e. Pendekatan Dan Metodologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pendekatan dan metodologi dalam kegiatan peningkatan ruas jalan

Citation preview

  • U S U LAN T EKN I S PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN LEBAKJABUNG-TAWANGREJO

    V - 1

    BAB 5

    URAIAN PENDEKATAN,

    METODOLOGI,

    DAN PROGRAM KERJA

    5.1 UMUM

    Salah satu tipe perbaikan dan pemeliharaan jalan yang umum dipakai untuk

    memperbaiki jalan yang rusak akibat beban adalah dengan overlay, atau pelapisan

    tambahan. Pelapisan tambahan adalah proses atau pekerjaan pelapisan kembali pada suatu

    ruas jalan dengan menambahkan satu satu lapis pada perkerasan lama.

    Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pelapisan kembali suatu jalan adalah

    tebal perkerasan yang harus diletakkan pada perkerasan kembali. Ketebalan ini menjadi

    kritikal karena akan menentukan tingkat kinerja (performance) dari jalan di masa yang akan

    datang. Ketebalan yang tidak memenuhi persyaratan akan membuat program penanganan

    jalan menjadi kurang efektif. Begitu juga, pelapisan kembali dengan ketebalan yang

    overestimate akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit yang mengakibatkan suatu

    pemborosan biaya. Oleh karena itu, program pelapisan kembali jalan ini harus

    diperhitungkan dengan seksama.

    Untuk keperluan perencanaan pelebaran ruas jalan diperlukan identifikasi terhadap

    permasalahan yang terjadi disetiap ruas jalan, baik faktor internal (system struktur

    perkerasan) dan faktor luar (iklim dan beban). Hal ini dikarenakan dengan tingkat dan jenis

    kerusakan yang sama dimungkinkan penyebab kerusakannya yang berbeda, sehingga untuk

    ketepatan dalam identifikasi tingkat dan jenis kerusakan diperlukan penyelidikan dan survey.

    Dalam perencanaan tebal perkerasan lentur (flexible pavement), digunakan Metode Analisa

    Komponen dari Bina Marga.

  • U S U LAN T EKN I S PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN LEBAKJABUNG-TAWANGREJO

    V - 2

    5.2 METODE ANALISIS OVERLAY

    Terdapat beberapa macam tipe analisis yang umum dilakukan untuk menentukan tebal

    overlay. Berikut ini akan dijabarkan secara singkat beberapa metode yang akan dipakai

    untuk menganalisis overlay.

    5.2.1 Metode Analisis Komponen

    Metode penentuan tebal overlay berdasarkan Metode Analisa Komponen pada

    hakikatnya sama dengan jalan baru, dengan perkecualian bahwa pada perhitungan

    pelapisan tambahan (overlay), kondisi perekerasan jalan lama (eksisting pavement) dinilai

    tehadap setiap lapisan, baik itu lapisan permukaan, lapis pondasi atas, serta lapis pondasi

    bawah sesuai dengan Tabel 3.1.

    Tabel 5.1 Nilai Kondisi Perkerasan Jalan

    1 Lapis Permukaan :

    Umumnya tidak retak, hanya sedikit deformasi pada jalur roda 90 100 %

    Terlihat retak halus, sedikit deformasi pada jalur roda namun

    masih tetap stabil 70 90 %

    Retak sedang, beberapa deformasi pada jalur roda,

    pada dasarnya masih menunjukkan kestabilan 50 70 %

    Retak banyak, demikian juga deformasi pada jalur roda,

    menunjukkan gejala ketidakstabilan 30 50 %

    2 Lapis Pondasi

    a. Pondasi Aspal Beton atau Penetrasi Macadam.

