61
1 DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas Sisdjiatmo K. Widhaningrat, Lembaga Demografi, dan Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. S-2 Lingkungan, Okt. 2009.

DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

  • Upload
    biana

  • View
    120

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas. Sisdjiatmo K. Widhaningrat, Lembaga Demografi, dan Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. S-2 Lingkungan, Okt. 2009. 1. Pertumbuhan penduduk : Fertilitas – Mortalitas + (Mig. Netto). - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

1

DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGR

AFI

Fertilitas

Sisdjiatmo K. Widhaningrat,Lembaga Demografi, danDepartemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

S-2 Lingkungan, Okt. 2009.

Page 2: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

2

1. Pertumbuhan penduduk : Fertilitas – Mortalitas + (Mig. Netto).

2. Kesempatan Kerja = f (Pertumbuhan Ek,..)

Pertumbuhan ek = pertumbuhan GDP atau GNP

Pertumbuhan penduduk :• Keseimbangan kekuatan yang menambah dan yang mengurangi

jumlah penduduk.– Dipengaruhi jumlah bayi yang lahir (menambah jumlah

penduduk).– Tetapi secara bersamaan dikurangi jumlah kematian di setiap

kelompok umur. – “Imigran”akan menambah, “Emigran” akan mengurangi

jumlah penduduk.

Page 3: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

3

Jumlah penduduk dan ekonomi

a. Pertumbuhan penduduk 1,2 % per tahun = 0,012 X 222 juta = sekitar 2,66 juta.

b. Mereka semua bayi (usia dibawah 1 tahun). Tergantung dari Orang Dewasa.

PERTUMBUHAN PENDUDUK

PERTUMBUHAN EKONOMI

Page 4: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

4

Mengapa perlu mempelajari demografi ?

Subyek yang dibicarakan :

• Population size, distribution and composition.

• Population dynamics, the basic factors in population change.

• Population estimates, population projections, and related types of data that are not directly available from a primary source, such as census, sample survey, or registration system.

Page 5: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

5

PERUBAHAN PENDUDUK (DINAMIKA).

Studi mengenai :

• Perubahan jumlah penduduk

• Perubahan komposisi penduduk

Meliputi :

• Persamaan berimbang :

• P1 = Po + (B – D) + (Mi – Mo)

Page 6: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

6

Perubahan alamiah

Perubahan jumlah penduduk tanpa memperhitungkan migrasi (Natural increase : Fertilitas dan Mortalitas)

• Persentase Perubahan Alamiah : Persentase perubahan alamiah terhadap

jumlah penduduk dasar. B – D -------- X 100 % P

Page 7: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

7

Persentasi Perubahan Penduduk

Persentase perubahan penduduk terhadap jumlah penduduk dasar.

B – D + Mi - Mo ---------------------- X 100 % P

Angka Perubahan Linear : Perhitungan ini mengasumsikan adanya perubahan

jumlah absolut penduduk yang sama dari tahun ke tahun lain.

(Pt – Po) / n r = ----------------- P

Page 8: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

8

Angka Perubahan Geometris

Perhitungan ini mengasumsikan adanya angka perubahan penduduk yang sama dari tahun ke tahun.

Pt = Po (1 + r)n

• Angka Perubahan Eksponensial

• Waktu Berganda

• Zero Population Growth

Page 9: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

9

SUMBER DATA KEPENDUDUKAN

• Dalam mempelajari keadaan serta perubahan penduduk suatu daerah/negara, diperlukan berbagai ukuran. Misalnya : angka pertumbuhan penduduk, angka kelahiran, angka kematian dan angka perpindahan.

dapat dihitung dari data yang tersedia (Sensus Penduduk, Survey, Registrasi, dsb).

Page 10: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

10

Transisi Demografi : Perubahan tingkat Fertilitas dan Mortalitas

I II III IV

Page 11: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

11

Teori Transisi Demografi

Yaitu teori yang menerangkan perubahan penduduk dari tingkat pertumbuhan yang stabil tinggi (tingkat kelahiran dan kema-tian yang tinggi) ke tingkat pertumbuhan rendah (tingkat kelahiran dan kematian rendah).

Teori ini didasarkan pengalaman negara2 Eropa abad ke 19 (tdk berlaku umum).

Terdiri dari 4 proses tahapan, yang akan dialami oleh negara yang sedang melaksa-nakan pembangunan ekonomi yang pesat.

