Upload
auliyani-rosdiana-khoirunisa
View
117
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Program Studi Farmasi
Citation preview
Hesti Sulistiorini
Dini Fitriyani
Ambar Listyorini
Auliyani Rosdiana K
Nasyidah Hanum
Ervina Octaviani
Fairuza Ajeng
Ratih Dara S.
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat
aktif dari bagian tanaman obat, atau sumber lainnya.1.
Untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada bahan
alam2.
Perpindahan massa komponen zat ke dalam pelarut, dimana
perpindahan mulai terjadi pada lapisan antar muka, kemudian
berdifusi masuk ke dalam pelarut. Ini merupakan langkah yang
terpenting dalam analisa kualitatif dan kuantitatif dari produk
herbal.
3.
Soxhlet merupakan salah satu metode ekstraksi yang sering
digunakan. Memiliki kekurangan,yaitu memerlukan waktu yang
panjang,sehingga memerlukan energi panas yang berlebih.Oleh
karena itu, diperlukan teknik ekstraksi baru yang memiliki waktu
ekstraksi yang diperpendek. Contohnya: Microwave Assisted
Extraction (MAE), Supercritical Fluid Extraction (SCFE), dan
Pressurized Solvent Extraction (PSE).
4.
Daerah gelombang mikro pada spektrum elektromagnetik terletak
di antara radiasi infra merah dan frekuensi radio dengan panjang
gelombang 1 cm – 1 m dan frekuensi 30 GHz – 300 MHz.
Pada oven microwave komersial biasanya digunakan frekuensi
2450 MHz dengan panjang gelombang 12 cm.
Meskipun pada oven microwave terdapat lubang-lubang
berdiameter kecil di sisinya, gelombang mikro tersebut tidak akan
mampu melewatinya, selama diameter lubang tersebut masih jauh
dibawah panjang gelombangnya.
Oleh sebab itu, kemungkinan lolosnya energi ke lingkungan
menjadi sangat kecil.
Gelombang mikro dihasilkan dari dua medan kumparan
tegak lurus, yaitu medan listrik dan medan magnet.
Pada proses pemanasan konvesional, tergantung pada
fenomena konveksi dan konduksi, biasanya sebagian besar
panas hilang ke lingkungan.
Pada MAE, proses terjadi dengan target dan cara yang
spesifik, sehingga tidak ada panas yang hilang ke
lingkungan,karena proses pemanasan berlangsung dalam
sistem yang tertutup. Mekanisme pemanasan yang unik
dapat dengan signifikan mengurangi waktu yang
dibutuhkan untuk proses ekstraksi (biasanya kurang dari 30
menit).
1.
2.
Konduksi : proses pemanasan terjadi melalui gradient panas.
Gelombang mikro (microwave) : melalui interaksi langsung
antara material dengan gelombang mikro. Hal tersebut
menyebabkan transfer energi berlangsung lebih cepat dan
berpotensi meningkatkan kualitas produk.
3.
Sehingga energi gelombang mikro menjadi alternatif
untuk menggantikan proses pemanasan konvensional4.
Microwave Assisted Extraction (MAE) merupakan teknik untuk
mengekstraksi bahan-bahan terlarut di dalam bahan tanaman
dengan bantuan energi gelombang mikro.
Keuntungan:
1. Teknologi tersebut cocok bagi pengambilan senyawa yang
bersifat thermolabil karena memiliki kontrol terhadap temperatur
yang lebih baik dibandingkan proses pemanasan konvensional.
2. Membantu meningkatkan jumlah rendemen ekstrak kasar
dalam:
- Waktu ekstraksi yang lebih singkat
- Jumlah pelarut yang lebih rendah
3. Gelombang mikro dapat mengurangi aktivitas enzimatis yang
merusak senyawa target.
dibanding
dengan metode
konvensional.
Teknik ini dapat diterapkan baik pada:
- Fasa cair digunakan sebagai pelarut, maupun
- Fasa gas sebagai media pengekstrak.
