13
LAPORAN KETUA PANITIA KERJA RANCANGANUNDANG-UNDANG TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS Jakarta, 14 September 2009 / it / ARSIP DAN DOKUMENTASI

DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

LAPORAN

KETUA PANITIA KERJARANCANGANUNDANG-UNDANG

TENTANGKAWASAN EKONOMI KHUSUS

Jakarta, 14 September 2009

/it /

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 2: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

LAPORAN KETUA PANITIA KERJAKEPADA PANITIA KHUSUS

RANCANGAN UNDANG-UNDANGTENTANG

KAWASANEKONOMIKHUSUS

Senin, 14 September 2009

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh;

Salam sejahtera bagi kita semua;

Yth. Saudara Pimpinan Rapat dan Anggota Panitia KhususRancangan Undang-Undang tentang Kawasan EkonomiKhusus;

Yth. Saudara Menteri Perdagangan, Saudara Menteri Keuangan,Saudara Menteri Perindustrian, dan Saudara Menteri Hukumdan Ham, beserta jajarannya.

Yth. Para Wartawan media cetak dan elektronik, serta

Hadirin yang berbahagia.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat TuhanYang Maha Kuasa, karena atas perkenannya kita dapat menghadiri RapatKerja yang salah satu agendanya adalah Pembahasan Tingkat I yaituPengambilan Keputusan terhadap Rancangan Undang-Undang TentangKawasan Ekonomi Khusus yang mana pembahasan dalam Panitia Kerjatelah diselesaikan oleh Panja DPR RI bersama Pemerintah yang diwakiliDirjen Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan RepublikIndonesia pada tanggal 7 September 2009.

Mewakili seluruh anggota Panja DPR RI yang membahas RUUTentang Kawasan Ekonomi Khusus perkenankanlah kami selaku KetuaPanja menyampaikan hal-hal yang perlu kami laporkan di dalam RapatKerja Pansus RUU tentang KEK pada hari ini.

1

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 3: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

Perlu kami jelaskan bahwa pembahasan RUU Tentang KEK olehPanja memakan waktu sekitar 4 (empat) bulan dimulai sejak diputuskannyapembahasan substansi yang harus dibahas Panja oleh Rapat Kerja padatanggal 24 Juni 2009 sampai dengan disampaikannya laporan Panja padahari ini.

Anggota Panja sangat menyadari dampak dari pengaturan tentangKawasan Ekonorni Khusus ini bagi perekonomian nasional terutama padapertumbuhan sektor Industri dan perdagangan di suatu daerah yangditetapkan sebagai KEK sehingga berhak menikmati berbagai fasilitas dankemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuktujuan ekspor, usaha impor barang yang belum ada substitusi lokalnyasehingga dengan demikian diharapkan pula sektor penerimaan negara danpenerimaan daerah akan meningkat dengan terjadinya percepatanpertumbuhan ekonomi di suatu KEK.

Secara terperinci Pelaksanaan Rapat Panja Pembahasan RUUTentang KEK dapat kami kemukakan sebagai berikut:

1. Rapat Pimpinan Panja sebanyak 4 kali2. Rapat Intern Panja sebanyak 4 Kali3. Rapat Panitia kerja sebanyak 9 kali4. Rapat Tim Perumus 3 kali5. Rapat Tim Sinkronisasi sebanyak 2 kali

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa mekanisme pembahasanterhadap RUU ini berdasarkan amanat yang diberikan oleh Pansus kepadaPanitia Kerja yang hanya membahas substansi DIM Fraksi-Fraksi.

Panja juga membentuk Tim Perumus yang membahas perumusanpengaturan di dalam Konsiderans Menimbang, Mengingat, KetentuanUmum,Satang Tubuh, Penjelasan Umum dan Penjelasan Pasal demi Pasal sesuaiamanat dari Panja.

