40
i EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’AN DALAM MENYAMPAIKAN PESAN TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Agama (MA) dalam Bidang Ilmu Agama Islam Oleh : MAHMUDAH NPM : 207.4.10.294 KONSENTRASI ULUM AL-QUR’AN DAN ULUM AL-HADITS PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM MAGISTER PASCASARJANA (S2) INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 1436 H / 2015 M

EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

i

EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’AN

DALAM MENYAMPAIKAN PESAN

TESIS

Diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta

Guna Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Agama

(MA) dalam Bidang Ilmu Agama Islam

Oleh :

MAHMUDAH

NPM : 207.4.10.294

KONSENTRASI ULUM AL-QUR’AN DAN ULUM AL-HADITS

PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM MAGISTER PASCASARJANA

(S2) INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

ii

EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’AN

DALAM MENYAMPAIKAN PESAN

TESIS

Diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an Guna

Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (MA)

Dalam Bidang Ilmu Agama Islam

Oleh :

MAHMUDAH

NPM : 207.4.10.294

Pembimbing:

DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA

DR. Hj. Faizah Ali Sibromalisi, MA

KONSENTRASI ULUM AL-QUR’AN DAN ULUM AL-HADITS

PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM MAGISTER PASCASARJANA

(S2) INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 3: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Tesis dengan judul: “Efektivitas Amtsâl Al-Qur’an dalam

Menyampaikan Pesan” ditulis oleh Mahmudah, dengan Nomor Induk

Mahasiswa 207.4.10.29 telah diujikan di sidang munaqasah Program

Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada tanggal 26 Agustus

2015 dan dinyatakan LULUS dengan yudisium/perdikat AMAT BAIK.

Tesis ini telah disahkan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Magister Agama (MA) pada Program Studi Agama Islam Pascasarjana

Konsentrasi Ilmu Al-Qur’an dan Ilmu Al-Hadits Intitut Al-Qur’an (IIQ)

Jakarta.

Direktur Program

DR. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA

Panitia Ujian

Tanda Tangan Tanggal

DR. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA __________ _________

Ketua sidang

DR. KH Ahmad Fudhaili, M. Ag. __________ _________

Sekretaris

Prof. DR. H. D. Hidayat, MA __________ _________

Penguji I

DR. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA __________ _________

Penguji II

DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA ___________ _________

Pembimbing I

DR. Hj. Faizah Ali Sibromalisi, MA ___________ _________

Pembimbing II

Page 4: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mahmudah

NIM : 207.4.10.29

Tempat/ Tgl Lahir : Brebes, 20 April 1972

Menyatakan bahwa tesis dengan judul ”Efektivitas Amtsâl Al-Qur’an

dalam Menyampaikan Pesan” adalah merupakan karya asli saya, kecuali

kutipan yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan atau

kekeliruan di dalamnya, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 26 Agustus 2015 M

MAHMUDAH

Page 5: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

iv

MOTTO

Kata-kata bukan sekedar hiasan lisan

Ia cermin keelokan budi

Biarkan tutur kata menjadi penjagamu bagai pelukan ibu

lembut dan hangat

Tesis ini dipersembahkan untuk:

Kedua orang tuaku, semoga menjadi bakti yang diterima

Suamiku, sahabat terbaik dalam cinta dan kesetiaan

Para guru yang telah mengarahkan kepada ilmu dan akhlak

Kakak dan adik-adikku yang selalu memberikan dukungan penuh

Keponakan-keponakanku bintang hatiku

Page 6: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah rabb sekalian alam, Yang

mengajarkan manusia bagaimana berkomunikasi dan bertutur kata yang baik

kepada orang lain. Dengan petunjuk dan rahmat-Nya, bersyukur penulis

dapat menyelesaikan tesis ini, semoga Allah melimpahkan ampunan kepada

penulis atas keterbatasan dalam memahami pesan-pesan-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada utusan

Allah Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, sosok teladan yang penuh

kasih sayang kepada umatnya. Demikian pula kesejahteraan untuk keluarga,

para sahabat dan pengikutnya yang setia dalam petunjuknya.

Penulisan tesis ini merupakan upaya penuh kesungguhan yang dalam

perjalanannya mendapatkan banyak dukungan, motivasi dan bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Ibu Prof. DR. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA, selaku Rektor Institut Ilmu

Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

2. Bapak DR. KH. Ahmad Munif Suratmaputra, MA, Direktur Pascasarjana

Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta.

3. Bapak Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA yang telah memberikan

bimbingan, petunjuk dan masukannya bagi penyelesaian tesis ini.

4. Ibu Dr. Hj. Faizah Ali Syibromalisi, MA yang penuh kelembutan telah

memberikan bimbingan, dan arahan yang sangat berharga sehingga dapat

membantu penulisan tesis ini.

5. Bapak/Ibu dosen yang telah mengajar dan mendidik penulis dengan

penuh kesabaran dan keikhlasan.

Page 7: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

vi

6. Pimpinan dan staff di lingkungan Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta untuk

bantuan dan keramahannya.

7. Ayahanda Samud dan ibunda Muinah, untuk setiap cinta, doa dan

perhatiannya. Semoga Allah membalas setiap letih dan pengorbanannya

dengan balasan yang berlipat dan tiada terputus.

8. Suami yang tercinta Muhammad Arief yang telah memberikan

dukungan, cinta dan bantuannya yang sangat berharga. Dan untuk

pengertiannya merelakan sebagian perhatian penulis yang beralih pada

penulisan tesis ini. Uhibbuka fillah.

9. Kakak Nafarin dan Muhiyah dan adik-adik Amin Shabar, Afdhil Malik

Ibrahim, Sechah Manani yang telah banyak memberikan semangat.

Keponakan-keponakan Imam Arifuddin, Adzkia Nataning Dita, Aulia

Dwi Azka, Alifah al-Zahra, dan Aisyah Hana Ibrahim, bintang-bintang

kecilku.

10. Sahabat dan rekan-rekan kuliah, yang telah memberikan dukungan

sampai selesainya penulisan ini.

Semoga tesis ini dengan segala kekurangannya dapat memberikan

kontribusi positif dan manfaat kepada penulis maupun pembaca. Segala

koreksi dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan dan pengembangan

tesis ini.

Akhirnya, untuk semua yang berjasa, penulis mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah memberikan kebaikan

kepada mereka semua dengan balasan yang terbaik.

Jakarta, 11 Dzulqo‘dah 1436 H

26 Agustus 2015 M

Penulis

Page 8: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi Arab-Latin yang digunakan dalam tesis ini berpedoman

kepada buku “Pedoman Akademik Program Pascasarjana” yang diterbitkan

oleh Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, 2011:

1. Konsonan

ARAB LATIN ARAB LATIN

th : ط a : أ

zh : ظ b : ب

‘ : ع t : ت

gh : غ ts : ث

f : ف j : ج

q : ق h : ح

k : ك kh : خ

l : ل d : د

Page 9: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

viii

m : م dz : ذ

n : ن r : ر

w : و z : ز

h : ه s : س

, : ء sy : ش

y : ي sh : ص

dh : ض

2. Vokal

Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap

Fathah : a أ : â ي .... : ai

Kasrah : i ي : î و .... : au

Dhammah : u و : û

Page 10: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

ix

3. Kata Sandang

a. Kata sandang yang diikuti huruf-huruf al-qamariyah

ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf l (el) diganti

dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata

sandang itu.

Contoh:

المدينة al-Baqarah : البقرة : al-Madînah

b. Kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf al-syamsiyah,

ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan

sesuai dengan bunyinya.

Contoh:

ج ل الر : al-Rajulu الشمس : al-Syamsu

Page 11: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

x

CATATAN SINGKATAN

cet. cetakan

tt.p. tanpa tempat penerbit

t.p. tanpa penerbit

t.t. tanpa tahun

HR hadits riwayat

QS Al-Qur’an surat

Page 12: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

xi

ABSTRAK

Manusia diperintahkan oleh Allah subhânahû wa ta‘âlâ agar

memperhatikan ayat-ayat amtsâl yang terdapat dalam Al-Qur’an. Dengan

perantaraan panca indra, manusia dapat mengaktifkan hati dan fikiran dalam

rangka memperoleh pemahaman yang benar terhadap pesan Allah. Namun

demikian, tidak semua pesan dapat terserap secara baik oleh mukhathab

(komunikan, penerima pesan), oleh karena dimungkinkan mereka tidak

mampu memahami elemen pembentuk pesan, baik tersirat maupun tersurat.

Maka pemahaman terhadap suatu pesan akan menjadi lebih baik apabila

disampaikan dengan cara yang tepat.

Penelitian ini, secara khusus mengangkat tema mengenai efektivitas

amtsâl Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan. Amtsâl merupakan salah satu

gaya bahasa Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan. Dan yang dijadikan

kajian pembahasan adalah salah satu surat dari Al-Qur’an, yaitu surat al-

A‘râf.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gaya bahasa amtsâl sebagai suatu

cara untuk memahami suatu makna pesan dan efektivitasnya dalam

penyampaian pesan.

Pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian adalah pendekatan

kualitatif, dengan jenis penelitiannya kepustakaan (library research) yaitu

menggunakan data-data tertulis. Penulisan ini menggunakan metode

deskriptif-analitis yaitu menjelaskan data-data yang telah terkumpul

kemudian dianalisis untuk memperoleh penjelasan yang utuh.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan amtsâl Al-Qur’an

dalam komunikasi adalah sebagai sarana yang menjembatani antara pesan

dan pemahaman melalui pendekatan khas, sehingga sampai kepada tujuan

pesan yang ditetapkan. Gaya komunikasi yang terdapat dalam gaya bahasa

amtsâl merupakan campuran unsur-unsur komunikasi lisan dan ilustratif. Dan

gaya amtsâl sangat efektif oleh karena menarik perhatian dan mempertegas

makna pesan. Penjelasan ayat-ayat amtsâl diberikan dengan ilustrasi dan

pointers dalam perbandingan, sehingga mempermudah pembaca untuk

memahaminya. Amtsâl Al-Qur’an menghadirkan nilai aktualitas pesan, yaitu

menampakkan makna pesan dengan sesuatu yang dapat disaksikan.

Menggambarkan hal yang rasional dengan gambaran inderawi dan

mengungkap hakikat yang sulit dijangkau pemahaman menjadi sederhana

dicerna pikiran. Isi pesan disampaikan dengan melibatkan fungsi kognitif dan

afektif (emosi). Ungkapan yang seperti ini mengandung komposisi yang

sangat efektif untuk mencerna suatu pesan ketika berkomunikasi.

Kata Kunci : Amtsâl, Pesan

Page 13: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

xii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ....................................................................................... iii

MOTTO ....................................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................................ vii

ABSTRAK ................................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah ......................................................................... ..1

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................. ..8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................... 10

D. Kajian Pustaka ........................................................................................ 10

E. Kerangka Berfikir .................................................................................... 11

F. Metodologi Penelitian ............................................................................. 12

G. Sistematika Penulisan ............................................................................. 14

BAB II AMTSÂL AL-QUR’AN DAN URGENSINYA

A. Pengertian Amtsâl Al-Qur’an dan Kata Derivasinya .............................. 17

1. Definisi Amtsâl Al-Qur’an .................................................................. 17

2. Kosa Kata Amtsâl dan Derivasinya dalam Al-Qur’an ........................ 20

B. Urgensi Amtsâl Al-Qur’an ...................................................................... 26

C. Macam-macam Amtsâl Al-Qur’an .......................................................... 28

D. Shighah (Bentuk) Amtsâl Al-Qur’an ...................................................... 34

E. Manfa’at Amtsâl Al-Qur’an .................................................................... 44

F. Amtsâl dalam Perspektif Budaya ............................................................. 46

1. Amtsâl dalam Budaya Arab ................................................................ 46

2. Amtsâl dalam Budaya Melayu ............................................................ 51

G. Ayat-ayat tentang Amtsâl Al-Qur’an ..................................................... 59

BAB III PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI DALAM AMTSÂL AL-

QUR’AN

A. Pengertian, Proses dan Dasar-dasar Komunikasi ................................... 85

1. Pengertian Komunikasi ....................................................................... 85

2. Proses Komunikasi .............................................................................. 86

3. Dasar-dasar Komunikasi dalam Islam................................................ 90

B. Penggunaan Uslub Amtsâl Al-Qur’an dalam Komunikasi ..................... 101

Page 14: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

xiii

C. Nilai-nilai Amtsâl Al-Qur’an dalam Komunikasi ................................... 103

D. Efektivitas Amtsâl Al-Qur’an dalam Komunikasi .................................. 112

1. Prinsip Efektivitas ............................................................................... 113

2. Prinsip keterlibatan Perangkat Mental ................................................ 119

3. Prinsip Pengulangan ............................................................................ 122

4. Prinsip Deskriptif ................................................................................ 124

5. Prinsip Pendidikan .............................................................................. 125

BAB IV APLIKASI AMTSÂL DALAM PENAFSIRAN: KAJIAN

KOMUNIKASI PADA SURAT AL-A‘RAF

A. Tamtsîl pada Surat Al-A‘râf ................................................................... 131

1. Tamtsil Ayat: Pendusta ayat-ayat Allah tidak akan masuk

surga hingga unta masuk ke lubang jarum

(Q.S. Al-A‘râf [7]: 40) ........................................................................ 131

2. Tamtsîl Ayat: Hati orang mukmin bagaikan tanah yang

gembur, mampu menghasilkan tanaman yang baik

(Q.S. Al-A‘râf [7]:57-58) .................................................................... 134

3. Tamtsîl Ayat: Keimanan mengundang turunnya keberkahan

seperti terbukanya pintu langit dan bumi

(Q.S. Al-A‘râf [7]: 96) ........................................................................ 138

4. Tamtsîl Ayat: Ketika kemarahan Nabi Musa mereda seakan-

akan ia bersikap seperti manusia (Q.S. Al-A‘râf [7]: 154) ................ 140

5. Tamtsîl Ayat: Pengikut hawa nafsu bagaikan anjing yang

selalu menjulurkan lidahnya (Q.S. Al-A‘râf [7]: 175-176) ................ 142

6. Tamtsîl Ayat: Orang-orang yang mengabaikan potensinya

untuk memahami ayat-ayat Allah laksana binatang ternak

(Q.S. Al-A‘râf [7]: 179) ..................................................................... 151

B. Peran Amtsâl Al-Qur’an dalam Komunikasi pada Surat Al-A‘râf ......... 155

C. Prinsip-prinsip komunikasi dalam Amtsâl Al-Qur’an ............................. 157

D. Hambatan-hambatan dalam Komunikasi ................................................ 172

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 175

B Saran ....................................................................................................... 178

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 15: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah bacaan mulia,1 yang diturunkan oleh Allah jalla

wa ’alâ melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad shallallâhu

‘alaihi wa sallam dengan menggunakan bahasa Arab.2 Al-Qur’an telah

menetapkan kebenaran kepada diri dan pengembannya, Nabi

Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, cukuplah Allah menjadi saksi

atas kebenaran Al-Qur’an, demikian pula Malaikat,3 dan Ahl al-Kitab

(Yahudi dan Nasrani).4

Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia (hudan li al-

nâs).5 Dengan kitab itu Allah memberi petunjuk kepada orang-orang

yang meniti jalan-Nya kepada cahaya dan jalan yang lurus,6 untuk

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Al-Qur’an merupakan salah satu bentuk rahmat Allah kepada

manusia,7 di dalamnya disebutkan berbagai macam matsal

(perumpamaan) agar manusia dapat mengenal kelembutan dan

keindahan perkataan-Nya. Melalui ungkapan amtsâl (perumpamaan-

perumpamaan) yang menarik nan indah, Allah menyampaikan pesan-

pesan-Nya agar menjadi bahan renungan dan perbandingan. Allah

mengajak kaum muslimin mengaktifkan pikiran dan hati untuk

memperhatikan perumpamaan-perumpamaan ini. Sehingga melalui

aktifitas memikirkan dan memahami ini diharapkan mereka dapat

mengambil pengetahuan, pelajaran dan hikmah yang dapat

meningkatkan potensi dirinya. Dapat menghadirkan rasa pengagungan

kepada Allah betapa Mahaluas dan Mahatinggi kekuasaan-Nya. Spirit

1 Q.S. Al-Wâqi‘ah [36]: 77.

2 Q.S. Al-Syu‘arâ [26]: 192-195.

3 Q.S. Al-Nisâ’ [4]: 166.

4 Q.S. Yûnus [10]: 94.

5 Q.S. Al-Baqarah [2]: 2.

6 Q.S. Al-Mâidah [5]: 16.

7 Rahmat Allah meliputi segala sesuatu, setiap huruf dari Al-Qur’an adalah rahmat,

juga pada kalimat dan jumlah, serta uslub yang menyertainya. Kandungan Al-Qur’an berupa

perintah dan larangannya, pesan dan nasehatnya, kisah dan pelajarannya, berita dan

kebenarannya, janji dan ancamannya, keputusan dan keadilannya, adalah kesempurnaan

rahmat dalam kebesaran-Nya. Siapa yang mengambil petunjuk dari Al-Qur’an akan

beruntung, yang berpegang teguh padanya akan selamat, dan yang berpaling darinya akan

sesat, dan celaka, dan di akhirat kelak dibangkitkan dalam keadaan buta. Betapa karunia

Allah sangat besar kepada manusia, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai dan selalu

mengingkarinya.

Page 16: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

2

Al-Qur’an yang mengisyaratkan agar manusia memperhatikan

perumpamaan-perumpamaan adalah firman Allah:

Artinya:“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka

dengarkanlah olehmu perumpamaan itu....” (Q.S. Al-Hajj [22]: 73).

Artinya:“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk

manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang

berilmu.” (Q.S. Al-‘Ankabût [29]: 43).

Artinya:“Sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam Al-

Quran ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat

pelajaran.” (Q.S. Al-Zumar [39]: 27).

Berdasarkan ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa Allah dalam

menyampaikan pesan-Nya menggunakan perumpamaan-perumpamaan

(amtsâl). Perumpamaan-perumpamaan itu dimaksudkan agar manusia

memperhatikan, memahami dan mengambil pelajaran.8 Juga

menunjukkan betapa pentingnya pesan yang tersimpan di dalamnya,

serta manfaat-manfaat lain yang dapat diambil bagi kebaikan hidup

mereka.