Proses ekstraksi fasa cair didasarkan pada: prinsip perbedaan
kemampuan menyerap energi microwave pada masing-masing
senyawa yang terkandung di dalam bahan tanaman.
Teknologi microwave tidak hanya diaplikasikan pada pengolahan
bahan makanan, tetapi yang sedang banyak dikaji adalah untuk
isolasi minyak atsiri dari bahan tanaman, menggantikan teknologi
konvensional, seperti distilasi uap (hydrodistillation), ekstraksi
dengan lemak (enfleurage), dan ekstraksi pelarut (solvent
extraction).
Radiasi gelombang
mikro memanaskan
dan menguapkan air
sel bahan
Tekanan pada
dinding sel
meningkat
Meregangkan,
dan memecahkan
sel tersebut
Tekanan tersebut
akan mendorong
dinding sel dari
dalam
Sel mengembang
dan membengkak
(swelling)
Terekstraksi
Senyawa target
atau konstituen
aktif keluar dari
sel pecah tersebut
MAE memungkinkan ekstraksi bahan kering karenamasih terdapat beberapa sel bahan yangmengandung air (moisture) dalam jumlah sangatkecil. Perusakan sel semakin efektif denganpenggunaan pelarut bernilai faktor disipasi tinggi.
Namun, penggunaan suhu tinggi tidak aplikatifuntuk senyawa target termolabil. Untuk melindungisenyawa target yang tidak stabil pada panas,digunakan pelarut transparan terhadap gelombangmikro seperti heksana dan klorofom.
Temperatur yang tinggi dapat meningkatkandehidrasi selulosa dan mereduksi kekuatanmekaniknya sehingga pelarut dapat mencapaisenyawa di dalam sel dengan mudah.
Sistem closed vessels paling banyak
digunakan dalam laboratorium skala
analitis dan dikenal sebagai pressurized
MAE (PMAE). Pada PMAE, sistem
komersial terdiri dari magnetron dan
oven (sama dengan domestic microwave
ovens) dimana tabung ekstraksi disusun
melingkar.
Microwave Assisted Extraction (MAE) dapat dilakukan baik dalam closed
vessels (dibawah kontrol tekanan dan temperatur) maupun dalam open
vessels (dibawah tekanan atmosfer).
Closed system
Open system
Proses ekstraksi dimulai dengan memasukkan sampel ke
dalam vessel ekstraksi, diikuti dengan penambahan pelarut
dan penutupan vessel.
1.
Radiasi microwave diaplikasikan dan langkah pra-ekstraksi
dimulai dalam rangka untuk memanaskan pelarut dengan nilai-
nilai yang ditetapkan.
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai nilai yang ditetapkan
akan tergantung pada efek yang diterapkan serta jumlah dan
jenis sampel (membutuhkan waktu kurang dari 2 menit).
Sampel selanjutnya di iradiasi dan diekstraksi selama waktu
tertentu (langkah ekstraksi statis), biasanya di kisaran 10-30
menit.
2.
3.
4.
Ketika ekstraksi telah selesai, sampel dibiarkan mendingin ke
suhu kamar untuk dapat ditangani (biasanya tidak melebihi 20
menit). 5.
Sebelum analisis, penambahan standar internal dan/atau langkah
pembersihan mungkin dibutuhkan. 6.
PEMILIHAN PELARUT
Pemilihan pelarut merupakan hal mendasar dalam mendapatkan
proses ekstraksi optimal. Pilihan pelarut didasarkan pada kelarutan senyawa
target (selektifitas), interaksi antara pelarut dan matriks bahan, dan faktor
disipasi. MAE bisa dilakukan tanpa pelarut. Sistem kelenjar dan pembuluh
bahan (tanaman) mengandung air yang dapat menyerap gelombang mikro.
Pemanasan cepat dalam sel bahan menyebabkan pemecahan sel dan
pengeluaran senyawa target ke dalam pelarut dingin secara efektif.
1.
