111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR TRANSFORMASI SPASIAL KORIDOR SURAKARTA-PALUR DAN SURAKARTA-KARTOSURO SEBAGAI BAGIAN DARI WILAYAH PERI URBAN KOTA SURAKARTA Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Jenjang Strata -1 Perencanaan Wilayah dan Kota Disusun Oleh : NOUR EKA JAYANTI I0608066 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TUGAS AKHIR

TRANSFORMASI SPASIAL KORIDOR SURAKARTA-PALUR DAN

SURAKARTA-KARTOSURO SEBAGAI BAGIAN DARI WILAYAH PERI URBAN

KOTA SURAKARTA

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai

Jenjang Strata -1 Perencanaan Wilayah dan Kota

Disusun Oleh :

NOUR EKA JAYANTI

I0608066

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

TRANSFORMASI SPASIAL KORIDOR SURAKARTA-PALUR & SURAKARTA-

KARTOSURO SEBAGAI BAGIAN DARI WILAYAH PERI URBAN

KOTA SURAKARTA

NOUR EKA JAYANTI

NIM I0608066

Menyetujui

Surakarta,

Pembimbing I

Ir. Ana Hardiana, MT

NIP. 19690919 199412 2 001

Pembimbing 2

Isti Andini, ST, MT

NIP. 19850416 200912 2 004

Mengesahkan

Pembantu Dekan I

Fakultas Teknik

Kusno Adi Sambodo, ST, MT, Ph.D

NIP. 19691026 199503 1 002

Ketua Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT

NIP. 19620610 199103 1 001

Ketua Program Studi

Perencanaan Wilayah dan

Kota

Ir. Galing Yudana, MT

NIP : 196201291987031002

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan ke hadirat ALLAH SWT, Dzat Yang Maha

Sempurna yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Tiada rasa selain syukur kami panjatkan atas

selesainya penulisan laporan skripsi kepada ALLAH SWT semata.

Segenap kemampuan telah tercurahkan dalam melaksanakan rangkaian dalam

meyusun skripsi ini mulai dari penyusunan proposal penelitian, pengumpulan data, hingga

analisis data dan akhirnya selesai tulisan hasil penelitian. Penulis menyadari bahwa seluruh

kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT semata akan tetapi penulis berusaha untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini semaksimal mungkin meskipun kami sadar bahwa skripsi ini masih

jauh dari kata sempurna sehingga masih banyak kekurangan-kekurangan yang ada di

dalamnya dan harapan kami semoga penulis setelah kami dapat memperbaiki kesalahan ini.

Oleh karena itu penulis menerima segala kritik dan saran untuk menyempurnakanya.

Dalam penyusunan skripsi ini besar sekali peranan Ibu Ir. Ana Hardiana, M.T dan

Ibu Isti Andini, S.T, M.T yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu perkenankan penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada beliau berdua atas segala

kebaikanya. Disamping itu, rasa terima kasih yang tulus juga ingin penulis sampaikan kepada

yang terhormat:

1. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan dukungan dan doanya sehingga

penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

2. Dekan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret yang memberikan dukungan

dan fasilitas bagi kami untuk menyelesaikan S1.

3. Ketua Jurusan Arsitektur UNS yang telah membantu dalam memberikan ijin

untuk pelaksanaan penelitian ini.

4. Bapak Ketua Prodi PWK UNS yang telah membantu dalam memberikan ijin

untuk pelaksanaan penelitian ini.

5. Ibu Ir. Ana Hardiana, M.T dan Ibu Isti Andini, S.T, M.T yang telah memberikan

bimbingan dan koreksi selama penelitian hingga laporan selesai.

6. Bapak Dr M. Gamal Rindarjono, M.Sc yang telah memberikan petunjuk dalam

penelitian.

7. Seluruh staf pengajar Program S1 Perencanaan Wilayah Kota yang telah

membekali pengetahuan kepada penulis.

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Pemerintah Kab. Karanganyar, Kab. Sukoharjo dan Kota Surakarta yang telah

membantu dalam perolehan data.

9. Pusat Pelatihan dan Pendidikan Topografi yang telah membantu dalam

memperoleh peta.

10. Rekan tercinta Andri Wibowo yang selalu memberikan dukunganya untuk

menyelesaikan skripsi ini.

11. Rekan Gian Wicakso dan Ramdan Hendardi yang membantu dalam membuat

peta dengan program GIS.

12. Rekan Setyorini yang membantu dalam melakukan survey lapangan.

13. Rekan Inarotu Duja yang membantu dalam finising laporan.

14. Rekan-rekan “Wanita Hebat” yang memberikan dukungan dan semangat dalam

menyelesaikan penelitian ini.

15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat

dalam menyelesaikan penelitian ini.

16. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan hingga terselesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada berbagai

pihak. Semoga pula keberhasilan ini dapat meningkatkan ketqwaan penulis kepada Allah

SWT. Amin

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Penelitian ini di lakukan di sebagian wilayah peri urban Kota Surakarta yaitu

Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar dan Kecamatan Mojolaban dan Kartosuro di

Kabupaten Sukoharjo. Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) Mengidentifikasi pola

transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah

peri urban Kota Surakarta, (2) Mengidentifikasi proses transformasi spasial koridor Surakarta-

Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta, (3)

Membandingkan pola dan proses transformasi pada wilayah koridor Surakarta-Palur dan

Surakarta-Kartosuro.

Penelitian ini menggunakan metode survey. Penelitian ini terdiri dari dua tahap

yaitu pengumpulan data dengan metode survey instansi untuk mendapatkan data sekunder dan

survey lapangan untuk mendapatkan data primer. Sedangkan pada tahap analisis metode yang

digunakan yaitu metode analisis deskripsi dan komparasi. Wilayah penelitian peri urban

kemudian dideliniasi menjadi wilayah koridor yaitu Koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-

Kartosuro.

Penelitian ini menemukan pola transformasi spasial yang terjadi di Koridor

Surakarta-Palur yaitu dilihat dari pola penggunaan lahannya maka koridor Surakarta-Palur

didominasi dengan penggunaan lahan industri sedangkan Koridor Surakarta-Kartosuro

didominasi dengan penggunaan lahan permukiman dan perdagangan & jasa.

Penelitian ini juga menemukan proses transformasi spasial Koridor Surakarta-

Palur yaitu bahwa proses transformasi spasial dimulai dengan tumbuhnya industri di

pinggiran jalan arteri sehingga memicu pertumbuhan industri baru dari tahun ke tahun yang

mengalihfungsikan lahan pertanian sedangkan proses transformasi spasial yang ada di

Koridor Surakarta-Kartsouro dimulai dengan pertumbuhan perdagangan & jasa di pinggiran

jalan utama dan pertumbuhan permukiman yang mengalihfungsikan lahan pertanian.

Secara keseluruhan perbandingan dari pola transformasi spasial hanya pada

dominasi pola pemanfaatan lahannya sedangkan pada prosesnya hanya pada proses perubahan

fungsi pemanfaatan lahannya.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

This research was conducted at the certain area of peri urban in Surakarta, it was

at the district of Jaten at Karanganyar regency and the district of Mojolaban and Katosuro at

Sukoharjo regency. The aim of this reseacrh is : (1) to identificate the transformation spacial

pattern in Surakarta-Palur and Surakarta-Kartosuro corridor, and these area was one of peri

urban’s area at Surakarta city, (2) to identificate transformation spacial process in Surakarta-

Palur and Surakarta-Kartosuro corridor, and these area was one of the peri urban’s area at

Surakarta city, (3) to compare the pattern and the process of transformation spacial in

Surakarta-Palur and Surakarta-Kartosuro corridor.

This research was implementated by using the survey methode. This research is

consist of two step. The first step is the collecting of the data by using the survey instance

methode for getting the secondary data and square survey for getting the primary data.

This research found that there are the transformation spacial pattern in Surakarta-

Palur corridor, which is showed by the using of the area, then Surakarta-Palur area was

dominated by the use of industry area, while Surakarta-Kartosuro corridor was dominated by

the use of residental and business area.

This research also found that the the transformation spacial process in Surakarta-

Palur corridor was started by the development of the industry at the artery costal area that

trigger to the development of another industry from year to year, and this condition makes the

functional shift to the agriculture area, while the transformation spacial process in Surakarta-

Palur corridor was started by the development of agriculture and business area at it’s main

road and the development of recidental area which makes the functional shift of the

agriculture area.

And from this fact, it can be conclude that the comparation from the whole

transformation spacial pattern is only dominated by it’s fuctioanal area pattern. While the

process is only dominated by the changing of the use of its’ functional area.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN

TRANSFORMASI SPASIAL KORIDOR SURAKARTA-PALUR & SURAKARTA-

KARTOSURO SEBAGAI BAGIAN DARI WILAYAH PERI URBAN

KOTA SURAKARTA

NOUR EKA JAYANTI

NIM I0608066

Menyetujui

Surakarta,

Pembimbing I

Ir. Ana Hardiana, MT

NIP. 19690919 199412 2 001

Pembimbing 2

Isti Andini, ST, MT

NIP. 19850416 200912 2 004

Mengesahkan

Pembantu Dekan I

Fakultas Teknik

Kusno Adi Sambodo, ST, MT, Ph.D

NIP. 19691026 199503 1 002

Ketua Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik

Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT

NIP. 19620610 199103 1 001

Ketua Program Studi

Perencanaan Wilayah dan

Kota

Ir. Galing Yudana, MT

NIP : 196201291987031002

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

KATA PENGANTAR

Dengan

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

INTISARI

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

ABSTRACT

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

PERSEMBAHAN ...........................................................................................v

INTISARI ..................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

DAFTAR PETA.......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................4

1.4 Sasaran Penelitian .....................................................................................4

1.5 Keluaran Penelitian ...................................................................................5

1.6 Urgensi/Manfaat Penelitian ......................................................................5

1.7 Posisi Penelitian ........................................................................................5

1.8 Sistematika Penulisan ...............................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pertumbuhan Wilayah ...................................................................19

2.2 Wilayah Peri Urban.................................................................................12

2.2.1 Konsepsi Wilayah Peri Urban.......................................................12

2.2.2 Delimitasi Wilayah Peri Urban .....................................................13

2.3 Transformasi Wilayah .............................................................................15

2.3.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Transformasi Wilayah .........17

2.3.2 Tahapan-Tahapan Transformasi Wilayah .....................................19

2.3.3 Pola Transformasi Wilayah ..........................................................21

2.3.4 Transformasi Wilayah Peri Urban ................................................22

2.3.5 Transformasi Fisikal Wilayah Peri Urban ....................................23

2.4 Penelitian Terdahulu ...............................................................................27

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

2.5 Kerangka Teori .......................................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN ...............................................................32

3.1 Jenis Penelitian........................................................................................32

3.2 Pendekatan Penelitian .............................................................................32

3.3 Metode Penelitian ...................................................................................32

3.4 Variabel Penelitian ..................................................................................33

3.5 Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................33

3.5.1 Aspek Substansial .........................................................................34

3.5.2 Aspek wilayah...............................................................................34

3.6 Metode Analisis ......................................................................................34

3.6.1 Tahapan Analisis...........................................................................35

3.6.2 Kerangka Analisis .........................................................................36

3.7 Kebutuhan Data ......................................................................................38

BAB IV KARAKTERISTIK KOTA SURAKARTA DAN TIGA KECAMATAN

PERI URBAN KOTA SURAKARTA SEBAGAI WILAYAH PENELITIAN 1

4.1 Kota Surakarta ........................................................................................40

4.1.1 Sejarah .............................................................................................40

4.1.2 Kondisi Umum ................................................................................41

4.1.3 Fasilitas Perkotaan ..........................................................................41

4.2 Koridor Surakarta-Palur ..........................................................................42

4.2.1 Karakteristik Fisik ...........................................................................42

4.2.2 Kependudukan .................................................................................45

4.2.3 Fasilitas Sosial Ekonomi .................................................................45

4.2.4 Sistem Transportasi .........................................................................48

4.3 Koridor Surakarta-Kartosuro ..................................................................53

4.3.1 Karakteristik Fisik ...........................................................................53

4.3.2 Kependudukan .................................................................................54

4.2.3 Fasilitas Sosial Ekonomi .................................................................54

4.2.4 Sistem Transportasi .........................................................................56

BAB V DELINIASI WILAYAH KORIDOR ..............................................60

5.1 Koridor Surakarta Palur ..........................................................................64

5.1.1 Batas Wilayah ......................................................................................64

5.1.2 Distribusi Penduduk .............................................................................64

5.1.3 Perkembangan Fasilitas Sosial Ekonomi .............................................66

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

5.1.4 Aktivitas Kawasan ...............................................................................67

5.1.5 Fungsi Bangunan .................................................................................67

5.1.6 Fungsi Kawasan ...................................................................................68

5.1.7 Sistem Transportasi ..............................................................................69

5.2 Koridor Surakarta-Kartosuro ..................................................................75

5.2.1 Batas Wilayah ......................................................................................75

5.2.2 Distribusi Penduduk .............................................................................75

5.2.3 Perkembangan Fasilitas Sosial Ekonomi .............................................77

5.2.4 Aktivitas Kawasan ...............................................................................78

5.2.5 Fungsi Bangunan .................................................................................78

5.2.6 Fungsi Kawasan ...................................................................................80

5.2.7 Sistem Transportasi ..............................................................................81

BAB VI PEMBAHASAN TRANSFORMASI SPASIAL KORIDOR

SURAKARTA-PALUR DAN SURAKARTA-KARTOSURO ...................87

6.1 Koridor Surakarta-Palur ..........................................................................87

6.1.1 Pola Transformasi Spasial....................................................................87

6.1.1.1 Intensitas Pemanfaatan Lahan...........................................................87

6.1.1.2 Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk ...........................................88

6.1.1.3 Kecenderungan Perubahan Pemanfaatan Lahan ...............................89

6.1.1.4 Pola Transformasi Spasial Koridor Surakarta-Palur .........................91

6.1.2 Proses Transformasi Spasial Koridor Surakarta-Palur ........................96

6.1.2.1 Karakteristik Bentuk Pemanfaatan Lahan ........................................96

6.1.2.2 Karakteristik Bangunan ....................................................................98

6.1.2.3 Karakteristik Permukiman ................................................................98

6.1.2.4 Karakteristik Sirkulasi ......................................................................99

6.2 Koridor Surakarta-Palur ..........................................................................99

6.2.1 Pola Transformasi Spasial....................................................................99

6.2.1.1 Intensitas Pemanfaatan Lahan...........................................................99

6.2.1.2 Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk .........................................100

6.2.1.3 Kecenderungan Perubahan Pemanfaatan Lahan .............................102

6.2.1.4 Pola Transformasi Spasial Koridor Surakarta-Palur .......................103

6.2.2 Proses Transformasi Spasial Koridor Surakarta-Palur ......................108

6.2.2.1 Karakteristik Bentuk Pemanfaatan Lahan ......................................108

6.2.2.2 Karakteristik Bangunan ..................................................................109

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

6.2.2.3 Karakteristik Permukiman ..............................................................110

6.2.2.4 Karakteristik Sirkulasi ....................................................................111

6.3 Perbandingan Pola dan Proses Transformasi Spasial

Koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro .....................................113

BAB VII KESIMPULAN ...........................................................................115

7.1 Sintesa Penelitian ..................................................................................115

7.2 Rekomendasi Praktis .............................................................................115

7.3 Studi Lanjutan .......................................................................................115

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................116

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbedaan dengan Penelitian-Penelitian terdahulu .................................. 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 27

Tabel 3.1 Kebutuahan Data Penelitian ................................................................... 39

Tabel 4.1 Kependudukan Kec. Jaten ...................................................................... 45

Tabel 4.2 Kependudukan Kecamatan Mojolaban .................................................. 45

Tabel 4.3 Fasilitas Pendidikan Kec. Jaten ............................................................. 46

Tabel 4.4 Fasilitas Pendidikan Kec. Mojolaban .................................................... 46

Tabel 4.5 Fasilitas Kesehatan Kec. Jaten ............................................................... 47

Tabel 4.6 Fasilitas Kesehatan Kec. Mojolaban ...................................................... 47

Tabel 4.7 Fasilitas Ekonomi Kec. Jaten ................................................................. 47

Tabel 4.8 Fasilitas Ekonomi Kec. Mojolaban ........................................................ 48

Tabel 4.9 Alat Transpotasi Kec. Jaten ................................................................... 48

Tabel 4.10 Alat Transportasi Kec. Mojolaban ....................................................... 48

Tabel 4.11 Jumlah Ruas Jalan Kec. Jaten .............................................................. 49

Tabel 4.12 Jumlah Ruas Jalan Kec. Mojolaban ..................................................... 49

Tabel 4.13 Kependudukan Kec. Kartosuro ............................................................ 54

Tabel 4.14 Fasilitas Pendidikan Kec. Kartosuro .................................................... 55

Tabel 4.15 Fasilitas Kesehatan Kec. Kartosuro ..................................................... 55

Tabel 4.16 Fasilitas Ekonomi Kec. Kartosuro ....................................................... 56

Tabel 4.17 Alat Transpotasi Kec. Kartosuro ......................................................... 56

Tabel 4.18 Jumlah Ruas Jalan Kec. Mojolaban ..................................................... 57

Tabel 5.1 Letak Administrasi Koridor Surakarta-Palur ......................................... 61

Tabel 5.2 Letak Administrasi Koridor Surakarta-Kartosuro ................................. 61

Tabel 5.3 Distribusi Penduduk Koridor Surakarta-Palur ....................................... 64

Tabel 5.4 Pertambahan Fasilitas Sosial Ekonomi Koridor Surakarta-

Palur....................................................................................................... 66

Tabel 5.5 Aktivitas Wilayah Koridor Surakarta-Palur .......................................... 67

Tabel 5.6 Luas Kawasan Koridor Surakarta-Palur ............................................... 69

Tabel 5.7 Sistem Transportasi Koridor Surakarta-Palur ........................................ 69

Tabel 5.8 Distribusi Penduduk Koridor Surakarta-Palur ....................................... 75

Tabel 5.9 Pertambahan Fasilitas Sosial Ekonomi Koridor Surakarta-

Palur....................................................................................................... 77

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 5.10 Aktivitas Wilayah Koridor Surakarta-Palur ........................................ 78

Tabel 5.11 Luas Kawasan Koridor Surakarta-Palur ............................................. 80

Tabel 5.12 Sistem Transportasi Koridor Surakarta-Palur ...................................... 81

Tabel 6.1 Intensitas Pemanfaatan Lahan Koridor Surakarta-Palur ........................ 87

Tabel 6.2 Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk Koridor Surakarta-

Palur Tahun 1990-2010 ......................................................................... 88

Tabel 6.3 Intensitas Pemanfaatan Lahan Koridor Surakarta-Kartosuro ................ 99

Tabel 6.4 Pertumbuhan Penduduk Koridor Surakarta-Kartosuro

Tahun 1990-2010 ................................................................................ 100

Tabel 6.5 Perbandingan Pola dan Proses Transformasi Spasial

Koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro .............................. 112

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Penelitian ..................................................................................... 8

Gambar 2.1 Perambatan Konsentris ...................................................................... 11

Gambar 2.2 Pertumbuhan Memanjang .................................................................. 11

Gambar 2.3 Perembetan Meloncat ......................................................................... 11

Gambar 2.4 Kerangka Teori .................................................................................. 31

Gambar 3.1 Kerangka Analisis .............................................................................. 37

Gambar 4.1 Penggunaan Lahan Kecamatan Jaten ................................................. 44

Gambar 4.2 Penggunaan Lahan Kecamatan Mojolaban ........................................ 44

Gambar 4.3 Penggunaan Lahan Kecamatan Kartosuro ......................................... 54

Gambar 5.1 Pengaruh Jalan Arteri Terhadap Wilayah Koridor ............................ 60

Gambar 5.2 Distribusi Penduduk Koridor Surakarta-Palur ................................... 65

Gambar 5.3 Fungsi Bangunan Koridor Surakarta-Palur ........................................ 68

Gambar 5.4 Pola Pergerakan Koridor Surakarta-Palur .......................................... 71

Gambar 5.5 Distribusi Penduduk Koridor Surakarta-Kartosuro............................ 76

Gambar 5.6 Fungsi Bangunan Koridor Surakarta-Kartosuro ................................ 70

Gambar 5.7 Pola Pergerakan Koridor Surakarta-Kartosuro .................................. 82

Gambar 6.1 Intensitas & Pertumbuhan Pemanfaatan Lahan Koridor

Surakarta-Palur ................................................................................. 87

Gambar 6.2 Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk ............................................ 88

Gambar 6.3 Perubahan Pemanfaatan Lahan 1990-1995 ........................................ 89

Gambar 6.5 Perubahan Pemanfaatan Lahan 2000-2005 ........................................ 90

Gambar 6.6 Perubahan Pemanfaatan Lahan 2005-2010 ........................................ 90

Gambar 6.7 Pola Transformasi Spasial Koridor Surakarta-Palur 1990-

1995 .................................................................................................. 93

Gambar 6.8 Pola Transformasi Spasial Koridor Surakarta-Palur 2000-

2005 .................................................................................................. 94

Gambar 6.9 Pola Transformasi Spasial Koridor Surakarta-Palur 1990-

2010 .................................................................................................. 95

Gambar 6.10 Karakteristik Bentuk Pemanfaatan Lahan ........................................ 97

Gambar 6.11 Karakteristik Bangunan.................................................................... 97

Gambar 6.12 Karakteristik Permukiman ............................................................... 98

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Gambar 6.13 Karakteristik Sirkulasi...................................................................... 99

Gambar 6.14 Intensitas Pemanfaatan Lahan Koridor Surakarta-

Kartosuro ........................................................................................ 100

Gambar 6.15 Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk Koridor

Surakarta-Kartosuro ........................................................................ 101

Gambar 6.16 Perubahan Pemanfaatan Lahan 1990-1995 .................................... 102

Gambar 6.17 Perubahan Pemanfaatan Lahan 1995-2000 .................................... 103

Gambar 6.18 Perubahan Pemanfaatan Lahan 2000-2005 .................................... 103

Gambar 6.19 Perubahan Pemanfaatan Lahan 2005-2010 .................................... 103

Gambar 6.20 Pola Transformasi Spasial Koridor Surakarta-Kartosuro

1990-1995 ....................................................................................... 105

Gambar 6.21 Pola Transformasi Spasial Koridor Surakarta-Kartosuro

2000-2005 ....................................................................................... 106

Gambar 6.22 Pola Transformasi Spasial Koridor Surakarta-Kartosuro

1990-2010 ....................................................................................... 107

Gambar 6.23 Karakteristik Bentuk Pemanfaatan Lahan ...................................... 108

Gambar 6.24 Karakteristik Bangunan.................................................................. 109

Gambar 6.25 Karakteristik Permukiman ............................................................. 111

Gambar 6.26 Karakteristik Sirkulasi.................................................................... 112

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR PETA

Peta 4.1 Kecamatan Jaten ...................................................................................... 50

Peta 4.2 Kecamatan Mojolaban ............................................................................. 51

Peta 4.3 Kecamatan Kartosuro ............................................................................... 58

Peta 4.4 Wilayah Penelitian ................................................................................... 59

Peta 5.1 Deliniasi Koridor Surakarta-Palur ........................................................... 62

Peta 5.2 Deliniasi Koridor Surakarta-Surakarta..................................................... 63

Peta 5.3 Koridor Surakarta-Palur 1990 .................................................................. 72

Peta 5.4 Koridor Surakarta-Palur 1995 ................................................................. 73

Peta 5.5 Koridor Surakarta-Palur 2000 .................................................................. 74

Peta 5.6 Koridor Surakarta-Palur 2005 .................................................................. 74

Peta 5.7 Koridor Surakarta-Palur 2010 .................................................................. 74

Peta 5.8 Koridor Surakarta-Kartosuro 1990 .......................................................... 83

Peta 5.9 Koridor Surakarta-Kartosuro 1995 .......................................................... 84

Peta 5.10 Koridor Surakarta-Kartosuro 2000 ........................................................ 85

Peta 5.11 Koridor Surakarta-Kartosuro 2005 ........................................................ 86

Peta 5.12 Koridor Surakarta-Kartosuro 2010 ........................................................ 86

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kota merupakan suatu wilayah yang mempunyai kriteria tertentu baik secara fisik

maupun non fisik, antara lain wilayah terbangun yang mendominasi serta keberadaan sarana

prasarana yang lebih baik bila dibandingkan dengan wilayah sekitarnya (Yunus, ).

