43
A. Pancasila sebagai Ideologi 1. Pengertian ideologi Istilah ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Kata ‘idea’ sendiri berasal dari bahasa Yunani ‘eidosyang berarti bentuk. Selanjutnya kata ‘ideinyang berarti melihat. Dengan demikian secara harfiah ideologi berarti ilmu pengertian- pengertian dasar, cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham (Hidayat, 2001; Kaelan, 2005). Beberapa pengertian tentang ideologi dikemukakan para pakar seperti berikut: a. Anthony Downs (1957 dalam Hidayat, 2001) memberi pengertian ideologi sebagai seperangkat asumsi dasar baik normatif maupun empiris mengenai sifat dan tujuan manusia atau masyarakat agar dapat dipakai untuk mendorong serta mengembangkan teori politik. b. Poespowardojo (1992) berpendapat ideologi sebagai kompleksitas pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi landasan bagi

· Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

A. Pancasila sebagai Ideologi

1. Pengertian ideologi

Istilah ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti gagasan,

konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Kata

‘idea’ sendiri berasal dari bahasa Yunani ‘eidos’ yang berarti bentuk.

Selanjutnya kata ‘idein’ yang berarti melihat. Dengan demikian secara

harfiah ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar, cita-cita yang

bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap

itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham (Hidayat, 2001;

Kaelan, 2005).

Beberapa pengertian tentang ideologi dikemukakan para pakar

seperti berikut:

a. Anthony Downs (1957 dalam Hidayat, 2001) memberi

pengertian ideologi sebagai seperangkat asumsi dasar baik

normatif maupun empiris mengenai sifat dan tujuan

manusia atau masyarakat agar dapat dipakai untuk

mendorong serta mengembangkan teori politik.

b. Poespowardojo (1992) berpendapat ideologi sebagai

kompleksitas pengetahuan dan nilai yang secara

keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang

(masyarakat) untuk memahami jagad raya dan bumi

seisinya serta menentukan sikap dasar untuk

mengolahnya.

c. Thompson (1984) menjelaskan ideologi adalah

seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi

pada tindakan yang diorganisasi menjadi suatu sistem

yang teratur.

d. Horton & Hunt (1984) menjelaskan ideologi sebagai suatu

sistem gagasan yang menyetujui seperangkat norma.

e. Newman (1973) menyatakan ideologi sebagai seperangkat

gagasan yang menjelaskan atau melegalisasikan tatanan

sosial, struktur kekuasaan atau cara hidup dilihat dari segi

Page 2: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

tujuan, kepentingan atau status sosial dari kelompok atau

kolektivitas dimana ideologi itu muncul.

f. Mubyarto (1992) memberi pengertian ideologi adalah

sejumlah doktrin, kepercayaan dan simbol-simbol

kelompok masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi

pegangan dan pedoman kerja atau perjuangan untuk

mencapai tujuan masyarakat bangsa.

g. Tjokroamidjojo (1992) yang menyitir pendapat Shill

bahwa ideologi adalah keharusan untuk melaksanakan

dalam sikap, perilaku dan perbuatan penganutnya, yang

diusahakan diundangkan secara legal dan dihubungkan

dengan suatu badan kelembagaan untuk merealisasikan

pola kepercayaan tersebut.

2. Karakteristik Ideologi

Hidayat (2001); Kaelan (2005), menyatakan ideologi sebagai

pandangan masyarakat memiliki karakteristik:

a. Ideologi sering muncul dan berkembang dalam ssituasi kritis.

b. Ideologi memiliki jangkauan yang luas, beragam, dan terprogram.

c. Ideologi mencakup beberapa strata pemikiran dan panutan.

d. Ideologi memiliki pola pemikiran yang sistematis.

e. Ideologi cenderung eksklusif, absolut dan universal.

f. Ideologi memiliki sifat empiris dan normatif.

g. Ideologi dapat dioperasionalkan dan didokumentasikan

konseptualisasinya.

h. Ideologi biasanya terjadi dalam gerakan-gerakan politik.

3. Fungsi Ideologi

Hidayat (2001) fungsi ideologi bagi manusia adalah:

a. Sebagai pedoman bagi individu, masyarakat, atau bangsa untuk

berpikir, melangkah dan bertindak.

Page 3: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

b. Sebagai kekuatan yang mampu memberi semangat dan motivasi

individu, masyarakat dan bangsa untuk mencapai tujuan.

c. Sebagai upaya menghadapi berbagai persoalan masyarakat dan

bangsa di segala aspek kehidupan.

Cahyono & Al Hakim (1982), menjelaskan fungsi ideologi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara adalah:

a. Sebagai sarana untuk memformulasikan dan mengisi kehidupan

manusia secara individual.

b. Membantu manusia dalam upaya untuk melibatkan diri di berbagai

sektor kahidupan masyarakat.

c. Memberikan wawasan umum mengenai eksistensi manusia,

masyarakat dan berbagai institusi yang ada dalam masyarakat.

d. Melengkapi struktur kognitif manusia.

e. Menyajikan suatu formulasi yang berisi panduan untuk mengarahkan

berbagai pertimbangan dan tindakan manusia baik sebagai individu

maupun sebagai anggota masyarakat.

f. Sebagai sarana untuk mengendalikan konflik (fungsi integratif).

g. Sebagai lensa dan cermin bagi individu untuk melihat dunia dan

dirinya, serta sebagai jendela agar orang lain bisa melihat dirinya.

h. Sebagi kekuatan dinamis dalam kehidupan individu maupun

kolektif, memberikan bekal wawasan mengenai misi dan tujuan, dan

sekaligus mampu menghasilkan komitmen untuk bertindak.

