4
 Disorganisasi keluar ga merupakan sebuah kegagalan yang terjadi dalam sebuah keluarga, keg agalan yang dimaksut bisa berupa sebuah perpecahan keluar ga yang disebabkan karena unit-unit dalam keluarga tersebut gagal memenuhi kewajiban dan perannya di da lam lembaga keluarga. Misalnya ayah yang gagal menjalankan peranya untuk memenuhi kew ajiban nya sebagai kepala keluarga yaitu mencukupi kebutuhan primer keluar ga yang kemudian menjadikan kebutuhan dalam keluarga tersebut mengalami kek urangan dalam hal materi, karena masalah tersebut akhirnya ibu yang seharusnya berperan dalam rana domestik yaitu mengurusi urusan rumah tangga seperti menjaga anak-anaknya, memberikan perhatian kepada anak-anaknya dan menemani anak-anaknya belajar serta melakukan sosialisasi primer pada anak, akhirnya harus ikut membantu ayah memenuhi kebutuhan materi dan bekerj a di rana publik. Dengan demikian maka ibu tidak menjalankan fungsinya dengan baik, da n karena kesibuk an si ibu diluar rumah akhirnya anak-anak menjadi korban dalam masalah ini. Karena masalah tersebut anak menjadi kurang perhatian dan terlalu bebas bersama teman-temannya tanpa kontro l dari orang tua merek a yang kemudian menyebabk an masalah baru. Selain itu disorganisasi keluarga juga dapat di sebabkan karena kurangnya komunik asi dalam keluar ga. Kurangnya komunikasi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya banyaknya kesibukan anggota keluarga diluar rumah yang kemudian membuat intensitas pertemuannya berkurang. Karena kurangnya intensitas pertemuan tersebut maka dapat menciptakan kesenjangan antara orang tua dan anak. P ada masyarakat modern saat ini disorganisasi di dalam keluar ga terjadi karena tidak adanya keseimbangan dari perubahan unsur warisan sosial. Keluarga  dalam masyarakat modern lebih sering menghadapi persoalan modernisasi terutama industrialisasi. Pada masyarakat modern yang mengutamakan globalisasi dan kebutuhan hidup yang kompleks maka mereka cenderung lebih mengutamakan kebutuhan materi mereka dan menghabiskan banyak waktu mereka untuk mencari penghasilan demi tercapainya pemenuhan kebutuhan tersebut maka akibatnya mereka harus mengorbankan waktu bersama dengan anak-anak merek a.

Disorganisasi keluarga

Embed Size (px)

