Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    1/24

    2.3 DEFEK TUBA NEURALIS

    A. Pendahuluan

    Defek tuba neuralis menyebabkan kebanyakan kongenital anomali Sistem

    Saraf Sentral (SSS) akibat dari kegagalan tuba neuralis menutup secara spontan

    antara minggu ke-3 dan ke-4 dalam perkembangan di uterus. Meskipun penyebab

    yang tepat masih belum diketahui, ada beberapa bukti yang menyatakan bahwa

    penyebab defek pada tuba neuralis ini antara lain; radiasi, obat-obatan, malnutrisi,

    bahan kimia, dan ada kelainan genetik yang dapat mempengaruhi perkembangan

    normal SSS. Defek tuba neuralis meliputi kranial bifida (disrafisme kranial) dan

    spina bifida (disrafisme spinal).

    Kegagalan penutupan tuba neuralis terjadi sekitar minggu ketiga setelah

    konsepsi pada kondisi ini memungkinkan eksresi substansi janin (misal; -

    fetoprotein, asetilkolinesterase) ke dalam cairan amnion, yang berperan sebagai

    penanda biokimia defek tuba neuralis, sehingga skrining prenatal serum ibu untuk

    -fetoprotein, telah terbukti merupakan metode yang efektif untuk mengetahui

    kehamilan yang berisiko atau tidak untuk janin mengalami defek tuba neuralis.

    B. EmbriologiPada stadium dini pembentukan susunan saraf, dibagian tengah lempeng

    neural terbentuk celah neural yang kemudian membentuk tuba neural. Tuba neural

    inilah yang kemudian menjadi jaringan otak dan medula spinalis. Proses

    penutupan tuba neural ini berlangsung selama minggu keempat kehidupan embrio.

    Gangguan proses ini menyebabkan defek tuba neural yang digolongkan sebagai

    dirafia kranial dan spinal.

    2.3.1 CRANIAL DISRAFISME (KRANIUM BIFIDUM)

    A. DefinisiKranium bifidum atau kranioskizis adalah defek tabung neural disrafik

    menyebabkan kelainan penonjolan isi cranium melalui celah tersebut (sefalokel).2

    Anomali ini lebih jarang dari spina bifida. Biasanya dapatditindak dan karenanya

    menjadi malformasi yang penting dibidang bedah saraf. Herniasi dura dan

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    2/24

    jaringan otak melalui defek tulang digaris tengah (sefalokel)dijumpai pada banyak

    kasus. Karanium bifidum terkadang bersamaan dengan spina bifida.1,16,17

    Insidens kranium bifidum seperlimabelas hingga sepersepuluh

    spina bifida: satu per 3.000 hingga 10.000 kelahiran. Sefalokel regio oksipital

    umum diEropa dan Amerika, sedang sefalokel frontal lebih sering dari

    sefalokeloksipital di Asia Tenggara. Dibeberapa daerah di Asia Tenggara

    meningoensefalokel lebih sering dari mielomeningokel. Jadi predisposisi

    geografis mungkin berperan pada kranium bifidum. Oksipital meningoensefalokel

    lebih sering pada wanita, sedang pria lebih sering pada yang lainnya.1,16,17

    Kranium bifidum diklasifikasikan kedalam dua jenis: kranium bifidum

    okultum dan kranium bifidum sistikum. Kranium bifidum okultum

    tidak berkaitan dengan herniasi dura, karenanya tak terdeteksi hingga dewasa bila

    tak bergejala.5

    Sinus dermal intrakranial adalah disrafisme kranial okulta berupa

    jaringanyang berasal dari kulit yang persisten terdapat diruang intrakranial,

    yang berhubungan dengan kulit. Defek tulang kecil sering tampak

    dibawah protuberansia oksipital eksterna, dan beberapa rambut sering tumbuh dari

    sinus.Lainnya, lokasi yang kurang sering adalah nasion. Sista dermoid mungkin

    terdapat pada satu atau kedua ujung dari sinus dermal. 1,16,17

    Sinus dermal diregio oksipital sering turun ke sambungan servikomedulari

    dan berakhir sebagai dermoid di sisterna magna, ventrikel keempat dan

    hemisfer serebeler. Tumor dermoid pada ujung sinus dermal mungkin

    menimbulkan gejala massa intrakranial. Sinus dermal mungkin tanpa gejala.

    Banyak kasus berakibat meningitis rekuren, dan reseksi tak lengkap sinus dermal

    juga bisa menimbulkan meningitis.1,16,17

    Kranium bifidum sistikum dapat dibagi menjadi lima subkelompok, sesuai

    dari sefalokel:5

    1. Meningokel: bila yang menonjol adalah meningen, hanya berisi CSSdidalam sefalokel.

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    3/24

    2. Ensefalomeningokel atau meningoensefalokel: berisi baik CSSmaupun jaringan otak didalam sefalokel.

    3. Ensefalokel: berisi hanya jaringan otak didalam sefalokel.4. Ensefalosistokel: penonjolan jaringan otak mengisi ruang

    yang berhubungan dengan ventrikel.

    5. Meningoensefalosistokel, atau ensefalosistomeningokel: berisi'ventrikel'dan jaringan otak plus dilatasi ruang CSS disefalokel.