Sementara itu Poespowardjojo (1992), menyatakan bahwa ideologi

memiliki fungsi:

a. Struktur kognitif, ialah keseluruhan pengetahuan yang dapat

merupakan landasan untuk memahami dan menafsirkan dunia dan

kejadian-kejadian alam sekitarnya.

b. Orientasi dasar dengan membuka wawasan yang memberikan makna

serta menunjukan tujuan dalam kehidupan manusia.

c. Norma yang menjadi pedoman dan pegangan bagi seseorang untuk

melangkah dan bertindak.

Page 4: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

d. Bekal dan jalan bagi seseorang untuk menentukan identitasnya.

e. Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang

untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan.

f. Pendidikan bagi orang atau masyarakat untuk memahami,

menghayati serta mempolakan tingkah lakunya sesuai dengan

orientasi dan norma-norma yang terkandung di dalamnya.

4. Kedudukan Pancasila dan Fungsi Pancasila dalam Kehidupan

NKRI

Pancasila menempati dua kedudukan utama, akni sebagai dasar

negara dan pandangan hidup bangsa. Sebagai dasar negara, Pancasila

dijadikan sebagai dasar atau landasan dalam mandirikan bangunan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Perwujudan Pancasila sebagai dasar

negara ditampakkan dalam hukum nasional, dimana Pancasila harus

menjadi sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia.

Sedangkan sebagai pandangan hidup bangsa (way of life), Pancasila

memberikan tuntunan pada seluruh bangsa Indonesia dalam kehidupan

sehari-hari.

Disamping dua kedudukan utama Pancasila di atas, terdapat juga

fungsi-fungsi Pancasila, antara lain:

1. Sebagai kepribadian bangsa Indonesia, Pancasila merupakan sikap

mental, tingkah laku dan amal perbuatan bangsa Indonesia yang bersifat

khas yang berbeda dengan kepribadian bangsa-bangsa lain.

2. Pancasila sebagai jiwa dan moral bangsa Indonesia, artinya Pancasila

itu merupakan jiwanya bangsa Indonesia.

3. Pancasila sebagai perjanjian luhur, maksudnya Pancasila itu merupakan

hasil perjanjian dari wakil-wakil rakyat yang mengesahkan perjanjian

itu.

4. Sebagai falsafah yang mempersatukan bangsa Indonesia, dalam arti

bahwa Pancasila merupakan sarana yang ‘ampuh’ untuk

mempersatukan bangsa Indonesia.

Page 5: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

5. Sebagai ideologi negara dan bangsa Indonesia, maksudnya Pancasila itu

merupakan prinsip yang mengantarkan bangsa Indonesia dalam

mengejar cita-cita nasionalnya.

5. Pancasila sebagai Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi nasional, memiliki kekuatan

mengikat dan berlaku bagi segenap bangsa Indonesia dan kekuatan

sosial-politik yang ada di Negara Indonesia. Pancasila sebagai ideologi

nasional pada hakekatnya berupaya meletakkan secara proporsional

bahwa kepentingan bangsa dan negara harus ditempatkan pada

kedudukan utama atas kepentingan apapun. Kepentingan pribadi atau

kelompok menjadi nomor dua, manakala dipersandingkan dengan

“National Interest” (kepentingan nasional).

Dardji Darmodihardjo (1986), mengatakan bahwa tujuan

Pancasila sebagai ideologi adalah:

a. Memperkuat kepribadian bangsa Indonesia agar terhindar dari

ancaman dan gangguan kepribadian dan ideologi lain.

b. Mengembangkan demokrasi berdasarkan pada Pancasila, persatuan

dan kesatuan bangsa.

c. Memeantapkan pengembangan dan penerusan jiwa, semangat dan

nilai-nilai 1945 kepada generasi muda.

d. Memantapkan ketahanan nasional.

e. Meningkatkan kemampuan dalam mewujudkan kesejahteraan

nasional.

Kedudukan Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia tidak

bisa terlepas dari kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup dan

dasar negara bangsa Indonesia. Keberadaan Pancasila sebagai ideologi

bangsa Indonesia merupakan suatu realitas yang tidak bisa dibantah

sebagai suatu bentuk perjalanan sejarah perjuangan bangsa Indonesia

sejak masyarakat Indonesia ada, mulai memproklamirkan

Page 6: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

kemerdekaannya, hingga saat sekarang ini dalam menuju terwujudnya

masyarakat yang dicita-citakan.

Kedudukan Pancasila sebagai ideologi bangsa, termaktub di

dalam Pembukaan UUD 1945, adalah dasar negara dari Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus dilaksanakan secara

konsisten dalam kehidupan bernegara. Dasar negara yang dimaksud

dalam pembukaan UUD 1945 tersebut mengandung makna ideologi

nasional sebagai cita-cita dan tujuan negara.

Secara demikian, makna Pancasila sebagai ideologi bangsa

adalah sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, keyakinan dan nilai-

nilai bangsa Indonesia yang secara normatif perlu diimplementasikan

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

6. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Kaelan menjelaskan perbedaan antara ideologi terbuka dan

ideologi tertutub sebagai berikut:

Ideologi terbuka Ideologi tertutup

Nilai dan cita-citanya tidak

dipaksakan dari luar.

Bukan merupakan cita-cita

yang sudah hidup dalam

masyarakat.

Nilai-nilai dan cita-cita

digali dari kekayaan rohani.

Moral dan budaya

masyarakat sendiri.

Merupakan cita-cita satu

kelompok orang yang

mendasari suatu program

untuk merubah dan

membaharui masyarakat.

Hasil musyawarah dan

konsensus masyarakat.

Dibenarkan atas nama

ideologi masyarakat harus

berkorban.

Page 7: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

Milik seluruh rakyat, oleh

karena itu sekaligus sebagai

kepribadian masyarakat.

Kepercayaan dan kesetiaan

ideologis yang kaku.

Isinya tidak operasional,

menjadi operasional bila

diwujudkan dalam

konstitusi.