Di samping itu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam pun

mendorong umat Islam untuk menjadikan tamtsîl sebagai pelajaran,

bahkan beliau sendiri kerap menggunakan tamtsîl ini ketika memberi

pengajaran kepada para sahabatnya. Sebagaimana hadits dari Bukhari

tentang batas harapan manusia:

8Maksud ya‘qiluhâ (memahaminya) yaitu memikirkan setiap petunjuk, pengetahuan

yang diajarkan oleh Allah, dan setiap apa saja yang diturunkan berupa al-Kitab dan al-

Hikmah. Dan maksud yatadzakkarûn (mereka mendapat pelajaran) ialah tidak lupa dan lalai,

selalu dalam keadaan siaga, memasang panca indera untuk merasakan apa saja dari

sunnatullâh dan tanda-tanda kebesaran-Nya. Sehingga akan selalu mengingat segala

kepentingan hidup yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Lihat: Abdu al-Rahman Nashir

al-Sa‘di, 70 Kaidah Penafsiran Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001), cet. ke-2, h. 46.

Page 17: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

3

Diriwayatkan dari Abdullah radhiyallâhu ‘anhu, dia berkata,

Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menggambar persegi

empat, kemudian membuat garis di tengahnya hingga menyeberang

ke luar, lalu membuat garis-garis kecil yang memotong garis tengah

itu, dan berkata, ini adalah manusia, dan ini (persegi empat) adalah

batas kehidupannya dari kematian yang mengepungnya dari segala

penjuru, dan ini (garis) yang berada di luar (persegi empat) adalah

harapannya, dan garis-garis kecil ini adalah musibah-musibah dan

masalah yang mungkin menimpanya. Jika melewati satu garis, dia

akan bertemu dengan garis berikutnya, demikian seterusnya.

(HR. Bukhari).9

Al-Qur’an yang ditetapkan sebagai ahsan al-hadîts,10

telah

memberikan manfaat besar bagi kegiatan komunikasi, diantaranya

melalui gaya bahasa (uslub) amtsâl yang dijadikan sebagai salah satu

cara dalam menyampaikan pesan. Keutamaan amtsâl sebagai cara

menyampaikan pesan mampu memberikan peran penting dalam menarik

perhatian, mengembangkan pikiran dan imajinasi, menggunakan

pendekatan-pendekatan yang mudah, dan memberi pengaruh mendalam

terhadap pendengar.

Menyampaikan makna dan pesan yang tinggi akan lebih menarik

dan memiliki daya sentuh, apabila dituangkan dengan cara yang indah.

Dengan penggambaran yang tepat dan benar, akan mendekatkan kepada

pemahaman suatu maksud. Tamtsîl (perumpamaan) merupakan kerangka

yang dapat menampilkan makna-makna dalam bentuk yang yang hidup

dalam pikiran dan jiwa. Dengan menghadirkan yang ghaib dengan yang

nyata, yang abstrak dengan yang kongkrit, atau dengan menyerupakan

sesuatu dengan yang serupa, maka sesuatu yang semula sulit difahami

menjadi lebih mudah dimengerti.11

Tentang pengetahuan dan wahyu

misalnya, diumpamakan seperti air hujan dari langit, sedangkan hati

manusia yang menerima wahyu itu diumpamakan sebagai tanah. Fungsi

wahyu bagi hati diumpamakan hujan dalam menyuburkan tanah (Q.S Al-

A‘raf [7]: 57). Menggunakan cara yang tepat dalam proses menyampaian

pesan memungkinkan komunikasi berjalan lebih efektif.

Inilah diantara cara yang digunakan oleh Al-Qur’an dalam

menyampaikan pesan dan petunjuk-petunjuknya. Dengan menuturkan

9 Imam al-Zabidi (pen), Ringkasan Shahih Bukhari, (Bandung: Jabal, 2012), cet. ke-

1, hadits.no. 2093, h. 703-704. 10

Q.S. Al-Zumar [39]: 23. 11

Yuldi Hendri, Mutiara Tamtsîl dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Biruni Press,

2009), cet. ke- 1, h. 3.

Page 18: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

4

hal-hal yang menarik melalui perumpamaan membantu pendengar

memperoleh pemahaman makna yang lebih jelas, mudah dan berkesan.

Perumpamaan mengandung unsur pengajaran yang mudah, karena

mengambil unsur alam sebagai bahan perbandingan, hal ini sesuai

dengan prinsip bahwa agama ini mengendaki kemudahan dan tidak

menghendaki kesulitan.12

Pada setiap aspek kehidupannya manusia sangat membutuhkan

petunjuk rabb-nya. Demikian dalam berkomunikasi, Allah telah

memberi petunjuk agar manusia memperhatikan tutur katanya kepada

orang lain. Diantara perkataan yang dianjurkan adalah perkataan yang

baik (qaulun ma‘rûfun),13

perkataan yang berbekas pada jiwa (qaulun

balîghun),14

perkataan yang mulia (qaulun karîmun),15

perkataan yang

mudah (qaulun maisûrun),16

perkataan yang lemah lembut (qaulun

layyinun),17

dan perkataan yang benar (qaulun sadîdun).18

Dari beberapa bentuk perkataan di atas, maka dapat dipahami bahwa

hendaknya kaum muslimin mampu berkomunikasi secara efektif dalam

setiap situasi. Yang dimaksud komunikasi yang efektif adalah bahwa

pesan yang disampaikan mencapai sasaran atau mendapat respon dari

mukhathab (komunikan, penerima pesan). Komunikasi yang efektif

diawali dengan pilihan kata-kata yang tepat dan bagaimana cara

menyampaikannya. Setiap hari mungkin seseorang menghadapi situasi di

mana ia ingin mengungkapkan isi hatinya, atau mengarahkan seseorang

dengan sudut pandang dirinya, mendorong orang untuk melakukan

sesuatu, atau melarang untuk menjauhi, tentu semua itu harus dilakukan

dengan cara yang paling lembut, tepat dan berkesan. Tulisan ini

memfokuskan pada gaya bahasa amtsâl Al-Qur’an dan efektivitasnya

dalam menyampaikan pesan (komunikasi).

Dalam komunikasi lisan, apapun tujuannya, kata yang diucapkan

memiliki kekuatan. Memulai komunikasi dengan kata-kata yang tepat

dan disampaikan dengan cara yang menarik dapat memberikan kesan

yang baik bagi komunikan. Dalam sastra Arab, cara pengungkapan

makna dengan pilihan kata dan susunan kalimat yang tepat sehingga

ungkapan tersebut memberikan kekuatan dan pengaruh serta sesuai

12

Q.S. Al Baqarah [2]: 185. 13

Q.S. Al-Nisâ’ [4]: 8. 14

Q.S. Al-Nisâ’ [4]: 63. 15

Q.S. Al-Isrâ’ [17]: 23. 16

Q.S. Al-Isrâ’ [17]: 28. 17

Q.S. Thâhâ [20]: 44. 18

Q.S. Al-Ahzâb [33]: 70.

Page 19: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

5

dengan situasi, kondisi dan orang-orang yang diajak bicara dikaji dalam

ilmu balaghah.19

Diantara aspek kemukjizatan Al-Qur’an adalah aspek bahasa dan

gaya bahasa atau yang disebut al-i‘jâz al-bayânî.20

Gaya bahasa pada

dasarnya adalah tehnik pemilihan ungkapan kebahasaan yang dianggap

mewakili sesuatu yang hendak disampaikan terkait dengan apa dan

bagaimana mengatakan sesuatu sesuai dengan konteks dan situasinya.21

Demikian, Al-Qur’an memiliki gaya bahasa yang bermacam-macam

dalam menyampaikan pesan-pesannya tergantung dengan tujuan dan

konteks penggunaannya. Sayyid Quthb dalam bukunya “Indahnya Al-

Qur’an Berkisah” menemukan rahasia i‘jaz Al-Quran terletak pada

pencitraan atau visualisasi yang ditimbulkan oleh gaya bahasa yang

digunakannya.22

Menurut Ibnu Hashar sebagaimana dinukil oleh Ali al-

Shabuni bahwa nadzam (aturan), uslub (gaya bahasa) dan keindahan

adalah sebuah keniscayaan yang terdapat dalam setiap surat Al-Qur’an,

bahkan dalam setiap ayatnya.23

Kemukjizatan Al-Qur’an dari segi bahasa mampu membuat orang-

orang Arab pada waktu itu kagum dan terpesona. Pada zaman jahiliyah

terdapat riwayat yang menyatakan bahwa bacaan Al-Qur’an yang

dibacakan Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam mampu

19

Secara bahasa balaghah berarti sampai, mengenai sasaran atau efektif. Agar suatu

pembicaraan efektif (mencapai tujuan atau mengenai sasaran), maka pembicaraan harus

memperhatikan muqtadhâ al-hâl wa al-maqâm. Maksudnya adalah pembicara harus

memperhatikan situasi dan kondisi mutakallim (komunikator, pembicara, pengirim pesan) dan mukhathab (komunikan, penerima pesan), serta latar tempat, waktu dan budaya

setempat. Dan secara istilah balaghah adalah ilmu yang membicarakan bagaimana berbahasa

agar suatu makna (perasaan, fikiran, pesan) itu sampai kepada mukhathab dengan baik dan

benar, dan terasa indah dan menarik. Pokok bahasan ilmu balaghah adalah ilmu bayân, ilmu

ma‘ânî dan ilmu badî‘. Bahasan ilmu bayân adalah tentang gaya bahasa (uslub, stilistika),

yaitu cara mengungkapkan makna agar dapat difahami dengan mudah dan jelas (bayân).

