Upload
hayana-thaeriest
View
4
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
dewaadisurya Selasa, 03 April 2012
TEORI KEPERAWATAN
KONSEP MIDDLE RANGE THEORY
Oleh:
KELOMPOK
DEWA KADEK ADI SURYA ANTARA DKK
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2011
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang bersifat
komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan
proses keperawatan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori
dan model konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila
didukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan
diimplementasikan di dalam praktek keperawatan.
Asuhan keperawatan merupakan pendekatan ilmiah dan rasional dalam menyelesaikan
masalah keperawatan yang ada, dengan pendekatan yang dilakukan tersebut bentuk penyelesaian
masalah keperawatan dapat terarah dan terencana dengan baik, dimana dalam asuhan
keperawatan terdapat beberapa tahap yaitu pengkajian, penegakkan diagnosa, perencanaan,
implimentasi tindakan, dan evaluasi.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory, grand
theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan
berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak,
hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut
(metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang
berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada
body of knowledge tentang body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti
metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004). Model konseptual
keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka
berpikir perawat, sehingga perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam
memberikan askep dalam praktek keperawatan.
Teori Middle Range yang merupakan level kedua dari teori keperawatan akan dibahas lebih
jauh dalam makalah ini.
1.2 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan konsep middle range theory dan beberapa
teori didalamnya yang dikembangkan oleh beberapa tokoh keperawatan.
1.3 Sistematika Penulisan
Dalam makalah ini akan dibahas:
Definisi Middle Range Theories
Perbandingan dengan Level Teori yang lain
Pengelompokan Teori
Ciri Middle Range Theory
Perkembangan middle range theory
Penggunaan middle range theory
Tokoh-tokoh middle range theory
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Middle Range Theories
Middle range theories dapat didefinisikan sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling
berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith
dan Liehr, 2008).
Teori-teori ini terdiri dari beberapa konsep yang saling berhubungan dan dapat
digambarkan dalam suatu model. Middle range theories dapat dikembangakan pada tatanan
praktek dan riset untuk menyediakan pedoman dalam praktik dan riset/penelitian yang berbasis
pada disiplin ilmu keperawatan.
2.2 Perbandingan dengan Level Teori yang lain
Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle range theory cukup spesifik untuk
memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada populasi klinik dan mencakup
fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan praktek, middle range theory lebih banyak
digunakan dari pada grand theory, dan dapat diuji dalam pemikiran empiris.
Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik.
Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton (1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-
Range amat penting dalam disiplin praktik, selain itu Walker and Avant (1995) mempertahankan
bahwa mid-range theories menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep secara normal yang
nampak dalam grand teori.
Mid-range teori memberikan manfaat bagi perawat, mudah diaplikasikan dalam praktik
dan cukup abstrak secara ilmiah.Teori Middle Range, tingkat keabstrakannya pada level
pertengahan, inklusif, diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah variabel terbatas,
dapat diuji secara langsung.
Kramer (1995) mengatakan bahwa mid-range theory sesuai dengan lingkup fenomena yang
relatif luas tetapi tidak mencakup keseluruhan fenomena yang ada dan merupakan masalah pada
disiplin ilmu.
Bila dibandingkan dengan grand teori, middle range theory ini lebih konkrit. Merton
(1968) yang berberperan dalam pengembangan middle range theory, mendefinisikan teori ini
sebagai sesuatu yang minor tetapi penting dalam penelitian dan pengembangan suatu teori.
Sependapat dengan Merton, beberapa penulis keperawatan mengemukakan middle range
theory jika dibandingkan dengan grand theory:
a. ruang lingkupnya lebih sempit
b. lebih konkrit, fenomena yang disajikan lebih spesifik
c. terdiri dari konsep dan proposisi yang lebih sedikit
d. merepresentasikan bidang keperawatan yang lebih spesifik/ terbatas
e. lebih dapat diuji secara empiris
f. lebih dapat diaplikasikan secara langsung dalam tatanan praktik
Berikut adalah beberapa contoh middle range theory yang diturunkan dari grand theory:
2.3 Pengelompokan Teori
Berdasarkan pengelompokkannya Middle Range Theory dikelompokkan oleh beberapa
penyusun buku menurut:
1. Peterson & Bredow (2004)
mengklasifikasikan middle range theories ke dalam tipe-tipe :
a. Tipe fisiologis
b. Tipe kognitif
c. Tipe emosional
d. Tipe sosial
e. Tipe integrative
2. Tomey & Alligood (2006), berdasar tema masing-masing teori:
a. Illness trajectory (Wiener & Dodd, 1993)
b. Tidal Model (Phil Barker, 2001)
c. Comfort (Kolcaba, 1992)
d. Peacefull end of life (Ruland & More, 1998) dan sebagainya
2.4 Ciri Middle Range Theory
a. Menurut Mc. Kenna h.p. (1997) :
1. Bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi
2. Sulit mengaplikasikan konsep ke dalam teori
3. Tanpa indikator pengukuran
4. Masih cukup abstrak
5. Konsep dan proposisi yang terukur
6. Inklusif
7. Memiliki sedikit konsep dan variabel
8. Dalam bentuk yang lebih mudah diuji
9. Memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik
10. Dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif. Lebih sering secara induktif menggunakan
studi kualitatif
11. Mudah diaplikasikan ke dalam praktik, dan bagian yang abstrak merupakan hal ilmiah yang
menarik
12. Berfokus pada hal-hal yang menjadi perhatian perawat.
13. Beberapa di antaranya memiliki dasar dari grand teori
14. Mid-range theory tumbuh langsung dari praktik.
b. Menurut Meleis, A. I. (1997) :
1. Ruang lingkup terbatas,
2. Memiliki sedikit abstrak,
3. Membahas fenomena atau konsep yang lebih spesifik, dan
4. Merupakan cerminan praktik (administrasi, klinik, pengajaran)
c. Menurut Whall (1996) :
1. Konsep dan proposisi spesifik tentang keperawatan
2. Mudah diterapkan
3. Bisa diterapkan pada berbagai situasi
4. Proposisi bisa berada dalam suatu rentang hubungan sebab akibat
2.5 Perkembangan middle range theory
Liehr & Smith (1999) menjelaskan bahwa perkembangan middle range theory bersumber
pada proses intelektual yang meliputi:
a. Teori induktif yang membangun teori melalui riset
b. Teori deduktif yang berasal dari grand theory
c. Kombinasi dari teori keperawatan dan non keperawatan
d. Sintesa teori yang berasal dari penelitian yang telah terpublikasi
e. Mengembangkan teori dari pedoman praktik klinik
Beberapa teori keperawatan yang sudah berkembang, telah dikombinasikan dengan teori
dari disiplin ilmu lain untuk membentuk middle range theory. Sebagian besar Middle range
theory bersumber pada penemuan dari penelitian yang telah terpublikasi.
2.6 Penggunaan middle range theory
Middle range theory telah digunakan dalam bidang praktik dan penelitian. Teori ini mampu
menstimulasi dan mengembangkan pemikiran rasional dari penelitian.serta membimbing dalam
pemilihan variable dan pertanyaan penelitian.(Lenz,1998.p.26) Middle range Teori dapat
membantu praktik dengan memfasilitasi pemahaman terhadap perilaku klien dan memungknkan
untuk menjelaskan beberapa efektifitas dari intervensi.
Review terhadap beberapa penelitian yang dipublikasikan mengungkapkan penggunaan
Middle Range Teori dalam penelitian keperawatan masih cukup luas. Dan sebagian besar Middle
Range Teori berasal dari disiplin ilmu lain.Hal ini sangat jelas ketika kita membandingkan
seberapa sering Middle Range Teori dan Grand Teori dikutip dalam literatur penelitian
keperawatan. Dari 173 penelitian, yangdiidentifikasi menggunakan teori adalah 79 (45%). Dan
dari 79 penelitian tersebut diidentifikasi hanya 25 penelitian yang benar-benar menggunakan
teori keperawatan dan 54 lainnya menggunakan mengadopsi dari disiplin ilmu lainnya dan
kebanyakan dari ilmu psikologi.
