48
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISTRIBUTED PRACTICE DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS PADA SISWA PEMULA PERSATUAN BULUTANGKIS PELITA ABADI KARANGANYAR TAHUN 2009 Skripsi Oleh : Bayu Aprianto NIM K 5605016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN DENGAN METODE DISTRIBUTED PRACTICE

DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BULUTANGKIS PADA

SISWA PEMULA PERSATUAN BULUTANGKIS PELITA ABADI KARANGANYAR

TAHUN 2009

Skripsi

Oleh :

Bayu Aprianto

NIM K 5605016

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang dalam pelaksanaan

permainannya menggunakan raket sebagai pemukul dan shuttlecock sebagai obyek yang dipukul.

Hal yang mendasar agar dapat bermain bulutangkis yaitu menguasai macam-macam tehnik

dasar. Dengan menguasai tehnik-tehnik dasar bulutangkis maka akan dapat mendukung

penampilannya menjadi lebih baik sehingga prestasi yang lebih tinggi dapat dicapai. Adapun

macam-macam tehnik dasar bulutangkis menurut Sumarno dkk (2002:164) mengklasifikasi

tehnik dasar bulutangkis menjadi empat macam, yaitu: “(1) Tehnik memegang raket

(grips), (2) Tehnik mengatur kerja kaki (footwork), (3) Tehnik menguasai pukulan (strokes), dan

(4) Tehnik menguasai pola-pola pukulan”.

Seluruh permainan bulutangkis dilakukan dengan memukul bola. Pukulan-pukulan

dalam permainan bulutangkis di antaranya pukulan service, lob, drive, dropshot, netting, dan

smash. Salah satu pukulan yang penting dalam permainan bulutangkis adalah pukulan smash.

Pukulan smash merupakan pukulan overhead yang keras dengan kecepatan tinggi arahnya

menukik ke bawah bidang lapangan lawan. Upaya menguasai tehnik dasar pukulan smash harus

dilakukan latihan secara sistematis dan kontinyu. Untuk mencapai hasil latihan yang optimal

dibutuhkan metode latihan yang baik dan tepat.

Metode latihan merupakan suatu cara yang bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan

bagi atlet yang dilatih. Tuntutan terhadap metode latihan yang efektif dan efisien didorong oleh

kenyataan-kenyataan atau gejala-gejala yang timbul dalam pelatihan. Banyaknya macam-macam

metode latihan, maka dalam pelaksanaan latihan harus mampu menerapkan metode latihan yang

baik dan tepat. Menurut Andi Suhendro (2004: 3.56) bahwa, “ Metode latihan yang dapat

dikembangkan untuk meningkatkan ketrampilan tehnik di antaranya dengan metode massed

practice dan distributed practice”.

Metode distributed practice merupakan metode latihan yang pada pelaksanaan

praktiknya diselingi dengan waktu istirahat diantara waktu latihan. Sedangkan metode massed

practice adalah pengaturan giliran latihan yang dilakukan secara terus-menerus tanpa diselingi

Page 3: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

istirahat. Baik metode distributed practice maupun massed practice memiliki karakteristik yang

berbeda dan masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, sehingga belum diketahui

efektifitasnya terhadap peningkatan kemampuan pukulan smash dalam permainan bulutangkis.

Untuk mengetahui dan menjawab permasalahan yang muncul, maka perlu dikaji dan diteliti lebih

mendalam melalui penelitian eksperimen di Persatuan Bulutangkis Pelita Abadi Kabupaten

Karanganyar.

Sisi menarik untuk melakukan penelitian pada PB. Pelita Abadi Karanganyar yaitu,

klub tersebut cukup eksis dan latihan dilaksanakan dengan baik. PB. Pelita Abadi juga telah

beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai daerah. Dari hasil

pertandingan yang telah diikuti prestasi yang dicapai belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh

beberapa permasalahan, antara lain: (1) Kemampuan pukulan smash pemain PB. Pelita Abadi

masih rendah dan perlu ditingkatkan. Pukulan smash yang dilakukan sering tidak sesuai dengan

harapan, misalnya bola yang dipukul sering keluar lapangan, menyangkut net, bahkan pukulan

smash tidak tajam sehingga lawan justru mudah mengembalikannya. (2) Pelaksanaan latihan di

PB. Pelita Abadi kurang maksimal. Waktu yang tersedia tidak dimanfaatkan untuk melakukan

pengulangan pukulan secara maksimal. Siswa hanya melakukan pengulangan beberapa kali,

kemudian berhenti dan kelihatan lelah. Selain itu, pengaturan antara waktu latihan dan istirahat

kurang diperhatikan. Jika ambang rangsang telah dicapai dan waktu istirahat terlalu lama, maka

kondisi tersebut akan pulih kembali dan keterampilan akan lambat dicapai.

Permasalahan yang telah dikemukakan di atas yang melatar belakangi judul penelitian,

“Perbedaan Pengaruh Latihan Dengan Metode Disrtributed Practice dan Massed Practice

terhadap Kemampuan Smash Bulutangkis Pada Siswa Pemula Persatuan Bulutangkis Pelita

Abadi Karanganyar Tahun 2009”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam

penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya frekuensi pengulangan gerakan pukulan smash, sehingga tehnik dasar pukulan

smash pemain bulutangkis Pelita Abadi Karanganyar kurang dikuasai dengan baik.

2. Waktu latihan kurang dimanfaatkan secara maksimal untuk mengulang-ulang gerakan

pukulan smash sebanyak-banyaknya, sehingga kemampuan pukulan smash masih rendah.

Page 4: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

3. Masih rendahnya kemampuan pukulan smash para pemain bulutangkis Persatuan

Bulutangkis Pelita Abadi Karanganyar perlu ditingkatkan.

4. Belum diketahui pengaruh metode latihan distributed practice dan massed practice terhadap

kemampuan pukulan smash dalam permainan bulutangkis.

5. Kemampuan pukulan smash bulutangkis pemain putera Persatuan Bulutangkis Pelita Abadi

Karanganyar tahun 2009 belum diketahui.

C. Pembatasan Masalah

Banyaknya masalah yang muncul dalam penelitian perlu dibatasi agar tidak

menyimpang tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh metode latihan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan

pukulan smash bulutangkis.

2. Kemampuan pukulan smash bulutangkis pemain putera Persatuan Bulutangkis Pelita Abadi

Karanganyar tahun 2009.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh metode latihan distributed practice dan massed practice

terhadap kemampuan pukulan smash bulutangkis pemain putera Persatuan Bulutangkis

Pelita Abadi Karanganyar tahun 2009?

2. Manakah yang lebih baik pengaruhnya antara metode latihan distributed practice dan massed

practice terhadap kemampuan pukulan smash bulutangkis pemain putera Persatuan

Bulutangkis Pelita Abadi Karanganyar tahun 2009?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan diatas, penelitian ini mempunyai tujuan

untuk mengetahui:

Page 5: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

1. Perbedaan pengaruh metode latihan distributed practice dan massed practice terhadap

kemampuan pukulan smash bulutangkis pemain putera Persatuan Bulutangkis Pelita Abadi

Karanganyar tahun 2009.

2. Metode latihan yang lebih baik pengaruhnya antara distributed practice dan massed practice

terhadap kemampuan pukulan smash bulutangkis pemain putera Persatuan Bulutangkis

Pelita Abadi Karanganyar tahun 2009.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat dijadikan sebagai pedoman pembina atau pelatih pada Persatuan Bulutangkis Pelita

Abadi Karanganyar untuk menentukan dan memilih metode latihan yang tepat untuk

meningkatkan kemampuan smash bulutangkis para pemainnya.

2. Sebagai masukan bagi pembina atau pelatih dan pemain bulutangkis Persatuan Bulutangkis

Pelita Abadi Karanganyar pentingnya pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-

banyaknya untuk menguasai suatu ketrampilan olahraga.

Page 6: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Permainan Bulutangkis

a. Karakter Permainan Bulutangkis

Permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat

dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melwan dua orang.

Permainan bulutangkis menggunakan raket sebagai alat pemukul dan shuttlecock sebagai obyek

yang dipukul. Lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net untuk

memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permaiann lawan. Tujuan permainan

bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan shuttlecock di daerah permainan lawan dan

berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecock dan menjatuhkannya di daerah permainan

sendiri. Pada saat permainan berlangsung, masing-masing pemain berusaha agar shuttlecock

jatuh di lantai atau menyangkut net, maka permainan berhenti dan dimulai dengan melakukan

servis.

Permainan dilaksanakan dengan sistem penialaian relly point. Pemain atau regu yang

memperoleh nilai 21 dinyatakan menang. Dan apabila terjadi nilai sama 20 lawan 20 dicari

selisih dua angka. Untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik, maka seorang pemain

bulutangkis harus menguasai macam-macam teknik dasar bulutangkis.

b. Teknik Dasar Bulutangkis

Bulutangkis merupakan olahraga permainan yang didalam perlaksanaan permainannya

dibutuhkan keterampailan yang baik. Menguasai teknik dasar bulutangkis merupakan salah satu

bagian yang dapat mendukung keterampilan bermain bulutangkis. Macam-macam teknik dasar

bulutangkis menurut Soemarno dkk (2002:164) mengklasifikasikan teknik dasar bulutangkis

menjadi empat macam, yaitu: “(1) Teknik memegang raket (grips), (2) Teknik mengatur kerja

kaki (footwork), (3) Teknik menguasai pukulan (strokes), dan (4) Teknik menguasai pola-pola

pukulan”. Hal senada dikemukakan Moekarto Mirman ( 1996/1997: 23) bahwa, “

5

Page 7: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

keterampilan dasar bulutangkis dapat diklasifikasikan menjadi empat macam yaitu (1) Tehnik

memegang raket (grips), (2) Tehnik mengatur kaki (footwork), (3) Tehnik menguasai pukulan

(strokes), dan (4) Tehnik menguasai pola-pola pukulan.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik dasar permainan

bulutangkis terdiri empat macam, yaitu: teknik memegang raket (grips), teknik mengatur kerja

kaki (footwork), teknik menguasai pukulan (strokes), dan teknik pola-pola pukulan. Kualitas

permainan atau penampilan pemain bergantung pada penguasaan macam-macam teknik dasar

bulutangkis dengan didukung kemampuan fisik yang memadai, taktik dan mental yang baik.

Untuk lebih jelasnya berikut ini diuraikan secara singkat macam-macam teknik dasar permainan

bulutangkis sebagai berikut:

1) Teknik Memegang Raket

Teknik pegangan raket merupakan unsur yang penting dan harus dikenalkan bagi pemain

pemula. Hal ini karena teknik pegangan raket ini akan membentuk tipe permainan seseorang.

Sumarno dkk (2002:165) menyatakan “Pertama-tama yang perlu mendapat perhatian bagi

pemain pemula yang baru mulai bermain bulutangkis adalah cara memegang raket. Kesalahan di

dalam cara memegang raket cenderung membentuk tipe permainan seseorang dan ini sangat sulit

untuk diperbaiki”.

