23
PRAKTIKUM VII Topik : Teknik Sampling Tanpa Plot dengan Point Centered Quarter Tujuan : Untuk menentukan parameter vegetasi frekuensi, dominansi dan nilai penting tanpa menggunakan plot Hari/ Tanggal : Sabtu/ 3 Maret 2007 Tempat : Hutan Pantai Batakan Pelaihari Tanah Laut I. ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Meteran rol 2. Etiket gantung 3. Sasak herbarium 4. Kantong plastik 5. Kertas label II. CARA KERJA 1. Meletakkan garis transek sepanjang 100 m dari barat ke timur 2. Membuat garis subtransek yang memotong garis transek utama yang berjarak masing-masing 10 m. 3. Mengukur jarak pohon terdekat ke titik perpotongan transek pada setiap kuarter dan mengukur keliling pohon terdekat tersebut setinggi dada. 46

EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

PRAKTIKUM VII

Topik : Teknik Sampling Tanpa Plot dengan Point Centered Quarter

Tujuan : Untuk menentukan parameter vegetasi frekuensi, dominansi dan

nilai penting tanpa menggunakan plot

Hari/ Tanggal : Sabtu/ 3 Maret 2007

Tempat : Hutan Pantai Batakan Pelaihari Tanah Laut

I. ALAT DAN BAHAN

Alat : 1. Meteran rol

2. Etiket gantung

3. Sasak herbarium

4. Kantong plastik

5. Kertas label

II. CARA KERJA

1. Meletakkan garis transek sepanjang 100 m dari barat ke timur

2. Membuat garis subtransek yang memotong garis transek utama yang berjarak

masing-masing 10 m.

3. Mengukur jarak pohon terdekat ke titik perpotongan transek pada setiap

kuarter dan mengukur keliling pohon terdekat tersebut setinggi dada.

4. Menghitung basal area (cover) dari masing-masing pohon dengan

menggunakan rumus r2.

5. Menghitung total jarak, rata-rata jarak yaitu total jarak dibagi jumlah seluruh

pohon terukur.

6. Menghitung jumlah pohon per 100 m2 (kerapatan mutlak) = 100/ rata-rata

jarak.

7. Membuat tabel perhitungan kerapatan relatif dan frekuensi relatif.

8. Membuat tabel perhitungan dominansi untuk seluruh spesies.

9. Membuat tabel untuk perhitungan nilai penting setiap spesies.

46

Page 2: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

III. TEORI DASAR

Dengan metode jarak dapat ditentukan tiga parameter sekaligus yaitu

frekuensi, kerapatan dan penutupan/ dominansi. Jumlah individu dalam suatu

stand/ area dapat ditentukan dengan mengukur jarak antara individu, atau jarak

antara titik sampling dengan individu tumbuhan. Hasil pengukuran jarak tersebut

dikonversikan ke dalam unit dua dimensi/ area dengan cara mengkuadratkan jarak

tersebut.

Compas line

Gambar 1. Metode point centered quarter (Mueller – Dombois dan Eilenberg,

1974)

Metode jarak yang paling umum digunakan adalah metode point centered

quarter. Pengukuran jarak dilakukan dari titik sapling ke pohon terdekat dalam

tiap kuarter (kuadrat). Dengan demikian setiap titik sapling dihasilkan empat

pengukuran (gambar 1). Selain itu juga dilakukan pengukuran diameter pohon

dari keempat pohon yang diamati tersebut, digunakan untuk mengetahui basal

area suatu spesies.

