31
Digital Radiologi 1. Pengertian Digital radiografi adalah sebuah bentuk pencitraan sinar_X, dimana sensor-sensor sinar-X digital digunakan menggantikan film fotografi konvensional. Dan processing kimiawi digantikan dengan sistem komputer yang terhubung dengan monitor atau laser printer. 2. Komponen Digital Radiography Sebuah sistem digital radiographi terdiri dari 4 komponen utama, yaitu X-ray source, detektor, Analog-Digital Converter, Computer, dan Output Device. A. X-ray Source Sumber yang digunakan untuk menghasilkan X-ray pada DR sama dengan sumber X-ray pada Coventional Radiography. Oleh karena itu, untuk merubah radiografi konvensional menjadi DR tidak perlu mengganti pesawat X-ray. B. Image Receptor Detektor berfungsi sebagai Image Receptor yang menggantikan keberadaan kaset dan film. Ada dua tipe alat penangkap gambar digital, yaitu Flat Panel Detectors (FPDs) dan High Density Line Scan Solid State Detectors. 1) Flat Panel Detectors (FPDs) FPDs adalah jenis detektor yang dirangkai menjadi sebuah panel tipis. Berdasarkan bahannya, FPDs dibedakan menjadi dua, yaitu a. Amorphous Silicon Amorphous Silicon (a-Si) tergolong teknologi penangkap gambar tidak langsung karena sinar-X diubah menjadi cahaya. Dengan detektor-detektor a-Si, sebuah sintilator pada lapisan terluar detektor (yang terbuat dari Cesium Iodida atau Gadolinium Oksisulfat), mengubah sinar-X menjadi cahaya. Cahaya kemudian diteruskan melalui lapisan photoiodida a-Si dimana cahaya tersebut dikonversi menjadi sebuah sinyal keluaran digital. Sinyal digital kemudian dibaca oleh film transistor tipis (TFT’s) atau oleh Charged Couple Device (CCD’s). Data gambar dikirim ke dalam sebuah computer untuk ditampilkan. Detektor

Digital Radiologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Digital Radiologi

Citation preview

Page 1: Digital Radiologi

Digital Radiologi1. PengertianDigital radiografi adalah sebuah bentuk pencitraan sinar_X, dimana sensor-sensor sinar-X digital digunakan menggantikan film fotografi konvensional. Dan processing kimiawi digantikan dengan sistem komputer yang terhubung dengan monitor atau laser printer.

2. Komponen Digital RadiographySebuah sistem digital radiographi terdiri dari 4 komponen utama, yaitu X-ray source, detektor, Analog-Digital Converter, Computer, dan Output Device.

A. X-ray SourceSumber yang digunakan untuk menghasilkan X-ray pada DR sama dengan sumber X-ray pada Coventional Radiography. Oleh karena itu, untuk merubah radiografi konvensional menjadi DR tidak perlu mengganti pesawat X-ray.

B. Image ReceptorDetektor berfungsi sebagai Image Receptor yang menggantikan keberadaan kaset dan film.

Ada dua tipe alat penangkap gambar digital, yaitu Flat Panel Detectors (FPDs) dan High Density Line Scan Solid State Detectors.

1) Flat Panel Detectors (FPDs)FPDs adalah jenis detektor yang dirangkai menjadi sebuah panel tipis. Berdasarkan bahannya, FPDs dibedakan menjadi dua, yaitua. Amorphous Silicon Amorphous Silicon (a-Si) tergolong teknologi penangkap gambar tidak langsung karena sinar-X diubah menjadi cahaya. Dengan detektor-detektor a-Si, sebuah sintilator pada lapisan terluar detektor (yang terbuat dari Cesium Iodida atau Gadolinium Oksisulfat), mengubah sinar-X menjadi cahaya. Cahaya kemudian diteruskan melalui lapisan photoiodida a-Si dimana cahaya tersebut dikonversi menjadi sebuah sinyal keluaran digital. Sinyal digital kemudian dibaca oleh film transistor tipis (TFT’s) atau oleh Charged Couple Device (CCD’s). Data gambar dikirim ke dalam sebuah computer untuk ditampilkan. Detektor a-Si adalah tipe FPD yang paling banyak dijual di industri digital imaging saat ini.

b. Amorphous Selenium (a-Se)Amorphous Selenium (a-Se) dikenal sebagai detektor langsung karena tidak ada konversi energi sinar-X menjadi cahaya. Lapisan terluar dari flat panel adalah elektroda bias tegangan tinggi. Elektrode bias mempercepat energi yang ditangkap dari penyinaran sinar X mealui lapisan selenium. Foton-foton sinar-X mengalir melalui lapisan selenium menciptakan pasangan lubang electron. Lubang-lubang elektron tersebut tersimpan dalam selenium berdasarkan pengisian tegangan bias. Pola (lubang-lubang) yang terbentuk pada lapisan selenium dibaca oleh rangakaian TFT atau Elektrometer Probes untuk diinterpretasikan menjadi citra.

Page 2: Digital Radiologi

2) High Density Line Scan Solid State deviceTipe penangkapan gambar yang kedua pada DR adalah High Density Line Scan Solid State device. Alat ini terdiri dari Photostimulable Barium Fluoro Bromide yang dipadukan dengan Europium (BaFlBr:Eu) tatu Fosfor Cesium Bromida (CsBr).Detektor fosofor merekam energi sinar-X selama penyinaran dan dipindai (scan) oleh sebuah dioda laser linear untuk mengeluarkan energi yang tersimpan yang kemudian dibaca oleh sebuah penangkap gambar digital Charge Coupled Devices (CCD’s). Image data kemudian ditransfer oleh Radiografer untuk ditampilkan dan dikirim menuju work stasion milik radiolog.

C. Analog to Digital ConverterKomponen ini berfungsi untuk merubah data analog yang dikeluarkan detektor menjadi data digital yang dapat diinterpretasikan oleh komputer.

D. KomputerKomponen ini berfungsi untuk mengolah data, manipulasi image, menyimpan data-data (image), dan menghubungkannya dengan output device atau work station.

E. Output DeviceSebuah sistem digital radiografi memiliki monitor untuk menampilkan gambar. Melaui monitor ini, radiografer dapat menentukan layak atau tidaknya gambar untuk diteruskan kepada work station radiolog. Selain monitor, output device dapat berupa laser printer apabila ingin diperoleh data dalam bentuk fisik (radiograf). Media yang digunakan untuk mencetak gambar berupa film khusus (dry view) yang tidak memerlukan proses kimiawi untuk mengasilkan gambar.Gambar yang dihasilkan dapat langsung dikirimkan dalam bentuk digital kepada radiolog di ruang baca melaui jaringan work station. Dengan cara ini, dimungkinkan pembacaan foto melaui teleradiology.

Pesawat Digital Radiography

Page 4: Digital Radiologi

2. Prinsip KerjaPrinsip kerja Digital Radiography (DR) atau (DX) pada intinya menangkap sinar-X tanpa menggunakan film. Sebagai ganti film sinar X, digunakan sebuah penangkap gambar digital untuk merekam gambar sinar X dan mengubahnya menjadi file digital yang dapat ditampilkan atau dicetak untuk dibaca dan disimpan sebagai bagian rekam medis pasien.

Skema Prinsip Kerja DR

4. Kelebihan dan Kekurangan Digital RadiographyKelebihan yang dimiliki digital radiography antara lain:a. Cepat dan efisien karena tidak membutuhkan kamar gelap untuk pencetakan gambar.b. Hasil lebih akurat. c. Sistem sinar-X (pesawat) dapat tetap digunakan dengan dilakukan modifikasi.d. Tidak membutuhkan ahli komputer karena perangkat lunak yang digunakan untuk mengatur image mudah digunakan.e. Angka penolakan film dapat ditekan.f. Dapat digunakan untuk radiografi mobile X-Ray unit dengan detektor digital (flat digital).