Teknik memegang raket ini harus dipahami dan dimengerti oleh setiap pemain, terutama

bagi pemain pemula. Ada beberapa macam cara memegang raket atau grips yang dapat

digunakan. Menurut Sumarno dkk (2002 : 165) “macam-macam tipe pegangan raket yaitu,

pegangan gebuk kasur (American Grip), pegangan forehand (forehand grip), pegangan backhand

(backhand grip) dan pegangan campuran atau kombinasi (combination grip).

Teknik pegangan gebuk kasur merupakan istilah lain dari pegangan cara Amerika

(American grip). Teknik pelaksanaan pegangan gebuk kasur adalah letakkan raket di lantai,

ambil dan peganglah pada bagian ujung pengagan raket yang luas (sejajar permukaan kepala

raket). Pegangan gebuk kasur ini lebih efektif digunakan dalam melakukan semes dan untuk

mengambil bila di atas jaring (net) dengan menekan bola ke bawah secara tajam. Sebaliknya tipe

pegangan ini kurang efektif dalam permainan di depan net, karena kurang memiliki keleluasaan

gerak. Moekarto Mirman (1996/1997: 24) menyatakan, “grip ini (American grip) kurang efektif

Page 8: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

untuk melakukan pukulan backhand dan untuk permainan netting yang di samping net atau di

bawah net”.

Teknik pegangan forehand dilakukan dengan cara ibu jari dan jari telunjuk menempel

pada bagian permukaan pegangan yang sempit (sejajar dinding kepala raket). Yang perlku

diperhatikan dalam teknik pegangan ini adalah letak ujung ibu jari tidak melebihi dan tidak

kurang dari jari telunjuk. Menurut Moekarto Mirman (1996/1997:25) teknik pegangan forehand

memiliki beberapa keuntungan, antara lain: “(1) Pegangan akan lebih kuat dan tidak mudah

lepas. (2) Memudahkan melakukan pukulan terhadap bola yang datangnya di sebelah kanan

badan (forehand). (3) Tidak perlu memutar pegangan yang disebabkan kesalahan menempelkan

posisi kepala raket. Tetapi pegangan forehand juga memiliki kelemahan, yaitu: “(1) lemah dalam

backhand, (2) lemah dalam menerkam bola di depan net”.

Teknik pegangan backhand merupakan jenis pegangan lanjutan dari pegangan forehand,

yaitu dari pegangan forehand grip dapat beralih ke backhand grip dengan memutar raket

seperempat putaran ke kiri, namun posisi ibu jari tidak seperti pada forehand grip, melainkan

agak dekat dengan daun raket, atau dengan jalan menempelkan penampang ibu jari pada

permukaan tangkai raket yang terlebar. Menurut Moekarto Mirman (1996/1997:26) keuntungan

pegangan backhand adalah “hasil pukulan sulit diterka karena selain bolanya keras juga

terkontrol. Sebaliknya kelemahan dari teknik ini, pemain akan kesukaran dalam mengembalikan

bola, terutama semes yang mengarah ke sebelah kanan badan”.

Teknik pegangan campuran atau combination grip sering pula disebut pegangan jabat

tangan. Pegangan campuran atau combination grip adalah suatu cara memegang raket dengan

mengubah cara pegangan raket sesuai dengan datangnya boal dan jenis pukulan. Pegangan

campuran ini merupakan kombinasi antara pegangan gebuk kasur dan teknik pegangan forehand.

Teknik pegangan kombinasi hampir sama seperti pegangan forehand, yaitu posisi raket

dimiringkan, dipegang seperti pada saat berjabat tangan. Teknik pegangan kombinasi ini

merupakan salah satu cara pegangan yang paling efektif, karena pegangan raket sesuai dengan

berbagai jenis datangnya bola. Oleh karena itu, dengan teknik pegangan kombinasi ini atlet akan

memiliki pukulan yang lengkap dan sulit dianalisis kelemahannya. Berikut disajikan gambar

macam-macam teknik pegangan raket sebagai berikut:

Page 9: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Gambar 1. Tehnik pegangan raket gebuk kasur

Sumarno dkk. (2002:167-169)

Gambar 2. Tehnik pegangan forehand

Sumarno dkk. (2002:167-169)

Gambar 3. Tehnik pegangan kombinasi

Sumarno dkk. (2002:167-169)

2) Kerja Kaki (Footwork)

Kerja kaki memiliki peranan yang sangat penting dalam permainan bulutangkis. James

Poole (2005:51) menyatakan, “tujuan dari footwork yang baik adalah supaya pemain dapat

bergerak seefisien mungkin ke segala bagian dari lapangan”. Untuk memperoleh footwork yang

baik ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam teknik

melangkah (footwork) dalam permainan bulutangkis yaitu “(1) Menentukan saat yang tepat

untuk bergerak mengejar bola dan menentukan saat-saat yang tepat kapan harus berbuat dan

memukul bola dengan tenang, (2) Tetap memiliki keseimbangan badan pada saat melakukan

pukulan”.

Prinsip dasar footwork bagi pemain yang menggunakan pegangan kanan (right handed)

adalah kaki kanan selalu berada di ujung/ akhir atau setiap melakukan langkah selalu diakhiri

dengan kaki kanan. Sebagai contoh, jika hendak memukul kok yang berada di lapangan bagian

depan atau di samping badan, kaki kanan selalu berada di depan. Demikian pula jika hendak

memukul kok di belakang, posisi kaki kanan berada di belakang.

Page 10: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

3) Teknik Memukul Bola

Memukul bola (shuttlecock) merupakan ciri dalam permainan bulutangkis. prinsip teknik

memukul bola dalam permainan bulutangkis adalah untuk menyeberangkan bola ke daerah

permainan lawan. Dapat dikatakan bahwa seorang pebulutangkis yang terampil apabila memiliki

keterampilan melakukan pukulan yang baik. Hal yang mendasar dan harus dikuasai agar terampil

melakukan pukulan dalam permainan bulutangkis adalah menguasai teknik memukul yang benar

dan didukung kemampuan kondisi fisik yang baik.

Berdasarkan jenisnya pukulan dalam permainan bulutangkis dikelompokkan menjadi

beberapa macam. Menurut Sumarno dkk. (2002: 194) bahwa, “Jenis-jenis pukulan yang harus

dikuasai oleh pemain bulutangkis antara lain: “(1) Pukulan service, (2) Pukulan lob, (3) Pukulan

dropshot, (4) Pukulan smash, (5) Pukulan drive, (6) Pengembalian service”. Pendapat lain

dikemukakan Moekarto Mirman (1996/1997:44) “macam-macam pukulan dalam permainan

bulutangkis terutama adalah sevice, lob, drive, smash, dropshot dan netting.”

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik pukulan yang harus

dikuasai dalam permainan bulutangkis meliputi: service, lob, drive, dropshot, smash, netting, dan

pengembalian servis. Jenis-jenis pukulan dapat dilakukan dengan forehand maupun backhand,

kecuali pukulan servis tinggi yang sulit dilakukan dengan pukulan backhand. Jenis-jenis pukulan

tersebut diuraikan sebagai berikut:

(a) Pukulan Servis

Servis dalam permainan bulutangkis merupakan pukulan pembuka atau sajian bola

pertama untuk memulai permainan. Sumarno dkk. (2002: 194) menyatakan bahwa pukulan

servis adalah “pukulan yang mengawali atau sajian bola pertama sebagai permulaan permainan

bulutangkis”.

Servis merupakan pukulan yang sangat menentukan dalam awal perolehan nilai, karena

hanya pemain yang melakukan servis yang dapat memperoleh nilai. Moekarto Mirman

(1996/1997:45) bahwa, “agar servis berhasil dengan baik dan sah, maka dalam pelaksanaannya

harus didasarkan pada:

1) Bola maksimum berada setinggi bahu (pundak). 2) Mengayun raket ke belakang badan bersamaan melepaskan bola, mengayun raket ke

depan untuk memukul bola. 3) Kaki tidak menyentuh garis.

Page 11: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

4) Kedua kaki berhubungan dengan lantai. Teknik servis dalam permainan bulutangkis dapat dilakukan denga nbeberapa macam.

Moekarto Mirman (1996/1997:45) mengemukakan bahwa, “jenis-jenis pukulan servis yaitu: (a)

servis pendek/ short service, (b) servis tinggi/ Lob service, (c) servis datar/ drive service”.

Servis pendek merupakan pukulan service dengan mengarahkan shuttlecock dengan

sasaran bidang yang sah yang sedekat mungkin dengan net. Dalam servis pendek ini jalannya

boal hanya sedikit di atas net, sehingga lawan akan sulit untuk mematikan bola. Servis pendek

hanya memerlukan sedikit tenaga, seolah-olah bola hanya didorong saja menggunakan

perpindahan berat badan dari belakang ke depan, sedangkan gerakan pergelangan lengan hanya

dipakai untuk menentukan arah saja. Servis lob atau servis tinggi merupakan servis yang

dilakukan dengan arah bola panjang dan tinggi ke belakanga lapangan lawan agar bola jatuh

sedekat mungkin dengan garis batas belakang. Servis ini biasanya menggunakan teknik pukulan

forehand dari bawah.

Servis datar atau servis drive ini merupakan servis yang mengutamakan kecepatan laju

bola dan jalannya bola mendatar.

(b) Pukulan Lob

Pukulan lob merupakan pukulan yang dilakukan dengan arah pukulan bola lurus, tinggi

dan jatuh ke belakang pertahanan lawan. Sasaran pukulan lob adalah bidang lapangan lawan

bagian belakang. Agar dapat mencapai sasaran di daerah belakang lapangan, maka pukulan ini

dilakukan dengan keras dan panjang. Pukulan lob penting peranannya dalam permainan

bulutangkis. Moekarto Mirman (1996/1997:48) menyatakan, “pukulan lob merupakan pukulan

yang sangat penting bagi bola pertahanan (defensive) maupun penyerangan (ofensive)”. Lob yang

cepat dan jauh ke belakang dapat membuat lawan kewalahan dalam mengembalikan bola. Oleh

karena itu tiap pemain bulutangkis harus memiliki kemampuan pukulan lob.

Pukulan lob bulutangkis dapat dilakukan dengan berbagai macam variasi. Menurut

Soemarno dkk. (2004:198) adapun jenis lob dapat dibagi menjadi 2 yaitu: “lob serang (attack

clear) dan lob tangkisan (high defensive clear)”. Hal senada dikemukakan Hal senada

dikemukakan Moekarto Mirman (1996/1997:48) “pukulan lob dapat dibagi menjadi lob serang

dan lob penangkis”.

Lob serang yaitu lob yang bertujuan untuk melakukan serangan terhadap lawan. Lob ini

dilakukan dengan bola dipukul lebih cepat dengan lambungan agak rendah (lebih rendah dari

Page 12: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

lambungan bola lob tinggi) melewati lawan ke lapangan bagian belakang. Lob serang ini

dilakukan misalnya pada saat lawan sudah kehilangan keseimbangan atau salah posisi, atau

lawan harus maju ke depan jaring untuk mengejar suatu drop yang dilancarkan.