    Umumnya tidak retak 90 100 %

    Terlihat retak halus, namun masih tetap stabil 70 90 %

    Retak sedang, pada dasarnya masih menunjukkan

    kestabilan 50 70 %

    Retak banyak, menunjukkan gejala ketidakstabilan 30 50 %

    b. Stabilisasi Tanah dengan Semen atau Kapur:

    70 100 %

    c. Pondasi Macadam atau Batu Pecah:

    80 100 %

    3 Lapis Pondasi Bawah :

    90 100 %

    Index plastisitas (Plasticity Index = PI ) > 6 70 90 %

    Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa

    Komponen

  • U S U LAN T EKN I S PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN LEBAKJABUNG-TAWANGREJO

    V - 3

    Perhitungan perkerasan didasarkan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan

    perkerasan jangka panjang, yang dinyatakan oleh Indeks Tebal Perkerasan (ITP), dengan

    rumus sebagai berikut :

    332211 DaDaDaITP

    Dimana :

    ITP = Indeks Tebal Perkerasan

    a1, a2, a3 = koefisien kekuatan relatif

    D1, D2, D3 = Tebal masing-masing lapisan

    1,2,3 = nomor yang menunjukkan lapis permukaan, lapis pondasi,

    dan lapis pondasi bawah

    Indeks tebal perkerasan merupakan nilai kekuatan material beserta dimensinya yang

    sesuai dengan tingkat beban lalu lintas (jumlah lintasan ekivalen total) dengan koreksi daya

    dukung tanah, faktor regional dan indeks permukaan perkerasan. Maka dengan

    diketahuinya faktor-faktor koreksi dan beban lalu lintas dapat ditentukan tebal masing -

    masing lapisan perkerasan menurut persamaan di atas.

    Pada perhitungan pelapisan tambahan (overlay), kondisi perekerasan jalan lama

    (eksisting pavement) dinilai tehadap setiap lapisan, baik itu lapisan permukaan, lapis

    pondasi atas, serta lapis pondasi bawah.

    5.2.2 Metode Asphalt Institute (AI)

    Asphalt Institue (AI) mempunyai dua metode yang dapat dipakai untuk menentukan

    tebal struktur overlay, yaitu metode tebal efektif (the effective thickness method) dan

    metode berdasarkan defleksi (deflection method). Metode pertama hanya didasarkan

    pada kondisi perkerasan pada saat overlay akan dilaksanakan, tanpa melakukan pengujian

    defleksi. Sedangkan metode yang kedua didasarkan pada kondisi perkerasan dengan

    terlebih dahulu melakukan pengujian defleksi. Metode yang kedua umumnya memberikan

    hasil yang lebih teliti karena didasarkan pada hasil monitoring kondisi perkerasan

    terutama, kemampuannya dalam menerima beban (yang dinyatakan dalam defleksi yang

    terjadi akibat beban. Pengukuran defleksi perkerasan dilakukan dengan menggunakan

    Benkelemen Beam Test.

    Untuk menentukan ketebalan dari Metode Tebal Efektif dipakai rumus berikut:

  • U S U LAN T EKN I S PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN LEBAKJABUNG-TAWANGREJO

    V - 4

    n

    i

    iiie EChh1

    Dimana:

    hi = tebal overlay

    Ci = Faktor Material dari Perkerasan Lama

    Ei = modulus elastis dari overlay (500.000 psi)

    Untuk menentukan tebal perkerasan dengan metode Defleksi ditentukan dengan

    menggunakan persamaan berikut :

    5.02

    3/1

    2

    11

    1

    2

    5.02

    1

    2

    8.018.0115.1

    E

    E

    a

    h

    E

    E

    a

    h

    E

    qad

    Dimana:

    h1 = tebal overlay

    E1 = modulus elastis dari overlay (500.000 psi)

    d = rebound deflection, yang dapat dinyatakan hubungannya

    dengan trafik sebagai berikut:

    2438.00363.1 ESALd

    Dimana :

    E2 = modulus elastis dari perkerasan lama, yang dinyatakan sebagai:

    rrd

    qaE

    5.12

    Sedangkan rrd adalah representative rebound deflection, dan dinyatakan sebagai

    berikut :

    cFsrrd )2(

    Dimana:

    rrd = representative rebound deflection

    = rata-rata defleksi yang didapat dari Benklemen Beam

  • U S U LAN T EKN I S PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN LEBAKJABUNG-TAWANGREJO

    V - 5

    F = faktor penyesuaian temperatur (temperature adjustment

    factor)

    c = faktor penyesuaian kritis, yang nilainya lebih dari 1.

