54
61 Standar Isi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kelompok A 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 1.1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti a. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai- nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari secara individual maupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, santun, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar

Draf Permen - Standar Isi SMP - Ver 11 Mei

Embed Size (px)

Citation preview

61

Standar Isi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Kelompok A 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

1.1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti a. Latar Belakang

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu

kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa

pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi

nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah

keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs

dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,

dan moral. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan,

pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-

nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari secara individual maupun kolektif

kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya

bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang

aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk

Tuhan.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diberikan dengan mengikuti

tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk

mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak

mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi

pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, santun, harmonis dan produktif, baik

personal maupun sosial demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup

di dunia dan akhirat. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar

62

kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional

ditandai dengan ciri-ciri:

1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain

penguasaan materi;

2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan

yang tersedia; dan

3. memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan

untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai

dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diharapkan menghasilkan

manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak,

serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya

dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu

diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan

perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup

lokal, nasional, regional maupun global.

Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran

sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Peran semua unsur

sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung

keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.

Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang harus

dikuasai oleh lulusan SMP/MTs. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar

penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di

Sekolah/Madrasah tersebut.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP/MTs bertujuan

untuk:

1. menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya

63

kepada Allah SWT demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup

di dunia dan akhirat; dan

2. mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak

mulia yang ditunjukkan dalam perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

santun, peduli (toleransi, gotong royong), percaya diri dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs

meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Al-Qur’an;

2. Aqidah;

3. Akhlak;

4. Fiqih; dan

5. Tarikh Islam.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan

keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia

dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan

manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam

sekitarnya.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

SMP/MTs meliputi:

1. Membaca, menulis, mengartikan dan memahami Al-Quran surat-surat

pilihan dan Hadits pilihan, serta mengamalkan ajarannya dalam

kehidupan sehari-hari;

2. Mengamalkan keimanan dan ibadah dengan pemahaman sesuai ajaran

agama Islam;

3. Membiasakan akhlak mulia yang meliputi ikhlas, sabar, amanah,

istiqamah, pemaaf, hormat pada sesama, empati, toleransi (tasamuh),

menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembang-

kan budaya Islami dalam komunitas sekolah;

64

4. Mengambil pelajaran dari sejarah Nabi Muhammad SAW, Khulafaur

Rasyidin, Bani Umayah dan Bani Abbasiyah, serta Islam di Nusantara;

5. Membiasakan hidup rukun dan damai intra-umat dan antar-umat

beragama selaras dengan wawasan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI).

65

1.2 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti a. Latar Belakang

Agama memiliki peran dan fungsi yang amat penting dalam kehidupan

umat manusia. Agama berfungsi sekurang-kurangnya sebagai pemberi

identitas dan penuntun moral. Karena itu agama menjadi pemandu dalam

upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, bermartabat,

tetapi juga menuntun kepada sikap dan perilaku adil, damai dan peduli.

Menyadari peran agama yang amat penting bagi kehidupan umat manusia

maka pendidikan agama serta internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan

setiap pribadi ditempuh melalui pendidikan agama dan budi pekerti baik di

lingkungan keluarga, sekolah maupun komunitas agamawi masing-masing.

Sekolah dengan demikian bukan satu-satunya konteks di mana Pendidikan

Agama Kristen dan Budi Pekerti terjadi, dan karena itu tidak semua hal harus

disajikan di sekolah agar tidak terjadi pengulangan pokok-pokok yang sama

dalam konteks lainnya.

Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dimaksudkan untuk

meningkatkan potensi manusia seutuhnya khususnya dimensi spiritual,

sehingga membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Dengan

demikian, peserta didik dapat menghargai kehidupan dan menjunjung tinggi

nilai-nilai kejujuran, keadilan, perdamaian, dan kasih. Peningkatan potensi

spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai

keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual

maupun kolektif/kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada

akhirnya bertujuan untuk optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia

yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk

ciptaan Tuhan.

Penerapan Kompetensi Mata Pelajaran di bidang Pendidikan Agama

Kristen dan Budi Pekerti, sangat tepat dalam rangka menerapkan

pendekatan dalam Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti yang

memungkinkan tercapainya internalisasi nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan

peserta didik pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Kompetensi

Mata Pelajaran disajikan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual,

66

emosional, dan moral anak didik sehingga memberikan ruang kepada

keunikan masing-masing individu.

Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi

Pekerti lebih merupakan penuntun dalam membimbing peserta didik

berjumpa dengan Tuhan yang Maha pengasih dalam Yesus Kristus. Dengan

demikian peserta didik dapat merespons kasih Tuhan dengan cara mengasihi

Tuhan melalui kasihnya kepada sesama dan pemeliharaan atas alam ciptaan

Tuhan yang diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik belajar

mengenal dan bersekutu dengan Allah secara akrab karena sesungguhnya

Allah itu ada dan selalu ada dan berkarya dalam hidup mereka sebagai

sahabat dalam kehidupan anak-anak.

Hakikat Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti seperti yang

tercantum dalam hasil Lokakarya Strategi Pendidikan Agama Kristen di

Indonesia tahun 1999 adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan

kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar

dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih

Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari,

terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Dengan demikian, setiap orang

yang terlibat dalam proses pembelajaran pendidikan agama Kristen dan budi

pekerti memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan

Allah dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bersama.

Pada dasarnya Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti

dimaksudkan untuk menyampaikan kabar baik (euangelion = injil), tentang

Allah yang mahakasih, baik sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat, serta

pembaharu manusia dan seluruh ciptaan-Nya, maupun nilai-nilai Kristiani

yang pokok sebagai penuntun kehidupan moral dan etis. Dengan demikian,

pengembangan Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan

Budi Pekerti mengacu kepada pokok kepercayaan Kristiani yang mendasar

tentang Allah dan karya-Nya, serta nilai-nilai Kristiani yang patut diterapkan

dalam kehidupan keseharian peserta didik. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka rumusan Kompetensi Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SMP dibatasi hanya

pada aspek yang secara substansial mampu mendorong terjadinya

transformasi dalam kehidupan peserta didik, sehingga mereka dapat

67

menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-

hari.

Fokus Kompetensi Mata Pelajaran berpusat pada pengalaman konkret

peserta didik (life centered). Artinya, pembahasan Kompetensi Mata

Pelajaran didasarkan pada pengalaman konkret peserta didik mulai dari

lingkungan paling dekat: keluarga (orang tua), tetangga, teman bermain,

sekolah, komunitas iman, masyarakat dan lingkungan alamnya. Iman dan

nilai-nilai Kristiani berfungsi sebagai cahaya yang menerangi tiap sudut

kehidupan manusia.

Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun kompetensi mata

pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti yang harus

dikuasai oleh lulusan SMP. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan

Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi

Pekerti.

b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SMP

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengenal Allah yang maha pengasih yang menciptakan, memelihara

manusia, alam semesta dan isinya, serta yang menyelamatkan dalam

Yesus Kristus.

2. Merespons kasih Allah dengan cara bersyukur, baik melalui ibadah yang

benar, maupun melalui penerapan nilai kasih, menghormati dan

menyayangi orang tua, dan sesama dalam lingkungan konkretnya.

3. Memelihara lingkungan hidup.

4. Melayani Tuhan melalui pelayanan kepada gereja, masyarakat, dan

dunia.

5. Menghayati imannya secara bertanggung jawab dalam konteks

masyarakat yang majemuk.

.

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SMP

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

68

1. Allah dan karya-karya-Nya sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat

dalam Yesus Kristus, serta pembaharu melalui Roh Kudus.

