Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    1/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    2/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Dapur Redaksi|1

    Penanggung Jawab Umum

    Ahmad Salim

    Pemimpin Umum

    Imam Sabilurrasyad

    Pemimpin Redaksi

    Muktashim Billah

    Direktur Produksi

    Zaki Al Rasyid

    Direktur Keuangan

    Umair Fahmiuddin

    Pemasaran

    Adi Kurniawan, Bahari AliAlbara

    Tim Redaksi

    Muhammad Juliadi, Aulia

    Ulhaq, Azzam Muttaqin, Joni

    Iskandar, Rifai Alhaq,

    Muhammad Nauval, Zaki

    Ibrahim, Muhammad Rizki

    Utama, Zaki Ibrahim, Faris

    Irfanuddin, Ridho

    EditorHaryono Madari, Muhammad

    Bakhrul Ilmi, Syafiqul Lathief

    Alhamdulillah, edisi kedua Majalah Elhikmah akhirnya bisa terbit kembali. Kami

    sangat bersyukur karena mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari para

    pembaca sekalian, begitu pula para kritikus yang selalu bersedia untuk

    memberikan sumbangsih kritisnya kepada kami.

    Ini adalah edisi kedua, bukti bahwa kami tetap eksis dan tetap ada. Menjadi bukti

    juga bahwa kami akan tetap mendakwahkan ilmu kepada para pembaca sekalian,

    besar harapan kami agar majalah ini bermanfaat bagi kita semua.

    Pada edisi kali ini kami akan menyajikan permasalahan seputar tantangan dalam

    menuntut ilmu, walau tidak merinci semoga ini bisa menjadi penyemangat bagi

    kita untuk bisa kembali menyadari tujuan kita dalam menuntut ilmu. Amiin

    DAFTAR ISI

    BAHASA .................................... hal. 16CIRI-CIRI ISIM

    RESENSI .................................... hal. 17-18As-subul al-Mardhiyah lithalabi al-Ulmi as-Syariyah

    KHAZANAH ............................... hal. 19-21 TRADISI SALAM DI NEGERI KINANAH

    MESIR DAN TAKLIM SEPANJANG JALAN

    PERPUSTAKAAN ALEXANDRIA, MEGAH DAN

    TERBESAR DI DUNIA

    SASTRA ..................................... hal. 22-24DIA BERNAMA KABAH

    KAJIAN UTAMA ...................... hal. 2-4NASEHAT ULAMA BAGI PENCARI ILMU

    SAJIAN .................................... hal. 5-6RINTANGAN MENUNTUT ILMU

    MUAMALAT ............................ hal. 7-8RIBA DI NEGERI NON MUSLIM

    PROFIL .................................... hal. 9-13 LALU DI MANAKAH ALLAH ?

    KEPIAWAIAN ISTRI SOLEHAH

    GALERI .................................... hal. 14-15ISTISNA DALAM IMAN

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    3/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Kajian Utama|2

    Barangsiapa mempelajari Al-Qur`an maka kedudukannya menjadi agung, barang siapa belajar fiqihmaka kehormatannya menjadi mulia, barang siapa menulis hadits maka hujjahnya menjadi kuat, barang

    siapa belajar bahasa maka tabiatnya menjadi lembut, barangsiapa belajar berhitung maka pendapatnya

    menjadi kuat, barangsiapa yang tidak menjaga dirinya maka ilmunya tidak dapat memberi manfaat

    kepadanya.(Tawaali at-Ta`siis bi Maali Ibnu Idris, karya al-Hafidz Ibnu Hajar, hal. 136)-------------------------------------------------------------------------------

    lmu selalu melawan kebodohan dan akan

    menyelamatkan manusia dari siksa

    kebodohan. Ilmu juga merupakan tolak ukur

    dalam mengetahui derajat seorang hamba. Amal

    yang didapat karena menuntut ilmu juga

    memotivasi para penuntutnya untuk menimba

    ilmu sebanyak-banyaknya. Allah menjanjikan

    jalan yang mudah menuju surga, malaikatpun

    tanpa segan membentangkan sayapnya karena

    keridhaan mereka kepada siapa saja yangmendedikasikan hidupnya untuk mencari ilmu,

    hingga penduduk langit dan bumi memohonkan

    ampun baginya, ikan-ikan di laut turut

    mendoakan perjuangannya.

    Mereka juga dijuluki oleh

    Nabi Muhammadshallallahu

    alaihi wasallamsebagai para

    pewaris Nabi dan Rasul.

    Mereka tidak mewarisi dinar

    maupun dirham namun warisi

    kekayaan yang menjadikanpenerima warisan merasakanharta yang sebenarnya, yaitu

    ilmu. Selain itu, mencari ilmu

    juga bertujuan mendapatkan

    pemahaman agama yang benar. Sebagaimana

    sabda Rasulullah:

    Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan

    baginya, niscaya Allah akan menjadikannya

    faqih (faham) tentang agamanya. (Hadits

    Shahih. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, no.2948 dan Imam Muslim, no. 1037).

    Namun bukan perkara mudah untuk mencapai itu

    semua. Terkadang niat berubah-ubah, awalnya

    berniat untuk mendapatkan keridhaan Allah

    taala, tak jarang yang berubah untuk

    mendapatkan kesenangan dunia semata. Atau

    yang awalnya menginginkan agar mengerti

    tentang perkara agama malah menjadi bodoh.

    dengan perkara tersebut.naudzubillahi min

    dzalik.

    Maka dari itu banyak ulama yang mewasiatkan

    para penuntut ilmu agar tak salah dalam

    menimba ilmu, diantara wasiat mereka adalah:

    1. Ikhlas dalam menuntut ilmu

    Niat yang ikhlas merupakan hal terpenting dalam

    menuntut ilmu, karena dengan niat yang ikhlas-

    lah pahala dari perbuatan dapat diterima. Olehkarena itu menjadi hal yang mutlak bagi para

    penuntut ilmu untuk mengikhlaskan niatnya

    dalam menuntut ilmu dan menghindari sifat riya

    dansumahyang membuat

    para penuntut ilmu justru

    hanya mendapatkan dosa.

    Sebagaimana hadits

    Rasulullahshallallahu alaihi

    wasallam:

    Dan seseorang yang mencariilmu juga mengajarkannya

    kepada orang-orang, serta

    rajin membaca Al-Quran.

    Orang itu lalu dihadapkan dan diperlihatkan

    nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya,

    dan ia pun mengakuinya. Lalu Allah berfirman:

    Apa yang telah kamu perbuat dengan nikmat-

    nikmat itu? Orang tersebut menjawab: Saya

    rajin mencari ilmu dan saya mengajarkannya

    kepada orang-orang serta saya juga rajinmembaca al-Quran semata-mata karena-Mu.

    Allah berfirman: Bohong kamu!, kamu

    melakukan itu semua bukan karena-Ku, tapi

    karena kamu ingin disebut orang yang berilmu,

    dan kamu juga membaca al-Quranbukan

    karena-Ku, tapi karena kamu ingin disebut.

    orang yang bagus membacanya (suaranya), dan

    sungguh kamu telah disebut demikian.

    Kemudian diperintahkan agar orang itu diseret

    mukanya dan dilemparkan ke dalam neraka.(HR. Muslim)

    I

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    4/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Kajian Utama|3

    Niat yang berubah-ubah disebabkan oleh bisikan

    setan kepada para penuntut ilmu. Setan akan

    selalu menggoda anak cucu Adam termasuk

    penuntut ilmu untuk menjauhi Allah taala. Ia

    tak kenal lelah dalam menggoda penuntut ilmu,

    baik dari muka maupun belakang, dari kanan

    maupun kiri. Maka nasehat bagi para penuntut

    ilmu agar selalu memperbaharui niat dalammenuntut ilmu, mendekatkan diri kepada Allah

    serta berlindung kepada-Nya dari tipu daya setanyang terkutuk.

    2. Terlebih dahulu mempelajari Al-Quran

    dan Hadits Nabi

    Imam Syafii rahimahullahuberkata:

    Setiap ilmu selain Al-Qur`an adalah kesibukan,

    kecuali Al-Hadits dan ilmu tentang pemahaman

    agama." (Diwan Imam Syafii, hal. 30, Dar al-

    Manar)

    Bagi para pejuang ilmu, wajib bagi mereka untukmendahulukan hal yang paling layak dikuasai.

    Mempelajari Al-Quran dan hadits adalah dua hal

    yang layak didahulukan. Hal ini tidak diragukan

    lagi keabsahannya, karena keduanya adalah nash

    yang paling mulia dan saling berkaitan satu sama

    lain yang tidak mungkin untuk dipisahkan.

    Sebagaimana firman Allah taala:

    Barang siapa yang menaati Rasullah, maka

    sesungguhnya ia telah menaati Allah. (QS. An-

    Nisa: 80)

    Dan dalam hadits Rasulullah:

    Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar

    Al-Qur`an dan mengajarkannya.

    Bacalah Al-Quran karena dia akan datang pada

    hari Kiamat sebagai juru syafaat bagi

    pembacanya.(HR. Muslim)

    Tidak kalah pentingnya juga adalah meyakiniakidah yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran

    dan Hadits-hadits Shahih dengan pemahaman

    para sahabat serta membebaskan diri dari segala

    perkara baru yang tidak ditemukan dari kedua

    sandaran nashutama ini. sebagaimana sabda

    Rasulullahshallallahu ailaihi wasallam:

    Sesungguhnya aku telah meninggalkan diantarakalian sesuatu yang apabila kalian berpegang

    teguh kepadanya, niscaya kalian tidak akantersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah (Al-

    Quran) dan Sunnah Nabi-Nya (Hadits).(HR.

    Hakim I/71, no. 319. Dishahihkan oleh Syaikh

    Al-Albani dalam kitab Shohih At-Targhib wa

    At-Tarhib, no. 40, I/125.)

    3. Bertahap dalam mempelajari ilmu

    Barangsiapa yang tidak menguasai materi-

    materi ushul (pokok/dasar), dia tidak akan

    memperoleh hasil.

    Hal ini sangat penting bagi para penuntut ilmu.

    Tidak boleh terburu-buru dan harus sabar dalam

    mempelajari ilmu. Karena tak jarang seorangpenuntut ilmu begitu semangat mengkaji ilmu

    namun pada akhirnya menjadi malas karenamerasa sulit. Maka dari itu jangan memulai

    dengan mempelajari yang sulit, baiknya terlebih

    dahulu membaca buku-buku dasar yang lebih

    mudah untuk dipahami hingga terkuasai

    sepenuhnya. Tidak jarang kita temui para

    penuntut ilmu yang ingin menguasai suatu ilmu

    namun dengan rasa penuh percaya diri sehingga

    dia mempelajari bagian yang paling sulit.Misalnya seorang yang baru memulai belajar

    bahasa arab, langsung membaca dan

    mempelajari kitab Alfiyah karangan Ibnu Malik,hal ini justru akan membuat dia jadi bingung dan

    tidak memahami secara maksimal dan benar

    serta akan melunturkan semangatnya dalam

    menuntut ilmu.