Kekurangan digital radiography antara lain :a. Dibutuhkan dana yang besar untuk mengganti fasilitas radiografi konvensional menjadi digital.b. Kesalahan faktor eksposi yang terlalu parah tidak dapat diperbaiki.c. Walaupun diklaim dapat mengurangi dosis yang diterima pasien, digital radiografi justru lebih sering meningkatkan dosis pasien, karena- Over eksposure tidak akan terdeteksi (dapat dikurangi dengan mudah dalam proses komputer). Sehingga radiografer cenderung menambah faktor eksposi.- Pengulangan pemeriksaan (sebelum dicetak) tidak akan menambah jumlah film yang digunakan, sehingga menurunkan tingkat kehati-hatian radiografer.

Page 5: Digital Radiologi

DIGITAL RADIOGRAFI

Digital radiografi adalah sebuah bentuk pencitraan sinar_X, dimana sensor-sensor sinar-X digital digunakan menggatikan film fotografi konvensional. Dan processing kimiawi digantikan dengan sistem komputer yang terhubung dengan monitor atau laser printer.

1. Komponen Digital Radiography

Sebuah sistem digital radiographi terdiri dari 4 komponen utama, yaitu X-ray source, detektor, Analog-Digital Converter, Computer, dan Output Device.

a. X-ray Source

Sumber yang digunakan untuk menghasilkan X-ray pada DR sama dengan sumber X-ray pada Coventional Radiography. Oleh karena itu, untuk merubah radiografi konvensional menjadi DR tidak perlu mengganti pesawat X-ray.

b. Image Receptor

Detektor berfungsi sebagai Image Receptor yang menggantikan keberadaan kaset dan film. Ada dua tipe alat penangkap gambar digital, yaitu Flat Panel Detectors (FPDs) dan High Density Line Scan Solid State Detectors.

1) Flat Panel Detectors (FPDs)

FPDs adalah jenis detektor yang dirangkai menjadi sebuah panel tipis. Berdasarkan bahannya, FPDs dibedakan menjadi dua, yaitu

a) Amorphous Silicon

Amorphous Silicon (a-Si) tergolong teknologi penangkap gambar tidak langsung karena sinar-X diubah menjadi cahaya. Dengan detektor-detektor a-Si, sebuah sintilator pada lapisan terluar detektor (yang terbuat dari Cesium Iodida atau Gadolinium Oksisulfat), mengubah sinar-X menjadi cahaya. Cahaya kemudian diteruskan melalui lapisan photoiodida a-Si dimana cahaya tersebut dikonversi menjadi sebuah sinyal keluaran digital. Sinyal digital kemudian dibaca oleh film transistor tipis (TFT’s) atau oleh Charged Couple Device (CCD’s). Data gambar dikirim ke dalam sebuah computer untuk ditampilkan. Detektor a-Si adalah tipe FPD yang paling banyak dijual di industri digital imaging saat ini.

b) Amorphous Selenium (a-Se)

Amorphous Selenium (a-Se) dikenal sebagai detektor langsung karena tidak ada konversi energi sinar-X menjadi cahaya. Lapisan terluar dari flat panel adalah elektroda bias tegangan tinggi. Elektrode bias mempercepat energi yang ditangkap dari penyinaran sinar X mealui lapisan selenium. Foton-foton sinar-X mengalir melalui lapisan selenium menciptakan pasangan lubang electron. Lubang-lubang elektron tersebut tersimpan dalam selenium berdasarkan pengisian tegangan bias. Pola (lubang-lubang) yang terbentuk pada lapisan

Page 6: Digital Radiologi

selenium dibaca oleh rangakaian TFT atau Elektrometer Probes untuk diinterpretasikan menjadi citra.

2) High Density Line Scan Solid State device

Tipe penangkapan gambar yang kedua pada DR adalah High Density Line Scan Solid State device. Alat ini terdiri dari Photostimulable Barium Fluoro Bromide yang dipadukan dengan Europium (BaFlBr:Eu) tatu Fosfor Cesium Bromida (CsBr).

Detektor fosofor merekam energi sinar-X selama penyinaran dan dipindai (scan) oleh sebuah dioda laser linear untuk mengeluarkan energi yang tersimpan yang kemudian dibaca oleh sebuah penangkap gambar digital Charge Coupled Devices (CCD’s). Image data kemudian ditransfer oleh Radiografer untuk ditampilkan dan dikirim menuju work stasion milik radiolog.

c. Analog to Digital Converter

Komponen ini berfungsi untuk merubah data analog yang dikeluarkan detektor menjadi data digital yang dapat diinterpretasikan oleh komputer.

d. Komputer

Komponen ini berfungsi untuk mengolah data, manipulasi image, menyimpan data-data (image), dan menghubungkannya dengan output device atau work station.

e. Output Device

Sebuah sistem digital radiografi memiliki monitor untuk menampilkan gambar. Melaui monitor ini, radiografer dapat menentukan layak atau tidaknya gambar untuk diteruskan kepada work station radiolog.

Selain monitor, output device dapat berupa laser printer apabila ingin diperoleh data dalam bentuk fisik (radiograf). Media yang digunakan untuk mencetak gambar berupa film khusus (dry view) yang tidak memerlukan proses kimiawi untuk mengasilkan gambar.

Gambar yang dihasilkan dapat langsung dikirimkan dalam bentuk digital kepada radiolog di ruang baca melaui jaringan work station. Dengan cara ini, dimungkinkan pembacaan foto melaui teleradiology.

Page 7: Digital Radiologi

Pesawat Digital Radiography2. Prinsip Kerja

Prinsip kerja Digital Radiography (DR) atau (DX) pada intinya menangkap sinar-X tanpa menggunakan film. Sebagai ganti film sinar X, digunakan sebuah penangkap gambar digital untuk merekam gambar sinar X dan mengubahnya menjadi file digital yang dapat ditampilkan atau dicetak untuk dibaca dan disimpan sebagai bagian rekam medis pasien.

Page 8: Digital Radiologi

Computed radiographyComputed radiography adalah proses merubah system analog pada konvensional radiografi menjadi digital radiografi ( Bambang Supriyono 2003:1). Pada sistem Computed Radiography data analog dikonversi ke dalam data digital pada saat tahap pembangkitan energi yang terperangkap di dalam Imaging Plate dengan menggunaklan laser, selanjutnya data digital berupa sinyal-sinyal ditangkap oleh Photo Multiplier Tube (PMT ) kemudian cahaya tersebut digandakan dan diperkuat intensitasnya setelah itu di ubah menjadi sinyal elektrik yang akan di konversi kedalam data digital oleh Analog Digital Converter (ADC).

Pada penggunaan radiografi konvensional digunakan penggabung antara film radiografi dan screen, akan tetapi pada Komputer radiografi menggunakan imaging plate. Walaupun imaging plate secara fisik terlihat sama dengan screen konvensional tetapi memiliki fungsi yang sangat jauh berbeda, karena pada imaging plate berfungsi untuk menyimpan enersi sinar x kedalam photo stimulable phosphor dan menyampaikan informasi gambar itu ke dalam bentuk data digital.

Komponen-komponen yang terdapat pada Computed Radiography antara lain :

KasetKaset pada Computed Radiography terbuat dari carbon fiber dan bagian belakang terbuat dari almunium, kaset ini berfungsi sebagaii pelindung dari Imaging Plate.

