Upload
dangtuyen
View
227
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN KECAMATAN
GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Pendidikan Matematika
OLEH :
NGATMAN
S851102026
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI TESIS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa: 1. Tesis yang berjudul: “EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN
MATEMATIKA KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN KECAMATAN GEMOLONG KABUPATEN SRAGEN ini adalah karya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunaan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan perundang-undangan (Permendiknas, No. 17 Tahun 2010).
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Program Studi Matematika PPs UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Matematika PPs UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan yang Maha Pemurah, yang telah
melimpahkan segala kenikmatan kepada penulis, sehingga penulisan tesis yang
berjudul “EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA
KELOMPOK BELAJAR PAKET C HARAPAN KECAMATAN GEMOLONG
KABUPATEN SRAGEN “ ini dapat terselesaikan dengan baik.
Berbagai pihak telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan
tesis ini. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS., Direktur Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian dan
kesempatan belajar yang seluas-luasnya untuk menyelesaikan tesis ini.
2. Prof. Dr. Okid Parama Astirin, M.S., Asisten Direktur Program Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian
dan kesempatan belajar yang seluas-luasnya untuk menyelesaikan tesis ini.
3. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., Ketua Program Pendidikan Matematika Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberi
dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
4. Dr. Mardiyana, M.Si., Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
arahan secara ikhlas dan sabar sehingga tesis ini tersusun dengan baik.
5. Dra. Mania Roswitha, M.Si., Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan secara ikhlas dan sabar sehingga tesis ini tersusun
dengan baik.
6. Sahri,S.Pd., Kepala Penyelenggara Kejar Paket C yang telah memberikan
informasi awal dan mengijinkan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
7. Nurhadi, SE, Guru matematika Kejar Paket C yang telah memberikan
informasi dan berbagai bantuan sehingga tesis ini dapat tersusun.
8. Bapak Ngatimin pemilik rumah sebagai tempat untuk pembelajaran Kejar
Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
9. Kusmiyati, S.Pd istriku tercinta yang dengan setia mendampingi untuk
pengumpulan data demi tersusunnya tesis ini.
10. Nanda Firda Salsabila anakku tersayang yang membantu mendokumentasikan
atau merekam wawancara dengan berbagai informan.
11. Seluruh warga belajar Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong yang
dengan ikhlas memberikan informasi sesuai dengan keadaan di lapangan.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan kemajuan ilmu
pendidikan pada umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Pendidik dan siswa kelas X Kejar Paket C ……………. 74
Lampiran 2. Pedoman wawancara untuk Kepala Sekolah dalam
pelakasanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan .................... 77
Lampiran 3. Pedoman wawancara untuk guru atau tutor dalampelaksanaan
kurikulum Kejar Paket C Harapan ......................................... 78
Lampiran 4. Pedoman wawancara untuk siswa dalam proses
pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. 79
Lampiran 5. Pedoman wawancara untuk guru dalam proses
pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. 81
Lampiran 6. Pedoman supervisi Kepala Sekolah pada pelaksanaan
kurikulum Kejar Paket C Harapan .......................................... 83
Lampiran 7. Pedoman observasi kelas terhadap guru atau tutor dalam
proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan ........................ 85
Lampiran 8. Pedoman daftar nilai Kejar Paket C ......................................... 89
Lampiran 9. Transkrip hasil wawancara untuk Kepala Sekolah
dalam pelakasanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan .......... 90
Lampiran 10. Transkrip hasil wawancara untuk guru dalam
pelakasanaan kurikulum Kejar Paket C Harapan ..................... 93
Lampiran 11. Transkrip hasil wawancara untuk siswa ke-1 dalam
proses pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan …... 95
Lampiran 12. Transkrip hasil wawancara untuk siswa ke-2 dalam proses
pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. 97
Lampiran 13. Transkrip hasil wawancara untuk siswa ke-3 dalam proses
pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan ………….. 99
Lampiran 14. Transkrip hasil wawancara untuk guru dalam proses
pembelajaran matematika Kejar Paket C Harapan …….......... 101
Lampiran 15. Transkrip hasil observasi kelas ke-1 terhadap guru atau tutor
dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan ............. 104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Lampiran 16. Transkrip hasil observasi kelas ke-2 terhadap guru atau tutor
dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan ............. 108
Lampiran 17. Transkrip hasil observasi kelas ke-3 terhadap guru atau tutor
dalam proses pembelajaran Kejar Paket C Harapan ............. 112
Lampiran 18. Transkrip hasil supervisi kepala sekolah dalam pelaksanaan
kurikulum dalam proses pembelajaran Kejar Paket C
Harapan ................................................................................. 116
Lampiran 19. Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian Matematika
Kejar Paket C Harapan .......................................................... 118
Lampiran 20. Struktur Kurikulum Kejar Paket C Harapan Kecamatan
Gemolong.................................................................................. 133
Lampiran 21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (RPP) ke -1
Kejar Paket C Harapan ......................................................... 134
Lampiran 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (RPP) ke-2
Kejar Paket C Harapan .......................................................... 136
Lampiran 23. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Matematika (RPP) ke-3
Kejar Paket C Harapan .......................................................... 140.
Lampiran 24. Perijinan Penelitian ………………………………………….. 142
Lampiran 25. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian ……………... 143
Lampiran 26. Foto-foto proses pembelajaran ………………… 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
Ngatman. 2012. S851102026. Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika Kelompok Belajar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen, Pembimbing I: Dr. Mardiyana, M.Si, Pembimbing II: Dra. Mania Roswitha, M.Si. Program Studi Matematika, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mendiskripsikan 1) Proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, 2) Pelaksanaan kurikulum di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, 3) Kendala-kendala dalam proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong, 4) Untuk memberikan rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul pada proses pembelajaran matematika Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif dengan pendekatan deskritif kualitatif. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, siswa atau warga belajar, guru atau tutor Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, observasi kelas dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik alur yang meliputi pengumpulan data, penyajian data, reduksi data dan penarikan kesimpulan. Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1) proses pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong belum berlangsung kondusif, guru atau tutor menggunakan metode yang monoton sehingga siswa merasa jenuh, 2) pelaksanaan kurikulum di Kejar Paket C Harapan telah sesuai dengan ketentuan Kurikulum Pendidikan Kesetaraan, 3) kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran antara lain kebanyakan siswa membawa anak-anak mereka ke dalam kelas, guru jarang mengikuti workshop model pembelajaran, tidak tersedia buku pegangan siswa. Rekomendasi atas kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran adalah: 1) menganjurkan siswa agar tidak membawa anak-anak ke dalam kelas, 2) mengikutkan guru dalam workshop model pembelajaran, 3) pengadaan buku pegangan siswa secara bertahap.
Kata kunci : Evaluasi Proses, kelompok belajar Paket C, pembelajaran matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Ngatman. 2012. S851102026. Evaluation Process of Mathematics Learning C-Package Learning Group Harapan in the district of Gemolong Sragen, Supervisor I: Dr. Mardiyana, M.Si, Supervisor II: Dra. Mania Roswitha, M.Sc. Mathematical Studies Program, Graduate School of the Sebelas Maret University Surakarta.
ABSTRACT
This study aims to evaluate and describe 1) The mathematics learning process in C-Package learning Group (C- Package L.G) PKBM Harapan in the district of Gemolong, 2) The implementation of the curriculum in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong, 3) The constraints in the process of mathematics learning in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong, 4) To provide recommendation of solutions of problems that arise in the process of mathematics learning in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong. The study was an evaluative research by description qualitative. The sources of information in this study are the Head of School, students, a teacher or tutor in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong . The techniques use of data collections are interviews, classroom observation and documentation. The data analysis technique is a technique that includes data flow, the presentation of data, data reduction and drawing conclusions. From the analysis of data we can conclude that: 1) the process of mathematics learning in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong is not conducive, teacher or tutor use methods that are tedious so that students feel bored, 2) the implementation of curriculum in in C- Package L.G PKBM Harapan in the district of Gemolong has satisfied with the Curriculum of Education Equalize, 3) the constraints encountered in the process of learning, among others, most students bring their children in the classroom, teachers are rarely follow the workshop of teaching models, there is no student handbook.
Recommendations on the obstacles encountered in the learning process are: 1) encourage the students for not bringing their children in the classroom, 2) 2) to include teachers in the workshop of learning model, 3) the procurement of student handbook gradually. Key words: Evaluation Process, C-Package C learning groups, learning mathematics
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i
HALAMAN PERNYATAAN … ……………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN …........………………………………………… iii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………….………………………………. iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………………... v
DAFTAR LAMPIRAN ………………...……………………………………. vii
ABSTRAK …………………………………...………………………………. ix
ABSTRACT …………………………………………………………………... x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………… 7
C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………. 7
D. Manfaat Penelitian …………………………………………………... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Evaluasi Program ……………………………………... 9
2. Pengertian Belajar ……………………………………………….. 10
3. Pendidikan Kesetaraan …………………………………………... 12
4. Proses Pembelajaran Matematika di Kejar Paket C ……………... 14
5. Indikator dan Komponen Evaluasi Proses Pembelajaran Matematika
Kejar Paket C …………............................………………….…… 21
6. Langkah Pemberian Rekomendasi Hambatan Yang Dihadapi …. 24
B. Penelitian Yang Relevan …………………………………………….. 25
C. Kerangka Pemikiran …………………………………………………. 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ………………………………………………………. 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………….. 30
C. Sumber Informasi ……………………………………………………. 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
D. Subyek Penelitian ……………………………………………………. 32
E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………... 33
F. Teknik Analisis Data …………………………………………………. 37
G. Uji Keabsahan Data …………………………………………………… 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Obyek Penelitian ……………………………………………. 39
B. Diskripsi Hasil Penelitian …………………………………………….. 40
C. Pembahasan …………………………………………………………... 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 69
B. Implikasi ………………………………………………………….…... 71
C. Saran ……………………………………………………………….…. 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam
meningkatkan pembangunan bangsa. Pendidikan mengandung makna yang
esensial sebagai proses memanusiakan manusia sebagai pribadi, anggota
keluarga, anggota masyarakat dan makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini
mengandung arti bahwa pendidikan memiliki keterkaitan dengan berbagai
upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara utuh. Usaha
pendidikan diwujudkan dalam kegiatan pengembangan seluruh potensi
manusia kearah yang lebih dewasa dan fungsional sehingga secara aktif dan
kreatif dapat melahirkan sumber daya manusia yang sesuai dengan tuntutan
jaman dalam kehidupan.
Kebodohan seringkali disebut-sebut sebagai penyumbang terbesar
terjadinya kemiskinan dan keterbelakangan bangsa ini. Memang tidak
dipungkiri bahwa kurangnya pengetahuan seseorang yang diakibatkan oleh
kurangnya pendidikan menjadikan mereka tidak bisa menerima perkembangan
ilmu dan teknologi. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat sesuai dengan
perkembangan tuntutan tugas kehidupannya, dan perkembangan masyarakat
yang semakin luas, semakin global bahkan semakin kompleks. Oleh karena itu
setiap individu harus memiliki kemampuan belajar sepanjang hayat untuk
dapat menerima dan mengikuti setiap perkembangan limu pengetahuan dan
teknologi. Pendidikan sepanjang hayat harus selalu dilakukan secara terus
menerus sehingga dapat meningkatkan kecakapan hidupnya.
Menurut Thannasis Karalis and Dimitris Vergidis (2004) bahwa :
“For the purposes of this law, the term ‘Lifelong Education’ refers to educational programmes of all kinds and duration, addressed to holders of higher education degrees or persons over 25 years old, holders of secondary education certificates, aiming at broadening their educational and pro-fessional choices, providing training and contributing to the enrichment,renewal and modernization of their knowledge and skills. Lifelong EducationProgrammes may provide supplementary education.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
(Untuk tujuan UU ini, 'Pendidikan seumur hidup' istilah mengacu pada
program pendidikan dari segala jenis dan durasi, ditujukan kepada pemegang
pendidikan derajat tinggi atau orang lebih dari 25 tahun, pemegang sertifikat
pendidikan sekunder, dengan tujuan memperluas pendidikan mereka dan
pilihan profesional, memberikan pelatihan dan memberikan kontribusi bagi
pengayaan, pembaharuan dan modernisasi pengetahuan dan keterampilan.
Pendidikan seumur hidup memberikan pendidikan tambahan).
Pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan secara
bertanggung jawab untuk membimbing paserta didik dari semula tidak tahu
menjadi tahu, dari semula tidak mengerti menjadi mengerti, hingga mencapai
tingkat kedewasaan berpikir. Sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri yaitu
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sehingga
diharapkan dengan pendidikan mampu menghasilkan manusia yang
menguasai ilmu pengetahuan dan terampil, berbudi pekerti luhur,
berkepribadian kuat, berakhlak mulia, disiplin, kerja keras, aktif dan kreatif,
mandiri, dan mampu menghadapi serta menyelesaikan segala permasalahan
hidup.
Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang interaktif
komunikatif antara peserta didik dan pengajar untuk mencapai tujuan belajar
yang diharapkan. Dari sisi kognitif keberhasilan proses pembelajaran pada
umumnya dapat dilihat dan diamati serta diukur dari prestasi belajar peserta
didik terhadap materi yang diajarkan. Dari sisi afektif dapat pula dilihat dari
perilaku peserta didik, seberapa banyak ilmu yang telah diterima
diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Sedangkan dari sisi psikomotor
keberhasilan proses pembelajaran itu dapat dilihat keterampilan peserta didik
dalam memecahkan masalah yang diberikan sebagai evaluasi.
Menurut Yana Wardhana (2007:14), hingga saat ini sektor pendidikan
di Indonesia masih menghadapi masalah mutu atau kualitas pendidikan yang
rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya mutu lulusan di hampir semua
jenjang pendidikan formal. Beberapa indikator yang sering disebut, misalnya :
(1) rendahnya nilai rata-rata yang dicapai dalan UN, (2) rendahnya daya serap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
peserta didik dalam memahami bahan ajar yang diberikan, (3) rendahnya
tingkat keterkaitan dan kesesuaian antara lulusan yang ada dengan kebutuhan
akan tenaga kerja dalam masyarakat.
Rendahnya partisipasi masyarakat dalam pendidikan mengakibatkan
semakin meningkatnya angka kemiskinan dan kebodohan. Tidak jarang
masyarakat yang mengalami buta huruf sebagai konsekuensi dari kurangnya
pendidikan bagi mereka. Untuk mengurangi masalah tersebut perlu adanya
layanan pendidikan yang dapat menyentuh masyarakat hingga lapisan bawah,
dimana pendidikan tidak hanya memusatkan pada jalur pendidikan formal
saja, melainkan melalui jalur pendidikan lain yaitu pendidikan non formal dan
pendidikan informal.
Berbagai wahana untuk meningkatkan kemapuan belajar peserta didik
telah dilakukan oleh pemerintah sebagai pemegang otoritas kebijakan
pendidikan. Pendidikan dapat diperoleh di berbagai lembaga formal, non
formal dan informal. Pendidikan melalui lembaga formal telah dibentangkan
secara luas oleh pemerintah, bahkan pemerintah mengeluarkan kebijakan
wajib belajar 9 tahun sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan
bangsa Indonesia. Dengan kebijakan ini diharapkan setiap warga negara
Indonesia memiliki pendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Dengan bekal pendidikan SMP ini diharapkan setiap warga
negara Indonesia mampu menghadapi tantangan jaman yang semakin global .
Melalu pendidikan non formal pemerintah menggulirkan program Pendidikan
Luar Sekolah sehingga sekarang banyak dijumpai kelompok-kelompok belajar
(Kejar) Paket A setara dengan Sekolah Dasar (SD), Kejar paket B setara
dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Kejar Paket C setara dengan
Sekolah Menengah Atas (SMA). Melalui pendidikan informal semakin
menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan keterampilan, kursus-kursus
berbagai bidang sehingga warga Negara dapat memilih dan menikmati
pendidikan secara layak sesuai dengan kondisi masing-masing.
Setiap jalur pendidikan baik formal, non formal maupun informal pada
dasarnya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing dengan satu muara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun demikian masing-masing jalur
tersebut memiliki tugas dan ciri khas tertentu. Pada jalur Pendidikan Luar
Sekolah, dianut prinsip belajar sepanjang hayat yang berarti setiap warga
masyarakat dirangsang untuk terus belajar walaupun dengan cara, waktu,
tempat dan tingkat yang berbeda-beda, keleluasaan untuk memilih sangat
terbuka sesuai keadaan masyarakat sendiri.