Sedangkan yang dimaksud dengan lob tangkisan atau lob pertahanan adalah pukulan lob

yang dilakukan pemain untuk menahan dan mempertahankan diri dari serangan lawan. Pukulan

lob pertahanan ini, lintasan bolanya tinggi dan panjang. Dengan pukulan yang tinggi dan panjang

ini akan memberikan kesempatan pemain untuk kembali ke posisi di tengah lapangan.

Baik lob serangan maupun lob pertahanan, cara pelaksanaannya sama. Yang membedakan kedua

jenis lob tersebut adalah arah lintasan bola.

(c) Pukulan Drop (Dropshot)

Pukulan dropshot merupakan pukulan yang diarahkan di dekat net pada lapangan

permainan lawan. Moekarto Mirman (1996/1997:52) menyatakan bahwa pukulan dropshot

adalah “pukulan yang dilakukan dengan tujuan menempatkan bola secepatnya dan sedekat-

dekatnya dengan net pada lapangan lawan”. Hal yang sama dikemukakan Sumarno dkk.

(2004:201) dropshot adalah pukulan yang dilakukan dengan tujuan menempatkan bola

secepatnya dan sedekat-dekatnya dengan net pada lapangan lawan”.

Pada prinsipnya dropshot merupakan teknik memukul shuttlecock agar jatuh secepat

mungkin dekat net. Pukulan yang cepat dan ditempatkan sedekat mungkin di depan net akan

sulit dikembalikan oleh lawan. Untuk membuat pukulan dropshot ada beberapa cara. Menurut

Moekarto Mirman (1996/1997:52) dropshot dibedakan menjadi dua, yaitu: “(1) Dropshot dari

atas (Overhead dropshot) terdiri atas drop penuh dan drop potong, (2) Dropshot dari bawah

(Underhand dropshot)”.

(d) Pukulan Drive

Pukulan drive merupakan jenis pukulan yang dilakukan dengan keras dan mendatar yang

arah lambungan bolanya sejajar dengan lantai atau net. Moekarto Mirman (1996/1997:50)

menyatakan, “pukulan drive adalah pukulan yang biasa digunakan untuk menekan lawan atau

untuk tidak memberikan kesempatan kepada lawan mendapatkan bola-bola yang melambung,

sehingga lawan tidak memperoleh kesempatan menyerang dengan pukulan over head”.

Pukulan drive merupakan pukulan yang laju bolanya cepat, sehingga pukulan ini

termasuk jenis pukulan serangan yang dapat digunakan untuk mempercepat tempo permainan.

Soemarno dkk. (2004:200) menyatakan, “manfaat drive adalah mempercepat tempo permainan

Page 13: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

dengan meluncurkan bola serendah-rendahnya dengan net. Selain itu itu pukulan drive berfungsi

untuk mengacaukan posisi lawan”.

(e) Netting

Pukulan netting atau jaring adalah salah satu jenis pukulan yang cukup sulit dalam

permainan bulutangkis, karena permainan netting ini banyak memerlukan kecermatan yang

penuh perasaan atau feeling. Dalam permainan netting faktor tenaga hampir tidak diperlukan

sama sekali. Pukulan dilakukan tenang dan pasti. Dengan cara demikian bola yang ringan itu

dengan sendirinya akan memantul. Hal ini terutama dalam permainan jaring dengan pengambilan

bola di atas. Prinsip-prinsip dalam melakukan permainan netting, menurut Soemarno dkk.

(2004:207) adalah, “(1) Bola harus diambil di atas atau setinggi mungkin. (2) Lambungan bola

harus serendah mungkin dengan net, dan (3) Jatuhnya bola harus sedekat mungkin dengan net”.

Dalam permainan net bola harus diambil sewaktu bola masih di atas. Apabila bola

diambil setelah berada di bawah, tempo permainan akan menjadi lambat dan hal ini memberi

kesempatan lawan lebih siap untuk maju. Bola harus serendah mungkin dengan bibir jaring, hal

ini untuk mempertinggi target kesulitan awan memukul kembali bola terutama untuk

menerobosnya.

(f)Pukulan Smash

Smash merupakan pukulan overhead yang keras dengan kecepatan tinggi arahnya

menukik ke bawah di bidang lapangan lawan. Menurut Sumarno dkk. (2004:203) menyatakan

pukulan smash adalah “pukulan yang dilakukan paling cepat dan sekeras-kerasnya, ke arah

bawah lapangan lawan.

Smash merupakan teknik serangng yang paling efektif dalam permainan bulutangkis.

penguasaan teknik dasar smash dalam permainan bulutangkis sangat penting, karena

keberhasilan pemain dalam suatu pertandingan bulutangkis santa banyak ditentnukan oleh

kemampuanya melakukan smash. Setiap pemain harus benar-benar menguasai teknik smash

dengan baik, karena smash merupakan bentuk serangan yang paling mematikan.

Pukulan smash dapat dilakukan dengan forehand maupun backhand. Hasil dari smash

dengan pukulan forehand biasanya lebih kuat dan keras daripada smash dengan backhand,

karena ayunannya yang lebih luas dan panjang. Dalam permainan bulutangkis pukulan smash

dapat dilakukan dengan berbagai macam. Menurut Moekarto Mirman (1996/1997:54-56) ada

beberapa jenis pukulan smash yang dapat dilakukan, sesuai dengan kemauan atlet dan situasi di

Page 14: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

lapangan saat bermain, yaitu: “(1) smes penuh (full smash), (2) smes potong, (3) smes seputar

kepala (around the head smash), (4) backhand smash”.

Smash penuh ini dilakukan dengan daun raket seluruhnya, dan smash penuh memiliki

kekuatan yang penuh tetapi shutlecock menjadi kurang terarah. Smash penuh pada umumnya

harus sepanjang garis atau tertuju penuh badan lawan. Smash penuh dilakukan dengan sekuat

tenaga, maka akan penuh menggunakan posisi pensmash. Oleh karena itu, smash ini harus dapat

mematikan lawan

Smash potong bila dibandingkan dengan smash penuh kurang keras, tetapi shutlecock

lebih tajam dan lebih terarah. Pada umumnya smash potong dilakukan secara menyilang sebagai

smash silang atau cross smash. Jika akan mensmash dari lini belakang, mak lebih baik jika

dilakukan smash potong daripada smash penuh.

Around the head smash dapat pula disebut dengan smash melingkar. Gerakan lengan

dalam smash melingkar ini sangat diperlukan keterampilan gerak pergelangan lengan,

kelentukan, dan keseimbangan badan untuk menjaga posisi agar bisa tetap berdiri dengan tegak

dan tidak sempoyongan.

Backhand smash mengutamakan gerakan keterampilan pergelangan tangan, shutlecock

yang terlanjur melewati posisi badan juga dapat dipukul dengan backhand smash, untuk

membackhand yang tepat diperlukan pergelangan yang kuat dan mantap. Backhand smash

biasanya paling tepat untuk menyambar shutlecock yang meluncur tanggung di dekat depan net,

mudah dilakukan dengan cukup menggunakan keterampilan pergelangan tangan tanpa perlu

memukulnya sekuat tenaga.

4) Pola-Pola Pukulan

Penguasaan pola-pola pukulan penting untuk mengembangkan permainan dan

memperoleh kemenangan pada permainan bulutangkis. pemain perlu mendapatkan pola latihan

teknik pukulan secara sistematis, berulang-ulang dan teratur. Pola pukulan pada dasarnya

merupakan rangkaian dari beberapa pukulan yang dikombinasikan dan dilakukan secara terpadu.

Untuk dapat mengalahkan lawan dengan mudah, pemain harus memiliki kemampuan memukul

bola dengan baik dan ditunjang dengan penguasaan pola pukulan yang baik pula.

Kemenangan dalam suatu pertandingan bulutangkis sangat sulit diperoleh jika hanya

mengandalkan kemampuan memukul bola yang baik, tanpa disertai dengan penguasaan pola-

pola pukulan yang baik.Pola-pola pukulan yang dapat dikembangkan oleh pemain banyak sekali

Page 15: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

jenisnya dan bervariasi. Selain dengan pola-pola tersebut pemain dapat pula mengembangkan

dengan pola yang lain. Namun pola pukulan yang dikembangkan harus memperhitungkan

efisiensi dan efektifitas gerakan.

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik dasar permainan bulutangkis merupakan

faktor yang mendasar dan harus dipahami dan dikuasai oleh setiap pemain agar mampu bermain

bulutangkis dengan baik dan terampil.

2. Hakikat Latihan Fisik dalam Permainan Bulutangkis

a. Latihan Fisik

Kondisi fisik yang baik merupakan faktor yang mendasar untuk mengembangkan faktor

lainnya, sehingga akan mendukung pencapaian prestasi yang optimal. Hal senada dikemukakan

Andi Suhendro (2004: 4.1) bahwa, “ Kondisi fisik merupakan salah satu syarat penting dalam

meningkatkan prestasi seorang atlet, dan bahkan sebagai keperluan yang sangat mendasar untuk

meriah prestasi olahraga”. Pentingnya peranan kondisi fisik untuk mendukung pencapaian

prestasi olahraga, maka harus dilatih dengan baik dan benar.

Latihan fisik pada umumnya memberikan beban fisik pada tubuh secara teratur,

sistematik, berkesinambungan sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan kemampuan

didalam melakukan kerja. Latihan fisik yang teratur, sistematik dan berkesinambungan yang

dituangkan dalam suatu program latihan akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata.

Berkaitan dengan latihan fisik Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro (1984: 12)

menyatakan, “ Latihan fisik adalah suatu kegiatan fisik menurut cara dan aturan tertentu yang

mempunyai sasaran meningkatkan efisiensi faal tubuh dan sebagai hasil akhir adalah kesegaran

jasmani”. Hal senada dikemukakan Andi Suhendro (2004: 3.7) bahwa, “ Latihan fisik adalah

latihan yang ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan kondisi seseorang. Latihan ini

mencakup semua komponen kondisi fisik antara lain kekuatan otot, daya tahan kardiovaskuler,

daya tahan otot, kelincahan, kecepatan, power, stamina, kelentukan dan lain-lain”.

Latihan fisik merupakan salah satu bagian latihan olahraga secara menyeluruh, yaitu

untuk meningkatkan prestasi olahraga serta untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Dalam

pelaksanaan latihan fisik dapat ditekankan pada salah satu komponen kondisi fisik tertentu sesuai

Page 16: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

tujuannya. Hal ini artinya, latihan fisik yang dilakukan harus bersifat spesifik sesuai dengan

karakteristik komponen fisik yang dibutuhkan untuk tujuan tertentu.

b. Prinsip-Prinsip Dasar Latihan

Prestasi dalam olahraga dapat dicapai melalui latihan secara intensif dan teratur.

Pelaksanaan latihan harus berpedoman pada prinsip-prinsip latihan yang benar. Prinsip latihan

merupakan garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan

baik. Berkaitan dengan prinsip-prinsip latihan Sudjarwo (1993: 21) menyatakan, “ Prinsip-

prinsip latihan digunakan agar pemberian dosis latihan dapat dilaksanakan secara tepat dan tidak

merusak atlet”. Agar tujuan latihan dapat dicapai secara optimal, hendaknya diterapkan prinsip-

prinsip latihan yang baik dan tepat.

