Upload
anonymous-uhnqskxlbd
View
244
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/26/2019 Demensia ALZI
1/48
A
en yPenanggulangan P yakit Alzheimer dan Demensia lainn a:
Menuju Lanjut Usia Sehat Dan ProduktifSTRATEGINASIONAL
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
2015
7/26/2019 Demensia ALZI
2/48
B
7/26/2019 Demensia ALZI
3/48
i
KATA PENGANTAR
Strategi Nasional Penanggulangan PenyakitAlzheimer dan Demensia Lainnya: Menuju
Lanjut Usia Sehat dan Produktif telah
berhasil disusun sesuai dengan rencana.
Hal yang sangat menggembirakan dalam
proses penyusunan ini adalah keterlibatan
lintas program dan lintas sektor sejak awal
penyusunannya. Keterlibatan ini sungguhamat berharga, karena di samping
dokumen Strategi Nasional ini mempunyai
dimensi strategis, juga karena pembahasan permasalahan yang bersifat
cross cutting issues.
Kita juga patut bersyukur, bahwa dalam perencanaan jangka
menengah yakni pada RPJMN 2015 2019 permasalahan lanjut usia
sudah tertampung sebagai isu prioritas di dalamnya. Keberhasilan
Pembangunan Kesehatan yang berdampak pada meningkatnya
Usia Harapan Hidup (UHH) serta akibat yang ditimbulkannya harus
benar-benar dipahami sebagai bentuk konsekuensi logis yang perlu
mendapatkan perhatian dalam kerangka pendekatan Pembangunan
Kesehatan melalui siklus hidup.
Secara substantif penyusunan dokumen Strategi Nasional ini mengacupada Deklarasi Yogyakarta untuk Lanjut Usia. Penjabarannya dalam
upaya konkrit disusun dalam 7 (tujuh) strategi yang diuraikan lebih
lanjut dalam kegiatan pokok dalam pembagian peran masing-masing
sektor terkait. Dengan harapan dokumen ini menjadi lebih operasional
dan menyentuh berbagai elemen sistem yang bergulir secara sinergis
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
7/26/2019 Demensia ALZI
4/48
ii
Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia
Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif ini terdiri dari delapan
bab, dimana selain berisikan tentang strategi umum dan strategi
komponen, juga memuat tentang peran sektor terkait, koordinasiantar komponen, kerjasama internasional, indikator untuk memantau
kemajuan program, monitoring dan evaluasi, serta pendanaan.
Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Strategi
Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya:
Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif baik dari lintas sektor, LembagaPendidikan, Lembaga Penelitian, Organisasi Sosial Kemasyarakatan
yang peduli lanjut usia khususnya demensia, dan sektor swasta terkait.
Saran dan masukan untuk perbaikan sangat diharapkan, guna lebih
sempurnanya dokumen ini.
Jakarta, Agustus 2015
Sekretaris Jenderal
dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes
7/26/2019 Demensia ALZI
5/48
iii
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN RI
Penjabaran Pembangunan Kesehatanberkesinambungan, telah dilakukan melalui
berbagai upaya, salah satunya adalah
peningkatan kesehatan melalui pendekatan
siklus hidup termasuk di dalamnya adalah
upaya mewujudkan lanjut usia sehat dan
produktif. Saat ini, masyarakat Indonesia
sudah memasuki gerbang Usia Harapan
Hidup yang lebih panjang, hal ini patut
kita syukuri, sebagai perjalanan panjang
Pembangunan Kesehatan yang selama ini
telah diupayakan bersama. Sebagai salah
satu negara dengan populasi jumlah penduduk terbesar ke-4 dan
dengan penduduk lanjut usia terbesar ke-10 di dunia, sudah selayaknya
melakukan upaya strategis untuk mempersiapkan, mencegah dan
menanggulangi potensi permasalahan yang ditimbulkannya.
Dalam rentang waktu 10 tahun, Usia Harapan Hidup meningkat dari 68,1
tahun di 2005 menjadi 72,7 tahun di 2014 (RPJMN, 2009). Konsekuensi
logis yang dihadapi di samping masalah penyakit tidak menular dan
penyakit degeneratif adalah munculnya gangguan kognitif seperti
demensia dan disabilitas inteligensia. Kondisi ini perlu mendapatkan
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
7/26/2019 Demensia ALZI
6/48
iv
MEN
TERI KESEH
ATA
N
perhatian seksama dari berbagai pihak dalam kerangka mewujudkan
kualitas hidup masyarakat Indonesia yang sehat, cerdas dan produktif
hingga menapaki usia lanjutnya.
Perhatian seksama bagi para lanjut usia agar tetap sehat, cerdas, dan
produktif dapat diwujudkan melalui berbagai upaya sinergi bersama
lintas sektor, di mana masing-masing pemangku kepentingan
dapat mengambil peran yang paling mungkin dilakukan. Dalam
membangun langkah-langkah kebersamaan yang kokoh diperlukan
kerangka rancang bangun dalam bentuk dokumen Strategi Nasional
Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia Lainnya: MenujuLanjut Usia Sehat dan Produktif, yang dapat menggambarkan
langkah-langkah secara terpadu dan efektif menurunkan angka
kejadian demensia dan gangguan kognitif lainnya.
Semoga dengan adanya Strategi Nasional ini maka pelaksanaan
program penanggulangan penyakit alzheimer dan demensia lainnya:
menuju lanjut usia sehat dan produktif dapat lebih baik dan mantap,
sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Indonesia.
Jakarta, Agustus 2015
Menteri Kesehatan
Prof. Dr. dr. Nila Farid Moeloek, Sp.M(K)
7/26/2019 Demensia ALZI
7/48
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN RI
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF
EXECUTIVE SUMMARY
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Visi, Misi, Tujuan dan Strategi
C. Ruang Lingkup
D. Landasan Hukum dan Peraturan yang mendukung
2. ANALISIS SITUASI: GAMBARAN KESEHATAN
INTELIGENSIA LANJUT USIA DI INDONESIA
3. MENUJU OTAK SEHAT PADA LANJUT USIA
A. Konsep Siklus Hidup Menuju Otak Sehat dan
Produktif
B. Kerangka Pikir Otak Sehat
C. Upaya Mewujudkan Otak Sehat dan Produktif pada
Lanjut Usia
4. TUJUH LANGKAH AKSI MENANGGULANGI PENYAKIT
ALZHEIMER DAN DEMENSIA LAINNYA: MENUJU
LANJUT USIA SEHAT DAN PRODUKTIF
Pertama: Kampanye kesadaran publik dan promosi
gaya hidup sehat
Kedua: Advokasi hak asasi manusia bagi orang
dengan demensia (pikun) dan pendampingnya
Ketiga: Memastikan adanya akses informasi menuju
layanan yang berkualitas
i
iii
v
vii
ix
1
1
3
4
4
6
9
9
10
10
12
12
12
12
7/26/2019 Demensia ALZI
8/48
vi
Keempat: Deteksi dini, diagnosis dan tata laksana
holistik masalah kognitif dan demensia
Kelima: Sistem penguatan sumber daya
manusia yang dilakukan secara professional danberkelanjutan
Keenam: Sistem penguatan program kesehatan
kognitif sebagai faktor utama mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan pendekatan siklus
kehidupan
Ketujuh: Terlaksana dan termanfaatkannya penelitian
tentang kognitif dan demensia5. PENGUATAN KOORDINASI ANTAR KOMPONEN
A. Optimalisasi Peran Para Pemangku Kepentingan
B. Kerjasama Internasional
6. PELAKSANAAN KEGIATAN, INDIKATOR DAN
MONITORING KEBERHASILAN PROGRAM
7. PENDANAAN
8. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
GLOSSARIUM
TIM PENYUSUN
13
13
13
1314
14
16
18
26
27
28
30
36
7/26/2019 Demensia ALZI
9/48
vii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pendahuluan
Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia
Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif dibuat saat kesehatan
lanjut usia telah menjadi perhatian para pemangku kebijakan pada
tingkat nasional, regional dan global. Pada tahun 2012 tema hari
kesehatan sedunia adalah ageingand healthdan Yogyakarta declaration
on ageing and healtholeh para menteri se-Asia Tenggara pada tahun
yang sama, menegaskan kembali bahwa lanjut usia merupakan asetsosial dan mempunyai kontribusi aktif dan konstruktif.