Imaging Platemerupakan komponen utama pada sistem CR yang berfungsi menyimpan energi sinar x, imaging plate terbuat dari bahan Photostimulabel phosphor. Dengan menggunakan Imaging Plate memungkinkan proses gambar pada sistem komputer radiografi untuk melakukan berbagai modifikasi.

Proses yang terjadi pada Imaging Plate di mulai pada saat terkena penyinaran sinar-x , Imaging Plate akan menangkap energi dari sinar x kemudian disimpan oleh bahan phosphor yang akan dirubah menjadi data digital dengan Laser Scanner di dalam Image Reader. Setelah Imaging Plate melalui proses scanning, gambaran akan di tampilkan pada monitor komputer, sementara Imaging Plate masuk ke bagian data penghapusan (erasure) untuk dibersihkan sehingga dapat digunakan kembali untuk pasien yang lainnya.

Page 9: Digital Radiologi

Proses pembentukan gambar yang terjadi pada imaging plate melalui beberapa tahapan :

1). ExposureImaging Plate diletakkan didalam kaset, setelah itu kita lakukan eksposi dengan menggunakan sinar x. Sinar x yang menembus obyek akan mengalami stemulasi sehingga enegsi dari sinar x tersebur ditangkap oleh imaging plate dalam bentuk data digital.

2). StimulateBayangan tersebut kemudian distimulasi dengan Photo Stimulable Phosphor (PSP) yang fungsinya untuk mengubah bayangan laten pada IP menjadi cahaya tampak.

3). Read (pembacaan)Dengan menggunakan Photo Multiplier, cahaya tampak tersebut di tangkap dan digandakan serta diperkuat intensitasnya kemudian diubah menjadi sinyal elektrik. kemudian sinyal-sinyal ini direkonstruksikan menjadi sebuah gambaran yang dapat dilihat oleh layar monitor.

4). Erasure (penghapusan)Setelah proses pembacaan seselai, data gambar pada imaging plate secara otomatis akan dihapus oleh Intense Light sehingga imaging plate dapat digunakan kembali.

Page 10: Digital Radiologi

Computed Radiografi Digital dan RadiografiSebuah Perbandingan Teknologi, Fungsi, Dosis Pasien,

dan Kualitas Gambar

ABSTRAK bidang pencitraan medis telah cukup berdampak dalam beberapa tahun terakhir oleh munculnya modalitas pencitraan digital, termasuk computed radiografi (CR) dan digital radiografi (DR), juga dikenal sebagai radiografi digital langsung. Sistem digital sering membiarkan untuk perampingan alur kerja dan fleksibilitas yang lebih besar dalam pilihan kepegawaian, yang dapat membantu meringankan biaya substansial yang terkait dengan mendapatkan peralatan digital. Ketika membandingkan CR dan DR, setiap jenis sistem menawarkan keuntungan relatif, namun DR mungkin merupakan pilihan yang lebih baik untuk beberapa fasilitas dengan jumlah pasien yang lebih besar karena lebih mudah digunakan dan penghapusan penanganan kaset dengan DR. Ketika mempertimbangkan beralih ke CR atau DR, fasilitas harus mengantisipasi kebutuhan untuk pelatihan staf luas karena para profesional pencitraan medis memerlukan pengetahuan khusus dalam sistem ini untuk membuat penyesuaian reguler untuk akuisisi dan pengolahan citra yang membatasi dosis radiasi sambil menjaga kualitas gambar. Ulasan ini membahas kesamaan yang penting dan perbedaan antara CR dan DR teknologi dan menjelaskan praktek-praktek teknis yang dapat membantu memaksimalkan kekuatan dan keamanan diagnostik modalitas.

Pendahuluan

Penggunaan teknologi digital dalam pencitraan medis diagnostik berkembang pesat. Sensus yang dilakukan pada tahun 2005 menjadi 2006 oleh Divisi Informasi Medis IMV, Inc melaporkan bahwa dari 4860 rumah sakit yang disurvei, 56% telah diinstal digital dihitung radiografi (CR) sistem dan 30% telah diinstal langsung digital radiografi (DR) systems.1 Sebagai manfaat teknologi digital terus berkembang, hal ini menjadi semakin penting bagi para profesional pencitraan medis untuk memahami perbedaan dan persamaan antara CR dan DR, sebagai kesamaan istilah saja dapat membingungkan. CR biasanya mengacu pada kaset berbasis teknologi yang menggunakan mekanisme scanning / pembaca untuk mengekstrak informasi dari kaset terkena. Sementara itu, DR, kadang-kadang disebut sebagai cassetteless, biasanya mengacu pada teknologi di mana data gambar laten yang ditransfer langsung dari detektor panel datar ke monitor review tanpa kebutuhan pembaca. Beberapa teknologi DR baru hari ini, bagaimanapun, memungkinkan untuk pelat DR untuk digunakan dengan ponsel X-ray unit atau dalam nampan Bucky menggunakan teknologi remote nirkabel untuk mentransfer data gambar. Kesamaan antara CR dan DR teknologi terutama dalam format digital dari gambar yang dihasilkan. Kedua format CR dan DR gambar yang kompatibel untuk penyimpanan dalam gambar digital pengarsipan sistem komputer (PACS) dan munculnya gambar digital dapat dimanipulasi. Perbedaan yang jauh lebih banyak dan melibatkan operasi dan pengambilan gambar, alur kerja dan biaya, teknik dan dosis, dan kualitas gambar. Ulasan ini membahas keuntungan relatif dari CR dan DR dan keterbatasan yang luar biasa dari modalitas digital.

Operasi dan Gambar Tangkap Perbedaan yang paling mendasar antara CR dan berbaring DR radiografi dalam pengoperasian sistem dan proses dengan mana gambar yang ditangkap. Perbedaan

Page 11: Digital Radiologi

keseluruhan antara CR dan DR dalam hal langkah-langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan studi pencitraan dan kualitas gambar yang diringkas dalam Tabel.

Tabel: Ringkasan membandingkan sifat CR dan modalitas DR

CR DRLangkah yang diperlukan -Menyiapkan ruangan

-Kaset-Posisi pasien-Posisi tabung-Exposure-Proses kaset-Kualitas gambar ascess

-Menyiapkan ruangan-Posisi pasien-Posisi tabung-Exposure-Gbr lsg dikirim ke viewing-Kualitas gambar ascess

Proses pencitraan - Imaging Plate diletakkan didalam kaset, setelah itu kita lakukan eksposi dengan menggunakan sinar x. Sinar x yang menembus obyek akan mengalami stemulasi sehingga energi dari sinar x tersebut ditangkap oleh imaging plate dalam bentuk data digital.

- Bayangan tersebut kemudian distimulasi dengan Photo Stimulable Phosphor (PSP) yang fungsinya untuk mengubah bayangan laten pada IP menjadi cahaya tampak.

- Dengan menggunakan Photo Multiplier, cahaya tampak tersebut di tangkap dan digandakan serta diperkuat intensitasnya kemudian diubah menjadi sinyal elektrik. kemudian sinyal-sinyal ini direkonstruksikan menjadi sebuah gambaran yang dapat dilihat oleh layar monitor.

- Langsung menggunakan Imaging plate (kaset tidak diperlukan),

-Luas area, detektor panel dengan mechanisme pembacaan terintegrasi TFT, terpadu PSP mechanisme pemindaian berlapis. atau lensa optik yang digunakan untuk menerjemahkan citra analog ke citra digital.