Prinsip latihan pada dasarnya merupakan suatu pedoman dalam memberikan beban

latihan, sehingga beban latihan dapat dilakukan dengan bain dan akan terjadi peningkatan.

Pengembangan kondisi fisik dari hasil latihan tergantung pada tipe dan beban latihan yang

diberikan dan tergantung dari kekhususan latihan. Adapun prinsip-prinsip latihan menurut Andi

Suhendro (2004: 3.9) antara lain:

1) Prinsip Beban Lebih (Over Load Principle)

Prinsip beban lebih merupakan prinsip latihan yang harus dipenuhi. Prinsip beban lebih

merupakan prinsip latihan yang mendasar untuk memperoleh peningkatan kemampuan kerja.

Kemampuan seseoranga dapat meningkat jika mendapaat rangsangan berupa beban latihan yang

cukup berat, yaitu diatas dari beban latihan yang biasa diterimanya. Andi Suhendro (2004: 3.10)

menyatakan, “ Seorang atlet tidak akan meningkat prestasinya apabila dalam latihan

mengabaikan prinsip beban lebih”. Sedangkan Rusli Lutan dkk (1992: 95) berpendapat:

Setiap bentuk latihan untuk keterampilan tehnik, taktik, fisik, dan mental sekalipun

harus berpedoman pada prinsip beban lebih. Kalau beban terlalu ringan, artinya dibawah

kemampuannya, maka berapa lamapun atlet berlatih, betapa seringpun dia berlatih atau sampai

bagaimana capek pun dia mengulang-ulang latihan itu, prestasinya tidak akan meningkat.

Page 17: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, prinsip beban lebih

bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kemampuan tubuh. Pembebanan yang lebih berat

dari sebelumnya akan merangsang tubuh untuk bradaptasi dengan beban lebih tersebut, sehingga

kemampuan tubuh akan meningkat. Kemampuan tubuh yang meningkat berpeluang untuk

mencapai prestasi yang lebih baik.

Salah satu hal yang harus tetap diperhatikan dalam peningkatan beban latihan harus

tetap diambang rangsang latihan. Beban latihan yang terlalu berat tidak akan meningkatkan

kemampuan atlet, tetapi justru sebaliknya yaitu kemunduran kemampuan kondisi fisik atau

bahakan dapat mengakibatkan cedera.

2) Prinsip Perkembangan Menyeluruh

Komponen kondisi fisik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan

baik dalam peningkatan maupun pemeliharaan. Perkembangan menyeluruh dari kemampuan

kondisi fisik merupakan dasar pembentukan prestasi, meskipun pada akhir tujuan dalam latihan

adalah kemampuan yang bersifat khusus, namun kemampuan yang bersifat khusus tersebut

haruslah didasari oleh kemampuan kondisi fisik secara menyeluruh. Menurut Bompa yang

dikutip Andi Suhendro (2004: 3.14) bahwa, “ Perkembangan menyeluruh merupakan prinsip

latihan yang telah banyak digunakan di dalam dunia pendidikan dan olahraga”.

Perkembangan menyeluruh merupakan dasar bagi pelaksanaan program latihan setiap

cabang olahraga. Prinsip perkembang menyeluruh harus diberikan kepada atlet-atlet muda

sebelum memilih spesialisasi dalam cabang olahraga tertentu dan mencapai puncak prestasi.

Setelah perkembangan ini, maka atlet akan memasuki jenjang perkembangan selanjutnya yaitu,

spesialisasi pada cabang olahraga tertentu. Pada jenjang ini atlet menggeluti karier olahraga yang

paling tinggi, yaitu puncak penampilan yang merupakan prestasi atlet dalam bidang olahraga.

3) Prinsip Spesialisasi

Pada dasarnya pengaruh yang ditimbulkan akibat latihan itu bersifat khusus, sesuai

dengan karakteristik gerakan keterampilan, unsur kondisi fisik dan sistem energi yang digunakan

selama latihan. Pendapat yang dikemukakan Bompa dalam Andi Suhendro (2004: 3.17)

menyatakan:

Spesialisasi latihan olaharaga dianjurkan sebagai aktivitas-aktivitas motorik khusus. Ada dua hal

yang harus diperhatikan dalam spesialisasi yaitu: (1) melakukan latihan khusus sesuai dengan

Page 18: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

karakteristik cabang olahraga. Misalnya pemain bola melakukan latihan secara khusus terhadap

kemampuan dribble, shooting, dan (2) melakukan latihan mengembangkan kemampuan motorik

yang dibutuhkan oleh cabang olahraga yang menjadi spesialisasinya. Misalnya latihan-latihan

fisik khusus sesuai dengan cabang olahraga yang ditekuni.

Berdasarkan prinsip spesialisasi latihan dapat disimpulkan bahwa, program latihan

yang dilaksanakan harus bersifat khusus, disesuiakan dengan tujuan yang akan dicapai. Bentuk

latihan yang dilakukan harus memiliki cirri-ciri tertentu sesuai dengan cabang olahraga yang

akan dikembangkan, baik pola gerak, jenis kontraksi otot maupun kelompok otot yang dilatih

harus disesuaikan dengan jenis olahraga yang dikembangkan.

4) Prinsip Individual

Manfaat latihan akan lebih berarti, jika didalam pelaksanaan latihan didasarkan pada

karakteristik atau kondisi atlet yang dilatih. Perbedaan antara atlet satu dengan yang lainnya

tentunya tingkat kemampuan dasar serta prestasinya juga berbeda. Oleh karena perbedaan

individu harus diperhatikan dalam pelaksanaan latihan. Menurut Andi Suhendro (2004: 3.20)

menyatakan, “ Prinsip individual merupakan salah satu syarat dalam melakukan olahraga

kontemporer. Prinsip ini harus diterapkan kepada setiap atlet, sekalipun atlet tersebut memiliki

prestasi yang sama. Konsep latihan ini harus disusun dengan kekhususan yang dimiliki setiap

individu agar tujuan latihan dapat tercapai”.

Berdasarkan pendapat tentang prinsip individual dapat disimpulkan bahwa latihan yang

ditetapkan harus bersifat individual. Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan yang

diterapkan direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi atlet.

5) Prinsip Latihan Bervariasi

Prestasi yang tinggi dalam olahraga dapat dicapai melalui proses waktu latihan yang

cukup lama. Latihan yang memakan waktu cukup lama tentu akan menimbulkan rasa jenuh atau

bosan bagi atlet. Untuk menghindari hal tersebut, maka pelatih harus dapat merancang program

latihan secara bervariasi, dengan tujuan atlet tetap senang dalam mengikuti latihan. Konsep ini

harus dipegang teguh oleh seorang pelatih, agar atlet selama mengikuti latihan merasa senang

dan dapat berkonsentrasi mengikuti latihan.

c. Komponen-Komponen Latihan

Page 19: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan oleh atlet, akan mengarah kepada sejumlah

perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia dan kejiwaan. Efisiensi dari suatu

kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh, dan jumlah

pengulangan (volume), beban dan kecepatannya, intensitas, serta frekuensi penampilan

(densitas). Apabila seorang pelatih merencanakan suatu latihan yang dinamis. Maka harus

mempertimbangkan semua aspek yang menjadi komponen latihan tersebut diatas.

Semua komponen dibuat sedmikian dalam berbagai model yang sesuai dengan

karakteristik fungsional dan ciri kejiwaaan dari cabang olahraga yang dipelajari. Sepanjang fase

latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan secara pasti, komponen mana yang menjadi

tekanan latihan dalam mencapai tujuan penampilannyayang telah direncanakan. Cabang olahraga

yang banyak membutuhkan keterampilan yang tinggi termasuk bulutangkis, maka kompleksitas

latihan merupakan hal yang sangat diutamakan. Untuk lebih jelasnya, komponen-komponen

latihan dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Volume Latihan

Sebagai komponen utama, volume adalah prasyarat yang sangat penting untuk

mendapatkan tehnik yang tinggi dalam pencapaian fisik yang lebih baik. Menurut Andi

Suhendro (2004: 3.23) bahwa, “ volume latihan adalah ukuran yang menunjukkan jumlah atau

kuantitas derajat besarnya suatu rangsang yang dapat ditunjukkan dengan jumlah repetisi, seri

atau set dan panjak jarak yang ditempuh”. Sedangkan repetisi menurut Suharno HP (1992: 15)

adalah “ ulangan gerak berapa kali atlet harus melakukan gerak setiap giliran”.

Peningkatan volume latihan merupakan puncak latihan dari semua cabang olahraga

yang memiliki komponen aerobik dan juga pada cabang olahraga yang menuntut kesempurnaan

tehnik atau keterampilan taktik. Hanya jumlah pengulangan latihan yang tinggi yang dapat

menjamin akumulasi jumlah keterampilan yang diperlukan untuk perbaikan penampilan secara

kuantitatif. Perbaikan penampilan seorang atlet merupakan hasil dari adanya peningkatan jumlah

satuan latihan serta jumlah kerja yang diselesaikan setiap satuan latihan.

2) Intensitas Latihan

Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat erat kaitannya dengan

komponen kualitatif kerja yang dilakukan dalam jangka waktu yang telah diberikan. Lebih

banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu, maka lebih tinggi pula intensitasnya.

Page 20: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Intensitas adalah fungsi dari kekuatan rangsangan syaraf yang dilakukan dalam latihan,

dan kekuatan rangsangan tergantung dari beban kecepatan geraknya, variasi interval atau

istirahat daintara tiap ulangannya. Menurut Suharno HP (1992: 15) bahwa, “ intensitas adalah

takaran yang menunjukkan kadar atau tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani

baik dalam latihan maupun pertandingan”.

Intensitas latihan hendaknya diberikan secara tepat, yaitu tidak terlalu tinggi atau terlalu

rendah. Intensitas yang terlalu rendah mengakibatkan pengaruh yang ditimbulkan sangat kecil

bahkan tidak berpengaruh sama sekali. Sebaliknya, apabila intensitas latihan yang terlalu tinggi

dapat mengakibatkan cedera.

3) Densitas Latihan

Andi Suhendro (2004: 3.31) menyatakan, “ density merupakan ukuran yang

menunjukkan derajat kepadatan suatu latihan yang dilakukan”. Dengan demikian densitas

berkaitan dengan suatu hubungan yang dinyatakan dalam satuan waktu antara kerja dan istirahat.

Densitas yang cukup akan menjamin efisiensi latihan, sehingga menghindarkan atlet dari

kelelahan yang berlebihan.

Istirahat interval yang direncanakan diantara dua rangsangan, bergantung langsung

pada intensitasnya dan lamanya setiap rangsangan yang diberikan. Rangsangan diatas tingkat

intensitas submaksimal menuntut istirahat yang relative lama, dengan maksud untuk

memudahkan pemulihan seseorang dalam menghadapi rangsangan berikutnya. Sebaliknya

rangsangan pada intensitas rendah membutuhkan sedikit waktu untuk pemulihan, karena tuntutan

terhadap organismenya pun juga rendah.

4) Kompleksitas Latihan

Kompleksitas dikaitkan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan dalam latihan.

Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi, dapat menjadi penyebab

penting dalam menambah intensitas latihan. Keterampilan tehnik yang rumit atau sulit, mungkin

akan menimbulkan permasalahan dan akhirnya akan menyebabkan tekanan tambahan terhadap

otot, khususnya selama tahap dimana koordinasi syaraf otot berada dalam keadaan lemah. Suatu

gambaran kelompok individual terhadap keterampilan yang kompleks, dapat membedakan

dengan mana yang memiliki koordinasi yang baik dan yang jelek. Seperti dikemukakan Astrand

dan Rodahi dalam Bompa (1983: 28) “ semakin sulit bentuk latihan semakin besar

juga perbedaan individual serta efisiensi mekanismenya

Page 21: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

3. Latihan Pukulan Smash Bulutangkis dengan

Metode Distributed Practice

a. Metode Distributed Practice

Metode distributed practice adalah prinsip pengaturan giliran praktik ketrampilan yang

pada pelaksanaanya diselingi dengan waktu istirahat diantara waktu latihan.. Rusli Lutan

(1988:113) “distributed practice adalah serangkaian kegiatan latihan melibatkan istirahat yang

cukup diantara kegiatan mencoba”. Menurut Andi Suhendro (2004:3.72) bahwa,” distributed

practice adalah prinsip pengaturan giliran dalam latihan dimana diadakan pengaturan waktu

latihan dengan waktu istirahat secara berselang-seling”. John N. Drowatzky (1981:243)

menyatakan bahwa.” distributed practice adalah praktek suatu ketrampilan olahraga yang

dipelajari dilakukan dalam jangka waktu pendek dan sering diselingi waktu istirahat”

Metode distributed practice pada prinsipnya merupakan pengaturan giliran waktu

latihan, yaitu dalam pelaksanaanya dilakukan secara berselang-seling antar waktu latihan dan

waktu istirahat. Waktu istirahat merupakan faktor penting dan harus diperhitungkan dalam

metode distributed practice. Andi Suhendro (2004:3.72) menyatakan, “ penggunaan

waktu istirahat secara memadai bukan merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian-

bagian penting didalam proses belajar gerak untuk memperoleh pemulihan yang cukup”.

Metode distributed practice merupakan metode latihan yang mempertimbangkan waktu

istirahat sama pentingnya dengan waktu untuk praktek (latihan). Waktu untuk istirahat bukan

merupakan pemborosan waktu, tetapi merupakan bagian penting di dalam proses latihan

ketrampilan. Waktu istirahat diantara waktu latihan bertujua untuk recovery atau

pemulihan. Dengan istirahat yang cukup diantara waktu latihan memungkinkan kondisi atlet

pulih dan lebih siap untuk melakukan kerja atau latihan berikutnya.

b. Pelaksanaan Latihan Pukulan Smash dengan Metode Distributed Practice

Metode latihan distributed practice merupakan pengaturan giliran praktik ketrampilan

yang dilakukan secara berselang-seling antara waktu latihan dan waktu istirahat. Bertolak dari

pengertian metode distributed practice tersebut, maka latihan pukulan smash dilakukan secara

berselang-seling. Hal ini maksudnya, setelah melakukan gerakan pukulan smash beberapa kali,

Page 22: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

untuk selanjutnya diberi kesempatan untuk istirahat sesuai dengan program yang telah

dijadwalkan. Istirahat yang diberikan dapat digunakan untuk relaksasi atau pemulihan. Dengan

demikian kondisi atlet akan pulih, selain itu dapat mengenali atau mencermati kesalahan pada

saat melakukan latihan, sehingga pada kesempatan berikutnya kesalahan tidak diulangi lagi.

c. Sistem Memori dalam Latihan Distributed Practice

Metode latihan distributed practice merupakan bentuk latihan yang dilakukan secara

berselang-seling. Ini artinya, setelah melakukan gerakan diberikan waktu istirahat. Latihan yang

dilakukan berselang-seling tersebut, sehingga ketrampilan yang dipelajari tersimpan dalam

memori sangat singkat. Pengulangan gerakan yang diberi waktu interval (istirahat), maka

keterampilan yang dipelajari akan lebih lama dikuasai.

Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, latihan pukulan smash dengan

metode distributed practice termasuk sistem memori jangka pendek atau short term memory.

Short term memory merupakan suatu pemorsesan informasi yang diterima dalam waktu singkat

dan dapat hilang dengan cepat pula karena lamanya waktu. Menurut hasil penafsiran Sperling

yang dikutip Rusli Lutan (1988:164) bahwa:

1) Penyimpanan sensori jangka pendek mampu menyimpan semua informasi yang dihadirkan

ke dalamnya ( karena subjek dapat mengingatkan kembali huruf jika suara dibunyikan

dengan segera )

2) Penyimpanan sensori jangka pendek itu kehilangan informasi dengan cepat seiring lamanya

waktu.

Bertolak dari pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan pukulan smash

bulutangkis dengan metode distributed practice yaitu, pemain akan mengingat gerakan pukulan

smash pada saat melakukan gerakan tersebut. Namun setelah melakukan gerakan pukulan smash

diberi waktu istirahat atau diselingi oleh pemain lainnya. Pemberian waktu istirahat atau gerakan

dilakukan pemain lainnya tersebut akan berdampak penurunan keterampilan yang dipelajari.

Oleh karena itu, dalam pemberian waktu istirahat harus diperhatikan sebaik mungkin, karena

pemberian waktu istirahat yang terlalu lama, maka keterampilan akan cepat hilang..

d. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Pukulan Smash dengan Metode Distributed Practice

Page 23: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Metode distributed practice merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat

di antara waktu latihan. Berdasarkan hal tersebut, metode distributed practice ini mempunyai

beberapa keuntungan baik bagi pelatih maupun atlet. Menurut Suharno HP. (1992:11) bahwa

kegunaan prinsip interval dalam latihan yaitu: “ (1) menghindari terjadinya overtraining, (2)

memberikan kesempatan organisme atlet untuk beradaptasi terhadap beban latihan dan (3)

pemulihan tenaga kembali bagi atlet dalam proses latihan”.

Waktu istirahat sangat penting diantara waktu latihan. Waktu istirahat memberi

kesempatan untuk atlet mengadakan pemulihan diantara pengulangan gerakan. Ditinjau dari

pelaksanaan latihan pukulan smash dengan metode distributed practice dapat diidentifikasi

kelebihannya antara lain:

1) Dapat meminimalkan kesalahan tehnik pukulan smash, karena setiap keselahan dapat segera

dibetulkan.

2) Kondisi fisik siswa akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan (overtraining)

3) Kondisi atlet akan lebih siap untuk melakukan session latihan berikutnya dengan baik..

Latihan pukulan smash dengan metode distributed practice juga memiliki beberapa

kelemahan. Kelemahan latihan pukulan smash dengan metode distributed practice antara lain:

1) Dapat menimbulkan rasa bosan atau jenuh saat istirahat untuk menunggu gilirannya.

2) Siswa yang aktif adalah atlet yang mendapat giliran, sedangkan yang lainnya hanya menjadi

penonton untuk menunggu giliran.

3) Seringnya waktu istirahat akan mengakibatkan penguasaan tehnik gerakan menjadi agak

berkurang karena gerakan yang sudah terbentuk akan berkurang lagi dalam istirahat.

4) Latihan ini prioritasnya hanya untuk peningkatan keterampilan tehnik, sedangkan kondisi

fisiknya terabaikan.

4. Latihan Pukulan Smash Bulutangkis dengan

Metode Massed Practice

a. Metode Massed Practice

Untuk mencapai tingkat keterampilan suatu cabang olahraga, maka dalam pelaksanaan

latihan seorang atlet harus melakukan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Metode

massed practice merupakan pengaturan giliran latihan yang dilakukan secara terus-menerus

Page 24: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

tanpa diselingi istirahat. Berkaitan dengan metode massed practice Rusli Lutan (1988:113)

menyatakan, “massed practice adalah kegiatan latihan yang dilakukan dalam satu rangkaian

dengan selang waktu istirahat yang amat kecil di antara kegiatan mencoba”. Menurut Andi

Suhendro (2004:3.72) “massed practice adalah prinsip pengaturan giliran latihan dimana atlet

melakukan gerakan secara terus-menerus tanpa diselingi istirahat”. Hal senada dikemukakan

John N. Dowatzky (1981: 243) “massed practice adalah latihan yang dilakukan dalam jangka

panjang, dimana latihan berlangsung secara terus-menerus yang hampir tidak ada waktu

istirahatnya”.

Berdasarkan pengertian metode massed practice yang dikemukakan para ahli tersebut

mempunyai pengertian yang hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa, metode massed

practice merupakan prinsip pengaturan giliran praktik latihan keterampilan yang pelaksanaannya

dilakukan secara terus-menerus tanpa istirahat.

b. Pelaksanaan Latihan Pukulan Smash Bulutangkis dengan Metode Massed Practice

Prinsip dasar metode latihan massed practice yaitu melakukan latihan atau

pengulangan gerakan secara terus-menerus tanpa istirahat. Bertolak dari pengertian metode

latihan massed practice diatas, maka pelaksanaan latihan pukulan smash bulutangkis yaitu,

pemain melakukan pukulan smash secara terus-menerus sampai batas waktu atau jumlah

pengulangan yang dijadwalkan selesai tanpa diberi kesempatan istirahat. Dengan metode massed

practice pemain berusaha melakukan pukulan smash sebanyak-banyaknya. Seperti dikemukakan

Andi Suhendro (2004:3.72) bahwa, “ metode massed practice setiap atlet akan diberi instruksi

mempraktikkan secara terus-menerus selama waktu latihan”. Dengan pengulangan gerakan yang

sebanyak-banyaknya akan diperoleh keterampilan yang lebih baik. Karena tanpa melakukan

pengulangan gerakan keterampilan yang dipelajari, maka suatu keterampilan tidak dapat

dikuasai. Seperti yang dikemukakan Suharno HP. (1992:8) bahwa, “ untuk mengotomatiskan

peguasaan unsur gerak fisik, tehnik, taktik, dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan

latihan berulang-ulang denagn frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”.

Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus-menerus atau sebanyak-

banyaknya merupakan faktor yang sangat penting agar keterampilan yang dipelajari dapat

dikuasai dengan baik. Dengan mengulang-ulang secara terus-menerus akan menguatkan respon.

Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyanto dan Agus Kristiyanto (1998:3) bahwa, “ Hubungan

Page 25: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

stimulus respon diperkuat melalui pengulangan, hubungan stimulus respon diperkuat respon

yang dikehendaki menjadi meningkat”.

c. Sistem Memori dalam Latihan Massed Practice

Latihan massed practice merupakan bentuk latihan yang dilakukan secara terus-

menerus tanpa diselingi waktu istirahat. Dalam hal ini pemain melakukan pukulan smash secara

terus-menerus sesuia dengan program yang telah dijadwalkan. Dengan melakukan pukulan

smash secara berulang-ulang, maka menguatkan respon.