Namun Usia harapan hidup (UHH) yang terus meningkat dan masih
besarnya masalah kesehatan pada setiap tahap kehidupan (Riskesdas,
2013) akan mengakibatkan meningkatnya demensia dan gangguan
kognitif lainnya di masa depan, yang apabila tidak dikendalikan akan
berdampak sangat besar pada kehidupan ekonomi, sosial, dan politik
bangsa Indonesia. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan suatu akselerasi
melalui strategi nasional dan langkah-langkah aksi lintas program dan
sektor dengan mengikutsertakan pemberdayaan masyarakat.
Tujuan
Tujuan Strategi Nasional ini adalah terwujudnya penanggulangan
penyakit alzheimer dan demensia lainnya: menuju lanjut usia sehat dan
produktif.
Untuk mencapai tujuan, strategi yang digunakan adalah :
1. Pengarusutamaan upaya mencapai otak sehat menuju lanjut usia
produktif dengan pendekatan siklus hidup pada setiap tingkatan
pembangunan nasional
7/26/2019 Demensia ALZI
10/48
viii
2. Peningkatan kualitas pelayanan gangguan kognitif dan demensia
3. Penguatan manajerial dalam upaya mencapai otak sehat yang
optimal
Tujuh langkah aksi
1. Kampanye Kesadaran Publik dan Promosi Gaya Hidup Sehat
2. Advokasi hak asasi manusia bagi Orang Dengan Demensia dan
pendampingnya
3. Memastikan adanya akses dan informasi menuju layanan yang
berkualitas.
4. Terlaksananya deteksi dini, diagnosis dan tatalaksana holistikmasalah kognitif dan demensia
5. Sistem Penguatan sumber daya manusia yang dilakukan secara
professional dan berkelanjutan.
6. Sistem Penguatan Program Kesehatan Kognitif sebagai faktor
utama Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Dengan Pendekatan
Siklus Kehidupan
7. Terlaksana dan Termanfaatkannya Penelitian tentang kognitif dan
demensia.
Kesimpulan
Strategi Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan Demensia
Lainnya: Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif ini diharapkan
dapat menempatkan masalah kognisi lanjut usia sebagai prioritas
Pembangunan Nasional agar kualitas sumber daya manusia Indonesia
makin tinggi.
7/26/2019 Demensia ALZI
11/48
7/26/2019 Demensia ALZI
12/48
x
2. Improve quality of cognitive disorder and dementia services
3. Enforcement of managerial capacity in achieving optimal healthy
and productive brain in all ages
Seven Action Steps
1. Campaign on Public Awareness and Promotion of Healthy Lifestyles
2. Advocacy on human rights for people with dementia and their
caregivers
3. To ensure access and information of quality services
4. Implementation of early detection, diagnosis and holistic
management of cognitive disorders and dementia5. Establishment of System to Reinforce professional and sustainable
human resources
6. Establishment of System to Reinforce Cognitive Health Programs
as main factor to increase literacy of nation based on life course
approach
7. Implementation and Application of Research on cognition and
dementia
Conclusion
National Strategy Towards Healthy and Productive Brain in Old Age
is a policy to position older person issues as a priority in National
Development because it determines the health status including health
status of the elderly, Life Expectancy and level of national and quality of
human resource development.
7/26/2019 Demensia ALZI
13/48
1
1PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah
penduduk terbanyak ke-empat di dunia, berusaha melaksanakan
pembangunan untuk mensejajarkan eksistensinya dengan negara-
negara di dunia. Upaya pembangunan yang dilakukan oleh bangsa
Indonesia merupakan perwujudan dari amanat Undang-Undang
Dasar tahun 1945, yaitu membentuk manusia Indonesia seutuhnya.Untuk mencapai hal tersebut, maka pembangunan kesehatan
merupakan pilar utama dalam penyediaan sumber daya manusia
dengan mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 36 tahun
2009 pasal 1 ayat 1 tentang Kesehatan yang berbunyi: semua
orang berhak atas kesehatan.
Pembangunan sumber daya manusia berbasis kesehatanmerupakan kebutuhan mendasar yang harus tertuang dalam setiap
Rencana Pembangunan Nasional untuk membangun masyarakat
yang sehat dan cerdas. Pengembangan sumber daya manusia
berbasis kesehatan dilakukan sesuai siklus kehidupan, dan setiap
tahap kehidupan memiliki permasalahan kesehatan yang berbeda.
Pertambahan usia dan peningkatan prevalensi penyakit tidak
menular, merupakan faktor utama penyebab penurunan fungsi
kognitif yang kelak akan meningkatkan penyakit Alzheimer dan
demensia lainnya pada kelompok lanjut usia. Penurunan fungsi
kognitif berdampak pada menurunnya aktivitas sosial sehari-
hari pada lanjut usia yang menjadi problem dalam kesehatan
masyarakat, dan berdampak pada bertambahnya pembiayaan
keluarga, masyarakat dan pemerintah.
7/26/2019 Demensia ALZI
14/48
2
Di Indonesia, jumlah Orang Dengan Demensia (ODD) diperkirakan
akan makin meningkat dari 960.000 di tahun 2013, menjadi
1.890.000 di tahun 2030 dan 3.980.000 ODD di tahun 2050 (World
Report Alzheimer, 2012). Oleh karena itu diperlukan perhatianyang tinggi untuk pencegahan dan penanggulangan ODD, salah
satunya dengan mengupayakan kondisi otak yang tetap sehat.
Kesehatan otak yang optimal akan diperoleh apabila upaya
kesehatan dilakukan sejak dalam kandungan, bayi, balita, remaja,
dewasa dan lanjut usia.
Otak tidak sehat dan tidak produktif di masa tua tidak sajamengakibatkan timbulnya masalah kesehatan dan masalah sosial
tetapi juga menjadi beban ekonomi. Beban biaya yang harus
ditanggung untuk orang dengan demensia yang dikeluarkan oleh
negara-negara berpenghasilan menengah keatas, diperkirakan
mencapai US$ 32,5 Milliar atau 325 Triliun rupiah per tahun (World
Report Alzheimer, 2012).
Pencegahan Demensia dapat dilakukan dengan cara mengendalikan
penyakit degenerartif seperti Diabetes mellitus, mengingat 54,6%
orang DM Tipe 2 telah mengalami penurunan fungsi kognitif
Hendaya Kognitif Non Demensia (HKND). Prevalensi Demensia
pada kelompok DM sebesar 6,8% sementara kelompok tanpa DM
hanya 1,2%. Secara keseluruhan prevalensi Demensia di Jabotabek
adalah 3,5% (MWS Nasrun,disertasi UI 2007). Sementara itu,
penelitian di 3 wilayah yaitu Borobudur, Sumedang dan Jakartamendapatkan 38,9% penurunan fungsi kognitif pada lanjut usia
diatas 60 tahun dengan faktor protektif berupa pola hidup sehat
dan stimulus otak (Hogervorst, dkk, 2009).
Upaya pencegahan dan penanggulangan Orang dengan Hendaya
Kognitif Non Demensia (HKND) dan demensia memerlukan
7/26/2019 Demensia ALZI
15/48
3
kerjasama pemerintah, swasta dan mitra pembangunan serta
pemangku kepentingan lain. Untuk melakukan kerjasama secara
terkoordinasi, terpadu dan harmonis, maka diperlukan Strategi
Nasional Penanggulangan Penyakit Alzheimer dan DemensiaLainnya: Menuju Lanjut Usia sehat dan produktif. Strategi nasional
ini merupakan acuan untuk melaksanakan upaya kesehatan
yang komprehensif, terpadu dan esien dengan tujuan untuk
menurunkan angka kejadian Demensia Alzheimer dan demensia
lainnya dengan pendekatan siklus hidup.
B. VISI, MISI, TUJUAN DAN STRATEGIVISI
Mewujudkan lanjut usia sehat dan produktif
MISI
Mengkoordinasikan pengendalian masalah kognitif dan
demensia
Mempromosikan otak sehat menuju lanjut usia produktif
Menanggulangi gangguan kognitif untuk mencegah demensia
pada lanjut usia
TUJUAN UMUM
Terwujudnya penanggulangan penyakit alzheimer dan demensia
lainnya: menuju lanjut usia sehat dan produktif
TUJUAN KHUSUSa. Terlaksananya koordinasi pengendalian masalah kognitif dan
demensia
b. Terlaksananya promosi otak sehat menuju lanjut usia produktif
c. Terlaksananya penanggulangan gangguan kognitif untuk
mencegah demensia
7/26/2019 Demensia ALZI
16/48
4
STRATEGI
1. Pengarusutamaan upaya mencapai otak sehat menuju lanjut
usia produktif dengan pendekatan siklus hidup pada setiap
tingkatan pembangunan nasional2. Peningkatan kualitas pelayanan gangguan kognitif dan
demensia
3. Penguatan manajerial dalam upaya mencapai otak sehat yang
optimal
C. RUANG LINGKUP (BATASAN-BATASAN)
Dalam buku strategi nasional ini diuraikan tentang :1. Gambaran situasi kesehatan inteligensia pada lanjut usia
(khususnya penyakit Alzheimer dan gangguan kognitif akibat
penyakit otak lainnya).