Kualitas Gambar -Digital yang ada sekarang untuk meningkatkan interpretasi citra dan

-Digital yang ada sekarang untuk meningkatkan interpretasi citra dan

Page 12: Digital Radiologi

kekuatan diagnostik

-Potensi noise yang lebih rendah dan lebih rendah paparan radiasi dengan penyesuaian sistem yang sesuai

kekuatan diagnostik

-Potensi noise yang lebih rendah dan lebih rendah paparan radiasi dengan penyesuaian sistem yang sesuai

-Kualitas gambar yang lebih baik dengan dosis radiasi yang lebih rendah dibandingkan CR

Keuntungan Manipulasi terbatas dan posisi dari reseptor gambar untuk cross-tabel proyeksi (berguna dalam trauma, beberapa sistem DR dapat melakukan cross-tabel prosedur lateral dan dekubitus)

-Relatif lebih cepat alur kerja karena penghapusan kaset

-Pendek perputaran waktu untuk melihat gambar

-Membebaskan waktu staf

Kerugian -Lambat alur kerja, lebih kompleks

-Kemungkinan cedera gerakan berulang akibat jangka panjang penanganan kaset

Mahal

Digital Imaging: Setup Diperlukan Data Imaging dan Pasien Setiap studi pencitraan dimulai dengan konsultasi pasien singkat dan persiapan untuk memastikan bahwa pemeriksaan berjalan lancar. Persiapan ruang yang tepat juga diperlukan dalam setiap modalitas pencitraan. Dalam lingkungan digital, PACS yang kemungkinan besar digunakan untuk mengelola data pencitraan dan merampingkan mentransfer informasi antara departemen terkait. Misalnya, di

Page 13: Digital Radiologi

bawah arahan dari PACS, informasi radiologi system (RIS) mengumpulkan informasi pasien dari sistem informasi rumah sakit pusat. Dalam modalitas digital, pengguna dapat mengkonfirmasi bahwa prosedur pencitraan yang direncanakan telah memang diperintahkan untuk pasien melalui RIS. Juga, sistem digital memungkinkan teknologi untuk melacak informasi spesifik tentang prosedur pencitraan, posisi pasien, dan orientasi untuk memastikan bahwa gambar secara akurat diproses.

Langkah-langkah Umum dalam Digital Imaging Semua teknologi yang akrab dengan langkah-langkah rutin diperlukan dalam menyelesaikan studi pencitraan. Setelah teknolog telah mengkaji data pasien dan menegaskan bahwa semua informasi yang diperlukan tersedia, pasien dibawa ke ruang pencitraan. Di CR pencitraan, teknolog kemudian beban kaset, posisi pasien, posisi tabung, melakukan pemaparan, mengangkut kaset, proses kaset, melakukan kontrol kualitas singkat (QC) review gambar, dan kemudian kembali ke pasien untuk menyelesaikan janji. Keuntungan dari CR saat melakukan radiografi non-rutin atau trauma merupakan tunjangan manipulasi tak terbatas dan posisi dari reseptor gambar untuk cross-tabel proyeksi dan orang-orang yang membutuhkan teknik-teknik kreatif karena kondisi pasien. Sementara itu, sebagian besar pencitraan DR menghilangkan langkah-langkah yang membutuhkan manipulasi kaset, dan gambar dikirim langsung ke stasiun tinjauan biasanya terletak di dekat panel kontrol X-ray. Posisi beberapa detektor DR dapat dimanipulasi untuk memungkinkan untuk cross-tabel prosedur lateral dan dekubitus.

CR Image Capture Dalam CR digital imaging, fosfor photostimulable (PSP) plate dalam kaset pencitraan terkena selama penelitian. Tergantung pada kebutuhan spesifik dari fasilitas, vendor menawarkan sistem dengan pelat fosfor yang baik fleksibel dan memungkinkan untuk pemrosesan gambar lebih cepat atau kaku dan memastikan daya tahan lebih besar dari waktu ke waktu. Gambar laten ditangkap di piring sebagai elektron dalam fosfor sangat antusias bila terkena radiasi. Dengan waktu, ini gambar laten pada akhirnya menurunkan akibat pendar spontan. Sebagai contoh, sebuah gambar khas dapat diperkirakan akan kehilangan sekitar 25% dari energi yang tersimpan dalam waktu 8 jam dari paparan awal.

Setelah pemaparan, kaset ditempatkan dalam pembaca untuk menangkap dan menganalisa data gambar. Laser ekstrak informasi dari piring sebagai sinyal listrik analog, dan sebuah konverter analog-ke-digital menerjemahkan sinyal ini ke kode biner digital. Teknologi mungkin perlu membuat catatan dari arah pemindaian laser sehingga bahwa sumber artefak atau malfungsi dapat ditemukan, jika perlu, selama proses QC. Jika fasilitas biasanya mengalami volume rendah dari pasien, pembaca tunggal, biasanya terletak di atau dekat ruang pencitraan, sudah cukup. Namun, fasilitas yang lebih besar dengan volume pasien yang lebih besar seringkali mendapat manfaat dari seorang pembaca multicassette berlokasi. Setelah gambar analog dikonversi menjadi gambar digital, gambar digital yang dihasilkan dikirim ke stasiun review dan kemudian ke PACS untuk diproses.

Sebelum studi pencitraan berikutnya, gambar laten dihapus dari PSP melalui paparan sinar neon dalam pembaca dan kemudian dimasukkan kembali ke dalam kaset. Langkah ini diperlukan karena proses pengambilan gambar di CR relatif tidak efisien, dan sekitar 50% dari elektron yang bersemangat selama paparan radiasi awal tidak dilepaskan selama proses pembacaan laser.

DR Image CaptureTidak seperti CR pencitraan, DR sistem menggunakan built-in image piring dan tidak ada kaset yang

Digital Imaging

Page 14: Digital Radiologi

diperlukan. Hal ini menghilangkan langkah manual yang diperlukan dalam memanipulasi kaset dan waktu yang dibutuhkan untuk PSP membaca-out dan pengolahan. Berbagai konfigurasi pengambilan gambar yang digunakan dalam sistem DR. Konfigurasi ini dapat terdiri dari baik besar daerah, datar-datar detektor terintegrasi dengan film tipis (TFT) mekanisme pembacaan transistor, atau terintegrasi pelat PSP pemindaian mekanisme. Atau, sistem DR dapat rumah lensa optik yang segera menerjemahkan gambar analog ke gambar digital dengan perangkat charge-coupled (CCD) atau logam oksida komplementer semikonduktor (CMOS) sensor gambar. Fasilitas harus mencatat bahwa sementara CCD unit dapat dilayani jika muncul masalah, TFT mekanisme harus seluruhnya diganti jika mereka tidak berfungsi. Secara umum, DR pencitraan proses hasil dalam tampilan hampir instan dari gambar diagnostik yang diinginkan pada monitor dan secara substansial dapat mengurangi jumlah waktu yang diperlukan untuk studi pencitraan yang sukses.

Panel-DR sistem baik dapat dicirikan sebagai menyediakan pengambilan gambar langsung atau tidak langsung. Sistem tidak langsung mencapai pengambilan gambar melalui proses di mana sebuah sintilator ternyata sinar X menjadi cahaya saat terpapar. Sebuah dioda silikon kemudian mengubah cahaya ini menjadi muatan listrik analog. The TFT menyelesaikan penyimpanan, terjemahan digital, dan pembacaan dari muatan listrik. Sistem langsung, sementara itu, rumah selenium berbasis X-ray fotokonduktor yang mengubah sinar X menjadi muatan listrik, yang kemudian dapat diproses oleh TFT. Hal ini menghilangkan proses photodiode dan langkah mengkonversi sinar X menjadi cahaya.