Ditinjau dari proses informasi dan sistem memori, latihan pukulan smash dengan

metode massed practice termasuk sistem memori jangka panjang atau long term memory. Dalam

hal ini Rusli Lutan (1988:170) berpendapat:

Tujuan latihan tehnik dalam olahraga ialah untuk menguasai keterampilan secara efisien dan

keterampilan itu melekat selama waktu tertentu. Hal ini erat kaitannya dengan konsep memori

jangka panjang, karena dalam banyak hal pengembangan memori jangka panjang merupakan

tujuan akhir proses mengajar atau belajar dalam keterampilan motorik. Dalam keadaan informasi

itu melekat, maka pada suatu ketika bisa terjadi memori itu melemah yang berarti informasi

dalam memori jangka panjang itu semakin hilang. Selain itu, dengan latihan pengulangan, maka

semakin meningkat jumlah asosiasi dalam informasi yang telah dipelajari (misalnya semakin

meningkat kebermaknaanya)

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, latihan pukulan smash yang dilakukan secara

terus-menerus, maka suatu keterampilan (pukulan smash) akan dikuasai dengan baik.

Keterampilan yang dilakukan secara terus-menerus akan tersimpan didalam memori, sehingga

pemain akan memiliki konsep gerkan pukulan smash yang konsisten. Dalam waktu lain,

keterampilan yang dikuasai tidak akan mudah hilang. Jika tidak ditunjang dengan latihan lambat

laun keterampilan yang dimiliki akan menurun.

d. Kelebihan dan Kelemahan Latihan Pukulan dengan Metode Massed Practice

Page 26: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus-menerus tanpa diselingi istirahat

merupakan ciri utama dari metode massed practice. Latihan yang dilakukan secara terus-

menerus tanpa diselingi istirahat akan berpengaruh terhadap kapasitas total paru-paru dan

volume jantung. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya rangsangan cukup berat yang diberikan

terhadap sistem aerobik didalam tubuh. Pendapat yang dikemukakan oleh Yusuf Adisamita dan

Aip Syarifuddin (1996:142) bahwa, “ metode terus-menerus dapat meningkatkan daya tahan

keseluruhan dan peningkatan perlawanan terhadap kelelahan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, metode massed practice

pada prinsipnya dapat meningkatkan daya tahan secara keseluruhan. Disamping itu juga, dengan

latihan secara terus-menerus akan meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan pada waktu

latihan dan akan merangsang kemampuan otot yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu

untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Seperti dikemukakan Yusuf Adisasmita dan Aip

Syarifuddin (1996:142) bahwa, “ metode terus-menerus meningkatkan self control atlet pada

waktu melakukan usaha-usaha atau latihan yang melelahkan, dan kemampuannya untuk

merangsang kelompok-kelompok otot yang memegang peranan dalam pelaksanaan cabang

olahraga”.

Berdasarkan pelaksanaan latihan pukulan smash bulutangkis dengan metode massed

practice dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan latihan smash dengan

metode massed practice antara lain:

1) Pengusaan terhadap pola gerakan tehnik pukulan smash akan lebih cepat tercapai, karena

latihan secara terus-menerus akan dapat membentuk pola gerakan smash yang lebih cepat.

2) Dapat meningkatkan daya tahan fisik, sehingga akan mendukung penampilannya dalam

bermain bulutangkis.

Kelemahan latihan pukulan smash dengan metode massed practice antara lain:

1) Penguasaan tehnik pukulan smash kurang dapat tercapai dengan baik, sebab gerakan

yang dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan kelelahan, hal ini akan

berpengaruh terhadap kesempurnaan gerakan.

2) Pengontrolan dan perbaikan tehnik gerakan sulit dilakukan karena tidak ada waktu

istirahat.

3) Akan sering terjadi kesalahan tehnik karena terlalu lelah.

Page 27: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

4) Dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan (overtraining) dan dapat menimbulkan

cedera.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan diatas dapat diajukan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Latihan Pukulan Smash Bulutangkis dengan Metode Distributed

Practice dan Massed Practice

Metode latihan distributed practice merupakan bentuk keterampilan yang diselingi

dengan waktu istirahat diantara waktu latihan. Sedangkan metode latihan massed practice

merupakan bentuk latihan yang tidak diselingi waktu istirahat pada saat latihan berlangsung.

Metode latihan distributed practice merupakan bentuk latihan yang mempertimbangkan waktu

istirahat juga sama pentingnya dengan waktu pengulangan gerakan, sedangkan metode massed

practice menitik beratkan pentingnya pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-

banyaknnya tanpa memperhitungkan waktu istirahat.

Berdasarkan karakteristik metode latihan distributed practice menunjukkan bahwa,

latihan pukulan smash dengan metode distributed practice memiliki kelebihan antara lain:

penguasaan terhadap tehnik gerakan akan lebih baik, perbaikan terhadap kesalahan tehnik dasar

dapat dilakukan lebih dini, akan terhindar dari kelelahan yang berlebihan, penampilan

kondisinya akan selalu stabil karena adanya istirahat yang cukup. Kelemahan latihan pukulan

smash dengan metode distributed practice antara lain: seringnya waktu istirahat mengakibatkan

penguasaan tehnik menjadi agak berkurang. Hal ini disebabkan pola gerakan yang sudah

terbentuk akan berkurang lagi dalam istirahat. Metode ini prioritasnya hanya untuk peningkatan

penguasaan tehnik, sedangkan kondisi fisiknya terabaikan, siswa akan bosan atau jenuh karena

seringnya istirahat.

Sedangkan latihan pukulan smash dengan metode massed practice memiliki kelebihan

antara lain: penguasaan terhadap pola gerakan pukulan smash akan lebih cepat tercapai, dapat

meningkatkan keterampilan sekaligus meningkatkan daya tahan fisik. Kelemahannya antara lain:

penguasaan tehnik pukulan smash sulit dikuasai kondisi yang lelah, penampilan siswa tidak

Page 28: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

stabil karena kondisi yang lelah, pengontrolan dan perbaikan terhadap tehik pukulan sulit

dilakukan karena tidak ada waktu istirahat.

Berdasarkan karakteristik, kelebihan dan kelemahan dari metode latihan distributed

practice dan massed practice tersebut sudah jelas bahwa, kedua bentuk latihan ini mempunyai

perbedaan yang mencolok. Perbedaan-perbedaan tersebut tentunya akan menimbulkan pengaruh

perbedaan terhadap peningkatan kemampuan pukulan smash bulutangkis. Dengan demikian

diduga bahwa, metode latihan distributed practice dan massed practice memiliki perbedaan

pengaruh terhadap kemampuan pukulan smash bulutangkis..

2. Metode Latihan Distributed Practice Lebih Baik Pengaruhnya Terhadap Peningkatan

Kemampuan Pukulan Smash Bulutangkis

Berdasarkan perbedaan antara metode latihan massed practice dan distributed practice

menunjukkan bahwa, metode latihan distributed practice mempunyai pengaruh yang lebih baik

terhadap peningkatan kemampuan pukulan smash bulutangkis. Hal ini karena, dalam belajar

keterampilan waktu istirahat sangat penting terhadap pemulihan kondisi siswa. Kondisi yang

baik sangat penting terhadap latihan berikutnya, sehingga memungkinkan untuk lebih baik

menguasai keterampilan pukulan smash bulutangkis. Selain itu juga waktu istirahat yang

diberikan memungkinkan siswa melakukan perbaikan terhadap kesalahan tehnik yang dilakukan

dan akan terhindar dari kelelahan, sehingga penampilan kondisinya selalu stabil karena istirahat

yang cukup. Berdasarkan hal tersebut diduga bahwa, metode latihan distributed practice

memiliki pengaruh yang lebih baik terhadap peningkatan kemampuan pukulan smash

bulutangkis.

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

Page 29: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

1. Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan distributed practice dan massed practice

terhadap kemampuan pukulan smash bulutangkis pemain putera Persatuan Bulutangkis

Pelita Abadi Karanganyar tahun 2009.

2. Metode latihan distributed practice lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan pukulan

smash bulutangkis pemain putera Persatuan Bulutangkis Pelita Abadi Karanganyar tahun

2009.

Page 30: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1.Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Persatuan Bulutangkis Pelita Abadi Karanganyar

Jalan Raya Solo - Tawangmangu Km. 4 Palur, Karanganyar. Telp. ( 0271 ) 7952558

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan selama satu setengah bulan dengan tiga kali latihan dalam

satu minggu.. Penelitian direncanakan dari awal bulan April 2009 sampai dengan pertengahan

bulan Juni 2009.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra pemula Persatuan Bulutangkis

Pelita Abadi Karanganyar berjumlah 54 orang.

2. Sampel

Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Sampel yang

diambil adalah siswa yang dapat melakukan pukulan smash bulutangkis usia 12-13 tahun

sejumlah 28 orang.

C. Metode Penelitian

1.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah

kegiatan percobaan yang diawali dengan memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri

dengan suatu bentuk tes guna mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan. Adapun

rancangan penelitian yaitu:

“ Pretest –Posstest Design “.

Gambar rancangan penelitian sebagai berikut:

32

Page 31: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

KE I Treatment A Posstest

S Pretest MSOP

KE II Treatment B Posstest

Keterangan:

S = Subjek

Pretest = Tes awal kemampuan pukulan smash bulutangkis

MSOP = Matched Subjek Ordinal Pairing

KE I = Kelompok I

KE II = Kelompok II

Treatment A = Metode Latihan Distributed Practice

Treatment B = Metode Latihan Massed Practice

Posstest = Tes akhir kemampuan pukulan smash bulutangkis

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada prestasi kemampuan pukulan smash

bulutangkis pada tes awal. Setelah hasil tes awal dirangking, kemudian subjek yang memiliki

prestasi setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok I dan kelompok II. Dengan demikian

kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan kelompok yang sama. Apabila

pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal itu disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang

diberikan. Pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing sebagai

berikut:

1 2

4 3

5 6

8 7

9 10 dan seterusnya

2.Treatment

Page 32: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

a. Program Latihan Pukulan Smash Bulutangkis Dengan Metode Latihan Distributed

Practice

Program latihan dilakukan dalam seminggu tiga kali pertemuan. Menurut Andi Suhendro

( 2004:3.6 ) bahwa, “ latihan harus dilakukan secara berulang-ulang, maksudnya latihan

harus dilakukan minimal tiga kali seminggu. Menurut Donald A.Chu (1992: 14), pedoman

program latihan menggunakan pedoman latihan power dengan pliometrik. Tipe latihan yang

digunakan adalah Low Impact Jumps / Throws dengan intensitas rendah ( low ), jumlah repetisi

10-30, set 10-15 dan jumlah repetisi latihan per session adalah 50-300.

Latihan Power dengan Pliometrik

Intensity

Values

Type of

Exercise

Intensity of

Exercise

No. of Reps/

and Set

No. of Reps

Training

Session

1

Shock tension

High Reactive

Jumps > 60 cm

Maksimal 8-5 x 10-20 120-150 (200)

2 Drops Jumps >

80-120 cm Very high 5-15 x 5- 15 75-100

3

Bounding

Exercise

· 2 legs · 1 legs

Sub Max 3-25 x 10-25 50-250

4

Low Exercise

Jumps 20-50

cm

Moderate 10-25 x 10-25 150-250

5

Low Impact

jumps/Throw

· On Sport · Implements

Low 10-30 x 10-15 50-300

Penentuan beban latihan dimulai dari 10 repetisi pukulan smash dengan jumlah set 10

kali. Beban latihan tersebut ditingkatkan setelah 2 minggu. Peningkatan beban tersebut pada

jumlah set yang dimulai dari 10-15. Dengan waktu istirahat antar set 2 menit.

