24
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN “JARINGAN PADA AKAR & BATANG DIKOTIL DAN MONOKOTIL” OLEH: DHEA VIVIN. K (F05112088) Kelompok 6 PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan anatomi dan fisiologi tumbuhan

Citation preview

Page 1: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN“JARINGAN PADA AKAR & BATANG DIKOTIL DAN

MONOKOTIL”

OLEH:

DHEA VIVIN. K

(F05112088)

Kelompok 6

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2014

Page 2: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

ABSTRAK

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari sistem jaringan pada batang

dan akar dikotil dan monokotil, mempelajari tipe berkas pengangkut pada batang

dan akar dikotil dan monokotil, dan mempelajari tipe stele pada batang dan akar

dikotil dan monokotil. Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 13 Maret

2014 di Laboratorium Biologi, Untan. Metode praktikum dilakukan dengan

melakukan pengamatan preparat awetan dan preparat segar batang dan akar

dikotil dan monokotil menggunakan mikroskop, kemudian jaringan yang tampak

digambar dan diberi keterangan. Hasil praktikum menunjukkan bahwa tumbuhan

dikotil, terdapat jaringan-jaringan yang terdiri dari jaringan epidermis, korteks,

endodermis, dan ikatan pembuluh yaitu xylem, floem dan cambium. Sedangkan

pada tumbuhan monokotil jaringan yang tampak adalah epidermis, korteks, floem,

xilem dan empulur. Pada akar maupun batang monokotil jaringan penyusunnya

tidak teratur (tersebar), sedangkan pada dikotil jaringannya penyusunnya teratur.

Tipe berkas pengangkut pada batang monokotil terdapat sebaran yang tidak

beraturan yang saling berhubungan di dalam sitoplasma dan dinamakan tipe

kolateral tertutup. Tipe berkas pengangkut pada batang dikotil tersusun pada suatu

berkas berbentuk bulat dan dinamakan tipe kolateral terbuka.

Kata kunci : akar, batang, dikotil, jaringan, monokotil

Page 3: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

PENDAHULUAN

Tumbuhan pada umumnya terbagi menjadi dua tipe tumbuhan, yaitu

monokotil dan dikotil. Telah kita ketahui bahwa terdapat perbedaan tipe biji dari

kedua jenis tumbuhan tersebut. Akan tetapi bagaimana dengan struktur jaringan

pada akar dan batangnya, tipe berkas pengangkut, dan tipe stelenya ? Dan juga

apakah ada perbedaan dan bagaimana letaknya ? Hal tersebutlah yang melatar

belakangi praktikum kali ini. Praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari

sistem jaringan pada batang dan akar dikotil dan monokotil, mempelajari tipe

berkas pengangkut pada batang dan akar dikotil dan monokotil, dan mempelajari

tipe stele pada batang dan akar dikotil dan monokotil.

Dengan sekitar 275.000 spesies yang telah diketahui, sejauh ini

angiosperma merupakan kelompok tumbuhan yang paling beraneka ragam dan

paling luas. Para ahli membagi angiosperma menjadi dua kelas: monokotil,

dinamai demikian karena kotiledonnya (keping atau daun biji) hanya ada satu dan

dikotil, yang memiliki dua kotiledon (Campbell, 2003).

Plants are conventionally, divided into two major classes: Dicotyledons

(Magnoliopsida) and Monocotyledons (Liliopsida). This separation into two

classes is commonly taken for granted, because it is “patently obvious”, but

botanists have not always recognized these as the two fundamental groups of

angiosperms (Barabe, Brouillet, 1982).

Despite the problems with recognizing basal angiosperm taxa, the

conventional distinctions between dicotyledons and monocotyledons are still quite

useful. The main morphological differences between monocotyledons and

dicotyledons are, respectively, embryo with a single cotyledon vs. embryo with

two cotyledons; pollen with a single furrow or pore vs. pollen with three furrows

or pores; flower parts in multiples of three vs. flower parts in multiples of four or

five; parallel major leaf veins vs. reticulated major leaf vein; scattered vs.

Ringshaped pattern of stem vascular bundles; adventitious

roots vs. roots developing from radicles; secondary growth absent vs. secondary

growth often present. It is thanks to the extreme plasticity of their vegetative and

Page 4: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

reproductive organs that angiosperms have become so widely and successfully

established (Takhtajan, 1953).