Gambar Menilai Tangkap EfisiensiDetektif efisiensi kuantum (DQE) adalah nilai yang digunakan untuk menggambarkan efisiensi detektor dalam menangkap gambar. Ini termasuk sinyal efisiensi penyerapan, serta efisiensi konversi dalam sistem tidak langsung yang membutuhkan sintilator untuk menerjemahkan sinar X terhadap cahaya. Seperti meningkatkan nilai DQE, paparan radiasi kurang diperlukan untuk mencapai target signal-to-noise ratio. Secara umum, sistem digital modern CR mencapai nilai DQE lebih rendah dari DR panel datar detektor. Namun, DQE tinggi di CR pencitraan dapat dicapai dengan sistem yang menggabungkan dual-side pembaca piring dengan fosfor halida barium cesium-terstruktur. Perbaikan lain, seperti tinggi-efisiensi kristal di layar fosfor dan laser yang baik lebih kecil atau tipis, juga dapat digunakan untuk mencapai DQE lebih baik di CR. Mencapai DQE yang lebih baik merupakan tujuan penting sehingga fasilitas dapat mengurangi dosis radiasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan gambar diagnostik berkualitas, khususnya di populations.2 pediatrik

Workflow dan BiayaDibandingkan dengan CR, alur kerja DR biasanya lebih cepat karena penghapusan langkah pengolahan kaset. Namun, fasilitas mempertimbangkan transisi dari CR ke DR harus hati-hati mengevaluasi potensi biaya yang besar untuk upgrade ke DR. Evaluasi awal CR vs DR harus mempertimbangkan keuntungan dan kelemahan dari sistem DR dalam hal biaya alur kerja dan relatif, dalam konteks beban pasien saat fasilitas dan proyeksi untuk pertumbuhan di masa depan.

Fleksibilitas dalam Opsi StaffingMunculnya telemedicine dapat mewakili aspek lain perubahan radiologi yang nikmat DR dan CR. Sebuah lingkungan digital sangat meningkatkan kemampuan fasilitas untuk cepat berbagi gambar, baik di dalam departemen yang berbeda melalui intranet internal atau melalui Internet untuk facilities.6 lainnya Kemampuan ini secara substansial dapat meningkatkan pelayanan kesehatan, terutama dalam situasi darurat. Juga, aplikasi telemedicine sedang dikembangkan yang memungkinkan fasilitas untuk memanfaatkan kolam yang lebih besar dari personil kesehatan yang berkualitas, terutama di wilayah geografis terlayani, melalui e-mail yang lebih rendah-resolusi gambar digital untuk review.6 Meskipun kualitas yang lebih rendah dari gambar digital yang dapat e-

Page 15: Digital Radiologi

mail mungkin menjadi perhatian, file teknologi kompresi yang meningkatkan dan dapat meningkatkan kelangsungan hidup ini pilihan untuk memperluas kolam renang staf fasilitas ini.

kecepatan Kendala: Film Versus DigitalFasilitas mempertimbangkan update untuk sistem digital imaging harus mengevaluasi ruang mereka jangka pendek dan jangka panjang dan kebutuhan penyimpanan sebagai komponen penting dari proses pengambilan keputusan. Saat ini tersedia DR sistem mengambil ruang kurang dari unit CR, yang mungkin menjadi faktor penting dalam fasilitas ditantang oleh ruang terbatas. Namun, sistem CR dapat menawarkan keuntungan yang jelas dalam portabilitas dari kaset, terutama jika fasilitas secara teratur melayani pasien yang tidak mudah moved.5

Meskipun ruang fisik yang diperlukan untuk menyimpan film dapat cukup besar, penyimpanan elektronik yang dibutuhkan untuk menyimpan gambar digital yang dihasilkan dengan DR dan CR dapat menjadi sumber penting dari biaya tambahan dengan upgrade digital imaging. File gambar digital seringkali sangat besar, dan jumlah gambar yang diperoleh dalam satu studi telah meningkat secara dramatis dengan munculnya modalitas digital. Ahli radiologi di Massachusetts General Hospital di Boston baru-baru ini memperkirakan bahwa setiap pemeriksaan pencitraan digital menghasilkan sekitar 2 gigabyte (GB) data, yang semuanya harus disimpan pada serangkaian hard drive. Fasilitas bekerja dengan PACS, terlepas dari teknik CR atau DR, juga mengalami peningkatan tanpa akhir dalam penyimpanan digital needs.7 Untungnya, biaya hard drive besar biasanya digunakan untuk penyimpanan digital telah menurun secara dramatis sebagai teknologi baru telah secara substansial meningkatkan jumlah Data yang dapat stored.7 Lifecycle perangkat lunak manajemen juga telah diperkenalkan yang dapat membantu file fasilitas transisi yang lebih tua untuk perangkat penyimpanan lebih murah. Namun, implikasi hukum dari manajemen siklus hidup dalam hal integritas data medis dan lamanya waktu bahwa file gambar harus disimpan masih dalam proses menjadi clarified.7

Biaya besar PertimbanganBiaya investasi awal adalah kelemahan utama DR dibandingkan dengan CR. CR dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam struktur ruang yang ada sedangkan DR memerlukan peralatan radiografi baru. Meskipun perbaikan seluruh sistem ke DR mungkin menawarkan perampingan alur kerja yang lebih besar, biaya upgrade ini masih bisa menjadi penghalang untuk beberapa fasilitas. Dalam menanggapi tingginya biaya upgrade ruang X-ray seluruh atau suite untuk DR, beberapa vendor yang menawarkan alat DR yang dapat diintegrasikan ke dalam platform CR yang ada. Misalnya, salah satu vendor berencana untuk segera menawarkan detektor DR yang cocok dengan kaset konvensional dan nampan Bucky. Sebuah transmisi nirkabel gambar ke PACS memungkinkan fasilitas untuk mengambil keuntungan dari teknologi DR tanpa upgrade room.3 seluruh

Langsung radiografi digital dan CR mungkin juga menawarkan keuntungan biaya beberapa layar film radiografi dalam hal akuisisi dan penyimpanan fisik. Seperti telah disebutkan, penyimpanan digital menjadi lebih terjangkau dan ruang fisik untuk penyimpanan film yang akan selalu berada di premi. Dalam jangka panjang, fasilitas mungkin menemukan CR atau DR lebih hemat biaya sebagai bagian dari rencana yang lebih besar untuk menciptakan environment.6 digital sepenuhnya Biaya X-ray film juga cukup besar dan mungkin menjadi pertimbangan penting ketika menimbang operasi relatif beban CR dan DR.6 Selain itu, biaya studi ulangi juga dapat menjadi faktor dalam keputusan untuk transisi ke sistem DR, seperti CR, gambar digital yang diperoleh dengan DR dapat segera dilihat, ditingkatkan, dan manipulated.4, 6 Hal ini mengurangi jumlah waktu antara gambar awal dan gambar ulangi untuk meningkatkan alur kerja. Kisaran eksposur (dynamic range) yang akan menghasilkan gambar diagnostik jauh lebih besar untuk CR dan DR daripada film. Hal ini mengurangi kebutuhan untuk studi ulangi karena teknik, namun, peningkatan teknik dan dosis pasien

Page 16: Digital Radiologi

harus diawasi secara ketat. Oleh karena itu, fasilitas perlu memahami kebutuhan untuk pelatihan staf maju dan terus optimasi sistem untuk membatasi paparan radiasi sementara mendapatkan gambar yang memadai.

