61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran DYAH LISTYORINI G 0008089 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

  • Upload
    dotram

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAKI

KABUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

DYAH LISTYORINI

G 0008089

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BAKI

KABUPATEN SUKOHARJO

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

DYAH LISTYORINI

G 0008089

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Hubungan Asupan Energi dan Status Gizi dengan

Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Baki,

Kabupaten Sukoharjo

Dyah Listyorini, NIM : G 0008089, Tahun : 2011

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari Senin, Tanggal 22 Agustus 2011

Pembimbing Utama Nama : Prof. Dr. H. Santoso, dr., MS., Sp.OK NIP : 19441124 197609 1 001 (.................................) Pembimbing Pendamping Nama : Vitri Widyaningsih, dr. NIP : 19820423 200801 2 011 (.................................) Penguji Utama Nama : Endang Sutisna S, dr., M.Kes NIP : 19560320 198312 1 002 (.................................) Anggota Penguji Nama : Prof.Bhisma Murti, dr.,MPH.M.Sc., Ph.D NIP : 19551021 199412 1 001 (.................................)

Surakarta,........................

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM

NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 002

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, Agustus 2011

Dyah Listyorini

NIM. G0008089

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Dyah Listyorini, G0008089, 2011. Hubungan Asupan Energi dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan energi dan status gizi dengan prestasi belajar siswa sekolah dasar di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Juni 2011 di SDN Baki Pandeyan 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive random sampling dengan mengambil sampel siswa kelas V (lima) dikarenakan mereka mudah diajak bekerjasama. Data asupan energi diukur dengan metode food recall 3 x 24 jam dan dianalisis dengan program nutrisurvey 2007. Data status gizi (TB/U) dihitung dengan pengukuran tinggi badan dan umur, kemudian diolah dalam individual anthropometric assessment. Sedangkan data bimbingan belajar didapat dari kuesioner. Diperoleh data dari 44 siswa kemudian dianalisis dengan regresi logistik ganda melalui program SPSS 17.0 for Windows. Hasil Penelitian: Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara asupan energi dengan prestasi belajar. Siswa dengan energi cukup (≥ 70 %) mempunyai kemungkinan untuk memiliki nilai rapor tinggi empat setengah kali lebih besar daripada siswa dengan asupan energi kurang (< 70%) (OR = 4.43; CI 95 % = 1.09 hingga 18.01; p = 0.037). Terdapat hubungan terbalik antara status gizi dengan prestasi belajar. Siswa dengan tubuh tinggi mempunyai kemungkinan untuk memiliki nilai rapor yang tinggi seperlima kali lebih kecil daripada siswa dengan tubuh pendek (OR = 0.21; CI 95 % = 0.04 hingga 1.05; p = 0.058). Sedangkan terdapat hubungan terbalik antara bimbingan belajar dan prestasi belajar. Siswa yang mengikuti bimbingan belajar mempunyai kemungkinan untuk memiliki nilai rapor yang tinggi setengah kali lebih kecil daripada siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar (OR = 0.56; CI 95 % = 0.10 hingga 3.06; p = 0.503). Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan positif dan signifikan antara asupan energi dan prestasi belajar. Terdapat hubungan terbalik dan tidak signifikan antara status gizi dan bimbingan belajar dengan prestasi belajar di SDN Baki Pandeyan 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo. Kata kunci: Asupan Energi, Status Gizi, Prestasi Belajar

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Dyah Listyorini, G0008089, 2011. The Relationship of Energy Intake and Nutritional Status with Student Achievement at Elementary School in Baki District, Sukoharjo regency. Faculty of Medicine, Sebelas Maret University. Objectives: The purpose of this research is to find out the relationship energy intake and nutritional status with student achievement at elementary school in Baki District, Sukoharjo regency. Methods: This research used analytical descriptive method with cross sectional approach. Taken place during June 2011 in the Baki Pandeyan 01 Baki district Sukoharjo regency. The sampling method in this research is purposive random sampling by taking the sample of students in grade V (five) due to their easy to cooperation. The measurement of energy intake data hold by using food recall method 3 x 24 hours and analyzed with nutrisurvey program of 2007. The nutritional status data (TB / U) was calculated by measuring height and age, then was processed in individual anthropometric assessment. While the tutoring data was obtained from questionnaires. Data from 44 students was then analyzed by using multiple logistic regression through SPSS 17.0 for Windows. Results: This study shows there is a positive relationship between energy intake and learning achievement. Students with sufficient energy (≥ 70 %) have the possibility to have high grades four and a half times greater than students with less energy intake (< 70 %) (OR = 4.43; CI 95 % = 1.09 to 18:01; p = 0037). There is an inverse relationship between nutritional status and learning achievement. Students with a tall body has the possibility to have high grades fifth times smaller than the students with a short body (OR = 0.21; CI 95 % = 0.04 to 1.05; p = 0.058). Furthermore there is an inverse relationship between tutoring and learning achievement. Students who follow the guidance of learning have the possibility to have high grades a half times smaller than students who did not follow the guidance of learning (OR = 0.56; CI 95 % = 0.10 to 3.06; p = 0.503). Conclusions: There is positive and significant relationship between energy intake and learning achievement. There is not significant and inverse relationship between nutritional status and tutoring with learning achievement in SDN Baki Pandeyan 01 Baki district Sukoharjo regency. Key words: Energy Intake, Nutritional Status, Achievement Learning

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Alhamdulillaah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan taufik, hidayah, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul “Hubungan Asupan Energi dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo”. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi beserta Tim Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Prof. Dr. H. Santoso, dr., MS.Sp.OK, selaku pembimbing utama yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, dan motivasi bagi penulis.

4. Vitri Widyaningsih dr., selaku pembimbing pendamping yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, dan motivasi bagi penulis.

5. Endang Sutisna S, dr., M.Kes, selaku penguji utama yang telah memberikan nasehat, dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Prof.Bhisma Murti, dr.,MPH.,M.Sc.,PhD, selaku anggota penguji yang telah memberikan bimbingan, nasehat dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Dosen dan Staf Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Tim Skripsi FK UNS Surakarta yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini.

8. CH.A. Sri Hartini, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDN Baki Pandeyan 01, beserta guru-guru, karyawan dan siswa-siswi yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

9. Kedua orang tua tercinta, kakak beserta keluarga besarku yang selalu memberikan doa restu dan dukungan, baik material, moral, maupun spiritual.

10. Semua sahabat terbaikku yang telah membantu dan menemani dalam berjuang, teman-teman mahasiswa angkatan 2008 yang menemani serta selalu memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis dalam suka maupun duka.

11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.

Surakarta, Agustus 2011

Dyah Listyorini

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA ............................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 3

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................................. 4

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................... 4

1. Asupan Energi ................................................................................. 4

2. Status Gizi....... ................................................................................ 6

3. Prestasi Belajar................................................................................ 19

4. Hubungan Asupan Energi dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar 26

B. Kerangka Berpikir ...... .................................................................... . 29

C. Hipotesis ............................................................................................ 29

BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 30

A. Jenis Penelitian.............................................................................. 30

B. Lokasi Penelitian........................................................................... 30

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

C. Subjek Penelitian .......................................................................... 30

D. Teknik Sampling .......................................................................... 31

E. Rancangan Penelitian ................................................................... 31

F. Identifikasi Variabel Penelitian ..................................................... 32

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ...................................... 32

H. Instrumen Penelitian ..................................................................... 33

I. Cara Kerja .................................................................................... 34

J. Teknik Analisis Data ..................................................................... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 38

A. Deskripsi Sampel ............................................................................. 38

B. Hubungan AntarVariabel ................................................................. 39

C. Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda ............................................ 41

BAB V. PEMBAHASAN .................................................................................... 44

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 48

A. Simpulan .......................................................................................... 48

B. Saran ................................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 50

LAMPIRAN

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Interpretasi Odds Ratio (OR) ............................................................... 37

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel (Data Kategorikal) ............................................. 38

Tabel 4.2 Karakteristik Sampel (Data Kontinu) ................................................... 39

Tabel 4.3 Hubungan antara Asupan Energi dan Nilai Rapor ............................... 39

Tabel 4.4 Hubungan antara Status Gizi dengan Nilai Rapor ............................... 40

Tabel 4.5 Hubungan antara Bimbingan Belajar dengan Nilai Rapor...……….... 41

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda Hubungan antara Nilai

Rapor dengan Status Gizi, Asupan Energi dan Bimbingan

Belajar................................................................................................ 41

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian....................................................... 29

Gambar 3.2 Rancangan Penelitian…………………………………………......