Bukan berupa nilai-nilai

dan cita-cita .

Bersifat dinamis dan

reformis.

Terdiri atas tuntutan konkrit

dan operasional yang

diajukan secara mutlak.

Adanya ketaatan yang

mutlak, bahkan kadang

dengan menggunakan

kekuatan dan kekuasaan.

Diadaptasi dari: Kaelan 2005

Pancasila sebagai suatu ideologi yang bersifat terbuka,

reformatif dan dinamis dimaksudkan bahwa ideologi Pancasila bersifat

actual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan

dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta

dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi

terbuka adalah:

a. Nilai dasar, yaitu hakekat kelima Pancasila. Niali dasar ini

merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal,

sehingga dalam nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta

nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar tersebut tertuang di dalam

Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu Pembukaan UUD 1945

merupakan suatu norma dasar yang merupakan tertib hokum

tertinggi, sebagi sumber hukum positif dan memiliki kedudukan

sebagai pokok kaidah negara yang fundamental. Nilai dasr ini

Page 8: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

bersifat tetap dan terlekat pada kelangsungan hidup negara. Nilai

dasar ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD

1945.

b. Nilai instrumental, merupakan arahan, kebijakan, strategi, sasaran

serta lembaga pelaksanaannya. Nilai instrumental ini merupakan

penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila.

c. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental

dalam suatu realisasi pengamalan yang bersifat nyata, dalam

kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dalam realisasi praksis inilah penjabaran nilai-nilai Pancasila

senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan

perbaikan atau reformasi (Kaelan,2005).

Sebagai ideologi terbuka secara struktural Pancasila memiliki

dimensi idealistis, normatif dan realistis. Dimensi idealistis, dalam

ideologi Pancasila adalah nilai-nilai dasar yang terkandung dalam

Pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh yaitu

hakikat nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, yaitu

Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.

Dimensi normatif, adalah nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma-norma

kenegaraan yang lebih operasional. Oleh karena itu Pancasila

berkedudukan sebagai norma tertib hokum tertinggi dalam negara

Indonesia. Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu

mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang dalam

masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selain memiliki dimensi nilai-

nilai ideal secara normatif, Pancasila harus mampu dijabarkan dalam

kehidupan masyarakat secara nyata baik dalam kehidupan sehari-hari

maupun dalam penyelenggaraan negara.

Page 9: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

7. Kaji Banding Kepribadian Bangsa Indonesia dan Bangsa Lain

Hal yang perlu diperhatikan dalam mencermati nilai bangsa lain

adalah perlunya kesadaran bahwa kehidupan itu sifatnya utuh, tidak

terpecah-pecah. Jadi tidak ada suatu bangsa yang hanya memiliki nilai

yang bermakna positif tanpa memiliki nilai negatif, begitu pula

sebaliknya. Kesimpulannya, dalam kehidupan manusia setiap kelompok

manusia (bangsa) memiliki nilai-nilai yang sifatnya positif, dan juga

memiliki nilai-nilai yang sifatnya negatif. Sifat positif dan negatif

dalam kehidupan manusia ini merupakan satu kesatuan yang utuh dan

kodrati.

Demikian halnya dengan bangsa Indonesia, walaupun dikenal

sebagai bangsa yang kaya akan nilai-nilai positif seperti ramah, sopan,

toleran, rukun dan sebagainya, namun juga memiliki beberapa nilai

yang dikategorikan negatif, seperti suka meremehkan mutu, suka

melanggar peraturan, tidak percaya pada dirinya sendiri, tidak

berdisiplin, dan sebagainya.

Di bawah ini disajikan beberapa nilai yang dapat dikategorikan

positif untuk kehidupan manusia dan kemanusiaan dari bangsa barat

yang dibandingkan dengan nilai dari bangsa Indonesia:

Kepribadian Indonesia Kepribadian Barat

Kehidupan kolektif Berpikir logis, rasional.

Gotong royong Berpikir dan bertindak

sistematis.

Mementingkan diskusi-

diskusi tentang kebatinan;

Hubungan antar manusia

berdasarkan azas-guna.

Page 10: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

dan mementingkan

mistik.

Orang Indonesia memang

tidak suka berusaha

dengan sengaja, dengan

gigih dan tekun, agar

dapat mencapai suatu

tujuan material; tetapi ini

tidak berarti bahwa

mereka tidak

mementingkan materi.

Individualisme.

Adat sopan-santun dalam

kebudayaan-kebudayaan

di Indonesia pada

umumnya memang

menyaratkan sifat ramah.

Organisatoris.

Dalam kebudayaan Asia

pada umumnya,

khususnya di Indonesia

pada sifat individualisme

memang kecil sekali.

Orang Amerika bersikap

ramah secara spontan dan

tidak hanya secara

lahiriah saja.

Memiliki daya kreatifitas

(ukil) yang tinggi.

Adat sopan-santun

Jepang.

Supel. Adat sopan-santun dalam

berbagai kebudayaan

Cina dan India malahan

tidak mengutamakan

sikap ramah, tetapi lebih

menekan pada prinsip

untuk tidak merugikan,

tidak membuat malu dan

Page 11: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

tidak merendahkan orang

lain.

Sangat menghargai dan

menghormati hak asasi

manusia.

Mengagungkan nilai

kemanusiaan.

Mengagungkan

kebebasan.

8. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Nasional

Pancasila harus melandasi seluruh gerak pembangunan nasional,

yang meliputi seluruh bidang kehidupan politik, ekonomi, sosial-

budaya dan pertahanan keamanan (POLEKSOSBUDHANKAM).

Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya untuk melakukan

perubahan dari suatu kondisi kepada kondisi yang lebih baik. Setiap

negara membutuhkan pembangunan untuk melakukan perubahan sosial

menuju ke suatu tujuan yang ditentukan dan disepakati bersama

(Wijaya,2001).