Page 12: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

12

Tahap I

• Pertumbuhan penduduk sangat rendah.

• Perbedaan angka kelahiran (50 per 1000 pddk) dan kematian (40 per 1000 pddk) yang tinggi, dan cenderung tidak terkendali.

• Panen gagal, harga tinggi, kelaparan, penyakit menular, dsb., menyebabkan tingkat kematian tinggi.

• Diimbangi dengan tingkat kelahiran “harus tinggi” juga.

Page 13: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

13

Tahap II

• Angka kematian menurun tajam, akibat revolusi industri, kemajuan tehnologi dan penemuan obat antibiotik.

• Angka kelahiran menurun lambat, tapi masih tinggi.

• Akibatnya : jumlah penduduk meningkat dengan cepat.

Page 14: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

14

Tahap III

• Angka kematian terus menurun, tapi tidak secepat Tahap II.

• Angka kelahiran mulai menurun tajam, sebagai akibat tersedianya peralatan kontrasepsi yang semakin maju, serta peningkatan pendidikan dan kesehatan masyarakat.

• Pada akhir tahap III ini pertumbuhan penduduk menjurus rendah.

Page 15: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

15

Tahap IV

• Angka kelahiran dan kematian sudah mencapai angka yang rendah.

• Tingkat pertumbuhan penduduk juga rendah, yang dihasilkan dalam kondisi sosial-ekonomi masyarakat yang maju.

• Menurut Coale (1973) : Transisi Fertilitas dalam bentuk penurunan TFR, transisi mortalitas dikaitkan dengan transisi epidemiologi.

Page 16: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

16

Pertumbuhan penduduk :

Pt = Po + (B – D) + (Mi - Mo)

Po = Jumlah penduduk tahun dasar.Pt = Jumlah penduduk tahun sesudahnya.B = Jumlah kelahiran antara 2 tahun tsb.D = Jumlah kematian antara 2 tahun tsb.Mi = Migrasi masuk antara 2 tahun tsb.Mo = Migrasi keluar antara 2 tahun tsb.

Page 17: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

17

Natural Increase : Selisih kelahiran dan kematian (Fertilitas – Mortalitas).

• Fertilitas : Kemampuan riil seorang wanita untuk melahirkan, yaitu jumlah bayi yang dilahirkan (lahir hidup).

• Keputusan ekonomi oleh individu/rumah tangga kaitan dengan faktor-faktor demografi (fertilitas dan migrasi) menghasilkan bidang baru yg disebut population economics

• Fertilitas adalah variabel ekonomi yang endogen, yang merupakan respon terhadap kendala dan insentif ekonomi

Page 18: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

18

Fertilitas : pilihan ekonomi

• Orang tua peduli dengan kuantitas (jumlah) dan kualitas (kesejahteraan) keturunan

tercermin pada besarnya pendapatan dan pengeluaran rumah tangga untuk anak.

• Ada kalanya, keturunan dianggap sebagai alat asuransi bagi kesejahteraan orang tua di umur lanjut

Pemikiran anak sebagai “barang modal” (agraris).

Page 19: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

19

FERTILITAS

• Fertilitas secara umum diartikan sebagai :

Kemampuan manghasilkan keturunan yang dikaitkan dengan kesuburan wanita.

• Dalam demografi fertilitas lebih dikaitkan dengan hasil reproduksi yang nyata (bayi lahir hidup) dari seorang wanita atau sekelompok wanita.

Page 20: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

20

FERTILITAS

• Sinonim fertilitas adalah natalitas. mengacu kepada faktor kelahiran dan

perubahan penduduk. • Dalam arti sempit, yang lebih sering

dipakai adalah fertilitas.• Sementara itu, statistik kelahiran (birth)

dan angka kelahiran (birth rates) cenderung lebih sempit penggunaannya dibandingkan dengan statistik atau angka natalitas karena statistik kelahiran lebih mengacu kepada hasil registrasi.

Page 21: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

21

Fekunditas :

• Menunjukkan potensi fisik seorang wanita untuk melahirkan anak.

• Seorang wanita dikatakan “subur” (fertile) apabila sudah melahirkan anak lahir hidup.

Page 22: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

22

KONSEP KELAHIRAN.