31

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran

Lampiran 2. Identitas Sampel dan Informed Consent

Lampiran 3. Kuesioner Penyaringan Penelitian

Lampiran 4. Formulir Recall Konsumsi Makan Sehari

Lampiran 5. Data Mentah Hasil Penelitian

Lampiran 6. Hasil Analisis Data Penelitian

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak sekolah merupakan aset negara yang sangat penting sebagai

sumber daya manusia dalam upaya keberhasilan pembangunan bangsa.

Terlebih anak Sekolah Dasar (SD) perlu diperhatikan dengan baik karena di

samping jumlah anak sekolah dasar yang banyak, yaitu sekitar 30 % dari

jumlah penduduk, program gizi pada anak sekolah dasar berdampak luas tidak

saja pada aspek kesehatan, gizi dan pendidikan masa kini, tetapi juga yang

secara langsung mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa datang

(Depkes, 2005).

Namun fenomena yang dihadapi saat ini adalah masih banyaknya

kondisi prestasi anak sekolah yang tidak memuaskan. Data mengenai kondisi

prestasi belajar tersebut dapat ditunjukkan pada tingginya angka mengulang

siswa SD/MI yang berjumlah 1,51 juta pada tahun 2000/2001 (Badan Pusat

Statistik, 2002). Selain itu, data dari Depdiknas tahun 1999 menunjukkan rata-

rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) SD/MI tahun 1998/1999 yang hanya

mencapai nilai 5,99. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata siswa SD/MI

hanya mampu menyerap 59,9 persen bahan ajar yang dipelajari.

Di samping permasalahan mengenai prestasi belajar, saat ini juga

didapatkan permasalahan gizi pada anak sekolah. Sejumlah data di Indonesia

menunjukkan masalah gizi kurang pada anak sekolah masih memprihatinkan.

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Hasil Survei Tinggi Badan Anak Baru Sekolah (TBABS) menunjukkan

bahwa lebih dari sepertiga (36,1 %) anak usia sekolah di Indonesia tergolong

pendek ketika memasuki usia sekolah yang merupakan indikator adanya

kurang gizi kronis. Jika diamati perubahan prevalensi anak pendek dari tahun

ke tahun maka prevalensi anak pendek praktis tidak mengalami perubahan

karena perubahan yang terjadi hanya sedikit sekali.

Berdasarkan survey Depkes tahun 1997 terhadap 600 ribu anak SD di

27 propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa anak sekolah yang mengalami

gangguan masalah kurang gizi berkisar antara 13,6 % - 43,7 %. Masalah

kekurangan gizi pada usia SD terlihat dengan prevalensi kekurangan energi di

Indonesia pada siswa SD sebesar 30,1 % (Soekirman, 2000).

Jika gangguan gizi di tanah air tidak segera ditanggulangi, maka anak

akan kehilangan kesempatan untuk menjadi sumber daya manusia yang

berkualitas. Selain berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak,

asupan energi dan status gizi juga berpengaruh pada kecerdasan anak. Anak-

anak dengan gizi kurang dan buruk akan memiliki tingkat kecerdasan yang

lebih rendah, nantinya anak tidak akan mampu bersaing (Depkes, 2005).

Banyaknya murid yang berprestasi rendah bahkan terpaksa mengulang

kelas sebagai akibat dari kurangnya asupan energi, merupakan hambatan yang

serius bagi upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari latar belakang

tersebut, maka penulis melakukan penelitian tentang hubungan asupan energi

dan status gizi dengan prestasi belajar pada siswa sekolah dasar.

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan asupan energi dan status gizi dengan prestasi belajar

siswa sekolah dasar di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan asupan energi dan status gizi dengan prestasi

belajar siswa sekolah dasar di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti empiris tentang hubungan

asupan energi dan status gizi dengan prestasi belajar siswa sekolah dasar.

b. Memberikan informasi tentang hubungan asupan energi dan status gizi

dengan prestasi belajar siswa sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

Manfaat Praktis yang diharapkan bilamana penelitian ini terbukti sesuai

hipotesis adalah :

a. Memberikan manfaat bagi siswa sekolah dasar agar meningkatkan

prestasi belajar siswa dengan memenuhi kebutuhan asupan energi dan

memperbaiki status gizi siswa.

b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dan orang tua siswa

untuk menyarankan siswa supaya memenuhi kebutuhan asupan energi

dan memperbaiki status gizinya.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Asupan Energi

a. Pengertian

Energi diperlukan untuk kelangsungan proses-proses di dalam

tubuh seperti proses sirkulasi darah, denyut jantung, pernafasan,

pencernaan, proses fisiologis lainnya, untuk bergerak atau melakukan

pekerjaan fisik. Energi dalam tubuh dapat timbul karena adanya

pembakaran karbohidrat, protein dan lemak, karena itu agar energi

tercukupi perlu pemasukan makanan dengan mengonsumsi makanan

yang cukup dan seimbang (Kartasapoetra, 2003).

Konsumsi pangan merupakan banyaknya atau jumlah pangan,

secara tunggal maupun beragam, yang dikonsumsi seseorang atau

sekelompok orang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

fisiologis, psikologis dan sosiologis. Tujuan fisiologis adalah upaya

untuk memenuhi keinginan makan (rasa lapar) atau untuk memperoleh

zat-zat gizi yang diperlukan tubuh. Tujuan psikologis adalah untuk

memenuhi kepuasan emosional atau selera, sedangkan tujuan

sosiologis adalah untuk memelihara hubungan manusia dalam keluarga

dan masyarakat (Sediaoetama, 1996).

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Konsumsi pangan merupakan faktor utama untuk memenuhi

kebutuhan gizi yang selanjutnya bertindak menyediakan energi bagi

tubuh, mengatur proses metabolisme, memperbaiki jaringan tubuh

serta untuk pertumbuhan (Harper et al., 1986).

Energi diartikan dengan suatu kapasitas untuk melakukan

pekerjaan. Di mana jumlah energi yang dibutuhkan seseorang

tergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan, dan bentuk tubuh

(Nurachmah, 2001).

Untuk menjaga kelangsungan hidup dan menjalankan kegiatan

hidupnya. setiap manusia membutuhkan energi perhari yang

disesuaikan dengan berat badan dan tingkat aktivitas dalam tingkat

normal pria lansia membutuhkan sekitar 35 kkal/kg berat badan/hari.

Wanita membutuhkan sekitar 32 - 34 kkal/kg berat badan/hari.

Menurut Wiess dalam buku Emma Wirakusumah (2000) kecukupan

energi lansia berkurang setelah mencapai usia 50 tahun.

Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi, pada

tahap awal akan menyebabkan rasa lapar dan dalam jangka waktu

tertentu berat badan akan menurun yang disertai dengan menurunnya

produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi yang berlanjut akan

menyebabkan status gizi kurang dan gizi buruk. Apabila tidak ada

perbaikan konsumsi energi yang mencukupi, pada akhirnya tubuh akan

mudah terserang penyakit infeksi yang selanjutnya dapat menyebabkan

kematian (Hardinsyah, 1992).

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi asupan energi

Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek

termik, iklim dan adaptasi (Hardinsyah, 2004).

Faktor-faktor yang mempengaruhi asupan energi pada keluarga

yaitu :

1) Tingkat pengetahuan akan bahan makanan yang bergizi

2) Tingkat pendapatan keluarga

3) Pantangan-pantangan yang secara tradisional masih berlaku

4) Keengganan untuk mengkonsumsi bahan makanan murah walaupun

diketahui banyak mengandung zat gizi (Kartasapoetra, 2003).

2. Status Gizi

a. Pengertian

Istilah gizi dapat diartikan sebagai proses dari organisme dalam

menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan,

transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pembuangan, yang

dipergunakan untuk pemeliharaan hidup, pertumbuhan fungsi organ

tubuh dan produksi (Jelliffe, 1989).

Gizi yang baik adalah gizi yang seimbang dan harus sesuai dengan

kebutuhan tubuh. Kebutuhan nutrisi pada setiap orang berbeda-beda

berdasarkan unsur metabolik dan genetikanya masing-masing.

Keseimbangan zat gizi yang tidak terpenuhi dalam jangka waktu lama

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dapat membuat seseorang mempunyai status gizi yang buruk (severe

malnutrition) (Supariasa, 2002).

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam

bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2002). Status gizi juga diartikan

sebagai keadaan kesehatan fisik seseorang atau sekelompok orang yang

ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran-ukuran gizi

tertentu (Soekirman, 2000).

