3
 DEMAM DENGUE Masa tunas berkisar antara 3 – 5 hari ( pada umumnya 5 – 8 hari ). Awal penyakit biasanya mendadak, disertai gejalaprodormal seperti nyeri kepala, nyeri berbagai bagian tubuh, anoreksia, rasa mengigil malise. !ijumpai trias sindrom, yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan, dan timbulnya ruam ( rash ). "uam timbul pada # – $% jam sebelum suhu naik pertama kali, yaitu pada hari sakit ke 3 – 5 berlangsung selama 3 – & hari. "uam bersi'at makulopapular yang menghilang pada tekanan. ada lebih dari separuh pasien, gejala klinis timbul dengan mendadak, dis ert ai kenaikan suh u, nye ri ke pal a hebat, nye ri dibelakang bol a mata, punggung, otot, sendi dan disertai rasa mengigil. ada beberapa penderita dpat dilihat bentuk kura suhu yang menyerupai pelana kuda atau bi'asik, tetapi pada penelitian selanjutnya bentuk kura ini tidak ditemukan pada semua pasien sehingga tidak dapat dianggap patognomonik. *elainan darah tepi demam dengue ialah leu+openia selama periode pra demam dan demam, neutroli a rel ati e dan li m' openia, di susul ol eh neutropenia rel atie dan lim'ositosis pada periode pun+ak penyakit dan pada masa konalesens. -osinol menurun atau menghilang pada permulaan dan pada pun+ak penyakit, hitung jenis neutrol bergeser ke kiri selama periode demam, sel plasma meningkat pada periode memun+aknya penyakit dengan ter dapatnya tr ombosi topeni a. !ar ah tepi menjadi nor mal kembali dal am waktu $ minggu. *o mplik asi demam dengue wala upun jarang dilapork an ialah orkhitis atau oaritis, keratitis, dan retinitis. erbagai kelainan neurologis dilaporkan, diantaranya menurunnya ke sadaran, par ali sis sensor ium yang ber si' at sementara, meni ngismu s, dan ense 'alopa ti. !iagno sis bandin g men+ akup berbagai in'eksi irus ( termasuk +hi+ungunya ), ba+teria dan parasit yang memperlihatkan sindrim serupa. Menegakkan diagnosis klinis in'eksi irus dengue rinagn adalah mustahil, terutrama pada kasus – kasus sporadis.

Demam Dengue

Embed Size (px)

DESCRIPTION

demam dengue

Citation preview

DEMAM DENGUEMasa tunas berkisar antara 3 5 hari ( pada umumnya 5 8 hari ). Awal penyakit biasanya mendadak, disertai gejalaprodormal seperti nyeri kepala, nyeri berbagai bagian tubuh, anoreksia, rasa mengigil & malise. Dijumpai trias sindrom, yaitu demam tinggi, nyeri pada anggota badan, dan timbulnya ruam ( rash ). Ruam timbul pada 6 12 jam sebelum suhu naik pertama kali, yaitu pada hari sakit ke 3 5 berlangsung selama 3 4 hari. Ruam bersifat makulopapular yang menghilang pada tekanan. Pada lebih dari separuh pasien, gejala klinis timbul dengan mendadak, disertai kenaikan suhu, nyeri kepala hebat, nyeri dibelakang bola mata, punggung, otot, sendi dan disertai rasa mengigil. Pada beberapa penderita dpat dilihat bentuk kurva suhu yang menyerupai pelana kuda atau bifasik, tetapi pada penelitian selanjutnya bentuk kurva ini tidak ditemukan pada semua pasien sehingga tidak dapat dianggap patognomonik.Kelainan darah tepi demam dengue ialah leucopenia selama periode pra demam dan demam, neutrofilia relative dan limfopenia, disusul oleh neutropenia relative dan limfositosis pada periode puncak penyakit dan pada masa konvalesens. Eosinofil menurun atau menghilang pada permulaan dan pada puncak penyakit, hitung jenis neutrofil bergeser ke kiri selama periode demam, sel plasma meningkat pada periode memuncaknya penyakit dengan terdapatnya trombositopenia. Darah tepi menjadi normal kembali dalam waktu 1 minggu.Komplikasi demam dengue walaupun jarang dilaporkan ialah orkhitis atau ovaritis, keratitis, dan retinitis. Berbagai kelainan neurologis dilaporkan, diantaranya menurunnya kesadaran, paralisis sensorium yang bersifat sementara, meningismus, dan ensefalopati. Diagnosis banding mencakup berbagai infeksi virus ( termasuk chicungunya ), bacteria dan parasit yang memperlihatkan sindrim serupa. Menegakkan diagnosis klinis infeksi virus dengue rinagn adalah mustahil, terutrama pada kasus kasus sporadis.

V.II.DEMAM BERDARAH DENGUEDemam berdarah dengue ditandai oleh 4 manifestasi klinis, yaitu demam tinggi, perdarahan terutama perdarahan kulit, hepatomegali, dan kegagalan peredaran darah ( circulatory failure ).Fenomena patofisiologi utama yang menetukan derajat penyakit dan membedakan DBD & DD ialah peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, trombositopenia & diathesis hemoragik.Patokan diagnosis DBD ( WHO, 1975 ) berdasarkan gejala klinis & laboraturium.KLINISDemam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2 7 hari.1. Manifestasi perdarahan, minimal uji turniket positif dan salah satu bentuk perdarahan lain ( petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi ), hemetemesis dan atau melena.2. Pembesaran hati.3. Syok yang ditandai oleh nadi lemah dan cepat disertai tekanan nadi menurun ( 20 mmHg ), tekanan darah menurun ( tekanan sistolik 80 mmHg ) disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, dan timbul sianosis di sekitar mulut.

LABORATORIUMTrombositopenia ( 100.000 / ul ) dan hemokonsentrasi yang dapat dilihat dari peningkatan nilai Ht 20% dibandingkan dengan nilai hematokritpada masa sebelum sakit atau masa konvalesen. Ditemukannya 2 atau 3 patokan klinis pertamai disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis DBD.

WHO ( 1975 ) membagi derajat penyakit DBD dalam 4 derajat : Derajat I demam tidak khas, uji Tourniquet positif Derajat II derajat I + perdarahan spontan Derajat III kegagalan sirkulasi (gelisah, nadi cepat & lembut, tek.drh turun 20mmHg, hipotensi, sianosis, akral dingin & lembab) Derajat IV syok berat, nadi tak teraba, tek.darah tak terukurPada DBD syok, setelah demam berlangsung selama beberapa hari keadaan umum tiba tiba memburuk, hal ini biasanya terjadi pada saat atau setalah demam menurun, yaitu diantara hari sakit ke 3 7 hari. Hal ini dapat diterangkan dengan hipotesis peningkatan reaksi imunologis ( the immunological enchancement hypothesis ). Pada sebagian besar kasus ditemukan tanda kegagalan peredaran darah, kulit teraba lembab, dan dingin, sianosis sekitar mulut, nadi menjadi cepat dan lembut. Anak tampak lesu, gelisah, dan secara cepat masuk dalam fase syok. Pasien seringkali mengelug nyeri di daerah perut sesaat sebelum syok.