2. Analisis situasi kesehatan pada setiap tahap kehidupan sebagai
faktor yang memengaruhi otak sehat pada lanjut usia.
3. Konsep dan upaya mewujudkan otak sehat dan produktif pada
lanjut usia.
4. Strategi penanggulangan penyakit Alzheimer dan demensia
lainnya dan langkah-langkah mewujudkan lanjut usia dengan
otak sehat dan produktif.
5. Koordinasi vertikal dan horizontal lintas program dan lintas
sektor serta pemberdayaan masyarakat.
D. LANDASAN HUKUM DAN PERATURAN YANG MENDUKUNG:
1. Undang-undang Dasar 1945;2. Undang-undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia;
3. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
7/26/2019 Demensia ALZI
17/48
5
5. Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/
VIII/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja KementerianKesehatan
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan
Minimal
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 60 Tahun 2008
tentang Pedoman Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia
dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanganan Lanjut Usiadi Daerah
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 922/Menkes/SK/X/2008
tentang Pedoman Teknis Pembagian Urusan Bidang Kesehatan
Pemerintahan Antara Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 263/Menkes/SK/II/2010
tentang Pedoman Rehabilitasi Kognitif
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 264/Menkes/SK/II/2010
tentang Pedoman Penanggulangan Masalah Intelegensia
Akibat Gangguan Degeneratif
7/26/2019 Demensia ALZI
18/48
6
2ANALISIS SITUASI :
GAMBARAN KESEHATAN INTELIGENSIA
LANJUT USIA DI INDONESIA
Indonesia akan mengalami ledakan jumlah penduduk lansia. Dalam
rentang waktu 10 tahun diperkirakan terjadi peningkatan usia harapan
hidup (UHH) 68,6 tahun menjadi 72,7 tahun di 2014. Peningkatan
UHH akan diikuti dengan peningkatan jumlah lansia, berawal dari
23,9 juta (9,77%) tahun 2010, diperkirakan akan meningkat menjadi28,8 juta (11,34%) tahun 2020. Berdasarkan proyeksi 2010-2035 jumlah
kelompok umur 0-14 tahun dan 15-49 menurun, sedangkan kelompok
umur lansia (50-64 tahun dan 65+) terus meningkat.
Pada tahun 2020 -2025 Indonesia mengalami potensi bonus demogra
dimana terjadi 100 orang yang bekerja menanggung 44 orang yang
tidak bekerja. Bonus demogra akan memberikan dampak bagipeningkatan pendapatan baik per kapita maupun nasional. Peranan
lansia yang sehat dan produktif akan memberikan dampak yang lebih
besar pada kondisi tersebut. Hal ini didukung oleh data tahun 2005
2012 sebagian besar penduduk lansia (sekitar 90%) masih memegang
peranan penting di dalam lingkungan rumah tangga berstatus
sebagai kepala rumah tangga dan berdasarkan hasil Survei Angkatan
Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2011 hampir separuh (45,41%) lansia
di Indonesia memiliki kegiatan utama bekerja.
Namun seiring dengan peningkatan UHH dan jumlah lansia tersebut,
terjadi peningkatan pula berbagai penyakit degeneratif otak yang
menurunkan fungsi kognitif dan produktitas lansia. Penurunan
fungsi kognitif berdampak pula pada menurunnya aktivitas sehari-
hari yang bila tidak dikendalikan akan menyebabkan bertambahnya
7/26/2019 Demensia ALZI
19/48
7
beban sosial yang harus ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan
pemerintah.
Penyebab penurunan fungsi kognitif yang utama pada lansia adalahpenyakit Alzheimer dan demensia lainnya. Data dari World Alzheimers
Report 2013memprediksi bahwa jumlah orang lansia yang dependen
akan meningkat dari 101 juta menjadi 277 juta dalam 2050, jumlahnya
hampir tiga kali lipat. Hampir setengahnya hidup dengan penyakit
Alzheimer atau jenis demensia lainnya, yang secara cepat akan menjadi
krisis kesehatan global. Di Indonesia sendiri diperkirakan sekitar satu
juta orang menderita Alzheimer, sementara itu proporsi lanjut usia ditiga wilayah (DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah) yang mengalami
penurunan fungsi kognitif sebanyak 38,9% sedangkan yang mengalami
demensia sekitar 4% [Hogervorst et al., 2009]. Sementara itu, penelitian
lain tentang pencegahan demensia dapat dilakukan dengan cara
mengendalikan penyakit degenerartif seperti Diabetes mellitus,
mengingat 54,6% orang DM Tipe 2 telah mengalami penurunan fungsi
kognitif Hendaya Kognitif Non Demensia (HKND). Prevalensi Demensia
pada kelompok DM sebesar 6,8% sementara kelompok tanpa DM hanya
1,2%. Secara keseluruhan prevalensi Demensia di Jabotabek adalah
3,5% (MWS Nasrun,disertasi UI 2007).
Data Riskesdas 2010 juga menunjukkan gambaran Burden of Diseases
(BOD) sebagai faktor risiko gangguan penyakit baik secara langsung
maupun tidak langsung menyebabkan penurunan fungsi kognitif,
seperti: maternal disorder, neonatal disorder, nutritional defciencies,transports injuries, mental & behavioral, infections (HIV AIDS, diare),
dan yang paling sering adalah hipertensi, stroke dan diabetes mellitus
(Riskesdas, 2013). Kekurangan gizi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan
akan mempengaruhi terjadi perkembangan otak yang sangat pesat
dan sangat berpengaruh terhadap terjadinya gangguan kognitif di
kemudian hari. Data riskerdas 2010 menunjukkan besarnya prevalensi
7/26/2019 Demensia ALZI
20/48
8
gizi buruk dan gizi kurang 17,9%, pendek dan yang sangat pendek
35,6%, kurus dan sangat kurus 13,3%. Prevalensi pendek dan sangat
pendek pada remaja sebesar 31,2%, kurus dan sangat kurus 8,9%. Pada
usia 19 sampai 64 tahun kecenderungan untuk gizi kurang berkisarantara 30-50%.
Data di atas menunjukkan bahwa jumlah lanjut usia yang terus
meningkat dapat menjadi aset bangsa bila sehat dan produktif. Namun
lanjut usia yang tidak sehat dan tidak mandiri akan berdampak besar
terhadap kondisi sosial dan ekonomi bangsa. Sehingga penting adanya
suatu strategi nasional dalam mengendalikan penyakit Alzheimerdan demensia lainnya yang merupakan salah satu penyebab utama
yang mengakibatkan lanjut usia tidak sehat dan produktif. Strategi
nasional pengendalian penyakit Alzheimer dan demensia lainnya ini
harus memperhatikan berbagai kondisi dan faktor-faktor risiko pada
setiap tahap siklus hidup, di mana setiap individu diharapkan mampu
menjaga kesehatan mulai dari masa proses reproduksi, menghindari
potensi polusi lingkungan, meningkatkan asupan gizi seimbang,
dan melakukan stimulasi dalam bentuk edukasi untuk meningkatkan
kesehatan inteligensia. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan
komitmen bersama antara keluarga, masyarakat, pemerintah dan dunia
usaha.