Page 33: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Menurut Schmidt (1988:384) mengemukakan bahwa, ” periode istirahat dalam

distributed practice yaitu 30 detik ”. Berdasarkan pendapat tersebut maka jeda waktu istirahat

antar pukulan 30 detik. Pelaksanaannya setiap lapangan untuk metode distributed practice

terdapat 7 siswa. Hal tersebut didasarkan pada perbandingan 1:6 dimana seorang siswa

melakukan pukulan kemudian melakukan pukulan kembali setelah berselang-seling dengan 6

siswa lainnya. Dengan demikian waktu istirahat dapat mencapai 30 detik karena setiap pukulan

smash pada siswa pemula berlangsung selama 4-5 detik. ( didasarkan pada hasil uji coba

pukulan smash siswa putra pemula ). Program latihan terlampir.

b. Program Latihan Pukulan Smash Bulutangkis Dengan Metode Latihan Massed Practice

Program latihan dilakukan dalam seminggu tiga kali pertemuan. Menurut Andi Suhendro

( 2004:3.6 ) bahwa, “ latihan harus dilakukan secara berulang-ulang, maksudnya latihan

harus dilakukan minimal tiga kali seminggu ”. Menurut Donald A.Chu (1992: 14), pedoman

program latihan menggunakan pedoman latihan power dengan Pliometrik. Tipe latihan yang

digunakan adalah Low Impact Jumps / Throws dengan intensitas rendah ( low ).

Penentuan beban latihan dimulai dari 10 repetisi pukulan smash dengan jumlah set 110

kali. Beban latihan tersebut ditingkatkan setelah 2 minggu. Peningkatan beban tersebut pada

jumlah repetisi tiap set yang dimulai dari 10-15. Dengan waktu istirahat antar set 2 menit.

Menurut Schmidt (1988:384) bahwa, ”massed practice dapat menggunakan periode

istirahat tetapi hanya 5 detik”. Berdasarkan pendapat tersebut maka setiap repetisi pukulan smash

dengan metode massed practice hampir tidak terdapat jeda waktu dikarenakan dalam pukulan

smash ternyata pada siswa pemula berlangsung selama 4-5 detik. ( Hasil tersebut didapat dari

hasil uji coba pukulan smash kepada siswa putra pemula ). Pelaksanaannya setiap siswa

melakukan pukulan smash secara terus-menerus hingga mencapai jumlah pukulan dalam

program yang telah ditentukan. ( Program latihan terlampir ).

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam

penelitian terdiri dari:

a. Metode latihan distributed practice.

Page 34: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

b.Metode latihan massed practice.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengarui variabel lain. Variabel terikat dalam

penelitiann ini adalah kemampuan pukulan smash bulutangkis.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Metode Latihan Distributed Practice

Metode Latihan distributed practice merupakan pengaturan giliran praktik yang

dilakukan dengan diselingi dengan interval-interval berupa istirahat diantara waktu latihan.

2 . Metode Latihan Massed Practice

Metode latihan massed practice merupakan pengaturan giliran praktik yang dilakukan

secara terus-menerus tanpa diselingi waktu istirahat, sampai batas waktu atau program yang telah

dijadwalkan.

3. Kemampuan Pukulan Smash Bulutangkis

Kemampuan pukulan smash bulutangkis merupakan bentuk unjuk kerja seseorang

untuk melakukan pukulan smash bulutangkis yang diukur melalui tes ketrampilan bulutangkis.

F. Tehnik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran. Kemampuan pukulan

smash bulutangkis diperoleh melalui tes pukulan smash bulutangkis dari Frank M. Verducci

(1980: 310). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.

G. Tehnik Analisis Data

1. Mencari Reliabilitas

Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian, dilakukan uji reliabilitas

dengan menggunakan korelasi interklas, dengan rumus sebagai berikut:

R=

Page 35: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas

= Jumlah rata-rata dalam kelompok

= Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam kelompok ini meliputi normalitas dan uji

homogenitas. Adapun langkah-langkah uji prasyarat penelitian sebagai berikut :

a) Uji Normalitas

Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas. Uji

normalitas data dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors dari Sudjana (2002: 466).

Prosedur pengujian normalitas tersebut sebagai berikut :

Pengamatan dijadikan bilangan baku dengan menggunakan rumus :

Zi =

Keterangan :

= Dari variabel masing-masing sampel

X = Rata-rata

S = Simpangan Baku

Untuk tiap bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung

peluang F ( ) = p (Z ≤ ).

Selanjutnya dihitung proporsi yang lebih kecil atau sama dengan . Jika proporsi

dinyatakan oleh S( ).

Maka S( ) =

1) Hitung selisih F - S kemudian ditentukan harga mutlaknya.

2) Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga

terbesar ini Lo.

Page 36: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

b) Uji Homogenitas

Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians yang lebih besar dengan

varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi (1982: 386) rumusnya adalah :

=

Keterangan :

= Derajat kebebasan KE1 dan KE2

= Standart deviasi KE1

= Standart deviasi KE2

3. Uji Perbedaan

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari Sutrisno Hadi

(1995 : 457) sebagai berikut :

t =

Keterangan :

t = Nilai uji perbedaan

Md = Mean perbedaan dari pasangan

= Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan

N = Jumlah pasangan

Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut :

Page 37: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

=

Keterangan :

D = Perbedaan masing-masing subjek

N = Jumlah pasangan

Prosentase peningkatan kemampuan pukulan smash bulutangkis antara metode latihan

distributed practice dan massed practice menggunakan rumus sebagai berikut :

Prosentase peningkatan = x 100 %

Mean different = Mean posttest – mean pretest

Page 38: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Tujuan penelitian dapat tercapai dengan pengambilan data pada sampel yang telah

ditentukan. Data yang dikumpulkan terdiri dari data tes awal secara keseluruhan, kemudian

dikelompokkan menjadi dua kelompok dan dilakukan tes akhir pada masing-masing kelompok.

Data tersebut kemudian dianalisis dengan statistic, seperti terlihat pada lampiran. Rangkuman

hasil analisis data secara keseluruhan disajikan dalam bentuk table sebagai berikut:

Table 1. Diskripsi data Tes Awal dan Tes Akhir Pukulan Smash pada Kelompok 1 dan

Kelompok 2.

Kelompok Tes N Max Min Mean SD

Kelompok 1

awal

14 27 9 17.360 4.730

akhir

14 36 12 24.430 5.630

Kelompok 2

awal

14 24 9 16.714 4.953

akhir

14 27 12 22.286 4.665

B. Mencari Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas tes awal dan tes akhir kemampuan smash bulutangkis dalam

penelitian sebagai berikut:

Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data Tes Awal dan Tes Akhir

Tes Reliabilitas Kategori

Tes awal pukulan smash 0.75 Cukup

40

Page 39: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Tes akhir pukulan smash 0.80 Tinggi

Mengartikan kategori kefisien reliabilita tes tersebut menggunakan pedoman table

koefisien korelasi dari Book Walter seperti dikutip Mulyono B. (1992: 15) sebagai berikut:

Tabel 3. Tabel Range Kategori Reliabilitas

Kategori Validitas Reliabilitas Obyektivitas

Tinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak Signifikan

0,80 – 1,0

0,70 – 0,79

0,50 – 0,69

0,30 - 0,49

0,00 – 0,29

0,90 – 1,0

0,80 – 0,89

0,60 – 0,79

0,40 – 0,59

0,00 – 0,39

0,95 – 1,0

0,85 – 0,94

0,70 – 0,84

0,50 – 0,69

0,00 – 0,49

C. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dilakukan analisis data, perlu dilakukan pengujian persyaratan analisis.

Pengujian persyaratan analisis yang dilakukan terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data diuji distribusi kenormalannya dari data tes awal

kemampuan pukulan smash bulutangkis. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan

metode Liliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan terhadap hasil tes awal pada

kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok N Mean SD 쪀鉘ed錃a6 쪀d 觅% 谜 14 7.0714 2.2348 0.1949 0.227 弥 14 5.5714 2.8478 0.1730 0.227

Berdasarkan hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok 1 (谜) diperoleh nilai L钮.1790 = 0.1949. Nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penerimaan hipotesis nol pada taraf

Page 40: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

signifikansi 5% yaitu 0.227. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada kelompok 1

(谜) termasuk berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada

kelompok 2 (弥) diperoleh nilai L钮.1790 = 0.1730, ternyata juga lebih kecil dari angka batas

penerimaan hipotesis nol pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.227. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa data pada kelompok 2 (弥) termasuk berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varians dari kedua kelompok.

Jika kedua kelompok tersebut memiliki kesamaan varians, maka apabila nantinya kedua

kelompok memiliki perbedaan, maka perbedaan tersebut disebabkan perbedaan rata-rata

kemampuan. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebagai berikut:

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

Kelompok N 濐各弥 根鉘ed錃a6 根d 觅% 谜 14 3985.7143 1.0794 2.48 弥 14 3609.000

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang dilakukan diperoleh nilai F钮.1790= 1.0794.

Sedangkan db=14 lawan 14,angka F1 闹%= 2.48, ternyata nilai F钮.1790= 1.0794 lebih kecil dari F1 闹%= 2.48. Karena F钮.1790 < F1 闹%, maka hipotesis nol diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kelompok 1 (谜) dan kelompok 2 (弥) memiliki varians yang homogen.

D. Hasil Analisis Data

1. Uji Sebelum Diberi Perlakuan

Sebelum diberi perlakuan kelompok yang dibentuk dalam penelitian diuji perbedaannya

terlebih dahulu. Hal ini dengan maksud untuk mengetahui ketetapan anggota pada kedua

Page 41: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

kelompok tersebut. Sebelum diberi perlakuan berangkat dari keadaan yang sama atau tidak. Hasil

uji perbedaan antara kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan sebagai berikut:

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok N Mean t 供dmƼ2ō 觅% 谜 14 17.3571 1.385 1.77 弥 14 16.7143

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan tes awal dengan analisis statistic t-test antara

kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh nilai sebesar 1.385 dan ddmƼ2ō dengan N = 14, db =14 – 1

= 13 pada taraf signifikansi 5 % sebesar 1.77. Hal ini menunjukkan bahwa d鉘ed錃a6 < ddmƼ2ō. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol diterima. Hal ini artinya antara

kelompok 1 dan kelompok 2 sebelum diberi perlakuan tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara kemampuan smash bulutangkis pada awalnya.

2. Uji Perbedaan Sesudah Diberi Perlakuan

Setelah diberi perlakuan, yaitu kelompok 1 diberi perlakuan latihan dengan metode

distributed practice dan kelompok 2 latihan dengan metode massed practice, kemudian

dilakukan uji perbedaan. Uji perbedaan yang dilakukan dalam penelitian ini hasilnya sebagai

berikut:

a. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 yaitu:

Tabel 7. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Akhir pada Kelompok 1.