    5.3 METODELOGI

    5.3.1 Tahap Persiapan

    Di dalam tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan sebagai awal (inisiasi) dari

    seluruh rangkaian kegiatan yang direncanakan. Hasil tahap persiapan ini akan sangat

    mempengaruhi proses yang dilakukan dalam tahap-tahap selanjutnya, karena spesifikasi

    kebutuhan data, konsep analisis, dan sasaran akhir pekerjaan akan ditetapkan dalam tahapan

    ini.

    Secara umum terdapat 3 kegiatan utama di dalam tahap persiapan ini, yakni :

    (1) Persiapan Administrasi berupa kegiatan untuk menyelesaikan dokumen kerja dengan

    pihak pemberi kerja,

    (2) Persiapan Organisasi berupa kegiatan untuk menyusun tim studi berikut dengan job-

    description setiap tenaga ahli,

    (3) Pemantapan metodologi, maksud dari kegiatan ini adalah:

    Merencanakan secara lebih detail tahap-tahap pelaksanaan kegiatan berikutnya,

    untuk mengefi sienkan penggunaan waktu dan sumber daya.

    Menetapkan metoda dan analisis yang akan digunakan, hal ini penting untuk

    ditetapkan karena akan mempengaruhi kebutuhan data, penyediaan waktu analisis,

    dan kualitas hasil penelitian secara keseluruhan.

    5.3.2 Tahap Kajian Pendahuluan

    Di dalam tahap ini dilakukan penelaahan terhadap beberapa data eksisting yang

    tersedia dan peninjauan lokasi pekerjaan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini

    meliputi dua kegiatan utama, yaitu :

  • U S U LAN T EKN I S PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN LEBAKJABUNG-TAWANGREJO

    V - 6

    (1) Studi tentang data lalulintas pada waktu sebelumnya. Hal ini penting sebagai bahan

    acuan terhadap kegiatan selanjutnya. Juga sebagai dasar apakah data lalulintas yang

    telah tersedia mencukupi serta realistis untuk dipakai dalam analisis saat ini.

    (2) Deskripsi wilayah studi, yang berguna untuk:

    a. Mengetahui karakteristik wilayah studi yang terkait dengan kebutuhan dalam

    penentuan dimensi jalan untuk melayani lalulintas pada kawasan sekitar wilayah

    studi

    b. Mengetahui sistem kegiatan sosial ekonomi sebagai penurun permintaan

    perjalanan, yang akan berguna dalam memprediksikan kebutuhan pergerakan

    dan jumlah kendaraan pada masa depan yang akan menggunakan jalan.

    5.3.3 Tahap Pengumpulan Data

    Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan data, baik data dari sumber sekunder

    (instansi terkait) maupun data primer yang diperoleh dari survey di lapangan. Penjelasan

    mengenai tahap pengumpulan data ini akan diuraikan lebih detail pada sub bab selanjutnya.

    A Pengumpulan Data Primer

    Data primer yang dibutuhkan untuk keperluan pekerjaan overlay ini adalah sebagai

    berikut :

    Data geometrik jalan .

    Data ini diperlukan untuk mengetahui peta situasi jalan, kondisi geometrik jalan, serta

    penampang memanjang maupun penampang melintang jalan.

    Untuk mendapatkan data ini akan dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat

    ukur (theodolit) untuk sepanjang ruas jalan yang akan dioverlay.

    Data lalulintas.

    Data ini diperlukan untuk dapat memprediksikan kebutuhan tebal overlay maupun

    untuk memprediksikan kebutuhan dimensi jalan.

    Untuk mendapatkan data ini, maka akan dilakukan survey traffic counting pada titik

    titik di ruas jalan rencana. Survey ini akan dilakukan selama 12 jam (06.00 18.00).

    Asumsi yang dipakai adalah bahwa pada kawasan studi, umumnya lalulintas mulai

  • U S U LAN T EKN I S PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN LEBAKJABUNG-TAWANGREJO

    V - 7

    menurun setelah jam 17.00, sehingga keputusan pengambilan data selama 12 jam

    mencukupi untuk analisis.

    Data Kondisi Jalan.

    Data ini diperlukan untuk mengetahui kondisi permukaan jalan eksisting (sebelum

    overlay). Dari kerangka pemikiran telah diketengahkan bahwa ketebalan overlay yang

    diperlukan membutuhkan data kondisi eksisting jalan pra overlay.