2. Nilai-nilai Kristiani:

a. iman: meyakini dan mengagumi kebesaran kasih Tuhan;

b. pengharapan: berharap kepada Tuhan dalam segala situasi;

c. kasih: peka terhadap mereka yang menderita, melayani sesama,

gereja dan masyarakat, serta memelihara lingkungan hidup;

d. rukun dan damai: menghargai perbedaan dan mengembangkan nilai

rukun dan damai;

e. adil: berlaku adil dalam kehidupan bersama.

Pada jenjang SMP peserta didik dibimbing untuk tidak hanya

memahami secara lebih dalam mengenai Allah, tetapi lebih jauh lagi peserta

didik diharapkan mampu mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan

sehari-hari sebagai respons terhadap kasih Allah.

d. Kompetensi Mata Pelajaran

Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi

Pekerti di SMP meliputi:

1. Mengidentifikasi, menjelaskan dan mensyukuri karya Allah yang

menciptakan, memelihara, menyelamatkan dan membaharui dalam

kehidupan manusia.

2. Mengidentifikasi dan mempraktikkan nilai-nilai Kristiani yang berhubungan

dengan iman, pengharapan dan kasih.

3. Mewujudkan sikap dan tindakan bertanggung jawab baik terhadap diri

sendiri, sesama dan ciptaan lainnya.

69

1.3 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti a. Latar Belakang

Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu

kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran

agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama

dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh

melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat.

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dimaksudkan untuk

membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang maha Esa dan berakhlak mulia serta peningkatan

potensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral

sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual

mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan

dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan

potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai

potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah usaha yang

dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja

Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain

dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan nasional.

Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui

(pengetahuan, ilmu) tidak selalu membuat hidup seseorang sukses dan

bermutu. Tetapi kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk

mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata,

akan membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam

kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa

yangia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya

bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan

70

imannya dalam hidup nyatasehari-hari. Seorang beriman yang sejati seorang

yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan menghayati

kehadiran Allah dalam hidup nyatanya, dan berusaha untuk melaksanakan

kehendak Allah bagi dirinya dalam konteks hidup nyatanya. Oleh karena itu

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMP merupakan salah satu

usaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses pemahaman,

pergumulan dan penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya. Dengan

demikian proses ini mengandung 4 unsur yaitu: penyajian fakta/pengalaman

manusiawi, pengidentifikasi nilai-nilai luhur dari fakta, penegasan nilai

religius/iman menurut ajaran katolik dalam Kitab Suci dan tradisi, serta

diakhiri dengan pilihan untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai iman yang

ditawarkan.

Terkait dengan hal-hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan

kompetensi inti (KI) yang terdapat dalam standar kompetensi lulusan, perlu

disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) pelajaran agama Katolik dan Budi

Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMP. KMP ini selanjutnya dijadikan

dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran agama Katolik dan Budi

Pekerti.

Oleh karena hal-hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan

kompetensi inti (KI) yang terdapat dalam standar kompetensi lulusan, perlu

disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) pelajaran agama Katolik dan Budi

Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMP. KMP ini selanjutnya dijadikan

dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran agama Katolik dan Budi

Pekerti.

b. Tujuan Pendidikan Agama Katolik (PAK) dan Budi Pekerti pada dasarnya

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup

yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti

membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan

tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan

peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan

keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan,

71

kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai

agama dankepercayaan.

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik dan

Budi Pekerti di SMP Menengah Pertama mencakup empat aspek yang

memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dan merupakan kelanjutan

pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar.

Keempat aspek yang dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat

kemampuanpemahaman peserta didik adalah:

1. Pribadi peserta didik

2. Yesus Kristus

3. Gereja

4. Kemasyarakatan

d. Kompetensi Mata Pelajaran Standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agama Katolik dan Budi

Pekerti di SMP merupakan standar umum minimal yang meliputi: dasar-

dasar umum ajaran iman Katolik yang harus diketahui, dihayati dan

diamalkan para peserta didik. Oleh karenanya, untuk meningkatkan

kompetensi mata pelajaran, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

dapat membuka peluang bagi pengayaan lokal sesuai kebutuhan sekolah

setempat.

1. Menyadari diri sendiri sebagai pria dan wanita yang memiliki kelebihan

dan kekurangan dalam berelasi dengan orang lain.

2. Menghargai seksualitas sebagai anugerah Allah yang indah bagi dirinya

sehingga mampu menjalin pergaulan antara laki-laki dan perempuan

secara baik.

3. Mengenal sabda dan karya Yesus Kristus sebagai perwujudan Kerajaan

Allah di dunia

4. Menaladani sikap dan perbuatan Yesus Kristus dalam memperjuangkan

nilai-nilai Kerajaan Allah

5. Menyadarikarya Allah Bapa sebagai sebagai penyelamat kehidupan

72

6. Menyadari berbagai karya Allah Roh Kudus yang menghangatkan kasih

sayang dan kegembiraan dalam hidup bersama dalam masyarakat.

7. Sebagai warga Gereja mampu menyusun doa syukur/pujian terhadap

Allah dan karya-Nya

8. Sebagai warga Gereja mampu menyusun doa permohonan bagi diri

sendiri dan orang lain.

9. Mengenal sumber-sumber ajaran Gereja Katolik.

10. Bergaul dengan anggota keluarga dan orang lain di tengah masyarakat.

73

1.4 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti a. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat

manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu

kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran

agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama

dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh

melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spritual. Akhlak mulia

mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan

Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman,

dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut

dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan

potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai

potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di SMP adalah usaha yang

dilakukan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan dalam rangka

mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh keimanan

dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, serta

peningkatan potensi spiritual sesuai dengan ajaran agama Hindu. Jadi

pendidikan agama diharapkan juga agar peserta didik memiliki kemampuan

untuk meyakini keberadaan Tuhan, mampu hidup bersama sebagai

komunitas masyarakat yang baik dan mampu memanfaatkan potensi dirinya

dengan baik untuk memanfaatkan ciptaan Tuhan (berupa dunia ini) untuk

kehidupannya yang lebih baik, dalam rangka mencapai tujuan hidupnya

(Mokshartham dan Jagadhita)

Pendekatan yang semestinya digunakan dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti guna mencapai tujuan

sebagaimana tersebut di atas adalah pendekatan kontektual, dalam arti

peserta didik diarahkan untuk memahami tema-tema pembelajaran yang

74

mengambil contoh terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian

maka peserta didik secara tidak langsung akan tergiring pada kenyataan

bahwa ilmu agama adalah sesungguhnya ilmu yang harus bisa diaplikasikan

dan benar-benar bermakna untuk hidup kita sehari-hari.

Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan,

perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Hindu

dan Budi Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMP. KMP ini selanjutnya

dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) Pelajaran Agama Hindu

dan Budi Pekerti bagi siswa SMP.

b. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui mata pelajaran Pendidikan

Agama Hindu dan Budi Pekerti di SMP adalah sebagai berikut:

1. Menumbuh kembangkan dan meningkatkan kualitas Sradha dan Bhakti

kehadapan Brahman, dan seseorang memahami hakekat kehidupannya

di jagat raya ini.