Sedangkan menurut Almatsier (2001) status gizi adalah keadaan

kesehatan individu-individu atau kelompok-kelompok yang ditentukan

oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat gizi yang diperoleh dari

pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri,

dan dibedakan antara status gizi kurang, baik dan lebih.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa status

gizi merupakan suatu ukuran keseimbangan antara kebutuhan dan

masukan nutrisi yang diindikasikan oleh variabel tertentu.

Status gizi yang optimal adalah keseimbangan antara asupan zat

gizi dengan kebutuhan zat gizi yang digunakan untuk aktivitas sehari-

hari (Coitinho, 1992). Status gizi yang optimal dapat terjadi bila tubuh

memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga

memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan

kerja dan kesehatan secara umum. Sedangkan status gizi lebih terjadi bila

tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, dan juga status

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-

zat gizi esensial (Almatsier, 2001).

Secara umum, bentuk kelainan gizi digolongkan menjadi 2 yaitu

overnutrition (kelebihan gizi) dan under nutrition (kekurangan gizi).

Overnutrition adalah suatu keadaan tubuh akibat mengkonsumsi zat-zat

gizi tertentu melebihi kebutuhan tubuh dalam waktu yang relatife lama.

Undernutrition adalah keadaan tubuh yang disebabkan oleh asupan zat

gizi sehari-hari yang kurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan

tubuh (Gibson, 2005).

b. Status Gizi Anak Sekolah Dasar

Kelompok usia sekolah termasuk golongan penduduk berada

pada masa pertumbuhan yang cepat dan aktif. Dalam kondisi anak harus

mendapatkan masukan gizi dalam kuantitas dan kualitas yang cukup.

Status gizi anak sebagai cerminan kecukupan gizi merupakan salah satu

tolak ukur yang penting untuk menilai keadaan pertumbuhan dan status

kesehatannya (Moehji, 2003).

Usia antara 6 sampai 12 tahun adalah usia anak yang duduk

dibangku sekolah dasar. Pada masa ini anak mulai masuk ke dalam

dunia baru, anak mulai banyak berhubungan dengan orang-orang di luar

keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam

kehidupannya. Pada umur ini anak lebih banyak aktifitasnya, baik di

sekolah maupun di luar sekolah, sehingga anak perlu energi lebih banyak.

Pertumbuhan anak lambat tetapi pasti, sesuai dengan banyaknya

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

makanan yang dikonsumsi (Mochji, 2003). Selain itu, anak juga sudah

aktif memilih makanan yang disukai sehingga dapat mempengaruhi

kebiasaaan makan anak dan akhirnya dapat mempengaruhi status gizinya

(Moehji, 1992).

Dengan meningkatnya kebutuhan akan zat gizi pada usia sekolah,

misalnya untuk melaksanakan tugas atau berjalan jauh yang

membutuhkan energi yang besar, akan membuat anak usia sekolah

menjadi berisiko tinggi menderita malnutrisi atau kelaparan

dibandingkan anak usia 3 - 5 tahun (Rosner, 1990).

Anak sekolah dasar juga merupakan salah satu kelompok yang

rentan gizi selain bayi (0 - 1 tahun), balita (1 - 5 tahun), remaja (14 - 20

tahun), kelompok ibu hamil dan menyusui, dan usia lanjut. Pada

kelompok-kelompok umur tersebut berada pada suatu siklus

pertumbuhan atau perkembangan yang memerlukan zat-zat gizi dalam

jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain (Notoatmodjo,

2003).

Berdasarkan hasil survei terhadap 600 ribu anak sekolah dasar di

27 provinsi menunjukkan bahwa anak sekolah yang mengalami

gangguan pertumbuhan berkisar antara 13,6 % dan 43,7 % (Jalal, 1998).

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 juga

menunjukkan bahwa terdapat 18 % anak usia sekolah dan remaja 5 - 17

tahun berstatus gizi kurang. Prevalansi gizi kurang paling tinggi pada

anak usia sekolah dasar (21 %).

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Sedangkan dari hasil Survei Tinggi Badan Anak Baru Sekolah

(TBABS) tahun 1994 dan 1999 di kota dan desa menunjukkan bahwa

tidak terlihat perubahan perbaikan gizi yang bermakna dari hasil

pengukuran tersebut. Pada tahun 1994, prevalensi gizi kurang menurut

TB/U anak usia 6 - 9 tahun (anak pendek) adalah 39,8 %, dan pada tahun

1999 prevalensi ini hanya berkurang 3,7 % yaitu menjadi 36,1 %. Dapat

disimpulkan bahwa anak Indonesia yang baru masuk sekolah keadaan

gizinya masih jauh dibandingkan dengan rujukan, masih sekitar 40 %

anak di kategorikan pendek. Selain itu masih dijumpai sekitar 9 - 10 %

anak yang di kategorikan sangat pendek.

Masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari

ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi (nutritional

imbalance), yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, di

samping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk dikonsumsi.

c. Penilaian Status Gizi Anak

Menurut Supariasa (2001), penilaian status gizi dibagi menjadi 2

yaitu secara langsung dan tak langsung. Penilaian status gizi secara

langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis,

biokimia, dan biofisik sedangkan penilaian status gizi tidak langsung

dapat dibagi tiga yaitu : survei konsumsi makanan, statistik vital dan

faktor ekologi. Dalam penelitian ini, untuk menentukan status gizi

digunakan indeks antropometri.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Antropometri berasal dari kata antropos dan metros. Antropos

artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah

ukuran dari tubuh. Antropometri sangat umum digunakan untuk

mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan

protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan

fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air

dalam tubuh. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri

disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain.

Variabel tersebut adalah:

1) Umur

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi.

Kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang

salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang

akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan

umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya

kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun;

1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu, penentuan umur anak perlu

dihitung dengan cermat. Ketentuan yang dipakai yaitu 1 tahun adalah

12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Bila jumlah hari kurang dari 15,

dibulatkan ke bawah dan bila jumlah hari lebih dari 15 dibulatkan ke

atas (Depkes, 2004).

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2) Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan

gambaran masa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat

peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit

infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan

dinyatakan dalam bentuk Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)

atau melakukan penilaian dengan melihat perubahan berat badan

pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya

memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak

digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja

tergantung pada ketepatan umur, sehingga kurang dapat

menggambarkan kecenderungan perubahan status gizi dari waktu ke

waktu (Abunain, 1990).

3) Tinggi badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan

yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi

badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama

yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang

gizi pada masa Balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks

Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), atau juga Indeks Berat Badan

menurut Tinggi Badan (BB/TB). Keadaan indeks ini pada umumnya

memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik,

kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun. Selain itu, indeks

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

ini dapat menggambarkan kecenderungan perubahan status gizi dari

waktu ke waktu (Depkes, 2004).

Berat badan dan tinggi badan adalah parameter penting untuk

menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan

dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB

merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi

pertumbuhan dan komposisi tubuh (Khumaidi, 1994).

Indeks antropometri yang umum digunakan dalam menilai status

gizi adalah berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur dan

berat badan menurut tinggi badan. Dari masing-masing indeks

antropometri tersebut mempunyai beberapa kebaikan dan kelemahan.

Menurut Soekirman (2000), kebaikan dan kelemahan indeks

antropometri yaitu:

a) Indikator BB/U

Indikator BB/U dapat normal, lebih rendah atau lebih tinggi

setelah dibandingkan dengan standar WHO. Apabila BB/U normal

digolongkan pada status gizi baik. BB/U rendah dapat berarti berstatus

gizi kurang atau buruk, BB/U tinggi dapat digolongkan berstatus gizi

lebih.

