Upload
valiant-cayankk-mamah
View
6
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Kimia
Citation preview
Ekstraksi & Pengujian DNA
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya, sel mengandung dua asam nukleat yaitu DNA dan RNA. DNA
terletak pada kromosom, dijumpai di nucleus, mitokondria dan ribosom.
Sedangkan RNA dijumpai di Nukleus, sitoplasma dan Ribosom. DNA disebut
cetak biru kehidupan karena memiliki pearanan yang sangat penting yaitu
sebagai pembawa informasi genetic (hereditas) yang menentukan struktur
protein dan proses metabolism lain.
DNA murni bisa didapatkan dari suatu sel dalam jaringan tubuh makhluk
hidup, yaitu dilakukan dengan berbagai cara, tetapi pada sikap jenis maupun
bagian tanaman menimbulkan masalah berbeda, antara lain karena adanya
senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat
menghambat pemurnian DNA dan juga mempengaruhi enzim-enzim seperti
polymerase, ligase, endonuclease retriksi, atau enzim untuk kegiatan molekuler
lain yang dapat menyebabkan DNA tidak dapat digunakan untuk aplikasi.
1.2 Tujuan
1. Mengekstrak DNA dari jaringan buah dan hewan.
2. Menentukan karakteristik komposisi nukleotida penyusun DNA
1.3 Aplikasi
1. Dapat mengetahui bahwa dalam buah terdapat DNA dengan
ditunjukkannya pemisahan antara serat buah dengan ekstrak buahnya
2. Dapat mengetahui karakteristik nukleotida penyusun DNA dalam buah.
II. Teori
Asam Nukleat adalah makromolekul yang berfungsi sebagai pembawa
informasi genetic pada makhluk hidup. Monomer asam nukleat adalah
nukleotida. Komponen penyusun nukleotida adalah basa nitrogen,
monosakarida dengan 5 atom C dari gugus phospat. Untuk memperoleh DNA
dapat dilakukan dengan mengekstraknya dari sel dengan menggunakan
beberapa reagen tertentu.
Isolasi DNA merupakan langkah yang tepat untuk mempelajari DNA. Prinsipnya
adalah :
a. Sentrifugasi
Merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat
molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul yang
lebih besar akan berada dibagian bawah tabung dan molekul yang lebih
kecil akan berada dibagian atas atabung.
b. Presipitasi
Merupakan langkah yang dilakukan untuk mengendapkan suatu
komponen dari campuran.
Isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahap-tahap antara lain :
a. Preparasi ekstrak sel
b. Pemurnian DNA dan ekstrak Sel
c. Presiptasi DNA
Jika isolasi DNA yang dilakukan dengan sampel buah, maka kadar air
pada masing-masing buah berbeda, sehingga memberikan hasil yang berbeda-
beda pula. Semakin tinggi kadar air maka sel yang terlarut didalam ekstrak aan
semakin sedikit, sehingga DNA yang terpresipitasi juga akan sedikit.
Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini
bertujuan untuk memisahkan DNA dengan partikel lainnya yang tidak
menyebaban kerusakan pada DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel dapat
dilakukan secara mekanik dengan penggerusan menggunaan mortar dan pistil.
Sedangkan cara kimiawi dapat dengan pemberian yang merusak membrane sel
dan membrane inti, salah satunya dengan penambahan detergen.
Penambahan detergen dalam isolasi DNA dapat dilakukan karena
detergen melalui sisi hidrofobik detergen dengan protein dan lemak pada
membrane membentuk senyaw lipid proyein-detergen kompleks. Senyawa
tersebut dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan
hidrofobik. Demikian halnya dengan detergen, sehingga dapat membentuk
suatu ikatan kimia.
Proses ekstraksi DNA bertujuan untuk memisahan DNA dari protein,
lemak, dan karbohidrat. DNA hasil isolasi dilakukan cek kuantitas dan kualitas
untuk melihat konsentrasi dan kemurniannya dengan menggunakan
spktrofotometer dan elektroforesis gel. Prosedur ekstraksi yang baik untuk
isolasi DNA mencakup tiga hal penting, yaitu harus bisa dihasilkan DNA dengan
kemurnian yang tinggi, DNA-nya harus utuh, dan jumlahnya mencukupi
(konsentrasi tinggi).
