34
Diskusi Kelompok CEDERA HIDUNG Pembimbing : Dr. Jusri Mahjuddin Sp.THT-KL

Diskusi Kelompok Cedera Hidung (Kelompok a)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Diskusi Kelompok Cedera Hidung

Citation preview

  • Diskusi KelompokCEDERA HIDUNGPembimbing :Dr. Jusri Mahjuddin Sp.THT-KL

  • Penyaji :Olivia Amanda (04013100016)Lia Miranda (04013100091)Hendra Mulian (04013100048)Elizabeth Laura (04013100063)Oktaviliana Sari (04013102119)Fahmi Kurniawan (04013100081)Dian Isti Angraini (04013100046)M. Maulana Efry (04993100010)Amalia Sari (04013102122)Ezra Ebenezer (04013100027)

  • PENDAHULUAN

    Cedera hidung merupakan cedera pada hidung atau struktur yang berkaitan yang dapat mengakibatkan deformitas, gangguan inhalasi akibat obstruksi, atau gangguan fungsi penghidu

  • Cedera hidung merupakan cedera yang paling banyak terjadi pada trauma wajah.

    Dari 100 trauma wajah pada orang dewasa, 39 melibatkan fraktur tulang hidung dengan perbandingan antara laki-laki dan wanita adalah 2:1

  • Komplikasi cedera hidung kebocoran cairan serebrospinal, avulsi jaringan lunak hidung, hematome septal, trauma orbita, fraktur tulang hidung terbuka, dan lain-lain

    Pasien dengan fraktur tulang hidung biasanya datang dengan beberapa gejala sekaligus seperti deformitas, kemerahan, perdarahan, edema, ekimosis dan krepitasi

  • Fraktur tulang hidung yang tidak diterapi dengan adekuat angka persentase tindakan rhinoplasti dan septoplasti lebih besar.

    Pengobatan yang tepat dan sesuai harus diberikan secepat mungkin sebelum terbentuk jaringan parut dan terjadi perubahan pada jaringan lunak.

  • PERMASALAHAN

    Apa saja yang menyebabkan cedera hidung ?

    Bagaimana cara menanggulangi cedera hidung ?

    Apa yang akan terjadi apabila pasien cedera hidung tidak ditanggulangi secara tepat ?

  • PEMBAHASAN

    Apa saja yang menyebabkan cedera hidung ?Faktor predisposisi :Pada bayi dan anak-anak - Trauma jalan lahir- Trauma akibat manipulasi pada persalinan komponen tulang rawan >>, sehingga rentan terhadap trauma

  • Pada dewasa muda - Berhubungan dengan aktivitas fisik seperti olahraga - Kecelakaan bermotorPada usia lanjut -Berhubungan dengan semakin tingginya resikountuk terjatuh

  • Faktor penyebab :Menurut penyebabnya, cedera hidung dapat dibagi dalam dua kelompok cedera hidung akibat cedera internal dan cedera eksternal a.Cedera eksternal (external injuries)Fraktur tulang hidung(kecelakaan pada saat berolahraga, tindak kekerasan, kekerasan pada anak-anak, kecelakaan bermotor)

  • Cedera tulang rawan dan jaringan lunak (gigitan hewan, sengatan serangga, luka robek, kecelakaan, atau akibat tindik pada nasal yang lebih lanjut dapat mengakibatkan infeksi jaringan lunak dan tulang rawan serta perdarahan, reaksi alergi terhadap perhiasan, reaksi hipersensitivitas dan sebagainya)

  • Iatrogenik(tindakan medis seperti pemeriksaan medis pada hidung khususnya pada situasi gawat darurat, atau dapat juga diakibatkan komplikasi dari bedah plastik, terapi radiasi pada kanker)

  • b.Cedera internal (internal injuries)Mekanik benda asing yang masuk ke dalam kavum nasi Kimiawi iritan bahan kimia berupa : -amoniak- asap rokok- ozon- sulfur dioksida- thinner- arsen- asam kromat- debu tembaga- alkali (baterai)- aseton

  • Reaksi akibat paparan bahan kimia tersebut tidak hanya berkaitan dengan konsentrasi bahan kimia, namun juga spesifik terhadap individu-individu tertentu, sehingga dapat timbul reaksi yang berbeda terhadap paparan bahan kimia yang sama.

  • 2. Bagaimana cara menanggulangi cedera hidung ?

    Memastikan patensi jalan nafas, ventilasi, serta stabilitas sirkulasi penderita (airway, breathing, circulation). Bila perlu dilakukan intubasi atau trakeostomi. Bila syok, segera atasi dengan pemberian cairan infus. Perdarahan harus segera ditanggulangi

  • luka terbuka harus segera dilakukan irigasi dan debridement

    cedera eksternal reduksi tertutup, reduksi terbuka

    Tujuan utama tindakan reduksi ialah untuk memperbaiki deformitas dan jalan nafas.

