Upload
kreshna-aditya
View
247
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
61
Standar Isi untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)
Kelompok A 1. Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
1.1 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti a. Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu
kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa
pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi
nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan di lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP/MTs
dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti,
dan moral. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan,
pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-
nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari secara individual maupun kolektif
kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya
bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang
aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diberikan dengan mengikuti
tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk
mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak
mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi
pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, santun, harmonis dan produktif, baik
personal maupun sosial demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar
62
kompetensi sesuai dengan jenjang persekolahan yang secara nasional
ditandai dengan ciri-ciri:
1. lebih menitik beratkan pencapaian kompetensi secara utuh selain
penguasaan materi;
2. mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan
yang tersedia; dan
3. memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pendidik di lapangan
untuk mengembangkan strategi dan program pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya pendidikan.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti diharapkan menghasilkan
manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan akhlak,
serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya
dalam memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu
diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan, dan
perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup
lokal, nasional, regional maupun global.
Pendidik diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran
sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Peran semua unsur
sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting dalam mendukung
keberhasilan pencapaian tujuan Pendidikan Agama Islam.
Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang harus
dikuasai oleh lulusan SMP/MTs. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar
penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti di
Sekolah/Madrasah tersebut.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP/MTs bertujuan
untuk:
1. menumbuhkembangkan aqidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
63
kepada Allah SWT demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup
di dunia dan akhirat; dan
2. mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yang ditunjukkan dalam perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
santun, peduli (toleransi, gotong royong), percaya diri dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMP/MTs
meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Al-Qur’an;
2. Aqidah;
3. Akhlak;
4. Fiqih; dan
5. Tarikh Islam.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti menekankan
keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia
dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan
manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam
sekitarnya.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
SMP/MTs meliputi:
1. Membaca, menulis, mengartikan dan memahami Al-Quran surat-surat
pilihan dan Hadits pilihan, serta mengamalkan ajarannya dalam
kehidupan sehari-hari;
2. Mengamalkan keimanan dan ibadah dengan pemahaman sesuai ajaran
agama Islam;
3. Membiasakan akhlak mulia yang meliputi ikhlas, sabar, amanah,
istiqamah, pemaaf, hormat pada sesama, empati, toleransi (tasamuh),
menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembang-
kan budaya Islami dalam komunitas sekolah;
64
4. Mengambil pelajaran dari sejarah Nabi Muhammad SAW, Khulafaur
Rasyidin, Bani Umayah dan Bani Abbasiyah, serta Islam di Nusantara;
5. Membiasakan hidup rukun dan damai intra-umat dan antar-umat
beragama selaras dengan wawasan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
65
1.2 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti a. Latar Belakang
Agama memiliki peran dan fungsi yang amat penting dalam kehidupan
umat manusia. Agama berfungsi sekurang-kurangnya sebagai pemberi
identitas dan penuntun moral. Karena itu agama menjadi pemandu dalam
upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, bermartabat,
tetapi juga menuntun kepada sikap dan perilaku adil, damai dan peduli.
Menyadari peran agama yang amat penting bagi kehidupan umat manusia
maka pendidikan agama serta internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan
setiap pribadi ditempuh melalui pendidikan agama dan budi pekerti baik di
lingkungan keluarga, sekolah maupun komunitas agamawi masing-masing.
Sekolah dengan demikian bukan satu-satunya konteks di mana Pendidikan
Agama Kristen dan Budi Pekerti terjadi, dan karena itu tidak semua hal harus
disajikan di sekolah agar tidak terjadi pengulangan pokok-pokok yang sama
dalam konteks lainnya.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti dimaksudkan untuk
meningkatkan potensi manusia seutuhnya khususnya dimensi spiritual,
sehingga membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Dengan
demikian, peserta didik dapat menghargai kehidupan dan menjunjung tinggi
nilai-nilai kejujuran, keadilan, perdamaian, dan kasih. Peningkatan potensi
spiritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai
keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual
maupun kolektif/kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada
akhirnya bertujuan untuk optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia
yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan.
Penerapan Kompetensi Mata Pelajaran di bidang Pendidikan Agama
Kristen dan Budi Pekerti, sangat tepat dalam rangka menerapkan
pendekatan dalam Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti yang
memungkinkan tercapainya internalisasi nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan
peserta didik pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Kompetensi
Mata Pelajaran disajikan sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual,
66
emosional, dan moral anak didik sehingga memberikan ruang kepada
keunikan masing-masing individu.
Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti lebih merupakan penuntun dalam membimbing peserta didik
berjumpa dengan Tuhan yang Maha pengasih dalam Yesus Kristus. Dengan
demikian peserta didik dapat merespons kasih Tuhan dengan cara mengasihi
Tuhan melalui kasihnya kepada sesama dan pemeliharaan atas alam ciptaan
Tuhan yang diekspresikan dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik belajar
mengenal dan bersekutu dengan Allah secara akrab karena sesungguhnya
Allah itu ada dan selalu ada dan berkarya dalam hidup mereka sebagai
sahabat dalam kehidupan anak-anak.
Hakikat Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti seperti yang
tercantum dalam hasil Lokakarya Strategi Pendidikan Agama Kristen di
Indonesia tahun 1999 adalah usaha yang dilakukan secara terencana dan
kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta didik agar
dengan pertolongan Roh Kudus dapat memahami dan menghayati kasih
Allah di dalam Yesus Kristus yang dinyatakan dalam kehidupan sehari-hari,
terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Dengan demikian, setiap orang
yang terlibat dalam proses pembelajaran pendidikan agama Kristen dan budi
pekerti memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan tanda-tanda Kerajaan
Allah dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bersama.
Pada dasarnya Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
dimaksudkan untuk menyampaikan kabar baik (euangelion = injil), tentang
Allah yang mahakasih, baik sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat, serta
pembaharu manusia dan seluruh ciptaan-Nya, maupun nilai-nilai Kristiani
yang pokok sebagai penuntun kehidupan moral dan etis. Dengan demikian,
pengembangan Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan
Budi Pekerti mengacu kepada pokok kepercayaan Kristiani yang mendasar
tentang Allah dan karya-Nya, serta nilai-nilai Kristiani yang patut diterapkan
dalam kehidupan keseharian peserta didik. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka rumusan Kompetensi Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SMP dibatasi hanya
pada aspek yang secara substansial mampu mendorong terjadinya
transformasi dalam kehidupan peserta didik, sehingga mereka dapat
67
menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-
hari.
Fokus Kompetensi Mata Pelajaran berpusat pada pengalaman konkret
peserta didik (life centered). Artinya, pembahasan Kompetensi Mata
Pelajaran didasarkan pada pengalaman konkret peserta didik mulai dari
lingkungan paling dekat: keluarga (orang tua), tetangga, teman bermain,
sekolah, komunitas iman, masyarakat dan lingkungan alamnya. Iman dan
nilai-nilai Kristiani berfungsi sebagai cahaya yang menerangi tiap sudut
kehidupan manusia.
Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun kompetensi mata
pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti yang harus
dikuasai oleh lulusan SMP. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan
Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti.
b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SMP
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenal Allah yang maha pengasih yang menciptakan, memelihara
manusia, alam semesta dan isinya, serta yang menyelamatkan dalam
Yesus Kristus.
2. Merespons kasih Allah dengan cara bersyukur, baik melalui ibadah yang
benar, maupun melalui penerapan nilai kasih, menghormati dan
menyayangi orang tua, dan sesama dalam lingkungan konkretnya.
3. Memelihara lingkungan hidup.
4. Melayani Tuhan melalui pelayanan kepada gereja, masyarakat, dan
dunia.
5. Menghayati imannya secara bertanggung jawab dalam konteks
masyarakat yang majemuk.
.
c. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti di SMP
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
68
1. Allah dan karya-karya-Nya sebagai pencipta, pemelihara, penyelamat
dalam Yesus Kristus, serta pembaharu melalui Roh Kudus.