Kelengkapan infrastruktur wilayah perkotaan menjadi daya tarik masyarakat yang awalnya

tinggal pada wilayah rural untuk berpindah ke kota (urbanisasi).

Dalam proses pembentukan sebuah kota, tahapan awal yang terbentuk adalah

wilayah pusat-pusat permukiman sederhana atau kawasan aktivitas baru yang memiliki

kemungkinan berkembang seperti halnya keberadaan sebuah pedesaan atau lokasi aktivitas

baru. Namun, dorongan pengembangan lokasi pusat kegiatan ini terus terjadi, dan mendasari

berkembangnya wilayah perkotaan yang lebih kompleks. Kebutuhan ekonomi masyarakat

tumbuh dengan di tunjang oleh kemudahan transportasi untuk di capai, kenyamanan untuk

orang-orang saling berkomunikasi dan secara geografis berada dalam posisi yang strategis.

Keunggulan inilah yang dapat mendorong kegiatan pemasaran, industri, administrasi, jasa,

budaya, kesenian, dan pertahanan berkembang di pusat permukiman dan lokasi aktivitas

tersebut sehingga terbentuklah suatu kawasan dengan fungsi tertentu (Golany ).

Golany ( ) juga menyebutkan bahwa “permukiman kemudian berkembang

menjadi sebuah kota karena kebutuhan manusia semakin berkembang, dan dalam upaya

memenuhi kebutuhan sosialnya ini maka manusia mengorganisasikan dirinya dengan alam

dan manusia lainnya sehingga tercapai sistem keteraturan yang dapat memenuhi tuntutan

kehidupannya”.

Sementara menurut Mumford ( ), sebelum kota menjadi tempat bermukim

yang tetap, tempat ini mulanya menjadi tempat pertemuan manusia yang akan selalu kembali

lagi secara periodik. Tentu hal ini di sebabkan karena keberadaan magnet utama dalam sebuah

kota yaitu tempat penyimpanan makanan. Selain sebagai tempat penyimpanan, Kota juga

merupakan tempat bertemu orang-orang untuk saling berkomunikasi dan meningkatkan

semangat. Berbagai keunggulan yang dimiliki kota akhirnya mendukung pembentukan kota

sebagai pusat perdagangan yang merupakan peran yang paling penting dari sebuah kota.

Menurut Giyarsih ( ), Kota merupakan pusat pertumbuhan bagi daerah

sekitarnya. Secara fungsional pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi konsentrasi kelompok

usaha atau cabang industri yang karena sifat hubungannya memiliki unsur-unsur kedinamisan

sehingga mampu menstimulasi kehidupan ekonomi baik ke dalam maupun ke luar (daerah

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

belakangnya). Sementara secara geografis, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi yang

banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of

attraction) yang menyebabkan berbagai macam usaha tertarik untuk berlokasi di situ dan

masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas ada di kota tersebut.

Cristaller, dalam Giyarsih ( )mengemukakan pertumbuhan kota di pengaruhi

salah satunya oleh spesialisasi dalam fungsi pelayanan perkotaan, sedangkan tingkat

permintaan akan pelayanan perkotaan oleh daerah sekitarnya akan menentukan kecepatan

pertumbuhan kota (tempat pemusatan) tersebut. Terdapat empat faktor yang menyebabkan

timbulnya pusat-pusat pelayanan yaitu: ( ) faktor lokasi ekonomi, ( ) faktor ketersediaan

sumberdaya, ( ) kekuatan aglomerasi, dan ( ) faktor investasi pemerintah. Menurut Mercado

( ) konsep pusat pertumbuhan diperkenalkan oleh Fancois Perroux ( ) yang

mendefinisikan pusat pertumbuhan sebagai “pusat dari pancaran gaya sentrifugal dan tarikan

gaya sentripetal”. Menurut Rondinelli ( ) dan Unwin ( ) dalam Mercado ( )

bahwa teori pusat pertumbuhan berkembang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan

kesejahteraan dengan melakukan investasi yang besar pada industri padat modal di pusat kota.

Teori pusat pertumbuhan juga ditopang oleh kepercayaan bahwa kekuatan pasar bebas

melengkapi kondisi terjadinya trickle down effect (dampak penetesan ke bawah) dan

menciptakan spread effect (dampak penyebaran) pertumbuhan ekonomi dari perkotaan ke

pedesaan.

Tumbuhnya suatu tempat menjadi perkotaan telah menciptakan daerah

permukiman yang demikian luas dan menyebabkan berkurangnya lahan pertanian. Kota-kota

terus memperluas batasnya dan merambah ruang-ruang terbuka sebagai upaya untuk

mendapatkan ruang untuk hidup. Daerah pinggiran kota secara terus menerus bertambah, dan

hasil pencatatan menggambarkan perubahan secara besar-besaran dan pertumbuhan yang

menakjubkan (Bollens & Schmadt, ). Namun demikian teori pusat pertumbuhan dinilai gagal

karena dampak penetesan ke bawah dan dampak penyebaran tidak terjadi. Selain itu, impuls

pertumbuhan di pusat tidak cukup menjangkau wilayah hinterland karena hanya untuk

melengkapi kepentingan hirarki kota (Mercado, ). Perluasan batas kota sebagai ekspresi

keruangan pertumbuhan kota merupakan fenomena yang memperlihatkan kegagalan konsep

pusat pertumbuhan.

Wilayah Peri Urban mangalami proses transformasi fisiko spasial dari bentuk-

bentuk kedesaan menjadi bentuk-bentuk kekotaan. Yunus ( ) mengemukakan ketiga

bentuk transformasi fisiko spasial tersebut adalah ( ) perkembangan konsentris (concentric

development); ( ) perkembangan memita (ribbon development) dan ( ) perkembangan lompat

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

katak (leapfrog development). Pola ini didasarkan pada perubahan yang merupakan

perwujudan transformasi fisiko spasila pada wilayah peri urban.

Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang mengalami pertumbuhan cukup

signifikan sepanjang dekade terakhir, Pertumbuhan ekonomi di Kota Surakarta yang di

dominasi pada sektor perdagangan secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan

kawasan yang secara langsung berbatasan dengan Kota Surakarta. Jumlah penduduk Kota

Surakarta mencapai . jiwa dengan kepadatan penduduk . /km . (BPS, )

Kota dengan luas km merupakan tempat tidak bagi hanya penduduk asli, namun juga

pendatang dan penghuni sementara (seperti mahasiswa) yang jumlahnya terus bertambah.

Palur merupakan wilayah peri urban Kota Surakarta di sebelah timur yang

dibatasi dengan Bengawan Solo. Kawasan ini terletak di wilayah kabupaten berbeda yaitu di

Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan Janten, Kabupaten

Karanganyar. Kawasan ini mewadahi beberapa aktivitas utama seperti pendidikan (UNSA dan

ASMI), perdagangan retail atau eceran (Palur Plaza, Luwes dan Mitra) serta industri. Terdapat

sebuah terminal bus antar kota sebagai titik penghubung antara Kota Surakarta dengan

Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sragen. Sehingga cukup penting bagi pertumbuhan

dan perkembangan ekonomi daerah Palur dan sekitarnya.

Kartosuro merupakan wilayah peri urban Kota Surakarta di sebelah barat, yang

mengalami proses perubahan penggunaan lahan terutama perubahan penggunaan lahan

pertanian. Alih fungsi lahan pertanian di Sukoharjo berupa sawah, ladang atau kebun menjadi

perumahan terjadi secara besar-besaran. Alih fungsi paling besar terjadi di Kecamatan

Kartasura. Sebelumnya lahan pertanian di Kartasura mencapai ribuan ha, kini turun jadi

ha (Kedaulatan Rakyat ) . Perubahan yang paling terlihat signifikan berada di koridor

yang menghubungkan Kota Surakarta dengan Yogyakarta dan Semarang yang melewati

wilayah Kartosuro.

Koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro merupakan dua koridor yang

menghubungkan pusat pertumbuhan dengan wilayah peri urbannya, perkembangan kedua

koridor ini antara lain ditunjukan oleh tingginya pertumbuhan penduduk, peningkatan

investasi, dan kontribusi sektor non agraris serta cepatnya proses alih fungsi lahan dari

pertanian ke non pertanian. Sebagai wilayah penghubung wilayah koridor mengalami proses

perubahan yang tinggi akibat luberan kegiatan-kegiatan perkotaan yang terus meningkat.

Secara fisikal wilayah ini dicirikan oleh perubahan penggunaan lahan pertanian, menjadi

industri komersial atau permukiman (McGee, ).

Fenomena pertumbuhan Kota Surakarta sebagai akibat perkembangan aktivitas

perkotaan telah mempengaruhi Wilayah Peri Urban sekitar Surakarta. Perkembangan yang

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terjadi di Koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro menunjukan transformasi fisiko

spasial yang signifikan. Pada perkembanganya transformasi ini dapat meluas dan akan

semakin sulit dikendalikan, hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan pemanfaatan lahan

pertanian menjadi lahan terbangun dengan fungsi-fungsi tertentu misalkan seperti

permukiman dan industri. Oleh karena itu, perlu dikenali karakteristik transformasi spasial

yang terjadi. Hal ini dapat manjadi masukan bagi upaya-upaya atau tindak perencanaan yang

akan dilakukan untuk mengelola Wilayah Peri Urban demi perkembangan wilayah Surakarta

Raya yang terintregasi.

Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah transformasi spasial koridor

Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian pertumbuhan wilayah Peri Urban

Kota Surakarta telah berkembang sangat pesat. Tanpa intervensi perencanaan yang matang,

transformasi akan terjadi tanpa terkendali. Oleh karena itu perlu dikenali karakteristik

transfomasi spasial sebagai pengendalian pembangunan yang berlebihan dan dapat

memberikan dampak baik negatif maupun positif.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah

. Mengidentifikasi pola transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-

Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Mengidentifikasi proses transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-

Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Membandingkan pola dan proses transformasi pada wilayah koridor Surakarta-Palur

dan Surakarta-Kartosuro.

Sasaran Penelitian

Sasaran dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

. Deliniasi wilayah koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro

. Teridentifikasinya pola distribusi penduduk karidor Surakarta-Palur dan Surakarta

Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta

. Teridentifikasinya aktivitas yang ada di wilayah koridor Surakarta-Palur dan

Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Teridentifikasinya pola pergerakan masyarakat dan sistem transportasi di koridor

Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota

Surakarta.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

. Teridentifikasinya pola perkembangan dan proses penggunaan lahan di koridor

Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota

Surakarta.

. Teridentifikasinya pola transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-

Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Teridentifikasinya Proses transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan

Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Perbandingan pola dan proses transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan

Surakarta-Kartosuro sebagai wilayah peri urban Kota Surakarta.

Keluaran Penelitian

. Keluaran dari penelitian ini yaitu Keluaran dari panelitian ini adalah karakteristik

transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro dilihat dari

segi pola dan proses transformasi.

. Perbandingan karakteristrik transformasi spasial antara koridor Surakarta-Palur dan

Surakarta-Kartosuro.

Urgensi/Manfaat Penelitian

Urgensi dari penelitian ini antara lain :

. Mengetahui pola transformasi yang terjadi di koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-

Kartosuro sebagai kunci dalam mengetahui karakteristik transformasi di kedua

koridor ini.

. Mengetahui proses transformasi di Koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro

dilihat dari berbagai faktor spasial.

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai :

. Dapat digunakan sebagai referensi dalam menentukan kebijakan pembangunan pada

bagian wilayah koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro.

. Dapat digunakan sebagai referensi pada penelitian dalam bidang perencanaan

wilayah dan kota terutama perencanaan koridor perkotaan.

Posisi Penelitian

Tabel . Perbedaan Dengan Penelitian-Penelitian Sebelumnya

Peneliti Judul Lokasi Metode Analisis Hasil Penelitian

Sutomo

( )

Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi

Perkembangan Fisikal Kawasan Koridor Antara

Purworejo-Sokaraja

Koridor

Purwokerto-

Sokaraja

Analisis Data

Primer

( ) Hasil penelitian tersebut adalah faktor eksternal

yakni kebijakan Pemekaran Kota Purwokerto

dan Sokaraja, kehadiran dan pandangan pendatang tentang kondisi lingkungan kawasan

koridor menunjukan hubungan positif dengan

luas perubahan lahan pertanian menjadi non

pertanian dan jumlah permukiman baru di

kawasan koridor.

( ) Faktor internal yaitu : ( ) tungkat pendapatan keluarga berkolerasi positif dengan kondisi

bangunan pokok rumah tinggal, ( ) persepsi

kepala keluarga tentang nilai lahan pertanian

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berkorelasi negatif dengan luas perubahan lahan pertanian menjadi non pertanian, ( )

aksesibilitas berkorelasi positif dengan luas

perubahan lahan pertanian menjadi non pertanian dan luas liputan bangunan pada

masing-masing mintakat. Pola perkembangan

keruangan bangunan non permukiman cenderung linier ditepi jalan raya dan intensitas

tertinggi pada mintakat . Pola perkembangan

bangunan permukiman cenderung mengelompok dibelakang kawasan non

permukiman dan intensitas tertinggi pada

mintakat .

Adika

( )

Perkembangan Wilayah

Pinggiran Kota

Metropolitas Surabaya dan Mobilitas Tenaga Kerja

Koridor

Surabaya-

Pasuruan

Analisis Data

Primer

( ) Perluasan pembangunan fisik/fungsi dari Kota

Surabaya ke Kabupaten Sidoharjo

mengakibatkan terjadinya perubahan struktur sosial, ekonomi, dan juga tata ruang.

( ) Perubahan spasial, sosial, dan ekonomi yang

terjadi di Wilayah Kabupaten Sidoharjo mengubah fenomena perdesaan menjadi

perkotaan.

Giyarsih,

Muta’ali , dan Widodo

( )

Peran Koridor Perkotaan

Terhadap Pembangunan Wilayah Perdesaan di

Koridor Joglosemar

Koridor

Joglosemar

Analisis Data

Primer

( ) Tingkat transformasi wilayah lebih tinggi pada

wilayah yang mempunyai tingkat aksesibilitas fisik wilayah tinggi.

( ) Proses transformasi wilayah merupakan

rentetan peristiwa yang panjang dan berkaitan satu dengan lainnya.

( ) Dampak transformasi wilayah terhadap sumberdaya lokal, ekonomi, sosial dan kultural.

Prakosa dan

Kurniawan

( )

Pengaruh Urbanisasi

Spasial Terhadap

Transformasi Wilayah Penggiran Kota Indonesia.

Pinggiran Kota

Yogyakarta

Analisis Data

Sekunder dan

Intrepetasi Citra Penginderaan

Jauh.

( ) Bahwa urbanisasi spasial yang terjadi diwilayah

pinggiran Kota Yogyakarta dapat dilihat dari

perkembangan lahan terbangun dan peningkatan ciri kekotaan.

( ) Perkembangan fungsi fasilitas pelayanan dan

struktur mata pencaharian merupakan variabel penentu perkembangan tingkat kekotaan di

wilayah pinggiran Kota Yogyakarta ditandai

dengan penurunan luas lahan pertanian dan peningkatan lahan terbangun.

Giyarsih

( )

Transformasi Wilayah di

Koridor Yogyakarta-Surakarta.

Koridor

Yogyakarta-Surakarta

Analisis Data

Sekunder dan Primer

( ) Bahwa semakin tinggi aksesibilitas suatu

wilayah maka semakin tinggi pula tingkat transformasi spasialnya.

( ) Tahapan-tahapan transformasi pada wilayah

penelitian berasosiasi dengan jaringan jalan dan pusat-pusat pertumbuhan.

( ) Transformasi wilayah yang terjadi di daerah

penelitian mempunyai dampak terhadap sumberdaya lahan yang mengakibatkan

penyusutan luas lahan pertanian, kenaikan

harga lahan, perubahan jenis tanaman pertanian ke arah tanaman yang tidak banyak tergantung

pada irigasi teknis, penurunan produktivitas

pertanian, perubahan orientasi penggunaan hasil pertanian ke arah lebih komersial, dan

penurunan keuntungan dalam penggunaan

lahan pertanian. ( ) Transformasi wilayah yang terjadi di daerah

penelitian mempunyai dampak terhadap aspek

ekonomi, sosial, kultural dan teknologi penduduk.

( ) Deliniasi daerah penelitian dengan

menggunakan pendekatan administratif masih mempunyai kelemahan.

( ) Adanya variasi spasial pola transformasi

wilayah, tahapan transformasi dan dampaknya.

Nour Eka

Jayanti

Transformasi Spasial

Koridor Surakarta-Palur dan

Surakarta-Kartosuro

Koridor

Surakarta-Palur

dan Surakarta-Kartosuro

Analisis Data

Sekunder dan

Primer

( ) Pola transformasi spasial koridor surakarta-

palur dan surakarta-kartosuro.

( ) Proses transformasi spasial koridor surakarta-palur dan surakarta-kartosuro.

( ) Perbandingan pola dan proses transformasi

spasial koridor surakarta-palur dan surakarta-kartosuro.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sistematika Penulisan

Laporan tugas akhir ini terdiri dari tujuh bab yaitu :

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini membahas tentang Latar Belakang, Rumusan masalah, Tujuan Penelitian

dan batasan, Kegunaan penelitian dan Siatematika Penulisan dokumen penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Pada bab ini berisikan teori-teori yang berhubungan dalam penulisan ini, tinjauan

pustaka yang berisi landasan teori antara lain teori Pertumbuhan Kota (urban sprawl),

Penggunaan Lahan Perkotaan, Wilayah Peri Urban, Transformasi Wilayah,

Transformasi Wilayah Peri Urban, Penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran

teoritis.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang variable penelitian dan deskripsi operasional variabel, jenis dan

sumber data, metode mengumpulkan data, serta metode analisis.

BAB IV : Karakteristik Kota Surakarta dan Tiga Kecamatan Peri Urban Kota

Surakarta

Bab ini berisikan mengenai gambaran karakteristik wilayah Kota Surakarta dan tiga

kecamatan yang merupakan wilayah yang berpotongan dengan koridor Surakarta-Palur

dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian dari wilayah peri urban Kota Surakarta.

BAB V : Deliniasi Wilayah

Berisi tentang deliniasi wilayah Koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro

sebagai wilayah penelitian.

BAB VI : Pembahasan Transformasi Spasial Koridor Surakarta-Palur dan

Surakarta-Kartosuro

Berisi tentang analisis pola dan proses transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan

Surakarta Kartosuro serta perbandingan pola dan proses transformasi spasial kedua

koridor.

BAB VII : Kesimpulan dan Penutup

Berisi tentang sintesa penelitian, rekomendasi praktis, serta studi lanjutan.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Alur Penelitian

Gambar . Alur Penelitian

Sasaran . Deliniasi wilayah koridor Surakarta-Palur dan Surakarta

Kartosuro . Teridentifikasinya pola distribusi penduduk karidor Surakarta-

Palur dan Surakarta Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta

. Teridentifikasinya aktivitas yang ada di wilayah koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Teridentifikasinya pola pergerakan masyarakat dan sistem transportasi di koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Teridentifikasinya pola perkembangan dan proses penggunaan lahan di koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Teridentifikasinya pola transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Teridentifikasinya Proses transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Perbandingan pola dan proses transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai wilayah peri urban Kota Surakarta.

Latar Belakang Pemusatan aktivitas perkotaan menyebabkan pertumbuhan kota, menjadikan kota mancakup wilayah sekitarnya sebagai wilayah perkotaan. Wilayah luar kota menjadi wilayah peri urban yang memiliki aktivitas perkotaan dan aktivitas perdesaan (dikatakan kotadesasi/ruurban). Palur menjadi salah satu wilayah yang menjadi bagian peri urban dari Kota Surakarta, pertumbuhan aktivitas terutama pada koridor yang menghubungkan palur dengan Kota Surakarta semakin berkembang dan

mulai mengalami transformasi spasial.

Tujuan . Mengidentifikasi pola transformasi spasial koridor

Surakarta-Palur & Surakarta-Kartosurosebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Mengidentifikasi proses transformasi spasial koridor Surakarta-Palur & Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Membandingkan pola dan proses transformasi pada wilayah koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro.

Rumusan Masalah Terjadinya transformasi spasial koridor Surakarta-

Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah Peri Urban Kota Surakarta. Tanpa intervensi perencanaan yang matang, transformasi akan terjadi tanpa terkendali. Oleh karena itu perlu dikenali karakteristik transfomasi spasial sebagai pengendalian pembangunan yang berlebihan dan dapat memberikan dampak baik negatif maupun positif.

