Upload
faliaro
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/30/2019 Djamila Podungge
1/103
i
PENERAPAN METODE ANALYTICAL HI ERARCHY
PROCESS (AHP)UNTUK MENENTUKAN PEMILIHAN
PENGAWAS SEKOLAH
SKRIPSI
Oleh
Djamila Podungge
531408021
PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Juli 2012
7/30/2019 Djamila Podungge
2/103
ii
PENERAPAN METODE ANALYTICAL HI ERARCHY
PROCESS (AHP)UNTUK MENENTUKAN PEMILIHAN
PENGAWAS SEKOLAH
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana pada
Program Studi Sistem Informasi
Oleh
Djamila Podungge
531408021
PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
Juli 2012
7/30/2019 Djamila Podungge
3/103
iii
7/30/2019 Djamila Podungge
4/103
iv
7/30/2019 Djamila Podungge
5/103
v
7/30/2019 Djamila Podungge
6/103
vi
Motto dan PersembahanMenuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim
(Ibnu abdil Bari)
Sebesar apapun kebenaran masih ada setitik kesalahan dan
sebesar apapun kesalahan masih ada setitik kebenaran
(Mila)
Berbahagialah atas apa yang kau dapat hari ini serta
memohonlah kepada Allah untuk kebaikan hari esok
(Al-Hadis)
Kupersembahkan kepada Orang tua sebagai peletak dasar pendidikan,pemberi dorongan dan doa serta Keluarga tercinta yang selalu menjadi sumber
motivasi.
Untuk semua teman-teman angkatan 08 serta rekan-rekan senasib danseperjuangan yang tak dapat disebutkan satu persatu.
Thanks for everything ^_^
Fakultas Serta Almamater Tercinta Tempat Menimba Ilmu
TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2 0 1 2
7/30/2019 Djamila Podungge
7/103
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
dengan ridho dan hiyah-Nya, penyusun memperoleh kesempatan, kesehatan serta
kemampuan untuk dapat menyusun dan merampungkan Skripsi dengan judul
Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Pemilihan Pengawas
Sekolah Pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango.
Begitu banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi selama menyelesaikan
penyusunan skripsi ini, namun dengan adanya ketekunan, keuletan, kesabaran,
bimbingan dari dosen dan ridho Allah SWT serta bantuan semua pihak, maka
makalah ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu melalui kesempatan ini penyusun
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Kedua orang tua tercinta yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara
moril maupun materil selama masa perkuliahan.
2. Bapak Dr. H. Syamsu Qamar Badu, M.Pd selaku Rektor Universitas NegeriGorontalo (UNG), beserta para pembantu Rektor.
3. Ibu Ir. Rawiyah Husnan, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas NegeriGorontalo beserta para Pembantu Dekan.
4. Bapak Arip Mulyanto, M.Kom, selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika.5. Bapak Agus Lahinta, ST, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Strata I Sistem
Informasi yang telah memberikan petunjuk dan arahan dalam penyelesaian
Skripsi ini.
7/30/2019 Djamila Podungge
8/103
viii
6. Bapak Mukhlisulfatih Latief, S.Kom., MT, selaku pembimbing I yang telahmembantu dan memberikan arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.
7. Bapak Ahmad Feriyanto Alulu, ST.,M.Cz, selaku pembimbing II yang telahmembantu dan memberikan arahan dalam penyelesaian Skripsi ini.
8. Seluruh Dosen pengajar Strata Satu (S-I) Teknik Informatika Universitas NegeriGorontalo, yang telah mendidik dan memberikan berbagai bekal pengetahuan
yang tak ternilai harganya kepada penyusun selama mengikuti perkuliahan.
9. Bapak Drs. Hi. Endang Puluhulawa selaku coordinator pengawas DinasPendidikan Kabupaten Bone Bolango.
10. Teman-teman mahasiswa Srata Satu (S-I) Teknik Informatika UniversitasNegeri Gorontalo angkatan 2008 yang selalu membantu dalam situasi senang
ataupun susah.
11.
Teman-teman terbaik, Farid, Sukma, Is, Ayu, Maya, Nita, KAny, Mita, Mudin,
Emen serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu
membantu dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang turut memberikanandil dalam penyusun Skripsi ini.
Semoga bantuan, bimbingan serta petunjuk yang telah diberikan berbagai pihak
akan memperoleh imbalan yang setimpal dari Allah SWT.
Aamiiiin Ya Robbal Alamin.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb
Gorontalo, Juli 2012
Penyusun
7/30/2019 Djamila Podungge
9/103
ix
Penerapan Metode Analytical H ierarchy Process (Ahp)Untuk Menentukan
Pemilihan Pengawas Sekolah
Djamila Podungge, Mukhlisulfatih Latief, Ahmad Feriyanto Alulu1)
INTISARI
Sistem Pendukung Keputusan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dalam
mengambil keputusan. Banyak permasalahan yang dapat diselesaikan dengan menerapkan sebuah
sistem pendukung keputusan. Salah satunya adalah masalah dalam pemilihan pengawas sekolah yang
multikriteria. Tujuannya yaitu untuk mempermudah pengambil keputusan dalam menentukan
pengawas sekolah yang berkualitas. Dalam sistem pendukung keputusan ada beberapa metode yang
dapat digunakan, namun dalam penelitian ini penyusun menerapkan metode analytical hierarchy
process (AHP). Dalam pemilihan pengawas sekolah yang berkualitas atau yang layak menjadi
pengawas sekolah, ada beberapa kriteria yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan, antara
lain pendidikan, jabatan, pengalaman kerja, pangkat / golongan dan usia. Adapun hasil akhir daripenelitian ini yaitu hasil prioritas global kriteria pengawas sekolah yang akan diurutkan dari nilai
tertinggi hingga terendah, sehingga pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango dapat dengan
mudah dalam mengambil keputusan tentang pemilihan pengawas sekolah serta hasilnya lebih akurat.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process, Pemilihan PengawasSekolah.
7/30/2019 Djamila Podungge
10/103
x
The Appliying M ethod Of Analytical H ierarchy Process (Ahp) In Determini ng The
Election Of School Supervisor
Djamila Podungge, Mukhlisulfatih Latief, Ahmad Feriyanto Alulu1)
ABSTRACT
Decision support system is a system that help decision maker to making decision. There a lot of
problem that can be solved by using decision support system. One of the problem is selecting school
supervisors in multi-criteria. The purpose is to facilitate decision maker in determining quality school
supervisor. There are several method can be used on decision support system, but in this case the
researcher used Analytical Hierarchy Process (AHP). In choosing school supervisor who has quality
or proper on their job there are some base criteria such as education, job position, work experience,
promotion, and age. The result of this study reveals that the priority criteria global result of school
supervisor will be arrange from the last to top of score. So the Department of Education of Bone
Bolango District can be easily to make decision about election of school supervisor and the resultaccurately.
Keywords : decion support system, Analytical Hierarchy Process, election of school supervisor.
7/30/2019 Djamila Podungge
11/103
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL...................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................. iii
SURAT PERSETUJUAN ................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN .. vi
KATA PENGANTAR....................................................................................... vii
INTISARI .......................................................................................................... ix
ABSTRACT... x
DAFTAR ISI...................................................................................................... xiDAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A.Latar Belakang.................................................................................. 1B. Rumusan Masalah............................................................................. 2C. Ruang Lingkup Penelitian................................................................ 3D. Tujuan Penelitian.............................................................................. 3E. Manfaat Penelitian............................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4
A. Sistem Pendukung Keputusan.......................................................... 41. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan................................... 52. Dasar-dasar Sistem Pendukung Keputusan................................. 53. Komponen Sistem Pendukung Keputusan.................................. 64. Karakteristik Simtem Pendukung Keputusan.............................. 75. Metode Sistem Pendukung Keputusan........................................ 9
B. Pemilihan Pengawas Sekolah.......................................................... 131. Pengertian Pengawas Sekolah..................................................... 132. Tugas Pokok Pengawas Sekolah................................................. 14
C. Penelitian Terkait............................................................................. 14BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 16
A. Objek Penelitian ............................................................................. 16B. Metode Penelitian .......................................................................... 16C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 17D. Tahapan Penelitian ......................................................................... 17E. Jadual Penelitian ............................................................................ 20
7/30/2019 Djamila Podungge
12/103
xii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ..................................................... 21
A. Gambaran Umum Organisasi ..................................................... 211.
Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango ............. 212. Struktur Organisasi .............................................................. 24
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................... 251. Analisis Sistem ..................................................................... 25
a. Deskripsi Sistem ............................................................ 25b. Bagan Alir Sistem Yang Berjalan .................................. 26c. Analisis Permasalahan ................................................... 26d. Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung Keputusan ....... 27e. Analisis Pemecahan Masalah dengan MetodeAHP...... 28f. Analisis Proses ............................................................... 49
2. Perancangan Sistem ............................................................. 50a.
PerancanganFlowchartSistem Prioritas Kriteria .......... 52b. PerancanganFlowchartSistem Prioritas Subkriteria .... 53
c. PerancanganFlowchartSistem Prioritas Global ........... 54d. Diagram Arus Data ........................................................ 54e. Diagram Konteks ........................................................... 55f. DAD Level 0 .................................................................. 56g. Relasi Tabel .................................................................... 57h. Hubungan Antar Tabel ................................................... 58i. Rancangan Database ...................................................... 59j. Rancangan Form Input Data Pengawas ......................... 60k. Rancangan Form Proses ................................................. 61l.