    Tidak ada sesuatu yang berubah, yang lebih baik

    dari pada perubahan dari sifat sabar menjadiilmu. Dan ilmu tidak akan diperoleh dalam

    waktu yang singkat.

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    5/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Kajian Utama|4

    4. Mempelajari ilmu kepada ahlinya

    Jika para pencari ilmu hanya sekedar membaca

    dan memahami teks dengan nalarnya sendiri

    tanpa bertanya kepada seorang ulama atau yang

    ahli dalam bidangnya, maka bisa dipastikan

    ilmunya akan sesat dan menyesatkan. Hal inibukanlah fenomena baru dalam kegiatan

    keilmuan. Bahkan yang lebih bahaya lagi ketikapenuntut ilmu baru kemarin membaca sebuah

    nashtanpa mengkajinya lebih dalam lantas

    besoknya berani memberikan fatwa kepada

    masyarakat. Ingatlah nasihat seorang ulama

    dalam sebuah syair:

    **

    **

    **

    **

    khalayak ramai menyangka bahwa kitab kitab

    itu dapat menuntun orang bodoh untuk

    menggapai ilmu, padahal orang yang amat bodohtidak tahu bahwa di dalam kitab kitab itu banyak

    masalah rumit yang membingungkan akal orang

    cerdas. Apabila engkau mencari ilmu tanpa guru,

    maka engkau dapat tersesat dari jalan yang lurus.

    Maka segala hal yang berkaitan akan menjadi

    samar buatmu hingga engkau menjadi lebih sesatdibanding si Thomas (ahli filsafat).(Hasyiyah

    Al Thalib Ibnu Hamdun ala Lamiyat Al Afalhal. 44)

    Oleh karena itu, berguru adalah hal yang mestibagi penuntut ilmu. Karena tidak semua teks atau

    nashdapat dipahami oleh penuntut ilmu. Dalam

    keadaan seperti ini, maka guru-lah yang akan

    menjelaskan kepada mereka sehingga mereka

    dapat memahami nash-nashdengan pemahamanyang benar, yang dikehendaki oleh Allah dan

    rasul-Nya.

    5. Menjauhkan diri dari fanatisme keilmuan

    Segala perkataanku ! -apabila apa yang shohih

    dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah

    menyelisihi perkataanku-, maka hadits nabi

    itulah yang lebih pantas untuk diikuti

    (dibandingkan perkataanku). Janganlah kalian

    bertaklid kepadaku. (Dikeluarkan oleh Ibnu Abi

    Hatim dan Ibnu Asakir. Sanadnya dishohihkan

    oleh Syaikh Al-Albani. Lihat Shifat Ash-Sholah,hal. 52)Dari perkataan di atas dapat dipahami

    bahwasanya pendapat ulama bukanlah sesuatu

    yang secara mutlak harus diikuti. Wajib

    ditinggalkan jika jelas itu bertentangan dengan

    Al-Quran dan Hadits Nabi yang keduanya

    merupakan sumber ajaran Islam. Sudah menjadi

    tugas kita sebagai muslimin terkhusus penuntut

    ilmu untuk mencari pendapat dan pemahaman

    yang sesuai dengan apa yang telah disyariatkan

    Allah dalam Al-Quran dan Hadits melalui lisanrasul-Nya tanpa fanatik terhadap suatu kelompok

    atau pemahaman tertentu. Islam membolehkan

    kita untuk fanatik hanya kepada kedua sumber

    ajarannya tersebut (Al-Quran dan Sunnah)

    karena keduanya tidak akan pernah salah

    dimanapun dan sampai kapanpun. Firman Allah

    taala:

    Apa yang didatangkan (diberikan) Rasulkepadamu, maka terimalah (beramallahdengannya). Dan apa yang dilarangnya bagimu,

    maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada

    Allah. Sesungguhnya Allah amat keras

    hukumannya. (QS. Al-Hasyr: 7)

    Mengerjakan semua yang telah diperintahkan

    oleh Allah dan rasul-Nya dan menjauhi segala

    yang dilarang tanpa mempertanyakan

    keabsahannya walaupun secara akal

    bertentangan dengan normalnya.

    Inilah mungkin sekilas wasiat-wasiat ulama agar

    kita tidak salah dalam mencari ilmu, dan pasti

    masih banyak nasihat dari para ulama-ulama

    terdahulu agar kita tidak tersesat dalam mencari

    ilmu, semoga secarik tulisan ini bisa kembali

    membuat kita sadar akan posisi kita sebagai

    seorang pencari ilmu. Amiin

    Oleh : Muktashim BillahMahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas

    Al-Azhar Mesir

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    6/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Sajian|5

    esungguhnya hati manusia diciptakan

    dengan sifat mudah berubah, pagi

    mengatakan ini, sore mengatakan yangberbeda,. Apalagi setan selalu menggoda supaya

    kita lalai dari kebenaran. Namun begitu, ada

    banyak hati yang selalu berusaha menjaga

    dirinya hingga mampu melewati godaan-godaan

    yang menghinggapinya.

    Rosulullahshollallahu alaihi

    wa salllammengajarkan kita

    sebuah doa supaya hati selalu

    dijaga oleh Allah Wahai Dzatyang membolak-balikkan hati

    kuatkanlah hati kami diatas

    dien-Mu. Wahai Dzat Yang

    membolak-balikkan hati

    teguhkanlah hati ketaatan

    kepada-Mu. Dalam menuntut

    ilmu, kita dapati banyak

    rintangan yang selalu membuat

    hati lalai atau memalingkannya sehingga kita

    tergelincir dan lupa kewajiban sekaligus

    melupakan keutamaan dalam menuntut ilmu.

    Rintangan tersebut adalah :

    Keliru Niat

    Niat merupakan rukun dari suatu ibadah yang

    menentukan untuk apa ibadah tersebut dilakukan

    sekaligus salah dan rusaknya ibadah juga karena

    niat. Adalah suatu musibah jika amalan yang

    bersifat ukhrowi dan merupakan kewajiban

    dalam dien diniatkan untuk mencari dunia. Imam

    Sufyan At-Tsauri berkata ,Tiada urusan yang

    lebih berat bagiku kecuali menjaga niatku

    Ingin dikenalIni termasuk pembahasan niat dan termasuk

    penyakit yang paling kronis dalam menuntut

    ilmu. Seseorang akan disiksa di neraka karena

    hal itu, sebagaimana dalam hadits bahwa

    sesorang penuntut ilmu ditanya pada

    hari kiamat untuk apa dia menuntut

    ilmu kemudian di menjawab untuk

    mencari ridho Allah, tetapi Allah

    mengetahuai kebohongan dalam dirinyabahwa sebenarnya dia hanya ingin

    dikenal sebagai orang alim di hadapan

    manusia.

    Lalai mendatangi majelis ilmu

    Para ulama salaf telah kita ketahui

    kegigihan mereka dalam menuntut

    ilmu. Mereka mendatangi majelis ilmu

    ke berbagai penjuru yang memerlukanperjalanan berbulan-bulan. Ini mengingatkan

    kepada kita bahwa ilmu harus didatangi dan

    bukan ilmu yang mendatangi kita.

    Beralasan Sibuk

    Alasan ini datanganya dari setan yang

    melalaikan manusia dari menghadiri majelis-

    majelis ilmu kecuali bagi orang yanga dibuka

    hatinya oleh Allah hingga ia bisa mengatur

    waktu dengan sebaik mungkin

    S

    Imam Sufyan At-

    Tsauri berkata:Tiada urusan yang

    lebih berat bagiku

    kecuali menjaga

    niatku

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    7/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Sajian|6

    Menyia-nyiakan Kesempatan

    Kesempatan ada dua jenis. Yaitu kesempatan di

    waktu kecil di mana hal ini akan menjadi

    penyesalan di hari tua. Kedua, kesempatan di

    waktu luang yang akan disesali jika berada

    dalam kesibukan.

    Menilai Baik Diri Sendiri

    Seseorang sering lupa hakekat dirinya dan

    membanggakan diri sendiri. Padahal sifat suka

    dipuji merupakan pintu masuknya setan dalam

    diri manusia.

    Tidak Mengamalkan Ilmu

    Ilmu yang kita pelajari akan hilang jika tidakdiamalkan. Rasulullah shallallahu alaihi wa

    salam mengajarkan kita ketika ada bagian tubuh

    yang sakit, Letakkan tanganmu pada bagian yang

    sakit dan ucapkan bismillah sebanyak tiga kali

    kemudian baca doa audzu bizzatillah wa

    qudrotihi min syarri ma 'ajidu wa uhaadhir (aku

    berlindung kepada Allah dari keburukan yang

    aku dapati dan aku takuti) sebanyak tujuh

    kali.(HRMuslim)

    Putus Asa dan Rendah diri

    Banyak orang yang berkesadan rendah merasa

    rendah diri ketika dia menyadari bahwa dia

    lemah hafalan, lemah pemahaman dan

    sebagainya. Padahal penyakit ini bisa hilang

    dengan meluruskan niat dan bersungguh-

    sungguh.

    Terbiasa Menunda-nunda

    Menunda pekerjaan dan berangan-angan ini telah

    dijelaskan oleh Ibnu Qayyim, Sesungguhnya

    berangan-angan " merupakan senjata utama iblis

    untuk menggoda manusia. Menunda-nunda

    artinya, apabila seseorang hamba berkeinginanmelaksanakan kewajiban setelah beberapa waktu

    dari umurnya. Orang ini tidak tahu bahwa ajal

    dapat menjemputnya setiap saat. Diriwayatkan

    bahwa Al Hasan bin Ali bin Abi 'Thalib berkata,

    Janganlah kamu menunda-nunda pekerjaan.

    Kita berada pada hari ini, bukan pada hari esok.

    Seandainya kita mendapati hari esok maka

    tetaplah anda seperti kemarin."

    Inilah beberapa dari penghalang dalam menuntutilmu syari. Apabila hal ini dibiarkan

    berkembang dalam diri seorang mukmin, maka

    kebodohan akan menjalar secara kolektif dalam

    tubuh umat Islam. Sehingga umat islam menjadi

    bodoh akan agamanya dan akan sangat mudah

    kehilangan kekuatan serta kewibawaan di

    hadapan orang-orang kafir. Apabila sudah seperti

    ini maka kita akan seperti buih di laut atau

    seperti makanan yang dikerumuni oleh orang-orang kafir. Semoga Allah menolong kaum

    muslimin dari jurang kebodohan dan kehinaan

    dan mengalahkan kaum kafir.Wallahu alam.