III. METODA KERJA
3.1.Alat dan Bahan
Alat
1. Gelas kimia 250 mL : sebagai wadah larutan
2. Gelas ukur 10 mL : sebagai wadah untuk menakar larutan
3. Tabung reaksi : sebagai wadah larutan
4. Erlenmeyer 250 mL : sebagai wadah pencampuran zat
5. Lumpang porselen : sebagai wadah penggerusan
6. Pipet tetes panjang : alat untuk mengambil larutan
7. Water bath : sebagai wadah untuk mendinginkan
8. Kain kasa : sebagai penyaring sampel
Bahan
1. NaCl : Sebagai pemekat DNA
2. Buah Kiwi : sebagai sampel
3. Detergen : perusak membrane sel
4. Etanol 95% dingin : Pengendap DNA
5. HNO3 pekat : Untuk uji fosfat
6. Amonium Molibdat 5% : Untuk uji Fosfat
7. As. Asetat 5% : Untuk uji basa nitrogen
8. CuSO4 5% : Untuk uji basa nitrogen
9. NaH2SO4 jenuh : Untuk uji ribose
10.Eter : Mengendapkan DNA
11.Reagen Benedict : Untuk uji Ribosa
12.Buffer TE : Buffer untuk melarutkan DNA
13.Akuades : pelarut
3.2.Skema Kerja
A. Ekstraksi DNA dari buah Kiwi
Buah Kiwi
- Dipotong, dihancurkan
- Dimasukkan kedalam gelas beaker 250 mL
- + 3 g NaCl
- + 10 mL detergen sambil diaduk
- + air sampai volume 100mL
- Hancurkan lagi, saring dengan kain kasa
Hasil
Filtrat Ampas
- Didiamkan beberapa menit
- Dipindahkan kedalam tabung reaksi (6mL)
- Didinginkan 5 menit
- + 9 mL etanol 95%
Lapisan Etanol
- Terbentuk kabut halus berwarna putih
- Diambil DNA-nya
Ekstrak DNA
- Dilakukan uji komposisi nukleotida pada DNA
B. Pengujian Ekstrak As. Nukleat (DNA)
Ekstrak DNA
Diambil masing-masing 5 mL
Uji Ribosa Uji Fosfat Uji Basa Nitrogen
- +4 mL Benedict - +1 mL HNO3 - + as. Asetat 5%
- Dikocok - dikocok - dikocok
- Dipanaskan - Dipanaskan - Dipanaskan
Hasil - + 2mL lar. - + 1mL CuSO4
- Diamati Ammonium - + 1mL NaH2SO4
Molibdat 5%
Hasil Hasil
- Diamati - Diamati
C. Uji Tingkat Kemurnian Estrak DNA
Ekstrak DNA
- Dilarutkan dengan buffer TE pH 8
Larutan
- Dimasukan kedalam kuvet
- Diukur dengan spektrosfotometer pada panjang gelombang
230,260, 280 nm.
Data
- Dihitung optikal densitynya
- Tentukan kemurnian ekstrak DNA
Hasil
D. Uji Denaturasi DNA
Ekstrak DNA
- Dilarutkan dengan buffer TE pH 8
- Dipanaskan dari 20 hingga 90C dengan kenaikan 10C
Absorban DNA
- Diukur pada lamda 260nm
- Tabung terakhir setelah diukur absorbannya segera dinginkan
selama 5 menit
- Ukur kembali absorbannya
Hasil
IV. PENGAMATAN DAN HASIL
13.1 Hasil dan Pengamatan
a. Hasil
Berat labu kosong = 107,10 g
Berat labu + lemak = 107,83 g
Berat lemak = 0,73 g
Berat sampel = 2 g
Kadar lemak :
% lemak = 0,73g2 gr
x 100% = 36,5%
b. Gambar
Campuran larutan sampel kacang,
HCl dan air dididihkan selama 15 menit.
Larutan disaring dankemudian diuji
dengankertas lakmus.
Proses sokletasiektrask lemak
kacang tanah yangdihasilkan.
V. DISKUSI
Padapraktikum kali ini telah dilakukan percobaan penentuan kadar lemak
dimana sampel yang digunakan berupa kacang tanah. Kacang tanah
merupakan sumber lemak dan minyak, yaitu minyak nabati.
Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu gravimetri dan dengan
menggunakan metode sokletasi. Prinsip gravimetri ini digunakan karena untuk
mendapatkan kadar lemak yang terkandung dalam sampel kacang dilakukan
proses penimbangan antara berat sampel dan berat lemak yang dihasilkan.
Dalam proses ini, kacang tanah dihaluskan terlebih dahulu agar dapat
memperluas bidang sentuh dan mudah untuk dilarutkan. kemudian
ditambahkan HCl 25% agar mempermudah pelarutan dan memberikan
suasana asam. Fungsi penambahan asam itu sendiri adalah untuk dapat
membebaskan lemak yang terikat dari kacang tersebut dengan bantuan
pemanasan. Larutan tersebut kemudian disaring dan dicuci dengan air panas,
agar dapat menetralkan kembali pHnya. Pada saat penyaringan sudah mulai
terlihat adanya lemak dengan ditandai dengan adanya cairan kental pada
kertas saring yang tidak bersatu lagi dengan air..
