DIKTI/KEP/1994 1994 B

7 PGPAUD 2984/D/T/2007 28 September 2007 B

8 PGSD 3324/D/T 1 September 2006 B

9 S2 Pendidikan

Dasar

3324/D/T/2006 1 September 2006 B

10 S2 PAUD 3324/D/T/2006 1 September 2006

11 S2 PLB 85/D/T/2010 15 Juni 2010 C

12 S2 TP 1768/D/T/2009 5 Oktober 2009 B

9

13 S2 PAUD 2011 - B

14 S3 TP 457/E/O/2013 27 September 2013 -

15 S3 MP 457/E/O/2013 27 September 2013 -

16 S2 MP 071/BANT-PT/AK-

III/S2/XI/2003

14 Nopember 2003 B

17 S2 PLS 732/E1.3/HK/2013 26 April 2013 -

Berdasarkan tabel di atas, nampak bahwa jurusan atau prodi di lingkungan

FIP yang mendapatkan skor akreditasi A hanya jurusan Bimbingan dan Konseling.

Untuk itu ke depan jurusan/prodi lain diperlukan usaha yang maksimal agar dapat

mencapai skor akreditasi A. Sebenarnya sudah banyak usaha yang telah dilakukan

dalam kurun waktu tiga tahun terakhir yang diantaranya adalah penataan administrasi

prodi/jurusan, peningkatan kualitas perkuliahan, peningkatan layanan terhadap

mahasiswa, peningkatan sarana dan prasarana pendukung perkuliahan, dan

terbentuknya Gugus Penjaminan Mutu (GPM) di Fakultas dan Unit Penjaminan Mutu

(UPM) di Jurusan. GPM dan UPM nantinya akan berperan dalam menjamin kualitas

fakultas, jurusan dan prodi.

2.1.2 Profil Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan

Jumlah mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan sebesar 24.986 orang (data:

tahun 2013) dengan pertumbuhan rata-rata 7% atau sekitar 1400 orang mahasiswa.

Hal ini masih dibawah target yang terdapat didalam renstra, dimana jumlah

mahasiswa Unesa pada tahun 2015 diharapkan mencapai 30.000 orang. Hal ini

berarti bahwa pertumbuhan mahasiswa Unesa pertahun diharapkan minimal 1500

orang. Untuk mencapai target tersebut maka direncanakan pembukaan prodi baru

atau memperluas daya tampung bagi prodi yang lama. Hal ini berimplikasi pada

jumlah sumber daya yang memadai, diperlukan dukungan sarana dan prasarana

pendidikan yang memadai, tenaga dosen yang berkualitas dan berkualifikasi.

Sedangkan jumlah penerimaan mahasiswa baru FIP empat tahun terakhir

berdasarkan data tahun 2013 adalah 3.831 orang dengan rincian mahasiswa

angkatan 2010 sebanyak 1095 orang, mahasiswa angkatan 2011 sebanyak 907

orang, mahasiswa angkatan 2012 sebanyak 1013 orang, dan angkatan 2013

10

sebanyak 816 orang. Dari jenis kelamin, penerimaan mahasiswa empat tahun terakhir

adalah 833 (21.7%) berjenis kelamin laki-laki dan 2998 (78.3%) berjenis kelamin

perempuan.

Dengan mahasiswa cukup banyak, akan membawa konsekwensi terhadap

kebutuhan yang harus dipenuhi oleh jurusan maupun fakultas agar tetap kualitas

tetap terjaga. Berbagai upaya telah dilakukan oleh fakultas maupun jurusan yang

antara lain peningkatan kualitas maupun kuantitas tenaga akademik dan tenaga

administrasi, penambahan sarana prasarana penunjang perkuliahan, serta upaya lain

dalam rangka meningkatkan admosfir akademik di Fakultas Ilmu Pendidikan.

Tabel 2.2 Jumlah Penerimaan Mahasiswan FIP tahun 2013-2015

PROGRAM STUDI

TAHUN ANGKATAN

2013 2014 2015

L P L P L P

Bimbingan dan Konseling 18 65 22 63 18 65

Teknologi Pendidikan 38 57 44 65 38 57

Pendidikan Luar Sekolah 22 61 31 71 22 61

Pendidikan Luar Biasa 15 65 12 77 15 65

Pend. Guru Sekolah Dasar 31 190 42 232 31 190

Pend. Guru PAUD 1 84 2 139 1 84

Manejemen Pendidikan 24 57 29 71 24 57

Psikologi 23 65 38 73 23 65

JUMLAH 172 644 222 791 172 644

JUMLAH TOTAL 816 1013 816

Untuk memberikan penghargaan bagi mahasiswa yang berprestasi, di FIP

Unesa tersedia berbagai beasiswa yang berasal dari pemerintah, swasta, dan

11

lembaga luar negeri. Beasiswa tersebut berupa beasiswa prestasi dan bantuan

pendidikan bagi warga masyarakat yang belum beruntung dari sisi ekonomi. Untuk

tahun 2013 Universitas Negeri Surabaya mendapatkan beasiswa dari beberapa

sumber/penyandang dana, yaitu ; (1) Peningkatan Perestasi Akademik, (2) Bantuan

Belajar Mahasiswa, (3) Bantuan Masuk Ujian, (4) Gudang Garam, (5) Bank BTN, (6)

Super Semar, (7) Yayasan Salim, (8) Bank Indonesia, (9) Japan Foundation, (10)

CCJ, (11) Bank Rakyat Indonesia, (12) TPSDP, dan (13) PT. TELKOM, (14)

Baziskartel, (15) Unggulan Aktivis, (16) Peti Kemas, (17) PPE. Dari berbagai sumber

beasiswa tersebut, jumlah mahasiswa FIP yang menerima beasiswa empat tahun

terakhir adalah 2.088 orang dengan rincian dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 2.3 Jumlah Penerima Beasiswa Mahasiswa FIP 2013-2015

NO

JENIS BEASISWA

ANGKATAN

2013 2014 2015

1 Peningkatan Prestasi Mahasiswa (PPA) Mhs. Lama 154 160 172

2 Peningkatan Prestasi Mahasiswa (PPA) Mhs. Baru 5 15 15

3 Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) Mhs. Lama 165 156 171

4 Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) Mhs. Baru 15 15 15

5 Super Semar (SS) 12 8 9

6 Bank Indonesia 6 6 6

7 Beasiswa Bidik Misi 130 185 185

8 Bank Tabungan Negara 0 3 4

9 Yayasan Salim 1 0 0

10 Beasiswa Masuk Ujian (BMU 0 0 0

11 Bank Rakyat Indonesia (BRI) 0 0 0

JUMLAH 491 545 577

12

Pembinaan bidang minat dan bakat memberikan layanan ekstrakurikuler

yang meliputi olahraga, kesenian, dan minat khusus baik yang bersifat rutin maupun

insideaupun kejuaraan yang selama ini rutin diikuti oleh civitas akademika FIP.

2.1.3 Profil Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Pada saat ini dosen tenaga di FIP cukup memadai dengan rasio dosen

mahasiswa 1: 24. Sedangkan Kualifikasi akademik dosen dilingkungan FIP memadai,

terdapat 76,08 % berkualifikasi akademik S-2 dan 23,91% berkualifikasi akademik S-

3. Dari total 138 dosen yang sedang kuliah S-3 sejumlah 33 orang (25,36%). Dengan

demikian pada tahun-tahun mendatang diharapkan kualifikasi akademik dosen FIP

semakin meningkat. Pengembangan karir dosen lebih diarahkan untuk meningkatkan

jabatan fungsional/ pangkat dosen, Dosen yang sudah lektor dan lektor kepala

mencapai 65,21 % dan telah mencapai guru besar 5,07 %.

Rasio perbandingan dosen dan mahasiswa di jurusan/prodi FIP unesa

adalah (1) prodi Bimbingan dan konseling 1: 26, prodi Psikologi 1: 23, jurusan

Kurikulum dan Teknologi Pendidikan 1: 23, jurusan Pendidikan Luar Sekolah 1: 20,

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar 1:26, jurusan Pendidikan Luar Biasa 1: 19,

Jurusan PGPAUD 1: 25, dan prodi manajemen Pendidikan 1; 33. Dari deskripsi

tersebut, nampak bahwa masih terdapat prodi/jurusan di lingkungan FIP Unesa

mempunyai rasio perbandingan dosen dan mahasiswa yang cukup besar diantaranya

adalah jurusan Bimbingan dan Konseling, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

prodi PGPAUD, dan prodi Manajemen Pendidikan. Untuk itu masih penambahan

tenaga dosen terutama pada jurusan/prodi tersebut sehingga proses pelaksanaan

kegiatan perkuliahan dapat lebih berkualitas.

Tabel 2.4 rasio dosen mahasiswa

JURUSAN /

PRODI

2013 2014 2015

Dosen mahasis

wa s1

Rasio

dosen mahasi

swa s1

Rasio

Dosen mahasis

wa s1

Rasio

Bimbingan

dan

Konseling

11

531

1 / 48

11

490

1 / 45

14

346

1/26

Psikologi 15 398 1 / 28 15 448 1 / 28 17 377 1/23

Kurikulum

dan

Teknologi

Pendidikan

16

356

1 / 17

16

396

1 / 23

17

383

1/23

Pendidikan

Luar Sekolah

16

276

1 / 17

16

327

1 / 20

16

331

1/20

Pendidikan

Guru SD

30

1.518

1 / 51

30

1.555

1 / 56

29

738

1/26

Pendidikan

Luar Biasa

24

486

1 / 20

24

468

1 / 19

21

397

1/19

Pendidikan

Guru PAUD

10

1.071

1 / 89

10

1.111

1 / 101

13

322

1/25

Manejemen

Pendidikan

5

181

1 / 36

5

266

1 / 44

11

362

1/33

JUMLAH 127 4.817 1 / 36 127 5.061 1 / 39 138 4742 1/24

13

14

Rencana penambahan/pengurangn dosen dalam 5 tahun, mengacu pada

kebutuhan dan diprioritaskan bagi prodi, serta mempertimbangkan rasio dosen

mahasiswa. Penambahan dosen sangat diperlukan, mengingat meningkatnya

peminat mahasiswa masuk ke Unesa, dan Unesa mempunyai program yang juga

meningkat, seperti pendidikan profesi guru, program penyetaraan, dan program

sertifikasi guru dalam jabatan melalui pendidikan. Secara rinci kondisi dosen FIP

Unesa dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Selain itu, dosen FIP ditinjau dari jabatan fungsional adalah tenaga pengajar

20 orang (14.4%) asisten ahli 21 orang (15.2%), lektor 42 orang (30.43%), lektor

kepala 48 orang (34.78%), guru besar 7 orang (5.07%). Jumlah profesor di FIP saat

ini adalah 7 orang (5,.07%). Menurut Standar BAN-PT, jumlah ini masuk dalam

standar “kurang” (<10% dari dosen tetap). Sementara itu jumlah doktor di FIP saat ini

adalah 33 orang, 7 di antaranya professor.

Tabel 2.5. Profil Sumber Daya FIP

No. Hal Jumlah Dosen Tetap yang bertugas di Program Studi yang dikelola

Total di

Fakultas

BK KTP PLS PGSD PLB PSI PG

PAUD

MP

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

A Jabatan

Fungsional :

1 Asisten Ahli 2 3 1 3 2 4 3 3 21

2 Lektor 3 5 7 12 - 10 2 3 42

3 Lektor Kepala 7 5 5 10 16 - 3 2 48

4 Guru Besar/

Profesor

-

2

2

1

2

-

-

-

7

5 Tenaga

Pengajar

2

2

1

3

1

3

5

3

20

TOTAL 14 17 16 29 21 17 13 11 138

B Pendidikan

15

Tertinggi :

1 S1 - - - - - - - -

2 Profesi

3 S2/Sp-1 11 12 10 26 13 15 11 7 105

4 S3/Sp-2 3 5 6 3 8 2 2 4 33

TOTAL 14 17 16 29 21 17 13 11 138

Pada tahun 2015 FIP mempunyai 60 staf pendukung akademik atau tenaga

kependidikan (staf administrasi, teknisi, laboran, dan pustakawan) dengan rasio staf

pendukung akademik terhadap mahasiswa Unesa sebesar 1: 56. Berdasarkan rasio

tersebut, mungkin akan muncul permasalahan pelayanan dalam menunjang kegiatan

akademik bagi mahasiswa aktif Unesa. Apalagi dengan pengembangan serta

penerapan teknologi informasi dan komunikasi elektronik (ICT) di lingkungan Unesa,

seperti pendaftaran ulang mahasiswa baru dan lama bersifat on line. Untuk itu,

diperlukan pelatihan keterampilan ICT kepada staf pendukung akademik dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab mereka masing-masing

untuk pelayanan kemahasiswaan dan stakeholder. Mengingat ICT menjadi kebutuhan

agar organisasi bisa tetap eksis dan beradaptasi dengan perubahan, yang pada

gilirannya akan mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi mahasiswa dan

atau stakeholders

Tabel 2.6 Jumlah Staf Pendukung Akademik Unesa Tahun 2015

No. Jenis Tenaga

Kependidikan

Jumlah Tenaga Kependidikan di Fakultas/Sekolah Tinggi dengan

Pendidikan Terakhir

S3 S2 S1 D4 D3 D2 D1 SMA/SMK

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Pustakawan * 0 1 6 0 2 0 0 1

2 Laboran 0 0 11 0 2 0 0 0

Teknisi 0 0 1 0 0 0 0 1

Analis 0 0 0 0 0 0 0 0

16

Operator 0 0 1 0 0 0 0 0

Programer 0 0 1 0 0 0 0 0

3 Administrasi 0 4 18 0 1 0 0 13

4 Lainnya : … Satpam, pengantar

surat, parkir dan

penjaga gedung

0 0 0 0 0 0 0 7

Total 0 5 28 0 5 0 0 22

Tabel di atas menggambarkan bahwa 46.7% staf penunjang akademik di FIP

berpendidikan S1. Unesa perlu program peningkatan kualitas staf penunjang

akademik agar lebih proporsional dan mampu memanajerial dengan baik.