Adapun hasil yang telah di bahas oleh Panitia Kerja dapat kamisampaikan sebagai berikut

1. Ketentuan Umum

Sejak dari permulaan pembahasan, Panja menyepakati bahwabeberapa pengertian yang harus dicantumkan dalam Ketentuan Umumakan diputuskan setelah selesainya pembahasan terhadap seluruhbatang tubuh dari Rancangan Undang-undang tentang KEK. Setelahselesainya perumusan terhadap seluruh Pasal-pasal RUU barukemudian dilakukan perumusan terhadap ketentuan umum yang antaralain menyebutl<an:

2

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 4: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

a. Pengertian mengenai Kawasan Ekonomi Khusus

Kawasan Ekonomi Khusus yang selanjutnya disebut KEK adalahkawasan dengan batas-batas tertentu dalam wilayah hukum NegaraKesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untukmenyelenggarakan fungsi-fungsi perekonomian yang bersifat khususdan memperoleh fasilitas tertentu.

b. Pengertian mengenai Zona dalam KEK:

Zona adalah area di dalam KEK dengan batas-batas tertentu yangpemanfaatannya sesuai dengan peruntukkannya.

c. Pengertian mengenai Dewan Nasional KEK.

Dewan Nasional adalah dewan yang dibentuk di tingkat nasional untukmenyelenggarakan KEK.

d. Pengertian mengenai Dewan Kawasan KEK.

Dewan Kawasan adalah dewan yang dibentuk di tingkat provinsi untukmembantu Dewan Nasional dalam penyelenggaraan KEK.

e. Pengertian mengenai Administrator KEK.

Administrator adalah bagian dari Dewan Kawasan yang dibentuk untuksetiap KEK guna membantu Dewan Kawasan dalam penyelenggaraanKEK.

1. Pengertian mengenai Badan Usaha KEK.

Badan Usaha adalah perusahaan berbadan hukum yang berupaBadan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, koperasi,swasta, dan usaha patungan untuk menyelenggarakan kegiatan usahaKEK.

g. Pengertian mengenai Pelaku Usaha KEK.

Pelaku usaha adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum, tidakberbadan hukum atau usaha orang perseorangan yang melakukankegiatan usaha di KEK.

2. Fungsi, bentuk, dan Kriteria KEK.

Setelah Panja melaksanakan pembahasan yang mendalam akhirnyabersama Pemerintah disetujui bahwa KEK akan melaksanakan fungsimenampung kegiatan Industri sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 2yaitu:

KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memilikikeunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untukmenampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lainyang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.

3

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 5: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

Sedangkan bentuk KEK sendiri disepakati terdiri dari beberapa Zonayang pengaturannya dalam Pasal3 yaitu:

KEK terdiri atas satu atau beberapa zona:

a. pengolahan ekspor;b. logistik;c. industri;d. pengembangan teknologi;e. pariwisata;f. energi; dan/ataug. ekonomi lain.

Disetujui pula pengaturan bahwa dalam setiap KEK disediakan lokasiuntuk usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, baik sebagai pelakuusaha maupun sebagai pendukung kegiatan perusahaan yang berada didalam KEK.

Dalam hal kriteria yang harus dipenuhi suatu daerah untuk dapatditetapkan sebagai KEK, maka Panja menyetujui rumusan yangtertuang dalam Pasal 4 yaitu:

Lokasi yang dapat diusulkan untuk menjadi KEK harus memenuhikriteria:

a. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensimengganggu kawasan Iindung;

b. pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutan mendukungKEK;

c. terletak pada poslsi yang dekat dengan jalur perdaganganinternasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional diIndonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya unggulan;dan

d. mempunyai batas yang jelas.

3. Pembentukan KEK.

Panja juga berhasil menyetujui bahwa dalam hal pembentukan KEKharus dilaksanakan atas suatu usulan yang pengaturannya dalam Pasal5 menentukan sebagai berikut:

1. Pembentukan KEK diusulkan kepada Dewan Nasional oleh:

a. Badan Usaha,b. pemerintah kabupaten/kota, atauc. pemerintah provinsi.