2. Mewujudkan insan Sadhu-Gunawan (bersusila dan berguna untuk

kehidupan)

3. Membangun insan yang toleran yang gemar mewujudkan kerukunan.

4. Memantapkan pelaksanaan ibadah agama baik secara pribadi maupun

kelompok

5. Mewujudkan insan yang memahami kandungan ajaran yang tertera

dalam kitab suci Weda

6. Meningkatkan kesadaran akan peran penting sejarah perkembangan

Agama

7. Hindu dan Budi dalam kontek kehidupan di masa yang akan datang

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di SMP

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Tattwa

2. Susila

3. Acara

75

4. Weda

5. Sejarah Agama Hindu

d. Kompetensi Mata Pelajaran Adapun kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran Pendidikan

Agama Hindu dan Budi Pekerti di SMP adalah agar para peserta didik

mampu:

1. Memahami eksistensi Brahman/Tuhan, alam semesta, dan keberadaan

manusia

2. Memahami dan mengamalkan secara rutin ajaran yang berfungsi

membangun pribadi yang positif dan negatif

3. Memahami, mengamalkan ajaran yang mengarahkan untuk hidup rukun,

harmonis dan damai

5. Memahami dan mengamalkan ajaran ibadah keagamaan dengan benar

6. Memahami secara lebih terstruktur kandungan ajaran kitab suci weda

7. Memahami dan menyadari hikmah sejarah perkembangan agama Hindu

baik dalam kontek sejarah nasional maupun internasional

76

1.5 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti a. Latar Belakang

Agama berperan sangat penting dalam menghadapi proses perubahan

(anicca) kehidupan umat manusia. Agama menjadi petunjuk jalan dalam

upaya mewujudkan kehidupan yang selaras, damai, bermartabat, dan

bermakna. Kesadaran terhadap pentingnya peran agama bagi kehidupan

umat manusia maka faktor pendukung proses internalisasi nilai-nilai universal

dalam kehidupan merupakan kebutuhan, yang harus ditempuh melalui

pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Pendidikan adalah penerusan nilai, pengetahuan, kemampuan, sikap

dan tingkah laku; dalam pengertian yang luas pendidikan adalah hidup itu

sendiri, sebagai proses menyingkirkan kebodohan dan mendewasakan diri

menuju kesempurnaan. Masalah sentral pendidikan dalam pandangan

Buddha adalah penderitaan manusia. Penderitaan bersumber pada

keinginan yang rendah (tanha), keinginan sendiri timbul tergantung pada

faktor lain yang mendahuluinya. Buddha menempatkan kebodohan (avijja)

dalam rumusan rangkaian sebab musabab yang saling bergantungan

(paticcasamuppada), di urutan pertama.

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMP merupakan proses

internalisasi (paratoghosa) yang dilakukan secara bertahap dalam rangka

mengembangkan potensi peserta didik agar dapat memahami nilai-nilai

ajaran Buddha, menerapkannya dalam kehidupan, sehingga meperoleh

kemajuan spiritual. Pendidikan diperoleh dari terminologi 'sikkha' (education)

secara umum merupakan proses latihan, belajar, mempelajari,

pengembangan, dan pencapaian penerangan. Secara natural termasuk

latihan moral yang tinggi (síla), konsentrasi (samadhi), dan kebijaksanaan

atau pengetahuan (pañña). Secara holistik berhubungan dengan

pengembangan fisik (kaya bhavana), pengembangan sosial (sila bhavana),

pengembangan mental (citta bhavana), dan pengembangan intelektual

(panna bhavana) sehingga menghasilkan keluaran teman yang baik

(kalyanamitta).

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMP mengacu kepada

Ajaran Sakyamuni Buddha (Buddha Gautama) yang terdapat dalam Kitab

Suci Tripitaka (Tipitaka). Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMP

77

memiliki karakteristik pokok yaitu penguasaan pengetahuan secara

komprehensif (Pariyatti), mempraktikan hasil yang dipelajari menjadi

pedoman dalam berperilaku sehari-hari (Pariyatti), dan pencapaian atau

pencerahan (Pativedha). Diharapkan dapat diselenggarakan menggunakan

pendekatan dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan

perkembangan peserta didik.

Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,

perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Buddha

dan Budi Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMP. KMP ini selanjutnya

dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti sekolah tersebut.

b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMP

bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsap-konsep dasar agama Buddha sehingga memiliki

perilaku cerdas, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, toleransi,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

2. Mewujudkan manusia Indonesia yang memahami, menghayati,

mengamalkan/menerapkan Dharma kontektual sesuai Kitab Suci

Tripitaka (Tipitaka) dalam kehidupan sehari-hari.

3. Memahami sejarah perkembangannya agama Buddha di Indonesia.

c. Ruang Lingkup

Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMP

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Keyakinan (Saddha)

2. Perilaku/moral (Sila)

3. Meditasi (Samadhi)

4. Kebijaksanaan (Panna).

5. Kitab Suci Agama Buddha Tripitaka (Tipitaka)

6. Sejarah

78

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi

Pekerti di SMP meliputi:

1. Memahami peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai

Penerangan Sempurna, Buddha mengajarkan Dharma yang pertama.

2. Memahami inti kotbah pertama Buddha dalam kehidupan sehari-sehari.

3. Menceriterakan para siswa utama dan para penyokong Buddha.

4. Memahami peristiwa Buddha Parinibbana.

5. Memahami formulasi lima latihan (Pancasila) dan lima dhamma

(Pancadhamma) dalam kehidupan sehar-sehari

6. Melaksanakan lima latihan (Pancasila) dan lima dhamma (Panca-

dhamma) dalam kehidupan sehar-sehari.

7. Memahami peran agama Buddha untuk memelihara perdamaian,

menegakkan hak asasi manusia, dan kesetaraan gender.

8. Melatih meditasi ketenangan batin dalam kehidupan sehari-hari.

9. Mengidentifikasi isi garis besar kitab Suci Tripitaka (Tipitaka).

10. Memahami tujuan dan manfaat dharmayatra.

11. Mendeskripsikan tempat ibadah dan lambang-lambang dalam agama

Buddha.

12. Memahami sejarah perkembangan agama zaman Mataram kuno,

Sriwijaya, Majapahit, masa penjajahan, dan kemerdekaan sehingga

memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

79

1.6 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti a. Latar Belakang

Agama memiliki peran dan fungsi yang amat penting dalam kehidupan

umat manusia. Sekurang-kurangnya agama berfungsi sebagai pemberi

identitas dan menjadi penuntun moral. Karena itu agama menjadi pemandu

dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,

bermartabat, tetapi juga menuntun kepada sikap dan perilaku adil, damai dan

peduli. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia

maka pendidikan agama serta internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan

setiap pribadi ditempuh melalui pendidikan agama baik pendidikan di

lingkungan keluarga, sekolah maupun komunitas keagamaan masing-

masing. Sekolah dengan demikian bukan satu-satunya tempat pendidikan

agama terjadi, dan karena itu tidak semua hal harus disajikan di sekolah agar

tidak terjadi pengulangan dari pokok-pokok yang sama dalam konteks

lainnya.

Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi manusia

seutuhnya khususnya dimensi spiritual, sehingga membentuk peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan berakhlak mulia. Dengan demikian peserta didik dapat

menghargai kehidupan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,keadilan,

perdamaian, dan kasih-sayang. Peningkatan potensi spritual mencakup

pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta

pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual maupun

kolektif/kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada

akhirnya bertujuan untuk optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia

yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk

Tuhan.

Penerapan Kompetensi Mata Pelajaran pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Khonghucu mendukung tercapainya internalisasi nilai-

nilai dalam agama Khonghucu dalam kehidupan peserta didik pada jenjang

pendidikan menengah. Kompetensi Dasar disajikan dengan cara

menyesuaikan tingkat perkembangan intelektual, emosional, dan moral anak

didik karenanya memberikan ruang kepada keunikan masing-masing

individu.