Kennet R. Howe, 1992, mengemukakan bahwa :
“The principle of equal educational opportunity serves to justify demanding of public education something short of full equality: it demands only equality of opportunities, which it is then the responsibility of school children or their parents to act on. In this way, the concept of freedom is built into the concept of equal educational opportunity”
(Prinsip kesempatan pendidikan kesetaraan berfungsi untuk memberikan
kesempatan yang merupakan tuntutan dari suatu pendidikan masyarakat yang
singkat dari persamaan yang penuh, itu hanya menuntut kesetaraan
kesempatan, yang kemudian menjadi tanggung jawab sekolah anak-anak atau
orang tua mereka untuk bertindak. Dengan cara ini, konsep kebebasan
dibangun ke dalam konsep kesempatan pendidikan kesetaraan).
Kejar Paket C dirancang untuk memberikan pelayanan pendidikan bagi
warga masyarakat yang telah menuntaskan belajar Paket B, Kejar Paket C ini
tidak mempertimbangkan usia warga belajar, dengan titik berat pendidikan
ditekankan pada penguasaan keterampilan yang dapat diandalkan sebagai
bekal untuk mencari nafkah, walaupun paradigma baru sekarang ini Kejar
Paket C diperuntukkan bagi peserta didik yang tidak lulus UN dan akan
melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi (PT).
Melihat kondisi di lapangan, bahwa pada kenyataannya program kelas
kejar paket C masih dipandang sebagai pendidikan kelas dua oleh masyarakat,
sehingga banyak peserta didik yang merasa rendah diri, terutama bila peserta
didik akan melanjutkan pendidikan ke sekolah formal , sekolah tersebut tidak
mau menerima lulusan dari kejar paket C ini. Dikancah persaingan tenaga
kerja pun lulusan Kejar Paket ini belum mendapatkan tempat sesuai dengan
yang diinginkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Matematika merupakan mata pelajaran yang diajarkan mulai dari
Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT), tak terkecuali
pada Kejar Paket C. Pada dasarnya pendidikan matematika bertujuan untuk
melatih siswa agar mampu berpikir logis, kritis, teliti dan cermat. Dengan
mempelajari matematika diharapkan kemampuan peserta didik dapat terasah
nalarnya, tidak gampang terpengaruh oleh suasana yang kurang baik. Tetapi
mereka dapat menerima informasi dengan baik, menganalisa informasi itu dan
akhirnya dapat mengambil kesimpulan terhadap masalah yang terjadi. Namun
sayangnya matematika hingga saat ini masih menjadi mata pelajaran yang
menakutkan bagi peserta didik, sehingga timbul permasalahan baru dalam
pendidikan matematika antara lain banyak peserta didik yang kurang senang
dan takut untuk belajar matematika dan bahkan ingin menjauh untuk
menghindar dari pelajaran matematika. Hal ini tidak hanya terjadi pada
sekolah formal saja bahkan di Kejar Paket C mengalami hal yang sama.
E. Baker, B. McGraw, & P. Peterson (2003), mengemukakan bahwa :
“The implemented curriculum concerns both what mathematics is taught and how mathematics is taught. One of the ideas about the implemented curriculum acknowledges that what teachers teach may or may not be consistent with what is intended in the curriculum. The implemented curriculum then can be evaluated in terms of what teachers actually do in the classroom with respect to the curriculum. Evaluating the implemented curriculum includes examining the congruity between the instruction to students and the goals also called fidelity of implementation”.
(Kurikulum yang dilaksanakan menyangkut matematika apa yang diajarkan
dan bagaimana mengajarkannya. Salah satu ide tentang kurikulum
diimplementasikan mengakui bahwa guru mengajarkan apa yang mungkin
atau tidak mungkin konsisten dengan apa yang dimaksud dengan kurikulum.
Kurikulum yang dilaksanakan kemudian dapat dievaluasi dalam hal apa yang
sebenarnya oleh para guru dalam kelas dengan mengacu kepada kurikulum.
diajarkan dan bagaimana matematika yang diajarkan. Salah satu ide tentang
kurikulum diimplementasikan mengakui bahwa guru mengajarkan apa yang
mungkin atau mungkin tidak konsisten dengan apa yang dimaksudkan dalam
kurikulum. Mengevaluasi kurikulum yang dilaksanakan termasuk memeriksa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
kesesuaian diantara instruksi kepada para siswa dan tujuan disebut juga
kesetiaan terhadap implementasi).
Peserta didik di Kejar Paket C sangat sulit memahami dan menguasai
konsep matematika dengan baik, hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan
dan ketidakmandirian mereka dalam mengerjakan soal-soal matematika yang
diberikan oleh guru. Kesulitan tersebut menjadi terus bertambah karena
kurangnya motivasi peserta didik, keluarga dan lingkungan sekitar, sehingga
pembelajaran matematika di Kejar Paket C kurang optimal. Beragam motivasi
untuk mengikuti Kejar paket C juga mengakibatkan beragam karakterikstik
siswa, siswa dengan motivasi mencari ijazah untuk bekerja tentu akan berbeda
dengan siswa yang motivasinya untuk melanjutkan pendidikan.
Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluh
kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung bagi terciptanya
pembelajaran matematika yang lebih baik. Hal ini terlihat dari sarana kelas
yang apa adanya, bahkan kelas Kejar Paket C PKBM (Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat) Harapan Kecamatan Gemolong sering meminjam di rumah–
rumah penduduk untuk proses pembelajaran. Pada proses pembelajaran
matematika guru memegang peranan yang sentral. Dengan keterbatasan sarana
dan prasarana yang ada bagaimana guru dapat melakukan inovasi dan
kreatifitas sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik. Perbedaan intelektual dan penguasaan materi peserta didik dari sekolah
formal dan non formal juga harus diperhatikan, kurikulum yang digunakan
pun berbeda, proses pembelajaran juag harus berbeda. Dengan demikian pada
Kejar Paket C ini dibutuhkan guru yang profesional dalam bidangnya dalam
mengajarkan konsep-konsep matematika pada peserta didik, karena memang
peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda dengan siswa di sekolah
formal.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dikemukakan
rumusan masalah sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
1. Bagaimanakah proses pembelajaran matematika Kejar Paket C setara
SMA di PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan kurikulum Kejar Paket C setara SMA di
PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ?
3. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pembalajaran
matematika di Kejar Paket C setara SMA PKBM Harapan Kecamatan
Gemolong ?
4. Solusi apa saja yang telah dilakukan oleh penyelenggara Kejar Paket C
PKBM Harapan Kecamatan Gemolong ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan
penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C
PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.
2. Untuk melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran matematika di
Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam proses pembelajaran
matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.
4. Untuk memberikan rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul
pada proses pembelajaran matematika Kejar Paket C PKBM Harapan
Kecamatan Gemolong.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingaa peserta
didik dapat meningkat pemahaman terhadap materi yang disampaikan.
2. Dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik khususnya di Kejar
Paket C PKBM Harapan Kecamatan Gemolong.
3. Dapat meningkatkan kesadaran adanya Kejar Paket C setara SMA PKBM
Harapan Kecamatan Gemolong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
4. Dapat memberikan umpan balik kepada para guru dalam proses
pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan Kecamatan
Gemolong.
5. Dapat memberikan sumbangan yang positif dalam usaha meningkatkan
mutu pembelajaran matematika di Kejar Paket C PKBM Harapan
Kecamatan Gemolong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dikemukakan mengenai kajian teori, kerangka
berpikir. Kajian teori yang akan dipaparkan mengenai pengertian belajar,
pendidikan kesetaraan, program kejar Paket C di PKBM Harapan Kecamatan
Gemolong, teori evaluasi proses pembelajaran matematika di pendidikan
nonformal. Kerangka berpikir berisi konsep yang akan digunakan untuk
menjawab masalah yang akan diteliti, disusun berdasarkan teoritis dan kajian
hasil penelitian yang telah dikemukakan.
A. Kajian Teori
1. Pengertian Evaluasi Program
Evaluasi program sering disalah artikan, dianggap sebagai kegiatan
untuk mencari kesalahan dan kelemahan program, seseorang atau
kelompok yang melaksanakan program (Djuju Sudjana:2006). Evaluasi
program diadakan bukan untuk menetapkan baik-buruknya suatu program
karena kegiatan tersebut termasuk dalam kategori keputusan.
Syamsu Mappa dalam Duju Sudjana (2006) mendefinisikan
evaluasi program pendidikan luar sekolah sebagai kegiatan yang dilakukan
untuk menetapkan keberhasilan dan kegagalan suatu program pendidikan.
Sejalan dengan pengertian diatas, Mugiadi (1980) menjelaskan bahwa
evaluasi program adalah upaya untuk mengumpulkan informasi mengenai
suatu program, kegiatan, atau proyek. Informasi tersebut berguna bagi
pengambilan keputusa, antara lain untuk memperbaiki program,
menyempurnakan program lanjutan, menghentikan suatu program, atau
menyebarluaskan gagasan yang mendasarisuatu program atau kegiatan.
Berdasarkan berbagai pengertian sebagaimana dikemukakan di atas
maka evaluasi program dapat didefinisikan sebagai kegiatan sistematis
untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menyajikan data
sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Dalam pengertian ini data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
adalah fakta, keterangan, atau informasi yang darinya dapat ditarik
generalisasi.
Pengertian evaluasi program sebagaimana disampaikan di atas
menunjukkan adanya keterkaitan dengan penelitian. Artinya bahwa
evaluasi program dan penelitian memliki hubungan erat antara keduanya.
Untuk mengetahui tingkat ketercapaian pelaksanaan program perlu
dilakukan penelitian evaluasi pelaksanaan program kurikulum, begitu pula
untuk mengetahui ketercapaian tujuan proses pembelajaran matematika
pada Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong.
2. Pengertian Belajar
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat
dari pengalaman dan latihan. Hilgard dalam Wina Sanjaya (2006:110)
mengungkapkan : “ learning is the process by which an activity originates
or changed through training prosedurs ( wether in the laboratory or in the
natural environment) as distinguished from changes by factors not
atributable to training.” Bagi Hilgrad belajar itu adalah proses perubahan
melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan dalam laboratorium
maupun dalam lingkungan alamiah.
Djamarah (2002:13) menyimpulkan bahwa belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksinya dengan
lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.
Wina Sanjaya (2006:105) mengemukakan belajar adalah proses
berpikir. Belajar berpikir menekankan kepada proses mencari dan
mengemukakan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan
lingkungan. Dalam pembelajaran berpikir proses pendidikan tidak hanya
menekankan kepada akumulasi pengetahuan materi pelajaran, tetapi yang
diutamakan adalah kemampuan siswa untuk memperoleh pengetahuannya
sendiri (self regulated ).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia.
Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif
individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan
prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Manusia hidup
dan bekerja menurut apa yang telah dipelajari. Belajar itu bukan sekedar
pengalaman. Belajar adalah proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu
belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan menggunakan
berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Belajar merupakan hal yang kompleks. Dari segi warga belajar
dialami sebagai suatu proses. Warga belajar mengalami proses mental
dalam menghadapi bahan ajar. Belajar merupakan proses internal yang
kompleks, yaitu seluruh mental meliputi ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku manusia
yang terjadi secara sadar dan disengaja oleh setiap manusia. Perubahan
tingkah laku ini secara permanen dan bukan hasil dari kematangan dan
keadaan sementara. Belajar itu adalah suatu proses yang sangat komplek,
dimana siswa atau warga belajar menjalani pengalaman edukatif.
Pengalaman edukatif dan perubahan tingkah laku tersebut secara optimal.
Belajar adalah usaha mengubah tingkah laku.
Berdasarkan beberapa pengertian belajar sebagaimana dikemukakan
di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian proses dasar
dari perkembangan hidup manusia untuk mencari dan menemukan
pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan.
Bertolak dari pengertian belajar tersebut di atas, maka penulis akan
menelaah mengenai Kejar Paket C yang merupakan bagian dari program
pemerintah untuk menyukseskan program pendidikan dasar 12 tahun yang
akan berjalan, yang juga merupakan wujud nyata dari pelaksanaan UUD
1945 yang tercantum dalam alinea ke - 4 yang berbunyi “Mencerdaskan
kehidupan bangsa” dalam arti memberantas kebodohan menuju keluarga
sejahtera lahir dan batin.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3. Pendidikan Kesetaraan
a. Pengertian Pendidikan Kesetaraan
Definisi mengenai setara adalah sepadan dalam civil effect, ukuran,
pengaruh, fungsi, dan kedudukan sebagaimana tercantum dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003.
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada pasal 26 ayat (3) dan penjelasannya bahwa
pendidikan kesetaraan adalah program pendidikan non formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/MA yang mencakup program Paket A, Paket B dan Paket C.
Pendidikan kesetaraan meliputi Program Paket A setara SD, Paket B
stara SMP dan Paket C setara SMA ditujukan bagi peserta didik yang
berasal dari masyarakat yang kurang beruntung, tidak pernah sekolah,
putus sekolah, serta usia produktif yang ingin meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan hidup. Oleh karena itu pendidikan non
formal memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak pernah
mengenyam pendidikan formal.
Mehmet Bilir (2007) mengemukakan bahwa :
Non-formal education covers the education-training system that provides life occupation opportunities to those who have never taken formal education, or to those who are at any level of formal education or have left formal education.
(Pendidikan non formal meliputi sistem pendidikan-pelatihan yang
memberikan kedudukan kehidupan kesempatan kepada mereka yang
tidak pernah mengambil pendidikan formal, atau mereka yang pada
setiap tingkat pendidikan formal atau telah meninggalkan pendidikan
formal).
b. Kelompok Belajar (Kejar ) Paket
Kejar Paket adalah sistem pembelajaran yang digunakan untuk
belajar jarak jauh untuk mengatasi kebodohan. Suatu contoh adalah
warga belajar harus menamatkan pendidikan SMA untuk meneruskan
karir pekerjaaan misalnya perawat, pegawai negeri, instansi-instansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
pemerintah atau swasta yang meminimalkan pendidikan SMA bahkan
bagi anak-anak yang masih remaja dan dewasa yang dulu putus
sekolah atau belum mencapai tingkat SMA karena suatu kendala baik
fisik, demografi, maupun ekonomi melalui Kejar Paket C ini mereka
berhak memperoleh pengajaran dan pendidikan yang layak untuk
meneruskan jenjang yang lebih tinggi, seperti tercantum dalam UUD
1945 Pasal 31 ayat 1 bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan”.
Bertumpu pada contoh tersebut berarti pendidikan SMA dan
setara sungguh sangat diharapkan oleh negara guna menyukseskan
program pemerintah “Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Ini
merupakan manajemen pendidikan nasional. Sistem pembelajaran ini
biasanya berlangsung di daerah-daerah yang utamanya warga
masyarakat yang jauh dari pusat pendidikan, sehingga dengan sulitnya
pusat pendidikan tersebut, maka warga cukup dibekali pendidikan
sekolah dasar saja, jadi jika mereka mencari pekerjaan mendapatkan
kendala karena hanya berbekal pendidikan sekolah dasar dan
menengah saja. Untuk mengatasi kendala-kendala yang tidak diingikan
yang karena tidak mempunyai ijazah SMA, maka Kejar Paket C ini
muncul dan berusaha mengatasi kendala-kendala yang terjadi.
Dalam penyelenggaraan sistem pembelajaran yang telah
diberikan kewenangannya kepada daerah yang kemudian dipantau dari
pusat, tentu akan berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi daerah
tersebut. Pada dasarnya daerah mempunyai tanggung jawab penuh
kepadanya yaitu daerah itu sendiri, maka tepatlah pemerintah
membuka paket belajar agar warga masyarakat mendapat kesempatan
belajar.
Dengan demikian adanya Kejar Paket C bukan untuk kecurangan
-kecurangan dalam mencari status pendidikan SMA, banyak yang
dibicarakan bahwa Kejar Paket C hanyalah sebuah kursus dan ada pula
yang mengira Kejar Paket C hanyalah jual beli ijazah SMA yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
tinggal bayar lalu dapat ijazah tanpa adanya pembelajaran. Itu semua
adalah anggapan yang salah dalam dunia pendidikan, Kejar Paket C
adalah program pemerintah. Kejar Paket C akan memberikan nilai
lebih bagi perkembangan dunia pendidikan, guna mencerdaskan
kehidupan bangsa. Calon siswa atau warga belajar yang mengikuti
Kejar Paket C juga harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan, jika
tidak memenuhi syarat-syarat yang ditentukan calon siswa atau warga
belajar tersebut tidak dapat diterima.