Ilmu ma‘ânî adalah tentang bagaimana agar ungkapan (termasuk berbagai uslub dalam

bayân) sesuai dengan situasi dan kondisi. Ilmu badî‘ adalah tentang bagaimana

memperindah bunyi atau makna agar pembicaraan terasa indah dan menarik. Lihat: Diktat

dari Lembaga Bahasa Yassarna, Yayasan Masyarakat Qur’ani (YBMQ), (Jakarta: t.p, 2005),

h. 4-5. 20

Chatib al-Umam, Kemukjizatan Al-Qur’an dari segi Uslub dan Isi, (Jakarta: PTIQ

Jakarta, 1986), h. 45. 21

Achmad Tohe, Gaya Bahasa Al-Qur’an Periode Mekah, Tesis, Jakarta, 2006, h.

32. 22

Sayyid Quthb, Indahnya Al-Qur’an Berkisah, terj. Fath al-Rahman Abd al-

Hamid, (Jakarta: Gema Insani Press, 2004), cet. ke-1. 23

Muhammad Ali al-Shabuni, Ikhtisar ‘Ulum Al-Qur’an Praktis, terj. Muhammad

Qadirun Nur, (Jakarta: Pustaka Amani, 2001), cet. ke-1, h. 181. Lihat juga: Hisyam Thalbah,

Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadits, terj. Syarif Hade Masyah jilid 7 (Jakarta: Sapta

Sentosa, 2008), cet. ke-1, h. 3.

Page 20: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

6

memaksa para pujangga, seperti Walid bin Mughirah untuk mengakui

keunggulan Al-Qur’an. Sebagaimana terungkap dalam perkataannya

setelah ia mendengar bacaan Al-Qur’an, “...demi Allah, ucapannya amat

manis dan indah, di atasnya ada buah dan dibawahnya ada lembah. Demi

Allah, ia amat unggul, tidak akan tertandingi...”24

Hal lain yang menunjukkan kemukjizatan Al-Qur’an yaitu adanya

pengulangan berbagai macam perumpamaan di dalam Al-Qur’an, yang

menjelaskan keindahan bahasa Al-Qur’an sebagai untaian mutiara sastra

yang tak tertandingi. Mampu mendatangkan satu makna dalam bentuk

yang beragam,25

tetapi tetap menarik tanpa ada kebosanan. Pengulangan

tersebut dimaksudkan untuk menanamkan pemahaman,26

pelajaran

dalam jiwa, dan menunjukkan kebesaran Allah serta mendorong kaum

muslimin untuk mensyukuri nikmat-Nya itu.27

Karakteristik petunjuk Al-Qur’an sebagian besarnya masih bersifat

global, maka untuk mewujudkan fungsinya sebagai petunjuk masih

memerlukan upaya pemahaman yang mendalam untuk mengeluarkan

kandungan maknanya. Upaya untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an

itulah yang kemudian disebut tafsir.28

Penafsiran terhadap Al-Qur’an

selalu berkembang karena pandangan bahwa tafsir merupakan ilmu

syari’at yang mempunyai kedudukan yang paling tinggi, paling mulia

obyek pembahasan dan tujuannya, serta dibutuhkan sepanjang zaman.

Menurut Ashfahani sebagaimana dikutip oleh Romlah Widayati

dalam desertasinya,29

diantara hal yang menjadikan tafsir menempati

posisi yang tinggi, pertama, obyek kajian tafsir adalah Al-Qur’an, yang

merupakan sumber segala ilmu agama dan keutamaan serta terhimpun

berbagai aturan bagi kebaikan manusia. Kedua, tujuannya adalah

mendorong manusia berpegang teguh kepada Al-Qur’an untuk

memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Ketiga, aspek

kebutuhan manusia kepadanya sangat mendesak, karena kesempurnaan

24

Muhammad Ali al-Shabuni, Ikhtisar ‘Ulum Al-Quran Praktis, h. 158. 25

Ketika Allah hendak menjelaskan tentang kebenaran adanya kebangkitan setelah

mati, Dia banyak memberi perumpamaan-perumpamaan berupa hujan yang menghidupkan

tanah yang gersang, tamtsîl dalam kisah Ashabul Kahfi atau dalam kisah orang shaleh yang

ditidurkan selama 100 tahun. 26

Diriwayatkan dari Anas bahwa apabila Nabi mengucapkan suatu ucapan, beliau

biasanya mengulanginya tiga kali agar bisa dipahami…. (HR Bukhari). Lihat: Imam al-

Zabidi (pen), Ringkasan Shahih Bukhari, hadits no. 83, h. 32. 27

Q.S. Al-Kahfi [18]: 54 dan Q.S. Al A’raf [7]: 58. 28

Mannâ‘ Khalîl al-Qaththân, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, terj. Mudzakir AS,

(Jakarta: Litera AntarNusa, 1973), cet. ke-3, h. 457. 29

Romlah Widayati, Qira’at Syadzdzah dalam Tafsir al-Bahr al-Muhith, Desertasi,

Jakarta, 2008, h. 3. Lihat juga: Mannâ‘ Khalîl al-Qaththân, Studi Ilmu-Ilmu Al-Quran, h. 461.

Page 21: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

7

persoalan agama dan dunia harus sejalan dengan syara‘ dan itu sangat

bergantung pada pengetahuan tentang kitabullah. Penafsiran Al-Qur’an telah dilakukan sejak masa Nabi Muhammad

shallallâhu ‘alaihi wa sallam. Beliau merupakan mufassir pertama Al-

Qur’an, yang Allah menunjuknya langsung sebagai mubayyin al-dzikr

(penjelas Al-Qur’an).30

Tafsir Rasulullah adalah satu-satunya sumber

dalam usaha memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Sepeninggal Rasulullah

shallallâhu ‘alaihi wa sallam, kegiatan penafsiran Al-Qur’an terus

berlanjut sejalan dengan perkembangan zaman dan timbulnya persoalan-

persoalan baru dalam kehidupan masyarakat muslim pada masa sahabat,

tabi‘in dan generasi seterusnya.

Dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an mengalami masa-masa

perkembangan. Pada masa Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa

sallam, beliau menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan ayat yang lain

dan atau beliau sendiri yang menjelaskannya. Pada masa sahabat ayat-

ayat Al-Qur’an ditafsirkan dengan Al-Qur’an atau dengan hadits Nabi.

Dan apabila tidak terdapat pada keduanya mereka melakukan ijtihad.

Sedang pada masa tabi‘in sumber penafsiran ayat lebih berkembang,

yaitu Al-Qur’an, al-Hadits, Qaul shahâbah dan ijtihad. Kemudian

berkembang pula berbagai metode dan corak dalam kegiatan penafsiran

Al-Qur’an. Para mufassir telah melakukan penafsiran terhadap aya-ayat

Al-Qur’an dengan beberapa penafsiran. Di antara mereka ada yang

menafsirkan dalam bentuk tafsir bi al-ma‘tsur,31

tafsir bi al-ra’yi,32

dan

ada pula yang menggunakan tafsir bi al-lughah,33

bahkan ada yang

menafsirkan ayat Al-Qur’an menurut paham atau aliran tertentu.

30

Q.S. Al-Nahl [16]: 44. 31

Tafsir bi al-ma‘tsur adalah menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan menggunakan

petunjuk yang diberikan Allah dalam Al-Qur’an atau petunjuk yang diberikan oleh Nabi

dalam haditsnya, atau petunjuk dari sahabat-sahabat Nabi. Lihat: Muhammad Ali al-Shabuni,

Ikhtisar ‘Ulum Al-Qur’an Praktis, h. 99-100. 32 Tafsir bi al-ra’yi atau tafsir bi al-ma‘qul adalah menafsirkan ayat Al-Qur’an

dengan menggunakan akal (ijtihad) yang dibangun atas dasar-dasar yang benar serta kaidah-

kaidah yang lurus yang harus dipergunakan oleh orang yang yang akan menafsirkan Al-

Qur’an. Lihat: Muhammad Ali al-Shabuni, Ikhtisar ‘Ulum Al-Qur’an Praktis, h. 249. 33

Tafsir bi al-lughah adalah menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dari aspek

kebahasaan, seperti tentang pengetahuan bahasa, i‘rab, balaghah.

Orang Arab memahami Al-Qur’an, karena ia diturunkan dalam bahasa mereka dan

menurut uslub-uslub balaghahnya. Karena itu, semua orang Arab memahami dan

mengetahui makna-maknanya baik kosa katanya maupun susunan kalimatnya. Namun

demikian mereka berbeda-beda tingkat pemahamannya, sehingga apa yang tidak diketahui

oleh seseorang di antara mereka boleh jadi diketahui orang lain. Ketika persoalan linguistik

akrab dengan mereka melalui kebiasaan alami, upaya menafsirkan Al-Qur’an tidak

tergantung kepada pengetahuan tentang arti kata. Tetapi ketika kemahiran berbahasa Arab

telah lenyap, maka masalah linguistik pun menjadi ilmu yang dibutuhkan oleh para ahli tafsir

Page 22: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

8

Upaya menafsirkan Al-Qur’an dengan pendekatan lughah atau

linguistik, yaitu mengungkapkan makna sesuai dengan maksud dan

susunan bahasa Al-Qur’an, telah menghasilkan karya-karya tafsir yang

diperhitungkan. Di antara kitab tafsir terbaik yang mengandung ilmu ini

adalah kitab Al-Kasysyaf 34

karya al-Zamakhsyari (467-538/ 1075-1144

H), seorang penduduk Khawarazm Iraq.35

Tafsir ini merupakan karya

yang paling menonjol dalam menafsirkan Al-Qur’an melalui pendekatan

balaghi, dengan mengungkapkan kemukjizatan Al-Qur’an dari

keindahan balaghah susunan ayat-ayat Al-Qur’an.