80

Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu lebih

merupakan penuntun dalam membimbing peserta didik dalam upaya

pencarian dan perjumpaan dengan Tuhan yang Maha Esa. Dengan

demikian peserta didik dapat merespons Karunia Tuhan (Tian Ming) dengan

cara menjalankan perintahNya (Cheng Ming) melalui pelayanan dan

pengabdian kepada sesama manusia (Shi ren er shi Tian) dan pemeliharaan

dan pelestarian atas alam semesta dan isinya sebagai ciptaan Tuhan.

Hakikat pendidikan agama Khonghucu adalah usaha yang dilakukan

secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan

peserta didik agar dengan semangat membina diri dapat dinyatakan dalam

kehidupan sehari-hari terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Dengan

demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran agama

Khonghucu memiliki tanggungjawab untuk mewujudkan kebahagiaan dan

kesentosaan dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bersama.

Pada dasarnya pendidikan agama Khonghucu dimaksudkan untuk

menyampaikan ajaran agama Khonghucu secara utuh dan jelas agar peserta

didik dapat hidup didalam Jalan Suci Tuhan sebagai penuntun kehidupan

moral dan etis. Dengan demikian, pengembangan Kompetensi Mata

Pelajaran pendidikan agama Khonghucu di SMP mengacu kepada Kitab Suci

Si Shu dan Wu Jing serta tata agama yang disusun oleh Dewan Rohaniwan

Matakin. Materi Pendidikan agama Khonghucu bukan bersumber pada tradisi

Tionghua dan tidak dicampur-aduk dengan tradisi Tionghua, tetapi juga tidak

untuk menentang tradisi Tionghua yang bernilaii positip.

Fokus Kompetensi Mata Pelajaran berpusat pada pengalaman konkrit

peserta didik (life centered). Artinya, pembahasan Kompetensi Mata

Pelajaran didasarkan pada pengalaman konkrit peserta didik mulai dari

lingkungan paling dekat: keluarga (orang tua), tetangga, teman bermain, dan

sekolah. Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) agama Khonghucu yang harus dikuasai oleh lulusan

Sekolah Menengah Pertama. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar

penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Agama Khonghucu di

sekolah.

81

b. Tujuan Mata pelajaran Agama Khonghucu dan Budi pekerti di SMP bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Mengajarkan peserta didik mengenal dan mengimani adanya Tian yang

maha Esa yang menciptakan alam semesta dan isinya, mengatur dan

memelihara serta menjaga agar yang tidak lurus tetap diluruskan sesuai

kodratnya

2. Mengajarkan peserta didik sebagai orang yang disiplin bermoral

berakhlak mulia mempunyai rasa peduli kepada orang lain dalam

keluarga dan masyarakat, Menjadi siswa yang rajin belajar hormat

kepada guru dan mampu bekerja sama dengan teman-temannya.

3. Mengajarkan peserta didik memahami kedudukan Nabi Khongcu sebagai

Utusan Tuhan atau Genta Rohani untuk membina dan memperbaiki

kehidupan manusia

4. Mengajarkan peserta didik meyakini kebenaran isi Kitab Si Shu Wu Jing

untuk membina kehidupan manusia

5. Mengajarkan peserta didik percaya adanya Roh dan Nyawa

6. Mengajarkan peserta didik melakukan upacara sembahyang kepada

Tian, kepada Nabi Khongcu dan kepada para Shenming di kelenteng

pada waktu yang sudah ditentukan

7. Mengajarkan peserta didik menghormati para leluhur yang sudah

meninggal dunia dengan melakukan upacara sembahyang pada waktu

yang sudah diatur dalam tata ibadah.

8. Mengajarkan peserta didik berbakti kepada orang tua, menyayangi

saudara dan teman, serta orang-orang disekitarnya.

9. Mengajarkan peserta didik menghormati hukum negara dan patuh

kepada semua undang-undang dan peraturan yang berlaku

10. Mengajarkan peserta didik menghormati hak orang lain serta

keyakinannya

c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Agama Khonghucu dan Budi Pekerti di SMP meliputi

aspek-aspek sebagaii berikut:

1. Keimanan agama Khonghucu

82

2. Jalan Suci Junzi

3. Ibadah agama Khonghucu.

4. Sejarah Suci agama Khonghucu

5. Kitab Suci agama Khonghucu

d. Kompetensi Mata Pelajaran

Kompetensi mata pelajaran Agama Khonghucu dan Budi Pekerti di

SMP meliputi:

1. Mengenal Watak Sejati atau Xing yaitu Ren, Yi, Li, Zhi.

2. Melaksanakan delapan langkah pembinaan diri sesuai dengan isi kita Da

Xue bab utama.

3. Berbakti kepada orang tua, menyayangi saudara, menghormati undang-

undang negara, dan melakukan kewajiban sebagai warganegara yang

baik.

4. Melakukan ibadah secara teratur sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan di rumah, Litang, atau Miao (kelenteng).

5. Mengenal riwayat nabi Khongcu dan murid-muridnya.

6. Mengenal para shenming dan perbuatan baiknya.

7. Mengenal simbol simbol suci agama Khonghucu.

8. Memahami isi kitab suci.

9. Mengenal dan mengerti undang-undang dan peraturan yang berkaitan

dengan agama Khonghucu di Indonesia.

10. Mengenal simbol negara Indonesia yang penting untuk menjaga

persatuan dan kerukunan masyarakat.

11. Mengenal cara hidup rukun dengan orang lain yang berbeda agama.

12. Mengenal cara menjadi orang yang mandiri dan dapat dipercaya.

13. Mengenal sikap Ba De dan cara menghormat sesuai agama Khonghucu.

14. Mengenal Lima Kebajikan dan empat pantangan.

83

2. Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

a. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta

didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten

untuk mengawal dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI). Hakikat NKRI adalah negara kebangsaan modern. Negara

kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada

semangat kebangsaan --atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu

masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara

yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,

etnik, atau golongannya. [Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik

Indonesia, 1998].

Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat

kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), perlu ditingkatkan secara terus

menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang NKRI.

Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan

dengan bentuk Republik.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang

berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha

Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan

kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan

sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [Pembukaan UUD NRI 1945]

Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai

saat ini, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang

mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang

mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan

semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD NRI 1945. Konstitusi

84

Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen

bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang

memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip

demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi

non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan

demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu

pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak asasi

manusia (HAM), kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,

tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak,

serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan

warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang memiliki rasa

kebangsaan dan cinta tanah air, cerdas, terampil, dan berkarakter yang

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI 1945.

Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang harus

dikuasai oleh lulusan SMP/MTs. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar

penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Pendidikan Pancasila

dan Kewarganegaraan di SMP.

b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP

bertujuan agar peserta didik dapat:

1. berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan;

2. berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas

dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-

korupsi;

85

3. bersikap positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan

bangsa-bangsa lainnya; dan

4. berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi.

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarga-

negaraan di SMP mencakup komponen-komponen sebagai berikut:

1. persatuan dan kesatuan bangsa

2. norma, hukum dan peraturan

3. konstitusi negara, dan

4. Pancasila

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarga-

negaraan di SMP meliputi: 1. menerapkan hidup rukun, damai, dan bersatu dalam keberagaman

sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa;

2. memahami dan menerapkan hidup tertib, jujur, disiplin, bertanggung

jawab, santun, peduli, toleran, kasih sayang, dan percaya diri dalam

berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat berdasarkan Pancasila;

3. memahami dan menjalankan hidup tertib, bekerjasama, dan bergotong

royong berdasarkan nilai-nilai Pancasila;

4. menampilkan perilaku jujur, disiplin, senang bekerja keras dan anti

korupsi dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila;

5. memahami makna keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan

UUD NRI 1945, undang-undang, peraturan, kebiasaan, adat istiadat,

kebiasaan, dan menghargai keputusan bersama berdasarkan nilai-nilai

Pancasila;

6. memahami Indonesia sebagai bangsa yang beragam dalam suku,

agama, ras, budaya, gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika;

86

7. memahami dan menghargai makna kesejarahan NKRI dan makna nilai-

nilai kejuangan bangsa.