2.7 Kontroversi Tentang Middle Range Teori
Identifikasi middle Range Teori telah cukup jelas.Disisi lain ,Chenitz, seorang penulis
utama dari Entry into a Nursing Home as Status Passage,memasukan teori ini ke dalam praktikal
teori ini., sedangkan yang lainnya memasukkan kedalam middle range teori. Dalam analisis
dasar Middle Range Teori “ Pertanyaan tentang Middle Range teori bukanlah merupakan sesuatu
pernyataan hitam dan putih namun memiliki definisi yang jelas. Middle Range Teori
mengandung nilai abstrak, tidak terlalu luas namun juga tidak terlalu sempit, tetapi berada pada
kondisi dipertengahan.Untuk mencegah salah penafsiran dalam pemahaman terhadap teori, para
penemu teori harus memberikan Identitas Teori terhadap komponen konsep dalam teori
tersebut.
Ketidakakuratan dari middle range teori hanya salah satu dari sekian banyak kritik
terhadap teori ini. Selain hal tersebut, ketidakjelasan definisi middle range teori telah dikritisi
untuk membedakannya dengan Grand Teori,karena mampu untuk diuji meggunakan ide postif –
logis.
2.8 Tokoh-tokoh middle range theory
1. Ramona T. Mercer
Ramona T. Mercer mengembangkan Salah satu model konseptual keperawatan yang
mendasari keperawatan meternitas yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a Mother. Fokus
utama dari teori ini adalah gambaran proses pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang
ibu dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini juga menjadi pedoman bagi perawat
dalam melakukan pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan bayi, memberikan bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan dukungan,
memberikan pelayanan pada bayi yang tidak mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri
dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir terutama
pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering terabaikan. Model
konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak pada identitas peran ibu. Respon
perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi dengan perkembangan identitas peran ibu dapat
diamati dari pola perilaku bayi.
Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan menggunakan
konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana lingkungan berpengaruh terhadap
pencapaian peran ibu (dapat dilihat gambar di bawah).
a. Paradigma Keperawatan Bedasarkan Model Konseptual Ramona T. Mercer
Keperawatan
Mercer (2004) mengemukakan bahwa keperawatan adalah profesi yang dinamis dengan
tiga fokus utama yaitu promosi kesehatan, mencegah kesakitan dan menyediakan layanan
keperawatan bagi yang memerlukan untuk mendapatkan kesehatan yang optimal serta penelitian
untuk memperkaya dasar pengetahuan bagi pelayanan keperawatan. Pengkajian selanjutnya pada
klien dan lingkungan, perawat mengidentifikasi tujuan klien, menyediakan layanan pada klien
yang meliputi dukungan, pendidikan dan pelayanan keperawatan pada klien yang tidak mampu
merawat dirinya sendiri.
Manusia
Mercer tidak mendefinisikan secara spesifik mengenai konsep manusia namun mengarah
pada diri dan inti diri. Mercer memandang diri sebagai bagian dari peran yang dimainkan.
Wanita sebagai individu dapat berperan menjadi orang tua jika telah melalui mother-infant dyad.
Inti dari manusia tersusun dari konteks budaya dan dapat mendefinisikan dan membentuk situasi.
Konsep kepercayaan diri dan harga diri sebagai manusia terpisah dari interaksi dengan bayinya
dan ayah dari bayinya atau orang lain yang berarti saling mempengaruhi.
Kesehatan
Mercer mendefinisikan status kesehatan dari orang tua sebagai persepsi kesehatan mereka
yang lalu, kesehatan saat ini, harapan tentang kesehatan, resiko terhadap penyakit,
kekhawatirkan dan perhatian tentang kesehatan, orientasi pada penyakit dan penyembuhannya,
status kesehatan bayi baru lahir dengan tingkat kehadiran penyakit dan status kesehatan bayi oleh
orang tua pada kesehatan secara menyeluruh. Kesehatan dipandang sebagai keinginan yang
ditunjukkan untuk bayi. Mercer mengemukakan bahwa stress suatu proses yang memerlukan
perhatian penting selama perawatan persalinan dan proses kelahiran.
Lingkungan
Definisi lingkungan yang dikemukakan oleh Mercer diadaptasi dari definisi
Bronfenbrenner’s tentang ekologi lingkungan dan berdasarkan teori awalnya. Mercer
menjelaskan tentang perkembangan tidak dapat menjadi bagian dari lingkungan, terdapat
akomodasi mutual antara perkembangan individu dan perubahan sifat dengan segera. Stress dan
dukungan sosial dalam lingkungan mempengaruhi untuk mencapai peran maternal dan paternal
serta perkembangan anak.
b. Pencapaian Peran Ibu : Mercer’s Original Model
Maternal Role Attainmen yang dikemukakan oleh Mercer merupakan sekumpulan siklus
mikrosistem, mesosistem dan makrosistem. Model ini dikembangkan oleh Mercer sejalan
pengertian yang dikemukakan Bronfenbrenner’s, yaitu :
a. Mikrosistem adalah lingkungan segera dimana peran pencapaian ibu terjadi. Komponen
mikrosistem ini antara lain fungsi keluarga, hubungan ibu-ayah, dukungan sosial, status
ekonomi, kepercayaan keluarga dan stressor bayi baru lahir yang dipandang sebagai individu
yang melekat dalam sistem keluarga. Mercer (1990) mengungkapkan bahwa keluarga dipandang
sebagai sistem semi tertutup yang memelihara batasan dan pengawasan yang lebih antar
perubahan sengan sistem keluarga dan sistem lainnya.
b. Mesosistem meliputi, mempengaruhi dan berinteraksi dengan individu di mikrosistem.
Mesosistem mencakup perawatan sehari-hari, sekolah, tempat kerja, tempat ibadah dan
lingkungan yang umum berada dalam masyarakat.
c. Makrosistem adalah budaya pada lingkungan individu.
Makrosistem terdiri atas sosial, politik. Lingkungan pelayanan kesehatan dan kebijakan sistem
kesehatan yang berdampak pada pencapaian peran ibu.
Maternal Role Attainment adalah proses yang mengikuti 4 (empat) tahap penguasaan peran,
yaitu :
1. Antisipatori : tahapan antisipatori dimulai selama kehamilan mencakup data sosial, psikologi,
penyesuaian selama hamil, harapan ibu terhadap peran, belajar untuk berperan, hubungan dengan
janin dalam uterus dan mulai memainkan peran.
2. Formal : tahapan ini dimuai dari kelahiran bayi yang mencakup proses pembelajaran dan
pengambilan peran menjadi ibu. Peran perilaku menjadi petunjuk formal, harapan konseptual
yang lain dalam sistem sosial ibu.
3. Informal : merupakan tahap dimulainya perkembangan ibu dengan jalan atau cara khusus yang
berhubungan dengan peran yang tidak terbawa dari sistem sosial. Wanita membuat peran
barunya dalam keberadaan kehidupannya yang berdasarkan pengalaman masa lalu dan tujuan ke
depan.
4. Personal atau identitas peran yang terjadi adalah internalisasi wanita terhadap perannya.
Pengalaman wanita yang dirasakan harmonis, percaya diri, kemampuan dalam menampilkan
perannya dan pencapaian peran ibu.
Tahapan pencapaian peran ibu ini berkaitan dan sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan
bayi baru lahir Respon perkembangan bayi sebagai respon terhadap perkembangan peran ibu
adalah:
a. Kontak mata dengan ibu saat ibu bicara, refleks menggenggam
b. Refleks tersenyum dan tenang dalam perawatan ibu
c. Perilaku interaksi tang konsisten dengan ibu
d. Becoming a Mother Menimbulkan respon dari ibu; meningkatkan aktifitas.
c. Model Revisi pada tahun 2003, Mercer merevisi model maternal role attainment menjadi a
becoming mother.
Pada model ini ditempatkan interaksi antara ibu, bayi dan ayah sebagai sentral interaksi
yang tinggal dalam satu lingkungan (dapat dilihat dalam gambar di bawah).
Dalam model ini dijelaskan variabel lingkungan keluarga dan teman meliputi dukungan sosial,
nilai dari keluarga, budaya, fungsi keluarga dan stressor. Lingkungan komunitas meliputi
perawatan sehari-hari, tempat kerja, sekolah, rumah sakit, fasilitas rekreasi dan pusat
kebudayaan. Lingkungan yang lebih besar dipengaruhi oleh hukum yang berhubungan dengan
perempuan dan anak-anak, termasuk ilmu tentang bayi baru lahir, kesehatan reproduksi, budaya
terapan dan program perawatan kesehatan nasional.
d. Kelemahan Teori
Teori Mercer sangat aplikatif jika ditujukan untuk mengkaji kondisi yang berkaitan
dengan pencapaian peran namun teori ini belum aplikatif dalam menggali data yang
berhubungan dengan kebutuhan dasar terutama pemenuhan kebutuhan fisik. Oleh karena itu
penerapan konsep Mercer perlu dimodifikasi dengan teori lain untuk melengkapi kekurangannya.
