12
DIAGNOSIS BRONKOPNEUMONIA PADA SEORANG ANAK I. PENDAHULUAN Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. 1 Organisasi Kesehatan Dunia mendefinisikan pneumonia sebagai adanya batuk dan nafas cepat atau sulit bernafas (di atas 50 nafas per menit untuk anak-anak 2 sampai 12 bulan usia, di atas 40 nafas per menit untuk anak-anak 12 bulan sampai 5 tahun). 2 Nafas cepat untuk anak umur < 2 bulan yaitu ≥ 60 kali/menit. 3 Diagnosis bronkopneumonia ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. II. RESUME Anamnesis Keluhan utama: sesak nafas Riwayat penyakit sekarang: Pasien laki-laki berusia 1 bulan 22 hari masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai batuk berlendir warna putih dan demam yang dialami sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Demam terjadi terus 1

Diagnosis Bronkopneumonia Pada Seorang Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pediatric

Citation preview

DIAGNOSIS BRONKOPNEUMONIA PADA SEORANG ANAK

I. PENDAHULUAN

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru.1 Organisasi Kesehatan Dunia mendefinisikan pneumonia sebagai adanya batuk dan nafas cepat atau sulit bernafas (di atas 50 nafas per menit untuk anak-anak 2 sampai 12 bulan usia, di atas 40 nafas per menit untuk anak-anak 12 bulan sampai 5 tahun).2 Nafas cepat untuk anak umur < 2 bulan yaitu 60 kali/menit. 3

Diagnosis bronkopneumonia ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

II. RESUME

Anamnesis

Keluhan utama: sesak nafas

Riwayat penyakit sekarang: Pasien laki-laki berusia 1 bulan 22 hari masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai batuk berlendir warna putih dan demam yang dialami sejak sehari sebelum masuk rumah sakit. Demam terjadi terus menerus. Merintih (+), kejang (-), flu (-), muntah (-), lemas (+), gelisah (+). Pasien belum meminum obat sebelumnya. Pasien tidak malas minum. Buang air besar dan buang air kecil normal.

Riwayat penyakit sebelumnya: pasien belum pernah mengalami keluhan serupa.

Riwayat penyakit keluarga: ada yang mengalami batuk di dalam keluarga.

Riwayat sosial ekonomi: menengah

Riwayat kebiasaan dan lingkungan: di dalam rumah ada yang merokok.

Riwayat kehamilan dan persalinan: pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Lahir dengan metode persalinan section caesarea. Berat badan bayi lahir adalah 2900 gram. Panjang bayi baru lahir adalah 47 cm. Antenatal care teratur dan tidak pernah mengalami sakit selama hamil.

Kemampuan dan kepandaian bayi: bayi dapat memutar kepala dan mengangkat kepalanya sebentar. Bayi mulai mengamati orang dan mengikuti gerakan objek.

Anamnesis makanan: ASI: dari lahir sampai sekarang. Susu formula: dari lahir sampai sekarang.

Riwayat imunisasi Hepatitis B dan BCG.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum sakit sedang, kesadaran compos mentis, berat badan 4100 gram, berat badan 51 cm, status gizi baik (Z score +1 sampai +2). Lingkar kepala: 39 cm (2 SD), normal.

Tanda vital: denyut nadi 130 kali/menit, suhu 39,5o C, respirasi 62 kali/menit.

Kulit: Sianosis (-), ikterus (-)

Kepala: Normocephale, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), rhinorrhea (-), pernafasan cuping hidung (+), otorrhea (-).

Leher: Pembesaran kelenjar getah bening (-). Pembesaran kelenjar tiroid (-)

Paru-paru: inspeksi pergerakan dinding dada simetris bilateral, retraksi dinding dada bagian bawah (+); palpasi suara nafas melemah (+); perkusi pekak; auskultasi ronkhi (+/+), wheezing (-/-).

Jantung: inspeksi ictus cordis tidak tampak; palpasi ictus cordis teraba; perkusi pekak; auskultasi bunyi jantung I/II murni regular, murmur (-), gallop (-).

Abdomen: inspeksi dinding abdomen datar kesan normal; auskultasi peristaltik (+) kesan normal; perkusi timpani; palpasi pembesaran organ (-).

Punggung: Dalam batas normal

Genitalia: Normal

Anggota gerak: Ekstremitas atas & bawah akral hangat (+), edema (-)

Otot-otot: Eutrofi

Refleks : Fisiologis (+/+), Patologis (-/-)

Hasil pemeriksaan darah rutin

Eritrosit 4,52x106/mm3

Hemoglobin 11,6 g/dL

Hematokrit 34,7%,

Platelet 333x103/mm3

Leukosit 15,7 x103/mm3.