2. Nilai-nilai Kristiani:
a. iman: meyakini dan mengagumi kebesaran kasih Tuhan;
b. pengharapan: berharap kepada Tuhan dalam segala situasi;
c. kasih: peka terhadap mereka yang menderita, melayani sesama,
gereja dan masyarakat, serta memelihara lingkungan hidup;
d. rukun dan damai: menghargai perbedaan dan mengembangkan nilai
rukun dan damai;
e. adil: berlaku adil dalam kehidupan bersama.
Pada jenjang SMP peserta didik dibimbing untuk tidak hanya
memahami secara lebih dalam mengenai Allah, tetapi lebih jauh lagi peserta
didik diharapkan mampu mewujudkan nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan
sehari-hari sebagai respons terhadap kasih Allah.
d. Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen dan Budi
Pekerti di SMP meliputi:
1. Mengidentifikasi, menjelaskan dan mensyukuri karya Allah yang
menciptakan, memelihara, menyelamatkan dan membaharui dalam
kehidupan manusia.
2. Mengidentifikasi dan mempraktikkan nilai-nilai Kristiani yang berhubungan
dengan iman, pengharapan dan kasih.
3. Mewujudkan sikap dan tindakan bertanggung jawab baik terhadap diri
sendiri, sesama dan ciptaan lainnya.
69
1.3 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti a. Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu
kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran
agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama
dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh
melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang maha Esa dan berakhlak mulia serta peningkatan
potensi spiritual. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral
sebagai perwujudan dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual
mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan
dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan
potensi spiritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai
potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti adalah usaha yang
dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh iman dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran Gereja
Katolik, dengan tetap memperhatikan penghormatan terhadap agama lain
dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk
mewujudkan persatuan nasional.
Dari pengalaman dapat dilihat bahwa apa yang diketahui
(pengetahuan, ilmu) tidak selalu membuat hidup seseorang sukses dan
bermutu. Tetapi kemampuan, keuletan dan kecekatan seseorang untuk
mencernakan dan mengaplikasikan apa yang diketahui dalam hidup nyata,
akan membuat hidup seseorang sukses dan bermutu. Demikian pula dalam
kehidupan beragama. Orang tidak akan beriman dan diselamatkan oleh apa
yangia ketahui tentang imannya, tetapi terlebih oleh pergumulannya
bagaimana ia menginterpretasikan dan mengaplikasikan pengetahuan
70
imannya dalam hidup nyatasehari-hari. Seorang beriman yang sejati seorang
yang senantiasa berusaha untuk melihat, menyadari dan menghayati
kehadiran Allah dalam hidup nyatanya, dan berusaha untuk melaksanakan
kehendak Allah bagi dirinya dalam konteks hidup nyatanya. Oleh karena itu
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di SMP merupakan salah satu
usaha untuk memampukan peserta didik menjalani proses pemahaman,
pergumulan dan penghayatan iman dalam konteks hidup nyatanya. Dengan
demikian proses ini mengandung 4 unsur yaitu: penyajian fakta/pengalaman
manusiawi, pengidentifikasi nilai-nilai luhur dari fakta, penegasan nilai
religius/iman menurut ajaran katolik dalam Kitab Suci dan tradisi, serta
diakhiri dengan pilihan untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai iman yang
ditawarkan.
Terkait dengan hal-hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan
kompetensi inti (KI) yang terdapat dalam standar kompetensi lulusan, perlu
disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) pelajaran agama Katolik dan Budi
Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMP. KMP ini selanjutnya dijadikan
dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran agama Katolik dan Budi
Pekerti.
Oleh karena hal-hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan
kompetensi inti (KI) yang terdapat dalam standar kompetensi lulusan, perlu
disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) pelajaran agama Katolik dan Budi
Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMP. KMP ini selanjutnya dijadikan
dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran agama Katolik dan Budi
Pekerti.
b. Tujuan Pendidikan Agama Katolik (PAK) dan Budi Pekerti pada dasarnya
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun hidup
yang semakin beriman. Membangun hidup beriman Kristiani berarti
membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki keprihatinan
tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan
peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan
keadilan, kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan,
71
kelestarian lingkungan hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai
agama dankepercayaan.
c. Ruang Lingkup Ruang lingkup pembelajaran dalam Pendidikan Agama Katolik dan
Budi Pekerti di SMP Menengah Pertama mencakup empat aspek yang
memiliki keterkaitan satu dengan yang lain dan merupakan kelanjutan
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar.
Keempat aspek yang dibahas secara lebih mendalam sesuai tingkat
kemampuanpemahaman peserta didik adalah:
1. Pribadi peserta didik
2. Yesus Kristus
3. Gereja
4. Kemasyarakatan
d. Kompetensi Mata Pelajaran Standar kompetensi mata pelajaran pendidikan agama Katolik dan Budi
Pekerti di SMP merupakan standar umum minimal yang meliputi: dasar-
dasar umum ajaran iman Katolik yang harus diketahui, dihayati dan
diamalkan para peserta didik. Oleh karenanya, untuk meningkatkan
kompetensi mata pelajaran, Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
dapat membuka peluang bagi pengayaan lokal sesuai kebutuhan sekolah
setempat.
1. Menyadari diri sendiri sebagai pria dan wanita yang memiliki kelebihan
dan kekurangan dalam berelasi dengan orang lain.
2. Menghargai seksualitas sebagai anugerah Allah yang indah bagi dirinya
sehingga mampu menjalin pergaulan antara laki-laki dan perempuan
secara baik.
3. Mengenal sabda dan karya Yesus Kristus sebagai perwujudan Kerajaan
Allah di dunia
4. Menaladani sikap dan perbuatan Yesus Kristus dalam memperjuangkan
nilai-nilai Kerajaan Allah
5. Menyadarikarya Allah Bapa sebagai sebagai penyelamat kehidupan
72
6. Menyadari berbagai karya Allah Roh Kudus yang menghangatkan kasih
sayang dan kegembiraan dalam hidup bersama dalam masyarakat.
7. Sebagai warga Gereja mampu menyusun doa syukur/pujian terhadap
Allah dan karya-Nya
8. Sebagai warga Gereja mampu menyusun doa permohonan bagi diri
sendiri dan orang lain.
9. Mengenal sumber-sumber ajaran Gereja Katolik.
10. Bergaul dengan anggota keluarga dan orang lain di tengah masyarakat.
73
1.4 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti a. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat
manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu
kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari bahwa peran
agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama
dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh
melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia serta peningkatan potensi spritual. Akhlak mulia
mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan
Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman,
dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan
potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai
potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di SMP adalah usaha yang
dilakukan secara terencana, bertahap dan berkesinambungan dalam rangka
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memperteguh keimanan
dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, serta
peningkatan potensi spiritual sesuai dengan ajaran agama Hindu. Jadi
pendidikan agama diharapkan juga agar peserta didik memiliki kemampuan
untuk meyakini keberadaan Tuhan, mampu hidup bersama sebagai
komunitas masyarakat yang baik dan mampu memanfaatkan potensi dirinya
dengan baik untuk memanfaatkan ciptaan Tuhan (berupa dunia ini) untuk
kehidupannya yang lebih baik, dalam rangka mencapai tujuan hidupnya
(Mokshartham dan Jagadhita)
Pendekatan yang semestinya digunakan dalam pembelajaran
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti guna mencapai tujuan
sebagaimana tersebut di atas adalah pendekatan kontektual, dalam arti
peserta didik diarahkan untuk memahami tema-tema pembelajaran yang
74
mengambil contoh terkait dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
maka peserta didik secara tidak langsung akan tergiring pada kenyataan
bahwa ilmu agama adalah sesungguhnya ilmu yang harus bisa diaplikasikan
dan benar-benar bermakna untuk hidup kita sehari-hari.
Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan,
perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Hindu
dan Budi Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMP. KMP ini selanjutnya
dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) Pelajaran Agama Hindu
dan Budi Pekerti bagi siswa SMP.
b. Tujuan Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui mata pelajaran Pendidikan
Agama Hindu dan Budi Pekerti di SMP adalah sebagai berikut:
1. Menumbuh kembangkan dan meningkatkan kualitas Sradha dan Bhakti
kehadapan Brahman, dan seseorang memahami hakekat kehidupannya
di jagat raya ini.