    Eksensefali adalah protrusi otak yang tidak ditutupi kulit. Sefalokel dapat

    diklasifikasikan menurut lokasinya. Meningoensefalokel dapat diklasifikasikan

    kedalam dua kelompok: meningoensefalokel posterior atau oksipital dan

    meningoensefalokel anterior atau frontal, yang menonjol pada sambungan tulang

    frontal dan tulang nasal atau kartilago nasal.5

    Patomekanisme adanya defek tabung neural sendiri masih belum dapat

    dijabarkan dengan pasti, namun B.N French mengemukakan empat teori dugaan

    atas kejadian tersebut sebagai berikut:1,16,17

    1. Terhentinya perkembangan embrio (development arrest) dalam hal inineuroporus anterior gagal menutup sempurna (biasanya paling lambat hari

    ke 24), sehingga menyebabkan ada bagian-bagian otak yang keluar dan

    terjepit disana.

    2. Teori hidrodinamik. Diduga sefalokel terjadi akibat distensi tabung neuralyang berlebihan sehingga akhirnya ia tetap meninggalkan celah atau defek.

    3. Neuroskhisis. Menjabarkan bahwa celah terjadi akibat terbelahnya tabungneural setelah menutup sempurna.

    4. Herniasi sekunder. Teori ini menerangkan bahwa sefalokel terbentuk padastadiou perkembangan bayi yang sudah lanjut.

    2.2.2 Meningoensefalokel

    a. Deifinisi

    Meningoensefalokel (meningoencephalocele) atau disebut juga

    ensefalokel (encephalocele) adalah kelainan kongenital akibat defek tuba

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    4/24

    neuralis. Defek tuba neuralis ini di daerah kaudal akan menyebabkan spina

    bifidadan di daerah kranial akan menyebabkan defek tulang kranium disebut

    kranium bifidum. Hal ini dimulai pada masa embrio pada minggu ke III sampai

    denganminggu ke IV; tidak menutupnya tuba neuralis pada ujung kranial dapat

    menimbulkan herniasi jaringan saraf pusat. Meningoensefalokel dapat terjadi

    diseluruh bagian tengkorak, tetapi yang paling sering terjadi di regio

    occipital,kecuali pada orang Asia, yang lebih sering terjadi pada regio frontal.

    1,16,17,18

    Herniasi atau benjolan ini dapat berisi meningen dan cairan serebrospinal

    saja disebut Meningokel Kranial, dapat juga berisi meningen, cairan

    serebrospinaldan jaringan/parenkhim otak disebut Meningoensefalokel. Secara

    umum herniasi melalui defek kranium disebut meningoensefalokel, walaupun

    sebenarnya berbeda patologi, pengobatan dan prognosisnya.9

    Kira-kira 75% meningoensefalokel didapatkan di regio oksipital, dapat

    terlihat sebagai kantong kecil bertangkai atau struktur seperti kista besar, dapat

    lebih besar daripada kranium; tertutup oleh kulitseluruhnya; kadang-kadang di

    tempat-tempat tertentu hanya dilapisi oleh membran tipis seperti kertas perkamen.

    Sebanyak 15% dari ensefalokel terletak difrontal.1,16,17

    Gambar 1. Meningoensefalokel pada regio frontonasal

    Isi meningoensefalokel dapat diketahui dengan transiluminasi dan

    USG, pada pemeriksaan mikroskopis, biasanya akan didapatkan jaringan

    otak abnormal/displasia. Insiden meningoensefalokel 1-5 per 10000 bayi lahir

    hidup; paling kecil dari seluruh penyakit defek tuba neuralis (8% - 19%). Di

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    5/24

    Eropa danAmerika hampir 80% - 90% meningoensefalokel terdapat di regio

    oksipital;meningoensefalokel di daerah anterior (frontal, nasofrontal,

    nasofaringeal) lebih sering di Asia Tenggara.1,16,17

    b.Epidemiologi

    Meningoencefalokel frontoetmoid banyak didapatkan di Negara asia

    tenggara seperti Burma, Thailand, kamboja, Malaysia dan Indonesia. Kondisi ini

    juga ditemukan di India dan Australia. Kondisi ini dapat menyediakan petunjuk

    akan penyebab yang berkaitan dengan genetic atau ras dan faktor lingkungan.

    Genetik predisposisi yaitu umur paternal yang tinggi, kekurangan vit B

    (disebabkan oleh malnutrisi), obat, dan bahan kimia dan parenta consanguinity.16

    c.Etiologi

    Meningoensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung

    saraf selama perkembangan janin. Kegagalan penutupan tabung saraf ini

    disebabkan oleh gangguan pembentukan tulang kranium saat dalam uterus seperti

    kurangnya asupan asam folat selama kehamilan, adanya infeksi pada saat

    kehamilan terutamainfeksi TORCH, mutasi gen (terpapar bahan radiologi), obat

    obatan yangmengandung bahan yang terotegenik. Meningoensefalokel juga

    disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi dibagian occipitalis, kadang

    kadang juga dibagian nasal, frontal, atau parietal.1,16,17

    Walaupun penyebab pasti defek tuba neuralis masih belum

    diketahui, beberapa faktor antara lain radiasi, obat-obatan, malnutrisi, bahan-

    bahan kimiadan faktor genetik terbukti mempengaruhi perkembangan susunan

    saraf pusatsejak konsepsi. Penulis lain berpendapat bahwa maternal hypertermia

    pada hamil muda juga merupakan fakor penyebab meningoensefalokel. Data

    terakhir menyebutkan bahwa suplementasi vitamin seperti folic acid saat sekitar

    konsepsi akan mencegah defek tuba neuralis.1,16,17

    Ada sejumlah data epidemiologis yang dikumpulkan oleh beberapa pusat

    penelitian tentang kemungkinan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

    sefalokel, seperti variasi musim, latar belakang etnik seperti di iralandia angka