Teknik dan Dosis PasienRadiasi Paparan di Modalitas DigitalKeputusan untuk menawarkan X-ray pencitraan berdasarkan CR atau DR juga dapat memiliki dampak potensial pada jumlah radiasi yang pasien menerima selama studi pencitraan. Beberapa kekhawatiran telah dikemukakan mengenai dosis radiasi meningkat dengan CR atau DR, dibandingkan dengan tradisional layar film radiografi, karena rentang dinamis yang lebih besar dengan CR dan DR.8 Selanjutnya, beberapa sistem digital imaging secara otomatis menyesuaikan paparan radiasi, yang dapat mengurangi jumlah gambar yang dibutuhkan, tetapi mencegah operator dari akurat menilai dan menyesuaikan paparan radiasi ketika mengulang diperlukan. Metode untuk memperkirakan eksposur dalam modalitas digital telah dikembangkan untuk membantu menyelesaikan ini issue.9

Mengoptimalkan Teknik Digital untuk Mengurangi ExposureDalam digital imaging ada trade-off antara kualitas gambar, yang paling spesifik kebisingan, dan dosis pasien untuk kedua CR dan DR. Upaya untuk mengurangi dosis radiasi selama studi pencitraan secara tradisional dibatasi oleh kualitas gambar yang lebih rendah, tetapi penggunaan modalitas digital dan strategi optimasi baru mungkin menawarkan kesempatan untuk mengurangi eksposur dengan gambar kualitas diagnostik yang memadai. Misalnya, Wiltz et al melaporkan bahwa mereka mengurangi noise gambar, yang merupakan hambatan besar untuk pengurangan dosis dalam digital imaging, dengan mengurangi sinar-X tegangan tabung 69-53 pada pasien yang menjalani urografi intravena (IVU) dengan CR. Meskipun penurunan tegangan tabung dan dosis radiasi, para dokter mampu mendapatkan gambar kualitas yang memadai dengan canggih digital pengolahan techniques.10 Meskipun penurunan kilovoltage puncak (kVp) untuk menunjukkan media kontras iodinasi dalam penelitian ini terbukti menurunkan dosis pasien , banyak lembaga telah mengambil pendekatan yang berbeda dan digunakan peningkatan kVp dengan penurunan nilai milliampere-detik produk (mAs). Penyesuaian teknik meningkatkan penetrasi berkas untuk memberikan paparan radiasi yang memadai untuk reseptor gambar sambil mengurangi penyerapan relatif pada pasien dan oleh karena itu mengurangi dosis pasien.

Sementara itu, analisis retrospektif dari dosis radiasi permukaan masuk (ESD) pada pasien yang menjalani posterior-anterior (PA) dada sinar X atau lateral (LAT) lumbar tulang belakang X ray pada 2 rumah sakit Australia berusaha untuk menentukan hubungan antara dosis radiasi disampaikan dan indeks eksposur (EI) dengan CR untuk menilai kemampuan rumah sakit 'untuk melakukan pencitraan dalam rentang EI yang direkomendasikan oleh produsen peralatan. Analisis ini menemukan bahwa 30% dari sinar X dada PA dan 38% dari sinar X tulang belakang lumbal LAT dapat dilakukan dengan EI bawah tingkat yang direkomendasikan oleh produsen dengan mengoptimalkan pengoperasian peralatan CR. Sebagai contoh, operator dapat memperoleh gambar yang memadai dan mengurangi ESD sebesar 56% dengan memvariasikan X-ray potensial dan mempertahankan EI 1550 dalam serangkaian studi phantom. Para penulis mengingatkan bahwa berdasarkan analisis mereka, staf radiologi yang ditemui CR dan DR sistem mungkin memerlukan pelatihan ekstensif untuk benar mengoptimalkan peralatan dan paparan batas radiasi untuk patients.11

Ada bukti yang menunjukkan bahwa protokol pencitraan cenderung bervariasi antar departemen dan lembaga, seperti paparan radiasi. Salah satu analisis retrospektif dari 40 000 pemeriksaan CR menemukan bahwa tingkat variabilitas luas dalam protokol antar departemen dan beberapa teknik menghasilkan paparan radiasi yang berlebihan. Para peneliti menyarankan bahwa para profesional pencitraan medis jelas harus label file imaging dengan teknik pencitraan dan kualitas balok yang

Page 17: Digital Radiologi

digunakan untuk melacak dan memperbaiki praktek lebih time.12 Sementara itu, analisis yang lain melaporkan risiko paparan radiasi yang berlebihan dengan CR, terutama karena fakta bahwa overexposure lebih sulit untuk mengidentifikasi dengan modalitas digital. Ini adalah hasil dari desain sistem pencitraan digital dan penyesuaian otomatis kecerahan dan kontras yang optimal pada berbagai paparan. Praktek Optimasi mampu mengurangi paparan radiasi pada tingkat yang dapat diterima, menekankan perlunya pendidikan staf ketika melakukan upgrade dari layar film radiografi untuk CR atau DR.13

Digital imaging dengan DR dapat memajukan potensi untuk mengurangi paparan radiasi karena kualitas gambar yang lebih baik dengan paparan radiasi yang lebih rendah. Satu studi oleh Gruber et al diberikan serangkaian 3 radiografi dada berurutan pada 50 pasien, dengan CR 1 dan 2 dengan DR (1 pada dosis penuh dan 1 pada dosis 50%). Gambar yang dihasilkan dibaca side-by-side oleh ahli radiologi yang buta dengan sumber masing-masing gambar. Kejelasan struktur paru yang paling cukup dalam semua gambar berdasarkan evaluasi radiologi ', terlepas dari teknik yang digunakan atau dosis akuisisi. Gambar yang diperoleh dengan dosis penuh DR menghasilkan nilai yang lebih rendah untuk noise dan karena itu, lebih unggul dalam kualitas. Peneliti studi ini menyimpulkan bahwa dosis pengurangan dengan DR adalah kemungkinan layak dalam radiografi dada tanpa mengorbankan kualitas gambar atau diagnostik Nokia.14

Studi lain mengikuti paparan radiasi selama IVU dalam satu fasilitas Swedia selama transisi dari layar film pencitraan untuk CR ke DR. Radiasieksposur adalah perhatian penting di IVU karena fakta bahwa medan radiasi besar diperlukan dan, akibatnya, organ yang paling sensitif terhadap paparan radiasi yang diiradiasi selama process.15 fasilitas pertama beralih dari layar film untuk pelat CR fosfor, dan kemudian ke detektor DR panel datar. Teknik pemeriksaan yang sebaliknya tidak berubah selama proses transisi. Para peneliti menemukan bahwa setiap transisi didampingi oleh penurunan paparan radiasi, dan paparan berkurang lebih dari 3 kali lipat dari layar-film (7,5 mSv) layar datar (2,2 mSv) teknik. Penurunan terbesar dalam eksposur dicapai dengan DR pada kecepatan 400. Para penulis mencatat bahwa jumlah gambar yang dianggap perlu untuk studi IVU bervariasi antara rumah sakit, dan jumlah gambar tersebut dapat dioptimalkan dengan DR. Mereka juga menekankan bahwa paparan radiasi bisa lebih jauh dikurangi dengan optimasi teknik practices.15

Fasilitas lain telah dilacak paparan radiasi karena mereka beralih dari layar film radiografi ke CR untuk teknik DR. Sebuah fasilitas Kanada melaporkan paparan radiasi (yang diukur dengan dosis permukaan) dalam prosedur umum, termasuk dada PA, dada LAT, perut PA, dan panggul PA X sinar. Paparan radiasi selama sinar X dada PA bervariasi secara luas oleh teknik yang digunakan, dengan CR menghasilkan dosis radiasi jauh lebih tinggi dari baik radiografi screen-film (P <.01) atau DR (P <.01). Dosis untuk dada PA sinar X dengan CR adalah 5 kali lebih banyak dibandingkan mereka yang terjadi selama layar-film teknik, tapi paparan mirip dengan layar film radiografi dan DR. Untuk sinar X perut PA, DR menghasilkan dosis radiasi jauh lebih rendah dibandingkan layar-film radiografi (P <.05) atau CR (P <.01). Pencitraan dioptimalkan dengan DR untuk mengurangi kebisingan dengan menggandakan dosis radiasi (mengurangi kecepatan setengah), tetapi penulis mencatat bahwa