2. Mewujudkan insan Sadhu-Gunawan (bersusila dan berguna untuk
kehidupan)
3. Membangun insan yang toleran yang gemar mewujudkan kerukunan.
4. Memantapkan pelaksanaan ibadah agama baik secara pribadi maupun
kelompok
5. Mewujudkan insan yang memahami kandungan ajaran yang tertera
dalam kitab suci Weda
6. Meningkatkan kesadaran akan peran penting sejarah perkembangan
Agama
7. Hindu dan Budi dalam kontek kehidupan di masa yang akan datang
c. Ruang Lingkup Ruang lingkup pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti di SMP
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Tattwa
2. Susila
3. Acara
75
4. Weda
5. Sejarah Agama Hindu
d. Kompetensi Mata Pelajaran Adapun kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran Pendidikan
Agama Hindu dan Budi Pekerti di SMP adalah agar para peserta didik
mampu:
1. Memahami eksistensi Brahman/Tuhan, alam semesta, dan keberadaan
manusia
2. Memahami dan mengamalkan secara rutin ajaran yang berfungsi
membangun pribadi yang positif dan negatif
3. Memahami, mengamalkan ajaran yang mengarahkan untuk hidup rukun,
harmonis dan damai
5. Memahami dan mengamalkan ajaran ibadah keagamaan dengan benar
6. Memahami secara lebih terstruktur kandungan ajaran kitab suci weda
7. Memahami dan menyadari hikmah sejarah perkembangan agama Hindu
baik dalam kontek sejarah nasional maupun internasional
76
1.5 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti a. Latar Belakang
Agama berperan sangat penting dalam menghadapi proses perubahan
(anicca) kehidupan umat manusia. Agama menjadi petunjuk jalan dalam
upaya mewujudkan kehidupan yang selaras, damai, bermartabat, dan
bermakna. Kesadaran terhadap pentingnya peran agama bagi kehidupan
umat manusia maka faktor pendukung proses internalisasi nilai-nilai universal
dalam kehidupan merupakan kebutuhan, yang harus ditempuh melalui
pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Pendidikan adalah penerusan nilai, pengetahuan, kemampuan, sikap
dan tingkah laku; dalam pengertian yang luas pendidikan adalah hidup itu
sendiri, sebagai proses menyingkirkan kebodohan dan mendewasakan diri
menuju kesempurnaan. Masalah sentral pendidikan dalam pandangan
Buddha adalah penderitaan manusia. Penderitaan bersumber pada
keinginan yang rendah (tanha), keinginan sendiri timbul tergantung pada
faktor lain yang mendahuluinya. Buddha menempatkan kebodohan (avijja)
dalam rumusan rangkaian sebab musabab yang saling bergantungan
(paticcasamuppada), di urutan pertama.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMP merupakan proses
internalisasi (paratoghosa) yang dilakukan secara bertahap dalam rangka
mengembangkan potensi peserta didik agar dapat memahami nilai-nilai
ajaran Buddha, menerapkannya dalam kehidupan, sehingga meperoleh
kemajuan spiritual. Pendidikan diperoleh dari terminologi 'sikkha' (education)
secara umum merupakan proses latihan, belajar, mempelajari,
pengembangan, dan pencapaian penerangan. Secara natural termasuk
latihan moral yang tinggi (síla), konsentrasi (samadhi), dan kebijaksanaan
atau pengetahuan (pañña). Secara holistik berhubungan dengan
pengembangan fisik (kaya bhavana), pengembangan sosial (sila bhavana),
pengembangan mental (citta bhavana), dan pengembangan intelektual
(panna bhavana) sehingga menghasilkan keluaran teman yang baik
(kalyanamitta).
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMP mengacu kepada
Ajaran Sakyamuni Buddha (Buddha Gautama) yang terdapat dalam Kitab
Suci Tripitaka (Tipitaka). Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMP
77
memiliki karakteristik pokok yaitu penguasaan pengetahuan secara
komprehensif (Pariyatti), mempraktikan hasil yang dipelajari menjadi
pedoman dalam berperilaku sehari-hari (Pariyatti), dan pencapaian atau
pencerahan (Pativedha). Diharapkan dapat diselenggarakan menggunakan
pendekatan dan metode yang sesuai dengan karakteristik dan
perkembangan peserta didik.
Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,
perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) Pendidikan Agama Buddha
dan Budi Pekerti yang harus dikuasai oleh lulusan SMP. KMP ini selanjutnya
dijadikan dasar penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti sekolah tersebut.
b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMP
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsap-konsep dasar agama Buddha sehingga memiliki
perilaku cerdas, jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, toleransi,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
2. Mewujudkan manusia Indonesia yang memahami, menghayati,
mengamalkan/menerapkan Dharma kontektual sesuai Kitab Suci
Tripitaka (Tipitaka) dalam kehidupan sehari-hari.
3. Memahami sejarah perkembangannya agama Buddha di Indonesia.
c. Ruang Lingkup
Mata pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di SMP
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1. Keyakinan (Saddha)
2. Perilaku/moral (Sila)
3. Meditasi (Samadhi)
4. Kebijaksanaan (Panna).
5. Kitab Suci Agama Buddha Tripitaka (Tipitaka)
6. Sejarah
78
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi
Pekerti di SMP meliputi:
1. Memahami peristiwa tujuh minggu setelah Petapa Gotama mencapai
Penerangan Sempurna, Buddha mengajarkan Dharma yang pertama.
2. Memahami inti kotbah pertama Buddha dalam kehidupan sehari-sehari.
3. Menceriterakan para siswa utama dan para penyokong Buddha.
4. Memahami peristiwa Buddha Parinibbana.
5. Memahami formulasi lima latihan (Pancasila) dan lima dhamma
(Pancadhamma) dalam kehidupan sehar-sehari
6. Melaksanakan lima latihan (Pancasila) dan lima dhamma (Panca-
dhamma) dalam kehidupan sehar-sehari.
7. Memahami peran agama Buddha untuk memelihara perdamaian,
menegakkan hak asasi manusia, dan kesetaraan gender.
8. Melatih meditasi ketenangan batin dalam kehidupan sehari-hari.
9. Mengidentifikasi isi garis besar kitab Suci Tripitaka (Tipitaka).
10. Memahami tujuan dan manfaat dharmayatra.
11. Mendeskripsikan tempat ibadah dan lambang-lambang dalam agama
Buddha.
12. Memahami sejarah perkembangan agama zaman Mataram kuno,
Sriwijaya, Majapahit, masa penjajahan, dan kemerdekaan sehingga
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.
79
1.6 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti a. Latar Belakang
Agama memiliki peran dan fungsi yang amat penting dalam kehidupan
umat manusia. Sekurang-kurangnya agama berfungsi sebagai pemberi
identitas dan menjadi penuntun moral. Karena itu agama menjadi pemandu
dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna,
bermartabat, tetapi juga menuntun kepada sikap dan perilaku adil, damai dan
peduli. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia
maka pendidikan agama serta internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan
setiap pribadi ditempuh melalui pendidikan agama baik pendidikan di
lingkungan keluarga, sekolah maupun komunitas keagamaan masing-
masing. Sekolah dengan demikian bukan satu-satunya tempat pendidikan
agama terjadi, dan karena itu tidak semua hal harus disajikan di sekolah agar
tidak terjadi pengulangan dari pokok-pokok yang sama dalam konteks
lainnya.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi manusia
seutuhnya khususnya dimensi spiritual, sehingga membentuk peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia. Dengan demikian peserta didik dapat
menghargai kehidupan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,keadilan,
perdamaian, dan kasih-sayang. Peningkatan potensi spritual mencakup
pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta
pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual maupun
kolektif/kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada
akhirnya bertujuan untuk optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia
yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan.
Penerapan Kompetensi Mata Pelajaran pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Khonghucu mendukung tercapainya internalisasi nilai-
nilai dalam agama Khonghucu dalam kehidupan peserta didik pada jenjang
pendidikan menengah. Kompetensi Dasar disajikan dengan cara
menyesuaikan tingkat perkembangan intelektual, emosional, dan moral anak
didik karenanya memberikan ruang kepada keunikan masing-masing
individu.