47

Page 3: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

IV. HASIL PENGAMATAN

ZONA 0 METER

Tabel 1 : Perhitungan metode poin quarter pada pengamatan hutan Pantai

Batakan

Ttk Quarter Nama Spesies Jarak

(m)

Keliling

(m)

r (cover)

(m)

Tinggi

(m)

Basal

Area (m)

I 0

1

2

3

4

Caesalpinia pulcherrima

Morinda sp

Terminalia catapa

Caesalpinia pulcherrima

Hibiscus tiliaceus

0

12.50

38.00

35.00

58.50

1.80

0.92

1.20

0.32

0.50

9.30

1.50

7.50

1.20

1.00

7.15

3.50

6.50

2.30

1.20

271.579

7.065

176.625

4.522

3.14

II 0

1

2

3

4

Caesalpinia pulcherrima

Morinda sp

Caesalpinia pulcherrima

Caesalpinia pulcherrima

Terminalia catapa

0

46.00

47.36

1.00

62.10

0.32

0.92

1.80

0.25

1.20

1.20

1.50

1.30

1.25

7.50

2.30

3.50

2.60

2.50

6.50

4.522

7.065

5.307

4.906

176.625

III 0

1

2

3

4

Glyrisidia sp

Melaleuca cajuputi

Melaleuca cajuputi

Psidium guajava

Glyrisidia sp

0

5.50

13.50

23.00

21.00

0.50

0.38

0.60

0.10

0.90

2.30

2.80

2.43

0.45

3.50

4.50

4.50

5.50

1.60

7.50

16.611

24.618

18.541

6.609

10.990

IV 0

1

2

3

4

Glyrisidia sp

Melaleuca cajuputi

Melaleuca cajuputi

Glyrisidia sp

Glyrisidia sp

0

3.60

0.90

8.50

4.50

0.40

0.64

0.55

0.49

0.17

2.80

1.24

3.20

1.25

0.10

3.60

2.30

7.50

7.00

2.20

24.618

4.828

32.154

4.906

0.031

∑ (Jumlah) 360.96 53.32 805.262

☺ Jarak rata-rata =

☺ Densitas mutlak =

48

Page 4: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

Tabel 2 : Perhitungan densitas dan densitas relatif untuk setiap spesies

No. Nama Spesies ∑

pohon

∑ dalam

quarter

∑ pohon/

100 m

Densitas Densitas

relatif (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Caesalpinia pulcherrima

Melaleuca cajuputi

Terminalia catapa

Glyrisidia sp

Morinda sp

Psidium guajava

Hibiscus tiliaceus

5

4

2

5

2

1

1

0.250

0.200

0.100

0.250

0.100

0.050

0.050

0.077

0.061

0.030

0.077

0.030

0.015

0.015

0.012

0.010

0.005

0.012

0.005

0.002

0.002

25.000

20.833

10.417

25.000

10.417

4.166

4.166

∑ (Jumlah) 20 1.000 0.305 0.048 99.999

Contoh Perhitungan :

Caesalpinia pulcherrima

☺ Jumlah dalam quarter =

☺ Jumlah pohon/ 100 m = Densitas mutlak X ∑ dalam quarter

= 0.307 x 0.250

= 0.077

☺ Densitas =

☺ Densitas Relatif =

=

49

Page 5: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

Tabel 3 : Frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, dan nilai

penting

No. Nama Spesies Densitas F Dominansi Den. R FR Dom. R N.P.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Caesalpinia pulcherrima

Melaleuca cajuputi

Terminalia catapa

Glyrisidia sp

Morinda sp

Psidium guajava

Hibiscus tiliaceus

0.012

0.010

0.005

0.012

0.005

0.002

0.002

50

50

50

50

50

25

25

0.727

0.200

0.883

0.143

0.035

0.016

0.008

25.000

20.833

10.417

25.000

10.417

4.166

4.166

16.667

16.667

16.667

16.667

16.667

8.333

8.333

36.133

9.940

43.887

7.107

1.740

0.795

0.398

77.800

47.490

70.971

48.774

28.824

13.294

12.897

∑ (Jumlah) 0.048 300 2.012 99.999 100.001 100.000 300.050

Contoh Perhitungan :