Page 18: Digital Radiologi

paparan radiasi dengan DR masih dalam batas dosis yang dianjurkan dikutip oleh penasehat berbagai groups.8

Departemen darurat Italia juga melakukan analisis terhadap dosis radiasi masuk permukaan dan dosis efektif dengan layar film radiografi, CR, dan modalitas DR dalam berbagai aplikasi klinis. Dalam studi CR dan DR, operator mengoptimalkan sistem dengan menggunakan potensi tabung lebih tinggi dan lebih rendah mAs untuk membatasi paparan radiasi. Meskipun semua modalitas menghasilkan gambar berkualitas diagnostik diterima, penggunaan DR menghasilkan dosis efektif yang 29% lebih rendah dari layar film radiografi dan 43% lebih rendah dari CR.16

Mengenali Potensi Kenaikan DosisDalam modalitas digital, profesional pencitraan medis harus berhati-hati terhadap penyesuaian sistem rutin yang dapat mengakibatkan peningkatan dosis radiasi dari waktu ke waktu. Peningkatan dosis yang paling sering terjadi karena para operator berusaha untuk mengurangi noise gambar secara bertahap meningkatkan radiasi dose.17 jaminan kualitas Reguler (QA) dan langkah-langkah QC dapat mencegah masalah ini namun memerlukan kewaspadaan pada bagian dari sistem pelatihan operators.18 Operator merupakan isu penting saat fasilitas upgrade ke baik CR atau sistem DR dari lingkungan layar film, karena pengetahuan yang canggih dan teknik yang diperlukan untuk mengoptimalkan pengambilan gambar dan mengelola potensi tingkat yang lebih tinggi dari paparan radiasi pasien. Modalitas digital, terutama DR, namun mungkin merupakan kesempatan untuk meningkatkan kualitas gambar sementara membatasi paparan radiasi.

Gambar Relatif Kualitas dengan CR dan DRKualitas gambar merupakan masalah penting dalam teknik digital, sebagai sinyal-to-noise ratio bisa lebih tinggi dengan kedua CR dan DR. Namun, strategi optimasi telah digunakan dalam modalitas digital untuk mengurangi noise sinyal dan meningkatkan kualitas gambar sambil menjaga dosis radiasi dalam batas yang dapat diterima. Oleh karena itu, para profesional pencitraan medis di fasilitas upgrade ke CR atau DR dari layar-film harus menerima pelatihan lanjutan yang diperlukan untuk mengenali peluang dengan sistem digital untuk mengurangi paparan radiasi sekaligus mengurangi noise gambar dan meningkatkan kualitas gambar secara keseluruhan.

Seperti disebutkan sebelumnya, Gruber et al dibandingkan dengan CR DR, termasuk DR dilakukan dengan pengurangan radiasi 50% dosis, pada pasien yang menjalani radiografi dada. Meskipun CR digunakan dalam penelitian ini adalah up-to-date, pembacaan sistem dual, ahli radiologi buta menilai gambar yang diperoleh dengan DR sebagai setara atau lebih unggul gambar CR. Ketika dosis radiasi yang setara digunakan, gambar yang diperoleh dengan DR dihakimi sebagai unggul dalam kualitas dengan yang diperoleh dengan CR oleh 5 dari 8 pembaca. Gambar skor noise secara signifikan lebih rendah dengan DR dibandingkan dengan CR (1,01 vs 2,48, P <.001). Skor Kebisingan juga secara signifikan lebih rendah dengan dosis penuh DR dibandingkan dengan DR dosis 50% (1,01 vs 2,51, P <.001). Namun, kebisingan skor antara 50% DR dan gambar CR tidak berbeda nyata (P = 0,334) .14

Proses untuk Menjamin Kualitas GambarRadiografer dapat memimpin pada serangkaian praktek untuk mengoptimalkan kualitas gambar dan membuat sebagian besar dari modalitas digital canggih. Pertama-tama, teknologi harus bekerja sama dengan vendor sistem mereka untuk tetap up-to-date pada upgrade mungkin dan menerima pedoman tentang strategi optimasi. Penyesuaian dari latihan rutin

Page 19: Digital Radiologi

biasanya dibutuhkan ketika beberapa eksposur yang diambil pada satu reseptor gambar dengan CR dan ketika proyeksi lateral yang bedah dan lintas-tabel dilakukan dengan baik CR dan DR. Seperti disebutkan sebelumnya, QA / QC proses juga harus berada di tempat, tidak hanya untuk memantau peningkatan dosis tetapi juga memastikan bahwa pengolahan citra optimal. Meskipun teknologi QA khusus atau pengawas departemen mungkin awalnya bertanggung jawab untuk QA / QC pengawasan, radiografer harus mengharapkan bahwa mereka pada akhirnya akan bertanggung jawab untuk tugas dan akan membutuhkan training.18 khusus

Ditolak gambar lebih mudah untuk melacak dalam lingkungan layar film karena adanya gambar film fisik yang perlu didaur ulang. Namun, dalam lingkungan digital dengan CR atau DR, fasilitas tersebut masih perlu untuk melacak citra menolak untuk mengevaluasi teknik yang mungkin atau masalah alur kerja. Banyak sistem digital menyediakan upgrade software untuk membantu pemantauan ulangi. Beberapa proses dapat digunakan untuk melacak menolak secara teratur, seperti menyiapkan PACS untuk secara otomatis melacak gambar ditolak. Sistem pemeliharaan rutin, termasuk pelacakan kualitas monitor, juga diperlukan untuk memastikan gambar quality.18

Meskipun proses tambahan dan pelatihan yang mungkin diperlukan untuk menjamin kualitas gambar, modalitas digital, terutama DR, merupakan kesempatan untuk meningkatkan kualitas gambar dan merampingkan proses tanpa memerlukan peningkatan paparan radiasi.

Akurasi DiagnosisLingkungan digital dapat menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dalam pilihan pencitraan dan kesempatan untuk mengurangi dosis radiasi dengan DR, tapi profesional pencitraan medis harus memahami bahwa fleksibilitas ini dapat mengakibatkan hasil diagnostik discrepant jika sistem PACS dan tidak tepat dikalibrasi. Beberapa laporan klinis telah menyoroti kemungkinan ambiguitas diagnostik atau ketidaktepatan dengan peralatan digital buruk dikalibrasi, dan teknologi harus cukup akrab dengan sistem, termasuk komunikasi dengan PACS, bahwa masalah ini dapat dihindari. Juga, meskipun modalitas digital telah menunjukkan kemampuan untuk memberikan akurasi diagnostik yang memadai di sebagian besar aplikasi, masih ada ruang untuk meningkatkan CR dan DR dalam kemampuan deteksi spesifik.