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    6/24

    kejadiannya 0,85% sedangkan di jepang hanya 0,8%, infeksi seperti toxoplasma,

    riketsia, influenza, toksin, kelainan metabolic :gangguan keseimbangan hormone,

    diabetes, defisiensi vitamin, mineral dan sebagainya, abrasi kromosom, obat-obat

    golongan aminopterin, analgesic, klomifen, multifaritas, kegagalan tindakan

    abortus, usia ibu, urutan kehamilan, jenis kehamilan, predisposisi genetik.1,16,17

    d.Klasifikasi

    Berikut adalah klasifikasi meningoensefalokel menurut Suwanwel:1,16,17

    1. Tempurung kepala oksipital Interfrontal Fontanel anterior Interparietal Fontanel posterior Temporal3. Ensefalomeningokel fronto-ethmoidal

    Nasofrontal Naso-ethmoidal Naso-orbital4. Ensefalomeningokel basal

    Transethmoidal Sfeno-ethmoidal Transsfenoidal Frontosfenoidal atau sfeno-orbital

    Meningoensefalokel oksipital merupakan 70 persen sefalokel (pada

    geografis). Dibagi kedalam subkelompok sesuai hubungannya

    dengan protuberansia oksipital eksterna (EOP): sefalokel oksipitalis superior,

    dimana terletak diatas EOP, dan sefalokel oksipitalis inferior, yang terletak

    dibawah EOP. Penonjolan lobus oksipital tampak disefalokel superior, dimana

    serebelum menonjol dalam sefalokel inferior. Bila defek tulang meluas turun

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    7/24

    keforamen magnum, keadaan ini disebut sefalokel oksipitalis magna. Hubungan

    sefalokel inidengan spina bifida servikalis disebut sefalokel oksipitoservikalis

    (iniensefali).1,16,17

    Meningoensefalokel anterior jarang dibanding

    meningoensefalokel posterior. Namun di Negara-negara Asia seperti Thailand,

    Burma, India dan Indonesia lebih banyak di anterior.2 Yang pertama biasanya

    dibagi kedalam dua kelompok: meningoensefalokel sinsipital (tampak) dan

    meningoensefalokel basal (tak tampak). Mungkin juga dibagi kedalam empat

    kelompok:(1) meningoensefalokel frontal,(2) meningoensefalokel frontonasal,(3)

    meningoensefalokel fronto-ethmoid, dan(4) meningoensefalokel nasofaringeal.

    Sambungan tulang frontal dan kartilago nasal adalah tempat yang umum dari

    sefalokel; hubungan ini menjadi titik lemah karena pertumbuhan yang berbeda

    tulang frontal dan kartilago nasal. Suwanwela menyebut sefalokel diregio ini

    sebagai meningoensefalokel fronto-ethmoid dan dikelompokkan kedalam tiga

    subkelompok:1.Jenis nasofrontal: menonjol pada sambungan tulang frontal dan

    tulangnasal.2.Jenis nasoethmoid: menonjol pada tulang nasal atau kartilago

    nasal.3. Jenis naso-orbital: menonjol dari bagian anterior tulang ethmoid

    dari bagian anterior orbit.1,16,17

    Meningoensefalokel basal dapat dibagi kedalam lima kelompok:1.

    Meningoensefalokel transethmoidal (intranasal): herniasi kedalamkavum nasal

    melalui lamina kribrosa. 2.Meningoensefalokel sfeno-ethmoid (intranasal

    posterior): herniasi kebagian posterior kavum nasal melalui tulang sfenoid.

    3.Meningoensefalokel transsfenoid (sfenofaringeal): herniasi kenasofaring melalui

    tulang sfenoid. 4.Meningoensefalokel sfeno-orbital: herniasi keruang orbit melalui

    fissuraorbital superior. 5.Meningoensefalokel sfenomaksillari: herniasi kerongga

    orbit melalui fissura pterigoid, kemudian kefossa pterigoid melalui fissura intra

    orbital.1,16,17

    e.Gejala Klinis

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    8/24

    Sefalokel secara klinis tampak benjolan di daerah kepala, biasanya di garis

    tengah, dan telah ada sejak lahir. Kelainan ini perlu dideferensiasi dengan tumor

    jaringan kulit ekstrakranial dan nasal glioma.1,16,17

    Gejala klinis sangat bervariasi tergantung malformasi serebral yang

    terjadi, termasuk hidrosefalus dan banyaknya jaringan otak yang mengalami

    displasia dan masuk ke dalam kantung meningoensefalokel. Jika

    hanyamengandung meningen saja, prognosisnya lebih baik dan dapat berkembang

    normal. Gejala-gejala sehubungan dengan malformasi otak adalah mental

    retardasi, ataxia spastik, kejang, buta dan gangguan gerakan bola mata.Sebenarnya

