Upload
kcipit
View
150
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
Dermatitis Dishidrotik
Kiki Amelia, S.Ked
Kepaniteraan Klinik Senior Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Rumah Sakit Dr. Mochammad Hoesin
Palembang
PENDAHULUAN
Dermatitis dishidrotik atau vesikular palmoplantar ekzema atau pomfoliks
merupakan dermatitis tipe vesikular pada jari, telapak tangan dan kaki. Penyakit
ini merupakan dermatosis yang dapat dalam keadaan akut, rekuren, dan kronik,
yang dikarakteristikan dengan adanya vesikel “tapioca-like” yang gatal dengan
onset tiba-tiba, dan pada keadaan lanjut dapat ditemukan fisura dan likenifikasi.
Penggunaan istilah dermatitis dishidrotik pada penyakit ini sebenarnya tidak tepat
karena dishidrotik mengindikasikan adanya gangguan pada kelenjar keringat yang
tidak dijumpai pada penyakit ini. Pengunaan istilah tersebut didasarkan oleh
gejala klinis berupa telapak tangan yang berkeringat.1,2
Prevalensi dermatitis dishidrotik di Amerika Serikat adalah 5% dari
seluruh penyakit eksema pada tangan. Insidensi puncak penyakit ini terjadi pada
pasien usia 20-40 tahun, tetapi penyakit ini juga dapat terjadi pada usia remaja
ataupun pada usia lebih tua. Berdasarkan beberapa penelitian penyakit ini lebih
sering terkena pada wanita dibandingkan pria dengan perbandingan 2 : 1.
Mortalitas tidak pernah dilaporkan sehubungan dengan pomfoliks tetapi dalam
keadaan berat penyakit ini dapat menganggu aktivitas. Suatu penelitian di Turki
menunjukkan adanya prevalensi pomfoliks yang lebih tinggi pada musim panas.2,3
Tujuan penulisan referat ini untuk menguraikan lebih lanjut mengenai
patogenesis, manifestasi klinik, pemeriksaan penunjang, diagnosis banding,
penatalaksanaan, dan prognosis dermatitis dishidrotik untuk dapat membantu
dokter menentukan diagnosis dan memberikan tatalaksana yang baik.
.
PEMBAHASAN
Definisi
Dermatitis dishidrotik merupakan varian dari vesikular palmantar ekzema
yang mengenai tangan dan kaki yang ditandai oleh adanya vesikel dan bula pada
telapak tangan, telapak kaki dan pada permukaan lateral jari tangan yang bersifat
rekuren, akut dan kronis. Penyakit ini memiliki beberapa nama yang berbeda,
yaitu Dishidrotic eczema, cheiropompolyx yang mengenai tangan dan
podopompholyx yang mengenai kaki. 1,6
Etiologi dan patogenesis
Mekanisme mengenai terjadinya dermatitis dishidrotik sendiri masih
belum jelas. Hipotesis paling awal mengemukakan bahwa lesi-lesi vesikel
yang timbul pada dermatitis dishidrotik disebabkan oleh ekskresi keringat
yang berlebihan (excessive sweating). Namun sekarang hipotesis ini sudah tidak
digunakan lagi karena lesi-lesi vesikular yang timbul pada dermatitis
dishidrotik tidak berkaitan dengan saluran kelenjar keringat. Walaupun
demikian, hiperhidrosis (keringat berlebihan) merupakan salah satu tanda yang
terlihat secara khas pada 40% penderita dermatitis dishidrotik (istilah
dishidrotik datang dari gejala berkeringat banyak/salah berkeringat).Dermatitis
dishidrotik dikaitkan dengan riwayat atopi, dimana sekitar 50 % penderita