80
Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Khonghucu lebih
merupakan penuntun dalam membimbing peserta didik dalam upaya
pencarian dan perjumpaan dengan Tuhan yang Maha Esa. Dengan
demikian peserta didik dapat merespons Karunia Tuhan (Tian Ming) dengan
cara menjalankan perintahNya (Cheng Ming) melalui pelayanan dan
pengabdian kepada sesama manusia (Shi ren er shi Tian) dan pemeliharaan
dan pelestarian atas alam semesta dan isinya sebagai ciptaan Tuhan.
Hakikat pendidikan agama Khonghucu adalah usaha yang dilakukan
secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan
peserta didik agar dengan semangat membina diri dapat dinyatakan dalam
kehidupan sehari-hari terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Dengan
demikian, setiap orang yang terlibat dalam proses pembelajaran agama
Khonghucu memiliki tanggungjawab untuk mewujudkan kebahagiaan dan
kesentosaan dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bersama.
Pada dasarnya pendidikan agama Khonghucu dimaksudkan untuk
menyampaikan ajaran agama Khonghucu secara utuh dan jelas agar peserta
didik dapat hidup didalam Jalan Suci Tuhan sebagai penuntun kehidupan
moral dan etis. Dengan demikian, pengembangan Kompetensi Mata
Pelajaran pendidikan agama Khonghucu di SMP mengacu kepada Kitab Suci
Si Shu dan Wu Jing serta tata agama yang disusun oleh Dewan Rohaniwan
Matakin. Materi Pendidikan agama Khonghucu bukan bersumber pada tradisi
Tionghua dan tidak dicampur-aduk dengan tradisi Tionghua, tetapi juga tidak
untuk menentang tradisi Tionghua yang bernilaii positip.
Fokus Kompetensi Mata Pelajaran berpusat pada pengalaman konkrit
peserta didik (life centered). Artinya, pembahasan Kompetensi Mata
Pelajaran didasarkan pada pengalaman konkrit peserta didik mulai dari
lingkungan paling dekat: keluarga (orang tua), tetangga, teman bermain, dan
sekolah. Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) agama Khonghucu yang harus dikuasai oleh lulusan
Sekolah Menengah Pertama. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar
penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran Agama Khonghucu di
sekolah.
81
b. Tujuan Mata pelajaran Agama Khonghucu dan Budi pekerti di SMP bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Mengajarkan peserta didik mengenal dan mengimani adanya Tian yang
maha Esa yang menciptakan alam semesta dan isinya, mengatur dan
memelihara serta menjaga agar yang tidak lurus tetap diluruskan sesuai
kodratnya
2. Mengajarkan peserta didik sebagai orang yang disiplin bermoral
berakhlak mulia mempunyai rasa peduli kepada orang lain dalam
keluarga dan masyarakat, Menjadi siswa yang rajin belajar hormat
kepada guru dan mampu bekerja sama dengan teman-temannya.
3. Mengajarkan peserta didik memahami kedudukan Nabi Khongcu sebagai
Utusan Tuhan atau Genta Rohani untuk membina dan memperbaiki
kehidupan manusia
4. Mengajarkan peserta didik meyakini kebenaran isi Kitab Si Shu Wu Jing
untuk membina kehidupan manusia
5. Mengajarkan peserta didik percaya adanya Roh dan Nyawa
6. Mengajarkan peserta didik melakukan upacara sembahyang kepada
Tian, kepada Nabi Khongcu dan kepada para Shenming di kelenteng
pada waktu yang sudah ditentukan
7. Mengajarkan peserta didik menghormati para leluhur yang sudah
meninggal dunia dengan melakukan upacara sembahyang pada waktu
yang sudah diatur dalam tata ibadah.
8. Mengajarkan peserta didik berbakti kepada orang tua, menyayangi
saudara dan teman, serta orang-orang disekitarnya.
9. Mengajarkan peserta didik menghormati hukum negara dan patuh
kepada semua undang-undang dan peraturan yang berlaku
10. Mengajarkan peserta didik menghormati hak orang lain serta
keyakinannya
c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Agama Khonghucu dan Budi Pekerti di SMP meliputi
aspek-aspek sebagaii berikut:
1. Keimanan agama Khonghucu
82
2. Jalan Suci Junzi
3. Ibadah agama Khonghucu.
4. Sejarah Suci agama Khonghucu
5. Kitab Suci agama Khonghucu
d. Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi mata pelajaran Agama Khonghucu dan Budi Pekerti di
SMP meliputi:
1. Mengenal Watak Sejati atau Xing yaitu Ren, Yi, Li, Zhi.
2. Melaksanakan delapan langkah pembinaan diri sesuai dengan isi kita Da
Xue bab utama.
3. Berbakti kepada orang tua, menyayangi saudara, menghormati undang-
undang negara, dan melakukan kewajiban sebagai warganegara yang
baik.
4. Melakukan ibadah secara teratur sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan di rumah, Litang, atau Miao (kelenteng).
5. Mengenal riwayat nabi Khongcu dan murid-muridnya.
6. Mengenal para shenming dan perbuatan baiknya.
7. Mengenal simbol simbol suci agama Khonghucu.
8. Memahami isi kitab suci.
9. Mengenal dan mengerti undang-undang dan peraturan yang berkaitan
dengan agama Khonghucu di Indonesia.
10. Mengenal simbol negara Indonesia yang penting untuk menjaga
persatuan dan kerukunan masyarakat.
11. Mengenal cara hidup rukun dengan orang lain yang berbeda agama.
12. Mengenal cara menjadi orang yang mandiri dan dapat dipercaya.
13. Mengenal sikap Ba De dan cara menghormat sesuai agama Khonghucu.
14. Mengenal Lima Kebajikan dan empat pantangan.
83
2. Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
a. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta
didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten
untuk mengawal dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Hakikat NKRI adalah negara kebangsaan modern. Negara
kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada
semangat kebangsaan --atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu
masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara
yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,
etnik, atau golongannya. [Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik
Indonesia, 1998].
Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), perlu ditingkatkan secara terus
menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang NKRI.
Secara historis, negara Indonesia telah diciptakan sebagai Negara Kesatuan
dengan bentuk Republik.
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha
Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [Pembukaan UUD NRI 1945]
Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai
saat ini, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai peristiwa yang
mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan pemahaman yang
mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap prinsip dan
semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD NRI 1945. Konstitusi
84
Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh komponen
bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.
Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang
memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip
demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan
keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi
non-pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan
demi terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu
pula ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak asasi
manusia (HAM), kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak,
serta sikap dan perilaku anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air, cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD NRI 1945.
Terkait dengan hal-hal tersebut, perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang harus
dikuasai oleh lulusan SMP/MTs. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar
penyusunan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan di SMP.
b. Tujuan Mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SMP
bertujuan agar peserta didik dapat:
1. berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan;
2. berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-
korupsi;
85
3. bersikap positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lainnya; dan
4. berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarga-
negaraan di SMP mencakup komponen-komponen sebagai berikut:
1. persatuan dan kesatuan bangsa
2. norma, hukum dan peraturan
3. konstitusi negara, dan
4. Pancasila
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarga-
negaraan di SMP meliputi: 1. menerapkan hidup rukun, damai, dan bersatu dalam keberagaman
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa;
2. memahami dan menerapkan hidup tertib, jujur, disiplin, bertanggung
jawab, santun, peduli, toleran, kasih sayang, dan percaya diri dalam
berinteraksi dalam kehidupan bermasyarakat berdasarkan Pancasila;
3. memahami dan menjalankan hidup tertib, bekerjasama, dan bergotong
royong berdasarkan nilai-nilai Pancasila;
4. menampilkan perilaku jujur, disiplin, senang bekerja keras dan anti
korupsi dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila;
5. memahami makna keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
UUD NRI 1945, undang-undang, peraturan, kebiasaan, adat istiadat,
kebiasaan, dan menghargai keputusan bersama berdasarkan nilai-nilai
Pancasila;
6. memahami Indonesia sebagai bangsa yang beragam dalam suku,
agama, ras, budaya, gender dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika;
87
3. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Latar Belakang Bahasa berperan sangat penting dan sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial, dan emosional peserta didik sekaligus merupakan sarana
untuk mencapai keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran.
Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya,
budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa menjadi
sarana pembentukan karakter peserta didik seperti jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif,
dan proaktif dalam mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi
dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan
serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam
dirinya.
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk mencapai
peningkatan kemampuan peserta didik berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.
Kompetensi mata pelajaran (KMP) Bahasa Indonesia merupakan
kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang terdiri atas keterampilan
berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), kebahasaan,
kesastraan, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar
kompetensi mata pelajaran ini merupakan indikator bagi peserta didik dalam
mencapai pemahaman dan kemampuan merespons situasi lokal, regional,
nasional, dan global.
Berkenaan dengan hal itu, perlu disusun kompetensi mata pelajaran
(KMP) Bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh lulusan sekolah menengah
pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs). KMP ini selanjutnya
menjadi dasar dalam penyusunan dan kompetensi dasar (KD) pelajaran
Bahasa Indonesia di SMP/MTs.
88
b. Tujuan Tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs adalah peserta
didik dapat:
1. berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis;
2. menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara;
3. menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara dengan penuh kebanggaan;
4. memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan;
5. menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan nilai-nilai
pendidikan karakter, kemampuan intelektual, serta kematangan
emosional dan sosial;
6. menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa; dan
7. menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
c. RuangLingkup
Mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs mencakupi komponen
keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan kesastraan yang meliputi aspek-
aspek:
1. menyimak,
2. berbicara,
3. membaca,
4. menulis,
5. kebahasaan,
6. kesastraan, dan
7. kesantunan berbahasa.
Pada akhir pendidikan di SMP/MTs peserta didik diharapkan telah
membaca sekurang-kurangnya tiga puluh buku sastra dan nonsastra.
89
d. Kompetensi Mata Pelajaran
1. Keterampilan Berbahasa
a. Menyimak
Memahami wacana lisan yang berupa teks laporan hasil
observasi, tanggapan deskriptif, ekspositoris, ulasan, diskusi, pidato,
biografi, tanggapan kritis, tantangan, rekaman percobaan, dan
pembacaan karya sastra berbentuk cerita moral/fabel, puisi lama
(pantun, syair, dsb.), puisi baru, cerita rakyat, drama, cerpen, dan
penggalan novel.
b. Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran,
perasaan, dan informasi dalam kegiatan menyampaikan laporan hasil
observasi, tanggapan deskriptif, ekspositoris, ulasan, diskusi,
tanggapan kritis, berpidato, berdiskusi, bercerita, serta mengomentari
pembacaan cerita moral/fabel, puisi lama (pantun, syair, dsb.), puisi
baru, cerita rakyat, cerpen, penggalan novel, dan pementasan drama
dengan bahasa yang baik dan benar serta santun.
c. Membaca
Menggunakan berbagai teknik membaca untuk memahami teks
nonsastra yang berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks
pidato, laporan hasil observasi, tanggapan deskriptif, ekspositoris,
ulasan, tanggapan kritis, serta teks sastra berbentuk cerita
moral/fabel, puisi lama (pantun, syair, dsb.), puisi baru, puisi
kontemporer, hikayat, novel, biografi, cerpen, drama, karya sastra lain
berbagai angkatan dan sastra Melayu klasik.
d. Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks naratif, deskriptif,
ekspositoris, argumentatif, teks pidato, surat dinas, surat dagang,
rangkuman, ringkasan, notulen, laporan hasil observasi, karya ilmiah
sederhana, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama
dengan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan efektif.
90
2. Kebahasaan
Memahami dan dapat menggunakan berbagai komponen
kebahasaan yang meliputi bunyi bahasa, fonem, morfem, kata, frasa,
klausa, kalimat dengan baik dan benar dalam wacana lisan dan tulis.
3. Kesastraan
Memahami bentuk-bentuk sastra dan unsur-unsurnya yang meliputi
puisi (lama, baru, kontemporer), prosa (cerpen, novel, roman), prosa lirik,
dan drama; serta dapat menciptakan bentuk-bentuk sastra sederhana
dan mengapresiasinya.
4. Kesantunan Berbahasa
Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan
santun dan penuh toleran, responsif, proaktif sesuai dengan budaya
nasional Indonesia sebagai cermin budi pekerti yang luhur.
91
4. Mata Pelajaran Matematika a. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan
manusia dan juga mendasari perkembangan teknologi modern, serta
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia, serta pembentukan watak dan kepribadian manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa
ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar,
analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk membentuk manusia
berwatak dan berkepribadian yang baik, menguasai dan mencipta teknologi
di masa depan diperlukan penguasaan dan pemahaman atas matematika
yang kuat sejak dini.
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar, untuk membekali peserta didik yang disiplin
dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, inovatif dan
kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan
memanfaatkan informasi untuk hidup lebih baik pada keadaan yang selalu
berubah, tidak pasti, dan sangat kompetitif. Dalam melaksanakan
pembelajaran matematika, diharapkan bahwa peserta didik harus dapat
merasakan kegunaan belajar matematika.
Kompetensi Mata Pelajaran Matematika dalam dokumen ini disusun
sebagai landasan pembelajaran untuk membentuk watak, kepribadian, dan
kepribadian, serta mengembangkan kemampuan tersebut di atas. Selain itu
dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan
matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau
gagasan dengan menggunakan media sederhana maupun media modern
yang lain.
Pendekatan pembelajaran matematika melalui pemecahan masalah
merupakan fokus utama dalam pembelajaran yang mencakup masalah
tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal,
dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan
kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan
92
memahami masalah, membangun model matematika dan menyelesaikan
masalah, dan menafsirkan solusinya.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya
dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual
problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara
bertahap dibimbing untuk menguasai fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan
matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah
diharapkan menggunakan media pembelajaran yang sederhana maupun
media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Selain itu, perlu ada pembahasan mengenai bagaimana matematika terkait
atau diterapkan dalam kehidupan di sekitar, maupun dalam perkembangan
ilmu pengetahuan teknologi dan seni (ipteks)
Penguasaan mata pelajaran matematika memudahkan peserta didik
untuk melatih berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan inovatif yang
difungsikan untuk mendukung pembentukan soft-skill (watak, kepribadian,
atau karakter) peserta didik. Dengan pembelajaran matematika diharapkan
peserta didik dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dan
mengembangkan diri serta pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.
Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,
perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) matematika yang harus
dikuasai oleh lulusan SMP/MTs. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar
penyusunan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran matematika SMP/MTs.
b. Tujuan Mata pelajaran Matematika SMP/MTs bertujuan agar peserta didik
dapat:
1. memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, analitik dan kreatif, kemampuan
pemecahan-masalah, dan kemampuan mengkomunikasikan gagasan
serta budaya bermatematika;
2. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;
93
3. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;
4. mengembangkan sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah di kehidupan sehari-hari (dunia nyata);
5. mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
dalam matematika dan pembelajarannya.
c. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SMP/MTs
memuat materi tentang:
1. Bilangan dan Pola: bilangan bulat dan bilangan pecahan, urutan bilangan
pecahan, operasi pangkat dan akar, pola bilangan, barisan, dan deret.
2. Aljabar dan Relasi: himpunan, relasi, persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel, perbandingan.
3. Geometri dan Pengukuran: geometri bidang datar, kesebangunan dan
kekongruenan, pengukuran jarak dan sudut, Teorema Pythagoras,
transformasi.
4. Statistika dan Peluang: pengolahan data, penyajian data, ukuran
pemusatan, mencacah, frekuensi relatif, peluang.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Matematika di SMP/MTs meliputi:
1. Memiliki kemampuan berpikir kritis, logis, analitik dan kreatif, kemampuan
pemecahan-masalah, dan kemampuan mengkomunikasikan gagasan
serta budaya bermatematika
2. Menghargai nilai-nilai dan kegunaan matematika dalam kehidupan, ilmu
pengetahuan dan teknologi
3. Memiliki rasa ingin tahu dan percaya diri dalam belajar dan
menggunakan matematika.