    diagnosis perinatal dapat ditegakkan dengan pemeriksaan USG, alfafeto protein

    cairan amnion dan serum ibu.1

    Ukuran dari meningoensefalokel mempengaruhi ukuran dari tengkorak

    dan otak tergantung dari besarnya protrusi pada tengkorak. Bila protrusi

    besar,maka tengkorak akan tampak seperti mikrosefali, karena banyak jaringan

    otak yang sudah keluar. Menigoensefalokel jarang berhubungan dengan

    malformasi serebri saja dan biasanya berhubungan dengan abnormalitas dari

    hemisper serebri, serebelli dan otak tengah.1

    Meningoensefalokel anterior sering bersamaan dengan anomali

    muka,seperti bibir dan langit-langit bercelah. Empat anomali yaitu

    meningoensefalokel oksipital, hidrosefalus, deformitas Klippel-Feil, dan langit-

    langit bercelah sering terjadi sebagai tetrad. Kelainan jantung kongenital dan

    ekstremitas yang displastik adalah anomali yang berhubungan yang terletak

    dibagian lain dari badan.1,16,17

    Hidrosefalus mungkin terjadi sebelum diperbaikinya sefalokel, atau

    mungkin terbentuk setelah operasi. Insidens hidrosefalus yang menyertai pada

    meningoensefalokel oksipital adalah 25 persen pada meningokel dan 66

    persen pada meningoensefalokel. Hidrosefalus yang bersamaan pada

    meningoensefalokelanterior jarang. Seperti pada spina bifida, insidens

    hidrosefalus lebih tinggi pada sefalokel yang mengandung jaringan otak. Insidens

    hidrosefalus yangmenyertai pada meningoensefalokel oksipital adalah hampir

    sama dengan pada mielomeningokel.1,16,17

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    9/24

    f.Patofisiologi

    Meningoensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai

    dengan adanya penonjolan meningens (selaput otak) dan otak yang

    berbentuk seperti kantung melalui suatu lubang pada tulang tengkorak.

    Meningoensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan tabung saraf selama

    perkembangan janin.1,16,17

    Ada dua bentuk disrafisme utama yang mempengaruhi tulang kranial, dan

    menghasilkan protrusi jaringan melalui defek linea mediana tulang yang disebut

    cranium bifidum. Mielomeningokel cranium terdiri dari kantong meninges yang

    terisi hanya cairan serebrospinal dan meningoensefalokel mengandung

    kantungdan korteks serebri, serebelum, atau bagian batang otak. Defek kranium

    paling lazim pada daerah oksipital pada atau di bawah sambungan, dan sebagian

    terjadifrontal atau nasofrontal. Kelainan ini adalah adalah sepersepuluh dari

    defek penutupan tuba neuralis yang melibatkan spina. Etiologi ini dianggap

    samadengan etiologi anensefali dan mielomeningokel.1,16,17

    Bayi dengan meningoensefalokel kranium beresiko untuk terjadinya

    hirdosefalus karena stenosis akuaduktus, malformasi Chiari, atau sindrom Dandy-

    Walker. Pemeriksaan dapat menunjukkan kantung kecil dengan batang bertangkai

    atau struktur seperti kista besar yang dapat melebihi ukuran kranium. Lesi

    inidapat tertutup total dengan kulit, namun daerah yang tidak berkulit (denuded

    skin) dapat terjadi dan memerlukan manajemen bedah segera. Transiluminasi

    kantungdapat menampakkan adanya jaringan saraf.1

    g.Diagnosis

    Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk menilai struktur patologis

    sefalokel: daerah defek tulang, ukuran serta isi sefalokel, ada atau tidaknya

    anomali SSP, dan dinamika CSS.1,16,17

    Pemeriksaan penunjang diagnostic yang kerap dilakukan adalah foto polos

    kepala. Lubang defek tulang pada meningoensefalokel oksipital mudah

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    10/24

    dikenal pada foto polos tengkorak. Sebagai tambahan terhadap daerah defek

    tulang, perluasan defek dan ada atau tidaknya kraniolakunia dapat diketahui.1,16,17

    Pemeriksaan penunjang sederhana lainnya adalah transluminasi dengan

    penyorotan lampu yang kuat pada tonjolan tersebut di dalam ruangan yang gelap

    diharapkan akan menampakkan baying-bayang isi sefalokel. Ada atau tidaknya

    otak yang vital dikantung dapat ditentukan dengan ventrikulografi dan angiografi

    serebral, namun sudah ditinggalkan. CT scan memperlihatkan tidak hanya isi

    kantung namun semua kelainan intrakranial yang bersamaan.1,16,17

    USG adalah salah satu alternative ntuk mendeteksi defek dan isi sefalokel,

    bahkan bayi yang ubun-ubunnya masih belum menutup maka diharapkan dapat

    memberikan informs lebih lengkap mengenai struktur intracranial. Dalam decade

    terakhir, USG cenderung berperan luas untuk mendeteksi kelainan semacam ini

    sewaktu bayi masih dalam kandungan.1,16,17

    Meningoensefalokel oksipital harus didiferensiasi dari kasus garis tengah

    lainnya, seperti sinus perikranii, dan holoprosensefali. Sinus perikranii sangat

    lebih kompresibel dibanding meningoensefalokel. CT scan memperlihatkan

    displasia serebral sebagai tambahan atas kantung dorsal pada holoprosensefali.

    Angiografi serebral mungkin perlu untuk membedakan meningoensefalokel

    oksipital dari kantung dorsal holoprosensefali; holoprosensefali didi- agnosis oleh

    adanya arteria serebral anterior azigos.1,16,17

    Untuk memeriksa lubang dari defek tulang pada meningoensefalokel

    anterior, tomografi fossa anterior dan CT scan diperlukan. Meningoensefalokel

    anterior harus didiferensiasi dari polip nasal, teratoma orbitofronal, gliomaektopik

    (nasal), dan keadaan serupa. Teratoma orbito frontal mungkin menampakkan

    kalsifikasi pada foto polos dan meluas kedalam ruang intrakranial. Tumor ini

    menjadi maligna dengan pertambahan usia. Glioma nasal adalah

    tumor neurogenik kongenital yang jarang yaitu massa heterotopik nonneoplastik

    dari jaringan neuroglial. Tapi mungkin tumbuh seperti neoplasma

    sejati,menginfiltrasi jaringan sekitarnya, serta metastasis ke nodus limfe regional.

