18
royeksi memiliki dua arti, yaitu arti umum dari proyeksi (sesuai dengan kata proyeksi) dikaitkan dengan alat yang dinamakan proyektor. Proyeksi ialah mengeluarkan gambar dari proyektor ke suatu layar proyeksi. P Arti lain dari proyeksi yang berasal dari Freud ialah suatu proses psiko-patologis. Ia mengemukakan bahwaa proyeksi merupakan satu diantara mekanisme defensif yang terjadi pada kasus paranoid, yakni kecenderungan melakukan eksternalisasi dari dorongan-dorongan, yang tidak dapat ia terima dan tidak disadari dalam dirinya. Munster Dan Pryer pada tahun 1959 (dalam Rabin, 1981) membahas proyeksi dalam arti luas yang dibedakan dalam 4 golongan konsep, yakni proyeksi klasik, proyeksi atributif, proyeksi autistik dan “rationalized projection”. Sedangkan Lindzey pada tahun 1961 (pada Rabin, 1981) menggolongkan tes proyeksi dalam lima jenis, yaitu teknik asosiasi (misalnya, tes asosiasi kata dan tes Rorschach), teknik konstruksi (misalnya TAT, CAT, tes Blacky, dan Make Picture Story), teknik melengkapi (misalnya, psiko-drama, Dragon Test, lukisan, free art expression, dan free play). Apakah yang dimaksud dengan “tes proyeksi” atau

Diagnostik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Diagnostik

royeksi memiliki dua arti, yaitu

arti umum dari proyeksi (sesuai

dengan kata proyeksi) dikaitkan

dengan alat yang dinamakan proyektor.

Proyeksi ialah mengeluarkan gambar

dari proyektor ke suatu layar proyeksi.

PArti lain dari proyeksi yang

berasal dari Freud ialah suatu proses

psiko-patologis. Ia mengemukakan

bahwaa proyeksi merupakan satu

diantara mekanisme defensif yang terjadi

pada kasus paranoid, yakni

kecenderungan melakukan eksternalisasi

dari dorongan-dorongan, yang tidak

dapat ia terima dan tidak disadari dalam

dirinya.

Munster Dan Pryer pada tahun

1959 (dalam Rabin, 1981) membahas

proyeksi dalam arti luas yang dibedakan

dalam 4 golongan konsep, yakni

proyeksi klasik, proyeksi atributif,

proyeksi autistik dan “rationalized

projection”.

Sedangkan Lindzey pada tahun

1961 (pada Rabin, 1981)

menggolongkan tes proyeksi dalam lima

jenis, yaitu teknik asosiasi (misalnya, tes

asosiasi kata dan tes Rorschach), teknik

konstruksi (misalnya TAT, CAT, tes

Blacky, dan Make Picture Story), teknik

melengkapi (misalnya, psiko-drama,

Dragon Test, lukisan, free art expression,

dan free play).

Apakah yang dimaksud dengan

“tes proyeksi” atau “teknik/metode

proyeksi”, serta dasar pemikirannya?

Rabin (1981) menyatyakan bahwa

unsur-unsur yang menyusun definisi tes

proyeksi ialah: pertama, adanya stimulus

yang samar-samar atau ambigu; kedua,

subyek yang mengerjakan tes tidak

begitu sadar akan tujuan stimulus yang

diberikan serta apa implikasinya; ketiga,

tugas dari pemeriksa adalah melakukan

analisis dan interpretasi holistik-

ideografis.

