52
DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI SEKOLAH DASAR Rossi Iskandar, S.Pd.I.,M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Modul

DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

DESAIN PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI

SEKOLAH DASAR Rossi Iskandar, S.Pd.I.,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Modul

Page 2: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH............................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 3

C. TUJUAN DAN MANFAAT ..................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORITIS ................................................................................. 4

PERAN SEKOLAH DASAR SEBAGAI LEMBAGA PENGEMBANGAN

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL ...................................................................... 4

A. HAKIKAT PENDIDIKAN MULTIKULTURAL .......................................... 4

B. PERAN SEKOLAH DASAR SEBAGAI LEMBAGA PENGEMBANG

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL ........................................................ 7

C. PENGEMBANGAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

MULTIKULTURAL DISEKOLAH DASAR ............................................ 9

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 14

A. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ........................................................... 14

B. MERUMUSKAN TUJUAN ................................................................... 18

C. PETA KOMPETENSI .......................................................................... 20

D. STRATEGI INSTRUKSIONAL MODEL 4D (FOUR D) ........................ 21

E. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN .................................. 24

F. BAHAN AJAR ...................................................................................... 30

G. INSTRUMEN PENILAIAN ................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 49

Page 3: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan bagian dari kegiatan kehidupan bermasyarakat

dan berbangsa. Oleh sebab itu kegiatan pendidikan merupakan perwujudan

dari cita-cita bangsa. Dengan demikian kegiatan pendidikan nasional perlu

diorganisasikan dan dikelola sedemikian rupa supaya pendidikan nasional

sebagai suatu organisasi dapat menjadi sarana untuk mewujudkan cita-cita

nasional. Secara rinci cita-cita nasional yang terkait dengan kegiatan

pendidikan telah dituangkan dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun

2003, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertkwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga Negara yang demokraatis serta bertanggung jawab.

Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 sebenarnya sudah

memberi gambaran ruang gerak yang representative untuk terselenggaranya

pendidikan nasional yang sesuai dengan latar belakang budaya dan

kebhinekaan bangsa Indonesia. Akan tetapi keberadaan suatu bangsa tidak

bisa dilepaskan dari dependensi bangsa lain. John Naisbit dan Alvin Tofler

memberi gambaran bahwa dunia saat ini terasa semakin sempit. Dunia

merupakan suatu kampung besar (global village). Di era globalisasi dewasa ini

kita tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan global. Gelombang demokrasi

semakin terbuka yang dampaknya bukan saja membawa nilai nilai positif dalam

pengertian penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM) dan

eksistensi kelompok masyarakat, tetapi juga mengandung bahaya perpecahan

suatu negara. Samuel P. Huntington dalam the Clash of Civilization

meramalkan akan terjadinya benturan antar peradaban. Benturan itu bisa

disebabkan oleh faktor : politik, social, budaya, ekonomi, ras, bahkan agama. 1

Melihat fenomena tersebut, kegiatan pendidikan di Indonesia

dituntut untuk memiliki kepekaan menghadapi arus perputaran globalisasi. Pola

doktrinasi monokulturalisme yang dipaksakan selama orde baru perlu

1 Akhmad Hidayatuloh, Iplementasi Pendidikan Multikultural dalam Praksis Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Pembangunan pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, Vol. 1, (1 ) Yogyakarta, 2012. h. 74

Page 4: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

2

dievaluasi, karena telah berimplikasi negatif bagi rekonstruksi kebudayaan

Indonesia yang multikultural. Di lain pihak masih sering kita jumpai adanya

fenomena perpecahan di tengah masyarakat, baik berupa kerusuhan atau

tawuran antar pelajar, antar RT, antar suku sampai keinginan untuk

memisahkan diri dari NKRI sampai saat ini masih sering mewarnai media

nasional baik cetak maupun elektronik.

Ketika membahas multikultural atau studi budaya lainnya, maka

konsep ethic dan emic akan selalu muncul. Kedua istilah antropologi ini

dikembangkan oleh Pike (1967). Pike memakai istilah ini untuk menjelaskan

dua sudut pandang dalam mempelajari perilaku multiKultural. Ethic adalah

sudut pandang dalam mempelajari budaya dari luar sistem budaya itu, dan

merupakan pendekatan awal dalam mempelajari suatu sistem budaya asing.

Sementara emic sebagai sudut pandang merupakan studi perilaku dari dalam

sistem budaya tersebut (Segall, 1990). Ethic adalah aspek kehidupan yang

muncul konsisten pada semua budaya, emic adalah aspek kehidupan yang

muncul dan benar hanya pada satu budaya tertentu. Jadi, ethic menjelaskan

universalitas suatu konsep kehidupan, sedangkan emic menjelaskan keunikan

dari sebuah konsep budaya.2

Pemahaman kedua konsep ini sangat penting dan menjadi dasar

dalam memahami budaya dalam Pendidikan Multikultural. Sebuah perilaku

manusia kita akui kebenarannya sebagai sebuah ethic, maka dapat dikatakan

bahwa perilaku tersebut universal termasuk kebenarannya. Misalnya, ekspresi

tertawa pada semua budaya adalah untuk mengekspresikan rasa senang.

Sebaliknya, sebuah perilaku atau nilai hanya diketemukan pada satu budaya

dan hanya benar pada budaya tersebut, dalam studi Pendidikan Multikultural

tidak boleh digeneralisasi. Misalnya, Suku Dayak di Kalimantan yang

memenggal kepala setiap musuh yang dibunuh atau Suku Indian yang

mengambil kulit kepala dari musuhnya yang telah meninggal adalah salah satu

perilaku emic yang khas dan benar hanya pada budaya tersebut. Perilaku khas

Suku Dayak itu tidak dapat digeneralisir dalam analisa untuk menjelaskan

perilaku seluruh suku di Indonesia.

Pendidikan Multikultural merupakan suatu rangkaian kepercayaan

(set of beliefs) dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya

keragaman budaya dan etnis dalam membentuk gaya hidup, pengalaman

2 Sekar Purbarini, Bahan Ajar Pendidikan Multikultural, UNY: 2009. h. 13

Page 5: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

3

sosial, identitas pribadi, kesempatan pendidikan dari individu, kelompok,

maupun negara. Purbarini dalam banks menjelaskan bahwa :

Multicultural education is an idea, an educational reform movement, and

a process whose major goal is to change the structure of educational institutions

so that male and female students, exceptional students, and students who are

members of diverse racial, ethnic, and cultural groups will have an equal chance

to achieve academically in school (Banks, 1993:1)3

Pendidikan multikultural adalah ide, gerakan pembaharuan pendidikan dan proses pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan supaya siswa, baik pria maupun wanita, siswa berkebutuhan khusus, dan siswa yang merupakan anggota dari kelompok ras, etnis, dan kultur yang bermacam-macam itu akan memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai prestasi akademis di sekolah. Oleh sebab itu untuk rasa persatuan dan kesatuan serta rasa nasionalisme sekaligus menjawab beberapa problematika kemajemukan seperti yang digambarkan di atas dibutuhkan langkah langkah desain pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai perangkat pembelajaran yang praktis dan dan efektif sebagai bahan pembelajaran dikelas.

B. RUMUSAN MASALAH

Berkaitan dengan latar belakang tersebut penulis merumuskan permasalahan yang akan di uraikan da lam makalah ini yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan multikultural ? 2. Bagaimanakah peran sekolah dasar sebagai peranan sosial dan budaya

dalam pendidikan multikultural ? 3. Bagaimana model desain pembelajaran pendidikan multikultural

disekolah dasar ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT

1. Mengetahui arti pentingnya pendidikan multikultural 2. Mengetahui peranan sekolah dasar sebagai peranan sosial dalam

pendidikan multikultural. 3. Mampu mendesain perangkat pembelajaran berbasis pendidikan

multikultural.