4

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 6: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

2. Dalam hal usulan diajukan oleh Badan Usaha, usulan disampaikanmelalui pemerintah provinsi setelah memperoleh persetujuanpemerintah kabupaten/kota.

3. Dalam hal usulan diajukan oleh pemerintah kabupaten/kota, usulandisampaikan melalui pemerintah provinsi.

4. Dalam hal usulan dlajukan oleh pemerintah provinsi, usulandiusulkan setelah mendapat persetujuan pemerintahkabupaten/kota.

Setelah usulan pembentukan KEK diproses oleh Dewan Kawasan makaselanjutnya dilakukan Proses Penetapan sebagaimana disetujui Panjapengaturannya pada Pasal 7 yang mengatur bahwa:

1. Dewan Nasional dapat menyetujui atau menolak usulanpembentukan KEK setelah melakukan pengkajian atas usulanpembentukan KEK.

2. Dalam hal Dewan Nasional menyetujui pembentukan KEK, DewanNasional mengajukan rekomendasi pembentukan KEK kepadaPresiden.

3. Dalam hal Dewan Nasional menolak usulan pembentukan KEK,penolakan disampaikan kepada pengusul disertai dengan alasan.

4. Pembentukan KEK ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah

Dalam hal ini diatur pula kewenangan Pemerintah sesuai Pasal 8 yangmengatur bahwa dalam hal tertentu, Pemerintah dapat menetapkansuatu wilayal1 sebagai KEK tanpa melalui proses pengusulanpembentukan KEK.

Penetapan KEK sendiri disetujui pengaturannya dalam Pasal 10 yaitu:

1. Berdasarkan penetapan KEK tersebut maka, pemerintah provinsiatau pemerintah kabupaten/kota menetapkan Badan Usaha untukmembangun KEK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­undangan.

2. Penetapan KEK dilaksanakan oleh :

a. pemerintah provinsi dalam hal lokasi KEK berada pada lintaskabupaten/kota; dan

b. pemerintah kabupaten/kota dalam hal lokasi KEK berada padasatu kabupaten/kota.

5

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 7: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

4. Kelembagaan KEK.

Panja memerlukan waktu yang agak panjang untuk menyetujuipenggaturan mengenai Kelembagaan KEK ini dengan pertimbanganefisiensi dan efektivitas birokrasi sehingga KEK yang ada akan dapatberoperasi dengan efisien dan efektif. Dengan berbagai exercise danmelihat serta memperbandingkan dengan struktur kelembagaan KEK diberbagai negara akhirnya oleh Panja disetujui pengaturan kelembagaanKEK pada Pasal14 yang mengatur pembentukan Lembaga KEK yaitu:

1. Dalam menyelenggarakan pengembangan KEK, dibentuk DewanNasional dan Dewan Kawasan.

2. Dewan Nasional terdiri atas menteri dan Kepala LembagaPemerintah Non Kementerian.

3. Dewan Kawasan terdiri atas wakil dari Pemerintah dan pemerintahdaerah.

Kemudian dalam hal tanggung jawab Dewan Nasional disetujui puladalam Pasal15 yaitu:

1. Dewan Nasional KEK dibentuk dengan Keputusan Presiden.2. Dewan Nasional bertanggung jawab kepada Presiden.

Dalam hal keanggotaan dan tata kerja panja menyetujui dalam Pasal 16bahwa:

1. Dewan Nasional diketuai oleh menteri yang menangani urusanpemerintahan bidang perekonomian dan beranggotakan menteri danKepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian.