    Oleh : Azzam MuttaqinMahasiswa Jurusan Ushuluddin, Universitas Al-

    Azhar Mesir

    rang pemudi menelepon Syaikh al-'Uraifi dan berkata : "Syaikh, alhamdulillah aku sudah bertaubat, tetapi aku belum bisa

    upakan kenangan indah bersama kekasihku"

    ikh pun menasehatinya : "Berdoalah, semoga Allah membantumu melupakanya"

    muda tadi bertanya : "Syaikh, doa seperti apa yang harus diucapkan ?"

    ikh menjawab : (Katakanlah): "Ya Allah hadirkanlah IMANdi hati, pendengaran, penglihatan, serta jalanku."

    pi Syaikh, IMAN itu nama kekasihku " Terang sang pemudi.

    ndengar pengakuan itu, syaikh al-'uraifi tertawa .

    ambil dari laman resmi syaikh al-'uraifi

    POJOK HUMOR

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    8/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Muamalat|7

    eharaman riba sudah final, hal ini

    ditegaskan oleh Al-Quran, sunah, ijmak,

    kias, bahkan logika. Bahkan Nabi

    menyamakan dosa riba yang paling ringan

    seperti dosa seorang anak laki-laki yang

    menzinai ibunya sendiri.

    Bagaimana jika seorang muslim tidak bisamenghindari riba karena kondisi tertentu.

    Misalnya tinggal di negara non-Islam. Bukan

    sekedar jauh dari pergaulan dengan sesama

    muslim namun juga asing dengan segala aturan

    dan nilai-nilai islami. Bagaimana dengan

    transaksi yang mengandung riba? Seperti pinjam

    bank dan sejenisnya. Apakah dia bisa dikatakan

    dalam kondisi darurat?

    Dalam al-Quran dinyatakan, yang terjemahnya-Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu

    yang diwahyukan kepadaKu, sesuatu yangdiharamkan bagi orang yang hendak

    memakannya, kecuali kalau makanan itu

    bangkai, atau darah yang mengalir atau dagingbabi - karena Sesungguhnya semua itu kotor -

    atau binatang yang disembelih atas nama selainAllah. Barangsiapa yang dalam Keadaan

    terpaksa, sedang Dia tidak menginginkannya dan

    tidak (pula) melampaui batas, maka

    sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun lagi

    Maha Penyayang".

    Untuk mendudukan persoalan ini, perlu

    diketahui terlebih dahulu mafhum darurat yang

    dikehendaki syariat. Berikut beberapa definisi

    darurat dari para ulama. Menurut Dr. Ali Haidar,

    "Darurat itu kondisi dimana seseorang harus

    melakukan/mengkonsumsi sesuatu yang haram."

    Sedangkan menurut Dr. Muhammad AbuZahroh, seseorang dikatakan darurat apabiladalam keadaan terancam baik jiwa maupun

    hartanya sehingga untuk menyelamatkan diri

    terpaksa melanggar hukum. Adapun menurut Dr.

    Wahbah Zuhaili, "Darurat ialah kondisi dimana

    seseorang berada dalam bahaya atau kesulitan

    yang sangat berat, yang mendatangkan

    kehawatiran akan terjadinya mudarat atau

    sesuatu yang mengancam jiwa, anggota tubuh,

    akal, harta, dan yang bertalian dengannya.")

    Dari pendapat para ulama tersebut dapat ditarik

    pengertian bahwa darurat merupakan kondisiseseorang dihadapkan kepada kebinasaan atau

    bahaya terhadap anggota badan, kehormatan, dan

    harta yang dimilikinya jika tidak melakukansesuatu yang diharamkan.

    Seorang muslim yang menetap di negara non-

    Islam setidaknya memiliki dua alasan. Pertama,

    menetap dengan segala keterpaksaan tanpamemiliki pilihan itirari). Kedua, menetap

    dengan penuh kesadaran dan memang pilihan

    K

    Riba di

    Negeri Non

    Muslim

    http://www.elhikmah.com/2014/03/riba-di-negeri-non-muslim.htmlhttp://www.elhikmah.com/2014/03/riba-di-negeri-non-muslim.htmlhttp://www.elhikmah.com/2014/03/riba-di-negeri-non-muslim.htmlhttp://www.elhikmah.com/2014/03/riba-di-negeri-non-muslim.htmlhttp://www.elhikmah.com/2014/03/riba-di-negeri-non-muslim.htmlhttp://www.elhikmah.com/2014/03/riba-di-negeri-non-muslim.html
  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    9/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Muamalat|7

    berbagai opsi yang ada (ikhtiari). Masing-

    masing memiliki konsekwensi hukum.

    Jika kemungkinan pertama yang terjadi, seperti

    pengungsi politik yang mengungsi ke negara

    non-Islam dan terpaksa menetap di dalamnyatanpa memiliki opsi lain, sementara kebutuhan

    akan tempat tinggal kian mendesak dan tidak adajalan lain selain pinjaman dari bank (seperti:

    sewa/ membeli dengan angsuran/ membangun

    secara bertahap), maka dalam kondisi yang

    seperti ini meminjam uang dari bank dengan

    disertai bunga untuk pembelian rumah

    hukumnya boleh (jaiz).

    Adapun jika motifnya yang kedua yakni seorang

    muslim menetap di negara non-Islam dengan

    penuh kesadaran dan tanpa tekanan dari pihakmanapun, tinggal selamanya atau untuk

    sementara waktu dengan harapan mendapatkan

    taraf hidup yang lebih baik misalnya, maka ini

    tidak masuk kedalam kategori darurat yang

    membolehkannya melakukan suatu yang haram.

    Sehingga meminjam uang dari bank dengan

    disertai bunga hukumnya haram. Satu-satunya

    alternatif baginya ialah dengan cara hijrah/

    pindah dari N ke Negara yang mengakomodirhukum Islam.

    Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan

    Malaikat dalam Keadaan Menganiaya diri

    sendiri, (kepada mereka) Malaikat bertanya :

    "Dalam Keadaan bagaimana kamu ini?". mereka

    menjawab: "Adalah Kami orang-orang yang

    tertindas di negeri (Mekah)". Para Malaikat

    berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas,

    sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?".

    orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, danJahannam itu seburuk-buruk tempat kembali,

    Termasuk Syubhat?

    Ada pendapat yang disandarkan kepada Imam

    Abu Hanifah bahwasannya tiada mengapa

    melakukan transaksi yang bersifat ribawi dengan

    seorang kafir harbi sehingga seorang muslim

    yang menetap di negara non- Islam boleh saja

    meminjam uang untuk membangun rumah dari

    bank ribawi dengan alasan bahwa negara yangditempatinya adalah wilayah perang (dar al-

    harbi).

    Gagasan tersebut diatas tidak benar berdasarkan

    2 aspek

    1. Pendapat yang mengatakan bolehnya melakukan

    transaksi ribawi dengan kafir harbi, ialah

    pendapat yang lemah dalam khazanah fikihIslam. Pendapat ini dilontarkan oleh Imam Abu

    Hanifah dan Muhammad bin Hasan salah satu

    muridnya. Sementara jumhur ulama (SyafiI,

    Malik, Ahmad bin Hambal, Ibnu Hazm Az-

    zahiri) menetapkan keharaman riba sekalipun

    dengan seorang kafir harbi.

    2. Imam Ibnu Hanifah menentapkan kebolehan

    transaksi ribawi dengan kafir harbi didasarkankepada bolehnya merusak sendi-sendi

    perekonomian mereka, sehingga tidak mengapaseorang muslim menarik harta dari kafir harbi

    selama tidak mengandung unsur kecurangan dan

    pengkhianatan. Namun istidlal yang digunakan

    Namun ada pula pendapat yang menyatakan

    bahwa pendapat Imam Abu Hanifah beserta

    muridnya cacat ditinjau dari dua hal:

    1. Ayat yang turun berkenaan dengankeharaman riba bersifat umum dan

    menyeluruh, tidak tersekat oleh dimensiruang dan waktu, sehingga tetap berlaku

    baik di negara Islam maupun non-Islam.

    2. Keharaman riba bersifat absolut diantarapihak yang terikat akad, muslim maupunkafir harbi. Bagi muslim maka aturan

    mainnya jelas, keharaman riba ditetapkansecara eksplisit maupun implisit oleh

    nash Alquran, sunnah maupun ijmak.

    Adapun bagi kafir harbi, mereka tetap

    tertuntut untuk meninggalkan hal-hal

    yang diharamkan. Sesuai dengan firmanAllah SWT:

    "Dan disebabkan mereka memakan riba, Padahal

    Sesungguhnya mereka telah dilarang

    daripadanya, dan karena mereka memakan harta

    benda orang dengan jalan yang batil. Kami telahmenyediakan untuk orang-orang yang kafir di

    antara mereka itu siksa yang pedih."

    Oleh : Muhammad Naufal El-GhiyatsMahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas

    Al-Azhar Mesir

    Muamalat|8

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    10/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Profil|9

    La l u dima na ka h A l l a h ?egitu

    sederhana,

    sering

    terdengar danterucap. Semuaorang akan dengan

    mudah

    menjawabnya dan

    mengakui

    keberadaan-Nya,

    walaupun itu

    bukanlah sebuah pertanyaan yang membutuhkan

    jawaban, tapi adakah yang tahu bahwa dibalik itu

    ada secercah keimanan dan ketakwaan bagi para

    hamba-Nya yang mau mengerti?

    Namun tahukah anda bahwa kalimat ini sempat

    membuat seorang pemuda yang hidup bersama

    Rosulullah dalam ketaatan dan keimanan

    menangis tersedu-sedu dikala mendengarnya,

    Abdullah bin Umar. Beliau putra dari seorang

    sahabat yang mulia, pemimpin kaum muslimin

    Umar bin Khattab.

    Diceritakan bahwa pernah ada seseorang yang

    mengingatkan Abdullah bin Umar akan kalimatini. Ia bukanlah seorang ulama dizamannya,ataupun pemuka suatu kaum, dan bukan pula

    pemimpin kaum muslimin. Namun ia hanya

    seorang budak yang menggembalakan kambing-

    kambing tuannya.

    Kisah ini diceritakan langsung oleh sahabat

    Abdullah bin Dinar, beliau berkata : suatu ketika

    aku pergi menuju Makkah bersama Abdullah bin

    Umar demi menunaikan ibadah umrah. Sampai

    akhirnya kami menyempatkan diri untuk

    beristirah di suatu tempat, kemudian lewatlahdihadapan kami seorang penggembala yang

    turun dari gunung bersama gembalanya, lalu

    Abdullah bin Umar hendak menguji

    kesetiaannya sembari bertanya

    "Apakah engkau seorang budak?."

    Penggembala tersebut menanggapi pertanyaan

    tersebut sembari menjawab

    "Iya."