III. DISKUSI

Diagnosis bronkopneumonia ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, penyebab noninfeksi ini meliputi aspirasi makanan atau asam lambung, benda asing, hidrokarbon.4 Etiologi pneumonia pada neonatus dan bayi kecil meliputi Streptococcus grup B dan bakteri Gram negatif seperti E.Coli, Pseudomonas sp., atau Klebsiella sp.1

Klasifikasi pneumonia pada bayi dan anak usia 2 bulan sampai 5 tahun adalah sebagai berikut:

Pneumonia berat

Bila ada sesak nafas

Harus dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

Bila tidak ada sesak nafas

Ada nafas cepat dengan laju nafas:

> 50 kali/menit untuk anak usia 2 bulan sampai 1 tahun.

> 40 kali/menit untuk anak usia >1 tahun sampai 5 tahun.

Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral

Bukan pneumonia

Bila tidak ada nafas cepat dan sesak nafas

Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan pengobatan simtomatis seperti penurun panas.1

Klasifikasi pneumonia bayi berusia dibawah usia 2 bulan adalah sebagai berikut:

Pneumonia

Bila ada nafas cepat (>60 kali/menit) atau sesak nafas.

Harus dirawat dan diberikan antibiotik.

Bukan pneumonia

Tidak ada nafas cepat atau sesak nafas.

Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis.1

Pada kasus ini, pasien memenuhi kriteria pneumonia untuk bayi usia dibawah 2 bulan yaitu adanya nafas cepat (>60 kali/menit) dan sesak nafas.

Pneumonia pada anak umumnya didiagnosis berdasarkan gambaran klinis yang menunjukkan keterlibatan sistem respiratori, serta gambaran radiologis. Gejala klinis meliputi nafas cepat, sesak nafas dan berbagai tanda bahaya agar anak segera dirujuk ke pelayanan kesehatan. Nafas cepat dinilai dengan menghitung frekuensi nafas selama satu menit penuh ketika bayi dalam keadaan tenang. Sesak nafas dinilai dengan melihat adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam ketika menarik nafas. Tanda bahaya pada anak berusia 2 bulan sampai 5 tahun adalah tidak dapat minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk; tanda bahaya untuk bayi di bawah 2 bulan adalah malas minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, mengi dan demam/badan terasa dingin.1 Pada kasus ini, ditemukan gejala klinis nafas cepat dan sesak nafas serta demam. Dari pemeriksaan tanda vital frekuensi pernafasannya yaitu 62 kali/menit, sehingga dapat dikategorikan nafas cepat untuk usia bayi < 2 bulan. Dari hasil pemeriksaan fisik, ditemukan adanya tarikan dinding dada bagian bawah yang menunjukkan adanya sesak nafas pada pasien tersebut. Hal ini sesuai dengan teori.

Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat-ringannya infeksi, tetapi secara umum adalah sebagai berikut:

Gejala infeksi umum, yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare.

Gejala gangguan respiratori, yaitu batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipnea, nafas cuping hidung, air hunger, merintih dan sianosis.1 Pada kasus ini gejala infeksi umum yang ditemukan yaitu demam, gelisah dan malaise. Tidak terdapat keluhan gastrointestinal pada kasus ini. Gejala gangguan respiratori yang ditemukan pada kasus ini yaitu batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipnea, nafas cuping hidung dan merintih. Hal ini sesuai dengan teori.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda klinis seperti pekak perkusi, suara nafas melemah dan ronki. Akan tetapi pada neonatus dan bayi kecil, gejala dan tanda pneumonia lebih beragam dan tidak selalu jelas terlihat. Pada perkusi dan auskultasi paru umumnya tidak ditemukan kelainan.1 Pada kasus ini, hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan pada perkusi paru berupa pekak dan auskultasi paru berupa ronki pada kedua lapang paru. Hal ini sesuai dengan teori.

Klasifikasi bayi muda umur kurang dari 2 bulan5

Gejala

Klasifikasi

Tidak mau minum atau memuntahkan semua atau

Riwayat kejang atau

Bergerak hanya jika dirangsang atau

Nafas cepat (60 kali/menit) atau

Nafas lambat (30000/mm3) hampir selalu menunjukkan adanya infeksi bakteri.1. Pada kasus ini, pemeriksaan darah rutin pasien menunjukkan adanya leukositosis yaitu 15,7 x103/mm3.

Foto rontgen toraks anterior posterior dan lateral hanya dilakukan pada pasien dengan tanda dan gejala klinik distres pernafasan seperti takipnea, batuk, dan ronki dengan atau tanpa suara nafas yang melemah. Bronkopneumonia, ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai dengan peningkatan corakan peribronkial.1 Pada kasus ini, pasien tidak dilakukan pemeriksaan foto rontgen toraks.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rahajoe, N. N., Supriyatno, B., Setyanto, D. B. 2013. Buku Ajar Respirologi Anak Edisi Pertama. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia

2. Shah, S. S. 2009. Pediatric Practice Infectious Disease. Philadelphia: McGraw Hill.

3. Tim Adaptasi Indonesia. 2009. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: WHO Indonesia

4. Behrman, R. E., Kliegman, R., Arvin, A. M. 2011. Nelson Textbook of Pediatrics 19th Edition. Philadelphia: Elsevier

5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

6. Pudjiadi, A. H. et al. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia

5