Djamila Podungge

  • Upload
    faliaro

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    1/103

    i

    PENERAPAN METODE ANALYTICAL HI ERARCHY

    PROCESS (AHP)UNTUK MENENTUKAN PEMILIHAN

    PENGAWAS SEKOLAH

    SKRIPSI

    Oleh

    Djamila Podungge

    531408021

    PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

    Juli 2012

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    2/103

    ii

    PENERAPAN METODE ANALYTICAL HI ERARCHY

    PROCESS (AHP)UNTUK MENENTUKAN PEMILIHAN

    PENGAWAS SEKOLAH

    SKRIPSI

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada

    Program Studi Sistem Informasi

    Oleh

    Djamila Podungge

    531408021

    PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

    Juli 2012

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    3/103

    iii

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    4/103

    iv

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    5/103

    v

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    6/103

    vi

    Motto dan PersembahanMenuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim

    (Ibnu abdil Bari)

    Sebesar apapun kebenaran masih ada setitik kesalahan dan

    sebesar apapun kesalahan masih ada setitik kebenaran

    (Mila)

    Berbahagialah atas apa yang kau dapat hari ini serta

    memohonlah kepada Allah untuk kebaikan hari esok

    (Al-Hadis)

    Kupersembahkan kepada Orang tua sebagai peletak dasar pendidikan,pemberi dorongan dan doa serta Keluarga tercinta yang selalu menjadi sumber

    motivasi.

    Untuk semua teman-teman angkatan 08 serta rekan-rekan senasib danseperjuangan yang tak dapat disebutkan satu persatu.

    Thanks for everything ^_^

    Fakultas Serta Almamater Tercinta Tempat Menimba Ilmu

    TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

    2 0 1 2

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    7/103

    vii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu Alaikum Wr. Wb

    Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya

    dengan ridho dan hiyah-Nya, penyusun memperoleh kesempatan, kesehatan serta

    kemampuan untuk dapat menyusun dan merampungkan Skripsi dengan judul

    Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Pemilihan Pengawas

    Sekolah Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango.

    Begitu banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi selama menyelesaikan

    penyusunan skripsi ini, namun dengan adanya ketekunan, keuletan, kesabaran,

    bimbingan dari dosen dan ridho Allah SWT serta bantuan semua pihak, maka

    makalah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penyusun

    menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1.

    Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara

    moril maupun materil selama masa perkuliahan.

    2. Bapak Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd selaku Rektor Universitas NegeriGorontalo (UNG), beserta para pembantu Rektor.

    3. Ibu Ir. Rawiyah Husnan, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas NegeriGorontalo beserta para Pembantu Dekan.

    4. Bapak Arip Mulyanto, M.Kom, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika.5. Bapak Agus Lahinta, ST, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Strata I Sistem

    Informasi yang telah memberikan petunjuk dan arahan dalam penyelesaian

    Skripsi ini.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    8/103

    viii

    6. Bapak Mukhlisulfatih Latief, S.Kom., MT, selaku pembimbing I yang telahmembantu dan memberikan arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.

    7. Bapak Ahmad Feriyanto Alulu, ST.,M.Cz, selaku pembimbing II yang telahmembantu dan memberikan arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.

    8. Seluruh Dosen pengajar Strata Satu (S-I) Teknik Informatika Universitas NegeriGorontalo, yang telah mendidik dan memberikan berbagai bekal pengetahuan

    yang tak ternilai harganya kepada penyusun selama mengikuti perkuliahan.

    9. Bapak Drs. Hi. Endang Puluhulawa selaku coordinator pengawas DinasPendidikan Kabupaten Bone Bolango.

    10. Teman-teman mahasiswa Srata Satu (S-I) Teknik Informatika UniversitasNegeri Gorontalo angkatan 2008 yang selalu membantu dalam situasi senang

    ataupun susah.

    11.

    Teman-teman terbaik, Farid, Sukma, Is, Ayu, Maya, Nita, KAny, Mita, Mudin,

    Emen serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu

    membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi.

    12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang turut memberikanandil dalam penyusun Skripsi ini.

    Semoga bantuan, bimbingan serta petunjuk yang telah diberikan berbagai pihak

    akan memperoleh imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

    Aamiiiin Ya Robbal Alamin.

    Wassalamu Alaikum Wr. Wb

    Gorontalo, Juli 2012

    Penyusun

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    9/103

    ix

    Penerapan Metode Analytical H ierarchy Process (Ahp)Untuk Menentukan

    Pemilihan Pengawas Sekolah

    Djamila Podungge, Mukhlisulfatih Latief, Ahmad Feriyanto Alulu1)

    INTISARI

    Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dalam

    mengambil keputusan. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menerapkan sebuah

    sistem pendukung keputusan. Salah satunya adalah masalah dalam pemilihan pengawas sekolah yang

    multikriteria. Tujuannya yaitu untuk mempermudah pengambil keputusan dalam menentukan

    pengawas sekolah yang berkualitas. Dalam sistem pendukung keputusan ada beberapa metode yang

    dapat digunakan, namun dalam penelitian ini penyusun menerapkan metode analytical hierarchy

    process (AHP). Dalam pemilihan pengawas sekolah yang berkualitas atau yang layak menjadi

    pengawas sekolah, ada beberapa kriteria yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan, antara

    lain pendidikan, jabatan, pengalaman kerja, pangkat / golongan dan usia. Adapun hasil akhir daripenelitian ini yaitu hasil prioritas global kriteria pengawas sekolah yang akan diurutkan dari nilai

    tertinggi hingga terendah, sehingga pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango dapat dengan

    mudah dalam mengambil keputusan tentang pemilihan pengawas sekolah serta hasilnya lebih akurat.

    Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process, Pemilihan PengawasSekolah.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    10/103

    x

    The Appliying M ethod Of Analytical H ierarchy Process (Ahp) In Determini ng The

    Election Of School Supervisor

    Djamila Podungge, Mukhlisulfatih Latief, Ahmad Feriyanto Alulu1)

    ABSTRACT

    Decision support system is a system that help decision maker to making decision. There a lot of

    problem that can be solved by using decision support system. One of the problem is selecting school

    supervisors in multi-criteria. The purpose is to facilitate decision maker in determining quality school

    supervisor. There are several method can be used on decision support system, but in this case the

    researcher used Analytical Hierarchy Process (AHP). In choosing school supervisor who has quality

    or proper on their job there are some base criteria such as education, job position, work experience,

    promotion, and age. The result of this study reveals that the priority criteria global result of school

    supervisor will be arrange from the last to top of score. So the Department of Education of Bone

    Bolango District can be easily to make decision about election of school supervisor and the resultaccurately.

    Keywords : decion support system, Analytical Hierarchy Process, election of school supervisor.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    11/103

    xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i

    HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii

    SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iii

    SURAT PERSETUJUAN ................................................................................. iv

    HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v

    MOTO DAN PERSEMBAHAN .. vi

    KATA PENGANTAR....................................................................................... vii

    INTISARI .......................................................................................................... ix

    ABSTRACT... x

    DAFTAR ISI...................................................................................................... xiDAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    A.Latar Belakang.................................................................................. 1B. Rumusan Masalah............................................................................. 2C. Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 3D. Tujuan Penelitian.............................................................................. 3E. Manfaat Penelitian............................................................................ 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4

    A. Sistem Pendukung Keputusan.......................................................... 41. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan................................... 52. Dasar-dasar Sistem Pendukung Keputusan................................. 53. Komponen Sistem Pendukung Keputusan.................................. 64. Karakteristik Simtem Pendukung Keputusan.............................. 75. Metode Sistem Pendukung Keputusan........................................ 9

    B. Pemilihan Pengawas Sekolah.......................................................... 131. Pengertian Pengawas Sekolah..................................................... 132. Tugas Pokok Pengawas Sekolah................................................. 14

    C. Penelitian Terkait............................................................................. 14BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 16

    A. Objek Penelitian ............................................................................. 16B. Metode Penelitian .......................................................................... 16C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 17D. Tahapan Penelitian ......................................................................... 17E. Jadual Penelitian ............................................................................ 20

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    12/103

    xii

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ..................................................... 21

    A. Gambaran Umum Organisasi ..................................................... 211.

    Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango ............. 212. Struktur Organisasi .............................................................. 24

    B. Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................... 251. Analisis Sistem ..................................................................... 25

    a. Deskripsi Sistem ............................................................ 25b. Bagan Alir Sistem Yang Berjalan .................................. 26c. Analisis Permasalahan ................................................... 26d. Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan ....... 27e. Analisis Pemecahan Masalah dengan MetodeAHP...... 28f. Analisis Proses ............................................................... 49

    2. Perancangan Sistem ............................................................. 50a.

    PerancanganFlowchartSistem Prioritas Kriteria .......... 52b. PerancanganFlowchartSistem Prioritas Subkriteria .... 53

    c. PerancanganFlowchartSistem Prioritas Global ........... 54d. Diagram Arus Data ........................................................ 54e. Diagram Konteks ........................................................... 55f. DAD Level 0 .................................................................. 56g. Relasi Tabel .................................................................... 57h. Hubungan Antar Tabel ................................................... 58i. Rancangan Database ...................................................... 59j. Rancangan Form Input Data Pengawas ......................... 60k. Rancangan Form Proses ................................................. 61l.