1) Kelebihan

(a) Dapat dengan mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat

umum

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

(b) Sensitif untuk melihat perubahan status gizi dalam jangka

waktu pendek

(c) Dapat mendeteksi kegemukan

2) Kelemahan

(a) Interpretasi status gizi dapat keliru apabila terdapat oedema

(b) Data umur yang akurat sering sulit diperoleh

(c) Kesalahan pada saat pengukuran karena pakaian anak yang

tidak dilepas dan anak bergerak

(d) Masalah sosial budaya setempat yang mempengaruhi orang tua

untuk tidak menimbang anaknya karena dianggap seperti

barang dagangan (Soekirman, 2000).

b) Indikator TB/U

Indikator TB/U dapat dinyatakan TB-nya normal, kurang dan

tinggi menurut standar WHO. Bagi yang TB/U kurang menurut WHO

dikategorikan stunted yang diterjemahkan “sebagai pendek tak sesuai

umurnya”. Tingkat keparahannya dapat digolongkan menjadi ringan,

sedang dan berat. Hasil pengukuran menggambarkan status gizi masa

lampau. Seseorang yang tergolong pendek tak sesuai umur

kemungkinan keadaan gizi masa lalu tidak baik. Berbeda dengan berat

badan rendah yang diukur dengan BB/U yang mungkin dapat

diperbaiki dalam waktu pendek, baik pada anak maupun dewasa

(Soekirman, 2000). Indikator TB/U menggambarkan status gizi masa

lampau :

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

1) Kelebihan

(a) Dapat memberikan gambaran riwayat gizi masa lampau

(b) Dapat dijadikan indikator keadaan sosial ekonomi penduduk

2) Kelemahan

(a) Kesulitan dalam melakukan pengukuran panjang badan pada

kelompok usia balita

(b) Tidak dapat menggambarkan keadaan gizi saat ini

(c) Memerlukan data umur yang akurat yang sering sulit diperoleh

di negara-negara berkembang

(d) Kesalahan sering dijumpai pada pembacaan skala ukur,

terutama bila dilakukan oleh petugas yang tidak profesional

(Soekirman, 2000).

c) Indikator BB/TB

Indikator BB/TB dapat menggambarkan status gizi saat ini

dengan lebih sensitif dan spesifik. Artinya anak yang BB/TB kurang,

dikategorikan sebagai kurus atau wasted. Indikator BB/TB ini

diperkenalkan oleh Jelliffe pada tahun 1996 dan merupakan indikator

yang baik untuk menilai status gizi saat ini, terutama bila data umur

yang akurat sulit diperoleh. Oleh karena itu indikator BB/TB

merupakan indikator independen terhadap umur.

1) Kelebihan

(a) Independent terhadap umur dan ras

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(b) Dapat menilai status “kurus” dan “gemuk” dan keadaan

marasmus atau KEP berat lain.

2) Kelemahan

(a) Kesalahan pada saat pengukuran karena pakaian anak tidak

dilepas atau bergerak terus.

(b) Masalah sosial budaya setempat yang mempengaruhi orang tua

untuk tidak menimbangkan anaknya karena dianggap seperti

barang dagangan.

(c) Kesulitan dalam melakukan pengukuran panjang atau tinggi

badan anak pada kelompok Balita.

(d) Kesalahan sering dijumpai pada pembacaan skala ukur

terutama bila dilakukan oleh petugas yang tidak professional.

(e) Tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut

pendek normal atau panjang (Soekirman, 2000).

Indikator TB/U dan BB/TB digunakan untuk membedakan

apakah kekurangan gizi terjadi kronis atau akut. Keadaan gizi kronis

atau akut menggambarkan keadaan yang dihubungkan dengan masa

lalu dan waktu sekarang (Soekirman, 2000).

d) Indeks Massa Tubuh Menurut Umur (IMT/U)

Saat ini pengukuran antropometri (ukuran-ukuran tubuh)

digunakan secara luas dalam penilaian status gizi, terutama jika

terjadi ketidakseimbangan kronik antara intake energi dan protein.

Pengukuran antropometri terdiri atas dua dimensi, yaitu pengukuran

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

pertumbuhan dan komposisi tubuh. Komposisi tubuh mencakup

komponen lemak tubuh (fat mass) dan bukan lemak tubuh (non-fat

mass). Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan

indeks antropometri dan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT)

anak sekolah. Rumus IMT = BB (kg) : TB²(m) (Riyadi, 2004).

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Faktor yang secara langsung mempengaruhi status gizi adalah

asupan makanan dan penyakit infeksi. Berbagai faktor yang

melatarbelakangi kedua faktor tersebut misalnya faktor ekonomi

keluarga, produktivitas dan kondisi perumahan (Suhardjo, 2003). Faktor-

faktor yang mempengaruhi status gizi:

1) Faktor Langsung

a) Konsumsi Pangan

Penilaian konsumsi pangan rumah tangga atau secara

perorangan merupakan cara pengamatan langsung yang dapat

menggambarkan pola konsumsi penduduk menurut daerah,

golongan sosial ekonomi dan sosial budaya. Konsumsi pangan

lebih sering digunakan sebagai salah satu teknik untuk memajukan

tingkat keadaan gizi (Suhardjo, 2003).

b) Infeksi

Infeksi mempunyai efek terhadap status gizi untuk semua

umur, tetapi lebih nyata pada kelompok anak-anak. infeksi juga

mempunyai kontribusi terhadap defisiensi energi, protein, dan gizi

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

lain karena menurunnya nafsu makan sehingga asupan makanan

berkurang. Kebutuhan energi pada saat infeksi bisa mencapai dua

kali kebutuhan normal karena meningkatnya metabolisme basal.

Hal ini menyebabkan deplesi otot dan glikogen hati (Thaha, 1995).

Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi

bolak balik. Infeksi dapat menimbulkan gizi kurang melalui

mekanismenya. Sistematik pada katabolisme jaringan

menyebabkan kehilangan nitrogen (Suhardjo, 2003). Penyakit

infeksi yang menyerang anak menyebabkan gizi anak menjadi

buruk. Memburuknya keadaan gizi anak akibat penyakit infeksi

dapat menyebabkan turunnya nafsu makan, sehingga masukan zat

gizi berkurang padahal anak justru memerlukan zat gizi yang lebih

banyak. Penyakit infeksi sering disertai oleh diare dan muntah

yang menyebabkan penderita kehilangan cairan dan sejumlah zat

gizi seperti mineral, dan sebagainya (Moehji, 2003).

2) Faktor Tidak Langsung

a) Tingkat Pendapatan

Penduduk kota dan penduduk pedesaan yang berpendapatan

rendah, selain memanfaatkan pendapatan itu untuk keperluan

makan keluarga, juga harus membagi untuk keperluan lainnya.

Sehingga, tidak jarang presentase pendapatan untuk keperluan

penyediaan makanan hanya kecil saja. Pendapatan keluarga akan

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

turut menentukan hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-

hari, baik kualitas maupun jumlah makanan (Moehji, 2002).

b) Pengetahuan Gizi

Kurangnya pengetahuan dan salah konsepsi tentang

kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum di setiap negara

di dunia. Salah satu penyebab munculnya gangguan gizi adalah

kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kurangnya kemampuan

untuk menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-

hari (Suhardjo, 2003). Pengetahuan tentang kandungan zat gizi

dalam berbagai bahan makanan, kegunaan makanan bagi kesehatan

keluarga dapat membantu ibu memilih bahan makanan yang

harganya tidak begitu mahal akan tetapi nilai gizinya tinggi

(Moehji, 2002).

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian

Prestasi belajar menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah

penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan dalam

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan

oleh guru (Dekdikbud, 2000). Prestasi Belajar menurut Winkel (2004)

merupakan taraf hasil belajar yang ditunjukkan seseorang setelah

mendapatkan pendidikan atau latihan.

Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah

melalui beberapa proses belajar untuk mengetahui sesuatu yang belum

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

diketahuinya, dan hanya dengan belajar maka siswa akan dapat

mengetahui, mengerti, dan memahami sesuatu dengan baik. Prestasi

belajar adalah hasil yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam

jangka waktu tertentu sebagai hasil belajar (Wuryani, 2002). Prestasi

belajar sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan

atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini

sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum pada

manusia, termasuk kebutuhan anak di dalam suatu program pendidikan

(Maslow, 1994).

Tingkat prestasi siswa secara umum dapat dilihat pencapaian

siswa terhadap materi pembelajaran. Apabila bahan pelajaran yang

diajarkan kurang dari 65 % yang dikuasai oleh siswa peserta didik

maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut

tergolong rendah (Djamarah, dkk., 2000).

Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melalui

usaha belajar dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar tersebut

ditunjukkan dalam tinggi-rendahnya nilai atau angka yang diberikan

guru sebagai hasil evaluasi atas penguasaan materi pelajaran yang telah

diberikan.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan

beberapa faktor. Faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri orang

yang belajar maupun dari luar dirinya (Dalyono, 1997).

Menurut Dalyono (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar yaitu:

1) Faktor internal

a) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya

terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat,

sakit kepala, demam pilek, batuk dapat mengakibatkan tidak

bergairah untuk belajar (Dalyono, 1997).