3 Ibid, h. 14

Page 6: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

4

BAB II KAJIAN TEORITIS

PERAN SEKOLAH DASAR SEBAGAI LEMBAGA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN

MULTIKULTURAL

A. HAKIKAT PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

1. Pengertian Pendidikan Multikultural

Pendidikan Multikultural dapat menjadi elemen yang kuat dalam kurikulum

Indonesia untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan hidup (life skills).

Masyarakat Indonesia terdiri dari masyarakat multikultur yang mencakup berbagai

macam perspektif budaya yang berbeda. Pendidikan Multikultural dapat melatih siswa

untuk menghormati dan toleransi terhadap semua kebudayaan.

Pendidikan Multikultural adalah suatu pendekatan yang didasarkan pada

keyakinan bahwa budaya merupakan salah satu kekuatan yang dapat menjelaskan

perilaku manusia. Budaya memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan

arah kerja sama maupun konflik antar sesama manusia. Pendidikan Multikultural

dipersepsikan sebagai suatu jembatan untuk mencapai kehidupan bersama dari umat

manusia dalam era globalisasi yang penuh tantangan baru. Pertemuan antar budaya

bisa berpotensi memberi manfaat tetapi sekaligus menimbulkan salah paham.

Menurut James A. Banks pendidikan multikultural adalah cara memandang

realitas dan cara berpikir, dan bukan hanya konten tentang beragam kelompok etnis,

ras, dan budaya. Secara spesifik, Banks menyatakan bahwa pendidikan multikultural

dapat dikonsepsikan atas lima dimensi, yaitu:

1. Integrasi konten ; pemaduan konten menangani sejauh mana guru

menggunakan contoh dan konten dari beragam budaya dan kelompok

untuk menggambarkan konsep, prinsip, generalisasi serta teori utama

dalam bidang mata pelajaran atau disiplin mereka.

2. Proses penyusunan pengetahuan; sesuatu yang berhubungan dengan

sejauh mana guru membantu siswa paham, menyelidiki, dan untuk

menentukan bagaimana asumsi budaya yang tersirat, kerangka acuan,

perspektif dan prasangka di dalam disiplin mempengaruhi cara

pengetahuan disusun di dalamnya..

3. Mengurangi prasangka; dimensi ini fokus pada karakteristik dari sikap rasial

siswa dan bagaimana sikap tersebut dapat diubah dengan metode dan

mater pengajaran.

Page 7: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

5

4. Pedagogi kesetaraan; pedagogi kesetaraan ada ketika guru mengubah

pengajaran mereka ke cara yang akan memfasilitasi prestasi akademis dari

siswa dari berbagai kelompok ras, budaya, dan kelas sosial. Termasuk

dalam pedagogi ini adalah penggunaan beragam gaya mengajar yang

konsisten dengan banyaknya gaya belajar di dalam berbagai kelompok

budaya dan ras.

5. Budaya sekolah dan struktur sekolah yang memberdayakan; praktik

pengelompokan dan penamaan partisipasi olah raga, prestasi yang tidak

proporsional, dan interaksi staf, dan siswa antar etnis dan ras adalah

beberapa dari komponen budaya sekolah yang harus diteliti untuk

menciptakan budaya sekolah yang memberdayakan siswa dari beragam

kelompok, ras, etnis dan budaya.4

Sedangkan Bill martin dalam tulisannya yang berjudul Multiculturalism:

Consumerist or Transformational?, Bill Martin menulis, bahwa keseluruhan isu tentang

multikulturalisme memunculkan pertanyaan tentang "perbedaan" yang nampak sudah

dilakukan berbagai teori filsafat atau teori sosial. Menurut bill Martin pendidikan

multikultural adalah pendidikan yang memandang perlu adanya perubahan yang

mendasar di antara kelompok kelompok budaya itu sampai diketemukan adanya visi

baru yang dimiliki dan dikembangkan bersama.5

Menurut Martin J. Beck Matustik berpendapat bahwa perdebatan tentang

masyarakat multikultural di masyarakat Barat berkaitan dengan norma atau tatanan.

Matustík mengatakan "Semua segi dalam pembicaraan budaya saat ini mengarah

pada pemikiran kembali norma Barat (the western canon) yang mengakui bahwa dunia

multikultural adalah benar-benar nyata adanya ". Dalam artikelnya, " Ludic,

CorporateandImperial Multiculturalism: Impostors of Democracy and Cartographers of

the New World Order," Matustik menulis, "perang budaya, politik dan ekonomi

menyerang pada segi yang mana, bagaimana dan lewat siapa sejarah multikultural

dijelaskan." Matustík mengatakan bahwa teori multikulturalisme meliputi berbagai hal

yang semuanya mengarah kembali ke liberalisasi pendidikan dan politik Plato, filsuf

Yunani. Sebuah karya Plato yang berjudul Republik, bukan hanya memberi norma

politik dan akademis klasik bagi pemimpin dari negara ideal yang dia cita-citakan,

namun juga menjadi petunjuk dalam pembahasan bersama tentang pendidikani bagi

yang tertindas, Ia yakin bahwa kita harus menciptakan pencerahan multikultural baru

4 Banks, James A. An introduction to Multicultural Education, Boston-London: Allyn and Bacon Press. 2002.

5 Op,Cit., h.28.

Page 8: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

6

(a new multicultural enlightenment) yaitu "multikulturalisme lokal yang saling berkaitan,

secara global sebagai lawan dari monokultur nasional" (Matustík, 1998).6

Menurut Siemore (1978) Pendidikan Multikultural (Multicultural education) tidak

persis sama dengan enkulturasi ganda (multiple enculturation). Sizemore

membedakan antara pendidikan multikultural dengan enkulturasi ganda. Menurut

Sizemore (1978) enkulturasi lebih menekankan pada integrasi struktural, yang

mengaburkan makna akulturasi dengan enkulturasi. Pendidikan multikultural

menurutnya merupakan sebuah proses pemerolehan pengetahuan untuk dapat

mengontrol orang lain demi sebuah kehidupan (survival )7

Dalam makalah ini, definisi yang relatif sempurna tentang pendidikan

multikultural diadopsi dari Suzuki (1979) yang pada dasarnya memiliki kemiripan

dengan pandangan Fay (1996), Jary dan Jary (1991), dan Watson (2000), sebagai

berikut. 8

“Multicultural education is an educational program which provides multiple

leraning environmentsthat properly match the academic and social needs of the

students. These needs mayvary widelydue to differencesin the race, sex, ethnicity, or

social class background of the students In addition todeveloping their basic academic

skills, the program should help students develop a better understanding of their own

backgrounds and of other groups that compose our society.Through this process the

program should help students to respect and appreciate cultural diversity,

overcomeethnocentric and prejudicial attitudes, and understand the socio-historical,

economic and psychological factors that have produced the contemporary conditions

of ethnic polarization,inequality and alienation. It should also foster their ability to

critically analyzeand make intelligent decisions about real-life problems and issues

through a process of democratic, dialogical inquiry.Finally, it should help them

conceptualize and aspire toward a vision of a better society and acquire the necessary

knowledge, understanding and skills to enable them to move thesocietytoward a

greater equality and freedom, the eradication of degrading poverty and

dehumanizating dependency, and the development of meaningful identity for all

people “.