    Rancangan Output .......................................................... 663. Testing dan Implementasi Sistem ........................................ 70BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 83

    4.1Kesimpulan ................................................................................ 834.2Saran ........................................................................................... 84

    DAFTAR PUSTAKA.... 85

    LAMPIRAN SK.. .. 86

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    13/103

    xiii

    DAFTAR TABEL

    No. Tabel Nama Tabel HalamanTabel 2.1 Nilai Skala Perbandingan Berpasangan. ......................................... 10

    Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi. ................................................ 13

    Tabel 3.1 Jadual Pelaksanaan Penelitian. ........................................................ 20

    Tabel 4.1 Matriks Perbandingan Berpasangan ................................................ 29

    Tabel 4.2 Matriks Nilai Kriteria ...................................................................... 30

    Tabel 4.3 Matriks Penjumlahan Setiap Baris .................................................. 31

    Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Konsistensi ........................................................ 32

    Tabel 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pendidikan ............... 34Tabel 4.6 Matriks Nilai Kriteria Pendidikan ................................................... 34

    Tabel 4.7 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pendidikan.................. 35

    Tabel 4.8 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pendidikan ....................... 35

    Tabel 4.9 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Jabatan ..................... 36

    Tabel 4.10 Matriks Nilai Kriteria Jabatan ......................................................... 37

    Tabel 4.11 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Jabatan........................ 37

    Tabel 4.12 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Jabatan ............................. 38

    Tabel 4.13 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pengalaman Kerja .... 39

    Tabel 4.14 Matriks Nilai Kriteria Pengalaman Kerja ....................................... 40

    Tabel 4.15 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pengalaman Kerja ...... 40

    Tabel 4.16 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pengalaman Kerja ............ 41

    Tabel 4.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pangkat / Golongan . 42

    Tabel 4.18 Matriks Nilai Kriteria Pangkat / Golongan ..................................... 43

    Tabel 4.19 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pangkat / Golongan .... 43

    Tabel 4.20 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pangkat / Golongan ......... 44

    Tabel 4.21 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Usia .......................... 45

    Tabel 4.22 Matriks Nilai Kriteria Usia.............................................................. 46

    Tabel 4.23 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Usia ............................ 46

    Tabel 4.24 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Usia .................................. 47

    Tabel 4.25 Matriks Hasil ................................................................................... 48

    Tabel 4.26 Data Calon Pengawas Sekolah ........................................................ 48

    Tabel 4.27 Hasil Akhir ...................................................................................... 48

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    14/103

    xiv

    Tabel 4.28 Identifikasi External Entity ............................................................. 54

    Tabel 4.29 Rancangan Tabel Pengawas ............................................................ 62

    Tabel 4.30 Rancangan Tabel Kriteria ............................................................... 62

    Tabel 4.31 Rancangan Tabel Subkriteria .......................................................... 62

    Tabel 4.32 Rancangan Tabel Hasil ................................................................... 62

    Tabel 4.33 Rencana Pengujian Sistem .............................................................. 76

    Tabel 4.34 Pengujian Login (Data Normal) ...................................................... 76

    Tabel 4.35 Pengujian Login (Dta Salah) ........................................................... 76

    Tabel 4.36 Pengujian Input Data User (Data Normal) ...................................... 77

    Tabel 4.37 Pengujian Input Data User (Data Salah) ......................................... 77

    Tabel 4.38 Pengujian Input Data Pengawas (Data Normal) ............................. 77

    Tabel 4.39 Pengujian Input Data Pengawas (Data Salah) ................................. 78

    Tabel 4.40 Pengujian Nilai (Data Normal) ....................................................... 78

    Tabel 4.41 Pengujian Nilai (Data Salah) ........................................................... 79

    Tabel 4.42 Pengujian Nilai Hasil Penilaian (Data Normal) .............................. 79

    Tabel 4.43 Pengujian Nilai Hasil Penilaian (Data Salah) ................................. 80

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    15/103

    xv

    DAFTAR GAMBAR

    No. Gambar Nama Gambar Halaman

    Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan .................................. 7

    Gambar 3.1 Tahapan Penelitian .................................................................... 18

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi .................................................................... 24

    Gambar 4.2 Bagan Alir Sistem Berjalan ....................................................... 26

    Gambar 4.3 FlowchartPenentuan Prioritas Kriteria..................................... 52

    Gambar 4.4 FlowchartPenentuan Prioritas Subkriteria ............................... 53

    Gambar 4.5 FlowchartPenentuan Prioritas Global ...................................... 54

    Gambar 4.6 Diagram Konteks....................................................................... 55

    Gambar 4.7 DAD Level 0 ............................................................................. 56

    Gambar 4.8 Relasi Tabel ............................................................................... 57Gambar 4.9 Hubungan Antar Tabel .............................................................. 58

    Gambar 4.10 Rancangan Form Input Data Pengawas .................................... 59

    Gambar 4.11 Rancangan Form Proses Matriks Perbandingan Berpasangan .. 61

    Gambar 4.12 Rancangan Form Proses Matriks Nilai Kriteria ........................ 62

    Gambar 4.13 Rancangan Form Proses Matriks Penjumlahan Setiap Baris .... 63

    Gambar 4.14 Rancangan Form Proses Perhitungan Rasio Konsistensi .......... 64

    Gambar 4.15 Rancangan Form Proses Perhitungan Nilai Akhir .................... 65

    Gambar 4.16 Rancangan Form Output Untuk Laporan .................................. 66

    Gambar 4.17 Laporan Hasil Akhir .................................................................. 67

    Gambar 4.18 Laporan Pengawas TK / SD ...................................................... 68

    Gambar 4.19 Laporan Pengawas SMP / SMA ................................................ 69Gambar 4.20 Tampilan Form Input Data User ............................................... 71

    Gambar 4.21 Tampilan Form Input Data Pengawas ....................................... 71

    Gambar 4.22 Tampilan Form Matriks Perbandingan Berpasangan ................ 72

    Gambar 4.23 Tampilan Form Matriks Nilai Kriteria ...................................... 72

    Gambar 4.24 Tampilan Form Matriks Penjumlahan Setiap Baris .................. 73

    Gambar 4.25 Tampilan Form Perhitungan Rasio Konsistensi ........................ 73

    Gambar 4.26 Tampilan Form Penilaian Hasil Akhir ...................................... 74

    Gambar 4.27 Tampilan Laporan Hasil Akhir ................................................. 74

    Gambar 4.27 Tampilan Laporan Pengawas TK / SD ...................................... 75

    Gambar 4.27 Tampilan Laporan Pengawas SMP / SMA ............................... 75

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    16/103

    xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    No. Lampiran Nama Gambar Halaman

    Lampiran 1 Lampiran SK ............................................................................. 86

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    17/103

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangPengawas sekolah yang berkualitas mendukung pendidikan yang bermutu.

    Pengawas Sekolah adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan

    hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan

    sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis

    pendidikan dan administrasi pada satuan dasar dan menengah. Pengawas

    melakukan penilaian, yaitu penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolak

    ukur) yang di tetapkan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dengan

    adanya penilaian, akan di ketahui posisi atau proses pendidikan. Sedangkan

    pembinaan mengandung pengertian memberikan pengarahan, memberikan

    bimbingan, memberikan contoh dan memberikan saran dalam pelaksanaan

    pendidikan di sekolah.

    Untuk dapat diangkat sebagai pengawas sekolah / madrasah, seseorang

    wajib memenuhi standar pengawas sekolah yang berlaku secara nasional.

    Mengingat kriteria dalam pemilihan pengawas sekolah bersifat multikriteria,

    ditambah lagi mekanisme penilaiannya yang masih menggunakan perhitungan

    secara manual. Pemilihan atau penyeleksian pengawas sekolah yang masih

    ditangani oleh manusia dan terkadang tidak sesuai dengan prosedur yang telah

    ditetapkan, memungkinkan terjadinya pemilihan pengawas yang tidak objektif,

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    18/103

    2

    sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam pemilihan pengawas sekolah

    serta data yang dihasilkan tidak akurat.

    Untuk mendukung dalam pemilihan pengawas sekolah, dibutuhkan suatu

    sistem yang dapat membantu pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango

    dalam pengambilan keputusan untuk pemilihan pengawas sekolah yang

    berkualitas yaitu melalui penerapan sebuah metodeAnalytical Hierarchy Process

    (AHP). Pada permasalahan pemilihan pengawas sekolah dengan penilaian

    berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, guna membantu dalam proses

    perengkingan pengawas sekolah dan untuk menggetahui apakah pengambilan

    keputusan tersebut akurat atau tidak.

    Dengan adanya penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam

    pemilihan pengawas sekolah, diharapkan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten

    Bone Bolango dapat melakukan pengambilan keputusan dengan cepat dan akurat

    dalam hal pemilihan pengawas sekolah. Berdasarkan uraian diatas maka penulis

    bermaksud melakukan penelitian dengan judul : PENERAPAN ANALYTICAL

    HIERARCHY PROCESS (AHP)UNTUK MENENTUKAN PEMILIHAN

    PENGAWAS SEKOLAH.

    B.

    Rumusan Masalah

    1. Bagaimana penerapan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untukpemilihan pengawas sekolah?

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    19/103

    3

    C. Ruang Lingkup PenelitianBerdasarkan permasalahan diatas maka penulis membatasi ruang lingkup

    peneliitian, yaitu :

    1. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendidikan yang ada di Kabupaten BoneBolango.