4. Menggunakan teknologi secara tepat dan efektif untuk memecahkan
masalah serta memahami gagasan matematika
94
5. Memahami bilangan bulat dan pecahan, bilangan bentuk akar, serta
operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan operasi
akar dan pangkat serta sifat – sifat pada operasi tersebut
6. Memahami fakta, konsep, sifat, dan keterampilan aljabar yang meliputi
bentuk-bentuk aljabar, persamaan linier, pertidaksamaan linier, himpunan
dan operasinya, fungsi dan grafiknya, pola bilangan, barisan bilangan,
serta mampu menerapkannya dalam konteks matematika serta
menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
7. Memahami fakta, konsep, sifat, dan keterampilan geometri meliputi
menggunakan sistem koordinat untuk menyatakan posisi dan jarak,
menaksir dan menghitung luas dan volume; menggunakan gagasan
transformasi dan kesimetrian untuk menyelidiki karakteristik bangun data.
8. Memahami dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan:
penyajian dan pengolahan data, ukuran pemusatan.
9. Memahami konsep ruang sampel, peluang kejadian, dan mampu
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
95
5. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) a. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusiamelalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk
menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SMP/MTs
diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat) secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman
belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan
konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting
kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SMP/MTs
menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Terkait dengan hal-hal tersebut dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan,
perlu disusun kompetensi mata pelajaran (KMP) IPA yang harus dikuasai
oleh lulusan SMP/MTs. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran IPA pada jenjang SMP.
96
b. Tujuan Mata Pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan:
1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.
2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
c. Ruang Lingkup Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SMP/MTs meliputi aspek-
aspek berikut:
1. Makhluk hidup dan proses kehidupan
2. Materi dan sifat-sifatnya.
3. Energi dan perubahannya.
4. Bumi dan alam semesta.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran IPA untuk SMP/MTs meliputi:
1. Menunjukkan sikap jujur, terbuka, cermat, selalu ingin tahu, dan percaya
diri.
2. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.
97
3. Melakukan pengamatan atau percobaan secara teliti; mencatat data
percobaan dalam bentuk tabel dan grafik; membuat kesimpulan; dan
mengkomunikasikan hasilnya secara lisan dan tulis menggunakan
teknologi informasi.
4. Mendeskripsikan keaneka-ragaman makhluk hidup, klasifikasi berdasar-
kan ciri-cirinya, saling ketergantungan dalam ekosistem; dan mempunyai
kepedulian untuk melestarikan.
5. Menjelaskan cara kerja berbagai indera dan sistem organ dalam
mendukung kelangsungan hidup.
6. Mendeskripsikan wujud zat, sifat-sifat (fisika dan kimia), perubahan yang
dialami, serta hubungannya dengan makhluk hidup dan lingkungan
sekitarnya.
7. Mendeskripsikan konsep gaya, usaha, energi, getaran, gelombang, optik,
listrik, dan magnet, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
8. Mendeskripsikan sistem tata surya dan proses yang terjadi di dalamnya,
serta hubungannya dengan ekosistem.
98
6. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan mulai dari SD/MI sampai SMP/MTs. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat
materi Ekonomi, Sejarah, Geografi dan Sosiologi. Melalui mata pelajaran
IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia
yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan
berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan
setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis
terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan
dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan
peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam
pada bidang ilmu yang berkaitan.
Terkait dengan hal tersebut di atas dan dengan memperhatikan
Kompetensi Inti (KI) yang diberikan dalam Standar Kompetensi Lulusan,
perlu disusun Kompetensi Mata Pelajaran (KMP) IPS yang harus dikuasai
oleh lulusan SMP/MTs. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan
Kompetensi Dasar (KD) pelajaran IPS di sekolah tersebut.
b. Tujuan Mata pelajaran IPS SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyara-
kat dan lingkungannya
99
2. menampilkan sikap ingin tahu untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan terhadap
sejumlah konsep kehidupan sosial
3. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran IPS SMP/MTs meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3. Sistem Sosial dan Budaya
4. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran IPS di SMP/MTs meliputi:
1. Memahami keanekaragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan,
dan dampaknya terhadap kehidupan 2. Memahami proses interaksi dan sosialisasi dalam pembentukan
karakter dan kepribadian manusia 3. Membuat sketsa dan peta wilayah serta menggunakan peta, atlas, dan
globe untuk mendapatkan informasi keruangan 4. Memahami gejala-gejala geosfer dan dampaknya terhadap kehidupan 5. Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan
pemerintahan sejak Pra-aksara, Hindu Budha, sampai masa Kolonial
Eropa 6. Menemukan upaya penanggulangan permasalahan kependudukan dan
lingkungan hidup dalam pembangunan berkelanjutan 7. Memahami proses kebangkitan nasional, usaha persiapan
kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, dan mempertahankan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
100
8. Mendeskripsikan perubahan sosial-budaya dan tipe-tipe perilaku
masyarakat dalam menyikapi perubahan, serta mengidentifikasi
berbagai perilaku sosial sebagai akibat penyimpangan sosial dalam
masyarakat, dan upaya pencegahannya 9. Mengidentifikasi region-region di permukaan bumi berkenaan dengan
pembagian permukaan bumi atas benua dan samudera, keterkaitan
unsur geografis dan ciri-ciri negara maju dan berkembang 10. Mendeskripsikan perkembangan lembaga internasional, kerja sama
internasional dan peran Indonesia dalam kerja sama dan perdagangan
internasional, serta dampaknya terhadap perekonomian Indonesia 11. Mendeskripsikan manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi serta
mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan prinsip
ekonomi dalam memenuhi kebutuhannya 12. Mengungkapkan gagasan kreatif dalam tindakan ekonomi yang
berkarakter berupa kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi
barang/jasa untuk mencapai kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
yang beretika.
101
7. Mata Pelajaran Bahasa Inggris a. Latar Belakang
Bahasa, memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, emosional, dan karakterpeserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran Bahasa
Inggris diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya,
dan budaya orang lain. Selain itu, pembelajaran bahasa juga membantu
peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi
dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Bahasa Inggris merupakan alat untuk berkomunikasi secara lisan dan
tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi,
pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah
kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi
atau menciptakan wacana dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,
mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan
berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.
Tingkat literasi mencakupiperformative, functional, informational, dan
epistemic. Pada tingkat performative, orang mampu membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara dengan simbol-simbol yang digunakan. Pada
tingkat functional, orang mampu menggunakan bahasa untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari seperti membaca surat kabar, manual atau
petunjuk. Pada tingkat informational, orang mampu mengakses pengetahuan
dengan kemampuan berbahasa, sedangkan pada tingkat epistemic orang
mampu mengungkapkan pengetahuan ke dalam bahasa sasaran
(Wells,1987).
Pembelajaran bahasa Inggris di SMP/MTs ditargetkan agar peserta
didik dapat mencapai tingkat functional yakni berkomunikasi secara lisan dan
102
tulis untuk menyelesaikan masalah sehari-hari, sedangkan untuk SMA/MA
diharapkan dapat mencapai tingkat informational karena mereka disiapkan
untuk melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Tingkat literasi
epistemic dianggap terlalu tinggi untuk dapat dicapai oleh peserta didik
SMA/MA karena bahasa Inggris di Indonesia berfungsi sebagai bahasa
asing.
Terkait dengan hal-hal tersebut di atas, perlu disusun kompetensi
mata pelajaran (KMP) bahasa Inggris yang harus dikuasai oleh lulusan
SMP/MTs. KMP ini selanjutnya dijadikan dasar penyusunan Kompetensi
Dasar (KD) pelajaran bahasa Inggris.
b. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis
untuk mencapai tingkat literasi functional;
2. memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global; dan
3. mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara
bahasa dengan budaya.
c. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi:
1. kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional;
2. kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional
pendek dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive,
recount, narrative, dan report, dan gradasi bahan ajar tampak dalam
penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkah-langkah retorika; dan
3. kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata
bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural
(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam
103
berbagai konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah
yang timbul dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar
komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana
(menggunakan piranti pembentuk wacana).