4. Proses Pembelajaran Matematika di Kejar Paket C
Matematika timbul oleh pola pikir manusia, yang berhubungan
dengan ide, proses, dan penalaran. Matematika terdiri atas empat kawasan.
yaitu: aritmatika, aljabar, geometri dan analisis. Matematika adalah bahasa
simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-
hubungan kuantitatis dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah
untuk memudahkan berpikir. Belajar matematika dapat membantu serta
melatih siswa untuk mengasah fungsi otak kiri. Mengasah fungsi otak kiri,
yaitu bahwa dengan belajar matematika dapat melatih siswa berpikir logis,
analitis, kritis, detail, runtut, runtun, sistematis, serta memahami adanya
kemungkinan terjadi dan menilai sesuatu bukti.
Matematika adalah alat yang dapat memperjelas dan
menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi
atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah. Hal inilah
sehingga menjadikan matematika, paling tidak membantu manusia secara
individu melaksanakan studi dibanyak bidang dan berhasil memecahkan
permasalahan kehidupan. Matematika yang abstrak dikuasai sejak SD agar
siswa sudah terlatih untuk berpikir sistematik seperti yang terdapat dalam
matematika.
Menurut Wina Sanjaya (2006:133) pembelajaran harus berorientasi
pada aktivitas siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa
sebagai subyek belajar. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya
mengembangkan intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dimiliki peserta didik.
5. Pelaksanaan Program Paket C Setara SMA PKBM Harapan Kecamatan
Gemolong
Dalam pelaksanaan penyelenggaraan program Kejar Paket C, perlu
memperhatikan aspek-aspek atau komponen yang menjadi penentu
keberhasilan program paket C, komponen yang dimaksud adalah: warga
belajar, pengajar / pendidik, penyelenggara, kurikulum, sarana belajar,
proses belajar, tempat belajar, evaluasi, dana belajar, dan hasil belajar.
Komponen-komponen tersebut dideskripsikan dibawah ini:
1) Siswa / Warga Belajar
Warga belajar program paket C adalah warga masyarakat yang
memenuhi persyaratan :
a) Lulus Paket B setara SLTP.
b) Lulus SLTP (SMP dan MTs).
c) Putus SLTA (SMA dan Madrasah Aliyah).
Warga belajar program paket C mempunyai hak untuk :
a) Mengikuti kegiatan belajar.
b) Mendapatkan bahan belajar.
c) Melaksanakan kegiatan belajar mandiri, tutorial secara
berkelompok dan klasikal.
d) Memperoleh bimbingan ketrampilan.
e) Memperoleh bimbingan untuk usaha mandiri baik secara pribadi
maupun secara berkelompok.
f) Mengikuti evaluasi, penilaian hasil belajar dan pengujian.
g) Memperoleh kesempatan mengikuti ujian persamaan SMA,
memperoleh ijazah kesetaraan bagi yang telah lulus, dan
memperoleh penghargaan untuk bisa melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, dan memperoleh penghargaan (civil
effect) setara SMA dalam pekerjaan.
h) Memperoleh perlindungan secara hukum dalam melaksanakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
haknya sebagai warga negara yang berhak mendapatkan
pendidikan sebagai hak asasinya.
Disamping hak-haknya sebagai warga belajar yang perlu mendapat
perhatian dari berbagai pihak yang terkait dalam penyelenggaraan
program paket C, warga belajar mempunyai kewajiban yang perlu
dipenuhi. Kewajiban itu diantaranya:
(1) Memenuhi persyaratan sebagai warga belajar.
(2) Mengikuti kegiatan belajar yang telah ditentukan dan disepakati
bersama.
(3) Membiayai kegiatan pendidikan sesuai dengan kesepakatan yang
telah ditetapkan.
(4) Mentaati ketentuan yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan
belajar, evaluasi, dan pengujian baik untuk pelajaran pada
kurikulum SMA maupun pelajaran keterampilan.
(5) Saling belajar membelajarkan sesama warga belajar untuk tujuan
mencapai keberhasilan bersama.
2) Guru/Tutor/Pendidik ( Pengajar / Pelatih / Instruktur)
Dalam penyelenggaraan Program Kejar Paket C harus tersedia tenaga
pendidik yaitu pengajar untuk mata pelajaran yang sesuai dengan
kurikulum SMA, pelatih instruktur untuk kegiatan
belajar/keterampilan dan kegiatan usaha. Untuk tenaga pengajar,
persyaratannya adalah :
a) Guru SMA atau Madrasah Aliyah (diutamakan).
b) Guru SLTP (SMP dan Madrasah Tsanawiyah) yang memenuhi
syarat.
c) Bukan sebagai guru tetapi memiliki latar belakang pendidikan
setingkat DIII/S I pada bidang studi yang sesuai dengan mata
pelajaran yang akan diberikan dan mempunyai Akta IV.
d) Bukan sebagai guru tetapi memiliki latar pendidikan S1/S2 pada
bidang studi dengan mata pelajaran yang akan diberikan tetapi
mempunyai Akta IV.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Persyaratan bagi pelatih/instruktur keterampilan dan usaha adalah :
a) Ahli dalam bidangnya.
b) Pekerja atau pengusaha dalam bidangnya.
c) Pelatih / instruktur pada perusahaan / bengkel kerja.
d) Pelatih / instruktur pada lembaga kursus / pelatihan.
Dalam upaya pengadaan tenaga pendidik dalam hal ini pengajar atau
pelatih/instruktur, perlu ditetapkan standar pendidikan dan
kompetensinya, sistem rekrutmen, pendidikan dan pelatihan,
pembinaan, pemberian penghargaan, pengenaan sanksi, dan
pengawasannya.
3) Kepala Sekolah/Kepala Penyelenggara
Penyelenggaraan program Kejar Paket C sebagai salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan berkelanjutan dalam spektrum pendidikan
untuk semua, maka prinsip “dari masyarakat, oleh masyarakat, dan
untuk masyarakat” sangat perlu untuk dikedepankan. Tidak saja
menjadi moto, tetapi menjadi suatu kondisi obyektif yang dinamis
sebagai wujud dari kesadaran kolektif bahwa, pendidikan menjadi
tanggung jawab bersama, antara pemerintah, masyarakat, dan
keluarga. Dasar pemikiran inilah yang membuat ruang yang luas bagi
masyarakat untuk mengambil peran aktif sebagai penyelenggara
Program Kejar Paket C. Peran pemerintah lebih menempatkan diri
sebagai fasilitator dan pengayom. Namun demikian pemerintah tetap
mempunyai kewajiban untuk menjamin terselenggaranya, program
Kejar Paket C, dan menjamin mutu penyelenggaraan Kejar Paket C.
Masyarakat yang dimaksud dan yang bisa menyelenggarakan program
paket C adalah :
a) Lembaga Swadaya Masyarakat.
b) Lembaga kursus.
c) Pondok pesantren.
d) Yayasan, badan hukum dan badan usaha.
e) Organisnsi kemasyarakatan, sosial dan profesi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
f) Lembaga kemasyarakatan, lembaga pendidikan.
g) Sanggar Kegiatan Belajar.
h) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat.
4) Kurikulum
Kurikulum dikembangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan meliputi :
1. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama dan Akhlak Mulia.
2. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan
kepribadian.
3. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
4. Kelompok mata pelajaramn Etika.
5. Kelompok mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan.
Isi kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi 10 mata pelajaran
yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi
peserta didik pada satuan pendidikan. Kesepuluh mata pelajaran
tersebut meliputi :
1. Pendidikan Agama.
2. Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Bahasa.
4. Matematika.
5. Ilmu Pengetahuan Alam.
6. Ilmu Pengetahuan Sosial.
7. Seni dan Budaya.
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
9. Keterampilan.
10. Muatan Lokal.
Kurikulum kesetaraan mengembangkan kecakapan hidup yang terdiri
atas : kecakapan pribadi, kecakapan intelektual, kecakapan sosial dan
kecakapan vokasional.
5) Sarana Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Dalam penyelenggaraan program Paket C, perlu disediakan saran
belajar yang cukup. Sarana belajar yang dimaksud adalah :
a) Juknis Kurikulum.
b) Buku pegangan guru/tutor/pengajar/nara sumber teknis.
c) Buku-buku pelajaran SMA.
d) Modul pelajaran Paket C.
e) Buku/Modul keterampilan.
f) Bahan dan peralatan untuk belajar keterampilan.
g) Sarana, belajar penunjang baik cetak maupun non cetak.
6) Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dan tidak boleh
diabaikan. Kegiatan evaluasi pada penyelenggaraan program Paket C
mengikuti kegiatan evaluasi yang dilaksanakan di SMA. Kegiatan
evaluasi yang perlu dilakukan adalah :
a) Evaluasi harian oleh pengajar.
b) Evaluasi Semesteran.
c) Evaluasi untuk penentuan kenaikan kelas.
d) Evaluasi hasil belajar tahap akhir untuk menentukan lulusan.
e) Ujian keterampilan.
7) Tempat Belajar
Tersedianya tempat belajar sangat diperlukan untuk menjamin
kelancaran dan ketenagaan kegiatan belajar-mengajar pada setiap
tempat belajar perlu memiliki ruang kelas untuk kegiatan belajar,
ruang untuk belajar keterampilan, ruang praktek, dan raung lain yang
mendukung terselenggaranya proses belajar - mengajar. Tempat
belajar dapat diusahakan menggunakan gedung sekolah, gedung
kursus, dan bangunan lain milik penyelenggara atau milik masyarakat.
8) Dana Belajar
Dana penyelenggaraan program paket C, bersumber dari pemerintah
dan dari masyarakat termasuk swadaya warga belajar. Pemerintah
perlu mempertimbangkan untuk menyediakan dana, penyelenggaraan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
program Paket C, seperti yang selama ini disediakan untuk
penyelenggaraan Paket B. Setidak-tidaknya pemerintah menyediakan
dana stimulan untuk menarik dana swadaya masyarakat. Beberapa
komponen pendanaan yang perlu mendapat perhatian dari pemerintah
dan masyarakat adalah keperluan :
a) Pengadaan sarana belajar (buku modul).
b) Pelatihan tenaga pendidik.
c) Pengadaan dana belajar.
d) Honorarium tenaga pengajar/ dan pelatih.
e) Honorarium penyelenggara.
f) Pengadaan bahan dan peralatan keterampilan.
g) Evaluasi dan ujian.
h) Monitoring dan evaluasi program.
9) Hasil Belajar
Hasil belajar yang akan dicapai dari penyelenggara program Paket
C adalah warga belajar yang telah menyelesaikan Paket C, memiliki
pengetahuan yang luas, memiliki keterampilan, memiliki sikap yang
baik. Sehingga dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang /tingkat yang
lebih tinggi. Bukti keberhasilan yang menjadi fokus perhatian dari
penyelenggaraan program Paket C adalah siswa atau warga belajar
yang telah menyelesaikan program Paket C dengan dimilikinya ijazah
Kejar Paket C.
Warga belajar yang menyelesaikan Paket C memperoleh ijazah
yang memiliki kedudukan yang sama dengan ijazah SMA, dan dapat
digunakan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta, serta dapat mendaftar sebagai CPNS atau bekerja di instansi-
instansi baik negeri maupun swasta.
Dengan penyelenggaran program paket C yang dikelola dengan
baik, diharapkan memberi makna, nilai tambah bagi meningkatnya
minat dan gairah belajar masyarakat untuk meningkatkan mutu
kehidupannya, serta meningkatnya peran serta, masyarakat untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
menyelenggarakan pendidikan sebagai wujud nyata, mencerdaskan
kehidupan bangsa.
5. Komponen Evaluasi Proses pembelajaran Matematika Kejar Paket C
Evaluasi proses pembelajaran matematika pada Kejar Paket C
dilakukan dengan cara melakukan pengamatan, wawancara dan angket.
Adapun komponen yang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran meliputi :
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
a. Pembelajaran Tatap Muka
1) Kegiatan pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik:
i) menyiapkan kondisi pembelajaran agar peserta didik terlibat
baik secara psikis maupun fisik sehingga siap mengikuti proses
pembelajaran,
ii) mencatat kehadiran peserta didik,
iii) menyampaikan tujuan pembelajaran atau SK dan KD yang
akan dicapai,
iv) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus,
v) mengajukan pertanyaan berkenaan dengan pengetahuan yang
sudah dimiliki peserta didik untuk mengaitkan dengan materi
yang akan dipelajari.
2) Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran
untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik. Kegiatan inti
menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, pendidik:
i) membimbing peserta didik untuk mendemonstrasikan
pengetahuan yang dimiliki sesuai dengan topik/tema yang
akan dipelajari,
ii) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
mendalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dari
berbagai sumber belajar dengan memanfaatkan alam dan
lingkungan sekitar sebagai sumber belajar,
iii) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain,
iv) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta
antara peserta didik dengan pendidik, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya,
v) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran,
vi) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, pendidik:
a) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna,
b) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi,
dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara
lisan maupun tertulis,
c) memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis,
memecahkan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut,
d) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
e) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar,
f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang
dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok,
g) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok,
h) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan.
3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, pendidik:
a) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk
lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan
peserta didik,
b) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
c) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar,
c. Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup, pendidik:
1) bersama-sama dengan peserta didik membuat rangkuman/
kesimpulan pelajaran,
2) bersama peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan,
3) melakukan penilaian terhadap kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan,
4) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran,
5) melakukan perencanaan kegiatan tindak lanjut melalui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
pembelajaran remedial, program pengayaan, layanan
konseling, atau memberikan tugas terstruktur baik secara
individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar
peserta didik,
6) memotivasi peserta didik untuk mendalami materi
pembelajaran melalui kegiatan belajar mandiri,
7) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
2. Aktivitas penyelenggara
Komponen dan indikator keberhasilan yang diteliti berkaitan dengan
aktivitas penyelenggara adalah :
a. Memiliki struktur kurikulum paket C untuk mata pelajaran
matematika.
b. Kurikulum mata pelajaran matematika dikembangkan sesuai
dengan Standar Isi Kesetaraan.
c. Memiliki silabus mata pelajaran matematika pada program paket C
setara SMA.
d. Silabus mata pelajaran matematika disusun oleh tim pengembang
kurikulum.
e. Silabus mata pelajaran matematika telah didokumentasikan .
f. Penyelenggara melaksanakana evaluasi pelaksanaan kurikulum
pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan.
6. Langkah pemberian rekomendasi atas hambatan yang dihadapi.
Untuk memberikan rekomendasi solusi atas kendala yang dihadapi
atau ditemukan dalam proses pembelajaran matematika kelompok belajar
Paket C harapan dilakukan dengan langkah-langkah :
a. Mengidentifikasi masalah yang ditemukan.
b. Menganalisis masalah yang ditemukan.
c. Mengusulkan alternatif pemecahan masalah yang ditemukan kepada
penyelenggara kelompok belajar paket C Harapan Kecamatan
Gemolong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
B. Penelitian Yang Relevan
Berikut ini disampaikan beberapa peneltian yang relevan dengan
penelitian yang penulis lakukan antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh E. Baker, B. McGraw, & P. Peterson
(2003) dengan judul “Evaluation of Mathematics Education Programs”
disimpulkan bahwa :
Evaluating mathematics education programs can be discussed and conducted in three levels, the evaluation process in each level should reflect the ultimate goal, to improve and maximize students’ learning. Put another way, students’ learning of important mathematics should be an important source of information when evaluating a mathematics education program.
(Mengevaluasi program pendidikan matematika dapat didiskusikan dan
dilakukan di tiga tingkatan, proses evaluasi di setiap tingkat harus
mencerminkan tujuan utama, untuk meningkatkan dan memaksimalkan
belajar siswa. Dengan kata lain, pembelajaran siswa dari pentingnya
matematika harus menjadi sumber informasi yang penting ketika
mengevaluasi program pendidikan matematika).
Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya
menganalisa atau mengevaluasi program pendidikan matematika.
