34
PATOFISIOLOGI DEMENSIA VASKULER (TINJAUAN PUSTAKA) Miako Pasinggi 060 111 208

Demensia Vaskuler

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Patofisiologi VaD

Citation preview

Page 1: Demensia Vaskuler

PATOFISIOLOGIDEMENSIA VASKULER(TINJAUAN PUSTAKA)

Miako Pasinggi060 111 208

Page 2: Demensia Vaskuler

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar BelakangGangguan kesehatan pada golongan lanjut usia terkait erat dengan proses degenerasi yang tidak dapat dihindari.

Salah satunya adalah demensia.

Page 3: Demensia Vaskuler

Demensia merupakan masalah yang tak kalah rumitnya dengan masalah yang terdapat pada penyakit kronis lainnya.

Keberadaan penderita dengan demensia dalam lingkungan keluarga dan masyarakat dapat menjadi beban bagi lingkungannya dimana tidak dapat mandiri lagi.

Page 4: Demensia Vaskuler

Demensia ini sering terjadi pada usia > 65 tahun.

Menurut WHO, lansia terbagi atas :- 45-59 thn : middle age (usia pertengahan)- 60-74 thn : elderly (usia lanjut)- 75-90 thn : old (tua)- > 90 thn: very old (sangat tua)

Page 5: Demensia Vaskuler

Di Indonesia, usia harapan hidup (menurut Badan Statistik Indonesia) :- Tahun 2000-2005 : 67,8 thn- Tahun 2009 : 70,3 thn

Di SULUT :- Tahun 2002 : 73,2 tahun- Tahun 2007 : 73,6 tahun

Page 6: Demensia Vaskuler

Keberhasilan pembangunan kesehatan

dalam upaya menurunkan angka

kematian umum dan bayi, sangatlah

membantu peningkatan usia harapan

hidup (UHH).

Dalam istilah demografi, penduduk

Indonesia sedang bergerak kearah

struktur penduduk yang semakin

menua (ageing population).

Page 7: Demensia Vaskuler

Peningkatan usia harapan hidup akan menambah jumlah lansia yang akan berdampak pada pergeseran pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif atau neoplasma.

Peningkatan ini juga akan menambah populasi penderita demensia.

Page 8: Demensia Vaskuler

Kira-kira 5% usia lanjut 65-70

tahun menderita demensia dan

meningkat menjadi dua kali lipat

setiap 5 tahun, mencapai lebih

45% pada usia diatas 85.

Page 9: Demensia Vaskuler

Demensia Vaskuler (20-25%) merupakan demensia kedua terbanyak setelah demensia yang disebabkan oleh Penyakit Alzheimer (60-70%).

Demensia vaskuler sering dikaitkan dengan riwayat penyakit vaskuler sebelumnya seperti stroke, hipertensi, dan diabetes.

Page 10: Demensia Vaskuler

Berdasar pada penelitian di Amerika (Alvaro Alonso, Hazard Ratio):- Hipertensi mempunyai faktor risiko bahaya demensia dengan rasio 1,8 pada usia 55 tahun dibandingkan 1,0 pada usia 70 tahun atau lebih.

- Diabetes mempunyai faktor risiko bahaya demensia dengan rasio 3,4 pada usia 55 tahun dibandingkan 2,0 pada usia 70 tahun atau lebih.

Page 11: Demensia Vaskuler

Sedangkan untuk stroke dua studi

prevalensi demensia vaskuler

melaporkan hasil yang berbeda,

yaitu 13,6% dalam waktu 3 bulan

setelah serangan stroke dan 32%

setelah 5 tahun serangan stroke.

Page 12: Demensia Vaskuler

Dengan terbatasnya pengetahuan

masyarakat mengenai demensia

sehingga banyak masyarakat yang

beranggapan bahwa demensia

merupakan proses yang wajar

terjadi pada orang lanjut usia.

Page 13: Demensia Vaskuler

Oleh sebab itu, melalui studi

kepustakaan ini maka penulis

ingin lebih mengetahui tentang

demensia vaskuler dan faktor

penyebab demensia vaskuler.

Page 14: Demensia Vaskuler

B. MASALAH

Apa yang dimaksud dengan

demensia vaskuler?

Bagaimana patofisiologi

demensia vaskuler?

Page 15: Demensia Vaskuler

C. TUJUANUntuk mengetahui apa yang dimaksud dengan demensia vaskuler.

Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya demensia vaskuler.

Page 16: Demensia Vaskuler

D. MANFAAT PENULISAN

Meningkatkan pemahaman tentang demensia vaskuler.

Memperoleh pengetahuan terbaru tentang demensia vaskuler.

Sebagai bahan masukan untuk penulisan atau penelitian lainnya yang berhubungan dengan penulisan ini.

Page 17: Demensia Vaskuler

Memberikan informasi tentang demensia vaskuler pada masyarakat, khususnya yang berprofesi di bidang kesehatan.

Melatif penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah dalam bentuk tinjauan pustaka.

Page 18: Demensia Vaskuler

E. METODE PENULISAN

Karya tulis ilmiah ini menggunakan

metode studi kepustakaan.