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs meliputi:
1. Menyimak
Memahami makna dalam wacana lisan interpersonal dan
transaksional sederhana, secara formal maupun informal, wacana lisan
dalam bentuk teks fungsional pendek, dan wacana lisan dalam bentuk
recount, narrative, procedure, descriptive, dan report, dalam konteks
kehidupan sehari-hariyang dapat memberikan kontribusi terbentuknya
pribadi yang berkarakter luhur.
2. Berbicara
Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana interpersonal
dan transaksional sederhana, secara formal maupun informal, dan dalam
bentuk teks fungsional pendek, serta dalam bentuk recount, narrative,
procedure, descriptive, dan report, dalam konteks kehidupan sehari-
hariyang dapat memberikan kontribusi terbentuknya pribadi yang
berkarakter luhur.
3. Membaca
Memahami makna dalam wacana tertulis dalam bentuk teks
fungsional pendek dan wacana tertulis dalam bentuk recount, narrative,
procedure, descriptive, dan report yang sederhana secara formal
maupun informal dalam konteks kehidupan sehari-hariyang dapat
memberikan kontribusi terbentuknya pribadi yang berkarakter luhur.
4. Menulis
Mengungkapkan makna secara tertulis dalam bentuk teks
fungsional pendek dan dalam bentuk recount, narrative, procedure,
descriptive, dan report yang sederhana secara formal maupun informal
dalam konteks kehidupan sehari-hariyang dapat memberikan kontribusi
terbentuknya pribadi yang berkarakter luhur.
104
Kelompok B 1. Mata Pelajaran Seni Budaya a. Latar belakang
Pendidikan Seni Budaya diberikan di sekolah karena memiliki
keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan dalam upaya membentuk
keperibadian peserta-didik menjadi manusia yang utuh sebagaimana yang
terkristalisasi dalam rumusan kompetensi inti. Keunikan, kebermaknaan, dan
kebermanfaatan pendidikan Seni Budaya terletak pada cirinya yang khas
yang tidak dimiliki oleh mata pelajaran lain yakni pada pemberian
pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berapresiasi dan
berekspresi/berkreasi. Dalam praktiknya, pendidikan seni budaya terlaksana
melalui bidang seni rupa, seni musik, seni tari dan seni teater. Bidang seni
rupa, seni musik, seni tari dan seni teater, memiliki kekhasan tersendiri
sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni
budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang
tertuang dalam pemberian pengalaman untuk mengembangkan kemampuan
konsepsi, apresiasi, dan kreasi
Pendidikan Seni Budaya memiliki sifat multilingual, multidimensional,
dan multikultural. Multilingual bermakna pengembangan kemampuan
mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti
bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.
Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi
konsepsi, apresiasi, dan kreasi/rekreasi dengan cara memadukan secara
harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural
mengandung makna pendidikan seni budaya menumbuhkembangkan
kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara
(meliputi budaya daerah setempat dan daerah lain dalam wilayah Indonesia)
dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis
yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam
masyarakat dan budaya yang majemuk.
Materi pembelajaran Seni Budaya yang bersifat teori (fakta, konsep,
kaidah, dan teori) tidak diberikan secara terpisah, tetapi terpadu dalam
kegiatan mengapresiasi karya seni dan berkreasi seni. Hal ini dimaksudkan
105
agar pendidikan seni budaya tidak terjerumus ke arah pembelajaran yang
bersifat kognitif.
Terkait dengan hal-hal tersebut perlu disusun Standar Isi yang
selanjutnya akan dijadikan acuan dalam merumuskan Kompetensi Dasar
mata pelajaran dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, dan karakteristik mata pelajaran Seni Budaya di
SMP/MTs.
b. Tujuan
Mata pelajaran Seni Budaya SMP/MTs berorientasi pada pencapaian
Kompetensi Inti yang meliputi aspek spiritual, sosial, pengetahuan, dan
keterampilan melalui pencapaian tujuan berikut ini:
1. memahami konsep dan pentingnya seni budaya;
2. menampilkan sikap apresiatif terhadap seni budaya;
3. mengungkapkan pengalaman estetik melalui kreasi/rekreasi seni budaya;
4. menampilkan peran serta dalam seni budaya.
c. Ruang Lingkup Ruang Lingkup Mata Pelajaran Seni Budaya SMP/MTs mencakup:
1. Seni Rupa
Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan
penanggapan terhadap gejala estetik seni rupa) dan aspek kreasi
(penciptaan karya seni rupa serta penyajiannya dalam bentuk pameran di
kelas/sekolah).
2. Seni Musik
Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan
penanggapan terhadap gejala estetik seni musik) dan aspek kreasi
(penciptaan karya seni musik serta penyajiannya dalam bentuk
pementasan di kelas/sekolah).
3. Seni Tari
Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan
penanggapan terhadap gejala estetik karya seni tari) dan aspek kreasi
(penciptaan karya seni tari serta penyajiannya dalam bentuk pementasan
di kelas/sekolah
106
4. Seni Teater
Aspek konsepsi (pemahaman), apresiasi (pencerapan dan
penanggapan terhadap gejala estetik karya seni teater) dan aspek kreasi
(penciptaan karya seni teater serta penyajiannya dalam bentuk
pementasan di kelas/sekolah
Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan minimal diajarkan satu
bidang seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas
yang tersedia. Pada sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran
lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih
bidang seni yang akan diikutinya. Pada tingkat SMP/MTs, prakarya
ditekankan pada keterampilan vokasional.
d. Kompetensi Mata Pelajaran
Kompetensi mata pelajaran Seni Budaya yang harus dimiliki oleh
peserta didik SMP/MTs untuk bidang seni rupa mencakup: 1. memiliki pengetahuan kesenirupaan yang memungkinkan peserta-didik
mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni rupa
sesuai dengan tingkat usia sekolah menengah pertama.
2. mengapresiasi (mencerap, dan menanggapi) karya seni rupa Nusantara
(seni rupa yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai
kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan seni rupa
Indonesia pada umumnya, baik yang merupakan seni rupa terapan
maupun seni rupa murni, yang diamati secara langsung atau melalui
media rekam; dan
3. mengekspresikan diri melalui karya seni rupa terapan dan seni rupa murni
dengan memanfaatkan teknik dan corak seni rupa Nusantara/Indonesia
serta menyajikan karya tersebut dalam bentuk pameran di kelas maupun
di sekolah.
Kompetensi Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta-didik
SMP/MTs untuk bidang seni musik mencakup:
1. memiliki pengetahuan kesenimusikan yang memungkinkan peserta-didik
mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni musik
sesuai dengan tingkat usia sekolah menengah pertama;
2. mengapresiasi (mencerap, dan menanggapi) karya seni musik Nusantara
107
(seni musik yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai
kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya, lagu wajib, dan
seni musik Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung atau
melalui media rekam; dan
3. mengekspresikan diri melalui karya seni musik vokal dan instrumen
dengan menampilkan/merekreasi karya seni musik Nusantara khususnya,
lagu wajib, dan seni musik Indonesia pada umumnya dalam bentuk
penampilan di kelas maupun penampilan/pementasan di sekolah.
Kompetensi Seni Budaya yang harus dimiliki oleh peserta-didik
SMP/MTs untuk bidang seni tari mencakup:
1. memiliki pengetahuan yang memungkinkan peserta-didik mengapresiasi
dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni tari sesuai dengan
tingkat usia menengah pertama.
2. mengapresiasi (mencerap dan menanggapi) karya seni tari Nusantara
(seni tari yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui sebagai
kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan seni tari
Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung atau melalui
media rekam; dan
3. mengekspresikan diri melalui karya seni tari dengan menampilkan/
merekreasi karya seni tari Nusantara khususnya dan seni tari kreasi
Indonesia pada umumnya dalam bentuk pementasan di kelas maupun
pementasan di sekolah.