• Lahir Hidup (Life Birth) : Kelahiran seorang bayi, tanpa memperhitungkan

lamanya di dalam kandungan, dimana si bayi menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan, misalnya ada nafas, ada denyut jantung, atau dejut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot.

• Lahir Mati (Still Birth) : Kelahiran seorang bayi dari kandungan, yang

sudah berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan.

Page 23: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

23

Abortus :

• Kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu.

Ada 2 macam : • Abortus disengaja (induced abortion) :

berdasar alasan medis, misalnya si ibu mempunyai penyakit jantung yang berat, atau membahayakan jiwa ibu jika melahirkan, atau alasan lain yang berbentuk kesengajaan.

• Abortus tidak disengaja (spontaneous abortion)

Page 24: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

24

KONSEP MASA REPRODUKSI (Childbearing Ages).

• Secara medis, masa reproduksi adalah masa dimana seseorang wanita memiliki potensi untuk menghasilkan keturunan, yang berawal sejak mendapat haid pertama dan berakhir pada saat berhenti mendapatkan haid (menopause).

• Dalam analisa fertilitas, pada umumnya umur 15 – 49 tahun dijadikan rujukan sebagai masa subur (reproduksi) seorang wanita.

Page 25: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

25

UKURAN DASAR FERTILITAS.2 pendekatan :

a. Ukuran yang sifatnya “penampang melintang” (cross section) dalam satu tahunan (yearly performed). Sering disebut current fertility. Mencerminkan tingkat fertilitas dari suatu kelompok penduduk atau kelompok wanita untuk jangka waktu tertentu. Biasanya satu tahun.

b. Ukuran yang sifatnya mencerminkan “riwayat kelahiran” atau “ riwayat reproduksi” (reproductive history). Ukuran ini sering disebut ukuran longitudinal.

Page 26: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

26

Penampang lintang :

• Angka/tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate, CBR).

• Angka/tingkat Kelahiran Umum (General Fertility Rate, GFR).

• Angka/tingkat Kelahiran menurut Umum (Age Spesific Fertility Rate, ASFR).

• Angka/tingkat Kelahiran Total (Total Fertility Rate, TFR).

Page 27: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

27

UKURAN FERTILITAS DARI DATA SURVEI ATAU SENSUS.

• Anak Lahir Hidup (Children Ever Born, CEB).

• Rasio Anak-Wanita (Child Women Ratio).

• General Fertility Rate (GFR) berdasarkan Child Woman Ratio.

Page 28: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

28

PERMASALAHAN DALAM PENGUKURAN FERTILITAS

• Angka fertilitas diukur berdasarkan pembagian antara jumlah kejadian (event) dengan penduduk yang menanggung resiko (exposed to risk).

• Tidak semua kelompok penduduk wanita mempunyai resiko untuk melahirkan, yaitu hanya wanita pada usia reproduktif (15 – 49 tahun). Umumnya terbatas wanita yang telah kawinlah yang mempunyai rsiko untuk hamil dan melahirkan.

• Kelahiran melibatkan orangtua. Dapat mengukur fertilitas berdasarkan sifat-sifat ibu, ayah, atau kedua orang tua.

• Penentuan jumlah penduduk yang mempunyai eksposi untuk melahirkan (expose to risk) dalam fertilitas sangat sukar. Tidak semua wanita berusia 15 – 49 tahun mempunyai resiko melahirkan.

• Kesulitas membedakan antara lahir hidup dan lahir mati.• Ada unsur “pilihan” (choice) untuk melahirkan atau tidak.

Tergantung jumlah anak yang telah dimiliki, pendidikan, dsb.

Page 29: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

29

UKURAN REPRODUKSI.

1. Angka Reproduksi Bruto (Gross Reproduction Rate, GRR).

• Banyaknya bayi wanita yang dilahirkan oleh suatu cohort wanita, yaitu sekelompok wanita yang mulai melahirkan pada usia yang sama dan bersama-sama mengikuti perjalanan reproduksi sampai masa usia subur selesai.

Terdapat 2 cara perhitungan, menggunakan : • (a) Angka fertilitas total (TFR). • (b) Angka fertilitas menurut umur (ASFR).