7/26/2019 Demensia ALZI
21/48
9
Gambar 2.1. Faktor Protektif dan Risiko Menuju Otak Sehat dan Produktif
Sumber : Riskesdas 2010 & 2013, Mangialasche, Kivipelto et al 2012, CAS UI 2013,diolah oleh Pusat Inteligensia Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
3MENUJU OTAK SEHAT PADA LANJUT USIA
A. KONSEP SIKLUS HIDUP MENUJU OTAK SEHAT DAN
PRODUKTIF
Otak sehat dan produktif akan tercapai melalui kesehatan optimal
sejak janin, bayi, balita, anak, remaja, dewasa, pra lanjut usia dan
lanjut usia. Keadaan ini akan dipengaruhi oleh adanya kelainan
kongenital, faktor genetik, perilaku merokok dan konsumsi alkohol,
gizi buruk, dan berbagai penyakit seperti penyakit tidak menular,penyakit menular, penyakit metabolik, penyakit vaskuler serta
gangguan saraf. Hal ini akan dapat dicegah melalui gizi seimbang
dan aktitas kognitif, sosial, budaya, pendidikan, aktitas sik, dan
kesehatan reproduksi yang baik. Selain itu juga diperlukan stimulasi
lain untuk meningkatkan fungsi otak (lihat gambar 2.1)
Faktor Protekf
Faktor Protekf Lain
Gizi
Akvitas Fisik
KesPro Sehat
Pendidikan
Akvitas Kognif,Mental, Spiritual, Sosial
Faktor Risiko
Depresi
Penyakit KardiovaskulerKel. Kongenital
Merokok
Konsumsi Alkohol
Obesitas
Malnutrisi
Stroke
Hipertensi
Dislipidemia
Diabetes
Faktor Resiko Lain
Napza Gangguan Saraf
Usia Memengaruhi
Struktur dan Fungsi
Otak
Anak
0 18 23 45 60
Remaja Dewasa Pra-Lansia Lanjut Usia Otak Sehat dan
Produkf
7/26/2019 Demensia ALZI
22/48
10
B. KERANGKA PIKIR OTAK SEHAT
Otak Sehat adalah suatu kondisi terpeliharanya fungsi kognitif dan
non kognitif sehingga mampu membuat keputusan secara mandiri.
Upaya untuk mewujudkan otak sehat dan produktif dilakukanmelalui masukan gizi seimbang, stimulasi sik, kognitif, spiritual
dan sosial dengan dukungan lingkungan yang memadai. Untuk
mewujudkan otak sehat pada lanjut usia memerlukan berbagai
upaya (gambar 2.2)
C. UPAYA MEWUJUDKAN OTAK SEHAT DAN PRODUKTIF PADALANJUT USIA
Mewujudkan otak sehat dan produktif pada lanjut usia
membutuhkan upaya kesehatan berkesinambungan pada setiap
tahap siklus hidup. Berbagai upaya peningkatan kesehatan ibu,
janin, bayi, anak , remaja, dewasa, pra lanjut usia serta lanjut usia
berpengaruh terhadap kesehatan otak lanjut usia. Peningkatan gizi
DIMENSI PENDUKUNG
INPUT
Tenaga, Fasilitas, Dana (Biaya)
LAYANAN
Primer, Sekunder, Tersier
Preventif, Promotif, Kuratif dan
Rehabilitatif
Pemberdayaan Masyarakat
KOORDINASI
Lintas Sektor dan Program
Pusat Provinsi Kab/Kota
Peran Swasta
Lembaga Sosial Masyarakat
REGULASI
Pembagian Peran dan Kewenangan
Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan
Ketenagaan (Akreditasi, Sertifikasi)
Sistem Pelayanan
MANAJEMEN KESEHATAN
Data, Manajemen, Sistem Informasi,
Litbang
DIMENSI UPAYA
PENGENDALIAN PENYAKIT ALZHEIMER DAN
DEMENSIA LAINNYA
Promosi Gaya Hidup Sehat
Peningkatan Kesehatan Ibu, Janin, Bayi,
Anak, Remaja, Dewasa Dan Lanjut Usia
(Pendekatan Siklus Hidup)
Perbaikan Gizi Masyarakat
Pengendalian Penyakit (PM&PTM) Dan
Faktor Risiko Gangguan Otak
Pengawasan Obat Dan Makanan
Fasiltas Dan Alat Kesehatan
OTAK
SEHAT DAN
PRODUKTIF
PADALANJUT
USIA
Gambar 2.2. Kerangka Pikir Menuju Otak Sehat dan Produktif Pada Lanjut Usia
7/26/2019 Demensia ALZI
23/48
11
masyarakat sangat berpengaruh terhadap kesehatan janin sampai
terwujudnya otak sehat dan produktif pada lanjut usia (Buku Gaya
Hidup Otak Sehat (Brain Healthy Life Style), Pusat Inteligensia
Kesehatan 2013). Tidak hanya masalah gizi, namun saat janin perludilakukan pula stimulasi otak merujuk dari buku Pedoman Stimulasi
dan Nutrisi Pengungkit Otak pada Janin melalui Ibu Hamil (Brain
Booster, Pusat Inteligensia Kesehatan 2009). Makanan dengan
pengawet, tinggi garam, tinggi lemak, tinggi gula, kebiasaan
merokok dan penyakit-penyakit seperti hipertensi, diabetes
melitus adalah faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan otak
dan dapat menyebabkan demensia (lihat gambar 2.1).
Perubahan gaya hidup memerlukan pengendalian jangka panjang,
juga ketersediaan obat-obat yang efektif dan murah disertai
penyediaan fasilitas dan alat kesehatan yang memadai.
Pengendalian berbagai faktor risiko tersebut dapat mengurangi
risiko demensia di kemudian hari. Upaya pemeriksaan kesehatan
otak secara berkala penting dilakukan terutama pada individu
yang berisiko demensia. Pemeriksaan kesehatan otak dapat
dilakukan pada pelayanan kesehatan primer dan sekunder secara
holistik. Misalnya dengan menggunakan skrining ABCDE (A :
Activity daily living, B : Balance, C : Cognitive, D : Disease and Risk
Factor, E : Emotions) (Buku Pedoman Penanggulangan Masalah
Kesehatan Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif, Pusat
Inteligensia Kesehatan 2010). Dengan menilai aktivitas sehari-hari, keseimbangan, kognitif, faktor risiko dan mental-emosional
diharapkan dapat dideteksi sedini mungkin adanya gangguan
intelegensia sehingga dapat dilakukan berbagai upaya terpadu
lintas program dan lintas sektor.
7/26/2019 Demensia ALZI
24/48
12
4TUJUH LANGKAH AKSI MENANGGULANGI
PENYAKIT ALZHEIMER DAN DEMENSIA LAINNYA:
MENUJU LANJUT USIA SEHAT DAN PRODUKTIF
Dalam rangka menanggulangi (promotif, preventif dan kuratif) penyakit
alzheimer dan demensia lainnya: menuju lanjut usia sehat dan produktif
perlu disusun langkah-langkah aksi dengan memperhatikan nilai-nilai
agama, budaya dan norma kemasyarakatan.
PERTAMA : KAMPANYE KESADARAN PUBLIK DAN PROMOSI GAYA
HIDUP SEHAT
Peningkatan kesadaran masyarakat bahwa demensia (pikun) bukan
merupakan bagian dari penuaan normal sehingga diperlukan berbagai
upaya dan kegiatan gaya hidup otak sehat (brain healthy life style)
sepanjang hayat yang meliputi aktivitas sik, mental, sosial, dan
konsumsi gizi seimbang. Upaya ini harus dilakukan secara konsistendan berkesinambungan.
KEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA BAGI ORANG DENGAN
DEMENSIA (PIKUN) DAN PENDAMPINGNYA
Peningkatan kesadaran pemangku kebijakan dan masyarakat bahwa
demensia merupakan masalah yang berdampak luas dalam kehidupan
agar kualitas hidup ODD dan pendampingnya lebih baik.
KETIGA: MEMASTIKAN ADANYA AKSES INFORMASI MENUJU
LAYANAN YANG BERKUALITAS
Peningkatan akses dan informasi layanan multidisiplin dan komprehensif
berkualitas yang dapat dijangkau oleh ODD dan pendampingnya.
7/26/2019 Demensia ALZI
25/48
13
KEEMPAT : DETEKSI DINI, DIAGNOSIS DAN TATA LAKSANA HOLISTIK
MASALAH KOGNITIF DAN DEMENSIA
Peningkatan kualitas pelayanan yang meliputi deteksi dini, diagnosis
sampai tata laksana holistik di fasilitas pelayanan primer dan sekunder.Dalam kasus yang memerlukan perawatan jangka panjang diprioritaskan
pada homecaredan community based care.
KELIMA : SISTEM PENGUATAN SUMBER DAYA MANUSIA YANG
DILAKUKAN SECARA PROFESSIONAL DAN BERKELANJUTAN
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan khusus pada semua tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan melalui program pendidikandan pelatihan di semua tingkat perawatan (dengan penekanan pada
perawatan primer).