Perbedaannya adalah penulis akan mengevaluasi proses pembelajaran
matematika pada Kejar Paket C.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Xin Liang dan Qiong Zhou (2009) dengan
judul “Students’ Experiences of Mathematics Learning in Technology
Integrated Classrooms” disimpulkan bahwa :
The results indicated that the feature of learning by playing encouraged student self-exploration. The diverse communication channels interacted with students in a much more direct and private manner. The repeated instruction and immediate assessment promoted students’ autonomy, encouraged student engagement and nurtured self-directed learning.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
(Hasil penelitian menunjukkan bahwa mendatang pembelajaran dengan
siswa bermain, mendorong eksplorasi diri. Beragam saluran komunikasi
untuk berinteraksi dengan siswa dalam jarak yang lebih jauh dapat
langsung dan secara pribadi. Instruksi ulang dan penilaian segera
dipromosikan merupakan otonomi siswa, mendorong siawa terlibat dan
memlihara belajar mandiri).
Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah keduanya
menganalisa pembelajaran matematika. Perbedaannya adalah penulis akan
mengevaluasi apakah pada proses pembelajaran Kejar Paket C telah
dilakukan kegiatan untuk mengekplorasi kemampuan siswa.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Nugroho (2010) dengan judul
“Analisis Perubahan Kurikulum SMA Mata Pelajaran Matematika di
Kabupaten Karanganyar“diperoleh hasil bahwa SMA di Kabupatan
Karanganyar belum siap menerima perubahan kurikulum mata pelajaran
matematika, sehingga pembelajaran matematika tidak dapat berjalan
dengan maksimal. Solusi yang direkomendasikan adalah melakukan
sosialisasi lebih intensif ke sekolah-sekolah. Kesamaan dengan penelitian
yang akan penulis lakukan adalah keduanya menganalisa atau
mengevaluasi proses pembelajaran matematika. Perbedaannya adalah
penulis akan menggali lebih dalam apakah di kelompok belajar paket C ini
telah diterapkan kurikulum sesuai dengan kurikulum pendidikan
kesetaraan yang ditetapkan oleh pemerintah.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Malik Ibrahim (2006) yang berjudul “
Evaluasi Program Fasilitator Desa Intensif di Kabupaten Kendal”
disimpulkan bahwa masing-masing desa intensif telah melaksanakan 3
jenis progam PNF Yaitu Kejar Paket B, Kejar Paket C dan PAUD,
Pelaksanaan program fasilitator di desa intensif Kabupaten Kendal apabila
dikaitkan dengan indikator keberhasilan program, pada umumnya dapat
dikatan berhasil. Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan
adalah keduanya menganalisa atau mengevaluasi program di Pendidikan
Non Formal. Perbedaannya adalah penulis akan menggali lebih dalam di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kelompok belajar paket C tentang proses pembelajaran matematika dan
pelaksanaan kurikulum pendidikan kesetaraan.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Hasbi (2006) dengan judul “
Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan Kecakapan Hidup Dalam
Bidang Pendidikan Luar Sekolah” disimpulkan bahwa tingkat kebutuhan
masyarakat terhadap program PBKH cukup tinggi, dukungan terhadap
penyelenggaraan program PBKH cukup memadai, Peserta didik telah
mencapai kecakapan hidup yang baik dari aspek social skills dan
vocational skills. Kesamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan
adalah keduanya menganalisa atau mengevaluasi program di Pendidikan
Non Formal. Perbedaannya adalah penulis akan menggali lebih dalam di
kelompok belajar paket C tentang proses pembelajaran matematika dan
pelaksanaan kurikulum pendidikan kesetaraan.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran untuk
dapat sampai pada penemuan sementara atas masalah yang dirumuskan.
Kerangka pemikiran berguna untuk mewakili teori-teori yang terlepas satu
dengan yang lain sehingga menjadi suatu rangkaian utuh mengarah pada
penemuan jawaban sementara. Kerangka pemikiran dalam teori ini dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Proses belajar merupakan proses interaksi antara tutor dengan warga
belajar dalam mencapai tujuan belajar. Belajar matematika adalah belajar
mengikuti struktur yang ada sehingga dapat berpikir secara logis dan dapat
mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa
melalui model matematika. Kelompok belajar Paket C merupakan program
pemerintah untuk menyukseskan pendidikan sehingga dicapai masyarakat
yang bebas tiga buta dan meningkat satu tingkatan sehingga modal pikir dan
daya pikir sudah lebih maju.
Pelaksanaan proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C menuntut
perubahan terhadap berbagai aspek pendidikan terutama guru, siswa dan
proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaannya yang menuntut banyak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
perubahan tersebut menimbulkan kendala yang dihadapi siswa maupun guru
dalam pelaksanan Kurikulum, serta usaha-usaha yang dilakukan dalam
mencapai tujuan Kurikulum. Kesiapan warga belajar dan guru dalam
pelaksanaan Kurikulum juga menjadi kendala utama dalam proses
pembelajaran matematika yang mengacu pada kurikulum.
Berdasarkan kajian teori dan penelitian yang relevan dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C terbagi menjadi
tiga bagian penting. Bagian pertama pendahuluan, pada bagian ini
guru melakukan kegiatan apersepsi, orientasi dan motivasi. Pada
bagian kedua kegiatan inti, yang meliputi kegiatan eksplorasi,
elaborasi dan konfirmasi. Bagian ketiga penutup, pada bagian ini
guru melakukan kegiatan merangkum bersama siswa, refleksi dan
tindak lanjut.
2. Pelaksanaan kurikulum di Kejar Paket C harus sesuai dengan
Kurikulum Pendidikan Kesetaraan.
Maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran matematika di Kelompok Belajar Paket C Setara SMA PKBM
Harapan Kecamatan Gemolong, selanjutnya melakukan evaluasi proses
pembelajaran matematika di tempat tersebut.
Secara sistematis paradigma penelitian dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Guru
Siswa/Warga Belajar
Kurikulum
Sarana Prasarana
Peran Guru
Peran Siswa
Peran penyelenggara penyelenggara
Proses Pembelajaran Matematika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kembali
pemecahan terhadap segala permasalahan. Uraian mengenai pertanggungjawaban
metode - metode yang digunakan melibatkan pembahasan jenis penelitian, tempat
dan waktu penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data,
prosedur penelitian.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian evaluatif dengan
pendekatan deskriptif kualitatif itu adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya eksperimen)
dimana peneliti sebagai instrumen kunci. Sugiyono dalam Andi Prastowo
(2011:178) menjelaskan pada umumnya alasan yang dipakai ketika peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu karena masalah kompleks,
holistic (utuh), dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada
situasi sosial tersebut dijaring dan dikumpulkan jenis penelitian lainnya.
Sementara Bogman dan Taylor (2011:179) mengungkapkan bahwa
dasar pertimbangan yang bisa dijadikan argumen untuk menggunakan metode
penilitian kualitatif adalah sebagai berikut : (1) masalah yang diteliti mengarah
kepada keadaan-keadaan dari individu secara holistic (utuh), (2) penelitan
bertujuan untuk memahami masyarakat secara personal dan memandang
mereka sebagaimana mereka sendiri mengungkapkan pandangan dunianya, (3)
penelitian bertujuan untuk membuat dan menyusun konsep-konsep yang
hakiki, seperti indah, menderita, keyakinan, penderitaan, frustasi, harapan,
cinta, dan lain sebagainya.
Bungin dalam Andi Prastowo (2011:178) mengemukakan penelitian
yang akan dilaksanakan karena alasan-alasan berikut : (1) wilayah penelitian
pada ruang yang sempit, (2) variabel sederhana, namun rumit dalam tataran
konten (isi), (3) berada di kedalaman, (4) penelitian mempersoalkan makna,
(5) mempertanyakan fokus fenomena, (6) jika dilakukan pengukuran akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
sangat rumit, (7) sebagai alat ukur adalah peneliti sendiri, (8) perekaman
(pengumpul) datanya peneliti dapat menggunakan alat atau tanpa alat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Belajar Paket C setara
SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong tahun pelajaran 2011/2012.
Alasan pemilihan tempat tersebut adalah pertama Paket C PKBM Harapan
telah melakukan pembelajaran dari kelas X, XI dan XII dan tidak hanya
ujian saja sehingga peneliti dapat meneliti proses pembelajaran
matematika khususnya kelas X tahun pelajaran 2011/2012, kedua
pertimbangan latar belakang tempat yang dekat dengan pusat kota
sehingga tidak menimbulkan kesulitan dalam melakukan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap. Adapun tahap-
tahap penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Tahap persiapan, meliputi pengajuan judul, pembuatan proposal,
tinjauan lapangan ditempat yang bersangkutan, permohonan ijin, serta
penyusunan instrumen. Pada tahap persiapan ini pula dilaksanakan
seminar proposal, revisi proposal dan pembuatan makalah kualifikasi.
Jangka waktu yang dibutuhkan mulai minggu pertama bulan Januari
2012 sampai dengan bulan Maret 2012.
b. Tahap pelaksanaan, yaitu kegiatan berlangsung di lapangan meliputi
pengambilan data dengan menggunakan instrumen, pengumpulan data,
analisis data dilaksanakan pada minggu ketiga bulan Mei sampai
dengan bulan Juni 2012. Pada tahap pelaksanaan ini data yang
diperoleh melalui wawancara maupun observasi dicatat secara teliti
untuk persiapan dilakukan analisis data..
c. Tahap akhir, analisis data penyusunan laporan dilaksanakan bulan Juni
dan Juli 2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Tabel .3.1 Rincian Waktu Penelitian Tahun 2012
No Jadwal kegiatan Bulan Pelaksanaan
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
1 Tahap awal
- Penyusunan
proposal
- Seminar proposal
- Penuyusunan
instrument penelitian
V
V
V
2 Tahap Pelaksanaan
- Pengambilan data
- Analisis data
- Verifikasi data
V
V
V
3 Tahap
- Pengambilan
kesimpulan
- Pembuatan laporan
V
V
C. Sumber Informasi
Menurut Andi Prastowo (2011:205) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata yang merupakan jawaban atas pertanyaan
penelitian yang diajukan terhadap masalah yang telah dirumuskan dan pada
tujuan yang telah ditetapkan. Narasumber, objek, atau lokasi mana yang
dipilih sebagai sumber informasi ditentukan oleh tujuan dan corak
permasalannya (Andi Prastowo, 2011:206).
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancari
merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan
tertulis atau melalui perekaman dan pengambilan foto. Pencatatan sumber data
utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil
usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Dalam
penelitian ini yang menjadi sumber informasi utama antara lain : Kepala
Sekolah, guru/tutor dan siswa/warga belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Tabel .3.2. Sumber data dan jenis data penelitian
No Sumber data Jenis data
1 Kepala Sekolah 1. Transkrip hasil wawancara
2. Data siswa
3. Dokumen silabus dan RPP
2 Guru atau tutor 1. Transkrip hasil wawancara
2. Transkrip hasil observasi
3. Dokumen silabus dan RPP
3 Siswa atau warga belajar 1. Transkrip hasil wawancara
2. Transkrip hasil observasi
D. Subyek Penelitian
Menurut Sugiyono dalam Andi Prastowo (2011:195) menerangkan
bahwa dalam penelitian kualitatif, tidak menggunakan populasi karena
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial
tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi (bukan
mengeneralisasikan), tetapi ditransfer ke tempat lain pada situasi sosial yang
memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang diselidiki. Secara
spesifik Moleong dalam Andi Prastowo (2011: 195) menjelaskan subyek
penelitian adalah informan. Informan adalah “orang dalam” pada latar
penelitian. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar (lokasi atau tempat) penelitian.
Subyek penelitian dalam hal ini adalah guru/tutor dan siswa/warga,
belajar Kejar Paket C Setara SMA PKBM Harapan Kecamatan Gemolong,
Kepala penyelenggara. Adapun teknik yang digunakan untuk menentukan
informan dalam penelitian ini yaitu dengan jalan peneliti memasuki Kejar
Paket C Harapan Kecamatan Gemolong, melakukan observasi dan wawancara
kepada Kepala Sekolah, guru/ tutor dan peserta didik secara purposive
sampling, yaitu suatu cara yang dilakukan dengan memilih informan dengan
pertimbangan dan tujuan tertentu (Andi Prastowo, 2011:197).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipakai untuk
mengumpulkan informasi atau fakta-fakta di lapangan (Pohan dalam Andi
Prastowo, 2011:208). Salah satu kegiatan dalam penelitian adalah menentukan
cara mengukur variabel penelitian dan alat pengumpulan data. Untuk
mengukur variabel penelitian maka diperlukan instrumen, dari instrumen ini
dapat digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan
sebagai alat pengumpulan data dibuat dan dikembangkan berdasarkan
kedalaman materi atau hal-hal yang didiskripsikan sesuai dengan kepentingan
penelitian dimaksud. Dalam penelitian ini ada 3 macam metode, yaitu metode
observasi partisipatif, wawancara mendalam , dan dokumentasi.
1. Metode observasi partisipatif
Sutrisno Hadi dalam Andi Prastowo (2011:220) menerangkan bahwa
pengamatan atau observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian.
Sementara observasi partisipatif adalah teknik pengumpulan data melalui
pengamatan terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama,
merasakan, serta berada dalam aktivitas kehidupan objek pengamatan.
Jadi metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara
sengaja, sistematis, mengenal fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis
kemudian dilakukan pencatatan. Metode observasi mendapatkan gambaran
secara langsung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada mata
pelajaran matematika. Metode observasi digunakan untuk meneliti proses
pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas dengan subyek
penelitian guru dan siswa. Pada saat melakukan observasi pembelajaran
matematika peneliti mengamati dengan seksama kejadian-kejadian baik
yang telah sesuai maupun yang belum sesuai dengan indikator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel .3.3. Komponen dan indikator evaluasi
No Komponen yang dinilai Indikator
1 Proses pembelajaran
1. Tindak mengajar
a. Membahas PR
b.Memotivasi siswa
c. Penyampaian materi ajar
d.Penggunaan media
pembelajaran
e. Mengadakan variasi
pembelajaran
f. Menciptakan suasana
siswa terlibat secara aktif
g.Materi penguatan
h.Latihan terkontrol
i. Latihan mandiri
j. Rangkuman
k.Tindak lanjut
2. Tindak belajar
a. Perhatian
b.Keaktifan
c. Kemandirian
PR selalu dibahas
Guru selalu memotivasi siswa
Jelas dan benar
Tepat dan benar
Memiliki variasi pembelajaran
Siswa terlibat secara aktif
Selalu memberi pengauatan
Selalu memberi latihan
Selalu memberi PR
Selalu membuat rangkuman
Selalu memberi tindak lanjut
Perhatian siswa selalu serius
Siswa selalu terlibat aktif
Siswa mandiri mengerjakan
tugas
2. Pelaksanaan Kurikulum
1. Struktur Kurikulum
1. Struktur kurikulum tertulis
dengan rinci
2. Struktur kurikulum
dikembangkan mengacu
pada Standar Isi Kesetaraan,
Standar Kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2. Silabus
Lulusan dan Panduan
Kurikulum Tingkat satuan
pendidikan (KTSP).
1. Memiliki silabus untuk
setiap mata pelajaran
2. Acuaan yang digunakan
untuk menyusun silabus
adalah Kurikulum yang
mengacu Standar
Kompetensi Lulusan,
Kurikulum yang mengacu
Standar Kompetensi Kerja
Nasional
3. Silabus disusun oleh
pendidik, penyelenggara
program, Dinas Pendidikan
Kabupaten, tim pengembang
kurikulum
2. Wawancara Mendalam
Menurut Andi Prastowo (2011: 212) teknik wawancara mendalam
pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan teknik wawancara lainnya.
Hanya saja peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan, dan
cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada
umumnya. Kaidah-kaidah yang menjadi acuan dalam menetapkan dan
menggunakan wawancara mendalam dalam penelitian kualitatif (Andi
Prastowo, 2011) : (1) terkait dengan kita sebagai pewawancara, maka
harus bisa mengendalikan wawancara, melakukan peliputan terhadap
semua proses wawancara, (terkait dengan tujuan wawancara, segala upaya
yang dilakukan harus bertumpu pada tujuan wawancara, jangan sampai
pewawancara terlibat dalam hubungan emosional dan pribadi, (3) terkait
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
dengan peran informan, pewawancara harus bisa menjaga agar peran
informan dapat berfungsi secara optimal.
Dalam penelitian ini peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan
secara bebas tanpa terstruktur oleh pertanyaan penulis. Hal ini dilakukan
agar wawancara berjalan secara luwes dengan arah yang lebih terbuka.
Teknik wawancara dan dokumentasi juga digunakan dalam penelitian ini.