Page 30: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

30

GRR – DKI Jakarta, 1995

Umur Wanita

Penduduk Wanita

Kelahiran Bayi (L+P)

Kelahiran Bayi Perempuan saja

ASFR bayi perempuan / 1000 wanita

(1)

(2)

(3)

(4)

(5) = [(4) : (2)] X 1000

15 – 19 585.414 15.221 7.425 13 20 – 24 589.946 57.225 27.915 47 25 – 29 505.509 61.672 30.084 60 30 – 34 399.754 33.979 16.575 42 35 – 39 330.342 13.544 6.607 20 40 – 44 257.850 2.579 1.258 4 45 – 49 188.589 754 368 2 15 – 49 188

Page 31: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

31

GRR – DKI Jakarta, 1995

a. GRR = 100 / 205 X TFR = 100 / 205 X 1.925 = 939 per 1000 wanita usia 15 – 49 tahun. GRR = 0,9 anak perempuan per wanita. Tanpa memperhatikan kematian yang mungkin dialami anak

sesudah kelahiran, akan ada hampir 1 anak perempuan yang akan menggantikan ibunya melahirkan.

b. GRR = 5 Σ ASFRf.i dimana I = 1, …, 7 = 5 (188) X 1000 wanita = 940 per 1000 wanita = 0,9 per wanita. Di DKI Jakarta 1995, setiap wanita akan digantikan oleh hampir 1

orang anak perempuan yang akan menggantikan ibunya melahirkan, tanpa memperhitungkan kenyataan bahwa banyak bayi lahir yang meninggal dan tidak sempat mengalami masa reproduksi.

Page 32: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

32

Gross Reproduction Rate (GRR)

• Angka Reproduksi Bruto : banyaknya bayi perempuan yang dilahirkan oleh suatu “cohort” wanita dalam usia produktif.

• Kelemahannya :

Tidak memperhitungkan kemungkinan mati bayi perempuan tersebut sebelum masa reproduksinya.

• Contoh GRR Jakarta 1970 = 2.480 per 1000 wanita (15-49) atau 2,48 bayi perempuan per 1 wanita.

• GRR Jakarta 1995 = 940 per 1000 wanita.

Page 33: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

33

Net Reproduction Rate (NRR)

• Berbeda dgn GRR, NRR memperhitungkan kemungkinan si bayi perempuan meninggal sebelum mencapai masa reproduksinya.

• Asumsi : bayi perempuan tersebut meng-ikuti pola fertilitas dan mortalitas ibunya.

• NRR Indonesia 1995-2000 = 1,16.

Berarti banyaknya anak perempuan yang dimiliki suatu cohort wanita, yg akan hidup hingga masa reproduksinya, adalah 1,16 orang.

Page 34: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

34

Children Ever Born (CEB) :

jumlah anak yang pernah dilahirkan, mencerminkan banyaknya kelahiran

dari sekelompok wanita selama masa reproduktif (umur 15–49 tahun).

Rata-rata CEB Indonesia 2002-2003 :wanita 15 – 19 tahun adalah 0,09 dan

wanita 45 – 49 tahun adalah 4,3

Page 35: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

35

Total Fertility Rate (TFR)

• Adalah jumlah dari Age Spesific Fertility Rate (ASFR).

• TFR Indonesia 2002-2003 (SDKI) adalah 2,6.

Artinya : Setiap wanita (dalam usia reproduktif 15 – 49 tahun), rata-rata mempunyai anak 2,6 orang diakhir masa reproduksinya.

Page 36: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

36

2. Angka Reproduksi Netto (Net Reproduction rate, NRR)

Umur Wanita

Penduduk Wanita

Kelahiran Bayi wanita

ASFR bayi perempuan / 1000 wanita

Rasio bayi masih hidup hingga usia ibu

Bayi yg diharapkan tetap hidup per 1000 wanita

(1)

(2)

(3)

(4) = [(3) : (2)] X 1000

(5)

(6) = (4) X (5)

15 – 19 585.414 7.425 13 0,8849 11,5 20 – 24 589.946 27.915 47 0,8766 41,2 25 – 29 505.509 30.084 60 0,8662 51,9 30 – 34 399.754 16.575 42 0,8543 35,9 35 – 39 330.342 6.607 20 0,8404 16,5 40 – 44 257.850 1.258 4 0,8238 3,3 45 – 49 188.589 368 2 0,8030 1,6 Total 188 161,9

Page 37: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

37

2. Angka Reproduksi Netto (Net Reproduction rate, NRR)

• NRR = 5 X 161,9 = 809,5 per 1000 wanita• = 0,8 per wanita.• Berarti, seorang wanita di DKI Jakarta tahun 1995 akan

digantikan oleh sekitar 0,8 anak wanita yang akan tetap hidup sampai menggantikan ibunya melahirkan.