    Abdulallah bin Umar kembali bertanya

    " Jual kepada saya seekor saja dari kambingmu,jika tuanmu menanyakanya katakan saja jikalau

    kambing tersebut telah dimakan serigala."

    Ini adalah kesempatan terbaik

    bagi seorang budak sepetinya

    untuk mendapat keuntungan

    lebih, namun tidak denganbudak ini. Ia enggan merusakkepercayaan tuannya dan dia

    tahu jika tuanya tidak

    mengetahuinya akan tetapi Rabb

    tuannya lebih mengetahui, ia

    beriman kepada Allah dan ia

    percaya bahwa Allah melihat,

    mengawasi dan mengetahui segala sesuatu.

    lalu tahukah anda apa kemudian jawaban budak

    tersebut?

    "Lalu dimanakah Allah?!"Jika kita berpikir sejenak sungguh ini jawaban

    luar biasa yang hadir dari hati seorang hamba

    yang begitu suci hatinya dengan keimanan yang

    begitu kuat kepada Allah. Suatu jawaban yang

    menusuk hati orang-orang yang sejenak mau

    memikirkan kembali akan kuasa Allah dimuka

    bumi ini.

    Mendengar kalimat itu Abdullah bin Umarseketika mulai meneteskan air mata sambil

    berkata"iya . . dimanakah Allah?!"

    Kemudian Abdullah bin Umar mengutus seoranguntuk membeli budak tersebut dari dari tuannya

    dan membelikannya kambing-kambing

    gembalanya lalu kemudian dimerdekakan.

    Itulah sepenggal cerita dari seorang budak yang

    suci iman dan ketakwaannya kepada Allah. Ia

    akan selalu merasa di bawah pengawasan Allah

    dimanapun berada, serta membuatnya berhati-

    hati untuk bersikap agar tidak terjerumus

    kedalam kemaksiatan. Pelajaran penting lainnya

    dalam cerita ini ialah seorang sahabat yang mulia

    Abdullah bin Umar yang mau mendengarkan

    nasihat dari siapapun walau hanya seorang

    budak. Diakhir cerita disebutkan sedikit faedah

    tentang kedermawanan beliau yang membelinya

    dan memberinya hadiah lalu memerdekakannya,

    Semoga Allah menjadikan kita golongan orang-

    orang yang selalu takut terhadap-Nya.

    Oleh : Imam Sabilu Rasyad

    Mahasiswa Jurusan Bahasa Arab, Universitas Al-Azhar Mesir

    B

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    11/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Profil|10

    KEPIAWAIAN ISTRI SOLEHAH

    Farukh : Siapakan Syaikh yang ceramah tadi?

    Orang asing : Dia adalah Rabi'ah putra Farukh dilahirkan tak lama setelah ayahnya meninggalkan ibunya untuk

    berjihad di jalan Allah. Ibunya memelihara dan mendidiknya sampai ia menjadi seorang ulama terkemuka. Dan

    saya telah mendengar berita bahwa ayahnya telah pulang ke Madinah kemarin

    alam pertempuran yang

    dimenangkan pasukan

    muslimin di sebuah daerah

    yang disebut Negeri di balik

    sungai ada Farukh, budak yang

    mendampingi tuannya Rabi' bin

    Ziyad panglima pasukan muslimin

    dalam berjihad. Usai pertempuran

    Rabi menghembuskan nafas

    terakhirnya setelah memberi

    ghanimah ribuan dinar serta hadiah

    kemerdekaan dan uang kepada Farukh. Farukh

    yang berusia sekitar 30 tahun memilih menikah dan

    membina rumah tangga di Madinah.

    Farukh sangat mensyukuri karunia Allah berupa istri

    yang sholehah, matang pola fikirnya, sempurnaagamanya dan cantik akhlak dan parasnya, persis

    seperti yang diharapkannya. Farukh tinggal bersama

    istrinya dengan bahagia di rumah yang ia beli dari

    uang pemberian tuannya. Namun semua

    kebahagiaan itu tak mampu meredam semangat dan

    kerinduannya untuk berjihad di jalan Allah.

    Pahlawan mukmin ini ingin kembali memasuki

    medan pertempuran, hasratnya semakin kuat untuk

    menjemput kesyahidan setiap mendengar

    kemengangan dan kemajuan pasukan muslimin.

    Farukh menceritakan semua keinginan dan cita-

    citanya kepada istrinya yang

    sangat setia dan selalu

    memotivasi suaminya dalam

    kebaikan. Wahai suamiku,

    kepada siapa engkau akan

    menitipkanku dan janin yang

    sedang aku kandung ini? dan

    engkau tidak punya sanak

    keluarga di kota ini? tanya istri

    Farukh.Aku titipkan engkau

    kepada Allah dan Rasul-Nya serta

    aku tinggalkan untukmu 30.000 dinar yang

    kukumpulkan dari hasil ghanimah, pakailah

    secukupnya untukmu dan bayi kita dengan sebaik-

    baiknya sampai aku kembali. Walaupun situasi ini

    sangat berat bagi seorang istri yang belum lama

    dinikahi namun Istri Farukh dengan kesalehannyarela dan siap menghadapi semua resiko untuk

    mendukung semua niat baik suaminya. Farukh

    dengan semangat juang yang tinggi dan tawakal

    kepada Allah berangkat menuju medan jihad yang

    telah menunggunya.

    Selang beberapa bulan lahirlah Rabi'ah kecil dari

    seorang ibu salehah yang ditinggal suaminya

    berjihad. Dengan kelahiran sang buah hati sang ibu

    cukup terhibur dari kerinduaan akan suaminya.

    D . Wahai suamiku, kepadasiapa engkau akan

    menitipkanku dan janin yang

    sedang aku kandung ini? dan

    engkau tidak punya sanak

    keluarga di kota ini?

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    12/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Profil|11

    Rabi'ah kecil disambutnya dengan penuh bahagia

    dan harapan besar.

    Rabi'ah dibesarkan oleh ibunya dengan penuh kasih

    sayang, sarat dengan pendidikan, nilai-nilai islam dan

    akhlak yang baik. Rabi'ah tumbuh menjadi seorang

    anak yang cerdas mahir membaca dan menuliskemudian hafal Al qur'an serta mampu membaca

    dengan bacaan yang sangat indah, selanjutnya

    mendalami hadis Rasulullah saw, mempelajari

    bahasa Arab yang baik dan semua ilmu yang harus

    dikuasai untuk menjadi seorang

    ulama.

    Terhadap guru-guru Rabi'ah

    ibunya memberi imbalan yang

    cukup dan hadiah yang

    berharga, Imbalannya selalu

    ditambah setiap melihat

    kemajuan pada diri Rabi'ah.

    Sang ibu sangat senang sekali

    melihat perkembangan

    anaknya yang pesat sampai

    lupa bahwa dirinya sedang

    menunggu suami yang sudah

    pergi begitu lama berjihad dijalan Allah. Salah satu motivasi

    ibu Rabi'ah dalam mendidik anaknya adalah agar

    anaknya menjadi kebanggaan suaminya ketika

    kembali dari medan jihad kelak. Namun sudah

    sangat lama Farukh tak kunjung datang.

    Tersebar desas-desus yang beraneka ragam tentang

    ayahnya Rabi'ah, ada yang mengatakan bahwa

    Farukh telah ditawan musuh, adapula yang

    mengatakan Farukh masih meneruskan jihadnya,

    yang lain lagi mengatakan Farukh telah gugur

    sebagai syuhada. Ibu Rabi'ah mengira kemungkinan

    terakhirlah yang paling mungkin mengingat tak

    pernah ada kabar lagi tentang suaminya. Ibu Rabi'ah

    sedih dan menyerahkan semua permasalahannya

    kepada Allah yang Maha Pengasih dan Maha

    Penyayang.

    Rabi'ah sudah dewasa menjadi pemuda yang

    tampan, gagah, sholeh, berbakti, hafal Al qur'an dan

    hadis, serta memiliki keilmuan Islam yang cukup .

    Tetangga Rabi'ah menyarankan agar tidak perlu lagi

    dan mulai bekerja untuk menafkahi dirinya dan

    ibunya. Ibunya hanya berkata : Aku mohon kepada

    Allah agar memberi pilihan terbaik bagi dunia dan

    akhiratnya, dan Rabi'ah telah memilih untuk terus

    menuntut ilmu dan mengajarkan ilmunya.

    Tanpa membuang waktu dan penuh dengankesungguhan, Rabi'ah selalu mendatangi berbagai

    majelis ilmu di Masjid Nabawi. Berguru kepada

    ulama terkemuka dari kalangan sahabat dan tabiin

    seperti Anas bin Malik, Sa'id bin Musayyab, Makhul

    Asy-Syami dan Salamah bin

    Dinar. Kebiasaannya belajar

    sampai larut malam walau

    teman-temannya sering

    menasihatinya agar tidak

    terlalu larut demi menjaga

    kesehatan namun Rabi'ah

    selalu menjawab, Aku

    mendengar orang tua dan

    guru-guruku berkata:

    'sesungguhnya ilmu tidak

    akan memberikan sebagian

    dari dirinya sampai kamu

    memberikan seluruh jiwamu

    untuknya'.

    Nama Rabi'ah mulai terkenal, kawannya semakin

    banyak, murid-muridnya sangat menghormatinya,

    dan masyarakat mengunggulkannya. Rabi'ah dikenal

    sebagai ulama Madinah, kesehariannya mengisi

    berbagai majelis ilmu di Masjid Nabawi setelah

    menuntaskan urusan keluarganya yaitu berbakti

    kepada ibunya. Sampai suatu hari ia menemui suatu

    kejadian yang tak pernah ia duga.

    Di malam yang diterangi sinar bulan seoarang

    prajurit memasuki kota Madinah, menyusuri jalanan

    kampung dengan kudanya mencari rumah yang

    sudah 30 tahun ia tinggalkan. Dalam hatinya ia

    bertanya-tanya, Apa yang sedang dilakukan istri

    saya? apakah ia melahirkan anak laki-laki atau

    perempuan? apakah anaknya selamat dan masih

    hidup? sudah menjadi apa dia sekarang? apa yang

    sudah dilakuakan istrinya dengan uang yang ia

    berikan?. Jalanan masih ramai orang-orang yang

    baru menyelesaikan shalat isya namun tak ada

    'sesungguhnya ilmu

    tidak akan

    memberikan

    sebagian dari dirinya

    sampai kamu

    memberikan seluruh

    jiwamu untuknya'.

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    13/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Profil|12

    satupun orang yang mengenalinya. Saat ia

    tenggelam dalam pikirannya tiba-tiba sebuah rumah

    yang pernah ia kenali membangunkannya, ia sangat

    gembira. Dengan kondisi pintu yang setengah

    terbuka ia memasuki rumah itu dan lupa meminta

    ijin saking gembiranya.