VOLUME PELARUT
Volume pelarut juga faktor kritis dalam ekstraksi. Prinsipnya adalah
volume pelarut harus mencukupi untuk melarutkan senyawa target dan
memanaskan sel. Rasio pelarut:matriks padatan tinggi memerlukan
pengadukan (stirring) pelarut selama ekstraksi. Penelitian sebelumnya
melaporkan bahwa jumlah bahan dan volume pelarut yang dipakai dalam
MAE berkisar antara miligram dan mililiter (dalam skala laboratorium).
2.
WAKTU
Waktu merupakan parameter penting dalam ekstraksi. Umumnya,
waktu ekstraksi berkorelasi positif terhadap jumlah senyawa target,
walaupun terdapat resiko terjadinya degradasi senyawa target itu sendiri.
Waktu ekstraksi tergantung pada bahan yang diekstrak. Penelitian optimasi
waktu ekstraksi penting dilakukan karena waktu ekstrasi mungkin bervariasi
terhadap bagian bahan yang berbeda. Waktu ekstraksi dipengaruhi oleh nilai
dielektrik pelarut. Pemaparan pelarut seperti air, etanol, dan metanol yang
lama memberi resiko pada senyawa target termolabil.
3.
JUMLAH PROSES EKSTRAKSI
Jumlah proses ekstraksi juga meningkatkan efisiensi ekstraksi.
Misalnya, empat ekstraksi dengan 50 ml pelarut lebih efisien dibanding satu
ekstraksi dengan 200 ml pelarut. Biasanya, rendemenen dapat maksimal
dengan 3-5 proses ekstraksi bahan secara berturut-turut.
4.
DAYA
Daya dipilih secara tepat untuk menghindari suhu degradatif
senyawa target dan kelebihan tekanan dalam proses ekstraksi. Pemecahan
sel pada daya rendah terjadi secara berangsur-angsur. Sebaliknya, daya
tinggi beresiko meningkatkan degradasi termal senyawa target. Daya
gelombang mikro saling dipengaruhi oleh waktu ekstraksi dan suhu ekstraksi.
Kombinasi dari daya rendah-sedang dan waktu ekstraksi yang panjang
merupakan pendekatan kondisi ekstraksi terbaik. Suhu tinggi dan daya tinggi
mengintensifkan pemecahan dinding sel. Namun, dapat memungkinan
degradasi senyawa target secara termal.
5.
UKURAN PARTIKEL
Ukuran partikel bahan mempengaruhi hasil ekstraksi. Ukuran
partikel efektif berkisar 100 μm hingga 2 mm. Bubuk halus (fine powder)
mempermudah kontak matriks bahan-pelarut dengan memberikan luas
permukaan besar dan jarak tempuh bahan-pelarut yang pendek. Umumnya,
pemusingan (centrifugation), penyaringan (filtration), dan pemerasan
(squeezing) dilakukan untuk memisahkan bubuk halus dari pelarut.
6.
SUHU
Suhu ekstraksi merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam
MAE. Suhu tinggi meningkatkan pengeluaran (desorption) senyawa dari
bagian aktif (active sites) karena perusakan sel bahan meningkat. Suhu
ekstraksi meningkatkan suhu pelarut secara konvektif. Pelarut panas
mengalami penurunan tegangan permukaan (surface tension) dan viskositas
(viscosity). Keadaan ini meningkatkan daya pembasahan (wetting) bahan
dan penetrasi matriks. Sebaliknya, suhu tinggi memerlukan perhatian
keselamatan (safety) yang lebih intensif dalam menggunakan pelarut mudah
terbakar. Suhu tinggi yang berlebihan dapat berdampak pada degradasi
senyawa target secara termal
7.
PH MEDIUM
pH medium ekstraksi juga mempengaruhi proses ekstraksi. pH
menentukan tingkat kelarutan senyawa target dan mempengaruhi kestabilan
senyawa target dalam pelarut ekstraksi. Jumlah proses ekstraksi juga
meningkatkan efisiensi ekstraksi. Misalnya, empat ekstraksi dengan 50 ml
pelarut lebih efisien dibanding satu ekstraksi dengan 200 ml pelarut.