Secara operasional, pendidikan multikultural pada dasarnya adalah program

pendidikan yang menyediakan sumber belajar yang jamak bagi pebelajar (multiple

6 Ibid. h. 29 7 Sizemore,B. The politics of multicultural education. Unpublished manuscript. 1979. h. 2 8 Suzuki, B. Multicultural education:What’s it all about?Integrated Education,17 (1-2), 1979. h. 47-48

Page 9: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

7

learning environments) dan yang sesuai dengan kebutuhan akademik maupun sosial

peserta didik.

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan multikultural

adalah suatu pendekatan baru yang didasarkan pada unsur budaya, unsur budaya ini

yang menjadi kekuatan untuk menjembatani hubungan berinteraksi dengan oranglain

dan mengarahkan untuk saling kerjasama.

2. Tujuan Pendidikan Multikultural

Tujuan program pendidikan multikultural adalah untuk membantu peserta didik:

(1) memahamilatar belakang diri dan kelompok dalam masyarakat, (2) menghormati

dan mengapresiasi kebhinekaan budaya dan sosio-historis etnik, (3) menyelesaikan

sikap-sikap yang terlalu etnosentris dan penuh purbasangka, (4) memahami faktor-

faktor sosial, ekonomis, psikologis, dan historis yang menyebabkanterjadinya

polarisasi etnik, ketimpangan, dan keterasingan etnik, (5) meningkatkan

kemampuanmenganalisis secara kritis masalah-masalah rutin dan isu melalui proses

demokratis melalui sebuahinkuiri dialogis, (6) mengkonseptualisasi dan

mengaspirasikan sebuah visi tentang masyarakat yang lebih baik, adil dan bebas, dan

(7) mengembangkan jati diri yang bermakna bagi semua orang.

3. Fungsi Pendidikan Multikultural

Menurut The National Council for Social Studies (Gorski, 2001) fungsi

Pendidikan Multikultural adalah sebagai berikut: 1. memberi konsep diri yang jelas 2.

membantu memahami pengalaman kelompok etnis dan budaya ditinjau dari

sejarahnya 3. membantu memahami bahwa konflik antara ideal dan realitas itu

memang ada pada setiap masyarakat 4. membantu mengembangkan pembuatan

keputusan, partisipasi sosial, dan keterampilan kewarganegaraan ( citizenship skills ).

B. PERAN SEKOLAH DASAR SEBAGAI LEMBAGA PENGEMBANG PENDIDIKAN

MULTIKULTURAL

Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan berwujud pengalaman hidup dari

berbagai lingkungan budaya. Pendidikan dan pembudayaan yang diperoleh di sekolah

di samping di rumah, di masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan individu itu

selanjutnya. Pendidikan ini tidak bebas nilai, tetapi sarat dengan nilai, termasuk nilai

budaya. Pendidikan yang bernuansa budaya itu berlangsung sejak anak usia dini

berlanjut sampai pada jenjang pendidikan lebih lanjut bahkan sampai akhir hayat. Hal

ini berarti anak sekolah dasar perlu dikenalkan bahwa dirinya merupakan bagian dari

neka budaya yang ada di lingkungan terdekat dirinya yaitu budaya sekolah. Untuk

mengenalkan anak didik kita dengan budaya tersebut maka sekolah dasar perlu

Page 10: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

8

dimodelkan sebagai lembaga budaya di mana siswa bisa dapat beradaptasi secara

alamiah dan berbudaya.

1. Peranan Sekolah Dasar sebagai Sistem Sosial

Lingkungan sekolah secara keseluruhan merupakan suatu sistem yang terdiri

dari sejumlah variabel dan faktor utama yang dapat diidentifikasi sebagai budaya

sekolah, kebijakan dan politik sekolah, dan kurikulum formal dan bidang studi. Salah

satu dari faktor ini mungkin menjadi fokus dari reformasi sekolah pada awalnya,

namun perubahan itu harus tepat pada masing-masing variabel dalam membantu

menciptakan dan mendukung lingkungan sekolah multi budaya yang efektif.

2. Peranan Sekolah Dasar Sebagai Lembaga Pengembangan Budaya

Multikutural adalah suatu realita masyarakat dan bangsa Indonesia. Realita

tersebut memang berposisi sebagai objek dalam proses pengembangan perencanaan

dan pelaksanaan pendidikan, termasuk di dalamnya Pendidikan Multikultural. Tetapi

posisi sebagai objek yang terabaikan dalam pengembangan perencanaan dan

pelaksanaan pembelajaran ini berubah menjadi subjek yang menentukan dalam

implementasinya. Sekalipun sebenarnya multikultural menjadi penentu dalam

implementasi tetapi tetap tidak dijadikan landasan ketika guru mengembangkan

pembelajaran. Padahal multikultural itu berpengaruh langsung terhadap kemampuan

guru dalam melaksanakan pembelajaran, kemampuan sekolah dalam memberikan

pengalaman belajar, dan kemampuan siswa dalam proses belajar serta mengolah

informasi menjadi sesuatu yang dapat diterjemahkan sebagai hasil belajar. Artinya,

multikultural itu menjadi penentu yang memiliki sumbangan terhadap keberhasilan

pembelajaran baik sebagai proses maupun sebagai hasil. Oleh karena itu,

multikultural tersebut harus menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam penentuan

filsafat, teori, visi, pengembangan pembelajaran pendidikan, termasuk di dalamnya

Pendidikan Multikultural.

3. Multikultural Sebagai Landasan Pembelajaran

Kebudayaan adalah salah satu landasan pengembangan dalam kurikulum

(Taba, 1962) karena menurut Ki Hajar Dewantara akar pendidikan suatu bangsa

adalah kebudayaan. Hal senada dikemukakan oleh Print (1993:15) yang mengatakan

bahwa kurikulum merupakan konstruk dari kebudayaan. Kebudayaan merupakan

keseluruhan totalitas cara manusia hidup dan mengembangkan pola kehidupannya

sehingga ia tidak saja menjadi landasan tetapi juga menjadi target hasil

pengembangan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran.9 Longstreet dan Shane

9 Op.Cit. h 71

Page 11: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

9

(1993:87) melihat kebudayaan berfungsi sebagai lingkungan kurikulum. Lingkungan

dapat dilihat dalam dua perspektif yaitu lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan

eksternal (tatanan sosial) adalah tempat sekolah itu berada, sedangkan lingkungan

internal adalah pada masing-masing visi pendidik tentang bagaimana sekolah

berfungsi dan kurikulum yang digunakan. Kedudukan kebudayaan dalam suatu proses

pembelajaran sangat penting tetapi dalam realita proses pengembangan sering hanya

ditentukan oleh pandangan pengembang tentang perkembangan ilmu dan teknologi.

4. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Multikultural

Proses pengembangan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran

Pendidikan Multikultural haruslah meliputi tiga dimensi yaitu sebagai ide, sebagai

langkah kerja operasional (gerakan), dan sebagai proses. Ketiga dimensi Pendidikan

Multikultural ini berkaitan satu dengan lainnya. Pembelajaran Pendidikan Multikultural

sebagai proses dilaksanakan dengan berbagai langkah kerja operasional sebagai

gerakan. Langkah kerja operasional tersebut merupakan operasionalisasi

perencanaan dan pelaksanaan Pendidikan Multikultural sebagai ide.

C. PENGEMBANGAN MODEL DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

MULTIKULTURAL DISEKOLAH DASAR

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran

mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di

dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran,

lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas Sedangkan menurut Joyce & Weil

(1971) dalam Mulyani Sumantri, dkk (1999: 42) model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi

sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam

merencanakan dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar.