2. Katharine Kolcaba
Kolcaba mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga jenis pemikiran logis antara lain :
1. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari suatu kejadian yang diamati secara spesifik.
Di mana perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek dan dengan sungguh-sungguh
menerapkan keperawatan sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa dengan konsep
Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil, dan asumsi pendukung praktek mereka. Ketika perawat
lulus sekolah, mereka mungkin diminta untuk menjelaskan diagram prakteknya, yang mana
tugas tersebut sangatlah mudah.
2. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di mana kesimpulan spesifik berasal dari
prinsip atau pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum ke yang spesifik. Langkah
mengurangi pengembangan teori mengakibatkan teori kenyamanan dapat dihubungkan dengan
konsep lain untuk menghasilkan suatu teori. Kerja dari tiga ahli teori keperawatan diperlukan
untuk mendefinisikan kenyamanan. Oleh karena itu Kolcaba lebih dulu melihat di tempat lain
untuk bekerja secara bersama untuk menyatukan kebutuhan seperti keringanan, ketentraman dan
hal yang penting. Apa yang dibutuhkan, dia merealisir suatu yang abstrak dan kerangka
konseptual umum yang sama dengan kenyamanan dan berisi dalam jumlah banyak yang bersifat
abstrak.
3. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu
fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Pemikiran jenis ini diterapkan di
(dalam) bidang di mana tersedia sedikit teori. Seperti pada kasus hasil riset, di mana saat ini
memusat pada pengumpulan database besar untuk mengukur hasil dan berhubungan pada
pengeluaran untuk jenis keperawatan, medis, institusi, atau protokol masyarakat. Penambahan
suatu kerangka teori keperawatan untuk riset hasil akan meningkatkan area penelitian
keperawatan karena praktek dasar teori memungkinkan perawat untuk mendisain intervensi yang
sama dan selaras dengan hasil yang diinginkan.
Teori Comfort dari Kolcaba ini menekankan pada beberapa konsep utama beserta
definisinya, antara lain :
1. Health Care Needs
Kolcaba mendefinisikan kebutuhan pelayanan kesehatan sebagai suatu kebutuhan akan
kenyamanan, yang dihasilkan dari situasi pelayanan kesehatan yang stressful, yang tidak dapat
dipenuhi oleh penerima support system tradisional. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik,
psikospiritual, sosial dan lingkungan, yang kesemuanya membutuhkan monitoring, laporan
verbal maupun non verbal, serta kebutuhan yang berhubungan dengan parameter patofisiologis,
membutuhkan edukasi dan dukungan serta kebutuhan akan konseling financial dan intervensi.
2. Comfort
Comfort merupakan sebuah konsep yang mempunyai hubungan yang kuat dalam keperawatan.
Comfort diartikan sebagai suatu keadaan yang dialami oleh penerima yang dapat didefinisikan
sebagai suatu pengalaman yang immediate yang menjadi sebuah kekuatan melalui kebutuhan
akan keringanan (relief), ketenangan (ease), and (transcedence) yang dapat terpenuhi dalam
empat kontex pengalaman yang meliputi aspek fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan.
Beberapa tipe Comfort didefinisikan sebagai berikut:
a. Relief, suatu keadaan dimana seorang penerima (recipient) memiliki pemenuhan kebutuhan yang
spesifik
b. Ease, suatu keadaan yang tenang dan kesenangan
c. Transedence, suatu keadaan dimana seorang individu mencapai diatas masalahnya.
Kolcaba, (2003) kemudian menderivasi konteks diatas menjadi beberapa hal berikut :
a. Fisik, berkenaan dengan sensasi tubuh
b. Psikospiritual, berkenaan dengan kesadaran internal diri, yang meliputi harga diri, konsep
diri, sexualitas, makna kehidupan hingga hubungan terhadap kebutuhan lebih tinggi.
c. Lingkungan, berkenaan dengan lingkungan, kondisi, pengaruh dari luar.
d. Sosial, berkenaan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan hubungan sosial
3. Comfort Measures
Tindakan kenyamanan diartikan sebagai suatu intervensi keperawatan yang didesain untuk
memenuhi kebutuhan kenyamanan yang spesifik dibutuhkan oleh penerima jasa, seperti
fisiologis, sosial, financial, psikologis, spiritual, lingkungan, dan intervensi fisik.
4. Enhanced Comfort
Sebuah outcome yang langsung diharapkan pada pelayanan keperawatan, mengacu pada teori
comfort ini.
5. Intervening variables
Didefinisikan sebagai kekuatan yang berinteraksi sehingga mempengaruhi persepsi resipien dari
comfort secara keseluruhan. Variable ini meliputi pengalaman masa lalu, usia, sikap, status
emosional, support system, prognosis, financial, dan keseluruhan elemen dalam pengalaman si
resipien.
6. Health Seeking Behavior (HSBs)
Merupakan sebuah kategori yang luas dari outcome berikutnya yang berhubungan dengan
pencarian kesehatan yang didefinisikan oleh resipien saat konsultasi dengan perawat. HSBs ini
dapat berasal dari eksternal (aktivitas yang terkait dengan kesehatan), internal (penyembuhan,
fungsi imun,dll.)
7. Institusional integrity
Didefinisikan sebagai nilai nilai, stabilitas financial, dan keseluruhan dari organisasi pelayanan
kesehatan pada area local, regional, dan nasional. Pada sistem rumah sakit, definisi institusi
diartikan sebagai pelayanan kesehatan umum, agensi home care, dll.
Teori kenyamanan yang dikembangkan dalam artikel oleh Kolcaba mudah dimengerti dan
dipahami, selain itu teori ini kembali kepada keperawatan dasar dan misi/tujuan keperawatan
tradisional yaitu kenyamanan.
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual, lingkungan
dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dan
kemampuan perawat yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan berfokus
kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving
yang tepat.
3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)
1. Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan kesadaran akan
situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah keadaan gawat seperti disabilitas,
penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.
2. Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu gerak dari yang
kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.
Menurut Pamela G Reed, Self Transcendence didefiniskan sebagai pengembangan konsep diri
dibatasi secara mulitidimensi yaitu :
Inwardly (batiniah) : melakukan refleksi introspeksi diri terhadap pengalaman- pengalaman
yang telah dialami.
Outwardly (lahiriah), diartikan pentingnya berinteraksi dengan lingkungannya.
Temporally (duniawi) : menggunakan pengalaman masa lalu sebagai pelajaran untuk
mencapai tujuan masa depan.
3. Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis, sosial, budaya dan
spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan yang baik.
4. Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi terhadap kondisi
yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif, pengalaman hidup, persepsi
spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu.
5. Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang berasal dari dalam diri
seseorang terhadap transendensi diri
Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang mempengaruhi
hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel ; hubungan antar transendensi diri dan keadaan
baik/sehat.
Asumsi Mayor
1) Health
Sehat, didefinisikan secara mutlak sebagai proses kehidupan dari dua hal yaitu pengalaman
negatif dan positif, dimana individu menciptakan lingkungan dan nilai-nilai unik yang
mendukung kesejahteraan (well- being).
2) Nursing
Peran keperawatan adalah untuk mendampingi orang-orang (persons) melalui proses
interpersonal dan manajemen terapeutik pada lingkungannya dengan membutuhkan keterampilan
untuk mendukung kesehatan (health) dan kesejahteraan (well-being).
3) Person
Person dipahami sebagai perkembangan masa kehidupannya dalam berinteraksi dengan orang
lain dan perubahan lingkungan yang kompleks yang dapat berkontribusi secara positif dan
negative terhadap kesehatan dan keadaan baik.
4) Environment
Keluarga, jaringan sosial, lingkungan fisik dan komunitas adalah lingkungan yang secara
signifikan berkontribusi pada proses kesehatan dimana perawat mempengaruhinya dengan
mengatur interaksi yang terapeutik antara individu dan aktivitas keperawatan.
Pernyataan Teoritis
Model teori self transcendence mengusulkan tiga macam hubungan :
1) Peningkatan vulnerability dihubungkan dengan peningkatan self transcendence.
2) Self transcendence berhubungan secara positif dengan kesejahteraan (well-being).
3) Faktor-faktor personal dan eksternal bisa mempengaruhi hubungan antara vulnerability dengan
self transcendence dan antara self transcendence dan well- being.