Pembangunan nasional harus berlandaskan kepada ideologi

bangsa. Oleh karena itu, pembangunan nasional di Indonesia harus

berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Tahapan

pembangunan nasional, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan maupun

pengawasan serta evaluasi hasil pembangunan, kesemuanya harus

terinspirasi, terpedomani serta terstandarisasi terhadap nilai-nilai

Pancasila, dalam mewujudkan tujuan NKRI sebagaimana tercantum

dalam Pembukaan UUD 1945. Jadi, Pancasila harus dijadikan sebagai

kerangka berpikir yang sistematis dalam menjalankan kinerja

pembangunana nasional, oleh seluruh aktor pembangunan nasional

mulai daerah sampai dengan pusat.

Page 12: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

Sekalipun paradigma telah jelas, kerangka nilai-nilai sebagai

pedoman pelaksanaan pembangunan telah ada, namun pembangunan

nasional Indonesia hingga saat ini masih dikatakan belum mencapai

tujuan nasional. Hal ini dikarenakan adanya kesalahan di dalam

memahami, menafsirkan dan melaksanakan Pancasila dengan cara

dilepaskan, diredusir, dan nilai-nilai yang tercantum dalam Pembukaan

UUD 1945 sedemikian rupa sehingga Pancasila disalahgunakan untuk

tujuan-tujuan yang justru bertentangan dengan Pancasila itu sendiri.

Sekarang kesalahan itu harus tidak terulang lagi. Komitmen

nilai-nilai Pancasila sebagai paradigma pembangunan sudah harus

Nampak dalam tataran praksis pembangunan. Oleh karena itu hubungan

nilai-nilai dasar, nilai-nilai instrumrntal dan nilai praksis Pancasila

harus benar-benar nampak dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

9. Pancasila dan Pengembangan Iptek

Ilmu pengetahuan dan teknologi di manapun tempatnya dan

kapan pun terjadinya tidak mungkin dapat berkembang atau

dikembangkan secara optimal, baik secara kuantitatif maupun kualitatif,

bilamana tanpa didasari pada situasi yang kondusif secara kultural

maupun struktural (Wibisono, 2001).

Kultural dalam arti bahwa warga masyarakat pengembang ilmu

pengetahuan hendaknya memiliki sikap akademis, menjadikan dirinya

sebagai musafir yang menjelajahi gurun ilmu pengetahuan yang tiada

bertepi, melakukan pengambangan mental yang tidak akan berakhir

pada suatu titik henti. Berjalan terus seiring dengan perjalanan hidup

masyarakat.

Kebenaran ilmiah hendaknya dipandang sebagai suatu yang

bukan barang jadi, selesai, mati dalam kebekuan normatif. Kebenaran

ilmiah adalah sesuatu yang relatif dan tentatif, sepanjang paradigma

yang mendukungnya masih berfungsi dan mampu menjawab persoalan-

persoalan yang dihadapi manusia pada saat itu.

Page 13: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

Pancasila dalam konteks pengembangan ilmu pengetahuan

memberi ruang yang seluas-luasnya untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang mampu meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Permasalahannya di dalam upaya mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi hendaknya tidak melupakan implementasi

nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sehari-hari.

Posisi Pancasila sebagai paradigma dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi terletak pada dasar dan arah penerapannya,

yaitu pada aspek ontologis, epistomologis dan aksiologis (Wibisono,

2001). Bagaimanapun tingginya perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, bila tidak diimbangi dengan nilai-nilai moral yang bersumber

pada nilai-nilai budaya masyarakat, maka ilmu pengetahuan dan

teknologi tersebut menjadi ‘mandul’. Artinya perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang sedemikian pesat, tidak mampu

mempengaruhi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Menempatkan Pancasila sebagai paradigma dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut adanya

keharusan bahwa Pancasila harus dipahami secara benar, karena pada

gilirannya nilai-nilai Pancasila dijadikan asumsi-asumsi dasar bagi

pemahaman di bidang ontologis, epistemologis, dan aksiologisnya.

Dengan demikian Pancasila harus dipahami sebagai satu

kesatuan organis, dimana masing-masing sila saling menjiwai sila yang

lain. Pemahaman mengenai Pancasila juga harus diletakkan dalam satu

kesatuan integrative dengan pokok-pokok pikiran yang digariskan di

dalam Pembukaan UUD 1945. Tanpa pemahaman seperti itu Pancasila

akan kehilangan maknanya, Pancasila dapat ditafsirkan secara

subyektif, menjadi terdistorsi dan kontraproduktif.

Bertolak dari hal tersebut, menempatkan Pancasila sebagai

paradigma dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

diawali dengan pemahaman secara utuh-mendasar oleh bangsa

Indonesia dan disertai niat serta sikap tidak meragukan lagi akan

kebenaran Pancasila.

Page 14: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan
Page 15: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

B. Globalisasi

1. Pengertian globalisasi

a. Globalisasi merupakan istilah popular yang ditemukan oleh ahli Ilmu

Komunikasi bernama Marshall McLuhhan dalam bukunya

“Understanding Media” (tahun 1964). Menurutnya, dengan

ditemukannya revolusi teknologi informasi, maka dunia akan

menjadi seperti “desa buana” (global village). Untuk bahan kajian,

berikut ini dikemukakan beberapa definisi globalisasi.

b. Globalisasi berarti sebagai proses terjadinya perluasan skala

kehidupan manusia yang multidimensial, dari formatnya yang local

dan kemudian nasional, untuk menuju format baru yang meliputi

seluruh dataran bumi tanpa kecuali (Wignjosoebroto, 1994).

c. Globalisasi merupakan transformasi sosial budaya dalam lingkup

global, yang mampu mendorong perubahan lembaga, pranata dan

nilai-nilai sosial budaya. Perkembangan dan transformasi sosial

budaya terjadi pada tingkat lokal atau nasional, akan mampu

menembus batas-batas tradisional ke segala tempat (Dahlan, 1996).

d. Globalisasi memiliki dua pengertian; pertama, sebagai definisi yaitu

proses menyatunya pasar dunia menjadi satu pasar tunggal

(borderless market), dan kedua, sebagai “obat kuat” (prescription)

menjadikan ekonomi lebih efisien dan lebih sehat menuju kemajuan

masyarakat dunia (Mubyarto).

e. Globalisasi secara gramatikal diartikan sebagai proses dimana

keterkaitan dan ketergantungan antara entitas telah sampai pada titik

mutlak dimana segala sesuatu masuk ke ruang lingkup global.