Page 2: Diagnostik

Sifat Teknik-Teknik Proyektif

Ciri pembeda utama dari teknik proyektif adalah pada penilaiannya atas tugas

yang relatif tak terstruktur, yaitu tugas yang memungkinkan variasi yang hampir tak

terbatas dari respon-respon yang mungkin. Hipotesis yang mendasari hal ini adalah

bahwa cara individu mempersepsi dan menginterpretasi materi tes atau

“menstrukturisasikan” situasi itu akan mencerminkan aspek-aspek dasar dari fungsi

psikologisnya. Dengan kata lain, diharapkan materi tes bisa berfungsi sebagai semacam

saringan dimana responden “memproyeksikan” proses pikiran, kebutuhan, kecemasan

dan konflik khas mereka

Instrumen proyektif juga mempersentasikan prosedur testing yang

disembunyikan, sejauh peserta tes jarang menyadari jenis interprestasi psikologis yang

akan dibuat atas respon-respon mereka. Dicirikan oleh pendekatan global terhadap

penaksiran kepribadian. Perhatian difokuskan pada gambaran komposit dari keseluruhan

kepribadian dan bukannya pada pengukuran ciri-ciri yang terpisah. Metode proyektif

berasal dari dalam lingkungan klinis dan tetap merupakan alat yang penting bagi ahli

klinis

Teknik-Teknik Noda Tinta

Rorschach. Tinta Rorschach pertama kali dideskripsikan pada tahun 1921.

Rorschach adalah yang pertama menerapkan noda tinta pada penyelidikan diagnostik atas

kepribadian secara keseluruhan. Rorschach bereksperimen dengan sejumlah besar noda

tinta, yang ia jalankan pada berbagai kelompok psikiatrik yang berbeda. Sebagai hasil

dari observasi klinis semacam ini, ciri-ciri respon yang membedakan antara berbagai

sindroma psikiatris secara bertahap dipersatukan dalam suatu sistim skoring. Prosedur-

prosedur skoring ini lebih jauh dipertajam dengan testing suplementer atas orang yang

bermental terbelakang, serta juga seniman, sarjana dan kelompok orang khas lainnya.

Metodologi Rorshach lalu mewakili aplikasi dini, informal dan relatif subyektif dari

pengujian kriteria

Masing-masing kartu Rorschach memuat cetakan noda tinta simetris bilateral

yang serupa dengan salah satu noda hitam yang diilustrasikan gambar. Lima dari noda

Page 3: Diagnostik

tinta diletakan pada bayangan abu-abu dan hitam saja; dua memuat sentuhan tambahan

dari warna merah terang; dan tiga sisanya memadukan beberapa bayangan pastel. Selama

penyelenggaraan Rorschach, responden ditunjukan masing-masing noda tinta, satu kali

setiap saat dan diminta untuk memberitahu apa yang ditampakan oleh noda tinta itu.

Selain menyimpan catatan verbal tentang respon terhadap setiap kartu, penguji umumnya

mencatat waktu reaksi dan lama espon, atau posisi dimana kartu dipegang, catatan

spontan, ungkapan emosional dan prilaku insindentil lain dari responden selama sesi tes

itu. Pada waktu tertentu setelah presentasi 10 kartu, kebanyakan penguji mengajukan

pertanyaan pada individu secara sistematik tentang bagian dan aspek tiap noda tinta

terhadap mana asosiasi diberikan. Selama penyelidikan ini, para responden juga memiliki

kesempatan untuk menguraikan serta menjernihkan respon lebih awal mereka.

Perbedaan-perbedaan utama di antara berbagai sistem Rorschach yang berkembang dari

tahun 1930-an sampai dengan 1960-an ada pada metode skoring.

Analistis lebih jauh atas respon-respon Rorschach umumnya didasarkan pada

frekuensi relatif respon-respon dalam berbagai kategori dan juga nisbah tertentu serta

antar-hubungan di antara berbagai kategori yang berbeda. Contoh-contoh jenis

interprestasi kualitatif yang umumnya digunakan bersama dengan respon-respon

Rorschach adalah asosiasi respon “keseluruhan” dengan pikiran konseptual, asosiasi

respon “warna” dengan emosionalitas dan asosiasi respon “gerakan manusia” dengan

imajinasi serta kehidupan fantasi. Dalam penerapan Rorschach yang lazim, penekanan

utama ditempatkan pada deskripsi “global” final atas individu, yang disini ahli klinis

