3
Galih Tanaya B4 DHF - Demam Berdarah adalah jenis penyakit yang seringkali mewabah pada daerah tropis dan subtropis. - Untuk fase demam berdarah, WHO membagi fase demam berdarah dalam 3 fase yaitu fase demam tinggi (febris), fase kritis, dan fase penyembuhan (pemulihan). o Fase Demam Tinggi (Febris). Terjadi pada hari ke 1 - 3 dan ditandai dengan demam yang mendadak tinggi disertai sakit kepala, badan terasa ngilu dan nyeri, mual. Seringkali disertai dengan bintik merah di kulit yang tidak hilang saat kulit diregangkan. o Fase Kritis Pada fase kedua demam berdarah ini terjadi pada hari ke 4 - 5. Fase ini ditandai dengan demam yang mulai menurun disertai dengan penurunan kadar trombosit dalam darah dan fase ini seringkali mengecohkan karena seolah-olah demamnya turun dan penyakitnya sembuh. Namun inilah yang disebut Fase Kritis Demam Berdarah dan kemungkinan terjadinya Dengue Shock Sindrome DSS. Pada fase ini dapat terjadi pendarahan hidung, mulut, kulit pucat dan dingin, serta terjadi penurunan kesadaran. o Fase Penyembuhan (Pemulihan). Terjadi pada hari ke 6 - 7. Dalam fase penyembuhan ini keadaan umum dari penderita mulai membaik. Keadaan umum penderita membaik, nafsu makan pulih kembali , hemodinamik (peredaran darah) stabil dan diuresis (frekuensi kencing) membaik dan akan kembali normal. Dan pada saat ini akan jauh lebih baik bila penderita diberikan gizi yang baik untuk meningkatkan keadaannya serta juga meningkat kadar daripada trombositnya. - Selain fase demam, terdapat juga tingkatan derajat demam berdarah menurut WHO :\ o DHF derajat I. Tanda yang ditemukan adalah adanya tanda infeksi virus, dengan manifestasinya yang berupa perdarahan yang tampak hanya dengan Uji Torniquet positif. o DHF derajat II. Manifestasinya adalah adanya perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik merah)

DHF WHO

Embed Size (px)

DESCRIPTION

DHF

Citation preview

Page 1: DHF WHO

Galih TanayaB4

DHF- Demam Berdarah adalah jenis penyakit yang seringkali mewabah pada daerah tropis dan

subtropis. - Untuk fase demam berdarah, WHO membagi fase demam berdarah dalam 3 fase yaitu fase

demam tinggi (febris), fase kritis, dan fase penyembuhan (pemulihan). o Fase Demam Tinggi (Febris).

Terjadi pada hari ke 1 - 3 dan ditandai dengan demam yang mendadak tinggi disertai sakit kepala, badan terasa ngilu dan nyeri, mual. Seringkali disertai dengan bintik merah di kulit yang tidak hilang saat kulit diregangkan.

o Fase KritisPada fase kedua demam berdarah ini terjadi pada hari ke 4 - 5. Fase ini ditandai dengan demam yang mulai menurun disertai dengan penurunan kadar trombosit dalam darah dan fase ini seringkali mengecohkan karena seolah-olah demamnya turun dan penyakitnya sembuh. Namun inilah yang disebut Fase Kritis Demam Berdarah dan kemungkinan terjadinya Dengue Shock Sindrome DSS. Pada fase ini dapat terjadi pendarahan hidung, mulut, kulit pucat dan dingin, serta terjadi penurunan kesadaran.

o Fase Penyembuhan (Pemulihan). Terjadi pada hari ke 6 - 7. Dalam fase penyembuhan ini keadaan umum dari penderita mulai membaik. Keadaan umum penderita membaik, nafsu makan pulih kembali , hemodinamik (peredaran darah) stabil dan diuresis (frekuensi kencing) membaik dan akan kembali normal. Dan pada saat ini akan jauh lebih baik bila penderita diberikan gizi yang baik untuk meningkatkan keadaannya serta juga meningkat kadar daripada trombositnya.

- Selain fase demam, terdapat juga tingkatan derajat demam berdarah menurut WHO :\o DHF derajat I.

Tanda yang ditemukan adalah adanya tanda infeksi virus, dengan manifestasinya yang berupa perdarahan yang tampak hanya dengan Uji Torniquet positif.

o DHF derajat II. Manifestasinya adalah adanya perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik merah)

o DHF derajat III (fase pre syok)Tanda DHF grade III adalah pasien mulai mengalami tanda syok ditandai dengan : kesadaran yang mulai menurun, tangan dan kaki dingin, nadi teraba cepat dan lemah, tekanan nadi masih terukur walaupun kecil.

o DHF derajat IV (dengue syok syndrome/DSS)Pasien syok dalam dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan pucat, nadi sangat lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur.

- Fase kritis pada umumnya mulai terjadi pada hari ketiga sakit.- Penurunanjumlah trombosit sampai <100.000/pl atau kurang dari 1-2- trombosit/ Ipb (rata-rata dihitung pada 10 Ipb) terjadi sebelum peningkatan hematokrit

dansebelum terjadi penurunan suhu.- Peningkatan hematokrit 20% atau lebih mencermikan perembesan plasma danmerupakan

indikasi untuk pemberian caiaran.

Page 2: DHF WHO

Manajemen DHF WHO- Pemberian Paracetamol tidak lebih dari 4x/hari, dilihat pada anak dengan demam 390 C.

AGE Dose (tablet 250 mg Mg/Dose< 1 year 1-4 years 5 years and above

¼ tablet ½ tablet 1 tablet

6060-120240

- Jangan di berikan Aspirin atau Brufen, karena dapat mengakibatlkan gastritis dan atau perdarahan pada anak” serta jangan diberikan antibiotik jika tidak diperlukan

- Larutan garam isotonik atau ringer laktat sebagai cairan awal pengganti volume plasma dapat diberikan sesuai dengan berat ringan penyakit.

- Perhatian khusus pada asus dengan peningkatan hematokrit yang terus menerus dan penurunan jumlah trombosit < 50.000/41. Secara umum pasien DBD derajat I danII dapat dirawat di Puskesmas, rumah sakit kelas D, C dan pada ruang rawat sehari di rumah sakit kelas B danA.

- Tindakan utama adalah mengkoreksi kolaps sirkulasi dengan pemberian glukosa 5 % dengan kecepatan 40 mL/kg untuk mengembalikan tekanan darah dalam waktu 1-2 jam, dan jika menuju ke keadaan stabil maka di perlambat menjadi 10mL/kg/jam.

- Jika tidak terjadi perbaikan maka diberikan plasma 20 mL/kg dan transfusi darah tidak dianjurkan serta sebaiknya di berikan oksigen

Prognosis- Mortalitas bervariasi dari (1-23) %, kematian paling sering ditemukan pada bayi usia 1 tahun.- Prognosis DBD terletak pada pengenalan awal terjadinya peningkatan kadar hematokrit.