Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

  • Upload
    yogi

  • View
    224

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    1/59

    LAPORAN TUGAS AKHIR

    ANALISIS PROSEDUR KEADAAN DARURAT KERACUNAN

    MAKANAN DI PT. DENSO INDONESIA

    SUNTER PLANT

    Dewi Kusuma Amartani

    R.0009029

    PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    Surakarta

    2012

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    2/59

     

    ii

    PENGESAHAN TUGAS AKHIR

    Magang dengan judul Analisis Prosedur Keadaan Darurat KeracunanMakanan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant

    Dewi Kusuma Amartani, NIM : R0009029, Tahun : 2012

    Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Tim Penguji Magang 

    Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

    Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

    Pada Hari.............Tanggal.............

    Pembimbing I

    Lusi Ismayenti, ST. M. Kes

    NIP. 197203222008122001  ……………………………… 

    Pembimbing II

    Sri Hartati H, Dra., Apt., SU

    NIP. 194907091979032001 ...……………………………

    Penguji

    Drs. Sarsono, M. Si ……………………………...

    NIP. 195811271986011001

    Surakarta,…………………………

    Tim Magang  Ketua prodi

    D.III Hiperkes dan KK

    Dra. Cr. Siti Utari, M.Kes Sumardiyono, SKM, M.Kes 

    NIP. 19540505 198503 2001 NIP. 196507061988031002 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    3/59

     

    iii

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    4/59

     

    iv

    KATA PENGANTAR 

    Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yangtelah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayahNya sehingga penulis bisa

    menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul : “Analisis Prosedur Keadaan

    Darurat Keracunan Makanan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant” 

    Penulisan laporan ini dalam rangka tugas akhir serta sebagai salah satu

    persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Hiperkes dan

    Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 

    Selama penelitian dan penyusunan laporan ini, penulis telah banyak

    mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

    kesempatan ini, perkenankan penulis ucapkan terima kasih kepada : 

    1.  Bapak Prof. Dr. H. Zainal Arifin Adnan, dr. Sp.PD-KR-FINASIM, selaku

    Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 

    2.  Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III

    Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta. 

    3.  Ibu Lusi Ismayenti, ST. M. Kes dan Ibu Sri Hartati yang telah membimbing

    dalam penyusunan laporan.

    4.  Pemimpin Perusahaan PT. Denso Indonesia Sunter Plant, yang telah

    memberikan kesempatan kepada penulis Untuk melaksanakan Praktek Kerja

    Lapangan atau Magang. 

    5.  Bapak Heru Sudaryanto, selaku Manager SHE Dept dan Ibu Vera Candra

    Dewi, Bapak Agus Triyanto serta Ibu Dwi Kusrini, selaku SHE Dept yang

    telah membimbing dan mengarahkan kami dalam melaksanakan kegiatan

    magang. 

    6.  Semua karyawan PT. Denso Indonesia Sunter Plant, atas segala bantuan dan

    dukungtan yang diberikan. 

    7.  Bapak, ibu, adik, keluarga, teman-teman Wisma Barokah dan orang-orang

    terdekat yang saya sayangi, atas segala doa, dukungan dan motivasinya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar. 

    8.  Semua teman-teman di Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja. 

    Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan

    dalam penyusunan laporan magang ini. Tetapi besar harapan penulis agar laporan

    ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, serta penulis senantiasa

    mengharapkan masukan, kritikan dan saran yang membangun dalampenyempurnaan laporan ini. 

    Surakarta, Juni 2012 

    Penulis 

    Dewi Kusuma Amartani 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    5/59

     

    v

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................... iHALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN .......................................... iii

    ABSTRAK .................................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ................................................................................. v

    DAFTAR ISI ................................................................................................ vi

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

    A.  Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

    B. 

    Rumusan Masalah ................................................................. 3C.  Tujuan Penelitian .................................................................. 3

    D.  Manfaat Penelitian ................................................................ 3

    BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 5

    A.  Tinjauan Pustaka ................................................................... 5

    B.  Kerangka Pemikiran .............................................................. 25

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 26

    A.  Metode Penelitian ............................................................... 26

    B.  Lokasi Penelitian ................................................................. 26

    C. 

    Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ................................ 26

    D.  Sumber Data ....................................................................... 26

    E.  Teknik Pengumpulan Data ................................................. 27

    F.  Analisis Data ...................................................................... 27

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 29

    A.  Hasil ................................................................................... 29

    B.  Pembahasan ....................................................................... 43

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 51

    A. 

    Simpulan ............................................................................ 51B.  Saran ................................................................................... 52

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 53

    LAMPIRAN

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    6/59

     

    vi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran ....................................................... 25

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    7/59

     

    vii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Surat Keterangan (Sertifikat) Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan/Magang di PT. Denso Indonesia Sunter Plant

    Lampiran 2. Peta Lokasi PT. Denso Indonesia Sunter Plant

    Lampiran 3. Lay Out Jalur Evakuasi PT. Denso Indonesia Sunter Plant

    Lampiran 4. Kebijakan K3 dan Lingkungan Denso Indonesia Group

    Lampiran 5. Organisasi SHE Denso Indonesia Group

    Lampiran 6. Nomor-nomor Telepon Penting Kondisi Darurat

    Lampiran 7. Data Pelayanan Kesehatan

    Lampiran 8. Lay Out Tandu dan Kotak P3K

    Lampiran 9. Struktur Organisasi Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

    Lampiran 10. Schedule Patrol Mingguan (Kantin, Loker, Toilet)

    Lampiran 11. Check List Pemeriksaan Kantin

    Lampiran 12. Check List Dapur Harian

    Lampiran 13. Menu Makanan Karyawan

    Lampiran 14. Draft RunDown Simulasi Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

    Keracunan Makanan pada Karyawan

    Lampiran 15. Lay Out Simulasi Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

    Keracunan Makanan pada Karyawan

    Lampiran 16. Dokumentasi Simulasi Kejadian Keracunan Makanan

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    8/59

    BAB I 

    PENDAHULUAN 

    A.  Latar Belakang Masalah 

    Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia.

    Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara

    pengolahannya (Santoso, 1999). Makanan-makanan tersebut sangat mungkin

    sekali menjadi penyebab terjadinya gangguan dalam tubuh sehingga jatuh

    sakit. Salah satu cara untuk memelihara kesehatan adalah dengan

    mengkonsumsi makanan yang aman, yaitu dengan memastikan bahwa

    makanan tersebut dalam keadaan bersih dan terhindar dari wholesomeness

    (penyakit). Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan suatu makanan

    menjadi tidak aman, Salah satu di antaranya dikarenakan terkontaminasi

    (Thaheer, 2005). 

    Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan minuman dapat

    menyebabkan makanan tersebut dapat menjadi media bagi suatu penyakit.

    Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang terkontaminasi disebut

    penyakit bawaan makanan ( food-borned diseases) (Susanna, 2003). 

    Penyakit bawaan makanan merupakan salah satu permasalahan

    kesehatan masyarakat yang paling banyak dan paling membebani yang pernah

    dijumpai di zaman modern ini. Penyakit tersebut menimbulkan banyak korban

    dalam kehidupan manusia dan menyebabkan sejumlah besar penderitaan,

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    9/59

    khususnya di kalangan bayi, anak, lansia dan mereka yang kekebalan

    tubuhnya terganggu (WHO, 2006). 

    Sejumlah survei terhadap kejadian luar biasa (KLB) penyakit bawaan

    makanan yang berjangkit di seluruh dunia memperlihatkan bahwa sebagian

    besar kasus penyakit bawaan makanan terjadi akibat kesalahan penanganan

    pada saat penyiapan makanan tersebut baik di rumah, jasa katering, kantin

    rumah sakit, sekolah, perusahaan atau di pangkalan militer atau pada saat

     jamuan makan (WHO, 2006). 

    Keadaan aman sepenuhnya tidak mungkin tercapai karena selalu

    terdapat kemungkinan ada faktor yang tidak diperhitungkan. Oleh karena itu

    disemua industri tidak cukup apabila manajemen hanya melakukan

    perancanaan untuk operasi normal, melainkan harus membuat persiapan dan

    perencanaan keadaan darurat. Tujuannya adalah untuk membatasi kerugian

    baik berupa materil maupun korban manusia jika terjadi suatu keadaan darurat

    di tempat kerja (Sahab, 1997) 

    PT. Denso Indonesia Sunter Plant merupakan perusahaan yang

    bergerak di bidang produksi komponen kendaraan bermotor yang telah

    mempunyai kantin sendiri dengan penyediaan menu makanan menggunakan

     jasa koki. makanan tersebut sangat mungkin dapat penyebab terjadinya

    gangguan dalam tubuh kita sehingga kita jatuh sakit. Beragamnya potensi dan

    faktor bahaya yang berisiko terjadi kecelakan kerja menuntut perusahaan agar

    selalu tanggap akan terjadinya hal-hal darurat yang dapat menimbulkan

    kecelakaan kerja. 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    10/59

    Dari latar belakang di atas maka perusahaan telah membuat suatu

    prosedur untuk menanggulangi keadaan darurat, salah satunya adalah tentang

    keadaan darurat keracunan.