Caesalpinia pulcherrima

☺ Frekuensi (F) =

=

☺ Frekuensi Relatif (FR) =

=

☺ Dominansi (D) =

☺ Dominansi Relatif (DR) =

=

☺ Nilai Penting (NP) = Den. R + FR + Dom. R

= 25.000 + 16.667 + 36. 133 = 77.800

ZONA 100 METER

50

Page 6: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

Tabel 1 : Perhitungan metode poin quarter pada pengamatan hutan Pantai

Batakan

Ttk Quarter Nama Spesies Jarak

(m)

Keliling

(m)

r (cover)

(m)

Tinggi

(m)

Basal

Area (m)

I 0

1

2

3

4

Dipherocarpus phicata

Dipherocarpus phicata

Hibiscus tiliaceus

Melaleuca cajuputi

Bacaorea sp

0

2.50

7.00

15.00

13.50

0.12

0.10

0.54

0.30

0.15

2.50

2.10

3.65

2.50

2.00

4.50

4.00

6.00

7.00

4.00

19.625

13.847

41.833

19.625

12.560

II 0

1

2

3

4

Bacaorea sp

Dipherocarpus phicata

Melaleuca cajuputi

Neliuum ovalic

Bacaorea sp

0

13.00

15.70

28.50

7.50

0.15

0.12

0.30

0.65

0.10

2.00

2.50

2.50

3.00

1.60

4.00

4.50

7.00

7.50

2.15

12.560

19.625

19.625

28.260

8.038

III 0

1

2

3

4

Mangifera indica

Psidium guajava

Psidium guajava

Terminalia catapa

Mangifera indica

0

5.00

4.50

8.50

7.50

0.54

0.06

0.22

0.07

0.07

4.50

0.83

0.28

1.25

0.40

7.50

1.10

4.20

2.50

2.50

63.585

2.163

0.246

4.906

0.502

IV 0

1

2

3

4

Caesalpinia pulcherrima

Caesalpinia pulcherrima

Mangifera indica

Mangifera indica

Caesalpinia pulcherrima

0

2.50

12.50

7.50

2.50

0.24

0.46

0.54

0.07

0.63

2.50

2.50

4.50

0.40

2.70

5.50

6.50

7.50

2.00

10.60

19.625

19.625

63.585

0.502

22.891

∑ (Jumlah) 152.70 44.21 393.228

☺ Jarak rata-rata =

☺ Densitas mutlak =

Tabel 2 : Perhitungan densitas dan densitas relatif untuk setiap spesies

No. Nama Spesies ∑ ∑ dalam ∑ pohon/ Densitas Densitas

51

Page 7: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

pohon quarter 100 m relatif (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Dipherocarpus phicata

Hibiscus tiliaceus

Melaleuca cajuputi

Bacaorea sp

Nelium ovalus

Mangifera indica

Psidium guajava

Terminalia catapa

Caesalpinia pulcherrima

3

1

2

3

1

4

2

1

3

0.150

0.050

0.100

0.150

0.050

0.200

0.100

0.050

0.150

8.744

2.915

5.829

8.744

2.915

11.659

5.829

2.915

8.744

0.008

0.003

0.005

0.008

0.003

0.010

0.005

0.003

0.008

15.094

5.660

9.434

15.094

5.660

18.868

9.434

5.660

15.094

∑ (Jumlah) 20 1.000 58.294 0.053 99.998

Contoh Perhitungan :

Dipherocarpus phicata

☺ Jumlah dalam quarter =

☺ Jumlah pohon/ 100 m = Densitas mutlak X ∑ dalam quarter

= 58.293 x 0.150

= 8.744

☺ Densitas =

☺ Densitas Relatif =

=

Tabel 3 : Frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, dan nilai

penting

No. Nama Spesies Densitas F Dominansi Den. R FR Dom. R N.P.