• TFR Indonesia (Supas 1995) = 2,8 anak per wanita. • GRR = 1,37 anak perempuan per wanita. • NRR = 1,18 anak perempuan per wanita.• Seorang wanita akan digantikan oleh > 1 anak wanita

untuk meneruskan keturunan. Pertumbuhan penduduk.

Page 38: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

38

ASFR Indonesia (2002-2003)Umur Kota Desa Jumlah

15 – 19 41 63 51 20 – 24 119 144 131 25 – 29 143 144 143 30 – 34 103 95 99 35 – 39 64 68 66 40 – 44 18 21 19 45 – 49 2 5 4

TFR 2,4 2,7 2,6 GFR 85 93 89 CBR 22,1 21,7 21,9

GFR : jml. Kelahiran / jml. Wanita 15 – 44, per 1000 wanita

Page 39: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

39

PERKAWINAN DAN PERCERAIAN

1. Perbedaan antara Status Perkawinan dan Perkawinan itu sendiri.

2. Status Perkawinan menurut PBB :• Belum Kawin (single)• Kawin• Cerai• Janda• Duda

Page 40: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

40

3. Menurut Badan Pusat Statistik :

Belum Kawin :• Mereka yang belum pernah menikah. Dalam

kelompok ini termasuk penduduk berusia muda 0 – 14, 15-19 misalnya, dan juga kelompok penduduk yang hidup selibat atau tidak pernah kawin.

Kawin :• Adalah mereka yang kawin secara hukum (adat,

negara, dan agama) dan mereka yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap sebagai suami isteri.

Page 41: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

41

3. Menurut Badan Pusat Statistik :Cerai : • Adalah mereka yang bercerai dari suami/isteri dan belum

melakukan perkawinan ulang.

Janda/Duda : • Adalah mereka yang suami/isterinya meninggal dan belum

melakukan perkawinan ulang.

Perceraian :• Adalah suatu pembubaran yang sah dari suatu perkawinan

dan perpisahan antara suami dan isteri oleh surat keputusan pengadilan yang memberikan hak kpada masing-masing untuk kawin ulang menurut hukum sipil dan agama, sesuai dengan peraturan atau adat kebudayaan yang berlaku di tiap-tiap negara.

Page 42: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

42

3. Menurut Badan Pusat Statistik :Angka Perceraian Kasar :• Menunjukkan jumlah perceraian yang terjadi per 1.000

penduduk.• Misal di Swedia 1960 : 8.958 / 7.458.615 X 1.000 = 1,2

per 1.000 penduduk.

Angka Perceraian Umum :• Sudah memperhitungkan penduduk yang terkena resiko

perceraian yaitu penduduk berumur 15 tahun keatas (penduduk yang berumur divorceable).

• Modified Crude Divorce Rata :• Menunjukkan angka perceraian atas dasar jumlah

pasangan yang kawin.

Page 43: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

43

KELUARGA BERENCANA (FAMILY PLANNING).

BEBERAPA ISTILAH :

1. Pasangan Usia Subur (PUS)• Pasangan suami isteri yang pada saat ini hidup

bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah maupun tidak, dimana umur isterinya biasanya antara 15 – 44 tahun.

• Batasan umur isteri disini bukan 15 – 49 tahun, karena seringkali kelompok 45 – 49 tahun bukan sasaran KB lagi (kemungkinan melahirkan lagi sudah sangat kecil).

Page 44: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

44

KELUARGA BERENCANA (FAMILY PLANNING).

2. Akseptor KB.• Pasangan usia subur (PUS) dimana salah seorang daripadanya

menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non-program.

• Akseptor baru :• PUS yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat

kontrasepsi, dan/atau PUS yang menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi setelah mereka berahkhir masa kehamilannya (baik kehamilan yang berakhir dengan keguguran, lahir mati atau lahir hidup).

• Akseptor Aktif Kembali :• PUS yang telah berhenti menggunakan selama 3 bulan atau lebih, yang

tidak diselingi oleh suatu kehamilan dan kembali menggunakan cara kontrasepsi, baik dengan cara yang sama maupun berganti cara setelah berhenti/beristirahat paling kurang 3 bulan berturut-turut dan bukan karena hamil.