    1,16,17

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    11/24

    MRI kranial dapat memberi gambaran yang pasti dari kandungan dalam

    meningiensefalokel. Meskipun terletak pada garis tengah, isi dari

    protrusi biasanya dari salah satu hemisfer yang lebih kecil.1,16,17

    h.Komplikasi

    Meningoensefalokel sering disertai dengan kelainan kranium fasial atau

    kelainan otak lainnya, seperti hidrochephalus atau kelainan congenital

    lainnya(Syndrome Meckel, syndrome dandy-walker ). Kelainan kepala

    lainnyayang dapat dideteksi dengan USG adalah kista otak, miensefalus (fusi

    tulangocciput vertebrata sehingga janin dalam sikap hiperekstensi),

    huloprokensefalus (hanya berbentuk sebuah rongga ventrikel yang berdilatasi),

    hindranensefalus (destruksi total jaringan otak sehingga kepala hanya berisi

    cairan), kelainan bentuk kepala (dulikochephaluskh, branchi chpalusk) dan

    sebagainya.1,16,17

    Berikut adalah beberapa komplikasi dari meningoensefalokel, yaitu:

    Kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadri plegia spastik) , Gangguan

    perkembangan, Mikrosefalus, Hidrosefaluse, Gangguan penglihatan,

    Keterbelakangan mental dan pertumbuhan, Ataksiah, Kejang.1,16,17

    i.Penatalaksanaan

    Penatalaksanaan meningoensefalokel tergantung dari isi dan luas dari

    anomali. Pada meningokel oksipital, di mana kantung tidak mengandung jaringan

    saraf, hasil dari pembedahan hampir selalu baik. Tetapi pada meningoensefalokel

    yang berisi jaringan otak biasanya diakhiri dengan kematian dari anak.1,16,17

    Hampir semua meningoensefalokel memerlukan intervensi bedah saraf,

    kecuali massanya terlalu besar dan dijumpai mikrosefali yang jelas. Bila

    mungkin,tindalan bedah sedini mungkin untuk menghindari infeksi, apalagi bila

    ditemui kulit yang tidak utuh dan perlukaan di kepala.1,16,17

    Pada penderita sefalokel dengan tanda-tanda infeksi (ada luka terbuka),

    maka perlu dilakukan perawatan local dan AB dosis tinggi. Pada kasus yang

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    12/24

    disertai dengan gejala penigkatan tekanan intracranial, memerlukan tindakan

    drainase atau pemasangan pintas ventrikuloperitoneal terlebih dahulu sebelum

    dilakukan reseksi sefalokel.1,16,17

    Pada neonatus apabila dijumpai ulkus pada meningoensefalokel atau

    tidak terjadi kebocoran cairan serebrospinal, operasi segera dilakukan. Pada

    meningoensefalokel yang ditutupi kulit kepala yang baik, operasi dapat ditunda

    sampai keadaan anak stabil. Tujuan operasi adalah menutup defek

    (watertight dural closure), eksisi masa otak yang herniasi serta memelihara fungsi

    otak.1,16,17

    Kasus yang mempunyai defek tulang yang kecil dan tanpa disertai gejala

    peningkatan tekanan intracranial maupun infeksi, biasanya dapat dilakukan

    reseksi langsung. Demiian pula teknik ini berlaku untuk sefalokel didaerah

    parietal dan oksipital. Operasi reseksi transkranial ditujukan bagi kasus-kasus

    sefalokel didaerah anterior dan anterobasal dengan maksud menutup duramater

    secara lebih sempurna untuk menghindari resiko kebocoran liquor pasca

    pembedahan. Setelah beberapa waktu baru dilakukan operasi tahap kedua untuk

    rekonstruksi/.reparasi wajah dari ekstenal.1,16,17

    Defek tulang yang cukup besar dapat diperbaiki dengan wire mesh

    plastik atau tulang, tetapi jarang diperlukan. Hasil akhir operasi sukar dipastikan

    oleh karena bervariasinya kasus. Pada tindakan bedah terhadap 40 penderita

    didapati 15 orang (38%) meninggal dan dari 25 orang yang hidup 14 orang (56%)

    intelegensianya normal meskipun sering dijumpai gangguan motorik dan pada

    11orang (44%) dijumpai gangguan intelektual dan motorik.10

    1. Penanganan Pra BedahSegera setelah lahir daerah yang terpapar harus dikenakan kasa steril yang

    direndam salin yang ditutupi plastik, atau lesi yang terpapar harus ditutupi

    kasasteril yang tidak melekat untuk mencegah jaringan saraf yang terpapar

    menjadi kering.1,16,17

    Perawatan pra bedah neonatus rutin dengan penekanan khusus pada saat

    mempertahan suhu tubuh yang dapat menurun dengan cepat. Pada beberapa pusat

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    13/24

    tubuh bayi ditempatkan dalam kantong plastik untuk mencegah kehilangan panas

    yang dapat terjadi akibat permukaan lesi yang basah. Lingkaran occipito frontalis

    kepala diukur dan dibuat grafiknya. Diperlukan pemeriksaan X-Ray

    kepalaAP/LAT dan diambil photografi dari lesi.12

    2. Perawatan pasca bedahPemberian makan per oral dapat diberikan 4 jam setelah pembedahan. Jika

    ada drain penyedotan luka maka harus diperiksa setiap jam untuk menjamin tidak

    adanya belitan atau tekukan pada saluran dan terjaganya tekanan negatif dan

    wadah. Lingkar kepala diukur dan dibuat grafik sekali atau dua kali seminggu.