2.1.4 Profil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Kinerja penelitian dosen Unesa mulai tahun 2013-2015 dapat dicermati

pada Tabel 2.7

Tabel 2.7 Profil Penelitian

KETERANGAN

ANGKATAN

2013 2014 2015

JUMLAH JUDUL PKM

75

80

110

DOSEN TERLIBAT

PKM

90

90

130

Berdasarkan tabel tersebut, persentase dosen yang terlibat dalam penelitian

mulai tahun 2013-2015 menunjukkan kecenderungan meningkat. Penyebab antara

lain adalah terbatasnya anggaran penelitian, terutama anggaran dari Unesa (DIPA),

17

dan kurang kompetitifnya dosen dalam merebut dana penelitian dari lembaga luar

(DP2M Dikti, Ristek, dan lain-lain).

Beberapa kegiatan yang telah dan akan dilakukan untuk mencapai misi dan

kebijakan tersebut antara lain yaitu: (1) Pelatihan metodologi penelitian pendidikan

pada dosen muda, baik untuk PTK (Penelitian Tindakan Kelas), Hibah Kompetisi,

maupun berbagai jenis penelitian yang lain yang didanai oleh DIPA, DP2M Dikti,

Menristek, dan lain-lain; (2) pelatihan dan pembimbingan penyusunan proposal

penelitian; (3) bantuan penulisan artikel dan publikasi hasil penelitian; dan (4)

pembentukan pusat studi dan payung penelitian dasar ilmu pendidikan.

Selanjutnya, kinerja Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dosen FIP

dapat dicermati pada tabel berikut:

Tabel 2.8 Profil Pengabdian kepada Masyarakat

KETERANGAN

ANGKATAN

2013 2014 2015

JUMLAH JUDUL PKM 83 178 82

DOSEN TERLIBAT

PKM

90

95 95

Tabel tersebut menunjukkan bahwa persentase keterlibatan dosen dalam PKM

dari tahun ke tahun terjadi fluktuatif. Penyebab rendahnya keterlibatan dosen tersebut

antara lain karena terbatasnya anggaran pengabdian masyarakat, terutama anggaran

dari Unesa (DIPA), dan kurang kompetitifnya dosen dalam merebut dana pengabdian

masyarakat dari lembaga luar (DP2M Dikti dan lain-lain). Beberapa program yang

dilakukan oleh FIP dalam bidang PKM adalah: penerapan hasil-hasil penelitian ilmu

kependidikan pengembangan teknologi yang sesuai kebutuhan masyarakat;

penggalangan/perintisan kerjasama dengan lembaga lain untuk peningkatan mutu

kademik; Pengembangan TTG sesuai kebutuhan masyarakat; dan sosialisasi potensi

yang dimilki FIP kepada mitra.

2.1.5 Profil Sarana dan Prasarana

a. Tanah yang digunakan FIP

18

Ruang

m²/Mhs

Luas tanah yang digunakan FIP adalah 83.692 m2

b. Kondisi Ruang

Keberadaan sarana penunjang kegiatan akademik yang meliputi ruang

kuliah, ruang kantor, ruang dosen, ruang seminar, ruang perpustakaan, dan

ruang laboratorium dapat dilihat pada Tabel 2.9

Tabel 2.9 Profil Bangunan dan Ruangan

Luas (m² )

Jurusan/Pr

odi

Ruang Labora- Perpus- Ruang

Ruan

g

Ruan

g

Total

Ratio

Adm/Acad

Luas

Kuliah torium takaan Dosen Admin

.

Lain

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

BK 1,584 3,227 104 390 221 4,506 10,032 0,10 7,76

Psikologi 1,881 1,221 300 462 567 8,376 12,807 0,03 4,75

PGSD 1,552 2,936 418 569 132 4,789 10,396 0,11 3,92

PGPAUD 2,256 202 116 255 265 1,572 4,666 0,05 3,45

KTP 1,584 3,227 104 390 221 4,506 10,032 0,19 4,38

MP 1,881 1,221 300 462 567 8,376 12,807 0,04 6,00

PLB 1,544 294 84 75 71 924 2,992 0,11 1,13

PLS 1,131 - 112 111 119 1,405 2,878 0,11 4,75

Perpustakaa

n - - 1,622 136 2,139 3,897

Kantor

Fakultas 1,956 105 293 94,9 728

10,10

3 13,185

15,36

9 12,433 3,453 2,714 3,027

46,69

6 83,692

19

Secara keseluruhan, ruang (space) untuk keperluan penyelenggaraan

kegiatan akademik seluas 83.692 m2. Rasio penggunaan ruang oleh mahasiswa

menjadi 4,5 m2/mahasiswa, sedangkan untuk tiap-tiap fakultas rata-rata rasionya 3,5

m2/mahasiswa. Kondisi pemanfaatan ruang kuliah per mahasiswa selama ini

menggambarkan bahwa ruang untuk kegiatan akademik secara umum kurang

memadai karena baru mencapai 1,1 m2/mahasiswa. Idealnya perbandingan tersebut

minimum 2 m2/mahasiswa. Perbandingan luas laboratorium dengan mahasiswa

saat ini 0,76 m2/mahasiswa. Idealnya 4 m2/mahasiswa. Pemanfaatan ruang untuk

penyelenggaraan kegiatan akademik cukup padat.

C. Perpustakaan dan Ruang Baca

Saat ini FIP memiliki perpustakaan yang cukup megah dan

representatif dalam mendukung perkuliahan dan pengembangan pengetahuan

mahasiswa dan dosen. Berikut data pustaka yang dimiliki oleh perpustakan

FIP.

2.10 Tabel Pustaka Perputakaan FIP

Jenis Pustaka Jumlah

Judul

Jumlah Copy

(1) (2) (3)

Buku teks 9620 9920

Jurnal nasional yang terakreditasi 25 25

Jurnal internasional 14 120

Prosiding 23 110

Skripsi/Tesis 8200 -

Tugas Akhir - -

Disertasi - -

TOTAL 17.882 10.175

Disamping perpusakaan Fakultas, masing-masing program studi

memiliki ruang baca yang mendukung suasana dan proses akademik yang

20

berada di prodinya masing-masing. Berikut data pustaka ruang baca masing-

masing prodi di FIP.

2.11 Pustaka Prodi FIP

No.

Jenis Pustaka

Jumlah judul

BK

KTP

PLS

PGSD

PLB

Psi. PG.

PAUD

MP

1 Buku teks 534 328 235 729 353 447 632 350

2 Jurnal nasional yang

terakreditasi

5

-

3

45

3

34

60

43

3 Jurnal internasional 2 - 2 1 25 10 34 25

4 Prosiding 3 3 2 1 4 2 17 12

5 Skripsi/Tesis 374 287 250 37 291/20 17 1018 261

6 Tugas Akhir - - - - - - - -

7 Desertasi 2 - 4 2 4 2 - -

2.1.6 Profil Program Akademik

a. Jenis Program

Pada tahun akademik 2014/2015, FIP memiliki 8 prodi, yaitu BK, Psikologi, MP,

KTP, PLB, PLS, PGSD, PGPAUD. Kebijakan yang ditempuh dalam proses rekrutmen

mahasiswa baru selalu dimulai dari proses koordinasi antara pimpinan Fakultas dengan

Ketua Jurusan terkait dengan penentuan daya tampung. Tahun Akademik 2012/2013

Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menerima mahasiswa baru melalui Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Pemerintah (secara Nasional) dan Program

Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) secara Mandiri (Lokal) Unesa. Ketentuan dan

pelaksanaan PMB nasional diatur oleh Panitia Pusat yang berkedudukan di Jakarta,

sedangkan ketentuan dan pelaksanaan PMB Mandiri Unesa dilaksanakan oleh Unesa.

Status akademik mahasiswa baru melalui PMB Mandiri Unesa sama dengan melalui

jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Pemerintah. PMB Mandiri Unesa terdiri

dari empat jalur, yaitu (1) Jalur Penelusuran Minat Dan Kemampuan (PMDK) Diploma,

21

(2) Jalur Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), (3) Jalur Kemitraan Mandiri, (4)

Jalur Kelas Internasional.

Mulai tahun 2013, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri Tertulis

diganti namanya menjadi Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri sampai

sekarang. Tahun Akademik 2016/2017 Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menerima

mahasiswa baru melalui seleksi secara nasional :

a. Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan

b. Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)

c. Secara mandiri Unesa membuka melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru

(SPMB) dengan 3 tahap penerimaan yakni :

a. SPMB I khusus untuk Program Diploma III (prestasi dan reguler)

b. SPMB II untuk Program Sarjana (prestasi dan reguler)

c. SPMB III khusus untuk Program Diploma III (prestasi dan reguler)

Berdasarkan mekanisme dan substansi ujian yang ketat diharapkan diperoleh

mahasiswa FIP dengan input yang berkualitas. Berikut Tersajikan tabel penerimaan

mahasiswa baru

Prodi 2013 2014 2015

Pag

u

Pemina

t

Diterim

a

Pag

u

Pemina

t

Diterim

a

Pag

u

Pemina

t

Diterim

a

BK 80 3464 80 100 2344 100 80 2652 80

KTP 100 1095 100 95 1086 95 90 902 90

PLS 100 798 100 80 566 80 90 538 90

PGSD 221 8480 221 314 6330 314 125 3490 125

PLB 80 1169 80 80 1018 80 80 917 80

Psikolog

i

90 5258 85 75 4164 73 90 2405 86

PG

PAUD

90 1765 85 80 1504 77 95 935 93

MP 85 1725 81 95 1695 92 95 920 91

22

Jumlah 846 23754 832 919 18707 911 745 12759 735

Data tabel diatas menunjukkan peminat yang tinggi pada setiap tahunnya. Disisi lain

data mahasiswa yang lolos seleksi semakin baik, dapat dilihat dari perbandingan

pagu dan mahasiswa yang lolos seleksi.

2.2 Kondisi Eksternal

Sejak tahun 2013, pelaksanakan sistem penjaminan FIP Unesa

didasarkan pada Manual Mutu FIP Unesa dengan nomor dokumen MM/FIP

Unesa. Dekan FIP Unesa menetapkan Ketua Unit Penjaminan Mutu (UPM) pada

tingkat Program studi yang secara organisatoris memiliki tanggung jawab

melakukan pengendalian mutu di lingkungan Program studi. Sedangkan pada

tingkat fakultas yakni Gugus Penjaminan Mutu (GPM) FIP. Dalam pelaksanaan

tugasnya GPM terdiri dari ketua, sekertaris dan empat anggota.

Sistem penjaminan mutu FIP Unesa terdiri dari: (1) penetapan standar,

(2) pelaksanaan, (3) monitoring dan evaluasi, (4) audit internal dan eksternal, dan

(5) peningkatan mutu.

1. Penetapan Standar

Pemilihan dan penetapan standar itu dilakukan dalam sejumlah aspek

yang disebut butir-butir mutu. Butir-butir mutu FIP Unesa yang tercantum dalam

Manual Mutu FIP Unesa tentang kebijakan mutu, yaitu: Kurikulum, SDM,

Mahasiswa, Lulusan, Proses Pembelajaran, Suasana Akademik, Keuangan,

Sarana dan Prasarana, Sistem Informasi, Penelitian dan Publikasi, Pengabdian

Kepada Masyarakat, Kerjasama Dalam dan Luar Negeri, dan Manajemen

Lembaga

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan penjaminan mutu mengikuti dokumen akademik dan

dokumen mutu.

a. Dokumen akademik sebagai rencana atau standar. Dokumen

akademik meliputi Statuta dan Pedoman Akademik Unesa. Statuta Unesa terbit

pada tahun 2012 berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 092/O/2012. Pedoman Akademik Unesa diterbitkan setiap

tahun pada awal tahun akademik.

b. Dokumen mutu sebagai instrumen untuk mencapai dan memenuhi

standar yang telah ditetapkan. Dokumen mutu mencakup Kebijakan mutu,

23

Sasaran Mutu, Manual Mutu, Prosedur Mutu, dan Dokumen Pendukung.

Dokumen mutu tersebut diterbitkan oleh Manajemen Representatif FIP Unesa

dengan persetujuan Dekan FIP Unesa pada tahun 2013 dan sebagian

mengalami revisi pada tahun 2015. Terdapat 13 dokumen Prosedur Mutu (PM)

yang meliputi; Pengembangan Perangkat Kurikulum, Kepenasehatan,

Penjadwalan Mata Kuliah, Evaluasi 2 Semester, Mutasi Studi, Cuti Studi,

PKKMB, Kerjasama Pihak Luar, Kalibrasi, Bebab Kerja Dosen (BKD), Pengisian

KRS, Skripsi, dan Evaluasi Pembelajaran.

3. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dilaksanakan setahun sekali pada akhir tahun. Setiap

komponen sasaran mutu diukur berdasarkan Data yang ada di Program studi

kemudian dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya

sehingga dapat diperoleh kesimpulan sasaran mutu tersebut tercapai atau tidak.