52

Page 8: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Dipherocarpus phicata

Hibiscus tiliaceus

Melaleuca cajuputi

Bacaorea sp

Nelium ovalus

Mangifera indica

Psidium guajava

Terminalia catapa

Caesalpinia pulcherrima

0.008

0.003

0.005

0.008

0.003

0.010

0.005

0.003

0.008

50

25

50

50

25

50

25

25

25

0.133

0.105

0.098

0.083

0.071

0.320

0.006

0.012

0.155

15.094

5.660

9.434

15.094

5.660

18.868

9.434

5.660

15.094

15.385

7.692

15.385

15.385

7.692

15.385

7.692

7.692

7.692

13.530

10.682

9.969

8.444

7.223

32.553

0.610

1.221

15.768

44.009

24.034

34.788

38.923

20.575

66.806

17.736

14.573

38.554

∑ (Jumlah) 0.053 325 0.983 99.998 100.000 100.000 299.998

Contoh Perhitungan :

Dipherocarpus phicata

☺ Frekuensi (F) =

=

☺ Frekuensi Relatif (FR) =

=

☺ Dominansi (D) =

☺ Dominansi Relatif (DR) =

=

☺ Nilai Penting (NP) = Den. R + FR + Dom. R

= 15.094 + 15.385 + 13. 530 = 44.009

ZONA 200 METER

Tabel 1 : Perhitungan metode poin quarter pada pengamatan hutan Pantai

Batakan

Ttk Quarter Nama Spesies Jarak Keliling r (cover) Tinggi Basal

53

Page 9: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

(m) (m) (m) (m) Area (m)

I 0

1

2

3

4

Melaleuca cajuputi

Melaleuca cajuputi

Melaleuca cajuputi

Melaleuca cajuputi

Hibiscus tiliaceus

0

4.50

3.50

4.00

5.50

0.34

0.43

0.47

0.35

0.21

1.20

2.60

2.10

1.80

0.95

4.70

4.30

6.50

6.50

4.50

4.522

21.226

6.594

18.312

2. 833

II 0

1

2

3

4

Melaleuca cajuputi

Hibiscus tiliaceus

Melaleuca cajuputi

Melaleuca cajuputi

Melaleuca cajuputi

0

1.50

2.20

3.50

0.80

0.10

0.21

0.43

0.34

0.47

0.65

2.40

2.60

1.20

2.10

1.90

3.50

4.30

4.70

6.50

1.326

18.086

21.226

4.522

6.594

III 0

1

2

3

4

Hibiscus tiliaceus

Hibiscus tiliaceus

Hibiscus tiliaceus

Hibiscus tiliaceus

Hibiscus tiliaceus

0

6.50

11.50

5.50

5.00

0.32

0.40

0.35

0.20

0.35

1.30

3.00

2.50

1.50

2.00

2.50

4.50

2.50

2.00

3.00

5.307

28.260

19.625

7.065

12.560

IV 0

1

2

3

4

Hibiscus tiliaceus

Glyrisidia sp

Hibiscus tiliaceus

Hibiscus tiliaceus

Hibiscus tiliaceus

0

8.50

2.80

6.50

7.00

0.31

0.38

0.42

0.55

0.62

1.80

2.30

1.20

2.20

2.50

3.50

3.00

4.00

5.50

6.00

11.174

16.611

4.522

15.197

19.625

∑ (Jumlah) 78.80 37.90 245.187

☺ Jarak rata-rata =

☺ Densitas mutlak =

Tabel 2 : Perhitungan densitas dan densitas relatif untuk setiap spesies

No. Nama Spesies ∑

pohon

∑ dalam

quarter

∑ pohon/

100 m

Densitas Densitas

relatif (%)

1.

2.