Balaghah tidak hanya mempelajari struktur kalimat secara tekstual

tapi juga secara kontekstual. Dengan kata lain bahwa ia juga

memperhatikan makna eksplisit dalam struktur kalimat, membangun

redaksi dan gaya bahasa yang relevan dengan kondisi komunikan,

sehingga pesan yang hendak disampaikan tercapai. Di antara aspek

kajian balaghah adalah gaya bahasa (uslub), termasuk pembahasan

amtsâl, yaitu salah satu cara Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan.

Karena itu, penting untuk mengkaji ayat-ayat tentang amtsâl guna

mengetahui pendekatan komunikasi yang diterapkannya dan

mendapatkan pemahaman pesan secara efektif. Berdasarkan hal-hal yang

telah dikemukakan, penulis bermaksud melakukan penelitian tentang

efektivitas amtsâl Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang pemikiran yang telah disebutkan di

atas, maka permasalahan dapat diidentifikasi sebagai berikut:

dalam upayanya mengetahui kandungan Al-Qur’an. Di antara sebab lenyapnya keahlian

berbahasa Arab adalah adanya kontak dengan bangsa asing. Sebagaimana diketahui bahwa

penduduk suatu negeri mengikuti bahasa bangsa yang menguasainya. Di temukan dalam

sejarah bahwa Daulah Islamiyah telah menempati bangsa-bangsa asing, dan telah

menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi negara. Maka bahasa Arab telah menjadi

bahasa mereka, sehingga menjadi benar-benar mengakar, meskipun terkadang bahasa-bahasa

non Arab pun diimpor ke dalamnya. Adanya kontak ini memungkinkan terjadinya kerusakan

pada tata bahasa, dan lain-lain. Lihat: Ibn Khaldun, Muqaddimah Ibn Khaldun, terj. Ahmadie

Thaha, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986), cet. ke-1, h. 445. 34

Yang dimaksud dengan tafsir al-kasysyaf adalah kitab tafsir yang judul

lengkapnya adalah al-kasysyaf al-Haqa’iq at-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil fi Wujuh at-Ta’wil 35

Nama lengkapnya Abu al-Qasim Jar Allah Mahmud bin Umar bin Muhammad

bin Ahmad bin Umar al-Zamakhsyari.

Page 23: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

9

a. Makna dari pesan-pesan Al-Qur’an disampaikan melalui berbagai

cara dan gaya bahasa (uslub). Amtsâl adalah salah satu gaya bahasa

yang sering digunakan Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan-

pesannya. Amtsâl dikenal memiliki bentuk yang khas yang berbeda

dengan gaya bahasa yang lain dalam Al-Qur’an. Amstâl Al-Qur’an

adalah suatu cara bagaimana Allah menjelaskan tentang sesuatu

pesan melalui perumpamaan-perumpamaan dengan tujuan agar

mudah dicerna manusia. Melalui ungkapan amtsâl, pesan-pesan

agama dapat dikomunikasikan secara efektif, mampu memberikan

perhatian yang memadai dan menimbulkan kesan. Pesan amtsâl

dapat memenuhi fungsinya dan memberikan manfaat untuk

mengambil pelajaran. Pembahasan ini akan mengungkap secara

deskritif analitis tentang amtsâl Al-Quran, efektivitasnya dalam

menyampaikan pesan dan bagaimana cara mengaplikasikannya

dalam komunikasi.

b. Mengenai pentingnya penggunaan amtsâl dalam menyampaikan

pesan dianggap sebagai strategi atau cara yang efektif dalam

menanamkan pemahaman dan bermanfaat bagi tujuan-tujuan

komunikasi lainnya. Mengingat beragamnya gaya bahasa yang

digunakan Al-Qur’an dan besarnya jumlah ayat-ayat amtsâl di

dalamnya, penelitian ini hanya membatasi pada ayat-ayat amtsâl

yang terdapat pada surat al-A‘raf.

c. Kajian amtsâl Al-Qur’an didekati melalui berbagai aspek yang

berbeda, misalnya gaya bahasa dan unsur-unsur formal sastranya,

nilai-nilai pedagogis atau sosiologisnya, metodologisnya dan

seterusnya. Dari berbagai kemungkinan itu, penelitian ini hendak

difokuskan pada aspek gaya bahasa yang disesuaikan dengan

prinsip-prinsip komunikasi.

2. Pembatasan Masalah

Dalam penulisan tesis ini, penulis membatasi masalah yang akan

diteliti yaitu:

a. Apa pengertian amtsâl Al-Qur’an?

b. Mengapa amtsâl Al-Qur’an dijadikan sebagai suatu cara dalam

menyampaikan pesan?

c. Bagaimana amtsâl Al-Qur’an yang diyakini sebagai cara yang

efektif dalam menyampaikan pesan.

Page 24: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

10

3. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah di atas dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana amtsâl Al-Qur’an menjadi cara yang efektif dalam

menyampaikan pesan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkap secara

jelas terhadap ayat-ayat amtsâl dalam Al-Qur’an. Secara khusus

penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui cara amtsâl Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan.

2. Mengkaji amtsâl Al-Qur’an yang diyakini sebagai cara yang efektif

dalam menyampaikan pesan.

3. Mengetahui amtsâl Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan dan

mengaplikasikanya dalam penafsiran.

Apabila tujuan penelitian di atas dapat dicapai maka hasil penelitian

ini dapat dimanfaatkan antara lain untuk:

1. Memberikan informasi ilmiah kepada praktisi pendidikan dan dakwah

tentang metode pengajaran dengan menggunakan pendekatan matsal.

2. Penelitian ini akan membuka peluang untuk mengembangkan

keterampilan dalam berkomunikasi, terutama dalam menggunakan

gaya bahasa matsal.

3. Amtsâl dapat digunakan dalam pengembangan metode pendidikan

dan dakwah.

D. Kajian Pustaka

Demikian pentingnya kajian ini, sehingga banyak dari para ulama

membuat karya-karya dan buku tentang amtsâl Al-Qur’an. Berikut

beberapa penelitian tentang kajian amtsâl Al-Qur’an yang memiliki

hubungan dengan penelitian yang akan penulis lakukan adalah:

Ja‘far Subhani, dalam buku yang berjudul “Al-Amtsâl fi Al-

Qur’an”, telah diterjemahkan oleh Muhammad Ilyas dengan judul

“Wisata Al-Quran“, dicetak oleh penerbit al-Huda tahun 2007. Karya ini

terdiri atas pendahuluan dan beberapa aspek pembahasan tentang amtsâl

Al-Quran, juga memuat tentang matsal lainnya seperti matsal al-

nabawiyah, peribahasa al-Alawiyah dan peribahasa Luqman al-Hakim.

Tulisan yang telah mengumpulkan 57 ayat tamtsîl dari 27 surat dalam

Page 25: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

11

Al-Qur’an itu, dalam penafsirannya dimulai dengan menampilkan ayat

yang akan ditafsirkan, kemudian menjelaskan arti kosa kata dalam ayat,

selanjutnya pembahasan diarahkan dalam rangka mengungkap rahasia

makna dari ibarat tersebut, dilengkapi dengan sentuhan dari sisi

kebahasaan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

penulis sampaikan terletak pada stressing pembahasannya. Penulis ingin

menganalisis amtsâl Al-Qur’an dan efektivitasnya dalam menyampaikan

pesan (komunikasi). Dan ayat-ayat amtsâl yang akan dikaji terbatas pada

surat al-A‘râf.

Kajian amtsâl juga ditulis oleh Yuldi Hendri dalam bukunya yang

berjudul “Mutiara Tamtsîl dalam Al-Qur’an“. Dalam buku ini penulis

menyajikan 25 ayat tamtsîl dalam Al-Qur’an, yang hampir seluruhnya

membahas ayat-ayat amtsâl musharrahah dan hanya beberapa ayat saja

yang menggunakan amtsâl kaminah. Dalam rangkaian penafsirannya,

tulisan ini berupaya mengungkap hikmah di balik tamtsîl

(perumpamaan) dalam ayat-ayat Al-Qur’an, dengan mengacu pada

kitab-kitab yang terpercaya.36

Hafni Bustami dalam karyanya, “Penafsiran Ayat-ayat Tamtsîl

dalam Tafsir Al-Kasysyaf “, secara khusus menguraikan ayat-ayat amtsâl

yang terdapat dalam tafsir Al-Kasyasyaf karya al-Zamakhsyari.37

Aspek-

aspek yang dibahas dalam tulisan ini meliputi pengertian tamtsîl, jenis-

jenis, faedah dan keistimewaan ayat-ayat tamtsîl. Kemudian disusul

dengan menguraikan tentang kitab tafsir Al-Kasysyaf, dengan

menganalisa metode tafsirnya. Dilanjutkan dengan menjelaskan tentang

makna dan kandungan ayat-ayat tamtsîl, yang mencakup langkah-

langkah dalam penafsiran sekaligus menguraikan isi ayat-ayat tamtsîl,

yang hanya menfokuskan pada ayat-ayat tauhid.38

E. Kerangka Berfikir

Untuk memperoleh pemahaman yang sama terhadap judul penelitian

ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Amtsâl adalah bentuk jamak dari matsal yang berarti perumpamaan.