Vulnerability + Self-transcendence + Well-Being
+ -
+ -
+ Factor-faktor personal
danKontextual yang berhubungan
dengan secara media atau hubungan
moderate
Point intervensi + - untuk
meningkatkan self Transcedence
Skema 2 : Teori Model Self-Trancendence
Terdapat 3 dalil yang berkembang menggunakan tiga konsep dasar tersebut, antara lain :
1) Dalil Pertama, self transcendence merupakan kehebatan seseorang saat menghadapi akhir dari
kehidupan dibanding ia tidak mengalaminya, atau dengan pengalaman-pengalaman lain yang
meningkatkan kesadaran akan kematian.
2) Dalil yang kedua yaitu batasan-batasan konseptual yang dihubungkan dengan kesejahteraan
(well-being), yang secara fluktuasi akan mempengaruhi secara positif atau negatif well being
sepanjang masa kehidupan.
Contoh : Peningkatan penampilan dan perilaku self transcendence diharapkan berkaitan secara positif
dengan kesehatan mental sebagai indicator well-being seseorang, sedang pengaruh negative
seperti ketidakmamapuan untuk mencapai atau menerima orang lain (berteman) akan mengarah
pada depresi sebagai indicator kesehatan mental.
Dalil yang ketiga adalah proses person dengan lingkungan, yang berfungsi sebagai korelasi,
moderator, atau mediator yang menghubungkan antara vulnerable, transendensi diri dan keadaan
sejahtera (well being).
4. Carolyn L Wiener
a. KONSEP MAYOR DAN DEFINISI TRAJECTORY ILLNESS (WIENER DAN DODD)
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi fisik dan
diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk kebiasaan atau aktifitas
yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang berbeda.Interaksi dengan orang lain
adalah pengaruh utama (major influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam
peran perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya merupakan bagian
yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
Identity/Identitas,temporality/hal keduniawian dan Tubuh adalah elemen kunci dalam konteks
biografi sebagai berikut:
Identity : Pembentukan diri sendiri yang memberikan waktu utnuk menyatukan multtipel aspek
dari diri dan situasi didalam tubuh kita.
Temporality : Biografi waktu yang direfleksikan didalam aliran kehidupan terhadap
pembelajaran kejadian, persepsi masa lalu,saat ini dan masa depan untuk membentuk diri
Body : Aktifitas kehidupan dan pembentukan persepsi berdasarkan pada tubuh.
Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena itu
kondisi sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut.Domain dari kondisi sakit adalah
berhubungan dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan penyakit (table 30.1)
melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi dengan orang lain. Aktifitas dari
hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi sakit merupakan bentuk kerja .Lingkungan dari
kerja termasuk individu dan yang lainnya dengan semua interaksi,termasuk keluarga dan
pelayanan kesehatan. Semua komponen yang berperan tersebut disebut total organisasi. Seorang
yang sakit (pasien) merupakan pekerja utama namun semua pekerjaan yang diambil didalamnya
dipengaruhi oleh total organisasi.
Tipe pekerjaan yang diorganisasikan meliputi 4 line dari lintasan kerja yang
dibentuk oleh pasien dan keluarganya :
1. Illness related work : diagnostic, manajemen gejala,regimen perawatan dan pencegahan krisis
2. Everyday life work :Aktifitas sehari, kegiatan rumah tangga, mempertahankan suatu
kemampuan kerja, hubungan yang berkesinambungan dan rekreasi.
3. Biografikal work :Pertukaran informasi,ekspresi dari emosi, divisi tugas,termasuk interaksi
dengan total organisasi
4. Uncertainty abatement work: aktifitas berlaku untuk mengurangi dampak ketidakpastian
temporality,body dan identity.
Keseimbangan dalam tipe kerja adalah responsive dan dinamis,fluktuatif seiring
waktu,situasi,persepsi dan beberapa variasi player dalam total organisasi dalam rangka
mengatasi masalah ketidakseimbangan. Semua itu saling mempengaruhi tipe kerja membentuk
tekanan yang ditandai dengan bagian yang paling dominan dari tipe kerja.Diseluruh
lintasan.Ingatlah, meskipun konteks biografi bersumber dari tubuh,perubahan tubuh melalui
perjalanan penyakit dan penanganannya,kapasitas untuk membentuk kepastian tipe kerja
mengharuskan satu identitas telah terbentuk.
Itulah yang membuat strategi mempengaruhi pembentukan diri termasuk dipantau respon lain
terhadap strategi ketika mereka mencoba untuk mengatur kehidupan seseorang yang menderita
penyakit.
Illnes Trajectory : Kondisi ketidakpastian
DOMAIN SUMBER
KETIDAKPASTIAN
DIMENSI
KETIDAKPASTIAN
Uncertain
tempotaly…
-Hidup adalah
penerimaan untuk
kondisi yang konstan at
flux berhubungan
dengan sakit dan
pengobatannya
-Diri pada saat lampau
dipandang berbeda
(jalan untuk
mencapainya)
-Kehilangan dari
temporality
Durasi:berapa
lama
Pace :seberapa
cepat
Frekuensi: berapa
sering
pengalaman
-Harapan saat ini
dipengaruhi oleh
kesakitan dan
pengobatannya
-Antisipasi dimasa
depan meningkat
waktu yang
terdistorsi(berbari
ng,
terpaksa,dibatasi)
Uncertain Body :
Perubahan
Berhubungan
dengan
penyakitnya dan
penanganan
berfokus pada satu
kemampuan untuk
membentuk
aktifitas
biasa,melibatkan
penampilan,fungsi
fisiologis dan
respon terhadap
pengobatan
-Guncangan jiwa
(kegagalan tubuh)
-Konsepsi dari
pembentukan
tubuh(cara
penggunaannya)
datang dengan
perubahan status tubuh
saat ini dan harapan
berubah bagaimana
melakukan di masa
depan.
Ambigu dalam
membaca tanda
tubuh
Perhatian
terhadap
sekeliling:
-Apa yang akan terjadi
terhadap tubuh
-Membahayakan
resistensi tubuh
-Keberhasilan dan resiko
pengobatan
-Penyakit yang berulang
Uncertain
Identity :
Interpretasi dari
diri terdistorsi
sebagai tubuh
yang gagal untuk
melakukan
kegiatan seperti
biasa dan harapan
yang berhubungan
-Kegagalan tubuh dan
kesulitan membaca
pengaturan tubuh
membentuk konsepsi
diri
-Skewed temporality
merubah kehidupan
yang diharapkan.
-Kehidupan yang
diharapkan telah hancur
-Bukti yang diperoleh
dalam membaca tubuh
tidak mampu ditafsirkan
dalam kerangka
pemahaman biasa
-Harapan adalah suatu
yang berkesinambungan
meskipun terjadi
dengan kejadian
(temporality)yang
berubah karena
sakit dan
pengobatan.
perubahan keadaan
Uncertainty Abatemen Work/Ketidakpastian penurunan kerja
Tipe aktifitas Perilaku yang muncul
-Pacing -Berbaring atau perubahan aktifitas
rutin
Menjadi pasien professional -Menggunakan istilah-istilah
berhubungan dengan sakit dan
pengobatan
-Melakukan perawatan diri
langsung
-Mengembangkan kemampuan
dengan supermedikalisasi
-Mencari dan memperkuat
perbandingan
-Membandingkan diri dengan
orang lain yang kondisinya lebih
buruk untuk meyakinkan diri baha
tidak akan menjadi lebih buruk.
Terlibat dalam tinjauan/review -Melihat kebelakang untuk
menginterpretasikan gejala atau
kondisi emergency dan interaksi
dengan yang lain dalam organisasi.
Menetapkan tujuan -Melihat jauh kedepan untuk
membangkitkan gairah hidup
Menutupi/covering up -Menutupi kondisi sakit atau emosi
-Bucking up untuk mencegah
stigma atau melindungi yang lain
Mencari tempat yang aman untuk -Mengemukakan tempat
melepaskan dimana,atau siapa orangnya, emosi
yang sesungguhnya dan perasaan
harus bisa diekspresikan dengan
suasana yang mendukung
Memilih jaringan pendukung -Selektif dalam memilih seorang
yang mampu mendukung secara
positif
Mengambil tanggung jawab -menegaskan hak untuk
menjalankan pengobatan
Asersi Teori/Pernyataan Teori
Fokus dalam konteks sosial untuk bekerja dan hubungan sosial mempengaruhi kehidupan
seseorang dalam teori Illness Trajectori berdasarkan seminal kerja dari Corbin dan
Strauss(1988).Sebagai pekerj sentral,aksi diambil oleh seseorang yang mengatur dampak dari
seorang yang sakit,termasuk Biografi(Concept of self) dan sosiologi ( interaksi dengan orang
lain).Dari perspektif ini mengatur gangguan yang muncul (Koping ketidakpastian)
mempengaruhi beberapa pemain yang berperan dalam organisasi sebaik kondisi sosial. Adanya
kompleksitas termasuk interaksi multi konteks dan dengan pengalaman pemain yang berperan
dalam trajectory Illnes, koping merupakan proses yang sangat bervariasi dan dinamis.