Salah satu faktor penting yang menentukan tingkat

kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan

perkembangan mental adalah gizi. Tingkat keadaan gizi normal

tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Tingkat gizi

seseorang dalam suatu masa bukan saja ditentukan oleh

konsumsi zat gizi pada masa lampau, bahkan jauh sebelum masa

itu (Budiyanto, 2002).

b) Inteligensi dan Bakat

Inteligensi adalah kemampuan untuk berfikir secara

abstrak dan kesiapan untuk belajar dari pengalaman (Azwar,

1996). Inteligensi dan bakat merupakan aspek kejiwaan (psikis)

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

yang besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan belajar.

Seseorang yang mempunyai inteligensi baik umumnya mudah

belajar dan hasilnya pun cenderung baik dan sebaliknya. Bakat

juga mempengaruhi dalam menentukan keberhasilan belajar

(Dalyono, 1997).

c) Minat dan motivasi

Minat dan bakat merupakan aspek kejiwaan. Minat dapat

terjadi karena daya tarik dari luar dan juga datang dari sanubari.

Sedangkan motivasi adalah daya penggerak atau pendorong

untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Kuat lemahnya motivasi

belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilan belajar.

Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi

seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi

untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2002).

d) Cara belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian

hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan faktor

fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh

hasil yang kurang memuaskan (Dalyono, 1997).

2) Faktor eksternal

a) Keluarga

Faktor orang tua sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

orang tua, besar kecilnya penghasilan, perhatian dan bimbingan

orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua dapat

mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Di samping itu, faktor

keadaan rumah tangga dan peralatan belajar turut mempengaruhi

keberhasilan belajar (Dalyono, 1997). Alat bantu belajar

digunakan untuk membantu siswa dalam melakukan perbuatan

belajar. Pelajaran akan lebih menarik, menjadi konkret, mudah

dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang lebih

bermakna (Ahmadi, 1998).

Keadaan keluarga yang kurang harmonis, orang tua

kurang perhatian terhadap prestasi belajar siswa dan keadaan

ekonomi yang lemah atau berlebihan bisa menyebabkan turunnya

prestasi belajar anak (Hamalik, 2001).

b) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi

tingkat keberhasilan belajar, kualitas guru, metode mengajarnya,

kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas

atau perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per

kelas, pelaksanaan tata tertib, adanya teman dan keharmonisan di

antara semua personil sekolah, semua itu turut mempengaruhi

keberhasilan belajar anak (Hakim, 2002).

Lingkungan sekolah yang aman dan tertib, optimisme dan

harapan yang tinggi dari warga sekolah, kesehatan sekolah, dan

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

kegiatan-kegiatan yang berpusat pada siswa, merupakan iklim

sekolah yang dapat menumbuhkan semangat belajar siswa

(Slameto, 2003).

c) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar.

Bila di sekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari

orang-orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-

rata bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan

mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi sebaliknya, apabila

tinggal di lingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak

bersekolah dan pengangguran, hal ini akan mengurangi semangat

belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang sehingga motivasi

belajar berkurang.

d) Lingkungan sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting

dalam mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan lingkungan,

bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas, iklim dan

sebagainya. Misalnya bila keadaan bangunan rumah penduduk

sangat rapat, akan mengganggu belajar. Tempat yang sepi dengan

iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar (Dalyono,

1997).

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

e) Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan bimbingan dalam hal

menemukan cara-cara belajar yang tepat, memilih program studi

yang sesuai, dan mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan

dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.

Bimbingan belajar juga diartikan sebagai proses pemberian

bantuan terhadap siswa untuk dapat belajar secara optimal dan

dapat memenuhi tuntutan setiap mata pelajaran dan memperoleh

hasil belajar yang baik setelah pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar sesuai dengan kemampuan bakat, minat yang dimiliki

masing-masing siswa (Winkel, 2004).

c. Penilaian Prestasi belajar

Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta

keberhasilan siswa maka dilakukan melalui tes prestasi belajar

berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya. Tes prestasi belajar

digolongkan dalam penilaian sebagai berikut:

1) Tes formatif

Tes yang diberikan kepada siswa pada akhir program satuan

pembelajaran. Fungsinya untuk mengetahui pencapaian hasil

belajar siswa dalam penguasaan bahan atau materi yang bertujuan

untuk memperoleh gambaran daya serap siswa terhadap bahasan

tersebut (Purwanto, 2002).

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2) Tes sub sumatif

Tes yang diberikan kepada siswa pada tahap-tahap tertentu

misalnya dua minggu sekali atau satu bulan sekali selama catur

wulan atau semester yang bersangkutan. Tujuannya selain untuk

mengetahui gambaran daya serap materi yang telah diberikan,

hasilnya akan digabungkan dengan nilai tes sumatif yang akan

menjadi nilai rapor (Purwanto, 2002).

3) Tes sumatif

Tes ini biasa diadakan tiap catur wulan sekali atau setiap

semester. Fungsi tes tersebut untuk menilai penguasaan siswa

terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan selama jangka waktu

tertentu (Purwanto, 2002).

4. Hubungan Asupan Energi dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar

Siswa

Kemampuan belajar anak sekolah salah satunya ditentukan oleh

asupan energi. Asupan energi dan zat gizi makro yang tidak seimbang

akan mengakibatkan sistem kekebalan tubuh terganggu. Sistem kekebalan

tubuh yang terganggu akibat dari kekurangan asupan energi ini dapat

berpengaruh terhadap kemampuan belajar siswa.

Kemampuan belajar erat kaitannya dengan peranan dendrit dalam

menghantarkan rangsangan dari luar menuju sel saraf. Lebih banyak

dendrit yang terbentuk berarti lebih banyak sinaps yang terbentuk untuk

lebih berkemampuan dalam belajar. Pada usia dua tahun, 50 % sel-sel otak

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

sudah dilengkapi dengan dendrit, usia 6 tahun mencapai 70 %, usia 20

tahun mencapai 90 % dan sisanya terpenuhi pada usia berikutnya. Apabila

pada masa puncak pembentukan dendrit tidak tersedia cukup zat gizi,

maka jumlah sinaps yang terbentuk akan berkurang, dan selanjutnya

fungsi mental juga akan berkurang, seperti daya ingat berkurang dan

kapasitas belajar yang berkurang. Jadi kecukupan gizi mutlak diperlukan

untuk kesempurnaan pertumbuhan perkembangan dendrit (Karyadi, 1998).

Apabila makanan yang dikonsumsi tidak cukup mengandung zat-

zat gizi yang dibutuhkan dan keadaan ini berlangsung lama, maka akan

menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi

ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih berat dan

kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu,

badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga kecil. Jumlah sel

dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan dan ketidaksempurnaan

organisasi biokimia (neurotransmitter) dalam otak. Keadaan ini

berpengaruh terhadap perkembangan kecerdasan anak (Anwar, 2008).

Di samping itu, sistem penyimpanan glikogen di otot pada anak

sangat sedikit, mengakibatkan terbatasnya persediaan asam amino untuk

glikoneogenesis. Hal ini dapat berdampak pada keadaan anak yang

menjadi tidak bersemangat, lemah, dan lesu (Soetjiningsih, 2002).

Akibatnya, kurang gizi pada anak akan menyebabkan kegagalan

pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan daya tahan,

meningkatkan kesakitan dan kematian (Achmad, 2000).

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Depkes RI (2002) menyatakan bahwa setiap anak yang mengalami

status gizi buruk, mempunyai risiko kehilangan IQ 10 - 13 poin.

Berdasarkan studi di Filipina, Jamaika, dan negara lain, juga telah

membuktikan adanya hubungan yang sangat bermakna antara tinggi badan

dan kemampuan belajar. Bahkan berdasarkan penelitian tersebut,

pemberian makanan tambahan pada anak bertubuh pendek berusia 9 - 24

bulan akan mampu meningkatkan kemampuan belajar anak ketika berusia

7 - 8 tahun.