Tinjauan Pustaka

Pertumbuhan Kota (urban sprawl)

Penggunaan Lahan Perkotaan

Wilayah Peri Urban

Transformasi Wilayah

Transformasi Wilayah Peri Urban

Proses transformasi spasial koridor Surakarta-Palur sebagai bagian wilayah Peri Urban Kota Surakarta.

Pola transformasi spasial koridor

Surakarta-Palur sebagai bagian wilayah Peri Urban Kota Surakarta

Perbandingan pola dan proses transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian dari wilayah

peri urban Kota Surakarta.

Variabel Proses

Transformasi

. Karakteristik bentuk

pemanfaatan lahan

. Karakteristik bangunan

. Karakteristik

permukiman

. Karakteristik sirkulasi

Variabel Pola

Transformasi

. Intensitas pemanfaatan

lahan

. Kepadatan penduduk

. Kecanderungan

perubahan pemanfaatn

lahan

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB

TINJAUAN PUSTAKA TRANSFORMASI SPASIAL WILAYAH PERI URBAN

Dalam bab ini diulas tentang tulisan-tulisan yang berkaitan dengan tema

penelitian, yang dimaksud dengan tulisan-tulisan adalah tulisan yang berupa buku teks dan

hasil-hasil penelitian. Tulisan yang berasal dari buku teks bertujuan untuk memperoleh teori,

konsep, dan dalil yang relevan dengan tema penelitian. Sementara itu tulisan yang bersumber

dari hasil-hasil penelitian digunakan untuk memperoleh fakta empiris. Uraian berikut

mengulas tulisan-tulisan tersebut beserta argumentasi yang mendasari mengapa tulisan

tersebut digunakan dalam penelitian ini.

. Teori Pertumbuhan Wilayah

Pertumbuhan wilayah peri urban merupakan bagian dari fenomena pertumbuhan

wilayah, sub bab ini menjelaskan bentuk dan faktor pertumbuhan wilayah.

Russwurn ( ) menggolongkan ekspresi keruangan (spatial expreions) dari

kenampakan kekotaan menjadi kenampakan utama dan kenampakan kombinasi. Dengan

demikian, ada macam ekspresi keruangan kenampakan kota yang dikemukakannya, yaitu :

. Bentuk Konsentris (uni nodal/concentric)

. Bentuk Simpul Multi (constellation/multi nodal)

. Bentuk Memanjang (Linear)

. Bentuk Terserak (Dispersed)

. Bentuk Konsentris Bersimpul Multi

. Bentuk konsentris memanjang

. Bentuk Konsentris Terserak

. Bentuk Mamanjang Bersimpul Multi

. Bentuk Bersimpul Multi Terserak

. Bentuk Linear Terserak

Pertumbuhan kota (perembetan kenampakan kota/urban sprawl) mempunyai

ekspresi yang bervariasi. Ekspresi keruangan ini sebagian terjadi melalui proses-proses

tertentu yang dipengaruhi faktor-faktor fisik dan non fisik. Faktor fisik berkaitan dengan

keadaan topografi struktur geologi, geomorfologi, perairan dan tanah. Faktor-faktor non fisik

antara lain kegiatan penduduk (politik, sosial, budaya, teknologi) urbanisasi, peningkatan

kebutuhan akan ruang, peningkatan jumlah penduduk, perencanaan tata ruang, zoning,

peraturan-peraturan pemerintah tentang bangunan dan lain sebagainya. Peranan aksesibilitas,

prasarana transportasi, sarana transportasi, pendirian fungsi-fungsi besar (antara lain industri-

industri, perumahan, dan lain sebagainya) mempunyai peranan yang besar pula dalam

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

membentuk variasi ekspresi keruangan kenampakan kota. Pembentukan kompleks perumahan

dapat diprakarsai oleh pemerintah (kompleks perumahan karyawan) atau dapat kompleks

perumahan yang diperdagangkan. Dalam hal ini peranan “developers” sangat besar dalam

mewarnai ekspresi keruangan kota.

Untuk kota-kota di Canada, menurut Russwurm ( ) terdapat buah faktor

utama yang berpengaruh terhadapa ekspresi keruangan kenampakan kota yaitu :

. Pertumbuhan penduduk (population growth)

. Persaingan memperoleh lahan

. Hak-hak pemalikan lahan (property rights)

. Kegiatan developers (developers activities)

. Perencanaan (planning controls)

. Perkembangan teknologi (technological development)

. Lingkungan fisik (phisical environment)

Sementara itu, interaksi antara faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

kota akan menciptakan simpul-simpul pertumbuhan yang mengatur aliran orang, barang

maupun informasi. Pusat-pusat pertumbuhan (nodes/simpul) tersebut yang menyolok antara

lain :

. Pusat kota (down town)

. Pusat perbelanjaan (shopping centers)

. Daerah industri (industrial areas)

. Daerah perkantoran / kelembagaan (institusioanl areas)

. Daerah permukiman elit (prestige residential areas)

. Konsentrasi apartemen (apartemens consentrations)

. Daerah terbuka untuk bersenang-senang misalnya : taman kota, camping ground,

olahraga dan lain sebagainya (open-space leisure areas)

Pertumbuhan kota secera spasial dapat digambarkan sebagai berikut yaitu :

. Pertumbuhan Konsentris (Concentric Development)

Tipe pertama ini oleh Harvey Clark ( ) disebut sebagai “lowdensity, continous

development” dan oleh Wallace ( ) disebut “concentric development”. Jadi ini

merupakan jenis perembetan areal kekotaan yang paling lambat. Perembetan berjalan

perlahan-lahan terbatas pada semua bagian-bagian luar kenampakan fisik kota.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar. .

Perembetan Konsentris

. Pertumbuhan Memanjang (Ribbon Development)

Tipe ini menunjukan ke tidak merataan perembetan areal kekotaan di semua

bagian sisi-sisi luar dari daerah kota utama. Perembetan paling cepat terlihat di sepanjang

jalur transportasi yang ada, khususnya yang bersifat menjari (radial) dari pusat kota. Daerah di

sepanjang rute transportasi utama merupakan tekanan paling berat dari perkembangan.

Gambar .

Perembetan Linear

. Pertumbuhan Meloncat (Leap Frog Development)

Tipe perkembangan ini oleh kebanyakan pakar lingkungan dianggap paling

merugikan, tidak efisien dalam arti ekonomi, tidak memiliki estetika dan tidak menarik.

Perkembangan lahan kekotaanya terjadi berpencaran seraca sparadis dan tumbuh ditengah-

tengah lahan pertanian. Keadaan ini sangat menyulitkan pemerintah kota untuk membangun

prasarana-prasarana fasilitas kebutuhan hidup sehari-hari.

Gambar .

Perembetan Meloncat

Wilayah Peri Urban

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Wilayah Peri Urban merupakan wilayah yang multi dimensi, ciri khas wilayah ini

sangat istimewa yang tidak dimiliki wilayah lain yaitu dalam hal keterkaitan yang begitu

besar dengan aspek kehidupan kota maupun desa yang tercipta secara simultan. Karena lokasi

WPU berada di antara wilayah desa di satu sisi dan wilayah kota disisi lain sehingga sangat

wajar apabila WPU mempunyai karakter hibrida antar sifat kekotaan dan sifat kedesaan,

peranan WPU dalam mempengaruhi kehidupan kekotaan dan kehidupan kedesaan baik masa

sekarang dan terlebih lagi pada masa yang akan datang.

. Konsepsi Wilayah Peri Urban

Peri urban di maknakan sebagai wilayah sekitar kota dan pedesaan yang

berdimensi multi. WPU di dasarkan pada istilah pedesaan maupun kekotaan dari segi fisik

morfologi yang diindikasikan oleh bentuk pemanfaatan lahan non-agraris versus penggunaan

lahan agraris. WPU berada di mana di dalamnya terdapat pencampuran untuk pemanfaatan

lahan agraris dan non agraris disisi lain. Keberadaan bentuk pemanfaatan lahan non agraris

mengisyaratkan adalanya penjalaran lahan kekotaan ke arah luar dan makin dekat jarak ke

lahan kekotaan terbangun utama, maka makin intensif perkembangan kenampakan fisikal

kekotaanya dan demikian pula sebaliknya, makin jauh akan makin berkurang intensitas

perkembangan kenampakan fisikal kekotaanya.

Kenampakan fisikal morfologi kekotaan juga terus terjadi sejalan dengan

pertambahan jumlah penduduk kota dan kegiatannya. Pertambahan jumlah penduduk kota

selalu diikuti oleh pertambahan tuntutan akan ruang untuk tempat tinggal dan demikian pula

dengan adanya pertambahan volume dan frekuensi kegiatan yang ada juga akan diikuti oleh

pertambahan tuntutan akan ruang untuk mengakomodasi kegiatan-kegiatan baru. Oleh karena

ruang terbuka yang ada dibagian dalam kota semakin menyusut, maka tidak semua

pertambahan tuntutan akan ruang baik permukiman maupun kegiatan lain dapat

diakomodasikan, sehingga penambahan permukiman maupun kegiatan dilaksanakan di luar

lahan kekotaan terbangun, atau di lahan-lahan terbuka yang masih berupa lahan-lahan

pertanian. Disinilah latar belakang terjadinya perembetan kenampakan fisikal kekotaan ke

arah luar terjadi atau dikenal dengan istilah urban sprawl. Proses ini mengakibatkan

bertambah luasnya lahan kekotaan terbangun (urban built up land) dan dari sinilah WPU pada

umunya dikenali.

Yunus ( ) mengemukakan konsep WPU khususnya dalam menyoroti

keberadaan jalur wilayah yang mengetarai Zobikot (urban fringe) dan Zobides (Rural

Fringe). Oleh karena batas zobikot dan zobides diyakini bukan merupakan suatu garis batas

yang jelas dan lebih merupakan jalur wilayah, maka perlu di kemukakan spsifikasi yang lebih

detail tentang hal ini. Batasan lahan kekotaan dan lahan kedesaan sifatnya sangat

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sementara sekali dan akan mengalami perubahan yang sangat cepat, karena perubahan yang

terjadi di WPU sangat dinamis, sehingga identifikasi jalur wilayah yang sifatnya lebih lama

dipertahankan perlu dikemukakan. Untuk maksud tersebut perlu dikemukakan jalur yang

mempunyai rentangan nilai tertentu agar lebih mendalam dalam mengenali urbanisasi

(perubahan lahan kedesaan menjadi lahan kekotaan). Batas antara zobikot dan zobides dapat

dibagi ke dalam dua subzona lagi walaupun nuansanya lebih kecil. Secara garis besar dapat

dikemukakan bahwa zobides maupun zobikot ditandai oleh proporsi yang mencolok

perbedaannya antara lahan kekotaan dan lahan kedesaan.

. . Delimitasi Wilayah Peri Urban

Kota-kota yang perkembangan fisikalnya di dominasi oleh perkembangan

konsentris, maka sebaran dari zobikot, zobikodes, zobidekot dan zobides, akan membentuk

suatu sebaran konsentris ideal dengan gradasi proporsi kenampakan kekotaan atau kedesaan

yang relatif ideal. Namun demikian, hal ini sangatlah jarang terjadi, karena perkembangan

kota dipengaruhi oleh banyak variabel dan semakin besar kotanya makin banyak variabel

serta makin komplek sifatnya. Hal inilah yang mendasari kenyataan bahwa perkembangan

kota sangat jarang diwarnai oleh hanya satu bentuk perkembangan fisikal, namun merupakan

gabungan dari ketiga perkembangan fisikal kota tersebut. Dengan demikian akan makin

rumitlah upaya pengenalan batas-batas masing-masing sub zona yang terbentuk. Apabila

pengenalan sebaran spasial subzona hanya di dasarkan pada proporsi kenampakan fisikal

kekotaan dan kedesaan, maka hal ini dapat dilaksanakan denagan lebih mudah ketimbang

dengan mendasarkan delimitasi atas dasar atribut non-fisikal lainnya seperti telah disinggung

pada bagian depan.

Pada bagian ini hanya akan dibahas tentang delimitasi subzona WPU yang dapat

dilakukan atas dasar kenampakan fisikal kekotaan maupun kedesaannya. Hasil yang diperoleh

akan menunjukan sebaran spasial masing-masinh subzona. Sementara itu, untuk delimitasi

subzona WPU bardasarkan atribut non-fisikal yang sangat kompleks akan dikemukakan pada

kesempatan lain. Secara garis besar ada metode pendekatan yang dapat dimanfaatkan untuk

delimitas subzona WPU, yaitu ( ) pendekatan adminstrasi, ( ) pendekatan fisikal, dan ( )

pendekatan sistem sel.

Apabila dilihat sebagai bagian dari pertumbuhan kota, Wilayah Peri Urban

merupakan daerah pinggiran kota. Konsep daerah pinggiran kota yang dikemukaan oleh

pryor, (dalam Yunus, ) masih terdapat hal-hal yang membingungkan, khususnya

pada daerah-daerah yang proporsi penggunaan lahan kekotaannya seimban dengan proporsi

penggunan lahan kedesaan. D dalam model tersebut batas antara urban fringe dengan rural

fringe berada pada garis diametral antara kedua subzone tersebut, dan perlu diingat, bahwa

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

batasan tersebut bukan hanya berwujud garis, tetapi sebagai zona juga. Berkaitan dengan hali

itu, pakar lain yaitu Yunus ( ) menmbah zona baru untuk diferensiasi subzona pada

daerah yang terletak diantara urban frnge dengan rural fringe, sehingga secara berturut-turut

pembagian subzone tersebut menjadi ( ) urabn area, ( ) urban fringe, ( )ur-ral fringe, ( )

rur-ban fringe, ( ) rural fringe, dan ( ) rural area.

Berdasarkan model di atas dapat dirinci sebagai berikut.

(a) Urban area adalah daerah yang penggunaan lahannya berorientasi

kekotaan, dalam hal ini adalah areal yang berada di sebelah garis vertical titikD

kea rah kiri.

(b) Urban fringe area adalah daerah yang sebagian besar penggunaan lahannya di

dominasi oleh bentuk-bentuk penggunan lahan kekotaan lebih dari

penggunan lahanya berupa urban land use dan kurang dari penggunan

lahannya berupa rural land use. Area ini terletak di antara garis diagonal di

sebalah kanan titik B – titik pada garis horizontal – titik perpotonga antara

titik dan pada garis horizontal.

(c) Ur-ral fringe adalah subzone dengan penggunaan lahan sembang antara untuk

lahan berorientasi kekotaan dan kedesaan, dengan kisaran - , tetapi

penggunan lahan kekotaan sedikit lebih tinggi dari pada penggunaan lahan

kedesaan. Areal ini terentang diantara garis diagonal sebelah kanan titi B – garis

diagonal sebelah kiri C atau rentang antara garis batas urban-fringe dan rural

fringe.

(d) Rur-ban frige adalah subzone dengan penggunaan lahan seimbang antara untuk

lahan berorientasi kekotaan dan kedesaan, dengan kisaran - , area ini

terentang diantara garis diagonal sebelah kanan titik B- garis diagonal sebelah kiri

titik C atau rentang antara garis batas urban-fringe dan rural fringe adalah

subzone dengan penggunaan lahan seimbang antara untuk lahan berorientasi

kekotaan dan kedesaan, dengan kisaran - , tetapi penggunaan lahan

kedesaan sedikit lebih tinggi dari pada penggunan lahan kekotaan. Areal ini

diantara garis diagonal sebelah kana titik B- garis diagonal sebelah kiri titik C

atau rentang antara garis batas urban-fringe dan rural fringe.

(e) Rural fringe merupakan subzona dengan pengunaan lahan kedesaan lebih dari

. Areal ini terentang diantara garis diagonal sebelah kiri titik C- titik pada

garis horizontal titik potong diantara titik dan pada garis horizontal.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(f) Rural area adalah daerah yang penggunaan lahannya berorientasi

kedesaan/agraris. Areal ini berada di luar garis vertical antara titik dan titik E

ke arah kanan.

Yunus ( ) dalam penelitiannya di pinggiran kota Yogyakarta juga mengulas

tentang peran jaringan jalan dalam mempengaruhi struktur kekurangan daerah pinggiran

kota. Pakar ini juga membahas keterkaitan antara perubahan pemanfaatan lahan dengan

lokasinya terhadap pusat kota. Penelitian ini lebih ditekankan pada pembahasan yang

mengkaitkan antara lokasi desa terhadap jaringan jalan dengan intensitas trasformasi wilayah.

Transformasi Wilayah

Istilah trasformasi merujuk pada suatu proses pergantian (peradaban) ciri-ciri

tertentu dalam satuan waktu tertentu. Proses ini mengandung tiga unsur penting. Pertama,

perbedaan merupakan aspek yang sangat penting dalam proses trasformasi karena dengan

perbedaanlah dapat terlihat perwujudan dari sebuah proses trasformasi. Kedua, konsep ciri

atau identitas yang merupakan acuan didalam suatu proses trasformasi, baik cirri sosial,

ekonomi, atau ciri penampilan sesatu. Ketiga, proses trasformasi selalu bersifat historis yang

terkait pada satuan waktu yang berbeda. Oleh karena itu, trasformasi selalu menyangkut

perubahan masyarakat dari suatu masyarakat yang lebih sederhana k masyarakat yang lebih

modern dalam waktu yang berbeda (Abdullah, )

Dalam tulisannya Abdullah ( ) hanya menybutkan bahwa dalam proses

trasformasi selalu menyangkut perubahan masyarakat dari suatu masyarakat yang lebih

sederhana ke masyarakat yang lebih modern dalam satuan waktu yang berbeda. Pakar tersebut

tidak pernah mengungkapkan variable-variable apa saja yang dapat digunakan untuk

mengukur perubahan tersebut. Dalam penelitian ini digunakan beberapa variable yang dapat

merepresentasikan perubahan dari sifat kedesaan ke sifat kekotaan.

Teori tentang trasformasi masyarakat yang dikemukaan oleh Abdullah ( )

yang menyatakan bahwa trasformasi selalu menyangkut perubahan masyarakat dari suatu

masyarakat yang lebih sederhana ke masyarakat yang lebih modern dalam satuan waktu yang

berbeda digunakan untuk memahami dampak trasformasi wilayah terhadap kondisi social,

ekonomi, cultural, dan teknologi. Dalam penelitian ini variable-variable yang di gunakan

untuk mengukur dampak trasformasi wilayah terhadap berbagai aspek kehidupan tersebut

didasarkan pemahaman terdapatnya perubahan keadaan/karakteristik yang semula bersifat

kurang modern ke keadaan/ karekteristik yang bersifat lebih modern.

Trasformasi wilayah merupakan representasi dari perkembangan wilayah yang

digambarkan sebagai suatu proses perubahan dan pergeseran karakteristik dari komponen

wilayah dalam kurun waktu tertentu sebagai akibat dari hubungan timbale balik antar

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

komponen wilayah tersebut. Dengan demikian trasformasi wilayah ini meliputi variabel-

variabel yang bersifat multi dimensiaonal.

Sejarah perekonomian memperlihatkan terjadinya pergeseran stuktur dan system

ekonomi suatu Negara yang mengalami pembangunan, dari sifat agraris tradisional menjadi

industri modern yang ditandai oleh : ( ) sumbangan sektor pertanian secara relatif akan

merosot dan sektor lain semakin besar perananya dalam produksi nasianal, ( ) presentase

pekerja sector pertanian semakin kecil dan sebaliknya presentase yang bekerja di sektor non

pertanian akan semakin besar, dan ( ) sifat produksi di semua bidang akan berubah sifatnya

yaitu menjadi lebih bersifat industrial.

Studi yang dilakukan oleh Firman ( ) mennjukkan bahwa dalam kurun waktu

tahun terakhir kota-kota di koridor Jakarta-Cirebon-Semarang, Jakarta-Bandung,

Semarang-Yogyakarta, dan Surabaya-Malang telah mengalami perkembangan penduduk

perkotaan sebagai bagian tahapan trsformasi wilayah yang pesat. Dharmapatni ( ) dan

Firman ( ) mengungkapkan bahwa Jabotabek dan metropolitan Bandung telah

membentuk koridor yang nyaris bersatu dalam matra ekonomi.

Faktor yang sangat berpengaruh ikut memesatkan perkembangan di koridor yang

menghubungkan kota-kota besar di atas adalah adanya proses urbanisasi yang berkaitan erat

dengan perkembangan investasi di bidang industri manufaktur (Douglass, ). Secara

factual hal ini dicirikan oleh berlangsungnya interaksi kegiatan yang erat antara pusat kota

utama dengan kota-kota lain dan wilayah pengaruhnya.

Wilayah megaurban Jabotabek dan Bandung Raya merupakan wilayah yang

tumbuh pesat dan memiliki system ekonomi yang saling berkaitan dengan pertumbuhan social

ekonomi yang terintegrasi. Pertumbuhan ekonomi di kedua kota Jakarta dan Bandung secara

ekternal telah ikut merangsang wilayah di sekitarnya tumbuh pesat dan menjadi suatu

kawasan yang berkaitan satu dengan yang lainnya.

Hasil penelitian firman ( ) tentang mega urban yang mengungkapkan bahwa

proses terbentuknya mega urban Jakarta-Bandung diawali oleh dua kota yang terhubungkan

jalur trasportasi yang efektif. Prtumbuhan internal di kedua kota ini memunculkan proses

pengkotaan daerah-daerah sekitarnya terutama di jalur transportasi. Teori ini digunakan untuk

memehami tahapan trasformasi wulayah.

Urbanisasi mempunyai pengertian yang sangat luas. Urbanisasi menyangkut

perubahan-perubahan sesuatu menjadi lebih bersifat kekotaan. Dalam hal ini urbanisasi tidak

hanya mencangkup perubahan dalam dimensi fisikal yang ditunjukan oleh gejala konversi

lahan pertanian k non pertanian saja namun juga mencangkup dimensi-dimensi yang lain.

Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Bryant, Russwurm, dan McLellan ( ) yang

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menyatakan bahwa urbanisasi mencangkup pula infiltrasi unsur kekotaan ke daerah pinggiran

kota. Pakar lain yaitu Sinha ( ) mengungkapkan ada tiga komponen urbanisasi yaitu : ( )

transformasi dalam dimensi ekonomi, ( ) transformasi dalam dimensi keruangan , dan ( )

transformasi dalam dimensi social. Lebih lanjut Yunus ( ) menyebutkan bahwa

transformasi ekonomi yang merupakan aktualisasi dari urbanisasi dalam dimensi ekonomi

dapat terlihat pada sistem ekonomi perdesaan yang berotoritas pertanian menjadi sistem

ekonomi non pertanian dan manufaktur. Trasformasi keruangan ditunjukan oleh adanya

perluasan kenampakan fisikal kokotan, dan trasformasi sosial terjadi karena adanya perubahan

perilaku penduduk dari perilaku kedesaan (paguyuban) menjadi perilaku

kekotaan/patembayan.