    2. Yang menjadi acuan kriteria dalam pemilihan pengawas sekolah iniberdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

    Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah / Madrasah.

    3. Sistem ini dapat digunakan oleh admin dan pengambil keputusan yang telahditentukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango khususnya

    bagian PMPTK. Kedua pengguna tersebut dapat mengoperasikan sistem ini

    sesuai dengan tugasnya masing-masing, baik itu memasukan data calon

    pengawas sekolah, mengolah data sampai pada proses pemilihan pengawas

    sekolah.

    D. Tujuan PenelitianYang menjadi tujuan dari penelitian adalah :

    1. Menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pemilihanpengawas sekolah.

    E. Manfaat PenelitianDapat menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk

    pemilihan pengawas sekolah.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    20/103

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Sistem Pendukung Keputusan1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

    Menurut Alter (dalam Kusrini, 2007), Sistem pendukung keputusan

    merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan

    dan manipulasi data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan

    keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi tidak terstruktur, dimana

    tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.

    Menurut Bonczek (dalam Turban, 2005), Sistem pendukung keputusan

    sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen

    antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan

    (knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing)

    yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.

    Menurut Keen (dalam Turban, 2005), Sistem pendukung keputusan adalah

    sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari

    pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem.

    2. Dasar-dasar Sistem Pendukung KeputusanMenurut Hermawan (2005), Proses pengambilan keputusan melibatkan 4

    tahapan, yaitu :

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    21/103

    5

    a. TahapIntelligenceDalam tahap ini pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi

    sehingga kita bisa mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah yang

    sedang terjadi, biasanya dilakukan analisis berurutan dari sistem ke

    subsistem pembentuknya. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa

    dokumen pernyataan masalah.

    b. TahapDesignDalam tahap ini pengambil keputusan menemukan, mengembangkan, dan

    menganalisis semua pemecahan yang mungkin, yaitu melalui pembuatan

    model yang bisa mewakili kondisi nyata masalah. Dari tahap ini

    didapatkan keluaran berupa dokumen alternatif solusi.

    c. Tahap ChoiceDalam tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu alternatif

    pemecahan yang dibuat pada tahap design yang dipandang sebagai aksi

    yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dari

    tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen solusi dan rencana

    implentasinya.

    d. TahapImplementationDalam tahap ini pengambil keputusan menjalankan rangkaian aksi

    pemecahan yang dipilih di tahap choice. Implementasi yang sukses

    ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara kegagalan

    ditandai dengan tetap adanya masalah yang sedang dicoba untuk diatasi.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    22/103

    6

    Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa laporan pelaksanaan solusi dan

    hasilnya.

    3. Komponen Sistem Pendukung KeputusanMenurut Hermawan (2005), Sistem Pendukung Keputusan terdiri atas tiga

    komponen penting, yaitu:

    1) Manajemen DataData Management melakukan pengambilan data yang diperlukan baik dari

    database yang berisi data internal maupun database yang berisi data

    eksternal. Jadi, fungsi komponen data ini sebagai pengatur data-data yang

    diperlukan oleh Sistem Pendukung Keputusan.

    2) Manajemen ModelModel Management melalui Model Base Management melakukan interaksi

    baik dengan User Interface untuk mendapatkan perintah maupun Data

    Management untuk mendapatkan data yang akan diolah. Jadi, tujuan dari

    Model Management adalah untuk mengubah data yang ada pada Database

    menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

    3) Antarmuka PenggunaUser Interface digunakan untuk berinteraksi antara user dengan DSS, baik

    untuk memasukkan informasi ke sistem maupun menampilkan informasi ke

    user. Karena begitu pentingnya komponen user interface bagi suatu sistem

    DSS, maka harus bisa merancang suatu user interface yang bisa mudah

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    23/103

    7

    dipelajari dan digunakan user dan laporan yang bisa digunakan user serta

    pelaporan yang bisa secara mudah dimengerti oleh pengguna.

    Komponen-komponen tersebut membentuk sistem aplikasi sistem

    pendukung keputusan yang bisa dikoneksikan ke intranet perusahaan, ekstranet

    atau internet.

    Arsitektur dari sistem pendukung keputusan ditunjukkan pada gambar 2.1

    berikut :

    4. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

    Other computer-based systems

    Data

    management

    Model

    managment

    Knowledgemanager

    Dialog

    management

    Data : external

    and internal

    [[

    Manager (user)

    Gambar 2.1. Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan (sumber : Turban, 2005)

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    24/103

    8

    Menurut Turban, dkk (dalam Aryanggana, 2010) DSS diharapkan

    memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut;

    a. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasisemiterstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia

    dan informasi terkomputerisasi.

    b. Dukungan untuk semu level manajerial, dan eksekutif puncak sampaimanajer ini.

    c. Dukungan untuk individu dan kelompokd. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensiale. Dukungan disemua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi,

    design, pilihan dan implementasi.

    f. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.g. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambilan keputusan seharusnya reaktif,

    dapat menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan dapat

    mengadaptasikan DSS untuk itu pengguna dapat menambahkan,

    menghapus, menggabungkan, mengubah, atau menyusun kembali elemen-

    elemen dasar.

    h. Pengguna merasa seperti di rumah.i.

    Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi,

    timelines, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan

    keputusan

    j. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah prosespengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    25/103

    9

    k. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistemsederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan ahli

    sistem informasi

    l. Biasanya model-model untuk menganalisa situasi pengambilan keputusan.Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai

    strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.

    Karakteristik dari DSS tersebut membolehkan para pengambil keputusan

    untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten pada satu cara yang

    dibatasi waktu.

    5. Metode Sistem Pendukung Keputusan.Beberapa metode yang digunakan dalam pembangunan sistem pendukung

    keputusan, diantaranya metode profile matching, Simple Additive Weighting

    (SAW), Analytical Hierarchy Process (AHP), Premethe dan lain sebagainya.

    a. Analytical H ierarchy Process(AHP).Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty ini dapat

    memecahkan masalah kompleks, dimana kriteria yang diambil cukup banyak,

    Struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian tersedianya data statistik yang

    akurat.

    1. Prinsip dasar AHP.Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip

    yang harus dipahami, diantaranya adalah (Kusrini, 2007) :

    1. Membuat Hierarki

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    26/103

    10

    Sistem yang kompleks bisa di pahami dengan memecahnya menjadi

    elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan

    menggabungkannya atau mensintesisnya.

    2. Penilaian kriteria dan alternatifKriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan

    menurut saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah

    skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat

    kualitatif dari skala perbandingan saaty bisa di ukur menggunakan tabel

    analisis seperti ditunjukan pada tabel 2.1.

    Tabel 2.1 Nilai Skala Perbandingan Berpasangan

    INTENSITAS

    KEPENTINGANKETERANGAN

    1 Kedua elemen sama pentingnya

    3Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada

    elemen yang lainnya

    5Elemen yang satu lebih penting daripada elemen

    yang lainnya

    7Elemen yang satu jelas lebih penting daripada

    elemen yang lainnya

    9Satu elemen mutlak penting daripada elemen

    lainnya

    2,4,6,8Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang

    berdekatan

    Kebalikan

    Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan

    dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai

    kebalikannya dibandingkan dengan i

    3. Menentukan prioritasUntuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan

    berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari

    seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    27/103

    11

    ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas

    dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian

    persamaan mate-matika.

    4. Konsistensi LogisKonsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa

    dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua,

    menyangkut tungkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria

    tertentu.

    2. Langkah-langkah metode AHPLangkah-langkah dalam metodeAHPmeliputi (Kusrini, 2007) :

    1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalumenyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki

    adalahdengan menetapkan tujuan yang merupak sasaran sistem secara

    keseluruhan pada level teratas.

    2. Menentukan prioritas elemena.

    Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat

    perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan

    sesuai kriteria yang diberikan.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    28/103

    12

    b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untukmempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen

    yang lainnya.

    3. SintesisPertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis

    untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam

    langkah ini adalah :

    a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan

    untuk memperoleh normalisasi matriks.

    c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlahelemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.

    4. Mengukur konsistensiDalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik

    konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan

    berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang

    dilakukan dalam langkah ini adalah:

    a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemenpertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua,

    dan seterusnya.

    b. Jumlahkan setiap baris.c. Hasil dari penjumlahanbaris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang

    bersangkutan.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    29/103

    13

    d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnyadisebut maks.

    5. Hitung consistency index (CI) dengan rumus :CI =

    max n

    n 1

    Dimana n = banyaknya elemen.

    6. Hitung rasio konsistensi/consistency ratio (CR) dengan rumus : =

    Dimana CR = Consistency Ratio

    CI = Consistensy Index

    IR =Index Random Consistency

    7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, makapenilaian data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi

    (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa

    dinyatakan benar.

    Daftar indeks random kansistensi (IR) bisa dilihat pada tabel 2.2.

    Tabel 2.2 Daftar Indeksi Random Konsistensi (IR)

    Ukuran Matriks Nilai IR

    1,2 0.00

    3 0.58

    4 0.90

    5 1.12

    6 1.24

    7 1.32

    8 1.41

    9 1.45

    10 1.49

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    30/103

    14

    11 1.51

    12 1.48

    13 1.56

    14 1.5715 1.59

    B. Pemilihan Pengawas Sekolah1. Pengertian Pengawas Sekolah

    Menurut Sulipan (2009), Pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil

    yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang

    berwenang untuk melakukan pengawas sekolahan pendidikan di sekolah dengan

    melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan

    administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar dan sekolah

    menengah.