Rancangan Output .......................................................... 663. Testing dan Implementasi Sistem ........................................ 70BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 83
4.1Kesimpulan ................................................................................ 834.2Saran ........................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA.... 85
LAMPIRAN SK.. .. 86
7/30/2019 Djamila Podungge
13/103
xiii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Nama Tabel HalamanTabel 2.1 Nilai Skala Perbandingan Berpasangan. ......................................... 10
Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi. ................................................ 13
Tabel 3.1 Jadual Pelaksanaan Penelitian. ........................................................ 20
Tabel 4.1 Matriks Perbandingan Berpasangan ................................................ 29
Tabel 4.2 Matriks Nilai Kriteria ...................................................................... 30
Tabel 4.3 Matriks Penjumlahan Setiap Baris .................................................. 31
Tabel 4.4 Perhitungan Rasio Konsistensi ........................................................ 32
Tabel 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pendidikan ............... 34Tabel 4.6 Matriks Nilai Kriteria Pendidikan ................................................... 34
Tabel 4.7 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pendidikan.................. 35
Tabel 4.8 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pendidikan ....................... 35
Tabel 4.9 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Jabatan ..................... 36
Tabel 4.10 Matriks Nilai Kriteria Jabatan ......................................................... 37
Tabel 4.11 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Jabatan........................ 37
Tabel 4.12 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Jabatan ............................. 38
Tabel 4.13 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pengalaman Kerja .... 39
Tabel 4.14 Matriks Nilai Kriteria Pengalaman Kerja ....................................... 40
Tabel 4.15 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pengalaman Kerja ...... 40
Tabel 4.16 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pengalaman Kerja ............ 41
Tabel 4.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pangkat / Golongan . 42
Tabel 4.18 Matriks Nilai Kriteria Pangkat / Golongan ..................................... 43
Tabel 4.19 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pangkat / Golongan .... 43
Tabel 4.20 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pangkat / Golongan ......... 44
Tabel 4.21 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Usia .......................... 45
Tabel 4.22 Matriks Nilai Kriteria Usia.............................................................. 46
Tabel 4.23 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Usia ............................ 46
Tabel 4.24 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Usia .................................. 47
Tabel 4.25 Matriks Hasil ................................................................................... 48
Tabel 4.26 Data Calon Pengawas Sekolah ........................................................ 48
Tabel 4.27 Hasil Akhir ...................................................................................... 48
7/30/2019 Djamila Podungge
14/103
xiv
Tabel 4.28 Identifikasi External Entity ............................................................. 54
Tabel 4.29 Rancangan Tabel Pengawas ............................................................ 62
Tabel 4.30 Rancangan Tabel Kriteria ............................................................... 62
Tabel 4.31 Rancangan Tabel Subkriteria .......................................................... 62
Tabel 4.32 Rancangan Tabel Hasil ................................................................... 62
Tabel 4.33 Rencana Pengujian Sistem .............................................................. 76
Tabel 4.34 Pengujian Login (Data Normal) ...................................................... 76
Tabel 4.35 Pengujian Login (Dta Salah) ........................................................... 76
Tabel 4.36 Pengujian Input Data User (Data Normal) ...................................... 77
Tabel 4.37 Pengujian Input Data User (Data Salah) ......................................... 77
Tabel 4.38 Pengujian Input Data Pengawas (Data Normal) ............................. 77
Tabel 4.39 Pengujian Input Data Pengawas (Data Salah) ................................. 78
Tabel 4.40 Pengujian Nilai (Data Normal) ....................................................... 78
Tabel 4.41 Pengujian Nilai (Data Salah) ........................................................... 79
Tabel 4.42 Pengujian Nilai Hasil Penilaian (Data Normal) .............................. 79
Tabel 4.43 Pengujian Nilai Hasil Penilaian (Data Salah) ................................. 80
7/30/2019 Djamila Podungge
15/103
xv
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Nama Gambar Halaman
Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan .................................. 7
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian .................................................................... 18
Gambar 4.1 Struktur Organisasi .................................................................... 24
Gambar 4.2 Bagan Alir Sistem Berjalan ....................................................... 26
Gambar 4.3 FlowchartPenentuan Prioritas Kriteria..................................... 52
Gambar 4.4 FlowchartPenentuan Prioritas Subkriteria ............................... 53
Gambar 4.5 FlowchartPenentuan Prioritas Global ...................................... 54
Gambar 4.6 Diagram Konteks....................................................................... 55
Gambar 4.7 DAD Level 0 ............................................................................. 56
Gambar 4.8 Relasi Tabel ............................................................................... 57Gambar 4.9 Hubungan Antar Tabel .............................................................. 58
Gambar 4.10 Rancangan Form Input Data Pengawas .................................... 59
Gambar 4.11 Rancangan Form Proses Matriks Perbandingan Berpasangan .. 61
Gambar 4.12 Rancangan Form Proses Matriks Nilai Kriteria ........................ 62
Gambar 4.13 Rancangan Form Proses Matriks Penjumlahan Setiap Baris .... 63
Gambar 4.14 Rancangan Form Proses Perhitungan Rasio Konsistensi .......... 64
Gambar 4.15 Rancangan Form Proses Perhitungan Nilai Akhir .................... 65
Gambar 4.16 Rancangan Form Output Untuk Laporan .................................. 66
Gambar 4.17 Laporan Hasil Akhir .................................................................. 67
Gambar 4.18 Laporan Pengawas TK / SD ...................................................... 68
Gambar 4.19 Laporan Pengawas SMP / SMA ................................................ 69Gambar 4.20 Tampilan Form Input Data User ............................................... 71
Gambar 4.21 Tampilan Form Input Data Pengawas ....................................... 71
Gambar 4.22 Tampilan Form Matriks Perbandingan Berpasangan ................ 72
Gambar 4.23 Tampilan Form Matriks Nilai Kriteria ...................................... 72
Gambar 4.24 Tampilan Form Matriks Penjumlahan Setiap Baris .................. 73
Gambar 4.25 Tampilan Form Perhitungan Rasio Konsistensi ........................ 73
Gambar 4.26 Tampilan Form Penilaian Hasil Akhir ...................................... 74
Gambar 4.27 Tampilan Laporan Hasil Akhir ................................................. 74
Gambar 4.27 Tampilan Laporan Pengawas TK / SD ...................................... 75
Gambar 4.27 Tampilan Laporan Pengawas SMP / SMA ............................... 75
7/30/2019 Djamila Podungge
16/103
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Nama Gambar Halaman
Lampiran 1 Lampiran SK ............................................................................. 86
7/30/2019 Djamila Podungge
17/103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangPengawas sekolah yang berkualitas mendukung pendidikan yang bermutu.
Pengawas Sekolah adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan
sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis
pendidikan dan administrasi pada satuan dasar dan menengah. Pengawas
melakukan penilaian, yaitu penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolak
ukur) yang di tetapkan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dengan
adanya penilaian, akan di ketahui posisi atau proses pendidikan. Sedangkan
pembinaan mengandung pengertian memberikan pengarahan, memberikan
bimbingan, memberikan contoh dan memberikan saran dalam pelaksanaan
pendidikan di sekolah.
Untuk dapat diangkat sebagai pengawas sekolah / madrasah, seseorang
wajib memenuhi standar pengawas sekolah yang berlaku secara nasional.
Mengingat kriteria dalam pemilihan pengawas sekolah bersifat multikriteria,
ditambah lagi mekanisme penilaiannya yang masih menggunakan perhitungan
secara manual. Pemilihan atau penyeleksian pengawas sekolah yang masih
ditangani oleh manusia dan terkadang tidak sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan, memungkinkan terjadinya pemilihan pengawas yang tidak objektif,
7/30/2019 Djamila Podungge
18/103
2
sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam pemilihan pengawas sekolah
serta data yang dihasilkan tidak akurat.
Untuk mendukung dalam pemilihan pengawas sekolah, dibutuhkan suatu
sistem yang dapat membantu pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango
dalam pengambilan keputusan untuk pemilihan pengawas sekolah yang
berkualitas yaitu melalui penerapan sebuah metodeAnalytical Hierarchy Process
(AHP). Pada permasalahan pemilihan pengawas sekolah dengan penilaian
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, guna membantu dalam proses
perengkingan pengawas sekolah dan untuk menggetahui apakah pengambilan
keputusan tersebut akurat atau tidak.
Dengan adanya penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) dalam
pemilihan pengawas sekolah, diharapkan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten
Bone Bolango dapat melakukan pengambilan keputusan dengan cepat dan akurat
dalam hal pemilihan pengawas sekolah. Berdasarkan uraian diatas maka penulis
bermaksud melakukan penelitian dengan judul : PENERAPAN ANALYTICAL
HIERARCHY PROCESS (AHP)UNTUK MENENTUKAN PEMILIHAN
PENGAWAS SEKOLAH.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untukpemilihan pengawas sekolah?
7/30/2019 Djamila Podungge
19/103
3
C. Ruang Lingkup PenelitianBerdasarkan permasalahan diatas maka penulis membatasi ruang lingkup
peneliitian, yaitu :
1. Penelitian ini dilakukan pada Dinas Pendidikan yang ada di Kabupaten BoneBolango.
2. Yang menjadi acuan kriteria dalam pemilihan pengawas sekolah iniberdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah / Madrasah.
3. Sistem ini dapat digunakan oleh admin dan pengambil keputusan yang telahditentukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango khususnya
bagian PMPTK. Kedua pengguna tersebut dapat mengoperasikan sistem ini
sesuai dengan tugasnya masing-masing, baik itu memasukan data calon
pengawas sekolah, mengolah data sampai pada proses pemilihan pengawas
sekolah.
D. Tujuan PenelitianYang menjadi tujuan dari penelitian adalah :
1. Menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk pemilihanpengawas sekolah.
E. Manfaat PenelitianDapat menerapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk
pemilihan pengawas sekolah.