Baik sinha ( ) maupun Yunus ( ) teah menyebutkan adanya tiga macam

trasformasi tersebut tanpa menyebutkan variable-variabel apa saja yang dapat diggunakan

untuk mengukur ketiga jenis trasnformasi tersebut. Dalam penelitian ini, dampak trasnformasi

wilayah terhadap sumber daya lahan, ekonomi, sosial, kultural, dan teknologi diukur dari

beberapa variable di tingkat rumah tangga.

. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Trasnformasi Wilayah

Penekanan kota tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhiya.

Demikian pula halnya dengan pola trasnformasi wilayah yang terjadi di suatu wilayah juga

tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Salah satu pakar yaitu Sargent ( ) telah menemukan lima kekuatan yang

menyebabkan terjadinya pemekaran kota secara fisikal yaitu : ( ) peningkatan jumlah

penduduk, ( ) peningkatan kesejahterahan penduduk, ( ) peningkatan pelayanan trasnformasi,

( ) adanya gejala penurunan peranan peran pusat kota sebagai pusat kegiatan, dan ( )

pebingkatan peranan para pembangunan (developerasi). Sergeant ( ) sendiri tedak pernah

menyebutkan bahwa ketersediaan fasilitas sosial ekonomi juga merupakan variable yang turut

mempengaruhi terjadinya pemekaran kota secara fisikal. Dalam penelitian ini digunakan

variable ketersediaan fasititas sosial ekonomi sebagai salah satu variable yang mempegaruhi

tingka trasformasi wilayah.

Teori ini digunakan untuk memehami komponen-komponen yang menyusun

trasnformasi wilayah yang di antaranya direpsesentasikan oleh variable kepadatan dan

pertumbuhan penduduk. Komponen penyusun trasnformasi wilayah ini selanjutnya berguna

untuk memahami pola trasnformasi wilayah.

Pakar lain yakni Sundaram dan Rio ( ) menyatakan adanya empat faktor yang

mempengaruhi perkembangan lahan kekotaan di daerah pinggiran kota, yaitu : ( ) adanya

jalur transportasi yang memadai., ( ) proksimitas dengan pusat kegiatan, ( ) preferensi

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penduduk mupun fungsi-fungsi kekotaan untuk memilih lokasi di daerah pinggiran kota, dan

( ) ketersediaan lahan yang masih leluasa di pinggiran kota. Seperti halnya dengan Sergeant,

Sundaram, dan Rio ( ) juga tidak pernah menyebutkan variable ketersediaan fasilitas

sosial ekonomi sebagai salah satu variable yang mempengaruhi perkembangan lahan kekotaan

di daerah pinggiran kota.

Ahli lain yaitu Lee ( ) yang melakukan penelitian tentang proses perubahan

pemanfaatan lahan di daerah pinggiran kota telah menemukan faktor yang mempengaruhi

proses perubahan pemanfaatan lahan di daerah pinggiran kota yaitu : ( ) karakteristik fisikal

dari lahan, ( ) peraturan-peraturan mengenai pemanfatan lahan, ( ) karakteristik personal

pemilik lahan, ( ) banyak sedikitnya utilitas umum, ( ) derajat aksesibilitas lahan, dan ( )

inisiatif para pembangun.

Lebih jauh Yunus ( ) menjelaskan bahwa :

Keberadaan utilitas umum yang memberikan kemudahan bagi aspek-aspek

kehidupan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap proses perubahan pemanfaatan lahan.

Daerah-daerah yang mempunyai utilitas umum yang lengkap akan lebih mendorong

terjadinya proses perubahan pemanfaatan lahan dari pada daerah yang mempunyai utilitas

umum yang sangat terbatas (Yunus, )

Yunus ( ) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa yang dikemukakan

oleh Lee ( ) tersebut juga mempunyai kesejajaran dengan temuan yang dilakukan dalam

penelitian Beaujeu-Garnier dan Chabot, : Goodall, : Murphy, : dan Short,

(dalam Yunus, ).

Lee ( ) sendiri tidak pernah menyebutkan bahwa variable kepadatan dan

pertumbuhan penduduk juga merupakan variable yang turut mempengaruhi proses perubahan

pemanfaatan lahan di daerah pinggiran kota. Teori ini digunakan dalam penelitian ini untuk

memahami komponen-komponen penyusun transformasi wilayah dan salah satu di antaranya

menggunakan variable ketersediaan fasilitas sosial ekonomi. Teori ini juga untuk

membuktikan apakah aksesibilitas fisik wilayah yang direpserentasikan dengan jarak desa

terhadap jalan mempunyai pengaruh terhadap transformasi wilayah.

Penelitian lain yaitu Prakoso dan Kurniawan ( ) juga menemukan bahwa

perkembangan fungsi fasilitas pelayanan dan struktur mata pencaharian merupakan variable

penentu perkembangan tingkat kekotaan di wilayah pinggiran kota Yogyakarta. Dinamika

perubahan penggunaan lahan yang terjadi di wilayah pinggiran kota Yogjakarta ditandai

dengan penurunan luas lahan pertanian dan peningkatan lahan terbangun. Laju konversi lahan

pertanian menjadi lahan non pertanian di wilayah pinggian kota Yogyakarta mencapai

konversi sebesar % per tahun. Besarnya laju konversi lahan pertanian tersebut

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

disebabkan oleh tingginya tekanan penduduk terhadap lahan pertanian, terutama desakan

kebutuhan untuk lahan permukiman.

Prakosa dan Kurniawan ( ) tidak pernah menyebutkan bahwa ketersediaan

fasilitas sosial ekonomi sebagai salah satu variable yang dapat menengarai sifat kekotaan

suatu wilayah. Hasil penelitian ini digunakan untuk memahami komponen-komponen penentu

transformasi wilayah yang direpresentasikan oleh variable ketersediaan fasilitas sosial

ekonomi dan persentase KK non petani.

Peneliti lain yaitu Baiquni ( ) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mendorong transformasi wilayah adalah : ( ) pertumbuhan ekonomi yang mendorong

perkembangan spasial di pusat kota bahkan meluber melewati batas administrasi kota

berkembang di wilayah pinggiran kota, ( ) perluasan permukiman di pinggiran kota, ( )

pertumbuhan penduduk dan kegiatan di kota-kota kecil (kecamatan dan kabupaten) yang

berdekatan hingga menimbulkan perkembangan koridor yang akhirnya bergabung, ( )

perkembangan intrastuktur dan jaringan jalan di pinggiran kota yang mendorong pertumbuhan

baru di sepanjang akses tersebut sehingga menjadi wilayah perluasan kota

Baiquni ( ) tidak pernah menyebutkan bahwa struktur mata pencaharian

penduduk merupakan salah satu variabel yang mendorong tahapan transformasi wilayah.

Hasil penelitian ini di gunakan untuk memahami komponen-komponen penyusun

trasnformasi wilayah yang diwakili oleh variabel presentase lahan terbangun, pertumbuhan

penduduk, dan ketersediaan fasilitas spsial ekonomi. Dalam hal ini perluasan permukiman

dipahami sebagai salah satu faktor terhadap peningkatan jumlah lahan terbangun.

Selain beberapa hal diatas sistem transportasi juga dapat mempengaruhi adanya

transformasi suatu wilayah. Menurut Taffe, Morrill dan Gould, (dalam Whynne-

Hammond, , dalam Giyarsih ) kebanyakan jaringan transportasi tidak dibangun

secara keseluruhan, maksudnya jaringan transportasi ini selalu berkembang secara gradual

dan bertahap dari waktu ke waktu.

. . Tahapan-Tahapan Transformasi Wilayah

Tahapan-tahapan transformasi wilayah yang dimaksud dalam penelitian adalah

hal yang berkaitan dengan tahapan-tahapan perubahan sifat kedesaan ke sifat kekotaan.

Bentuk dan pola sebaran perubahan sifat kedesaan ke sifat kekotaan yang ada pada saat ini

merupakan produk dari suatu proses perubahan yang telah dan sedang berjalan dari masa

lampau.

Urbanisasi dalam tinjauan non fisikal merupakan berubahnya keseluruhan dimensi

kehidupan manusia (perilaku ekonami, sosial, budaya, politik, teknologi) dari sifat kedesaan

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menjadi bersifat kekotaan. Perubahan-perubahan non fisik ini juga selalu terkait dengan

perubahan fisik baik lamban maupun cepat.

Salah satu pakar yaitu Russwurm ( ) menyebutkan bahwa urbanisasi dapat

diartikan sebagai suatu proses infiltrasi nilai-nilai kekotaan ke dalam system kehidupan yang

ada di daerah perdesaan. Lebih jauh Yunus ( ) manyatakan bahwa :

Makin majunya teknologi informasi dan komunikasi, perubahan sifat kedesaan

menjadi sifat kekotaan dalam artian non fisik akan mempunyai jarak jangkau lebih jauh

ketimbang penjalaran kenampakan fisik kekotaan di daerah pinggiran kota.(Yunus, )

Pakar lainnya yaitu McGee ( ) mengungkapkan bahwa proses urbanisasi

perdesaan ini terjadi di wilayah yang mempunyai tingkat perkembangan ekonomi yang

diiringi dengan perkembangan sarana trasportasi serta sarana dan prasarana sosial ekonomi.

Proses urbanisasi perdesaan atau kotadesasi, merupakan proses integrasi progresif ekonomi

perkotaan ke dalam ekonomi perdesaan yang desrtai social sebagai masyarakat agraris

perdesaan menjadi masyarakat semi perkotaan.

McGee ( ) hanya menyebutkan adanya perubahan sosial sebagai akibat proses

urbanisasi perdesaan. Ahli ini tidak pernah menyatakan perubahan ekonomi, perubahan

kultur, dan teknologi yang juga merupakan dampak dari proses urbanisasi perdesaan.

Teori ini digunakan untuk memahami tahapan transformasi wilayah yang

didasarkan pada pemahaman bahwa transformasi wilayah akan berkaitan dengan tingkat

perkembangan wilayah, artinya di wilayah-wilayah yang lebih berkembang/maju maka akan

memililki tigkat transformasi yang lebih tinggi dari pada wilayah yang kurang berkembang.

Dalam hal ini juga dapat pula dimaknai bahwa di wilayah-wilayah yang lebih dahulu

berkembang juga mengalami transformasi wilayah yang lebih awal.

Proses perubahan desa menjadi kota atau masuknya karakteristik kota ke pedesaan

ini secara jelas dapat disimak dari hipotesis desakota atau kotadesa yang dikemukakan oleh

McGee ( ) dan in situ urbanization oleh Brookfield, Hadi, dan Mahmud ( ), yaitu

proses transformasi daerah perdesaan akibat pengaruh dari nilai-nilai dan kegiatan kekotaan.

Lebih lanjut Douglass menyebutkan sebagai zones of mixed rural and urban activities and

land use (Douglass, )

Semakin banyaknya pengaruh peri kehidupan kota yang masuk ke daerah

perdesaan ini lambat laun akan menyababkan ciri-ciri peri kehidupan kedesaan akan semakin

kabur. Seperti pernah di ungkapkan oleh Yunus ( ) dalam penelitiannya di pinggiran kota

Yogjakarta yang menyebutkan bahwa :

Secara teoritis, makin jauh dari daerah kekotaan yang terbangun, makin kabur

pula kenampakan kekotaan yang dapat dikenali naik di dalam permukiman maupun pada

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bentuk-bentuk pemanfaatan lahan yang lain. Untuk lahan pertanian misalnya, semakin

mendekati batas perkotaan secra fisik semakin besar kabur keberadaannya dan semakin

menjauhi daerah kekotaan lahan yang terbangun semakin berkurang (Yunus, : )

Dalam penelitiannya Yunus ( ) telah mengidentifikasikan lokasi suatu

wilayah terhadap pusat kota untuk memahami cirri-ciri peri kehidupan kekotaan. Pakar

tersebut mengkaitkan lokasi suatu wilayah terhadap jaringan jalan dalam memahami gejala

yang sama. Penelitian ini juga berusaha mengkaitkan antara lokasi suatu wilayah dengan

jaringan jalan untuk memahami pola, tahapan, dan dampak transformasi wilayah. Hasil

penelitian Yunus ( ) ini di gunakan untuk memahami pola transformasi wilayah yang

didasarkan pada pemahaman bahwa transformasi wilayah akan semakin berkurang

intensitasnya di desa-desa yang jauh dari koridor jalan.

Hasil penelitian yang lain adalah bahwa transformasi wilayah merupakan rentetan

peristiwa yang panjang dan berkaitan satu dengan lainnya. Rentetan peristiwa yang panjang

ini mengubah sifat-sifat kedesaan ke sifat kekotaan. Tahapan transformasi wilayah berawal

dari pusat pedesaan di beberapa titik koridor jalan yang pada umumnya merupakan simpul

penghubung transformasi. Proses ini kemudian bergerak memanjang linier ke sepanjang

koridor jalan, sehingga memungkinkan terjaninya penyatuan perkembangan wilayah

perdesaan disepanjang koridor jalan (Giyarsih Muta’ali dan Pramono )

Firman ( ) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa proses terbentuknya

mengurbankan Jakarta-Bndung diawali oleh dua kota yang terhubungkan jalur transformasi

yang efektif. Pertumbuhan internal di kedua kota ini memunculkan proses pengkotaan daerah-

daerah sekitarnya teruama di jalur transformasi. Hal ini ditandai dengan pergeseran

karakteristik kedesaan menjadi karakteristik kekotaan dalam dimensi sosial ekonomi.

Pada awalnya Jakarta melebarkan pengaruhnya ke Botabek, Bandung manjalarkan

pengaruhnya ke wilayah Kabupaten Bandung kemudian keduanya terhubungkan jalur

transportasi yang efektif. Hal ini mengakibatkan perkembangan pesat daerah di koridor

antarkota. Hasil penelitian ini digunakan untuk memahami tahapan transformasi wilayah di

kawasan koridor antarkota yang didasarkan pada pemahaman bahwa perkembangan gejala

urban sprawl dan infiltrasi nilai-nilai sosial, ekonomi, dan kultural cenderung bergerak

mengikuti jalur transportasi.

. Pola Transformasi Wilayah

Pola transformasi wilayah merupakan kekhasan distribusi unsur-unsur pembentuk

perubahan sifat kedesaan ke sifat kekotaan. beberapa penelitian tentang pola transformasi

wilayah ini telah dilakukan oleh beberapa pakar. Salah satunya adalah Sihna ( ) dalam

penelitiannya di pinggiran Kota Patna India yang menemukan adanya enam aspek lingkungan

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kehidupan penduduk di daerah pinggiran kota yang berkorelasi sangat nyata terhadap

lokasinya terhadap kota terdekat. Keenam aspek lingkungan yang diteliti adalah : ( )

intensitas pemanfaatan lahan, ( ) fragmentasi pemilikan lahan, ( ) harga lahan, ( ) kepadatan

penduduk, ( ) komposisi mata pencaharian, dan ( ) kecenderungan perubahan pemanfaatan

lahan.

Dalam kaitannya dengan kepadatan penduduk pakar tersebut menemukan bahwa

semakin dekat dengan kota, makin padat penduduknya. Hal ini sangat terkait dengan

preferensi permukiman yang ditentukan oleh kedekatan dengan tempat kerja. Kota sebagai

pusat kegiatan berbagai aspek kehidupan manusia juga berfungsi sebagai konsentrasi tempat

kerja. Hal inilah yang mendasari preferensi permukiman suatu tempat. Kecenderungan untuk

memperoleh kemudahan mobilitas dari dan ke tempat kerja di daerah pinggiran Kota Patna

diikuti oleh makin padatnya penduduk ke arah kota.

Dalam kaitannya dengan komposisi mata pencaharian, pakar ini mengemukakan

bahwa berkurangnya jumlah penduduk petani sejalan dengan makin dekatnya dengan Kota

Patna. Gejala ini tidak berdiri sendiri, namun selalu terkait dengan makin berkurangnya lahan

pertanian sebagai ajang mencari nafkah penduduk petani. Disamping itu, masing-masing

distrik juga dipengaruhi oleh makin banyaknya pendatang baru yang bukan petani. Teori ini

digunkan untuk memahami dampak transformasi wilayah terhadap harga lahan (sumberdaya

lahan) yang di dasarkan pada pemahaman bahwa semakin jauh dari jalan (semakin kecil

aksesibilitas fisik wilayahnya) maka semakin murah harga lahan.

Penelitian lain yaitu Muta’ali ( ) menemukan bahwa pola kerungan

perkembangan penduduk perkotaan di Jawa memperlihatkan kecenderungan perkembangan

pada koridor perkotaan yang menghubungkan kota-kota besar, seperti koridor Serang-Jakarta-

Karawang, Jakarta-Bandung, Cirebon-Semarang, Semarang-Yogyakarta-Surakarta, Surabaya-

Malang. Peneliti lain yaitu Giyarsih Muta’ali dan Widodo ( ) menemukan bahwa pola

transformasi wilayah yang lebih tinggi terdapat di wilayah yang mempunyai tingkat

aksesibilitas fisik wilayah tinggi. Dalam analisis mikro ditemukan bahwa aksesibilitas tinggi

terdapat di desa industri dan aksesibilitas rendah terdapat di desa pertanian. Dengan kata lain

terdapat perbedaan yang signifikan tingkat transformasi wilayah antara desa industri yang

memiliki aksesibilitas tinggi dan desa pertanian yang memiliki aksesibilitas rendah

Transformasi Wilayah Peri Urban

Wilayah peri urban merupakan suatu wilayah yang paling dinamis kondisinya

dibandingkan dengan bagian-bagian lain baik di bagian dalam kota maupun di daerah

pedesaan. Hal ini sangat wajar karena bagian ini merupakan sasaran pendatang baik

pemduduk maupun fungsi-fungsi yang berasal dari bagian dalam kota, kota-kota lain maupun

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dari wilayah pedesaan untuk bertampat tinggal atau berkedudukan. Sebagai akibat

kedatangan penduduk dan fungsi yang terus menerus ke bagian ini sudah dapat dipastikan

bahwa daerah ini akan mengalami perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan inilah yang

diartikan sebagai transformasi wilayah. Oleh karena perubahan itu sendiri yang menyangkut

berbagai matra, maka transformasi wilayah yang dikemukakan juga akan disoroti dari

berbagai matra pula, khususnya mengenai kondisi lingkungannya. Kondisi lingkungan

abiotik, biotik, sosial , demografis, ekonomi dan kultural wilayah ini akan mengalami

perubahan dari waktu ke waktu yang tidak sama di bagian-bagian wilayahnya. Secara umum

akan terlihat distance decay priciple yang dapat diidentifikasi, dimana makin jauh jarak dan

lokasi terhadap lahan kekotaan terbangun utama, maka makin rendah tingkat intensitas

perubahan/tranformasi wilayah yang terjadi begitu pula sebaliknya. Sebuah wilayah adalah

sebuah entitas yang terbentuk dari berbagai elemen wilayah dan membentuk suatu

karakteristik yang dapat dibedakan dengan wilayah lain.

Pada hakikatnya, transformasi spasial yang terjadi khususnya di Wilayah Peri

Urban adalah suatu transformasi sifat-sifat kedesaan menjadi sifat kekotaan dalam berbagai

mantra, yang dalam pengertian umum dikenal sebagai The process of becoming urban, Hal

inilah yang membedakan antara Wilayah Peri Urban dengan wilayah lain.

. Transformasi Fisikal Wilayah Peri Urban

Transformasi fisikal terkait dengan bentuk-bentuk/gejala kemanusiaan yang

bersifat maujud/tangible. Transformasi fisikal yang terjadi adalah merupakan pencerminan

dinamika kehidupan penduduk itu sendiri. Seperti telah dijelaskan, bahwa kota sebagai pusat

konsentrasi kegiatan manusia mempunyai peranan sentral dalam setiap sendi kehidupan di

wilayah yang bersngkutan dan sekelilingnya, maka pengaruh keberadaan kota terhadap WPU

juga sangat signifikan. Makin mendekati kota, maka pengaruh yang ditimbulkanya terhadap

kondisi lingkungan juga semakin kuat. Demikian pula dengan pengaruh kota yang timbul

terhadap kondisi fisikalnya. Namun demikian, variasi keruangan yang terjadi di bagian-bagian

tertentu dalam WPU juga cukup besar, karena pengaruh faktor-faktor tertentu. Selain itu

dengan pengaruh aksesibilitas terhadap intensitas pembangunan yang muncul pada bagian-

bagian tertentu dari WPU. Kondisi fisikal perkotaan merupakan indikator normatif yang

menjadi acuan setiap bentuk transformasi fisikal ruang yang bersangkutan. Terkait dengan

konsepsi morfologi kota (urban morphology) ada empat hal pokok yang selalu digunakan

sebagai bahan pembahasan, yaitu ( ) karakteristik bentuk pemanfaatan lahan (land use

characteristics), ( ) karakteristik bangunan (building characteristics), ( ) karakteristik

permukiman (sttlement characteristics) dan ( ) karakteristik sirkulasi (circulation

characteristics) (Henderink dan Sterkenburg, , Smailes, , Yunus, ).