Page 45: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

45

KELUARGA BERENCANA (FAMILY PLANNING).

3. Cara kontrasepsi modern dan tradisional• Modern :• Cara/alat kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah/menjarangkan

kehamilan misalnya : IUD, Pil, Suntikan, Kondom, Diagfragma, Vaginal tablet/jelly/foam, sterilisasi, dsb. Disebut “effective methods”.

4. Current User (peserta KB aktif).• PUS yang saat ini masih menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi.

5. Ever User :• PUS yang pernah menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi, baik

sekarang masih menggunakan atau tidak menggunakan.

6. Kehamilan Tercegah (Birth Prevented).• Banyaknya kelahiran yang dapat dicegah karena PUS menggunakan

salah satu cara/alat kontrasepsi.

Page 46: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

46

BEBERAPA UKURAN KB.

1. Angka kelangsungan (Continuation Rate).2. Current Users.3. a. Bulan Pasangan Perlindungan (Couple

Months of Protection) : banyaknya bulan-pasangan suami isteri yang

terlindung dari kemungkinan mengalami kehamilan karena menggunakan salah satu alat kontrasepsi.

b. Tahun Pasangan Perlindungan (Couple Years of Protection).

4. Perkiraan penurunan fertilitas akibat pelaksanaan KB.

Page 47: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

47

Program KB : Komitment rendah, pertumbuhan penduduk tak terbendung, Suara Pembaruan, Kamis, 16 Nov. 2006.

• Komitment politik di tingkat nasional dan daerah terhadap persoalan kependudukan kian memudar. Akibatnya laju pertumbuhan penduduk tidak terbendung. Padahal, masalah kependudukan harus tetap dijadikan program prioritas bangsa.

• Salah satu program yang mengendalikan laju pertumbuhan penduduk adalah program KB. Memberikan manfaat sosial dan ekonomi.

• Di NTT dengan penduduk 4,2 juta orang, sebenarnya sudah menjadi beban pemerintah. Jika pertumbuhan penduduk 2 % maka dalam 35 tahun akan terjadi baby boom.

Page 48: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

48

Program KB : Komitment rendah, pertumbuhan penduduk tak terbendung, Suara Pembaruan, Kamis, 16 Nov. 2006.

• Penelitian program KB DKI Jakarta 1990-2000, terjadi pengurangan pertumbuhan penduduk 1.818.270 juta jiwa. Dua pemanfaatan : Penghematan Rp. 2,59 trilyun untuk biaya pendidikan dasar, dan Rp. 3,3 trilyun untuk biaya kesehatan dasar. Ini bukti Cost-Benefit Ratio program penurunan jumlah penduduk adalah tinggi.

• BKKBN : SDKI 2002-2003 TFR 2,6 diturunkan menjadi 2,1• Angka kelahiran dari PUS turun menjadi 2,27 %. Namun

kenaikan peserta (akseptor) KB PUS hanya sekitar 1,5 % per tahun. PUS dari kalangan kurang mampu dan pendidikan rendah lebih sedikit, sedangkan angka kelahirannya lebih tinggi.

• Data menunjukkan, angka kelahiran perempuan usia subur dari kalangan mampu sekitar 2 % per tahun. Sedangkan dari kalangan tidak mampu dan pendidikan rendah 3 % per tahun. Padahal sekitar 17,7 % dari PUS penduduk Indonesia adalah dari kalangan kurang mampu dan berpendidikan rendah. Hingga akan menigkatkan penduduk miskin.

Page 49: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

49

PEMIKIRAN “FAKTOR ANTARA” DALAM FERTILITAS

PROXIMATE DETERMINANT• Fertilitas merupakan hasil dari suatu proses

perilaku serta persepsi dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat. Berbagai faktor dapat mempengaruhi fertilitas : sosial, budaya, agama, ekonomi, dsb. Dapat mempengaruhi secara langsung atau tidak langsung. Menurut perkembangannya memakai perkembangan ilmu sosial atau ilmu ekonomi.

Page 50: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

50

PENDEKATAN SOSIAL.

a. Davis and Blake.• Melalui pendekatan variabel antara, yaitu vaiabel

yang harus dilalui oleh variabel lain untuk dapat mempengaruhi fertilitas.