Dibuktikan pula dari beberapa studi bidang ekonomi di Ghana

maupun Pakistan mengenai pentingnya gizi untuk mendukung

pembangunan, dengan menurunkan prevalensi anak pendek sebesar 10 %,

akan dapat meningkatkan 2 % - 10 % proporsi anak yang mendaftar ke

sekolah.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

B. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Keterangan: : variabel yang tidak diteliti : variabel yang diteliti

C.Hipotesis

Terdapat hubungan asupan energi dan status gizi dengan prestasi belajar

siswa sekolah dasar di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Status Gizi siswa

Perubahan metabolisme dalam otak

Kesehatan Inteligensi dan Bakat Minat dan motivasi Cara belajar Faktor Keluarga Faktor Sekolah Faktor Masyarakat Faktor Lingkungan sekitar

Perubahan jumlah sel, myelinisasi, pertumbuhan

dendrit dan pembentukan sinaps

Perubahan fungsi normal otak

Perkembangan kecerdasan anak

Prestasi Belajar

Infeksi Tingkat Pendapatan Pengetahuan Gizi

Bimbingan Belajar

Asupan Energi

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan

pendekatan studi potong lintang (Cross Sectional) yaitu mencuplik sebuah

sampel dari populasi dalam satu waktu, dan memeriksa status paparan dan

status penyakit pada titik waktu yang sama dari masing-masing individu

dalam sampel tersebut (Murti, 2003).

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Baki Pandeyan

01 Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo. Pemilihan di sekolah dasar ini

karena belum pernah diadakan penelitian tentang hubungan asupan energi dan

status gizi dengan prestasi belajar siswa, dan tersedianya data yang dibutuhkan

untuk penelitian.

C. Subjek Penelitian

1. Populasi Sumber

Populasi sumber pada penelitian adalah seluruh siswa kelas I-V. Siswa kelas

VI tidak diikutkan dalam penelitian karena telah menyelesaikan Ujian

Nasional.

2. Besar Sampel

Jumlah sampel ditentukan dari variabel independen x (15 - 20 observasi)

(Hair, et al.,1998). Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel independen

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

sehingga jumlah sampel minimum yang diperlukan adalah 3 x 15 = 45

orang.

D. Teknik Sampling

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V dengan menggunakan

purposive random sampling yang merupakan pengambilan sampel secara

purposive didasarkan pada suatu pertimbangan yang dibuat oleh peneliti sendiri

(Murti, 2010). Peneliti mengambil sampel siswa kelas V dikarenakan siswa

kelas V merupakan siswa tertua di sekolah dasar sehingga dapat lebih mudah

untuk diajak berkomunikasi dan bekerjasama.

E. Rancangan Penelitian

Gambar 3.2 Rancangan Penelitian

Populasi Sumber Siswa/siswi kelas I-V

SDN Bakipandeyan 01 Sukoharjo

Sampel (Kelas V)

Prestasi Belajar

Status Gizi (TB/U) (Pemeriksaan Antropometri)

Analisis Data (Regresi Logistik Ganda)

Asupan Energi (Food Recall 3 x 24

jam)

Bimbingan Belajar

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

F. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas : asupan energi dan status gizi

2. Variabel terikat : prestasi belajar siswa

3. Variabel luar

a. Terkendali : bimbingan belajar

b. Tidak terkendali : inteligensi, bakat minat dan motivasi, faktor

keluarga, sekolah, masyarakat dan faktor lingkungan sekitar

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

a. Asupan energi : banyaknya energi yang dikonsumsi dalam makanan dan

minuman yang dikonsumsi dalam satu hari. Asupan energi dihitung

dengan metode food recall 3 x 24 jam dan dianalisis dengan program

nutrisurvey 2007.

Skala : dikotomik

Kode asupan energi :

0. < 70 % dari kecukupan tubuh (kurang)

1. ≥ 70 % dari kecukupan tubuh (cukup)

b. Status Gizi : Status gizi adalah keadaan kesehatan anak sekolah dasar

yang diketahui dari data tinggi badan dengan microtoice ketelitian 0,1

cm dan data umur siswa yang diukur dengan tanggal penelitian

dikurangi tanggal lahir siswa. Indikator yang dipakai adalah TB/U

berdasar z-score karena dapat menggambarkan status gizi masa lampau.

Skala : dikotomik

Kode asupan energi :

0. Z-score < 0 (pendek)

1. Z-score ≥ 0 (tinggi)

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.

Ditunjukkan dengan tinggi-rendahnya nilai atau angka sebagai hasil

belajar yang dicapai oleh siswa setelah melalui usaha belajar dalam jangka

waktu tertentu. Nilai atau angka dilihat dari nilai rapor siswa satu tahun

terakhir, yaitu rata-rata nilai semester ganjil dan genap.

Skala : dikotomik

Kode nilai rapor :

0. < median

1. ≥ median

Sumber : Buku Laporan Pendidikan, 2011

3. Variabel Perancu

Variabel perancu dalam penelitian ini adalah bimbingan belajar.

Ditunjukkan dengan keikutsertaan siswa dalam bimbingan belajar di luar

sekolah.

Skala : dikotomik

Kode keikutsertaan bimbingan belajar :

0. tidak

1. ya

H. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang dipakai adalah :

1. Microtoice dengan ketelitian 0.1 cm untuk mengukur tinggi badan siswa.

2. Kuesioner untuk mengisi identitas siswa.

3. Formulir food recall untuk mengetahui konsumsi makanan siswa.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

I. Cara Kerja

Penelitian ini dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

1. Menjelaskan secara garis besar tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian

pada sampel serta menjelaskan bahwa penulis akan menjaga kerahasiaan

identitas dan hasil setiap sampel.

2. Sampel diminta menandatangani surat persetujuan (informed consent)

sebagai bentuk kesediaan mengikuti penelitian.

3. Sampel diminta mengisi formulir food recall 3 x 24 jam untuk mengetahui

konsumsi makanan sampel.

4. Sampel diminta mengisi lembar kuesioner untuk mengetahui kondisi siswa.

5. Selanjutnya peneliti mengukur status gizi sampel dengan mengukur tinggi

badan sampel, dengan cara sebagai berikut :

a. Menempelkan microtoise pada dinding yang lurus datar setinggi 2

meter. Angka 0 (nol) berada di lantai yang datar rata

b. Sampel diukur dengan melepaskan sepatu dan penutup kepala (siswa

perempuan yang rambutnya memakai pita dilepas bila mengganggu

pada saat pengukuran)

c. Siswa berdiri tegak, kaki lurus, tumit, pantat, punggung dan kepala

bagian belakang harus menempel pada dinding dan pandangan harus

lurus ke depan

d. Menurunkan microtoise sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-

siku harus lurus menempel pada dinding.

e. Peneliti membaca angka pada skala yang nampak pada microtoise.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

f. Angka tersebut merupakan tinggi siswa.

6. Selanjutnya peneliti menilai umur sampel dengan cara :

Umur sampel diukur dengan mengurangi tanggal pada saat

pengambilan data dengan tanggal lahir siswa.

7. Menilai prestasi belajar sampel

Prestasi belajar diambil dari buku laporan pendidikan sekolah sesuai

dengan identitas sampel.

8. Menilai keikutsertaan bimbingan belajar sampel

9. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan analisis data yang dipilih.

J. Teknik Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Peneliti menyusun pedoman koding, yang dipergunakan sebagai

panduan dalam membuat kode terhadap data-data yang penelitian

b. Setelah diberi kode, data diolah dengan program komputer.

c. Kemudian dilakukan uji analisis data.

2. Analisis Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengetahui frekuensi,

prosentase dan rata-rata serta Standar Deviasi dari keseluruhan data

yang diteliti meliputi nilai asupan energi, status gizi, bimbingan belajar

dan nilai prestasi belajar siswa.

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

b. Analisis Statistik

Untuk mengetahui kandungan energi dalam makanan yang

dikonsumsi dipergunakan program Nutrisurvey 2007. Sedangkan untuk

mengetahui ada tidaknya hubungan antara asupan energi, status gizi,

bimbingan belajar dengan prestasi belajar, peneliti menggunakan

analisis data dengan bantuan perangkat lunak Statistical Product dan

Service Solution (SPSS) 17.0 for windows.

Analisis statistik yang digunakan yaitu analisis regresi logistik

ganda. Analisis regresi logistik ganda adalah alat statistik yang sangat

kuat untuk menganalisis pengaruh antara sebuah paparan dan penyakit

(yang diukur ordinal) dan dengan serentak mengontrol pengaruh

sejumlah faktor perancu potensial. Rumus yang digunakan sebagai

berikut (Murti, 1997):

In p = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

1-p

di mana:

p = probabilitas untuk memiliki nilai tinggi

1-p = probabilitas untuk memiliki nilai tidak tinggi

a = konstanta

b = koefisien regresi

X1 = asupan energi

0. < 70 % dari kecukupan tubuh (kurang)

1. ≥ 70 % dari kecukupan tubuh (cukup)

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

X2 = status gizi

0. Z-score < 0 (pendek)

1. Z-score ≥ 0 (tinggi)

X3 = bimbingan belajar

0. tidak

1. ya

Odds Ratio digunakan untuk menunjukkan kekuatan hubungan

antara variabel-variabel. Dalam model regresi logistik, rumus OR = exp

(β). Interpretasi OR disajikan dalam tabel.