Kompetensi Seni Budaya harus dimiliki oleh peserta-didik SMP/MTs
untuk bidang seni teater mencakup:
1. memiliki pengetahuan yang memungkinkan peserta-didik
mengapresiasi dan mengekspresikan diri (berkreasi) melalui seni
teater sesuai dengan tingkat usia sekolah menengah pertama.
2. mengapresiasi (mencerap dan menanggapi) karya seni teater
Nusantara (seni teater yang tumbuh dan/atau berkembang serta diakui
sebagai kekayaan budaya tradisi/daerah di Indonesia) khususnya dan
seni teater Indonesia pada umumnya, yang diamati secara langsung
atau melalui media rekam; dan
3. mengekspresikan diri melalui karya seni teater dengan
menampilkan/merekreasi karya seni tari Nusantara khususnya dan
108
seni teater kreasi Indonesia pada umumnya dalam bentuk
pementasan di kelas maupun pementasan di sekolah.
109
2. Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
a. Latar Belakang Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan
bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang
direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
nasional Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam
berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan
kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara sistematis. Pembekalan
pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan
pengembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup
sehat dan bugar sepanjang hayat.
Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan
kurang lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan,
karena gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk
mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah
dengan perkembangan zaman.
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan media untuk
mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik,
pengetahuan dan penalaran, pemanduan bakat istimewa ,penghayatan nilai-
nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial), serta pembiasaan
pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan
perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Ini berarti bahwa
Pendidikan Jasmani adalah pendidikan manusia seutuhnya yang diperoleh
melalui segala bentuk aktivitas jasmani yang mengacu kepada konsep
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
110
Terkait dengan hal-hal tersebut di atas perlu disusun Kompetensi Mata
Pelajaran (KMP) Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang harus
dikuasai oleh lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah
Tsanawiyah (MTs). SKL ini selanjutnya dijadikan dasar Kompetensi Dasar
(KD) pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di SMP/MTs.
b. Tujuan
Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan bertujuan agar peserta
didik SMP/MTs dapat:
1. Memiliki karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan;
2. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis;
3. Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif.
4. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih;
5. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik;
6. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar;
7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain, lingkungan.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan untuk jenjang SMP/MTs adalah sebagai berikut:
1. Permainan dan olahraga
2. Aktivitas pengembangan
3. Aktivitas senam
4. Aktivitas ritmik
5. Aktivitas air
111
6. Pendidikan luar kelas
7. Kesehatan
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan SMP/MTs meliputi:
1. Memiliki karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan;
2. Menerapkan kebiasaan hidup bugar, bersih, aman, sehat fisik, sehat
mental dan sehat sosial yang dapat dimanfaatkan untuk memecahkan
masalah lingkungan serta kehidupan sehari-hari;
3. Memanfaatkan berbagai informasi tentang hidup bersih, aman, dan
bugar;
4. Menerapkan sikap kompetitif, sportif, dan prestatif melalui aktivitas
jasmani yang terkandung di dalam pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan yang dapat ditransfer ke dalam kehidupan
sehari-hari;
5. Memiliki kemampuan berbagai macam aktivitas motorik (permainan dan
olahraga, aktivitas pengembangan diri, aktivitas senam, aktivitas ritmik,
aktivitas air, pendidikan luar kelas, dan kesehatan) yang dapat
dimanfaatkan dalam memecahkan masalah lingkungan dan kehidupan
sehari-hari.
112
3. Mata Pelajaran Prakarya
a. Latar Belakang Mata pelajaran Prakarya merupakan pembentuk kompetensi dasar
keterampilan yang sangat diperlukan oleh peserta didik SMP/MTs dalam
rangka membangun kapasitas personalnya agar mampu berkiprah secara
proporsional dalam kehidupan sehari-hari. Berkembangnya ragam kebutuhan
manusia, dalam mencukupi kebutuhan akan keterampilan dasar yang
diperlukanya sehari hari, pada dasarnya bisa dipandang sebagai faktor
tuntutan yang harus diantisipasi oleh setiap peserta didik SMP/MTs. Mata
pelajaran Prakarya kiranya tepat memenuhi kebutuhan itu. Mata Pelajaran
Prakarya menjadi sangat urgen bagi peserta didik untuk mendapatkan
keterampilan “teknis-teknologis dasar” sebagai bekal mereka dalam
kehidupan sehari-hari. Di samping berfungsi sebagai keterampilan dasar
untuk mendapatkan kelanjutan dari mata pelajaran serupa di tingkat
pendidikan menengah. Mata pelajaran Prakarya mencakup dasar dasar
Kerajinan, Rekayasa, Budidaya dan Pengolahan.
Mata pelajaran Prakarya diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran
terpisah, yang cakupan materinya disesuaikan dengan kebutuhan guna
membentuk kompetensi keterampilan. Alokasi waktu pembelajarannya
secara keseluruhan untuk jenjang SMP/MTs adalah 2 jam per minggu
selama 3 tahun (kelas VII, VIII dan IX).
b. Tujuan
Mata pelajaran Prakarya bertujuan agar peserta didik:
1. Mensyukuri karunia Tuhan YME yang berupa kekayaan ragam prakarya
yang bisa dilihat, dipahami di wilayah NKRI
2. Menunjukan perilaku jujur, percaya diri, mandiri, toleran, disiplin dan
beranggung jawab dalam menerapkan keteramplan prakarya dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Menunjukkan rasa bangga terhadap produk kerajinan, rekayasa,
budidaya dan pengolahan bahan organik dan anorganikI.
4. Memahami aneka bahan organik dan anorganik lingkungan yang dapat
dimanfaatkan untuk prakarya
5. Memahami dasar-dasar keterampilan kerajinan, rekayasa, budidaya dan
113
pengolahan
6. Menerapkan keterampilan yang berupa kerajinan, rekayasa, budidaya
dan pengolahan dalam bentuk barang kerajianan yang bisa dimanfaatkan
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Prakarya untuk jenjang SMP/MTs
adalah sebagai berikut:
1. Kait hubung antara mata pelajaran Prakarya dan kebutuhan sebagai
anggauta masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan
kewajiban sebagai umat Tuhan YME.
2. Bahan-bahan organik dan anorganik dari lingkungan sebagai bahan
dasar membuat barang kerajinan yang dapat memberi nilai tambah, baik
berupa nilai keindahan, kemudahan bagi proses kehidupan maupun
produk kerajinan yang bisa bernilai ekonomi
3. Perangkat keras untuk rekayasa, budidaya dan pengolahan bahan
organik dan anorganik yang menjadikan peserta didik memiiliki informasi
tambah tentang perangkat tersebut, yang mana daripadanya diharapkan
dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaannya kepada Tuhan YME,
menciptakan keindahan, memberi kemudahan dalam kehidupan siswa
dan masyarakat di lingkungannya.
d. Kompetensi Mata Pelajaran Kompetensi mata pelajaran Prakarya meliputi:
1. Mengenali bahan lingkungan, organik dan anorganik yang dapat
dimanfaatkan untuk kerajinan, rekayasa, budidaya dan proses
pengolahan untuk memproduk barang atau tatacara yang dapat
memberikan nilai tambah.
2. Menggunakan bahan dan limbahnya yang berasal dari bahan organik
dan anorganik untuk merancang dan memodifikasi kerajinan serta
memanfaatkan limbahnya untuk membuat barang kerajinan.
3. Memahami prinsip dasar rekayasa yang berbasis teknologi mekanik
sederhana, merekayasa produk elektronika pasif dan masif,
merancangbangun konstruksi sederhana dan instalasi listrik; Memahami
114
prinsip budidaya tanaman obat dan pangan, ikan hias, serta budidaya
ternak; Memahami prinsip pengolahan bahan sayur dan buah untuk
minuman kesehatan, pengolahan bahan pangan sereal dan umbi
menjadi makanan siap saji setengah jadi serta menjadi produk non
pangan, pengolahan bahan ikan-daging putih/merah siap saji serta
menjadi bahan setengah jadi sekaligus pengepakannya.
4. Menggunakan pemahaman rekayasa, budidaya dan pengolahan untuk
memproduk barang barang yang bisa dimanfaatkan.