  • Anestesi lokal dapat dilakukan dengan pemasangan tampon lidokain 1-2% yang dicampur dengan epinefrin 1:1000%

  • Alat-alat yang dipakai pada tindakan reduksi adalah:1.Elevator tumpul yag lurus (Boies Nasal Fracture Elevator)2. Cunam Ash3. Cunam Walsham4. Spekulum hidung pendek dan panjang (Killian)5. Pinset hidung yang panjang

  • Gambar 1. instrumen reduksi. (Kiri) forsep/cunam Asch, (tengah) forsep/cunam Walsham, dan (kanan) elevator Boies.

  • Apabila terdapat septal hematom, maka harus segera diaspirasi atau diinsisi dengan bantuan anestesi lokal. Untuk mencegah akumulasi darah, dapat dipasang drain atau tampon steril.

  • Gambar 2. Penanganan hematom septum. (A) potongan lintang hematom septum yang menunjukkan adanya akumulasi darah antara septum dan perikondrium. Penanganan meliputi tindakan anestesi yang diikuti dengan (B) insisi dengan menggunakan hemostat (C) drainase hematom dan (D) memasukkan tampon steril untuk mencegah reakumulasi darah. Management of septal hematoma.

  • Setelah dilakukan reduksi diberikan antibiotik untuk mengurangi resiko infeksi, selain itu untuk mengurangi bengkak dapat dilakukan kompres dingin.

    Pada kasus gigitan hewan, penderita dapat segera diberikan imunisasi aktif untuk mencegah rabies, masa inkubasi rabies akan jauh lebih pendek apabila port de entre-nya pada hidung atau bagian kepala yang lain

  • Secara keseluruhan, waktu merupakan faktor yang sangat penting dalam penanganan cedera hidung.

    Penanganan cedera hidung sebaiknya dilakukan dalam tiga jam pertama setelah cedera. Apabila tidak dimungkinkan, maka penanganan harus dilakukan dalam hari ketiga hingga hari ketujuh setelah bengkak dan peradangan berkurang.

  • Apabila cedera hidung (fraktur nasal) tidak ditangani dalam waktu lebih dari 10 hari maka akan terjadi pembentukan kalus dan tulang akan menyembuh dengan posisi yang tidak benar, sehingga dapat menyebabkan deformitas, terbentuknya jaringan parut, dan sumbatan jalan nafas.

  • Pada cedera internal akibat benda asing (mekanik), dapat ditangani dengan ekstraksi atau menggunakan suction. Perdarahan pada rongga hidung ditangani selama 5-30 menit dengan melakukan penekanan langsung pada nostril, atau dengan tampon efedrin

  • Pada cedera internal akibat iritan atau bahan kimia, maka penderita harus segera dijauhkan dari area yang terkontaminasi, atau mengurangi waktu paparan. Selain itu juga dapat digunakan semprotan salin atau steroid topikal. Pada cedera akut yang melibatkan saluran nafas bawah maka dapat diberikan juga oksigen

  • Apa yang akan terjadi apabila pasien cedera hidung tidak ditanggulangi secara tepat ?

    Apabila pasien cedera hidung tidak ditanggulangi secara tepat maka dapat timbul komplikasi sesuai dengan jenis cedera hidung tersebut

  • Komplikasi yang paling sering terjadi dapat berupa hematom septum yang dalam beberapa hari dapat berubah menjadi abses dan berakhir dengan hancurnya tulang rawan hidung sehingga akan terjadi kelainan fisik hidung yang disebut saddle nose deformity.

  • Gambar 3. Hematom septum bilateral berkaitan dengan fraktur nasal

  • Komplikasi lain yang dapat timbul adalah: a. Komplikasi pada hidung1. Deformitas/perubahan bentuk hidung2. Obstruksi rongga hidung yang disebabkan oleh fraktur, dislokasi atau hematom pada septum3. Gangguan penciuman (hiposmia atau anosmia)4. Epistaksis posterior yang hebat yang disebabkan karena robeknya arteri ethmoidalis5. Kerusakan duktus nasofrontalis dengan menimbulkan sinusitis frontalis atau mukokel.

  • Gambar 4. Deformitas pada hidung

  • b. Komplikasi neurologis:1. Robeknya duramater2. Keluarnya cairan serebrospinal dengan kemungkinan timbulnya meningitis (fraktur lempeng kribroformis)3. Pneumosefalus4. Laserasi otak5. Avulsi dari nervus olfaktorius6. Hematom epidural atau subdural7. Kontusio otak dan nekrosis jaringan otak8. Rabies, tetanus

  • c .Komplikasi pada mata1. Telekantus traumatika2. Hematom pada mata3. Kerusakan nervus optikus yang dapat menyebabkan kebutaan 4. Epifora5. Ptosis6. Kerusakan bola mata

  • TERIMA KASIH