Amtsâl Al-Qur’an adalah suatu cara bagaimana Allah menjelaskan suatu

ajaran atau pesan melalui perumpamaan-perumpamaan dengan tujuan

36

Yuldi Hendri, Mutiara tamtsîl dalam Al-Quran, (Sleman: Biruni press, 2009), cet.

ke-1. 37

Yang dimaksud dengan tafsir Al-Kasysyaf adalah tafsir dengan judul al-Kasysyaf

al Haqa’iq at-Tanzil wa ‘Uyun al Aqowil fi wujuh at-Ta’wil, yang ditulis oleh al-

Zamakhsyari. 38

Hafni Bustani, Penafsiran Ayat-ayat Tamtsîl dalam Tafsir al-Kasysyaf, (Jakarta:

Nuansa Madani, 2002),cet.ke-1.

Page 26: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

12

agar mudah dicerna manusia. Amtsâl Al-Qur’an diungkapkan dengan

menonjolkan suatu makna dalam bentuk (perkataan) yang menarik dan

padat serta mempunyai pengaruh mendalam dalam jiwa, baik berupa

tasybîh ataupun perkataan bebas (lepas, bukan tasybîh).39

Al-Qur-an yang secara bahasa berarti bacaan, merupakan kalamullâh

yang bernilai mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad

shallallâhu ‘alaihi wa sallam dengan perantaraan malaikat Jibril ‘alaihi

al-salam. Tertulis pada mashâhif (lembaran-lembaran), dan diriwayatkan

secara mutawatir. Membacanya terhitung ibadah, diawali dari surat al-

Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas.40

Al-Qur’an menggunakan ungkapan amtsâl dalam menyampaikan

pesannya. Pesan yang dimaksud dalam tulisan ini adalah ayat-ayat Allah

yang menyimpan beragam makna dan maksud. Komunikasi adalah

kegiatan menyampaikan pesan yang sekurang-kurangnya mengandung

empat unsur yaitu pengirim pesan, isi pesan, penerima pesan dan feed

back (umpan balik).

Komunikasi efektif maksudnya cara sukses menyampaikan pesan.

Bahwa pesan yang disampaikan mencapai sasaran (sampai kepada

tujuan), dan mendapat respon dari komunikan (penerima pesan).

Penggunaan pendekatan amtsâl menjadi jembatan yang menghubungkan

pesan, pemahaman, dan tujuan. Melalui bahasa yang komunikatif

(mudah), jelas, menyenangkan, dan berkesan mengantarkan pada tujuan

yang ditetapkan.

Dari penjelasan istilah-istilah yang tersebut di atas dapat

dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan judul tulisan ini adalah

efektivitas amtsâl Al-Qur’an dalam menyampaikan pesan.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library

research) karena tempat dan sumber data adalah perpustakaan, dan

buku-buku, majalah serta tulisan-tulisan yang terkait dengan

penelitian ini. Metode penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yaitu

berupaya mengungkap dan menjelaskan tentang amtsâl Al-Qur’an

dan evektivitasnya dalam menyampaikan pesan. Sesuai dengan

jenisnya, penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif. Hasil

penelitian akan disampaikan dalam bentuk uraian verbal yang

39

Mannâ‘ Khalîl al-Qaththân, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, (Jakarta:

Litera AntarNusa, 1994), cet. ke-2, h. 403. 40

Muhammad Ali al-Shabuni, Ikhtisar ‘Ulum Al-Qur’an Praktis, h. 3

Page 27: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

13

diberikan secara sistematis sebagai hasil pembacaan dan analisis

terhadap obyek kajian.

2. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan jenis dan sifat penelitiannya maka dalam

pengumpulan datanya digunakan survey bibliografis. Semua buku

yang berkaitan dengan amtsâl Al-Qur’an dikumpulkan dan dicermati

untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, baik data primer maupun

data sekunder.

Data primer dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an. Sedangkan

data sekunder berupa kitab-kitab tafsir dan kitab ‘Ulum Al-Qur’an

seperti karya Muhammad Ali al-Shabuni, Ikhtisar ‘Ulum Al-Qur’an

Praktis, dan Mannâ‘ Khalîl al-Qaththân dalam karyanya Studi Ilmu-

Ilmu Al-Qur’an. Sedangkan kitab-kitab tafsir yang menjadi dasar

rujukan diantaranya tafsir Al-Thabari, karya Abu Ja‘far Muhammad

bin Jarir al-Thabari. Tafsir Ibnu Katsir, karya Abu al-Fida Isma’il

ibnu Katsir al-Dimasyqi, tafsir Shafwah al-Tafasir karya Muhammad

Ali al-Shabuni, dan Tafsir Al-Maraghi dari Ahmad Musthafa al-

Maraghi. Dan sebagai panduan untuk mencari ayat-ayat amtsâl

dalam Al-Qur’an digunakan buku konkordansi Al-Qur’an karya Ali

Audah. Selain itu, dihimpun juga dari buku-buku lain yang dijadikan

sumber sekunder penelitian ini.

3. Analisis Data

Penulisan tesis ini bersifat deskriptif-analisis, sebagai upaya

mengkaji kemudian memaparkan keadaan obyek yang akan diteliti

dengan merujuk pada data-data yang disiapkan (data primer dan

sekunder). Kemudian menganalisis data secara proporsional dan

komprehensif sehingga akan tampak jelas perincian jawaban atas

persoalan yang berhubungan dengan pokok permasalahan dan

diharapkan dapat menghasilkan pengetahuan yang valid. Langkah

pertama dalam analisis data adalah mengumpulkan ayat-ayat amtsâl

dalam surat al-A‘râf yang akan ditafsirkan dengan pendekatan tahlili.

Metode ini disajikan dengan cara menampilkan ayat-ayat dan

menyajikan kandungan dan pesan-pesannya. Yaitu menjelaskan arti

dan maksud ayat-ayat dengan menjelaskan ayat demi ayat sesuai

dengan urutannya dalam mushaf melalui penafsiran kosa kata,

Page 28: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

14

penjelasan asbab al-nuzul, munasabah dan kandungan ayat-ayat

tersebut.

Setelah mengumpulkan data dan permasalahan telah

dirumuskan, maka penulis melakukan beberapa langkah penelitian

yaitu:

1. Mengumpulkan ayat-ayat amtsâl dalam surat al-A‘râf.

2. Membuat kerangka penafsiran dengan menyusun kandungan-

kandungan ayat amtsâl.

3. Mengumpulkan informasi tentang komunikasi.

4. Menganalisis data yang telah diperoleh dan menyesuaikannya

dengan teori komunikasi.

5. Menyimpulkan hasil penelitian, melalui proses analisis, sebagai

jawaban dari rumusan masalah.

6. Menuliskan hasil penelitian sesuai sistematika bab dan sub bab

yang telah ditetapkan.

Berdasarkan metodenya penelitian ini dijeniskan sebagai

penelitian historik, karena penelitiannya kerap berhubungan dengan

literatur tertulis. Dan dalam menyusun tesis ini penulis berpedoman

kepada buku Pedoman akademik Program Pascasarjana yang

disusun oleh tim penyusun Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta 2011.

Dan untuk terjemahan Al-Qur’an menggunakan Al-Qur’an dan

Terjemahnya yang dikeluarkan oleh Mujamma‘ al-Malik Fahd

lithibâ‘at al-Mush-haf al-Syarîf al-Madînah al-Munawwarah.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan tesis ini disusun dalam lima bab, berikut adalah uraian

singkat yang akan dibahas pada setiap babnya.

Bab pertama, diawali dengan pendahuluan yang berisi dengan latar

belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kajian pustaka, kerangka berfikir, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

Bab kedua, membahas tentang amtsâl Al-Quran dan urgensinya,

yang terdiri dari pengertian amtsâl Al-Quran, kosa kata amtsâl Al-

Qur’an dan derivasinya, urgensinya, shighah (bentuk) dan manfaatnya,

kajian amtsâl dalam perspektif budaya serta memuat ayat-ayat tentang

amtsâl Al-Qur’an.

Page 29: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

15

Bab ketiga, membahas tentang prinsip-prinsip komunikasi dalam

amtsâl Al-Qur’an dengan memaparkan pengertian komunikasi dan

prosesnya, dasar-dasar komunikasi, penggunaan amtsâl Al-Qur’an

dalam komunikasi, nilai-nilai amtsâl Al-Qur’an dalam komunikasi, dan

efektivitas amtsâl Al-Qur’an dalam komunikasi.

Bab keempat, adalah aplikasi penafsiran ayat-ayat amtsâl dalam

surat al-A‘râf menurut kajian komunikasi yang merangkum penafsiran

ayat-ayat amtsâl, peran amtsâl Al-Qur’an dalam komunikasi pada surat

al-A‘râf, prinsip-prinsip komunikasi dalam amtsâl Al-Qur’an dan

hambatan-hambatan komunikasi.

Bab kelima, merupakan bab penutup yang akan menyajikan

kesimpulan dari penelitian dan memuat saran-saran.