Secara alami hal ini diantisipasi bahwa lintasan kehidupan pada seseorang dengan
kanker memiliki fase yang bisa dilihat atau tingkatan yang mungkin diidentifikasi oleh
pergeseran utama,keluhan yang dilaporkan,tantangan dan aktifitas.Hal ini secara rasional dilihat
dari data kualitatif tiga point selama pengobatan kemoterapi.
Konsep penulis ketidak pastian dengan kehilangan control menjelaskan sebagai masalah
utama dalam kondisi sakit kanker(Wiener dan Dodd.1993 hal.18). Asersi teorinya adalah
merefleksikan lebih jauh dalam mengidentifikasi core sosial-psikologi proses kehidupan dari
penderita kanker mentoleransi ketidakpastian yang berkaitan dengan penyakit.Faktor yang
mempengaruhi derajat ekspresi ketidakpastian oleh pasien dan keluarga berdasarkan teori
kerangka kerja dari total organisasi dan kondisi eksternal sosial termasuk dukungan alami
keluarga, sumber keuangan dan kualitas bantuan dari petugas kesehatan.
Logical Form
Bentuk logis utama yang menghasilkan teori dasar adalah induktif. Membaca
anlisis dari interview untuk mengidentifikasi proses utama yang menyatukan pernyataan teori :
toleransi ketidakastian. Sistematik koding proses yang digunakan untuk melakukan kesepakatan
dengan penyakit dan konsekuensinya dan kemudian memberi wawasan karena diuji dalam
pengembangan teori dan ditulis untuk pengembangan pemahaman dari Trajectory Illnes untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan.
Penerimaan Dari Komunitas Keperawatan
Pentingnya teori Illnes Trajectory untuk keperawatan praktis dikembangkan dalam
kerangka kerja untuk memahami bagaimana pasien kanker mampu bertoleransi terhadap kondisi
ketidakpastian yang memunculkan seuatu kehilangan control.Identifikasi tipe ketidakpastian
khususnya dapat digunakan untuk strategi pasien onkologi untuk memanage hidupnya secara
normal dan sebisa mungkin bangkit dari ketidakpastian akibat diagnose kanker. Kesadaran atas
kondisi ini berhubungan dengan managemen strategi untuk pasien dan keluarga yang sedang
mendapat pengobatan kemoterapi.
5. Cheryl Tatano Beck, DNSc, CNM, FAAN
Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory
Cheryl adalah seorang profesor di University of Connecticut . Beliau telah menerima
berbagai penghargaan seperti Eastern Nursing Research Society's Distinguished Researcher
Award, the Distinguished Alumna Award from Yale University and the Connecticut Nurses'
Association's Diamond Jubilee Award untuk kontribusinya pada penelitian keperawatan.
Selama 20 tahun terakhir Cheryl telah memfokuskan penelitiannya pada upaya
pengembangan program penelitian pada mood postpartum dan gangguan kecemasan. Beliau
telah meneliti secara ekstensif menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan temuan dari beberapa penelitian kualitatif nya, Cheryl telah mengembangkan Skala
Skrining Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Screening Scale (PDSS) yang diterbitkan
oleh Western Psychological Services.
Beliau juga salah seorang penulis produktif yang telah menerbitkan lebih dari 100 artikel
jurnal tentang beberapa topik seperti depresi postpartum, trauma lahir, PTSD/ posttraumatic
stress disorder karena melahirkan, fenomenologi, grounded theory, meta-analisis, pengembangan
instrumen, meta-sintesis, dan analisis naratif. Saat ini upaya penelitian Cheryl difokuskan pada
(1) dampak trauma lahir pada menyusui, (2) efek DHA pada depresi postpartum, dan (3)
penilaian psikometri dari Postpartum Depression Screening Scale melalui administrasi telepon.
Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara historis sering diabaikan dalam
perawatan kesehatan, membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan, dan
keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan
menyebabkan masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini membedakan depresi
postpartum dari gangguan mood dan kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi
postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi, dan efek pada hubungan dan
perkembangan anak. Juga dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan untuk
skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi
stres fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala bervariasi dan kemungkinan akan
muncul beberapa gejala.
Cheryl memperkenalkan NURSE program untuk menangani depresi postpartum. NURSE
program ini meliputi 5 aspek perawatan yang diperlukan untuk menyembuhkan depresi
postpartum, yaitu:
Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan lain)
Understanding (pemahaman)
Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
Spirituality (spiritualitas)
Exercise (latihan)
Masing-masing aspek didiskusikan secara terpisah dan dikolaborasikan dengan ibu yg
bersangkutan. Mereka seringkali hanya bisa berfokus pada satu atau dua aspek dalam satu waktu,
namun program ini harus diselesaikan dalam setiap tahap penyembuhan mereka.
6. Merle Helaine Mishel.
Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in Illness Theory oleh Merle Helaine
Mishel.
Mishel memiliki gelar master dalam keperawatan jiwa dan PhD dalam psikologi sosial.
Dia dikenal karena penelitiannya tentang keraguan dan manajemen dalam penyakit kronis dan
mengancam jiwa. Dia memiliki keahlian dalam respon psikososial untuk pasien kanker dan
penyakit kronis serta intervensi untuk mengelola keraguan. Dia juga mengembangkan instrumen
yang digunakan di seluruh dunia tentang keraguan terhadap penyakit yaitu Uncertainty in Illness
Scale—Community Form(MUIS-C).
Penelitian Mishel di bidang pengajaran pasien kanker untuk mengadvokasi perawatan
mereka sendiri telah mendapatkan pengakuan nasional. Dia juga mempelajari apa yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan perawatan kesehatan yang diterima pasien kanker tanpa
meningkatkan biaya pada sistem yang sudah terbebani. Dia bekerja pada pasien kanker prostat
dan kanker payudara.
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk
beradaptasi pada suatu penyakit. Keraguan dalam hal ini diartikan sebagai “ketidakmampuan
pasien untuk menentukan makna kejadian suatu penyakit dan kemungkinan memprediksi secara
akurat akibat yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut”.
Konsep keraguan terhadap penyakit yang berlaku untuk penyakit akut dan kronis telah
dijelaskan dalam literatur sebagai stressor kognitif, rasa kehilangan kontrol, dan persepsi
keraguan bahwa terjadi perubahan keadaan dari waktu ke waktu. Keraguan terhadap penyakit
berhubungan dengan penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai sebagai ancaman yang
memiliki efek merusak. Dalam populasi sakit, keraguan terhadap penyakit terkait dengan
kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri.
Keraguan terhadap penyakit juga terkait dengan koping maladaptif, distress psikologis yang
lebih tinggi, dan penurunan kualitas hidup. Literatur mengenai keraguan terhadap penyakit
dalam kaitannya dengan nyeri agak terbatas tetapi jelas menunjukkan potensi dampak negatif
terhadap persepsi dan penyesuaian terhadap nyeri.
Mishel menyatakan keraguan pada awalnya merupakan tingkatan netral kognitif yang
mewakili ketidakmampuan pasien dengan kondisi kronis atau yang mengancam jiwa untuk
mengintepretasi kejadian yang terkait dengan penyakit dan bahwa intervensi keperawatan harus
membantu pasien beradaptasi dan mengatasi keraguan ini secara produktif, mengintegrasikannya
ke dalam kehidupan mereka dan meningkatkan kualitas hidup. Keraguan masing-masing pasien
harus dipahami sebagai karakteristik masalah dari pengalaman penyakit individu terlepas dari
sifat akut atau kronis berbagai penyakit.
7. Phil Barker
Tidal Model of Mental Health Recovery Oleh Phil Barker
Tidal model adalah sebuah model pemulihan untuk promosi kesehatan mental yang
dikembangkan oleh Profesor Phil Barker, Poppy Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka.
Tidal model berfokus pada proses perubahan yang ada pada semua orang. Model ini berusaha
untuk mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan pentingnya suara mereka
sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan metafora. Ini bertujuan untuk memberdayakan
seseorang untuk memimpin pemulihannya sendiri bukannya diarahkan oleh para profesional.