    B. 

    Rumusan Masalah 

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,

    maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

    “Bagaimana prosedur penanggulangan keadaan darurat keracunan di PT.

    Denso Indonesia Sunter Plant?” 

    C.  Tujuan Penelitian 

    Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur

    penanggulangan keadaan darurat keracunan makanan di PT. Denso Indonesia

    Sunter Plant. 

    D.  Manfaat Penelitian 

    1.  Perusahaan

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan

    yang berarti sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan prosedur

    tanggap darurat agar lebih baik lagi khususnya untuk keadaan darurat

    keracunan

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    11/59

    2.  Penulis 

    Penelitian ini dapat memberikan kesan tersendiri bagi penulis

    karena dengan adanya penelitian ini penulis dapat belajar tentang keadaan

    darurat keracunan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant apalagi keracunan

    dapat terjadi dimana saja sehingga apabila suatu saat terjadi keracunan

    dapat melakukan pertolongan pada korban keracunan untuk sedikit

    mengurangi keparahan sebelum dibawa ke rumah sakit atau tindakan lebih

    lanjut dari dokter. 

    3.  Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja 

    Menambah reverensi buku di perpustakaan Program Diploma III

    Hiperkes dan Keselamatan Kerja dan dapat digunakan sebagai tambahan

    pengetahuan tentang kesiapsiagaan dan tanggap darurat khususnya pada

    keadaan darurat keracunan. 

    4.  Pembaca

    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

    mengenai keadaan darurat di suatu perusahaan yang berguna bagi

    peningkatan pengetahuan dan wawasan pembaca.

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    12/59

    BAB II 

    LANDASAN TEORI 

    A.  Tinjauan Pustaka 

    1.  Keadaan Darurat dan Keracunan 

    a.  Keadaan Darurat 

    Keadaan darurat adalah suatu peristiwa yang tidak normal yang

    menuju kepada resiko mencelakai manusia, merusak peralatan atau

    lingkungan antara lain kebakaran, peledakan, kebocoran gas beracun,

    tumpahan material berbahaya, bencana alam, rumor dan lain-lain.

    (Guming, 1995 dalam Sri Pujiasih) 

    Menurut Depnaker RI (1996), suatu keadaan darurat besar

    didalam suatu pekerjaan adalah suatu yang mempunyai potensi untuk

    menyebabkan cedera berat atau kematian. Walaupun keadaan darurat

    mungkin disebabkan oleh sejumlah factor yang berbeda misalnya

    kegagalan perlengkapan instalansi pabrik, kesalahan manusia, gempa

    bumi, tabrakan kendaraan atau sabotase dalam keadaan normal

    manifestasinya dalam tiga bentuk dasar yaitu kebakaran, peledakan

    atau lepasnya gas beracun. 

    Keadaan darurat adalah suatu kondisi yang mengancam

    keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan (Kusuma D.T, 2006),

    keadaan darurat meliputi :

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    13/59

    1)  Kebakaran, peledakan dan pencemaran 

    2) 

    Tumpahan material atau bahan berbahaya beracun (B3) 

    Kenyataan menunjukkan bahwa betapapun sempurna dan

    efektifnya usaha pencegahan yang dilakukan oleh suatu perusahaan,

    bencana tetap merupakan ancaman paten (Depnaker, 2002) 

    Suatu industri perlu menyiapkan diri agar segera dapat

    mengambil langkah penanggulangan pada awal kejadian atau

    membatasi jumlah korban dan kerugian material. Untuk itu perlu

    pengorganisasian yang sebaik-baiknya disesuaikan dengan kebutuhan

    perusahaan (Sahab, 1997) 

    Rencana tanggap darurat merupakan rencana yang dirancang

    untuk menangani perlindungan segera pada pekerja dan lingkungan

    pada saat terjadi keadaan darurat (Kuhre, 1996)

    b.  Keracunan

    Disebut keracunan makanan bila seseorang mengalami

    gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang

    terkontaminasi bakteri atau racun yang dihasilkan oleh bakteri

    penyakit. Mikroorganisme ini dapat masuk kedalam tubuh kita melalui

    makanan dengan perantara orang yang mengolah makanan atau berasal

    dari makanan itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik.

    Keracunan makanan merupakan penyakit yang diakibatkan

    pengkonsumsian makanan atau minuman yang memiliki kandungan

    bakteri atau bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    14/59

    didalam fungsi normal tubuh. Keracunan makanan adalah penyakit

    yang berlaku akibat memakan makanan yang tercemar. Makanan

    dikatakan tercemar jika ia mengandung sesuatu benda atau bahan yang

    tidak seharusnya berada didalamnya

    c.  Penyebab Keracunan Makanan 

    Menurut Center of Disease Control  (CDC), sebagian besar

    keracunan makanan akibat kesalahan dalam pengolahan makanan

    seperti : 

    1)  Membiarkan makanan yang telah siap saji pada suhu yang baik

    bagi bakteri untuk tumbuh 

    2)  Kesalahan memasak atau menghangatkan kembali makanan 

    3)  Kontaminasi silang 

    4) 

    Kontaminasi oleh tangan pengolah makanan (koki) 

    Adapun makanan yang sering dipengaruhi bakteria adalah

    sebagai berikut : 

    1)  Susu atau makanan bersusu seperti keju dank krim 

    2)  Masakan berlemak seperti nasi lemak, nasi beriyani, mi dan

    sebagainya 

    3)  Roti dan kuih-mulih 

    4)  Makanan laut seperti kerang 

    5)  Daging-lembu, ayam, ikan 

    6)  Makanan dalam tin yang telah kemik atau yang kembung pada

    bagian atasnya atau berkarat 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    15/59

    Keadaan sekitar anda dan pengendalian makanan yang tidak

    teliti juga menggalakkan  bakteria mencemari makanan. Beberapa

    contoh keadaan yang sering berlaku :

    1)  Makanan mentah

    2)  Daging, ayam dan ikan tidak disimpan di tempat dingin 

    3)  Makanan beku yang dibiarkan `cair' pada suasana yang panas

    untuk terlalu lama 

    4)  Makanan dalam tin terdedah kepada suhu bilik selepas dibuka 

    5)  Makanan basah dan berair yang didedahkan pada tempat panas 

    6)  Buah-buahan serta sayur-sayuran yang tidak dicuci dengan baik  

    7)  Makanan tercemar semasa dimasak atau dibungkus 

    8)  Makanan tidak disimpan segera 

    d. 

    Tanda-tanda Keracunan Makanan 

    Adapun tanda-tanda umum keracunan makanan adalah sebagai berikut : 

    1)  Kekejangan otot 

    2)  Demam 

    3)  Kerap membuang air besar. Tinja cair dan mungkin disertai darah,

    nanah dan mukus 

    4)  Otot-otot lemah dan badan terasa seram sejuk  

    5)  Loya dan muntah 

    6)  Memulas dan sakit perut 

    7)  Kadangkala demam dan dehidrasi 

    8)  Cirit birit 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    16/59

    9)  Hilang selera makan 

    Gejala yang diderita berbeda dari seorang ke orang lain dan

    tergantung pada :

    1)  Jenis racun atau jenis bakteria 

    2)  Jumlah racun atau bakteria yang termakan 

    3)  Umur seseorang 

    4)  Ketahanan seseorang 

    Biasanya tanda-tanda dan gejala mulai timbul beberapa jam

    setelah memakan makanan yang tercemar atau beberapa hari

    kemudiannya. Waktu timbulnya gejala setelah seseorang

    mengkonsumsi makanan beracun sangat bervariasi tergantung jenis

    mikroorganisme yang menginfeksi. Namun rata-rata mereka akan

    mengeluhkan gangguan kesehatan setelah 30 menit sampai 2 minggu

    setelah menyantap makanan beracun. Keluhan yang dirasakan antara

    lain nyeri perut, mules, diare, muntah dan demam. Keluhan ini

    dirasakan dari tingkat ringan sampai berat. 

    Bayi, anak-anak dan orang tua adalah mereka yang paling

    rentan terkena keracunan makanan karena fungsi kekebalan tubuh

    mereka lebih lemah bila dibandingkan dengan kelompok usia lain. 

    Beberapa catatan tentang pertolongan pertama pada keracunan

    makanan antara lain : 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    17/59

    10 

    1)  Kenali gejala-gejala keracunan seperti kepala pusing, perut mual,

    badan menjadi dingin dan lemas. Biasanya gejala ini muncul

    beberapa saat setelah kita makan atau minum sesuatu. 

    2)  Segera minum susu kental atau minum air putih sebanyak-

    banyaknya. Air kelapa muda telah terbukti memiliki khasiat

    sebagai penawar dan pengurai zat racun. 