    Rabi'ah kaget mendengar ada orang masuk

    rumahnya, didapatinya seorang prajurit dengan

    pedang dan tombaknya sedang tegak berdiri di

    tengah rumah. Melihat ada orang asing masuk

    rumah keluarganya secara spontan Rabi'ah langsung

    menangkapnya demi melindungi keluarganya,

    namun Farukh tidak menyerah begitu saja ia

    melawan dan terjadilah pertarungan sengit antara

    dua orang yang tidak saling kenal. Orang-orang

    langsung mengeremuni keributan ini dan Rabi'ah

    berhasil menggenggam erat leher lawannya sambil

    berkata : Wahai musuh Allah aku takkan

    melepaskanmu sampai hakim yang akan

    menyelesaikan semua ini. Farukh berkata : Demi

    Allah aku bukan musuh Allah dan bukan penjahat

    tapi ini rumahku yang kubeli dengan uangku,

    kudapati pintuya terbuka dan aku masuk. Aku

    Farukh yang 30 tahun lalu pergi untuk berjihad,

    tidak adakah dari kalian yang mengenalku? ibuRabi'ah yang juga istri Farukh terbangun dan

    dilihatnya suaminya yang sangat dirinduannya telah

    tiba dengan diliputi rasa bahagia ia berseru,

    Lepaskan. . lepaskan. . dia Rabi'ah! dia adalah

    ayahmu. Suamiku, ini adalah Rabi'ah putramu.

    Rabi'ah dan ayahnya langsung berpelukan

    melepaskan rasa rindu yang telah lama dipendam.

    Ibu Rabi'ah menyambut suaminya, melepaskan

    semua kerinduan penuh kebahagiaan atas

    pertemuan ini. Hampir sepertiga abad tidak bertemu

    dengan orang yang dicintainya. Farukh menceritakan

    semua kisah perjalanan jihadnya dan menjelaskan

    sebab kenapa ia tidak memberi kabar selama ini.

    Di hari-hari yang dipenuhi kebahagian, muncul rasa

    khawatir di hati ibu Rabi'ah takut jika suaminya

    menanyakan uang yang telah diberikannya

    mengingat semua uangnya sudah habis untuk

    membiayai pendidikan anaknya. Hatinya gelisah

    apakah suamiku akan percaya bahwa pendidikan

    putranya menghabisakan uang 30.000 dinar?. Saat

    ibu Rabi'ah tenggelam dalam pikirannya suaminya

    bertanya, Wahai istriku aku membawauang 4000

    dinar, ambil uang yang dulu kau simpan dan kita

    satukan lalu kita belikan rumah atau kebun, kita bisa

    hidup dari hasil sewanya selama sisa usia kita.

    Ibu Rabi'ah tidak menjawab dan pura-pura sibuknamun suaminya mengulangi perkataannya, Istriku

    mana uangnya? bawa kemari, kita satukan dengan

    uang yang kubawa. Akhirnya ibu Rabi'ah menjawab,

    Uang itu ditempat yang semestinya dan akan ku

    ambil beberapa hari lagi insya Allah. Kumandang

    adzan memotong pembicaraan mereka, Farukh

    berwudhu dan bergegas menuju masjid. Selepas

    shalat Farukh mendapati ruangan masjid dipadati

    orang yang belajar dari kalangan orang tua, anak

    muda dan orang berwibawa. Suatu pemandangan

    yang belum pernah ia lihat, mereka duduk mengitari

    Syaikh masing-masing membawa catatan dan

    menulis semua yang dipaparkan sampai tidak ada

    lagi tempat yang kosong.

    Farukh sangat penasaran kepada Syaikh di majelis itu

    yang tidak bisa ia lihat mukanya dengan jelas karena

    padatnya yang hadir dan jaraknya yang jauh. Seusai

    pelajaran Farukh bertanya kepada orangdisekitarnya,

    Siapakan Syaikh itu sebenarnya?

    Apakah anda bukan orang Madinah?

    Saya orang sini

    Adakah orang Madinah yang tidak mengenal Syaikh

    yang memberikan ceramah tadi?

    Maaf saya benar-benar tidak tahu, saya

    meninggalkan kota ini sekitar 30 tahun lalu dan baru

    kemarin saya pulang

    Syaikh yang tadi adalah ulama tabiin, dia pujaan

    kaum muslimin, seorang yang faqih dan imam yang

    luar biasa walaupun usianya masih muda

    Masya Allah Laa haula Wa Laa quwwata Illa Billah

    Majelisnya dihadiri oleh Abu Hanifah, Sufyan Ats-

    Tsauri, Al-Auza'i, Laits bin Sa'id dan yang lainnya

    Farukh hendak bertanya lagi namun orang itu

    melanjutkan penjelasannya,

    Disamping itu ia sangat dermawan tidak ada orang

    sedermawan ia di Madinah ini, ia hanya

    mengharapkan apa yang ada di sisi Allah

    Tetapi anda belum menyebutkan namanya?

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    14/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Profil|13

    Namanya adalah Rabi'ah, ulama Madinah

    menyebutnya Rabi'ah Ar-Ra'iy (si pembimbing)

    sebab setiap menjumpai kesulitan atau hal yang

    tidak jelas dalam Al-Qur'an dan hadis mereka selalu

    bertanya kepadanya, dan dengan cara yang bijak

    Rabi'ah menjelaskannya.

    Dari mana asalnya?Dia adalah Rabi'ah putra Farukh dilahirkan tak lama

    setelah ayahnya meninggalkan ibunya untuk

    berjihad di jalan Allah. Ibunya memelihara dan

    mendidiknya sampai ia menjadi seorang ulama

    terkemuka. Dan saya telah mendengar berita bahwa

    ayahnya telah pulang ke Madinah kemarin .

    Tanpa terasa Farukh meneteskan air mata dan

    segera pulang ke rumahnya, melihat suaminya

    berlinangan air mata ibu Rabi'ah bertanya, Ada apa

    wahai suamiku? dengan tersedu-sedu Farukh

    menjawab, ''Tidak ada apa-apa, semuanya baik-baik

    saja. Hanya saja aku kagum melihat putraku memiliki

    ilmu dan kedudukan yang tinggi yang tidak kulihat

    pada orang lain.

    Ibu Rabi'ah langsung manyinggung uang yang

    diminta suaminya, Suamiku mana yang lebih kau

    sukai 30.000 dinar atau ilmu dan kehormatanputramu? Farukh menjawab, Demi Allah ini yang

    lebih aku sukai dari pada dunia dan seisinya. Ibu

    Rabiah menjelaskan, Aku telah menghabiskan

    semua harta yang kau amanahkan untuk

    pendidikan putramu, wahai suamiku apakah kau

    puas dengan apa yan telah aku lakukan?

    Farukh dengan rasa bahagia dan bangga terhadap

    istrinya menjawab, Aku sangat berterima kasih

    kepadamu wahai istriku atas namaku dan nama

    kaum muslimin.

    Sumber : Tabiin Rabi'ah Ar-Ray karya Dr.

    Muhammad Raatib an-Naabulasii (15 Agustus 1994)Oleh : Adi Kurniawan

    Mahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas

    Al-Azhar Mesir

    Farukh dengan

    rasa bahagia danbangga terhadap

    istrinya

    menjawab, Akusangat berterima

    kasih kepadamu

    wahai istriku atas

    namaku dan

    nama kaum

    muslimin.

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    15/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Galeri|14

    ernah mendengar dialog seperti ini,

    Apakah anda mukmin? Dijawab, "Sayamukmin, insyaallah." Si Penanya balik

    bertanya, "Kok seperti gak yakin, pakai

    insyallah?" Untuk hal ini ternyata ada beragam

    pandangan dari ulama. Karena menyangkut

    istitsna dalam iman.

    Topik istitsna ini dibahas

    dalam kajian aqidah di

    Darul Hikmah (5/3/14).

    Kajian Aqidahdilaksanakan di asrama

    mahasiswa Al Azhar,Kairo setiap pekan. Salah

    satu kitab yang dibahas

    adalah kitab Aqidah

    Ahlussunnah Wal

    Jamaah karya Dr. Ahmad

    Farid. tentang ististna

    dalam iman. Pematerinya

    adalan Syeikh Musthafa Al Misry salah satumurid senior Syeikh Wahid Abdussalam Bali

    Hafidzahullah.

    Ististna dalam bahasa Arab berasal dari kata

    istatsna-yastatsni- istitsnayaitu al-ikhrajbi

    illaauihdaakhwatihayang artinya pengecualian

    dari sesuatu yang umum. Contoh, seluruh siswa

    kelas 6 lulus ujian kecuali Zaid. Atau

    pernyataan, "Saya akan datang kecuali dengan

    kehendak Allah."Sedangkan pengertian secara istilah dalam

    aqidah istitsna adalah ucapan seseorang terkaitdengan keimananya. Seperti jawaban, Ya, saya

    mukmin insyaallah. Dalam persoalan aqidahjawaban tersebut bisa mengandung dua makna.

    Para ulama menjelaskan bahwa maksud dari

    pertanyaan, "Apakah anda mukmin? Lalu

    dijawab, ya, saya mukmin insyaallah, artinya

    bukan hanya keadaan anda mukmin pada saat

    menjawab pertanyaan itu, tapi tetapi sebuah

    harapan agar iman terjaga hingga ajal

    menjemput. Ulama yang lain menjelaskan,

    apakah iman seseorang tersebut telah mencapaipada derajat iman yang sangat kokoh tanpa

    goyah atau hanya sekedar seorang muslim biasa.

    Berbeda halnya bila seseorang berada di negeri

    kafir atau sebagai muslim minoritas, maka

    jawabannya adalah, Ya, saya mukmin."

    Jawaban tersebut bukan daa rangka merasa

    dirinya suci dari segala kesalahan, namun ingin

    menjelaskan tentang keyakinan. Namun, bila

    berada di lingkungan mayoritas muslim atau di

    negeri muslim, maka jawabannya dengan, Ya,

    saya mukmin insyaallah, karena padahakikatnya dia tidak dapat menjamin apakah

    sampai akhir hayat atau ajal menjemput ia tetap

    mukmin.

    Sebagaimana Allah

    berfirman:

    katakanlah pada

    mereka, kamu belum

    beriman, tetapikatakanlah, kami telahtunduk, karena iman itu

    belum masuk dalam

    hatimu.(QS: Al Hujurat:

    14)

    Syaikh utsaimin

    rahmatullah alaihi rahmatan wasiah

    menjelaskan kaum muslimin berbeda-beda

    pendapat, ada tiga pendapat dalam hal ini:

    1. Istitsna hukumnya haram, mereka yangberpendapat demikian adalah murjiah,

    jahmiyah, dan yang lain. Alasannya, bahwa imanadalah sesuatau yang sudah diketahui secara

    pasti oleh seseorang dalam dirinya. Jika

    berististna berarti menunjukkan dirinya ragu

    akan keimananya. Dengan demikian mereka

    menyebut orang yang berististna dengan orang

    yang ragu.