Filosofi yang mendasari model ini awalnya terinspirasi oleh penelitian selama lima tahun
tentang apa yang dibutuhkan untuk perawatan kesehatan jiwa yang dilakukan oleh Prof. Dr.
Chris Barker dan Stevenson di Universitas Newcastle , Inggris. Sejak tahun 2000, model ini telah
dipraktekkan di Inggris dan luar negeri.
Karena karyanya di bidang ini, Phil Barker sering disebut sebagai teoris kontemporer
yang menonjol dalam keperawatan kesehatan jiwa.
Tidal model diaplikasikan melalui enam kunci asumsi filosofis yaitu:
a. keyakinan tentang keingintahuan dalam arti positif
b. pengakuan atas kekuatan sumberdaya, daripada berfokus pada masalah, kekurangan atau
kelemahan
c. menghormati keinginan seseorang, bukannya paternalistik
d. penerimaan paradoks krisis sebagai peluang
e. mengakui bahwa semua tujuan berfokus pada seseorang
f. keutamaan mengejar elegan dengan cara sederhana yang mungkin harus dicari
Proses keterlibatan (engagement process)
Agar praktisi dapat memulai proses keterlibatan menggunakan Tidal model, hal-hal yang perlu
diperhatikan:
a. bahwa pemulihan mungkin terjadi
b. bahwa perubahan tidak bisa dihindari, tidak ada yang tetap
c. bahwa pada akhirnya, orang tahu apa yang terbaik untuk mereka
d. bahwa orang memiliki semua sumber daya yang mereka butuhkan untuk memulai
perjalanan pemulihan
e. bahwa orang tersebut adalah guru dan tenaga penolong/praktisi adalah muridnya
f. bahwa tenaga penolong/praktisi harus kreatif dan mempunyai rasa ingin tahu dalam
mempelajari apa yang perlu dilakukan untuk membantu seseorang
Proses keterlibatan dengan orang yang dalam masalah dan kesusahan terjadi dalam tiga
domain atau dimensi. Dengan Tidal model, praktisi mengeksplorasi dimensi-dimensi tersebut
untuk sadar akan situasi di saat ini dan menentukan apa yang harusnya terjadi sekarang.
a. Domain diri (self domain) adalah di mana orang merasakan pengalaman mereka. Ada
penekanan untuk membuat orang merasa lebih aman dan praktisi membantu mengembangkan
“rencana keamanan” atau security plan untuk mengurangi ancaman terhadapnya atau orang lain
di sekitarnya.
b. Domain dunia (world domain) di mana orang berpegang pada kisah mereka. Praktisi Tidal
model menggunakan cara khusus untuk mengeksplorasi cerita ini bersama-sama,
mengungkapkan makna yang tersembunyi, menggali sumber daya yang ada, dan untuk
mengidentifikasi apa yang perlu dilakukan untuk membantu pemulihan.
c. Domain lainnya (others domain) menggambarkan berbagai hubungan yang dimiliki seseorang di
masa lalu, masa sekarang dan masa depan, tidak hanya praktisi Tidal model tetapi juga anggota
lain dari tim perawatan kesehatan dan sosial, teman, keluarga dan pendukung lainnya.
Kekuatan metafora
Tidal model menggunakan metafora atau filosofi air dan menjelaskan bagaimana orang-
orang dalam kesusahanatau distress bisa menjadi rapuh secara emosional , fisik dan spiritual.
Filosofi ini memandang pengalaman sehat dan sakit seperti zat cair, bukan sebuah fenomena
yang stabil, dan kehidupan sebagai sebuah perjalanan yang dilakukan di lautan pengalaman.
Filosofi ini menyatakan bahwa kesehatan jiwa, faktor yang terkait dengan krisis kejiwaan, bisa
beragam serta kumulatif. Dengan berprinsip pada filosofi ini, perawat atau tenaga penolong
lainnya akan mendapatkan pemahaman yang lebih tentang situasi yang saat itu sedang dihadapi
seseorang dan perlunya suatu perubahan. Dengan ini, praktisi atau tenaga penolong, seiring
berjalannya waktu, akan dibimbing untuk merawat atau mengasuh seseorang mulai dari awal
perjalanan mereka hingga terdampar, tenggelam atau sebaliknya dicampakkan oleh
permasalahan hidup mereka. Eksplorasi kemudian dapat dilakukan untuk mengetahui apa yang
sebenarnya menyebabkan badai dan apa yang perlu dilakukan segera untuk dapat berlayar lagi.
Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu diperhatikan:
1. Value the voice (menghargai suara)
Mendengarkan cerita seseorang adalah yang hal yang terpenting.
2. Respect the language (hormati bahasa)
Memungkinkan orang untuk mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan
pengalaman hidup mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
3. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu)
Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.
4. Become the apprentice (menjadi apprentice)
Menempatkan diri dalam cerita tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang
yang anda bantu (klien).
5. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan)
Pada dasarnya setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman
hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk membantunya mengungkapkan
kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses pemulihannya.
6. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka)
Baik klien maupun praktisi atau tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan
harus menjadi model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan atau terbuka
dan membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang sebenarnya sedang
dilakukannya.
7. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada)
Cerita seseorang berisi informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat
digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak dapat digunakan.
8. Craft the step beyond (menentukan langkah)
Praktisi atau tenaga penolong bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan
menentukan langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal merupakan
langkah yang penting.
9. Give the gift of time (berikan waktu)
Tidak ada yang lebih berharga daripada waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama.
Pertanyaan yang harus ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?”
melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?".
10. Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah konstan)
Hal ini merupakan pengalaman umum bagi semua orang.
Konsep mayor dan definisi
Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:
1. Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas.
Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan hanyalah satu dari sekian banyak hal
yang dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah
untuk mengembalikan mereka ke “lautan pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat
melanjutkan perjalanan hidup mereka.
2. Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan
Manusia akan terus berubah, namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu tujuan utama
intervensi yang dilakukan ialah untuk membantu klien membangun kesadaran bahwa sekecil
apapun perubahan itu akan membawa dampak yang besar bagi hidupnya.
3. Kekuatan terletak pada proses asuhan
Perawat membantu klien untuk mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan ddalam
hidupnya dan mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya.
4. Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam sebuah tarian.
8. Kristen Swanson
Theory Of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya pada wanita
yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu
yang secara sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk
perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara
keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan
seorang perawat untuk merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan
kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak
hanya dilihat sebagai individu yang terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia
menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran,
perasaan dan perilaku "(Swanson, 1993). Hal yang menarik tentang pengertian pasien ini adalah
bahwa Swanson selalu menempatkan peran perawat dalam proses becoming tersebut. Jadi dalam
aspek kesehatan becoming tersebut, perawat tidak hanya menjadi dispenser pengobatan medis,
tetapi juga merupakan mitra dalam membantu pasien lebih dekat dengan tujuannya (well-being).
Tingkat dan Ruang Lingkup Teori
Tingkat dan ruang lingkup teori memerlukan segala sesuatu baik hubungan antara pasien
dan perawat, maupun keseluruhan hubungan antara profesi keperawatan dan masyarakat. Hal ini
karena konsep Swanson tentang “person” tergantung pada tingkat analisis dan disposisi yang
sedang dilakukan perawat dalam merawat pasien. Dalam beberapa kasus, "person" dapat
diartikan hanya satu orang saja yaitu pasien, sementara dalam kasus lain bisa diartikan juga
anggota keluarga yang secara langsung sangat erat terlibat. Menurut Swanson, yang lain bahkan
bisa menjadi konsep dan ideal yang harus diperjuangkan perawat, termasuk hak asasi manusia,
akses ke perawatan kesehatan, dan keadilan sosial.
Konsep Mayor dan Definisi
1. Caring
Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen dan tanggungjawab terhadap
orang tersebut (Swanson,1991).
2. Knowing
Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah peristiwa yang terjadi dalam hidup
orang lain, menghindari asumsi-asumsi, berfokus pada orang yang dirawat / pasien, mengkaji,
serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan orang yang diberi asuhan dalam proses
“knowing” atau pengenalan (Swanson,1991).
3. Being with
Dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain secara emosional termasuk keberadaannya
untuk orang lain dan berbagi kesedihan dengan orang tersebut (Swanson,1991).
4. Doing for
Yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi kepentingan orang lain termasuk memenuhi
kebutuhan, kenyamanan, dan melindungi orang tersebut (Swanson,1991).