2. Dalam melaksanakan tugas, Dewan Nasional sebagaimanadimaksud pada ayat (1) membentuk Sekretariat Dewan Nasional.

3. Ketentuan mengenai keanggotaan, tata kerja, dan kesekretariatanDewan Nasional diatur dengan Peraturan Presiden.

Disetujui juga oleh Panja dalam Pasal 17 bahwa Dewan Nasionalbertugas:

a. menyusun Rencana Induk Nasional KEK;

b. menetapkan kebijakan umum serta langkah strategis untukmempercepat pembentukan dan pengembangan KEK;

c. menetapkan standar infrastruktur dan pelayanan minimal dalamKEK;

d. melakukan pengkajian atas usulan suatu wilayah untuk dijadikanKEK;

e. memberikan rekomendasi pembentukan KEK;

f. mengkaji dan merekomendasikan langkah pengembangan diwilayah yang potensinya belum berkembang;

6

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 8: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

g. menyelesaikan permasalahan strategis dalam pelaksanaan,pengelolaan, dan pengembangan KEK; dan

h. memantau dan mengevaluasi keberlangsungan KEK danmerekomendasikan langkah tindak lanjut hasil evaluasi kepadaPresiden, termasuk mengusulkan pencabutan status KEK;

Sebagai lembaga pelaksana di tingkat daerah dibentuk suatu lembagaDewan Kawasan KEK di tingkat provinsi yang pengaturannya dalamPasal19 menyatakan:

1. Dewan Kawasan dibentuk pada setiap provinsi yang sebagianwilayahnya ditetapkan sebagai KEK.

2. Dewan Kawasan diusulkan oleh Dewan Nasional kepada Presidenuntuk ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

3. Dewan Kawasan bertanggung jawab kepada Dewan Nasional.

Kemudian dalam Pasal 20 diatur pula organisasi dan tata kerja yaitu:

1. Dewan Kawasan terdiri atas ketua, yaitu gubernur, wakil ketua, yaitubupati/walikota, dan anggota, yaitu unsur Pemerintah di provinsi,unsur pemerintah provinsi, dan unsur pemerintah kabupaten/kota.

2. Dalam melaksanakan tugas, Dewan Kawasan membentukSekretariat Dewan Kawasan.

3. Ketentuan mengenai keanggotaan, tata kerja, dan kesekretariatanDewan Kawasan diatur dengan Peraturan Presiden.

Dalam Pasal 21 disetujui mengenai pengaturan terhadap tugas DewanKawasan yaitu:

a. melaksanakan kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh DewanNasional untuk mengelola dan mengembangkan KEK di wilayahkerjanya;

b. membentuk Administrator KEK di setiap KEK;

c. mengawasi, mengendalikan, mengevaluasi, dan mengoordinasikanpelaksanaan tugas Administrator KEK dalam penyelenggaraansistem pelayanan terpadu satu pintu dan operasionalisasi KEK;

d. menetapkan langkah strategis penyelesaian permasalahan dalampelaksanaan kegiatan KEK di wilayah kerjanya;

e. menyampaikan laporan pengelolaan KEK kepada Dewan Nasionalsetiap akhir tahun; dan

f. menyampaikan laporan insidental dalam hal terdapat permasalahanstrategis kepada Dewan Nasional.

7

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 9: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

Sebagai lembaga pelaksana di tingkat daerah otonom disetujuipembentukan suatu lembaga yaitu Administrator KEK yang diatur dalamPasal 23 dengan tugas:

a. melaksanakan pemberian izin usaha dan izin lain yang diperlukanbagi pelaku usaha yang mendirikan, menjalankan, danmengembangkan usaha di KEK;

b. melakukan pengawasan dan pengendalian operasionalisasi KEK;dan

c. menyampaikan laporan operasionalisasi KEK secara berkala daninsidental kepada Dewan Kawasan.

Disetujui pula dalam Pasal 24 bahwa dalam melaksanakan tugassebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Administrator KEK dilakukanmelalui pelayanan terpadu satu pintu.:

a. memperoleh pendelegasian atau pelimpahan wewenang di bidangperizinan dari Pemerintah dan pemerintah daerah; dan

b. dapat meminta penjelasan kepada Badan Usaha dan/atau PelakuUsaha di KEK mengenai kegiatan usahanya.