Tabel 3.1 Interpretasi Odds Ratio (OR) OR Interpretasi 1 Tidak ada hubungan > 1 hingga <1.5 Terdapat hubungan lemah ≥ 1.5 hingga < 3 Terdapat hubungan sedang ≥ 3 hingga < 10 Terdapat hubungan kuat ≥ 10 Terdapat hubungan yang sangat kuat

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar kelas V (lima)

SDN Baki Pandeyan 01 Sukoharjo. Pada penelitian ini didapat total sampel 44

siswa.

Tabel 4.1 Karakteristik Sampel (Data Kategorikal) Variabel N (%)

Status Gizi Z-score < 0 (pendek) 32 72.72 % Z-score ≥ 0 (tinggi) 12 27.27 % Total 44 100 %

Asupan Energi < 70 % (kurang) 17 38.63 % ≥ 70 % (cukup) 27 61.36 % Total 44 100 %

Bimbingan Belajar Tidak 8 18.18 % Ya 36 81.81 % Total 44 100 %

Sumber : Data primer, 2011

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan siswa dengan status gizi

tergolong pendek (z-score < 0) berjumlah 32 siswa (72.72 %) dan status gizi

tergolong tinggi berjumlah 12 siswa (27.27 %). Siswa dengan asupan energi

kurang (< 70 % kebutuhan tubuh) berjumlah 17 siswa (38.63 %) dan asupan

energi cukup (≥ 70 % kebutuhan tubuh) berjumlah 27 siswa (61.36 %).

Sedangkan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar berjumlah 8 siswa

(18.18 %) dan yang mengikuti bimbingan belajar berjumlah 36 siswa

(81.81 %).

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Tabel 4.2 Karakteristik Sampel (Data Kontinu) Variabel N Mean SD Min Maks

Umur (th) 44 11.27 0.55 10.50 12.93 TB (cm) 44 139.47 9.06 120.8 162.8 Z-score 44 -0.88 1.11 -3.29 1.40 Asupan Energi 44 72.41 11.53 44 101 Nilai rapor rata-rata 44 73.87 4.10 64.60 83.20

Sumber : Data primer, 2011

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan umur siswa mempunyai rata-rata

(mean) 11.27 tahun, dengan umur siswa yang paling muda 10.50 tahun dan

paling tua berumur 12.93 tahun. Tinggi badan siswa mempunyai rata-rata

139.47 cm, tinggi badan siswa paling rendah 120.8 cm dan paling tinggi 162.8

cm. Status gizi siswa menurut tinggi badan per umur (z-score) mempunyai

rata-rata -0.88 dengan nilai z-score paling rendah -3.29 dan paling tinggi 1.40.

Asupan energi siswa mempunyai rata-rata 72.41 % dari kebutuhan tubuh,

siswa dengan asupan terendah 44 % dan asupan tertinggi 101 %. Sedangkan

nilai rapor rata-rata siswa 73.87 dengan nilai terendah 64.60 dan nilai tertinggi

83.20.

B. Hubungan Antar Variabel

Tabel 4.3 Hubungan antara Asupan Energi dan Nilai Rapor

Asupan Energi Nilai Rapor

X2 p Rendah Tinggi Total

< 70 % kebutuhan (kurang)

12 (70.6 %)

5 (29.4 %)

17 (100.0 %)

3.72 0.05 ≥ 70 % kebutuhan (cukup)

11 (40.7 %)

16 (59.3 %)

27 (100 %)

Total 23 (52.3 %)

21 (47.7 %)

44 (100.0 %)

Tabel 4.3 menyajikan perbandingan antara nilai rapor siswa

berdasarkan asupan energi. Berdasarkan persentase asupan energi sesuai

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

kebutuhannya menunjukkan siswa dengan asupan gizi kurang (< 70 %)

memiliki nilai rapor tinggi sebanyak 5 siswa (29.4 %) lebih sedikit daripada

siswa dengan asupan gizi kurang dengan nilai rapor rendah sebanyak 12 siswa

(70.6 %). Sebaliknya berdasarkan asupan energi cukup (≥ 70 %) yang

memiliki nilai rapor tinggi sebanyak 16 siswa (59.3 %) lebih banyak daripada

siswa dengan asupan gizi cukup yang memiliki nilai rapor rendah sebanyak 11

siswa (40.7 %).

Tabel 4.4 Hubungan antara Status Gizi dan Nilai Rapor

Status Gizi Nilai Rapor

X2 p Rendah Tinggi Total

Z-score < 0 (pendek)

14 (43.8 %)

18 (56.3 %)

32 (100.0 %)

3.42 0.065 Z-score ≥ 0 (tinggi)

9 (75.0 %)

3 (25.0 %)

12 (100.0 %)

Total 23 (52.3 %)

21 (47.7 %)

44 (100.0 %)

Tabel 4.4 menyajikan perbandingan antara nilai rapor siswa

berdasarkan status gizi. Berdasarkan status gizi (z-score) menunjukkan siswa

dengan status gizi tergolong pendek memiliki nilai rapor tinggi sebanyak 18

siswa (56.3 %) lebih banyak daripada siswa dengan status gizi pendek yang

memiliki nilai rapor rendah sebanyak 14 siswa (43.8 %). Sebaliknya

berdasarkan status gizi tergolong tinggi yang memiliki nilai rapor tinggi

sebanyak 3 siswa (25.0 %) lebih sedikit daripada siswa dengan status gizi

tergolong tinggi yang memiliki nilai rapor rendah sebanyak 9 siswa (75.0 %).

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 4.5 Hubungan antara Bimbingan Belajar dan Nilai Rapor

Bimbingan Belajar Nilai Rapor

X2 p Rendah Tinggi Total

Tidak 3 (37.5 %)

5 (62.5 %)

8 (100.0 %)

0.85 0.35 Ya 20

(55.6 %) 16 (44.4 %)

36 (100 %)

Total 23 (52.3 %)

21 (47.7 %)

44 (100.0 %)

Tabel 4.5 menyajikan perbandingan antara siswa berdasarkan

bimbingan belajar. Berdasarkan keikutsertaan siswa dalam bimbingan belajar

menunjukkan siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar memiliki nilai

rapor tinggi sebanyak 5 siswa (62.5 %) lebih banyak daripada siswa yang

tidak mengikuti bimbingan belajar dengan nilai rapor rendah sebanyak 3 siswa

(37.5 %). Sebaliknya berdasarkan siswa yang mengikuti bimbingan belajar

memiliki nilai rapor tinggi sebanyak 16 siswa (44.4 %) lebih sedikit daripada

siswa yang mengikuti bimbingan belajar memiliki nilai rapor rendah sebanyak

20 siswa (55.6 %).

C. Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda

Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda Hubungan antara Nilai Rapor dengan Status Gizi, Asupan Energi dan Bimbingan Belajar

Variabel OR p CI 95 %

Batas bawah Batas atas Z-score ≥ 0 (tinggi)

0.21 0.058 0.04 1.05

Asupan energi ≥ 70 % (cukup)

4.43 0.037 1.09 18.01

Bimbingan belajar 0.56 0.503 0.10 3.06 n observasi = 44 -2 log likelihood = 52.17 Nagelkerke R Square = 0.24

OR = Odds Ratio 95% CI = 95% Confidence Interval

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Berdasarkan Tabel 4.6 diperoleh:

1. Odds Ratio (OR)

a. Asupan Energi

Tabel 4.6 menunjukkan asupan energi berhubungan positif

dengan nilai rapor. Siswa dengan asupan energi cukup (≥ 70 %)

mempunyai kemungkinan untuk memiliki nilai rapor yang tinggi empat

setengah kali lebih besar daripada siswa dengan asupan energi kurang (<

70 %) (OR = 4.43; CI 95 % = 1.09 hingga 18.01; p = 0.037).

b. Status Gizi (Z-score)

Tabel 4.6 menunjukkan status gizi (tinggi badan menurut umur)

berhubungan terbalik dengan nilai rapor. Siswa dengan tubuh yang tinggi

mempunyai kemungkinan untuk memiliki nilai rapor yang tinggi

seperlima kali lebih kecil daripada siswa dengan tubuh yang pendek (OR

= 0.21; CI 95 % = 0.04 hingga 1.05; p = 0.058).

c. Bimbingan Belajar

Tabel 4.6 menunjukkan keikutsertaan siswa dalam bimbingan

belajar berhubungan terbalik dengan nilai rapor, tetapi secara statistik

tidak signifikan. Siswa yang mengikuti bimbingan belajar mempunyai

kemungkinan untuk memiliki nilai rapor yang tinggi setengah kali lebih

kecil daripada siswa yang tidak mengikuti bimbingan belajar (OR = 0.56;

CI 95 % = 0.10 hingga 3.06; p = 0.503).