87

3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

a. Latar Belakang Bahasa berperan sangat penting dan sentral dalam perkembangan

intelektual, sosial, dan emosional peserta didik sekaligus merupakan sarana

untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,

budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa menjadi

sarana pembentukan karakter peserta didik seperti jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif,

dan proaktif dalam mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi

dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan

serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam

dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mencapai

peningkatan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa

Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Kompetensi mata pelajaran (KMP) Bahasa Indonesia merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang terdiri atas keterampilan

berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), kebahasaan,

kesastraan, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar

kompetensi mata pelajaran ini merupakan indikator bagi peserta didik dalam

mencapai pemahaman dan kemampuan merespons situasi lokal, regional,

nasional, dan global.

Berkenaan dengan hal itu, perlu disusun kompetensi mata pelajaran

(KMP) Bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh lulusan sekolah menengah

pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs). KMP ini selanjutnya

menjadi dasar dalam penyusunan dan kompetensi dasar (KD) pelajaran

Bahasa Indonesia di SMP/MTs.

88

b. Tujuan Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs adalah peserta

didik dapat:

1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang

berlaku, baik secara lisan maupun tulis;

2. menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa

negara;

3. menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa

negara dengan penuh kebanggaan;

4. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan;

5. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan nilai-nilai

pendidikan karakter, kemampuan intelektual, serta kematangan

emosional dan sosial;

6. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa; dan

7. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Indonesia.

c. RuangLingkup

Mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs mencakupi komponen

keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan kesastraan yang meliputi aspek-

aspek:

1. menyimak,

2. berbicara,

3. membaca,

4. menulis,

5. kebahasaan,

6. kesastraan, dan

7. kesantunan berbahasa.

Pada akhir pendidikan di SMP/MTs peserta didik diharapkan telah

membaca sekurang-kurangnya tiga puluh buku sastra dan nonsastra.

89

d. Kompetensi Mata Pelajaran

1. Keterampilan Berbahasa

a. Menyimak

Memahami wacana lisan yang berupa teks laporan hasil

observasi, tanggapan deskriptif, ekspositoris, ulasan, diskusi, pidato,

biografi, tanggapan kritis, tantangan, rekaman percobaan, dan

pembacaan karya sastra berbentuk cerita moral/fabel, puisi lama

(pantun, syair, dsb.), puisi baru, cerita rakyat, drama, cerpen, dan

penggalan novel.

b. Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi dalam kegiatan menyampaikan laporan hasil

observasi, tanggapan deskriptif, ekspositoris, ulasan, diskusi,

tanggapan kritis, berpidato, berdiskusi, bercerita, serta mengomentari

pembacaan cerita moral/fabel, puisi lama (pantun, syair, dsb.), puisi

baru, cerita rakyat, cerpen, penggalan novel, dan pementasan drama

dengan bahasa yang baik dan benar serta santun.

c. Membaca

Menggunakan berbagai teknik membaca untuk memahami teks

nonsastra yang berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks

pidato, laporan hasil observasi, tanggapan deskriptif, ekspositoris,

ulasan, tanggapan kritis, serta teks sastra berbentuk cerita

moral/fabel, puisi lama (pantun, syair, dsb.), puisi baru, puisi

kontemporer, hikayat, novel, biografi, cerpen, drama, karya sastra lain

berbagai angkatan dan sastra Melayu klasik.

d. Menulis

Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan

pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks naratif, deskriptif,

ekspositoris, argumentatif, teks pidato, surat dinas, surat dagang,

rangkuman, ringkasan, notulen, laporan hasil observasi, karya ilmiah

sederhana, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama

dengan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan efektif.

90

2. Kebahasaan

Memahami dan dapat menggunakan berbagai komponen

kebahasaan yang meliputi bunyi bahasa, fonem, morfem, kata, frasa,

klausa, kalimat dengan baik dan benar dalam wacana lisan dan tulis.

3. Kesastraan

Memahami bentuk-bentuk sastra dan unsur-unsurnya yang meliputi

puisi (lama, baru, kontemporer), prosa (cerpen, novel, roman), prosa lirik,

dan drama; serta dapat menciptakan bentuk-bentuk sastra sederhana

dan mengapresiasinya.

4. Kesantunan Berbahasa

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan

santun dan penuh toleran, responsif, proaktif sesuai dengan budaya

nasional Indonesia sebagai cermin budi pekerti yang luhur.

91

4. Mata Pelajaran Matematika a. Latar Belakang

Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta

mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

manusia, serta pembentukan watak dan kepribadian manusia.

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa

ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar,

analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk membentuk manusia

berwatak dan berkepribadian yang baik, menguasai dan mencipta teknologi

di masa depan diperlukan penguasaan dan pemahaman atas matematika

yang kuat sejak dini.

Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta

didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik yang disiplin

dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan

kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar

peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan

memanfaatkan informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu

berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan

pembelajaran matematika, diharapkan bahwa peserta didik harus dapat

merasakan kegunaan belajar matematika.

Kompetensi Mata Pelajaran Matematika dalam dokumen ini disusun

sebagai landasan pembelajaran untuk membentuk watak, kepribadian, dan

kepribadian, serta mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu

dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan

matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau

gagasan dengan menggunakan media sederhana maupun media modern

yang lain.

Pendekatan pembelajaran matematika melalui pemecahan masalah

merupakan fokus utama dalam pembelajaran yang mencakup masalah

tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal,

dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan

kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan

92

memahami masalah, membangun model matematika dan menyelesaikan

masalah, dan menafsirkan solusinya.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya

dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual

problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara

bertahap dibimbing untuk menguasai fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan

matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah

diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sederhana maupun

media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Selain itu, perlu ada pembahasan mengenai bagaimana matematika terkait

atau diterapkan dalam kehidupan di sekitar, maupun dalam perkembangan

ilmu pengetahuan teknologi dan seni (ipteks)

Penguasaan mata pelajaran matematika memudahkan peserta didik

untuk melatih berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan inovatif yang

difungsikan untuk mendukung pembentukan soft-skill (watak, kepribadian,

atau karakter) peserta didik. Dengan pembelajaran matematika diharapkan

peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan

mengembangkan diri serta pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.

Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,

perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) matematika yang harus

dikuasai oleh lulusan SMP/MTs. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar

penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran matematika SMP/MTs.

b. Tujuan Mata pelajaran Matematika SMP/MTs bertujuan agar peserta didik

dapat:

1. memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, analitik dan kreatif, kemampuan

pemecahan-masalah, dan kemampuan mengkomunikasikan gagasan

serta budaya bermatematika;

2. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;

93

3. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;

4. mengembangkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari (dunia nyata);

5. mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai

dalam matematika dan pembelajarannya.

c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SMP/MTs

memuat materi tentang:

1. Bilangan dan Pola: bilangan bulat dan bilangan pecahan, urutan bilangan

pecahan, operasi pangkat dan akar, pola bilangan, barisan, dan deret.

2. Aljabar dan Relasi: himpunan, relasi, persamaan dan pertidaksamaan

linear satu variabel, perbandingan.

3. Geometri dan Pengukuran: geometri bidang datar, kesebangunan dan

kekongruenan, pengukuran jarak dan sudut, Teorema Pythagoras,

transformasi.