Selain itu monokotil dan dikotil memiliki beberapa perbedaan struktur

yang lain antaranya : pada monokotil susunan tulang daun umumnya melengkung

atau menjari, berkas vaskuler umumnya tersusun secara kompleks, sistem akar

serabut dan bagian-bagian bunga umumnya dalam kelipatan tiga. Sedangkan

dikotil susunan tulang daun umumnya seperti jari, berkas vaskuler umumnya

tersusun dalam bentuk lingkaran, sistem akar tunggang dan bagian-bagian bunga

umumnya dalam kelipatan empat atau lima (Isharmanto, 2011).

Meristem adalah jaringan yang sel-selnya mampu membelah diri dengan

cara mitosis secara terus menerus (bersifat embrional) untuk menambah jumlah

sel-sel tubuh pada tumbuhan. Meristem terdapat pada bagian-bagian tertentu saja

pada tumbuhan. Berdasarkan letaknya, meristem dibedakan atas: 1. meristem

apikal (meristem ujung) terdapat pada ujung-ujung pokok batang dan cabang serta

ujung akar, 2. meristem interkalar/aksilar (meristem antara), terdapat di antara

jaringan dewasa, misalnya pada pangkal ruas batang, 3. meristem lateral

(meristem samping), terletak sejajar dengan permukaan organ, misalnya kambium

dan kambium gabus (Aldi, 2010).

Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem digolongkan menjadi

dua, yaitu meristem primer dan meristem skunder. Meristem primer pemanjangan

meristem apikal, berada pada ujung akar dan pada pucuk tunas, menghasilkan sel-

sel bagi tumbuhan untuk tumbuh memanjang. Meristem sekunder, yaitu aktivitas

penebalan secara progresif pada akar dan tunas yang terbentuk sebelumnya oleh

pertumbuhan primer. Pertumbuhan sekunder adalah produk meristem lateral,

silinder-silinder yang terbentuk dari sel-sel yang membelah ke samping di

sepanjang akar dan tunas pada tumbuhan berkayu (Febriani, et al, 2013).

Dari jaringan meristem sekunder akan menghasilkan pertumbuhan

sekunder yang menyebabkan batang menjadi bertambah besat misalnya aktivitas

kambium pada batang tumbuhan clikotil akan menghasilkan pembuluh kayu

(xilem) ke bagian dalam dan pembuluh tapis (floem) ke bagian luar. Selain itu,

terdapat kambium gabus (felogen) yang juga merupakan bagian dari pertumbuhan

sekunder yang disebut periderm. Kambium gabus terdiri atas tiga bagian yaitu: 1.

Page 5: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

felem, yaitu jaringan gabus itu sendiri yang tersusun atas sel - sel mati, 2. felogen,

yaitu bagian kambium gabus yang mengarah ke luar membentuk felem, 3.

feloderm, yaitu bagian vang dibentuk felogen kearah dalam dan merupakan

jaringan yang sifatnva serupa parenkim dan terdiri atas sel-sel hidup (Angga,

2009).

Jaringan dewasa merupakan kelompok sel tumbuhan yang berasal dari

pembelahan sel - sel meristem dan telah mengalami pengubahan bentuk yang

disesuaikan dengan fungsinya (Diferensiasi). Jaringan dewasa ada yang sudah

tidak bersifat meristematik lagi (sel penyusunnya sudah tidak membelah lagi)

sehingga disebut jaringan permanen. Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan

dewasa pada tumbuhan dibedakan menjadi empat macam jaringan yaitu: jaringan

epiderm, jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut

(Steven, 2008).

Epidermis adalah sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan fungsinya,

yang menutupi tubuh tumbuhan primer. Struktur epidermis ini dapat dihubungkan

dengan peranan jaringan tersebut sehingga lapisan sel yang berhubungan dengan

lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin, dalam dinding terluar dan pada

permukaannya (kutikula) membatasi penguapan. Karena susunan sel-selnya yang

kompak dan adanya kutikula yang keras, maka epidermis berfungsi pula sebagai

penyokong mekanis. Dinding sel epidermis yang tipis pada akar-akar rambut

menunjukkan bahwa epidermis yang tipis dan akar muda berfungsi khusus untuk

absorbsi. Epidermis pada bagian tumbuhan tertentu ada yang tetap berfungsi

selama hidupnya tumbuhan atau ada yang kemudian diganti oleh jaringan proteksi

lain, yaitu periderm (Haryanti, 2010).