Salah satu analisis retrospektif pasien yang telah menjalani radiografi tulang belakang lumbar untuk diagnosis osteoporosis akurasi diagnostik dibandingkan dengan layar-film dibandingkan radiografi digital. Penelitian ini melibatkan 128 pasien yang menerima layar film radiografi dan 158 pasien yang telah menerima CR. Kehilangan mineral dikonfirmasi dengan dual-energi X-ray absorptiometry (DXA). Tingkat keseluruhan akurasi diagnostik tidak berbeda nyata antara layar film radiografi dan CR (68% dan 64%, masing-masing). Rendahnya tingkat spesifisitas diagnostik dihasilkan dengan kedua layar film radiografi dan CR (36% dan 47%, masing-masing), namun tingkat sensitivitas yang lebih tinggi (86% dengan layar film radiografi dan 72% dengan CR). Diagnosa yang benar sebagai benar positif meningkat dengan tingkat kehilangan mineral yang dideteksi oleh DXA. Secara keseluruhan, gambar yang diperoleh dengan layar film radiografi menghasilkan tingkat lebih tinggi dari positif benar tetapi tingkat yang lebih rendah kekhususan dalam mendiagnosis osteoporosis. Juga, perjanjian antara para pembaca yang berpartisipasi jauh lebih rendah dengan CR, dengan hanya 35% dari semua 4 pembaca menyetujui gambar digital dan 73% dari semua 4 menyetujui layar-film gambar. Para penulis menduga bahwa tulang kehilangan mineral bisa lebih mudah terlihat dengan layar film pencitraan karena fakta bahwa kontras gambar tidak dapat disesuaikan dengan modalitas

Page 20: Digital Radiologi

ini, sedangkan CR (dan DR) gambar menjalani digital pasca-pengolahan teknik untuk memaksimalkan kontras. Hal ini dapat mengakibatkan hasil yang menyesatkan yang mengacaukan kekuatan diagnostik di osteoporosis.19

Nilai diagnostik relatif CR dan layar-film mamografi juga dinilai dalam studi prospektif. Para peneliti merekrut 100 pasien yang dicitrakan dengan baik 2-tampilan layar-film mamografi dan CR mamografi, yang diperoleh dengan eksposur ganda yang tidak memerlukan dekompresi atau reposisi payudara antara gambar. Titik akhir primer dari penelitian ini adalah keseluruhan nilai diagnostik, dengan titik akhir sekunder conspicuity lesi dan kemampuan untuk rincian lesi gambar (dalam massa dan microcalcifications), jaringan visibilitas di dinding dada dan garis kulit, rincian ketiak, kepadatan dan ketajaman kesan, dan noise gambar secara keseluruhan. Parameter sekunder mencetak gol dengan sistem 7-titik. Tiga ahli radiologi dalam lembaga penelitian dan ahli radiologi independen 3 direkrut untuk menilai gambar. The akurasi diagnostik dari kedua modalitas cukup, dengan pembaca mencetak gambar yang diperoleh dengan CR dan layar-film mamografi sebagai memiliki nilai diagnostik keseluruhan 100%. Dalam analisis sekunder, pembaca menyatakan keyakinannya secara signifikan lebih besar dalam gambar CR untuk mendeteksi lesi conspicuity massa (P = 0,021), detil lesi massa (P <.001), jaringan visibilitas garis kulit (P <.001) , kerapatan kesan keseluruhan (P = .003), dan komposit dari semua parameter titik akhir sekunder dipelajari (P <.001). Namun, layar-film gambar mencetak secara signifikan lebih baik daripada CR untuk detail lesi kalsifikasi (P <.001) dan kesan kebisingan keseluruhan (P <.001). Para penulis menyimpulkan bahwa kedua CR dan layar-film mamografi secara klinis berharga dalam diagnosis kanker payudara, tetapi perbaikan tambahan yang diperlukan dengan CR untuk secara akurat mendeteksi dan mengevaluasi microcalcifications. Mereka menekankan bahwa CR ditemukan noninferior ke layar-film mamografi dalam pengaturan diagnostik dan bahwa hasil ini tidak dapat diekstrapolasikan ke pengaturan skrining mammography.20

Studi lain menilai kemampuan PACS dalam pencitraan digital untuk secara akurat menentukan panjang benar kuku intramedulla untuk mengatur poros patah tulang tibia. Para peneliti melaporkan bahwa PACS mengukur jarak dan alat ukur kalibrasi menghasilkan pengukuran secara konsisten lebih besar, dengan PACS memperoleh pengukuran yang rata-rata 20 mm lebih panjang dari panjang diketahui sebenarnya kuku tibialis. Namun, ketika sebuah benda panjang yang diketahui termasuk dalam gambar sebagai referensi kalibrasi, pengukuran diperoleh dengan PACS yang akurat, dengan nilai-nilai yang berada dalam 0,0 mm dan 0,34 mm untuk studi anteroposterior dan LAT, masing-masing. Pencitraan digital tergantung pada pengukuran yang akurat sehingga dapat mengambil manfaat dari kalibrasi PACS dengan obyek panjang diketahui yang ditangkap di gambar, menurut authors.21

Tambahan Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Gambar DigitalKarena sifat digital dari kedua CR dan DR pencitraan, faktor tambahan harus diingat yang dapat mempengaruhi kualitas gambar. Kualitas akhir dari gambar yang dihasilkan dari modalitas digital dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk parameter sistem yang digunakan dalam menangkap gambar, komunikasi perangkat keras sistem dengan PACS, protokol alur kerja diagnostik, dan pengolahan gambar dan visualisasi teknik .22 Tidak seperti layar-film pencitraan, lingkungan digital menyediakan dokter dengan peluang berkesinambungan untuk meningkatkan interpretasi citra dan kekuatan diagnostik, terutama dengan modifikasi untuk pengolahan citra. Misalnya, peneliti telah melaporkan penyesuaian terhadap PACS dengan transformasi nonlinier intensitas atau anti-aliasing teknik yang mencegah pembentukan pola moire, dengan perbaikan menghasilkan kontras gambar di dada CR dan studi ekstremitas. Kedua modifikasi yang mungkin dengan intensitas dan transformasi resize yang tidak memerlukan perubahan ke digital imaging asli dan komunikasi dalam kedokteran data.22

Page 21: Digital Radiologi

Dokter juga harus menyadari dampak yang gambar teknik kompresi dapat memiliki kualitas gambar. Para ahli fotografi bersama kelompok(JPEG) 2000 teknik kompresi telah unggul JPEG tingkat kompresi lebih tinggi rasio, dan satu studi menegaskan bahwa JPEG 2000 juga unggul pada tingkat kompresi rendah di CR, computed tomography kepala dan tubuh, mamografi digital, dan T1 resonansi magnetik dan T2 gambar. Para peneliti mencatat bahwa citra kontras dan tingkat abu-abu rata-rata adalah faktor penting dalam kualitas gambar dikompresi pada kompresi rendah levels.23

kesimpulanRadiografi digital, termasuk CR dan DR, telah mengubah wajah bidang pencitraan medis dan terus berkembang karena pengolahan gambar baru dan teknik manipulasi yang mungkin dalam lingkungan digital. Meskipun ada terus menjadi minat yang besar di kedua CR dan modalitas DR, DR mungkin menawarkan alur kerja ditingkatkan untuk prosedur rutin karena penghapusan manipulasi kaset dan pengolahan, serta kapasitas yang lebih besar untuk membatasi paparan radiasi. CR terus menawarkan posisi yang fleksibel dari reseptor gambar untuk prosedur seperti yang dilakukan untuk trauma, bedah kasus, dan untuk non-rutin posisi, seperti urologi dan tabel silang proyeksi lateral pinggul dan tulang belakang. DR telah terbukti untuk menawarkan akurasi diagnostik sebanding dalam berbagai aplikasi klinis, namun masih ada ruang untuk perbaikan di beberapa daerah, sering disebabkan oleh penyesuaian otomatis dalam kontras gambar yang dibuat selama pengolahan citra digital. Meskipun beberapa fasilitas belum beralih ke modalitas digital, jelas bahwa para profesional pencitraan medis akan memerlukan keakraban dengan digital imaging karena sistem ini terus menunjukkan keuntungan mereka dan pusat semakin memutuskan untuk transisi ke tempat kerja digital.

Sumber TambahanProfesional tertarik pada informasi tambahan mengenai CR dan DR didorong untuk mengakses sumber daya berikut:

AuntMinnie.com: radiografi digital perlahan, tapi pasti, membuat tandanya