Kertas saring dan isinya kemudian di ekstrak dengan melakukan
perendaman menggunakan alat sokletasi dengan larutan heksan yang
merupakan larutan non polar dalam beberapa jam. Ekstrak lemak tersebut
kemudian didinginkan dalam desikator agar uap dan semua lemak didinding
labu ikut terkumpulkan dan dapat ditimbang dengan baik dan bobot yang tetap.
Pada pecobaan kali ini diperoleh berat lemak sebesar 0,73 gram, sedangkan
berat sampel kacang tanah diawal adalah 2 gram. Jadi, kadar lemak yang
terkandung pada kacang tanah tesebut adalah sebesar 36,5%. Berdasarkan
hasil yang diperoleh, berat lemak yang dihasilkan pada praktikumkali ini cukup
sedikit. Kesalahan yang mungkin terjadi adalah pada saat penggerusan yang
menyebabkan kacang tanah tidak tergerus dengan halus, dan pada saat
penetralan pHnya masih asam dikarenakan jumlah HCl yang digunakan terlalu
banyak. Akibatnya pada proses sokletasi menghasilkan ekstrak lemak yang
sedikit pula.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.Kesimpulan
Setelahdilakukannyapercobaandandidapatkandata,makadapatdisimpulkanbahwa :1. Prinsip dari percobaan ini adalah gravimetri dan metode yang digunakan
adalah metode sokletasi.
2. Untuk dapat membebaskan lemak dari kacang tanah tersebut maka
harus dihidrolisa dalam suasana asam dengan menggunakan larutan
HCl.
3. Lemak merupakan senyawa non polar, oleh karena itu senyawa yang
dapat mengekstraknya juga non polar seperti larutanheksan.
4. Massa lemak yang diperoleh adalah sebesar 0,73 gram, dan kadar
lemak yang dikandung dalam 2gram kacang adalah sebesar 36,5%.
3.2.Saran
Untukdidapatkanhasil yang lebihmaksimal, makadisarankankepadapraktikanselanjutnyauntuk :1. Lakukan penimbangan sampel secara teliti dan bersifat analitik.
2. Lakukan penambahan zat dengan kadar yang tepat.
3. Fastikan senyawa yang akan diekstrak telah benar-benar memiliki
pHyang netral.
4. Lakukan proses sokletasi dengan benar dan pastikan tidak ada zat atau
senyawa yang menguap selama proses berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger. 1998. DASAR-DASAR BIOKIMIA. Jakarta :Erlangga.
Soendoro, R. 1989. PRINSIP-PRINSIP BIOKIMIA. Jakarta : Erlangga.
Syafrudin dan Santoso Tj. 2011. OPTIMASI TEKNIK ISOLASI DAN PURIFIKASI DNA YANG EFISIEN DAN EFEKTIF PADA KEMIRI SUNAN. Jurnal Utri 17(1) : 11-17.
Yutranti, E. 2006. PENGEMBANGAN TEKNIK ISOLASI DNA TUMBUHAN MENGGUNAKAN DETERGEN KOMERSIAL. Seminar Nasional MIPA 2006.
TUGAS
1. Dua tahapan penting agar proses ekstraksi DNA berhasil yaitu,
a. Proses pemisahan atau penghancuran membrane dan dinding sel yang
bertujuan untuk mengeluarkan isi sel.
b. Proses pengendapan DNA dari larutan suspense sel dengan
menggunakan alcohol dimana dalam proses ini as. Nukleat diendapkan
dengan alcohol dingin sehingga terbentuk kabut atau benang yang
merupakan DNA.
2. Hasil DNA ekstraksi dapat diamati dengan jelas sedangkan RNA tidak,
karena pada tahapan presipitasi DNA yang terpresipitasi akan terpisah dari
residu-residu RNA dan protein yang masih tersisa. Residu juga mengalami
koagulasi namun tidka membentuk struktur fiber sehingga hasil ektraks
DNA dapat diamati dengan jelas.
3. Tujuan proses pengujian DNA hasil ekstraksi yaitu untuk menentukan
karakteristik komposisi nukleotida penyusun DNA . Komponen DNA yang
terkandung dalam buah sama dengan pada hewan dan manusia, karena
tergolong organism eukariotik. Ektraksi DNA dari organism eukariotik
dilakukan melalui proses pengahncuran dinding sel, penghilangan protein
dan RNA, pengendapan DNA dan pemanasan.
4. Ekstrak DNA darus dilarutkan dalam buffer pH 8 karena agar DNA tidak
rusak atau tidak terjadi denturasi pada DNA.