    3)  Jika ingin muntah segera muntahkan keluar, namun jika tidak

    beristirahatlah saja sampai kondisi membaik  

    4)  Jika ternyata kondisi masih tidak berubah dalam beberapa jam dan

    menunjukkan gejala-gejala yang lebih parah semisal kejang-

    kejang, sebaiknya segera ditangani oleh ahli medis. Jangan lupa

    membawa serta contoh makanan beracun ataupun mengingat

    makanan yang telah dimakan untuk mempermudah dokter

    mendiagnosa. 

    e.  Pertolongan Pada Keracunan Makanan 

    Pertolongan pertama pada keracunan makanan : 

    1)  Untuk mengurangi kekuatan racun, berikan air putih sebanyak-

    banyaknya atau diberi susu yang telah dicampur dengan telur

    mentah 

    2)  Agar perut terbebas dari racun, berikan norit dengan dosis 3-4

    tablet selama 3 kali berturut-turut dalam setiap jamnya 

    3)  Air santan kental dan air kelapa hijau yang dicampur 1 sendok

    makan garam dapat menjadi alternatif jika norit tidak tersedia. 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    18/59

    11 

    4)  Jika penderita dalam kondisi sadar, usahakan agar muntah.

    Lakukan dengan cara memasukkan jari pada kerongkongan leher

    dan posisi badan lebih tinggi dari kepala untuk memudahkan

    kontraksi 

    5)  Apabila penderita dalam keadaan pingsan, bawa segera kerumah

    sakit atau dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. 

    Untuk keracunan pada anak ada beberapa tindakan, diantaranya

    adalah sebagai berikut :

    1)  Jika anak muntah dan mengalami cirit-birit, periksa suhu badan

    untuk menentukan ada demam 

    2)  Periksa tinja untuk menentukan terdapat darah atau nanah 

    3)  Biarkan anak berbaring dan jangan diberikan sembarang makanan

    tetapi pastikan dia kerap diberi minum air yang dicampur sedikit

    garam dan diberi glukosa 

    4)  Coba tentukan makanan yang diberikaan oleh anak yang telah

    menyebabkan timbulnya tanda-tanda penyakit 

    f.  Pencegahan Keracunan Makanan 

    Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya

    keracunan makanan adalah sebagai berikut : 

    1)  Biasakan mencuci tangan sebelum melakukan aktifitas yang

    berhubungan dengan makanan. Baik itu sebelum mengolah

    makanan ataupun menyantap makanan. Cucilah tangan

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    19/59

    12 

    menggunakan sabun agar kuman bakteri yang ada pada tangan

    segera mati 

    2)  Pisahkan antara makanan yang belum diolah dengan makanan yang

    telah siap saji. Jangan menghidangkan makanan pada tempat yang

    kotor atau bekas dipakai tempat makanan mentah. 

    3)  Masaklah makanan sampai-sampai benar matang. Jangan

    mengkonsumsi makanan mentah atau makanan setengah matang 

    4)  Bekukan makanan yang akan disimpan dalam waktu yang lama. 

    Untuk mencegah terjadinya keracunan makanan, kita sebaiknya

    melakukan :

    1)  Pengelolaan sistem higiene yang baik  

    2)  Pengelolaan makanan yang baik  

    3) 

    Hindari terjadi kontaminasi dari manapun 

    4)  Simpan makanan dalam suhu yang tepat (kurang dari 5°C untuk

    makanan yang disimpan didalam kulkas dan lebih dari 60°C untuk

    makanan yang panas) 

    5)  Hindari makan makanan yang asam yang dikemas dalam kemasan

    yang terbuat dari logam 

    6)  Hindari makan jamur yang liar 

    7)  Hindari mengkonsumsi makanan setengah matang. 

    Cara yang paling baik dan berkesan untuk mencegah kejadian

    keracunan makanan adalah dengan melindungi makanan dari tercemar

    dan mengawasi punca-punca pencemaran seperti berikut : 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    20/59

    13 

    1)  Manusia 

    a) 

    Menghindari hal buruk seperti merokok, mengorek hidung dan

    telinga serta menggaruk kepala atau bagian-bagian lain pada

    badan selagi makan.

    b)  Selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri supaya tidak

    menjadi penular kepada orang lain 

    c)  Membasuh tangan secara teliti terutama setelah ke peternakan,

    memegang bahan mentah dan mengangkut sampah. 

    d)  Menjaga kebersihan sekitar 

    e)  Memastikan peralatan yang rusak atau retak tidak digunakan

    lagi 

    f)  Selalu menutup makanan yang dihidangkan dengan penutup

    saji

    g)  Tidak menyediakan makanan terlalu awal 

    2)  Bahan mentah 

    a)  Bahan-bahan mentah, terutama daging atau hasilnya harus

    disimpan pada suhu yang rendah (kurang dari 4°C) 

    b) 

    Bahan mentah harus disimpan terpisah dengan makanan yang

    sudah dimasak dan siap dimakan 

    c)  Gunakan peralatan seperti pisau dan papan pemotong yang

    berbeda untuk menghindari pencemaran 

    d)  Cuci bahan mentah dengan teliti untuk mengeluarkan kotoran

    atau benda asing pada permukaannya 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    21/59

    14 

    e)  Basuh tangan sampai bersih setelah memegang bahan mentah

    seperti daging mentah sebelum memakan makanan yang telah

    tersedia. 

    3)  Serangga dan hewan 

    a)  Hewan seperti lalat, tikus, lipas, burung dan binatang

    peliharaan adalah makhluk pembawa kotoran dan bakteria 

    b)  Kawalan serangga dan hewan ini akan membantu

    mengurangkan pencemaran makanan secara berkesan.

    4)  Air

    Jika air yang digunakan tidak diperoleh secara langsung dari

    sumber utama, misalnya dari tangki yang terdedah atau

    menggunakan sambungan pipa getah, pencemaran boleh berlaku

    melalui kebocoran ini.

    2.  Penanganan Keadaan Darurat 

    a.  Prosedur Keadaan Tanggap Darurat 

    Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi

    keadaan darurat atau bencana yang diuji secara berkala untuk

    mengetahui kendalanya pada saat kejadian yang sebenarnya. Pengujian

    prosedur secara berkala tersebut dilakukan oleh personel yang

    memiliki kompetensi kerja dan untuk instansi yang memiliki bahaya

    besar harus dikoordinasikan dengan instansi terkait yang berwenang

    (Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER. 05/MEN/1996) 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    22/59

    15 

    Perusahaan memiliki dan menerapkan prosedur kesiapsiagaan

    dan tanggap darurat yang mencakup pencegahan, penanggulangan,

    investigasi, dan pemulihan keadaan darurat. 

    b.  Identifikasi Keadaan Tanggap Darurat 

    Identifikasi keadaan darurat dapat dijelaskan dalam prosedur

    kesiapsiagaan dan tanggap darurat atau diterapkan dalam bentuk peta

    bahaya. Untuk setiap kondisi darurat dibuatkan instruksi kerja atau

    prosedur untuk mencegah dan menanggulangi keadaan darurat

    (Kusuma D.T, 2006) 

    Prosedur tanggap darurat yaitu cara dalam mengantisipasi

    keadaan darurat. Menurut Kuhre (1996), rencana kesiapsiagaan dan

    tanggap darurat dibagi menjadi tiga bagian dan setiap bagian tersebut

    masih memiliki bagian-bagian tersendiri. Ketiga bagian tersebut adalah

    1)  Persiapan Distribusi

    Rencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus

    dipersiapkan dan disusun oleh pakar lingkungan, kesehatan dan

    keselamatan kerja setempat yang mengetahui pengetahuan akan

    kondisi dan peraturan yang berlaku. Tim kesiapsiagaan dan

    tanggap darurat juga harus terlibat dalam persiapan rencana atau

    sekurangnya dalam perbaikan selanjutnya dari rencana yang ada

    sehingga mereka mengetahui keseluruhan rencana dengan baik dan

    turut merasa sebagai penyumbang saran. Rencana kesiapsiagaan

    dan tanggap darurat harus diubah jika komponen-komponen yang

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    23/59

    16 

    penting telah kadaluarsa atau terjadi perubahan peraturan-peraturan

    untuk setiap perubahan yang dibuat, tanggal dan nomor revisi

    harus dicatat. Semua rencana yang diterbitkan tanpa nomor akan

    dianggap salinan yang tidak terkontrol. 

    Sekurang-kurangnya satu salinan harus ada disetiap

    gedung, biasanya diletakkan di pos penjagaan atau kotak ditembok

    dekat pintu keluar. Individu-individu dibawah ini harus

    mempunyai salinan yang dikontrol : 

    1)  Setiap anggota tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat 

    2)  Komite keselamatan atau departemen K3 

    3)  Perwakilan lingkungan, kesehatan dan keselamatan

    4)  Dinas pemadam kebakaran 

    5) 

    Rumah sakit setempat 

    6)  Koordinator lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja. 

    2)  Aktivitas Utama Dan Komponen Yang Harus Dipersiapkan

    Sebelum Keadaan Darurat 

    Semua rencana kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus

    bersifat spesifik bila diharapkan dapat berguna pada suatu keadaan

    darurat. Ada beberapa unsur kunci utama pada sebagian besar

    rencana tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat dan hal-hal tersebut

    adalah sebagai berikut.