memadukan hasil-hasil dan berbagai bagian protokol yang berbeda dan

mempertimbangkan antar-hubungan berbagai skor dan indeks yang berbeda. Dalam

praktek sesungguhnya, informasi yang ditarik dari sumber-sumber luar, seperti misalnya

tes-tes lain, wawancara dan catatan riwayat kasus juga digunakan dalam mempersiapkan

deskripsi ini

Sistem Komprehensif Exner

Pada tahun 1900-an, tes Rorschach menjadi kurang dihargai sebagai instrumen

psikometris. Para peneliti sadar bahwa diri mereka dihambat oleh kesulitan yang inheren

dalam metode itu sendiri, seperti misalnya kemungkinan variasi dalam jumlah total

Page 4: Diagnostik

respon, pengaruh dari efek penguji dan saling ketergantungan skor-skor, serta juga

perkembangan sistem penentuan skor. Keadaan ini semua menjadikan penelitian atas

rehabilitas dan validitas tes Rorschach sebagai usaha yag berjalan sedikit demi sedikit,

terganggu dengan kekurangan metodologis dan pada akhirnya memberikan hasil yang

mengecewakan.

Perbedaan yang luas telah berkembang diantara lima sistem Rorschach utama

yang digunakan di Amerika Serikat. Perbedaan ini didokumentasikan oleh John E. Exner,

Jr. (1969) yang bekerja dengan Samuel Beck dan Bruno Klopfer, dua orang dari para

pembuat sistematisasi Rorschach yang paling berfariasi.. Exner tertarik pada

kemungkinan untuk menyling semua segi yang secara empiris berguna dan dapat

dipertahankan yang dimiliki oleh metode itu, kedalam satu sistem tunggal

Pertama, exner mengembangkan sistem Rorschach kompherensif yang

memadukan unsur-unsur yang dikumpulkan dari kelima pendekatan utama. Exner

menyediakan administrasi terstandarisasi, penentuan skor dan prosedur interpretatif yang

diseleksi atas dasar perbandingan empiris siantara berbagai praktek. Penekanannya

adalah lebih pada variabel struktural ketimbang pada variabel isi. Sesunguhnya, menurut

Exner, obyek respon penentuan skor adalah asal mula dari rangkuman struktural yang ada

pada inti sistemnya serta memberikan dasar bagi kebanyakan dalil interprentif. Tiap

respon dikodifisikan pada beberapa kategori penentuan skor yang berbeda, mencakup

antara lain lokasi, determinan, kualitas bentuk, isi, aktiviyas organisasional, dan

popularitas. Respon – respon berkode ini didaftar dan frekkuensi kode dihitung; unsur-

unsur ini kemudian digunakan dalam penghitungan nisbah, presentase, dan indeks yang

melengkapi rangkuman struktural. Pernyataan interpretatif bisa berasal, dari variabel-

variabel pada berbagai tingkat kompleksitas. Sejumlah hipotesis dihubungkan dengan

frekuensi sederhana, seperti lingkup penggunaan satu determinan tunggal (misalnya,

pembentukan bayangan ); yang lain didasarkan pada munculnya dua variabel atau lebih

secara bersama-sama seperti misalnya jmlah isi manusia dan isi hewan. Tingkat analisis

yang paling kompleks adalah konstelasi dari berbagai variabel dan skor potong yang

dihasilkan secara empiris. Variabel-variabel ini dikelompokkan ke dalam indeks-indeks

(misalnya, Indeks Schizophrenia, Indeks Depresi, dan Indeks Mengatasi Kekurangan)

yang agaknya mencerminkan kemungkinan adanya gangguan atau kondisi tertentu.