    2. Tugas Pokok Pengawas SekolahMenurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas

    Sekolah dan Angka Kreditnya, tugas pokok Pengawas Sekolah adalah

    melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan

    pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan

    pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan,

    penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil

    pelaksanaan program pengawasan dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah

    khusus.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    31/103

    15

    C. Penelitian TerkaitPenelitian sebelumnya mengenai pemilihan pengawas menggunakan

    metode Analytical Hierarchy Process (AHP) belum pernah dilakukan, namun

    penelitian dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

    pernah dilakukan oleh beberapa mahasiswa dalam tugas akhir maupun skripsi.

    Penelitian sebelumnya telah dilakukan Azwany (2010) dengan mengangkat topik

    mengenai sistem pendukung keputusan pemberian kredit usaha rakyat pada Bank

    Syariah Mandiri cabang Medan menggunakan metode Analytical Hierarcy Proses

    (AHP). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa metode Analytical

    Hierarcy Proses (AHP), dapat menyelesaikan masalah pada penelitian ini yaitu

    pengurutan hasil akhir sistem dari nilai tertinggi hingga terendah dan penggunaan

    tampilan grafik/diagram dalam nilai keputusan akhir dapat mengefisienkan waktu

    pihak Bank dalam mengambil keputusan dan dapat memudahkan pihak Bank

    dalam membaca data nilai nasabah yang dihasilkan.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    32/103

    16

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Objek PenelitianObjek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek

    penelitian dalam hal ini adalah pemilihan pengawas sekolah yang dilakukan oleh

    Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango.

    B. Metode PenelitianMetode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Eksperimen.

    1. Kelebihan Penelitian EksperimenKelebihan penelitian eksperimen adalah sebagai berikut :

    a. Karena penugasan orang-orang secara acak untuk mengintervensi danmengendalikan risiko adanya variable tidak berhubungan yang membaurkan

    hasil-hasil dapat diminimalkan.

    b. Kendali atas pengenalan dan variasi variable prediksi arah sebab dan akibat.c. Bila pra atau pasca pengujian dilakukan, hal ini mengendalikan ancaman-

    ancaman yang berkaitan dengan waktu menuju validitas.

    d.

    Desain modern eksperimen memungkinkan manipulasi yang fleksibel,

    efisien dan secara statistik sangat kuat.

    e. Eksperimen adalah satu-satunya desain riset yang secara mendasar dapatmenghasilkan hubungan kausal-komparatif.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    33/103

    17

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Organisasi1. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango

    Secara umum gambaran pendidikan saat ini di Kabupaten Bone Bolango

    yaitu sebagai berikut :

    a. Keadaan Sekolah;

    Menurut jenjang jumlah sekolah dapat diperinci sebagai berikut : TK

    sebanyak 102 unit, SD sebanyak 129 unit, MI sebanyak 9 unit, SMP sebanyak 31

    unit, MTs sebanyak 8 unit, SMA sebanyak 7 unit, MA sebanyak 5 unit, dan SMK

    sebanyak 5 unit, yang penyebarannya cenderung belum merata pada tiap

    kecamatan yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Penyebaran sekolah ini

    cenderung berada pada kecamatan-kecamatan yang berada di sekitar pusat-pusat

    kecamatan.

    b. Keadaan Siswa;

    1) Jenjang Pendidikan Prasekolah (Taman Kanak-kanak)

    Jumlah siswa TK sebanyak 3.094 siswa. Jumlah siswa Kelompok A

    berjumlah 1.490sebagai siswa baru dan dari Kelompok B sebanyak 1604 siswa.

    Jumlah lulusan pada Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak 2004 siswa

    2) Jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI)

    Jumlah siswa SD/MI sebanyak 18.189 siswa, yang terdiri dari kelas I =

    4.362 siswa, kelas II = 3.008 siswa dan kelas III = 2.971, kelas IV =

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    34/103

    18

    2.854 siswa, kelas V = 2.612 siswa dan kelas VI = 2.382 siswa. Dibandingkan

    dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 912 rombongan belajar maka rasio

    siswa perkelas sebesar 1 : 20, namun dengan konsentrasinya siswa hanya pada

    sekolah-sekolah di sekitar ibukota kecamatan, sehingga rasio siswa pada sekolah-

    sekolah tertentu menjadi 1 : 14, sehingga pada sekolah-sekolah tersebut sangat

    kekurangan ruang belajar.

    3) Jenjang Pendidikan Dasar (SMP/SMPT/MTs)

    Jumlah siswa SMP/SMPT/Mts sebanyak 6.065 siswa yang terdiri dari kelas

    I = 2.185 siswa, kelas II = 2.123 siswa dan kelas III = 1.757 siswa. Dibandingkan

    dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 249 rombongan belajar maka rasio

    siswa perkelas sebesar 1 : 24, namun dengan konsentrasinya siswa hanya pada

    sekolah-sekolah di sekitar ibukota kabupaten, sehingga rasio siswa pada sekolah-

    sekolah tertentu menjadi 1 : 40, sehinggga pada sekolah-sekolah tersebut sangat

    kekurangan ruang belajar.

    4) Jenjang Pendidikan Menengah (SM/MA)

    Jumlah siswa SMA/SMK/MA sebanyak 3.363 siswa yang terdiri dari kelas I

    = 1.464 siswa, kelas II = 1.054 siswa dan kelas III = 845 siswa. Dibandingkan

    dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 145 rombongan belajar maka rasio

    siswa perkelas sebesar 1 : 23, namun dengan konsentrasinya siswa hanya pada

    sekolah-sekolah di sekitar ibukota kabupaten, sehingga rasio siswa pada sekolah-

    sekolah tertentu menjadi 1 : 46 sehingga pada sekolah-sekolah tersebut sangat

    kekurangan ruang belajar.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    35/103

    19

    c. Keadaan Guru

    Jumlah Guru SMA/SMK/MA di Kabupaten Bone Bolango sejumlah 390

    yang terdiri dari PNS = 304 dan GTT = 86 guru, yang layak mengajar hanya

    sejumlah 84 %, semi layak sebesar 8.3 % dan tidak layak sebesar 5,2 %. Guru

    yang tidak layak mengajar ini disebabkan oleh kualifikasi pendidikan tidak

    memenuhi syarat yang ideal.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    36/103

    20

    2. Struktur Organisasi

    Gambar 4.1 Strutur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango

    KABID PMPTK

    MANSUR PAKAJA, S.Pd, MM

    NIP. 19660306 198902 1 003

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    37/103

    25

    B. Hasil Penelitian dan Pembahasan1) Analisis Sistema) Deskripsi Sistem

    Dari hasil penelitian dan pengamatan yang telah penyusun lakukan, proses

    pemilihan pengawas sekolah kurang objektif, baik dari segi waktu maupun dari

    segi kualitas. Hal ini dikarenakan proses pemilihan pengawas sekolah terkadang

    tidak sesuai dengan prosedur yang ada dalam Peraturan Menteri Pendidikan

    Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas

    Sekolah/Madrasah. Proses pemilihan pengawas sekolah masih dilakukan secara

    manual.

    Berdasarkan kasus tersebut dibangun sebuah Sistem Pendukung

    Keputusan Pemilihan Pengawas Sekolah yang tujuannya untuk membantu pihak

    Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango lebih khusus bagian PMPTK

    (Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) untuk menyelesaikan

    permasalahan pemilihan pengawas sekolah berdasarkan kriteria-kriteria yang telah

    ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

    Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

    Analisis sistem dalam penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap

    yakni analisis sistem, analisis permasalahan, analisis kebutuhan sistem pendukung

    keputusan, analisis pemecahan masalah dengan metode AHP dan nalisis proses.

    Berikut akan dijelaskan masing-masing dari analisis tersebut.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    38/103

    26

    b) Bagan Alir Sistem Yang Sedang Berjalan

    c)

    Analisis Permasalahan

    Pengawas sekolah merupakan salah satu pendidik dan tenaga

    kependidikan yang posisinya memegang peran yang signifikan dan strategis

    dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di Sekolah.

    Begitu pentingnya peran pengawas sekolah dalam memajukan mutu pendidikan

    Membuat Usulan Untuk Kepala

    Dinas

    Gambar 4.2 Bagan Alir Sistem Berjalan

    Membuat SK Pengawas Sekolah

    Mulai

    Menerima Usulan dari

    Pengawas

    Membuat Usulan kepada

    Koordinator Pengawas

    Mengadakan Rapat Untuk

    Membahas Calon Pengawas

    Mengajukan Usulan Untuk

    Bupati

    Selesai

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    39/103

    27

    nasional hingga tak terasa tuntutan dan tanggungjawab yang harus dipikul

    pengawas sekolah juga menjadi besar pula.

    MetodeAnalytical Hierarchy Process (AHP) merupkan metode yang tepat

    digunakan untuk permasalahan pemilihan pengawas sekolah karena bersifat

    multikriteria. Dalam menentukan seseorang layak atau tidak menjadi pengawas

    sekolah semata-mata tidak hanya terletak pada kemampuannya saja, tetapi juga

    hal-hal yang menyangkut sosial masyarakat, sikap dan tingkah laku yang baik

    juga turut andil dalam mengambil keputusan siapa yang layak atau tidak menjadi

    seorang pengawas sekolah. untuk itulah digunakan metode AHP yang dapat

    merepresentasikan persepsi manusia sebagai masukan dalam pengambilan

    keputusan.