Teknik wawancara ditujukan kepada siswa guna mengetahui kebiasaan-
kebiasaan belajar yang dilakukan siswa di kelas, di rumah dan
dilingkungan masyarakat. Kepada guru guna memperoleh informasi
tentang proses belajar, karakteristik dan tujuan pembelajaran berdasarkan
Kurikulum yang digunakan. Kepada Kepala Penyelenggara guna
memperoleh informasi tentang kesiapan sekolah tersebut dalam
mengembangkan kembali kegiatan pembelajaran di Kejar Paket C PKBM
Harapan. Metode wawancara ditujukan untuk guru dan siswa guna
meneliti metode yang digunakan guru dalam mengajar dan kemampuan
siswa dalam menangkap pelajaran yang diberikan guru.
Dalam pengumpulan data melalui metode wawancara bisa terjadi
bias penelitian. Posisi peneliti seperti yang diilustrasikan di atas, dapat
menimbulkan bias kepentingan maupun bias nilai. Oleh karena itu, agar
tetap bisa menghasilkan penelitian yang akurat, maka dijaga dari
kemungkinan makna yang tidak sesuai dengan realitas sebenarnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara pengumpulan data atau informasi yang
didapatkan dari dokumen, yakni peninggalan tertulis, arsip-arsip, akta
ijazah, rapor, peraturan perundangan, buku harian, surat-surat pribadi,
catatan biografi dan lain-lain yang memiliki keterkaian dengan masalah
yang diteliti (Andi Prastowo, 2011: 226). Dokumen adalah catatan
peristiwa yang sudah berlalu (Andi Prastowo, 2011: 226).
Jadi dokumentasi adalah cara untuk mengetahui data dengan melihat
catatan-catatan, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan orang yang
diselidik. Adapun model dokumentasi ini, peneliti gunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
memperoleh data sekolah berupa identitas siswa, seperti namanarna siswa
dan nomor induk. Metode dokumentasi digunakan untuk menambah data -
data dari hasil observasi dan wawancara sebagai bukti bahwa
pembelajaran di Paket C benar benar berlangsung dan peneliti benar -
benar melakukan penelitian di Paket C tersebut.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan menurut cara Miles dan Huberman yang
meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dengan model
interaktif (Nusa Putra, 2011: 204).
Pengumpulan data diperoleh dari berberbagai sumber yaitu kepala
sekolah, guru atau tutor dan siswa. Data yang diperoleh melalui wawancara
baik kepala sekolah, guru maupun siswa ditunjukkan dengan adanya transkrip
hasil wawancara. Data yang diperoleh dengan cara observasi langsung di kelas
pembelajaran matematika terhadap guru yang mengajar dengan mengamati
tindak mengajar dan tindak belajar yang ditunjukkan transkrip lembar
pengamatan atau observasi.
Data yang diperoleh dari beberapa sumber dan metode tersebut,
kemudian disajikan dalam bentuk diskripsi dan narasi. Data tersebut
mencakup diskripsi tentang pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C
Harapan Kecamatan Gemolong, tentang pelaksanaan kurikulum serta kondisi
nyata saat pembelajaran matematika di kelas tersebut.
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis dilapangan. Kegiatan ini mulai dilakukan dalam setiap tindakan
dilaksanakan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman tentang
sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan. Penyajian data dirancang sedemikian rupa sehingga analisis
terhadap data tersebut dapat dilakukan dengan baik. Penarikan kesimpulan
dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi.
Dengan demikian langkah analisis data dalam penelitian ini sudah
dilakukan semenjak tindakan dilaksanakan, selain itu penarikan kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
diambil dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi hasil belajar.
G. Uji Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.
Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi. Andi Prastowo (2011:269) menjelaskan bahwa triangulasi
merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data tersebut. Dalam penelitian ini, uji keabsahan data yang
digunakan adalah triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan teknik
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang bekerja (Andi Prastowo, 2011: 269). Triangulasi sumber dilakukan
dengan membandingkan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber yang
telah ditentukan yaitu Kepala Sekolah, guru atau tutor dan siswa atau warga
belajar. Apabila terjadi perbedaan informasi dari beberapa sumber tersebut
maka informasi yang dipakai adalah informasi dari Kepala Sekolah jika
menyangkut pelaksanaan Kurikulun, sedangkan jika menyangkut pelaksanaan
pembelajaran matematika adalah informasi dari siswa atau warga belajar. Hal
ini dipilih karena siswa yang merasakan bagaimana proses pembelajaran itu
berlangsung.
Triangulasi dengan metode, yaitu pengecekan derajat kepercayaan
penemuan hasil penelitian dengan beberapa metode yang berbeda (Andi
Prastowo, 2011: 270). Triangulasi dengan metode, digunakan untuk mengecek
hasil penemuan dari peneliti melalui observasi dan wawancara dari informan
satu ke beberapa informan yang lain dengan menggunakan metode yang
berbeda. Apabila terjadi perbedaan informasi dari beberapa metode tersebut,
jika menyangkut pelaksanaan kurikulum maka metode yang dipakai adalah
metode wawancara, sedangkan jika menyangkut pelaksanaan pembelajaran
matematika maka metode yang dipakai adalah metode observasi. Hal ini
dipilih karena pada metode observasi peneliti terlibat secara langsung
bagaimana proses pembelajaran itu berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelompok Belajar Paket C Harapan Kecamatan
Gemolong Kabupaten Sragen. Lokasinya terletak di desa. Ngembat Padas,
Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ini
terdiri dari 6 ruang kelas dan 1 ruang kantor. Sekolah ini menempati bekas
Sekolah Dasar (SD) Ngembat Padas 2 yang digabung karena kekurangan murid
pada saat itu. Sekolah ini cukup strategis karena disekitarnya terdapat beberapa
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) antara lain SMK Sukawati Gemolong,
SMK Muhammadiyah 3 Gemolong dan SMK Muhammadiyah 6 Gemolong.
Keadaan lingkungan fisik sekolah cukup bagus karena memang sekolah ini
adalah bekas SD yang sudah tidak terpakai. Ruang-ruang kerja guru, ruang kelas,
halaman sekolah, perpustakaan tertata dengan baik. Kebersihan dan kerapian
diperhatikan dengan baik, sirkulasi udara yang cukup membuat suasana kelas
nyaman untuk proses pembelajaran. Halaman sekolah yang cukup luas dengan
pepohonan yang rindang ditambah di depan sekolah terdapat lapangan sepak bola
menambah kesejukan lingkungan sekolah.
Perpustakaan sekolah disediakan dalam satu ruangan sehingga
memungkinkan warga belajar dapat meminjam buku-buku bacaan untuk
menambah wawasan mereka. Disamping itu buku-buku pegangan siswa dipinjami
dari perpustakaan sekolah sehingga mereka tidak perlu membeli buku-buku
tersebut, karena kurikulum Kejar Paket C ini tidak berbeda dengan kurikulum
sekolah formal sehingga bukunya pun berbeda.
Secara khusus penelitian ini dilakukan di Kelompok Belajar Paket C
Harapan titik IV kelas X semester genap, yang berlokasi di desa Muteran
Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen. Tempat belajar ini tidak berada di
sekolah namun jarak dari sekolah sekitar 7 km dari sekolah. Kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
pembelajaran dilaksanakan di rumah Bapak Ngatimin. Ruangan yang dipakai
menyatu dengan ruang utama rumah Bapak Ngatimin tersebut. Sarana dan
prasarana pembelajaran meja dan kursi memanfaatkan meja kursi milik
perkumpulan RT setempat. Pembelajaran dilaksanakan malam hari dimulai pukul
19.30 sampai dengan pukul 21.00. Lampu untuk penerangan cukup bagus namun
suasana pembelajaran kurang mendukung karena kebanyakan warga belajar
adalah ibu rumah tangga yang membawa anak sehingga suasana agak gaduh.
Kondisi yang demikian tidak menyurutkan semangat dan motivasi warga belajar
untuk belajar karena sebagain besar mereka merupakan lulusan Kejar Paket B di
tempat yang sama. Sebagaimana umumnya di masyarakat pedesaan setelah
mereka selesai mengikuti pembelajaran, di berikan makanan seadanya secara
sukarela mereka membawa secara bergiliran. Sifat kebersamaan masih sangat
terasa di kelompok belajar ini.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Proses Pembelajaran Matematika Kejar Paket C
Pada penelitian ini data diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam
terhadap siswa atau warga belajar, wawancara terhadap guru atau tutor dan
observasi terhadap tutor dalam kegiatan pembelajaran matematika di kelas
dan dokumentasi terhadap hasil pembelajaran.
a. Wawancara
1) Wawancara terhadap siswa atau warga belajar (Lampiran 11, 12,
dan 13 halaman 96-100)
Wawancara yang dilakukan terhadap siswa atau warga belajar
bertujuan untuk mendapatkan informasi yang akurat tentang pelaksanaan
proses pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C Harapan
Kecamatan Gemolong. Adapun subyek yang peneliti ambil adalah 3 siswa
atau warga belajar kelas X Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong
titik IV. Adapaun hasil wawancara dari ketiga informan tersebut dapat
dirangkum sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
i) Persiapan
a) Siswa jarang mempelajari terlebih dahulu materi yang akan
disampaikan oleh tutor dengan berbagai versi jawaban antara
lain mereka tidak mempunyai waktu yang cukup untuk belajar
terlebih dahulu karena kesibukan orang desa di sawah apalagi
kalau musim panen, untuk materi yang menarik kadang-
kadang mereka juga membaca terlebih dahulu misalnya
berkaitan dengan jual beli.
b) Cara siswa belajar di sekolah dengan memperhatikan
keterangan guru atau tutor, mengerjakan soal-soal latihan yang
diberikan guru, sedangkan cara belajar di rumah dengan
mengerjakan soal-soal PR atau tugas yang diberikan oleh guru
secara mandiri.
c) Sebagian besar siswa atau warga belajar tidak mempunyai
metode tersendiri yang dilakukan dalam mempelajari pokok-
pokok bahasan tertentu.
d) Siswa atau warga belajar, mereka akan belajar matematika jika
ada jadwal pelajaran matematika, itupun jika ada pekerjaan
rumah yang diberikan oleh guru, jika tidak ada pekerjaan
rumah maka mereka tidak belajar.
e) Lama waktu siswa belajar matematika bervariasi, jika ada PR
yang agak sulit bisa memakan waktu 1 jam , jika soalnya agak
mudah setengah jam saja. Tidak setiap hari mereka belajar
matematika sehingga intensitas belajar mereka sangat kurang.
ii) Pengembangan
a) Guru selalu melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan
selama kegiatan pembelajaran baik secara lisan maupun
tertulis. Kebanyakan mereka menjawab soal-soal secara lisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dengan spontan tetapi mereka enggan mengungkapkan
pendapatnya ke depan kelas.
b) Guru jarang membiasakan siswa untuk memecahkan soal
matematika dengan memahami, menyusun rencana dan
memeriksa kembali, namun siswa sangat susah untuk diajak
berfikir lebih rumit dan mereka cenderung pasif dan hanya
memperhatikan guru memecahkan masalah tersebut.
c) Guru sering mengaitkan matematika dengan lingkungan sekitar
agar matematika lebih mudah dimengerti oleh siswa, namun
demikian tidak semua materi dapat dikaitkan dengan masalah
sehari-hari.
a) Dalam mengajar guru selalu memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan pendapatnya terhadap suatu
masalah yang sedang dibicarakan, namun jarang sekali siswa
yang secara aktif menyampaikan pendapatnya.
b) Guru sering melatih siswa mengetahui proses menemukan
matematika dan membuktikannya, dengan cara memberikan
keterangan-keterangan yang mudah dimengerti oleh siswa ayau
warga belajar.
c) Guru sering memberikan tugas baik mandiri dalam bentuk
pekerjaan rumah dengan memberikan beberapa soal tentang
materi yang baru saja dibahas pada pertemuan tertentu.
Sedangkan untuk tugas kelompok guru jarang memberikannya
dengan alasan siswa repot dengan pekerjaannya masing-
masing.
iii) Penerapan
a) Siswa dalam mengerjakan PR dari sekolah yang sering
dilakukan adalah dengan mengerjakan mandiri di rumah
dengan bertanya kepada anaknya, suaminya. Bila mereka tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
bisa, bertanya kepada teman-temannya setelah sampai di
kelompok belajar baru terakhir bertanya kepada guru atau tutor
pada saat membahas pekerjaan rumah tersebut.
b) Siswa atau warga belajar jarang melakukan diskusi atau
kerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas dari guru
di luar jam pelajaran mengingat kesibukan masing-masing.
Mereka hanya bisa mengerjakan bersama sebelum guru datang
di tempat pembelajaran.
c) Guru jarang menugaskan siswa untuk mencari pengetahuan
matematika di luar lingkungan sekolah, kebanyakan tugas yang
diberikan guru hanya tugas untuk mengerjakan soal-soal secara
mandiri.
iv) Evaluasi
a) Menurut siswa atau warga belajar matematika sangat
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
menggunakan matematika dalam kegiatan transaksi jual beli
dalam kehidupan sehari-hari, mereka lebih mudah untuk
berhitung dan tidak mudah pusing dalam menghadapi soal
yang agak rumit.
b) Siswa sangat merasakan manfaat belajar matematika untuk
kehidupan sehari-hari sebagaimana telah dikemukakan di atas.
Setelah peneliti melakukan wawancara terhadap tiga informan
sesuai teknik yang digunakan maka peneliti menemukan kesamaan
jawaban pada ketiga informan dimana mereka sangat membutuhkan
pelajaran matematika seperti orang lain yang bersekolah di sekolah
formal, dan mereka berhak mendapatkan pengajaran yang layak pula
untuk mengembangkan pendidikannya.
Pada pembelajaran matematika ini kedisplinan, kemandirian dan
motivasi siswa atau warga belajar sangat dibutuhkan. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
mewujudkan kesadaran dalam belajar maka siswa atau warga belajar
sangat membutuhkan motivasi dari guru. Sebelum guru memulai
pembelajaran materi-materi yang akan disampaikan belum dipelajarai
terlebih dahulu oleh siswa. Maka guru perlu memberikan motivasi
awal untuk masuk pada materi yang akan diajarkan dengan cara
mengulang sebentar materi yang telah diberikan yang berhubungan
dengan materi yang akan disampaikan. Selanjutnya guru menerangkan
materi-materi pokok, kemudian siswa banyak diberikan soal-soal
latihan baik mandiri mapun kelompok.
Dalam pembahasan PR dan menyelesaikan soal-soal latihan
biasanya siswa dituntut untuk aktif dalam mengemukakan
pendapatnya maupun mengerjakan soal-soal di depan kelas. Namun
berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang telah dikemukakan di
atas ternyata keaktifan siswa masih sangat rendah, mereka aktif pada
materi-materi yang relatif mudah, sedang untuk materi-materi rumit
mereka lebih banyak pasif.
Dalam penyampaian materi guru atau tutor sering mengajak siswa
untuk mengetahui proses menemukan dan cara membuktikannya.
Selain itu guru juga mengaitkan materi yang sedang dibahas dengan
kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih paham dan mengerti
dengan materi yang disampaikan. Kemudian setelah pembelajaran
berlangsung siswa diajak untuk menyampaikan pendapatnya
sedangkan teman yang lain untuk meberikan sanggahan atas jawaban
temannya. Pada akhir pembelajaran siswa diajak untuk mengambil
kesimpulan terhadap materi yang disampaikan.