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    24/59

    17 

    a)  Pembentukan Tim Kesiapsiagaan Dan Tanggap Darurat 

    Tim harus terdiri dari para pekerja yang memiliki pengetahuan

    atau dapat terlatih untuk bertindak dalam keadaan darurat

    seperti kebakaran, ledakan, tumpahan bahan kimia, dan lain

    sebagainya. Anggota kunci dari tim kesiapsiagaan dan tanggap

    darurat adalah pemimpin tim. (Kuhre, 1996) 

    Anggota tim harus pada tingkat kesehatan dan kebugaran

     jasmani yang tinggi, disiplin dan mampu bekerja dalam situasi

    stress yang berat, karena itu untuk tim penanggulangan

    keadaan darurat perlu dilakukan seleksi untuk mendapat

    personel yang sesuai dengan kebutuhan. (Sahab, 1997) 

    Jumlah yang memadai dari pekerja yang menjadi anggota

    TKTD harus ada tim untuk semua shift dan anggota tim perlu

    diubah-ubah dan setiap tim membutuhkan pemimpin

    (Kuhre,1996)

    Untuk mengatasi keadaan darurat perlu ditunjuk seorang

    pejabat sebagai coordinator umum untuk memimpin seluruh

    operasi dan coordinator lapangan sebagai pemegang komando

    ditempat kejadian (Sahab, 1997)

    b)  Alat Pelindung Diri 

    Alat Pelindung Diri (APD) harus ditempatkan di lokasi yang

    strategis. APD meliputi alat bantu pernafasan, baju tahan bahan

    kimia, sarung tangan, sepatu bot. (Kuhre, 1996) 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    25/59

    18 

    Alat dan sistem keadaan darurat diperiksa, di uji dan dipelihara

    secara berkala untuk kesiapan menangani keadaan darurat

    (Peraturan Menteri Tenaga Kerja no PER.05/MEN/1996) 

    c)  Alat Pembersih Tumpahan Bahan Kimia 

    Untuk membersihkan tumpahan bahan kimia perlu disediakan

    alat pembersih khusus. Alat tersebut ditempatkan pada area

    yang beresiko tinggi dan disesuaikan dengan jenis bahan kimia

    yang ada, biasanya meliputi : bantal penyerap, penetral asam,

    penetral basa, kertas ph, drum dan kantong buangan, label

    limbah berbahaya, pita isolasi, penutup buangan, peralatan,

    sapu, sekop, dan garis (Kuhre, 1996) 

    d)  Pelatihan 

    Anggota harus dilatih tentang bagaimana menangani situasi-

    situasi yang berbeda seperti tumpahan bahan kimia, kebakaran,

    cedera, gempa bumi dan masalah-masalah yang ekstrim.

    Subyek-subyek yang diberikan termasuk perlindungan

    pernafasan, pengetahuan tentang racun, sistem komando

    kecelakaan, prosedur pembersihan tumpahan bahan kimia,

    penanganan drum gawat darurat, klasifikasi bahaya, pemakaian

    lembar data keamanan bahan, identifikasi bahaya dan penilaian

    bahaya, peralatan perlindungan personil, peralatan pemantauan,

    pertolongan pertama, penanggulangan kebakaran, petunjuk

    tindakan gawat darurat dari departemen transportasi,

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    26/59

    19 

    dekontaminasi, dan beberapatopik umum dan spesifik lainnya.

    (Kuhre, 1996) 

    Sebagai kesiapan untuk menangani keadaan darurat maka

    petugas penanganan keadaan darurat diberikan pelatihan

    khusus (Peraturan Menteri Tenaga Kerja no

    PER.05/MEN/1996). 

    e)  Pelatihan Praktik  

    Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus mendapat latihan

    praktik untuk mempraktikan ketrampilan yang mereka pelajari

    selama pelatihan. Latihan ini harus dilakukan dua bulan sekali

    dengan diskusi pada keberhasilan yang didapat dan masalah

    yang dijumpai (Kuhre, 1996) 

    f) 

    Fisik  

    Semua anggota tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus

    menjalani tes kebugaran pernafasan dan fisik. Pemeriksaan

    kesehatan harus dijadikan persyaratan untuk meminimumkan

    kemungkinan bahwa seorang anggota tim kesiapsiagaan dan

    tanggap darurat untuk dapat menjalankan tugasnya karena

    keadaan fisik yang tidak memungkinkan (Kuhre, 1996) 

    g)  Sarana Komunikasi 

    Radio panggil atau sarana komunikasi keadaan darurat lainnya

    harus diberikan kepada tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat.

    Anggota tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat masing-masing

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    27/59

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    28/59

    21 

    berkumpul dititik tersebut pada saat keadaan darurat (Kuhre,

    1996) 

    l)  Peralatan Gawat Darurat Lainnya 

    Selain peralatan pembersih tumpahan, radio dan peralatan

    perlindungan personil, ada peralatan perlindungan lainnya juga

    harus dimiliki. Pencuran pengaman, alat pencuci mata,

    pemadam kebakaran, P3K, alat transfusi darah, oksigen,

    peralatan dekontaminasi adalah contoh peralatan yang berguna

    lainnya (Kuhre, 1996) 

    m) Praktik Evakuasi 

    Sekurang-kurangnya sekali setahun seluruh pekerja harus

    mendapatkan latihan praktik evakuasi. Bila seluruh fasilitas

    akan terganggu bila dilakukan latihan bersama, maka tiap

    bagian dapat dilakukan latihan terpisah (Kuhre, 1996)

    3)  Aktivitas Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

    a)  Pemberitahuan 

    Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat diberitahu akan adanya

    keadaan gawat darurat oleh pusat komando pengaman atau

    sumber lain dn tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat

    berkumpul didekat lokasi gawat darurat pada tempat yang

    aman (Kuhre, 1996)

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    29/59

    22 

    b)  Evakuasi 

    Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat akan membunyikan

    tanda bahaya dan mengevakuasi pekerja dari area bahaya bila

    ada ancaman terhadap keselamatan jiwa manusia (Kuhre, 1996) 

    c)  Perhitungan Pekerja Pada Titik Pertemuan 

    Menghitung pekerja pada titik pertemuan adalah tanggung

     jawab pengawas untuk menghitung seluruh pekerjanya pada

    titik pertemuan termasuk yang sakit dan cuti (Kuhre, 1996) 

    d)  Penilaian Keadaan Darurat 

    Setelah wawancara singkat dengan pekerja yang terlibat, tim

    kesiapsiagaan dan tanggap darurat akan menggunakan alat

    pelindung diri dan memeriksa area untuk memastikan semua

    pekerja sudah keluar dan membuat penilaian akan keadaan

    gawat darurat tersebut (Kuhre, 1996)

    e)  Memindahkan Pekerja Yang Cedera 

    Bila ditemukan adanya pekerja yang cedera, mereka harus

    dipindahkan dari lokasi keadaan gawat darurat hanya oleh tim

    kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang memakai alat

    pelindung diri lengkap (Kuhre, 1996) 

    f)  Penghentian Sarana dan Kegiatan Tertentu 

    Selama keadaan gawat darurat mungkin perlu untuk

    menghentikan saluran gas, listrik, air, atau sarana lain (Kuhre,

    1996) 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    30/59

    23 

    g)  Mendirikan Penghalang 

    Penghalang menandakan suatu zone isolasi yang melarang

    siapapun kecuali tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat untuk

    masuk (Kuhre, 1996)

    h)  Penghentian Sumber Tumpahan 

    Sumber tumpahan harus dihentikan bila hal itu dapat dilakukan

    dengan aman. Hal ini biasanya dilakukan dengan menutup

    lubang dan menegakkan sebuah drum (Kuhre, 1996) 

    i)  Menyebarkan Informasi Pada Para Pekerja 

    Pengawas harus menyebarkan informasi yang sebenarnya pada

    para pekerja untuk meredakan ketegangan mereka. Tergantung

    pada seriusnya keadaan gawat darurat, beberapa atau seluruh

    pekerja harus diperbolehkan pulang (Kuhre, 1996)

     j)  Membersihkan Tumpahan 

    Bila dapat dilakukan dengan aman, tumpahan harus

    dibersihkan. Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat harus

    mengenal bahan yang tumpah dan mempunyai alat pelindung

    diri, peralatan pembersihan, dan pelatihan lengkap sebelum

    mencoba untuk melakukannya (Kuhre, 1996) 

    k)  Pekerja Memasuki Gedung Kembali 

    Pemimpin tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat akan

    menentukan bagian gedung atau area yang cukup untuk

    dimasuki (Kuhre, 1996) 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    31/59

    24 

    l)  Pertemuan Tertutup 

    Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat, perwakilan

    manajemen, perwakilan lingkungan, kesehatan dan

    keselamatan kerja dan badan-badan yang terlibat harus

    mengadakan pertemuan setelah keadaan gawat darurat yang

    terjaadi diatas untuk mendiskusikan masalah, menilai tindakan

    terhadap keadaan gawat darurat, dan melakukan perbaikan

    untuk meminimumkan kejadian di masa mendatang (Kuhre,

    1996) 

    Perusahaan harus membuat prosedur rencana pemulihan

    keadaan darurat untuk secara cepat mengembalikan pada

    kondisi yang normal dan membantu pemulihan tenaga kerja

    yang mengalami trauma (Peraturan Menteri Tenaga Kerja

    No.PER.05/MEN/1996)

    m) Dokumentasi

    Seluruh kejadian yang terjadi dan tindakan penanggulangannya

    yang telah dilakukan harus didokumentasikan sebagai arsip

    yang dijadikan acuan tindakan yang harus dilakukan terhaadap

    kejadian serupa. Dokumentasi berguna sebagai bahan koreksi

    bagi prosedur penanganan yang telah dibuat untuk dilakukan

    revisi oleh pengawas.