    Sering kali terdapat peningkatan awal dalam pengukuran setelah penutupan cacat

    spinal dan jika peningkatan ini berlanjut dan terjadi perkembangan

    hidrochephalus maka harus diberikan terapi yang sesuai.1,16,17

    Indikasi untuk urgent operasi adalah tidak adanya kulit penutup, obstruksi

    jalan nafas, perdarahan, dan kegagalan penglihatan. Sedangkan indikasi operasi

    elektife adalah melindungi otak, fasilitas nursing, mencegah infeksi, dihubungkan

    dengan anomalies hysdroefalus.

    2.3.2 SPINAL DISRAFISME (SPINA BIFIDA)A. DefinisiSpina bifida merupakan suatu anomali perkembangan yang ditandai

    dengan defek penutupan selubung tulang pada medulla spinalis sehingga medulla

    spinalis dan selaput meningen dapat menonjol keluar (spina bifida cystica), atau

    tidak menonjol (spina bifida occulta).2

    Beberapa hipotesis terjadinyaspina bifidaantara lain adalah : 4

    1. Terhentinya proses pembentukan tuba neural karena penyebab tertentu2. Adanya tekanan yang berlebih di kanalis sentralis yang baru terbentuk

    sehingga menyebabkan ruptur permukaan tuba neural

    3. Adanya kerusakan pada dinding tuba neural yang baru terbentuk karenasuatu penyebab.

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    14/24

    Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan kerusakan

    pada korda spinalis dan saraf, sehingga terjadi penurunan atau gangguan fungsi

    pada bagian tubuh yang dipersarafi oleh saraf tersebut atau di bagian bawahnya.

    Gejalanya tergantung kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi

    di punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakrum, karena penutupan

    vertebra di bagian ini terjadi paling akhir.

    A. Gejala KlinisKelainan bawaan lainnya yang juga ditemukan pada penderitaspina bifida:

    Hidrosefalus Siringomielia Dislokasipinggul

    Gejalanya bervariasi, tergantung kepada beratnya kerusakan pada korda

    spinalis dan saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan atau tanpa

    gejala, sedangkan yang lainnya mengalami kelumpuhan pada daerah yang

    dipersarafi oleh korda spinalismaupun saraf yang terkena.

    B. Klasifikasia) Spina Bifida OkultaMerupakan spina bifida yang paling ringan. Satu atau beberapa vertebra

    tidak terbentuk secara normal, tetapi korda spinalis dan selaputnya (meningens)

    tidak menonjol.1

    o GejalaKebanyakan tidak bergejala dan tidak ada tanda neurologis. Pada beberapa

    kasus, bercak-bercak rambut, lipoma, hilangnya warna kulit, atau sinus

    kulit pada linea mediana punggung bawah menandai dasar spina bifida

    okulta. 2

    o Pemeriksaan penunjangRontgen spina menggambarkan adanya defek pada penutupan lengkung

    dan lamina vertebra posterior, khususnya pada L5 dan S1. Tidak ada

    kelainan meningen, medulla spinalis dan saraf. 3

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    15/24

    b) Spina Bifida CysticaMerupakanspina bifidadengan terdapatnya tonjolan keluar melalui tempat

    defek sebagai benjolan kistik yang berisi selaput meningen (meningokel), medula

    spinalis (mielokel), atau keduanya (meningomielokel).(Gambar 2.2)4

    MeningokelMeningens menonjol melalui vertebra yang tidak utuh dan teraba sebagai

    suatu benjolan berisi cairan di bawah kulit. (Gambar 2.3)1

    Patofisiologi

    Meningokel terbentuk saat meningens berherniasi melalui defek pada

    lengkung vertebra posterior. Medulla spinalis biasanya normal, meskipun

    tertambat, ada siringomielia, atau diastematomielia. Massa linea mediana yang

    berfluktuasi yang dapat bertranluminasi terjadi sepanjang kolumna vertebralis,

    biasanya berada di punggung bawah. Sebagian besar meningokel tertutup dengan

    baik dengan kulit dan tidak mengancam penderita. 1

    Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan neurologis yang cermat sangat dianjurkan. Anak yang tidak

    bergejala dengan pemeriksaan neurologis normal dan keseluruhan tebal kulit

    menutup meningokel dapat menunda pembedahan. Sebelum koreksi defek dengan

    pembedahan, penderita harus secara menyeluruh diperiksa dengan menggunakan

    rontgenogram sederhana, ultrasonografi, dan tomografi komputasi (CT) dengan

    metrizamid atau resonansi magnetic (MRI) untuk menentukan luasnya

    keterlibatan jaringan saraf jika ada dan anomali yang terkait, termasuk

    diastematomielia, medulla spinalis tertambat dan lipoma. Penderita dengan

    kebocoran cairan serebrospinal (CSS) atau kulit yang menutup tipis harus

    dilakukan pembedahan segera untuk mencegah meningitis. CT scan kepala

    dianjurkan pada anak dengan meningokel karena ada kaitannya dengan

    hidrosefalus pada beberapa kasus. Meningokel anterior menonjol ke dalam pelvis

    melalui defek pada sacrum. Gejala konstipasi dan disfungsi kandung kemih

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    16/24

    berkembang karena meningkatnya ukkuran lesi. Penderiita wanita mungkin

    menderita anomaly saluran genital terkait, termasuk fistula retrovaginal.