• Pada tahun 1956, Kingsley Davis dan Judith Blake (paper Social structure and fertility : an analytic framework” mengatakan terdapat 3 tahap penting dalam proses kelahiran :

1. Tahap hubungan kelamin (intercourse) 2. Tahap konsepsi (conception) 3. Tahap kehamilan (gestation)

Page 51: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

51

PENDEKATAN SOSIAL.

• Ditambahkan bahwa faktor-faktor sosial, ekonomi dan budaya yang mempengaruhi fertilitas hanya akan berpengaruh jika melalui faktor-faktor yang langsung mempunyai kaitan dengan ketiga tahap fertilitas diatas, :

1. Variabel yang berhubungan dengan tahap hubungan

kelamin (intercourse) adalah semua faktor yang mempengaruhi hubungan kelamin :a. Umur mulai hubungan kelamin.b. Selibat permanen, tidak pernah melakukan hubungan

kelamin seumur hidup.c. Lamanya berstatus kawin.d. Abstinensi sukarela.e. Abstinensi terpaksa, sakit, berpisah sementara, dsb.f. Frekwensi hubungan kelamin.

Page 52: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

52

PENDEKATAN SOSIAL.

2. Variabel konsepsi (conception), yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya konsepsi atau pembuahan, seperti :a. Fekunditas atau infekunditas, yang disebabkan hal-hal

yang tidak sengaja.

b. Pemakaian kontrasepsi.

c. Fekunditas atau infekunditas yang disebabkan hal-hal yang disengaja, misalnya sterilisasi.

3. Variabel kehamilan (gestation variables) :a. Mortalitas janin karena sebab-sebab yang tidak disengaja.

b. Mortalitas janin karena sebab-sebab yang disengaja.

Page 53: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

53

PENDEKATAN SOSIAL.

• Konsep variabel antara dipakai sebagai alat untuk menganalisa tinggi rendahnya fertilitas antara suatu keompok wanita dengan kelompok lain (antara negara maju dan berkembang, antara kelompok tingkat ekonomi, dsb).

• Contoh : kelompok wanita dengan pendidikan tinggi akan kawin di umur lebih tua dan umumnya mempunyai jumlah anak lebih sedikit dengan memakai kontrasepsi. Bagaimana penjelasannya ? Diterangkan melalui variabel antara “usia kawin pertama” (umur saat mulai hubungan kelamin) dan “variabel konsepsi” yaitu pemakaian kontrasepsi.

Page 54: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

54

PENDEKATAN SOSIAL.

b. Ronald Freedman.• Lebih lengkap, tetapi tetap memakai jalan pikiran bahwa

variabel antara adalah satu-satunya perantara yang dapat dengan jelas menerangkan perbedaan fertilitas. Menurutnya, variabel antara (intermediate variables) sangat erat hubungannya dengan norma sosial/masyarakat. Semua perilaku wanita yang berkaitan dengan variabel antara sangat dipengaruhi oleh adat istiadat, anggapan masyarakat disekelilingnya tentang proses kelahiran mulai saat menikah, hamil dan melahirkan. Norma sosial tersebut sangat berhubungan dengan tingkat kemajuan wanita atau pasangan itu atau masyarakat disekelilingnya. Jadi pada akhirnya perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh norma yang ada.

Page 55: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

55

PENDEKATAN EKONOMI

• Antara lain dengan pendekatan “New Home Economics”. Teori ekonomi dapat menerangkan keputusan suami-isteri untuk mempunyai anaka atau menambah jumlah anak dengan pertimbangan ekonomis seperti layaknya memikirkan apakah setelah menikah mereka akan membeli rumah atau mobil atau mempunyai anak dulu.

Page 56: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

56

PENDEKATAN EKONOMI

a. Harvey Leibenstein.• Mempunyai anak dapat dilihat dari 2 segi ekonomi, yaitu :• - Kegunaannya (Utility)• - Biaya (Cost) yang harus dikeluarkan untuk membesarkan

dan merawat anak.• Kegunaan (utility) anak adalah memberikan kepuasan

kepada orang tua, dapat memberi balas jasa ekonomi (misalnya kiriman uang) atau membantu dalam kegiatan produksi (pertanian). Anak juga dapat merupakan sumber yang dapat membantu kehidupan orang tua dimasa depan (investasi). Sedangkan pengeluaran untuk membesarkan anak merupakan biaya (cost) dari kepemilikan anak tersebut.