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    32/59

    25 

    B.  Kerangka Pemikiran 

    Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Keadaan Darurat Keracunan

    Tempat Kerja 

    Makanan

    (Masak sendiri) 

    Pengelolaan Makanan

    Dengan Benar(Normal) 

    Pengelolaan Makanan

    Tidak Benar 

    Keadaan Darurat Keracunan makanan

    Penanggulangan keadaan darurat keracunan :

    1.  Prosedur

    2.  Pembentukan Tim Penanggulangan

    Keadaan Darurat Keracunan

    3.  Sarana dan fasilitas keadaan darurat 

    4.  Aktifitas Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap

    Darurat

    5.  Penyimpanan bahan makanan dan alat

    masak atau makan yang benar

    6.  Menjaga kebersihan petugas kantin, alat

    masak dan peralatan makan serta tempat

    penyimpanan bahan makanan baik bahan

    mentah maupun jadi

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    33/59

    26 

    BAB III 

    METODOLOGI PENELITIAN 

    A.  Metode Penelitian 

    Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang

    bertujuan untuk mengetahui upaya pencegahan keracunan makanan pada

    karyawan PT. Denso Indonesia Sunter Plant. 

    B.  Lokasi Penelitian 

    Lokasi penelitian dilakukan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant yang

    beralamat di JL. Gaya Motor I No. 6, Sunter II Kel. Sungai Bambu, Tanjung

    Priok, Jakarta Utara 14330. Penelitian dilakukan selama 1 bulan mulai tanggal

    1 februari sampai 29 februari 2012 

    C.  Objek dan Ruang Lingkup Penelitian 

    Objek dan ruang lingkup penelitian adalah prosedur keadaan tanggap

    darurat keracunan di PT. Denso Indonesia Sunter Plant. 

    D.  Sumber Data 

    1.  Observasi Lapangan 

    Observasi lapangan dilakukan untuk mengetahui kegiatan para

    tenaga dalam pengelolaan makanan, penataan dan penyimpanan bahan

    makanan, dan penyajian makanan. 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    34/59

    27 

    2.  Wawancara 

    `Untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil observasi, maka

    penulis melakukan wawancara dengan tenaga kerja kantin dan

    pembimbing. 

    E.  Teknik Pengumpulan Data 

    Data yang diperoleh dan dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari : 

    1.  Observasi

    Mengadakan observasi secara langsung dan wawancara dengan

    tenaga kerja kantin serta pembimbing 

    2.  Dokumen Perusahaan 

    Data yang diperoleh dari data-data yang terdapat pada dokumen

    dan catatan-catatan perusahaan yang berhubungan dengan upaya

    pencegahan keracunan. 

    3.  Studi Kepustakaan

    Data yang diperoleh dari buku-buku dan referensi yang

    berhubungan dengan topik penelitian. 

    F.  Analisis Data 

    Data yang diperoleh akan dianalisis dengan membandingkan data

    tersebut dengan peraturan perundang-undangan dan literatur yang relevan.

    Adapun peraturan perundang-undangan yang digunakan adalah Undang-

    Undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3, Peraturan Menteri Perburuhan No. 7

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    35/59

    28 

    Tahun 1964, Keputusan Mentri Kesehatan RI No.715/MENKES/SK/V/2003,

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-05/MEN/1996, ISO 14001 elemen

    4.4.7, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 21, Peraturan Menteri Kesehatan Republik

    Indonesia Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 pasal 11 ayat 1, Permenakertrans

    No. Per- 01/MEN/1979, Permenakertrans No. 03/MEN/1982 Pasal 2 (g),

    Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 25 poin e.

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    36/59

    29 

    BAB IV 

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 

     A.  Hasil Penelitian 

    Kesiapsiagaan dan tanggap darurat adalah suatu jaminan keadaan siap

    siaga berupa kesatuan orang beserta keahlian dan sarananya, yang mampu

    mencegah dan menanggulangi keadaan darurat serta mengembalikan atau

    memulihkan suasana tidak normal menjadi normal kembali. PT. Denso

    Indonesia Sunter Plant telah membuat suatu prosedur kesiapsiagaan dan

    tanggap darurat yang tujuannya sebagai acuan dalam mencegah potensi

    bahaya keadaan darurat dan menanggulangi kondisi darurat serta dampak

    lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja yang ditimbulkan. 

    Untuk menjamin asupan gizi pekerja PT. Denso Indonesia Sunter Plant

    mendirikan kantin yang luasnya sekitar 600m2

    yang terdiri dari 2 lantai.

    Kantin dikelola sendiri oleh pihak perusahaan dengan mempekerjakan koki

    dan tenaga kerja untuk memasak pembantu koki dan di pantau dari GA/GO. 

    Penyediaan menu yang disajiakn disusun oleh koki dan persetujuan

    PA/GO menu disusun secara bervareasi dan terdiri dari Nasi, Lauk 1 dan 2,

    sayur 1 dan 2, buah, air putih. Namun selama ini belum dihitung untuk

    keperluan kalori bagi pekerja dan pengaturan diet serta belum ada ahli gizi.

    Disamping itu setiap satu tahun sekali dilakukan audit untuk meneliti

    kebersihan dan kesehatan dalam membuat makanan. Standar kalori untuk laki-

    laki yang kerja ringan adalah 2400 kalori, kerja sedang adalah 2600 kalori dan

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    37/59

    30 

    untuk kerja berat 3400 kalori. Dalam fakta yang sebenarnya perusahaan tidak

    membedakan penyediaan menu makanan menurut jenis kelamin maupun jenis

    pekerjaannya. Semua tenaga kerja mendapat nilai gizi dan kalori yang sama. 

    1.  Prosedur 

    PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membuat suatu prosedur

    kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang didalamnya terdapat tentang

    keracunan. Isi prosedur tersebut adalah : 

    a.  Identifikasi Potensi Keadaan Darurat dan Pencegahannya 

    Komite SHE dibantu oleh manajer tertinggi (Manager

    Representatif) terkait mengidentifikasi dan menginventarisir lokasi

    kegiatan dan sarana kerja yang berpotensi menimbulkan keadaan

    darurat untuk menghindari timbulnya keadaan darurat serta

    mengurangi dampaknya bila keadaan darurat tersebut terjadi. 

    b.  Identifikasi Sarana dan Prasarana Pencegahan Keadaan Darurat 

    Komite SHE (Safety Health and Environment) membuat

    proposal untuk realisasi sarana pencegahan agar potensi keadaan

    darurat tersebut tidak mungkin terjadi dan bila terjadi dapat diatasi

    semaksimal mungkin dengan dampak seminimal mungkin. 

    c.  Cara Pengamanan Area Yang Berpotensi Menimbulkan Keadaan

    Darurat 

    Area-area yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat baik

    didalam maupun diluar pabrik harus dilengkapi dengan sarana-sarana

    penanggulangannya.  

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    38/59

    31 

    d.  Sistem Komunikasi Tanggap Darurat 

    Komite Safety Health and Environment bersama-sama dengan

    melibatkan manajer di masing-masing departemen, menetapkan sistem

    komunikasi tanggap darurat baik secara internal maupun eksternal.

    e.  Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat 

    Tim kesiapsiagaan dan tanggap darurat PT. Denso Indonesia

    Sunter Plant disahkan oleh BOD (Board Of Directors) atas usulan dan

    saran Manajemen Respresentative SHE, dengan usulan sebagai berikut

    1)  BOD (Board Of Directors) 

    2)  Pusat komando yang terdiri dari ketua, wakil ketua, senior advisor,

    staff humas dan staff umum 

    3) 

    Koordinator TKTD

    4)  Satuan tugas keamanan 

    5)  Satuan tugas pemadam 

    6)  Satuan tugas P3K 

    7)  Satuan tugas evakuasi 

    8) 

    Satuan tugas inspeksi 

    9)  Satuan tugas pemulihan 

    f.  Pelatihan dan Pengujian 

    Semua anggota TKTD sesuai dengan tanggung jawab masing-

    masing satuan tugas, harus dilatih dalam menangani keadaan darurat

    yang berupa kebakaran, ledakan, banjir, pencemaran dan keracunan. 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    39/59

    32 

    g. 