4. Statistika dan Peluang: pengolahan data, penyajian data, ukuran

pemusatan, mencacah, frekuensi relatif, peluang.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Matematika di SMP/MTs meliputi:

1. Memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, analitik dan kreatif, kemampuan

pemecahan-masalah, dan kemampuan mengkomunikasikan gagasan

serta budaya bermatematika

2. Menghargai nilai-nilai dan kegunaan matematika dalam kehidupan, ilmu

pengetahuan dan teknologi

3. Memiliki rasa ingin tahu dan percaya diri dalam belajar dan

menggunakan matematika.

4. Menggunakan teknologi secara tepat dan efektif untuk memecahkan

masalah serta memahami gagasan matematika

94

5. Memahami bilangan bulat dan pecahan, bilangan bentuk akar, serta

operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan operasi

akar dan pangkat serta sifat – sifat pada operasi tersebut

6. Memahami fakta, konsep, sifat, dan keterampilan aljabar yang meliputi

bentuk-bentuk aljabar, persamaan linier, pertidaksamaan linier, himpunan

dan operasinya, fungsi dan grafiknya, pola bilangan, barisan bilangan,

serta mampu menerapkannya dalam konteks matematika serta

menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

7. Memahami fakta, konsep, sifat, dan keterampilan geometri meliputi

menggunakan sistem koordinat untuk menyatakan posisi dan jarak,

menaksir dan menghitung luas dan volume; menggunakan gagasan

transformasi dan kesimetrian untuk menyelidiki karakteristik bangun data.

8. Memahami dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan:

penyajian dan pengolahan data, ukuran pemusatan.

9. Memahami konsep ruang sampel, peluang kejadian, dan mampu

menggunakannya dalam pemecahan masalah.

95

5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) a. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu

tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau

prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses

pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga

dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih

mendalam tentang alam sekitar.

IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusiamelalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk

menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SMP/MTs

diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman

belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan

konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah

(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan

bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting

kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs

menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui

penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.

Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan,

perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) IPA yang harus dikuasai

oleh lulusan SMP/MTs. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan

Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran IPA pada jenjang SMP.

96

b. Tujuan Mata Pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan:

1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.

2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,

konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,

bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

c. Ruang Lingkup Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SMP/MTs meliputi aspek-

aspek berikut:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan

2. Materi dan sifat-sifatnya.

3. Energi dan perubahannya.

4. Bumi dan alam semesta.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran IPA untuk SMP/MTs meliputi:

1. Menunjukkan sikap jujur, terbuka, cermat, selalu ingin tahu, dan percaya

diri.

2. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.

97

3. Melakukan pengamatan atau percobaan secara teliti; mencatat data

percobaan dalam bentuk tabel dan grafik; membuat kesimpulan; dan

mengkomunikasikan hasilnya secara lisan dan tulis menggunakan

teknologi informasi.

4. Mendeskripsikan keaneka-ragaman makhluk hidup, klasifikasi berdasar-

kan ciri-cirinya, saling ketergantungan dalam ekosistem; dan mempunyai

kepedulian untuk melestarikan.

5. Menjelaskan cara kerja berbagai indera dan sistem organ dalam

mendukung kelangsungan hidup.

6. Mendeskripsikan wujud zat, sifat-sifat (fisika dan kimia), perubahan yang

dialami, serta hubungannya dengan makhluk hidup dan lingkungan

sekitarnya.

7. Mendeskripsikan konsep gaya, usaha, energi, getaran, gelombang, optik,

listrik, dan magnet, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

8. Mendeskripsikan sistem tata surya dan proses yang terjadi di dalamnya,

serta hubungannya dengan ekosistem.

98

6. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

yang diberikan mulai dari SD/MI sampai SMP/MTs. IPS mengkaji

seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan

dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat

materi Ekonomi, Sejarah, Geografi dan Sosiologi. Melalui mata pelajaran

IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia

yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta

damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan

berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan

setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis

terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan

bermasyarakat yang dinamis.

Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan

terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan

dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan

peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam

pada bidang ilmu yang berkaitan.

Terkait dengan hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan

Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,

perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) IPS yang harus dikuasai

oleh lulusan SMP/MTs. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan

Kompetensi Dasar (KD) pelajaran IPS di sekolah tersebut.

b. Tujuan Mata pelajaran IPS SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyara-

kat dan lingkungannya

99

2. menampilkan sikap ingin tahu untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan terhadap

sejumlah konsep kehidupan sosial

3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

4. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran IPS SMP/MTs meliputi aspek-aspek

sebagai berikut:

1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan

2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan

3. Sistem Sosial dan Budaya

4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran IPS di SMP/MTs meliputi:

1. Memahami keanekaragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan,

dan dampaknya terhadap kehidupan 2. Memahami proses interaksi dan sosialisasi dalam pembentukan

karakter dan kepribadian manusia 3. Membuat sketsa dan peta wilayah serta menggunakan peta, atlas, dan

globe untuk mendapatkan informasi keruangan 4. Memahami gejala-gejala geosfer dan dampaknya terhadap kehidupan 5. Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan

pemerintahan sejak Pra-aksara, Hindu Budha, sampai masa Kolonial

Eropa 6. Menemukan upaya penanggulangan permasalahan kependudukan dan

lingkungan hidup dalam pembangunan berkelanjutan 7. Memahami proses kebangkitan nasional, usaha persiapan

kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, dan mempertahankan

Negara Kesatuan Republik Indonesia

100

8. Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya dan tipe-tipe perilaku

masyarakat dalam menyikapi perubahan, serta mengidentifikasi

berbagai perilaku sosial sebagai akibat penyimpangan sosial dalam

masyarakat, dan upaya pencegahannya 9. Mengidentifikasi region-region di permukaan bumi berkenaan dengan

pembagian permukaan bumi atas benua dan samudera, keterkaitan

unsur geografis dan ciri-ciri negara maju dan berkembang 10. Mendeskripsikan perkembangan lembaga internasional, kerja sama

internasional dan peran Indonesia dalam kerja sama dan perdagangan

internasional, serta dampaknya terhadap perekonomian Indonesia 11. Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi serta

mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip

ekonomi dalam memenuhi kebutuhannya 12. Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi yang

berkarakter berupa kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi

barang/jasa untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan masyarakat

yang beretika.

101

7. Mata Pelajaran Bahasa Inggris a. Latar Belakang

Bahasa, memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,

sosial, emosional, dan karakterpeserta didik dan merupakan penunjang

keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran Bahasa

Inggris diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya,

dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu

peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi

dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan

kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan

tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,

pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah

kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau

menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat

keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan

menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi

atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,

mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan

keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan

berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.

Tingkat literasi mencakupiperformative, functional, informational, dan

epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis,

mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada

tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau

petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan

dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang

mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran

(Wells,1987).

Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta

didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan

102

tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari, sedangkan untuk SMA/MA

diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena mereka disiapkan

untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Tingkat literasi

epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta didik

SMA/MA karena bahasa Inggris di Indonesia berfungsi sebagai bahasa

asing.

Terkait dengan hal-hal tersebut di atas, perlu disusun kompetensi

mata pelajaran (KMP) bahasa Inggris yang harus dikuasai oleh lulusan

SMP/MTs. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi

Dasar (KD) pelajaran bahasa Inggris.

b. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis

untuk mencapai tingkat literasi functional;

2. memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk

meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global; dan

3. mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara

bahasa dengan budaya.

c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi:

1. kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau

menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat

keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan

menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional;

2. kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional

pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive,

recount, narrative, dan report, dan gradasi bahan ajar tampak dalam

penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika; dan

3. kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata

bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural

(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam

103

berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah

yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar

komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana

(menggunakan piranti pembentuk wacana).