    Dari berbagai analisis tersebut, maka penyusun akan merancang sebuah

    sistem yang dapat memberikan suatu urutan prioritas calon pengawas sekolah

    yang berhak menjadi pengawas sekolah berdasarkan masukan dari pengawas-

    pengawas sekolah dengan menerapkan metode AHP. Diharapkan, dengan adanya

    urutan prioritas tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango khususnya

    bagian PMPTK dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan siapa yang layak

    menjadi pengawas sekolah dan siapa yang tidak yang tentunya sesuai dengan

    prosedur yang telah ditetapkan.

    d) Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung KeputusanTujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan

    yang diperlukan dalam sebuah sistem pendukung keputusan. Kebutuhan-

    kebutuhan yang dimaksud antara lain :

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    40/103

    28

    a. Kebutuhan Data MasukanYaitu data-data yang dimasukkan ke dalam sistem untuk diolah / diproses.

    Data-data tersebut antara lain berupa nilai matriks perbandingan

    berpasangan baik antar kriteria maupun antar subktiteria calon pengawas

    untuk setiap kriteria.

    b. Kebutuhan Data KeluaranYaitu data-data yang dikeluarkan sistem setelah diolah / diproses untuk

    kemudian ditampilkan kepada pengguna sisttem. Data keluaran dari sistem

    ini adalah urutan prioritas calon pengawas yang layak menjadi seorang

    pengawas sekolah dari nilai yang tertinggi hingga terendah.

    e) Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode AHP1) Mentukan Prioritas Kriteria

    Dalam penyelesaian permasalahan dengan menggunakan metode AHP ada

    beberapa langkah-langkah pemecahannya, yaitu :

    1. Menentukan jenis-jenis Kriteria, dalam objek penelitian ini penyusunmelakukan penelitian pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango yaitu

    tentang Pemilihan Pengawas Sekolah. Adapun yang menjadi acuan kriteria-

    kriteria untuk pemilihan Pengawas Sekolah ini berdasarkan pada Peraturan

    Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007

    tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.

    C1 : Pendidikan

    C2 : Jabatan

    C3 : Pengalaman Kerja

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    41/103

    29

    C4 : Pangkat / Golongan

    C5 : Usia

    Menyusun Kriteria-kriteria calon pengawas sekolah dalam matriks berpasangan.

    Cara mengisi elemen-elemen matriks, adalah sebagai berikut :

    a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 5.b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.

    Dalam mengisi elemen-elemen ini, perlu dilakukan analisis perbandingan

    elemen yang diprioritaskan, yaitu membandingkan elemen secara

    berpasangan sesuai kriteria yan g diberikan. Hasilnya dapat dilihat pada

    tabel 4.1.

    c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus :, =

    1

    [,]

    d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom padamatriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1

    Table 4.1 Matriks Perbandingan Berpasangan

    Kriteria C1 C2 C3 C4 C5

    C1 1,00 3,00 3,00 5,00 3,00

    C2 0,33 1,00 1,00 3,00 3,00

    C3 0,33 1,00 1,00 3,00 3,00C4 0,20 0,33 0,33 1,00 1,00

    C5 0,33 0,33 0,33 1,00 1,00

    Jumlah 2,20 5,67 5,67 13,00 11,00

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    42/103

    30

    e. Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkahselanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan

    jumlah masing-masing kolom. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2.

    Table 4.2 Matriks Nilai Kriteria

    Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 Jumlah Prioritas

    C1 0,45 0,53 0,53 0,38 0,27 2,17 0,43

    C2 0,15 0,18 0,18 0,23 0,27 1,01 0,20

    C3 0,15 0,18 0,18 0,23 0,27 1,01 0,20

    C4 0,09 0,06 0,06 0,08 0,09 0,38 0,08

    C5 0,15 0,06 0,06 0,08 0,09 0,44 0,09

    Matriks nilai kriteria ini diperoleh dengan menggunakan rumus :

    a. Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama / jumlah masing-masingpada kolom lama, atau dapat pula dijabarkan sebagai berikut :

    Nilai 0,33 pada kolom C1 baris C1 tabel 4.2 diperoleh dari nilai kolom C1

    dan baris C1 pada tabel 4.1 dibagi dengan jumlah kolom C1 tabel 4.1, dan

    seterusnya.

    b. Nilai pada kolom jumlah yang ada pada tabel 4.2 diperoleh daripenjumlahan pada setiap barisnya.

    c. Sedangkan nilai pada kolom prioritas yang ada pada tabel 4.2 diperolehdengan cara nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria. Dalam

    penelitian ini kriteria yang digunakan sebanyak 6 kriteria atau n=6.

    Kriteria C1 atau pendidikan adalah kriteria paling penting dalam kasus

    ini, karena memiliki nilai prioritas paling tinggi dibandingkan dengan kriteria

    yang lainnya.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    43/103

    31

    f. Langkah selanjutnya yaitu mengukur konsistensi, adapun langkah-langkahyaitu sebagai berikut :

    2. Membuat matriks penjumlahan setiap barisMatriks ini dibuat dengan cara mengalikan elemen pertama pada tabel 4.1

    perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas kriteria elemen pertama

    pada tabel 4.2, nilai matriks elemen kedua dengan nilai prioritas elemen

    kedua dan seterusnya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

    3. Jumlahkan setiap barisHasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3.

    Table 4.3 Matriks Penjumlahan Setiap Baris

    Kriteria C1 C2 C3 C4 C5Jumlah

    Baris

    C1 0,43 0,60 0,60 0,38 0,26 2,28

    C2 0,14 0,20 0,20 0,23 0,26 1,04

    C3 0,14 0,20 0,20 0,23 0,26 1,04

    C4 0,09 0,07 0,07 0,08 0,09 0,38

    C5 0,14 0,07 0,07 0,08 0,09 0,44

    4. Perhitungan rasio konsistensiPerhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi

    9CR)

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    44/103

    32

    Table 4.4 Perhitungan Rasio Konsistensi

    KriteriaJumlah

    BarisPrioritas Lamda

    C1 2,28 0,43 5,26

    C2 1,04 0,20 5,14

    C3 1,04 0,20 5,14

    C4 0,38 0,08 5,10

    C5 0,44 0,09 5,05

    Total 25,69

    Lamda Max 5,14

    Kolom jumlah baris diperoleh dari tabel 4.3 matriks penjumlahan setiap

    baris, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari tabel 4.2 matriks nilai kriteria dan

    kolom lamda diperoleh dari jumlah baris pada tabel 4.4 dibagi dengan nilai

    prioritas pada tabel 4.4.

    Untuk nilai total diperoleh dari hasil penjumlahan dari kolom lamda dan

    nilai yang ada pada kolom lamda max diperoleh dari nilai yang ada pada total

    dibagi dengan banyaknya elemen, dalam hal ini n=6.

    Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai

    Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut :

    - CI : ( )/( 1)(5,14 5)/(5 1)

    0,14/5

    0,03

    - CR : CI / RI0,03/1,12

    0,03

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    45/103

    33

    Setelah dihasilkan prioritas kriteria, langkah selanjutnya adalah

    menentukan prioritas sub kriteria. Perhitungan subkriteria dilakukan terhadap sub-

    sub dari semua kriteria. Dalam hal ini terdapat 5 kriteria yang berarti akan ada 5

    perhitungan prioritas sub kriteria. Langkah-langkah penyelesaianya seperti pada

    penentuan prioritas kriteria sebelumnya.

    2) Menentukan Prioritas SubkriteriaAda 5 kriteria yang mendasari pengambilan keputusan pada calon

    pengawas sekolah dan semua kriteria memiliki subkriteria yang harus

    dibandingkan dalam matriks berpasangan.

    a) Subkriteria PendidikanProses perhitungan atau cara untuk mencari nilai konsistensi subkriteria

    cara penyelesaianya sama dengan proses perhitungan untuk mencari nilai

    konsistensi kriteria pada langkah-langkah sebelumnya. Dalam mengisi elemen-

    elemen ini, perlu dilakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan,

    yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai subkriteria yang

    ditentukan.

    a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 2.b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.c.

    Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus :

    , =1

    [,]

    d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom padamatriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    46/103

    34

    Table 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pendidikan

    C1 S2 S1

    S2 1,00 2,00S1 0,50 1,00

    Jumlah 1,50 3,00

    Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah

    selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah

    masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk

    mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan

    jumlah elemen (n=2) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk

    mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada

    tabel 4.6 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat dilihat

    pada tabel 4.6.

    Table 4.6 Matriks Nilai Kriteria Pendidikan

    C1 S2 S1 Jumlah PrioritasNilai Prioritas Sub

    Kriteria

    S2 0,67 0,67 1,33 0,67 1,00

    S1 0,33 0,33 0,67 0,33 0,50

    e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris.Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama

    pada tabel 4.5 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas

    elemen pertama pata tabel 4.6, nilai matriks elemen kolom kedua

    dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.

    f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris.Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    47/103

    35

    Table 4.7 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pendidikan

    C1 S2 S1 Jumlah Baris

    S2 0,67 0,67 1,33S1 0,33 0,33 0,67

    g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas.h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya

    elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 2) .

    Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8.

    Table 4.8 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pendidikan

    C1Jumlah

    BarisPrioritas Lamda

    S2 1,33 0,67 2,00

    S1 0,67 0,33 2,00

    Total 4,00

    Lamda

    Max 2,00

    Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai

    Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut :

    - CI : ( )/( 1)(2,25 2)/(2 1)

    0,25/1

    0,25

    - CR : CI / RI0,25/0,00

    0,00

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    48/103

    36

    b) Subkriteria JabatanPada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama

    dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan

    nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9. Sama seperti langkah sebelumnya melakukan

    analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu membandingkan elemen

    secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya adalah sebagai berikut :

    a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 2.b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus :

    , =1

    [,]

    d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolompada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.9.

    Table 4.9 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Jabatan

    C2 Kepala Sekolah Guru

    Kepala Sekolah 1,00 5,00

    Guru 0,20 1,00

    Jumlah 1,20 6,00

    Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah

    selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah

    masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk

    mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan

    jumlah elemen (n=2) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    49/103

    37

    mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada

    tabel 4.10 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat

    dilihat pada tabel 4.10.

    Table 4.10 Matriks Nilai Kriteria Jabatan

    C2 Kepala Sekolah Guru Jumlah PrioritasNilai Prioritas

    Subkriteria

    Kepala Sekolah 0,83 0,83 1,67 0,83 1,00

    Guru 0,17 0,17 0,33 0,17 0,20

    e.

    Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris.

    Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama

    pada tabel 4.9 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas

    elemen pertama pata tabel 4.10, nilai matriks elemen kolom kedua

    dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.

    f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris.Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.11.

    Table 4.11 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Jabatan

    C2 Kepala Sekolah GuruJumlah

    Baris

    Kepala

    Sekolah0,83 4,17

    5,00

    Guru 0,03 0,17 0,20

    g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas.h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya

    elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 2) .

    Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.12.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    50/103

    38

    Table 4.12 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Jabatan

    C2 Jmlh Baris Prioritas Lamda

    KepalaSekolah

    5,00 0,836,00

    Guru 0,20 0,17 1,20

    Total 7,20

    Lamda

    Max 3,60

    Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai

    Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut :

    - CI : ( )/( 1)(3,60 2)/(2 1)

    1,60/1

    1,60

    - CR : CI / RI1,60/0,00

    0,00

    c) Subkriteria Pengalaman KerjaPada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama

    dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan

    nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.13. Sama seperti langkah sebelumnya

    melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu

    membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya

    adalah sebagai berikut :

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    51/103

    39

    a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 4.b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus :

    , =1

    [,]

    d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolompada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.13.

    Table 4.13 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pengalaman Kerja

    C3 10 Tahun 8 Tahun 6 tahun4

    Tahun

    10 Tahun 1,00 3,00 5,00 7,00

    8 Tahun 0,33 1,00 3,00 5,00

    6 Tahun 0,20 0,33 1,00 3,00

    4 Tahun 0,14 0,20 0,33 1,00

    Jumlah 1,68 4,53 9,33 16,00

    Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah

    selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah

    masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk

    mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan

    jumlah elemen (n=4) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk

    mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada

    tabel 4.14 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat

    dilihat pada tabel 4.14.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    52/103

    40

    Table 4.14 Matriks Nilai Kriteria Pengalaman Kerja

    C310

    Tahun

    8

    Tahun

    6

    Tahun

    4

    TahunJumlah Prioritas

    Nilai

    Prioritas

    Subkriteria10 Tahun 0,60 0,66 0,54 0,44 2,23 0,56 1,00

    8 Tahun 0,20 0,22 0,32 0,31 1,05 0,26 0,47

    6 Tahun 0,12 0,07 0,11 0,19 0,49 0,12 0,22

    4 Tahun 0,09 0,04 0,04 0,06 0,23 0,06 0,10

    e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris.Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama

    pada tabel 4.13 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas

    elemen pertama pata tabel 4.14, nilai matriks elemen kolom kedua

    dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.

    f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris.Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.15.

    Table 4.15 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pengalaman Kerja

    C3 10 Tahun 8 Tahun 6 tahun 4 TahunJumlah

    Baris

    10 Tahun 0,56 0,79 0,61 0,40 2,36

    8 Tahun 0,19 0,26 0,37 0,28 1,10

    6 Tahun 0,11 0,09 0,12 0,17 0,49

    4 Tahun 0,08 0,05 0,04 0,06 0,23

    g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas.h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya

    elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 4) .

    Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.16.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    53/103

    41

    Table 4.16 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pengalaman Kerja

    C3Jmlh

    BarisPrioritas Lamda

    10 Tahun 2,36 0,56 4,228 Tahun 1,10 0,26 4,17

    6 Tahun 0,49 0,12 4,04

    4 Tahun 0,23 0,06 4,04

    Total 16,47

    Lamda Max 4,12

    Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai

    Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut :

    - CI : ( )/( 1)(4,04 4)/(4 1)

    0,04/3

    0,01

    - CR : CI / RI0,01/0,58

    0,02

    d) Subkriteria Pangkat / GolonganPada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama

    dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan

    nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.17. Sama seperti langkah sebelumnya

    melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu

    membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya

    adalah sebagai berikut :

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    54/103

    42

    a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 4.b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus :

    , =1

    [,]

    d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolompada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.17.

    Table 4.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pangkat / Golongan

    C4 Pembina IV/b Pembina IV/a Penata III/d Penata III/c

    Pembina IV/b 1,00 3,00 5,00 7,00

    Pembina IV/a 0,33 1,00 1,00 5,00

    Penata III/d 0,20 1,00 1,00 3,00

    Penata III/c 0,14 0,20 0,33 1,00

    Jumlah 1,68 5,20 7,33 16,00

    Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah

    selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah

    masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk

    mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan

    jumlah elemen (n=4) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk

    mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada

    tabel 4.18 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat

    dilihat pada tabel 4.18.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    55/103

    43

    Table 4.18 Matriks Nilai Kriteria Pangkat / Golongan

    C4Pembina

    IV/b

    Pembina

    IV/a

    Penata

    III/d

    Penata

    III/cJumlah Prioritas

    Nilai

    Prioritas

    SubkriteriaPembina

    IV/b0,60 0,58 0,68 0,44

    2,29 0,57 1,00

    Pembina

    IV/a0,20 0,19 0,14 0,31

    0,84 0,21 0,37

    Penata

    III/d0,12 0,19 0,14 0,19 0,64

    0,160,28

    Penata

    III/c0,09 0,04 0,05 0,06 0,23

    0,060,10

    e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris.Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama

    pada tabel 4.17 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas

    elemen pertama pata tabel 4.18, nilai matriks elemen kolom kedua

    dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.

    f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris.Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.19.

    Table 4.19 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pangkat / Golongan

    C4Pembina

    IV/b

    Pembina

    IV/a

    Penata

    III/d

    Penata

    III/cJumlah Baris

    Pembina IV/b 0,57 0,63 0,79 0,41 2,40

    Pembina IV/a 0,19 0,21 0,16 0,29 0,85

    Penata III/d 0,11 0,21 0,16 0,17 0,66

    Penata III/c 0,08 0,04 0,05 0,06 0,23

    g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas.h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya

    elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 4) .

    Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.20.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    56/103

    44

    Table 4.20 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pangkat / Golongan

    C4 Jmlh Baris Prioritas Lamda

    PembinaIV/b

    2,40 0,57 4,19

    Pembina

    IV/a0,85 0,21 4,05

    Penata III/d 0,66 0,16 4,14

    Penata III/c 0,23 0,06 4,05

    Total 16,43

    Lamda Max 4,11

    Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai

    Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut :

    - CI : ( )/( 1)(4,08 4)/(4 1)

    0,08/3

    0,03

    - CR : CI / RI0,03/0,58

    0,05

    e) Subkriteria UsiaPada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama

    dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan

    nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.21. Sama seperti langkah sebelumnya

    melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    57/103

    45

    membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya

    adalah sebagai berikut :

    a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 4.b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus :

    , =1

    [,]

    d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolompada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.21.

    Table 4.21 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Usia

    C5 30 Tahun 35 Tahun 40 tahun50

    Tahun

    30 Tahun 1,00 3,00 3,00 5,00

    35 Tahun 0,33 1,00 1,00 3,00

    40 Tahun 0,33 1,00 1,00 3,00

    50 Tahun 0,20 0,33 0,33 1,00

    Jumlah 1,87 5,33 5,33 12,00

    Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah

    selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah

    masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk

    mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan

    jumlah elemen (n=4) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk

    mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada

    tabel 4.22 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat

    dilihat pada tabel 4.22.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    58/103

    46

    Table 4.22 Matriks Nilai Kriteria Usia

    C530

    Tahun

    35

    Tahun

    40

    Tahun

    50

    TahunJumlah Prioritas

    Nilai

    Prioritas

    Subkriteria30 Tahun 0,54 0,56 0,56 0,42 2,08 0,52 1,00

    35 Tahun 0,18 0,19 0,19 0,25 0,80 0,20 0,39

    40 Tahun 0,18 0,19 0,19 0,25 0,80 0,20 0,39

    50 Tahun 0,11 0,06 0,06 0,08 0,32 0,08 0,15

    e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris.Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama

    pada tabel 4.21 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas

    elemen pertama pata tabel 4.22, nilai matriks elemen kolom kedua

    dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.

    f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris.Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.23.