Ada banyak model desain pembelajaran yang dikenal dalam sistem pembelaran

di Indonesia dengan orientasi yang berbeda-beda. Misalnya saja model PPSI, Model

Banathy, Model SAFE, Model The Michigan State, dan Model MINERVA, model-

model desain pembelajaran ini sudah berkembang di era tahun 60-an dan 70-an.

Bahkan sekarang telah berkembang model Dick dan Carey, model ASSURE yang

dikembang-kan Smaldino dan kawan-kawan, serta model ADDIE dari Gagne.

Model-model desain pembelajaran sebagaimana terdapat dan berkembang

tersebut tidak cukup memberikan ruang gerak kepada para guru untuk mendesain

secara benar pembelajaran di kelas sesuai dengan karakteristik pembelajaran yang

Page 12: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

10

berkembang di Indonesia. Kesulitan menerjemahkan model-model pembelajaran

tersebut boleh jadi disebabkan oleh rumitnya langkah-langkah pendesainan, sehingga

para guru tersesat untuk memulai dari mana. Pada akhirnya pembelajaran di kelas

menjadi tidak berpola dan hanya mengalir memenuhi rutinitas dan hanya berorietnasi

kepada hasil bukan sistem pembelajaran yang benar. Oleh karena itu, untuk menata

sistem pembelajaran di masa depan yang lebih inovatif, tidak terjebak pada rutinitas,

tetapi bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung dengan menyenankan dan

perubahan perilaku yang positif diperlukan suatu model yang cocok untuk karakter

para guru di Indonesia.

Model 4-D (Four-D) dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy S. Semmel,

dan Melvyn I. Semmel. Menurut Thiagarajan, dkk. Model ini terdiri dari empat tahap

yaitu pendefenisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan

penyebaran (disseminate). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut:

a) Tahap pendefenisian (dfefine), bertujuan untuk menetapkan dan

mendefenisikan syarat-syarat pembelajaran yang diawali dengan analisis

tujuan dari batasan materi yang dikembangkan.

b) Tahap perancangan (design), bertujuan untuk menyiapkan perangkat

pembelajaran yang akan dikembangkan.

c) Tahap pengembangan (develop), bertujuan untuk menghasilkan perangkat

pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan hasil validasi oleh para ahli,

simulasi, dan uji coba.

d) Tahap penyebaran (disseminate), bertujuan untuk menguji efektivitas

penggunaan perangkat yang dikembangkan dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian, tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat

pada skala yang lebih luas, misalnya di kelas lain atau sekolah lain.10

Berdasarkan kebutuhan penulis, maka model pengembangan yang akan dipakai

pada makalah ini ini adalah model 4-D karena model ini dianggap cocok dalam

pengembangan perangkat pembelajaran. Sesuai dengan pendapat Hamdani

bahwa model 4-D lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan

perangkat pembelajaran, uraiannya dipaparkan lebih lengkap dan sistematis.11

langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran, sebagaimana

digambarkan pada diagram berikut ini:

10 Trianto, Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. 2012.h.189

11 Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2011. h.29

Page 13: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

11

Design

Belum

Ya

Develop

Disseminate

Langkah-langkah rancangan pengembangan perangkat pembelajaran di atas dapat

dirinci sebagai berikut:

1. Tahap Pendefinisian (Define)

Tahap pendefinisian bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan

syarat-syarat yang dibutuhkan dalam pengembangan perangkat pembelajaran.

Tahap ini dilakukan dengan menganalisis tujuan dalam batasan materi pelajaran

yang dikembangkan. Instrumen yang digunakan pada tahap ini berupa lembar

observasi dan daftar pertanyaan untuk wawancara. Terdapat tiga langkah yang

dilakukan pada tahap pendefisian, yaitu:

Menyusun

Indikator

Menyusunn Perangkat

Pembelajaran

Validasi

oleh Pakar

Valid Revisi

Uji Coba pada Siswa SD

Analisis Hasil Uji Coba

Praktis

dan Efektif

Perangkat Pembelajaran yang Valid, Praktis,

dan Efektif

Penyebaran terbatas pada

sekolah lain

Analisis Kurikulum

Analisis Kebutuhan

Analisis Siswa

Define

Page 14: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

12

a. Analisis Kurikulum

Pada tahap ini dilakukan telaah terhadap Kurikulum 2013 untuk

pembelajaran di kelas IV SD. Analisis kurikulum diperlukan untuk mempelajari

cakupan materi, tujuan pembelajaran, pemilihan strategi yang sesuai sebagai

landasan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang diharapkan.

b. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui masalah dasar yang

dibutuhkan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Salah satunya

menganalisis perangkat pembelajaran yang digunakan di SD. Menganalisis

apakah perangkat tersebut sudah sesuai dengan dengan kriteria perangkat

pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kebutuhan dalam proses

pembelajaran.

c. Analisis Siswa

Analisis siswa merupakan telaah terhadap karakteristik siswa yang meliputi

usia dan tingkat perkembangan kemampuan berpikir. Analisis ini dilakukan untuk

mendapatkan gambaran karakterisitik siswa yang nantinya akan berpengaruh

terhadap proses pemilihan dan perancangan pengembangan yang dilakukan

agar sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

2. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap ini peneliti menyusun rancangan pengembangan perangkat

pembelajaran yang meliputi:

a. Rancangan silabus dikembangkan berdasarkan langkah-langkah dan

prinsip-prinsip pengembangan silabus sesuai Permendiknas No. 41

Tahun 2007.

b. Rancangan RPP disusun berdasarkan langkah-langkah dan prinsip-

prinsip pengembangan RPP sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007.

c. Rancangan bahan ajar disusun sesuai tuntutan KI dan KD yang

mengacu pada komponen-komponen yang terdapat pada bahan ajar.

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Tujuan tahap ini adalah untuk meghasilkan perangkat pembelajaran yang

valid, praktis, dan efektif. Tahap pengembangan ini terdiri atas:

a. Tahap Validasi

Sebelum digunakan, perangkat pembelajaran divalidasi terlebih dahulu

oleh pakar. Validasi ini meliputi validasi isi dan validasi konstruk. Tujuan validasi

adalah untuk menentukan berfungsi tidaknya suatu produk berdasarkan kriteria

materi, konstruksi, dan bahasa. Validasi dikatakan selesai apabila perangkat

pembelajaran telah dinyatakan valid oleh validator, sehingga siap untuk diuji

cobakan.

Page 15: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

13

b. Tahap Revisi

Pada tahap ini dilakukan perbaikan terhadap perangkat pembelajaran

sesuai masukan dari validator. Perangkat pembelajaran yang telah diperbaiki

diberikan kembali ke validator untuk didiskusikan lebih lanjut. Revisi dihentikan

apabila validator sudah menyatakan perangkat pembelajaran yang dibuat sudah

dapat diuji cobakan.

c. Tahap Uji Coba

Tahap ini bertujuan guna mengetahui praktikalitas perangkat

pembelajaran. Praktikalitas adalah tingkat keterpakaian perangkat pembelajaran

oleh siswa dan guru, yaitu melaksanakan uji coba pembelajaran dengan

menggunakan perangkat pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan

penilaian validator. Perangkat pembelajaran dikatakan memiliki praktikalitas

yang tinggi apabila bersifat praktis dalam pengaplikasiannya.

4. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah

dikembangkan pada subjek lain, misalnya di kelas lain, atau di sekolah lain.

Tujuannya adalah untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat tersebut

pada subjek yang berbeda.