7/30/2019 Djamila Podungge
20/103
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pendukung Keputusan1. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Alter (dalam Kusrini, 2007), Sistem pendukung keputusan
merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan
dan manipulasi data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan
keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan situasi tidak terstruktur, dimana
tak seorang pun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
Menurut Bonczek (dalam Turban, 2005), Sistem pendukung keputusan
sebagai sebuah sistem berbasis komputer yang terdiri atas komponen-komponen
antara lain komponen sistem bahasa (language), komponen sistem pengetahuan
(knowledge) dan komponen sistem pemrosesan masalah (problem processing)
yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Menurut Keen (dalam Turban, 2005), Sistem pendukung keputusan adalah
sistem berbasis komputer yang dibangun lewat sebuah proses adaptif dari
pembelajaran, pola-pola penggunan dan evolusi sistem.
2. Dasar-dasar Sistem Pendukung KeputusanMenurut Hermawan (2005), Proses pengambilan keputusan melibatkan 4
tahapan, yaitu :
7/30/2019 Djamila Podungge
21/103
5
a. TahapIntelligenceDalam tahap ini pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi
sehingga kita bisa mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah yang
sedang terjadi, biasanya dilakukan analisis berurutan dari sistem ke
subsistem pembentuknya. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa
dokumen pernyataan masalah.
b. TahapDesignDalam tahap ini pengambil keputusan menemukan, mengembangkan, dan
menganalisis semua pemecahan yang mungkin, yaitu melalui pembuatan
model yang bisa mewakili kondisi nyata masalah. Dari tahap ini
didapatkan keluaran berupa dokumen alternatif solusi.
c. Tahap ChoiceDalam tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu alternatif
pemecahan yang dibuat pada tahap design yang dipandang sebagai aksi
yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dari
tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen solusi dan rencana
implentasinya.
d. TahapImplementationDalam tahap ini pengambil keputusan menjalankan rangkaian aksi
pemecahan yang dipilih di tahap choice. Implementasi yang sukses
ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara kegagalan
ditandai dengan tetap adanya masalah yang sedang dicoba untuk diatasi.
7/30/2019 Djamila Podungge
22/103
6
Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa laporan pelaksanaan solusi dan
hasilnya.
3. Komponen Sistem Pendukung KeputusanMenurut Hermawan (2005), Sistem Pendukung Keputusan terdiri atas tiga
komponen penting, yaitu:
1) Manajemen DataData Management melakukan pengambilan data yang diperlukan baik dari
database yang berisi data internal maupun database yang berisi data
eksternal. Jadi, fungsi komponen data ini sebagai pengatur data-data yang
diperlukan oleh Sistem Pendukung Keputusan.
2) Manajemen ModelModel Management melalui Model Base Management melakukan interaksi
baik dengan User Interface untuk mendapatkan perintah maupun Data
Management untuk mendapatkan data yang akan diolah. Jadi, tujuan dari
Model Management adalah untuk mengubah data yang ada pada Database
menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
3) Antarmuka PenggunaUser Interface digunakan untuk berinteraksi antara user dengan DSS, baik
untuk memasukkan informasi ke sistem maupun menampilkan informasi ke
user. Karena begitu pentingnya komponen user interface bagi suatu sistem
DSS, maka harus bisa merancang suatu user interface yang bisa mudah
7/30/2019 Djamila Podungge
23/103
7
dipelajari dan digunakan user dan laporan yang bisa digunakan user serta
pelaporan yang bisa secara mudah dimengerti oleh pengguna.
Komponen-komponen tersebut membentuk sistem aplikasi sistem
pendukung keputusan yang bisa dikoneksikan ke intranet perusahaan, ekstranet
atau internet.
Arsitektur dari sistem pendukung keputusan ditunjukkan pada gambar 2.1
berikut :
4. Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Other computer-based systems
Data
management
Model
managment
Knowledgemanager
Dialog
management
Data : external
and internal
[[
Manager (user)
Gambar 2.1. Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan (sumber : Turban, 2005)
7/30/2019 Djamila Podungge
24/103
8
Menurut Turban, dkk (dalam Aryanggana, 2010) DSS diharapkan
memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut;
a. Dukungan untuk pengambil keputusan, terutama pada situasisemiterstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia
dan informasi terkomputerisasi.
b. Dukungan untuk semu level manajerial, dan eksekutif puncak sampaimanajer ini.
c. Dukungan untuk individu dan kelompokd. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensiale. Dukungan disemua fase proses pengambilan keputusan: inteligensi,
design, pilihan dan implementasi.
f. Dukungan diberbagai proses dan gaya pengambilan keputusan.g. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambilan keputusan seharusnya reaktif,
dapat menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan dapat
mengadaptasikan DSS untuk itu pengguna dapat menambahkan,
menghapus, menggabungkan, mengubah, atau menyusun kembali elemen-
elemen dasar.
h. Pengguna merasa seperti di rumah.i.
Peningkatan terhadap keefektifan pengambilan keputusan (akurasi,
timelines, kualitas) ketimbang pada efisiensinya (biaya pengambilan
keputusan
j. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah prosespengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.
7/30/2019 Djamila Podungge
25/103
9
k. Pengguna akhir dapat mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistemsederhana. Sistem yang lebih besar dapat dibangun dengan bantuan ahli
sistem informasi
l. Biasanya model-model untuk menganalisa situasi pengambilan keputusan.Kapabilitas pemodelan memungkinkan eksperimen dengan berbagai
strategi yang berbeda di bawah konfigurasi yang berbeda.
Karakteristik dari DSS tersebut membolehkan para pengambil keputusan
untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten pada satu cara yang
dibatasi waktu.
5. Metode Sistem Pendukung Keputusan.Beberapa metode yang digunakan dalam pembangunan sistem pendukung
keputusan, diantaranya metode profile matching, Simple Additive Weighting
(SAW), Analytical Hierarchy Process (AHP), Premethe dan lain sebagainya.
a. Analytical H ierarchy Process(AHP).Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty ini dapat
memecahkan masalah kompleks, dimana kriteria yang diambil cukup banyak,
Struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian tersedianya data statistik yang
akurat.
1. Prinsip dasar AHP.Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip
yang harus dipahami, diantaranya adalah (Kusrini, 2007) :
1. Membuat Hierarki
7/30/2019 Djamila Podungge
26/103
10
Sistem yang kompleks bisa di pahami dengan memecahnya menjadi
elemen-elemen pendukung, menyusun elemen secara hierarki, dan
menggabungkannya atau mensintesisnya.
2. Penilaian kriteria dan alternatifKriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan
menurut saaty (1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah
skala terbaik untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat
kualitatif dari skala perbandingan saaty bisa di ukur menggunakan tabel
analisis seperti ditunjukan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Nilai Skala Perbandingan Berpasangan
INTENSITAS
KEPENTINGANKETERANGAN
1 Kedua elemen sama pentingnya
3Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada
elemen yang lainnya
5Elemen yang satu lebih penting daripada elemen
yang lainnya
7Elemen yang satu jelas lebih penting daripada
elemen yang lainnya
9Satu elemen mutlak penting daripada elemen
lainnya
2,4,6,8Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang
berdekatan
Kebalikan
Jika aktivitas i mendapat satu angka dibandingkan
dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai
kebalikannya dibandingkan dengan i
3. Menentukan prioritasUntuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan
berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif dari
seluruh alternatif kriteria bisa disesuaikan dengan judgement yang telah
7/30/2019 Djamila Podungge
27/103
11
ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot dan prioritas
dihitung dengan memanipulasi matriks atau melalui penyelesaian
persamaan mate-matika.
4. Konsistensi LogisKonsistensi memiliki dua makna. Pertama, objek-objek yang serupa bisa
dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua,
menyangkut tungkat hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria
tertentu.
2. Langkah-langkah metode AHPLangkah-langkah dalam metodeAHPmeliputi (Kusrini, 2007) :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan, lalumenyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Penyusunan hierarki
adalahdengan menetapkan tujuan yang merupak sasaran sistem secara
keseluruhan pada level teratas.
2. Menentukan prioritas elemena.
Langkah pertama dalam menentukan prioritas elemen adalah membuat
perbandingan pasangan, yaitu membandingkan elemen secara berpasangan
sesuai kriteria yang diberikan.
7/30/2019 Djamila Podungge
28/103
12
b. Matriks perbandingan berpasangan diisi menggunakan bilangan untukmempresentasikan kepentingan relatif dari suatu elemen terhadap elemen
yang lainnya.
3. SintesisPertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis
untuk memperoleh keseluruhan prioritas. Hal-hal yang dilakukan dalam
langkah ini adalah :
a. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom pada matriks.b. Membagi setiap nilai dari kolom dengan total kolom yang bersangkutan
untuk memperoleh normalisasi matriks.
c. Menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlahelemen untuk mendapatkan nilai rata-rata.
4. Mengukur konsistensiDalam pembuatan keputusan, penting untuk mengetahui seberapa baik
konsistensi yang ada karena kita tidak menginginkan keputusan
berdasarkan pertimbangan dengan konsistensi yang rendah. Hal-hal yang
dilakukan dalam langkah ini adalah:
a. Kalikan setiap nilai pada kolom pertama dengan prioritas relatif elemenpertama, nilai pada kolom kedua dengan prioritas relatif elemen kedua,
dan seterusnya.
b. Jumlahkan setiap baris.c. Hasil dari penjumlahanbaris dibagi dengan elemen prioritas relatif yang
bersangkutan.
7/30/2019 Djamila Podungge
29/103
13
d. Jumlahkan hasil bagi di atas dengan banyaknya elemen yang ada, hasilnyadisebut maks.
5. Hitung consistency index (CI) dengan rumus :CI =
max n
n 1
Dimana n = banyaknya elemen.