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi:

1. Menyimak

Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan

transaksional sederhana, secara formal maupun informal, wacana lisan

dalam bentuk teks fungsional pendek, dan wacana lisan dalam bentuk

recount, narrative, procedure, descriptive, dan report, dalam konteks

kehidupan sehari-hariyang dapat memberikan kontribusi terbentuknya

pribadi yang berkarakter luhur.

2. Berbicara

Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal

dan transaksional sederhana, secara formal maupun informal, dan dalam

bentuk teks fungsional pendek, serta dalam bentuk recount, narrative,

procedure, descriptive, dan report, dalam konteks kehidupan sehari-

hariyang dapat memberikan kontribusi terbentuknya pribadi yang

berkarakter luhur.

3. Membaca

Memahami makna dalam wacana tertulis dalam bentuk teks

fungsional pendek dan wacana tertulis dalam bentuk recount, narrative,

procedure, descriptive, dan report yang sederhana secara formal

maupun informal dalam konteks kehidupan sehari-hariyang dapat

memberikan kontribusi terbentuknya pribadi yang berkarakter luhur.

4. Menulis

Mengungkapkan makna secara tertulis dalam bentuk teks

fungsional pendek dan dalam bentuk recount, narrative, procedure,

descriptive, dan report yang sederhana secara formal maupun informal

dalam konteks kehidupan sehari-hariyang dapat memberikan kontribusi

terbentuknya pribadi yang berkarakter luhur.

104

Kelompok B 1. Mata Pelajaran Seni Budaya a. Latar belakang

Pendidikan Seni Budaya diberikan di sekolah karena memiliki

keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan dalam upaya membentuk

keperibadian peserta-didik menjadi manusia yang utuh sebagaimana yang

terkristalisasi dalam rumusan kompetensi inti. Keunikan, kebermaknaan, dan

kebermanfaatan pendidikan Seni Budaya terletak pada cirinya yang khas

yang tidak dimiliki oleh mata pelajaran lain yakni pada pemberian

pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berapresiasi dan

berekspresi/berkreasi. Dalam praktiknya, pendidikan seni budaya terlaksana

melalui bidang seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater. Bidang seni

rupa, seni musik, seni tari dan seni teater, memiliki kekhasan tersendiri

sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni

budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang

tertuang dalam pemberian pengalaman untuk mengembangkan kemampuan

konsepsi, apresiasi, dan kreasi

Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional,

dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan

mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti

bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.

Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi

konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi dengan cara memadukan secara

harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural

mengandung makna pendidikan seni budaya menumbuhkembangkan

kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara

(meliputi budaya daerah setempat dan daerah lain dalam wilayah Indonesia)

dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis

yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam

masyarakat dan budaya yang majemuk.

Materi pembelajaran Seni Budaya yang bersifat teori (fakta, konsep,

kaidah, dan teori) tidak diberikan secara terpisah, tetapi terpadu dalam

kegiatan mengapresiasi karya seni dan berkreasi seni. Hal ini dimaksudkan

105

agar pendidikan seni budaya tidak terjerumus ke arah pembelajaran yang

bersifat kognitif.

Terkait dengan hal-hal tersebut perlu disusun Standar Isi yang

selanjutnya akan dijadikan acuan dalam merumuskan Kompetensi Dasar

mata pelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,

kemampuan awal, dan karakteristik mata pelajaran Seni Budaya di

SMP/MTs.

b. Tujuan

Mata pelajaran Seni Budaya SMP/MTs berorientasi pada pencapaian

Kompetensi Inti yang meliputi aspek spiritual, sosial, pengetahuan, dan

keterampilan melalui pencapaian tujuan berikut ini:

1. memahami konsep dan pentingnya seni budaya;

2. menampilkan sikap apresiatif terhadap seni budaya;

3. mengungkapkan pengalaman estetik melalui kreasi/rekreasi seni budaya;

4. menampilkan peran serta dalam seni budaya.

c. Ruang Lingkup Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya SMP/MTs mencakup:

1. Seni Rupa

Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan

penanggapan terhadap gejala estetik seni rupa) dan aspek kreasi

(penciptaan karya seni rupa serta penyajiannya dalam bentuk pameran di

kelas/sekolah).

2. Seni Musik

Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan

penanggapan terhadap gejala estetik seni musik) dan aspek kreasi

(penciptaan karya seni musik serta penyajiannya dalam bentuk

pementasan di kelas/sekolah).

3. Seni Tari

Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan

penanggapan terhadap gejala estetik karya seni tari) dan aspek kreasi

(penciptaan karya seni tari serta penyajiannya dalam bentuk pementasan

di kelas/sekolah

106

4. Seni Teater

Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan

penanggapan terhadap gejala estetik karya seni teater) dan aspek kreasi

(penciptaan karya seni teater serta penyajiannya dalam bentuk

pementasan di kelas/sekolah

Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan minimal diajarkan satu

bidang seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas

yang tersedia. Pada sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran

lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih

bidang seni yang akan diikutinya. Pada tingkat SMP/MTs, prakarya

ditekankan pada keterampilan vokasional.

d. Kompetensi Mata Pelajaran

Kompetensi mata pelajaran Seni Budaya yang harus dimiliki oleh

peserta didik SMP/MTs untuk bidang seni rupa mencakup: 1. memiliki pengetahuan kesenirupaan yang memungkinkan peserta-didik

mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni rupa

sesuai dengan tingkat usia sekolah menengah pertama.

2. mengapresiasi (mencerap, dan menanggapi) karya seni rupa Nusantara

(seni rupa yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai

kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan seni rupa

Indonesia pada umumnya, baik yang merupakan seni rupa terapan

maupun seni rupa murni, yang diamati secara langsung atau melalui

media rekam; dan

3. mengekspresikan diri melalui karya seni rupa terapan dan seni rupa murni

dengan memanfaatkan teknik dan corak seni rupa Nusantara/Indonesia

serta menyajikan karya tersebut dalam bentuk pameran di kelas maupun

di sekolah.

Kompetensi Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta-didik

SMP/MTs untuk bidang seni musik mencakup:

1. memiliki pengetahuan kesenimusikan yang memungkinkan peserta-didik

mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni musik

sesuai dengan tingkat usia sekolah menengah pertama;

2. mengapresiasi (mencerap, dan menanggapi) karya seni musik Nusantara

107

(seni musik yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai

kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya, lagu wajib, dan

seni musik Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung atau

melalui media rekam; dan

3. mengekspresikan diri melalui karya seni musik vokal dan instrumen

dengan menampilkan/merekreasi karya seni musik Nusantara khususnya,

lagu wajib, dan seni musik Indonesia pada umumnya dalam bentuk

penampilan di kelas maupun penampilan/pementasan di sekolah.

Kompetensi Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta-didik

SMP/MTs untuk bidang seni tari mencakup:

1. memiliki pengetahuan yang memungkinkan peserta-didik mengapresiasi

dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni tari sesuai dengan

tingkat usia menengah pertama.

2. mengapresiasi (mencerap dan menanggapi) karya seni tari Nusantara

(seni tari yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai

kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan seni tari

Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung atau melalui

media rekam; dan

3. mengekspresikan diri melalui karya seni tari dengan menampilkan/

merekreasi karya seni tari Nusantara khususnya dan seni tari kreasi

Indonesia pada umumnya dalam bentuk pementasan di kelas maupun

pementasan di sekolah.

Kompetensi Seni Budaya harus dimiliki oleh peserta-didik SMP/MTs

untuk bidang seni teater mencakup:

1. memiliki pengetahuan yang memungkinkan peserta-didik

mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni

teater sesuai dengan tingkat usia sekolah menengah pertama.