Page 16: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

14

BAB III PEMBAHASAN

DESAIN PEMBELAJARAN

A. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

ANALISIS KURIKULUM

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui cakupan materi, tujuan

pembelajaran, pemilihan strategi yang sesuai sebagai landasan untuk

mengembangkan perangkat pembelajaran yang diharapkan. Berdasarkan

Permendiknas No. 22 Tahun 2006, kurikulum yang dikembangkan sesuai

dengan prinsip-prinsip pengembangan seperti berpusat pada kepentingan siswa

dan lingkungan, beragam dan terpadu, relevan dengan kebutuhan kehidupan.

Pada tahap analisis kurikulum, analisis KD dan Indikator dikhususkan pada tema

Indahnya Kebersamaan pada kelas IV Semenster 1. Sesuai standar isi mata

pelajaran kelas IV pada tingkat SD, yang terdiri atas tiga KD yaitu

1.1 Menghargai ke bhinneka tunggalikaan dan keragaman agama, suku

bangsa, pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas,

upacara adat, sosial, dan ekonomi di lingkungan rumah, sekolah dan

masyarakat sekitar

Berdasarkan tiga KD di atas disusunlah beberapa indikator pembelajaran yaitu

sebagai berikut:

Mempelajari identitas suku bangsa yang ada di Indonesia

Menunjukkan nama suku bangsa dengan menempatkan

simbol identitas budaya pada peta

Mengagumi keragaman suku, etnis, dan bahasa sebagai

keunggulan di wilayah negara indonesia

Membedakan identitas suku bangsa (pakaian tradisional,

bahasa, rumah adat, upacara adat, dan makanan khas) yang

ada di lingkungan sekitar..

Page 17: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

15

Penjabaran KD dan indikator di atas berguna dalam menyusun perangkat

pembelajaran. Indikator digunakan untuk merumuskan tujuan pembelajaran

setiap kali pertemuan dimana dalam satu indikator dapat digunakan untuk

mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran.

ANALISIS KEBUTUHAN

Analisis kebutuhan difokuskan pada analisis permasalahan yang terdapat

pada perangkat pembelajaran seperti: silabus, RPP, dan bahan ajar yang

digunakan guru selama proses pembelajaran. Penyusunan perangkat

pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan proses pembelajaran.

Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru kurang

mempersiapkan perencanaan pembelajaran dengan baik sebagai contohnya

dalam pembuatan silabus dan RPP. Silabus dan RPP yang digunakan biasanya

masih menggunakan yang sudah ada sebelumnya disebabkan kurangnya

pemahaman dan kreativitas guru dalam mengembangkan perangkat

pembelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran mencakup kegiatan yang dilakukan ketika

proses pembelajaran berlangsung. Pelaksanaan pembelajaran menghendaki

penggunaan model dan strategi yang baik dalam menunjang tercapainya salah

satu prinsip tujuan pembelajaran. Berdasarkan observasi di lapangan,

pelaksanaan pembelajaran dikelas belum sesuai dengan tahap-tahap

pembelajaran yang sesungguhnya. Siswa siswa pasif dan tidak aktif dalam

proses pembelajaran. Pembelajaran yang terjadi juga hanya sebatas

penerimaan informasi semata, tanpa adanya penekanan terhadap

pengembangan nilai-nilai moral pada siswa. Salah satu faktor yang

menyebabkan hal ini adalah belum tersedianya perangkat pembelajaran yang

dapat menfasilitasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran seperti: bahan ajar

khusus untuk pembelajaran membaca. Bahan ajar yang baik akan dapat

membimbing dan menfasilitasi siswa untuk lebih aktif dan terampil dalam

pembelajaran.

Selama ini bahan ajar yang digunakan guru hanya berorientasi pada buku

teks yang sudah. Yang mana buku teks tersebut belum sepenuhnya sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Seperti teks-teks yang disajikan

terkadang kurang sesuai dengan potensi lingkungan setempat.

Page 18: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

16

Selanjutnya dalam proses penilaian diperoleh informasi bahwa penilaian

pembelajaran khususnya membaca hanya berorientasi pada hasil. Sedangkan

penilaian proses yang meliputi keterampilan dan karakter siswa justru masih

kurang mendapat tempat dalam penilaian di kelas.

ANALISIS SISWA

Siswa yang akan menjadi subjek adalah siswa kelas IV MIN 1 Ciamis yang

terdaftar pada tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan observasi yang penulis

lakukan tampak sebagian besar siswa mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.

Hal ini terlihat pada saat peneliti memperkenalkan diri. Banyak siswa yang

bertanya tentang identitas peneliti dan sebagainya.

Secara umum siswa di kelas ini pada dasarnya mempunyai sifat yang

cukup aktif. Namun keaktifan tersebut belum terarah dengan baik untuk hal-hal

yang positif. Misalnya, ketika guru mulai membuka pelajaran dengan memajang

sebuah gambar, banyak siswa yang memberi komentar. Akan tetapi karena guru

belum mengarahkan dengan baik membuat kelas menjadi kurang disiplin. Siswa

berkomentar sesukanya tanpa tujuan yang jelas. Dengan demikian tampak sikap

siswa yang kurang santun dalam berbicara.

Di samping itu, siswa cepat bosan dan sulit untuk tetap fokus dalam waktu

yang lama. Terlihat disaat guru menjelaskan pembelajaran, hanya sebagian kecil

siswa yang sungguh memperhatikan. Selebihnya sibuk dengan aktivitas masing-

masing, ada yang berbicara dengan teman, melirik ke jendela, bermenung, dan

lain sebagainya. Begitu juga di saat siswa diminta untuk membaca sebuah teks,

tidak banyak siswa yang serius dalam membaca. Sepertinya kegiatan membaca

tampak membosankan bagi siswa. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh metode

yang digunakan guru masih monoton sehingga tidak mampu membangkitkan

keaktifan siswa.

Page 19: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

17

Berdasarkan analisis pada tahap pendefenisian maka dilakukan

perancangan terhadap perangkat pembelajaran dengan tema Indahnya

Kebersamaan.

SILABUS/ STRATEGI INSTRUKSIONAL

Silabus merupakan acuan pengembangan RPP yang memuat

identitas pembelajaran, KI, KD, indikator, kegiatan pembelajaran,

materi pokok, nilai karakter, model pembelajaran, penilaian, alokasi

waktu dan sumber belajar.

RPP

RPP dirancang secara sistematis yang berisi komponen-

komponen penulisan RPP yang tertera pada permen 41 tentang

standar proses, dan mengikuti langkah-langkah penyusunan RPP.

Kegiatan pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan

kebutuhan pembelajaran. RPP juga dilengkapi dengan pedoman

penilaian seperti lembar observasi, rubrik penilaian dan soal-soal

evaluasi. Penulis merancang 1 Tema RPP, dimana tema RPP

tersebut diunakan untuk 1 Semester Setiap pertemuan disesuaikan

dengan alokasi waktu untuk setiap kali pertemuan. Materi yang

dikembangkan pada RPP adalah tema Indahnya Kebersamaan

BAHAN AJAR

Bahan ajar disesuaikan dengan KI dan KD yang ditetapkan

kurikulum, kemudian disusun sesuai dengan tahapan pembelajaran.

Bahan ajar dilengkapi dengan gambar-gambar berwarna yang

menarik bagi siswa. Pengintegrasian karakter tampak pada kegiatan

yang ada dalam bahan ajar yang disajikan dalam bentuk kalimat dan

gambar-gambar yang komunikatif. Dengan demikian perancangan

bahan ajar ini akan lebih disenangi siswa dan dapat menunjang

dalam proses pembelajaran nantinya.