6. Hitung rasio konsistensi/consistency ratio (CR) dengan rumus : =
Dimana CR = Consistency Ratio
CI = Consistensy Index
IR =Index Random Consistency
7. Memeriksa konsistensi hierarki. Jika nilainya lebih dari 10%, makapenilaian data judgement harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi
(CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa
dinyatakan benar.
Daftar indeks random kansistensi (IR) bisa dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Daftar Indeksi Random Konsistensi (IR)
Ukuran Matriks Nilai IR
1,2 0.00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
8 1.41
9 1.45
10 1.49
7/30/2019 Djamila Podungge
30/103
14
11 1.51
12 1.48
13 1.56
14 1.5715 1.59
B. Pemilihan Pengawas Sekolah1. Pengertian Pengawas Sekolah
Menurut Sulipan (2009), Pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil
yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan pengawas sekolahan pendidikan di sekolah dengan
melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan
administrasi pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar dan sekolah
menengah.
2. Tugas Pokok Pengawas SekolahMenurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas
Sekolah dan Angka Kreditnya, tugas pokok Pengawas Sekolah adalah
melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan
pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan
pembinaan, pemantauan pelaksanaan 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan,
penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru, evaluasi hasil
pelaksanaan program pengawasan dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah
khusus.
7/30/2019 Djamila Podungge
31/103
15
C. Penelitian TerkaitPenelitian sebelumnya mengenai pemilihan pengawas menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP) belum pernah dilakukan, namun
penelitian dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
pernah dilakukan oleh beberapa mahasiswa dalam tugas akhir maupun skripsi.
Penelitian sebelumnya telah dilakukan Azwany (2010) dengan mengangkat topik
mengenai sistem pendukung keputusan pemberian kredit usaha rakyat pada Bank
Syariah Mandiri cabang Medan menggunakan metode Analytical Hierarcy Proses
(AHP). Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa metode Analytical
Hierarcy Proses (AHP), dapat menyelesaikan masalah pada penelitian ini yaitu
pengurutan hasil akhir sistem dari nilai tertinggi hingga terendah dan penggunaan
tampilan grafik/diagram dalam nilai keputusan akhir dapat mengefisienkan waktu
pihak Bank dalam mengambil keputusan dan dapat memudahkan pihak Bank
dalam membaca data nilai nasabah yang dihasilkan.
7/30/2019 Djamila Podungge
32/103
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek PenelitianObjek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Objek
penelitian dalam hal ini adalah pemilihan pengawas sekolah yang dilakukan oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango.
B. Metode PenelitianMetode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Eksperimen.
1. Kelebihan Penelitian EksperimenKelebihan penelitian eksperimen adalah sebagai berikut :
a. Karena penugasan orang-orang secara acak untuk mengintervensi danmengendalikan risiko adanya variable tidak berhubungan yang membaurkan
hasil-hasil dapat diminimalkan.
b. Kendali atas pengenalan dan variasi variable prediksi arah sebab dan akibat.c. Bila pra atau pasca pengujian dilakukan, hal ini mengendalikan ancaman-
ancaman yang berkaitan dengan waktu menuju validitas.
d.
Desain modern eksperimen memungkinkan manipulasi yang fleksibel,
efisien dan secara statistik sangat kuat.
e. Eksperimen adalah satu-satunya desain riset yang secara mendasar dapatmenghasilkan hubungan kausal-komparatif.
7/30/2019 Djamila Podungge
33/103
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Organisasi1. Profil Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango
Secara umum gambaran pendidikan saat ini di Kabupaten Bone Bolango
yaitu sebagai berikut :
a. Keadaan Sekolah;
Menurut jenjang jumlah sekolah dapat diperinci sebagai berikut : TK
sebanyak 102 unit, SD sebanyak 129 unit, MI sebanyak 9 unit, SMP sebanyak 31
unit, MTs sebanyak 8 unit, SMA sebanyak 7 unit, MA sebanyak 5 unit, dan SMK
sebanyak 5 unit, yang penyebarannya cenderung belum merata pada tiap
kecamatan yang ada di Kabupaten Bone Bolango. Penyebaran sekolah ini
cenderung berada pada kecamatan-kecamatan yang berada di sekitar pusat-pusat
kecamatan.
b. Keadaan Siswa;
1) Jenjang Pendidikan Prasekolah (Taman Kanak-kanak)
Jumlah siswa TK sebanyak 3.094 siswa. Jumlah siswa Kelompok A
berjumlah 1.490sebagai siswa baru dan dari Kelompok B sebanyak 1604 siswa.
Jumlah lulusan pada Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak 2004 siswa
2) Jenjang Pendidikan Dasar (SD/MI)
Jumlah siswa SD/MI sebanyak 18.189 siswa, yang terdiri dari kelas I =
4.362 siswa, kelas II = 3.008 siswa dan kelas III = 2.971, kelas IV =
7/30/2019 Djamila Podungge
34/103
18
2.854 siswa, kelas V = 2.612 siswa dan kelas VI = 2.382 siswa. Dibandingkan
dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 912 rombongan belajar maka rasio
siswa perkelas sebesar 1 : 20, namun dengan konsentrasinya siswa hanya pada
sekolah-sekolah di sekitar ibukota kecamatan, sehingga rasio siswa pada sekolah-
sekolah tertentu menjadi 1 : 14, sehingga pada sekolah-sekolah tersebut sangat
kekurangan ruang belajar.
3) Jenjang Pendidikan Dasar (SMP/SMPT/MTs)
Jumlah siswa SMP/SMPT/Mts sebanyak 6.065 siswa yang terdiri dari kelas
I = 2.185 siswa, kelas II = 2.123 siswa dan kelas III = 1.757 siswa. Dibandingkan
dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 249 rombongan belajar maka rasio
siswa perkelas sebesar 1 : 24, namun dengan konsentrasinya siswa hanya pada
sekolah-sekolah di sekitar ibukota kabupaten, sehingga rasio siswa pada sekolah-
sekolah tertentu menjadi 1 : 40, sehinggga pada sekolah-sekolah tersebut sangat
kekurangan ruang belajar.
4) Jenjang Pendidikan Menengah (SM/MA)
Jumlah siswa SMA/SMK/MA sebanyak 3.363 siswa yang terdiri dari kelas I
= 1.464 siswa, kelas II = 1.054 siswa dan kelas III = 845 siswa. Dibandingkan
dengan jumlah rombongan belajar sebanyak 145 rombongan belajar maka rasio
siswa perkelas sebesar 1 : 23, namun dengan konsentrasinya siswa hanya pada
sekolah-sekolah di sekitar ibukota kabupaten, sehingga rasio siswa pada sekolah-
sekolah tertentu menjadi 1 : 46 sehingga pada sekolah-sekolah tersebut sangat
kekurangan ruang belajar.
7/30/2019 Djamila Podungge
35/103
19
c. Keadaan Guru
Jumlah Guru SMA/SMK/MA di Kabupaten Bone Bolango sejumlah 390
yang terdiri dari PNS = 304 dan GTT = 86 guru, yang layak mengajar hanya
sejumlah 84 %, semi layak sebesar 8.3 % dan tidak layak sebesar 5,2 %. Guru
yang tidak layak mengajar ini disebabkan oleh kualifikasi pendidikan tidak
memenuhi syarat yang ideal.
7/30/2019 Djamila Podungge
36/103
20
2. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Strutur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango
KABID PMPTK
MANSUR PAKAJA, S.Pd, MM
NIP. 19660306 198902 1 003
7/30/2019 Djamila Podungge
37/103
25
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan1) Analisis Sistema) Deskripsi Sistem
Dari hasil penelitian dan pengamatan yang telah penyusun lakukan, proses
pemilihan pengawas sekolah kurang objektif, baik dari segi waktu maupun dari
segi kualitas. Hal ini dikarenakan proses pemilihan pengawas sekolah terkadang
tidak sesuai dengan prosedur yang ada dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah/Madrasah. Proses pemilihan pengawas sekolah masih dilakukan secara
manual.
Berdasarkan kasus tersebut dibangun sebuah Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan Pengawas Sekolah yang tujuannya untuk membantu pihak
Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango lebih khusus bagian PMPTK
(Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan) untuk menyelesaikan
permasalahan pemilihan pengawas sekolah berdasarkan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.
Analisis sistem dalam penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa tahap
yakni analisis sistem, analisis permasalahan, analisis kebutuhan sistem pendukung
keputusan, analisis pemecahan masalah dengan metode AHP dan nalisis proses.
Berikut akan dijelaskan masing-masing dari analisis tersebut.
7/30/2019 Djamila Podungge
38/103
26
b) Bagan Alir Sistem Yang Sedang Berjalan
c)
Analisis Permasalahan
Pengawas sekolah merupakan salah satu pendidik dan tenaga
kependidikan yang posisinya memegang peran yang signifikan dan strategis
dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di Sekolah.
Begitu pentingnya peran pengawas sekolah dalam memajukan mutu pendidikan
Membuat Usulan Untuk Kepala
Dinas
Gambar 4.2 Bagan Alir Sistem Berjalan
Membuat SK Pengawas Sekolah
Mulai
Menerima Usulan dari
Pengawas
Membuat Usulan kepada
Koordinator Pengawas
Mengadakan Rapat Untuk
Membahas Calon Pengawas
Mengajukan Usulan Untuk
Bupati
Selesai
7/30/2019 Djamila Podungge
39/103
27
nasional hingga tak terasa tuntutan dan tanggungjawab yang harus dipikul
pengawas sekolah juga menjadi besar pula.