    2. Istisna hukumnya wajib, pendapat kedua ini

    memiliki dua argument:

    P

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    16/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Galeri|15

    . Iman merupakan sebuah keyakinan yang akan

    dibawa pada saat ajal. Sedangkan manusia

    tergantung pada kondisi keimananya pada saat

    ajal datang, apakah ia orang yang beriman atau

    kufur. padahal, Manusia tidak ada yang

    mengetahui apa yang

    akan terjadi pada

    masa depan, dengandemikian tidak boleh

    memastikan diridalam keimanan.

    b. Iman yang seutuhnya

    berkaitan erat dengan

    perintah menjalankan

    ketaatan dan menjahui

    segala bentuk

    larangan, sedangkan

    manusia tidak dapat

    memastikan dirinya

    senantiasa demikian, jika seseorang dapatmemastikan keimananya maka ia telah

    menyatakan dirinya suci terlepas dari segala

    kesalahan dan menjadi orang yang telah

    bertakwa.

    3. Merinci ististna,pertama, jika seseorangmelakukan istitsna karena ia ragu adanya

    keimanan pada dirinya, maka hukumnya haram,

    bahkan bisa kufur, karena pada hakikatnya

    keimanan ada dalam dirinya, sedangkan

    keraguan meniadakan

    keimanan tersebut.Kedua,

    apabila seseorang takutmenyatakan dirinya suci dan

    terlepas dari segalakesalahan, maka menyatakan

    iman hukumnya wajib baik

    ucapan, perbuatan dan

    keyakinan.

    Oleh karena itu, tidak serta

    merta menghukumi ististna

    dengan wajib atau tidak,

    namun harus disertai dengan

    penjelasan dan alasan dari sebab hukum tersebut.Wallahu ala Bisshawab.

    Oleh : Ahmad Salim

    Mahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas

    Al-Azhar Mesir

    u Bakr Muhammad bin Abd Albaqi Albazar bercerita tentang dua orang yang sedang berdiskusi seputar permasalahan Nahwu.

    ng Pertama : "Aku sudah memahami setiap bab yang ada dalam ilmu nahwu, hanya saja aku kurang faham dalam permasalahan,, . bagaimana ? kamu bisajelasin ndak ?ng Kedua : "Itu mah gampang bro..., itu untuk kalangan atas, untuk kalangan menengah, sedangkan untuk

    angan bawah.

    tatan : Dalam bahasa arab, huruf alif yang sukun dan didahului huruf berharokat fathah memiliki makna 'tinggi', contoh : .nya, diskusi diatas tidak nyambung, orang pertama bertanya tentang nahwu, sedangkan orang kedua menjawab dengan ilmu

    aghoh ma'aani huruf.

    Diterjemahkan dari buku Ibnul Jauzi yang berjudul ""

    OJOK HUMOR

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    17/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Bahasa|16

    MENGENAL CIRI CIRI ISIM

    CIRI CIRI ISIM( : (1) Bisa didahului hurufjar( ).

    .,, 2) Menerima alifdan lam( .( ,,, 3) Bisa didahului huruf nida( .( ,, 4) Menerima harakatjar( kasrah atau tanda-tanda yang mewakilinya )

    Saya telah membaca kitabnya seorang murid yang rajin.

    5) Menerima tanwiin( ). Tanwinadalah nunsukunyang datang di akhir kata dalam bahasaarab, hanya terucap dan tidak tertulis.

    Saya telah bertemu zaid.

    CIRI CIRI ISIM( ) :Ciri ciri fi'il terbagi menjadi 2 ; ciri ciri khusus ( ) dan ciri ciri yang ada pada sebuah fi'ildan ciri tersebut dimiliki juga oleh fi'illain ()

    Oleh : Umair Fahmiddin

    Mahasiswa Jurusan Ushuluddin, Universitas Al-Azhar Mesir

    1

    2

    3

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    18/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Resensi|17

    As-subul al-Mardhiyah lithalabi al-Ulmi as-Syariyah

    itab yang berjudul As-subul al-

    Mardhiyah lithalabi al-Ulmi as-

    Syariyah ini berisi pedoman

    mempelajari ilmu syariat bagi kita, para penuntut

    ilmu. Menilik di dalamnya, maka kita akan

    mengetahui langkah-langkah yang dibutuhkan

    oleh seorang penuntut ilmu dalam memahami

    disiplin ilmu tersebut sesuai dengan manhaj dan

    tata cara yang telah dicontohkan Ulama.

    Keunggulan kitab ini adalah memaparkan

    seluruh pandangan para ulama dan manhaj-

    manhaj ilmiah yang paling kuat, paling masyhur,

    dan disertai dalil al-Quran dan as-Sunnah yang

    tentunya sudah direkomendasikan. Sehingga

    mudah bagi kita mendapatkan rekomendasi kitab

    yang sesuai dengan tingkatan kita, isinya yang

    luas namun ringkas dan ringan dibahas,

    menjadikan arah tujuan kita kian jelas.

    Berbicara mengenai detail isi, kita akan

    menemukan di bab pertama pembahasanmadriju at-Thalabi(jenjang tingkatan dalam

    menuntut ilmu). Pada salah satu pembahasannya

    berisi tentang adab dan tuntunan bagi seorang

    penuntut ilmu, seperti pentingnya memanfaatkan

    waktu.

    Lalu bab kedua disusul dengan muhdhart

    mukhtroh. Seakan-akan kita diajak menghadiri

    kajian tentang wasiat para ulama dalam

    menuntut ilmu, beberapa di antaranya adalah

    wasiat Syekh Yusuf al-Ghafishi yang merupakan

    anggota Udh al-Lajnah ad-Dimati L al-

    Buhts al-Ilmiyah wa al-Ifta. Beliau berbicara

    tentang wasiat kepada para penuntut ilmu di

    dalam fikih perbedaan.

    Kemudian pembahasan mariju at-Thalabi,

    tentang tingkatan berbagai macam disiplin ilmu

    seperti akidah, tafsir, tauhid, qirat, ushul fikih,

    dan bahasa Arab akan kita temukan di bab

    ketiga.

    Masih dalam bab yang sama, kita semakin

    dipermudah untuk belajar syariat islam, karenakita juga akan diberitahu tentang metode dalam

    mempelajari disiplin ilmu tersebut bi thorqoti al-

    Mutn wa bi thorqoti al-Kutub al-Madrasiyah

    (metode yang berkenaan dengan matan serta

    sistem kitab madrasah) yang secara gamblang

    dipaparkan referensi kitab-kitab yang kita

    butuhkan lengkap dengan nama pengarangnya.

    Adapun secara garis besar, tujuan-tujuan yang

    akan kita temui dalam kitab ini adalah :1. Menjawab beberapa persoalan yang adadi kalangan penuntut ilmu, ketika tidak

    menemukan jawaban di dalam suatu

    kitab.

    2. Meningkatkan kemampuan berpikir kitadalam menyelesaikan berbagai perkara

    yang penting.

    K

    Nama Pengarang : Abu al-Isybal Ahmad bin Salim al-Misry

    Tahun : 1432 H/2011 M

    Judul :As-subul al-Mardhiyah lithalabi al-Ulmi as-Syariyah

    Kota Penerbit : Manshoura, MesirPenerbit : Dr al-Frq

    Cetakan : Pertama

    Isi : 524 hal

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    19/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Resensi|18

    3. Menentukan pilihan yang sesuai pada

    tingkatan ilmu dari sebagian referensi

    yang ada di dalam bab.

    4. Memaparkan berbagai kegiatan studi

    ilmiah yang belum ada sebelumnya.

    5. Memacu semangat dalam membaca

    literatur berbagai disiplin ilmu.

    Dengan harga yang terjangkau, kita dapat

    dengan mudah menjumpai di hampir

    semua maktabah di Kairo ini. Bahasanya

    yang sederhana memudahkan kita untuk

    memahami dan menyerap begitu setelah

    membacanya. Semoga Allah merahmatipenulis kitab ini dan mengampuni segala

    kesalahan dan dosa beliau, begitu pula

    semoga Allah membuka pintu

    kemudahan dalam proses belajar kita.

    Amin.

    Oleh : Bahari Ali Albara

    Mahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas Al-Azhar Mesir

    i bin Alqamah Annahwi (Ahli Nahwu) didatangi oleh sepupunya, lalu beliau berkata kepadanya :

    Gimana kabar ayahmu ?"

    Baru saja meninggal," Jawab sang bocah

    akit apa yang dideritanya ?" Tanya Annahwi

    (Kedua kakinya bengkak)...." Jawab bocah yang baru ditinggal ayahnya itu. Belum selesai bercerita, Pamanyaenimpali, "Bukan '", tapi '' (Rofa')"(Bengkaknya sampai kedua lututnya)," Lanjut sang bocah

    Bukan (Rofa'), yang benar (Majruur)," Lagi-lagi si paman menyalahkanyaendengar komentar pedas dari pamanya itu si bocah memarahinya, "Tinggalkan aku, paman. Meninggalnya ayahku lebih

    erarti daripada ilmu nahwumu itu."

    Diterjemahkan dari buku Ibnul Jauzi yang berjudul ""

    OJOK HUMOR

    Keunggulan kitab ini adalah

    memaparkan seluruh pandangan

    para ulama dan manhaj-manhaj

    ilmiah yang paling kuat, palingmasyhur, dan disertai dalil al-

    Quran dan as-Sunnah yang

    tentunya sudah direkomendasikan.

    Sehingga mudah bagi kita

    mendapatkan rekomendasi kitab

    yang sesuai dengan tingkatan kita,

    isinya yang luas namun ringkas

    dan ringan dibahas, menjadikan

    arah tujuan kita kian jelas.

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    20/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Khazanah|19

    Tradisi Salam di Negeri Kinanada kebiasaan di kalangan masyarakat

    Mesir, baik anak-anak, remaja atauorang tua. Yakni mengucapkan salam

    kepada siapa pun yang mereka temui. Kapan pun

    mereka berjumpa, meskipun belum dikenalnya,

    mereka saling bertegur salam. Perbuatan

    mengucapkan salam di masyarakat Mesir seolah

    sudah mendarah daging.

    Ketika hendak masuk angkutan umum

    misalnya, seorang penumpang biasanya

    mengucapkan salam kepada penumpang yang

    ada di dalam. Mereka pun serempak

    menjawab salamnya.

    "Mereka melakukan itu bukan semata-mata

    karena paham bahasa Arab, melainkan karena

    mereka paham agama, paham keutamaan salam,"

    kata Ied Muhammad Ibrahim (46) seorang

    bawwab (penjaga apartemen) kepada Elhikmah,Jumat, (7/3/2014). Menurutnya, salam

    merupakan bentuk penghormatan dalam Islam.