    Table 4.23 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Usia

    C5 30 Tahun 35 Tahun 40 tahun50

    Tahun

    Jumlah

    Baris

    30 Tahun 0,52 0,60 0,60 0,39 2,12

    35 Tahun 0,17 0,20 0,20 0,24 0,81

    40 Tahun 0,17 0,20 0,20 0,24 0,81

    50 Tahun 0,10 0,07 0,07 0,08 0,32

    g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas.h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya

    elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 4) .

    Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.24.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    59/103

    47

    Table 4.24 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Usia

    C5Jmlh

    BarisPrioritas Lamda

    PembinaIV/b

    2,12 0,52 4,08

    Pembina

    IV/a0,81 0,20 4,04

    Penata III/d 0,81 0,20 4,04

    Penata III/c 0,32 0,08 4,02

    Total 16,17

    Lamda Max 4,04

    Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai

    Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut :

    - CI : ( )/( 1)(4,15 4)/(4 1)

    0,15/3

    0,05

    - CR : CI / RI0,05/0,58

    0,08

    3) Menentukan Hasil AkhirLangkah selanjutnya adalah prioritas hasil perhitungan pada kriteria dan

    subkriteria per kriteria atau langkah 1 dan 2 kemudian dituangkan dalam matriks

    hasil yang terlihat dalam tabel 4.25.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    60/103

    48

    NoPendidikan Jabatan

    Pengalaman

    KerjaPangkat / Gol Usia

    0,43 0,20 0,20 0,08 0,091 S2 Kepala Sekolah 10 Tahun Pembina IV/b 30 Tahun

    1,00 0,83 0,56 0,57 0,52

    2 S1 Guru 8 Tahun Pembina IV/a 35 Tahun

    0,50 0,17 0,26 0,21 0,20

    3-

    - 6 Tahun Penata III/d 40 Tahun

    0,12 0,16 0,20

    4-

    - 4 tahun Penata III/c 50 Tahun

    0,06 0,06 0,08

    Cara penyelesaiannya, jika diberikan data minimal 5 orang calon

    pengawas sekolah yang akan diseleksi menjadi pengawas sekolah.

    Alternatif C1 C2 C3 C4 C5

    CP1 S1 Guru

    6

    Tahun Penata III/d

    40

    Tahun

    CP2 S2 Kepala Sekolah

    10

    Tahun Pembina IV/a

    35

    Tahun

    CP3 S1 Guru

    4

    Tahun Penata III/c

    50

    Tahun

    CP4 S1 Guru

    6

    Tahun Penata III/c

    30

    Tahun

    CP5 S2 Kepala Sekolah

    8

    Thaun Pembina IV/b

    40

    Tahun

    Maka hasil akhirnya akan tampak pada tabel 4.27.

    Alternatif C1 C2 C3 C4 C5 Jumlah

    CP1 0,22 0,03 0,02 0,01 0,02 0,30

    CP2 0,43 0,17 0,11 0,02 0,02 0,75

    CP3 0,22 0,03 0,01 0,00 0,01 0,27

    CP4 0,22 0,03 0,02 0,00 0,05 0,32

    CP5 0,43 0,17 0,05 0,04 0,02 0,72

    Tabel 4.25 Matriks Hasil

    Tabel 4.26 Data Calon Pengawas Sekolah

    Tabel 4.27 Hasil Akhir

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    61/103

    49

    Nilai 0,22 pada kolom C1 (pendidikan) baris CP1 diperoleh dari nilai CP1

    untuk C1, yaitu status pendidikan dengan nilai prioritas subkriteria 1 (tabel

    4.25), dikalikan dengan nilai prioritas kriteria pendidikan sebesar 0,43 (tabel

    4.25), demikian seterusnya berdasarkan data calon pengawas sekolah.

    Kolom jumlah pada tabel 4.27 diperoleh dari penjumlahan masing-masing

    barisnya. Nilai dari kolom jumlah inilah yang dipakai sebagai dasar untuk

    merangking prestasi alternatif dalam hal ini calon pengawas sekolah. Semakin

    besar nilainya, maka calon pengawas sekolah tersebut akan layak untuk menjadi

    pengawas sekolah.

    Jadi, berdasarkan simulasi melalui metode AHP diperoleh informasi bahwa

    dari kelima alternatif yang paling layak menjadi pengawas sekolah adalah

    alternatif CP2. Hal ini karena CP2 memiliki nilai paling tinggi dari alternatif

    lainnya.

    f. Analisis ProsesPada proses penanganan sistem, userakan berhubungan langsung dengan

    sistem. User terbagi dalam dua kategori, yang pertama user sebagai operator

    sekaligus useryang bertindak sebagai pengambil keputusan (Decision Maker).

    Sistem akan mengolah data inputan data calon pengawas dan outputyang

    dihasilkan berupa laporan hasil pemilihan pengawas sekolah yang dilakukan

    dengan menerapkan metodeAnalytical Hierarchy Process (AHP).

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    62/103

    50

    2. Perancangan SistemSeteleh melakukan tahapan analisis sistem, maka langkah selanjutnya

    penyusun membuat gambaran yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan.

    Tujuan dari pembangunan sistem pendukung keputusan ini yaitu dapat

    membantu dalam menyelesaikan masalah tentang pemilihan pengawas sekolah.

    Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penyusun harus dapat mencapai sasaran-

    sasaran, yakni desain sistem harus mudah dipahami dan nantinya mudah

    digunakan oleh user.

    Adapun sistem pendukung keputusan pemilihan pengawas sekolah yang

    diusulkan nantinya dihrapkan dapat membantu bagian PMPTK lebih khusus pihak

    pengambil keputusan dalam proses pemilihan pengawas sekolah. Dengan adanya

    sistem ini, bagian PMPTK tidak perlu lagi melakukan pemilihan pengawas

    sekolah secara manual. Selain itu dengan pembangunan sistem ini operator dan

    pihak pengambil keputusan dapat langsung menginputkan data pengawas dan

    kritetia-kriteria sebagai variabel penentu dalam pemilihan pengawas sekolah

    sehingga dapat memudahkan pihak pengambil keputusan dalam menentukan

    pengawas sekolah yang berkualitas. Kemudian data hasil seleksi tersebut

    disimpan serta dapat dikeluarkan dalam bentuk laporan. Berikut adalah

    perancangan Flowchart sistem yang diusulkan dengan menerapkan metode

    Analytical Hierarchy Process (AHP) :

    Perancangan flowchart atau diagram alir akan memudahkan penyusun

    untuk mengimplementasikan sistem ke dalam bahasa pemrograman, karena akan

    menjelaskan bagaimana cara kerja sistem dari awal hingga akhir. Flowchartyang

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    63/103

    51

    akan dirancang pada sistem pendukung keputusan ini terdiri dari flowchart

    penentuan prioritas kriteria, penentuan prioritas calon pengawas tiap subkriteria

    dan penentuan prioritas global. Berikut masing-masing flowchart untuk proses

    tersebut.

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    64/103

    52

    a. Perancangan FlowchartSistem untuk Menentukan Prioritas Kriteria

    Gambar 4.3 FlowchartPenentuan Prioritas Kriteria Pengawas Sekolah

    Selesai

    Matriks kriteria konsisten

    CR < 0,1

    T

    idak

    Hitung CR

    Hitung CI

    Hitung maks

    Matriks

    Bagikan tiap hasil penjumlahan diatas dengan masing-

    masing nilai prioritas pengawas tiap kriteria

    Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian diatas

    Kalikan nilai setiap inputan matriks pengawas tiap kriteria dengannilai masing-masing prioritas pengawas tiap kriteria

    Matriks prioritas pengawas tiap kriteria

    Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n

    Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi pengawas tiap kriteria

    Normalisasi matriks pengawas tiap kriteria

    Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks pengawas tiap kriteria

    Input nilai matriks pengawas tiap kriteria n X n

    n = banyak pengawas & n = banyak kriteria

    Input data pengawas

    Ya

    Selesai

    Input nilai kriteria

    Mulai

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    65/103

    53

    b. Perancangan Flowchart Sistem untuk Menentukan PrioritasSubkriteria

    Gambar 4.4 FlowchartPenentuan Prioritas Subkriteria Pengawas Sekolah

    Selesai

    Matriks kriteria konsisten

    CR < 0,1

    Tidak

    Hitung CR

    Hitung CI

    Hitung maks

    Matriks

    Bagikan tiap hasil penjumlahan diatas dengan masing-masing nilai prioritas pengawas tiap subkriteria

    Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian diatas

    Kalikan nilai setiap inputan matriks pengawas tiap subkriteria

    dengan nilai masing-masing prioritas pengawas tiap subkriteria

    Matriks prioritas pengawas tiap subkriteria

    Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n

    Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi pengawas tiap subkriteria

    Normalisasi matriks pengawas tiap subkriteria

    Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks pengawas tiap subkriteria

    Input nilai matriks pengawas tiap subkriteria n X n

    n = banyak pengawas & n = banyak subkriteria

    Input data pengawas

    Ya

    Mulai

    Selesai

    Input nilai subkriteria

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    66/103

    54

    c. Perancangan FlowchartSistem untuk Menentukan Prioritas Global

    Gambar 4.5 FlowchartPenentuan Nilai Prioritas Global

    d. Diagram Arus DataAdapun diagram arus data dari sistem pendukung keputusan pemilihan

    pengawas sekolah yaitu :