MetodeAnalytical Hierarchy Process (AHP) merupkan metode yang tepat
digunakan untuk permasalahan pemilihan pengawas sekolah karena bersifat
multikriteria. Dalam menentukan seseorang layak atau tidak menjadi pengawas
sekolah semata-mata tidak hanya terletak pada kemampuannya saja, tetapi juga
hal-hal yang menyangkut sosial masyarakat, sikap dan tingkah laku yang baik
juga turut andil dalam mengambil keputusan siapa yang layak atau tidak menjadi
seorang pengawas sekolah. untuk itulah digunakan metode AHP yang dapat
merepresentasikan persepsi manusia sebagai masukan dalam pengambilan
keputusan.
Dari berbagai analisis tersebut, maka penyusun akan merancang sebuah
sistem yang dapat memberikan suatu urutan prioritas calon pengawas sekolah
yang berhak menjadi pengawas sekolah berdasarkan masukan dari pengawas-
pengawas sekolah dengan menerapkan metode AHP. Diharapkan, dengan adanya
urutan prioritas tersebut, Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango khususnya
bagian PMPTK dapat lebih mudah dalam mengambil keputusan siapa yang layak
menjadi pengawas sekolah dan siapa yang tidak yang tentunya sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
d) Analisis Kebutuhan Sistem Pendukung KeputusanTujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan
yang diperlukan dalam sebuah sistem pendukung keputusan. Kebutuhan-
kebutuhan yang dimaksud antara lain :
7/30/2019 Djamila Podungge
40/103
28
a. Kebutuhan Data MasukanYaitu data-data yang dimasukkan ke dalam sistem untuk diolah / diproses.
Data-data tersebut antara lain berupa nilai matriks perbandingan
berpasangan baik antar kriteria maupun antar subktiteria calon pengawas
untuk setiap kriteria.
b. Kebutuhan Data KeluaranYaitu data-data yang dikeluarkan sistem setelah diolah / diproses untuk
kemudian ditampilkan kepada pengguna sisttem. Data keluaran dari sistem
ini adalah urutan prioritas calon pengawas yang layak menjadi seorang
pengawas sekolah dari nilai yang tertinggi hingga terendah.
e) Analisis Pemecahan Masalah dengan Metode AHP1) Mentukan Prioritas Kriteria
Dalam penyelesaian permasalahan dengan menggunakan metode AHP ada
beberapa langkah-langkah pemecahannya, yaitu :
1. Menentukan jenis-jenis Kriteria, dalam objek penelitian ini penyusunmelakukan penelitian pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango yaitu
tentang Pemilihan Pengawas Sekolah. Adapun yang menjadi acuan kriteria-
kriteria untuk pemilihan Pengawas Sekolah ini berdasarkan pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2007
tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.
C1 : Pendidikan
C2 : Jabatan
C3 : Pengalaman Kerja
7/30/2019 Djamila Podungge
41/103
29
C4 : Pangkat / Golongan
C5 : Usia
Menyusun Kriteria-kriteria calon pengawas sekolah dalam matriks berpasangan.
Cara mengisi elemen-elemen matriks, adalah sebagai berikut :
a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 5.b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.
Dalam mengisi elemen-elemen ini, perlu dilakukan analisis perbandingan
elemen yang diprioritaskan, yaitu membandingkan elemen secara
berpasangan sesuai kriteria yan g diberikan. Hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.1.
c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus :, =
1
[,]
d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom padamatriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.1
Table 4.1 Matriks Perbandingan Berpasangan
Kriteria C1 C2 C3 C4 C5
C1 1,00 3,00 3,00 5,00 3,00
C2 0,33 1,00 1,00 3,00 3,00
C3 0,33 1,00 1,00 3,00 3,00C4 0,20 0,33 0,33 1,00 1,00
C5 0,33 0,33 0,33 1,00 1,00
Jumlah 2,20 5,67 5,67 13,00 11,00
7/30/2019 Djamila Podungge
42/103
30
e. Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkahselanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan
jumlah masing-masing kolom. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2.
Table 4.2 Matriks Nilai Kriteria
Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 Jumlah Prioritas
C1 0,45 0,53 0,53 0,38 0,27 2,17 0,43
C2 0,15 0,18 0,18 0,23 0,27 1,01 0,20
C3 0,15 0,18 0,18 0,23 0,27 1,01 0,20
C4 0,09 0,06 0,06 0,08 0,09 0,38 0,08
C5 0,15 0,06 0,06 0,08 0,09 0,44 0,09
Matriks nilai kriteria ini diperoleh dengan menggunakan rumus :
a. Nilai baris kolom baru = Nilai baris kolom lama / jumlah masing-masingpada kolom lama, atau dapat pula dijabarkan sebagai berikut :
Nilai 0,33 pada kolom C1 baris C1 tabel 4.2 diperoleh dari nilai kolom C1
dan baris C1 pada tabel 4.1 dibagi dengan jumlah kolom C1 tabel 4.1, dan
seterusnya.
b. Nilai pada kolom jumlah yang ada pada tabel 4.2 diperoleh daripenjumlahan pada setiap barisnya.
c. Sedangkan nilai pada kolom prioritas yang ada pada tabel 4.2 diperolehdengan cara nilai pada kolom jumlah dibagi dengan jumlah kriteria. Dalam
penelitian ini kriteria yang digunakan sebanyak 6 kriteria atau n=6.
Kriteria C1 atau pendidikan adalah kriteria paling penting dalam kasus
ini, karena memiliki nilai prioritas paling tinggi dibandingkan dengan kriteria
yang lainnya.
7/30/2019 Djamila Podungge
43/103
31
f. Langkah selanjutnya yaitu mengukur konsistensi, adapun langkah-langkahyaitu sebagai berikut :
2. Membuat matriks penjumlahan setiap barisMatriks ini dibuat dengan cara mengalikan elemen pertama pada tabel 4.1
perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas kriteria elemen pertama
pada tabel 4.2, nilai matriks elemen kedua dengan nilai prioritas elemen
kedua dan seterusnya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3.
3. Jumlahkan setiap barisHasilnya dapat dilihat pada tabel 4.3.
Table 4.3 Matriks Penjumlahan Setiap Baris
Kriteria C1 C2 C3 C4 C5Jumlah
Baris
C1 0,43 0,60 0,60 0,38 0,26 2,28
C2 0,14 0,20 0,20 0,23 0,26 1,04
C3 0,14 0,20 0,20 0,23 0,26 1,04
C4 0,09 0,07 0,07 0,08 0,09 0,38
C5 0,14 0,07 0,07 0,08 0,09 0,44
4. Perhitungan rasio konsistensiPerhitungan ini digunakan untuk memastikan bahwa nilai rasio konsistensi
9CR)
7/30/2019 Djamila Podungge
44/103
32
Table 4.4 Perhitungan Rasio Konsistensi
KriteriaJumlah
BarisPrioritas Lamda
C1 2,28 0,43 5,26
C2 1,04 0,20 5,14
C3 1,04 0,20 5,14
C4 0,38 0,08 5,10
C5 0,44 0,09 5,05
Total 25,69
Lamda Max 5,14
Kolom jumlah baris diperoleh dari tabel 4.3 matriks penjumlahan setiap
baris, sedangkan kolom prioritas diperoleh dari tabel 4.2 matriks nilai kriteria dan
kolom lamda diperoleh dari jumlah baris pada tabel 4.4 dibagi dengan nilai
prioritas pada tabel 4.4.
Untuk nilai total diperoleh dari hasil penjumlahan dari kolom lamda dan
nilai yang ada pada kolom lamda max diperoleh dari nilai yang ada pada total
dibagi dengan banyaknya elemen, dalam hal ini n=6.
Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai
Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut :
- CI : ( )/( 1)(5,14 5)/(5 1)
0,14/5
0,03
- CR : CI / RI0,03/1,12
0,03
7/30/2019 Djamila Podungge
45/103
33
Setelah dihasilkan prioritas kriteria, langkah selanjutnya adalah
menentukan prioritas sub kriteria. Perhitungan subkriteria dilakukan terhadap sub-
sub dari semua kriteria. Dalam hal ini terdapat 5 kriteria yang berarti akan ada 5
perhitungan prioritas sub kriteria. Langkah-langkah penyelesaianya seperti pada
penentuan prioritas kriteria sebelumnya.
2) Menentukan Prioritas SubkriteriaAda 5 kriteria yang mendasari pengambilan keputusan pada calon
pengawas sekolah dan semua kriteria memiliki subkriteria yang harus
dibandingkan dalam matriks berpasangan.
a) Subkriteria PendidikanProses perhitungan atau cara untuk mencari nilai konsistensi subkriteria
cara penyelesaianya sama dengan proses perhitungan untuk mencari nilai
konsistensi kriteria pada langkah-langkah sebelumnya. Dalam mengisi elemen-
elemen ini, perlu dilakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan,
yaitu membandingkan elemen secara berpasangan sesuai subkriteria yang
ditentukan.
a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 2.b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.c.
Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus :
, =1
[,]
d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolom padamatriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.5.
7/30/2019 Djamila Podungge
46/103
34
Table 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pendidikan
C1 S2 S1
S2 1,00 2,00S1 0,50 1,00
Jumlah 1,50 3,00
Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah
selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah
masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk
mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan
jumlah elemen (n=2) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk
mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada
tabel 4.6 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat dilihat
pada tabel 4.6.
Table 4.6 Matriks Nilai Kriteria Pendidikan
C1 S2 S1 Jumlah PrioritasNilai Prioritas Sub
Kriteria
S2 0,67 0,67 1,33 0,67 1,00
S1 0,33 0,33 0,67 0,33 0,50
e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris.Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama
pada tabel 4.5 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas
elemen pertama pata tabel 4.6, nilai matriks elemen kolom kedua
dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.
f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris.Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7.