    Jika ada seseorang mengucapkan salam maka

    wajib dibalas dengan yang lebih baik atau

    minimal sama. Salam adalah penghormatan

    dalam Islam. Orang yang salam duluan adalah

    yang lebih baik," tambah Ied.

    Bagi masyarakat Mesir, jika ada orang

    pengendara mobil berpapasan dengan orang lain,

    tapi tidak mengucapkan salam maka akan

    dikatakan sebagai orang yang sombong. Di

    Mesir ini, jika ada orang bawa mobil dan tidak

    ngucapkan salam kepada yang ditemuinya, makadia akan dibilang orang sombong," jelas Ied.

    Begitu pula dengan yang disampaikan oleh Zaki

    Sayyid Abdullah, seorang karyawan di sebuah

    kantor di Kairo bahwasanya tebar salam

    merupakan perbuatan baik yang patut

    dibudayakan dalam bermasyarakat. Salam itu

    sangat bagus, agar orang-orang tidak sombong

    jika saling mendoakan. Tebar salam ini harusdipraktikkan dalam kehidupan," terang Zaki.

    Dalam Islam, seseorang yang menebarkan salam

    (Assalaamualaikum) sesama muslim, maka ia

    akan dimasukan kedalam surga. Selain itu,

    menebarkan salam juga akan membuat manusia

    saling mencintai. Rasulullahshallallahu alaihi

    wa sallambersabda,

    Dari abu hurairah rahiyallahu anhu, Rasullah

    shallallahu alaihi wa sallambersabda, DemiDzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian

    tidak akan masuk surga, hingga kalian beriman.

    Dan kalian tidak beriman hingga kalian saling

    mencintai. Tidakkah aku tunjukkan kepada

    kalian satu perbuatan yang jika kalian

    mengerjakannya niscaya kalian akan saling

    mencintai? Terbarkanlah salam di antara kalian."

    Oleh : Jundi Iskandari SFS

    Mahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas

    Al-Azhar Mesir

    A

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    21/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Khazanah|20

    Mesir dan Taklim Sepanjang Jalan

    esir sebagai

    jannatul ilmi-

    surganya ilmu-sudah banyak yang tahu.

    Membanjirnya pelajar dari

    berbagai negara ke negeri ini

    karena daya tarik para ulama

    dan berbagai taklim yang

    mudah ditemui di berbagai

    tempat.

    Tapi tahukah Anda bahwa 'taklim' di Mesir tidak

    hanya berlangsung di masjid, ruang kelas, talaqqi,

    mimbar atau tempat yang di situ ada seorang ustadzdi hadapan murid. Tapi juga di sepanjang jalan, di

    tembok-tembok, kendaraan kecil dan besar, kedai

    serta warung dan lain-lain.

    Hampir setiap tembok di sudut Kairo dapat dijumpai

    'coretan' kalimat thayyibah.

    Misalnya kalimat syahadat Laa ilaha illallah ditulis

    di berbagai tempat dengan kaligrafi yang indah.

    "Tulisan-tulisan seperti itu sangat indah dan

    membantu setiap orang berdzikir. Kami barumenyadari mulai dari kita melangkahkan kaki keluar

    rumah kemudian berkendara ibadah sunnah seperti

    rutinitas dzikir sering terlalaikan,"

    Hal senada juga diungkapkan Sholah Salim,

    mahasiswa alumni Al Azhar yang telah menetap di

    Mesir selama tujuh tahun.

    "Tujuh tahun lalu, setiap saya keluar dari sudut-

    sudut di Bawwabah At Tsaniyah menuju Al Azhar,

    selalu berpapasan dengan dinding sekolah yang

    bertulis Al Hijab Faridah (hijab adalahkewajiban).Ketika pulang mereka bertemu dinding

    yang bertuliskan Ihfadzillah yahfadzka-(jagalah

    syariat Allah, niscaya Allah akan menjagamu),

    udzkurullah! (Ingatlah Allah!), Subhanallah

    wabihamdihi. Hingga saat ini, tulisan-tulisan itu

    masih ada.

    Tradisi menulis kalimat thayyibah di tembok dan

    benda-benda di sekitar kita sebenarnya sudah lama

    terjadi, khususnya di masa-masa para ulama

    terdahulu.

    Sebagaimana dalamSiyar Alam An Nubala

    dikisahkan bahwa Imam Ibnu Mubarak ditanya

    mengenai nasihat-nasihat yang tertulis di

    dinding, beliau pun menjawab bahwa hal

    itu tidak mengapa untuk dilaksanakan,adapun fiqih maka tidak lurus kecuali

    dengan berguru kepada ulama.

    Tentu ini sangat berbeda ketika berada di

    Indonesia yang biasanya di tembok-

    tembok malah ungkapan kotor, kalimat

    negatif yang kadang tertulis dan bergambar seronok

    di badan truk. Atau kalimat-kalimat yang tidak

    memiliki makna positif. Misalnya Cintamu tak

    Semurni Bensinku atau Kutunggu Jandamu.

    Wallahu taala alam

    Oleh : Rifai El HaqMahasiswa Darul Lughah, Universitas Al-Azhar

    Mesir

    Per pust a ka a nA l ex a ndr ia Mega h da n

    Ter besa r di Dunia

    udah lama Mesir dikenal sebagaiJannatul

    Ilm- Surganya Ilmu. Selain karena banyaknya

    ulama, berbagai taklim, berbagai literatur juga

    adanya perpustakaan. Salah satu perpustakaan

    yang masyhur adalah perpustakan Alexandria.

    Perpustakaan Alexandria merupakan

    perpustakaan terbesar di benua Afrika bahkanada yang menyebut sebagai perpustakaan

    terbesar di dunia. Perpustakaan Alexandria

    M

    S

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    22/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Khazanah|21

    dalam bahasa Arab disebutMaktabah al-

    Iskandariyahdan dalam Bahasa Latin disebut

    Bibliotheca Alexandria. Didirikan pada awal

    abad ke-3 SM pada masa pemerintahan

    Ptolemeus II.

    Dari Kairo membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam

    menggunakan kereta atau mobil umum untuk

    bisa tiba di Alexandria dan tempatnya cukupstrategis, terletak di kawasan wisata, pinggir laut

    Mediterannia.

    Di dalamnya terdapat banyak buku-buku dari

    berbagai bahasa diantaranya yaitu buku-bukuberbahasa Prancis, Inggris, China, dan bahasa

    lain dari seluruh penjuru dunia.

    Koleksi lengkap perpustakaan ini mencapai

    400.000 sampai 700.000 koleksi buku dan

    memiliki kapasitas hingga 8.000.000 buku yang

    disusun menurut tema. Ditambah lagi dengan

    sistem komputer yang modern dan mutakhir

    yang memungkinkan pengunjung mengakses

    koleksi perpustakaan ini.

    Perpustakaan ini dilengkapi dengan manuskripdan musium yang di dalamnya terdapat

    peninggalan pada masa kuno diantara salah satu

    peninggalannya adalah peninggalan salah satu

    Imam Madzhab SyafiI yang diambil dari nama

    pendiri madzhab tersebut yang bernama Abu

    Abdillah Muhammad bin Idris As-Syafii Al-

    Muttalibi Al-Quraisy. Karyanya bisa ditemukan

    di Perpustakaan Alexandria yaitu Kitab al-Umm

    dan Kitab ar-Risalahyang merupakan disiplin

    Ilmu Ushul Fikih. Dan masih banyak lagi

    manuskrip-manuskrip yang tersimpan di dalammusium.

    Yang membuat perpustakaan ini terasa lebih

    lengkap karena adanya Planetarium Science

    Center yang merupakan tempat yang ideal untuk

    pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu

    objek di dalamnya adalah film 3 Dimensi.

    Untuk biaya masuk ke Perpustakaan Alexandria

    cukup merogoh kocek 2 Lira Egypt (LE) atau

    sekitar Rp. 3.600,- dan masuk ke ruang

    manuskrip membayar 2 LE. Cukup murah untuk

    masuk ke sebuah perpustakaan sekelas

    perpustakaan Alexandria. Mudah-mudahan Anda

    tertarik jika berkesempatan ke Mesir dan

    berkunjung ke salah satu perpustakaan terbesar

    di dunia ini dan membuat anda lebih

    bersemangat dalam membaca.

    Oleh : Bahari Ali Albara

    Mahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, Universitas

    Al-Azhar Mesir

    http://1.bp.blogspot.com/-z-qEpKy3qXc/UxgP1_3ePzI/AAAAAAAAAKg/gO9ccf9-4SY/s1600/bibliotheca_alexandrina_4_by_khaled_etman-d30r44s.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-yOAL4AX6fb8/UxgP2x7tpXI/AAAAAAAAAKo/SEVH4BI_QOk/s1600/d-04.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-uSyoTJS725A/UxgQT2z1dNI/AAAAAAAAAK4/XPjcL8c3MIA/s1600/IMG_7681.JPGhttp://4.bp.blogspot.com/-fkuW8MrmsKo/UxgQV25ZW2I/AAAAAAAAALA/sZCrd5aHWsc/s1600/asdasdas.jpg
  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    23/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Sastra|22

    DI BERN M K B H

    agi ini, Luthfi melangkah ke tepian danau

    desanya. Matahari sedang terbit daridadanya. Mengubah roman mukanya

    demikian bercahaya. Dia memandang

    gelombangnya yang beriak. Indah diterpa cahayakuning kemerahan matahari. Ikan-ikan berbagai

    varietas tampak menyembul ke permukaan,

    mengucap selamat pagi padanya. Mata mereka

    mengerjap, mulutnya menyembul ke permukaan

    lalu tenggelam, menyembul lagi lalu tenggelam,

    tersenyum riang. Kebiasaannya bertahun-tahun

    semenjak kecil di desa ini terulang kembali.

    Setelah merantau berwaktu-waktu lamanya, ia

    kembali ke desanya, kembali menemukan

    ketenangan alam yang belum pernah ia temukanpadanannya di kota dan negeri yang lain. Ia

    menunduk. Menelan syahdu.

    Betapa senangnya memandang danau yang

    jernih ini. Sepersekian detik tiba-tiba, ingatannya

    melayang menuju tahun-tahun yang lalu,

    mengaduk seluruh perasaannya, memperjelas

    gambaran masa lalu yang pernah ia lewati danmembuatnya senang tak terkira. Bahagia

    sekaligus haru, ketika ia bermain di danau ini,meloncat dari batu cadas, pamer dengan kawan-

    kawan masa kecil, siapa yang loncatannya palingindah. Ia yakin, takkan pernah bisa menemukan

    yang semacam ini di negeri lain. Betapa

    eksotisnya desa ini, alam ini, tanah ini, udara ini,

    tetumbuhan ini, dan seluruh hewan di sini.

