3
Delirium Istilah delirium berasal dari bahasa latin de, yang berarti “dari” atau “diluar” dan lira, yang berarti “celah” atau “jalur”. Usia tersebut merujuk pada kondisi keluar jalur atau menyimpang dari kondisi normal. Pasien kadang secara cukup mendadak mengalami kesulitan besar untuk berkonsentrasi dan memusatkan perhatian serta tidak mampu mempertahankan alur pikiran yang runut dan terarah. Pada tahap awal delirium orang tersebut biasanya sering gelisah, terutama pada malam hari. Siklus tidur dan terjaga mengalami gangguan sehingga penderita tersebut mengantuk di siang hari dan terjaga dimalam hari. Pasien yang mengalami delirium tidak mungkin dapat terlibat dalam percakapan karena perhatian mereka yang tidak terfokus pada satu hal dan pikirannya yang terpecah-pecah. Pada delirium parah, bicaranya menjadi tidak karuan dan tidk runut, gelisah dan bingung, beberapa induvidu yang mengalami delirium dapat mengalami disorientasi waktu tempat dan keadaan diri yaitu mereka tidak mengetahui dengan pasti hari apakah sekarang, dimana mereka berada, atau bahkan siapa diri mereka. Mereka sering kali sangat tidak dapat memusatkan perhatian sehingga tidak dapat terlibat dalam percakapan. Kelemahan memori, utamanya mengenai berbagai peristiwa yang belum lama berselang, umum dialami. Meskipun demikian dalam satu periode dalam 24 jam orang –orang yang mengalami delirium dapat mengalami masa interval dimana yang bersangkutan dalam kondisi waras dan menjadi sadar serta runut.

Delirium 2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

delirium

Citation preview

Page 1: Delirium 2

Delirium

Istilah delirium berasal dari bahasa latin de, yang berarti “dari” atau “diluar” dan lira,

yang berarti “celah” atau “jalur”. Usia tersebut merujuk pada kondisi keluar jalur atau

menyimpang dari kondisi normal. Pasien kadang secara cukup mendadak mengalami kesulitan

besar untuk berkonsentrasi dan memusatkan perhatian serta tidak mampu mempertahankan alur

pikiran yang runut dan terarah. Pada tahap awal delirium orang tersebut biasanya sering gelisah,

terutama pada malam hari. Siklus tidur dan terjaga mengalami gangguan sehingga penderita

tersebut mengantuk di siang hari dan terjaga dimalam hari.

Pasien yang mengalami delirium tidak mungkin dapat terlibat dalam percakapan karena

perhatian mereka yang tidak terfokus pada satu hal dan pikirannya yang terpecah-pecah. Pada

delirium parah, bicaranya menjadi tidak karuan dan tidk runut, gelisah dan bingung, beberapa

induvidu yang mengalami delirium dapat mengalami disorientasi waktu tempat dan keadaan diri

yaitu mereka tidak mengetahui dengan pasti hari apakah sekarang, dimana mereka berada, atau

bahkan siapa diri mereka. Mereka sering kali sangat tidak dapat memusatkan perhatian sehingga

tidak dapat terlibat dalam percakapan. Kelemahan memori, utamanya mengenai berbagai

peristiwa yang belum lama berselang, umum dialami. Meskipun demikian dalam satu periode

dalam 24 jam orang –orang yang mengalami delirium dapat mengalami masa interval dimana

yang bersangkutan dalam kondisi waras dan menjadi sadar serta runut. Fluktuasi harian tersebut

membantu membedakan delirium dengan sindrom lain terutama penyakit Alzheimer.

Penyebab Delirium

Penyebab delirium pada orang lanjut usia dapat dibagi dalam beberapa kelompok umur:

intoksikasi obat dan putus obat, ketidak seimbangan metabolism dan nutrisi seperti pada diabetes

yang tak terkendali dan disfungsi thyroid. Infeksi atau demam, gangguan neurologis, stress

karena perubahan sekeliling orang yang bersangkutan. Delirium juga dapat disebabkan setelah

menjalani operasi besar, yang paling sering adalah operasi tulang pinggul, selama masa putus

zat-zat psikoaktif dan setelah terjadi trauma kepala dan kejang-kejang. Penyakit fisik umum yang

menyebabkan delirium dalam kelompok umur ini mencakup gagal jantung karena penyumbatan,

pneumonia, infeksi saluran urin, kanker, gagal ginjal/hati, malnutrisi, dan kecelakaan

cerebrovaskuler atau stroke.

Page 2: Delirium 2

Meskipun biasanya delirium berkembang dengan cepat (dalam beberapa jam atau hari)

cara terjadinya yang pasti tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Delirium yang

diakibatkan oleh reaksi toksik atau goncangan terjadi secara tiba-tiba, bila infeksi atau gangguan

metabolic yang menyebabkan delirium, terjadinya symptom-simpton yang sedikit lebih bertahap.

(Psikologi Abnormal Ed 9; 753 & 755)

Patofisiologi delirium

Banyak kondisi sistemik dan obat bisa menyebabkan delirium, contoh antikolinergika,

psikotropika, dan opioida. Mekanisma tidak jelas, tetapi mungkin terkait dengan gangguan

reversibilitas dan metabolisma oxidatif otak, abnormalitas neurotransmiter multipel, dan

pembentukan sitokines (cytokines). Stress dari penyebab apapun bisa meningkatkan kerja saraf

simpatikus sehingga mengganggu fungsi kolinergik dan menyebabkan delirium. Usia lanjut

memang dasarnya rentan terhadap penurunan transmisi kolinergik sehingga lebih mudah terjadi

delirium. Apapun sebabnya, yang jelas hemisfer otak dan mekanisma siaga (arousal

mechanism)dari talamus dan sistem aktivasi retikular batang otak jadi terganggu.

Terdapat faktor predisposisi gangguan otak organik: seperti demensia, stroke. Penyakit

parkinson, umur lanjut, gangguan sensorik, dan gangguan multipel. Faktor presipitasi termasuk

penggunaan obat baru lebih dan 3 macam, infeksi, dehidrasi, imobilisasi, malagizi, dan

pemakaian kateter buli-buli. Penggunaan anestesia juga meningkatkan resiko delirium, terutama

pada pembedahan yang lama. Demikian pula pasien lanjut usia yang dirawatdi bagian ICU

beresiko lebih tinggi.