    1) Identifikasi External EntityTabel 4.28 Identifikasi External Entity

    No Eksternal Entity Input Output1. Admin -Data User

    -Data PengawasHasil Data Pengawas

    -Verifikasi User-Hasil Data Pengawas

    2. Kabid PMPTK -Data User-Data Kriteria-Data Nilai Matriks

    Kriteria

    -Verifikasi User- Hasil Data Register- Hasil Data Kriteria- Hasil Nilai Prioritas

    Mulai

    Nilai prioritas pengawas tiap kriteria

    Nilai prioritas pengawas tiap subkriteria

    Kalikan masing-masing nilaii prioritas pengawas tiap kriteria dengan

    masing-masing nilai prioritas subkriterianya

    Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks prioritas tujuan

    Nilai prioritas global

    Urutkan nilai prioritas global dari nilai tertinggi hingga terendah

    Selesai

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    67/103

    55

    -Data Nilai Matriks TiapSubkriteria

    -Hasil Nilai KeputusanKriteria

    - Hasil Nilai PrioritasSubkriteria

    - Hasil Nilai Keputusan- Laporan Data Pengawas- Laporan Nilai Hasil

    Keputusan

    3. Kadis Bone

    Bolango

    - Laporan Data Pengawas- Laporan Nilai Hasil

    Keputusan

    e. Diagram Konteks

    Data UserData Pengawas

    Verifikasi UserHasil Data Pengawas

    Sistem PendukungKeputusan

    Pemilihan Pengawas

    Sekolah

    Data KriteriaData Nilai Matriks KriteriaData Nilai Matriks SubkriteriaData Nilai Hasil Keputusan

    Verifikasi UserHasil Data KriteriaHasil Nilai Prioritas KriteriaHasil Nilai Prioritas SubkriteriaHasil Nilai Keputusan

    Lap. Data PengawasLap. Hasil Keputusan

    0

    Admin

    Gambar 4.6 Diagram Konteks

    Kabid

    PMPTK

    Kadis

    Bone Bolango

    Lap. Data PengawasLap. Hasil Keputusan

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    68/103

    56

    5.0

    Penentuan

    Nilai

    Keputusan

    3.0.P

    Penentuan

    Prioritas

    Kriteria

    4.0.P

    Penentuan

    Prioritas

    Subkriteria

    .P

    6.0.P

    Pembuatan

    Laporan

    f. DAD Level 0

    1.0.P

    Login

    2.0

    Input

    Data

    Kabid

    PMPTK

    User

    Pengawas

    Kriteria

    Subkriteria

    Data User

    Hasil data pengawas

    Nilai Matriks Kriteria

    Nilai Prioritas Kriteria

    Nilai Matriks Tiap Subkriteria

    Nilai PrioritasSubkriteria

    Nilai Keputusan

    Hasil Nilai Keputusan

    Data User

    Data User

    Data User

    Hasil data user

    Hasil data pengawas

    Data pengawas

    Nilai Matriks Kriteria

    Nilai Prioritas Kriteria

    Data pengawas

    Nilai Prioritas Tiap Subkriteria

    Nilai Keputusan

    Hasil Nilai Keputusan

    Data pengawas

    Gambar 4.7 Dad Level 0

    Hasil Keputusan

    Data pengawas

    Hasil Nilai Keputusan

    Kadis Bone Bolango

    Hasil Nilai Keputusan

    Admin

    Data User

    Verifikasi User

    Verifikasi User

    Lap. Data PengawasLap. Hasil Keputusan

    Lap. Data PengawasLap. Hasil Keputusan

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    69/103

    57

    g. Relasi Tabel

    Pengawas

    PK

    nm_pengawas

    alamat

    pendidikan

    jabatanpengalaman_kerjapangkat_golongan

    usia

    Kriteria

    nm_kriteria

    nilai_kriteria

    Subkriteria

    Kode_SubPK

    nm_subnilai_sub

    N

    Kode_pengawasKode_KriteriaPK

    Hasil

    kode_pengawas

    kode_kriteria

    kode_sub

    nilai_kriteria

    nilai_sub

    nilai_akhir

    Kode_hasilPK

    FK

    FK

    FK

    1

    1

    1

    N

    Gambar 4.8 Relasi Tabel

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    70/103

    58

    h Hubungan Antar Tebel (Enti ty Relationalship Diagram /ERD)

    Gambar 4.9 Hubungan Antar Tabel (Entity Relationship Diagram/Erd)

    Memenuhi

    Memiliki

    1

    Kriteria

    kode_kriteria nm_kriteria

    nilaiKriteria

    Subkriteria

    kode_subNm_sub

    nila_sub

    1

    N

    N

    Hasil

    kode_pengawas kode_hasil

    kode_kriteria nila_kriteria

    Kode_sub nilai_sub

    nilai_akhir

    Pengawas

    Kode_pengawas Nama_pengawas

    alamat

    pendidikan

    jabatan

    Pengalaman_kerja

    Pangkat_golonganusia

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    71/103

    59

    i. Rancangan DatabaseTabel 4.29 Rancangan Tabel Pengawas

    Field Type Size Index Keterangan

    Kode_pengawas Text 10 Primary key Kode pengawas

    Nip Text 25 - Nip Pengawas

    Nm_pengawas Text 50 - Nama pengawas

    Alamat Text 255 - Alamat pengawas

    Tabel 4.30 Rancangan Tabel Kriteria

    Field Type Size Index Keterangan

    Kode_kriteria Text 5 Primary key Kode kriteria

    Nm_kriteria Text 255 - Nama kriteria

    Nilai Number 2 - Nilai kriteria

    Tabel 4.31 Rancangan Tabel Subkriteria

    Field Type Size Index Keterangan

    Kode_sub Text 5 Primary key Kode subkriteria

    Nm_sub Text 255 - Nama subkriteria

    Nilai Text 255 - Nilai subkriteria

    Tabel 4.32 Rancangan Tabel Hasil

    Field Type Size Index Keterangan

    Kode_pengawas Text 10 Primary key Kode pengawas

    Kode_kriteria Text 5 Foreign key Kode kriteria

    Kode_subkriteria Text 5 Foreign key Kode subkriteria

    Nilai_kriteria Text 5 - Nilai kriteria

    Nilai_subkriteria Text 5 - Nilai subkriteria

    Nilai_akhir Text 5 Nilai akhir

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    72/103

    60

    j. Rancangan InputRancangan form input data pengawas

    Gambar 4.10 Rancangan Form Input Data Pengawas

    Kode

    Pengawas

    Nama

    PengawasNip Alamat Pendidikan Jabatan

    Pengalaman

    Kerja

    Pangkat

    GolonganUsia

    Data Pengawas

    Kode Pengawas

    Alamat

    Nama Pengawas

    SIMPAN HAPUS KELUAR

    SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHANPENGAWAS SEKOLAHDinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango

    Nip

    Pendidikan

    Jabatan

    Pengalaman Kerja

    Pangkat / Golongan

    Usia

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    73/103

    61

    k. Rancangan Proses1) Rancangan form proses matriks perbandingan berpasangan

    Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6

    C1

    C2

    C3

    C4

    C5

    C6

    Jumlah NEXT

    SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHANPENGAWAS SEKOLAHDinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango

    C1 : Pendidikan

    C2 : Nilai Tes

    C3 : Jabatan

    C4 : Pengalaman Kerja

    C5 : Pangkat / Golongan

    C6 : Usia

    Matriks Perbandingan Berpasangan

    Random Indeks

    1,2 = 0,00 9 = 1,45

    3 = 0,58 10 = 1,494 = 0,90 11 = 1,51

    5 = 1,12 12 = 1,486 = 1,24 13 = 1,56

    7 = 1,32 14 = 1,578 = 1,41 15 = 1,59

    Gambar 4.11 Rancangan Form Proses Matriks Perbandingan

    Berpasangan

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    74/103

    62

    2) Rancangan form proses matriks nilai Kriteria

    Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah PrioritasC1

    C2

    C3

    C4

    C5

    C6

    NEXT

    SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHANPENGAWAS SEKOLAHDinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango

    C1 : Pendidikan

    C2 : Nilai Tes

    C3 : Jabatan

    C4 : Pengalaman Kerja

    C5 : Pangkat / Golongan

    C6 : Usia

    Matriks Nilai Kriteria

    Random Indeks

    1,2 = 0,00 9 = 1,453 = 0,58 10 = 1,494 = 0,90 11 = 1,515 = 1,12 12 = 1,486 = 1,24 13 = 1,567 = 1,32 14 = 1,578 = 1,41 15 = 1,59

    BACK

    Gambar 4.23 Rancangan Form Proses Matriks Nilai KriteriaGambar 4.12 Rancangan Form Proses Matriks Nilai Kriteria

  • 7/30/2019 Djamila Podungge

    75/103

    63

    3) Rancangan form proses matriks penjumlahan setiap baris

    Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah BarisC1

    C2

    C3

    C4

    C5

    C6

    NEXT

    SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHANPENGAWAS SEKOLAHDinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango

    C1 : Pendidikan

    C2 : Nilai Tes

    C3 : Jabatan

    C4 : Pengalaman Kerja

    C5 : Pangkat / Golongan

    C6 : Usia

    Matriks Penj