Page 30: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

16

Page 31: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

175

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Amtsâl atau perumpamaan merupakan salah satu cara Al-Qur’an

dalam menyampaikan pesan. Penggunaan amtsâl diberikan pada perkara

yang sangat penting, seperti tauhid dan orang-orang yang berjalan di

atasnya, masalah syirik dan pelakunya, menjelaskan berbagai perbuatan

mulia masyarakat, dan kepentingan-kepentingan komunikasi lainnya.

Semua itu disampaikan dengan cara yang tepat, seakan-akan disaksikan

secara langsung.

Kata amtsâl dinyatakan dalam Al-Qur’an sebanyak 169 kali, yang

tersebar dalam banyak ayat dan surat. Amtsâl disajikan dengan cara

menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang serupa. Kata

amtsâl yang mengandung makna perumpamaan atau penyerupaan

biasanya apabila kata tersebut bergandengan dengan matsal, atau

bergandengan kata amtsâl dan dharb, atau disertai dengan huruf yang

bermakna penyerupaan (kâf tasybîh), atau langsung menyebutkan materi

matsal tanpa menyebutkan salah satu dari keduanya (matsal dan dharb).

Komunikasi yang dibangun dalam amtsâl adalah komunikasi yang

efektif. Komunikasi yang efektif mengarah pada perkataan yang fasih,

yaitu mengungkapkan apa yang dikehendaki dengan jelas dan tepat,

mudah dipahami, berkesan dan tercapai tujuan sesuai yang diharapkan,

seperti timbul pengertian serta perubahan sikap.

Dalam komunikasi efektif penting untuk menentukan sasaran atau

tujuan, mengetahui apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakannya.

Dan jika target pesan dapat divisualisasikan dengan lebih tepat, tujuan

pun dengan mudah akan dapat ditentukan. Hal-hal yang menunjukkan

efektivitas amtsâl Al-Qur’an dalam komunikasi adalah:

1. Makna yang abstrak digambarkan dengan ilustrasi inderawi.

Dalam komunikasi, amtsâl mengandung komposisi yang efektif

untuk mencerna suatu pesan. Dengan cara memberikan ilustrasi

(visualisasi), Al-Qur’an mampu mengeluarkan sesuatu yang abstrak

kepada fenomena yang nyata (konkret). Pemahaman makna seakan-

akan hadir dan bergerak di dalam imajinasi dan perasaan.

Penyampaian pesan yang dikuatkan dengan bentuk ilustrasi, dengan

memberikan bukti-bukti yang lebih konkret menjadikan pesan yang

disampaikan bertambah jelas, terang dan tertanam kuat di dalam hati.

Page 32: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

176

Pesan yang bersifat abstrak akan efektif bila dikemas dengan cara

yang tepat sehingga pesan yang terkandung di dalamnya dapat

sampai kepada komunikan (penerima pesan) sesuai dengan tujuan

yang ditetapkan. Penggunaan amtsâl berperan serta dalam

meningkatkan kemudahan dalam berkomunikasi dan belajar.

2. Amtsâl merupakan ungkapan yang simple (sederhana) dan jelas.

Hal ini dapat menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan

pesan. Sifat amtsâl yang membandingkan suatu keadaan tertentu

menjadikan pesan terasa jelas difahami. Tujuan dasar komunikasi

yang efektif adalah membuat poin dengan sedikit kata-kata. Hal ini

dipengaruhi oleh rentang perhatian pendengar, maka semakin singkat

dan ringkas sebuah pesan semakin besar pengaruhnya. Menggunakan

kata-kata yang panjang dan rumit tidak akan memberi kesan yang

baik. Orang akan jauh lebih terkesan oleh pembicara yang dapat

menyampaikan apa yang ia maksud dengan bahasa sederhana dan

jelas.

3. Amtsâl merupakan ungkapan yang lembut dan menarik perhatian.

Ini sangat efektif untuk membuka hati dan mempersiapkannya

kepada pesan yang mungkin terasa berat dan sulit. Pesan yang

diungkapkan dalam bentuk kongkret dapat membangkitkan motivasi,

yang ditandai tumbuhnya minat untuk mendengarkan isi pesan.

Perhatian seseorang biasanya tertuju pada hal yang menarik, dan

sesuatu yang menarik, sulit dilupakan. Formulasi pesan yang

menarik memungkinkan komunikan lebih siap mendengar atau

mempelajari dan mengingat. Komunikasi dikatakan efektif apabila

berhasil menarik perhatian, dan komunikasi yang tidak mendapatkan

perhatian maka dapat dikatakan tidak efektif.

4. Amtsâl membantu meningkatkan kemampuan memori dan

pemahaman serta menghindari kebosanan.

Bahwa hubungan diantara konsep kunci dalam perumpamaan dapat

dikenali dengan cepat karena hubungan dan kedekatannya. Maka

kemampuan mengingat lebih efektif dan lebih cepat, atau akan

membantu dalam mengingat. Demikian penggunaan pengulangan

dan contoh-contoh, yang berarti memperbanyak latihan-latihan

sebagai sarana penguatan. Intensitas latihan yang baik dan cara yang

tepat memungkinkan memahami pesan lebih baik. Dengan

Page 33: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

177

menyediakan pengulangan-pengulangan juga dapat menarik

perhatian dan menghadirkan motivasi dan minat, serta menjaganya

dari kebosanan.

5. Amtsâl mengembangkan imajinasi yang merangsang emosi dan

berfikir secara serentak. Pendekatan ini dalam penyajiannya

menonjolkan suatu bentuk kongkret yang dapat membangkitkan

rangsangan pada emosi. Efek estetika (keindahan) dan toregrounding

(penonjolan dan pengaktualisasikan) sesuatu yang dituturkan

menjadi ciri khas amtsâl.

6. Amtsâl bermanfaat dalam memberi motivasi, dan tujuan komunikasi

lainnya.

Motivasi yang dinyatakan dalam amtsâl berupa anjuran dan

pencegahan. Amtsâl juga bermanfaat untuk memberi peringatan,

nasehat, pujian dan celaan, dan lain sebagainya.

7. Pesan amtsâl merupakan perkataan yang paling benar, dan bersifat

real (nyata), karena menghadirkan realita yang terjadi. Kalau Allah

menghadirkan perumpamaan, berarti perumpamaan itu benar dan

diungkapkan berdasarkan ilmu dan hikmah.

8. Pesan amtsâl disampaikan dengan melibatkan pengalaman dan daya

indra yang memberikan suasana kondusif dan menyenangkan.

Keuntungan pendekatan ini membuat pendengar jauh lebih mudah,

lebih menyenangkan dan lebih produktif untuk mengembangkan

bahasa yang membantu memahami, mengingat dan mengambil

pelajaran. Dan dapat menghilangkan kesulitan dan salah

pemahaman.

Demikian, amtsâl Al-Qur’an disampaikan dengan bahasa yang

komunikatif (mudah), jelas, menarik dan berdaya sentuh. Hal ini

menunjukkan ke-baligh-an ungkapan amtsâl Al-Qur’an. Dalam

berkomunikasi, penting untuk memperhatikan kejelasan pesan,

menggunakan bahasa yang dapat dimengerti orang lain, memilih cara

yang mudah di pahami, dan bersifat lemah lembut.

Al-Qur’an sendiri menggunakan perumpamaan sebagai pendekatan

memahami makna yang sulit ke dalam bentuk yang mudah dimengerti,

yang samar dengan yang terang, dan yang ghaib dengan yang hadir.

Maka, dapat dikatakan bahwa amtsâl merupakan pendekatan makna bagi

akal dengan penggambaran dalam bentuk indrawi (visual).

Page 34: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

178

B. Saran-saran

Dalam dunia komunikasi, amtsâl merupakan ekspresi bahasa yang

perlu dilestarikan dan dikembangkan penggunaannya. Diharapkan dapat

diterapkan dalam melakukan kegiatan komunikasi sehari-hari, baik itu

dilingkungan keluarga, akademisi dan sosial.

Ungkapan amtsâl dapat menjadi upaya cerdas untuk memecahkan

kemacetan atau kebekuan komunikasi yang merupakan salah satu

penyebab timbulnya masalah.

Page 35: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

DAFTAR PUSTAKA

Abdu al-Rahman Nashir al-Sa‘di, 70 Kaidah Penafsiran Al-Qur’an, Jakarta:

Pustak Firdaus, 2001.

Alo Liliweri, Komunikasi Antarpribadi, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1997.

Audah, Ali, Konkordansi Al-Qur'an, Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa,

1997.

Ambary, Abdullah, Intisari Sastra Indonesia, Bandung: Djatnika, 1986.

Ade Putra Panjaitan dkk, Korelasi Kebudayaan dan Pendidikan, Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014.

'Athif al-Zain, Samih, Mu'jam al-Amtsal fi Al-Qur'an al-Karim, edisi II,

Kairo: Dar al-Kitab al-Mishr, 2009.

Ali al-Shabuni, Muhammad, Ikhtisar ‘Ulum Al-Qur’an Praktis, terj,

Muhammad Qodirun Nur, Jakarata: Putaka Amani, 2001.

_____Shafwah Al-Tafasir, terj. Yasin, jilid II, Jakarta: Pustaka al-Kautsar,

2011.

Achmad Tohe, Gaya Bahasa Al-Qur’an Periode Mekah, Tesis, Jakarta, 2006.

Bustani, Hafni, Penafsiran Ayat-ayat Tamtsîl dalam Tafsir Al-Kasysyaf,

Jakarta: Nuansa Madani, 2002.