5. Enabling
Yaitu memfasilitasi orang lain untuk melalui masa-masa transisi dalam hidupnya dan melewati
setiap peristiwa hidupnya dengan berfokus pada peristiwa tersebut, mendukungnya, memberi
penjelasan, memvalidasi apa yang dirasakan, menemukan alternatif penyelesaian, dan
memberikan feedback / umpan balik (Swanson,1991).
6. Maintaining belief
Yaitu menumbuhkan keyakinan seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan masa-masa
transisi dalam hidupnya serta menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan, meyakini
kemampuan orang lain, menumbuhkan sikap optimis, membantu menemukan arti atau
mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu ada untuk orang lain dalam situasi apa pun.
Asumsi Teori
Asumsi dasar dari teori ini ditemukan dalam gagasan caring yang dijelaskan Swanson.
Menurut Swanson, caring adalah proses multifaset yang terus ada dalam dinamika hubungan
pasien-perawat. Ada yang melihat proses ini sebagai hubungan yang linear, namun juga harus
dianggap sebagai hubungan siklik, dan proses yang terjadi harus selalu diperbarui karena peran
perawat untuk membantu klien mencapai kesehatan dan kesejahteraan.
Secara umum, proses yang terjadi sebagai berikut, pertama perawat membantu klien
mempertahankan keyakinannya, yang berarti bahwa perawat mendorong pasien dan membantu
untuk memperkuat harapan mereka mengatasi kesulitan saat ini. Hal ini sangat penting terutama
dalam kasus di mana pasien menghadapi penyakit yang mengancam nyawa seperti kanker, atau
peristiwa yang sangat traumatis seperti keguguran (Swanson & Wojnar, 2004).
Sebagai pelengkap dan langkah berikutnya dalam proses untuk mempertahankan
keyakinan, adalah "knowing". Dalam proses “knowing”, perawat berusaha untuk memahami apa
arti situasi yang terjadi saat ini bagi pasien, hal ini muncul dalam bentuk latihan sebagai seorang
perawat, yang menciptakan seseorang dengan rasa tertentu bagaimana kondisi fisik dan
psikologis dapat mempengaruhi seseorang secara keseluruhan. Dengan mengetahui apa yang
dialami pasien, perawat kemudian dapat melanjutkan proses "do for", ada untuk memberikan
tindakan terapi dan intervensi bagi pasien. Proses “do for”, diikuti dengan proses "enabling"
yang memungkinkan pasien untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraannya.
9. SHIRLY M. MOORE
Teori Hidup damai di akhir
Sumber Teoritis
Akhir Hidup Damai (EOL). Teori ini adalah informasi oleh sejumlah kerangka teoritis. Hal
ini didasarkan terutama pada model klasik Donabedians struktur, proses dan hasil (Ruland &
Moore, 1998) yang sebagian, dikembangkan dari teori besar pengaruh systems. Dalam teori
EOL, pengaturan struktur adalah sistem keluarga (pasien sakit parah dan semua orang lain yang
signifikan) yang menerima perawatan dari profesional pada unit rumah sakit perawatan akut.
Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan (intervensi keperawatan) yang dirancang untuk
mempromosikan positif hasil dari berikut:
(1) bebas dari rasa sakit,
(2) mendapatkan penghiburan,
(3) mendapatkan martabat dan rasa hormat,
(4) Berada dalam kedamaian dan
(5) mengalami kedekatan kepada orang lain yang signifikan dan mereka yang peduli.
Penggunaan Bukti Empiris
Teori EOL damai didasarkan pada bukti empiris yang berasal dari kedua pengalaman
langsung dari perawat ahli dan mengkaji secara menyeluruh literatur menangani beberapa
komponen teori. Para standart perawatan terdiri dari praktek terbaik berdasarkan bukti penelitian
yang diturunkan di bidang nyeri, kenyamanan gizi manajemen, dan teori preskriptif relaxation.
Ruland dan Moore (1998) mengidentifikasi enam pernyataan teoritis untuk teori mereka
sebagai berikut:
1. Monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan intervensi farmakologis dan
nonpharmacologic kontribusi dari pengalaman pasien tidak sakit.
2. Mencegah, pemantauan dan menghilangkan ketidaknyamanan fisik, memfasilitasi istirahat,
relaksasi dan kepuasan, dan mencegah komplikasi berkontribusi dengan pengalaman pasien
kenyamanan.
3. Termasuk yang lain pasien dan signifikan dalam pengambilan keputusan tentang perawatan
pasien, memperlakukan pasien dengan martabat, empati dan rasa hormat dan menjadi perhatian
terhadap pasien menyatakan kebutuhan, keinginan, dan preferensi berkontribusi dengan
pengalaman pasien martabat dan rasa hormat.
4. Memberikan dukungan emosional, pemantauan dan pertemuan pasien menyatakan kebutuhan
untuk obat antiansietas, kepercayaan inspirasi, memberikan yang lain pasien dan signifikan
dengan bimbingan dalam masalah-masalah praktis dan memberikan kehadiran fisik orang lain
peduli apakah berkontribusi diinginkan untuk pengalaman pasien merasa damai.
5. Fasilitasi dan berpatisipasi signifikan dalam perawatan pasien, empati kesedihan orang lain,
kekhawatiran dan pertanyaan dan memfasilitasi peluang untuk kedekatan keluarga kepada orang
lain yang signifikan atau orang yang peduli.
6. Pengalaman pasien tidak sakit, kenyamanan, martabat, dan rasa hormat yang damai, kedekatan
dengan orang lain yang signifikan atau orang-orang yang peduli berkontribusi sampai akhir
hidup damai.
Pengembangan Lebih Lanjut
Teori EOL damai adalah sebuah teori baru yang menggunakan sumber asli dan dengan
demikian, Ruland dan Moore mengakui. Sejumlah langkah dapat digunakan untuk memajukan
pembangunan. orang bisa mempertimbangkan penggabungan beberapa kriteria proses dari tiga
conceps (nyeri, kenyamanan, damai) menciptakan sebuah konsep tunggal yang terkait dengan
manajemen gejala fisik psikologis.
Konsep atau pemetaan analisis dapat digunakan untuk menentukan jika beberapa kriteria proses yang
berhubungan dengan tiga konsep (nyeri, kenyamanan, damai). Misalnya :
1. Kreteria proses dan konsep nyeri (monitoring dan mengelola rasa sakit dan menerapkan
intervensi farmakologis dan non phramlocological)
2. kriteria proses kenyamanan (mencegah, pemantauan, dan menghilangkan ketidaknyamanan
fisik)
3. proses perdamaian kriteria (pemantauan dan pasien yang memenuhi kebutuhan obat anti
ansietas).
4. Intervensi nonpharmacological (misalnya musik, humor, atau relaksasi) yang berfungsi untuk
distrac pasien sekarat yang berguna untuk menghilangkan nyeri, kecemasan, dan
ketidaknyamanan fisik secara umum. Revisi ini juga akan berfungsi untuk menghubungkan Teori
EOL Damai untuk berbagai teori tengah Baik dan Moore (1996).
10. Georgene Gaskill EakesPara NCRCS ( The Nursing Consurtium For Research on Chronic Sorrow ) berdasarkan
berbagai Middle Range Theory kesedihan Cronic pada dua sumber utama. Karya Olshansky
pada tahun 1962 dikutip sebagai dasar dari konsep asli kesedihan kronis (Eakes, Burke &
Hainsworth, 1998). Lazarus dan Folksmans (1984) model stres dan adaptasi membentuk dasar
bagi konseptualisasi tentang bagaimana orang mengatasi kesedihan kronis.
Konsep kesedihan kronis berasal karya Olshansky Tahun 1962 (Lindgren, Burke, Hainsworth,
& Eakes, 1992). Para ahli teori NCRCS mengutip pengamatan Olshanskys, orang tua mengalami
kesedihan berulang dan kesedihan kronis panjang. Konsep aslinya digambarkan secara luas
sebagai deskripsi sederhana reaksi psikologis untuk situasi tragis "(Lindgren et al, 1992).
Selama 1980 peneliti lain mulai meneliti pengalaman orang tua dari anak-anak baik
secara fisik atau cacat mental. Karya ini divalidasi kesedihan yang berulang dan sifat tidak
pernah berakhir duka yang dialami oleh orang tua. Sebelumnya untuk pekerjaan ini, duka
dikonseptualisasikan sebagai proses yang menyelesaikan dari waktu ke waktu dan jika belum
terselesaikan, kesedihan yang abnormal menurut Bowlby dan Lindemans (Lindgren et al, 1992).