2) Wawancara terhadap guru atau tutor (Lampiran 14 halaman 102)
Wawancara yang dilakukan terhadap guru atau tutor bertujuan
untuk menggali data yang lebih banyak tentang proses pembelajaran
matematika di kelas Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Wawancara dilakukan terhadap guru matematika yaitu bapak Nurhadi,
SE. Yang bersangkutan saat ini baru menempuh pendidikan
matematika di UNWIDHA semester VIII. Adapun hasil wawancara
tersebut dapat dirangkum sebagai berikut :
a. Persiapan yang dilakukan sebelum mengajarkan materi pelajaran
kepada siswa adalah membuat persiapan pembelajaran dan materi
yang diajarkan dengan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyiapkan soal-soal untuk latihan siswa,
menetukan metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan,
menyiapkan tugas-tugas untuk siswa, jika diperlukan menyiapkan
alat peraga sesuai dengan materi yang akan diajarkan .
b. Pengguanaan alat peraga dimaksudkan untuk mempermudah
dalam memahamkan kepada siswa jarang sekali digunakan
mengingat materi yang diajarkan dan waktu pembelajaran yang
singkat.
c. Terdapat banyak perbedaan dalam proses pembelajaran
matematika pada Kelompok Belajar Paket C dengan sekolah
regular, hal ini terjadi karena motivasi siswa yang berbeda. Pada
sekolah reguler memang suasana dan kondisi siswa datang untuk
sekolah formal, tetapi pada sekolah non formal Kejar Paket C
mereka datang untuk belajar kelompok walaupun pada saat
berlangsung pembelajaran mereka juga tampak antusias.
d. Siswa atau warga belajar kurang kreatif, aktif dalam
mengemukakan pendapat pada saat diberikan soal dan
kemandirian siswa cukup baik dalam proses pembelajaran
matematika.
e. Cara guru dalam memberikan motivasi siswa agar senang dalam
menerima pelajaran matematika yaitu dengan mengaitkan materi
pembelajaran yang sedang dibahas dengan kehidupan sehari-hari,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
dikaitkan dengan hal-hal yang sederhana di sekitar mereka dan
memberikan penjelasan manfaat mempelajari materi tersebut.
f. Usaha yang dilakukan guru atau tutor dalam meningkatkan mutu
pembelajaran matematika adalah dengan jalan memberikan soal-
soal pengayaan, memberikan berbagai variasi pembelajaran.
g. Sarana dan prasarana kurang memadai untuk melaksanakan
pembelajaran matematika dikarenakan lokasi atau tempat
pembelajaran di rumah penduduk sehingga suasana tidak seperti
bila pembelajaran dilakukan di dalam kelas yang ideal.
h. Dalam proses pembelajaran matematika siswa kurang terlibat
secara aktif hal ini ditunjukkan dengan kurang keberanian mereka
mengemukakan pendapat secara lisan walaupun masih banyak
yang tidak mau mengemukakan pendapatnya di depan kelas.
i. Pada akhir pembelajaran guru atau tutor selalu memberikan tugas
untuk dikerjakan di rumah secara mandiri, dan jarang memberikan
tugas secara kelompok.
j. Cara guru mengontrol rutinitas belajar siswa pada saat di rumah
adalah dengan memberikan soal-soal untuk pekerjaan rumah,
kemudian pada pertemuan berikutnya pekerjaan itu diperiksa satu
per satu oleh guru siswa mana yang sudah mengerkan dan siswa
mana yang belum mengerjakan, sehingga dengan cara ini guru
dapat mengontrol rutinitas belajar siswa.
k. Hasil belajar matematika siswa atau warga belajar setelah
menerima materi pelajaran matematika sesuai dengan pengalaman
guru atau tutor yaitu dapat meningkat, yang tadinya tidak mengerti
sama sekali dengan pembelajaran matematika sekarang menjadi
mengerti.
l. Teknik penilaian yang digunakan oleh guru atau tutor untuk
mengetahui hasil belajar siswa tidak berbeda dengan teknik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
penilaian pada sekolah formal. Acuan yang dipakai adalah
penialaian berdasarkan Patokan Acuan Normal dan penilaian
berdasarkan norma.
m. Cara guru untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam
pembelajaran matematika adalah dengan memberikan ulangan
harian, tugas-tugas mandiri, ulangan tengah semester dan ulangan
semester.
n. Siswa sering mengalami kesulitan dalam menerima matematika
yang diajarkan oleh guru, karena kemampuan siswa yang kurang,
intensitas waktu belajar yang sedikit dan pikiran mereka telah
terpecah untuk berbagai urusan yauitu urusan keluarga, pekerjaan.
Hal ini membuat siswa sering mengalami kesulitan dalam
menerima pelajaran matematika yang diajarkan oleh guru, namun
guru dapat mengatasi dengan bimbingan tutorial bagi yang tidak
mengerti.
o. Kendala yang sering dialami siswa dalam pembelajaran
matematika antara lain siswa sulit memahami materi yang sedang
diajarkan, karena kebanyakan materi yang disampaikan menurut
mereka materi-materi yang baru, kurangnya konsentrasi siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.
p. Cara guru dalam mengatasi kendala-kendala dalam pembelajaran
matematika adalah dengan menyampaikan materi pembelajaran
dengan asyik, menarik agar siswa tidak jenuh, sesekali diselingi
dengan humor-humor, kemudian siswa diajak kembali
memperhatikan materi yang sedang dibahas untuk meningkatkan
konsentrasi mereka.
q. Terdapat langkah-langkah khusus untuk menangani siswa yang
prestasinya kurang yaitu dengan memberikan pertanyaan kepada
siswa atau warga belajar yang ringan dahulu sehingga jika siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
tersebut mampu menjawab dengan benar baru ditingkatkan ke
tingkat yang lebih tinggi atau rumit.
Dari hasil wawancara dengan guru atau tutor tersebut di atas dapat
diketahui bahwa pelaksanaan proses pembelajaran matematika di kelas
Kejar Paket C sudah baik. Menurut guru kendala-kendala tersebut
meliputi : kurang efektifnya waktu pembelajaran karena pembelajaran
dilaksanakan pada malam hari dalam suasana letih habis kerja, sarana
prasarana yang tidak memadai karena pembelajaran dilaksanakan di
rumah penduduk, belum semua siswa memiliki alat pembelajaran yang
lengkap.
b. Observasi terhadap guru ( Lampiran 15, 16, 17 halaman 105-115)
Selama penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi sebanyak
3 kali. Observasi kelas dilakukan cara mengamati tutor yang bernama
Nurhadi, SE dalam memberikan pembelajaran suatu materi tertentu.
Observasi dilakukan pada malam hari karena pembelajaran di Kelompok
Belajar Paket C Harapan ini memang masuknya pukul 19.30 sampai
dengan 21.00 WIB. Adapun observasi kelas yang peneliti lakukan sebagai
berikut :
Tabel 4.1. Jadwal observasi kelas
No Hari. Tanggal Materi yang diberikan
1 Sabtu, 26 Mei 2012 Memahami pernyataan dalam matematika
dan ingkaran atau negasinya
2 Selasa, 29 Mei 2012 Menentukan nilai kebenaran dari suatu
pernyataan majemuk dan pernyataan
berkuantor
3 Kamis, 2 Juni 2011 Merumuskan pernyataan yang setara
dengan pernyataan majemuk atau
pernyataan berkuantor yang diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Pelaksanaan observasi kelas pada kegiatan pembelajaran matematika secara
lengkap disajikan sebagai berikut :
a. Observasi I
1) Tindak mengajar
Pada tahap awal atau tahap pendahuluan guru atau tutor
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan memberikan
informasi tentang materi yang akan dibahas atau dipelajari pada
tatap muka tersebut. Adapun materi yang akan dipelajari pada tatap
muka tersebut adalah memahami pernyataan dalam matematika dan
ingkaran atau negasinya.
Pada tahap ini guru atau tutor juga menerangkan atau
memberikan motivasi kepada warga belajar tentang pentingnya
mempelajari memahami pernyataan dalam matematika dan ingkaran
atau negasinya.
Sebelum pembelajaran dilanjutkan pada tahap ini pula guru atau
tutor membahas soal yang diberikan sebagai pekerjaan rumah.
Kemudian pekerjaan siswa atau warga belajar dicocokkan dengan
jawaban yang ada di papan tulis yang dikerjakan oleh siswa. Setelah
selesai membahas pekerjaan rumah guru atau tutor memberikan
penguatan atau mengingatkan lagi materi terdahulu yang penting
untuk digunakan dalam pembahasan materi yang akan dipelajari
sekarang.
Pada tahapan penyampaian materi guru atau tutor
menyampaikan materi dengan benar tidak ada yang materi
menyimpang karena guru menggunakan buku acuan atau buku
pegangan. Penyampaian materi dilakukan dengan lancar, tidak
tersendat-sendat dengan bahasa yang jelas, namun sulit dipahami
oleh siswa atau warga belajar yang mayoritas adalah ibu rumah
tangga. Penyampaian materi diberikan dengan sistematis dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
diberikan contoh-contoh yang sesuai dengan topik yang sedang
dipelajari.
Dalam menyampaikan materi guru jarang sekali bahkan tidak
menggunakan alat peraga atau media pembelajaran sehingga
pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, variasi model
pembelajaran yang dilakukan guru kurang sehingga terkesan
monoton, guru berbicara sopan terhadap siswa atau warga belajar,
menghindari perbuatan yang dapat menggangu perasaan warga
belajar, menunjukkan sikap adil terhadap semua siswa dan
menghargai setiap perbedaan pendapat siswa. Disamping itu pada
saat pembelajaran berlangsung yang sering dilakukan oleh oleh guru
antara lain membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar,
mendorong siswa menumbuhkan rasa percaya diri.
Pada proses pembelajaran sering sekali guru memberikan
pertanyaan kepada siswa tentang materi yang sedang dibicarakan,
mendorong siswa untuk mengemukakan idenya, mendorong siswa
untuk tukar pendapat dengan teman tentang suatu pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Untuk materi penguatan guru jarang
memberikan, karena biasanya pada pembelajaran matematika di
kelas tersebut siswa masih banyak yang mengalami kesulitan jika
hanya diterangkan sekali.
Pada tahap penerapan siswa mendapatkan tugas-tugas dari guru
atau tutor baik yang bersifat terkontrol maupun yang bersifat
mandiri. Tugas yang diberikan secara terkontrol guru memberikan
tugas dengan arahan yang jelas, siswa dibimbing guru dalam
menyelesaikan tugas, dituntut tanggung jawab setiap pribadi siswa,
dan agar inisiatif siswa dalam belajar dapat tumbuh dan
berkembang. Latihan mandiri bertujuan untuk mendorong siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
untuk banyak berkreasi dalam belajar sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki.
Pada tahap penutup guru menyampaikan rangkuman materi yang
dipelajari namun kebanyakan siswa tidak menulis rangkuman
tersebut, sehingga siswa tida terlibat secara aktif dalam membuat
rangkuman. Disamping itu guru juga menyarankan agar materi yang
telah dipelajari di kelompok belajar tersebut dipelajari kembali di
rumah masing-masing. Selanjutnya guru memberikan satu soal
untuk latihan di rumah, dan pelajaran diakhiri dengan mengucapkan
syukur kepada Tuhan.
2) Tindak Belajar
Suasana kelas pada saat awal pembelajaran masih sangat gaduh
karena hampir semua warga belajar membawa anak mereka yang
masih kecil. Guru menerapkan metode tanya jawab dan ceramah
untuk mengajak siswa belajar secara aktif dalam menyelesaikan soal
yang diberikan, namun siswa kurang aktif. Pada saat siswa
mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru, siswa bekerja
sama dengan teman semejanya, mereka didorong untuk bisa
mengungkapkan pendapatnya dalam menyelesaikan soal tersebut.
Bagi siswa yang sudah mendapatkan jawaban agar menuliskan
jawaban di papan tulis sehingga teman yang lain dapat mengetahui
hasil jawabannya.
b. Observasi II
1) Tindak mengajar
Pada tahap awal atau tahap pendahuluan guru atau tutor
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan memberikan
informasi tentang materi yang akan dibahas atau dipelajari pada
tatap muka tersebut. Adapun materi yang akan dipelajari pada tatap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
muka tersebut adalah merumuskan pernyataan yang setara dengan
pernyataan majemuk atau pernyataan berkuantor.
Pada tahap ini guru atau tutor juga menerangkan atau
memberikan motivasi kepada warga belajar tentang pentingnya
mempelajari merumuskan pernyataan yang setara dengan pernyataan
majemuk atau pernyataan berkuantor. Disamping itu guru atau tutor
memberikan gambaran umum tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan .
Sebelum pembelajaran dilanjutkan pada tahap ini pula guru atau
tutor membahas soal yang diberikan sebagai pekerjaan rumah.
Kemudian pekerjaan siswa atau warga belajar dicocokkan dengan
jawaban yang ada di papan tulis yang dikerjakan oleh siswa. Setelah
selesai membahas pekerjaan rumah guru atau tutor memberikan
penguatan atau mengingatkan lagi materi terdahulu yang penting
untuk digunakan dalam pembahasan materi yang akan dipelajari
sekarang. Pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu guru
atau tutor menguraikan materi pelajaran yang telah disampaikan
pada pendahuluan.
Pada tahapan penyampaian materi guru atau tutor menyampaikan
materi dengan benar tidak ada yang materi menyimpang karena guru
menggunakan buku acuan atau buku pegangan yang diterbitkan oleh
pemerintah. Penyampaian materi dilakukan dengan lancar, tidak
tersendat-sendat dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh
siswa atau warga belajar yang mayoritas adalah ibu rumah tangga.
Penyampaian materi diberikan dengan sistematis dan diberikan
contoh-contoh yang sesuai dengan topik yang sedang dipelajari.
Dalam menyampaikan materi guru jarang sekali bahkan tidak
menggunakan alat peraga atau media pembelajaran sehingga
pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, variasi model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
pembelajaran yang dilakukan guru kurang sehingga terkesan
monoton, guru berbicara sopan terhadap siswa atau warga belajar,
menghindari perbuatan yang dapat menggangu perasaan warga
belajar, menunjukkan sikap adil terhadap semua siswa dan
menghargai setiap perbedaan pendapat siswa. Disamping itu pada
saat pembelajaran berlangsung yang sering dilakukan oleh oleh guru
antara lain membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar,
mendorong siswa menumbuhkan rasa percaya diri.
Pada proses pembelajaran sering sekali guru memberikan
pertanyaan kepada siswa tentang materi yang sedang dibicarakan,
mendorong siswa untuk mengemukakan idenya, mendorong siswa
untuk tukar pendapat dengan sesama teman tentang suatu pertanyaan
yang diberikan oleh guru, namun sebagaian besar siswa kurang aktif
dalam proses pembelajaran. Untuk materi penguatan guru jarang
memberikan, karena biasanya pada pembelajaran matematika di
kelas tersebut siswa masih banyak yang mengalami kesulitan jika
hanya diterangkan sekali.
Pada tahap penerapan siswa mendapatkan tugas-tugas dari guru
atau tutor baik yang bersifat terkontrol maupun yang bersifat
mandiri. Tugas yang diberikan secara terkontrol guru memberikan
tugas dengan arahan yang jelas, siswa dibimbing guru dalam
menyelesaikan tugas, dituntut tanggung jawab setiap pribadi siswa,
dan agar inisiatif siswa dalam belajar dapat tumbuh dan
berkembang. Latihan mandiri bertujuan untuk mendorong siswa
untuk banyak berkreasi dalam belajar sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki.
Pada tahap penutup guru menyampaikan rangkuman materi yang
dipelajari namun kebanyakan siswa tidak menulis rangkuman
tersebut, sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dalam membuat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
rangkuman. Guru juga menyarankan agar materi yang telah
dipelajari di kelompok belajar tersebut dipelajari kembali di rumah
masing-masing. Selanjutnya guru memberikan satu soal untuk
latihan di rumah, dan pelajaran diakhiri dengan mengucapkan puji
syukur kepada Tuhan.
2) Tindak Belajar
Suasana kelas pada saat awal pembelajaran berlangsung cukup
gaduh. Hal ini terjadi karena siswa membawa anak-anak ke tempat
belajar. Pada saat siswa mengerjakan soal-soal latihan yang
diberikan guru, siswa bekerja sama dengan teman semejanya,
mereka didorong untuk bisa mengungkapkan pendapatnya dalam
menyelesaikan soal tersebut. Bagi siswa yang sudah mendapatkan
jawaban agar menuliskan jawaban di papan tulis sehingga teman
yang lain dapat mengetahui hasil jawabannya. Keaktifan siswa
belum nampak, karena kebanyakan yang maju ditunjuk oleh guru.
c. Observasi III
1) Tindak mengajar
Pada tahap awal atau tahap pendahuluan guru atau tutor
membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan memberikan
informasi tentang materi yang akan dibahas atau dipelajari pada
tatap muka tersebut. Adapun materi yang akan dipelajari pada tatap
muka tersebut adalah merumuskan pernyataan yang setara dengan
pernyataan majemuk atau pernyataan berkuantor yang diberikan.