KEENAM : SISTEM PENGUATAN PROGRAM KESEHATAN KOGNITIF
SEBAGAI FAKTOR UTAMA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA
DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN
Terwujudnya otak sehat dan produktif sebagai bagian rencana strategis
terintegrasi dengan memperhatikan kondisi dan faktor risiko pada
setiap tahap kehidupan.
KETUJUH : TERLAKSANA DAN TERMANFAATKANNYA PENELITIAN
TENTANG KOGNITIF DAN DEMENSIA
Peningkatan kualitas penanggulangan masalah kognitif dan demensia
melalui terlaksananya berbagai penelitian di tingkat nasional (dasar,
klinis, epidemiologis dan sosial).
7/26/2019 Demensia ALZI
26/48
14
5PENGUATAN KOORDINASI ANTAR KOMPONEN
A. Optimalisasi Peran Para Pemangku Kepentingan
Pemerintah perlu mendorong potensi berbagai upaya dalam
promosi lanjut usia sehat dan produktif, penanggulangan
gangguan kognitif pada lanjut usia, dan terlaksananya koordinasi
penanganan perawatan ODD dengan pendekatan Pemberdayaan
Lintas Generasi dan Pemberdayaan Ekonomi. Upaya mewujudkan
hal tersebut memerlukan koordinasi para pemangku kepentinganyang meliputi: Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas Lansia),
pemerintah (melalui koordinasi Kemenkokesra) dan keterlibatan
masyarakat untuk menghasilkan dan menjalankan kegiatan
yang bersifat lintas sektor dan lintas program. Konsep dalam
mensinergikan berbagai upaya antara lembaga sektoral, antara
pelaku di berbagai tingkatan, antara jenis kegiatan disesuaikan
dengan karakteristik aktivitas dari keberdayaan dan kemartabatanmasyarakat secara mandiri dengan mengembangkan potensi
sumber daya lokal (gambar 5.1). Konsep ini dapat diterapkan di
daerah dengan melibatkan Komda Lansia dan semua unsur lainnya
di bawah pemerintah daerah.
7/26/2019 Demensia ALZI
27/48
15
Gambar5.1.K
oordinasiLintasSektordanPr
ogramd
alamm
ewujudkanlanjutusiasehatdanproduktif
KEMENKO
PMK
Masyarakat
KoordinasiLintasSektord
anProgram
Program
/Kegiatan
Pemerintah
LintasProgram
LintasSektor
KeberdayaandanKemartabatanMasyarakat
Kemendagri
Kemenkes
Kem
ensos
BKKBN
Kemenag
Kementerian
/InstansiLainya
Kelompok
OrganisasiLansia
Akademisi
OrganisasiPro
fesi
LSM
Bisnis
Kelompok
m
asyarakatlainnya
KomnasLansia
KemenegPPdanPA
Kemendikbud
7/26/2019 Demensia ALZI
28/48
16
Hal-hal yang perlu dicermati dalam upaya optimalisasi peran para
pemangku kepentingan adalah sebagai berikut:
1. Internalisasi pemahaman dan komitmen terhadap berbagai
upaya penanggulangan penyakit alzheimer dan demensialainnya untuk mewujudkan lanjut usia sehat dan produktif.
2. Pengendalian terhadap program yang berhubungan dengan
berbagai upaya penanggulangan penyakit alzheimer dan
demensia lainnya untuk mewujudkan lanjut usia sehat dan
produktif.
3. Peningkatan peran dan keterlibatan DPR dan DPRD Provinsi/
Kabupaten/Kota dalam mendukung implementasi program/kegiatan dimaksud.
4. Integrasi program/kegiatan ke dalam dokumen perencanaan
dan dokumen penganggaran di pusat dan daerah.
5. Pengembangan kapasitas daerah untuk mendukung upaya
penanganan gangguan kognitif pada lanjut usia melalui
advokasi untuk menyempurnakan regulasi daerah, meliputi
kelembagaan, SDM dan pembiayaan daerah. Di samping
itu juga membangun interkoneksitas antar daerah dalam
penanganan lanjut usia.
6. Upaya mewujudkan lanjut usia sehat dan produktif
dilaksanakan secara terpadu melalui Program Pemberdayaan
Masyarakat dengan mengedepankan transparansi, partisipasi,
dan akuntabilitas, memperhatikan nilai agama dan budaya/
norma masyarakat serta kearifan lokal.
B. Kerjasama Internasional
Sesuai dengan kesepakatan internasional, kerjasama internasional
perlu digalang untuk terlibat aktif dalam mendukung program
kesehatan lanjut usia dan hak-hak lanjut usia di negara masing-
masing. Indonesia telah terlibat secara aktif sebagai bagian dari
7/26/2019 Demensia ALZI
29/48
17
badan maupun masyarakat Internasional yang bekerjasama dalam
Pengembangan Program Kesehatan Lanjut usia dan hak-hak lanjut
usia.
Secara global kerjasama aktif di bidang kelanjutusiaan meliputi:
1. Pengembangan peralatan dalam bentuk hibah maupun alih
teknologi
2. Pengembangan kerjasama teknis berupa tenaga konsultan
dan tenaga ahli mencakup alih teknologi, pengetahuan serta
informasi
3. Advokasi ke lembaga-lembaga internasional untukmendapatkan legalitas.
4. Penelitian yang berupa penelitian dasar dan operasional
Dengan menggunakan Strategi Nasional Pengendalian Penyakit
Alzheimer dan Demensia lainnya : Menuju Lanjut Usia Sehat dan
Produktif ini, maka kerjasama dengan badan-badan internasional
kelanjutusiaan dapat dilakukan lebih terencana, terarah dan
terkoordinasi.
7/26/2019 Demensia ALZI
30/48
18
6PELAKSANAAN KEGIATAN, INDIKATOR
DAN MONITORING KEBERHASILAN PROGRAM
LANGKAH AKSI PERTAMA : KAMPANYE KESADARAN PUBLIK DAN
PROMOSI GAYA HIDUP SEHAT
Kegiatan Indikator Pencapaian Instansi
/pemangku
kepentingan
terkait
1.Penguatan program yg ada
dan menciptakan program
baru untuk promosi lanjut
usia sehat dan produktif,
faktor risiko dan faktor
protektif, termasuk gaya
hidup sehat
1.1. Rapat koordinasi lintas sektor dan program yang
dilakukan secara berkala
1.2. Tersosialisasinya program menuju lanjut usia sehat
dan produktif
Kemendagri dan
semua
pemangku
terkait
2.Mengintensifkan kampanye
lanjut usia sehat dan
produktif
2.1. Pertemuan berkala pemangku kepentingan denganmedia dalam rangka edukasi dan sosialisasi program
terkait.
2.2. Terealisasinya kampanye lanjut usia sehat dan
produktif secara rutin di media massa
Kemenkes UsiaLanjut dan
semua
pemangku
terkait
3.Penguatan program edukasi
lanjut usia di
a. Sekolah
b. keluarga,
c. masyarakat
d. kesehatan kerja
3.a.1. KIE tentang edukasi menuju lanjut usia sehat dan
produktif
3.b.1. KIE tentang gaya hidup lanjut usia sehat dan
produktif
3.b.2. Sosialisai tentang demensia
3.c.1. KIE tentang Kesehatan lanjut usia, menciptakan
lingkungan bebas polusi, gizi seimbang dan
stimulasi
3.c.2. Sosialisasi tentang demensia
Kemenkes Usia
Lanjut
Kemenkes
BKKBN
Kemendagri
dan semua
pemangku
kepentngan
terkait
Kemenkes
dan semua
pemangku
kepentngan
terkait
Kemenkes
7/26/2019 Demensia ALZI
31/48
19
BKKBN
LANGKAH AKSI KEDUA : ADVOKASI HAK ASASI MANUSIA BAGI
ORANG DENGAN DEMENSIA DAN PENDAMPINGNYA
4.1. Terdapat buku pedoman dan pelatihan ToT
edukasi pengenalan demensia, rencana perawatan
dan rencana keuangan kepada caregiver dan
keluarga, serta ODD pada awal.