    Penanggulangan Darurat Banjir dan Pemulihannya 

    Bila keadaan darurat terjadi diluar jam kerja produksi,

    penanggulangan pertama dilakukan oleh petugas security dibantu oleh

    petugas departemen lain yang sedang berdinas. Petugas security harus

    menghubungi koordinator TKTD, Manajer Departemen dan Anggota

    Dewan Direksi (Board Of Directors) lainnya untuk melaksanakan

    perintah penanggulangan 

    h.  Uji Coba Dan Evaluasi 

    Melakukan uji coba prosedur kesiapsiagaan dan tanggap

    darurat dilakukan minimal satu tahun sekali dan diikuti oleh semua

    karyawan. Setelah melakukan uji coba TKTD, tim kesiapsiagaan dan

    tanggap darurat dan komite SHE melakukan evaluasi terhadap hasil

    latihan yang telah dilakukan, dan membuat laporan dari hasil latihan

    tersebut. 

    2.  Pembentukan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Keracunan 

    PT. Denso Indonesia Sunter Plant untuk menghadapi keadaan

    darurat keracunan belum membentuk satgas untuk penanggulangan

    keracunan, tetapi jika terjadi keracunan atau keadaan darurat PT. Denso

    Indonesia Sunter Plant telah membentuk tim kesiapsiagaan dan tanggap

    daruratdengan susunan sebagai berikut : 

    a.  BOD (Board Of Directors) 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    40/59

    33 

    Board Of Directors merupakan pemegang kekuasaan tertinggi

    di PT. Denso Indonesia Sunter Plant. Dalam menghadapi keadaan

    darurat keracunan, Board Of Directors bertanggung jawab untuk

    mengendalikan keadaan-keadaan secara keseluruhan. Sedangkan

    tugas-tugas Board Of Directors pada saat terjadi keadaan darurat

    keracunan adalah memantau seluruh kegiatan penanggulangan keadaan

    darurat keracunan dan memastikan seluruh tim bekerja secara

    maksimal. Selanjutnya memberikan keputusan terakhir mengenai cara

    penanggulangan terhadap keadan darurat keracunan. 

    b.  Pusat Komando 

    Pusat komando terdiri dari ketua, wakil ketua, senior advisor,

    staff humas, staff umum. Pusat komando memiliki tanggung jawab

    sebagai berikut : 

    1)  Sebagai komite yang memberikan usulan dan saran kepada Board

    Of Directors tentang sistem pelaksanaan atau kegiatan TKTD baik

    pada saat terjadi keadaan darurat maupun pada saat tidak terjadi

    keadaan darurat. 

    2) 

    Mengadakan pelatihan yang berhubungan dengan keadaan darurat

    kepada TKTD yang ada, sehingga mampu mencegah atau

    menanggulangi suatu keadaan darurat. 

    3)  Meyakinkan bahwa TKTD beserta sarana dan prasarananya yang

    siap dan mampu menanggulangi keadaan darurat yang terjadi 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    41/59

    34 

    4)  Membina kesiapsiagaan peralatan dan personil dalam rangka

    keadaan darurat. 

    Tugas dari pusat komando pada saat dan setelah terjadi

    keadaan darurat adalah sebagai berikut : 

    1)  Memberikan saran kepada koordinator TKTD agar dapat

    menanggulangi keadaan darurat secara maksimal. 

    2)  Menginvestigasikan dan mendokumentasikan laporan keadaan

    darurat yang terjadi. 

    3)  Melaporkan secara tertulis kepada Board Of Directors 

    c.  Koordinator TKTD 

    Bila terjadi keadaan darurat koordinator TKTD

    menginformasikan keadaan darurat ini kepada Board Of Directors

    untuk selanjutnya meminta saran dan pertimbangannya dan juga

    menghubungi manajer maintenance atau utility untuk siap siaga

    terhadap panel-panel listriknya. Tanggung jawab dari koordinator

    TKTD adalah bertanggung jawab langsung kepada Board Of Directors

    untuk meyakinkan bahwa personil TKTD yang ditunjuk selalu

    diperbarui dan memiliki kemampuan sebagai satuan tugas TKTD.

    Sedangkan tugas dari koordinator TKTD adalah sebagai berikut : 

    1)  Mengkoordinir seluruh satuan tugas TKTD, sehingga mampu

    menanggulangi keadaan darurat yang terjadi sesuai dengan tugas

    masing-masing. 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    42/59

    35 

    2)  Membantu mengumpulkan data yang diminta oleh komite SHE

    mengenai keadaan darurat yang terjadi. 

    d.  Satuan Tugas keamanan 

    Satuan tugas keamanan bila terjadi keadaan darurat langsung

    mengamankan karyawan, barang, dan dokumen ke lokasi yang aman.

    Tanggung jawab dari satuan tugas keamanan adalah bertanggung

     jawab kepada koordinator TKTD untuk melakukan penanggulangan

    dan melokalisir keadaan yang disebabkan oleh kebakaran. Sedangkan

    tugas dari satuan tugas keamanan adalah sebagai berikut : 

    1)  Menjaga agar orang-orang yang tidak berkepentingan tidak masuk

    kelokasi 

    2) 

    Mengamankan lokasi penampungan korban 

    3)  Mengamankan lokasi penempatan penyelamatan dokumen dan

    barang berharga. 

    e.  Satuan Tugas Evakuasi

    Bertanggung jawab langsung kepada koordinator TKTD untuk

    menanggulangi dan melokalisir keadaan darurat yang diakibatkan oleh

    kebakaran, peledakan, pencemaran, banjir dan keracunan. Untuk

    tugas-tugasnya pada saat terjadi kejadian adalah sebagai berikut : 

    1)  Memeriksa jumlah orang dimasing-masing line

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    43/59

    36 

    2)  Menerima laporan keadaan dari masing-masing line, kemudian

    kepala regu memeriksa tempat kejadian tersebut dan melaporkan

    kepada koordinator TKTD 

    3)  Bersiap-siap memberikan peringatan atau informasi kepada seluruh

    karyawan diarea masing-masing 

    4)  Apabila ada perintah persiapan evakuasi, kepala regu memberikan

    instruksi kepada anggota untuk meminta mereka menunggu dijalur

    evakuasi 

    5)  Memimpin karyawan ketempat yang aman dan teratur pada saat

    evakuasi 

     f.  Satuan Tugas P3K 

    Satuan tugas P3K bertanggung jawab kepada koordinator

    TKTD untuk memberikan P3K tehadap korban ditempat kejadian dan

    mempersiapkan pertolongan lebih lanjut bila diperlukan. Untuk tugas-

    tugasnya adalah sebagai berikut : 

    1)  Mencari dan melaporkan kepada coordinator TKTD apakah ada

    yang luka atau tidak  

    2) 

    Jika diberikan P3K sesuai petunjuk atasan 

    3)  Menyiapkan kendaraan untuk membawa korban kerumah sakit

    terdekat 

    g.  Satuan Tugas Inspeksi 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    44/59

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    45/59

    38 

    Pada tanggal 25 Maret 2011 PT. Denso Indonesia Sunter Plant

    telah melakukan simulasi keadaan darurat keracunan, adapun RunDown

    simulasi TKTD keracunan adalah sebagai berikut :

    a.  Sebelum simulasi, pada pukul 10.00 dan 12.45 WIB dilakukan

    informasi paging sebelum TKTD menggunakan paging

    information/telepon oleh receptionist sebanyak 2 kali. 

    b.  Lima belas menit kemudian seluruh satgas dan panitia berkumpul di

    auditorium untuk mempersiapkan perlengkapan dan peralatan simulasi

    (checklist) 

    c.  Saat simulasi keracunan makanan dimulai, para korban dan satgas

    sudah bersiap-siap dengan peralatan dan tugasnya masing-masing.

    pada pukul 15.15-15.18 WIB setelah makan siang dikantin, pada saat

    selesai istirahat 10 menit kedua, 5 anggota di line 6 mengeluh pusing

    dan mual-mual yang kemudian anggota tersebut langsung dilarikan

    leader ke klinik menggunakan kursi roda dan peralatan masing-masing

    satgas untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 

    d.  Dikarenakan perawat tidak sanggup melayani semua korban akhirnya

    perawat meminta bantuan ke manager terkait menghubungi

    koordinator TKTD yang tengah berada di posko security dengan

    menggunakan telepon untuk meminta bantuan satgas P3K dan

    manager terkait langsung menginformasikan kejadian tersebut ke

    koordinator TKTD di posko security dan meminta bantuan satgas P3K

    untuk dating ke klinik menolong korban yang keracunan makanan 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    46/59

    39 

    e.  Koordinator TKTD kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Pusat

    Komando untuk dilakukan investigasi lebih lanjut dan melakukan

    paging informasi ada keracunan makanan diakntin dan meminta

    kepada semua satgas P3K agar segera bergerak ke klinik untuk

    menolong korban keracunan makanan 

     f.  Setelah mendapatkan instruksi dari Pusat Komando, koordinator

    langsung menghubungi ketua satgas P3K agar segera bergerak ke

    klinik kemudian satgas mengevakuasi 1 korban keracunan makanan ke

    Ambulance dengan menggunakan tandu P3K dan kursi roda untuk

    mengevakuasi korban ke rumah sakit dan untuk satgas yang lain

    menenangkan korban lain yang tidak parah di klinik. Beberapa saat

    kemudian tim dari general office, SHE, dan satgas inspeksi melakukan

    analisa keracunan makanan dengan mengambil sampel makanan. 

    g.  Pada pukul 15.40-15.44 WIB seluruh satgas TKTD berkumpul di

    Assembly Point untuk melaporkan kegiatan masing-masing satgas.