7/30/2019 Djamila Podungge
47/103
35
Table 4.7 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pendidikan
C1 S2 S1 Jumlah Baris
S2 0,67 0,67 1,33S1 0,33 0,33 0,67
g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas.h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya
elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 2) .
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.8.
Table 4.8 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pendidikan
C1Jumlah
BarisPrioritas Lamda
S2 1,33 0,67 2,00
S1 0,67 0,33 2,00
Total 4,00
Lamda
Max 2,00
Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai
Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut :
- CI : ( )/( 1)(2,25 2)/(2 1)
0,25/1
0,25
- CR : CI / RI0,25/0,00
0,00
7/30/2019 Djamila Podungge
48/103
36
b) Subkriteria JabatanPada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama
dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan
nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.9. Sama seperti langkah sebelumnya melakukan
analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu membandingkan elemen
secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya adalah sebagai berikut :
a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 2.b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus :
, =1
[,]
d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolompada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Table 4.9 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Jabatan
C2 Kepala Sekolah Guru
Kepala Sekolah 1,00 5,00
Guru 0,20 1,00
Jumlah 1,20 6,00
Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah
selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah
masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk
mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan
jumlah elemen (n=2) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk
7/30/2019 Djamila Podungge
49/103
37
mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada
tabel 4.10 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.10.
Table 4.10 Matriks Nilai Kriteria Jabatan
C2 Kepala Sekolah Guru Jumlah PrioritasNilai Prioritas
Subkriteria
Kepala Sekolah 0,83 0,83 1,67 0,83 1,00
Guru 0,17 0,17 0,33 0,17 0,20
e.
Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris.
Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama
pada tabel 4.9 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas
elemen pertama pata tabel 4.10, nilai matriks elemen kolom kedua
dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.
f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris.Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.11.
Table 4.11 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Jabatan
C2 Kepala Sekolah GuruJumlah
Baris
Kepala
Sekolah0,83 4,17
5,00
Guru 0,03 0,17 0,20
g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas.h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya
elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 2) .
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.12.
7/30/2019 Djamila Podungge
50/103
38
Table 4.12 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Jabatan
C2 Jmlh Baris Prioritas Lamda
KepalaSekolah
5,00 0,836,00
Guru 0,20 0,17 1,20
Total 7,20
Lamda
Max 3,60
Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai
Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut :
- CI : ( )/( 1)(3,60 2)/(2 1)
1,60/1
1,60
- CR : CI / RI1,60/0,00
0,00
c) Subkriteria Pengalaman KerjaPada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama
dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan
nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.13. Sama seperti langkah sebelumnya
melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu
membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya
adalah sebagai berikut :
7/30/2019 Djamila Podungge
51/103
39
a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 4.b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus :
, =1
[,]
d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolompada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Table 4.13 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pengalaman Kerja
C3 10 Tahun 8 Tahun 6 tahun4
Tahun
10 Tahun 1,00 3,00 5,00 7,00
8 Tahun 0,33 1,00 3,00 5,00
6 Tahun 0,20 0,33 1,00 3,00
4 Tahun 0,14 0,20 0,33 1,00
Jumlah 1,68 4,53 9,33 16,00
Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah
selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah
masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk
mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan
jumlah elemen (n=4) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk
mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada
tabel 4.14 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.14.
7/30/2019 Djamila Podungge
52/103
40
Table 4.14 Matriks Nilai Kriteria Pengalaman Kerja
C310
Tahun
8
Tahun
6
Tahun
4
TahunJumlah Prioritas
Nilai
Prioritas
Subkriteria10 Tahun 0,60 0,66 0,54 0,44 2,23 0,56 1,00
8 Tahun 0,20 0,22 0,32 0,31 1,05 0,26 0,47
6 Tahun 0,12 0,07 0,11 0,19 0,49 0,12 0,22
4 Tahun 0,09 0,04 0,04 0,06 0,23 0,06 0,10
e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris.Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama
pada tabel 4.13 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas
elemen pertama pata tabel 4.14, nilai matriks elemen kolom kedua
dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.
f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris.Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.15.
Table 4.15 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pengalaman Kerja
C3 10 Tahun 8 Tahun 6 tahun 4 TahunJumlah
Baris
10 Tahun 0,56 0,79 0,61 0,40 2,36
8 Tahun 0,19 0,26 0,37 0,28 1,10
6 Tahun 0,11 0,09 0,12 0,17 0,49
4 Tahun 0,08 0,05 0,04 0,06 0,23
g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas.h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya
elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 4) .
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.16.
7/30/2019 Djamila Podungge
53/103
41
Table 4.16 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pengalaman Kerja
C3Jmlh
BarisPrioritas Lamda
10 Tahun 2,36 0,56 4,228 Tahun 1,10 0,26 4,17
6 Tahun 0,49 0,12 4,04
4 Tahun 0,23 0,06 4,04
Total 16,47
Lamda Max 4,12
Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai
Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut :
- CI : ( )/( 1)(4,04 4)/(4 1)
0,04/3
0,01
- CR : CI / RI0,01/0,58
0,02
d) Subkriteria Pangkat / GolonganPada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama
dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan
nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.17. Sama seperti langkah sebelumnya
melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu
membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya
adalah sebagai berikut :
7/30/2019 Djamila Podungge
54/103
42
a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 4.b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus :
, =1
[,]
d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolompada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Table 4.17 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Pangkat / Golongan
C4 Pembina IV/b Pembina IV/a Penata III/d Penata III/c
Pembina IV/b 1,00 3,00 5,00 7,00
Pembina IV/a 0,33 1,00 1,00 5,00
Penata III/d 0,20 1,00 1,00 3,00
Penata III/c 0,14 0,20 0,33 1,00
Jumlah 1,68 5,20 7,33 16,00
Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah
selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah
masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk
mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan
jumlah elemen (n=4) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk
mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada
tabel 4.18 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.18.
7/30/2019 Djamila Podungge
55/103
43
Table 4.18 Matriks Nilai Kriteria Pangkat / Golongan
C4Pembina
IV/b
Pembina
IV/a
Penata
III/d
Penata
III/cJumlah Prioritas
Nilai
Prioritas
SubkriteriaPembina
IV/b0,60 0,58 0,68 0,44
2,29 0,57 1,00
Pembina
IV/a0,20 0,19 0,14 0,31
0,84 0,21 0,37
Penata
III/d0,12 0,19 0,14 0,19 0,64
0,160,28
Penata
III/c0,09 0,04 0,05 0,06 0,23
0,060,10
e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris.Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama
pada tabel 4.17 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas
elemen pertama pata tabel 4.18, nilai matriks elemen kolom kedua
dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.
f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris.Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.19.
Table 4.19 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Pangkat / Golongan
C4Pembina
IV/b
Pembina
IV/a
Penata
III/d
Penata
III/cJumlah Baris
Pembina IV/b 0,57 0,63 0,79 0,41 2,40
Pembina IV/a 0,19 0,21 0,16 0,29 0,85
Penata III/d 0,11 0,21 0,16 0,17 0,66
Penata III/c 0,08 0,04 0,05 0,06 0,23
g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas.h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya
elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 4) .
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.20.
7/30/2019 Djamila Podungge
56/103
44
Table 4.20 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Pangkat / Golongan
C4 Jmlh Baris Prioritas Lamda
PembinaIV/b
2,40 0,57 4,19
Pembina
IV/a0,85 0,21 4,05
Penata III/d 0,66 0,16 4,14
Penata III/c 0,23 0,06 4,05
Total 16,43
Lamda Max 4,11
Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai
Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut :
- CI : ( )/( 1)(4,08 4)/(4 1)
0,08/3
0,03
- CR : CI / RI0,03/0,58
0,05
e) Subkriteria UsiaPada tahap ini proses penentuan matriks perbandingannya masih sama
dengan langkah-langkah yang telah dilakukan sebelumnya yaitu memasukkan
nilai perbandingan ke dalam matriks perbandingan berpasangan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.21. Sama seperti langkah sebelumnya
melakukan analisis perbandingan elemen yang diprioritaskan, yaitu
7/30/2019 Djamila Podungge
57/103
45
membandingkan elemen secara berpasangan. Langkah-langkah penyelesaianya
adalah sebagai berikut :
a. Elemen a[i,j] = 1, dimulai i=1,2,3,n. Untuk penelitian ini n = 4.b. Elemen matriks segitiga atas sebagai input.c. Untuk mengisi elemen matriks segitiga bawah digunakan rumus :
, =1
[,]
d. Langkah selanjutnya menjumlahkan nilai-nilai dari setiap kolompada matriks. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.21.
Table 4.21 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Usia
C5 30 Tahun 35 Tahun 40 tahun50
Tahun
30 Tahun 1,00 3,00 3,00 5,00
35 Tahun 0,33 1,00 1,00 3,00
40 Tahun 0,33 1,00 1,00 3,00
50 Tahun 0,20 0,33 0,33 1,00
Jumlah 1,87 5,33 5,33 12,00
Setelah mendapatkan nilai perbandingan berpasangan maka langkah
selanjutnya adalah membagi nilai masing-masing elemen matriks dengan jumlah
masing-masing kolom, kemudian menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris untuk
mendapatkan nilai yang ada pada kolom jumlah setelah itu membaginya dengan
jumlah elemen (n=4) untuk mendapatkan nilai prioritas alternatif dan untuk
mendapatkan nilai prioritas subkriteria diperoleh dengan cara nilai prioritas pada
tabel 4.22 dibagi dengan nilai terttinggi pada kolom prioritas. Hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.22.