Page 5: Diagnostik

TAT (Thematic Apperception Tes)

Thematic Apperception Test atau disingkat TAT diciptakan oleh H.A. Murray,

terdiri dari 36 kartu berukuran kuarto dengan gambar-gambar manusia dalam berbagai

situasi interpersonal. Gambar-gambar tersebut bernomor 1 hingga 20, dimana ada satu

kartu kosong, yaitu kartu nomor 16. Ada gambar tanpa tanda apa-apa (hanya nomor), ada

gambar dengan tanda G,F,GF,M,B,BM dibelakang nomor masing-masing untuk

menunjukkan apakah gambar itu diberikan kepada anak perempuan atau wanita dewasa

(G, F), anak laki-laki atau pria dewasa (B, M), atau dapat diberikan pada laki-laki

maupun wanita (tanpa kode huruf). Tes ini merupakan tes proyeksi dalam arti konstruktif

(artinya subyek mengkontruksi suatu cerita) atau konstitutif (artinya gambar-gambar

membentuk cerita subyek). Subyek diberi penjelasan bahwa tes ini merupakan

merupakan tes imajinasi dan ia dimintauntuk membuat sebuah cerita untuk setiap gambar

(biasanya dipilih sekitar 10 gambar) tentang tokoh-tokoh yang ada dalam gambar-gambar

itu.

Rasional TAT adalah bahwa ada kecenderungan menginterpretasi situasi

interpersonal gambar TAT dan mengekspresikan keinginan dan sentimen, baik yang

disadari maupun yang tidak disadari, sesuai dengan pengalaman subyek dimasa lalu.

Sesuai dengan teori Murray tentang kebutuhan (ada dalam diri subyek) dan press (daya

dari lingkungan yang dapat menunjang atau menghambat kebutuhan subyek), rasional

TAT ialah bahwa cerita subyek tentang kebutuhan-kebutuhan tokoh-tokoh dalam gambar

TAT serta daya lingkungan tokoh-tokoh tersebut, menggambarkan keadaan (sadar atau

tak sadar) kebutuhan dan press subyek itu sendiri. Jadi, bila dilaksanakan dengan baik

(mempunyai nilai proyektif atau telah terjadi proyeksi), maka TAT dapat memberikan

gambaran tentang dorongan, emosi, sentimen, dan konflik kepribadian subyek dari

pembuat tes atau subyek yang diperiksa.

Kapan cerita subyek dianggap “proyektif”? Murray mengajukan syarat-syarat

yang cukup berat, yakni cerita yang dibuat subyek mempunyai awal, tengah dan akhir,

dan menggambarkan perilaku, pikiran, perasaan tokoh dalam gambar tersebut. Biasanya

cerita dikategorikan proyektif apabila terdiri dari 100 hingga 300 kata, atau cerita itu

menggambarkan kepribadian tokoh dalam gambar, mempunyai awal, tengah dan akhir,

bukan sekedar deskripsi gambar dan tidak merupakan cerita klise. Interpretasi dilakukan

Page 6: Diagnostik

melalui analisis dari perilaku, persaan, serta kebutuhan, yang ada pada tokoh utama dan

tokoh lain dalam gambar, yang dirangkum dari seluruh gambar yang diberikan kepada

subyek. TAT, yakni dari Murray sendiri, Bellak, Morris I. Stein, Reuben Fine, dan

Tomkins. Namun tujuannya adalah sama.

Tes – tes Grafis

Ada beberapa jenis tes grafis atau tes gambar yang digunakan dalam pemeriksaan

psikologis, yakni tes Stimulus Drawing Relation yang diciptakan Wartegg (disebut tes

Wartegg), tes gambar manusia atau Draw A Person tes (DAP), tes menggambar pohon

atau Baum Test, dan tes menggambar rumah-pohon-orang atau House Tree Person test

(HTP).

Tes Wartegg terdiri dari selembar kertas berukuran kuarto yang berisi delapan

kotak segiempat dan di dalam masing-masingnya terdapat suatu stimulus tertentu.