    Rontgenogram sederhana memperagakan defek pada sacrum dan CT-Scan atau

    MRI menggambarkan luasnya meningokel.1, 2, 3

    Mielomeningokel / MeningomioceleMieolomeningokel menggambarkan bentuk spina bifidayang paling berat

    yang melibatkan kolumna vertebralis dan terjadi dengan insiden sekitar 1 : 1.000

    kelahiran hidup.1(Gambar 2.5 dan 2.6)

    Etiologi

    Penyebab mielomeningokel masih diketahui, namun diduga ada beberapa

    hal yang menyebabkan terjadinya mielomeningokel antara lain : 1

    Semua defek penutupan defek neuralis Factor predisposisi genetic Resiko berulang pada yang pernah menderita sebelumnya (meningkat sampai

    34%)

    Pada dua kehamilan abnormal sebelumnya (meningkat sampai sekitar 10%) Factor nutrisi dan lingkungan

    Pengunaan suplemen asam folat selama hamil pada ibu sangat mengurangi

    insiden defek tuba neuralis pada kehamilan beresiko. Agar efektif,

    penambahan asam folat harus dimulai sebelum pembuahan dan dilanjutkan

    sampai paling tidak minggu ke-12 kehamilan saat neuralis selesai.

    Penggunaan obat-obatan tertentu juga dikenal meningkatkan resikomielomeningokel.

    Asam valproat, antikonvulsan menyebabkan defek tuba neuralis pada sekitar

    12% kehamilan jika obat tersebut diberikan selama kehamilan.

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    17/24

    Manifestasi Klinis

    Gejala klinis yang timbul menyebabkan disfungsi banyak organ dan

    struktur, termasuk tulang, kulit, dan saluran genitourinaria, di samping sistem

    saraf perifer dan sentral. Pada 75% kasus, meningomielokel terjadi pada daerah

    lumbosakral. Luas dan gangguan neurologis tergantung pada lokasi

    mielomeningokel.1

    Lesi pada daerah sakrum bawah menyebabkan inkontinensia usus besar

    dan kandung kencing dan disertai dengan anastesi pada daerah perineum namun

    tanpa gangguan fungsi motorik. Bayi baru lahir dengan defek pada daerah lumbal

    tengah secara khas memiliki struktur kistik seperti kantong yang ditutup oleh

    lapisan tipis jaringan yang sebagian terepitelisasi. Sisa jaringan saraf dapat terlihat

    di bawah membrane yang kadang-kadang robek dan CSS bocor.1

    Pemeriksaan bayi menampakkan paralisis flaksid pada tungkai bawah,

    tidak adanya reflex tendon dalam, tidak ada respons terhadap sentuhan dan nyeri,

    dan tingginya insiden kelainan postur tungkai bawah (termasuk kaki dan

    subluksasi pinggul).1

    Inkontinensia urin dan relaksasi sfingter ani mungkin nyata. Dengan

    demikian, mielomeningokel pada daerah lumbal tengah cenderung menghasilkan

    tanda neuron motor bawah karena kelainan dan kerusakan konus medularis. Bayi

    dengan mielomeningokel secara khas memiliki peningkatan defisit neurologis

    setelah mielomeningokel bergerak naik ke daerah thoraks. Namun, penderita

    dengan mielomeningokel di daerah thoraks atas atau daerah servikal biasanya

    memiliki defisit neurologis yang sangat minim dan pada kebanyakan kasus tidak

    mengalami hidrosefalus.1

    Terapi

    Manajemen pengawasan anak serta keluarga dengan mielomeningokel

    memerlukan pendekatan multidisiplin (ahli bedah, dokter dan ahli terapi). Di masa

    lalu, dianjurkan bahwa mielomeningokel harus diperbaiki sesegera mungkin

    setelah lahir untuk memelihara fungsi neurologis dan untuk mencegah perburukan

    lebih lanjut. Namun beberapa penelitian baru-baru ini menunjukkan hasil jangka

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    18/24

    lama yang sama pada penundaan pembedahan selama beberapa hari (dengan

    pengecualian kebocoran CSS). Setelah perbaikan pada mielomeningokel,

    sebagian besar bayi memerlukan tindakan shunting untuk hidrosefalus. Jika gejala

    atau tanda disfungsi otak belakang muncul, menunjukkan adanya indikasi untuk

    melakukan kompresi bedah medulla spinalis dan medulla servikalis awal. 1

    C. Penegakkan DiagnosisPada trimester pertama, wanita hamil menjalani pemeriksaan darah yang

    disebut triple screen. Tes ini merupakan tes penyaringan untuk spina bifida,

    sindroma Down dan kelainan bawaan lainnya. 85% wanita yang mengandung

    bayi dengan spina bifida, akan memiliki kadar serum -fetoprotein yang tinggi.

    Tes ini memiliki angka positif palsu yang tinggi, karena itu jika hasilnya positif,

    perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat diagnosis. Dilakukan

    USG yang biasanya dapat menemukan adanyaspina bifida. 1, 2, 3

    Kadang dilakukan amniosentesis (analisa cairan ketuban). Setelah bayi

    lahir, dilakukan pemeriksaan berikut:

    o Rontgen tulang belakang untuk menentukan luas dan lokasi kelainan.o USG tulang belakang bisa menunjukkan adanya kelainan pda korda spinalis

    maupun vertebra

    o CT scan atau MRI tulang belakang kadang dilakukan untuk menentukano lokasi dan luasnya kelainan.