dermatitis dishidrotik juga menderita dermatitis atopik.3,5
Faktor- faktor eksogen seperti kontak terhadap nikel, balsam, kobalt,
sensitivitas terhadap besi yang teringesti, infeksi oleh dermatofita dan infeksi
bakteri juga dapat memicu dermatitis dishidrotik. Antigen-antigen ini dapat
bertidak sebagai hapten dengan afinitas spesifik terhadap protein di stratum
lusidum daerah palmar dan plantar. Ingesti ion metal seperti kobalt akan
menginduksi hipersensitivitas tipe 1 dan 4, serta mengaktivasi limfosit T
melalui jalur independen antigen leukosit. Pengikatan hapten tersebut terhadap
reseptor jaringan dapat menginisiasi munculnya vesikel-vesikel di daerah
palmar/plantar.3,5
Vesikular palmoplantar ekzema dapat di klasifikasikan menjadi empat
kategori yaitu pompholyx, chronic vesiculobullous hand dermatitis,
hyperkeratotic hand dermatitis, dan id reaction. Yang dapat dilihat pada gambar.1
Gambar.1 alogaritma pasien dengan vesicular palmantar eczema 3
Gambaran klinis
Gambaran klinis berupa keluhan gatal-gatal (pruritus) disertai munculnya
vesikel/bula secara mendadak di telapak tangan dan kaki. Biasanya rasa nyeri dan
gatal terjadi sebelum munculnya vesikel.5
Gambar 2 chronic vesiculobullous hand dermatitis “tapioca like”,3
Gambar 3. hyperkeratotic hand dermatiti.s3
Gambar 4. id reaction3
Pada stadium subakut atau kronis, kulit kering dan berskuama. Pada 80%
penderita, mengenai telapak tangan, bagian lateral jari-jari; hanya 10% yang
mngenai telapak kaki. Erupsi simetris, dan sering rekuren. .5
Gambar. 5 Pompholyx 6
Beberapa faktor yang digali dari anamnesis dapat terkait dengan dermatitis
dishidrotik, antara lain stress emosional, riwayat atopik diri sendiri atau keluarga,
pajanan terhadap antigen tertentu (seperti kobalt, nikel, balsam, krom, dll),
riwayat pengobatan dengan terapi imunoglobulin intravena, atau riwayat penyakit
HIV.3,5,6
Diagnosis
Diagnosa dermatitis dishidrotik atau pomfoliks ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan gambaran ruam, dimana penyakit ini terjadi selama beberapa
minggu dengan gejala adanya rasa gatal pada vesikel baru dan rasa nyeri pada
fisura dan lesi sekunder akibat infeksi. Gambaran ruam pada onset awal adalah
vesikel berukuran kecil (1 mm), tampak seperti “tapioca-like” dengan susunan
clusters. Bulla kadang-kadang dapat dijumpai. Pada onset lanjut, dijumpai papul,
likenifikasi, fisura yang nyeri, dan erosi akibat pecahnya vesikel. Lesi sekunder
akibat infeksi dikarakteristikkan dengan pustul, krusta, selulitis, limfangitis, dan
limfadenopati yang sangat nyeri. Distribusi dari ruam adalah 80 % pada tangan
dan kaki, dimana tempat predileksi dimulai dari bagian lateral jari-jari, telapak
tangan, telapak kaki dan pada keadaan lanjut pada bagian dorsal jari-jari.3,5
Diagnosis Banding
Berdasarkan gambaran klinis, dermatitis dishidrotik dapat didiagnosis
banding dengan dermatitis kontak alergi yang biasanya mengenai permukaan
dorsal bukannya permukaan volar, dan dengan dermatofitosis yang dapat
dibedakan dengan pemeriksaan KOH akar vesikel dan pembiakan yang tepat.