    Satgas P3K melaporkan penanganan korban yang keracunan makanan

    sudah dilakukan dengan baik  

    h. 

    Simulasi evakuasi keracunan makanan di PT. Denso Indonesia Sunter

    Plant telah selesai dan seluruh panitia berkumpul di Auditorium untuk

    evaluasi simulasi TKTD 

    4.  Sarana dan Fasilitas 

    a.  Klinik  

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    47/59

    40 

    Klinik perusahanan PT. Denso Indonesia berdiri awal tahun

    2006. Sebelum berdiri kilinik ini PT. Denso Indonesia hanya

    menyediakan sebuah ruang istirahat yang berisi obat-obatan generik

    yang biasa dijual di warung-warung. Mulai awal tahun 2006 klinik

    berdiri ruang tesebut sudah memiliki 2 tempat tidur pemeriksaan, alat-

    alat medis, dan ruang khusus yaitu ruang pumping yaitu ruang sebagai

    tempat bagi karyawan yang menyusui bayinya untuk memompa asi

    dan menyimpannya di Freeser kemudian jika pulang asi dibawa pulang

    agar bayi tetap mendapat asi esklusif selama karyawan bekerja

    Klinik juga dilengkapi dengan washtaffel, dispenser,

    perlengkapan pumping misal alat pompa dan botol, peralatan medis

    seperti oksigen, thermometer, stetoskop, tensi meter, senter khusus,

    alat bedah ringan, tandu, poster kesehatan dan poster K3. Klinik buka

     jam 7.30-16.30 WIB dan jam 16.30- 21.00 WIB.

    b.  Tenaga medis 

    PT. Denso Indonesia telah menunjuk Dr. Nur Amalia sebagai

    dokter perusahaan. Dokter tidak selalu berada di klinik melainkan

    hanya pada hari senin, rabu dan jum’at setiap pukul 10.00 - 12.00 WIB

    namun ada seorang perawat diklinik beberapa sudah memiliki surat

    penunjukan dan bersertifikat Hiperkes. Jumlah perawat diklinik 6

    orang yang bertugas bergantian dengan sistem jaga 2 shift sesuai jam

    buka klinik. 

    c.  Kotak P3K 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    48/59

    41 

    Sebagai upaya mempermudaah jalannya pertolongan pertama

    pada tenaga yang mengalami kecelakaan perusahaan telah

    menyediakan 34 kotak P3K hampir disemua devisi. Kotak P3K

    berisikan perlengkapan P3K yaitu: 

    1)  Revanol : 1 botol 

    2)  Betadin : 60 cc 

    3)  Kasa gulung 5 cm : 10 Pcs 

    4)  Kasa gulung 10 cm : 5 Pcs 

    5)  Balsem gosok : 1 Pcs 

    6)  Handsaplas : 5 Pcs 

    7)  Micropore plaster : 1 Pcs 

    8)  Kapas steril : 30 gr 

    9) 

    Bioplacenton : 1 Pcs ( Area tertentu) 

    10) Gunting kecil : 1 Pcs 

    Pengecekan kotak P3K dilakukan setiap 1 bulan sekali namun

     jika sebelum waktu pengecekan ada peralatan P3K yang sudah habis

    bisa langsung memintanya ke klinik. 

    d. 

    Tandu P3K 

    PT. Denso Indonesia Sunter Plant menyadiakan 2 buah tandu

    sebagai upaya untuk memudahkan pengangkatan pasien yang sakit

    maupun korban kecelakaan dari tempat kerja menuju klinik maupun

    dari klinik untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. 

    e.  Sarana Transportasi 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    49/59

    42 

    PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah menyediakan 1 buah

    mobil ambulans untuk mengangkut pasien rujukan dari klinik menuju

    rumah sakit rujukan. 

     f.  Rumah Sakit Rujukan 

    Klinik perusahaan sangat terbatas peralatan medis maupun

    obat-obatan yang tersedia. Maka jika ada penyakit atau ganguan

    kesehatan yang di derita pekerja perlu tindakan penangan lebih lanjut

    maka pihak rumah sakit akan merujuk karyawan yang bersangkutan ke

    rumah sakit terdekat dan jika keadaan membaik karyawan ingin

    dirujuk kerumah sakit yang lebih dekat tempat tinggal diijinkan dan

    semua biaya pengobatan dan perawatan ditanggung oleh perusahaan

    sampai karyawan yang bersangkutan benar-benar sembuh. 

    5. 

    Aktifitas Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

    a.  Pelatihan dan Uji Coba Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

    Anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat harus dilatih

    tentang bagaimana menangani situasi-situasi yang berada seperti

    tumpahan bahan kimia, kebakaran, cidera, gempa bumi dan masalah-

    masalah cuaca yang ekstrim (Kuhre, 1996) 

    Pelatihan Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat secara

    umum diadakan setiap satu tahun sekali. Kegiatan tersebut diikuti oleh

    semua anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat, maksud dan

    tujuan dari uji coba ini adalah : 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    50/59

    43 

    1)  Latihan rutin bagi Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat dalam

    mengatasi terjadinya keadaan gawat darurat. 

    2)  Untuk mengimplementasikan prosedur “Kesiapsiagaan dan

    Tanggap Darurat” yang ada diperusahaan terkait dengan

    implementasi ISO 14001 dan SMK3 

    b.  Kesiagaan Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

    Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat harus siap setidak-

    tidaknya selama jam kerja operasional dari fasilitas tersebut. Untuk

    kegiatan operasional yang berlangsung terus menerus, berarti Tim

    Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat harus berada ditempat kerja

    selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu (Kuhre, 1996) 

    Untuk menghadapi keadaan darurat yang datangnya tidak

    terduga maka anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat harus

    siap siaga setiap diperlukan. Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant

    untuk Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat setiap hari dibagi

    menjadi tiap sift, yaitu sift pagi dan malam. 

     B. Pembahasan

     

    PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk tim kesiapsiagaan

    dan tanggap darurat. Hal ini merupakan wujud keperdulian perusahaan dalam

    upaya perlindungan karyawan dan lingkungan. Hal ini telah sesuai dengan

    Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 3 tentang syarat-syarat keselamatan

    kerja untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran serta

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    51/59

    44 

    memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

    atau kejadian lain yang berbahaya seperti banjir, ledakan, keracunan,

    kebocoran gas dan huru-hara. 

    Penyediaan makanan yang ada di PT. Denso Indonesia telah sesuai

    dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang syarat

    Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan dalam Tempat Kerja pasal 8 ayat 4

    yang menyebutkan “makanan yang disediakan untuk buruh harus menurut

    menu yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Untuk menjamin higienitas

    makanan berdasarkan pada Keputusan Mentri Kesehatan RI

    No.715/MENKES/SK/V/2003 : 

    1.  Persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Karyawan 

    a.  Karyawan perusahaan jasa catering harus terbebas dari penyakit

    Thypus, kolera, TBC serta penyakit menular lainnya. 

    b.  Karyawan Perusahaan Catering harus menjalani pemeriksaan

    kesehatan secara berkala (termasuk pemeriksaan paru dengan sinar

    rontgen) yang dinyatakan dengan Surat Keterangan Dokter. 

    c.  Karyawan perusahaan catering harus mendapatkan pendidikan tentang

    kebersihan, kesehatan, dan penanggulangan keracunan makanan. 

    d.  Karyawan perusahaan catering khususnya yang bertugas di dapur,

    diharuskan memakai tutup kepala, kuku jari tangan pendek dan bersih,

    mencuci tangan sebelum bekerja dan memakai alas kaki yang tidak

    mudah tergelincir. 

    2.  Persyaratan Kesehatan Makanan

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    52/59

    45 

    a.  Bahan makanan yang digunakan harus tersedia dalam keadaan sehat,

    bebas dari bakteri dan bahan-bahan beracun. 

    b.  Air yang digunakan untuk makan dan minum harus memenuhi standar

    aie minum yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang dan harus

    diperiksa secara berkala. 

    c.  Penyimpanan makanan tidak boleh tercampur antara makanan yang

    siap untuk dimakan dengan bahan makanan mentah. 

    d.  Penyimpanan makanan jadi harus terlindung dari debu, bahan kimia

    berbahaya, serangga dan hewan. 

    3.  Persyaratan Kesehatan Pengelola Makanan 

    a.  Penanggung jawab perusahaan katering harus memelihara bangunan

    dan fasilitas/alat-alat dengan baik, untuk menghindari kemungkinan

    terjadinya pencemaran terhadap makanan. 

    b.  Tersedia minimal satu buah lemari es (kulkas) untuk penyimpanan

    makanan/bahan yang cepat busuk. 

    c.  Tersedia gudang tempat penyimpanan makanan kering, makanan

    terolah dan bahan yang mudah membusuk. 

    d. 