4. Audit Internal dan Eksternal

Kegiatan audit ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa semua hal

berjalan sesuai dengan prosedur. Evaluasi secara internal dilakukan melalui

pengisian angket evaluasi oleh mahasiswa terhadap dosen dalam hal pengajaran

dan pembimbingan skripsi. Pusat Penjaminan Mutu (PPM) tingkat universitas

yang berkoordinasi dengan GPM (Gugus Penjamin Mutu) tingkat Fakultas, dan

Unit Penjamin Mutu (UPM) tingkat program studi, melaksanakan kegiatan

monitoring dan evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara berkala setiap

semester. Kegiatan tersebut mencakup setidaknya 2 hal, yaitu pertama, evaluasi

terhadap kurikulum dan kelengkapan dokumen kurikulum KKNI, dan kedua,

implementasinya dalam pembelajaran melalui penyusunan RPS (Rencana

Pembelajaran Semester) dan kesesuaian dalam penerapannya, meliputi materi,

metode, dan sumber belajar yang digunakan. Sedangkan evaluasi secara

eksternal dilakukan melalui angket yang diisi oleh pengguna lulusan, masukan

dari alumni melalui kegiatan temu alumni yang diadakan berkala setiap tahun.

5. Peningkatan Mutu

Dampak proses penjaminan mutu antara lain adalah meningkatnya

kinerja akademik dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran dan

terselenggaranya pembelajaran yang berkualitas.

Peningkatan mutu juga dilakukan melalui Metodologi Baku Mutu

(benchmarking). Metodologi baku mutu dilakukan dengan berbagai kegiatan yaitu

24

hasil tracer study, kuesioner kepuasan pelanggan, keluhan pelanggan (kotak

saran).

Berdasarkan umpan balik yang diperoleh maka dilakukan mekanisme

tindak lanjut yang meliputi restrukturisasi ataupun revitalisasi (peninjauan

kurikulum tanpa menstruktur ulang) kurikulum, dan mendatangkan dosen tamu,

dari kalangan akademisi, maupun praktisi, mengundang pakar bidang tertentu

sebagai narasumber dalam seminar ataupun pelatihan.

2.2.1 Akreditasi Institusi

Saat ini sistem akreditasi yang dilaksanakan oleh BAN-PT tidak hanya

terfokus pada prodi atau jurusan, tetapi juga tingkat institusi. Terakreditasinya

suatu prodi atau jurusan sangat mendukung akreditasi institusinya. Hal itu

setidak-tidaknya disebabkan oleh (1) pengucuran dana-dana hibah kompetisi

(block grant) oleh Dikti yang mensyaratkan terakreditasinya prodi atau jurusan

pengirim proposal, (2) terakreditasinya suatu prodi atau jurusan dapat

mengindikasikan tingkat kesehatan prodi sekaligus institusi induknya dalam

mengelola layanan pendidikan, dan (3) terakreditasinya prodi atau jurusan

dijadikan syarat rekrutmen ketenagaan pada suatu perusahaan/institusi/lembaga

pemerintah dan swasta.

Akreditasi institusi yang pertama dilakukan pada tahun 2007, dimana

Unesa mendapat akreditasi B. Ke depan Unesa berusaha mencapai tingkat

akreditasi yang lebih tinggi. Harapan ini akan terwujud manakala Unesa memiliki

perencanaan dan strategi pengembangan yang baik. Sementara itu pada tanggal

27 Februari tahun 2009, Unesa telah mendapat status Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum (PK-BLU). Dalam upaya mendapatkan fleksibilitas dalam

perencanaan dan pemanfaatan dana masyarakat yang akuntabel, efektif, efisien

dan transparan dengan prinsip dasar otonomi dan penegakan healthy

organization and good university governance melalui penetapan mekanisme

kerja yang tepat, jelas, dan normatif.

Implikasi terhadap penerapan PK-BLU yang perlu diwaspadai adalah

bahwa perguruan tinggi harus dikelola secara profesional dan harus didukung

oleh komitmen dari seluruh sivitas akademika. Apabila hal ini tidak dapat

dipenuhi dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat. Di pihak lain,

Unesa perlu segera mejadi lembaga otonomi, karena dengan PK-BLU perbaikan

25

manajemen keuangan dan peningkatan kinerja semua unit kerja merupakan

modal awal untuk menjadi perguruan tinggi yang otonom, yang menjunjung

tinggi kualitas akademik.

2.2.2 Asean Class University

Tantangan awal bagi FIP adalah tetap eksis ditengah maraknya

persaingan FIP di Indonesia. Setiap tahunnya berbagai perguruan tinggi lahir dan

menawarkan berbagai program studi yang menarik bagi masyarakat serta

menjadi kebutuhan pasar dan dunia global. Maka untuk menghadapi tantangan

tersebut FIP harus mampu memiliki karakteristik yang berbeda serta core khusus

yang tidak dimiliki oleh FIP perguruan tinggi lain di Indonesia untuk terus

dipercayai masyarakat.

Identitas tersebut akan tetap dipertahankan oleh FIP untuk masuk fakultas

Asean Class University ( WCU). Hal tersebut berimplikasi bahwa Unesa harus siap

meng hadapi berbagai persaingan global, terutama terkait dengan akses informasi

mudah dan cepat, managemen, serta pemanfaatan IT dalam berbagai aktifitasnya.

Dengan digulirkan berbagai kebijakan Unesa sebagai langkah untuk mencapai tujuan

tersebut merupakan berita baik bagi masyarakat. Sebab hal ini merupakan salah satu

upaya bersama untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Selain itu,

memudahkan bagi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas di

Indonesia.

Penciptaan pendidikan yang berkualitas harus disertai dengan perluasan akses

pendidikan. Di masa mendatang pendidikan seharusnya tidak lagi hanya sampai sekolah

menengah pertama, akan tetapi sebisa mungkin diarahkan sampai perguruan tinggi,

karena peningkatan sumber daya manusia terdidik Indonesia perlu dilakukan untuk

meningkatkan perbaikan nasib bangsa ini. Akses masuk ke perguruan tinggi (PT) yang

mudah bukan berarti gratis melainkan terjangkau dan memungkinkan bagi masyarakat

yang tidak mampu untuk mencapainya.

Peran inilah yang sejatinya akan dimainkan dengan nama besar dan

prestasinya mampu memberikan berbagai referensi baik dari keilmuan pendidikan

maupun kebutuhan masyarakat dalam pengambilan kebijakan pendidikan di tingkat lokal

dan nasional. Sehingga mampu menjadi acuan dari berbagai pihak dalam mewujudkan

kebijakan pendidikan yang lebih baik. Kebijakan pendidikan yang lebih baik merupakan

salah satu langkah untuk mencapai Asean Class University. Hal ini berarti bahwa FIP

harus mampu mengatur diri sendiri dalam upaya meningkatkan dan menjamin mutu

26

secara terus menerus, baik masukan, proses maupun keluaran berbagai program

penelitian, publikasi ilmiah, dan layanan yang diberikan kepada masyarakat.

Perguruan tinggi harus memiliki desain riset yang mengacu pada

identitas keilmuannya serta berperan dalam pengembangan bangsa. Riset yang

dilakukan didasarkan pada isu-isu terkini terkait dengan pembangunan bangsa

secara nasional. Di sisi lain dalam rangka mewujudkan akuntabilitas publik, maka

Unesa secara aktif membangun sistem penjaminan mutu internal baik melalui

tim penjaminan mutu dan satuan pengawas internal (SPI), sehingga akan mampu

meningkatkan mutu, menegakkan otonomi, dan mengembangkan diri sebagai

institusi akademik dan kekuatan moral masyarakat secara berkelanjutan.

2.2.3 Paradigma Pendidikan Tinggi

Paradigma pendidikan tinggi memberikan implikasi bahwa perguruan

tinggi harus memberikan akses keilmuan menyeluruh sehingga mahasiswa

memperoleh pengetahuan akademis yang komprehensif. Di samping itu

perguruan tinggi menjadi fasilitator bagi mahasiswa untuk mendapatkan akses

jaringan (network) yang seluas-luasnya. Hal ini penting karena dengan network,

diharapkan terbentuk peluang-peluang baru sehingga dapat mengoptimalkan

potensi yang dimiliki. Peran perguruan tinggi yang tidak kalah penting adalah

memberikan gambaran masa depan bagi mahasiswa. Perguruan tinggi terbaik

harus mampu menanamkan mindset optimisme pada mahsiswanya. Optimisme

inilah yang akan membangun kesadaran kolektif kaum muda untuk terus

membangun bangsa.

Perkembangan jaman yang semakin global dengan kompetisi yang

begitu tinggi menuntut perguruan tinggi memberikan nilai-nilai yang lebih bagi

mahasiswa agar mampu untuk mandiri. Di sinilah urgensi penanaman nilai-nilai

kewirausahaan (entrepreneurship) pada mahasiswa menjadi sangat penting.

Mahasiswa harus bisa menjadikan dirinya berada dalam tahap kemandirian.

Karena, kemandirian ini nantinya yang akan menjamin bangsa ini menjadi

bangsa yang besar di masa depan.

Unesa sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi berupaya

menghasilkan lulusan yang siap, kompetitif, dan memiliki optimisme tinggi.

Lulusan Unesa nantinya harus memiliki visi jauh ke depan akan nasib bangsa,

yaitu sebuah generasi yang siap menjadi agent of change. Hal ini berarti bahwa

27

lulusan yang dihasilkan memiliki daya intelektual yang berkualitas serta mampu

berpikir sistematis dan analitis. Kaum muda yang secara cerdas mampu

menangkap fenomena di masyarakat lalu mengesktrasikan sebuah pandangan

dan aksi yang solutif-kreatif di masyarakat.

Ada dua hal penting yang perlu dicermati dalam paradigma Pendidikan

Tinggi. Pertama, sejak Kementerian Pendidikan Nasional mengeluarkan

Renstra Kemendiknas 2010-2014. Kedua, munculnya perangkat hukum yang

digunakan sebagai dasar pelaksanaan pendidikan di Indonesia, yaitu Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, serta PP nomor

74 tahun 2008 tentang Guru dan PP nomor 37 tahun 2009 tetang Dosen.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengamanatkan pemerintah

untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional

yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Lebih lanjut disahkannya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen difungsikan untuk mempertegas arah pendidikan di Indonesia.

Dalam pasal 8 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Pasal 10 (ayat 1) menyatakan kompetensi guru

sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,

kepribadian, sosial, dan profesional.

Sementara itu dalam pasal 45 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen ditegaskan bahwa dosen wajib memiliki kualifikasi

akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan

memenuhi kualifikasi yang lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi

tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional. Kualifikasi dosen ini diperoleh melalui Pendidikan Tinggi

program Pascasarjana yang terakreditasi sesuai dengan bidang keahlian. Lebih

lanjut dalam pasal 46 ayat 2 ditegaskan bahwa dosen memiliki kualifikasi

akademik minimum: (1) lulusan program magister untuk program diploma atau

program sarjana, dan; (2) lulusan program doktor untuk pascasarjana. Jenjang

28

jabatan akademik dosen tetap terdiri atas asisten ahli, lektor, lektor kepala dan

profesor. Persyaratan untuk menduduki jabatan akademik profesor harus

memiliki kualifikasi doktor.

Berdasarkan dua amanat undang-undang tersebut, harus dilakukan

upaya perbaikan menciptakan kualitas lulusan yang diharapkan. Upaya

perbaikan yang dilakukan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Berbagai standar tersebut

antara lain adalah standar proses; standar kompetensi lulusan; standar pendidik

dan tenaga kependidikan; standar sarana dan prasarana; standar pengelolaan;

standar pembiayaan; dan standar penilaian pendidikan.

Standar ini nanti menjadi acuan sekaligus kriteria dalam menetapkan

keberhasilan penyelenggaraan pendidikan, sehingga menjamin pemerataan

kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi

manajemen pendidikan untuk menghadapi tuntutan perubahan kehidupan.

Unesa melakukan berbagai upaya pendekatan untuk memenuhi berbagai

standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Berbagai upaya tersebut dilakukan

untuk menjamin prinsip-prinsip pendidikan yang berkualitas, pembelajaran

seumur hidup, pembelajaran terbuka, kualitas dan relevansi, akuntabilitas dan

otonomi, serta akses dan berkeadilan dapat diselenggarakan secara optimal.

Upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas didasarkan pada

paradigma baru yang tertuang dalam perencanaan dan pengembangan Unesa.

Di masa mendatang Unesa berupaya untuk mandiri (otonomi) seperti yang

diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional (UU Sisdiknas). Hal ini didukung oleh Renstra Kemendiknas 2010-

2014 yang menegaskan perlunya pengembangan sistem manajemen SDM

yang sehat, mempersiapkan organisasi yang sehat dan efisien, manajemen

SDM, sistem manajemen informasi yang terintegrasi sehingga memudahkan

pengawasan dan pengendalian manajemen, serta sebagai dasar pengambilan

keputusan dan mengambil kebijakan, mempersiapkan penggalian sumber-

sumber dana yang dapat mendatangkan income generating, dan

pengembangan managemen SDM.

Unesa dalam menyongsong pengembangan pendidikan tinggi menuju

otonomi perguruan tinggi ini, berpedoman pada tiga aspek kunci dalam

pengembangan pendidikan tinggi, yaitu kualitas (quality), akses dan berkeadilan

29

(access and equity), dan otonomi (autonomy). Tiga aspek kunci tersebut

diwadahi dalam strategi dasar untuk peningkatan: (1) daya saing bangsa (nation

competitiveness), otonomi institusi (autonomy), dan (3) kesehatan organisasi

(organizational health).