Berbeda dengan konseptualisasi terikat waktu, yang melekat dalam konsep kesedihan kronis
adalah bahwa kesedihan berulang merupakan pengalaman normal, menurut Wikler, Wasow, dan
Hatfiled (Lindgren et al, 1992). Burke dalam studinya anak-anak dengan spina bifida, kesedihan
kronis didefinisikan sebagai kesedihan luas yang bersifat permanen, periodik dan progresif di
alam '(hainsworth, Eakes, Burke 1994).
NCRCS tidak membatasi teori mereka adanya kesedihan kronis tetapi berusaha untuk memeriksa
respon terhadap duka. Mereka memasukkan Lazarus dan Folksmans 1984 bekerja pada stres dan
adaptasi sebagai dasar untuk metode manajemen yang efektif yang dijelaskan dalam model
mereka (Eakes et al, 1998) Kesenjangan ditemui dan respon untuk kembali kesedihan
merangsang mekanisme koping individu. Ada kategori mengatasi gaya atau manajemen.
Strategi koping internal meliputi tindakan - berorientasi kognitif penilaian kembali dan perilaku
interpersonal. Dengan demikian berbagai Middle Range Theory kesedihan kronis diperpanjang
dasar teoritis kesedihan kronis dalam situasi tertentu tetapi juga tanggapan berupaya untuk
fenomena tersebut.
Konsep Mayor dan Definisi Kesedihan Kronis
Kesedihan kronis adalah kesenjangan yang sedang berlangsung yang dihasilkan dari kerugian
ditandai dengan pervasif dan permanen. Gejala kesedihan berulang secara periodik dan gejala ini
berpotensi progresif.
Kerugian
Kerugian terjadi sebagai akibat dari kesenjangan antara situasi ideal dan nyata atau pengalaman.
Misalnya ada seorang anak yang sempurna dan seorang anak dengan kondisi kronis yang
berbeda dari ideal itu.
Pemicu Kejadian
Situasi pemicu kejadian , keadaan dan kondisi yang menonjolkan perbedaan atau kehilangan
berulang dan memulai atau memperburuk perasaan berduka.
Metode manajemen
Metode manajemen sarana yang berhubungan dengan individu kesedihan kronis. Ini mungkin
internal (strategi koping pribadi) atau eksternal (praktisi perawatan kesehatan atau orang lain
yang intervensi)
Manajemen yang tidak efektif
Efektif manajemen hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan individu atau
meningkatkan perasaan kesedihan kronis.
Manajemen Efektif
Efektif manajemen hasil dari strategi yang mengarah pada peningkatan kenyamanan individu
yang terkena.
BAB III
ANALISA KELOMPOK
Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada tinjauan teori, Middle Range teori adalah
suatu pengembangan teori pada tingkat yang lebih kongkret daripada Grand Teori,karena pada
Grand teori lebih berfokus pada fenomena pusat dari disiplin ilmu seperti individu sebagai sistem
adaptif, defisit perawatan diri,kesatuan manusia, atau menjadi manusia. Grand Teori yang
kerangkanya terdiri dari konsep-konsep dan pernyataan relasional yang menjelaskan fenomena
abstrak.Sedangkan Midle Range Theory diorganisasi dalam lingkup terbatas, memiliki sejumlah
varibel terbatas, dapat diuji secara langsung. Teori Middle-Range memiliki hubungan yang lebih
kuat dengan penelitian dan praktik. Hubungan antara penelitian dan praktik menurut Merton
(1968), menunjukkan bahwa Teori Mid-Range amat penting dalam disiplin praktik.
Pengembangan Middle Range Theory bisa bersumber dari Grand Teori,atau dapat pula
bersumber dari hasil penelitian klinis langsung, hal ini dapat kita lihat dari pernyataan beberapa
ahli. Mungkin ada hubungan yang eksplisit antara beberapa grand teori dan middle range teori.
Sebagai contoh, (middle range teori) Reed (1991) transendensi-diri dan (1988) teori Barrett
kekuasaan secara langsung terkait dengan Ilmu Rogers dari Kesatuan Manusia. Teori Midle
range lainnya mungkin tidak memiliki hubungan langsung dengan grand teori. Dalam hal
ini,asumsi-asumsi filosofis yang mendasari middle range teori dapat berada pada tingkat
paradigma, bukan dari Grand Teori. Namun demikian, hubungan ini penting untuk menetapkan
validitas sebagai teori.
Jika kita bandingkan dengan filosofi teori dan Grand teori,middle range teori dapat
digunakan langsung dalam tatanan praktik, karena memiliki variable yang spesifik misalnya kita
ambil contoh dari Teori Trajectory Illness dari Wiener dan Dodd, teori ini lahir dari bentuk studi
kualitatif yang dilakukan pada khusus penderita kanker,kemudian juga teori Cheryl T.Beck yang
mengkhususkan teori pada tatanan praktik yang diaplikasikan pada Post Partum Depresion.
Midle range teori adalah bagian dari struktur disiplin ilmu keperawatan.Teori ini
menjelaskan fenomena spesifik yang terkait dengan praktek keperawatan. Kajian analisis teori
transendensi-diri menjelaskan bagaimana penuaan atau mendorong kerentanan manusia
melampaui batas-batas untuk diri intrapribadi fokus pada makna kehidupan, interpersonal pada
koneksi dengan orang lain dan lingkungan, temporal untuk mengintegrasikan masa lalu,
sekarang, dan masa depan, dan transpersonally untuk terhubung dengan dimensi di luar fisik
realitas. Transendensi-diri ini terkait dengan kesejahteraan atau penyembuhan, salah satu dari
diidentifi kasi fokus dari disiplin keperawatan. Teori ini telah diuji dalam penelitian dan
digunakan untuk memandu praktik keperawatan. Dengan ekspansi Middle Range Teori
memperkaya disiplin ilmu keperawatan.
Dari beberapa ciri yang dimiliki Middle Range Teori ada beberapa aspek yang menjadi
catatan penting yaitu posisi Middle Range Teori berada pada lingkaran tengah, semi konsep semi
praktis. Dapat dilakukan ditarik keatas mendekati tatanan konsep dapat pula ditarik kebawah
lebih mendekati praktik klinik, tergantungan penggunaan konsep-konsep dan aplikasinya. Hal ini
dapat kita lihat pada beberapa cirri yang diungkapkan oleh beberapa ahli yang menyatakan
Middle Range Teori dipengaruhi oleh penggunaannya yang mampu diaplikasikan dalam
berbagai situasi, masih memiliki suatu unsur abstrak ,namun lebih mudah diaplikasikan ke dalam
praktik dibandingkan dengan Grand Teori.
DAFTAR PUSTAKA
Beck, Cheryl Tatano.2006. Postpartum mood and anxiety disorders : a clinician’s guide. Sudbury:
Jones and Bartlett Publishers
Kim, Hesook Suzie & Kollak, Ingrid. 2006. Nursing Theories, Conceptual & Philosophical
Foundations. Second edition. New York: Springer Publishing Company.
Kolcaba. 1997. Comfort Theory and Practice. www.thecomfortline.com. Diunduh tanggal 30
September 2011, jam 21.10
McKenna, Hugh.1997. Nursing Theories and Models. New York: Routledge.
Meleis, Afaf Ibrahim. 2010.Transitionstheory: middle-range and situation specific theories in nursing
research and practice. New York: SpringerPublishingCompany.
Parker,Marilyn E. & Smith, Marlaine Cappelli. 2010. Nursing theories and nursing practice. 3rd ed.
Philadelphia: F. A. Davis Company.
Peterson,Sandra J. & Bredow, Timothy S.2009. Middle Range Theories, Application to Nursing
Research. Second edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.
Sieloff, Christina Leibold and Frey, Maureen A. 2007. Middle Range Theory Development Using
King’s Conceptual System. New York: Springer Publishing Company .
Smith,Mary Jane & Liehr, Patricia R. 2008. Middle range theory for nursing. 2nd ed. New York:
Springer Publishing Company.
Tomey, Alligood. 2006. Nursing Theorist and Their Work. Sixth edition. Toronto: The CV Mosby
Company St. Louis
Diposkan oleh dewa adi surya di 01.17 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Arsip Blog ► 2013 (1)
▼ 2012 (23) o ► November (1) o ► Oktober (2) o ► September (14) o ▼ April (6)
fkp unair schort injection nursing " troli lepas" strategi pelaksanaan dan strategi komunikasi dalam... Kebijakan kesehatan: praktek keperawatan TEORI KEPERAWATAN
Template Simple. Diberdayakan oleh Blogger. http://dewaadisurya.blogspot.co.id/2012/04/tugas-nursing-theory.html