Page 20: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

18

B. MERUMUSKAN TUJUAN

TUJUAN ISTRUKSIONAL UMUM

Tujuan Instruksional Umum

1. Menghargai ke bhinneka tunggalikaan dan keragaman agama, suku

bangsa, pakaian tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas,

upacara adat, sosial, dan ekonomi di lingkungan rumah, sekolah dan

masyarakat sekitar.

2. Mengelompokkan kesamaan identitas suku bangsa (pakaian

tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara adat),

sosial ekonomi (jenis pekerjaan orang tua) di lingkungan rumah,

sekolah dan masyarakat sekitar.

3. Menunjukkan perilaku sesuai dengan hak dan kewajiban sebagai

warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah sekolah dan

masyarakat sekitar.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Tujuan Intruksional khusus dengan mempertimbangkan format

ABCD (Audience, Beahaviour, Condition, Degree) ABCD menyediakan

acuan yang mudah untuk kita ikuti saat menentukan serta menulis tujuan

pembelajaran khusus. Proses penulisan tujuan pembelajaran diawali

dengan menamai audience yang menunjukkan kepada siapa tujuan

pembelajaran tersebut ditujukan. Selanjutnya, behavior yaitu menyangkut

perilaku yang diharapkan muncul pada diri siswa sebagai hasil dari

pembelajaran dan condition saat siswa menunjukkan kemampuan atau

perilaku yang akan diamati. Terakhir, ABCD menyatakan degree dari

pengetahuan baru dan keterampilan yang harus dikuasai.

Tujuan Instuksional Khusus pembelajaran dengan tema Indahnya

Kebersamaan yaitu:

Page 21: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

19

1. Siswa dapat mempelajari identitas suku bangsa yang ada di

Indonesia

2. Siswa mampu menunjukkan nama suku bangsa dengan

menempatkan simbol identitas budaya pada peta

3. Siswa dapat membedakan identitas suku bangsa (pakaian

tradisional, bahasa, rumah adat, upacara adat, dan makanan khas)

yang ada di lingkungan sekitar..

4. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur identitas suku bangsa.

5. Siswa mampu mengemukakan contoh unsur-unsur identitas suku

bangsa.

6. Siswa mampu mengenal lapisan sosial berdasarkan budaya.

Page 22: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

20

INDAHNYA KEBERSAMAAN

2. Menunjukkan nama suku

bangsa dengan

menempatkan simbol

identitas budaya pada peta

3. Mengagumi

keragaman suku,

etnis, dan bahasa

sebagai keunggulan

5. Menyebutkan unsur-unsur identitas suku bangsa.

6. Mengemukakan contoh unsur-unsur identitas suku

bangsa.

4. Membedakan

identitas suku bangsa

(pakaian tradisional, bahasa,

rumah adat, upacara adat,

dan makanan khas) yang

1. Mempelajari identitas

suku bangsa yang ada di

ENTRY BEHAVIOR LINE

C. PETA KOMPETENSI

PETA KOMPETENSI

Analisis Intruksional dilakukan dengan menganalisis tuntutan dan

kebutuhan pembelajaran siswa adapun peta kompetensi pembelajaran

sebagai berikut :

Page 23: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

21

D. STRATEGI INSTRUKSIONAL MODEL 4D (FOUR D)

Kompetensi Dasar

Pelajaran

yang

terkait/teri

ntegrasi

Indikator/

Tujuan

Pendekatan/

Strategi

(langkah

pembelajaran)

Materi

Ajar

Penilaian

Autentik

Waktu/

Media

Menghargai ke bhinneka

tunggalikaan dan

keragaman agama, suku

bangsa, pakaian

tradisional, bahasa, rumah

adat, makanan khas,

upacara adat, sosial, dan

ekonomi di lingkungan

rumah, sekolah dan

masyarakat sekitar

PPKN:

Keragama

n suku

bangsa

SBDP:

Mengharg

ai ciri khas

karya seni

dan karya

seni

masing

1. Menjelaskan

keberagaman yang ada

Indonesia dalam bentuk

tulisan

2. Menuliskan contoh

perilaku sebagai bentuk

kebanggaan menjadi

anak Indonesia.

3. Menjelaskan sikap yang

harus ditunjukkan untuk

menghormati

keberagaman dalam

bentuk tulisan

Kegiatan

pembelajaran ini

akan dilakukan

selama 6 minggu

Pembelajaran:

Mengamati ciri

suku dan

kebudayaan

dengan

melakukan

kunjungan ke

Keragam

an

Budaya

Menghar

gai

Keberaga

man

budaya

Menyanyi

kan lagu

“Dari

Sabang

Tes tertulis

dalam

bentuk

uraian.

Penilaian

sikap

selama

bekerja

kelompok

Penilaian

kinerja

presentasi.

Kartu-

kartu

gambar

(pakaian

tradision

al, tari

daerah,

rumah

adat,).

Karton

STRATEGI INSTRUKSIONAL

Page 24: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

22

masing

daerah

IPS :

Memahami

manusia

dalam

dinamika

interaksi

dengan

lingkungan

alam,

sosial,

budaya,

dan

ekonomi.

4. Menyanyikan lagu

“Sabang Sampai

Merauke “dengan tinggi

rendah nada dengan

gerakan tangan.

museum atau

tempat

kebudayaan

Membaca

teks lagu “dari

Sabang sampai

Merauke” di buku

Tematik 4A

Indahnya

Kebersamaan

kegiatan 3 mari

bernyanyi

Mengump

ulkan

data/informasi

tambahan

tentang ciri-ciri

khusus yang

dimiliki oleh

beberapa suku

bangsa dari hasil

pengamatan di

museum atau

Sampai

Merauke “

Produk:

membuat

peta

pikiran,

menyanyik

an lagu “

Dari

Sabang

Sampai

merauke”

Teks

“Mengen

al Suku

Minang”

Lembar

Kegiatan

(LK 1, 2,

dan 3)

Teks lagu

“Dari

Sabang

Sampai

Merauke”

Page 25: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

23

tempat

kebudayaan

Mengump

ulkan informasi

mengenai makna

lagu “dari Sabang

sampai Merauke”

dari berbagai

sumber

Menyimpul

kan tentang ciri

khusus suatu

kebudaayan

suatu suku

bangsa

Menyanyik

an lagu “dari

Sabang sampai

Merauke”

Page 26: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

24

E. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Satuan Pendidikan : SD

Kelas/Semester : IV/I

Tema : Indahnya Kebersamaan

Sub Tema : Keberagaman Budaya Bangsaku

Pertemuan Ke- : 1 - 6

Alokasi Waktu : 12 x 35 JP

A. Kompetensi Inti

1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang

dianutnya

2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,

teman, guru dan tetangganya

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan

menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,

sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar

PPKn

4.3. Mengelompokkan kesamaan identitas suku bangsa (pakaian

tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, dan upacara

Page 27: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

25

adat), social ekonomi (jenis pekerjaan orang tua) di lingkungan

rumah, sekolah dan masyarakat sekitar

IPS

3.4.Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan

alam, sosial, budaya, dan ekonomi.

SBdP

4.4. Menyanyikan lagu dengan gerak tangan dan badan sesuai

dengan tinggi rendah nada.

C. Indikator

PPkn

1. Menjelaskan keberagaman yang ada Indonesia dalam bentuk

tulisan

2. Menuliskan contoh perilaku sebagai bentuk kebanggaan menjadi

anak Indonesia.