2.2.4 Analisis Analisis Lingkungan Internal

Pemilihan dan penetapan strategi merupakan salah satu faktor penting

bagi FIP Unesa untuk melaksanakan fungsi dan mengemban tugas untuk

mencapai misi yang diembannya. Pemilihan dan penetapan tersebut, tentu

sangat bergantung pada hasil analisis kondisi FIP Unesa saat ini dan arah

(rencana) pengembangannya pengembangannya ke depan. Beberapa

pendekatan bisa digunakan untuk melakukan analisis, misalnya, pendekatan

context-input-process-output (CIPO) atau pendekatan strength-weakness-

opportunity-threats (SWOT).

FIP Unesa menggunakan pendekatan SWOT untuk mengidentifikasi

kekuatan dan kelebihan yang dimiliki, keterbatasan dan kelemahan faktor

internal Unesa, peluang dan kesempatan yang muncul dari faktor eksternal,

serta tantangan dan persaingan dari lingkungan eksternal. Analisis kekuatan

(strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan tantangan

(threat) disajikan berikut ini.

Berdasarkan hasil evaluasi diri yang telah dilakukan didapatkan beberapa

faktor berikut yang merupakan kekuatan dan kelemahan Unesa.

a. Kekuatan

1) FIP Unesa memiliki delapan jurusan/prodi S-1 yang mempunyai potensi yang

sangat besar untuk dapat berkembang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari

potensi tenaga kademik yang sebagian besar berkualifikasi S-2 dan S-3, serta

jabatan fungsional lektor dan lektor kepala. Selain itu, sarana prasarana yang

tersedia di jurusan/ prodi sangat menunjang dan menopang perkembangan

FIP lebih baik.

2) Jumlah pelamar dan mahasiswa baru FIP dalam kurun waktu empat tahun

terakhir cukup besar. Hal ini merupakan modal sangat baik bagi

perkembangan FIP ke depan apabila besarnya jumlah mahasiswa tersebut

dimbangi dengan proses yang berkulitas

30

3) FIP Unesa mempunyai sarana prasarana yang sangat memadai dinatranya

adalah ketersediaan ruang kuliah, laboratorium, ruang dosen, ruang

administrasi, ruang sidang, sarana perkuliahan di kelas, sambungan internet,

dan fasilitas penunjang lainnya

4) FIP sudah mempunyai GJM dan jurusan/prodi sudah terdapat UJM yang akan

berperan dalam mengawal kualitas masukan, proses, dan hasil di FIP Unesa.

5) kualitas calon mahasiswa relatif cukup baik karena dijaring melalui kompetisi

seleksi nasional berbasis kemampuan, baik melalui jalur PMDK maupun jalur

SPMB;

6) FIP sudah menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga dalam dan luar

negeri

7) Mempunyai perpustakaan yang cukup memadai

b. Kelemahan

1) sumber belajar yang berbasis multimedia masih belum lengkap terutama untuk

menunjang pembelajaran yang menggunakan e-learning dan distance

learning;

2) koleksi pustaka atau referensi terbaru dan jurnal-jurnal terbaru yang dimiliki

FIP Unesa belum maksimal;

3) hasil karya ilmiah dosen FIP Unesa yang dipublikasikan pada jurnal

terakreditasi, baik di tingkat nasional maupun internasional masih relatif

sedikit;

4) pengelolaan sistem informasi data dan evaluasi diri masih lemah;

5) potensi-potensi sumber dana dan sumber daya lainnya belum mampu

dieksplorasi secara optimal untuk pengembangan FIP universitas;

6) kekurangmampuan membangun akses ke masyarakat yang menyebabkan

peranan masyarakat sangat kecil untuk ikut membangun FIP universitas;

7) kurangnya data tracer study lulusan FIP yang dilakukan selama ini secara

offline dan baru mulai akan online pada 2015

2.2.5 Analisis Lingkungan Eksternal

Hasil kajian lingkungan eksternal yang telah dilakukan didapatkan beberapa

faktor yang merupakan peluang dan ancaman Unesa.

a. Peluang

1) pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia profesional yang berkualitas

dan bermoral dalam rangka mengisi pembangunan baik lokal maupun

nasional;

31

2) kebijakan Ditjen Dikti yang memberlakukan hibah kompetisi untuk meraih dana

dari pemerintah memberikan peluang bagi Unesa untuk berkompetisi di tingkat

nasional guna pengembangan diri;

3) dengan diberlakukannya otonomi daerah, kebutuhan tenaga kerja (pendidikan

dan nonkependidikan), baik oleh pemerintah provinsi, pemerintah kota,

maupun pemerintah kabupaten memberikan peluang yang besar untuk diisi

oleh Unesa;

4) dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah, Unesa berpeluang

untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah dan perguruan tinggi

sewilayah dalam pengembangan wilayah;

5) semakin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap Unesa memberikan

peluang bagi Unesa untuk memantapkan Tri Darmanya;

6) semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat akan pendidikan, ipteks,

budaya serta olahraga memberikan peluang bagi Unesa memenuhinya;

7) diberlakunya program-program sertifikasi bagi tenaga pengajar di tingkat

pendidikan dasar dan menengah memberikan peluang bagi Unesa untuk

berperan aktif sebagai lembaga sertifikasi atau bekerja sama dengan lembaga

sertifikasi yang ditunjuk oleh pemerintah;

8) Terbukanya peluang mendapatkan beasiswa dari berbagai institusi, baik

nasional maupun internasional, swasta maupun negeri.

b. Ancaman

1) persaingan kualitas lulusan yang makin tinggi dengan universitas lain, baik

dari dalam maupun dari luar negeri;

2) perkembangan teknologi informasi yang makin pesat dapat mengubah pola

pendidikan dan kompetensi kualitas lulusan.

3) globalisasi dan otonom i daerah yang berdampak terhadap kebutuhan

tuntutan profesionalisme dan peningkatan kompetensi lulusan;

4) perkembangan kebutuhan masyarakat, pembangunan, dan ipteks yang begitu

cepat dan pesat;

5) perkembangan yang begitu cepat dari multi media pembelajaran yang inovatif,

misalnya distance learning, e-learning, bilingual teaching and learning;

6) terdapat persepsi umum tentang rendahnya kualitas lulusan dan tidak pastinya

peluang kerja pada jurusan tertentu seperti yang diharapkan lulusan;

7) kompetisi dan persyaratan kerja di masyarakat semakin ketat, misalnya

tentang persyaratan penguasaan bahasa asing serta IPK yang tinggi;

8) Penyelenggaraan program studi yang sesuai dengan tuntutan pasar kerja.

32

BAB III

VISI, MISI DAN TUJUAN

A. Visi

”Unggul dalam Ilmu Pendidikan dan Kukuh dalam Keilmuan tahun 2020”

B. Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dalam rangka menghasilkan lulusan

yang kompetitif.

2. Menyelenggarakan penelitian di bidang ilmu pendidikan dan kelimuan Psikologi

3. Menyelenggarakan pengabdian pada masyarakat di bidang ilmu pendidikan dan

keilmuan Psikologi

4. Membangun kerja sama dengan lembaga lebih baik dalam maupun luar negeri dalam

rangka pengembangan ilmu pendidikan dan keilmuan Psikologi

33

C. Tujuan

1. Menghasilkan lulusan bermutu dan keunggulan berkompetensi tingat nasional dan

internasional

2. Menghasilkan karya ilmiah yang inovatif di bidang ilmu pendidikan dan kelimuan

psikologi bagi dosen dan mahasiswa serta terpublikasi baik secara nasional maupun

internasional.

3. Menghasilkan produk penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang bersifat

implementatif dan berdaya guna di bidang ilmu pendidikan dan keilmuan Psikologi

4. Memiliki kerja sama dengan lembaga lain baik dalam maupun luar negeri dalam

rangka penguatan kelembagaan dan pengembangan ilmu pendidikan dan keilmuan

Psikologi.

D. Sasaran dan Strategi Pencapaian

Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) secara operasional dijabarkan

dalam sasaran, kebijakan, program, serta kegiatan pencapaian yang terpilah dalam

rentang pencapian jangka panjang maupun jangka pendek. Strategi pencapaian

didiskripsikan secara konkrit pada program serta kegiatannya. Kinerja program maupun

kegiatan diarahkan serta diukur pencapaiannya berdasarkan indikator outcome dan

output. Dokumen sasaran dan strategi pencapaian jangka panjang, dituangkan dalam

rencana strategis (RENSTRA) FIP yang menggambarkan program kerja dalam kurun

waktu lima tahun. Sementara itu, dokumen sasaran dan strategi pencapaian jangka

pendek dituangkan dalam rencana operasional satu tahun. Sebagai rerangka kegiatan

strategis, RENSTRA FIP disusun berdasarkan hasil analisis SWOT, dengan

menganalisis lingkungan internal maupun eksternal. Analisis lingkungan internal untuk

mengidentifikasi kekuatan (strength) serta kelemahan (weakness), dipihak lain analisis

lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi peluang (opportunity) dan tantangan

(threat).

Sasaran dan strategi pencapaian:

No Tujuan Sasaran

1 Menghasilkan lulusan bermutu dan

keunggulan berkompetensi tingat nasional

dan internasional

a. Meningkatkan status akreditasi prodi

dilingkung FIP

b. Meningkatkan status akreditas level

Internasional

c. Peningkatan dan pengembangan

sistem penerimaan mahasiswa baru

melalui penelusuran minat dan

kemampuan.

d. Peningkatan dan pembinaan unit

kegiatan kemahasiswaan terintegrasi

dengan bidang kurikuler.

e. Pengembangan sarana dan

prasarana pendidikan Peningkatan

layanan proses pembelajaran

f. Pengembangan pembelajaran

berbasis teknologi informasi.

g. Peningkatan kualitas SDM dosen

terkait dengan kompetensi dan

rumpun keilmuan prodi.

h. Pengembangan kurikulum

berkelanjutan yang sesuai dengan

pasar kerja dan perkembangan

IPTEKS.

i. Penyediaan tenaga pendidik

berkompeten melalui kegitan

pendidikan dan pelatihan

2 Menghasilkan karya ilmiah yang inovatif di

bidang ilmu pendidikan dan kelimuan

psikologi bagi dosen dan mahasiswa serta

terpublikasi baik secara nasional maupun

internasional

a. Pengembangan Pusat Pengkajian

Ilmu Pendidikan FIP-Unesa

b. Kolaborasi Profesor dan Doktor

dilingkung FIP

c. Sitasi Internasional

d. Penyusunan dan pengembangan

road-map Penelitian sesuai rumpun

keilmuan dalam bidang pendidikan

dan non pendidikan.

3 Menghasilkan produk penelitian dan

pengabdian pada masyarakat yang bersifat

a. Kualitas dan kuantitas penelitian

dosen dan mahasiswa

34

35

implementatif dan berdaya guna di bidang

ilmu pendidikan dan keilmuan Psikologi

b. Peningkatan publikasi hasil penelitian

melalui media komunikasi ilmiah,

seminar dan lokakarya tingkat

regional, nasional dan internasional.

c. Pengembangan sistem informasi

yang mendukung publikasi karya

ilmiah dosen.

4 Memiliki kerja sama dengan lembaga lain

baik dalam maupun luar negeri dalam

rangka penguatan kelembagaan dan

pengembangan ilmu pendidikan dan

keilmuan Psikologi

a. Penguatan jejaring di bidang ilmu

pendidikan dan psikologis dengan

stakeholders tingkat nasional,

regional, maupun internasional.

b. Perluasan jejaring di bidang

pendidikan luar biasa dengan

stakeholders tingkat nasional,

regional, maupun internasional.

c. Perencanaan dan pengembangan

pola kemitraan dengan dunia usaha

untuk meningkatkan nilai tambah aset

FIP Unesa, membantu rencana

pengembangan akademik FIP Unesa.

d. Study lanjut/short

course/konferensi/seminar baik

nasional mapun internasional

Pemagangan dalam/luar negeri

e. Penelitian bersama dengan stake

holders

E. Desiminasi

Bentuk komitmen dari pimpinan terhadap pengembangan fakultas, maka visi, misi dan

tujuan Fakultas Ilmu Pendidikan disosialisasikan kepada seluruh pimpinan jurusan/ prodi

melalui rapat pimpinan yang diselenggarakan setiap dua minggu sekali. Visi misi dan

tujuan fakultas juga disosialisasikan kepada seluruh dosen melalui rapat jurusan/ program

studi yang rutin diselenggarakan setiap bulan sekali. Sedangkan untuk sosialisasi visi misi

dan tujuan Fakultas Ilmu Pendidikan kepada mahasiswa dilakukan melalui pertemuan

36

antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) fakultas, BEM jurusan/prodi dengan Pembantu

Dekan III (bidang kemahasiswaan) bersama dosen pendamping kemahasiswaan masing-

masing jurusan/prodi.

Supaya dapat menginternal pada seluruh civitas akademika, maka visi misi dan tujuan

Fakultas Ilmu Pendidikan digandakan dalam bentuk pemasangan banner dan hard copy

dan dibagikan kepada seluruh pimpinan jurusan/ prodi, dosen, mahasiswa, karyawan, dan

ikatan alumni. Disamping disosialisaikan kepada internal fakultas dan alumni, visi, misi dan

tujuan Fakultas Ilmu Pendidikan juga dipublikasikan melalui media internet dengan website

: http//fip.unesa.ac.id.