Dalam hal pembiayaan operasional lembaga KEK ini disetujui dalamPasal 25 sebagai berikut:

Dewan Nasional, Dewan Kawasan, dan Administrator KEK memperolehpembiayaan yang berasal dari:

a. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah; dan

b. sumber lain yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

Panja menyetujui bahwa dalam hal pengelolaan KEK secara langsungdilakukan oleh suatu unit pelaksana yang disebut Badan UsahaPengelola yang pengaturannya dalarn Pasal 26 mengatur antara lain:

1. Penyelenggaraan kegiatan usaha di KEK dilaksanakan oleh BadanUsaha yang ditetapkan sebagai pengelola KEK.

2. Badan Usaha berupa:

a. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah;b. Badan Usaha koperasi;c. Badan Usaha swasta; ataud. Badan Usaha patungan antara swasta dan/atau koperasi dengan

Pemerintah, dan/atau pemerintah provinsi, dan/atau pemerintahkabupaten/kota.

8

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 10: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

5. Lalu Lintas Barang, Karantina, dan Devisa di KEK.

Disetujui juga oleh Panja bahwa dalam KEK pengaturan mengenai LaluIintas barang, Karantina, dan Devisa diatur dalam Pasal 27, 28, 29antara lain:

1. Ketentuan larangan atau pembatasan impor dan ekspor yang diaturberdasarkan peraturan perundang-undangan berlaku di KEK.

2. Barang yang terkena ketentuan pembatasan impor dan ekspor dapatdiberikan pengecualian dan/atau kemudahan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Lalu Iintas barang ke dan dari KEK berlaku ketentuan peraturanperundang-undangan.

4. Ketentuan mengenai karantina manusia, hewan, ikan, dan tumbuh­tumbuhan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan tetapberlaku di KEK.

5. Mata uang rupiah merupakan alat pembayaran yang sah di KEK.

6. Pemasukan dan pengeluaran mata uang rupiah antara KEK dan luarnegeri tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

7. Mata uang asing hanya dapat dijualbelikan di KEK melalui bank ataupedagang valuta asing yang telah mendapat izin sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

8. Semua transaksi perdagangan internasional dalam valuta asing diKEK yang dilakukan melalui bank hanya dapat dilakukan oleh bankyang telah mendapat izin sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

6. Fasilitas dan Kemudahan Dalam KEK.

Panja juga berhasil menyetujui pengaturan mengenai fasilitas danKemudahan yang diberikan kepada para pelaku usaha dalam KEKantara lain dalam Pasal 30,31,32 sebagai berikut:

1. Setiap wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha di KEK diberikanfasilitas pajak penghasilan (PPh).

2. Fasilitas perpajakan juga dapat diberikan dalam waktu tertentukepada penanam modal berupa pengurangan Pajak Bumi danBangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang­undangan.

3. Impor barang ke KEK dapat diberikan fasilitas berupa:

a. penangguhan bea masuk;

b. pembebasan cukai, sepanjang barang tersebut merupakanbahan baku atau bahan penolong produksi;

9

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 11: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

C. tidak dipungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau PajakPertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas BarangMewah (PPnBM) untuk barang kena pajak; dan

d. tidak dipungut PPh impor.

Kepada pelaku usaha di KEK juga diberikan fasilitas Pertanahan,Perizinan, Keimigrasian, dan Investasi antara lain:

1. Di KEK diberikan kemudahan untuk memperoleh hak atas tanahsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Dalam KEK tidak diberlakukan ketentuan yang mengatur bidangusaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanamanmodal kecuali yang dicadangkan untuk UMKM.

3. Badan Usaha yang telah memperoleh tanah di lokasi yang sudahditetapkan sebagai KEK berdasarkan Peraturan Pemerintahdiberikan hak atas tanah.

4. KEK diberikan kemudahan dan keringanan di bidang perizinanusaha, kegiatan usaha, perindustrian, perdagangan, kepelabuhan,dan keimigrasian bagi orang asing pelaku bisnis, serta diberikanfasilitas keamanan.

5. Izin mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) yang mempunyaijabatan sebagai direksi atau komisaris diberikan sekali dan berlakuselama TKA yang bersangkutan menjadi direksi atau komisaris.