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Transformasi Bentuk Pemanfaatan Lahan

Pemanfaatan lahan dapat ditinjau dari berbagai mantra antara lain dari segi

bentuk/tipe, hukum, ekonomi, sosial, objek, subjek, orientasi, rotasi, produksi, produtivitas,

politik dan budaya, sehingga wacana yang berkaitan dengan pemanfaatan lahan pun juga

sangat luas adanya. Dalam bagian ini yang perlu dikemukakan adalah upaya membedakan

bentuk pamanfaatan lahan non kekotaan (non urban land uses) dan bentuk pemanfaatan lahan

kekotaan (urban land uses), karena wacana transformasi fisikal pada umumnya dan

transformasi bentuk pemanfaatan lahan khususnya di WPU adalah transformasi bentuk

pemanfaatan lahan non-urban menjadi bentuk pemanfaatan lahan urban dengan segala

variasinya. Pada dasarnya bentuk pemanfaatan lahan adalah artikulasi kegiatan manusia yang

ada diatas sebidang lahan. Hal ini yang membedakan antara bentuk pemanfaatan lahan non

urban dan urban adalah orientasi pemanfaatan lahan yang bersangkutan. Secara tepat dan

terinci memang sangat sulit untuk membedakanya, khususnya di WPU karena bagian ini

terlihat aneka bentuk hibrida antara bentuk pemanfatan lahan non urban dan urban. WPU

merupakan wilayah yang berada di antara dua kutub pemanfatan lahan yang berbeda, yaitu

wilayah yang seratus persen ditandai oleh bentuk pemanfaatan lahan urban dan wilayah yang

seratus persen ditandai oleh bentuk pemanfaatan lahan non-urban. Oleh karena perembetan

kenampakan fisikal kekotaan ke arah luar (urban sprawl) merupakan fenomena yang tidak

dapat dicegah, khususnya di negara berkembang dimana kenaikan jumlah penduduk dan

kegiatan di wilayah perkotaan tidak dapat dicegah pula. Kebutuhan akan lahan untuk

menampung kebutuhan akan permukiman dan non permukiman (fungsi lain) selalu meningkat

sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan fungsi dan sementara itu open space di

bagian dalam wilayah perkotaan sudah habis. Atas dasar inilah maka tidak ada pilihan lain

kecuali membangun permukiman dan fungsi-fungsi baru di bagian luar kawasan terbangun

yang masih merupakan lahan persawahan/pertegalan/perkebunan atau bentuk pemanfatan

lahan pertanian liannya.

Untuk memperjelas pemahaman mengenai transformasi bentuk pemanfatan lahan,

berikut ini di kemukakan salah satu sistem klasifikasi bentuk pemanfatan lahan rinci dan

khusus untuk kenampakan bentuk pemanfatan lahan di Indonesa yang dikemukakan oleh

Malingreau ( ). Dalam beberapa hal, klasifikasinya masih mengandung kerancuan antara

bentuk bentuk pemanfaatan lahan dan bentuk penutup lahan. Dalam klasifikasi yang dibuat

Malingreau mendasarkan pada tiga kriteria utama, yaitu ( ) karakteristik fisiognomi, ( )

karakteristik fungsional dan ( ) karakteristik ekologi yang di dalamnya terdapat karakteristik

floristik dan karakteristik geografis. Berdasarkan karakteristik tersebut dia mengemukakan

empat golongan besar bentuk pemanfaatan lahan, yaitu ( ) perairan (water), ( ) areal tertutup

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vegetasi (vegetated area), ( ) areal tak bervegetasi/tidak ditanami (non vegetated, non

cultivated area), ( ) areal permukiman terbangun(settelement built up area).

Untuk studi WPU khususnya dalam rangka mengenali apakah satu bentuk

kategori yang dikemukakan masuk ke dalam kategori urban atau non urban, klasifikasi

tersebut masih memerlukan penjelasan tambahan. Misalnya terkait dengan vegetated area

yang termasuk ke dalam hutan kota, apakah masuk ke dalam urban use atau non urban use,

dengan mengaitkan orientasi pemanfatan lahannya, maka seseorang akan mudah menjelaskan

bahwa hutan kota akan masuk kedalam kategori urban.

Transformasi Karakteristik Bangunan

Upaya untuk memahami karakteristik bangunan, seseorang dapat bertitik tolak

dari berbagai tinjauan, antara lain luas bangunan, tinggi bangunan, kondisi material bangunan,

tampilan arsitektural bangunan, proses pembangunan itu sendiri, kepemilikan bangunan, tata

letak bangunan, status bangunan, fungsi bangunan, kepadatan bangunan, orientasi

pemanfaatan bangunan dan karakteristik lainnya. Oleh karena itu transformasi bangunan

dalam WPU selalu berkaitan dengan sifat kedesaan dan sifat kekotaan, maka karakteristik

bangunan yang paling menonjol di antara karakteristik yang telah disebutkan adalah

karakteristik pemanfaatan bangunan, sementara itu karakteristik lainnya tidak mampu

mangindikasikan sifat kedesaan atau kekotaan.

Banyaknya pendatang baik penduduk dan fungsi mengakibatkan kebutuhan akan

ruang untuk tempat tinggal maupun bangunan kegiatan tertentu semakin meningkat secara

signifikan. Gejala ini akan selalu diikuti oleh meningkatnya transaksi jual beli lahan di WPU

pada khususnya. Ketidak seimbangan antara penawaran dan permintaan akan lahan jelas

mengakibatkan meningkatnya harga lahan. Semakin banyak permintaan dan semakin

sedikitnya penawaran semakin tinggi dan cepat increasing rate dari harga lahan. Hal ini yang

merupakan faktor pemicu kedua fragmentasi lahan yang berakibat deminutisasi persil-persil

lahan/kepemilikan lahan petani pada umumnya. Makin kecil persil akan diikuti oleh makin

kecilnya ukuran rumah yang dibangun oleh petani.

Transformasi Karakteristik Permukiman

Wacana yang berkenaan dengan karakteristik permukiman ditekankan pada

performa spasial dari kesatuan tempat tinggal yang didalamnya terdapat bangunan-bangunan

baik untuk tempat tinggal maupun bukan. Fasilitas tempat tinggal termasuk jaringan air

minum, jaringan listrik, sanitasi, bangunan untuk kantor pemerintah setempat dan lain

sejenisnya merupakan dalam tinjauan ini.

Struktur utama permukiman pedesaan tersusun atas ( ) bangunan rumah tinggal

berarsitektur tradisional, ( ) halaman luas, ( ) keberadaan kebun di kiri dan kanan bangunan

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rumah, ( ) komposisi tanaman dikebun yang multi variate, ( ) keberadaan jalan setapak

penghubung antar tetangga, ( ) kepadatan bangunan rendah, ( ) jarak antar bangunan yang

relatif jauh.

Komponen-komponen tersebut secara lambat namun pasti akan mengalami

perubahan, perubahan permukiman tampak pada masing-masing kompenen tersebut.

Transformasi Karakteristik Sirkulasi

Sirkulasi dalam pembahasan ini dimaksudkan sebagai hal yang menunjang

terciptanya gerakan penduduk dan barang. Dengan demikian secara spesifik sirkulasi terfokus

pada pembahasan mengenai prasarana dan sarana transportasi. Pada daerah pedesaan

prasarana transportasi masih sangat sederhana dan kebanyakan belum mengalami pengerasan

dengan aspal atau beton, kebanyakan masih berupa jalan tanah atau makadam. Tetapi saat ini

di pulau jawa daerah pedesaan sudah mulai menggunakan aspal walaupun jalan utamanya saja

sedangkan diperkotaan seluruh jalan sudah diaspal.

Makin mendekati lahan kekotaan terbangun kerapatan jalur jalan yang beraspal

akan makin tinggi, sejalan dengan makin luasnya lahan kekotaan terbangun (urban built up

land). Demikian pula halnya dengan sarana transportasi umum yang tersedia, makin

mendekati lahan terbangun makin banyak sarana ini ditemui dan makin tinggi frekuensi

lintasnya. Bahkan pada bagian-bagian tertentu di dekat pusat kota, sangat sering terjadi

kemacetan lalu lintas yang menyiratkan sangat tingginya kepadatan kendaraan serta kurang

memadainya kapasitas jalan menampung banyaknya kendaraan yang lewat. Berdasarkan

uraian di atas dapat dikemukakan bahwa karakteristik sirkulasi dapat mengindikasi terjadinya

perubahan spasial dari sifat kedesaan manjadi kekotaan atau sifat rendah (less urbanized)

menjadi sifat kekotaan lebih tinggi (more highly urbanized).

pertanian yang tersisa akhirnya akan berubah menjadi non pertanian (Yunus,

dalam Giyarsih, ).

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Wilayah Penelitian Tujuan Penelitian Hasil Penelitian

Subroto dan Setyadi

( )

Proses transformasi spasial

dan sosio cultural desa-

desa di pinggiran kota

(urban fringe) di Indonesia

Yogyakarta

( ) Mengkaji ulang teori-teori yang

berkaitan dengan urban fringe

(termasuk definisi dan

karakteristiknya) serta isu-isu sosio

cultural yang muncul di daerah

pinggiran kota,

( ) Mendokumentasi pola spasial desa-

desa yang terletak di daerah

pinggiran kota dan proses

transformasinya menjadi

permukiman kota

( ) Mendokumentasi ciri-ciri sosio

cultural masyarakat desa di daerah

pinggiran kota serta mengkaji

proses-proses perubahan sosio

cultural termasuk kemungkinan

munculnya konflik-konflik sosial

yang muncul karena tekanan

kegiatan perkotaan, dan

( ) Mengembangkan asumsi-asumsi

mengenai perkembangan kota.

. Menemukan bahwa teori tentang urban

fringe yang pernah dirumuskan dalam

penelitian-penelitian di negara barat tidak

seluruhnya berlaku pada daerah urban

fringe di Indonesia.

. Menemukan bahwa struktur pola umum

perubahan spasial urban fringe ditentukan

oleh faktor nilai ekonomi lahan.

Adhika ( ) Transformasi koridor

Surabaya-Pasuruan

Koridor Surabaya - Pasuruan ( ) Perluasan pembangunan fisik/fungsi dari

Kota Surabaya ke Kabupaten Sidoharjo

mengakibatkan terjadinya perubahan

struktur sosial, ekonomi, dan juga tata

ruang.

( ) Perubahan spasial, sosial, dan ekonomi

yang terjadi di Wilayah Kabupaten

Sidoharjo mengubah fenomena perdesaan

menjadi perkotaan.

Subroto ( ) model konsentris pola

keruangan untuk

rekontruksi daerah

pinggitan kota di Indonesia

Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta

Tujuan dari penelitian tersebut untuk

memformulasikan dan membangun

model pengaturan ruang daerah

pinggiran kota.

( ) Penelitian tersebut menemukan bahwa

pola keruangan desa-desa di daerah

pinggiran kota mempunyai kecenderungan

membentuk pola keruangan konsentris. Ini

berarti keberadaan pola keruangan

konsentris dapat menjadi model dasar

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dalam mengatur penggunaan lahan

pinggiran kota.

Sutomo ( ) faktor-faktor yang

mempengaruhi

perkembangan fisikal

kawasan koridor antarkota

Purwokerto-Sokaraja

koridor antarkota

Purwokerto-Sokaraja

( ) Untuk mengetahui faktor internal

(kondisi fisik, aksesibilitas, kondisi

sosial ekonomi, dan persepsi

penduduk setempat tentang nilai

lahan) terhadap perkembangan

fisikal kawasan koridor,

( ) Untuk mengetahui pengaruh faktor

eksternal (kebijakan pemekaran

kota dan pandangan pendatang

tentang kondisi lingkungan

koridor) terhadap perkembangan

fisikal kawasan koridor antara

Purwokerto-Sokaraja, dan

( ) Untuk mengetahui pola intensitas

perkembangan fisikal kawasan

koridor antara kota Purwokerto-

Sokaraja.

( ) Hasil penelitian tersebut adalah faktor

eksternal yakni kebijakan Pemekaran Kota

Purwokerto dan Sokaraja, kehadiran dan

pandangan pendatang tentang kondisi

lingkungan kawasan koridor menunjukan

hubungan positif dengan luas perubahan

lahan pertanian menjadi non pertanian dan

jumlah permukiman baru di kawasan

koridor.

( ) Faktor internal yaitu : ( ) tungkat

pendapatan keluarga berkolerasi positif

dengan kondisi bangunan pokok rumah

tinggal, ( ) persepsi kepala keluarga

tentang nilai lahan pertanian berkorelasi

negatif dengan luas perubahan lahan

pertanian menjadi non pertanian, ( )

aksesibilitas berkorelasi positif dengan

luas perubahan lahan pertanian menjadi

non pertanian dan luas liputan bangunan

pada masing-masing mintakat. Pola

perkembangan keruangan bangunan non

permukiman cenderung linier ditepi jalan

raya dan intensitas tertinggi pada mintakat

. Pola perkembangan bangunan

permukiman cenderung mengelompok

dibelakang kawasan non permukiman dan

intensitas tertinggi pada mintakat .

Giyarsih Muta’ali dan

Widodo ( )

Peran Koridor Perkotaan

Terhadap Perkembangan

Pembangunan Wilayah

Perdesaan di Koridor

Segitiga Pertumbuhan

Joglosemar

Koridor Joglo-Semar ( ) Tingkat transformasi wilayah lebih tinggi

pada wilayah yang mempunyai tingkat

aksesibilitas fisik wilayah tinggi.

( ) Proses transformasi wilayah merupakan

rentetan peristiwa yang panjang dan

berkaitan satu dengan lainnya.

( ) Dampak transformasi wilayah terhadap

sumberdaya lokal, ekonomi, sosial dan

kultural.

Prakosa dan Kurniawan

( )

Pengaruh Urbanisasi

Spasial Terhadap

Transformasi Wilayah

Pinggiran Kota Yogyakarta ( ) Bahwa urbanisasi spasial yang terjadi

diwilayah pinggiran Kota Yogyakarta

dapat dilihat dari perkembangan lahan

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pinggiran Kota Indonesia terbangun dan peningkatan ciri kekotaan.

( ) Perkembangan fungsi fasilitas pelayanan

dan struktur mata pencaharian merupakan

variabel penentu perkembangan tingkat

kekotaan di wilayah pinggiran Kota

Yogyakarta ditandai dengan penurunan

luas lahan pertanian dan peningkatan

lahan terbangun.

Giyarsih ( ) Transformasi Wilayah di

Koridor Yogyakarta-

Surakarta

Koridor Yogyakarta-

Surakarta

( ) Memahami pola transformasi

wilayah di Koridor Yogyakarta-

Surakarta,

( ) Memahami tahapan-tahapan

transformasi wilayah di Koridor

Yogyakarta-Surakarta,

( ) memahami dampak yang

ditimbulkan oleh transformasi

wilayah terhadap keberadaan

sumberdaya lahan, sosial, ekonomi,

kultural dan teknologi.

( ) Bahwa semakin tinggi aksesibilitas suatu

wilayah maka semakin tinggi pula tingkat

transformasi spasialnya.

( ) Tahapan-tahapan transformasi pada

wilayah penelitian berasosiasi dengan

jaringan jalan dan pusat-pusat

pertumbuhan.

( ) Transformasi wilayah yang terjadi di

daerah penelitian mempunyai dampak

terhadap sumberdaya lahan yang

mengakibatkan penyusutan luas lahan

pertanian, kenaikan harga lahan,

perubahan jenis tanaman pertanian ke arah

tanaman yang tidak banyak tergantung

pada irigasi teknis, penurunan

produktivitas pertanian, perubahan

orientasi penggunaan hasil pertanian ke

arah lebih komersial, dan penurunan

keuntungan dalam penggunaan lahan

pertanian.

( ) Transformasi wilayah yang terjadi di

daerah penelitian mempunyai dampak

terhadap aspek ekonomi, sosial, kultural

dan teknologi penduduk.

( ) Deliniasi daerah penelitian dengan

menggunakan pendekatan administratif

masih mempunyai kelemahan.

( ) Adanya variasi spasial pola transformasi

wilayah, tahapan transformasi dan

dampaknya.

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kerangka Teori

Dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang telah ditulis diatas,

kemudian disusun suatu model kerangka teori berikut. Keadaan koridor Solo-Palur tidak

lepas dari adanya pemusatan aktivitas di Kota Surakarta, dengan adanya pemusatan

aktivitas maka Kota Surakarta memerlukan ruang yang lebih besar untuk menampung

seluruh aktivitas sehingga Kota Surakarta mengalami pertumbuhan wilayah perkotaan

(urban sprawl).

Gerakan pertumbuhan kota kearah luar mengakibatkan gejala urban sprawl

yaitu perembetan kenampakan fisikal kekotaan ke arah luar yang diekspresikan secara

spasial menjadi tiga tipe yaitu concentric development, linear development, dan leap

frog development. Disamping gejala urban sprawl, terjadi pula gejala infiltrasi nilai-nilai

sosial, ekonomi, kultural dan teknologi kekotaan ke daerah sekitarnya.

Kawasan perkotaan dilihat dari berbagai aspek yang mempengaruhinya untuk

tumbuh dan berkembang antara lain pusat aktivitas perkotaan, sistem transpotasi dan

penggunaan lahan perkotaan. Ketiga faktor tersebut selalu berkembang sehingga

mengakibatkan pencakupan wilayah perdesaan sebagai fungsi kekotaan. Dinamika

seperti ini dinamakan sebagai wilayah peri urban yaitu wilayah dengan kriteria lima

puluh persen bersifat kekotaan dan lima puluh persen bersifat kedesaan.

Dalam penelitian ini daerah penelitian dibagi menjadi dua zona dengan

perbedaan kriteria sama-sama merupakan bagian dari wilayah peri urban Kota

Surakarta, yaitu zona berada di sebelah timur Kota Surakarta dan zona berada di

sebelah barat Kota Surakarta.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kerangka Teori

Gambar .

Kerangka Teori

Pemusatan Aktivitas Perkotaan (Teori

Aglomerasi)

Pertumbuhan Kota Kenampakan pertumbuhan kota ke

arah luar(urban sprawl)

Pusat aktivitas dan pelayanan.

Sistem Transpotasi perkotaan.

Penggunaan lahan

perkotaan.

Penduduk

Wilayah Peri urban Tranformasi Wilayah Peri Urban

Perubahan Sifat Kedesaan ke sifat

kekotaan

Transformasi Spasial Wilayah

Wilayah Penelitian (Bagian wilayah peri urban Kota Surakarta)

Koridor II

Koridor Solo-Kartosuro

Koridor I

Koridor Solo-Palur

Pola Transformasi

. Intensitas pemanfaatan lahan

. Kepadatan penduduk . Kecanderungan perubahan

pemanfaatn lahan

Proses Transformasi

. Karakteristik bentuk pemanfaatan lahan

. Karakteristik bangunan . Karakteristik permukiman

. Karakteristik sirkulasi

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang akan digunakan adalah Penelitian

Survey yaitu penelitian dengan survey untuk mengetahui proses transformasi spasial koridor

Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta

tahun dan pola transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro

sebagai bagian wilayah peri urban Kota Surakarta.

Dalam penelitian ini jenis penelitian survey digunakan untuk maksud studi

deskriptif mengenai pola dan proses transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan

Surakarta-Kartosuro sebagai wilayah peri urban Kota Surakarta.

Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan keruangan yang menjadi salah

satu pendekatan dalam perencanaan wilayah. Pendekatan keruangan yaitu pendekatan yang

digunakan dalam menganalisis suatu fenomena geosfer dengan menekankan pada manifestasi

keruanganya sebagai hasil interaksi antara manusia dengan lingkungannya yang tercermin

dalam struktur, pola, proses, organisasi, asosiasi, interaksi, tendensi, komparasi, dan

sinergisme keruangan (Yunus ;Yunus ;Yunus dalam Giyarsih ).

Fenomena transformasi koridor Surakarta Palur dan Surakarta-Kartosuro menjadi

salah satu hal yang perlu diteliti. Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan yang

menekankan pada tema pola dan proses keruangan. Di satu sisi, pendekatan keruangan

dengan tema pola keruangan digunakan untuk mengkaji kekhasan sebaran transformasi

terutama karena koridor Surakarta Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian dari wilayah

peri urban. Disisi lain pendekatan keruangan dengan tema proses keruangan digunakan untuk

menganalisis proses perubahan sifat kedesaan ke sifat kekotaan dari waktu ke waktu.

Metode Penelitian

Metode Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena

yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa

berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara

fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata, ).

Furchan ( ) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian

yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian

dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada

penelitian eksperiman.

Metode deskriptif dalam penelitian ini mendeskripisikan fenomena pola

transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai wilayah peri

urban dan fenomena proses transformasi spasial yang terjadi pada kedua wilayah koridor

tersebut.

Variabel Penelitian

Transformasi spasial wilayah merupakan perubahan spasial suatu wilayah dari

semula bersifat kedesaan menjadi bersifat kekotaan. Untuk memahami transformasi spasial

yang ada di Koridor Surakarta Palur dan Surakarta-Kartosuro maka digunakan beberapa

variabel sebagai komponen penyusun transformasi wilayah.

Perumusan Variabel

Variabel dirumuskan berdasarkan dengan teori yang dipakai dangan tujuan dari penelitian

yang akan dilakukan, dengan tujuan yang ditetapkan dan teori yang digunakan maka variabel

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Pola :

. Intensitas pemanfaatan lahan

. Kepadatan penduduk

. Kecanderungan perubahan pemanfaatn lahan

Variabel Proses :

. Karakteristik bentuk pemanfaatan lahan

. Karakteristik bangunan

. Karakteristik permukiman

. Karakteristik sirkulasi

Dengan menggunakan variabel – variabel diatas maka dapat diketahui pola dan

proses transformasi spasial yang terjadi di Koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi dua aspek yaitu aspek substansial dan

aspek wilayah, aspek substansial yaitu batasan ruang lingkup penelitian ditinjau dari batasan

masalah yang akan dibahas dan diselesaikan dalam penelitian sedangkan aspek wilayah

adalah batasan ruang lingkup penelitian ditinjau dari segi wilayah yang menjadi objek dalam

penelitian yang akan dilakukan.

Berikut adalah ruang lingkup penelitian ini.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Aspek Substansial

Batasan substansial dari penelitian ini adalah mengetahui pola transformasi

spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro dan proses transformasi spasial

koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai bagian dari wilayah Peri Urban Kota

Surakarta. Pola transformasi spasial menjelaskan tentang pola-pola yang terbentuk dalam

dalam transformasi spasial yang terjadi selama tahun di Koridor Surakarta-Palur dan

Surakarta-Kartosuro sedangkan proses transformasi spasial menjelaskan tentang tahapan-

tahapan transformasi spasial di Koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-kartosuro.

Aspek Wilayah

Wilayah dari penelitian ini adalah wilayah yang menjadi wilayah peri urban Kota

Surakarta di bagian timur dan barat yang meliputi tiga wilayah kecamatan yaitu Kecamatan

Jaten Kabupaten Karangaanyar, Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan Kartosuro Kabupaten

Sukoharjo.

Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga metode yang

disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu :

. Metode Analisis Deskritif Eksplanasi

Analisis pola dapat diartikan sebagai analisis kekhasan distribusi dari

fenomena-fenomena fisikal atau fenomena non fisikal pada suatu ruang

dipermukaan bumi (Yunus, ). Dalam analisis ini kekhasan distribusi dari

fenomena secara fisikal saja dari transformasi spasial daerah penelitian yang

menggunakan lima variabel penyusun transformasi tersebut secara bersama-

sama.