Adanya berbagai upaya penyebaran informasi tentang visi, misi dan tujuan fakultas,

seluruh sivitas akademika memahami secara utuh muara lulusannya sehingga menjadikan

suasana kehidupan kampus sangat kondusif

37

BAB IV

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN FIP UNESA

4.1. Strategi Pengembangan (2016-2020)

Strategi dan arah kebijakan pengembangan FIP Unesa tahun 2016-2020

dirumuskan berdasarkan pada visi, misi, tujuan strategis FIP Unesa. Strategi dan arah

kebijakan pengembangan FIP Unesa tahun 2016-2020 disusun untuk memberikan

arah dan pedoman bagi penyelenggara pendidikan di FIP Unesa untuk mencapai

sasaran-sasaran strategis yang menggambarkan tujuan-tujuan strategis. Telaah

terhadap sasaran-sasaran strategis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya akan

terlihat adanya sejumlah komponen yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan

layanan pendidikan yang berkualitas. Kebutuhan tersebut mencakup pendidik dan

tenaga kependidikan, pembelajaran dan penilaian, sarana dan prasarana,

pendanaan, dan tata kelola.

Renstra FIP Unesa 2016-2020 menargetkan pada akhir 2020 FIP

Unesa akan menjadi fakultas yang profesional dalam mengelola

pengembangan ilmu pendidikan. Persiapan yang dilakukan FIP Unesa untuk

menuju target tersebut dengan mempersiapkan organisasi yang efektif dan

efisien, sistem manajemen informasi yang terintegrasi dan akuntabel,

peningkatan layanan pada stakeholder, baik layanan akademik maupun non

akademik. Di sisi lain dengan kemandirian, FIP Unesa harus mempersiapkan

penggalian sumber-sumber dana yang dapat mendatangkan income

generating dengan memiliki beberapa unit produksi melalui kajian studi ilmu

pendidikan. Oleh karena itu, perlu dikembangkan strategi untuk mencapai

tujuan yang di inginkan. Secara garis besar strategi yang digunakan untuk

mencapai tujuan, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Strategi Kebijakan Pengembangan FIP Unesa 2016-2020

No Tujuan Sasaran

1 Menghasilkan lulusan bermutu dan

keunggulan berkompetensi tingat nasional

dan internasional

a. Meningkatkan status akreditasi prodi

dilingkung FIP

b. Meningkatkan status akreditas level

Internasional

c. Peningkatan dan pengembangan

sistem penerimaan mahasiswa baru

melalui penelusuran minat dan

kemampuan.

d. Peningkatan dan pembinaan unit

kegiatan kemahasiswaan terintegrasi

dengan bidang kurikuler.

e. Pengembangan sarana dan

prasarana pendidikan Peningkatan

layanan proses pembelajaran

f. Pengembangan pembelajaran

berbasis teknologi informasi.

g. Peningkatan kualitas SDM dosen

terkait dengan kompetensi dan

rumpun keilmuan prodi.

h. Pengembangan kurikulum

berkelanjutan yang sesuai dengan

pasar kerja dan perkembangan

IPTEKS.

i. Penyediaan tenaga pendidik

berkompeten melalui kegitan

pendidikan dan pelatihan

2 Menghasilkan karya ilmiah yang inovatif di

bidang ilmu pendidikan dan kelimuan

psikologi bagi dosen dan mahasiswa serta

terpublikasi baik secara nasional maupun

internasional

a. Pengembangan Pusat Pengkajian

Ilmu Pendidikan FIP-Unesa

b. Kolaborasi Profesor dan Doktor

dilingkung FIP

c. Sitasi Internasional

d. Penyusunan dan pengembangan

38

road-map Penelitian sesuai

rumpun keilmuan dalam bidang

pendidikan dan non pendidikan.

3 Menghasilkan produk penelitian dan

pengabdian pada masyarakat yang bersifat

implementatif dan berdaya guna di bidang

ilmu pendidikan dan keilmuan Psikologi

a. Kualitas dan kuantitas penelitian

dosen dan mahasiswa

b. Peningkatan publikasi hasil

penelitian melalui media

komunikasi ilmiah, seminar dan

lokakarya tingkat regional,

nasional dan internasional.

c. Pengembangan sistem informasi

yang mendukung publikasi karya

ilmiah dosen.

4 Memiliki kerja sama dengan lembaga lain

baik dalam maupun luar negeri dalam

rangka penguatan kelembagaan dan

pengembangan ilmu pendidikan dan

keilmuan Psikologi

a. Penguatan jejaring di bidang ilmu

pendidikan dan psikologis dengan

stakeholders tingkat nasional,

regional, maupun internasional.

b. Perluasan jejaring di bidang

pendidikan luar biasa dengan

stakeholders tingkat nasional,

regional, maupun internasional.

c. Perencanaan dan pengembangan

pola kemitraan dengan dunia usaha

untuk meningkatkan nilai tambah aset

FIP Unesa, membantu rencana

pengembangan akademik FIP Unesa.

d. Study lanjut/short

course/konferensi/seminar baik

nasional mapun internasional

Pemagangan dalam/luar negeri

e. Penelitian bersama dengan stake

holders

39

4.2 Arah Kebijakan Pengembangan FIP Unesa tahun 2016-2020

Arah kebijakan pengembangan FIP Unesa disusun berdasarkan pada

strategi yang dikembangkan pada rencana strategis, maka berdasar strategi

tersebut arah kebijakan pengembangan FIP Unesa empat tahun yang akan datang,

dapat dijabarkan seperti Tabel 4.2 berikut:

40

Tabel 4.2. Hubungan antara Tujuan, Strategi dan Kebijakan Strategi

No

Tujuan Strategi Arah Strategi

Kebijakan

1 Menghasilkan

lulusan bermutu

dan keunggulan

berkompetensi

tingat nasional dan

internasional

a. Meningkatkan status

akreditasi prodi dilingkung FIP

b. Meningkatkan status akreditas

level Internasional

c. Peningkatan dan

pengembangan sistem

penerimaan mahasiswa baru

melalui penelusuran minat dan

kemampuan.

d. Peningkatan dan pembinaan

unit kegiatan kemahasiswaan

terintegrasi dengan bidang

kurikuler.

e. Pengembangan sarana dan

prasarana pendidikan

Peningkatan layanan proses

pembelajaran

f. Pengembangan pembelajaran

berbasis teknologi informasi.

g. Peningkatan kualitas SDM

dosen terkait dengan

kompetensi dan rumpun

keilmuan prodi.

h. Pengembangan kurikulum

berkelanjutan yang sesuai

dengan pasar kerja dan

perkembangan IPTEKS.

i. Penyediaan tenaga pendidik

berkompeten melalui kegitan

pendidikan dan pelatihan

Penyelenggaraan

pendidikan yang

bermutu dalam rangka

menghasilkan lulusan

yang kompetitif

41

No

Tujuan Strategi Arah Strategi

Kebijakan

2 Menghasilkan

karya ilmiah yang

inovatif di bidang

ilmu pendidikan

dan kelimuan

psikologi bagi

dosen dan

mahasiswa serta

terpublikasi baik

secara nasional

maupun

internasional

a. Pengembangan Pusat

Pengkajian Ilmu Pendidikan

FIP-Unesa

b. Kolaborasi Profesor dan

Doktor dilingkung FIP

c. Sitasi Internasional

d. Penyusunan dan

pengembangan road-map

Penelitian sesuai rumpun

keilmuan dalam bidang

pendidikan dan non

pendidikan.

Melaksanakan penelitian

di bidang ilmu pendidikan

dan kelimuan Psikologi

3 Menghasilkan

produk penelitian

dan pengabdian

pada masyarakat

yang bersifat

implementatif dan

berdaya guna di

bidang ilmu

pendidikan dan

keilmuan Psikologi

a. Kualitas dan kuantitas

penelitian dosen dan

mahasiswa

b. Peningkatan publikasi hasil

penelitian melalui media

komunikasi ilmiah, seminar

dan lokakarya tingkat

regional, nasional dan

internasional.

c. Pengembangan sistem

informasi yang mendukung

publikasi karya ilmiah dosen.

Melaksanakan penelitian

di bidang ilmu pendidikan

dan kelimuan Psikologi

4 Memiliki kerja

sama dengan

lembaga lain baik

dalam maupun luar

negeri dalam

rangka penguatan

a. Penguatan jejaring di bidang

ilmu pendidikan dan

psikologis dengan

stakeholders tingkat nasional,

regional, maupun

internasional.

Menjalin kerja sama

dengan lembaga baik

dalam maupun luar

negeri dalam rangka

pengembangan ilmu

pendidikan dan

42

43

No

Tujuan Strategi Arah Strategi

Kebijakan

kelembagaan dan

pengembangan

ilmu pendidikan

dan keilmuan

Psikologi

b. Perluasan jejaring di bidang

pendidikan luar biasa dengan

stakeholders tingkat nasional,

regional, maupun

internasional.

c. Perencanaan dan

pengembangan pola

kemitraan dengan dunia

usaha untuk meningkatkan

nilai tambah aset FIP Unesa,

membantu rencana

pengembangan akademik FIP

Unesa.

d. Study lanjut/short

course/konferensi/seminar

baik nasional mapun

internasional Pemagangan

dalam/luar negeri

e. Penelitian bersama dengan

stake holders

keilmuan Psikologi

BAB V

PROGRAM PENGEMBANGAN STRATEGIS

A. Struktur Program dan Kegiatan

Program pengembangan pendidikan yang dikembangkan FIP merupakan

penjabaran dari renstra Unesa yang mengacu pada program pendidikan tinggi

dalam rencana tindak pembangunan jangka menengah Kementerian Pendidikan dan

44

Kebudayaan. Oleh karena itu, program pengembangan FIP dikelompokan menjadi lima

bidang, yaitu:

5.1. Penyediaan Layanan Akademik Program studi dan Kompetensi Mahasiswa

5.2. Penyediaan Layanan Kelembagaan dan Kerjasama

5.3. Penyediaan Dosen dan Tenaga Kependidikan Bermutu

5.4. Pengembangan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

5.5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan

Tinggi

Keberhasilan program-program tersebut ditandai dengan beberapa indikator

kinerja program, dan indikator kinerja kunci. Untuk dapat diukur capaian kinerja dari

masing-masing program dan kegiatan, ditetapkan kondisi awal dan target sasaran

setiap tahunnya.

B. Kewenangan dan Tanggung Jawab

Kewenangan dan tanggung jawab keterlaksanaan dan ketercapaian program dan

sasaran kegiatan berada pada pimpinan setiap bidang atau unit kerja sesuai dengan

tugas pokok dan fungsi masing-masing. Sementara itu, ketercapaian keseluruhan renstra

menjadi tanggung jawab Dekan.

C. Pengelompokan Program dan Kegiatan

5.1. Penyediaan Layanan Akademik Program studi dan Kompetensi Mahasiswa

1. Peningkatan kuantitas dan kualitas kesejahteraan bagi mahasiswa.

2. Pemberian beasiswa yang bersumber dari masyarakat.

3. Peningkatan partisipasi mahasiswa dalam berbagai kegiatan kejuaraan.

4. Peningkatan kegiatan bidang penalaran, olahraga, seni dan budaya, serta

bidang khusus.

5. Peningkatan kegiatan bidang ormawa.

45

6. Peningkatan jumlah mahasiswa yang menerima penghargaan prestasi skala

wilayah, nasional, regional, dan internasional.

7. Peningkatan prestasi kegiatan mahasiswa untuk level wilayah, nasional,

dan internasional.

8. Penyelenggaraan program pertukaran mahasiswa dalam dan luar negeri.

9. Penyelenggaraan layanan unit kegiatan mahasiswa.

10. Penyelenggaraan program kewirausahaan mahasiswa.

11. Pembinaan karakter dan soft skills mahasiswa yang meliputi success skills,

creativity, leadership, dan intrepreneurship.

12. Peningkatan kemampuan mahasiswa meraih penelitian hibah/ kompetitif.

13. Penerimaan mahasiswa baru.

14. Pelayanan registrasi mahasiswa.

15. Pelayanan administrasi pendidikan.

16. Pelayanan administrasi perkantoran.

17. Pelayanan Perpustakaan.

18. Pengembangan kurikulum.

19. Peningkatan kemampuan bahasa Inggris mahasiswa.

20. Penerapan mata kuliah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

21. Implementasi pendidikan karakter.

22. Penyelenggaraan program kemitraan antar perguruan tinggi.

23. Peningkatan jumlah mahasiswa yang memperoleh penghargaan nasional

dan internasional bidang akademik.

24. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses

pembelajaran serta administrasi oleh dosen, mahasiswa, karyawan.

25. Peningkatan penjaminan mutu akademik dan nonakademik.

26. Pengembangan program studi yang memenuhi standar BSNP.

46

27. Pengembangan program unggulan sesuai dengan perkembangan IPTEKS di

tingkat jurusan.

28. Peninjauan kurikulum setiap dua tahun sekali.

29. Pengembangan metode pembelajaran berbasis hasil penelitian.

30. Pemutakhiran materi pembelajaran.

31. Penambahan varian dan kesesuaian metode pembelajaran.

32. Pemutakhiran media pembelajaran.

33. Pemendekan waktu dan peningkatan kualitas tugas akhir mahasiswa.

34. Peningkatan layanan perpustakaan.

35. Penyusunan pedoman layanan laboratorium.

36. Pemenuhan peralatan laboratorium.

37. Penyediaan sarana dan prasarana berupa peralatan media

pembelajaran.

38. Pemetaan keahlian dosen.

39. Peningkatan layanan alumni.

40. Penyelenggaraan pembinaan mahasiswa berpestasi

41. Peningkatan nilai toefl mahasiswa

42. Pemenuhan rasio dosen dan mahasiswa yang ideal

43. Peningkatan IPK mahasiswa minimal 3.00

5.2. Penyediaan Layanan Kelembagaan dan Kerjasama

1. Pengusulan program studi baru S2 dan S3 yang ada dilingkungan FIP UNESA.

2. Pengembangan program studi akademik terakreditasi minimal B.

47

3. Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Guru.