Jaringan penyokong atau jaringan penguat pada tumbuhan terdiri atas sel-

sel kolenkim dan sklerenkim. Kedua bentuk jaringan ini merupakan jaringan

sederhana, karena sel-sel penyusunnya hanya terdiri atas satu tipe sel. Kolenkim

terdiri atas sel-sel berdinding tebal sebagai jaringan penyokong, sangat

berhubungan erat dengan parenkim. Kolenkim seperti halnya parenkim masih

mempunyai protoplas, mampu mengadakan aktivitas meristematis. Dinding

selnya merupakan dinding primer, tidak berlignin. Kolenkim berbeda dengan

jaringan penyokong lainnya yaitu dengan sklerenkim dalam hal struktur dinding

Page 6: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

dan kondisi protoplas. Kolenkim mempunyai dinding yang lunak, plastis, dinding

primer yang tidak berlignin, mempunyai protoplas yang aktif, mampu

menghilangkan penebalan dinding jika sel diinduksi untuk aktivitas meristematis,

seperti pembentukan kambium gabus atau kalau ada rangsangan luka. Sklerenkim

mempunyai dinding yang keras, kaku, dinding sekunder yang biasanya berlignin.

Dinding sekunder terdapat pada sel-sel untuk mengalirkan air dari xilem, dan

sering terdapat pula pada sel-sel parenkim xilem. Selain itu sel-sel parenkim

dalam daerah jaringan lainnya dapat pula bersifat sklereid (sclereid) yang

berfungsi untuk mengalirkan air batasannya tidak begitu jelas (Suradinata, 1998).

Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh

tumbuhan. Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem

atau pembuluh lapis/pembuluh kulit kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan

garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem

ada 2 macam: trakea dan trakeid. Pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-

lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan

satu sel dengan sel lainnya. Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian

ujung-ujung selnya. Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke

seluruh bagian tubuh tumbuhan (Frasiandini, 2012).

Pada jaringan-jaringan memliki perbedaan antara tumbuhan dikotil dan

monokotil. Oleh karena itu diadakan praktikum ini, dengan adanya masalah yaitu

apa tipe berkas pengangkut yang terdapat pada batang dan akar Zea mays,

Arachis hypogaea, Helianthus sp., Cyperus sp., dan Arthocarpus integra. Serta

bagaimana struktur jaringan yang menyusun akar dan batang dikotil dan

monokotil.

Page 7: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

METODOLOGI

Praktikum ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 13 Maret 2014 pukul

12.30 WIB – 15.00 WIB di Laboratorium Biologi FKIP Untan.

Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu mikroskop, silet, kaca

objek dan kaca penutup, sedangkan bahan yang digunakan antara lain preparat

awetan batang dikotil Arachis hypogaea dan akar dikotil Helianthus sp., preparat

awetan batang dan akar monokotil Zea mays, sediaan segar monokotil yaitu

Cyperus sp. dan dikotil yaitu Arthocarpus integra.

Cara kerjanya yaitu pertama-tama preparat diperiksa dengan perbesaran

lemah untuk mengamati susunan jaringan pada batang. Lalu satu sektor dari irisan

tersebut dibesarkan dengan pembesaran kuat. Kemudian digambar dan diberi

keterangan. Setelah itu tipe berkas pengangkut dan tipe stele masing-masing

tanaman disebutkan.

Page 8: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

HASIL PENGAMATAN & PEMBAHASAN

PENGAMATAN PREPARAT AWETAN

Tabel Pengamatan Preparat Awetan Batang dan Akar Dikotil dan Monokotil

Preparat awetan batang dikotil

Objek : Arachis hypogaea

Perbesaran : 25 X 10

Preparat awetan batang monokotil

Objek : Zea mays

Perbesaran : 40 X 10

Keterangan :

1. epidermis

2. floem

3. xilem

4. korteks

5. empulur

Tipe kolateral : terbuka

Keterangan :

1. epidermis

2. korteks

3. floem

4. xylem

5. empulur

Tipe kolateral : tertutup

Preparat awetan akar dikotil

Objek : Helianthus sp.