4.Mempromosikan kesehatan
kognitif menggunakan
model pelatihan
terkoordinasi pada tingkat
nasional,
4.1 Terbentuknya pusat pelatihan kesehatan kognitif
dan penanganan ODD tingkat nasional
4.2 Terdapat buku pedoman tentang upaya menuju
otak sehat dan deteksi dini, penanganan, dan
penatalaksanaan ODD
4.3 Terlaksananya TOT tentang upaya menuju otak
sehat dan deteksi dini, penanganan, dan
penatalaksanaan ODD bagi penanggungjawab
program di Dinas Kesehatan Provinsi
Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/
pemangkukepentingan
terkait
1. Penguatan kebijakan lanjut
usia di tingkat pusat dan
daerah melalui penetapan
dalam undang-undang dan
turunannya
1.1.Terakomodasinya aturan-aturan yang melindungi
ODD dalam aturan-aturan yang sudah ada.
1.2. Kegiatan advokasi berkala dalam rangka
mempromosikan hak asasi manusia bagi ODD dan
pendampingnya
Kemendagri
(Leader)
Kemenkes
Kemensos
Kemenkokesra
BKKBN
2.Melakukan edukasi dan
monitoring tentang
penanganan yang salah
terhadap ODD dan
dukungan terkait
2.1.Terbentuknya kelompok pendukung (supportgroup)
dan pertemuan para pendamping (caregiver) pada
setiap wilayah secara berkala
2.2. Terealisasinya sistem rujukan ODD yang tidak bisa
ditangani oleh layanan primer
Kemendagri
(Leader)
Kemenkes
Kemensos
Kemenkokesra
BKKBN
Pemangku
Kepentngan
terkait
7/26/2019 Demensia ALZI
32/48
20
LANGKAH AKSI KETIGA : MEMASTIKAN ADANYA AKSES DAN
INFORMASI MENUJU LAYANAN YANG BERKUALITAS
LANGKAH AKSI KEEMPAT : TERLAKSANANYA DETEKSI DINI
GANGGUAN KOGNITIF, DIAGNOSA SERTA TATA LAKSANA ORANG
DENGAN DEMENSIA
Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/
pemangku
kepentingan
terkait
1.Pengembangan akses
informasi pelayanan lanjut
usia dilengkapi dengan
peralatan minimal sesuai
standar
1. Tersedianya tautan ke website mengenai penyakit
Alzheimer dan demensia lainnya
2. Pemanfaatan alat komunikasi yang tersedia untuk
memberikan informasi di daerah
Kemendagri
(Leader)
Kemenkes
Kemensos
Kemenkokesra
BKKBN
2. Meningkatkan penggunaan
SOP oleh profesional yang
terkait pelayanan lanjut usia
2.1.Semua fasilitas kesehatan telah menggunakan SOP
pelayanan lanjut usia
2.2.Semua fasilitas layanan memiliki tenaga terlatih
dilengkapi peralatan yang sesuai SOP
Kemendagri
(Leader)
Kemenkes
Kemensos
Kemenkokesra
BKKBN
Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/
pemangku
kepentingan
terkait
1.Melakukan deteksi dini
gangguan kognitif dan
diagnosa demensia pada
lanjut usia,pralanjut usia dan
semua individu dengan
1.1. Tersedianya instrumen yang baku untuk melakukan
skrining gangguan kognitif dan diagnosa demensia
pada lanjut usia,pra lanjut usia dan semua individu
dengan faktor risiko
1.2. Meningkatnya proporsi lanjut usia yang berhasil
Kemkes
Kemendagri
Kemensos
(sesuai dengan
7/26/2019 Demensia ALZI
33/48
21
2.Pengembangan materi
intervensi untuk perawatan
dan monitoring ODD
2.1.Adanya buku pedoman perawatan ODD
2.2.Pelatihan bagi caregiveryang merawat ODD
Kemkes
Kemensos
BKKBN
faktor risiko dideteksi demensia penyakit Alzheimer dan
demensia lainnya beserta faktor risikonya
1.3 Semuafasilitas kesehatan primer mampu melakukan
skrining, diagnosa dan tatalaksana (termasukkonseling) dan tindakan rujukan
1.4. semua fasilitas kesehatan rujukan mempunyai
fasilitas layanan geriatri terpadu.
1.5.Semua fasilitas kesehatan rujukan mempunyai
fasilitas layanan neurorestorasi.
1.6. Meningkatnya jumlah dan kualitas daycare
1.7.Meningkatnya jumlah dan kualitas layanan home
care
1.8.Terbentuknya sistem rujukan ODD
1.9.Meningkatkan proporsi lanjut usia dengan
keterbatasan fisik atau fungsi kognitif yang masih
dapat terlibat dalam kegiatan fisik, sosial dan
spiritual
kemampuan di
tiap jenjang)
7/26/2019 Demensia ALZI
34/48
22
LANGKAH AKSI KELIMA : SISTEM PENGUATAN SUMBER DAYA
MANUSIA YANG DILAKUKAN SECARA PROFESSIONAL DAN
BERKELANJUTAN
Kegiatan Indikator pencapaianInstansi/pemang
ku kepentngan
terkait
1.Pengembangan program
pendidikan nakes untuk
1.1.Semua insttusi pendidikan kedokteran dan
keperawatan telah memasukan kurikulum mengenai
Kemendikbud
Kemensos
skrining, diagnosa, tata
laksana holistk, serta aspek
medikolegal lanjut usia
kesehatan kognitf lansia
1.2.Terdapatnya tenaga kesehatan dan dokter terlath
penanganan ODD pada semua puskesmas, rumah
sakit , pantlansia
1.3.Terdapatnya tenaga kesehatan yang telah mendapat
ToT penanganan ODD
1.4.Berkurangnya jumlah ODD dengan gangguan fungsi
lanjut dan Berkurangnya perawatan ODD di rumah
sakit
Kemkes
2.Pengembangan strategi
untuk memast
kan bahwa
tenaga kesehatan
mengetahui peran
carepartner dalam
koordinasi perawatan ODD
2.1. Adanya pertemuan rutn semua nakes yang terlibat
dalam penanganan ODD dengan carepartner
2.2. Terlaksananya koordinasi penanganan ODD
Kemkes
Kemsos
BKKBN
3.Pengembangan pelayanan
longterm care bagi ODD
3.Terdapatnya asuransi pendukung longterm care Kemkes
Kemkeu
BPJS
7/26/2019 Demensia ALZI
35/48
23
LANGKAH AKSI KEENAM : SISTEM PENGUATAN PROGRAM
KESEHATAN KOGNITIF SEBAGAI FAKTOR UTAMA MENCERDASKAN
KEHIDUPAN BANGSA DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN
Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/
pemangku
kepentngan
terkait
1. Penguatan program
kesehatan kognitf yang
dilakukan dengan
pendekatan Contnuum of
Care yang dimulai sejak
masa kehamilan, anak-anak,
remaja, dewasa, dan lansia
1.Terdapatnya parameter kognitf sebagai tujuan akhir
setap program kesmas mulai dari masa prakehamilan
sampai usia lanjut
Kemkes
BKKBN
2.Mengintegrasikan
kesehatan kognitf pada
rencana pemerintah pusat
dan daerah
2.1. Adanya pertemuan berkala yang dikoordinir oleh
komda lansia
2.2. Memasukkan substansi kesehatan otak ke dalam
bahan ajar Bina Keluarga Lansia (BKL) Tangguh
2.3. Promosi, KIE, dan konseling pada keluarga dan
masyarakat di set
ap momentum kegiatan
2.4. Sarasehan dan seminar tentang lanjut usia dengan
otak sehat dan produktf secara b erkala
Kemendagri
Kemkes
Kemsos
BKKBN
7/26/2019 Demensia ALZI
36/48
24
LANGKAH AKSI KETUJUH : TERLAKSANANYA PENELITIAN TENTANG
KOGNITIF DAN DEMENSIA
Kegiatan Indikator pencapaian Instansi/
pemangku
kepentngan
terkait
1.Penguatan dan
pengembangan penelitan
tentang gizi seimbang dan
kognisi lanjut usia dan
demensia
1.1.Terdapat dan Terlaksananya penelitan tentang
kognitf dan demensia yang bersifat multsenter
1.2.Tersedia dan dimanfaatkannya hasil penelitan lanjut
usia yang mendorong pembentukan kebijakan
nasional lanjut usia
1.3.Tersedianya informasi secara terus menerus dan
sistemats (surveilans) yang peka terhadap perubahan
yang terjadi mengenai masalah kesehatan intelejensia
lansia
1.4.Teridentfikasinya peran yang tepat dan menentukan
efektvitas nakes, tenaga sosial, caregiver yang
terlibat dalam perawatan terkait demensia
Litbangkes, LIPI,
AIPI, DIKTI,
lembaga
penelitan lain
2.Menyebarluaskan tnjauan
tngkat nasional terkait
dampak kesmas pada
program aktvitas fisik dan
faktor risiko terkait
demensia
2.1.Terdapatnya data dasar penelitan kognitf di insttusi
pendidikan dan penelitan
2.2. Terdapatnya tnjauan pustaka tngkat nasional
tentang penggunaan teknologi untuk memberikan
penanganan optmal pada program untuk caregiver
dan ODD
2.3. Semua informasi publik tentang cara mengurangi
Litbangkes, LIPI,
AIPI, DIKTI,
lembaga
penelitan lain
risiko gangguan kognitf dan demensia harus
berdasarkan bukti dan berkualitas baik.