Selain itu, pomfoliks juga dapat didiagnosis banding dengan tinea pedis.4
Gambar diagnosis banding dermatitis dishidrotik3
Penatalaksanaan
Untuk penatalaksanaan dermatitis dishidrotik, pengobatan yang diberikan
dimulai dengan kompres dingin yang dapat membantu mengeringkan vesikel dan
bula, diikuti dengan pemberiaan kortikosteroid topikal potensi tinggi (contoh:
clobetasol propionate). Pada kasus yang sulit disembuhkan, penggunaan steroid
sistemik dapat menjadi lini selanjutnya (prednison). Berdasarkan dua penelitian
sebelumnya, dilaporkan bahwa penggunaan imunosupresan dapat membantu
keberhasilan pengobatan (metotreksat, mofetil mikofenolat). Pada bulan Maret
tahun 2005, FDA (Food and Drug administration) menyatakan penggunaan
pimecrolimus (calcineurin inhibitor) tidak dianjurkan karena dapat berpotensi
menyebabkan kanker. Penggunaan pimecrolimus hanya pada pasien dengan
kegagalan pengobatan dengan obat-obat lain. Pemberian antibiotik dapat
dipertimbangkan jika dicurigai adanya infeksi. 2,3,5
Selain pemberian obat-obatan, pasien harus diberitahu akan kemungkinan
kambuh dan harus melindungi tangan dan kakinya dari keringat yang berlebihan,
bahan kimia, sabun keras, dan perubahan cuaca.3
Prognosis
Dermatitis dishidrotik merupakan penyakit yang sering kambuh tetapi
dapat terjadi remisi spontan dalam 2-3 minggu. Interval serangan bisa terjadi
dalam minggu atau bulan. Pada beberapa orang pomfoliks dapat menjadi kronik. 3
Komplikasi
Infeksi bakteri sekunder, selulitis., limpangitis, septicemia.
KESIMPULAN
Dermatitis dishidrotik merupakan varian dari vesikular palmoplantar
ekzema yang ditandai oleh adanya vesikel dan bula pada telapak tangan, telapak
kaki dan pada permukaan lateral jari tangan yang bersifat rekuren, akut dan
kronis. Secara internasional insidensi dermatitis dishidrotik di Amerika Serikat
terjadi sebanyak 5 – 20 % pasien dengan keluhan eksema pada tangan, biasanya
terjadi dalam iklim panas, selama musim semi dan musim panas. Dermatitis
dishidrotik semula diduga sebagai tanda gangguan pengeluaran keringat, namun
sekarang beberapa penyebab telah ditemukan yaitu antara lain dermatitis kontak,
reaksi id yang menyebar akibat infeksi jamur atau bakteri, erupsi akibat obat,
dermatofitid dan penyebab lain yang tidak diketahu. Bisa juga karena stres emosi,
makanan atau obat-obatan. Banyak menyerang pada orang dewasa dengan
frekuensi yang sama antara wanita dan pria. Dermatitis dishidrotik ditegakan
berdasarkan anamnesis dan gambaran ruam pada tangan dan kaki. Untuk
penatalaksanaan dermatitis dishidrotik, pengobatan yang diberikan dimulai
dengan kompres dingin yang dapat membantu mengeringkan vesikel dan bula,
diikuti dengan pemberiaan kortikosteroid topikal potensi tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Fitzpatrick TB, Johnson RA, Wolff K, Suurmond D. Color atlas and
synopsis of Clinical Dermatology. New York. United States of America:
Mc Graw-Hill Medical Publishing Division; 2008.
2. Janniger, Camila K. Pediatric Dyshidrotic Eczema. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/910946-overview. Updated terakhir
tanggal 11 Agustus 2010
3. Pitelkow, MR., Mazen SD. Vesicular Palmoplantar eczema. In: Klaus W,
Lowell AG, Sephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, editors.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 9th Ed. New york:
McGraw Hill, 2008; p. 161-66.
4. James, WD., Berger, TG., Elston, DM. acute vesicobulous hand eczema
Andrew’s Disease of the Skin Clinical Dermatology. 10th Ed.
Philadelphia: W.B. Saunders, 2006; p. 79
5. Breathnach, S.M., MM Black. Pompholyx . In: Tony B, Stephen B, Neil
C, Christopher G, editors. Rook’s Text Book Of Dermatology. 7th Ed.
USA : Blackwell: 2004; p. 17.22-17.24
6. Bolognia, Jean L,Joseph L jerijo, ronal p Rapini, in dermatology second
edition. Sweat As a predisposing influence on skin disease. 2008.