Perbesaran :25 X 10

Preparat awetan akar monokotil

Objek : Zea mays

Perbesaran : 40 X 10

Page 9: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

Keterangan :

1. epidermis

2. korteks

3. endodermis

4. floem

5. xilem

6. empulur

Tipe kolateral : terbuka

Keterangan :

1. epidermis

2. korteks

3. endodermis

4. empulur

5. floem

6. xilem

7. stele

Tipe kolateral : tertutup

PENGAMATAN PREPARAT SEGAR

Tabel Pengamatan Preparat Segar Batang Dikotil dan Monokotil

Preparat awetan batang dikotil

Objek : Arthocarpus integra

Perbesaran : 40 X 10

Preparat awetan batang monokotil

Objek : Cyperus sp.

Perbesaran : 40 X 10

Page 10: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

Keterangan :

1. epidermis

2. korteks

3. floem

4. xilem

5. empulur

Tipe kolateral : terbuka

Keterangan :

1. epidermis

2. korteks

3. floem

4. xilem

5. empulur

Tipe kolateral : tertutup

Pada praktikum yang berjudul Jaringan pada Akar dan Batang dikotil dan

Monokotil ini bertujuan untuk mempelajari sistem jaringan, tipe berkas

pengangkut, dan tipe stele pada batang tanaman monokotil dan dikotil.

Sistem jaringan dikotil dan monokotil pada setiap tumbuhan itu berbeda.

Jaringan yang dimiliki oleh tumbuhan dikotil berasal dari sistem apikal.

Jaringannya yaitu seperti protoderma, jaringan dasar, jaringan meristem dan

prokambium. Jaringan ini terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis,

dan ikatan pembuluh yaitu xylem, floem dan kambium. Jaringan permanen yang

terbentuk pada tumbuhan monokotil didapat dari jaringan meristem apikal dan

meristem interkalar. Tumbuhan monokotil pada umumnya tidak memiliki

kambium sehingga batangnya relatif lebih kecil dari tumbuhan dikotil (Angga,

2009).

Page 11: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

Berdasarkan bentuk dan fungsinya, jaringan dewasa pada tumbuhan

dibedakan menjadi empat macam jaringan yaitu: jaringan epidermis, jaringan

dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut.Tumbuhan

dikotil terdiri dari jaringan epidermis, jaringan korteks, jaringan endodermis, dan

ikatan pembuluh yang terdiri dari xylem, floem dan kambium (Steven, 2008).

Pada pengamatan preparat awetan kelompok kami menggunakan awetan

batang dan akar Zea mays (monokotil) dan batang Arachis hipogea (dikotil) serta

akar Helianthus sp. (dikotil).

Dari hasil pengamatan pada preparat awetan batang dan akar tumbuhan

monokotil dan dikotil yang dilakukan, terdapat perbedaan antara batang dan akar

tumbuhan dikotil dan monokotil tersebut.

Pada jaringan akar monokotil yang tampak yaitu empulur, floem,

xylem,endodermis, korteks, dan epidermis. Sedangkan akar dikotil yang tampak

yaitu epidermis, korteks, floem, xylem, dan empulur. Pengamatan yang dilakukan,

bila di bandingkan dengan referensi, empulur terdapat pada akar seperti tumbuhan

monokotil yang tidak membentuk xilem dipusat akar. Dapat dilihat data

pengamatan tersebut, bahwa akar dikotil memiliki bagian empulur, hal tersebut

kemungkinan kesalahan dalam menentukan bagian-bagiannya.

Menurut (Campbell, 2003) perbedaan antara akar dikotil dan monokotil

adalah terletak pada susunan berkas pembuluhnya. Pada akar dikotil berkas

pembuluh xilem memencar seperti jari-jari dari pusat roda hal ini dapat diartikan

bahwa letak pembuluh angkut pada akar dikotil ini tersebar, sedangkan pada akar

monokotil letak pembuluh floem dan xilemnya bergantian didalam stele yang

dapat diartikan bahwa letak pembuluh pada akar monokotil adalah teratur. Pada

korteks akar tumbuhan monokotil biasanya terdapat skelerenkim. Protofloem akar

tumbuhan dikotil tidak mempunyai sel pengiring sedangkan metafloem

mempunyai sel penggiring.

Pada akar Zea mays terlihat bagian luarnya tebal yang merupakan

epidermisnya. Jaringan pembuluh pengakut tepat di bagian tengah sel dalam

sitoplasma. Preparat ini tidak memiliki kambium yang memisahkan antara bagian

xylem dan floemnya. Pada akar Helianthus sp. memiliki bagian yang seperti

batang dikotil yaitu terdapat penyebaran yang merata dalam penyebaran sistem

Page 12: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

pengangkutan. Terdiri dari beberapa bagian yaitu epidermis pada bagian terluar

kemudian di belakangnya terdapat jaringan dasar atau korteks. Didekat bagian

berkas pembuluh terdapat endodermis yang dapat menyokong bagian pembuluh

pengangkut. Ikatan pembuluhnya juga terlihat jelas, dimana antara kambium,

xylem dan floem telah terpisah dan dapat diamati dengan jelas.