IPS

1. Menjelaskan sikap yang harus ditunjukkan untuk menghormati

keberagaman dalam bentuk tulisan

SBdP

1. Menyanyikan lagu “Sabang Sampai Merauke “dengan tinggi

rendah nada dengan gerakan tangan.

D. Tujuan Pembelajaran

PPkn

1. Melalui penanyangan video dan diskusi, peserta didik dapat

menjelaskan keberagaman yang ada Indonesia dalam bentuk

tulisan dengan teliti.

2. Melalui diskusi kelompok, peserta didik diharapkan dapat

menuliskan minimal 3 contoh perilaku sebagai bentuk

kebanggaan menjadi anak Indonesia dengan tepat dan pantang

menyerah.

Page 28: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

26

IPS

1. Melalui diskusi, peserta didik diharapkan mampu menjelaskan

sikap yang harus ditunjukkan untuk menghormati keberagaman

dalam bentuk tulisan dengan tepat.

SBdP

1. Malalui bimbingan guru, Peserta didik dapat menyanyikan lagu

“Sabang Sampai Merauke “dengan tinggi rendah nada yang

dengan benar.

E. Materi Ajar

1. Keragaman Budaya

2. Menghargai Keberagaman budaya

3. Menyanyikan lagu “Dari Sabang Sampai Merauke “

F. Alokasi Waktu

12 X 35 menit

G. Pendekatan/Strategi/Metode

Pendekatan : Saintifik (Scientific).

Metode : Diskusi (Discussion), Tanya jawab, dan Demontrasi

Page 29: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

27

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Guru memberikan salam dan

mengajak berdoa (religius).

Mengecek kehadiran peserta didik.

Guru bertanya kepada peserta didik

tentang asal daerah mereka masing-

masing.

Peserta didik bersama guru

menyebutkan budaya yang ada di

Indonesia.

Guru menuliskan tema yang akan

dipelajari.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran pada pertemuan

tersebut dan ruang lingkup materi yang

akan dipelajari, keragaman budaya,

menghargai keberagaman budaya,

menyanyikan lagu “Dari Sabang

Sampai Merauke”.

Peserta didik bersama-sama guru

menyebutkan manfaat pembelajaran.

20 Menit

Inti Peserta didik mendengarkan penjelasan

mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan

selama pembelajaran, yaitu melaksanakan

kegiatan pembelajaran diskusi dan

mengidentifikasi video dengan bantuan

Lembar Kegiatan.

Peserta didik di bagi menjadi beberapa

kelompok yang heterogen.

Setiap kelompok beranggotakan 3 orang.

Peserta didik mendengarkan arahan guru

agar dalam kegiatan diskusi dapat

bekerjasama dengan baik, santun dan

menghargai pendapat teman.

120 Menit

Page 30: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

28

Guru menayangkan video keragaman

budaya.

Peserta didik bersama kelompok

mengidentifikasi video keberagaman

budaya dengan bantuan lembar kegiatan.

Perwakilan kelompok melaporkan hasil

diskusi di depan kelas.

Kelompok lain menanggapi hasil presentasi

yang disampaikan oleh temannya di depan

kelas.

Peserta didik bersama guru melakukan

permaian “kuis mencocokkan gambar”

Guru menjelaskan langkah-langkah

permainan “kuis mencocokkan gambar”.

Setiap kelompok memperhatikan arahan

guru tentang langkah-langkah permaianan.

Setiap kelompok melakukan permaianan

“kuis mencocokkan gambar”.

Siswa mendengarkan lagu “Dari sabang

Sampai merauke”

Siswa bersama guru menyanyikan lagu

tersebut sesuai dengan notasi lagu dan

tinggi rendah nada dengan gerakan tangan.

Siswa bernyanyi bersama.

Penutup

Siswa bersama menyimpulkan hasil

pembelajaran

Guru memberikan evaluasi

Guru menyampaikan pesan moral

untuk senantiasa menghormati

keberagaman budaya di Indonesia,

menjaga keberagaman budaya, dan

menumbuhkan sikap bangga menjadi

anak Indonesia

Guru memberikan tindak lanjut

Salam dan doa penutup.

30 Menit

Page 31: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

29

I. Penilaian.

1. Tes tertulis dalam bentuk uraian.

2. Penilaian sikap selama bekerja kelompok

3. Penilaian kinerja presentasi.

4. Produk: membuat peta pikiran, menyanyikan lagu “ Dari Sabang

Sampai merauke”

(Instrumen penilaian terlampir).

J. Sumber

1. Afriki, dkk. 2013. Indahnya Kebersamaan Buku Tematik Terpadu

kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan,

K. Media Pembelajaran

1. Kartu-kartu gambar (pakaian tradisional, tari daerah, rumah

adat,).

2. Karton

3. Teks “Mengenal Suku Minang”

4. Lembar Kegiatan (LK 1, 2, dan 3)

5. Teks lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”

Page 32: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

30

F. BAHAN AJAR

BAHAN AJAR

Berasal dari daerah manakah

pakaian adat yang mereka gunakan?

Indahnya Kebersamaan

BERBEDA TETAPI TETAP SATU

Page 33: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

31

Berbeda Tetapi Satu

Biasakanlah berdoa setiap memulai kegiatan. Bersikaplah khusyuk dan mengikuti perkataan guru ketika berdoa.

Berbeda tetapi Satu

Bagaimana dengan pengalamanmu saat

liburan kenaikan kelas? Kerjakanlah Ayo

Berlatih halaman 4.

Mari Berlatih

Kegiatan 1

Dinda menceritakan pengalamannya bertamasya ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII) bersama temannya. Bagaimanakah kekaguman Dinda terhadap keberagaman budaya di Indonesia? Bacalah cerita pada Kegiatan 1.

Page 34: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

32

Berbeda Tetapi Satu

Kegiatan 2

Perhatikan gambar di samping. Keunggulan di wilayah negara Indonesia berupa keragaman suku, etnis, dan bahasa. Tahukah kamu kebudayaan di setiap wilayahnya?

Pahamilah kebudayaan di setiap wilayah negara Indonesia melalui pengerjaan Ayo Berlatih halaman 5 secara berkelompok.

Mari Berlatih

Page 35: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

33

Berbeda Tetapi Satu

Karakterku

WALAUPUN BERBEDA SUKU BANGSA, KITA TETAP SATU, INDONESIA.

SUMATERA UTARA

Papua

Sulawesi Selatan

Jawa

Page 36: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

34

Berbeda Tetapi Satu

Kegiatan 3

Tahukah kamu lagu nasional “Dari Sabang Sampai Merauke”?

Nyanyikanlah lagu tersebut.

Pelajaran apa yang dapat kamu ambil dari lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”. Diskusikanlah secara berkelompok melalui pengerjaan Ayo

Berlatih halaman 7.

Mari Berlatih

Page 37: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

35

Berbeda Tetapi Satu

Apa yang kamu pikirkan setelah belajar pembelajaran ini?

Aku Jadi Tahu

Keragaman suku, etnis,

dan bahasa sebagai

keunggulan di wilayah

negara Indonesia.

Lagu “Dari Sabang

Sampai Merauke”.

Page 38: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

36

Berbeda Tetapi Satu

Bagaimana lapisan sosial di keraton Jawa?

Kerjakan Ayo Berlatih halaman 16.

Mari Berlatih

Kegiatan 3

Setiap suku bangsa memiliki lapisan sosial masyarakat yang berbeda. Lapisan sosial menandakan kedudukan seseorang di dalam suku tersebut.