7. Ketentuan Penutup.

Pembahasan Pasal 48 mengenai ketentuan penutup Panja membahasmelalui perdebatan yang cukup lama dalam perumusan terutamamenyangkut status kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebasyang sudah ada dan akhirnya Panja menyetujui Ketentuan Penutupsebagai berikut:

Pasal48

1. Pada saat Undang-Undang ini berlaku, Kawasan PerdaganganBebas dan Pelabuhan Bebas, yaitu Batam, Bintan, dan Karimun,yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000,sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44Tahun 2000, sebelum atau sesudah jangka waktu yang ditetapkanberakhir, dapat diusulkan menjadi KEK sesuai dengan ketentuanUndang-Undang ini dan ketentuan peraturan perundang-undanganlain.

10

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 12: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

2. Dalam hal Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebastidak diusulkan menjadi KEK, Kawasan Perdagangan Bebas danPelabuhan Bebas berakhir sesuai dengan jangka waktu yang telahditetapkan.

Pasal49

Dengan beralihnya status Kawasan Perdagangan Bebas dan PelabuhanBebas atau berakhirnya jangka waktu yang telah ditetapkansebagaimana diatur Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2000sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun2007 dinyatakan tidak berlaku.

Pada penjelasan umum Panja menyepakati memasukkan secara lebihtegas dan jelas amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan RakyatRepublik Indonesia Nemer XVI/MPR/1998 tentang Politik Ekonomidalam rangka demokrasi ekonomi, dimana dalam pengembangan KEKdiperlukan keberpihakan politik ekonomi yang lebih memberikankesempatan dan dukungan pada usaha mikro, kecil, menengah(UMKM), dan koperasi dan sekaligus memberikan manfaat bagi industridalam negeri.

Yth. Saudara Pimpinan Rapat dan Anggota Dewan;

Yth. Saudara Menteri Perdagangan, Saudara Menteri Keuangan,Saudara Menteri Perindustrian, dan Saudara Menteri Hukum danHam, beserta jajarannya.

Hadirin yang kami hormati;

Pada kesempatan ini perkenankanlah kami untuk menyampaikanucapan terima kasih dan penghargaan kepada Pemerintah yang dalamproses pembahasan RUU Tentang Kawasan Ekonomi Khusus yang diwakilioleh Saudara Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Deputy BidangKoordinasi Infrastruktur & Pengembangan wilayah Kementerian KoordinatorBidang Perekonomian, Direktur Jenderal Perundang-UndanganDepartemen Hukum dan HAM, Deputy Bidang Penanaman Modal BKPMbeserta jajarannya, dan seluruh Anggota Panja yang telah melakukanpembahasan RUU Tentang Kawasan Ekonomi Khusus dari awal sarnpaidengan selesai tanpa kenai lelah, tekun dan cermat.

11

ARSIP D

AN DOKUMENTASI

Page 13: DOKUMENTASI - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170206-011845-1365.pdfkemudahan khususnya terhadap produsen barang yang dikategorikan untuk tujuan ekspor, usaha

Demikianlah laporan Panitia Kerja Pansus RUU tentang KEK danuntuk selanjutnya kami serahkan hasll pembahasan kami kepada PanitiaKhusus dan kami harapkan untuk diberikan persetujuan melanjutkanpembahasan dalam pengambilan keputusan tingkat II.

Selanjutnyan kami menyampaikan pula bahwa apabila ada kekurangandan kesalahan baik dalam proses pembahasan RUU ini maupun dalampenyampaian laporan ini, dengan segala kerendahan hati kami sampaikanpermintaan maaf yang sebesar-besarnya.

Selanjutnya perkenankanlah kami menyerahkan Draft RUU TentangKawasan Ekonomi Khusus hasil pembahasan Panja ini kepada Rapat KerjaPanitia Khusus Rancangan Undang-undang tentang Kawasan EkonomiKhusus hari ini guna diambil keputusan.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 14 September 2009

KETUA PANJA

NASRIL BAHAR,SEA-137

12

ARSIP D

AN DOKUMENTASI