Pada jaringan batang monokotil yang tampak yaitu epidermis, korteks,

floem, xylem, dan empulur. Sedangkan batang dikotil yang tampak yaitu

epidermis, korteks, dan endodermis, floem dan xylem tidak terlihat jelas pada

objek. Perbedaan susunan keduanya terletak pada letak jaringan pembuluh yaitu

xylem dan floem.

Pada batang Zea mays, jaringan pembuluh terletak di seluruh jaringan dasar

(tersebar), sehingga tumbuhan monokotil tidak mempunyai kambium. Hal ini

sesuai dengan teori yakni dikemukakan (Budi, 2008) yaitu pada stele monokotil

terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang

artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.

Tidak adanya kambium pada monokotil menyebabkan batang monokotil

tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan

menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan

pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp.)

dan pohon Nenas seberang (Agave sp.).

Pada batang Arachis hypogea, jaringan dewasa primer berasal dari sistem

apikal (protoderm, ground meristem, dan prokambium) dan terdiri dari jaringan

epidermis pada bagian terluar kemudian di belakangnya terdapat jaringan dasar

atau korteks. Ikatan pembuluhnya juga terlihat jelas, dimana antara kambium,

xylem dan floem telah terpisah dan dapat diamati dengan jelas.

Tipe berkas pengangkut pada batang dikotil dan monokotil memiliki

perbedaan, yaitu pada batang dikotil tersusun pada suatu berkas berbentuk bulat

dan tertutup. Berhubungan satu sama lainnya dengan ikatan kambium, dengan

demikian sering disebut kolateral tertutup. Sedangkan pada batang monokotil

terdapat sebaran yang tidak beraturan yang saling berhubungan didalam

sitoplasma dan dinamakan tipe kolateral terbuka.

Page 13: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

Pada praktikum selanjutnya, yaitu pada preparat segar hasil pengamatan

yang didapatkan juga sama, terlihat pada preparat segar ini yaitu pada batang

tumbuhan monokotil (Cyperus sp.) berkas pengangkut terlihat tidak teratur dan

merupakan tipe kolateral tertutup dan dikotil (Arthocarpus integra) terlihat teratur

dan merupakan tipe kolateral terbuka.

Akan tetapi semua hasil pengamatan tersebut kurang sesuai dengan

literatur yang ada menurut (Nugroho, dkk. 2006) pada umumnya batang dan akar

memiliki struktur yang sama, keduanya memiliki stele dengan xilem dan floem,

perisikel, endodermis, korteks dan epidermis. Sedangkan pada praktikum yang

dilakukan pada umumnya hasil pengamatan pada batang dan akar tersebut hanya

memiliki epidermis, jaringan pengangkut (xilem dan floem), korteks dan empulur.

Hal ini terjadi karena ketidaktelitian pada saat mengamati preparat dari kedua

jenis tumbuhan monokotil dan dikotil terutama pada batang dan akarnya tersebut.

Bila dibandingkan awetan kering dengan awetan segar yaitu pada awetan

yang segar, sulit dalam menentukan bagiannya hal ini dikarenakan dalam mengiris

suatu objek menjadi irisan-irisan yang tipis merupakan pekerjaan yang sulit,

memerlukan kesabaran dan keterampilan latihan serta ketelitian. Walaupun

demikian, awetan segar seharusnya mudah untuk di amati karena preparat yang

digunakan masih hidup/segar dan awetan segar tersebut masih memiliki sedikit

pergerakan pada sitoplasmanya, bila dibandingkan dengan awetan kering.

Page 14: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

KESIMPULAN

Pada praktikum ini dapat disimpulkan pada tumbuhan dikotil jaringan

yang dimiliki berasal dari meristem apikal. Jaringan ini terdiri dari jaringan

epidermis, korteks, endodermis, dan ikatan pembuluh yaitu xylem, floem dan

kambium. Pada tumbuhan monokotil jaringan permanen yang terbentuk didapat

dari dari jaringan meristem apikal dan meristem interkalar. Tipe berkas

pengangkut pada batang dikotil tersusun pada suatu berkas berbentuk bulat dan

terbuka. Tipe berkas pengangkut pada batang monokotil terdapat sebaran yang

tidak beraturan yang saling berhubungan di dalam sitoplasma dan dinamakan tipe

kolateral tertutup. Pada batang dikotil terdapat berbagai macam tipe stele, yaitu

eustele, sifonostele ektofloik, dan sifonostele amfifloik.