Globalisasi biasa dikait-kaitkan dengan kemajuan teknologi

informasi, spekulasi dalam pasar uang, meningkatnya arus modal

lintas negara, pemasaran massal, pemanasan global, era perusahaan

multi nasional , hilangnya batas-batas antar negara dan kian

melemahnya kekuasaan negara (Budiono, 2005).

Terkait dengan variasinya konsep globalisasi, J.A. Scholte

(dalam Gunaryadi, 2005) menyimpulkan setidaknya ada lima kategori

Page 16: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

pengertian globalisasi yang umum ditemukan dalam literatur. Kelima

kategori definisi tersebut berkaitan satu sama lain dan kadangkala

saling tumpang-tindih, namun masing-masing mengandung unsur yang

khas.

Globalisasi sebagai internasionalisasi

Globalisasi dipandang sekedar sebuah kata sifat (ajective) untuk

menggambarkan hubungan antar batas dari berbagai negara. Ia

menggambarkan pertumbuhan dalam pertukaran dan interdependensi

internasional. Semakin besar volume perdagangan dan investasi

modal, maka ekonomi antar negara semakin terintegrasi menuju

ekonomi global dimana ekonomi nasional yang distingtif diserap dan

diartikulasikan kembali ke dalam suatu sistem melalui proses dan

kesepakatan internasional.

Globalisasi sebagai liberalisasi

Globalisasi sebagai liberalisasi merujuk pada sebuah proses

penghapusan hambatan-hambatan yang dibuat oleh pemerintah

terhadap mobilitas antar negara untuk menciptakan sebuah ekonomi

dunia yang terbuka dan tanpa batas. Mereka yang berpendapat

pentingnya menghapus hambatan-hambatan perdagangan dan control

modal biasanya berlindung di balik mantel globalisasi.

Globalisasi sebagai universalisasi

Globalisasi sebagai universalisasi merujuk kata ‘global’ digunakan

dengan pemahaman bahwa proses ‘mendunia’ dan ‘globalisasi’

merupakan proses penyebaran berbagai obyek dan pengalaman

kepada semua orang ke seluruh penjuru dunia. Contoh klasik dari

konsep ini adalah penyebaran teknologi, konputer, televisi, internet,

dan sebagainya.

Globalisasi sebagai westernisasi atau modernisasi

Globalisasi dalam konteks ini dipahami sebagai sebuah dinamika, di

mana struktur-struktur sosial modernitas (kapitalisme, rasionalisme,

industrialism, birokratisme, dan lain sebagainya) disebarkan

keseluruh penjuru dunia, yang dalam prosesnya cenderung merusak

Page 17: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

budaya setempat yang telah mapan serta merampas hak self-

determination rakyat setempat.

Globalisasi sebagai penghapusan batas-batas teritorial (atau sebagai

persebaran supra-teritorialitas).

2. Perlunya mempelajari materi globalisasi

Globalisasi memiliki arti penting bagi Indonesia, denga alasan

karena menghadirkan beberapa manfaat sebagai berikut:

a. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) yang

produktif, kreatif, dan inovatif.

b. Meningkatkan kerjasama antar bangsa. Dengan globalisasi, terjadi

hubungan antar bangsa yang saling mengisi dan saling

menguntungkan. Melalui globalisasi upaya menciptakan perdamaian

dunia bisa ditingkatkan. Dengan media komunikasi modern dapat

menciptakan masyarakat, bangsa dan negara saling berhubungan

dalam memecahkan masalah-masalah global.

c. Memacu penyelesaian isu yang ada secara terbuka. Dengan

globalisasi, membantu Indonesia dalam menangkap banyak isu dan

masalah yang berdimensi universal. Sekarang, Indonesia justru

semakin akrab dengan isu-isu seputar lingkungan, demokratisasi,

HAM, kesetaraan gender, dan belakangan terorisme.selain itu,

banyak tindak kejahatan yang lingkupnya melewati batas-batas

negara (transbonder crime), misalnya penangkapan ikan ilegal,

pencucian uang, serta perdagangan senjata dan manusia (Perdana,

2002).

d. Memperkenalkan budaya Indonesia dan pariwisata nasional kepada

bangsa lain. Globalisasi yang ditandai oleh berbagai kemajuan,

terutama transportasi, informasi dan komunikasi, akan sangat

bermanfaat bagi Indonesia untuk memperkenalkan budaya Indonesia

yang multikultural dengan segala keunikan dan keanggunannya

kepada dunia.

e. Meningkatkan kerjasama dalam bidang pertahanan dan keamanan.

Masalah pertahanan dan keamanan merupakan masalah serius saat

Page 18: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

ini, ketika globalisasi menjadikan antar negara seakan tanpa batas

(bounderless). Untuk itu kerjasama dalam bidang pertahanan dan

keamanan baik pada skala regional maupun internasional kiranya

sangat penting dilakukan.