Melaleuca cajuputi

Hibiscus tiliaceus

8

11

0.400

0.550

2.577

3.543

0.020

0.027

40.816

55.102

54

Page 10: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

3. Glyrisidia sp 1 0.050 0.332 0.002 4.082

∑ (Jumlah) 20 1.000 6.452 0.049 100.000

Contoh Perhitungan :

Melaleuca cajuputi

☺ Jumlah dalam quarter =

☺ Jumlah pohon/ 100 m = Densitas mutlak X ∑ dalam quarter

= 6.442 x 0.400

= 2.577

☺ Densitas =

☺ Densitas Relatif =

=

Tabel 3 : Frekuensi, frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif, dan nilai

penting

No. Nama Spesies Densitas F Dominansi Den. R FR Dom. R N.P.

1.

2.

3.

Melaleuca cajuputi

Hibiscus tiliaceus

Glyrisidia sp

0.020

0.027

0.002

50

100

25

0.211

0.361

0.042

40.816

55.102

4.082

28.571

57.143

14.286

34.365

58.795

6.840

103.752

171.040

25.208

55

Page 11: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

∑ (Jumlah) 0.049 175 0.614 100.000 100.000 100.000 300.000

Contoh Perhitungan :

Melaleuca cajuputi

☺ Frekuensi (F) =

=

☺ Frekuensi Relatif (FR) =

= %

☺ Dominansi (D) =

☺ Dominansi Relatif (DR) =

=

☺ Nilai Penting (NP) = Den. R + FR + Dom. R

= 40.816 + 28.571 + 34.365

= 103.752

Tabel Parameter Lingkungan

56

Page 12: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

No Parameter Kisaran

1

2

3

4

5

6

7

pH tanah

Suhu udara (oC)

Kelembaban tanah (%)

Kelembaban udara (%)

Kecepatan angin (m/s)

i. Maksimum

ii. Minimum

Intensitas cahaya (Lux)

Suhu tanah (oC)

5,9 – 6,4

28 – 30

65 – 85

82 – 86

2,4 – 3,79

0,45 – 2,3

170 – 185

25 - 27

V. ANALISA DATA

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tumbuhan sebanyak 7

spesies pada zona 0 m ini yaitu: Caesalpinia pulcherrima, Melaleuca cajuputi,

Terminalia catapa, Glyrisidia sp, Morinda sp, Psidium guajava, Hibiscus

tiliaceus. Setelah dilakukan perhitungan terhadap data yang diperoleh dapat

diketahui bahwa daerah tersebut (pada zona 0 meter) didominasi oleh Terminalia

catapa karena memiliki nilai dominansi tertinggi yaitu sebesar 0.883 dari jumlah

total dominansi 2.012, dengan kata lain tumbuhan Terminalia catapa ini memiliki

penguasaan area yang lebih besar dari jenis tumbuhan yang lain. Sedangkan jika

dilihat dari besarnya nilai penting (NP), tumbuhan Caesalpinia pulcherrima lebih

mempunyai peranan penting dibandingkan dengan Terminalia catapa dan

tumbuhan lainnya karena memiliki nilai penting terbesar yaitu 77.800. Nilai

frekuensi tertinggi pada vegetasi kawasan ini ditempati beberapa spesies yaitu

50% meliputi Caesalpinia pulcherrima, Melaleuca cajuputi, Terminalia catapa,

Glyrisidia sp, Morinda sp. Dari hasil pengamatan dapat diketahui juga bahwa

hutan yang diamati tidak sepenuhnya alami, karena ada sebagian tumbuhan yang

ditanam oleh manusia untuk dimanfaatkan baik kayu maupun buahnya.

Untuk tumbuhan Hibiscus tiliaceus memiliki nilai dominansi terendah

yaitu 0.008 dari total dominansi 2.012, sehingga penguasaan area tanaman ini

57

Page 13: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

sangat kecil dari tanaman lainnya. Selain itu tumbuhan ini juga memiliki peranan

yang sedikit dalam lingkungan karena memiliki nilai penting terendah, yaitu

hanya 12.897 dari 300.000

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tumbuhan sebanyak 9

spesies pada zona 100 m ini yaitu: Dipherocarpus phicata, Hibiscus tiliaceus,

Melaleuca cajuputi, Bacaorea sp, Nelium ovalus, Mangifera indica, Psidium

guajava, Ketapang, Caesalpinia pulcherrima. Setelah dilakukan perhitungan

terhadap data yang diperoleh dapat diketahui bahwa daerah tersebut (pada zona

100 meter) didominasi oleh Mangifera indica karena memiliki nilai dominansi

tertinggi yaitu sebesar 0.320 dari jumlah total dominansi 0.983, dengan kata lain