Pada tahap ini guru atau tutor juga menerangkan atau
memberikan motivasi kepada warga belajar tentang pentingnya
mempelajari merumuskan pernyataan yang setara dengan pernyataan
majemuk atau pernyataan berkuantor yang diberikan. Disamping itu
guru atau tutor memberikan gambaran umum tentang kegiatan yang
akan dilaksanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Sebelum pembelajaran dilanjutkan pada tahap ini pula guru atau
tutor membahas soal yang diberikan sebagai pekerjaan rumah.
Kemudian pekerjaan siswa atau warga belajar dicocokkan dengan
jawaban yang ada di papan tulis yang dikerjakan oleh siswa. Setelah
selesai membahas pekerjaan rumah guru atau tutor memberikan
penguatan atau mengingatkan lagi materi terdahulu yang penting
untuk digunakan dalam pembahasan materi yang akan dipelajari
sekarang. Materi yang perlu diingat lagi adalah logika matematika.
Pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu guru atau tutor
menguraikan materi pelajaran yang telah disampaikan pada
pendahuluan yaitu tentang logika matematika.
Pada tahapan penyampaian materi guru atau tutor menyampaikan
materi dengan benar tidak ada yang materi menyimpang karena guru
menggunakan buku acuan atau buku pegangan. Penyampaian materi
dilakukan dengan lancar, tidak tersendat-sendat. namun masih sulit
dipahami oleh siswa atau warga belajar yang mayoritas adalah ibu
rumah tangga. Penyampaian materi diberikan dengan sistematis dan
diberikan contoh-contoh yang sesuai dengan topik yang sedang
dipelajari.
Dalam menyampaikan materi guru jarang sekali bahkan tidak
menggunakan alat peraga atau media pembelajaran sehingga
pembelajaran kurang menarik perhatian siswa, variasi model
pembelajaran yang dilakukan guru kurang sehingga terkesan
monoton, guru berbicara sopan terhadap siswa atau warga belajar,
menghindari perbuatan yang dapat menggangu perasaan warga
belajar, menunjukkan sikap adil terhadap semua siswa dan
menghargai setiap perbedaan pendapat siswa. Disamping itu pada
saat pembelajaran berlangsung yang sering dilakukan oleh oleh guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
antara lain membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar,
mendorong siswa menumbuhkan rasa percaya diri.
Pada tahap penerapan siswa mendapatkan tugas-tugas dari guru
atau tutor baik yang bersifat terkontrol maupun yang bersifat
mandiri. Tugas yang diberikan secara terkontrol guru memberikan
tugas dengan arahan yang jelas, siswa dibimbing guru dalam
menyelesaikan tugas, dituntut tanggung jawab setiap pribadi siswa,
dan agar inisiatif siswa dalam belajar dapat tumbuh dan
berkembang. Latihan mandiri bertujuan untuk mendorong siswa
untuk banyak berkreasi dalam belajar sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki.
Pada tahap penutup guru menyampaikan rangkuman materi yang
dipelajari namun kebanyakan siswa tidak menulis rangkuman
tersebut, sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dalam membuat
rangkuman. Disamping itu guru juga menyarankan agar materi yang
telah dipelajari di kelompok belajar tersebut dipelajari kembali di
rumah masing-masing. Selanjutnya guru memberikan satu soal
untuk latihan di rumah, dan pelajaran diakhiri dengan mengucapkan
puji syukur kepada Tuhan.
2) Tindak Belajar
Suasana kelas pada saat awal pembelajaran masih sangat gaduh
karena hampir semua warga belajar membawa anak mereka yang
masih kecil. Pada saat siswa mengerjakan soal-soal latihan yang
diberikan guru, siswa bekerja sama dengan teman semejanya,
mereka didorong untuk bisa mengungkapkan pendapatnya dalam
menyelesaikan soal tersebut. Bagi siswa yang sudah mendapatkan
jawaban agar menuliskan jawaban di papan tulis sehingga teman
yang lain dapat mengetahui hasil jawabannya. Kebanyakan siswa
yang maju untuk mengerjakan soal latihan ke depan ditunjuk oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
guru, sehingga belum nampak keaktifan siswa dalam menyelesaikan
soal latihan.
2. Pelaksanaan Kurikulum Pembelajaran Matematika Kejar Paket C
Harapan Kecamatan Gemolong
1) Wawancara terhadap Kepala Sekolah (Lampiran 9 halaman 91)
Wawancara yang peneliti lakukan terhadap pengelola Kejar Paket C
Harapan Kecamatan Gemolong bertujuan untuk memperoleh
gambaran secara jelas mengenai penerapan kurikulum dan
pengembangan silabus untuk mata pelajaran matematika. Berikut ini
penulis sampaikan rangkuman hasil wawancara peneliti dengan
Kepala Sekolah :
i) Struktur Kurikulum
a) Struktur kurikulum program paket C sudah sesuai dengan
kurikulum kesetaraan, karena memang Kurikulum pada
program Kejar Paket C diambil sepenuhnya dari kurikulum
kesetaraan yang diterbitkan oleh pemerintah.
b) Kurikulum program Kejar Paket C telah dikembangkan dengan
mengacu pada Standar Isi Kesetaraan, Standar Kompetensi
Lulusan, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Namun demikian pengembangan itu belum sepenuhnya
dilakukan oleh guru atau tutor.
ii) Silabus
a) Silabus untuk mata pelajaran matematika pada program Paket
C tersedia dan lengkap seperti yang diterbikan dari Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk Kurikulum
Tingkat Satuan Pedidikan (KTSP).
b) Acuan yang digunakan untuk menyusun silabus untuk mata
pelajaran matematika pada program paket C adalah Kurikulum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
yang mengacu pada Standar Isi Kesetaraan, Kurikulum yang
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
c) Yang menyusun silabus untuk mata pelajaran matematika pada
program paket C adalah guru atau tutor mata pelajaran
matematika, kepala sekolah sebagai penyelenggara, tim
pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
dibentuk oleh penyelenggara, dan dinae pendidikan kabupaten
sebagai fasilitator.
d) Silabus mata pelajaran matematika sudah didokumentasikan
dengan baik, ada silabus yang dibawa untuk pegangan guru,
ada pula silabus yang disimpan di sekolah sebagai dokumentasi
sekolah.
2) Wawancara terhadap guru ( Lampiran 10 halaman 94)
i) Struktur Kurikulum
a) Struktur kurikulum program paket C sudah sesuai dengan
kurikulum kesetaraan, karena memang Kurikulum pada
program Kejar Paket C diambil sepenuhnya dari kurikulum
kesetaraan yang diterbitkan oleh pemerintah.
b). Kurikulum program Kejar Paket C telah dikembangkan dengan
mengacu pada Standar Isi Kesetaraan, Standar Kompetensi
Lulusan, Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Namun demikian pengembangan itu belum sepenuhnya
dilakukan oleh guru atau tutor.
iii) Silabus
c). Silabus untuk mata pelajaran matematika pada program Paket C
tersedia dan lengkap seperti yang diterbikan dari Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk Kurikulum
Tingkat Satuan Pedidikan (KTSP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
d). Acuan yang digunakan untuk menyusun silabus untuk mata
pelajaran matematika pada program paket C adalah Kurikulum
yang mengacu pada Standar Isi Kesetaraan, Kurikulum yang
mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.
e). Yang menyusun silabus untuk mata pelajaran matematika pada
program paket C adalah guru atau tutor mata pelajaran
matematika, kepala sekolah sebagai penyelenggara, tim
pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
dibentuk oleh penyelenggara, dan dinae pendidikan kabupaten
sebagai fasilitator.
f). Silabus mata pelajaran matematika sudah didokumentasikan
dengan baik, ada silabus yang dibawa untuk pegangan guru,
ada pula silabus yang disimpan di sekolah sebagai dokumentasi
sekolah.
c. Dokumentasi hasil belajar
Data yang diperoleh dari dokumentasi pada penelitian ini berupa
foto-foto kegiatan pembelajaran matematika di Kelompok Belajar Paket
C Harapan Kecamatan Gemolong titik V, daftar nama-nama siswa atau
warga belajar kelas X semester 2, transkrip wawancara terhadap
Kepala Sekolah, transkrip wawancara terhadap guru atau tutor dan
transkrip wawancara terhadap siswa atau warga belajar. Selain itu
peneliti juga mendapatkan data tentang Kurikulum Pendidikan Luar
Sekolah dari jurnal, buku-buku pegangan serta instrumen akreditasi
Program Paket C yang diterbitkan oleh Badan Akreditasi Nasional
Pendidikan Non Formal (BANPNF).
C. Pembahasan
1. Proses Pembelajaran di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong
Kegiatan pembelajaran di program Kejar Paket C Harapan Kecamatan
Gemolong merupakan penanaman konsep belajar sepanjang hayat bagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
peserta didik. Salah satu upaya yang dilakukan pada pembelajaran Kejar
Paket C diharapkan siswa atau warga belajar mempunyai kesadaran yang
baik untuk belajar. Siswa atau warga belajar dalam mengikuti pembelajaran
harus bersifat lebih aktif, mandiri, kreatif, bertanggungjawab atas apa yang
dilakukan dan mampu bekerja sama dengan baik. Dari hasil analisis data di
atas menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran masih
kurang, hal ini dapat dilihat dari kurangnya keberanian mereka untuk
mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Untuk
mewujudkan tujuan itu peranan guru atau tutor sangatlah penting untuk
menanamkan konsep yang diberikan atau materi yang sedang diajarkan.
Namun tidak menutup kemungkinan justru kesadaran yang timbul dari
dalam diri siswa itu sendiri memegang peranan yang lebih penting.
Kesadaran siswa atau warga belajar akan terbentuk seiring dengan
kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan baik ketika berada di dalam kelas
atau di tempat belajar maupun ketika mereka kembali ke masyarakat.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara terhadap beberapa informan
yang peneliti lakukan dalam kegiatan pembelajaran matematika diperoleh
bahwa, dalam kegiatan pembelajaran matematika metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru atau tutor telah sesuai dengan prinsip-prinsip
Kurikulum Pendidikan Luas Sekolah. Metode yang digunakan guru antara
lain metode ceramah, tanya jawab, pemberian soal latihan, diskusi dan
pemberian tugas. Sedangkan model pembelajaran yang digunakan adalah
model tutorial maksudnya bahwa guru memberikan penjelasan satu per satu
kepada siswa atau warga belajar dengan berkeliling sampai siswa itu
mengerti tetang materi yang sedang dibahas.
Kegiatan pembelajaran terbagi dalam tiga tahapan yaitu tahap
pendahuluan, inti dan penutup. Pada tahap pendahuluan guru atau tutor
memulai kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam dan
menanyakan pekerjaan rumah yang telah diberikan sebelumnya. Kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
guru mengajak siswa untuk menyiapkan PR dan menanyakan apakah ada
kesulitan mengerjakan soal-soal tersebut. Sering kali walaupun tidak ada
yang mengajukan pertanyaan soal-soal tersebut dibahas oleh guru dengan
menyuruh salah satu siswa untuk maju sambil mengecek hasil pekerjaan
mereka.
Setelah selesai membahas PR guru atau tutor melanjutkan kegiatan
pembelajaran dengan materi yang baru. Sebelum menjelaskan materi
tersebut guru memberikan penjelasan mengenai tujuan dan pentingnya
mempelajari materi tersebut. Selanjutnya dengan metode caramah yang
diselingi dengan tanya jawab guru menjelaskan secara terperinci materi
yang dibahas pada pertemuan tersebut. Setelah menjelaskan materi guru
memberikan contoh-contoh soal dan penyelesaiannya, dengan tekun guru
membimbing siswa atau warga belajar agar mengetahui bagaiman cara
mengerjakannya. Sesekali guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang
belum jelas, bila ada yang belum jelas guru memberikan penjelasan dengan
lebih pelan. Setelah tidak ada siswa yang bertanya maka guru memberikan
soal-soal untuk latihan, mereka diperbolehkan diskusi dengan teman
disekitarnya dengan harapan siswa dapat belajar bersama dan bekerja sama
untuk menyelesaikan soal-soal tersebut. Penggunaan metode ceramah dan
tanya jawab kurang dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran.
Evaluasi terhadap proses pembelajaran matematika di Kejar Paket C
Harapan Kecamatan Gemolong ini menurut hasil observasi dapat
dikemukakan sebagai berikut :
a. Suasana kelas pada saat proses pembelajaran masih gaduh, hal ini
disebabkan oleh banyaknya anak-anak warga belajar yang ikut.
b. Tidak tersedia buku pegangan siswa.
c. Guru belum menggunakan variasi model pembelajaran sehingga belum
bisa memotivasi siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
d. RPP yang dibuat oleh guru belum menunjukkan secara tegas kegiatan
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
e. RPP yang dibuat oleh guru masih banyak yang kurang, misalnya
penulisan sumber belajar, penulisan kegiatan penutup, belum tegas
melakukan refleksi.
Proses pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket C berbeda dengan
proses pembelajaran matematika di sekolah formal. Perbedaan yang sangat
tampak adalah sebagian besar siswa kelas Kejar Paket C pasif, sedang siswa
di kelas formal terlihat lebih aktif. Apabila terdapat siswa yang aktif itu
hanya beberapa saja dan itupun beberapa siswa yang sama. Disamping itu
dalam pembelajaran matematika Kejar Paket C guru atau tutor jarang
membawa alat peraga, itupun jika membawa seadanya saja pada prinsipnya
siswa dapat memahami materi yang sedang dibahas.
Dalam penyampaian materi guru harus memberikan gambaran yang
lebih mudah dipahami tentang materi pokok yang akan diajarkan.
Selanjutnya guru memberikan arahan kepada siswa atau warga belajar
tentang kegiatan yang harus dilakukan, sehingga dari kegiatan ini siswa
diharapkan mampu menyimpulkan inti materi yang sedang dibahas. Ketika
guru mengajar mereka berkonsentrasi pada materi yang diajarkan, walaupun
terkadang suasana itu pecah oleh mereka yang tertawa karena sesekali guru
memberikan lelucon atau humor yang sesuai dengan bahasa atau kebiasaan
mereka di kampung. Ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal di
depan kelas ada siswa yang bersedia maju tanpa harus ditunjuk oleh guru.
Dalam pembelajaran Paket C siswa atau warga belajar diharapkan
kreatif dan mandiri. Kreatifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat
dilihat dari keterlibatan mereka dalam memberikan pendapat terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh guru, juga dalam memberikan contoh-
contoh. Kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika di kelas Kejar
Paket C ini sudah nampak, hak ini dapat diketahuai dari terselesaikannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
tugas-tugas mandiri yang diberikan oleh guru. Walaupun mungkin hasil
pekerjaan mereka masih banyak terdapat kesalahan tetapi kebanyakan
mereka sudah mengerjakannya.
Keberhasilan dalam belajar tidak lepas dari bagaimana kebiasaan belajar
siswa ketika mereka belajar di rumah. Motivasi, dukungan dari orang-orang
disekitar mereka mempengaruhi perkembangan jiwa mereka. Dari penelitian
ini dapat diperoleh hal-hal berikut yaitu banyaknya pekerjaan sehari-hari
sebagai petani menyita perhatian mereka untuk dapat belajar dengan baik.
Keletihan setelah seharian bekerja juga membuat mereka malas belajar dan
ingin cepat istirahat. Bahkan tidak jarang dari mereka yang tidak
memikirkan belajar di rumah sama sekali, mereka menganggap belajar di
sekolah atau di tempat belajar saja.
Kebiasaan belajar siswa juga dapat dilihat dari intensitas belajar mereka
di rumah. Intensitas yang dimaksud di sini adalah frekuensi belajar.
Frekuensi belajar diukur dengan banyaknya waktu belajar yang mereka
gunakan di luar waktu pembelajaran. Padahal intensitas belajar ini sangat
berpengaruh terhadap pemahaman siswa atau warga belajar terhadap materi
yang telah diajarkan. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa siswa
Kejar Paket C Harapan ini rata-rata waktu belajar di rumah dalam satu hari
kurang lebih 1-2 jam. Untuk pelajaran matematika sebagian besar mereka
belajar jika hanya ada pelajaran matematika dan tugas dari guru saja.