3. Faktor pendukung globalisasi

Globalisasi yang terjadi dewasa ini merupakan fenomena

teknologi, ekonomi, sosial, politik, dan budaya sekaligus. Globalosasi

didorong oleh kemajuan teknologi, khususnya di bidang transportasi

dan komunikasi. Beberapa faktor yang mendorong globalisasi, antara

lain sebagai berikut:

a. Pendukung utama arus globalisasi adalah negara-negara maju,

kapitalis, negara barat, didukung dengan keperkasaan teknologi,

ketersediaan dana, dan kelengkapan jaringan media informasinya.

b. Faktor ketidaksamaan kepemilikan dalam sumber daya manusia dan

sumber daya alam mendorong masyarakat/bangsa untuk

mengintensifkan hubungan demi terpenuhinya kebutuhan.

c. Faktor teknologi transportasi dan komunikasi yang semakin canggih

sehingga kejadian di suatu tempat akan berpengaruh pada tempat

lain menjaga eksistensi suatu bangsa perlu mengembangkan sarana

diplomatik di samping kerjasama di bidang militer.

d. Tidak kalah pentingnya dalam percaturan hubungan internasional

dewasa ini telah berkembang isu-isu global seperti demokratisasi,

HAM, lingkungan hidup, masalah terorisme, narkoba dan lain-lain,

dapat mempercepat globalisasi.

4. Dampak globalisasi bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara

Bagi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, globalisasi

memiliki dampak positif dan negatif. Terhadap dampak positif yang ini

harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kemajuan dan

kesejahteraan masyarakat. Di samping itu perlu diantisipasi dampak

negatif globalisasi agar tidak merugikan atau bahkan menghancurkan

perikehidupan bangsa Indonesia.

Page 19: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

a. Dampak positif globalisasi bagi Indonesia

Dampak positif dengan adanya globalisasi bagi bangsa

Indonesia antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut:

Semangat kompetitif

Dampak globalisasi adalah memacu persaingan

(kompetitif). Untuk mengikuti arus globalisasi suatu negara

dituntut mampu bersaing di dunia internasional agar tetap eksis

sebagai suatu negara yang terintegrasi (integrasi nasional) karena

kunci utama dari globalisasi adalah liberalisasi.

Globalisasi mendorong untuk mewujudkan kehidupan

yang semakin baik sebagaimana telah dinikmati manusia di

negara –negara industri. Situasi ini menyadarkan manusia atas

potensi dan kualitas dirinya, baik sebagai individu maupun

anggota masyarakat juga bangsa yang akan diiringi dengan segala

upaya untuk meningkatkan kualitas diri setara dengan kualitas

manusia di negara maju dan modern. Usaha meningkatkan

kualitas diri menjadi prasyarat bagi perwujudan kahidupan

mendatang yang lebih baik.

Kemudahan dan kenyamanan hidup

Globalisasi yang seiring dengan kemajuan bidang

informasi, komunikasi dan transportasi telah memberi kemudahan

dan kenyamanan hidup masyarakat/bangsa Indonesia. Dengan

kemajuan komunikasi memudahkan mengadakan hubungan, tidak

saja antar kota, juga antar negara dan antar benua. Kemajuan

informasi memberi kemudahan masyarakat/bangsa memperoleh

informasi apapun yang dibutuhkan.

Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaan

Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaan akan

meningkat tidak saja intern bangsa, namun sudah bersifat

universal. Informasi mengenai keprihatinan dan penderitaan

sejumlah manusia di suatu negara, memotivasi pemerintah di

Page 20: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

negara lain untuk ikut membantu meringankan penderitaan yang

dirasakan sesamanya.

Kesadaran dalam kebersamaan

Sikap perilaku toleransi serta solidaritas antar bangsa

selanjutnya berkembang menjadi kesadaran dalam kebersamaan

untuk mengatasi berbagai masalah, dimana ancaman dan bencana

bagi keselamatan dunia sebagai satu-satunya planet tempat tinggal

bagi umat manusia merupakan ancaman bersama. Misalnya

penebangan hutan tropis yang dilakukan negara di garis

katulistiwa telah mengancam kelangsungan hidup tidak saja bagi

manusia yang tinggal di daerah tropis, namun juga mereka yang

tinggal di belahan bumi yang lain. Oleh karena banyak protes dari

organisasi yang peduli lingkungan seperti Green Peace atas

pengrusakan hutan.

Menumbuhkan sikap terbuka

Globalisasi berdampak tumbuhnya sikap terbuka manusia

maupun bangsa. Sikap terbuka ini untuk mengenal dan

menghormati perbedaan, kelebihan, kekurangan dalam kehidupan

manusia sebagai individu maupun bangsa yang hidup di wilayah/

negara lain. Kemampuan untuk menghargai perbedaan tersebut

akan mendorong manusia/ bangsa berusaha untuk sama belajar

dan membelajarkan, sikap terbuka disertai dengan kemauan untuk

berdialog secara mendalam untuk memecahkan persoalan

bersama akan menciptakan pencerahan (enlightment) bagi

mereka.

Globalisasi memberi tawaran baru

Globalisasi menawarkan banyak kesempatan yang belum

pernah ada sebelumnya. Contoh paling gampang kesempatan

untuk mengakses ilmu pengetahuan seluas-luasnya di internet.

Pada masa lalu, internet belum menjamur sepserti sekarang,

sehingga kita mengalami kesulitan untuk mengakses informasi

lain dalam pembelajaran, selain dari buku-buku teks yang

Page 21: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

harganya mahal dan jumlahnya terbatas di Indonesia. Dengan

terus bertambahnya jumlah warnet, kita sekarang mendapat

informasi jauh lebih banyak daripada yang sepuluh tahun silam.

Terbukanya mobilitas sosial

Kemajuan transportasi mendorong mobilitas sosial yang

semakin terbuka, di mana jarak tidak lagi menjadi permasalahan.