Citation preview

Disorganisasi keluarga merupakan sebuah kegagalan yang terjadi dalam sebuah keluarga, kegagalan yang dimaksut bisa berupa sebuah perpecahan keluarga yang disebabkan karena unit-unit dalam keluarga tersebut gagal memenuhi kewajiban dan perannya di dalam lembaga keluarga. Misalnya ayah yang gagal menjalankan peranya untuk memenuhi kewajiban nya sebagai kepala keluarga yaitu mencukupi kebutuhan primer keluarga yang kemudian menjadikan kebutuhan dalam keluarga tersebut mengalami kekurangan dalam hal materi, karena masalah tersebut akhirnya ibu yang seharusnya berperan dalam rana domestik yaitu mengurusi urusan rumah tangga seperti menjaga anak-anaknya, memberikan perhatian kepada anak-anaknya dan menemani anak-anaknya belajar serta melakukan sosialisasi primer pada anak, akhirnya harus ikut membantu ayah memenuhi kebutuhan materi dan bekerja di rana publik. Dengan demikian maka ibu tidak menjalankan fungsinya dengan baik, dan karena kesibukan si ibu diluar rumah akhirnya anak-anak menjadi korban dalam masalah ini. Karena masalah tersebut anak menjadi kurang perhatian dan terlalu bebas bersama teman-temannya tanpa kontrol dari orang tua mereka yang kemudian menyebabkan masalah baru.Selain itu disorganisasi keluarga juga dapat di sebabkan karena kurangnya komunikasi dalam keluarga. Kurangnya komunikasi ini bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya banyaknya kesibukan anggota keluarga diluar rumah yang kemudian membuat intensitas pertemuannya berkurang. Karena kurangnya intensitas pertemuan tersebut maka dapat menciptakan kesenjangan antara orang tua dan anak.Pada masyarakat modern saat ini disorganisasi di dalam keluarga terjadi karena tidak adanya keseimbangan dari perubahan unsur warisan sosial. Keluarga dalam masyarakat modern lebih sering menghadapi persoalan modernisasi terutama industrialisasi. Pada masyarakat modern yang mengutamakan globalisasi dan kebutuhan hidup yang kompleks maka mereka cenderung lebih mengutamakan kebutuhan materi mereka dan menghabiskan banyak waktu mereka untuk mencari penghasilan demi tercapainya pemenuhan kebutuhan tersebut maka akibatnya mereka harus mengorbankan waktu bersama dengan anak-anak mereka.Di era industrialisasi seperti ini maka akan lebih mudah bagi mereka yang ingin bekerja di sektor publik karena banyaknya perusahaan-perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan. Dengan adanya industrialisasi pada masyarakat modern menjadikan perubahan peranan anggota keluarga, yang dahulunya ayah adalah orang yang bekerja di sektor publik untuk memenuhi kebutuhan primer keluarganya dan kebutuhan yang lain bagi keluarganya sedangkan ibu yang bekerja di rumah atau di sektor domestik untuk memberikan perhatian dan pengajaran bagi anak-anaknya, mengurusi urusan rumah tangga dan mendampingi proses sosialisasi primer bagi anak nyatanya saat ini semua fungsi masing-masing anggota keluarga tersebut berubah.