Metode analisis yang digunakan dalam analisis ini adalah analisis deskriptif

eksplanasi yaitu menjelaskan pola transformasi yang terjadi pada wilayah

penelitian dengan menggunakan variabel yang telah ditentukan.

Metode analisis yang pertama digunakan untuk tujuan mengetahui pola

transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai

bagian dari wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Metode Analisis Deskripsi Eksplorasi

Untuk menganalisis proses transformasi wilayah di daerah penelitian, maka

dilihat dari fenomena-fenomena kemanusiaan (phenomena). Transformasi

wilayah yang terjadi disebabkan oleh aktivitas menusia sebagai faktor perubah

sifat kedesaan menjadi sifat kekotaan di daerah penelitian.

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Metode yang digunakan dalam tujuan yang kedua adalah metode analisis

deskripsi eksplorasi yaitu dengan mengeksplorasi proses dan tahapan

transformasi yang terjadi pada wilayah penelitian.

Metode analisis yang kedua digunakan untuk tujuan mengetahui Proses

transformasi spasial koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro sebagai

bagian dari wilayah peri urban Kota Surakarta.

. Metode Analisis Komparasi

Untuk membandingkan tingkat pola dan proses transformasi spasial pada

daerah penelitian, maka perlu diketahui pola dan proses transformasi spasial

wilayah penelitian terlebih dahulu sehingga dapat diketahui perbandingan

antara keduanya.

Metode yang digunakan adalah metode analisis komparasi yaitu

membandingkan pola dan proses transformasi yang terjadi pada wilayah

penelitian.

Metode analisis yang ketiga digunakan untuk tujuan mengetahui perbandingan

tingkat pola dan proses transformasi spasial antara koridor Surakarta-Palur

dan koridor Surakarta-Kartosuro yang mempuyai sifat sama yaitu sebagai

bagian dari wilayah peri urban Kota Surakarta.

Tahapan Analisis

Setiap analisis diperlukan tahapan-tahapan yang akan dilakukan untuk

menganalisis sehingga hasil dalam analisis dapat menjawab tujuan dan sasaran dalam

penelitian ini. Dalam penelitian ini dibagi atas beberapa tahapan yaitu

. Deliniasi Wilayah

Deliniasi wilayah dianalisis dengan menggunakan metode deskripsi

eksplanasi yaitu dengan melihat pengaruh koridor tersebut terhadap daerah

di belakangnya.

. Pola Transformasi Spasial Wilayah

Pola transformasi akan dianalisis dengan menggunakan metode deskripsi

eksplanasi yaitu dengan menjelaskan tentang pola transformasi yang terjadi

pada wilayah penelitian.

. Proses Transformasi Spasial Wilayah

Proses transfromasi akan dianalisis dengan menggunakan metode deskripsi

eksplorasi dengan pendekatan keruangan ditinjau dengan perubahan

penggunaan lahan selama tahun.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

. Perbandingan Pola dan Proses Transformasi Wilayah

Dalam membandingkan pola dan proses transformasi antara koridor

Surakarta-Palur dengan korisor Surakarta-Kartosuro yang mempunyai

kriteria sama yaitu merupakan wilayah peri urban Kota Surakarta, akan

dianalisis dengan metode komparasi.

Kerangka Analisis

Kerangka analisis adalah kerangka dari metode analisis yang akan digunakan

dalam penelitian, dalam kerangka analisis akan disajikan input, proses dan output dari

penelitian. Adapun kerangka analisis dari penelitian ini adalah sebagai berikut

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kerangka Analisis

Gambar

Kerangka Analisis

OUTPUT

Pertumbuhan dan distribusi

penduduk

Fungsi-fungsi kawasan

Aktivitas Kawasan

Sistem Transpotasi

Analisis Pola

Transformasi spasial

koridor Surakarta-Palur &

Surakarta-Kartosuro

meliputi lahan

Pola Transformasi Spasial koridor Surakarta-

Palur & Surakarta-Kartosuro sebagai bagian

dari wilayah Peri Urban Kota Surakarta

INPUT PROSES

Pertumbuhan penduduk

Perkembangan penggunaan lahan

Fungsi-fungsi kawasan

Fungsi-fungsi bangunan

Sistem transportasi

Aktivitas kawasan

Analisis Proses Transformasi

spasial koridor Surakarta-

Palur & Surakarta-Kartosuro

sebagai bagian dari wilayah

Peri Urban Kota Surakarta

Proses Transformasi Spasial koridor Surakarta-

Palur & Surakarta-Kartosuro sebagai bagian

dari wilayah Peri Urban Kota Surakarta

Pola dan Proses Transformasi

koridor Surakarta-Palur

Pola dan Proses Transformasi

koridor Surakarta-Kartosuro

Analisis Perbandingan Pola dan Proses

Transformasi koridor Surakarta-Palur dan

koridor Surakarta-Kartosuro

Perbandingan Pola dan Proses Transformasi

koridor Surakarta-Palur dan koridor

Surakarta-Kartosuro

Penggunaan Lahan

Kependudukan

Fasilitas Sosial Ekonomi

Sistem Transportasi

(Kec. Jaten, Mojolaban &

Kartosuro)

Deliniasi Wilayah Penelitian Koridor Surakarta-palur

dan Surakarta-Kartosuro

Analisis Intensitas Pemanfaatan Lahan

Kepadatan Penduduk

Analisis Kecenderungan Pemanfaatan

lahan

Analisis Karakateristik bentuk

Pemanfaatan lahan

Karakteristik Bangunan

Karakteristik Permukiman

Karakteristik Sirkulasi

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kebutuhan Data

Untuk melakukan penelitian ini dibutuhkan beberapa data primer dan

data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber seperti instansi terkait, survey

lapangan dan lain sebagainya. Adapun kebutuhan data dalam penelitian ini antara

lain :

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel

Kebutuhan Data Penelitian

Jenis Data Jenis Data Bentuk Data

Sumber Data Teknik Pengumpulan Primer Sekunder Peta Dokumen Gambar Matriks

Morfologi Kota Surakarta Bappeda Kota Surakarta Survey Instansi

Pusat-pusat aktivitas Kota Surakarta Bappeda Kota Surakarta Survey Instansi

Survey Lapangan

Penggunaan lahan di koridor Surakarta-Palur

dan Surakarta-Kartosuro

Bappeda Kab Karanganyar dan Kab

Sukoharjo

Survey Instansi

Perubahan penggunaan lahan di koridor

Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro

Observasi citra satelit

Observasi langsung

Survey Lapangan

Fungsi-fungsi kawasan di koridor Surakarta-

Palur dan Surakarta-Kartosuro

Bappeda Kab Karanganyar, Kab

Sukoharjo dan Lapangan

Survey Instansi

Fungsi-fungsi bangunan di koridor Surakarta-

Palur dan Surakarta-Kartosuro

Lapangan Survey Lapangan

Tarikan aktivitas di Surakarta (Aktivitas

ekonomi, pemerintahan, pendidikan &

kesehatan)

Lapangan Survey Lapangan

Sistem Transportasi Lapangan

DLLAJ

Survey Instansi

Survey Lapangan

Aktivitas koridor Surakarta-Palur dan

Surakarta-Kartosuro

Lapangan

Bappeda Kab Karanganyar, Kab

Sukoharjo

Survey Instansi

Survey Lapangan

Peta RBI skala Goegrafi UNS Survey Instansi

File podes tahun , , , , &

Kantor statistik Kab Karanganyar

dan Kab Sukoharjo

Survey Instansi

Sumber : Analisis,

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB

KARAKTERISTIK KOTA SURAKARTA DAN TIGA KECAMATAN PERI URBAN

KOTA SURAKARTA SEBAGAI WILAYAH PENELITIAN

Dalam bab ini akan dikemukakan tentang gambaran umum wilayah penelitian

yaitu koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro. Deskripsi gambaran umum sendiri

dimaksudkan sebagai penjelasan dari wilayah penelitian dari segi geografis, kependudukan,

fasilitas sarana prasarana wilayah (sosial dan ekonomi) , dan sistem transportasi karena setiap

wilayah dalam masing-masing koridor memiliki karakteristik berbeda. Beberapa karakteristik

yang dimiliki setiap wilayah berperan dalam mempengaruhi baik pola transformasi maupun

proses transformasi yang terjadi pada wilayah penelitian yaitu koridor Surakarta-Palur dan

Surakarta-Kartosuro.

Berikut dibahas gambaran umum karakteristik wilayah penelitian secara fisik

pada dua koridor penelitian, uraian tentang gambaran umum wilayah ini dirasa penting karena

memberikan informasi mengenai kondisi wilayah dan relevansinya terhadap kajian

transformasi spasial pada wilayah tersebut. Pemahaman awal terhadap wilayah penelitian

sendiri dapat menjadi dasar dalam analisis selanjutnya.

Kota Surakarta

Sejarah

Surakarta tidak lebih dari sebuah desa terpencil yang tenang, km di sebelah

timur Kartasura, ibukota kerajaan Mataram. Pakubuwana II yang menjadi Raja Mataram

mendukung Cina melawan Belanda, kemudian Pakubuwono II mencari tempat yang lebih

menguntungkan untuk membangun kembali kerajaannya, dan di tahun Kerajaan

dibongkar dan diarak menuju Kota Surakarta yang terletak di tepi Kali (Sungai) Bengawan

Solo. Februari dianggap sebagai hari kelahiran kota resmi.

Kekuasaan politik kedua kerajaan ini dilikuidasi setelah berdirinya Republik

Indonesia pada tanggal Agustus . Selama bulan, Surakarta berstatus sebagai daerah

setingkat provinsi, yang dikenal sebagai Selanjutnya, karena berkembang gerakan

antimonarki di Surakarta serta kerusuhan, penculikan, dan pembunuhan pejabat-pejabat DIS,

maka pada tanggal Juni pemerintah RI membubarkan DIS dan menghilangkan

kekuasaan raja-raja Kasunanan dan Mangkunagaran. Status Susuhunan Surakarta dan Adipati

Mangkunegara menjadi rakyat biasa di masyarakat dan Keraton diubah menjadi pusat

pengembangan seni dan budaya Jawa. Kemudian Surakarta ditetapkan menjadi tempat

kedudukan dari residen, yang membawahi Karesidenan Surakarta (Residentie Soerakarta)

dengan luas daerah km . Karesidenan Surakarta terdiri dari daerah-daerah Kota Praja

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Surakarta, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukowati, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten

Sukoharjo, Kabupaten Klaten, Kabupaten Boyolali. Setelah Karesidenan Surakarta

dihapuskan pada tanggal Juli , Surakarta menjadi kota di bawah administrasi Provinsi

Jawa Tengah. Semenjak berlakunya UU Pemerintahan Daerah yang memberikan banyak hak

otonomi bagi pemerintahan daerah, Surakarta menjadi daerah berstatus kota otonom.

Kondisi Umum

Kota Surakarta terletak antara ’ ” dan ’ ” Bujur Timur dan

antara ’ dan ’ Lintang selatan Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di

Jawa Tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun Jogyakarta.

Wilayah Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan ”Kota SURAKARTA”

merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± m dari permukaan air laut dengan

batas-batas administrasi sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali dan Karanganyar.

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo.

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo.

Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo, Karanganyar dan

Boyolali.

Luas wilayah Kota Surakarta mencapai km yang terbagi dalam

Kecamatan Kelurahan. Jumlah RW tercatat sebanyak dan RT sebanyak . dengan

jumlah KK sebesar KK.

Fasilitas Perkotaan

Kota Surakarta memiliki fasilitas perkotaan sangat lengkap baik yang bersifat

primer hingga sekunder mulai dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas sosial dan

fasilitas ekonomi seperti perdagangan dan jasa. Kelengkapan fasilitas perkotaan tersebut

menarik pendatang untuk berkunjung ke Kota Surakarta bahkan menetap di wilayah ini,

dengan banyaknya penduduk yang datang ke kota ini mengakibatkan beberapa dampak salah

satunya adalah mahalnya lahan kota sehingga timbul wilayah peri urban di sekitar Kota

Surakarta. Adapun beberapa fasilitas yang ada di Kota Surakarta yang menjadi faktor penarik

bagi wilayah sekitarnya antara lain fasilitas pendidikan, fasilitas perdagangan dan jasa,

fasilitas kesehatan, bahkan fasilitas rekreasi yang ada di Kota Surakarta.

Fasilitas pendidikan di Kota Surakarta terdiri dari SD, SMP, SMA, SMK, MI,

MTS, MA, Pondok Pesantren, dan Perguruan Tinggi baik negeri maupun swasta. Keberadaan

fasilitas pendidikan yang mampu melayani hingga regional bahkan nasional seperti perguruan

tinggi menambah kepadatan penduduk yang berdomisili di kota ini.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Fasilitas perdagangan yang ada di Kota Surakarta antara lain Pasar, Pertokoan,

PKL, Mall, Swalayan, Restoran, Supermarket dll, sedangkan fasilitas jasa sangat beragam

seperti Perhotelan, Perbankan, perseroan dan masih bayak lagi.

Fasilitas Kesehatan di Kota Surakarta antara lain Rumah sakit, Balai Pengobatan,

Rumah Bersalin, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Toko Obat, Laboratorium, dan Apotik.

Rumah Sakit yang paling besar dan mampu menarik masyarakat luar kota adalah Rumah

Sakit Dr. Moewardi karena marupakan rumah sakit daerah golongan A yang mampu melayani

tingkat wilayah regional, selain itu juga terdapat beberapa rumah sakit swasta yang juga dapat

melayani wilayah sekitar Kota Surakarta seperti Rumah Sakit Dr. Oen, RS PKU, RS Kasih

Ibu dan lain sebagainya.

Kota Surakarta sebagai kota budaya, memiliki beberapa obyek wisata yang

banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Fasilitas Rekreasi yang ada di Kota Surakarta antara lain sebagai berikut :

. Keraton Kasunanan

. Pura Mangkunegaran

. Taman Sriwedari

. Stadion Manahan

. Kawasan Kampung Batik Laweyan

Koridor Surakarta-Palur

Koridor Surakarta-Palur berada di sebelah timur Kota Surakarta, sesuai dengan

RTRW Kota Surakarta bahwa daerah Palur dan Jaten akan menjadi wilayah pengembangan

Kota Surakarta sedangkan koridor Surakarta-Palur merupakan bagian dari kedua wilayah

tersebut sehingga koridor ini akan menjadi bagian dari pengembangan, apalagi wilayah

koridor marupakan wilayah strategis dari awal pengembangan karena terletak dekat dengan

jaringan utama penghubung.

Secara umum koridor memang bukan suatu wilayah yang luas akan tetapi

pengembangan terjadi secara signifikan pada wilayah peri urban terutama wilayah koridor.

Berikut adalah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh koridor Surakarta-Palur.

Karakteristik Fisik

Kondisi fisik wilayah dalam penelitian ini meliputi kondisi Batas wilayah, Letak

wilayah, luas wilayah dan penggunaan lahan. Kelima gambaran tersebut mempunyai

keterkaitan dalam transformasi spasial wilayah penelitian.

Wilayah penelitian yang pertama adalah koridor Surakarta-Palur, koridor

Surakarta-Palur sendiri barada pada wilayah administrasi Kecamatan Jaten Kabupaten

Karanganyar dan sebagian kecil Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo, ketiga

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kecamatan tersebut merupakan tiga kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kota

Surakarta.

Kecamatan Jaten merupakan salah satu kecamatan dari kecamatan yang ada di

Kabupaten Karanganyar, jarak dari ibikota kabupaten km arah barat. Luas wilayah

Kecamatan Jaten adalah km dengan ketinggian rata-rata m diatas permukaan laut.

Batas wilayah Kecamtan Jaten :

Sebelah Utara : Kecamatan Kebakkramat

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Barat : Kota Surakarta

Sebelah Timur : Kecamatan Tasikmadu dan Kecamatan

Karanganyar

Luas wilayah Kecamtan Jaten adalah Ha, yang terdiri dari luas tanah

sawah dan luas tanah kering.

Selain Kecamatan Jaten sebagian kecil wilayah koridor Surakarta-Palur terletak di

Kacamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo yaitu sebagian dari desa Palur, Kecamatan

Mojolaban terletak di dataran tinggi dengan tinggi m diatas permukaan laut. Jarak ibukota

ke Kecamatan ke ibukota Kabupaten Sukoharjo kurang lebih km.

Batas-batas Kecamatan

Sebelah Utara : Kecamatan Jaten Kab. Karanganyar

Sebelah Timur : Kecamatan Jaten Kab. Karanganyar

Sebelah Selatan : Kecamatan Polokarto

Sebelah Barat : Kota Surakarta

Luas wilayah Kecamatan Mojolaban yang terdiri atas tanah sawah dan

tanah kering. Secara administrasi Kecamtan Mojolaban terdiri atas desa dan desa yang

bersinggungan dengan koridor jalur arteri Surakarta-Palur adalah Desa Palur dengan luas

lahan Ha.

Koridor Surakarta-Palur meliputi Kecamatan Jaten dan Kecamatan Mojolaban.

Pada koridor ini penggunaan lahan sawah digunakan sebagai lahan pertanian sedangkan lahan

kering digunakan sebagai permukiman, pendidikan, industri, perdagangan, sarana prasarana

umum. Berikut ini adalah tabel penggunaan lahan.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber : Analisis

Gambar Penggunaan Lahan Kecamatan Jaten

Dari tabel diatas dilihat bahwa penggunaan lahan sawah di Kecamatan Jaten dari

tahun ke tahun semakin menurun dan beralih fungsi menjadi lahan kering atau lahan yang

digunakan sebagai kegiatan non pertanian. Semakin lama proporsi antara lahan sawah dan

lahan pertanian di Kecamatan ini semakin seimbang bahkan lahan kering cenderung selalu

bertambah sedangkan lahan pertanian mulai berkurang.

Sumber : Analisis Peneliti

Gambar Penggunaan Lahan Kecamatan Mojolaban

Penggunaan lahan yang ada di Kecamatan Mojolaban sendiri terdiri dari Tanah

sawah yang digunakan sebagai lahan pertanian dan lahan kering yang digunakan sebagai

kegiatan pekarangan,permukiman,pendidikan,industri, perdagangan dan sarana prasarana

umum.

Dari tabel diatas dilihat bahwa penggunaan lahan sawah di Kecamatan Jaten dari

tahun ke tahun semakin menurun dan beralih fungsi menjadi lahan kering atau lahan yang

digunakan sebagai kegiatan non pertanian.

Kependudukan

Dalam kependudukan gambaran yang akan disajikan adalah jumlah, kepadatan,

dan pertumbuhan penduduk. Ketiga komponen tersebut mempengaruhi terhadap perubahan

1,410.33 1,389.33 1,352.21 1,277.59 1,275.32 1,144.48 1,165 1,161.59 1,275.32 1,279.49

1990 1995 2000 2005 2010

Penggunaan Lahan

Tanah Sawah Tanah Kering

2,366 2,324 2,315 2,250 2,234 1,188 1,230 1,232 1,304 1,320

1990 1995 2000 2005 2010

Penggunaan Lahan Kec Mojolaban

Tanah Sawah Tanah Kering

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sifat wilayah sebagai wilayah peri urban yaitu perubahan sifat kedesaan ke sifat kekotaan. Hal

ini disebabkan kedinamisan wilayah sangat dipengaruhi oleh kedinamisan aspek

kependudukan di wilayah tersebut.

Kependudukan pada koridor Surakarta-Palur meliputi kependudukan di

Kecamatan Jaten dan Kecamatan Mojolaban.

Tabel . Kependudukan Kec. Jaten

Tahun Jumlah Kepadatan Pertumbuhan (%)

Sumber. BPS Kab. Karanganyar -

Tabel . Kependudukan Kec. Mojolaban

Tahun Jumlah Kepadatan Pertumbuhan (%)

Sumber. BPS Kab. Sukoharjo -

Penduduk di Kecamatan Jaten dan Kecamatan Mojolaban dari tahun hingga

selalu meningkat hal ini dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya adalah pendatang.

Hal ini dikarenakan kawasan Jaten dan Mojolaban merupakan kawasan yang terletak dekat

dengan Kota Surakarta sehingga menarik untuk pekerja di Kota Surakarta yang tidak dapat

bermukim di kota. Selain itu dalam RTRW Kota Surakarta sendiri dijelaskan bahwa

Kecamatan Jaten dan Kecamatan Mojolaban menjadi kecamatan pengembangan perkotaan

Surakarta ke wilayah timur.

Fasilitas Sosial Ekonomi

Sarana prasarana merupakan salah satu komponen wilayah yang cukup penting

untuk mendukung wilayah tersebut sesuai dengan fungsinya. Perkembangan sarana prasarana

manjadi komponen pendukung transformasi wilayah tersebut. Dalam penelitian ini yang

dimaksud dengan fasilitas sosial ekonomi terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas

peribadatan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas ekonomi.

Dalam analisis perkembangan karakter kekotaan keberadaan fasilitas pelayanan

sosial ekonomi sangat penting, paling tidak dapat mengidentifikasi tingkat atau derajat

pelayanan di suatu wilayah. Semakin banyak tersedia fasilitas berorde tinggi di suatu wilayah,

maka wilayah tersebut berpotensi untuk tidak saja melayani wilayahnya, tetapi juga wilayah

lain disekitarnya atau mampu berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi wilayah lainnya yang

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berdekatan. Selain itu, kelengkapan fasilitas pelayanan sosial ekonomi menunjukan pula

tingkat perkembangan wilayah yang bersangkutan.

Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan menjadi komponen dalam penelitian transformasi karena

fasilitas pendidikan menggambarkan tentang pemenuhan kebutuhan masyarakat pada bidang

pendidikan terutama pendidikan formal pada sekolah dan perguruan tinggi. Berikut adalah

jumlah fasilitas pendidikan yang ada di koridor Surakarta-Palur selama tahun - .

Tabel . Fasilitas Pendidikan Kecamatan Jaten

Tahun TK SD SMP

Negeri

SMP

Swasta SMA PT MI MTS

Sumber. BPS Kab. Karanganyar -

Kecamatan Jaten memiliki jumlah fasilitas pendidikan formal sejumlah yang

terdiri dari pendidikan TK, SD, SMP, SMA, MI, MTS dan Perguruan tinggi, jumlah fasilitas

tersebut rata-rata tidak mengalami penambahan jumlah dari tahun ketahun, adapun

penambahan hanya TK pada tahun , SMP pada tahun , SMA pada tahun

dan Perguruan tinggi pada tahun . Perguruan Tinggi menjadi salah satu komponen

pertambahan penduduk meskipun hanya penduduk domisili sementara seperti mahasiswa

yang merupakan penduduk asli luar daerah Jaten harus menetap di Jaten karena sedang

menempuh pendidikan perguruan tinggi, perguruan tinggi yang ada di Kecamatan Jaten antara

lain Universitas Surakarta (UNSA), ASMI.