Dengan alat transportasi modern jarak bermil-mil dapat ditempuh

dalam tempo singkat. Misalnya kalau dahaulu para jemaah haji

Indonesia, harus menempuh perjalanan berminggu-minggu

dengan menggunakan kapal laut, maka sekarang dengan

menggunakan pesawat terbang hanya ditempuh selama kurang

lebih sepuluh jam sudah sampai Mekah.

b. Dampak negatif globalisasi bagi Indonesia

Realita menunjukkan bahwa globalisasi tidak sekedar

memberikan dampak positif. Karena jika dicermati akan membawa

beberapa dampak negatif yang sangat merugikan. Dampak-dampak

negatif globalisasi yang dimaksud antara lain sebagai berikut:

Pergeseran nilai

Globalisasi sering kali cenderung mengintrodusir

sesuatu yang baru, baik bersifat materiil maupun non materiil

yang bersifat asing dalam tempo yang sangat cepat. Akibanya di

satu pihak terlihat adanya manusia sebagai individu atau

kelompok (masyarakat dan bangsa) yang belum siap menerima,

mengadaptasi, mengadopsi dan menyerapnya. Di pihak lain

sesuatu yang baru (apakah nilai, teknologi, budaya dan

sebagainya) dari asing tersebut tidak secara otomatis dapat

diintegrasikan ke dalam kondisi individu atau masyarakat/

bangsa yang menerimanya. Dalam kondisi yang demikian

terjadi kegoncangan budaya sekaligus ketertinggalan budaya

(“cultural lag”), keresahan dan dilema dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Page 22: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

Pertentangan nilai

Dampak negatif berikutnya adalah masuknya nilai-nilai

baru dan asing yang tidak sejalan atau bahkan bertentangan

dengan nilai-nilai luhur dari pandangan hidup (way of life)

masyarakat/ bangsa. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari

kepribadian yang berdasarkan budaya masyarakat/ bangsa lain

atau nilai-nilai yang bersumber dari ilmu dan teknologi baru

yang masuk melalui komunikasi dan transportasi yang semakin

canggih. Contohnya pergaulan bebas, samenleven atau hidup

bersama tanpa nikah yang menjadi normal bagi tata pergaulan

bangsa barat, nyata bertentangan dengan nilai sosial yang

menjunjung pranata keluarga dan mengagungkan pernikahan.

Perubahan gaya hidup (life style)

Piliang, (1998) menegaskan terdapat delapan

perkembangan dan perubahan gaya hidup masyarakat/ bangsa

indonesia sebagai dampak globalisasi, yakni:

Ekonomi menjadi panglima. Kehidupan soaial dan kultural

dibentuk dan ditentukan arahnya oleh paradigma ekonomi.

Kemajuan pesat di bidang sain dan teknologi telah

mengkondisikan orang hidup di dalam penjara elektronika

dan penjara rumah.

Rasa ketidakamanan, keresahan dan ketakutan menghantui

dari setiap penjuru.

Tempo perubahan yang semakin tinggi dan kompleksitas

ekonomi, industri dan teknologi menyebabkan tekanan waktu

dan tempo kehidupan semakin tinggi.

Dengan kekayaan orang membutuhakan media untuk

menunjukkan kelas, status, prestise, dan massa menonton

gaya hidup mereka.

Industri-industri yang dikondisikan oleh tuntutan ideologi

dan logika komoditi menciptakan kondisi ke arah orientasi

Page 23: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

pada gaya hidup ini dengan memanfaatkan setiap aspirasi

konsumen.

Media cetak dan elektronika berperan besar dalam

menawarkan dan menaturalisasikan beraneka ragam pilihan

gaya hidup.

Selain itu, globalisasi juga mampu menghadirkan gaya hidup

konsumeris, dengan ciri sebagai berikut:

Merasa tabu dengan kerja tangan kasar dalam mencari nafkah

dan menganggap diri elit.

Menonjolkan kemewahan, berlomba mengonsumsi barang,

bersantai dan mempunyai banyak waktu luang.

Mencari uang dan popularitas tanpa memajukan masyarakat

dengan usaha produktif.

Memiliki keberanian tinggi dalam mengejar kemewahan,

kalau perlu dengan cara kotor seperti kekerasan, korupsi

untuk memenuhi tujuan mereka.

Berkurangnya kedaulatan negara

Globalisasi memang memunculkan kekhawatiran yang

luas bahwa kedaulatan suatu negara (bangsa) digerogoti.

Pemerintah kini harus mengakui dan bekerja di suatu

lingkungan di mana sebagian besar penyelesaian masalah harus

dirumuskan dengan memperhatikan dunia global.

5. Strategi mempelajari materi globalisasi

a. Mengevaluasi pengaruh globalisasi terhadap kehidupan berbangsa

dan bernegara Indonesia

Terbukti bahwa globalisasi telah mampu mempengaruhi

sendi-sendi kehidupan dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara,

terutama dalam bidang berikut:

1) Telekomunikasi. Kemajuan teknologi komunikasi-informasi

akhir-akhir ini pada dasarnya diakibatkan oleh keinginan

masyarakat dunia untuk lebih mengarahkan dan meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dunia secara keseluruhan. Bukti nyata

Page 24: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

teknologi telekomunikasi dapat dilihat dari penggunaan

teleconference dalam peradilan, disamping penggunaan telegraf,

dan telepon untuk keperluan komunikasi.

2) Komunikasi. Penggunaan hand phone yang memungkinkan orang

dapat menghubungi orang lain dengan cara cepat, dan sewaktu-

waktu. Penggunaan internet juga mempercepat komunikasi

dengan sangat modern dan canggih, sehingga antar negara seolah

tak berjarak. Penggunaan satelit untuk memudahkan mengakses

informasi dan telekomunikasi sudah bukan menjadi barang baru.