Di era industrialisasi tidak hanya ayah yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya, namun karena perkembangan budaya dan mulai banyaknya kebutuhan keluarga yang semakin kompleks dan tentu akan membutuhkan banyak biaya maka ibu yang seharusnya berada di dalam rumah atau bekerja di sektor domestik,harus keluar dan bekerja di sektor publik untuk menutup kurangnya pengahasilan yang di dapatkan oleh ayah, dengan harapan akan mencapai pemenuhan kebutuhan yang diinginkan tanpa memikirkan kebutuhan sosialisasi bagi si anak.Maka karena perkembangan tersebut tentu fungsi orang tua untuk menjalankan sosialisasi primer tidak dapat dilakukan dengan sempurna bahkan tergantikan oleh lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah ataupun tempat penitipan anak. Dan karena waktu anak yang lebih banyak di habiskan di sekolah dan waktu orang tua yang juga lebih banyak dihabiskan di kantor ataupun pabrik maka hal ini akan mengakibatkan kurangnya komunikasi antara orang tua dan anak sehingga menyebabkan hubungan yang kurang harmonis yang juga merupakan bentuk dari disorganisasi keluarga. Jika dilihat melalui teori George Simmel mengenai interaksi sosial hubungan kurang harmonis yang disebabkan oleh komunikasi tersebut merupakan bentuk kurangnya interaksi sosial yang disebabkan oleh jarak. Dalam teori interaksi sosial George Simmel menjelaskan bentuk interaksi sosial berdasarkan jarak, yaitu jauh dan dekat yang dapat mempengaruhi pola interaksi seseorang. Jika jarak antara individu dengan individu atau kelompok yang dalam hal ini adalah keluarga, dekat maka individu tidak akan akan merasa asing dengan kelompoknya namun jika jarak antara individu dengan kelompoknya jauh maka mereka akan merasa asing. Penulis mendefinisikan jarak yang dimaksut oleh simmel adalah jarak pertemuan antara anggota keluarga satu dengan yang lainnya yang terbilang jauh karena kurangnya intensitas komunikasi maka dapat menyebabkan timbulnya disorganisasi keluarga.Secara sosiologis bentuk-bentuk disorganisasi keluarga antara lain, disorganisasi keluarga yang terjadi karena putusnya perkawinan atau perceraian yang terjadi anatara ayah dan ibu dengan cara apapun bukan hanya karena konflik namun juga karena salah satu dari mereka meninggal. Misalnya pada keluarga yang mengalami perceraian maka anak akan menjadi korban dari masalah yang dihadapi oleh orang tua mereka, dalam keadaan yang sudah tidak lagi bersama tentu salah satu dari orang tua akan kurang dalam memberikan perhatian misalkan jika anak tersebut memilih tinggal bersama dengan ibunya maka dia akan kurang mendapatkan perhatian dari ayahnya selain itu ibunya yang memiliki tanggung jawab ganda selain memberikan perhatian ibu juga harus memenuhi kebutuhan materi sehingga ibu harus bekerja diluar rumah dan akan kurang memberikan perhatian terhadap anaknya dan akibatnya anak akan kekurangan perhatian dari kedua-duanya.Bentuk disorganisasi keluarga yang kedua yaitu kurangnya intensitas komunikasi didalam sebuah keluarga, meskipun semua anggota keluarga menempati posisinya masing-masing, yang artinya tidak ada perpisahan antara orang tua namun mereka memiliki intensitas pertemuan yang sangat minim sehingga timbul perbedaan pemikiran dan pandangan. Hal ini biasanya terjadi pada masyarakat modern yang dimana kedua orang tua mereka bekerja di luar rumah dan pulang terlalu larut sampai-sampai tidak sempat bertemu dengan anak-anaknya dan begitupun anak-anaknya yang kurang betah berada di dalam rumah karena alasan sepi dan lain sebagainya, hal ini dapat menimbulkan kurangnya intensitas pertemuan dan komunikasi anatara kedua pihak.Bentuk disorganisasi keluarga yang ketiga adalah adanya krisis keluarga yaitu adanya pengurangan jumlah anggota keluarga yang kemudian peranya digantikan oleh aktor lain misalnya ayah atau ibu yang meninggal dunia dan kemudian perannya di gantikan oleh aktor lain, sementara aktor lain yang masuk tersebut tidak memiliki kedekatan emosional dengan anggota keluarga yang lain dan menyebabkan perbedaan pandangan dalam banyak hal maka hal ini dapat dikatakan sebagai bentuk disorganisasi keluarga.Disorganisasi dalam sebuah keluarga dapat menyebabkan beberapa masalah sosial terutama bagi anak. Jika keluarga yang merupakan agen dalam melakukan sosialisasi primer yaitu menanamkan nilai dan norma kepada anak sebagai bekal kehidupan selanjutnya tidak dapat menjalankan fungsinya maka anak akan tumbuh menjadi orang yang buta akan nilai norma lingkungan mereka, akibat dari minimnya pengetahuan mengenai nilai norma tersebut maka anak akan cenderung melakukan apa yang menurutnya benar tanpa mengetahui mana yang salah dan mana yang benar. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang mengalami disorganisasi cenderung sarat dengan penyimpangan nilai dan norma.Disorganisasi keluarga yang terjadi dalam masyarakat modern sebagai akibat dari adanya industrialisasi dan perkembangan kebutuhan yang semakin kompleks sebetulnya dapat dihindari dengan adanya komunikasi yang intensif anatara orang tua dan anak. Dengan adanya alat komunikasi yang cukup hebat di era globalisasi seperti ini tentu bukan sesuatu hal yang sulit untuk mendekatkan jarak yang jauh. Meskipun tanpa adanya tatap muka anatara kedua pihak komunikasi pun bisa dilakukan melalui alat komunikasi seperti handphone dan sebagainya. Orang tua harusnya lebih sadar dengan kewajiban primernya yaitu untuk menjalankan sosialisasi bersama anak-anaknya.