Biasanya, rendemenen dapat maksimal dengan 3-5 proses ekstraksi bahan
secara berturut-turut.
8.
Beberapa perlakuan dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan
efisiensi ekstraksi. Peluluhan awal (pre-leaching) bahan kering pada
suhu ruang oleh kandungan air alami matriks bahan meningkatkan efektifitas
ekstraksi. (Calinescuet al., 2001). Perendaman, sebagai perlakuan
pendahuluan (pretreatment), meningkatkan efektifitas dan selektifitas
pemanasan. Bahan menyerap gelombang mikro dan menghasilkan panas
berasal dari pemanasan radiasi dan pemanasan kovektif pelarut.
9.
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari
bagian tanaman obat, atau sumber lainnya dengan menggunakan
pelarut yang sesuai.
Ekstraksi gelombang mikro merupakan salah satu metode pemisahan
suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut
antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat
terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain dengan
memanfaatkan gelombang elektromagnetik frekuensi super tinggi (
Super High Frequency , SHF), yaitu diatas 3GHz (3x109 Hz).
Pemanasan dengan gelombang mikro mempunyai kelebihan yaitu
pemanasan lebih merata karena bukan mentransfer panas dari luar
tetapi membangkitkan panas dari dalam bahan tersebut.
Pemanasannya juga dapat bersifat selektif artinya tergantung dari
dielektrik properties bahan. Hal ini akan menghemat energi untuk
pemanasan.
L. Kurniasari. (2008). Kajian Ekstraksi Minyak Jahe MenggunakanMicrowave Assisted Extraction (MAE). Momentum. Vol.4 (2). 47-52
Mahardika, R. Ayu Dini., Hidayat, Nur., Nurika, Irnia. EkstraksiAntioksidan dari Lidah Mertua (Sansevieriatrifasciata Prain)Menggunakan Metode Microwave Assisted Extraction dan PulsedElectric Field. http://skripsitipftp.staff.ub.ac.id
Calinescu, I., Ciuculescu, C., Popescu, M., Bajenaru, S., & Epure, G.(2001). Microwaves Assisted Extraction of Active Principles fromVegetal Material.Romanian International Conference on Chemistryand Chemical Engineering, 12, 1-6.
Jain, T., Jain, V., Pandey, R., Vyas, A., & Shukla, S. S. (2009).Microwave Assisted Extraction for Phytoconstituents – AnOverview. Asian Journal Research Chemistry , 1 (2), 19-25.
Kaufmann, B., & Christen, P. (2002). Recent Extraction Techniques forNatural Products: Microwave-assisted Extraction and PressurisedSolvent Extraction.Phytochemical Analysis , 13, 105-113.
Mandal, V., Mohan, Y., & Hemalatha, S. (2007, January-May). MicrowaveAssisted Extraction – An Innovative and Promising Extraction Tool forMedicinal Plant Research. Pharmacognosy Reviews , 1 (1), pp. 7-18.
Shu, Y. Y., Koa, M. Y., & Chang, Y. S. (2003). Microwave-Assisted Extraction ofGinsenosides from Ginseng Root. Microchemical Journal , 74, 131–139.
Teresa, M. (2003). Polyphenol Extraction from Food. Florida: Taylor & Francise-Library.
Camel V. (2000). Microwave-assisted solvent extraction of environmentalsamples. Trends in analytical chemistry, vol. 19(4), pp.229-247.
Eskilsson, C. S. and E. Bjorklund (2000). Analytical-scale microwave-assistedextraction. Journal of Chromatography A, Vol. 902, pp. 227–250.
Kornilova, O. and A. Rosell-Mele (2003). Application of microwave-assistedextraction to the analysis of biomarker climate proxies in marinesediments. Organic Geochemistry Vol. 34, pp. 1517–1523.