3) Transportasi. Terbukti dengan penggantian alat transportasi

tradisional seperti sepeda ontel, sado atau dokar dengan berbagai

jenis alat transportasi modern, seperti pesawat terbang, bus, kereta

api cepat, kapal mesin dan sebagainya yang semuanya dapat

menghemat waktu. Merupakan bukti dampak masuknya

globalisasi dalam kehidupan kita.

4) Makan dan minum. Makanan dan minuman dari negara lain yang

juga masuk ke Indonesia seiring arus globalisasi, seperti pizza

hut, McD, spaghetti, burger, dan segala makanan lain yang saat

ini menjadi alternative makanan favorit yang bahkan

menggantikan makanan konvensional yang selama itu telah

dikonsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia, seperti padi,

sagu, dan lain-lainnya.

5) Benda-benda elektronika. Elektronika juga merupakan bukti

globalisasi. Di Indonesia benda semacam ini dapat ditemukan

hampir setiap sudut rumah masyarakat dan bangsa Indonesia,

seperti TV, VCD, komputer, kulkas, radio, rice cooker, micro

wave dan sebagainya.

6) Di bidang kerja ekonomi antar negara. Globalisasi menuntut

kelompok kerjasama ekonomi antar negara untuk mencapai

efiensi, dan keunggulan kompetitif, menuju kesejahteraan

bersama seperti AFTA (Asean Free Trade Association), APEC

(Asia Pacific Economic Coorporation), yang waktu

Page 25: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

pelaksanaannya berbeda antar negara berkembang dengan negara

maju. Demikian juga adanya WTO (World Trade Organization).

b. Menentukan sikap terhadap pengaruh dan implikasi globalisasi

terhadap bangsa dan negara Indonesia

Implikasi globalisasi perlu dikendalikan. Dengan demikian

pengendalian globalisasi tidak lain harus dilakukan pada pihak yang

dikenai pengaruhnya, agar memiliki kemampuan menyeleksi

pengaruh yang positif dan negatif. Cara mengendalikan dampak

negatif globalisasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Pendidikan

Upaya pendidikan harus sampai pada terwujudnya warga

negara dengan kepribadian yang di dalamnya terintegrasi norma-

norma/ nilai-nilai berdasarkan pandangan hidup bangsanya.

Pengendalian ini diharapkan agar setiap individu menjadi warga

negara yang berkualitas, dalam arti harus menjadi penghayat dan

pengamal terbaik norma-norma/ nilai-nilai yang menjadi

pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendidikan dipandang sebagai lembaga yang menyiapkan

tenaga kerja terampil, professional, dan siap pakai bagi salah satu

segmen industri. Pendidikan harus dapat langsung dikaitkan

dengan dunia kerja pada sektor ekonomi formal.

2) Cara regulatif

Masyarakat tidak seluruhnya memiliki kesadaran untuk

membatasi diri dan kemampuan untuk mengendalikan diri dalam

menghadapi dampak negatif globalisasi, maka pemerintah harus

berusaha menjalankan peranannya secara sungguh-sungguh dan

ketat untuk mengatur dengan mengeluarkan peraturan (regulasi).

Pengawasan terhadap tempat hiburan yang terbuka untuk umum

yang disediakan untuk orang dewasa, sepatutnya pihak yang

berwenang melakukan usaha mencegah generasi muda yang

bermaksud ikut menikmatinya. Tempat-tempat hiburan gelap

sepatutnya ditutup. Usaha mendatangkan, memperjual belikan,

Page 26: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

menyewakan, dan mempertontonkan segala sesuatu yang merusak

generasi muda, sepatutnya bertindak keras.

3) Pengendalian sosial

Pengendalian sosial mutlak diperlukan. Dengan prinsip

“lebih baik mencegah daripada harus memperbiki atau

menyembuhkan pengaruh buruk globalisasi terhadap generasi

muda”. Untuk itu pengawasan sosial memerlukan keterpaduan,

agar kegiatannya berlangsung sinergis. Semua pihak harus

melaksanakannya secara konsekuen, agar tujuannya mencegah

pengaruh buruk globalisasi benar-benar terwujud secara efektif

dan efisien.

4) Memperkokoh nilai lokal

Globalisasi dapat dihadapi melalui penguatan nilai-nilai

local. Nisbitt dalam bukunya Global Paradox (1994)

mengungkapkan, Think Locally, Act Globally (Berpikirlah secara

lokal, berbuatlah secara global). Ungkapan ini menunjukkan

kepada kita bahwa di era globalisasi, nilai dan tradisi lokal harus

tetap dipertahankan. Selain itu, nilai budaya lokal yang dituduh

sebagai penghambat globalisasi sebenarnya mempunyai kekuatan

yang bisa dijadikan dasar atau acuan pengendalian nilai global.

5) Pemantapan nilai-nilai religius dan agama

Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, maka

penguatan nilai-nilai religius/agama merupakan kekuatan dalam

rangka pertahanan menghadapi gempuran dampak buruk

globalisasi. Mengaktualisasikan nilai-nilai religius dan agama

dalam kehidupan nyata menjadi pengendali pribadi dan keluarga,

masyarakat dan bangsa dalam menyikapi hal-hal buruk yang bisa

merendahkan derajat kemanusiaan.

6) Pemantapan identitas nasional, integrasi nasional dan wawasan

kebangsaan

Di era globalisasi identitas nasional, integrasi nasional dan

wawasan kebangsaan harus semakin dimantapkan. Dengan

Page 27: · Web viewPancasila dalam konteks pengembangan ... menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. ... kesadaran untuk membatasi diri dan

tujuan, agar loyalitas ganda sebagai warga bangsa dan negara

dunia terwujud secara proporsional. Sikap kokoh akan kecintaan

dan rasa hormat pada keluarga, daerah dan negaranya akan

berbanding secara proporsional dengan sikap kecintaan untuk

menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi keadilan sosial.