Page 57: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

57

PENDEKATAN EKONOMI• Apabila ada kenaikan pendapatan orang tua, aspirasi orang

tua untuk mempunyai anak akan berubah. Orang tua menginginkan anak dengan kualitas yang lebih baik. Misal : sekolah setinggi mungkin, makanan bergizi, kursus diluar sekolah, kesehatan. Ini berarti pengeluaran (biaya) untuk membesarkan dan merawat anak naik. Dilain pihak kegunaannya akan turun, sebab walau anak masih memberikan kepuasan akan tetapi balas jasa ekonominya menurun. Waktu yang diberikan oleh anak untuk membantu orang tua akan menurun karena lebih lama di sekolah atau tempat lain untuk kepentingan anak sendiri.

• Disamping itu, orang tua modern dengan penghasilan cukup juga tidak lagi tergantung seumbangan anak. Singkatnya, biaya membesarkan anak menjadi lebih besar dari kegunaannya. Secara ekonomi hal ini mengakibatkan demand atau permintaan terhadap anak menurun, dan pada gilirannya akan menurunkan tingkat fertilitas.

Page 58: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

58

PENDEKATAN EKONOMI

b. Gary Becker.• Anak dapat dianggap sebagai barang konsumsi

tahan lama (durable goods). Orang tua mempunyai pilihan antara kuantitas dan kualitas anak.

• Kualitas diartikan sebagai rata-rata pengeluaran (biaya/cost) untuk anak oleh satu keluarga yang didasarkan pada 2 asumsi :

1. Selera orang tua tidak berubah.2. “Harga anak” dan harga barang-barang konsumsi

kainnya tidak dipengaruhi keputusan rumah tangga untuk berkonsumsi.

Page 59: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

59

PENDEKATAN EKONOMI

• Becker berpendapat bahwa apabila pendapatan naik, maka banyaknya anak yang dimiliki juga bertambah.

• Jadi hubungan antara pendapatan dan fertilitas adalah positif.

• Pada kenyataannya, kelompok pasangan yang pendapatannya tinggi umumnya mempunyai jumlah anak lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok pasangan yang berpendapatan rendah.

• Permintaan orang tua terhadap anak dapat dianalogikan dengan permintaan barang dan jasa.

Page 60: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

60

PENDEKATAN EKONOMI

• Permintaan anak tergantung pada pendapatan rumah tangga, baiaya (price/cost) anak dan selera atau preferensi terhadap anak, secara relatif terhadap barang dan jasa lainnya yang memberikan kepuasan terhadap orang tua tersebut.

• Dengan menganggap vaiabel lain tetap, makin tinggi pendapatan rumah tangga, makin tinggi pula permintaan terhadap anak (dengan asumsi anak adalah barang normal).

• Namun tingginya permintaan anak ini juga berimplikasi pada meningkatnya sumber daya yang harus dikeluarkan untuk tiap anak yang dilahirkan.

• Jadi peningkatan pendapatan ini tidak semata-mata meningkatkan jumlah anak tapi peningkatan pendapatan berarti meningkatkan permintaan terhadap kualitas anak.

Page 61: DASAR-DASAR KEPENDUDUKAN/DEMOGRAFI Fertilitas

61

STUDI FERTILITAS DI INDONESIA (Dari berbagai sumber : Widjojo Nitisastro (1970), Mc Nicoll dan Masri Singarimbun (1983), SDKI 1991, SDKI

1997, Aris Ananta dan Anwar (1994) dan perkiraan proyeksi penduduk.)

PERI ODE CRUDE BI RTH RATE

1900 – 1920 45,5 1930 – 1935 45,3 1935 – 1940 44,9 1940 – 1945 39,0 1945 – 1950 40,3 1950 – 1955 47,3 1955 – 1960 46,6 1961 – 1970 43,0 1971 – 1980 38,0 1980 – 1984 32,0 1986 – 1989 27,9 1988 – 1991 25,1 1991 – 1994 23,3

1990 – 2000 * 22,3 2000 – 2005 * 19,7 2005 – 2010 * 18,1 2010 – 2015 * 16,3 2015 – 2020 * 14,6 2020 – 2025 * 13,9