Chatib al-Umam, Kemukjizatan Al-Qur'an dari Segi Uslub dan Isi, Jakarta:

PTIQ Jakarta, 1986.

Chirzin, Muhammad, Al-Qur'an dan 'Ulum Al-Qur'an, Yogyakarta: Dana

Bhakti Prima Yasa, 1998.

De Vito A, Joseph, Komunikasi Antar Manusia, Jakarta : Professional Book,

1997.

Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik, Jakarta: Rineka Cipta, 2000.

Page 36: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

Diktat dari Lembaga Bahasa Yassarna, Yayasan Masyarakat Qur’ani

(YBMQ), Jakarta: t.p, 2005.

Dody S Truna, Pendidikan Agama Islam Berwawasan Multikulturalalisme,

Jakarta: Kementrian RI, 2010.

Effendi, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi Efektif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003.

_____, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Rosdakarya, 1984.

_____, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti,

2000.

_____, Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung: Penerbit Alumni, 1984.

Fiad bin Abdul Aziz Al-Syalhub, Quantum Teaching, Jakarta: Zikrul Hakim,

2005.

Fatya Permata Anbiya, Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Trans Media, 2010.

Gellerman, Saul W, Manajer dan Bawahan, Jakarta: Pustaka Binaman

Pressindo, 1983.

Gunadi, YS, Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarat: Grasindo, 1998.

Hooke, James dan Jeremy Philips, Siasat Menyampaikan Pesan dengan

Tepat, terj. Wahyudi, Jakarta: Kentindo publisher, 1997.

http://ms.wikipedia.org/wiki/Perumpamaan, 2010

Al-Hadhrami, Abd al-Rahman bin Muhammad bin Khaldun, Muqaddimah

Ibn Khaldun, terj. Ahmadie Thaha, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1986.

Al-Hasyimi, Ahmad, Jawâhir al-Balâghah, Beirût: Dâr al-Fikr, 1994.

Ibnu Katsir al-Dimasyqi, Abu Fida Isma’il, Tafsir Ibnu Katsir, terj. Bahrun

Abu Bakar, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002.

Ibnu al-Qayyim al-Jauziyyah, Badâ’i‘ al-Fawâ'id, juz III, Kairo: Dar al-

Hadits, 2002.

Page 37: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

Iskandar, Syahrullah, Jurnal, Kajian Ilmu dan Pengetahuan Budaya Al-

Qur'an, Jakarta: PTIQ, 1995.

Internet, Bukan sekedar Nukilan, 2012.

Al-Jarim, Ali dan Musthafa Usman, Terjemahan Al-Balaghah al-Wadlihah,

terj. Mujiyo Nurkholis dkk, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2006.

Al-Jurjani, 'Abd al-Qahir, Asrar Al-Balaghah fi 'Ilm Al-Bayan. Beirut: Dar al-

Kutub al 'Ilmiyah. 1998.

Keraf, Gorys, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2009.

Kristiani, Veronika, Menangani Gangguan Belajar pada Anak, dalam Ruang

Keluarga DAAI TV, Jakarta 5 Juni 2015.

Al-Maraghi, Mushthafa Ahmad, Tafsir al-Maraghi, terj. Bahrun Abu Bakar

dkk, Semarang: Karya Toha Putra Semarang, 1993.

MacGregor, Sandy, mengaktifkan Kekuatan bawah sadar untuk Mencapai

Tujuan, terj, Wahyudi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Marie Stine, Jean, Meningkatkan daya Ingat Anda dengan Menggunakan

Seluruh Otak Anda, terj. Yahya Kristyanto, Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 2002.

Mannâ‘ Khalîl al-Qaththân, Studi-studi Ilmu Al-Qur'an, terj. Mudzakir AS,

Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa, 1994.

Majma ‘ al-Malik Fahd lithiba‘at al-Mush-haf al-Syarif, Al-Qur'an dan

Terjemahnya, Madinah, 1971.

Muhyidin, Muhammad, ESQ Power, Yogyakarta: Tunas Publishing, 2006.

Al-Mundziri (pen), Ringkasan Shahih Muslim, terj. Rohimi dan Zenal

Mutaqin, Bandung: Jabal, 2012.

Muhammad Abd al-Wahhab Abd al-Lathif, Al-Amtsal al-Quraniyyah, Kairo:

Maktabah al-Adab, 1993.

Muhammad Bakr Isma'il, Dirasat fi 'Ulum Al-Qur'an, Kairo: Dar al-Manar,

1991.

Page 38: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

Muhammad Hasyeem, Kekaguman Dunia terhadap Islam, tp, tt.

Muzaffaruddin Nadwi, Sejarah Geografi Qur’an, terj. Jum’an Basalim, tt.p:

Pustaka Firdaus, 1997.

Najati, Muhammad Utsman, Psikologi dalam Perspektif hadits, terj.

Zaenuddin Abu Bakar, Jakarta: Pustaka al-Husna Baru, 2004.

El-Naggar, Zaghloul Ragheb Mohamed, Selekta dari Tafsir Ayat-ayat

Kosmos dalam Al-Quran Al-Karim, terj. Masri El-Mahsyar Bidin,

Jakarta: Shorouk Internasional Bookshop, 2010.

Quthb, Sayyid, Indahnya Al-Qur’an Berkisah, terj. Fath al-Rahman Abd al-

Hamid, Jakarta: Gema Insani, 2004.

Al-Qurasyi, Ali Sirhan, Al-Mubalaghah fi Al-Balaghah Al-'Arabiyyah, (t.tp:

Dar al-Tsaqafah li al-Thiba'ah, 1985.

Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya,

1994.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2013.

Rama K, Tri, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Karya Agung, tt.

Redaksi Buletin al-Nur, Metode Pendidikan dalam Islam, Jakarta: Yayasan

al-Safwa, 2011.

Subhani, Ja‘far, Wisata Al-Qur'an, terj. Muhammad Ilyas, Jakarta: Al-Huda,

2007.

Suranto AW, Membangun Komunikasi Efektif, (www. Kapanlagi. com), 9

Maret 1915.

Shapiro, Lawrence E., Mengajarkan Emotional Intellegence pada Anak, terj.

Alex Tri Kantjono, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Salim, Peter, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern

English Press, 1991.

Page 39: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

Soegarda, Poerwakatja. Ensiklopedia Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung,

1982.

Shaleh dan Dahlan, Asbab al-Nuzul, Bandung: Diponegoro, 2001.

Suranto, Komunikasi Interpersonal, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.

Suranto, Membangun Komunikasi Efektif, www. kapanlagi. com, 9 Maret

2015.

Syahr al-Fatwa bin Lukman, Abu Anisah, 10 langkah untuk Meraih Cinta

Allah, Majalah al-Furqan, Jakarta, 2015.

Syadily, Hasan, Ensiklopedi Indonesia, jilid II, Jakarta: Ichtiar Baruvan

Hocve, t.t.

Al-Suyuthi, Jalaluddin 'Aburrahman, Al-Itqan fi Ulum Al-Qur'an, Beirut:

Maktabah 'Ishriyyah, tt.

Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gema Media Pratama, 1997.

Thalbah, Hisyam, Ensiklopedia, terj. Syarif Hade Masyah, jilid 7, Jakarta:

Sapta Sentosa, 2008.

Al-Thabari, Abu Ja'far Muhammad bin Jarir, Tafsir Al-Thabari, terj. Abd al-

Shamad dkk, Jakarta: Pustaka Azzam, 2008.

Tenas Effendy, Syair Nasib Melayu, edisi I, (Yogyakarta: Adicita Karya

Nusa, 2005.

Tim Penyusun, Ensiklopedia Al-Qur'an, Jakarta: 2007.

Tim Penyusun, Al-Munjid, Bairut: Dar al-Masyriq, 2007.

Tim Tashih Departemen Agama, Al-Qur'an dan Tafsirnya, jilid III,

Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf UII, 1995.

Wojowasito, S.W. Wasito Tito, Kamus Lengkap Inggeris-Indonesia,

Indonesia-Inggeris, Bandung: Hasta, 1980.

Warson Ahmad, Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia,

Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

Page 40: EFEKTIVITAS AMTSÂL AL-QUR’ANrepository.iiq.ac.id/bitstream/123456789/602/2/... · ةرََقَبْلَا: al-Baqarah ةَنْيِدمَلَْا : al-Madînah b. Kata sandang yang

Wursanto, Ig, Dasar-dasar Ilmu Organisasi, edisi I, Yogyakarta: Andi, 2003.

Widayati, Romlah, Qira'at Syadzdzah dalam Tafsir al-Bahr al-Muhith,

Desertasi, Jakarta: 2008.

Wawancara dengan orang Tembilahan, Mulyana Putri, Siak, 18 November

2015.

Yayasan Aspirasi Pemuda, Mengembangkan Kecerdasan Emosi Anak, dalam

Majalah Ayahbunda, Jakarta, 1997.

Yopi Rachmad, Belajar dari Cerita Rakyat Melayu, Jakarta: Yayasan

Pustaka Obor Indonesia, 2014.

Al-Zarkasyi, Badr al-Din Muhammad bin 'Abdullah, Al-Burhan fi 'Ulum Al-

Qur'an, Kairo: Dar Ihya al-Kutub al-'Arabiyyah, tt.

Al-Zabidi (pen), Ringkasan Shahih Al-Bukhari, terj. Harun dan Zenal

Mutaqin, Bandung: Jabal, 2012.