Subyek diminta untuk menyelesaikan stimulus dalam setiap kotak itu menjadi suatu

gambar sesuai keinginannya. Pada awalnya Erich Wartegg menggunakannya sebagai

suatu tes perkembangan anak, melalui mana ia memperhatikan anak akan

menyelesaiakan stimulus-stimulus tersebut, kemudian membandingkannya dengan

gambar anak lain. Selanjutnya Maria Kinget membuat disertasi tentang tes ini dan ia

membuat sistim penyekoran yang khusus. Jadi sebenarnya yang digunakan selama ini

adalah tes Wartegg-Kinget.

Pada DAP, HTP, dan tes gambar pohon, subyek tidak diberi stimulus. Subyek

diminta untuk menggambar orang (DAP), menggambar rumah-pohon-orang (HTP), atau

menggambar pohon (BAUM). Sedanngkan pada tes Wartegg, ada stimulus yang harus

diselesaikan. Situasi yang berbeda ini mempunyai dampak khusus bagi subyek yang

dites, misalnya ada subyek yang lebih merasa nyaman dan bebas bila diberi kebebasan

menggambar, namun ada pula yang merasa lebih nyaman kalau diberi stimulus.

Kemahiran menggambar dan pendidikan subyek sebaiknya dipertimbangkan dalam

menginterpretasi hasil gambar subyek.

Latar belakang dari Tes grafis adalah kenyataan bahwa para artis

memproyeksikan dirinya dalam karya-karyanya, antara lain dalam lukisan. Dalam

penciptaan karya artistiknya ia mengepresikan ketidaksadaran melalui simbol-simbol,

Page 7: Diagnostik

juga melalui gaya dan pendekatannya. Reprensentasi grafis dan gambar juga

mengepresikan terlebih dahulu sebelum menulis. Gambar orang mengungkapkan lapisan-

lapisan primitif dan dini dalam kepribadian, yang telah ada sebelum pengendalian intelek

menguasai diri seseorang (Rabin, 1981).

Tes DAP semula merupakan suatu tes perkembangan kognitif (Goodenough,

dalam Marnat, 1999) dikembangkan menjadi tes kepribadian yang interpretasinya

didasarkan atas teori proyeksi dan diuji cobakan pada sejumlah kasus-kasus klinis.

Bersamaan dengan itu, Buck mengembangkan tes House-Tree-Person (HTP) dan

mengatakan bahwa selain manusia, pohon dan rumah juga mempunyai arti simbolis.

Pengembangan lain dari tes gambar proyektif yang dikaitkan dengan arti-arti simbolis

antara lain adalah tes gambar keluarga. Administrasi dan penyekoran yang dikembangkan

oleh masing-masing penciptanya ada yang menggunakan penyekoran kuantitatif dan ada

pula yang kualitatif-simbolis. Interpretasi tes-tes gambar sebagai tes kepribadian harus

dilakukan berhati-hati karena validasi yang dilakukan, misalnya oleh Machover dengan

kasus-kasus klinis, harus dikaji ulang terlebih dahulu untuk kasus-kasus di Indonesia.

Definisi

Rumah-pohon-orang test (HTP) adalah projective tes kepribadian, jenis ujian

yang menguji taruhan merespon atau menyediakan dwimakna, abstrak, atau unstructured

stimuli (seringkali dalam bentuk gambar atau gambar). Dalam HTP, ujian pembeli

diminta untuk menggambar rumah, pohon, dan orang, dan ini memberikan gambar yang

mengukur diri dari persepsi dan sikap. Seperti projective tes lainnya, memiliki fleksibel

dan administrasi dan interpretasi subyektif.

Tujuan

Tujuan utama dari HTP adalah untuk mengukur aspek kepribadian seseorang

melalui interpretasi dari gambar dan tanggapan atas pertanyaan. Ia juga kadang-kadang

digunakan sebagai bagian dari penilaian kerusakan otak atau keseluruhan neurological

berfungsi.