4. Peningkatan peran Humas dan Promosi.

5. Peningkatan kerjasama dan promosi FIP tingkat lokal dan nasional.

6. Penyelenggaraan kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri.

7. Peningkatan kerja sama dan promosi FIP tingkat internasional.

8. Peningkatan kerja sama dengan stakeholder jurusan/prodi.

5.3. Penyediaan Dosen dan Tenaga Kependidikan Bermutu

1. Pemenuhan kualifikasi akademik dosen.

2. Pengiriman dosen untuk studi lanjut S3 luar negeri.

3. Pengiriman dosen untuk studi lanjut S3 dalam negeri.

4. Menekan dosen dengan kualifikasi akade

mik S1 menjadi 0%.

5. Pengiriman dosen untuk studi lanjut S3 luar negeri.

6. Pengiriman dosen untuk studi lanjut S3 dalam negeri.

7. Pengikutsertaan sertifikasi dosen.

8. Pengusulan tunjangan profesi dosen.

9. Pengusulan tunjangan kehormatan profesor.

10. Pengusulan kenaikan pangkat/jabatan dosen.

11. Pengikutsertaan dosen pada program sertifikasi profesi.

12. Pengikutsertaan pelatihan Pekerti dan AA bagi dosen.

13. Pengembangan keahlian akademik dosen.

14. Peningkatan jumlah profesor melalui fasilitasi guru besar.

15. Pelatihan peningkatan kompetensi dosen.

48

16. Penyiapan dosen mengikuti Program Academic Recharging (PAR) di luar

negeri.

17. Peningkatan kemampuan penggunaan teknologi informasi dosen.

5.4. Pengembangan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

1. Kompetisi penelitian skala nasional.

2. Kompetisi penelitian skala regional/lokal.

3. Penyusunan laporan evaluasi program penelitian.

4. Penyelenggaraan pelatihan dosen dalam bidang penelitian.

5. Pelaksanaan penelitian kerjasama antara dosen FIP Unesa dan lembaga

mitra luar negeri.

6. Penyusunan proseding hasil penelitan dalam kegiatan seminar

nasional.

7. Penyelenggaraan/mengikutsertakan dosen pada seminar nasional dan

internasional.

8. Penerbitan jurnal ilmiah.

9. Penerbitan buku karya dosen.

10. Koordinasi pengembangan berkala ilmiah.

11. Pengusulan jurnal terakreditasi.

12. Peningkatan mutu berkala ilmiah.

13. Penyusunan proseding hasil penelitan dalam seminar internasional.

14. Penyediaan layanan e-learning.

15. Penyusunan proposal program pengabdian kepada masyarakat.

16. Penyelenggaraan program pengabdian kepada masyarakat.

17. Evaluasi program pengabdian kepada masyarakat.

18. Peningkatan kemampuan dosen dalam program pengabdian kepada

masyarakat.

19. Penerbitan majalah ilmiah populer.

20. Penyelenggaran Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

21. Pembinaan mahasiswa mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS).

22. Peningkatan penulisan buku ajar.

23. Penyelenggaraan penelitian tracer study tiap jurusan sebagai upaya memperkuat

akreditasi jurusan.

49

5.5. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan

Tinggi

1. Peningkatan pengelolaan keuangan dan barang/jasa.

2. Implementasi penganggaran berbasis kinerja secara akuntabel.

3. Peningkatan akurasi dan ketepatan waktu penyusunan laporan

keuangan untuk mengurangi jumlah temuan audit keuangan.

4. Peningkatan pembinaan dan kesejahteraan pegawai dalam rangka peningkatan

rerata hari kerja efektif dan peningkatan kinerja.

5. Peningkatan layanan dan mutasi ketenagaan.

6. Pelaksanaan pembinaan dan peningkatan kinerja pegawai.

7. Penyelenggaraan layanan berstandar manajemen mutu ISO

9001:2008.

8. Peningkatan ketertiban pengelolaan barang milik negara.

9. Peningkatan ketertiban pengelolaan sistem akuntansi keuangan.

10. Peningkatan layanan administrasi akademik dan nonakademik.

11. Penyediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan akademik dan

nonakademik.

12. Peningkatan pengelolaan sistem dan prosedur keuangan yang akuntabel dan

transparan menuju opini wajar tanpa pengecualian.

13. Penyediaan sarana gedung dan peralatan penunjang layanan

akademik/pendidikan.

D. Indikator Kinerja Program (IKP)

Untuk melihat ketercapaian program disusun Indikator kinerja program (IKP).

Indikator kinerja program FIP 2016-2020 adalah sebagai berikut:

5.1. Penyediaan Layanan Akademik

a. Meningkatnya jumlah mahasiswa penerima beasiswa pemerintah.

50

b. Meningkatnya jumlah mahasiswa penerima beasiswa dunia usaha dan donor

lainnya.

c. Meningkatnya persentase program studi yang menerapkan penjaminan mutu

pembelajaran.

d. Semakin pendeknya waktu tunggu lulusan mendapatkan kesempatan berkarya

pertama.

e. Tersusunya dokumen perencanaan, laporan kinerja, dan kepegawaian sesuai

peraturan yang berlaku.

f. Meningkatnya daya serap anggaran setiap tahun (>95%).

g. Terlaksananya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan sesuai dengan

perundang-undangan.

h. Meningkatnya rerata hari kerja efektif pegawai.

i. Terimplementasikannya sertifikasi ISO 9001:2008.

5.2. Penyediaan Layanan Kelembagaan dan Kerjasama

a. Terlaksananya penataan kelembagaan FIP Unesa

b. Bertambah jumlah program studi S2 dan S3.

c. Meningkatnya jumlah program studi terakreditasi A.

d. Meningkatnya jumlah program studi terakreditasi B.

e. Meningkatnya jumlah kegiatan kerjasama dalam dan luar negeri.

5.3. Penyediaan Dosen dan Tenaga Kependidikan Bermutu

a. Meningkatnya jumlah dosen berkualifikasi a k a d e m i k m i n i m a l S2.

b. Meningkatnya jumlah dosen berkualifikasi S3.

c. Meningkatnya jumlah dosen bersertifikat pendidik.

d. Meningkatnya jumlah dosen berjabatan fungsional l e k t o r

e. Meningkatnya jumlah dosen berjabatan fungsional profesor (guru besar).

f. Meningkatnya jumlah dosen yang melanjutkan studi akademik ke luar negeri.

g. Meningkatnya jumlah dosen dan tenaga kependidikan yang mengikuti

pelatihan dalam negeri.

h. Meningkatnya kompetensi tenaga kependidikan yang mengikuti pelatihan

d a n s t u d i l a n j u t .

5.4. Pengembangan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

a. Meningkatnya jumlah dosen melakukan penelitian.

51

b. Meningkatnya jumlah dosen yang memublikasikan karya ilmiah secara nasional.

c. Meningkatnya jumlah dosen yang mempublikasikan karya ilmiah secara

internasional.

b. Meningkatnya jumlah dosen dan mahasiswa y a n g mengakses e-journal baik

lokal maupun internasional.

c. Meningkatnya jumlah dosen yang melakukan pengabdian kepada masyarakat.

d. Meningkatnya jumlah mahasiswa yang melaksanakan program kreativitas.

e. Meningkatnya jumlah dosen yang menulis buku ajar.

E. Indikator Kinerja Kunci

Pencapaian sasaran strategis akan dicapai melalui pelaksanaan program dan

indikator program berupa kegiatan sebagaimana diuraikan di atas, dilengkapi indikator

kinerja kunci dengan target capaian per tahun sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 5.1 Indikator Kinerja Kunci FIP Tahun 2016-2020

No BIDANG KEGIATAN

Satuan

Baseline Target (Tahun)

2013 2014-

2018

2019 -

2022

2022 -

2025

A. Lulusan bermutu dan

No BIDANG KEGIATAN

Satuan

Baseline Target (Tahun)

2013 2014-

2018

2019 -

2022

2022 -

2025

Berkompetensi

1 Jumlah program studi

terakreditasi A

Prodi 1 8 8 9

2 Jumlah Program studi

terakreditasi

Internasional

Prodi

0 2 6 8

3 Persentase prodi yang

menerapkan

penjaminan mutu

pembelajaran

%

100% 100% 100% 100%

4 ISO Fakultas Ilmu

Pendidikan

Sertifikat

ISO

Belum

tersertifika

si

Ter

Setifikasi

ISO

Ter

Setifikasi

ISO

Ter

Setifikasi

ISO

5 Jumlah dosen

berkualifikasi S2

% 98 100 100 100

6 Jumlah dosen

berkualifikasi S3

Orang 28 48 100 100

7 Jumlah dosen

bersertifikat pendidik

Orang 97 103 110 115

8 Jumlah guru besar Orang 6 8 15 20

9 Jumlah dosen dan

tenaga kependidikan

yang mengikuti pelatihan

dalam negeri

%

0 10 30 50

10 Tenaga kependidikan

yang mengikuti pelatihan

% 2 8 30 50

52

No BIDANG KEGIATAN

Satuan

Baseline Target (Tahun)

2013 2014-

2018

2019 -

2022

2022 -

2025

di luar negeri

11 Tenaga kependidikan

yang studi lanjut

Orang

0

4

8

10

12 short course ke luar

negeri

Orang

2

4

10

10

13 Pemagangan ke luar

negeri

Orang

0

1

5

5

14 Pelatihan dalam rangka

penulisan jurnal

internasional

Orang

3

141

141

141

15 Waktu tunggu lulusan

mendapatkan

kesempatan berkarya

pertama

Bulan

12 3-6 <3 <3

16 Presentasi kelulusan

tepat waktu

Keg 40% 80% 90% 95%

17 Mahasiswa penerima

beasiswa pemerintah

Orang 567 623 680 737

18 Mahasiswa penerima

beasiswa dunia usaha

dan donor lainnya

Orang

10 34 34 34

19 Jumlah program studi

Pascasarjana FIP (per

tahun)

Prodi

6 7 12 16

20 Monitoring dan evaluasi

pembelajaran

Keg 50% 100% 100% 100%

53

No BIDANG KEGIATAN

Satuan

Baseline Target (Tahun)

2013 2014-

2018

2019 -

2022

2022 -

2025

21 Tracer study Keg 25% 50% 85% 95%

22 Pemagangan

mahasiswa ke stake

holder

Keg

45% 60% 75% 80%

Pelatihan penulisan

karya ilmiah dosen

Keg 50% 75% 80% 100%

23 Mata kuliah yang

memiliki bahan ajar

Keg 50% 100% 100% 100%

24 Pembangunan gedung

PLB/PGPAUD

Gdg 0 1 - -

25 Pembangunan gedung

Lab PLB

Gdg 0 1

26 Pembuatan Lab

Audio/Video

Gdg 0 0 -

27 Pembuatan gedung

cafetaria

Gdg 0 0 -

28 Tamanisasi Brg 0 - 1

29 Fasilitas olahraga

terbuka

Gdg 0 1 1

30 Peningkatan

laboratorium

prodi

1

3

8

8

B INOVASI

PENELITIAN DAN

PENGABDIAN

1 Pusat pengembangan Kegiatan 1 5 10 10

54

No BIDANG KEGIATAN

Satuan

Baseline Target (Tahun)

2013 2014-

2018

2019 -

2022

2022 -

2025

dan pengkajian ilmu

pendidikan

2 Penelitian dan

pengabdian

kolaborasi Profesor

dan Doktor

Kegitan

0

7

10

20

3 Sitasi internasional Dosen 0 10 30 30

C PENELITIAN DAN

PENGABDIAN

KEPADA

MASYARAKAT

1 Rata – rata judul

penelitian

Judul 21 60 80 90

2 Meningkatnya jumlah

dosen yang

mempublikasikan karya

ilmiah secara nasional

Orang

21 70 141 141

3 Jumlah dosen yang

mempublikasikan karya

ilmiah secara

internasional

Orang

3 4 5 6

4 Meningkatnya jumlah

HaKI

Judul 0 2 10 15

5 Rata – rata

pengabdian kepada

masyarakat

Judul

30 60 80 90

6 Jumlah mahasiswa Mhs 12 14 50 70

55

No BIDANG KEGIATAN

Satuan

Baseline Target (Tahun)

2013 2014-

2018

2019 -

2022

2022 -

2025

yang melaksanakan

program kreativitas

7 Jumlah dosen yang

menulis buku ajar

Org 10 40 100 141

D LAYANAN

KELEMBAGAAN DAN

KERJA SAMA

1 MoU kerjasama

kelembagaan dalam

dan luar negeri

Dok.

17 50 70 80

56

57

BAB VI RENCANA

IMPLEMENTASI

6.1 Strategi Pendanaan Pendidikan

Pendanaan FIP berasal dari dua sumber yaitu: (1) Anggaran Pemerintah

APBN/DIPA RM; (2). Anggaran DIPA PNBP (student tuition & fees) dan dana

masyarakat lainnya seperti: Hibah bersaing, Riset-riset kompetitif; (3) Block grant (Semi

Que, PHK, Kemitraan, Inherent, S1 PGSD berasrama). Sejak tahun 2007 penerimaan

FIP dikelompokkan dari dua sumber yaitu: APBN DIPA RM dan PNBP.