    Tersedia pembuangan asap dapur yang dilengkapi dengan penangkap

    asap, alat pembuang asap dan cerobong asap. 

    e.  Tersedia dengan cukup tempat-tampat sampah tertutup diletakkan

    sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah namun dapat

    taerhindar dari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah. 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    53/59

    46 

    Petugas bebas penyakit TBC, Kolera, Tifus dan tidak sedang

    menderita penyakit infeksi pada kulit, tenggorokan, telinga, mata dan hidung.

    Petugas mencuci tangan sebelum bekerja dan menggunakan APD yang sesuai

    hanya saja masih ada petugas yang tidak memakai tutup kepala dan berkuku

    panjang. 

    Bahan makanan dibeli dalam keadaan baik dari tempat resmi (berijin)

    dan bahan makanan kaleng terdaftar di Depnakes RI. Bahan makanan

    dibersihkan, bebas bakteri, dan bahan beracun. Sedangkan kualitas air sudah

    diuji dilaboratorium. Untuk penyimpanan bahan makanan belum terpisah

    antara bahan mentah dan jadi, kering dan basah. 

    Hal ini berarti PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah sesuai dengan

    Keputusan Mentri Kesehatan RI No.715/MENKES/SK/V/2003, meski ada

    beberapa hal yang masih belum sesuai seperti petugas masih ada yang tidak

    memakai tutup kepala, berkuku panjang, penyimpanan makanan yang masih

    tercampur-campur, dan belum ada ruang khusus untuk menyimpan bahan

    mentah. 

    Dalam upaya menanggulangi keadaan darurat hal yang telah dilakukan

    PT. Denso Indonesia Sunter Plant adalah : 

    1.  Prosedur

    Upaya yang dilakukan oleh PT. Denso Indonesia Sunter Plant

    untuk mengendalikan dan menanggulangi keadaan darurat yaitu telah

    membuat suatu prosedur yang salah satu isinya tentang penanggulangan

    keracunan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    54/59

    47 

    05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

    Kerja pada lampiran I yang didalamnya telah diatur antara lain mengenai

    prosedur menanggapi keadaan darurat atau bencana. Hal ini juga

    berhubungan dengan ISO 14001 elemen 4.4.7. yang menyebutkan bahwa

    organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk

    mengidentifikasi potensi situasi keadaan darurat dan kecelakaan, yang

    dapat menimbulkan dampak lingkungan serta bagaimana organisasi akan

    menanggapinya. 

    2.  Pembentukan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat Keracunan 

    PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk Tim

    Kesiapsiagaan Tanggap Darurat untuk mendukung kelancaran prosedur

    mengenai pengendalian tanggap darurat. 

    Menurut Sahab (1997) perlu dibentuk tim menanggulangi kondisi

    darurat. Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant telah membentuk tim

    kesiapsiagaan dan tanggap darurat yang terdiri dari satgas Evakuasi, satgas

    Pemadam, satgas Keamanan, satgas Pemulihan, satgas P3K dan satgas

    Inspeksi. 

    3. 

    Simulasi Terjadinya Keracunan 

    Di PT. Denso Indonesia Sunter Plant kejadian keracunan belum

    pernah terjadi baik pada saat penyedian makanan menggunakan jasa

    ketering maupun sekarang yang menyediakan makanan sendiri

    menggunakan seorang koki. Tapi perusahaan telah membentuk tim

    kesiapsiagaan dan tanggap darurat untuk penanggulangan keadaan darurat

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    55/59

    48 

    keracunan dengan tujuan agar apabila suatu saat terjadi hal tidak terduga

    seperti keracunan dapat segera diatasi setidaknya dapat memberikan

    pertolongan pertama sebelum dibawa ke rumah sakit. 

    4.  Sarana dan fasilitas 

    a.  Klinik  

    PT. Denso Indonesia Sunter Plant sudah mendirikan klinik Hal

    tersebut sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

    Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 21 yaitu untuk mendirikan

    dan menyelenggarakan klinik harus mendapat izin dari pemerintah

    daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas

    kesehatan kabupaten/kota setempat. 

    Klinik dilengkapi alat- alat medis seperti oksigen, thermometer,

    stetoskop, tensi meter, senter khusus, alat bedah ringan. tempat

    penyimpanan obat,washtofel. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan

    Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    028/MENKES/PER/I/2011 pasal 11 ayat 1 yaitu Klinik harus

    dilengkapi dengan peralatan medis dan nonmedis yang memadai sesuai

    dengan jenis pelayanan yang diberikan. 

    b.  Tenaga Medis 

    PT. Denso Indonesia Sunter Plant memiliki dokter perusahaan

    yang memiliki sertifikasi Hiperkes dan Keselamatan dan Kesehatan

    Kerja serta tenaga medis perawat yang telah mendapatkan pelatihan

    Hiperkes dan Keselamatandan Kesehatan Kerja. Hal ini telah sesuai

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    56/59

    49 

    dengan Permenakertrans No. Per- 01/MEN/1979 tentang Kewajiban

    Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi

    dokter perusahaan maupun tenaga medis. 

    c.  Kotak P3K, Tandu dan Sarana Transportasi 

    Perlengkapan P3K yang disediakan adalah kotak P3K yang

    berisi obat-obatan untuk P3K, Tandu dan Ambulans semua itu sesuai

    dengan Permenakertrans No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan

    Kesehatan Kerja Pasal 2 (g) tentang Pertolongan Pertama Pada

    Kecelakaan. 

    d.  Rumah Sakit Rujukan 

    PT. Denso Indonesia Sunter Plant sudah menerapkan sistem

    rujukan dengan bekerja sama dengan rumah sakit maupun labortorium

    klinik lain hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

    Indonesia Nomor 028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 25 poin e yaitu

    dalam memberikan pelayanan, klinik berkewajiban melaksanakan

    sistem rujukan. 

    5.  Aktivitas Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

    a. 

    Pelatihan dan Uji Coba Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

    Pelatihan Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat secara

    umum diadakan setiap satu tahun sekali. Kegiatan tersebut diikuti oleh

    semua anggota Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat. 

    b.  Kesiagaan Tim Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    57/59

    50 

    Di PT. Denso Indonesia (Sunter Plant) untuk Tim

    Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat setiap hari dibagi menjadi tiap

    sift, yaitu sift pagi dan malam. Jumlah anggota Tim Kesiapsiagaan dan

    Tanggap Darurat 129 orang, dalam melaksanakan tugasnya Tim

    Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat tidak bekerja sendiri, Tim

    Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat dibantu seksi utility. Sehingga

    bila terjadi keadaan darurat sewaktu-waktu Tim Kesiapsiagaan dan

    Tanggap Darurat sudah siap dan dapat bekerja sesuai dengan tugasnya

    masing-masing 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    58/59

    51 

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    A.  Simpulan

    Pembuatan suatu prosedur untuk mengendalikan dan menanggulangi

    keadaan darurat telah sesuai dengan :

    1.  Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3.

    2.  Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 tentang syarat

    Kesehatan, Kebersihan dan Penerangan dalam Tempat Kerja pasal 8 ayat 4

    3.  Keputusan Mentri Kesehatan RI No.715/MENKES/SK/V/2003 

    4.  Peraturan Menteri Tenaga Kerja  No. Per-05/MEN/1996 tentang Sistem

    Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    5. 

    ISO 14001 elemen 4.4.7.

    6.  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 21

    7.  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    028/MENKES/PER/I/2011 pasal 11 ayat 1

    8. 

    Permenakertrans No. Per- 01/MEN/1979 tentang Kewajiban Latihan

    Hygiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bagi dokter

    perusahaan maupun tenaga medis. 

    9.  Permenakertrans No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja

    Pasal 2 (g) tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. 

  • 8/17/2019 Dewi Kusuma Amartani-R.0009029

    59/59

    52 

    10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

    028/MENKES/PER/I/2011 Pasal 25 poin e 

    B.  Saran

    1.  Meskipun ada perawat, diharapkan dokter setiap hari ada diklinik karena

    keadaan darurat dapat terjadi kapan saja jadi apabila ada keadaan darurat

    seperti keracunan atau yang lainnya dapat ditangani dengan cepat karena

    pada jam kerja hanya ada satu perawat saja dan juga dapat langsung

    ditangani oleh dokter.

    2.  Melengkapi peralatan P3K

    3.  Dibuatkan ruangan dan rak khusus untuk penyimpanan bahan mentah baik

    basah maupun kering di tempat yang terpisah dengan dapur pengolahaan.

    4. 

    Dibuatkan juga rak khusus untuk peralatan masak sehingga peralatan yang

    sudah dicuci tidak tercampur atau terkontaminasi dengan peralatan yang

    kotor dan pengadaan water heater untuk mencuci peralatan masak dan

    makanan.

    5.  Sebaiknya rutin diadakan monitoring mengenai APD petugas kantin dan

    penyimpanan makanan.