Tabel . Fasilitas Pendidikan Kecamatan Mojolaban

Tahun TK SD SMP

Negeri

SMP

Swasta SMA PT MI MTS

-

-

-

-

-

Sumber. BPS Kab. Sukoharjo -

Kecamatan Mojolaban memiliki fasilitas pendidikan sejumlah yang terdiri

dari pendidikan TK, SD, SMP, SMA, MI dan MTS tetapi tidak ada perguruan tinggi pada

kecamatan ini. Pertambahan fasilitas pendidikan dari tahun hingga tahun tidak

terlalu signifikan hanya terjadi pertambahan TK pada tahun , SD pada tahun ,

SMA pada tahun , dan MI pada tahun .

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Kesehatan dapat menjadi salah satu komponen ukuran kesejahteraan

masyarakat pada suatu wilayah, dalam penelitian ini penggambaran fasilitas kesehatan karena

berpengaruh terhadap pola transformasi yang ada.

Tabel . Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Jaten

Tahun Rumah

Sakit RSB/RB Poliklinik Puskesmas

Puskesmas

pembantu

Praktek

Dokter

Praktek

Bidan Posyandu Polindes

Sumber. BPS Kab. Karanganyar -

Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Jaten berupa Rumah sakit, Rumah

Sakit Bersalin (RB), poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, praktek dokter, praktek

bidan, posyandu dan polindes. Jumlah fasilitas kesehatan yang paling banyak adalah

posyandu karena fasilitas ini ada pada setiap kelurahan, jumlah posyandu yang di Kecamatan

Jaten sebanyak pada tahun dan bertambah menjadi pada tahun .

Tabel . Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Mojolaban

Tahun Rumah

Sakit RSB/RB Poliklinik Puskesmas

Puskesmas

pembantu

Praktek

Dokter

Praktek

Bidan Posyandu Polindes

- - -

- -

- -

- -

- -

Sumber. BPS Kab. Sukoharjo -

Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Mojolaban berupa poliklinik,

puskesmas, puskesmas pembantu, praktek dokter, praktek bidan, posyandu dan polindes.

Jumlah fasilitas kesehatan yang paling banyak adalah posyandu karena fasilitas ini ada pada

setiap kelurahan, jumlah posyandu yang di Kecamatan Jaten sebanyak pada tahun

dan bertambah menjadi pada tahun .

Fasilitas Ekonomi

Fasilitas perekonomian marupakan salah satu komponen pendukung transformasi

suatu wilayah karena semakin banyak fasilitas perekonomian yang ada semakin tinggi

transfromasi yang terjadi pada wilayah tersebut. Fasilitas perekonomian yang ada pada

gambaran umum penelitian berupa fasilitas perdagangan dan jasa

Fasilitas pendagangan yang ada di Kecamatan jaten dan Mojolaban terdiri atas

pasar, swalayan, restoran, warung makan, toko, hotel, bank dan lain sebagainya. Berikut ini

data fasilitas perekonomian di dua kecamatan yang ada di koridor Surakarta-Palur tersebut.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel . Fasilitas Perekonomian Kecamatan Jaten

Fasilitas Tahun

Pasar

Swalayan - -

Restoran - - -

Warung

makan

Toko

Hotel/

Losmen

- - -

Bank Umum

KUD

Sumber. BPS Kab. Karanganyar -

Tabel . Fasilitas Perekonomian Kecamatan Mojolaban

Fasilitas Tahun

Pasar

Swalayan -

Restoran - - -

Warung

Toko

Hotel/

Losmen

- - - - -

Bank

Umum

KUD - - - - -

Sumber. BPS Kab. Sukoharjo -

Sistem Transportasi

Sistem transportasi menjadi komponen dalam penelitian transformasi karena

sistem transportasi mempengaruhi perkembangan pada wilayah penelitian. Sistem transportasi

di koridor Surakarta-Palur terdiri dari alat transportasi yang digunakan dan jaringan jalan

yang ada pada wilayah penelitian. Berikut ini adalah alat transportasi yang digunakan oleh

masyarakat pada koridor Surakarta-Palur.

Tabel . Alat Transportasi Kecamatan Jaten

Tahun

Kendaraan Bermotor Kendaraan Non

Motor

Angkudes/

Kota

Truck/

Colt

Bus/

Mini bus Ojek Becak

Andong/

Dokar

- -

- -

- -

Sumber. BPS Kab. Karanganyar -

Alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Mojolaban

beraneka ragam mulai dari kendaraan bermotor seperti Sepeda motor, Mobil pribadi,

Angkutandes/kota, Truck/Colt, dan Minibus hingga kendaraan non motor seperti Sepeda,

Becak dan Andong/Dokar. Alat trasnportasi bermotor yang paling banyak dimiliki adalah

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sepeda motor jumlahnya dari tahun hingga tahun selalu meningkat, peningkatan

yang apling signifikan terjadi tahun sampai yaitu dari jumlah menjadi

unit, sedangkan kendaraan non bermotor paling banyak yang dimiliki adalah sepeda,

kepemilikan sepeda dari tahun ke tahun juga semakin meningkat peningkatan yang paling

banyak pada tahun hingga yaitu dari jumlah unit menjadi unit.

Tabel . Alat Transportasi Kecamatan Mojolaban

Tahun

Kendaraan Bermotor Kendaraan Non

Motor

Angkudes/

Kota

Truck/

Colt

Bus/

Mini bus Ojek Becak

Andong/

Dokar

Sumber. BPS Kab. Sukoharjo -

Alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Mojolaban

beraneka ragam mulai dari kendaraan bermotor seperti Sepeda motor, Mobil pribadi,

Angkutandes/kota, Truck/Colt, dan Minibus hingga kendaraan non motor seperti Sepeda,

Becak dan Andong/Dokar. Alat trasnportasi bermotor yang paling banyak dimiliki adalah

sepeda motor jumlahnya dari tahun hingga tahun selalu meningkat, peningkatan

yang apling signifikan terjadi tahun sampai yaitu dari jumlah menjadi

unit, sedangkan kendaraan non bermotor paling banyak yang dimiliki adalah sepeda,

kepemilikan sepeda dari tahun ke tahun juga semakin meningkat peningkatan yang paling

banyak pada tahun hingga yaitu dari jumlah unit menjadi unit.

Tabel . Jumlah Ruas Jalan Kecamatan Jaten

Tahun Jalan

Aspal

Jalan

Diperkeras

Jalan

Tanah

Sumber. BPS Kab. Karanganyar -

Klasifikasi jalan berdasarkan material pembangunannya diKecamatan Jaten

sendiri terbagi atas tiga macam yaitu jalan aspal, jalan diperkeras dan jalan tanah. Jalan yang

paling banyak adalah jalan aspal.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel . Jumlah Ruas Jalan Kecamatan Mojolaban

Tahun Jalan

Aspal

Jalan

Diperkeras

Jalan

Tanah

Sumber. BPS Kab. Sukoharjo -

Klasifikasi jalan berdasarkan material pembangunannya diKecamatan Jaten

sendiri terbagi atas tiga macam yaitu jalan aspal, jalan diperkeras dan jalan tanah. Jalan yang

paling banyak adalah jalan dengan material aspal yaitu pada tahun berjumlah .

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA WILAYAH KECAMATAN JATEN

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA WILAYAH KECAMATAN MOJOLABAN

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Koridor Surakarta-Kartosuro

Koridor Surakarta-Kartosuro berada di sebelah barat Kota Surakarta, sesuai

dengan RTRW Kota Surakarta bahwa daerah Kartosuro akan menjadi wilayah pengembangan

Kota Surakarta ke sebelah barat sedangkan koridor Surakarta-Kartosuro merupakan bagian

dari kedua wilayah tersebut sehingga koridor ini akan menjadi bagian dari pengembangan,

apalagi wilayah koridor marupakan wilayah strategis dari awal pengembangan karena terletak

dekat dengan jaringan utama penghubung.

Secara umum koridor memang bukan suatu wilayah yang luas akan tetapi

pengembangan terjadi secara signifikan pada wilayah peri urban terutama wilayah koridor.

Berikut adalah beberapa karakteristik yang dimiliki oleh koridor Surakarta-Kartosuro.

Karakteristik Fisik

Koridor yang kedua adalah Koridor Surakarta-Kartosuro yang terletak pada

wilayah administrasi Kecamatan Kartosuro Kabupaten Sukoharjo. Secara administrasi

Kecamatan Kartosuro terdiri dari desa.

Batas-batas Kecamatan

Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar

Sebelah Timur : Kota Surakarta

Sebelah Selatan : Kecamatan Gatak

Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali

Kecamatan Kartosuro secara umum terletak di sebelah barat Kabupaten

Sukoharjo, secara geografis terletak pada posisi o ’ ’’ –

o ’ ’’ bujur timur dan

o ’ ’’-

o ’ ’’ lintang selatan Kecamatan Kartosuro terletak pada derah yang relative

datar dengan ketinggian antara - meter diatas permukaan laut, dengan kemiringan rata-

rata - .

Luas wilayah Kecamatan Kartosuro Ha yang terdiri atas lahan sawah dan

lahan kering, Desa Pabelan merupakan desa yang terluas wilayahnya yaitu sekitar Ha

sedangkan Desa Ngabeyan merupakan desa dengan luas terkecil yaitu sebesar Ha.

Jenis penggunaan lahan pada kawasan penelitian terdiri dari lahan sawah dan

lahan kering, lahan sawah digunakan sebagai lahan dengan kegiatan pertanian sedangkan

lahan kering digunakan antara lain sebagai lahan permukiman, pekarangan,

peternakan/kolam, perindustrian, dan sarana prasarana.

Koridor Surakarta-Kartosuro berada pada wilayah administrasi Kecamatan

Kartosuro, penggunaan lahan di Kecamatan Kartosuro sebagai berikut :

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sumber : Analisis

Gambar Penggunaan Lahan Kecamatan Kartosuro

Penggunaan lahan di Kecamatan Kartosuro sejak tahun telah didominasi

sebagai tanah kering yang digunakan sebagai aktivitas non pertanian, aktivitas non pertanian

yang dilakukan diatas tanah kering yang ada di Kecamatan Kartosuro sendiri antara lain

sebagai aktivitas permukiman, pendidikan, perdagangan, industri dan sarana prasarana.

Kependudukan

Penduduk di Kecamatan Kartosuro dari tahun hingga selalu meningkat

hal ini dipengaruhi beberapa faktor salah satunya adalah pendatang, dikarenakan Kartosuro

merupakan kawasan yang menarik digunakan sebagai tempat bermukim yaitu letak kawasan

yang dekat dengan Kota Surakarta sehingga masyarakat yang tinggal dikawasan ini lebih

dekat untuk bekerja dikota, selain itu dalam RTRW Kota Surakarta sendiri dijelaskan bahwa

Kecamatan Jaten dan Kecamatan Mojolaban menjadi kecamatan pengembangan perkotaan

Surakarta ke wilayah barat.

Tabel . Kependudukan Kec. Kartosuro

Tahun Jumlah Kepadatan Pertumbuhan (%)

Sumber. BPS Kab. Sukoharjo -

Pertumbuhan aktivitas yang ada di Kecamatan Kartosuro juga menjadi salah satu

pemicu pertambahan penduduk pada wilayah ini, aktivitas yang mempengaruhi antara lain

aktivitas perekonomian pada sektor perdagangan dan sektor industri dan aktivitas pendidikan

terutama perguruan tinggi.

Fasilitas

Sarana prasarana merupakan salah satu komponen wilayah yang cukup penting

untuk mendukung wilayah tersebut sesuai dengan fungsinya. Perkembangan sarana prasarana

manjadi komponen pendukung transformasi wilayah tersebut. Dalam penelitian ini yang

737 645 601 559 515

1,168 1,278 1,222 1,254 1,308

1990 1995 2000 2005 2010

Penggunaan Lahan

Tanah Sawah Tanah Kering

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dimaksud dengan fasilitas sosial ekonomi terdiri dari fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan,

dan fasilitas ekonomi.

Fasilitas Pendidikan

Fasilitas pendidikan menjadi komponen dalam penelitian transformasi karena

fasilitas pendidikan menggambarkan tentang pemenuhan kebutuhan masyarakat pada bidang

pendidikan terutama pendidikan formal pada sekolah dan perguruan tinggi. Berikut adalah

jumlah fasilitas pendidikan yang ada di koridor Surakarta-Kartosuro selama tahun - :

Tabel . Fasilitas Pendidikan Kecamatan Kartosuro

Tahun TK SD SMP

Negeri

SMP

Swasta SMA PT MI MTS

Sumber. BPS Kab. Sukoharjo -

Kecamatan Kartosuro memiliki jumlah fasilitas pendidikan formal sejumlah

yang terdiri dari pendidikan TK, SD, SMP, SMA, MI, MTS dan Perguruan tinggi, jumlah

fasilitas tersebut rata-rata tidak mengalami penambahan jumlah dari tahun ketahun, adapun

penambahan hanya SD pada tahun , SMP pada tahun , SMA pada tahun .

Perguruan Tinggi menjadi salah satu komponen pertambahan penduduk meskipun hanya

penduduk domisili sementara seperti mahasiswa yang merupakan penduduk asli luar daerah

Kartosuro harus menetap di Jaten karena sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi,

perguruan tinggi yang ada di Kecamatan Kartosusuro antara lain Universitas Muhammadiyah

Surakarta (UMS), Universitas Sebelas Maret (UNS) Pabelan, IAIN Surakarta.

Fasilitas Kesehatan

Fasilitas Kesehatan dapat menjadi salah satu komponen ukuran kesejahteraan

masyarakat pada suatu wilayah, dalam penelitian ini penggambaran fasilitas kesehatan karena

berpengaruh terhadap pola transformasi yang ada.

Tabel . Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Kartosuro

Tahu

n

Rumah

Sakit

RSB/

RB

Poliklini

k Puskesmas

Puskesma

s

pembantu

Prakte

k

Dokter

Praktek

Bidan

Posyand

u

Polinde

s

Sumber. BPS Kab. Sukoharjo -

Fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Kartosuro berupa Rumah Sakit

Bersalin (RB), poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu, praktek dokter, praktek bidan,

posyandu dan polindes.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

. Fasilitas Perekonomian

Fasilitas pendagangan yang ada di Kecamatan Kartosuro terdiri atas pasar,

swalayan, restoran, warung makan, toko, hotel, bank dan lain sebagainya. Berikut ini data

fasilitas perekonomian di kecamatan yang ada di koridor Surakarta-Kartosuro tersebut.

Tabel . Fasilitas Perekonomian Kecamatan Kartosuro

Fasilitas Tahun

Pasar

Swalayan

Restoran

Warung

makan

Toko

Hotel/

Losmen

-

Bank Umum

KUD

Sumber. BPS Kab. Sukoharjo -

Sistem Transportasi

Tabel . Alat Transportasi Kecamatan Kartosuro

Tahun

Kendaraan Bermotor Kendaraan Non

Motor

Angkudes/

Kota

Truck/

Colt

Bus/

Mini bus Ojek Becak

Andong/

Dokar

Sumber. BPS Kab. Sukoharjo -

Alat transportasi yang digunakan oleh masyarakat Kecamatan Mojolaban

beraneka ragam mulai dari kendaraan bermotor seperti Sepeda motor, Mobil pribadi,

Angkutandes/kota, Truck/Colt, dan Minibus hingga kendaraan non motor seperti Sepeda,

Becak dan Andong/Dokar. Alat trasnportasi bermotor yang paling banyak dimiliki adalah

sepeda motor jumlahnya dari tahun hingga tahun selalu meningkat, peningkatan

yang paling signifikan terjadi tahun sampai yaitu dari jumlah menjadi

unit, sedangkan kendaraan non bermotor paling banyak yang dimiliki adalah sepeda,

kepemilikan sepeda dari tahun ke tahun malah semakin menurun.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel . Jumlah Jalan Kecamatan Kartosuro

Tahun Jalan

Aspal

Jalan

Diperkeras

Jalan

Tanah

Sumber. BPS Kab. Sukoharjo -

Klasifikasi jalan berdasarkan material pembangunannya diKecamatan Jaten

sendiri terbagi atas tiga macam yaitu jalan aspal, jalan diperkeras dan jalan tanah. Jalan yang

paling banyak adalah jalan dengan material aspal yaitu pada tahun berjumlah .

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA WILAYAH KARTOSURO

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA WILAYAH PENELITIAN

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB

DELINIASI WILAYAH PENELITIAN

Dalam penelitian ini deliniasi wilayah dilakukan sebagai penentuan wilayah yang

akan menjadi fokus pada penelitian, yaitu koridor Surakarta-Palur dan Surakarta-Kartosuro

sebagai bagian dari wilayah Peri Urban Kota Surakarta. Kedua koridor yang menjadi fokus

pada penelitian ini secara administratif terletak pada tiga kecamatan pada dua wilayah

kabupaten yang berbeda yaitu Kecamatan Jaten berada pada wilayah admintrasi Kabupaten

Karanganyar, Kecamatan Mojolaban dan Kecamatan Kartosuro berada pada wilayah

administrasi Kabupaten Sukoharjo. Kedua Kabupaten ini memang berbatas langsung dengan

Kota Surakarta sedangkan dua koridor ini berada pada jalan arteri yang menghubungkan Kota

Surakarta dengan wilayah sekitarnya terutama dengan kota-kota besar yang ada di wilayah

sekitarnya yaitu Koridor Surakarta-Palur merupakan jalur arteri menuju Provinsi Jawa Timur

baik yang melewati Kabupaten Sragen maupun yang melewati Kabupaten Karanganyar

menuju Magetan, sedangkan Koridor Surakarta-Kartosuro marupakan jalaur arteri menuju

Provinsi Yogyakarta yang melewati Kabupaten Klaten dan Kota Semarang yang melewati

Kabupaten Boyolali.

Latar belakang deliniasi wilayah pada penelitian transformasi wilayah koridor ini

adalah karena wilayah yang mendapatkan pengaruh dari jalan utama yang melewatinya tidak

dapat dibatasi secara administrasi. Dalam menentukan batas-batas koridor ini beberapa

pertimbangan yang digunakan adalah sebagai berikut :

Sebaran area terbangun dari batas terluar wilayah koridor.

Batasan terluar area terbangun yang berhimpitan dengan jalan arteri.

Gambar Pengaruh Jalan Arteri Terhadap Wilayah Koridor

Sumber : Analisis

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan menggunakan kriteria diatas, maka deliniasi wilayah koridor ini dapat

dilihat pada peta . Wilayah koridor ini meliputi dua koridor berbeda yaitu Koridor

Surakarta-Palur yang terletak di sebelah timur Kota Surakarta dan Koridor Surakarta-

Kartosuro yang terletak di sebelah barat Kota Surakarta.

Koridor Surakarta-Palur terletak pada wilayah administrasi dua kecamatan pada dua

kabupaten yang berbeda, yaitu Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar dan Kecamatan

Mojolaban Kabupaten Sukoharjo. berikut ini adalah letak koridor secara administrasi.

Tabel . Letak Administrasi Koridor Surakarta-Palur

Kabupaten Kecamatan Desa

Karanganyar Jaten Ngringo

Dagen

Sroyo

Jetis

Sukoharjo Mojolaban Palur

Sumber : Analisis

Sedangkan Koridor Surakarta-Kartosuro terletak pada wilayah administrasi

Kecamatan Kartouro Kabupaten Sukoharjo. berikut ini adalah letak koridor secara

administrasi

Tabel . Letak Administrasi Koridor Surakarta-Kartosuro

Kabupaten Kecamatan Desa

Sukoharjo Kartosuro Makamhaji

Pabelan

Gonilan

Ngadirejo

Singopuran

Kartosuro

Sumber: Analisis

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA DELINIASI KORIDOR SURAKARTA-PALUR

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA DELINIASI KORIDOR SURAKARTA-KARTOSURO

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Koridor Surakarta-Palur

Batas Wilayah

Batas wilayah Koridor Surakarta-Palur bukan berupa batas administrasi akan tetapi

batas-batas yang ditetapkan adalah berupa jalan baik arteri, kolektor dan rel kereta api, berikut

ini adalah batasan-batasan pada koridor Surakarta-Palur.

Batas-batas wilayah koridor

Sebelah Utara : Ring Road

Sebelah Timur : Rel Kereta Api Tunggal Surabaya

Sebelah Selatan : Rel Kereta Api Tunggal Surabaya

Sebelas Barat : Kota Surakarta

Distribusi Penduduk

Tabel Distribusi Penduduk Koridor Surakarta-Palur

Desa

Tahun

Luas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah

Ngringo

Dagen

Sroyo

Jetis

Palur

Sumber : Analisis

Koridor Surakarta-Palur terdiri dari lima wilayah administrasi desa yang berada

pada dua wilayah Kecamatan dimana masing-masing desa memiliki kepadatan penduduk

yang berbeda-beda. Pada koridor ini Desa dengan kepadatan penduduk terbanyak dari tahun

hingga tahun adalah Desa Ngringo Kecamatan Jaten Kab. Karanganyar dengan

luas wilayah desa Ha, Desa Ngringo sendiri sebagian besar wilayahnya diperuntukan

sebagai kawasan permukiman.

Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit di koridor ini berada di Desa Dagen

yaitu sebesar jiwa pada tahun dan mengalami peningkatan menjadi jiwa

pada tahun , apabila ditinjau dari penggunaan lahannya Desa Dagen banyak digunakan

sebagai industri dan perdagangan.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar Distribusi Penduduk Koridor Surakarta-Palur

Sumber : Analisis

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pertambahan Fasilitas Sosial Ekonomi

Tabel Pertambahan Fasilitas Sosial-Ekonomi Koridor Surakarta-Palur

Desa

Fasilitas Sosial Ekonomi

Pendidikan Kesehatan Peribadatan Ekonomi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Ngringo - - - - - - - -

Dagen - - - - - - - -

Sroyo - - - - - - - - -

Jetis - - - - - - - - -

Palur - - -

Analisis

Fasilitas sosial ekonomi yang ada di Koridor ini berupa Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Peribadatan dan Fasilitas

Ekonomi. Beberapa fasilitas tersebut mempengaruhi perkembangan transformasi spasial yang ada di Koridor Surakarta-Palur selama Tahun

terakhir akan tetapi pada dasarnya perubahan jumlah fasilitas yang ada sendiri tidak begitu signifikan.