2. mengapresiasi (mencerap dan menanggapi) karya seni teater

Nusantara (seni teater yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui

sebagai kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan

seni teater Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung

atau melalui media rekam; dan

3. mengekspresikan diri melalui karya seni teater dengan

menampilkan/merekreasi karya seni tari Nusantara khususnya dan

108

seni teater kreasi Indonesia pada umumnya dalam bentuk

pementasan di kelas maupun pementasan di sekolah.

109

2. Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

a. Latar Belakang Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian

integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,

keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas

emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan

bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang

direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

nasional Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang

berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan

yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam

berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan

kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara sistematis. Pembekalan

pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan

pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup

sehat dan bugar sepanjang hayat.

Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan

kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan,

karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk

mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah

dengan perkembangan zaman.

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk

mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,

pengetahuan dan penalaran, pemanduan bakat istimewa ,penghayatan nilai-

nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan

pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan

perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Ini berarti bahwa

Pendidikan Jasmani adalah pendidikan manusia seutuhnya yang diperoleh

melalui segala bentuk aktivitas jasmani yang mengacu kepada konsep

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

110

Terkait dengan hal-hal tersebut di atas perlu disusun Kompetensi Mata

Pelajaran (KMP) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang harus

dikuasai oleh lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah

Tsanawiyah (MTs). SKL ini selanjutnya dijadikan dasar Kompetensi Dasar

(KD) pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMP/MTs.

b. Tujuan

Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan bertujuan agar peserta

didik SMP/MTs dapat:

1. Memiliki karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang

terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan;

2. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis;

3. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang

bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang

sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap

yang positif.

4. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup

sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih;

5. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih

baik;

6. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar;

7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,

orang lain, lingkungan.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan

kesehatan untuk jenjang SMP/MTs adalah sebagai berikut:

1. Permainan dan olahraga

2. Aktivitas pengembangan

3. Aktivitas senam

4. Aktivitas ritmik

5. Aktivitas air

111

6. Pendidikan luar kelas

7. Kesehatan

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan SMP/MTs meliputi:

1. Memiliki karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang

terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan;

2. Menerapkan kebiasaan hidup bugar, bersih, aman, sehat fisik, sehat

mental dan sehat sosial yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan

masalah lingkungan serta kehidupan sehari-hari;

3. Memanfaatkan berbagai informasi tentang hidup bersih, aman, dan

bugar;

4. Menerapkan sikap kompetitif, sportif, dan prestatif melalui aktivitas

jasmani yang terkandung di dalam pembelajaran pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan yang dapat ditransfer ke dalam kehidupan

sehari-hari;

5. Memiliki kemampuan berbagai macam aktivitas motorik (permainan dan

olahraga, aktivitas pengembangan diri, aktivitas senam, aktivitas ritmik,

aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan) yang dapat

dimanfaatkan dalam memecahkan masalah lingkungan dan kehidupan

sehari-hari.

112

3. Mata Pelajaran Prakarya

a. Latar Belakang Mata pelajaran Prakarya merupakan pembentuk kompetensi dasar

keterampilan yang sangat diperlukan oleh peserta didik SMP/MTs dalam

rangka membangun kapasitas personalnya agar mampu berkiprah secara

proporsional dalam kehidupan sehari-hari. Berkembangnya ragam kebutuhan

manusia, dalam mencukupi kebutuhan akan keterampilan dasar yang

diperlukanya sehari hari, pada dasarnya bisa dipandang sebagai faktor

tuntutan yang harus diantisipasi oleh setiap peserta didik SMP/MTs. Mata

pelajaran Prakarya kiranya tepat memenuhi kebutuhan itu. Mata Pelajaran

Prakarya menjadi sangat urgen bagi peserta didik untuk mendapatkan

keterampilan “teknis-teknologis dasar” sebagai bekal mereka dalam

kehidupan sehari-hari. Di samping berfungsi sebagai keterampilan dasar

untuk mendapatkan kelanjutan dari mata pelajaran serupa di tingkat

pendidikan menengah. Mata pelajaran Prakarya mencakup dasar dasar

Kerajinan, Rekayasa, Budidaya dan Pengolahan.

Mata pelajaran Prakarya diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran

terpisah, yang cakupan materinya disesuaikan dengan kebutuhan guna

membentuk kompetensi keterampilan. Alokasi waktu pembelajarannya

secara keseluruhan untuk jenjang SMP/MTs adalah 2 jam per minggu

selama 3 tahun (kelas VII, VIII dan IX).

b. Tujuan

Mata pelajaran Prakarya bertujuan agar peserta didik:

1. Mensyukuri karunia Tuhan YME yang berupa kekayaan ragam prakarya

yang bisa dilihat, dipahami di wilayah NKRI

2. Menunjukan perilaku jujur, percaya diri, mandiri, toleran, disiplin dan

beranggung jawab dalam menerapkan keteramplan prakarya dalam

kehidupan sehari-hari.

3. Menunjukkan rasa bangga terhadap produk kerajinan, rekayasa,

budidaya dan pengolahan bahan organik dan anorganikI.

4. Memahami aneka bahan organik dan anorganik lingkungan yang dapat

dimanfaatkan untuk prakarya

5. Memahami dasar-dasar keterampilan kerajinan, rekayasa, budidaya dan

113

pengolahan

6. Menerapkan keterampilan yang berupa kerajinan, rekayasa, budidaya

dan pengolahan dalam bentuk barang kerajianan yang bisa dimanfaatkan

dalam kehidupan sehari-hari.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Prakarya untuk jenjang SMP/MTs

adalah sebagai berikut:

1. Kait hubung antara mata pelajaran Prakarya dan kebutuhan sebagai

anggauta masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan

kewajiban sebagai umat Tuhan YME.

2. Bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungan sebagai bahan

dasar membuat barang kerajinan yang dapat memberi nilai tambah, baik

berupa nilai keindahan, kemudahan bagi proses kehidupan maupun

produk kerajinan yang bisa bernilai ekonomi

3. Perangkat keras untuk rekayasa, budidaya dan pengolahan bahan

organik dan anorganik yang menjadikan peserta didik memiiliki informasi

tambah tentang perangkat tersebut, yang mana daripadanya diharapkan

dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Tuhan YME,

menciptakan keindahan, memberi kemudahan dalam kehidupan siswa

dan masyarakat di lingkungannya.

d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Prakarya meliputi:

1. Mengenali bahan lingkungan, organik dan anorganik yang dapat

dimanfaatkan untuk kerajinan, rekayasa, budidaya dan proses

pengolahan untuk memproduk barang atau tatacara yang dapat

memberikan nilai tambah.

2. Menggunakan bahan dan limbahnya yang berasal dari bahan organik

dan anorganik untuk merancang dan memodifikasi kerajinan serta

memanfaatkan limbahnya untuk membuat barang kerajinan.

3. Memahami prinsip dasar rekayasa yang berbasis teknologi mekanik

sederhana, merekayasa produk elektronika pasif dan masif,

merancangbangun konstruksi sederhana dan instalasi listrik; Memahami

114

prinsip budidaya tanaman obat dan pangan, ikan hias, serta budidaya

ternak; Memahami prinsip pengolahan bahan sayur dan buah untuk

minuman kesehatan, pengolahan bahan pangan sereal dan umbi

menjadi makanan siap saji setengah jadi serta menjadi produk non

pangan, pengolahan bahan ikan-daging putih/merah siap saji serta

menjadi bahan setengah jadi sekaligus pengepakannya.

4. Menggunakan pemahaman rekayasa, budidaya dan pengolahan untuk

memproduk barang barang yang bisa dimanfaatkan.