3.Memasukkan beberapa
pertanyaan kunci dalam
sistem survei nasional,
sepert Riskerdas, untuk
dapat memperoleh
prevalensi masalah
demensia dan gangguan
kognitf lain
3.1. Terdapatnya data prevalens dan data lain terkait
penyakit Alzheimer dan gangguan kognitf lain.
Litbangkes, LIPI,
AIPI, DIKTI,
lembaga
penelitan lain
7/26/2019 Demensia ALZI
37/48
25
MONITORING DAN EVALUASI
Agar Program Nasional Lanjut Usia dan hak-hak lanjut usia dapat
dilaksanakan sesuai dengan tujuan, perlu sekali ditentukan strategi
monitoring dan evaluasi yang digunakan untuk menjamin keberhasilan
program, diantaranya adalah:
1. Monitoring dan evaluasi tentang pelaksanaan kegiatan danstrategi dilakukan oleh pemerintah di masing-masing tingkat, yaitu
Pemerintah Pusat melalui sektor-sektor yang terkait, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui dinas-dinas
terkait.
2. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan strategi juga dilakukan oleh
Komisi Lanjut Usia dengan mengadakan rapat-rapat secara berkala.
3. Monitoring dan evaluasi tentang aspek teknis program di tingkat
pelaksanaan dilakukan oleh Komisi Lanjut Usia, sektor terkait,
universitas, organisasi profesi dan LSM.
4. Untuk monitoring dan evaluasi disusun rencana dan instrumen
yang diperlukan.
5. Hasil monitoring dan evaluasi merupakan masukan untuk
melakukan perbaikan, pengembangan dan peningkatan program.
3.Memasukkan beberapa
pertanyaan kunci dalam
sistem survei nasional,
sepert
Riskerdas, untukdapat memperoleh
prevalensi masalah
demensia dan gangguan
kognitf lain
3.1. Terdapatnya data prevalens dan data lain terkait
penyakit Alzheimer dan gangguan kognitf lain.
Litbangkes, LIPI,
AIPI, DIKTI,
lembaga
penelitan lain
4.Melakukan analisis tentang
dampak sosial ekonomi
penyakit Alzheimer dan
demensia lainnya
4.2.Terdapatnya data yang akurat mengenai dampak
sosial ekonomi penyakit alzheimer dan demensia
lainnya
Litbangkes, LIPI,
AIPI, DIKTI,
lembaga
penelitan lain
7/26/2019 Demensia ALZI
38/48
26
7PENDANAAN
Pendanaan untuk perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pengembangan Program Nasional Lanjut Usia dan hak-hak lanjut usia
di Indonesia berasal dari berbagai sumber:
1. APBN dan APBD
2. Badan-badan Internasional
3. LSM dan masyarakat
4. Sektor swasta dan dunia usaha
Alokasi dana untuk kesehatan lanjut usia dan hak-hak lanjut usia dari
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/
Kota perlu ditingkatkan. Dana dari badan internasional perlu diupayakan
secara lebih serius dan intensif. Pada saat ini dan dimasa yang akan
datang, sumber dana ini masih merupakan sumber dana andalan. Dana
dari LSM, sektor swasta dan dunia usaha perlu diupayakan meskipundana dari sumber-sumber ini juga tidak akan dapat memenuhi
kebutuhan dari program, mengingat alokasi dana yang tersedia saat ini
tidak memadai untuk dapat membantu program mencapai tujuannya.
7/26/2019 Demensia ALZI
39/48
27
8PENUTUP
Dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal pada lanjut
usia sebagai investasi sumber daya manusia Indonesia, Strategi Nasional
Menuju Lanjut Usia Sehat dan Produktif merupakan upaya yang dapat
menempatkan masalah lanjut usia sebagai prioritas Pembangunan
Nasional. Produktivitas, kemandirian, kualitas hidup bangsa Indonesia
hingga lansia sangat tergantung pada kemampuan membangun
prakarsa bersama segenap elemen bangsa untuk mempromosikan otaksehat dan produktif. Penanggulangan gangguan kesehatan otak dengan
menangani masalah gangguan kognitif dan demensia dilakukan melalui
pendekatan siklus hidup akan menurunkan beban biaya kesehatan yang
harus ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Dokumen ini dapat menjadi dasar dan arah bagi sektor terkait,
pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), perkumpulanprofesi, sektor swasta dan dunia usaha untuk mensukseskan rencana
strategis menuju otak sehat dan produktif pada lanjut usia di
Indonesia. Dokumen ini juga dapat digunakan sebagai panduan
dalam mengusahakan partisipasi dari negara sahabat, badan-badan
internasional dan sektor swasta dalam kegiatan lanjut usia.
7/26/2019 Demensia ALZI
40/48
28
DAFTAR PUSTAKA
Alzheimer Diseases International, 2013. Laporan Alzheimer DuniaTahun 2013 Menyatakan Epidemis Alzheimer Sedunia Menyebabkan
Keterbatasan Jumlah Para Perawat Dan Kekurangan Dukungan Bagi
AnggotaKeluarga. Online tersedia http://www.alzheimerindonesia.org/
wp-content/uploads/2013/08/Siaran-Pers-World-Alzheimers-Report-
2013-INA-.pdf diakses 11 Maret 2014
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2010. Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) 2010. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Online tersedia http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_
laporan/lapnas_riskesdas2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf diakses 07
Maret 2014
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2013. Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Online tersedia http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/
rkd2013/Laporan_Riskesdas2013.PDF diakses 19 Maret 2014
Centre for Ageing Studies Universitas Indonesia (CAS UI), 2013.
Kumpulan Hasil Penelitian Tentang Ageing and Dementia. Laporan
Tahunan CAS UI 2013 Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI
Kampus UI Depok Jawa Barat
Hogervorst, Tony Sajimin, Lindawati Kusdhany, Philip Kreager and Tri
Budi Rahardjo, 2009. Hormones, Cognitive Function and Dementia(Book Chapter) Cambrige University Press 2009
7/26/2019 Demensia ALZI
41/48
29
Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 60 Tahun 2008TentangPedoman
Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia Dan Pemberdayaan
Masyarakat Dalam Penanganan Lanjut Usia Di Daerah, 2008.
Online tersedia http://www.komnaslansia.go.id/modules.php?name=News&le=article&sid=35 diakses 08 April 2014
Pusat Inteligensia Kesehatan, 2009. Pedoman Stimulasi dan Nutrisi
Pengungkit Otak (Brain Booster) pada Janin Melalui Ibu Hamil.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Pusat Inteligensia Kesehatan, 2010.Pedoman Penanggulangan Masalah
Kesehatan Inteligensia Akibat Gangguan Degeneratif. KementerianKesehatan Republik Indonesia
Pusat Inteligensia Kesehatan, 2013. Gaya Hidup Otak Sehat (Brain Healthy
Life Style). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Turana Y, Mayza A. Penanggulangan masalah kesehatan intelegensia pada
lansia. Medika no 3 Februari 2013 : 152-8.
7/26/2019 Demensia ALZI
42/48
30
GLOSSARIUM
Activity daily living : aktivitas sehari-hari untuk rawat diri.
Advokasi : turut membantu
AIPI : asosiasi ilmu politik Indonesia
Akademisi : guru, terkait bidang pendidikan ilmu tertentu.
Akreditasi : penilaian
Akses : jangkauan
Akuntabilitas : dapat dipercayaAlokasi dana : penndanaan untuk kegiatan tertentu.
Asupan : pemberian
Badan : lembaga
Balance : keseimbangan
Behavioral : tingkah laku.
Berkala : teratur sesuai jadwal dengan jangka waktu
tertentu
BJPS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional
Care partner : rekan kerja dalam perawatan orang sakit
Caregiver : seorang yang melakukan tindakan perawatan
Community based care: perawatan berdasarkan komunitas.