Kemandirian belajar siswa atau warga belajar ketika di rumah
menunjukkan hasil yang sukup baik. Hal ini dapat diketahui dari kebiasaan
mereka mengerjakan soal-soal pekerjaan rumah, beberapa siswa
mempelajari atau menyiapkan materi yang akan dipelajari. Sebagian besar
siswa telah menyadari akan pentingnya menyiapkan materi pembelajaran
yang akan diberikan oleh guru. Menurut mereka mempelajari terlebih
dahulu materi yang akan diberikan guru akan membantu mereka memahami
materi yang akan diajarkan oleh guru. Para siswa juga banyak yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guruyang sifatnya
mandiri, sehingga sebagian siswa terlibat secara aktif dalam pembahasan PR
di kelas pada pertemuan berikutnya. Pola kerjasama siswa atau warga
belajar ketika mereka belajar di rumah belum nampak. Apabila di rumah
siswa lebih sering belajar dengan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh
guru secara mandiri. Hal ini terjadi karena kesibukan mereka di rumah
masing-masing, walaupun secara geografis rumah mereka tidak terlalu jauh
jaraknya satu sam lain, sehingga mereka merasa enggan utnuk belajar secara
kelompok. Mereka belajar kelompok ketika berada di temapt belajar ketika
sambil menunggu gurunya datang.
Dalam pembelajaran Paket C ini keberhasilan siswa tidak hanya diukur
dari kemampuan kognitifnya saja, tetapi siswa juga harus bisa
mengembangkan kemampuan sosialnya. Sebagaian besar siswa telah
mengenal pendidikan sampai ke tingkat lanjutan. Sehingga dengan
lingkungan tersebut dapat mendorong siswa untuk terus belajar atau
bersekolah sampai tingkat lanjutan atas walaupun harus di Kejar Paket C.
Sehingga ketika mengalami kesulitan dapat bantuan kepada tetangga sekitar
yang lebih tahu. Dari situlah akan timbul interaksi yang baik antara siswa
atau warga belajar dengan masyarakat yang akhirnya akan mempengaruhi
kebiasaan belajar mereka.
Para siswa atau warga belajar telah menyadari betapa pentingnya
mempelajari matematika dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun kebanyakan para siswa hanya memperoleh pengetahuan dari
kelompok belajar saja dan tidak banyak yang memperoleh pengetahuan
tambahan dari luar sekolah tempat belajar. Selain itu, masih banyak siswa
yang belum menyukai pelajaran matematika dengan alasan pelajaran
matematika adalah pelajaran yang sulit, sehingga mereka tidak berminat
untuk belajar matematika. Jika mereka mengalami kesulitan dalam belajar
misalnya mengerjakan soal-soal latihan maka mereka akan bertanya kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
anak-anak mereka, teman atau tetangga terdekat. Atau setidaknya jika masih
terjadi kesulitan maka akan mereka tanyakan kepada guru atau tutor pada
pertemuan berikutnya.
2. Pelaksanaan Kurikulum Kejar Paket C Harapan Kecanatam
Gemolong
Dengan memperhatikan hasil wawancara dan dokumentasi perangkat
kurikulum di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong maka dapat
disampaikan hal-hal sebagai berikut :
a). Struktur kurikulum program paket C sudah sesuai dengan kurikulum
kesetaraan, karena memang Kurikulum pada program Kejar Paket C
diambil sepenuhnya dari kurikulum kesetaraan yang diterbitkan oleh
pemerintah.
b). Kurikulum program Kejar Paket C telah dikembangkan dengan
mengacu pada Standar Isi Kesetaraan, Standar Kompetensi Lulusan,
Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Namun demikian
pengembangan itu belum sepenuhnya dilakukan oleh guru atau tutor.
c). Silabus untuk mata pelajaran matematika pada program Paket C tersedia
dan lengkap seperti yang diterbikan dari Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) untuk Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan
(KTSP).
d). Acuan yang digunakan untuk menyusun silabus untuk mata pelajaran
matematika pada program paket C adalah Kurikulum yang mengacu
pada Standar Isi Kesetaraan, Kurikulum yang mengacu pada Standar
Kompetensi Lulusan.
e). Yang menyusun Silabus untuk mata pelajaran matematika pada program
paket C adalah tim pengembang kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang dibentuk oleh penyelenggara program namun tidak dapat berjalan
sesuai yang diharapkan karena keterbatasan kemampuan, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
silabus yang digunakan adalah silabus yang diterbitkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan.
f). Silabus mata pelajaran matematika sudah didokumentasikan dengan baik,
ada silabus yang dibawa untuk pegangan guru, ada pula silabus yang
disimpan di sekolah sebagai dokumentasi sekolah.
3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran
matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong
Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran di kelas
Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong berasal dari beberapa faktor,
dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Faktor lingkungan belajar
Faktor lingkungan yang dimaksud adalah suasana proses
pembelajaran yang kurang kondusif. Suasana pembelajaran masih gaduh
karena kebanyakan peserta didik mengajak anak-anak mereka ke tempat
belajar.
b. Faktor sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana pendukung dalam proses pembelajaran
matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong ini masih
kurang memadai. Tidak tersedia buku pegangan siswa cukup
menyulitkan guru dalam proses pembelajaran.
c. Faktor guru atau tutor
Pembelajaran di Kejar Paket C merupakan program khusus yang
dirancang guna mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperuntukan bagi
warga Negara yang tidak atau belum mengenyam pendidikan formal.
Sebagai sekolah yang dianggap asing, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran matematika berusaha dijalankan oleh guru atau tutor
dalam tahap awal. Variasi model pembelajaran yang dilakukan oleh guru
masih kurang sehingga terkesan pembelajaran berjalan secara monoton
dan membosankan, sehingga siswa belum terlibat secara aktif dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
proses pembelajaran. Guru belum menyusun RPP yang digunakan untuk
acuan proses pembelajaran dengan benar.
4. Rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul pada proses
pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan
Gemolong
Berdasarkan pembahasan dengan berbagai kendala tersebut maka
peneliti memberikan rekomendasi usulan solusi atas kendala yang muncul
tersebut sebagai berikut:
a. Suasana kelas dalam proses pembelajaran matematika di kelas Kejar Paket
C Harapan Kecamatan Gemolong yang kondusif memungkinkan siswa
merasa nyaman dalam mengikuti proses pembelajaran. Solusi yang
penulis sampaikan yaitu agar warga belajar tidak membawa anak-anak
ikut masuk ke dalam kelas sehingga tidak membuat suasan menjadi
gaduh.
b. Bahan belajar untuk proses pembelajaran di kelas Kejar Paket C Harapan
adalah buku pegangan siswa. Tidak tersedianya buku pegangan siswa
sangat menganggu proses pembelajaran. Solusi yang penulis sampaikan
adalah mengusulkan lewat kepala sekolah kepada pemerintah dalam hal
ini Dinas Pendidikan Kabupaten Sragen untuk dapat membantu pengadaan
buku pegangan siswa.
c. Mengikutsertakan guru atau tutor dalam kegiatan bintek atau workshop
yang berkaitan dengan metode dan variasi pembelajaran untuk
meningkatkan kompetensi guru yang bersangkutan.
d. Mengikutsertakan guru atau tutor dalam kegiatan bintek atau workshop
yang berkaitan dengan penyusunan RPP untuk meningkatkan kompetensi
guru yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian dimuka dan data-data dari hasil penelitian di Kejar
Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses Pembelajaran di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong
. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika di Kejar Paket C
terutama suasana pembelajaran berlangsung kurang kondusif, hal ini terjadi
karena kebanyakan siswa membawa anak-anak ke dalam tempat
pembelajaran. Guru menggunakan metode yang monoton sehingga terkesan
siswa merasa jenuh. Metode yang digunakan oleh guru hanya metode ceramah
dan tanya jawab sehingga kurang memancing motivasi siswa untuk aktif
dalam pembelajaran.
Pembelajaran di Kejar Paket C merupakan program khusus yang
dirancang guna mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperuntukkan bagi
warga Negara yang tidak atau belum mengenyam pendidikan formal. Sebagai
sekolah yang dianggap asing, pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika
berusaha dijalankan oleh guru atau tutor dalam tahap awal. Variasi model
pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih kurang sehingga terkesan
pembelajaran berjalan secara monoton dan membosankan. Guru belum secara
khusus menggunakan metode yang dapat menggali kompetensi siswa, hal ini
dipengaruhi oleh terbatasnya waktu untuk pelaksanaan pembelajaran.
2. Pelaksanaan Kurikulum Kejar Paket C Harapan Kecanatam Gemolong
Pengelola Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong Kabupaten
Sragen telah melaksanakan kurikulum pembelajaran matematika di Kejar
Paket C Harapan Kecamatan Gemolong telah sesuai dengan petunjuk dan
panduan Pedoman Penyelenggaraan Program Paket C Umum sebagaimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Kesetaraan. Hal ini dapat diketahui
dari hasil supervisi kepala sekolah terhadap pelaksanaan proses pembelajaran
matematika.
3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran matematika
di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran matematika
di Kejar Paket C Harapan Kecamatan Gemolong adalah :
1. Suasana kelas pada saat pembelajaran masih kurang kondusif.
2. Sarana dan prasrana kurang memadai terutama buku pegangan siswa.
3. Variasi model pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih kurang.
4. RPP yang dibuat oleh guru kurang lengkap.
4. Rekomendasi solusi terhadap kendala yang muncul pada proses
pembelajaran matematika di Kejar Paket C Harapan Kecamatan
Gemolong
Berdasarkan pembahasan dengan berbagai kendala tersebut maka
peneliti memberikan rekomendasi usulan solusi atas kendala yang muncul
tersebut sebagai berikut:
1. Menganjurkan kepada warga belajar tidak membawa anak-anak ikut
masuk ke dalam kelas sehingga tidak membuat suasan menjadi gaduh.
2. Menyediakan buku pegangan siswa untuk proses pembelajaran di kelas
Kejar Paket C Harapan, sehingga setiap mendapatkan satu buku.
3. Mengikutsertakan guru atau tutor dalam kegiatan bintek atau workshop
yang berkaitan dengan metode dan variasi pembelajaran untuk
meningkatkan kompetensi guru yang bersangkutan.
4. Mengikutsertakan guru atau tutor dalam kegiatan bintek atau workshop
yang berkaitan dengan pembuatan RPP untuk meningkatkan kompetensi
guru yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diharapkan mempunyai makna
bagi setiap peneliti sebagai acuan bagi penelitian berikutnya. Adapun penelitian
yang telah dilakukan ini mempunyai implikasi antara lain :
1. Implikasi Teoritis
a. Pembelajaran baik di sekolah maupun di masyarakat mempunyai peranan
yang penting terhadap keberhasilan peserta didik. Kebiasaan belajar siswa
tercermin dari intensitas belajar baik di rumah maupun di sekolah atau
tempat belajar, keaktifan, kreatifitas dan kemandirian yang akhirnya akan
membentuk pola belajar pserta didik.
b. Dengan metode ceramah, tanya jawab, latihan soal dan diskusi yang akan
membentuk pola kerjasama antar siswa sehingga siswa akan menghargai
perbedaan individu.
2. Implikasi Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru atau tutor
untuk memahami karakteristik peserta didik pada Kejar Paket C,
disamping itu akan memberikan kesadaran yang tinggi kepada guru atau
tutor bahwa di Indonesia terdapat 3 jalur pendidikan yaitu informal,
formal dan non formal. Kejar Paket C termasuk dalam pendidikan non
formal sehingga tugas guru tidak hanya mendidik generasi penerus yang
sekolah di pendidikan formal saja tetapi masih ada generasi penerus
bangsa yang sekolah di pendidikan non formal yang juga membutuhkan
pendidikan untuk meraih masa depannya.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan masukan kepada orang tua dalam
mengarahkan dan membimbing anak-anaknya dalam meningkatkan
prestasi belajar matematika. Mengenalkan Kejar Paket C bukan sekedar
kelompok belajar atau kursus tetapi di dalamnya terdapat pembelajaran
sama dengan sekolah formal lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan kepada pemerintah dan
instansi terkait bahwa Kejar Paket C lahir dari pemerintah seperti sekolah-
sekolah formal lainnya dan mempunyai tujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa sehingga perlu dipikirkan juga tentang sarana dan
prasarananya. Sarana dan prasarana yang memadai akan mempengaruhi
berlangsungnya pembelajaran matematika dengan baik.
C. Saran/ Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, maka dapat dikemukakan berbagai
saran demi perbaikan hasil selanjutnya. Adapun saran-saran tersebut sebagai
berikut :
1. Untuk pemerintah
Agar pemerintah memberikan dana operasional pada Kejar Paket C Harapan
agar secara khusus digunakan untuk penyediaan buku pegangan siswa.
2. Untuk Penyelenggara
Hendaknya selalu memberikan sosialisasi dan motivasi kepada warga belajar
akan pentingnya sekolah walaupun di tempuh pada pendidikan non formal,
untuk mengurangi banyaknya siswa yang membawa anak ke tempat belajar..
3. Untuk Guru
Guru atau tutor hendaknya selalu meningkatkan kemampuan dengan
mengikuti workshop dan bintek tentang model-model pembelajaran dan
pembuatan RPP.
4. Untuk siswa
Hendaknya siswa atau warga belajar harus mampu menanamkan prinsip
belajar sepanjang hayat, sehingga akan meningkatkan kemauan dan
kemampuan dalam pembelajaran matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2000 . Undang-Undang Dasar 1945. Andi Prastowo. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jogjakarta : Ar-ruzz Media. Bagus Nugroho. 2010. Analisis Perubahan Kurikulum SMA Mata Pelajaran
Matematika di Kabupaten Karanganyar. Tesis. Djamarah. 2002 . Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta Djuju Sudjana. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT.
ROSDA E. Baker, B. McGraw, & P. Peterson. 2003. Evaluation of mathematics education
programs. International encyclopedia of education, 3rd Edition. Elsevier.
Howe Kenneth R. 1992 . Liberal Democracy, Equal Educational Opportunity,
and the Challenge of Multiculturalism. American Educational Research Journal Fall 1992, Vol. 29, No. 3, PP. 455-470
Karalis Thanassis and Dimitris Vergidis. 2004. Lifelong education in Greece:
recent developments and current trends. Int. J. of Lifelong Education, Vol. 23, No. 2 (March–April 2004), 179–189
Malik Ibrahim. (2006). Evaluasi Program Fasilitator Desa Intensif di Kabupaten
Kendal. Jurnal Ilmiah Visi PTK-PNF, Vol 1. No. 2. 82-88 Mehmet Bilir. 2007. Non-formal education implementations in Turkey: issues and
latest challenges. Int. J. of Lifelong Education, Vol. 26, No. 6 (November-December 2007), 621–633
Mendiknas. 2003. UU Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003. Jakarta :
Kementrian Pendidikan Nasional. Mendiknas. 2005. Undang-Undang No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional. Mendiknas. 2008 . Peraturan Pemerintahm No. 3 Tahun2008 tentang Standar
proses Pendidikan Kesetaraan Paket A, Paket B dan Paket C. Jakarta : Kementrian Pendidikan Nasional
Muhammad Hasbi. (2006). Evaluasi Penyelenggaraan Program Pendidikan
Kecakapan Hidup Dalam Bidang Pendidikan Luar Sekolah. Jurnal Ilmiah Visi PTK-PNF, Vol 1. No. 2. 89-95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Nusa Putra. 2011. Penelitian Kualitatif Proses dan Aplikasi. Jakarta : PT. Indeks. Sudjana S. 2001. Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Falah Production. Tim Dirdik Kesetaraan, 2006. Pendidikan Kesetaraan Mencerdaskan Anak
Bangsa. Jakarta: Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal. Tim Dirdik Kesetaraan, 2009. Petunjuk Teknis Bantuan Sosial Penyelenggaraan
Pendidikan Kesetaraan Paket A, B dan C berbasis Komunitas. Jakarta: Dirjen Pendidikan Nonformal dan Informal.
Tim PLSOR, 2007. Panduan Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional.
Semarang : Dinas Pendidikan Prop. Jateng. Tim Penulisan Tesis UNS, 2011. Panduan Penulisan Tesis, Surakarta : Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret . Tjetjep Rohendi Rohidi, 2009. Analisis Data Kualitatif. Jakarta UI-Press. Wahyudin, 2008. Pembelajaran dan Model-Model Pembelajaran. Jakarta : CV.
Ipa Abong. Wina Sanjaya, 2006. Startegi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media. Yana Wardana, 2007. Manajemen Pendidikan Untuk Peningkatan Daya Saing.
Bandung : PT Pribumi Mekar. Jakarta : Direktorat Pendidikan Kesetaraan, Dirjen PLS.
Yatim Riyanto, 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. Xin Liang, & Qiong Zhou, 2009. Students experiences of mathematics learning in
technology integrated Classrooms. Int. J. of Technology in Teaching and Learning. 5(1), 62-74