Page 8: Diagnostik

HTP yang dikembangkan di tahun 1948, dan diperbarui pada 1969. Tests

requiring human figure drawings were already being utilized as projective personality

tests. Tes memerlukan gambar tokoh manusia yang telah dimanfaatkan sebagai

projective tes kepribadian. Buck believed that drawings of houses and trees could also

provide relevant information about the functioning of an individual's personality. Buck

percaya bahwa gambar rumah dan pohon juga dapat menyediakan informasi yang relevan

tentang fungsi dari kepribadian seorang individu.

Precautions Kewaspadaan

Because it is mostly subjective, scoring and interpreting the HTP is difficult. Karena

kebanyakan subjektif, dan angka interpreting HTP yang sulit. Anyone administering the

HTP must be properly trained. Siapapun HTP administrasi yang harus dilatih dengan

benar. The test publishers provide a detailed 350-page administration and scoring

manual. Ujian penerbit memberikan rincian 350 halaman administrasi dan scoring

manual.

Description Keterangan

The HTP can be given to anyone over the age of three. HTP yang dapat diberikan kepada

orang yang berusia lebih dari tiga. Because it requires test takers to draw pictures, it is

often used with children and adolescents. Karena memerlukan tes takers untuk

mengambil gambar, sering digunakan dengan anak-anak dan remaja. It is also often used

with individuals suspected of having brain damage or other neurological impairment. Hal

ini juga sering digunakan dengan individu-individu yang diduga mengalami kerusakan

otak atau lainnya neurological perusakan. The test takes an average of 150 minutes to

complete; it may take less time with normally functioning adults and much more time

with neurologically impaired individuals. Ujian ini memakan waktu rata-rata 150 menit

hingga selesai; mungkin mengambil waktu kurang berfungsi normal dengan orang

dewasa dan masih banyak lagi dengan waktu neurologically diburukkan individu.

During the first phase of the test, test takers are asked to use a crayon to draw pictures,

respectively, of a house, a tree, and a person. Selama tahap pertama dari ujian, ujian

Page 9: Diagnostik

takers diminta untuk menggunakan krayon untuk mengambil gambar, masing-masing,

dari rumah, pohon, dan orang. Each drawing is done on a separate piece of paper and the

test taker is asked to draw as accurately as possible. Setiap gambar dilakukan pada bagian

yang terpisah dari kertas dan ujian pembeli diminta untuk mengambil seakurat mungkin.

Upon completion of the drawings, test takers are asked questions about the drawings.

Setelah selesai gambar-gambar, test takers diminta pertanyaan mengenai gambar. There

are a total of 60 questions that examiners can ask. Terdapat total 60 pertanyaan yang

dapat meminta examiners. Examiners can also create their own questions or ask

unscripted follow-up questions. Examiners juga dapat membuat sendiri pertanyaan atau

meminta unscripted tindak lanjut pertanyaan. For example, with reference to the house,

the test creator wrote questions such as, "Is it a happy house?" Misalnya, dengan merujuk

ke rumah, ujian pencipta wrote pertanyaan seperti, "Is it a happy rumah?" and "What is

the house made of?" dan "Apa yang terbuat dari rumah?" Regarding the tree, questions

include, "About how old is that tree?" Mengenai pohon, termasuk pertanyaan, "Berapa

lama adalah pohon?" and "Is the tree alive?" dan "Apakah pohon hidup?" Concerning the

person, questions include, "Is that person happy?" Mengenai orang, termasuk pertanyaan,

"Apakah orang yang bahagia?" and "How does that person feel?" dan "Bagaimana orang

yang merasa?"

During the second phase of the test, test takers are asked to draw the same pictures with a

pencil. Selama tahap kedua ujian, ujian takers diminta untuk mengambil gambar yang

sama dengan pensil. The questions that follow this phase are similar to the ones in the

first phase. Pertanyaan yang mengikuti tahap ini adalah serupa dengan pada tahap

pertama. Some examiners give only one of the two phases, choosing either a crayon, a

pencil, or some other writing instrument. Beberapa examiners memberikan hanya salah

satu dari dua tahapan, baik yang memilih krayon, sebuah pensil, atau alat tulis lainnya.