7/30/2019 Djamila Podungge
58/103
46
Table 4.22 Matriks Nilai Kriteria Usia
C530
Tahun
35
Tahun
40
Tahun
50
TahunJumlah Prioritas
Nilai
Prioritas
Subkriteria30 Tahun 0,54 0,56 0,56 0,42 2,08 0,52 1,00
35 Tahun 0,18 0,19 0,19 0,25 0,80 0,20 0,39
40 Tahun 0,18 0,19 0,19 0,25 0,80 0,20 0,39
50 Tahun 0,11 0,06 0,06 0,08 0,32 0,08 0,15
e. Proses selanjutnya yaitu membuat matriks penjumlahan setiap baris.Caranya adalah kalikan setiap nilai matriks elemen kolom pertama
pada tabel 4.21 perbandingan berpasangan dengan nilai prioritas
elemen pertama pata tabel 4.22, nilai matriks elemen kolom kedua
dengan nilai prioritas elemen kedua dan seterusnya.
f. Selanjutnya jumlahkan setiap baris.Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.23.
Table 4.23 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Usia
C5 30 Tahun 35 Tahun 40 tahun50
Tahun
Jumlah
Baris
30 Tahun 0,52 0,60 0,60 0,39 2,12
35 Tahun 0,17 0,20 0,20 0,24 0,81
40 Tahun 0,17 0,20 0,20 0,24 0,81
50 Tahun 0,10 0,07 0,07 0,08 0,32
g. Hasil dari penjumlahan baris dibagi dengan prioritas.h. Jumlahkan hasil bagi tersebut kemudian dibagi dengan banyaknya
elemen yang ada, hasilnya disebut . ( = 4) .
Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.24.
7/30/2019 Djamila Podungge
59/103
47
Table 4.24 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Usia
C5Jmlh
BarisPrioritas Lamda
PembinaIV/b
2,12 0,52 4,08
Pembina
IV/a0,81 0,20 4,04
Penata III/d 0,81 0,20 4,04
Penata III/c 0,32 0,08 4,02
Total 16,17
Lamda Max 4,04
Selanjutnya adalah mencari nilai Consistency Index (CI) dan nilai
Consistemcy Ratio (CR). Hasilnya adalah sebagai berikut :
- CI : ( )/( 1)(4,15 4)/(4 1)
0,15/3
0,05
- CR : CI / RI0,05/0,58
0,08
3) Menentukan Hasil AkhirLangkah selanjutnya adalah prioritas hasil perhitungan pada kriteria dan
subkriteria per kriteria atau langkah 1 dan 2 kemudian dituangkan dalam matriks
hasil yang terlihat dalam tabel 4.25.
7/30/2019 Djamila Podungge
60/103
48
NoPendidikan Jabatan
Pengalaman
KerjaPangkat / Gol Usia
0,43 0,20 0,20 0,08 0,091 S2 Kepala Sekolah 10 Tahun Pembina IV/b 30 Tahun
1,00 0,83 0,56 0,57 0,52
2 S1 Guru 8 Tahun Pembina IV/a 35 Tahun
0,50 0,17 0,26 0,21 0,20
3-
- 6 Tahun Penata III/d 40 Tahun
0,12 0,16 0,20
4-
- 4 tahun Penata III/c 50 Tahun
0,06 0,06 0,08
Cara penyelesaiannya, jika diberikan data minimal 5 orang calon
pengawas sekolah yang akan diseleksi menjadi pengawas sekolah.
Alternatif C1 C2 C3 C4 C5
CP1 S1 Guru
6
Tahun Penata III/d
40
Tahun
CP2 S2 Kepala Sekolah
10
Tahun Pembina IV/a
35
Tahun
CP3 S1 Guru
4
Tahun Penata III/c
50
Tahun
CP4 S1 Guru
6
Tahun Penata III/c
30
Tahun
CP5 S2 Kepala Sekolah
8
Thaun Pembina IV/b
40
Tahun
Maka hasil akhirnya akan tampak pada tabel 4.27.
Alternatif C1 C2 C3 C4 C5 Jumlah
CP1 0,22 0,03 0,02 0,01 0,02 0,30
CP2 0,43 0,17 0,11 0,02 0,02 0,75
CP3 0,22 0,03 0,01 0,00 0,01 0,27
CP4 0,22 0,03 0,02 0,00 0,05 0,32
CP5 0,43 0,17 0,05 0,04 0,02 0,72
Tabel 4.25 Matriks Hasil
Tabel 4.26 Data Calon Pengawas Sekolah
Tabel 4.27 Hasil Akhir
7/30/2019 Djamila Podungge
61/103
49
Nilai 0,22 pada kolom C1 (pendidikan) baris CP1 diperoleh dari nilai CP1
untuk C1, yaitu status pendidikan dengan nilai prioritas subkriteria 1 (tabel
4.25), dikalikan dengan nilai prioritas kriteria pendidikan sebesar 0,43 (tabel
4.25), demikian seterusnya berdasarkan data calon pengawas sekolah.
Kolom jumlah pada tabel 4.27 diperoleh dari penjumlahan masing-masing
barisnya. Nilai dari kolom jumlah inilah yang dipakai sebagai dasar untuk
merangking prestasi alternatif dalam hal ini calon pengawas sekolah. Semakin
besar nilainya, maka calon pengawas sekolah tersebut akan layak untuk menjadi
pengawas sekolah.
Jadi, berdasarkan simulasi melalui metode AHP diperoleh informasi bahwa
dari kelima alternatif yang paling layak menjadi pengawas sekolah adalah
alternatif CP2. Hal ini karena CP2 memiliki nilai paling tinggi dari alternatif
lainnya.
f. Analisis ProsesPada proses penanganan sistem, userakan berhubungan langsung dengan
sistem. User terbagi dalam dua kategori, yang pertama user sebagai operator
sekaligus useryang bertindak sebagai pengambil keputusan (Decision Maker).
Sistem akan mengolah data inputan data calon pengawas dan outputyang
dihasilkan berupa laporan hasil pemilihan pengawas sekolah yang dilakukan
dengan menerapkan metodeAnalytical Hierarchy Process (AHP).
7/30/2019 Djamila Podungge
62/103
50
2. Perancangan SistemSeteleh melakukan tahapan analisis sistem, maka langkah selanjutnya
penyusun membuat gambaran yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan.
Tujuan dari pembangunan sistem pendukung keputusan ini yaitu dapat
membantu dalam menyelesaikan masalah tentang pemilihan pengawas sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penyusun harus dapat mencapai sasaran-
sasaran, yakni desain sistem harus mudah dipahami dan nantinya mudah
digunakan oleh user.
Adapun sistem pendukung keputusan pemilihan pengawas sekolah yang
diusulkan nantinya dihrapkan dapat membantu bagian PMPTK lebih khusus pihak
pengambil keputusan dalam proses pemilihan pengawas sekolah. Dengan adanya
sistem ini, bagian PMPTK tidak perlu lagi melakukan pemilihan pengawas
sekolah secara manual. Selain itu dengan pembangunan sistem ini operator dan
pihak pengambil keputusan dapat langsung menginputkan data pengawas dan
kritetia-kriteria sebagai variabel penentu dalam pemilihan pengawas sekolah
sehingga dapat memudahkan pihak pengambil keputusan dalam menentukan
pengawas sekolah yang berkualitas. Kemudian data hasil seleksi tersebut
disimpan serta dapat dikeluarkan dalam bentuk laporan. Berikut adalah
perancangan Flowchart sistem yang diusulkan dengan menerapkan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP) :
Perancangan flowchart atau diagram alir akan memudahkan penyusun
untuk mengimplementasikan sistem ke dalam bahasa pemrograman, karena akan
menjelaskan bagaimana cara kerja sistem dari awal hingga akhir. Flowchartyang
7/30/2019 Djamila Podungge
63/103
51
akan dirancang pada sistem pendukung keputusan ini terdiri dari flowchart
penentuan prioritas kriteria, penentuan prioritas calon pengawas tiap subkriteria
dan penentuan prioritas global. Berikut masing-masing flowchart untuk proses
tersebut.