    Data kondisi jalan diperoleh dengan melakukan identifikasi terhadap tipe-tipe

    distress atau kerusakan yang terjadi pada jalan. Form pengambilan data ini dapat

    dilihat pada lampiran.

    Data Lendutan Balik (Rebound Deflection).

    Data ini diperlukan untuk mengetahui kekuatan sisa dari jalan eksisting.

    Untuk mendapatkan data ini dilakukan dengan melakukan pengujian lendutan jalan

    menggunakan Benklemen Beam. Pengukuran dilakukan pada tiap interval jarak

    tertentu yang dianggap dapat mewa kili kondisi eksisting jalan. Prosedur pengambilan

    data ditampilkan pada lampiran.

    Data Karakteristik Tanah.

    Data ini diperlukan untuk dapat mendisain perkerasan terutama pada segmen yang

    membutuhkan pelebaran. Data utama yang diperlukan meliputi data CBR tanah,

    kadar air, dan berat jenis. Pengujian tanah dilakukan dengan pengambilan sample

    tanah dengan jumlah tertentu pada titik -titik yang mewakili.

    B Pengumpulan Data Sekunder

    Data sekunder yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini meliputi :

    (1) Data sosio-ekonomi, yang meliputi data jumlah dan penyebaran penduduk,

    jumlah dan penyebaran tenaga kerja, PDRB dan PDRB perkapita, output

    (produksi) dari kegiatan ekonomi, dan data terkait lainnya yang disusun menurut

    satuan wilayah administrasi yang ada. Data ini diperlukan untuk dapat

    memprediksi pertumbuhan untuk masing -masing jenis kendaraan pada ruas-ruas

    jalan yang dikaji.

    (2) Data tata ruang, yang meliputi data penggunaan lahan per jenis kegiatan, pola

    penyebaran lokasi kegiatan, besaran penggunaan ruang dan pola kegiatannya.

  • U S U LAN T EKN I S PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN LEBAKJABUNG-TAWANGREJO

    V - 8

    (3) Data jaringan jalan, yang merangkum data-data mengenai kondisi fisik dan

    tingkat pelayanan jaringan jalan yang berada di sekitar rencana jalan yang

    dioverlay.

    Data harga satuan. Data ini diperlukan untuk mdapat memperkirakan rencana

    anggaran biaya yang diperlukan pada tahan pelaksanaan pekerjaan overlay.

    5.3.4 Tahap Analisis Data

    Data yang telah didapat kemudian akan digunakan untuk mendapatkan parameter-

    parameter yang diperlukan untuk perencanaan overlay. Adapun analisis yang akan dilakukan

    adalah sebagai berikut:

    a. Analisis lalulintas.

    Analisis data ini meliputi perhitungan lalulintas harian rata-rata, lintas ekivalen rata-rata,

    kapasitas jalan dan derajat kejenuhan.

    b. Analisis Lendutan Balik.

    Analisis data ini dihitung dari data pengujian lendutan lapangan menggunanakan

    Benklemen Beam. Dari analisis ini akan didapatkan lendutan rata-rata dan representative

    rebound deflection .

    c. Analisis Kondisi Jalan.

    Data hasil survey kondisi jalan akan dianalisis sehingga akan didapatkan nilai PSI (Present

    Serviceability Index) dan PCI (Present Condition Index)-nya.

    d. Perencanaan Tebal Overlay.

    Analisis-analisis di atas diperlukan untuk mendapatkan parameter-parameter yang

    diperlukan untuk perhitungan ketebalan overlay. Perencanaan ketebalan akan

    menggunakan model dari the Asphalt Institute .

    e. Perhitungan Anggaran Biaya.

    Analisis anggaran biaya akan menggunakan harga satuan setempat.

    5.3.5 Tahap Rekomendasi

  • U S U LAN T EKN I S PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN LEBAKJABUNG-TAWANGREJO

    V - 9

    Dari hasil analisis di atas, maka akan disajikan rekomendasi tentang struktur perkerasan

    pelebaran serta overlay dan perbaikan geometri yang diperlukan serta rencana anggaran

    biaya pelaksanaan pekerjaan pelebaran dan overlay.