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Koefisien Determinasi (R2 Nagelkerke)

Pada Tabel 4.7 menunjukkan nilai koefisien determinasi R2

Nagelkerke = 0,24. Artinya, variabel-variabel independen seperti asupan

energi, status gizi, dan bimbingan belajar mampu menjelaskan sebesar

24 % dari variasi prestasi belajar yang ditunjukkan dengan nilai rapor.

Dengan demikian 76 % prestasi belajar dijelaskan oleh variabel-variabel

lain yang tidak diteliti dan diukur dalam penelitian ini.

3. -2 Log Likelihood

Log likehood merupakan parameter dalam analisis regresi logistik

yang menunjukkan kesesuaian antara model regresi dan data sampel. Jika

terdapat kesesuaian yang sempurna, maka log likehood = 0. Pada sampel

penelitian ini, log likehood = 52.17, yang berarti cukup besar perbedaan

antara model regresi dan data sampel.

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh analisis regresi ganda logistik

(Tabel 4.6) menunjukkan bahwa variabel yang signifikan dan mempengaruhi

prestasi belajar adalah asupan energi siswa. Diketahui bahwa siswa dengan asupan

energi cukup (≥ 70 %) mempunyai kemungkinan untuk memiliki nilai rapor yang

tinggi empat setengah kali lebih besar daripada siswa dengan asupan energi

kurang (< 70 %) (OR = 4.43; CI 95 % = 1.09 hingga 18.01; p = 0.037).

Nilai p untuk hubungan antara asupan energi dan prestasi belajar adalah p

= 0.037. Artinya, probabilitas untuk membuat simpulan yang salah bahwa siswa

dengan asupan energi cukup meningkatkan prestasi belajar sebesar empat

setengah kali dibanding dengan siswa dengan asupan energi kurang adalah 3 dari

100 kali kesempatan. Jadi, probabilitas membuat simpulan salah tersebut sangat

kecil, dengan kata lain hubungan antara asupan energi dan prestasi belajar siswa

secara statistik bermakna.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Karyadi tahun 1998 yang

menyebutkan bahwa asupan energi mempengaruhi jumlah sinaps syaraf di otak

yang selanjutnya akan mempengaruhi daya ingat, fungsi mental, dan prestasi

belajar. Begitu juga sesuai dengan teori Anwar tahun 2008 yang menyebutkan

bahwa asupan energi mempengaruhi perubahan metabolisme, jumlah sel dan

kematangan neurotransmitter dalam otak. Keadaan ini berpengaruh terhadap

perkembangan kecerdasan anak.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Data yang didapatkan pada penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi

siswa yang tergolong pendek (z-score < 0) sebanyak 32 siswa (72.72 %) lebih

besar dibanding proporsi siswa yang tergolong tinggi (27.27 %). Hasil penelitian

yang diperoleh analisis regresi ganda logistik menunjukkan siswa dengan tubuh

tinggi (z-score ≥ 0) memiliki kemungkinan untuk memiliki nilai rapor yang tinggi

seperlima lebih kecil daripada siswa dengan tubuh yang pendek.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa

siswa yang memiliki tubuh pendek kemungkinan berprestasi lebih rendah.

Menurut Soekirman tahun 2000 menyebutkan bahwa siswa dengan tubuh pendek

mengindikasikan keadaan gizi pada masa lampau yang tidak baik. Dengan

keadaan gizi masa lampau yang tidak baik, dapat mempengaruhi perkembangan

otak siswa dan akhirnya prestasi belajar menjadi buruk.

Hasil penelitian tentang status gizi (TB/U) terhadap prestasi belajar ini

tidak sesuai teori tersebut kemungkinan dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang

mempengaruhi tinggi badan siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi tinggi

badan adalah factor keturunan. Hal ini dapat dibuktikan dalam penelitian Bock

pada tahun 1986 (cit Bogin 1988). Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan

adanya variasi pertumbuhan yang diwarisi dari orang tuanya dalam pola

pertumbuhan seorang anak. Variasi tersebut mengindikasikan suatu major genetik

component dalam penentuan ukuran dan kecepatan pertumbuhan seseorang.

Menurut Soetjiningsih (1995) pertumbuhan tinggi badan juga dipengaruhi

oleh lingkungan pra natal dan lingkungan post natal. Disamping itu faktor lain

yang mempengaruhi tinggi badan adalah lingkungan sosial, penyakit sistemik,

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

aktivitas fisik, dan hormonal (Susanto, 2008). Faktor-faktor tersebut yang dapat

mempengaruhi tinggi pendeknya seseorang tidak dikendalikan dalam penelitian

ini.

Dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa proporsi siswa yang

mengikuti bimbingan belajar sebanyak 36 siswa (81.81 %) lebih besar dibanding

proporsi siswa tidak mengikuti belajar (18.18 %). Berdasarkan hasil penelitian

yang diperoleh analisis regresi ganda logistik menunjukkan hasil yang tidak

signifikan yaitu p = 0.503 dan OR = 0.56. Tidak signifikan hasil ini dapat

dikarenakan jumlah sampel yang kurang. Jumlah sampel yang dibutuhkan adalah

45 sampel, namun peneliti hanya mendapat 44 sampel.

Faktor dari bimbingan belajar terhadap prestasi belajar tidak sesuai dengan

teori yang menyebutkan bahwa siswa yang mengikuti bimbingan belajar lebih

dapat mengikuti proses belajar mengajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori tersebut kemungkinan dapat

disebabkan karena siswa mengalami berbagai kesulitan atau hambatan dalam

belajar. Kesulitan atau hambatan ini dapat dimanifestasikan dalam kebiasaan

siswa dalam belajar. Kebiasaan siswa yang buruk dalam belajar seperti menunda-

nunda tugas, mengulur-ngulur waktu, membenci guru, dan tidak mau bertanya

untuk hal-hal yang tidak diketahuinya.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kebiasaan belajar yaitu faktor

dari luar dan faktor dari dalam individu. Faktor dari luar individu seperti sikap

guru, keadaan ekonomi orang tua, kasih sayang dan perhatian orang tua, serta

layanan bimbingan dan konseling. Faktor dari dalam individu seperti minat,

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

motivasi, cita-cita, pengendalian diri dan emosi, kelemahan fisik dan kelemahan

mental (Sularti, 2008).

Perkembangan belajar siswa yang tidak berjalan lancer atau tidak sesuai

dengan harapan ini juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti konsentrasi

dalam mengikuti bimbingan belajar. Di samping itu, hal ini juga dapat

dipengaruhi oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajar

(Syamsuddin. 2003), dimana faktor-faktor tersebut tidak dikendalikan dalam

penelitian ini.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi dengan prestasi

belajar siswa di SDN Baki Pandeyan 01 Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.

Siswa dengan asupan energi cukup (≥ 70 % kebutuhan tubuh) mempunyai

kemungkinan untuk memiliki nilai rapor yang tinggi empat setengah kali lebih

besar daripada siswa dengan asupan energi kurang (< 70 %).

Dalam penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan antara

status gizi (TB/U) siswa terhadap prestasi belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka saran-saran penulis adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Siswa, Keluarga siswa dan Sekolah

Penelitian ini dapat menjadi dasar pemikiran bagi siswa, keluarga siswa dan

pihak sekolah untuk memperhatikan asupan energi sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Siswa juga diharapkan rutin untuk

melakukan pengukuran status gizi, sehingga gangguan pertumbuhan dan

perkembangan yang terjadi dapat diketahui secara dini.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN ASUPAN ...digilib.uns.ac.id/dokumen/download/23451/NTA3Nzk=/Hubungan-Asupan-Energi-Dan...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2. Bagi Petugas Kesehatan

Usaha perbaikan gizi sebaiknya dapat lebih dioptimalkan, sehingga

mengurangi risiko terjadinya kurang gizi pada siswa.

3. Bagi Peneliti

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih

besar, lokasi cakupan penelitian yang lebih luas, termasuk juga

dilakukannya analisis tarhadap variabel-variabel perancu lain selain yang

disebutkan di atas, dengan harapan semakin memperkuat simpulan dan

semakin memperkecil bias.