One variation of test administration involves asking the individual to draw two separate

persons, one of each sex. Salah satu variasi dari tes administrasi melibatkan individu

yang meminta untuk mengambil dua orang, satu dari masing-masing jenis kelamin.

Another variation is to have test takers put all the drawings on one page. Variasi lain

adalah untuk menguji takers menaruh semua gambar-gambar pada satu halaman.

Page 10: Diagnostik

Results Hasil

The HTP is scored in both an objective quantitative manner and a subjective qualitative

manner. HTP adalah angka yang baik dengan cara yang objektif kuantitatif dan kualitatif

dengan cara subjektif. The quantitative scoring scheme involves analyzing the details of

drawings to arrive at a general assessment of intelligence, using a scoring method devised

by the test creators. Kuantitatif scoring skema yang melibatkan menganalisis rincian

gambar untuk tiba pada suatu penilaian umum intelijen, dengan menggunakan metode

scoring yang dibuat oleh pencipta ujian. Research has shown this assessment of

intelligence correlates highly with other intelligence tests such as the Wechsler adult

intelligence scale (WAIS). Penelitian ini telah menunjukkan penilaian intelijen sangat

berkorelasi dengan tes lainnya intelijen seperti intelijen skala Wechsler dewasa

(WAIS).

The primary use of the HTP, however, is related to the qualitative scoring scheme in

which the test administrator subjectively analyzes the drawings and the responses to

questions in a way that assesses the test taker's personality. Utama menggunakan HTP

Namun, berhubungan dengan angka kualitatif skema yang ujian administrator subjektif

menganalisis gambar dan tanggapan atas pertanyaan dengan cara yang menilai ujian

pembeli dari pribadinya. For example, a very small house might indicate rejection of

one's home life. Misalnya, rumah yang sangat kecil mungkin menunjukkan penolakan

satu rumah hidup. A tree that has a slender trunk but has large expansive branches might

indicate a need for satisfaction. J pohon yang memiliki batang semampai tapi memiliki

luas cabang besar mungkin perlu untuk menunjukkan kepuasan. A drawing of a person

that has a lot of detail in the face might indicate a need to present oneself in an acceptable

social light. J menggambar orang yang memiliki banyak detail di wajah mungkin

menunjukkan perlu hadir dalam diri yang dapat diterima sosial ringan.

Other methods of interpretation focus on the function of various parts in each of the

drawings. Metode interpretasi lainnya berfokus pada fungsi dari berbagai komponen di

masing-masing gambar. In the house drawing, the roof might represent one's intellectual

side, the walls might represent the test taker's degree of ego strength, and the doors and

Page 11: Diagnostik

windows might represent the individual's relation to the outside world. Menggambar di

rumah, atap mungkin merupakan satu dari sisi intelektual, tembok mungkin mewakili

pengambil ujian dari tingkat ego kekuatan, dan pintu dan jendela mungkin mewakili

individu dari kaitannya dengan dunia luar. In the tree drawing, the branches might

indicate the test taker's relation to the outside world and the trunk might indicate inner

strength. Dalam menggambar pohon, cabang yang mungkin menunjukkan ujian pembeli

dari kaitannya dengan dunia luar dan trunk mungkin menunjukkan kekuatan batin.

As with other subjectively scored personality tests, there is little support for its reliability

and validity. Seperti halnya dengan angka lainnya subjektif tes kepribadian, ada sedikit

dukungan untuk validitas dan reliabilitas. However, there is some evidence that the HTP

can differentiate people with specific types of brain damage. Namun, ada beberapa bukti

bahwa HTP dapat membedakan orang-orang tertentu dengan jenis kerusakan otak. More

specifically, it has been shown to be effective when looking at the brain damage present

in schizophrenic patients. Secara khusus, ia telah ditunjukkan untuk menjadi efektif

ketika melihat kerusakan otak hadir di pasien yg menderita skizofrenia.