Kepustakaan berupa buku-buku teks,

majalah kedokteran, hasil seminar,

jurnal kedokteran yang masih baru

yang berhubungan dengan judul

“Demensia Vaskuler”.

Page 19: Demensia Vaskuler

Bahan :Buku-buku teks.Jurnal-jurnal kedokteran.Artikel-artikel internet.Makalah-makalah ilmiah.Hasil konsultasi dengan dokter

ahli (dosen pembimbing).

Page 20: Demensia Vaskuler

Cara Kerja : - Literatur yang berhubungan dengan

penulisan dikumpul dalam waktu tertentu.

- Literatur yang terkumpul dibaca kemudian dianalisis.

- Melakukan konsultasi secara berkala dengan dosen pembimbing

- Merangkum literatur-literatur yang telah dikumpulkan.

- Pengkoreksian naskah oleh dosen pembimbing.

- Penyusunan dan pengetikan naskah.- Pemasukan naskah akhir kepada panitia.

Page 21: Demensia Vaskuler

BAB II: ISIA. Demensia Vaskuler

1. Definisi

Demensia Vaskuler (VaD) merupakan suatu kelompok kondisi heterogen yang meliputi semua sindroma demensia akibat iskemik, perdarahan, anoksik atau hipoksik otak dengan penurunan kognitif mulai dari yang ringan sampai paling berat dan tidak harus dengan gangguan memori yang menonjol.

Page 22: Demensia Vaskuler

2. Epidemiologi

6%-10% pada usia 65 tahun menderita demensia dan semakin meningkat dengan bertambahnya usia.

Studi epidemiologi menunjukkan demensia vaskuler lebih tinggi pada pria, orang-orang keturunan Asia dan orang tua

Page 23: Demensia Vaskuler

3. EtiologiPenyakit serebral vaskular multiple

dianggap merupakan penyebab utama dari demensia vaskular

Demensia vaskular paling sering pada pria dengan riwayat hipertensi yang telah ada sebelumnya atau faktor risiko kardiovaskular lainnya.

Page 24: Demensia Vaskuler

4. Gambaran Klinik

Tergantung pada lokasi lesi kelainan vaskuler pada otak.

Gangguan memori tidak selalu menonjol, bertahap dan lebih singkat dibandingkan dengan proses terjadinya demensia Alzheimer.

Page 25: Demensia Vaskuler

5. Faktor Resiko

Terbagi dalam 2 kelompok, yaitu:Faktor-faktor yang ada hubungannya dengan kardioserebrovaskuler

Faktor Risiko Demensia Vaskuler Lainnya

Page 26: Demensia Vaskuler

6. Kriteria Diagnosis

skor iskemik Hachinski (1975)

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi IV (DSM-IV)

NINDS-AIREN (1993).

Page 27: Demensia Vaskuler

7. Pemeriksaan Secara Umum

Riwayat medis

Pemeriksaan obyektif

Pemeriksaan penunjang

Page 28: Demensia Vaskuler

8. Pengobatan

Terapi Farmakologi

Terapi Non Farmakologi

Pencegahan demensia vaskuler

Page 29: Demensia Vaskuler

B. Patofisiologi Demensia Vaskuler

VaD penyakit vaskuler yang menyebabkan cedera pada otak penurunan fungsi kognitif yang progresif.

Kelainan vaskuler yang dominan: multi-infark demensia dan abnormalitas substansia alba.

Page 30: Demensia Vaskuler

BAB III: PENUTUPA. Kesimpulan

Definisi VaD : salah satu bentuk umum dari demensia setelah penyakit Alzheimer dan terdapat pada lanjut usia yang mengacu kepada sindrom yang disebabkan oleh mekanisme vaskuler yang berbeda dan menghasilkan lesi vaskuler dalam otak yang menyebabkan kemunduran kognitif dan fungsional yang progresif sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial pekerjaan dan aktivitas harian.

Page 31: Demensia Vaskuler

Patofisiologi VaD : penyakit vaskuler yang menyebabkan cedera pada otak penurunan fungsi kognitif yang progresif.

Kelainan vaskuler yang dominan: multi-infark demensia dan abnormalitas substansia alba.

Page 32: Demensia Vaskuler

B. Saran Dibutuhkan usaha yang intensif untuk

melakukan identifikasi, pengobatan, dan pencegahan faktor resiko stroke dan vaskuler yang menyebabkan demensia vaskuler.

Dibutuhkan strategi yang sederhana dan mudah dilakukan dalam komunitas untuk mengidentifikasi dan mengobati faktor-faktor resiko stroke, seperti hipertensi, fibrilasi atrial, merokok, konsumsi alkohol berat, dan hiperkolesterolemi.

Page 33: Demensia Vaskuler

Titik berat usaha pencegahan harus dimulai sedini mungkin sejak usia dewasa dan kemudia pada lanjut usia.

Dibutuhkan kerjasama yang baik antara dokter, pasien, dan keluarga pasien.

Page 34: Demensia Vaskuler

TERIMA KASIH

God Bless…