    Bibirnya kembali tersenyum. Mulutnya bergerak

    pelan, menggumamkan doa supaya Allah

    menjaga tanah ini, berdoa supaya tanah yangbegitu eksotis ini tak jatuh ke tangan yangserakah lagi keji, berdoa supaya penduduk yang

    tinggal di tanah ini bersatu padu sekalipun.

    Sungguh, ya Allah, tanah ini begitu indah.

    Jagalah ia.

    Lalu dia duduk begitu saja di atas tanah, tiga

    meter menjorok ke darat dari titik batas capaianair danau. Mengeluarkan berlembar-lembar

    kertas dari tas ranselnya. Sebentar memilah-

    milah lalu mengambil pena. Memandangi kertas

    itu beberapa saat, mengambil satu, menekuri

    pelan. Lalu mulai menggerakkan tangannya,

    menuliskan sesuatu. Teratur dan berirama.

    Sahabatku Ilyas, aku paham sikapmu memang

    baik. Teramat baik malah terkadang. Dan aku

    yakin, takkan pernah mampu aku membalasseluruh kebaikanmu. Sekalipun hingga akhir

    hayatku. Maka dalam surat ini akan aku kisahkan

    salah satu kisahku yangmenurutku- perlu aku

    kisahkan, setidaknya untuk mengobati rindu di

    antara kita. Dan, kau tentu ingat janji kita

    dahulu, bahwa siapa saja yang pertama kali

    sampai di tanah haram dan melihat kabah, dia

    wajib mengisahkannya pada yang lain. Makakali ini akan kutunaikan janjiku. Simaklah,

    rasakan dan yakinkanlah dirimu bahwa iasekarang berada di dekatmu. Di depan matamu.

    Persis.

    Bentuknya segi empat. Dengan ukuran sama di

    tiap sisinya, dengan tinggi sekitar 5 kali orang

    berdiri jika ditumpuk ke atas. warnanya hitam,

    dan semakin indah karena dilengkapi garis

    bercorak kaligrafi berwarna emas. dengan pintu

    yang berwarna emas pula, sedang jika kau amatisecara seksama, maka ia memiliki kiswah yangmemukau. Sederhana namun mahal harga bahan

    dasarnya. Jika kau lihat lebih teliti, kau akan

    P

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    24/25 Majalah elhikmah | Edisi 2Maret 2014

    Sastra|23

    menemukan salah satu sudut yang takkan pernah

    sepi di antara empat sudut persegi hitam itu.

    Orang-orang pasti akan ke sana sepanjang

    waktu, tak pernah jemu. Karena di sudut itulah,

    batu hitam yang diceritakan guru ngaji kita,

    berada dengan tenang di antara kumpulan

    manusia yang bersusah payah menggapainya.

    Itulah yang sering kita sebut hajar aswad.Bentuknya persis seperti yang dipampang di

    kalender-kalender atau di poster-poster yangditempel di rumah dan sekolah kita. Aslinya

    biasa memang, namun ia menjadi begitu

    istimewa karena dipeluk oleh hadits Nabi,

    diperlakukan begitu eksklusifoleh sunnah Nabi.

    Esok hari, jika kau tawaf dan sanggup

    menciumnya, ciumlah. Jika sulit, jangan

    paksakan, cukup sentuh saja lalu cium bekas

    sentuhan di

    tanganmu itu, jika

    masih sulit, tak usahkau sampai berebut

    dengan yang lain

    hingga melukainya,

    karena membuat

    orang terluka itu

    dilarang agama kita.

    Jika memang tak

    sanggup menyentuh,

    lambaikanlahtanganmukepadanya.

    Begitulah sunnah

    Nabi mengajarkan

    pada kita.

    Peletak batu

    pertamanya adalah

    kekasih Allah, IbrahimAlaihis Salam, dibangun

    secara seksama dengan kemampuan semaksimal

    mungkin pada saat itu, bersama putranya yangpernah Allah perintahkan untuk disembelih,

    IsmailAlaihis Salam. Lalu menjadi syariat yangkita lakukan di hari-hari setelahnya. Tawaf tujuh

    kali seputar kabah, sembari berdoa kepada

    Allah Yang Maha tinggi dan Agung. Memohon

    segala hal yang kita inginkan, dengan berbagai

    bahasa apapun yang kita bisa. Tenang saja, Dia

    yang Maha Kuasa memahami pinta kita bahkan

    sebelum kita bicara, merapal kata.

    Ilyas, shalat di depannya adalah penghujung darisegala rindu yang pernah meledak di dadaku.Rindu untuk melihat langsung kiblat yang aku

    menghadapnya lima kali sehari semalam. Rindu

    yang membuat orang-orang yang shalat di kiri-

    kananku menunduk meneteskan air mata. Haru

    menderu oleh lelah perjalanan yang ditempuh

    berwaktu-waktu sebelum sampai di kiblat itu

    sirna sudah tak berbekas. Rindu itu menyalur ke

    semua orang di sekitarku, menjadikan aku

    terpana, tak bergeming begitu lama. Kulihatmereka khusyuk melantunkan doa, mengalirkan

    seluruh tenaga ke jemari yang tertangkup didepan muka. Wajah salah satu di antara mereka

    sembab, sedu sedan tak terperi. Aku sadar. Aku

    bukan di tempat biasa sekarang.

    Gambaran dari cerita-cerita tempo dulu yang

    sering dikisahkan guru kita menyapaku,

    mengajakku keluar dari alam sadarku. Terbang

    melintasi zaman,

    serta kurun

    dunia yangterlipat oleh

    waktu. Aku

    mengikutinya

    hingga menemui

    kondisi saat segi

    empat ini masih

    dikelilingi oleh

    berhala, Latta,

    Uzza, Hubal.Suram sekalirasanya. Saat itu

    aku melihat

    udara di mekah

    ini begitu abu-

    abu, seakan

    langit menahan

    matahari untuk

    bersinar, membiarkannya begitu saja. Setelah

    beberapa saat aku terpaku di sana, aku lalu

    diajak mengelilingi kondisi para pendudukMekah empat belas abad silam, ke pasar yang

    ramai di tiap hari yang telah ditentukan, lalu kerumah penduduk, berhenti di padang pasir yang

    tandus, melihat onta yang mendengus,

    mengiringi kafilah dagang dari Syam ke Mekah.

  • 8/12/2019 Edisi Ke 2 Majalah elhikmah

    25/25

    Sastra|24

    Dan tiba-tiba aku ditarik kembali oleh ingatanku,

    masih berada di depan segi empat itu rupanya.

    Sedangkan matahari semakin tenggelam di ufuk

    sana, seiring dengan tenggelamnya ingatanku

    tentang masa lalu. Aku paham, malam semakin

    melipat diri. Udara

    semakin menusuk tulang.

    Dan aku tetap di sana,terperangah. Manusia

    yang beribadah di sini takpernah berhenti. Selalu

    saja ada silih berganti.

    Yang satu tunai, disusul

    yang lainnya. Yang

    penduduk negara ini

    kembali, penduduk

    negara yang lain datang.

    Begitu terus, berputar dan

    berulang.

    Ilyas, damai akan tetap

    bersemayam di dadamu

    selama memandang

    kabah. Sekalipun kau telah jauh bermeter-meter

    darinya, kau tetap akan merasakan kehadirannya

    di dadamu. Memang mata kepalamu tak menatap

    langsung, namun mata hatimu benar-benar

    menatapnya. Berdoa di depan sana. Pikiranmu

    akan kau rasakan semakin tenang dan akalmusemakin bijak. Gemuruh di dadamu akan hilang

    begitu saja, tanpa kau sadari. Ketenangan batin

    akan menjalar ke seluruh tubuhmu. Seteguk

    demi seteguk seperti ketika kau meminum air

    zam-zam.

    Adalah pengalaman yang luar biasa jika kau

    menyempatkan diri datang ke tanah ini, tanah

    haram yang memang diharamkan berbuat buruk

    di sana, kau akan melihat burung elang

    beterbangan di atas kabah, seakan merekabertawaf, tiada henti. Dan di luar kau akan

    menyaksikan burung-burung merpati menambahsuasana elegan sebuah bangunan yang memukau.

    Yang paling terang jika malam hari menutupkan

    jubahnya. Gaung doa terdengar dari jarak sekian

    dan sekian. Takkan pernah berhenti, dua puluh

    empat jam dalam seminggu, empat minggu

    dalam sebulan, dua belas bulan dalam setahun

    dan seterusnya.

    Jika kelak ada yang kau tanyakan, makalayangkan saja suratmu kepadaku, aku akansegera membalasnya demi kau. Di sana, kau

    belajarlah dengan tenang dan ikhlas sepenuh

    hati. Karena seringkali amal perbuatan seseorang

    terbakar karena riya dan sombong hati. Semoga

    Allah mempertemukan kita kembali. Pada saat

    yang tepat dan waktu yang terbaik nanti. Selamat

    berjuang sahabat

    Sahabatmu yangmenanti,

    Lutfhi

    Luthfi menyeka

    keringatnya. Cahaya

    matahari kian meninggi,

    menggerakkan bayangan ke

    timur seinci demi seinci. Ia

    berdiri, memandang danau

    yang beriak, semakin indah

    di pantul matahari. Burung-

    burung berlomba menerjangair, mencari mangsa. Riang

    hati. Ia melipat rapi

    kertasnya menjadi dua

    bagian, lalu memasukkannya ke amplop. Rapat.

    Urusan setelah ini begitu banyak. Dia harus

    meneruskan amanah yang telah dititipkan

    ayahnya ketika beliau hidup. Amanah yang tak

    pernah ia kerjakan setengah-setengah, amanahyang membuatnya harus segera kembali dari

    perantauan ke tanah asal. Amanah itu adalah.

    Nak, kau adalah anak tertuaku, kelak jika kau

    telah berhasil di rantau, segeralah kembali ke

    sini, jangan lupakan ibumu serta adik-adikmu.

    Lindungilah mereka hingga titik darah terakhir.

    Aku merasa waktuku tak banyak setelah ini. Aku

    merasakan itu begitu dekat. Bakti kepada ibu

    adalah termasuk yang utama yang harus

    diutamakan

    Luthfi membalikkan badannya, berjalan dengantenang dan damai. Menuju jantung desa yang

    masih rimba, rimbun dengan pepohonan

    berbagai jenis. Menyibak dedaunan yang terlalu

    dekat dengan tanah. Berjalan dan terus berjalan.

    Bayangnya ditelan rimba. Meneruskan langkah

    yang tertahan dahulu kala.

    Oleh : Syafiqul Lathif

    Mahasiswa Jurusan Syariah Islamiyyah, UniversitasAl-Azhar Mesir