7/30/2019 Djamila Podungge
64/103
52
a. Perancangan FlowchartSistem untuk Menentukan Prioritas Kriteria
Gambar 4.3 FlowchartPenentuan Prioritas Kriteria Pengawas Sekolah
Selesai
Matriks kriteria konsisten
CR < 0,1
T
idak
Hitung CR
Hitung CI
Hitung maks
Matriks
Bagikan tiap hasil penjumlahan diatas dengan masing-
masing nilai prioritas pengawas tiap kriteria
Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian diatas
Kalikan nilai setiap inputan matriks pengawas tiap kriteria dengannilai masing-masing prioritas pengawas tiap kriteria
Matriks prioritas pengawas tiap kriteria
Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n
Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi pengawas tiap kriteria
Normalisasi matriks pengawas tiap kriteria
Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks pengawas tiap kriteria
Input nilai matriks pengawas tiap kriteria n X n
n = banyak pengawas & n = banyak kriteria
Input data pengawas
Ya
Selesai
Input nilai kriteria
Mulai
7/30/2019 Djamila Podungge
65/103
53
b. Perancangan Flowchart Sistem untuk Menentukan PrioritasSubkriteria
Gambar 4.4 FlowchartPenentuan Prioritas Subkriteria Pengawas Sekolah
Selesai
Matriks kriteria konsisten
CR < 0,1
Tidak
Hitung CR
Hitung CI
Hitung maks
Matriks
Bagikan tiap hasil penjumlahan diatas dengan masing-masing nilai prioritas pengawas tiap subkriteria
Jumlahkan setiap baris dari hasil perkalian diatas
Kalikan nilai setiap inputan matriks pengawas tiap subkriteria
dengan nilai masing-masing prioritas pengawas tiap subkriteria
Matriks prioritas pengawas tiap subkriteria
Bagikan hasil penjumlahan baris dengan n
Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks normalisasi pengawas tiap subkriteria
Normalisasi matriks pengawas tiap subkriteria
Jumlahkan semua elemen pada setiap kolom matriks pengawas tiap subkriteria
Input nilai matriks pengawas tiap subkriteria n X n
n = banyak pengawas & n = banyak subkriteria
Input data pengawas
Ya
Mulai
Selesai
Input nilai subkriteria
7/30/2019 Djamila Podungge
66/103
54
c. Perancangan FlowchartSistem untuk Menentukan Prioritas Global
Gambar 4.5 FlowchartPenentuan Nilai Prioritas Global
d. Diagram Arus DataAdapun diagram arus data dari sistem pendukung keputusan pemilihan
pengawas sekolah yaitu :
1) Identifikasi External EntityTabel 4.28 Identifikasi External Entity
No Eksternal Entity Input Output1. Admin -Data User
-Data PengawasHasil Data Pengawas
-Verifikasi User-Hasil Data Pengawas
2. Kabid PMPTK -Data User-Data Kriteria-Data Nilai Matriks
Kriteria
-Verifikasi User- Hasil Data Register- Hasil Data Kriteria- Hasil Nilai Prioritas
Mulai
Nilai prioritas pengawas tiap kriteria
Nilai prioritas pengawas tiap subkriteria
Kalikan masing-masing nilaii prioritas pengawas tiap kriteria dengan
masing-masing nilai prioritas subkriterianya
Jumlahkan semua elemen tiap baris pada matriks prioritas tujuan
Nilai prioritas global
Urutkan nilai prioritas global dari nilai tertinggi hingga terendah
Selesai
7/30/2019 Djamila Podungge
67/103
55
-Data Nilai Matriks TiapSubkriteria
-Hasil Nilai KeputusanKriteria
- Hasil Nilai PrioritasSubkriteria
- Hasil Nilai Keputusan- Laporan Data Pengawas- Laporan Nilai Hasil
Keputusan
3. Kadis Bone
Bolango
- Laporan Data Pengawas- Laporan Nilai Hasil
Keputusan
e. Diagram Konteks
Data UserData Pengawas
Verifikasi UserHasil Data Pengawas
Sistem PendukungKeputusan
Pemilihan Pengawas
Sekolah
Data KriteriaData Nilai Matriks KriteriaData Nilai Matriks SubkriteriaData Nilai Hasil Keputusan
Verifikasi UserHasil Data KriteriaHasil Nilai Prioritas KriteriaHasil Nilai Prioritas SubkriteriaHasil Nilai Keputusan
Lap. Data PengawasLap. Hasil Keputusan
0
Admin
Gambar 4.6 Diagram Konteks
Kabid
PMPTK
Kadis
Bone Bolango
Lap. Data PengawasLap. Hasil Keputusan
7/30/2019 Djamila Podungge
68/103
56
5.0
Penentuan
Nilai
Keputusan
3.0.P
Penentuan
Prioritas
Kriteria
4.0.P
Penentuan
Prioritas
Subkriteria
.P
6.0.P
Pembuatan
Laporan
f. DAD Level 0
1.0.P
Login
2.0
Input
Data
Kabid
PMPTK
User
Pengawas
Kriteria
Subkriteria
Data User
Hasil data pengawas
Nilai Matriks Kriteria
Nilai Prioritas Kriteria
Nilai Matriks Tiap Subkriteria
Nilai PrioritasSubkriteria
Nilai Keputusan
Hasil Nilai Keputusan
Data User
Data User
Data User
Hasil data user
Hasil data pengawas
Data pengawas
Nilai Matriks Kriteria
Nilai Prioritas Kriteria
Data pengawas
Nilai Prioritas Tiap Subkriteria
Nilai Keputusan
Hasil Nilai Keputusan
Data pengawas
Gambar 4.7 Dad Level 0
Hasil Keputusan
Data pengawas
Hasil Nilai Keputusan
Kadis Bone Bolango
Hasil Nilai Keputusan
Admin
Data User
Verifikasi User
Verifikasi User
Lap. Data PengawasLap. Hasil Keputusan
Lap. Data PengawasLap. Hasil Keputusan
7/30/2019 Djamila Podungge
69/103
57
g. Relasi Tabel
Pengawas
PK
nm_pengawas
alamat
pendidikan
jabatanpengalaman_kerjapangkat_golongan
usia
Kriteria
nm_kriteria
nilai_kriteria
Subkriteria
Kode_SubPK
nm_subnilai_sub
N
Kode_pengawasKode_KriteriaPK
Hasil
kode_pengawas
kode_kriteria
kode_sub
nilai_kriteria
nilai_sub
nilai_akhir
Kode_hasilPK
FK
FK
FK
1
1
1
N
Gambar 4.8 Relasi Tabel
7/30/2019 Djamila Podungge
70/103
58
h Hubungan Antar Tebel (Enti ty Relationalship Diagram /ERD)
Gambar 4.9 Hubungan Antar Tabel (Entity Relationship Diagram/Erd)
Memenuhi
Memiliki
1
Kriteria
kode_kriteria nm_kriteria
nilaiKriteria
Subkriteria
kode_subNm_sub
nila_sub
1
N
N
Hasil
kode_pengawas kode_hasil
kode_kriteria nila_kriteria
Kode_sub nilai_sub
nilai_akhir
Pengawas
Kode_pengawas Nama_pengawas
alamat
pendidikan
jabatan
Pengalaman_kerja
Pangkat_golonganusia
7/30/2019 Djamila Podungge
71/103
59
i. Rancangan DatabaseTabel 4.29 Rancangan Tabel Pengawas
Field Type Size Index Keterangan
Kode_pengawas Text 10 Primary key Kode pengawas
Nip Text 25 - Nip Pengawas
Nm_pengawas Text 50 - Nama pengawas
Alamat Text 255 - Alamat pengawas
Tabel 4.30 Rancangan Tabel Kriteria
Field Type Size Index Keterangan
Kode_kriteria Text 5 Primary key Kode kriteria
Nm_kriteria Text 255 - Nama kriteria
Nilai Number 2 - Nilai kriteria
Tabel 4.31 Rancangan Tabel Subkriteria
Field Type Size Index Keterangan
Kode_sub Text 5 Primary key Kode subkriteria
Nm_sub Text 255 - Nama subkriteria
Nilai Text 255 - Nilai subkriteria
Tabel 4.32 Rancangan Tabel Hasil
Field Type Size Index Keterangan
Kode_pengawas Text 10 Primary key Kode pengawas
Kode_kriteria Text 5 Foreign key Kode kriteria
Kode_subkriteria Text 5 Foreign key Kode subkriteria
Nilai_kriteria Text 5 - Nilai kriteria
Nilai_subkriteria Text 5 - Nilai subkriteria
Nilai_akhir Text 5 Nilai akhir
7/30/2019 Djamila Podungge
72/103
60
j. Rancangan InputRancangan form input data pengawas
Gambar 4.10 Rancangan Form Input Data Pengawas
Kode
Pengawas
Nama
PengawasNip Alamat Pendidikan Jabatan
Pengalaman
Kerja
Pangkat
GolonganUsia
Data Pengawas
Kode Pengawas
Alamat
Nama Pengawas
SIMPAN HAPUS KELUAR
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHANPENGAWAS SEKOLAHDinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango
Nip
Pendidikan
Jabatan
Pengalaman Kerja
Pangkat / Golongan
Usia
7/30/2019 Djamila Podungge
73/103
61
k. Rancangan Proses1) Rancangan form proses matriks perbandingan berpasangan
Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6
C1
C2
C3
C4
C5
C6
Jumlah NEXT
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHANPENGAWAS SEKOLAHDinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango
C1 : Pendidikan
C2 : Nilai Tes
C3 : Jabatan
C4 : Pengalaman Kerja
C5 : Pangkat / Golongan
C6 : Usia
Matriks Perbandingan Berpasangan
Random Indeks
1,2 = 0,00 9 = 1,45
3 = 0,58 10 = 1,494 = 0,90 11 = 1,51
5 = 1,12 12 = 1,486 = 1,24 13 = 1,56
7 = 1,32 14 = 1,578 = 1,41 15 = 1,59
Gambar 4.11 Rancangan Form Proses Matriks Perbandingan
Berpasangan
7/30/2019 Djamila Podungge
74/103
62
2) Rancangan form proses matriks nilai Kriteria
Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah PrioritasC1
C2
C3
C4
C5
C6
NEXT
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHANPENGAWAS SEKOLAHDinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango
C1 : Pendidikan
C2 : Nilai Tes
C3 : Jabatan
C4 : Pengalaman Kerja
C5 : Pangkat / Golongan
C6 : Usia
Matriks Nilai Kriteria
Random Indeks
1,2 = 0,00 9 = 1,453 = 0,58 10 = 1,494 = 0,90 11 = 1,515 = 1,12 12 = 1,486 = 1,24 13 = 1,567 = 1,32 14 = 1,578 = 1,41 15 = 1,59
BACK
Gambar 4.23 Rancangan Form Proses Matriks Nilai KriteriaGambar 4.12 Rancangan Form Proses Matriks Nilai Kriteria
7/30/2019 Djamila Podungge
75/103
63
3) Rancangan form proses matriks penjumlahan setiap baris
Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 C6 Jumlah BarisC1
C2
C3
C4
C5
C6
NEXT
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHANPENGAWAS SEKOLAHDinas Pendidikan Kabupaten Bone Bolango
C1 : Pendidikan
C2 : Nilai Tes
C3 : Jabatan
C4 : Pengalaman Kerja
C5 : Pangkat / Golongan
C6 : Usia
Matriks Penj