Page 15: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

DAFTAR PUSTAKA

Aldi. 2010. Sel dan Jaringan pada Tumbuhan. (online).

(http://www.tentangbiologi.co.cc/2010/05/sel-dan-jaringan-pada-

tumbuhan.) Diakses tanggal 15 Maret 2014.

Angga. 2009. Perbedaan Dikotil dan Monokotil. (online).

(http://anggachip.blogspot.com/2009/03/perbedaan-dikotil-dan-

monokotil.html) Diakses tanggal 15 Maret 2014.

Barabe D and L. Brouillet, 1982. Feedback system Classification of angiosperms

Takhtajan. Acta Biotheoretica 31: 127-141.

Budi. 2008. Batang Dikotil Dan Monokotil. (online).

(http://setracrew.multipl.com/journal/item/12). Diakses tanggal 15 Maret

2014.

Campbell, Neil A. 2003. Biologi. Jakarta : Erlangga.

Febriani, et al. 2013. Pengaruh Pemberian Pupuk Pada Tanaman Jagung. Jurnal

Penelitian Tumbuhan 3: 81-82.

Frasiandini. 2012. Akar dan Batang Jagung. Jurnal Struktur Morfologi dan

Anatomi 1 (2) : 7-8.

Hartanto, Nugroho, dkk. 2006. Struktur & Perkembangan Tumbuhan. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Haryanti, Sri. 2010. Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan. Jurnal Anatomi

dan Fisiologi 18 (2) : 21-22.

Isharmanto. 2011. Angiospermae. (online).

(http://www.ruangilmu.com/index.php?

action=artikel&cat=40&id=188&rtlan). Diakses tanggal 15 Maret 2014.

Steven. 2008. Jaringan pada Tumbuhan. (online).

(http://stevenfilan.blog.friendster.com/2008/10/jaringan-pada-tumbuhan/).

Diakses tanggal 15 Maret 2014.

Suradinata. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung : Angkasa.

Takhtajan A. L. 1953. Phylogenetic principles of the system of higher plants.

Botanical Review 19 (1): 1-4.

Page 16: Dhea_Jaringan Pd Akar Dan Batang Dikotil & Monokotil

LAMPIRAN

1.    Apakah perbedaan letak jaringan pada tumbuhan monokotil dan dikotil baik

pada akar maupun batang?

Jawab: Letak perbedaannya adalah pada tumbuhan dikotil letak jaringannya

beraturan sedangkan pada tumbuhan monokotil tidak beraturan dan ada atau

tidaknya kambium dan letak dari berkas pembuluh angkut.

2.    Bagaimana air masuk ke dalam xilem?

Jawab: Secara osmosis (simplas) dan difusi (apoplas)  melalui dinding selnya.

3.    Jelaskan bagaimana air masuk ke dalam xilem melalui beberapa jaringan akar!

Jawab: Pertama-tama air diserap oleh rambut akar dengan cara osmosis,

kemudian air masuk dengan cara difusi didaerah simplas selanjutnya melewati

corpus (apoplas) dan korteks menuju silinder pusat tapi terlebih dahulu

melewati endodermis yang terletak di antara korteks dan stele (silinder pusat).

Dimana di endodermis terdapat pita kaspari. Setelah itu air pun diterima oleh

xilem dan diangkut ke daun.

4.    Bagaimana hasil pengamatan pada preparat segar dengan preparat awetan?

Jawab: Bila dibandingkan awetan kering dengan awetan segar yaitu pada 

awetan yang segar, sulit dalam menentukan bagiannya hal ini dikarenakan

dalam mengiris suatu objek menjadi irisan-irisan yang tipis merupakan

pekerjaan yang sulit, memerlukan kesabaran dan keterampilan latihan serta

ketelitian. Walaupun demikian, awetan segar seharusnya mudah untuk di amati

karena preparat yang digunakan masih hidup/segar dan awetan segar tersebut

masih memiliki sedikit pergerakan pada sitoplasmanya, bila dibandingkan

dengan awetan kering.