Continuum of care : kesinambungan perawatan
Daycare : perawatan harianDefciencies : kekurangan (zat gizi)
demensia lainnya : jenis demensia lain selain alzheimer, misalnya
demensia frotoparietal dan basolateral.
Diagnosis : nama suatu penyakit biasanya dalam bahasa
Latin atau Inggris yang sudah dibakukan.
DIKTI : pendidikan tinggi
7/26/2019 Demensia ALZI
43/48
31
Disease and risk factor : penyakit dan faktor resiko
Dislipidemia : penyakit gangguan kadar lemak tubuh.
Disorder : gangguan
DM (Diabetes Mellitus) : penyakit kencing manis, atau darah gulasesaat kadarnya melewati batas normal.
Terdapat dua jenis, yang terkait keturunan
dan terkait gaya hidup.
Edukasi : pendidikan
Eksistensi : keberadaan
Elemen : unsur
Epidemiologis : ilmu terkait kejadian penyakit di masyarakat.Evaluasi : pemantauan hasil kerja.
Faktor genetic : faktor terkait penurunan sifat-sifat keturunan
Faktor risiko : akibat-akibat
fungsi kognitif : fungsi kecerdasan meliputi bahasa, memori
lama dan baru, memori nama, suara dan
bentuk, kemampuan mengenal ruang
sekitarnya, kemampuan matematika.
Geriatri : ilmu yang mempelajari aspek-aspek penuaan
manusia
Global : mendunia
Healthy life style : perilaku hidup sehat.
Hendaya : gangguan
Hibah : pemberian benda secara cuma-Cuma
Holistik : menyeluruh dengan memperhatikan segala
aspek kehidupan manusia.Homecare : perawatan di rumah
Homecare : perawatan rumah
Indikator : penanda
Informasi : kegiatan pemberian pengetahuan
Inteligensia : kecedasan
Interkoneksitas : saling terkait
7/26/2019 Demensia ALZI
44/48
32
Internalisasi : sesuatu terkait penerapan dari pemahaman
Intervensi : suatu tindakan untuk mempengaruhi
Investasi : tabungan atau simpanan untuk digunakan di
masa depanKampanye : pendidikan untuk memberi pemahaman
tentang sesuatu kepada masyarakat luas.
Kemandirian : kemampuan untuk menjalankan aktivitas
sehari-hari tanpa tergantung orang lain.
Kemendagri : Kementerian Dalam Negeri
Kemendikbud : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Kemenko PMK : Kementerian Koordinator PembangunanManusia dan Kebudayaan
Kemkes : Kementerian Kesehatan
Kemkeu : Kementerian Keuangan
Kemsos : Kementerian Sosial
Kesehatan Reproduksi : kesehatan yang terkait proses melahirkan
generasi baru dan terkait organ- organ
regenerasi mulai lahir sampai usia lanjut.
Kesmas : kesehatan masyarakat
Komda : komisi daerah
Komisi : suatu perhimpunan orang dengan tujuan
tertentu.
Kongenital : penyakit/kelaianan yang merupakan bawaan
sejak lahir
Konseling : memberikan nasehat pada pasien/penderita
Koordinasi : kerjasamaKuratif : usaha penyembuhan penyakit.
Lansia : Lanjut Usia
Leader : pemimpin
Lintas sektor : kerjasama antar berbagai bidang.
LIPI : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Litbangkes : Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
7/26/2019 Demensia ALZI
45/48
33
Longterm care : perawatan jangka panjang.
LSM : (Lembaga Swadaya Masyarakat) suatu
lembaga atau badan yang didirikan bukan
oleh pemerintah, namun oleh beberapa oranganggota masyarakat dan mengabdikan kerja
serta pemikiran demi kemajuan masyarakat
pada bidang- bidang tertentu
Maternal Disorder : gangguan pada ibu
Medikolegal : aspek hukum yang terkait pelaksanaan
aktivitas medis
Memprediksi : meramalkan berdasarkan data- data yang
sudah ada
Mempromosikan : menawarkan
Mensinergikan : membuat aktivitas saling mendukung dalam
suatu bentuk kerjasama.
Mental-emosional : sesuatu terkait perasaan.
Mitra : rekanan
Monitoring : pemantauan
Nakes : tenaga kesehatanNeonatal disorder : gangguan pada masa baru lahir
Neurorestorasi : perbaikan/penyembuhan suatu penyakit
terkait bidang saraf
Nutrisional : terkait zat gizi
Obesitas : kegemukan
ODD : Orang Dengan Dementia
Optimal : pada keadaan yang paling ideal
Partisipasi : turut sertaPemangku : organisasi terkait.
Pengungkit : pendongkrak
Penyakit Alzheimer : penyakit pikun terutama mengenai bagian
otak samping. Penderita mengalami
gangguan rawat diri dan sering tersasar tak
bisa pulang ke rumah.
7/26/2019 Demensia ALZI
46/48
34
penyakit degeneratif otak : penyakit yang terkait faktor usia, otak
mengalami kemunduran fungsi yang
jelas.
Penyakit kardiovaskular : penyakit yang terkait jantung danpembuluh darah.
Penyakit metabolic : penyakit terkait proses-proses kimiawi
dalam tubuh manusia di luar otak
Penyakit saraf : penyakit yang terkait struktur saraf
(berbeda dengan penyakit kejiwaan)
Pilar : tiang
Polusi : pengotoranPrakarsa : ide untuk kemajuan
Prevalen : angka kejadian penyakit di masyarakat
Preventif : usaha pencegahan penyakit
Produktif : menghasilkan sesuatu (material atau
non-material)
Produktivitas : sesuatu terkait kelancaran produksi
(material atau non-material)
Profesi : pekerjaan
Profesi : pekerjaan tertentu.
Profesional : terdidik atau resmi.
Promotif : promosi atau usaha untuk meningkatkan
derajat kesehatan.
Proporsi : perbandingan
Proporsi : perbandingan
Protektif : pelindungRencana strategis : rencana yang tepat untuk mencapai
sasaran
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
Sektoral : sesuatu terkait bidang kerja.
Sertikasi : pemberian sertikat sebagai pengakuan
Siklus : daur
7/26/2019 Demensia ALZI
47/48
35
Skrining : penapisan, deteksi atau seleksi
menggunakan alat tertentu.
SOP : Standard Operasional, suatu langkah-
langkah yang sudah dibakukan dalamperawatan pasien.
Spiritual : terkait hubungan manusia dengan
Tuhan.
Standar : sesuai dengan nilai yang baku
Stimulasi : perangsangan
Substansi : inti
Terakomodasi : tertampungTerealisasi : terbukti
Terintegrasi : terpadu
Tersosialisasinya : dikenal/dipahami oleh masyarakat luas.
TOT (Training of Trainer) : kegiatan untuk meningkatkan
ketrampilan atau pengetahuan pelatih.
Transparansi : keterbukaan (terkait dana)
Transport injuries : kecelakaan lalu lintas
UHH : Usia Harapan Hidup
Vaskuler : pembuluh darah
Website : Halaman terkait internet
7/26/2019 Demensia ALZI
48/48
TIM PENYUSUN
Pengarah : Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI
Penanggung Jawab : dr. Trisa Wahjuni Putri, MKesKetua : dr. Hariyadi Wibowo, MARS
Wakil Ketua : dr. Mutiyarsih, MARS
Anggota : drg. Ernawati Roeslie, MMkes
dr. Arman Yurisaldi Saleh, SpS
dr. Bagus Satriya Budi, MKes
drg. Dewi Indriawati, MPd
Osi Kusumawati, M.Psi
Dian Tri Utami, S.Psi Rr. Padminarsih, SE
Martoyo Setiawan, S.Kom
dr. Tri Atmaja Sugiyarno
dr. Nova Hardianto
Dini Ristuliswati
Narasumber : DR. Dr. Tb. Rachmat Sentika Sp.A., MARS
Prof. DR. Tri Budi W. Rahardjo, drg, MS
DR. dr. Yuda Turana, SpS(K)
Dr. Adre Mayza, SpS(K)
Kontributor : dr. Martina Wiwiek, SpKJ
Dr. Nugroho Abikusno, M.D., M.S., Dr.PH
Eva Sabdono, MBA
DY Suharya
dr. Upik Rukmini, MKM
Ir. Yosi Diani Tresna, MPM
Entos Zainal, SP, MPHM
Julianto, MM
Drs. Kiki Riadi, M.Si