Kelompok N Mean d 鉘ed錃a6 ddmƼ2ō 觅%

Tes awal 14 17.3571 11.839 1.77

Tes Akhir 14 24.4300

Page 42: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Berdasarkan hasil pegujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 1 antara

hasil tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 11.839 dan ddmƼ2ō dengan N =14, db =14 – 1 =

13 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1.77. Hal ini menunjukkan bahwa d 鉘ed錃a6 > ddmƼ2ō , sehingga dapat disimpulkan hipotesis nol ditolak. Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 1 terdapat perbedaan yang

signifikan.

b. Hasil uji perbedaan tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 yaitu:

Tabel 8. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Akhir pada Kelompok 2.

Kelompok N Mean d 鉘ed錃a6 ddmƼ2ō 觅%

Tes awal 14 16.7134 7.320 1.77

Tes Akhir 14 22.286

Berdasarkan hasil pegujian perbedaan dengan analisis statistik t-test kelompok 2 antara

hasil tes awal dan tes akhir diperoleh nilai sebesar 7.320 dan ddmƼ2ō dengan N =14, db =14 – 1 =

13 dengan taraf signifikansi 5% adalah sebesar 1.77. Hal ini menunjukkan bahwa d 鉘ed錃a6 > ddmƼ2ō , sehingga dapat disimpulkan hipotesis nol ditolak. Berdasarkan hasil tersebut

menunjukkan bahwa antara tes awal dan tes akhir pada kelompok 2 terdapat perbedaan yang

signifikan.

c. Hasil uji perbedaan tes akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 yaitu:

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir antara Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok N Mean d 鉘ed錃a6 ddmƼ2ō 觅% 谜 14 24.4286 2.0199 1.77 弥 14 22.2857

Berdasarkan hasil pegujian perbedaan dengan analisis statistik t-test antara kelompok 1

dan kelompok 2 nilai sebesar 2.0199 dan ddmƼ2ō dengan N =14, db =14 – 1 = 13 dengan taraf

Page 43: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

signifikansi 5% adalah sebesar 1.77. Hal ini menunjukkan bahwa d 鉘ed錃a6 > ddmƼ2ō , sehingga

dapat disimpulkan hipotesis nol ditolak. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa hasil tes

akhir antara kelompok 1 dan kelompok 2 terdapat perbedaan yang signifikan.

d. Perbedaan Persentase Peningkatan

Kelompok mana yang memiliki persentase peningkatan yang lebih baik dapat diketahui

melalui penghitungan perbedaan persentase peningkatan tiap-tiap kelompok. Adapun nilai

perbedaan peningkatan kemampuan pukulan smash bulutangkis dalam persen kelompok 1 dan

kelompok 2 sebagai berikut:

Tabel 10. Rangkuman Hasil Penghitungan Nilai Perbedaaan Peningkatan Kemampuan Pukulan

Smash Bulutangkis antar Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Kelompok N Mean

Pretest

Mean

Postest

Mean

Different

Persentase

Peningkatan

Kelompok 1 14 17.3571 24.4286 7.0714 40.7407%

Kelompok 2 14 16.7143 22.2857 5.5714 33.3333%

Berdasarkan hasil penghitungan persentase peningkatan kemampuan pukulan smash

bulutangkis diketahui bahwa kelompok 1 memiliki peningkatan kamampuan pukulan smash

bulutangkis sebesar 40.7407%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningakatan kemampuan

puklan smash bulutangkis sebesar 33.3333%. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kelompok 1 memiliki persentase peningkatan kemampuan pukulan smash bulutangkis

yang lebih baik daripada kelompok 2.

E. Pengujian Hipotesis

1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Distributed Practice dan Massed Practice

Terhadap Kemampuan Pukulan Smash Bulutangkis.

Berdasarkan hasil pengujian perbedaan yang dilakukan pada data tes akhir antara

kelompok 1 dan kelompok 2 diperoleh hasil d 鉘ed錃a6 sebesar 2.1099, sedangkan t tabel pada taraf

signifikansi 5% sebesar 1.77. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa, terdapat

Page 44: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

perbedaan yang signifikan antara tes akhir pada kelompok 1 dan kelompok 2. Perbedaan hasil

tersebut karena kedua metode latihan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Metode

distributed practice merupakan bentuk latihan yang mempertimbangkan waktu istirahat juga

sama penting dengan waktu pengulangan gerakan, sedangkan metode massed practice menitik

beratkan pengulangan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya tanpa memperhitungkan

waktu istirahat. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, ada perbedaan pengaruh antara

metode latihan distributed practice dan massed practice terhadap kemampuan pukulan smash

bulutangkis pemain putera Persatuan Bulutangkis Pelita Abadi Karanganyar tahun 2009, dapat

diterima kebenarannya.

2. Metode Latihan Distributed Practice Lebih Baik Pengaruhnya terhadap Kemampuan

Pukulan Smash Bulutangkis.

Berdasarkan hasil penghitungan persentase peningkatan kemampuan pukulan smash

bulutangkis diketahui bahwa, kelompok 1 memiliki nilai presentase peningkatan kemampuan

pukulan smash bulutangkis sebesar 40.7407%. Sedangkan kelompok 2 memiliki peningkatan

kemampuan pukulan smash bulutangkis sebesar 33.3333%. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa, kelompok 1 memiliki persentase peningkatan kemampuan pukulan smash

bulutangkis yang lebih besar daripada kelompok 2. Metode latihan distributed practice menuntut

waktu istirahat yang sama dengan waktu pengulangan gerakan. Hal ini karena, dalam belajar

keterampilan waktu istirahat sangat penting terhadap pemulihan kondisi siswa. Kondisi yang

baik sangat penting terhadap latihan berikutnya, sehingga memungkinkan untuk lebih baik

menguasai keterampilan pukulan smash bulutangkis. Selain itu juga waktu istirahat yang

diberikan memungkinkan siswa melakukan perbaikan terhadap kesalahan tehnik yang dilakukan

dan akan terhindar dari kelelahan, sehingga penampilan kondisinya selalu stabil karena istirahat

yang cukup. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan, metode latihan distributed practice

lebih baik pengaruhnya terhadap peningakatan kemampuan pukulan smash bulutangkis pemain

putera Persatuan Bulutangkis Pelita Abadi Karanganyar tahun 2009, dapat diterima

kebenarannya.

Page 45: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dari hasil analisis data yang telah dilakukan ternyata

hipotesis yang diajukan dapat diterima. Dengan demikian dapat diperoleh simpulan sebagai

berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan distributed practice dan

massed practice terhadap kemampuan pukulan smash bulutangkis pemain putera Persatuan

Bulutangkis Pelita Abadi Karanganyar tahun 2009. (d 鉘ed錃a6 2.0199 > ddmƼ2ō 觅% 1.77 )

2. Metode latihan distributed practice lebih baik pengaruhnya terhadap kemampuan pukulan

smash bulutangkis pemain putera Persatuan Bulutangkis Pelita Abadi Karanganyar tahun

2009. Kelompok 1 (kelompok yang mendapat perlakuan dengan metode latihan distributed

practice) memiliki peningkatan 40.7407% lebih besar daripada kelompok 2 (kelompok yang

mendapat perlakuan dengan metode latihan massed practice) yaitu 33.3333%.

B. Implikasi

Page 46: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa, metode latihan distributed practice

memiliki peningkatan yang lebih baik terhadap kemampuan pukulan smash bulutangkis.

Implikasi teoritik dari hasil penelitian ini adalah, setiap metode latihan memiliki efektivitas yang

berbeda dalam meningkatkan kemampuan pukulan smash bulutangkis. Oleh karena itu, dalam

memberikan latihan yang bertujuan untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan

pukulan smash bulutangkis, harus menggunakan bentuk latihan yang tepat. Hasil penelitian ini

juga dapat dijadikan dasar pertimbangan unutk memilih metode latihan yang tepat, khususnya

unutk meningkatkan kemampuan pukulan smash bulutangkis.

C. Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah diambil dan implikasi yang ditimbulkan, maka

kepada para pembina dan pelatih Persatuan Bulutangkis Pelita Abadi Karanganyar disarankan

hal-hal sebagai berikut:

1. Upaya meningkatkan kemampuan pukulan smash bulutangkis, harus diterapkan metode

latihan yang tepat, sehingga akan diperoleh hasil latihan yang optimal.

2. Untuk meningkatkan kemampuan pukulan smash bulutangkis seorang pelatih dapat

menerapkan metode latihan distributed practice dan massed practice.

Page 47: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

DAFTAR PUSTAKA

A.Hamidsyah Noer. 1996. Materi Pokok Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud. Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah . Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis Bagian Proyek Peningkatan Mutu Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SD Setara D-II.

Andi Suhendro. 2004. Dasar-Dasar Kepelatihan. Jakarta: Universitas Terbuka. Dalimin & M. Furqon H. 1994 . Teori dan Praktek Permainan Bulutangkis. Surakarta:

UNS Press. Donald A. Chu. 1992. Jumping Into Plyometrics. Illinois. Leisure Press Champaign. Herman Subardjah. 2000. Bulutangkis. Jakarta: Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar

dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Ismaryati. 2006. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan

( LPP ) dan UPT UNS Press. James,Poole. 1986. Pembelajaran Bulutangkis. Bandung: Pionir Jaya. 2005. Belajar Bulutangkis. Bandung: Pionir Jaya. John, N. Drowatzky. 1981. Motor Learning Principles and Practice. Minnesota: Burgess

Publishing Company. Moekarto Mirman. 1996/1997. Pembelajaran Bulutangkis. Jakarta: Depdikbud. Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Bagian Proyek Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Umum.

Pate R. R,. Mc. Clenaghan B & Rotella R. 1993. Dasar – Dasar Ilmiah Kepelatihan. Alih bahasa

Kasip Dwijowinoto. Semarang: IKIP Semarang Press. Rusli Lutan. 1988. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta:

Depdikbud. Dirjendikti. Sadoso Sumosardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga. Jakarta: PT.

Gramedia. Schmidt, Richard A. 1988. Motor Learning and Performance: From Principles to Practice.

Illionis: Human Kinetics..

Soemarno dkk. 2004. Olahraga Pilihan Bulutangkis. Jakarta: Universitas Terbuka. Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

50

Page 48: DAN MASSED PRACTICE TERHADAP KEMAMPUAN SMASH …/Perbedaan... · macam-macam tehnik dasar ... beberapa kali mengikuti tournamen atau pertandingan di berbagai ... Permainan dilaksanakan

Sudjarwo. 1995. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press. Sugiyanto . 1996. Belajar Gerak I. Surakarta: UNS Press. 1999. Belajar Gerak dan Perkembangan Gerak Manusia. Surakarta: UNS Press. Sugiyanto dan Agus Kristiyanto. 1998. Belajar Gerak II. Surakarta: UNS Press. Suharno HP. 1992. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Sutrisno Hadi. 1982. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. 1995. Metodologi Research Jilid IV. Yogyakarta: Andi Offset. Verducci F. M . 1980. Measurement Concept in Physical Education. St. Louis : The C. V.

Mosby Company. Yusuf Adisasmita & Aip Syarifuddin. 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud.

Dirjendikti. Proyek Pendidikan Tingkat Akademik.