tumbuhan Mangifera indica ini memiliki penguasaan area yang lebih besar dari

jenis tumbuhan yang lain. Selain itu, jika dilihat dari besarnya nilai penting (NP),

tumbuhan Mangifera indica lebih mempunyai peranan penting dibandingkan

dengan tumbuhan lainnya karena memiliki nilai penting terbesar yaitu 66.806.

Nilai frekuensi tertinggi pada vegetasi kawasan ini ditempati beberapa spesies

yaitu 50% meliputi Dipherocarpus phicata, Melaleuca cajuputi, Bacaorea sp,

Mangifera indica. Dari hasil pengamatan dapat diketahui juga bahwa hutan yang

diamati tidak sepenuhnya alami, karena ada sebagian tumbuhan yang ditanam

oleh manusia untuk dimanfaatkan baik kayu maupun buahnya.

Untuk tumbuhan Psidium guajava memiliki nilai dominansi terendah yaitu

0.006 dari total dominansi 0.983, sehingga penguasaan area tanaman ini sangat

kecil dari tanaman lainnya. Ditinjau dari segi nilai penting, maka tumbuhan

Ketapang memiliki peranan yang sedikit dalam lingkungan karena memiliki nilai

penting terendah, yaitu hanya 14.573 dari 299.998.

Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data tumbuhan sebanyak 3

spesies pada zona 200 m ini yaitu: Melaleuca cajuputi, Hibiscus tiliaceus,

Glyrisidia sp. Setelah dilakukan perhitungan terhadap data yang diperoleh dapat

diketahui bahwa daerah tersebut (pada zona 200 meter) didominasi oleh Hibiscus

tiliaceus karena memiliki nilai dominansi tertinggi yaitu sebesar 0.361 dari jumlah

total dominansi 0.614, dengan kata lain tumbuhan Hibiscus tiliaceus ini memiliki

penguasaan area yang lebih besar dari jenis tumbuhan yang lain. Selain itu, jika

58

Page 14: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

dilihat dari besarnya nilai penting (NP), tumbuhan Hibiscus tiliaceus ini lebih

mempunyai peranan penting dibandingkan dengan tumbuhan lainnya karena

memiliki nilai penting terbesar yaitu 171.040. Nilai frekuensi tertinggi pada

vegetasi kawasan ini ditempati spesies Hibiscus tiliaceus yaitu 100%, berarti

tumbuhan ini dapat ditemukan pada tiap-tiap titik sampel. Dari hasil pengamatan

dapat diketahui juga bahwa hutan yang diamati tidak sepenuhnya alami, karena

ada sebagian tumbuhan yang ditanam oleh manusia untuk dimanfaatkan baik kayu

maupun buahnya.

Untuk tumbuhan Glyrisidia sp memiliki nilai dominansi terendah yaitu

0.042 dari total dominansi 0.614, sehingga penguasaan area tanaman ini sangat

kecil dari tanaman lainnya. Selain itu tumbuhan ini juga memiliki peranan yang

sedikit dalam lingkungan karena memiliki nilai penting terendah, yaitu hanya

25.208 dari 300.000.

Dari hasil pengukuran parameter lingkungan, untuk pH tanah berkisar

antara 5,9 – 6,4. Hal ini menunjukkan bahwa tanah tersebut bersifat asam.