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    19/24

    D. PengobatanTujuan dari pengobatan awal adalah:

    Mengurangi kerusakan saraf akibatspina bifida Meminimalkan komplikasi (misalnya infeksi)

    Tatalaksana yang dapat dilakukan untuk anak dengan Spina Bifida adalah :

    a. PembedahanDilakukan untuk menutup lubang yang terbentuk dan untuk mengobati

    hidrosefalus, kelainan ginjal dan kandung kemih serta kelainan bentuk

    fisik yang sering menyertaispina bifida.

    b. Terapi fisik dilakukan agar pergerakan sendi tetap terjaga dan untukmemperkuat fungsi otot.

    c. Untuk mengobati atau mencegah meningitis, infeksi saluran kemih daninfeksi lainnya, diberikan antibiotik.

    d. Untuk membantu memperlancar aliran air kemih bisa dilakukanpenekanan lembut diatas kandung kemih. Pada kasus yang berat kadang

    harus dilakukan pemasangan kateter.

    e. Diet kaya serat dan program pelatihan buang air besar bisa membantumemperbaiki fungsi saluran pencernaan.

    f. Untuk mengatasi gejala muskuloskeletal (otot dan kerangka tubuh) perlucampur tangan dari ortopedi(bedah tulang) maupun terapi fisik.

    g. Kelainan saraf lainnya diobati sesuai dengan jenis dan luasnya gangguanfungsi yang terjadi. Kadang pembedahan shunting untuk memperbaiki

    hidrosefalus akan menyebabkan berkurangnya mielomeningokel secara

    spontan

    E. PencegahanResiko terjadinyaspina bifidabisa dikurangi dengan mengkonsumsi asam

    folat. Kekurangan asam folat pada seorang wanita harus dikoreksi sebelum wanita

    tersebut hamil, karena kelainan ini terjadi sangat dini. Kepada wanita yang

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    20/24

    berencana untuk hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi asam folat sebanyak 0,4

    mg/hari. Kebutuhan asam folat pada wanita hamil adalah 1 mg/hari.

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    21/24

    BAB III

    LAPORAN KASUS

    1. Identitas Pasien :

    Nama : An.P

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Umur : 3 bulan

    Agama : Islam

    BB : 4,5 kg

    2. Anamnesa : Alloanamnesis dilakukan dengan ibu pasien

    a. Keluhan Utama

    Kepala membesar sejak 40 hari setelah melahirkan

    b. Riwayat penyakit sekarang

    OS mengalami pembesaran kepala sejak 2 bulan yang lalu. Kepala

    membesar perlahan-lahan dengan bentuk berbenjol pada bagian atas dan dahi.

    Kepala membesar diawali di bagian dahi dan diikuti dengan bagian yang lain. OS

    tidak pernah mengalami demam, kejang, batuk, pilek maupun mencret-mencret

    sebelumnya. OS juga tidak pernah muntah. Gerakan kedua tangan dan kaki baik.

    OS buang air kecil 6-7x sehari dan buang air besar 2-3x sehari. OS sudah berobat

    ke RS di Sabak, kemudian OS dirujuk ke RS Raden Mataher Jambi, Os datang ke

    poli anak dan kemudian diraqwat ke bangsal anak.

    c. Riwayat Kehamilan

    Pada saat hamil, Ibu OS memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas

    sebanyak 5 kali. Riwayat sakit pada saat hamil disangkal.

    6. Riwayat Kelahiran

    OS lahir normal, di rumah, ditolong bidan,cukup bulan dan langsung

    menangis. Berat badan lahir 2,3 kg, sedangkan panjang badan dan lingkar kepala

    tidak diukur.

    7. Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada

    8. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    22/24

    3. Pemeriksaan Fisik Umum

    1. Keadaan umum :

    Kesadaran : CM, 4,6,5

    Panjang badan 61 cm, Berat badan 4,5 kg, lingkar kepala 54cm

    Tanda vital : Nadi : 100x/I, RR : 46x/i T: 36,50C

    2. Pemeriksaan kepala dan leher :

    Kepala : Makrosephali,asimetris, berbenjol pada bagian parietal dan frontal.

    Ubun-ubun besar menonjol, terbuka. Sutura melebar, Pada benjolan teraba

    fluktuasi, Perkusi: cracked pot sign.

    - Mata : Mata kearah bawah (sunset phenomena), konjungtiva pucat -/-, sklera

    tidak ikterik. Pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya +/+.

    Nistagmus -/-.

    - Telinga : Bentuk normal dan simetris, tidak ada deformitas

    - Hidung : Bentuk normal dan simetris

    - Mulut : Bentuk normal, mukosa tidak sianosis

    - Leher : Tidak ada pembesaran getah bening, JVP 5-2 cmH20

    3. Pemeriksaan umum torak :

    Bentuk : Simetris datar

    Kulit : Tidak ada tampak kelainan

    Axial : Tidak ada tanpak pembesaran getah bening

    4. Pemeriksaan paru :

    Inspeksi : Gerak napas simetris

    Auskultasi : Suara nafas Vesikuler, rhonki -/- , wheezing -/-

    Palpasi : tidak ada nyeri teka, fremitus fokal simetris normal

    Perkusi : sonor

    5. Pemeriksaan jantung :

    Inspeksi : Tidak tanpak ictus cordis

    Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill tidak ada

    Perkusi : Batas jantung normal

    Auskultasi : murmur (-), gallop (-)

    6. Pemeriksaan umum abdomen :

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    23/24

    Inspeksi : tampak datar dan supel

    Auskultasi : bising usus + normal

    Palpasi : hepar, lien dan masa tidak teraba

    Perkusi : timpani

    7. Ekstermitas : sup : tak. Inf : tak

    10. Pemeriksaan penunjang :

    HB : 9,7 (11.0-16,5) SGOT : 76 (< 40) SGPT : 60 (

  • 8/13/2019 Disrafisme Kranial Dan SpinalDisrafisme Kranial Dan Spinal

    24/24