Perubahan yang terjadi pada fasilitas sosial ekonomi di Koridor Surakarta-Palur tidak terjadi secara linier karena perkembangan

mengalami naik turun sehingga tidak setiap fasilitas mengalami peningkatan akan tetapi beberapa fasilitas mengalami penurunan pada tahun-

tahun tertentu.

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Aktivitas Kawasan

Aktivitas kawasan sangat mempengaruhi adanya transformasi spasial di suatu

wilayah karena aktivitas satu kawasan dapat menjadi penyebab tumbuhnya aktivitas lain pada

kawasan tersebut. Adapaun aktivitas yang ada di kawasan Koridor Surakarta-Palur antara lain

aktivitas permukiman, aktivitas industri, aktivitas perdagangan dan jasa, aktivitas pertanian,

dan aktivitas transportasi.

Tabel Aktivitas Wilayah Koridor Surakarta-Palur

Fungsi

Kawasan

Aktivitas

Kawasan

Tahun / Luas

Luas

(Ha)

Luas

(Ha)

Luas

(Ha)

Luas

(Ha)

Luas

(Ha)

Permukiman

Permukiman

Pendidikan

Sosial

Peribadatan

Ekonomi

Industri

Industri

Ekonomi

Permukiman

Perdagangan

& Jasa

Ekonomi

Permukiman

Peribadatan

Pendidikan

Pendidikan

Peribadatan

Permukiman

Ekonomi

Sumber : Analisis

Aktivitas yang ada di kawasan Koridor Surakarta-Palur dari tahun hingga

tahun hampir sama hanya yaitu berupa aktivitas permukiman, aktivitas sosial ekonomi,

aktivitas industri, dan aktivitas perdagangan dan jasa. Jenis aktivitas yang dilakukan memang

tidak berubah akan tetapi luas kawasan dengan fungsi aktivitas tertentu tumbuh dengan pesat,

aktivitas yang tumbuh dengan pesat di Koridor ini adalah aktivitas industri, pertumbuhan

aktivitas industri menjadikan fungsi penggunaan lahan di koridor ini berubah dari lahan

pertanian menjadi lahan dengan bangunan industri-industri besar diatasnya.

Fungsi Bangunan

Fungsi Bangunan yang ada di koridor Surakarta-Palur antara lain sebagai rumah,

industri, sarana perdagangan dan jasa, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana

pendidikan, sarana transportasi dan pergudangan. Bangunan – bangunan yang ada di Koridor

Surakarta-Palur sebagian besar telah mengelompok sesuai dengan fungsinya sehingga

membentuk suatu kawasan dengan fungsi tertentu.

Bangunan dengan fungsi permukiman banyak menyebar di beberapa titik kawasan

akan tetapi lebih banyak tidak berbatasan langsung dengan jalan utama koridor ini, bangunan

rumah berada di belakang bangunan dengan fungsi yang lain seperti perdagangan dan jasa

juga industri.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Bangunan dengan fungsi industri berada di pinggir jalan arteri dan sebagian berada

ditengah kawasan permukiman, selain bangunan dengan fungsi industri juga ada beberapa

bangunan yang berfungsi sebagai gudang. Bangunan-bangunan dengan fungsi industri cukup

besar dan banyak memakan lahan pertanian.

Selain fungsi bangunan sebagai rumah, industri, gudang, perdagangan dan jasa di

koridor ini juga terdapat bangunan berupa fasilitas pendukung antara lain bangunan fasilitas

peribadatan seperti masjid dan gereja, fasilitas pendidikan seperti Sekolah (SD, SMP) dan

Perguruan Tinggi, dan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, polindes, dan apotik.

Gambar Fungsi Bangunan di Koridor Surakarta-Palur

Fungsi Kawasan

Penggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas manusia terhadap

sebagian fisik permukaan bumi. Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan

pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan

semakin intensifnya aktivitas penduduk di suatu tempat berdampak pada makin meningkatnya

perubahan penggunaan lahan.

Sumber : Survey Lapangan

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Secara umum garis besar pemanfaatan ruang kawasan koridor Surakarta-Palur terdiri

dari permukiman, industri, perdagangan, pertanian, jalan dan saluran serta daerah pengaman

sungai. Berikut ini adalah jumlah luas penggunaan lahan di Koridor Surakarta-Palur.

Tabel Luas Kawasan Koridor Surakarta-Palur Berdasarkan Fungsinya (Ha)

Fungsi Kawasan Tahun

Permukiman ,

Industri

Perdagangan dan Jasa

Pemerintahan - - - - -

Pendidikan - -

Kesehatan - - - - -

Sumber : Analisis

Fungsi kawasan di Koridor Surakarta-Palur di dominasi dengan kawasan

permukiman dan industri, kawasan permukiman banyak didominasi sebagai permukiman

rumah tunggal tanpa fungsi lain, rumah dengan fungsi tunggal banyak terdapat di Desa

Ngringo, hanya sebagian kecil yang digunakan sebagai fungsi lain terutama yang berada

dipinggir jalan dan dekat dengan pabrik mempunyai fungsi lain sebagai toko dan warung.

Industri yang ada di kawasan ini termasuk golongan industri besar berupa industri

garmen, jamu jamu, industri makanan, industri plastik, industri percetakan, dan industri bahan

plastik. Industri yang ada di Koridor Surakarta-Palur berada di pinggir jalan arteri tetapi

sebagian berada di tengah lokasi permukiman da n pertanian.

Kawasan Perdagangan dan Jasa berada dipinggir jalan arteri terutama di Desa

Ngringo dan Desa Palur, fasilitas perdagangan yang ada antara lain seperti pasar, swalayan,

supermarket, plaza, dan pertokoan. Sedangkan jasa yang ada antara lain jasa transportasi, jasa

perbankan dan jasa lainnya.

. Sistem Transportasi

Sistem transportasi yang ada di Koridor terdiri dari baik kendaraan umum maupun

pribadi dan jaringan jalan. Sistem transportasi secara tidak langsung sangat mempengaruhi

adanya transformasi suatu wilayah begitu juga yang terjadi di koridor Surakarta-Palur ini.

Sistem transportasi dilihat dari jenis jalan dan jenis moda transportasi yang

ada di koridor ini.

Tabel Sistem Transportasi Koridor Surakarta-Palur

Jenis Jalan Moda Tahun/Jumlah

Jalan Arteri Bus

Jalan Kolektor Angkutan - - - - -

Jalan Lokal Becak

Jalan Lingkungan Dokar

Sumber : Analisis Peneliti

Kendaraan yang ada diwilayah ini berupa kendaraan umum dan kendaraan

pribadi, kendaraan umum yang ada antara lain Buskota, angkutan, bus besar, becak, delman

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kendaraan ini banyak ditemukan terutama di jalan arteri. Sedangkan kendaraan pribadi yang

biasa digunakan masyarakat antara lain sepeda, sepeda motor dan mobil pribadi.

Sedangkan jaringan jalan yang ada di koridor ini berupa Jalan Arteri, Jalan

Kolektor, Jalan Lokal, dan Jalan Kereta Api. Jalan arteri yaitu jalan menghubungkan secara

berdaya guna antarpusat kegiatan nasional atau antara pusat kegiatan nasional dengan pusat

kegiatan wilayah. Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan

pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional,

dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan,

jalan arteri yang ada di koridor Surakarta-Palur merupakan jalan yang menghubungkan pusat

kegiatan di Jawa Tengah khususnya Kota Surakarta dengan kota-kota di sekitarnya juga

provisi Jawa Timur. Selain Jalan Arteri jaringan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan

baik Nasional maupun Rehgional yang lain adalah Jalan Kereta Api, Jalan Kereta Api yang

ada di koridor ini merupakan jalan kereta api nasional yang mengubungkan antara Jawa Barat,

Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Pola pergerakan dan sistem transportasi yang ada di Koridor Surakarta-Palur

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi transformasi pada koridor ini, pola

pergerakan dilihat dari pergerakan masyarakat baik keluar, kedalam maupun yang ada di

dalam koridor. Sedangkan sistem transportasi yang ada di koridor ini dilihat dari jenis jalan

berdasarkan tingkatanya dan jumlah moda transportasi yang ada.

Pergerakan keluar koridor terdiri dari pergerakan menuju Kota Surakarta dan

pergerakan dari Kota Surakarta menuju keluar Kota Surakarta yang melewati Koridor

Surakarta-Palur misalkan pergerakan menuju ke Kabupaten Karanganyar atau Kabupaten

Sragen, pergerakan kedalam koridor berarti pergerakan dari Kota Surakarta menuju ke dalam

koridor atau dari daerah lain menuju ke dalam koridor sedangkan peregerakan di dalam

koridor berarti pergerakan yang ada di dalam Koridor Surakarta-Palur itu sendiri.

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar Pola Pergerakan Koridor Surakarta-Kartosuro

Sumber : Analisis

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA KORIDOR SURAKARTA-PALUR

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA KORIDOR SURAKARTA-PALUR

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA KORIDOR SURAKARTA-PALUR

PETA KORIDOR SURAKARTA-PALUR

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA KORIDOR SURAKARTA-PALUR

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Koridor Surakarta-Kartosuro

Batas Wilayah

Batas wilayah Koridor Surakarta-Kartosuro bukan berupa batas administrasi akan

tetapi batas-batas yang ditetapkan adalah berupa jalan baik arteri dan kolektor, berikut ini

adalah batasan-batasan pada koridor Surakarta-Kartosuro.

Batas-batas wilayah koridor

Sebelah Utara : Jalan Lokal Desa Gonilan

Sebelah Timur : Kota Surakarta

Sebelah Selatan : Jalan Slamet Riyadi Kartosuro

Sebelas Barat : Jalan lokal Desa Kartosuro, Jalan Arteri Surakarta-Jogja

Koridor Surakarta-Palur berada di wilayah administrasi desa di Kecamatan Jaten

dan Kecamatan Mojolaban, sebelah Utara koridor berada di Desa Gonilan, Pabelan,

Ngabeyan dan Kartosuro sedangkan sebelah selatan berada di Desa Makamhaji, Desa

Ngadirejo dan Desa Kartosuro.

Distribusi Penduduk

Tabel Distribusi Penduduk Koridor Surakarta-Kartosuro

Desa

Tahun

Luas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah Luas Jumlah

Makamhaji

Pabelan

Gonilan

Ngadirejo

Singopuran

Kartosuro

Sumber : Analisis

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar Distribusi Penduduk Koridor Surakarta-Kartosuro

Koridor Surakarta-Kartosuro terdiri dari enam wilayah administrasi desa yang

berada pada Kecamatan Kartosuro dimana masing-masing desa memiliki kepadatan penduduk

yang berbeda-beda. Pada koridor ini Desa dengan kepadatan penduduk terbanyak dari tahun

hingga tahun adalah Desa Makamhaji dengan luas wilayah desa Ha Desa

Makamhaji sendiri sebagian besar wilayahnya diperuntukan sebagai kawasan permukiman

dan desa ini merupakan desa perbatasan dengan Kota Surakarta.

Jumlah penduduk terbanyak di Koridor Surakarta-Kartosuro terdapat di Desa

Makamhaji dengan jumlah penduduk pada tahun jiwa dengan peningkatan

hingga jiwa pada tahun . Selain itu di Desa Makamhaji sendiri dilihat dengan

penggunaan lahannya sebagian besar kawasan berfungsi sebagai kawasan permukiman dari

awal tahun penelitian yaitu tahun hingga tahun .

Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit di koridor ini berada di Desa Gonilan yaitu

dengan jumlah . pada Tahun dan mengalami peningkatan dengan jumlah

Pada Tahun .

Sumber : Analisis

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

. Pertambahan Fasilitas Sosial Ekonomi

Tabel Pertambahan Fasilitas Sosial Ekonomi Koridor Surakarta-Kartosuro

Desa

Fasilitas Sosial Ekonomi

Pendidikan Kesehatan Peribadatan Ekonomi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Makamhaji - -

Pabelan - - - - -

Gonilan - - - - - - - -

Ngadirejo - - - - - - -

Singopuran - - - - - - -

Kartosuro - - - -

Sumber : Analisis

Fasilitas sosial ekonomi yang ada di Koridor ini berupa Fasilitas Pendidikan, Fasilitas Kesehatan, Fasilitas Peribadatan dan Fasilitas

Ekonomi. Beberapa fasilitas tersebut mempengaruhi perkembangan transformasi spasial yang ada di Koridor Surakarta-Kartosuro selama

Tahun terakhir akan tetapi pada dasarnya perubahan jumlah fasilitas yang ada sendiri tidak begitu signifikan.

Jumlah fasilitas sosial ekonomi di Koridor Surakarta-Kartosuro selama beberapa tahun mengalami peningkatan jumlah tetapi juga

ada beberapa fasilitas yang mengalami penurunan sehingga peningkatannya tidak linier.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Aktivitas Kawasan

Aktivitas kawasan sangat mempengaruhi adanya transformasi spasial di suatu

wilayah karena aktivitas satu kawasan dapat menjadi penyebab tumbuhnya aktivitas lain pada

kawasan tersebut. Adapaun aktivitas yang ada di kawasan Koridor Surakarta-Palur antara lain

aktivitas permukiman, aktivitas industri, aktivitas perdagangan dan jasa, aktivitas pertanian,

dan aktivitas transportasi.

Tabel Aktivitas Wilayah Koridor Surakarta-Kartosuro

Fungsi

Kawasan

Aktivitas

Kawasan

Tahun / Luas

Luas

(Ha)

Luas

(Ha)

Luas

(Ha)

Luas

(Ha)

Luas

(Ha)

Permukiman

Permukiman

Pendidikan

Sosial

Peribadatan

Ekonomi

Industri

Industri

Ekonomi

Permukiman

Perdagangan

& Jasa

Ekonomi

Permukiman

Peribadatan

Pendidikan

Pendidikan

Peribadatan

Permukiman

Ekonomi

Kesehatan Kesehatan

Peribadatan

Pemerintahan Pemerintahan

Sumber : Analisis

Aktivitas yang ada di kawasan Koridor Surakarta-Kartosuro dari tahun

hingga tahun hampir sama hanya yaitu berupa aktivitas permukiman, aktivitas sosial

ekonomi, aktivitas industri, dan aktivitas perdagangan dan jasa. Jenis aktivitas yang dilakukan

memang tidak berubah akan tetapi luas kawasan dengan fungsi aktivitas tertentu tumbuh

dengan pesat, aktivitas yang tumbuh dengan pesat di Koridor ini adalah aktivitas permukiman

dan perdagangan dan jasa. Adanya pertumbuhan permukiman baru yang ada di koridor ini

mempengaruhi adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan permukiman sedangkan

aktivitas perdagangan dan jasa banyak terjadi di pinggiran jalan arteri primer Jln. Ahmad

Yani dan jalan kolektor Jln. Slamet Riyadi Kartosuro.

Fungsi Bangunan

Fungsi Bangunan Adalah cara bangunan itu dapat melayani pemakainya dalam suatu

kegiatan yang mengandung proses. Bangunan berfungsi dengan baik jika semua unsur diatur

dengan baik sehingga tidak terjadi hambatan dalam operasinya.

Fungsi Bangunan yang ada di koridor Surakarta-Kartosuro antara lain sebagai rumah,

industri, sarana perdagangan dan jasa, sarana kesehatan, sarana peribadatan, sarana

pendidikan, sarana transportasi dan pergudangan. Bangunan – bangunan yang ada di Koridor

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Surakarta-Kartosuro sebagian besar telah mengelompok sesuai dengan fungsinya sehingga

membentuk suatu kawasan dengan fungsi tertentu.

Bangunan dengan fungsi permukiman banyak menyebar di beberapa titik kawasan

akan tetapi lebih banyak tidak berbatasan langsung dengan jalan utama koridor ini, bangunan

rumah berada di belakang bangunan dengan fungsi yang lain seperti perdagangan dan jasa

juga industri bangunan rumah yang ada berupa rumah di dalam kampung dan rumah dalam

perumahan .

Bangunan dengan fungsi industri yang ada di kawasan ini berupa industri tembakau,

pabrik gula dan lain sebagainya, letak kawasan industri sendiri berada ditengah lahan

pertanian selain industri juga terdapat bangunan ditengah lahan pertanian berupa

pergudangan.

Selain fungsi bangunan sebagai rumah, industri, gudang, perdagangan dan jasa di

koridor ini juga terdapat bangunan berupa fasilitas pendukung antara lain bangunan fasilitas

peribadatan seperti masjid dan gereja, fasilitas pendidikan seperti Sekolah (SD, SMP) dan

Perguruan Tinggi, dan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, polindes, dan apotik.

Gambar Fungsi Bangunan di Koridor Surakarta-Kartosuro

Sumber : Survey Lapangan

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Fungsi Kawasan

Penggunaan lahan merupakan wujud nyata dari pengaruh aktivitas manusia terhadap

sebagian fisik permukaan bumi. Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan

pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan

semakin intensifnya aktivitas penduduk di suatu tempat berdampak pada makin meningkatnya

perubahan penggunaan lahan.

Secara umum garis besar pemanfaatan ruang kawasan koridor Surakarta-Kartosuro

terdiri dari permukiman, industri, perdagangan, pertanian, jalan dan saluran serta daerah

sempadan sungai. Berikut ini adalah jumlah luas penggunaan lahan di Koridor Surakarta-

Kartosuro.

Tabel Luas Kawasan Koridor Surakarta-Kartosuro Berdasarkan Fungsinya

Fungsi Kawasan Tahun

Permukiman

Industri

Perdagangan dan Jasa

Pemerintahan - -

Pendidikan

Kesehatan

Sumber: Analisis

Fungsi kawasan di Koridor Surakarta-Kartosuro di dominasi dengan kawasan

permukiman dan Perdagangan dan Jasa, kawasan permukiman banyak didominasi sebagai

permukiman rumah tunggal tanpa fungsi lain, rumah dengan fungsi tunggal banyak terdapat

di Desa Gonilan, Desa Pabelan, Desa Makamhaji, Desa Ngabeyan dan Desa Kartosuro selain

digunakan sebagai rumah tunggal sebagian rumah juga digunakan dengan fungsi lain seperti

perdagangan dan jasa terutama rumah yang terletak dipinggiran jalan arteri Surakarta-

Kartosuro.

Kawasan Perdagangan dan Jasa berada dipinggir jalan arteri terutama di Desa

Kartosuro, fasilitas perdagangan yang ada antara lain seperti pasar, swalayan, supermarket,

plaza, dan pertokoan. Sedangkan jasa yang ada antara lain jasa transportasi, jasa perbankan

dan jasa lainnya.

Fungsi lain yang ada di koridor ini adalah sebagai kawasan industri akan tetapi

fungsi industri tidak terlalu mendominasi, selain itu juga terdapat kawasan pendidikan,

kawasan pemerintahan, dan kawasan kesehatan. Kawasan pendidikan yang ada berupa

pendidikan perguruan tinggi yaitu Universitas Muhamadiyah Surakarta (UMS) dan

Universitas Sebelas Maret keduanya terletak di Desa Pabelan. Sedangkan fungsi kawasan

sebagai kawasan kesehatan yaitu berupa Rumah Sakit yang terletak di Desa Pabelan.

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

. Sistem Transportasi

Sistem transportasi yang ada di Koridor terdiri dari baik pola pergerakan, moda

transportasi dan jaringan jalan. Sistem transportasi secara tidak langsung sangat

mempengaruhi adanya transformasi suatu wilayah begitu juga yang terjadi di koridor

Surakarta-Kartosuro ini.

Sistem transportasi dilihat dari jenis jalan dan jenis moda transportasi yang ada di

koridor ini.

Tabel Sistem Transportasi Koridor Surakarta-Kartosuro

Jenis Jalan Moda Tahun/Jumlah

Jalan Arteri Bus

Jalan Kolektor Angkutan

Jalan Lokal Becak

Jalan

Lingkungan

Dokar

Sumber : Analisis Peneliti

Sistem transportasi yang ada di Koridor Surakarta-Kartosuro selama tahun

tidak mengalami perubahan, dari aspek fungsi jalan berdasarkan tingkatanya yang ada di

Koridor Surakarta-Kartosuro adalah jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal dan jalan

lingkungan perubahan jenis jalan berdasarkan tingkatannya selama tahun hingga tahun

yaitu dari jalan lingkungan menjadi jalan lokal. Sedangkan dari segi moda transportasi

pada koridor Surakarta-Kartosuro terdiri dari jenis transportasi umum dan pribadi, jenis

transportasi umum dengan moda transportasi berupa bis (AKAP, AKDP, Bus Kota), angkutan

umum (Angkot), Becak, dan Dokar sedangkan jenis transportasi pribadi dengan moda

transportasi berupa Mobil, Sepeda Motor, Sepeda, Truck/Colt.

Pola pergerakan dan sistem transportasi yang ada di Koridor Surakarta-Kartosuro

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi transformasi pada koridor ini, pola

pergerakan dilihat dari pergerakan masyarakat baik keluar, kedalam maupun yang ada di

dalam koridor. Sedangkan sistem transportasi yang ada di koridor ini dilihat dari jenis jalan

berdasarkan tingkatanya dan jumlah moda transportasi yang ada.

Pergerakan keluar koridor terdiri dari pergerakan menuju Kota Surakarta dan

pergerakan dari Kota Surakarta menuju keluar Kota Surakarta yang melewati Koridor

Surakarta-kartosuro misalkan pergerakan menuju ke Kabupaten Karanganyar atau Kabupaten

Sragen, pergerakan kedalam koridor berarti pergerakan dari Kota Surakarta menuju ke dalam

koridor atau dari daerah lain menuju ke dalam koridor sedangkan peregerakan di dalam

koridor berarti pergerakan yang ada di dalam Koridor Surakarta-Kartosuro itu sendiri.

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar Pola Pergerakan Koridor Surakarta-Kartosuro

Sumber : Analisis

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA KORIDOR SURAKARTA-KARTOSURO

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA KORIDOR SURAKARTA-KARTOSURO

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA KORIDOR SURAKARTA-KARTOSURO

PETA KORIDOR SURAKARTA-KARTOSURO

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR ... · 15. Rekan-rekan PWK angkatan 2008 yang memberikan dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini. 16. Semua pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PETA KORIDOR SURAKARTA-KARTOSURO