Menurut Agustina (1990), nilai pH optimum untuk pertumbuhan sebagian besar

tanaman pada pH 6 – 7. Tumbuhan yang terdapat pada semua zona (zona 0 m,

100 m, 200 m) dapat tumbuh pada pH di luar kisaran optimum karena memiliki

toleransi yang tinggi terhadap pH yang rendah. Suhu udara berkisar antara 28 –

30oC. Tumbuh-tumbuhan yang langsung terkena sinar matahari mempunyai batas-

batas toleransi dengan suhu optimal 20 – 30oC (Fitter dan Hay, 1998). Berarti

suhu pada kawasan tersebut masih dalam kondisi batas-batas toleransi tumbuhan,

sehingga tumbuhan tersebut mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan suhu

tanahnya mempunyai kisaran antara 25 - 27 oC.

Intensitas cahaya berkisar antara 170 – 185 lux. Tidaklah umum diketahui

bahwa sinar matahari dapat membatasi apabila intensitas penuh, demikian pula

pada intensitas rendah (Odum, 1998).

Kelembaban tanah mempunyai kisaran antara 65 – 85%. Menurut Odum

(1998) kelembaban yang sejalan dengan temperatur dan sinar matahari

mempunyai peranan dalam mengatur kegiatan-kegiatan organisme dan dalam

membatasi penyebarannya. Selain itu juga mempengaruhi pembentukan tanah,

59

Page 15: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

humus, kehidupan di dalam tanah dan perkecambahan biji (Mas’ud, 1984).

Sedangkan kelembaban udara berkisar antara 82 – 86%. Odum (1998)

mengatakan bahwa kelembaban udara optimum berkisar antara 80 – 98%. Hal ini

menunjukkan bahwa kawasan tersebut mempunyai kelembaban udara yang

optimum.

Kecepatan angin maksimum berkisar antara 2,4 – 3,79 m/s sedangkan

kecepatan angin minimum berkisar antara 0,45 – 2,3 m/s. Hardjosuwarno (1990)

menjelaskan bahwa masing-masing spesies tumbuhan mampu hidup baik dan

berhasil memperbanyak diri kalau tumbuhan dalam kisaran kondisi lingkungan

tertentu (misalnya kecepatan angin). Menurut Polunin (1990). Kecepatan angin

membantu dalam hal pemencaran suatu tumbuhan sehingga spesies-spesies

tumbuh.

VI. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan :

1. Pada zona 0 m, tumbuhan Terminalia catapa memiliki peranan yang lebih

besar dibandingkan dengan tanaman lainnya jika dilihat dari fungsinya bagi

lingkungan sekitar hutan. Sedangkan jika dilihat dari manfaatnya bagi

masyarakat sekitar maka tumbuhan Caesalpinia pulcherrima memiliki

peranan yang lebih besar.

2. Pada zona 100 m, tumbuhan Mangifera indica memiliki peranan yang lebih

besar dibandingkan dengan tanaman lainnya, baik dilihat dari fungsinya bagi

lingkungan sekitar hutan maupun manfaatnya bagi masyarakat sekitar.

3. Pada zona 200 m, tumbuhan Hibiscus tiliaceus memiliki peranan yang lebih

besar dibandingkan dengan tanaman lainnya, baik dilihat dari fungsinya bagi

lingkungan sekitar hutan maupun manfaatnya bagi masyarakat sekitar.

4. Berdasarkan pengukuran parameter lingkungan dapat diketahui bahwa semua

tumbuhan yang ditemukan pada zona 0 m, 100 m, 200 m dapat hidup dengan

baik pada kisaran pH antara 5,9 – 6,4, suhu udara 28-30 0C, kelembaban tanah

65–85%, kelembaban udara 82- 86%, kecepatan angina maksimum berkisar

antara 2,4-3,79 m/s dan kecepatan angin minimum antara 0,45-2,3 m/s,

60

Page 16: EKTUM PRAKTIKUM 07(2)

intensitas cahaya antara 170-185 Lux, dan suhu tanah berkisar antara 25-27 0C.

61