Sumber dana APBN yang berupa anggaran DIPA RM dipergunakan untuk

membayar gaji tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang berstatus pegawai

negeri. Sedangkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang tidak berstatus

pegawai negeri pembayaran gajinya diambilkan dari dana PNBP. Alokasi anggaran rutin

didasarkan pada anggaran tahun lalu yang sudah disesuaikan dengan perubahan

jumlah staf dan perubahan kebijakan umum kepegawaian. Anggaran APBN juga untuk

membiayai pembangunan infrastruktur, fasilitas, peralatan, beasiswa, penelitian,

pemeliharaan dan pengeluaran nonrutin lainnya. Sedangkan Anggaran PNBP juga

digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dipenuhi dengan

anggaran DIPA RM. Mekanisme penganggaran, FIP harus mengajukan usulan

anggaran kepada pihak universitas dengan membuat Rencana Belanja Anggaran

Fakultas. UNESA yang selanjutnya akan mengajukan usulan anggaran dengan

membuat Rencana Kerja Anggaran Kementrian/Lembaga (RKAKL) kepada Pemerintah

dan kemudian dibahas Departemen Keuangan untuk penetapan dokumen DIPA.

Penerimaan dana masyarakat dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pertama

penerimaan reguler yang berasal dari SPP mahasiswa, sumbangan dana

pengembangan (SDP), kerjasama dari unit-unit kerja dan lain sebagainya. Kedua

adalah penerimaan transito. Penerimaan ini sifatnya in-out, dimana total penerimaan

dikembalikan sepenuhnya ke unit kerja pengguna. Prediksi pendapatan FIP dalam lima

tahun mendatang (2014-2018) dapat dilihat pada tabel berikut.

– 2018

Tabel 6.1 Prediksi Jenis dan Besar Dana Fakultas Ilmu Pendidikan Tahun 2014

(dalam ribuan rupiah)

No Jenis Dana 2014 2015 2016 2017 2018

58

RBA

INDUK

1

2

3

4

RM Murni

RM REGULER

SPP REGULER

EKSTRAKURIK

ULER

7.618.00

0

2.661.02

0

773.580

8.196.60

0

8.818.00

0

2.665.02

0

3.209.68

0

2.246.60

0

6.018.00

0

2.661.02

0

3.479.68

0

3.496.60

0

6.205.00

0

2.690.15

0

5.495.00

0

5.500.50

0

7.315.00

0

2.723.15

0

7.525.30

0

7.546.75

0

Jumlah 19.249.2

00

14.917.3

60

15.655.3

00

19.890.6

50

25.110.2

00

NON

RKT

1

2

SDP

BPKP

SPP NON

REGULER

5.105.70

0

4.290.00

0

5.264.30

0

6.227.50

0

7.235.80

0

5.054.80

0

6.505.70

0

7.235.00

0

8.254.30

0

9.525.70

0

10.327.5

00

7.270.00

0

7.646.50

0

8.462.75

0

9.570.50

0

Jumlah 14.660.0

00

18.518.1

00

21.995.0

00

27.123.2

00

25.679.7

50

KERJA

SAMA

KERJA SAMA 10.461.4

00

9.722.60

0

9.964.40

0

11.708.9

00

11.748.4

00

Jumlah 10.461.4

00

9.722.60

0

9.964.40

0

11.708.9

00

11.748.4

00

Jumlah Total 44.370.6

00

43.158.0

60

58.722.7

50

58.722.7

50

62.538.3

50

Berdasar prediksi pendapatan proyeksi sampai tahun 2018, anggaran FIP

mencapai 77,1377 milyar, dengan sumber dana dominan dari PNBP, yaitu SDP, SPP,

ekstrakurikuler dan BPKP. Diharapkan dengan menjalin kerjasama dengan penyandang

dana dari luar negeri, akan dapat mendongkrak bantuan luar negeri masuk ke FIP.

59

Menurut proyeksi penggunaan anggaran FIP sampai tahun 2018, anggaran

untuk Dukungan Manajemen & Pelayanan Teknis rata-rata mencapai 10,16%, Layanan

Perkantoran mencapai 9,24% rata-rata per tahun. Penyediaan Layanan Pembelajaran

& Kompetensi Mahasiswa 15,12%, sedangkan Penyelenggaraan Pembelajaran Standar

Mutu 14,3%. Anggaran untuk Mahasiswa Berprestasi & Penyelenggaraan Bakat Minat

sampai tahun 2015 rata-rata per tahun sebesar 1,4%, sedangkan tahun 2016 sampai

2018 8,23%. Sedangkan untuk melaksanakan kegiatan tri darma perguruan tinggi, yang

masuk kelompok belanja barang rata-rata mencapai 45,8%.

6.2 Tata Kelola, dan Pengawasan Internal

Untuk mencapai tujuan pengembangan FIP yang dituangkan dalam Renstra

perlu dilakukan koordinasi secara menyeluruh antar jurusan, prodi, penataan sistem tata

kelola, dan pengawasan internal di lingkungan FIP. Kegiatan koordinasi penyusunan

rencana implmentasi Renstra dilakukan melalui forum diskusi antar elemen fakultas,

rapat penyusunan perencanaan tahunan, dan rapat kerja pimpinan.

6.2.1 Tata Kelola

Penyelenggaraan pendidikan tinggi FIP berdasarkan pada PP No.

60/1999 dengan struktur dasar yang sama untuk semua PTN di Indonesia, yaitu

terdiri dari unsur pimpinan fakultas (Dekan dan Pembantu Dekan), Senat

Fakultas, unsur pelaksana akademik (jurusan, laboratorium, dan kelompok

dosen) dan unsur pelaksana administrasi (bagian tata usaha).

Dekan merupakan pimpinan Fakultas yang bertanggung jawab langsung

kepada Rektor Unesa. Tugasnya adalah memimpin penyelenggaraan

pendidikan, kemahasiswaan, dan tenaga administrasi Fakultas. Dalam

pelaksanaan tugas, Dekan di bantu oleh tiga orang pembantu yaitu: (1)

Pembantu Dekan I (Bidang Akademik) yang bertugas membantu Dekan dalam

menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,

(2) Pembantu Dekan II (Bidang Administrasi umum Kepegawaian dan

Keuangan) yang bertugas membantu Dekan dalam menyelenggarakan kegiatan

di bidang administrasi umum, kepegawaian dan keuangan, dan (3) Pembantu

Dekan III (Bidang Kemahasiswaan) yang bertugas membantu Dekan dalam

60

menyelenggarakan kegiatan di bidang pembinaan serta layanan kesejahteraan

mahasiswa.

Senat FIP yang merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi di

Fakultas. Senat terdiri dari Guru Besar yang sudah dikukuhkan oleh Rektor,

Pimpinan Fakultas, Ketua jurusan, dan wakil dosen dari setiap jurusan.

FIP mempunyai bagian tata usaha yang bertugas melaksanakan

administasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan kependidikan.

Secara rinci unsurnya sebagai berikut; Kepala Tata Usaha Fakultas, Sub.

Bagian Akademik, Sub. Bagian Umum dan Perlengkapan, Sub. Bagian

Keuangan dan Kepegawaian, Sub. Bagian Kemahasiwaan dan Alumni.

FIP memiliki lima jurusan dan delapan program studi, yaitu (1) Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), dengan dua program studi yaitu

Program Studi Bimbingan dan Konseling (BK), dan Program Studi Psikologi, (2)

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan (KTP) dengan satu Program Studi,

yaitu Program Studi Teknologi Pendidikan (TP), (3) Jurusan Pendidikan Luar

Sekolah (PLS) dengan satu Program Studi yaitu Program Studi Pendidikan Luar

Sekolah. (4) Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) dengan satu

Program Studi yaitu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. (5) Jurusan

Pendidikan Luar Biasa dengan satu Program Studi yaitu Pendidikan Luar Biasa

(PLB). Sedangkan khusus untuk program studi Pendidikan Guru Anak Usia Dini

(PG-PAUD) dan Manajemen Pendidikan (MP) mengingat belum bernaung di

jurusan tertentu maka pengelolaannya masih langsung dibawah fakultas.

Program studi dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu seorang

sekretaris yang dipilih dari salah satu dosen di masing-masing jurusan/prodi

yang bersangkutan. Di tiap program studi terdapat laboratorium untuk

melakukan aktivitas akademik sesuai dengan cabang keilmuan, yaitu Lab. PLS,

Lab. PG-PAUD. Lab. BK, Lab. Psikologi, Lab. PGSD, Lab. PLB, Lab. TP, dan

lab MP. Masing-masing laboratorium diketuai oleh seorang ketua laboratorium

yang bertanggung jawab langsung kepada ketua program studi.

Untuk mencapai tujuan, struktur organisasi FIP mendapatkan fleksibilitas

dalam perencanaan dan pemanfaatan dana masyarakat yang akuntabel dan

tranparansi direfleksikan dalam penetapan struktur organisasi dan mekanisme

kerja yang tepat, jelas, dan normatif. Pengawasan terhadap pengelolaannya

dilakukan oleh Dewan Pengawas (DP) dan Satuan Pengawas Internal (SPI),

61

yang diupayakan agar mengedepankan layanan profesional dan tanggung jawab

kepada masyarakat terhadap proses dan produk akademis yang dihasilkan.

Implementasi Renstra menuntut pengembangan sistem tata kelola

tersendiri. Perlu dilakukan penataan terhadap tugas dan tanggung jawab dalam

melaksanakan program dan kegiatan yang ditetapkan untuk mewujudkan

sasaran IKK yang telah ditentukan. Pengembangan sistem tata kelola

implementasi Renstra mencakup kegiatan penyusunan Standar Operasi dan

Prosedur (SOP) dalam penyusunan, sosialisasi, dan pengendalian pelaksanaan

program dan kegiatan pembangunan yang dituangkan dalam Renstra.

6.2.2 Pengendalian dan Pengawasan

Pengendalian terhadap implementasi Renstra dilakukan melalui pengawasan

internal yang merupakan tanggung jawab Gugus Jaminan Mutu (GJM) dan Satuan

Pengawas Internal (SPI). Sistem tersebut merujuk pada Sistem penjaminan Mutu (SPM)

Universitas, dikoordinasikan oleh Pusat Jaminan Mutu (PJM) Universitas dan berbasis

BAN PT serta mengarah pada standar mutu ISO.

Sistem pengawasan internal yang efektif dilakukan melalui pengendalian

operasional dan finansial, manajemen risiko, sistem informasi manajemen, dan

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

Tugas utama unit pengawasan internal adalah mengevaluasi, menilai dan

menganalisis semua aktivitas pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan

lainnya terhadap semua peraturan yang berlaku. Pengawasan internal bertujuan untuk

memastikan sistem implementasi Renstra sesuai dengan target sasaran yang telah

ditetapkan. Dalam menjalankan tugasnya unit pengawasan internal melakukan audit

reguler dan audit khusus di semua unit kerja yang mengimplementasikan program dan

kegiatan Renstra FIP.

Pada umumnya pengawasan internal di dalam sektor publik dilaksanakan oleh

dua pihak, yaitu atasan langsung dan unit pengawasan independen. Pengawasan

atasan langsung termsuk yang dilakukan oleh GJM dan SPI. Sementara itu, unit

pengawasan independen adalah seperti Badan Pemeriksaan Keuangan Pembangunan

(BPKP), Inspektorat Jendral Kemendiknas, dan Badan Pemeriksa Keuangan, serta

Kantor Akuntan Publik (KAP).

62

6.3 Sistem Pemantauan dan Evaluasi

Berdasarkan teori manajemen, bahwa antara perencanaan-pelaksanaan-

monitoring-evaluasi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sistem

monitoring dan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana

strategis ini. Sistem ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian dan kesesuaian

antara rencana yang telah ditetapkan dalam Renstra tahun 2014-2018 dengan hasil

yang dicapai berdasarkan kebijakan yang dilaksanakan melalui kegiatan dan atau

program pembangunan pendidikan di FIP secara berkala dan secara

berkesinambungan. Landasan hukum monitoring evaluasi rencana strategis ini adalah

(1) Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 50, menyatakan bahwa pemerintah

menentukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu

pendidikan nasional, (2) Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005, pasal 4,

menyatakan bahwa SNP bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional, dan (3)

Peraturan pemerintah nomor 17 tahun 2010, pasal 96, tentang penjaminan mutu.

Monitoring dan evaluasi dilakukan dalam konteks desentralisasi pendidikan,

yang ditempuh melalui proses perencanaan dan pelaksanaan pendidikan di tingkat

Fakultas, jurusan, dan prodi. Proses ini sekaligus sebagai upaya pemberdayaan dan

peningkatan kapasitas serta kapabilitas tim gugus jaminan mutu FIP yang melakukan

monitoring dan evaluasi diberbagai tingkatan secara sinergis dan berkesinambungan,

sehingga desentralisasi pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik dalam waktu lima

tahun yang akan datang. Apabila dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi

ditemukan masalah atau penyimpangan, maka secara langsung dapat dilakukan

pembinaan, saran-saran dan cara mengatasinya serta melaporkannya secara berkala

dan berkelanjutan kepada stakeholders.

Stakeholders dalam penyelenggaraan pendidikan di FIP adalah pemerintah

pusat, provinsi, pemerintah kabupaten/kota, orang tua siswa, masyarakat luas

(termasuk Du/Di), dewan pendidikan, LSM, para donatur dan birokrat dari berbagai

tingkat pemerintah serta dari luar negeri. Melalui monitoring dan evaluasi dapat

diketahui berbagai hal yang berkaitan dengan tingkat pencapaian indikator kinerja kunci

dan tujuan, hambatan, serta tantangan dalam mengelola dan menyelenggarakan sistem

pendidikan baik di tingkat fakultas maupun jurusan.

A. Prinsip Pelaksanaan

Sebelum melaksanakan monitoring dan evaluasi, perlu disepakati terlebih

dahulu pengertian monitoring dan evaluasi sehingga terjadi kesatuan paham dan

langkah dalam proses pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Berdasarkan berbagai

63

sumber diperoleh pengertian yaitu bahwa monitoring atau pemantauan dapat

didefinisikan sebagai fungsi berkelanjutan yang terutama bertujuan memberikan

penjelasan kepada manajemen dan para pemangku kepentingan tentang indikasi

awal mengenai kemajuan dan hambatan dalam mencapai hasil yang diinginkan.

