Diare

Embed Size (px)

Citation preview

aa1

123


dhgt251662336fLayoutInCell1fBehindDocument0fHidden0fLayoutInCell1

MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT TENTANG DIARE

oleh: Aulia Merdekawati N. H. (102310101090)

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember 2010

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Saya minta maaf jika ada kesalahan dalam makalah ini. Untuk itu, saya harap kritik dan saran demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Jember, Maret 2011 Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 DAFTAR ISI.... 3 BAB1. PENDAHULUAN... 4 1.1 Latar Belakang... 4 1.2 Rumusan Masalah.. 4 1.3 Tujuan.. 4 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..5 2.1 Definisi Diare... 5 BAB 3. PEMBAHASAN...6 3.1 Penyebab Diare ...6 3.2 Gejala-Gejala Penyebab Diare..6 3.3 Jenis-Jenis Penyakit Diare .7 3.4 Proses Penularan Penyakit Diare ......... 8 3.5 Cara Mencegah Penyakit Diare .. .8 3.6 Tips dan Cara Mengobati dan Mengatasi Diare .8

3

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Diare adalah sebuah penyakit dimana si penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan.penyakit diare juga menjadi salah satu penyebab kematian balita terbesar, menurut catatan UNICEF, setiap detik, satui balita mati karena diare. Dimusim penghujan ini, diare merupakan salah satu wabah penyakit yang sering dialami oleh balita dan anak-anak bahkan orang dewasa terjangkit diare pula. Jadi, dalam makalah ini saya akan membahas apa yang menjadi penyebab-penyebab diare dan bagaimana cara mengatasinya. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah makalah ini antara lain : a. Apa yang menjadi penyebab diare ? b. Apa gejala-gejela penyebab diare ? c. Apa saja jenis-jenis penyakit diare ? d. bagaimana proses penularan penyakit diare ? e. bagaimana cara mencegah penyakit diare ? f. Bagaimana tips dan cara mengobati dan mengatasi diare ? 1.3.Tujuan Untuk mendapatkan gambaran epidemiologi, distribusi, frekuensi, determinant, isu dan program nasional dalam penanganan penyakit diare.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Diare Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari, dengan/tanpa darah dan lendir dalam tinja. Diare dikatakan sebagai keluarnya tinja berbentuk cair sebanyak tiga kali atau lebih dalam dua puluh jam pertama, dengan temperatur rectal di atas 38C, kolik, dan muntah-muntah. Diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dan frekuensinya lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali. Sedangkan untuk bayi berumur lebih dari satu bulan dan anak dikatakan diare bila frekuensinya lebih dari 3 kali. Diare dibedakan menjadi dua berdasarkan waktu serangan (onset) yaitu diare akut dan diare kronik. Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya, dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu. Diare kronik atau diare berulang adalah suatu keadaan meningkatnya frekuansi buang air besar yang dapat berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan baik secara terus-menerus atau berulang, dapat berupa gejala fungsional atau akibat suatu penyakit berat.

5

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Penyebab Diare Penyebab diare antara lain: a. Virus (penyebab diare tersering dan umumnya karena Rotavirus dan Virus Escercia Coli) . Gejala : Berak-berak air (watery), berbusa, tidak ada darah lendir, berbau asam. b. GE (flu perut) terbanyak karena virus. c. Bakteri: buang air besar dengan darah/lendir, sakit perut, Memerlukan antibioka sebagai terapi pengobatan. d. Parasite (Giardiasis) : Buang air besar darah +/- dan lendir, sakit perut, perlu antiparasite e. Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka. Bila diare terjadi saat anak sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda. f. Alergi susu, diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu tersebut, biasanya pada alergi susu sapi dan produkproduk yang terbuat dari susu sapi. g. Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.

3.2 Gejala Penyakit Diare Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 kali atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai : a. Muntah b. Badan lesu atau lemah c. Panas d. Tidak nafsu makan e. Darah dan lendir dalam kotoran,

Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejala-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.

3.3 Jenis- Jenis Diare 1) Diare akut : merupakan diare yang disebabkan oleh virus yang disebut Rotavirus yang ditandai dengan buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) dan berlangsung kurang dari 14 hari. Diare rotavirus ini merupakan virus usus pathogen yang menduduki urutan pertama sebagai penyebab diare akut pada anak 2) Diare bermasalah : merupakan diare yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, parasit, intoleransi laktosa, alergi protein susu sapi. Penularan secara fecal-oral, kontak dari orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga, diare ini umumnya diawali oleh diare cair kemudian pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah, dengan maupun tanpa lendir, sakit perut yang diikuti munculnya tenesmus panas disertai hilangnya nafsu makan dan badan terasa lemah. 3) Diare persisten : merupakan diare akut yang menetap, dimana titik sentral patogenesis diare persisten adalah kerusakan mukosa usus. Penyebab diare persisten sama dengan diare akut.