Page 39: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

37

Berbeda Tetapi Satu

Karakterku

Kita harus saling menghargai dan menghormati antarumat beragama agar terjalin kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

Page 40: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

38

Berbeda Tetapi

Satu

Perhatikan gambar berikut.

Indonesia memiliki keberagaman budaya, salah satunya adalah keberagaman tarian.

Apa nama tarian pada gambar?

Berasal dari manakah tarian tersebut?

Praktekkanlah tariannya dengan benar.

1 2

3

Page 41: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

39

G. INSTRUMEN PENILAIAN

INSTRUMEN PENILAIAN

LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS)

Nama : 1.

2 .

3.

Tema :

Indikator :

1. Menjelaskan keberagaman yang ada Indonesia dalam bentuk

tulisan

2. Menuliskan contoh perilaku sebagai bentuk kebanggaan menjadi

anak Indonesia.

PPKn

1. Tulislah Tarian, rumah adat dan alat tradisional berdasarkan video

yang ditayangkan!

No Nama Daerah Tarian

1

2

3

4

5

Page 42: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

40

No Nama Daerah Rumah Adat

1

2

3

4

5

6

7

8

No Nama Daerah Alat Tradisional

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 43: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

41

2. Tuliskan perilaku bangga menjadi anak Indonesia!

3. Sikap apa yang harus kalian lakukan untuk menghargai

keberagaman budaya?

Penilaian

1. Daftar periksa keragaman suku bangsa. (PKn)

Kriteria Penilaian

Keterangan

Belum sudah

Peta pikiran memuat rumah adat.

Peta pikiran memuat alat musik tradisional.

Peta pikiran memuat tarian tradisional.

2. Daftar periksa untuk sikap menunjukkan keberagaman. (IPS)

Kriteria Penilaian

Keterangan

Belum sudah

Menuliskan 2 sikap menghargai

keberagaman

3. Daftar periksa untuk menyanyi. (SBdP)

Kriteria Penilaian

Keterangan

Belum sudah

Bernyanyi sesuai dengan intonasi yang

benar.

Bernyanyi sesuai dengan tinggi rendah

nada.

Page 44: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

42

Rubrik Diskusi

Kriteria Bagus Sekali Cukup Berlatih Lagi

Mendengarka

n

Selalu

mendengarka

n

teman yang

sedang

berbicara.

(3)

Mendengar

kan teman

yang

berbicara

namun

sesekali

masih perlu

diingatkan.

(2)

Masih perlu

diingatkan untuk

mendengarkan

teman yang sedang

berbicara.

(1)

Komunikasi

nonverbal

(kontak

mata, bahasa

tubuh, postur,

ekspresi

wajah,

suara)

Merespons

dan

menerapkan

komunikasi

nonverbal

dengan tepat.

(3)

Merespons

dengan

tepat

terhadap

komunikasi

nonverbal

yang

ditunjukkan

teman.

(2)

Membutuhkan

bantuan dalam

memahami bentuk

komunikasi

nonverbal yang

ditunjukkan

teman.

(1)

Partisipasi

(menyampaik

an

ide,

perasaan,

pikiran)

Isi

pembicaraan

menginspiras

i teman.

Selalu

mendukung

dan

Berbicara

dan

menerangk

an secara

rinci,

Merespons

sesuai

dengan

topik.

Jarang berbicara

selama proses

diskusi berlangsung

(1)

Page 45: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

43

memimpin

lainnya saat

diskusi.

(3)

(2)

Keruntutan

berbicara

Menyampaik

an

pendapatnya

secara runtut

dari awal

hingga

akhir.

(3)

Menyampa

ikan

pendapatn

ya secara

runtut,

tetapi

belum

konsisten.

(2)

Masih perlu berlatih

untuk berbicara

secara runtut

(1)

Page 46: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

44

EVALUASI

SOAL EVALUASI

1. Bagaimana 3 sikap yang seharusnya kalian tunjukkan

terhadap perbedaan yang ada ?

2.

3. ada?

4.

2. Keberagaman apa saja yang sudah kamu pelajari?

Page 47: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

45

Kunci Jawaban Lembar Kegiatan Siswa

1. Kunci jawaban Video

No Nama Daerah Tarian

1 Nangro Aceh Darusalam Tari Seudati

2 Sumatera Barat Tari Payung

3 Jakarta Tari yapong

4 Yogyakarta Tari serimpi

5 Bali Tari Lenggong

6 Kalimantan Barat Teri monong

7 Sulawesi Utara Tari maengket

8 Papua Tari musyoh, tari selamat

datang

No Nama Daerah Rumah Adat

1 Nangro Aceh Darusalam Rumah adat Aceh

2 Sumatera Barat Rumah Gadang

3 Jakarta Rumah Kabaya

4 Yogyakarta Rumah Bangsal Kencono

5 Bali Rumah candi bentar

6 Kalimantan Barat Istana Kesultanan

Pontianak

7 Sulawesi Utara Rumah pewaris

8 Papua

Page 48: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

46

No Nama Daerah Alat Tradisional

1 Nangro Aceh Darusalam Rencong

2 Sumatera Barat Karih

3 Jakarta Badik

4 Yogyakarta Keris

5 Bali Keris

6 Kalimantan Barat Mandau

7 Sulawesi Utara Keris

8 Papua Pisau belatik

2. Tuliskan perilaku bangga menjadi anak Indonesia!

Jawab :

1. Suka menarikan tarian daerah di setiap acara

2. Tidak malu mengakui budaya Indonesia

3. Memperkenalkan budaya daerah kita kepada orang lain

4. Memperkenalkan budaya kita ke manca Negara.

5. Mengetahui kebudayan yang ada d seluruh Indonesia

6. Bangga menggunakan bahasa Indonesia

3. Sikap apa yang harus kalian lakukan untuk menghargai

keberagaman budaya?

Jawab :

1. Tidak menjelek-jelekkan kebudayaan suku bangsa lain

2. Menghormati kebudayaan daerah bangsa Indonesia

3. Melestarikan nilai-nilai budaya yang telah ada

4. Menghargai adat istiadat dan budaya warga yang berbeda

Page 49: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

47

5. Menciptakan kerukunan dalam masyarakat yang majemuk

seperti kerukunan dalam sebuah keluarga

6. Memupuk semangat tolong-menolong antarsesama warga.

7. Membiasakan bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah.

8. Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi

dan golongan.

Page 50: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

48

Kunci jawaban Evaluasi

1. Terhadap perbedaan yang ada kita harus menghargai, menghormati

dan menjaga perbedaan tersebut, tidak mengejek atau menghina

budaya orang lain dan melestarikan budaya tersebut. (50)

2. Keragaman yang sudah saya pelajari adalah keragaman suku

bangsa dar tarian, alat tradisonal, rumah adat yang ada di Indonesia.

(50)

Penilaian

Benar x 50 = Nilai

Page 51: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

49

DAFTAR PUSTAKA

Hidayatuloh Akhmad, Iplementasi Pendidikan Multikultural dalam Praksis Pendidikan Di Indonesia. Jurnal Pembangunan pendidikan: Fondasi dan Aplikasi, Vol. 1, (1 ) Yogyakarta, 2012.

Purbarini Sekar, Bahan Ajar Pendidikan Multikultural, UNY: 2009.

James Banks, A. An introduction to Multicultural Education, Boston London:

Allyn and Bacon Press. 2002.

B Sizemore,. The politics of multicultural education. Unpublished manuscript. 1979.

Suzuki, B. Multicultural education:What’s it all about?Integrated

Education,17 (1-2), 1979. Trianto, Mendesain Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana. 2012.

Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Page 52: DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI …

50