Sedangkan evaluasi adalah tindakan selektif yang bertujuan secara sistematis dan

objektif menilai kemajuan dan pencapaian hasil kegiatan/indicator kinerja kunci (IKK)

myang telah direncanakan.

a. Tujuan pokok kegiatan monitoring dan evalusi adalah:

1) Peningkatkan kualitas kinerja organisasi dan memperoleh pembelajaran dari

perkembangannya;

2) Menjamin adanya proses pengambilan keputusan yang objektif, adil dan tepat

berdasarkan data yang akurat;

3) Mendukung subtansi akuntabilitas dan reposisi ( repositioning ) organisasi;

4) Membangun kapasitas setiap elemen pelaksanaan dan mendukung rencana

strategis.

b. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip

sebagai berikut ;

1) Kejelasan tujuan dan hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi;

2) Pelaksanaan dilakukan secara objektif, artinya harus ada unsur independen

bagi tim yang melakukan monev;

3) Petugas monev harus memahami konsep, teori dan proses serta

berpengalaman dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi agar hasilnya

sahih dan terandal;

4) Pelaksanaan dilakukan secara terbuka (transparan), sehingga pihak

berkepentingan dapat mengetahui dan hasilnya dapat dilaporkan kepada

stakeholders melalui berbagai cara;

5) Melibatkan berbagai pihak yang dipandang perlu dan berkepentingan secara

proaktif (partisipatif);

6) Pelaksanaannya dapat di pertanggungjawabkan secara internal dan eksternal

(akuntabel);

7) Mencakup seluruh objek agar dapat manggambarkan secara utuh kondisi dan

situasi sasaran monitoring dan evaluasi (komprehensif);

8) Pelaksanaan dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dan pada saat

yang tepat agar tidak kehilangan momentum yang sedang terjadi;

9) Dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan;

64

10) Berbasis indikator kinerja, yaitu harus berdasarkan kriteria/indikator yang

dikembangkan berdasarkan kebijakan pimpinan FIP;

11) Efektif dan efisien, artinya target monitoring dan evaluasi dicapai dengan

menggunakan sumber daya yang ketersediaanya terbatas dan sesuai dengan

yang direncanakan.

c. Tugas pokok Tim Evaluasi dan Monitoring adalah:

1) Mengidentifikasi kegiatan pengembangan kapasitas pada tahun berjalan

2) Mengidentifikasi peyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan serta memberikan

saran untuk perbaikannya;

3) Mengidentifikasi perubahan prestasi unit kerja yang dimonitoring dan evaluasi;

4) Mengidentifikasi dan menganalisis kesenjangan antara rencana dan

pelaksanaan;

5) Mengidentifikasi tindakan yang dibutuhkan oleh setiap unit guna perbaikan

dalam pelaksanaan;

6) Menilai dan melihat secara langsung dampak dari pelaksanaan kegiatan;

7) Melihat arah perkembangan setiap unit selanjutnya;

8) Melihat usaha-usaha yang telah dan akan dilaksanakan dalam rangka

menjaga keberlangsungan hasil kegiatan;

9) Menilai capaian indikator kinerja kunci/IKK, kendala dan masalah yang

dihadapi serta alternatif solusinya.

B. Sistem Monitoring dan Evaluasi

Organizing for business excellence (Orbex)/organisasi yang baik

mengarahkan para pemimpin dalam membentuk (shape), menyelaraskan (align), dan

menyetel (attune) eksistensi organisasi mereka. Pemaknaan yang sama atas visi,

misi, nilai-nilai, strategi, infrastruktur, dan hasil menjadi pemersatu dan pemberi

semangat bagi semua orang yang terlibat. Perhatian dan langkah-tindak mereka

dapat diarahkan, dipantau, dan dievaluasi secara sistematik, periodik maupun

spesifik.

Evaluasi hasil menunjukkan perlunya dilakukan salah satu dari tiga jenis

transformasi–retooling, revitalisasi atau redirection. Retooling dilakukan ketika

penelaahan terhadap hasil yang dicapai organisasi menemukan bahwa infrastruktur

dan gaya kepemimpinan menjadi kunci utama. Revitalisasi dilakukan apabila strategi

dan tata nilai organisasi perlu untuk ditinjau ulang agar mendapatkan hasil yang lebih

maksimal. Redirection hanya dilakukan apabila dianggap keberadaan organisasi

65

perlu dikaji lebih lanjut. Ketiga tahapan ini merupakan tingkatan dalam melakukan

organisasi.

Skema sistematika monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra

FIP 2014-2018 dapat dilihat dalam bagan paradigma sistematis pengelolaan

organisasi, seperti pada gambar di bawah.

Organisasi yang sangat baik

Manajemen

Infra Struktur Strategi

Hasil Misi visi

Gaya/Style Nilai

kepemimpinan/

Leadership

Hasil Evaluasi Implementasi

Misi

Formulasi

Isi misi

Tujuan

Pendidikan

retooling revitalisasi

Redirection

Stratejik Rencana Implementasi sistem evaluasi

Gambar 6.1 Paradigma Sistematis Pengelolaan Organisasi

C. Mekanisme Pelaksanaan

Pelaksanaan monitoring dan evaluasi mencakup semua aspek yang

telah direncanakan dalam dokumen Renstra FIP tahun 2014-2018.

Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan minimal oleh dua tim monev internal

dari GJM yang bekerja sama secara sinergis dengan tim satuan pengawas

internal (SPI). Mekanisme pelaksanaan monev internal adalah sebagai

berikut:

1. Monitoring dan Evaluasi oleh Tim GJM dan SPI

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

kebijakan dari pimpinan FIP, monitoring dan evaluasi dilaksanakan oleh

66

GJM dan SPI yang berkompeten. Dalam konteks Fakultas, monitoring dan

evaluasi dimaksudkan untuk menggali masukan, data, dan informasi yang

dijadikan dasar dalam perumusan kebijakan pendidikan di Fakultas.

Kebijakan pendidikan tersebut itu terutama yang berkaitan dengan hal-hal

sebagai berikut: (a) pengembangan dan penetapan acuan untuk

penyusunan Rencana Kerja Tahunan/RKT; (b) pengembangan dan

perumusan standardisasi mutu dan relevansi pendidikan; (c)

pengembangan dan pelaksanaan pemeratan serta perluasan kesempatan

memperoleh pendidikan; (d) peningkatan daya saing keluaran pendidikan

di tingkat regional, nasional, maupun internasional; (e) pengembangan dan

perumusan kebijakan mekanisme monitoring dan evaluasi; (f) pemberian

masukan bagi pimpinan FIP tentang kelebihan dan kekurangan dalam

implementasi kebijakan Renstra 2014-2018, (g) peningkatan kapabilitas

dan kapasitas tim monitoring dan evaluasi di tingkat Fakultas dalam

menjabarkan Renstra FIP 2014-2018 menjadi rujukan untuk

mengimplementasikannya disesuaikan dengan kondisi, potensi, dan

kebutuhan lembaga. Dengan demikian, Fakultas dapat melaksanakan

rencana strategis selama 5 tahun ke depan dan mampu mengelola

program secara efektif, efisien, akuntabel, transparan, dan produktif

meliputi: (a) penyusunan rencana anggaran pendidikan FIP pada satu

sampai lima tahun ke depan; (b) peningkatan citra publik pendidikan di FIP

terutama dalam bidang penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi.

Bagi fakultas, monitoring dan evaluasi dapat digunakan untuk (a)

mengukur tingkat pencapaian target pembangunan pendidikan di tingkat

fakultas yang sesuai dengan Renstra FIP 2011-2015 (b) memperbaiki

kinerja aparatur di lingkungan fakultas agar kapabilitas dan kapasitas

dalam penyelenggaraan pendidikan makin meningkat; (c) meningkatkan

efektivitas, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas sistem pengelolaan

program dan kegiatan pendidikan untuk meningkatkan prestasi kerja

aparatur di jurusan dan prosi, dan menekan sekecil mungkin terjadinya

penyimpangan/KKN; dan (d) meningkatkan kemampuan dan kesanggupan

tim GJM di tingkat fakultas dalam melaksanakan tugas monitoring dan

evaluasi.

67

Di samping itu, monitoring dan evaluasi juga dimaksudkan untuk

menyusun laporan berkala (semesteran, dan tahunan). Berdasarkan data

dan informasi yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi, maka pimpinan

fakultas akan selalu memotivasi seluruh sivitas akademik agar dapat

meningkatan kinerja FIP di tahun berikutnya.

2. Monitoring dan Evaluasi oleh Tim Jaminan Mutu di Tingkat Jurusan

Monitoring dan evaluasi terhadap peningkatan mutu pelaksanaan

Renstra dan relevansi yang dicapai oleh setiap jurusan dilaksanakan oleh

tim jaminan mutu di tingkat jurusan. Tim jaminan mutu jurusan dalam

menjalankan tugas monevin dapat bekerjasama dengan tim GJM fakultas.

Acuan utama dalam melaksanakan standarisasi, akreditasi, penjaminan

mutu, pengawasan mutu dan monitoring dan evaluasi adalah Standar

Nasional Pendidikan tetap mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005, Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010, beserta

peraturan pemerintah lainnya yang relevan.

Tim monitoring dan evaluasi tingkat jurusan merupakan unsur utama

dalam pengembangan dan implementasi sistem informasi pelaksanaan

tridarma di tingkat jurusan.

3. Monitoring dan Evaluasi oleh Tim Monev Eksternal

Monitoring yang dilakukan tim independen (baik Dikti, Insperktorat,

BAN-PT, BPK, atau instansi lain yang berwenang) bertujuan untuk

mengevaluasi capaian standar yang telah ditetap dalam Renstra FIP 2014-

2018 baik proses maupun mutu lulusan. Monitoring dan evaluasi yang

dilakukan oleh Dikti, BAN-PT maupun Inspektorat adalah untuk

mendapatkan pemetaan capaian standar nasional yang dijadikan dasar

dalam mengembangkan model interfensi, untuk meningkatkan kualitas

pendidikan, agar mencapai standar nasional serta membantu Badan

Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN- PT) dalam mengakreditasi

program studi di lingkungan FIP.

Monitoring dan evaluasi mencakup lima aspek/tema yaitu (a) Penyediaan

Layanan Akademik Program studi; (b) Penyediaan Layanan Kelembagaan. (c)

Penyediaan Dosen dan Tenaga Kependidikan Bermutu; (d) Pengembangan

68

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, dan (e) Dukungan Manajemen

dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Tinggi.

Untuk memudahkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap

keterlaksanaan Renstra, Program dan/atau kegiatan serta sasaran dan target

yang direncanakan dalam Renstra mengacu pada lima kriteria yang bisa

disingkat dengan SMART (specific/khusus, measurable/terukur, achievable/dapat

dicapai, realistic/realistik, timebound/waktu tertentu). Kriteria tersebut dapat

digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan indikator kinerja kunci yang

terukur dan yang dapat dicapai dalam waktu tertentu sebagai target/sasaran

masing-masing program.

Secara umum, terdapat empat jenis indikator kinerja yang biasa digunakan

sebagai acuan dalam monitoring dan evaluasi atau pengukuran kinerja

organisasi, yaitu:

1. Indikator masukan, antara lain mencakup dosen (baik yang S-2, S-3,

studi lanjut S-2 atau S-3, memiliki jabatan guru besar), tenaga

kependidikan, kurikulum, daya kompetisi calon mahasiswa S-1, dan D-

3, rata-rata nilai NEM/SPMB, jumlah peminat, jumlah mahasiswa asing,

jumlah mahasiswa pasca sarjana S-2 dan S-3, sarana dan prasarana

belajar (buku pustaka, laboratorium, dll), data dan informasi, gedung

kuliah, bengkel, ruang media, dan sebagainya

2. Indikator proses, antara lain mencakup mahasiswa yang DO,

mahasiswa yang aktif atau prestasi yang diraih mahasiswa pada

kegiatan kemahasiswaan, baik di tingkat nasional maupun

internasional, rata-rata IP semester, kapasistas penggunaan

laboratorium, efektivitas pembelajaran, mutu proses pembelajaran,

aktivitas dosen dan mahasiswa, sistem evaluasi hasil belajar, dan

metode pembelajaran yang digunakan.

3. Indikator keluaran, antara lain mencakup jumlah mahasiswa yang

lulus. lama waktu kuliah, lama menyelesaikan skripsi/tesis/desertasi,

nilai-rata-rata IPK, kemampuan mahasiswa dalam berbahasa

asing/Inggris dan penggunaan komputer, jumlah penelitian yang dihasil

baik dalam skala nasional mapun internasional, jumlah HaKi yang

diperolah, jumlah kegiatan PKM, jumlah jurnal yang terakreditasi,

69

jumlah artikel dosen dan/atau mahasiswa yang masuk dalam jurnal

ilmiah terakreditasi atau jurnal internasional, jumlah kerjasama, jumlah

unit kerja/fakultas yang bersertifikat ISO, dan jumlah mahasiswa yang

melaksanakan program kreatifitas mahasiswa.

4. Indikator dampak, yang antara lain jumlah mahasiswa yang bisa

bekerja di dunia usaha-industri/perusahaan atau usaha mandiri, jumlah

angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan, lama waktu

memperoleh pekerjaan, gaji pertama yang diterima, dan pengaruh para

lulusan terhadap mutu angkatan kerja/lingkungan sosial, peran serta

siswa dalam pembangunan lingkungan dan pengaruh atau peran

lulusan pendidikan dan pelatihan terhadap kehidupan masyarakat

secara luas.