7

3.4 Proses Penularan Penyakit Diare Agent infeksius yang menyababkan penyakit diare biasanya ditularkan melalui jalur fecaloral terutama karena : a. Menelan makanan yang terkontaminasi (terutama makanan sapihan) atau air. b. Kontak dengan tangan yomg terkontaminasi. Beberapa faktor yang dikaitkan dengan bertambahnya penularan kuman entero patogen perut termasuk : a. Tidak memadainya penyediaan air bersih. b. Pembuangan tinja yang tidak higienis c. Vektor d. Aspek sosial ekonomi.

3.5 Pencegahan Terjadinya Diare Untuk menurunkan angka kejadian kematian akibat diare maka diperlukan upaya- upaya pencegahan sebagai bcrikut: a. Menggunakan air bersih b. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan c. Penggunaan jamban untuk pembuangan tinja d. Memberikan ASI e. Memperbaiki makanan pendamping ASI f. Memberikan imunisasi campak

3.6 Tips dan Cara Mengobati & Mengatasi Diare / Mencret / Baung Air Besar Pengobatan /Penyembuhan / Sembuh Penyakit Terkadang kita sebagai manusia lalai terhadap kesehatan tubuh kita, sehingga tidak bisa menghindarkan diri dari makanan yang tidak higienis atau bersih dari segala macam bibit kuman dan penyakit. Apabila kita makanan

yang tidak higienis maka kita bisa terserang penyakit pencernaan yang salah satu akibatnya adalah diare atau mencret-mencret. Selain itu diare dapat disebabkan oleh keracunan bahan kimia dalam makanan, masuk angin, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan lain sebagainya. Diare adalah suatu kondisi di mana seseorang buang air besar berkali-kali dalam satu hari yang melebihi batas normal dan tinja atau feses yang keluar berupa cairan encer atau kental disertai angin / kentut dari dalam perut. Berikut di bawah ini adalah 4 (empat) teknik atau cara untuk menanggulangi diare atau mencretmencret. a. Minum Air Putih yang Banyak Sering-seringlah minum air putih yang banyak karena dengan sering buang air besar maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan yang baru. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah dimasak. Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan energi dan menahan diare / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain sebagainya yang mampu merangsang asam lambung. b. Makan Makanan Khusus Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar. Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dan halus seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberikan energi, sedangkan telur asin akan memberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh. Hindari makan makanan di luar sembarangan serta makanan yang pedas mengandung cabai dan lada. c. Istirahat yang Cukup Tidak dapat dipungkiri bahwa orang yang buang-buang air akan terasa lemah, lemas, lesu, kurang bergairah, dan sebagainya. Untuk itu

9

bagi anda yang sudah merasa sangat lemas sebaiknya meminta izin sekolah atau kantor untuk menghindari dari kemungkinan yang terburuk atau memalukan di tempat umum. Tidur sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus teratur, banyak minum, beribadah dan berdoa dan lain-lain. d. Minum Obat Dengan Dosis yang Tepat Ada baiknya anda berkonsultasi dengan dokter dan meminta obat yang tepat untuk anda, karena setiap orang memiliki karakteristik masingmasing dalam pemilihan obat. Rumah sakit, dokter praktek, puskesmas atau balai pengobatan lain yang sesuai izin depkes adalah pilihan yang tepat karena memiliki dokter yang baik dengan obat-obatan yang baik pula. Bila anda ragu datangi saja dokter lain untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Setalah mendapatkan obat minumlah obat itu sesuai dosis yang waktu yang telah ditentukan. Biasanya dokter akan memberikan obat mules, obat mencret, vitamin dan antibiotik. Untuk obat mules dan mencret sebaiknya diminum jika perut mulas dan diare saja dan hentikan jika sudah berhenti mules dan diare. Sedangkan untuk antibiotik wajib dihabiskan agar kuman dan bibit penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi. Untuk vitamin terserah anda mau dihabiskan atau tidak, akan tetapi tidak ada salahnya jika dihabiskan karena vitamin baik untuk anda asalkan tidak berlebihan.

BAB 4. PENUTUP

4.1.Kesimpulan Sekitar 80% kematian diare tersebut terjadi pada anak dibawah usia 2 tahun. Diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita, nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur.

4.2.Saran Berdasarkan data-data tersebut, maka perlu untuk membahas mengenai persoalan penyakit diare sebagai penyumbang penyebab tertinggi kedua kematian anak , sehingga semua pihak dapat mengupayakan strategi dalam rangka mengurangi kematian anak akibat diare demi peningkatan kualitas anak.

11

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Catatan Kuliah Ilmu Penyakit Dalam I. Surakarta: Kelompok Mahasiswa FKUNS Angkatan 2006. Budianto, Anang. 2005. Guidance to Anatomy II. Surakarta: Keluarga Besar Asisten Anatomi FKUNS.Chandrasoma dan Taylor. 2006. Ringkasan Patologi Anatomi. Ed: ke-2. Jakarta: EGC. Guyton, AC dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed: ke-9 . Jakarta: EGC. Price dan Wilson. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Ed: Ke-6. Jakarta: EGC. Soebagyo. 2008. Diare Akut pada Anak. Surakarta: UNSPress. Syamsuhidajat. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC. WHO. The World Health Report 2005, 2005. http://www.who.int/whr/2005/en/index.html